Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENGAMATAN SAFETY

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN


DI HOTEL WYNDHAM OPI HOTEL PALEMBANG

Disusun Oleh :

1. SULTAN AGUNG NPM 1803004


2. MUHAMMAD LIZA FIANA NPM 1803006
3. BAGAS JUNIAR K.N. NPM 1803011
4. JEFFRI ISKANDAR NPM 1803012
5. DODI ABIM JAKA PRATAMA NPM 1803016
6. MUHAMMAD EGA PRASETYA NPM 1803020
7. ALBET SICAGO NPM 1803025

PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Era globalisasi menuntut kesiapan sumber daya manusia untuk lebih


berperan aktif dalam berkompetisi di dunia kerja. Mahasiswa merupakan generasi
penerus bangsa yang pada gilirannya nanti akan memikul tanggung jawab yang
besar, guna mensukseskan pembangunan nasional dalam rangka memajukan
bangsa dan negara. Perguruan tinggi yang memiliki peranan dalam menghasilkan
sumber daya manusia yang siap memasuki dunia kerja juga harus membenahi diri
dengan meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan lulusan yang
berkompeten, tangguh, dan memiliki integritas sehingga mampu beradaptasi
dengan lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat berkaitan dengan upaya
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkauan berupa
terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat sejahtera, serta
efisien dan produktif. Kehidupan manusia zaman sekarang tidak pernah lepas dari
pekerjaan, keinginan untuk memenuhi hidup sehari-hari menjadi dorongan
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Apapun jenis pekerjaannya selalu
dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari pekerjaan
yang beresiko rendah hingga pekerjaan yang beresiko tinggi.Pemerintah sendiri
sangat sadar tentang betapa pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja, ini dapat
dilihat dari produk perundang-undangan yang dikeluarkan seperti :
Undang-undang No.33 tahun 1947 yang berlaku sejak 6 januari 1951,
kemudian disusul dengan peraturan pemerintah No.2 tahun 1948 kemudian UU
No.14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja. UU
No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja (Utama, 2001). Dalam dunia industri
pariwisata, kesehatan dan keselamatan kerja sangat diperlukan khususnya pada
suatu akomodasi perhotelan. Seluruh karyawan dalam sebuah hotel harus
diperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya demi menjaga
kelancaran operasional hotel setiap hari.
Setiap karyawan rentan terhadap kecelakaan karena memiliki pekerjaan
yang sangat membahayakan apabila pekerja tidak mengetahui prosedur-prosedur
pekerjaan maka akan beresiko terjadi kecelakaan misalnya terjatuh, tertimpa
barang, tersetrum, terkena penyakit akibat debu, zat kimia beracun, serta terkena
senjata tajam lainnya.Untuk itulah perlu dilakukan suatu pencegahan kecelakaan
yang mungkin terjadi serta penanganan dan penanggulangan yang sesuai dengan
kebutuhan pekerja agar kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan
ditangani sedini mungkin, se-efektif mungkin dan se-efisien mungkin. Sehingga
dapat berguna bagi manajemen hotel dalam menerapkan standarisasi kesehatan
dan pencegahan kecelakaan akibat kerja. Apabila semua standar tersebut dapat
diterapkan secara baik dan benar, maka karyawan akan merasa aman dan
semangat dalam menjalankan pekerjaan.

BAB II
KAJIAN TEOR1

2.1 Teori Tentang Hotel

Menurut Sulastiyono (2006), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola


oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas
kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan mampu
membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima
tanpa adanya perjanjian khusus.Sedangkan Menurut Lawson (1976), hotel adalah
tempat tiggal umum untuk wisatawan dengan memberikan jasa kamar, penyedia
makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
Menurut Pendit (1999) mengatakan bahwa hotel merupakan perusahaan
yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan
makanan dan fasilitas lainnya untuk umum, yang memenuhi syarat-syarat
kenyamanan dan komersial. Bentuk susunan tata ruang, dekorasi, sanitasi,
higienis, estetika, keamanan dan ketentraman yang dapat memberikan keamanan
pribadi untuk para tamu. Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging
Industry bahwa, yang utama hotel terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
2.1.1 Transient Hotel
Adalah hotel yang letak / lokasinya ditengah kota dengan jenis tamu yang
menginap sebagaian besar adalah untuk urusan bisnis atau turis.
2.1.2 Residential Hotel
Adalah yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk apartemen
dengan kamar-kamarnya, dan disewakan secara bulanan atau tahunan.
Residential hotel juga menyediakan kemudahan-kemudahan seperti layaknya
hotel, seperti restoran, pelayanan makanan yang diantar ke kamar, dan
pelayanan kebersihan kamar.
2.1.3 Resort Hotel
Adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat-tempat wisata, dan
menyediakan tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi
untuk tamu-tamunya.

