Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH TAFSIR QUR’AN

Al-qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan secara mutawattir, kepada Rasulullah
melalui malaikat Jibril. Al-qur’an memiliki nama lain seperti : al-huda (petunjuk), al-furqon
(pembeda yang benar dan salah), as-syifa (penyembuh), adz-dzikir (peringatan), al-kitab
(sesuatu yang ditulis), dan lain sebagainya.
Al-qur’an merupakan sumber hukum pertama dan hadist adalah sumber hokum kedua,
apapun yang kita lakukan itu tertera dalam al-qur’an karena alqur’an adalah sumber hukum.
 Hadist mutawatir
Merupakan hadist hasil tanggapan dari pancaindera yang diriwayatkan oleh sejumlah
besar rawi yang menurut adat kebiasaan, mustahil mereka berkumpul dan berdusta.
Pemberitaan yang disampaikan oleh perawi harus berdasarkan tanggapan pancainderanya
sendiri, jumlah perawi harus mencapai suatu ketentuan yang tidak memungkinkan mereka
sepakat berdusta.
 Perbedaan Al-Qur’an dengan hadist qudsi
Hadis qudsi yaitu hadist yang lafadznya dari nabi Muhammad SAW, sedangkan maknanya
dari Allah SWT. Seperti : Saat nabi bermimpi bertemu dengan rasullullah atau saat
berbincang langsung dengan Allah. Al-Qur’an itu sendiri yaitu firman Allah yang lafadz dan
maknanya dari Allah SWT.
 Dibukukannya Al-Qur’an
Keberadaan wahyu Allah terjaga dengan baik lewat hapalan para sahabat dan tulisan yang
berserakan. Selain dihafal wahyu juga ditulis atas perintah nabi saw dan pada waktu itu
sekretaris rasullah yaitu zaid bin tsabit yang diperintahkankan untuk menulis wahyu Allah.
Media tulis yang digunakan saat itu seperti : lembaran lontar, batu tulis berwarna putih,
pelepah kurma, tulang dan kulit binatang.
Setelah nabi Muhammad wafat, kepemimpinan umat islam diteruskan oleh khulafaur
Rasyidin. Yang pertama adalah Abu Bakar As-Sidiq, dalam pertempuran di Yamamah
banyak sahabat nabi yang gugur sebagai syuhada. Agar menghimpun hapalan dan manuskrip
dari para sahabat yang berisi al-qur’an supaya tidak hilang Umar bin khattab mengusulkan
pada Abu bakar Assidiq mengenai modifikasi Al-qur’an. Pada saat itu Abu Bakar menolak
karena hal tersebut tidak diperintahkan oleh Rasullah saw, karena desakan dari Umar
akhirnya al-quran pun ditulis ulang pada lembaran- lembaran kemudian disatukan menjadi
suhuf. Karena itu ada istilah suhuf.
 Perbedaan surat makiyah dan madaniyah
Ayat makiyah adalah ayat dalam al-qur’an yang diturunkan pada periode Mekah sebelum
Rasulullah saw hijrah ke Madinah. Sedangkan surat madaniyah adalah surat al-qur’an yang
diturunkan pada periode Madinah setelah Rasulullah hijrah ke Yatsrib.
- Surat makiyah didoninasi dengan ayat pendek sedangkan surat makiyah ayat panjang
- Surat makiyah pembahasan dominasi mengenai materi aqidah, sedangkan madaniyah
mengenai masalah hukum, hukum ibadah, muamalah, jihad, dan lain lain.
Akan tetapi ada juga ayat makiyah yang masuk dalam surat madaniyah begitupun sebaliknya.
 Perbedaan alma’tsurat dengan jus amma
Al ma’tsurat adalah dzikir pagi dan sore yang disampaikan oleh rasulullah saw sedangkan
jus amma adalah jus 30 dalam al-qur’an yang disampaikan oleh Allah atau kalamullah.
 Perbedaan terjemah dan tafsir al-qur’an
Terjemah sangat terkait pada bahasa asalnya saja, atau menerjemahkan al-qur’an dari
bahasa arab ke bahasa Indonesia. Sedangkan tafsir lebih bagaimana menjelaskan al-qur’an
baik dari sisi makna, hukum, kisah, maupun hikmah sehingga dapat dipahami oleh umat
muslim.
 Qiraah sab’ah
Pada masa nabi Muhammad, para sahabat menerima bacaan al-qur’an secara langsung dari
nabi Muhammad dan memahami qira’at dari nabi secara antusias dan serius. Maka lahirlah
para qurra’. Para ahli qira’at dari kalangan sahabat ini dalam mempelajari dan memahami
qiraat berbeda-beda. Setelah nabi meninggal para qurra dari kalangan berpencar-pencar hijrah
ke berbagai negara dunia islam dan mengajarkan pada tabi’in dengan berbagai versi yang
berbeda yang mereka terima dari Rasulullah. Menurut penelitian yang dilakukan para ahli
qurra secara selektif dan akurat dapat disimpulakn bahwa tujuh versi qira’at yang popular
kemudian dilestarikan oleh para imam qiraat dinilai sebagai bacaan qira’at yang mutawatir
dan bersumber dari nabi Muhammad saw. Maka dari itu yang mempelajari qiraat ini juga
tidak sembarangan orang harus ada sanat yang menyambung pada rasulullah. Al-qur’an
salinan dari mushaf usmani tertua di Indonesia terdapat di pondok pesantren Kerapyak, dari
situ juga jika kita ingin mempelajari al-qur’an carilah guru yang telah mempunyai sanat atau
pondok yang mempunyai sanat sampai kepada rasulullah.

Anda mungkin juga menyukai