2.2 Teori Tentang Kesehatan Kerja

Pengertian dari kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat mempengaruhi


kesehatan para pekerja (Simanjuntak, 1994). Gangguan kesehatan kerja
mempunyai dampak yang terasa secara langsung dan yang tidak langsung,
dampak secara langsung adalah gangguan kesehatan kerja yang dirasakan seketika
itu juga oleh pekerja, sedang yang dimaksud dengan dampak secara tidak
langsung adalah gangguan pada kesehatan yang dirasakan oleh pekerja setelah
jangka waktu tertentu. Ketika gangguan kesehatan mulai terasa maka akan
berpengaruh terhadap banyak aspek, salah satunya adalah turunnya produktivitas
dari pekerja.
Gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja dapat bersifat tidak
permanen maupun permanen (Simanjuntak, 1994). Menurut Ridley (2004),
kesehatan merupakan unsur penting agar kita dapat menikmati hidup yang
berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan. Kesehatan juga merupakan
faktor penting menjaga keberlangsungan sebuah organisasi.
2.3 Teori Tentang Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja diartikan sebagai kondisi yang bebas dari resiko


kecelakaan atau kerusakan atau dengan resiko yang relatif sangat kecil di bawah
tingkat tertentu (Simanjuntak,1994). Kondisi kerja yang aman / selamat perlu
dukungan dari sarana dan prasarana keselamatan yang berupa peralatan
keselamatan, alat perlindungan diri dan rambu-rambu safety. Alat-alat yang
tergolong sebagai penunjang keselamatan kerja tersebut antara lain adalah helm,
sarung tangan, masker, jaket pelindung, peralatan kebakaran, dan pelindung kaki.
Untuk prasarana keselamatan seperti rambu-rambu / tanda peringatan
memerlukan ketentuan-ketentuan yaitu mudah terlihat,mudah di baca, dan tahan
lama; di tulis dalam bahasa resmi negara yang menggunakan produkyang
dimaksud, kecuali bila secara teknis salah satu bahasa tertentu dianggap lebih
sesuai;ringkas dan jelas; dan menjelaskan tingkat bahaya dan memberikan cara
mengurangi resiko (Simanjuntak, 1994).
Keselamatan kerja bertujuan untuk melindungi keselamatan tenaga kerja
di dalam melaksanakan tugasnya juga melindungi keselamatan setiap orang yang
berada di tempat kerja,selain itu melindungi keamanan peralatan dan sumber
produksi agar selalu dapat digunakan secara efisien (Suma’mur, 1996).
Keselamatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan
operasionalyang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat
dilaksanakan dengan dua cara yaitu dengan mengungkapkan sebab sesuatu
kecelakaan (akarnya), dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilaksanakan atau tidak (Silalahi, 1995).

2.4 Teori Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja menurut (Utama, 2001) dapat


ditinjau dari dua aspek yaitu aspek filosofis dan teknis, secara filosofis kesehatan
dan keselamatan kerja adalah konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja pada khususnya dan setiap insan pada umumnya, beserta
hasil-hasil karya dan budayanya dalam upaya memberdayakan masyarakat adil,
makmur dan sejahtera.
Secara teknis adalah upaya perlingdungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja / perusahaan selalu dalam keadaan selamat
dan sehat, sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien. Kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan:
1. Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam berkarya
pada semua jenisdan tingkat pekerjaan.
2. Menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera,
bebas darikecelakaan dan penyakit akibat kerja.
3. Ikut berpatisipasi dalam melaksanakan pembangunan nasional dengan prinsip
pembangunan berwawasan lingkungan.

2.4.1 Penyebab Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja


Penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dibagi dalam dua
kelompok, yaitu :
1. Kondisi berbahaya, yaitu kondisi yang tidak aman dari :
a. Mesin, perakitan, peralatan, bahan dan lain-lain
b. Lingkungan
c. Proses
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
2. Perbuatan yang berbahaya, yaitu perbuatan yang berbahaya dari manusia yang
dapat terjadi antara lain yaitu:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. Cacat tubuh yang tidak kentara
c. Keletihan dan kelesuhan
d. Sikap dan tingkah laku yang tidak sempurna

Paling tidak ada empat manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan kesehatan dan
keselamatan kerja dalam perusahaan, yaitu :
1. Dapat memacu produktivitas kerja karyawan. Dari lingkungan kerja yang aman
dan sehat terbukti berpengaruh terhadap produktivitas. Dengan pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan akan terasa aman dan terlindungi.
Sehingga secara tidak langsung dapat memacu motivasi dan kegairahan kerja
mereka.
2. Meningkatkan efisiensi / produktivitas perusahaan. Karena dengan pelaksanaan
kesehatan dankeselamatan kerja memungkinkan semakin berkurangnya
kecelakaan kerja sehingga akandapat meningkatkan efisiensi dalam
perusahaan.
3. Mengefektifkan pengembangan dan pembinaan SDM pekerja (karyawan)
adalah kekayaan yang amat berharga bagi perusahaan. Semua pekerjaan ingin
diakui martabatnya sebagai manusia. Melalui penerapan prinsip kesehatan dan
keselamatan kerja pengembangan dan pembinaan tenaga bisa dilakukan
sehingga citranya sebagai manusia yang bermatabat dapat direalisasikan.
4. Meningkatkan daya saing produk perusahaan. Kesehatan dan keselamatan kerja
apabila dilaksanakan dalam perusahaan bermuara pula kepada penentuan harga
barang yang bersaing, hal tersebut dipicu oleh adanya penghematan dalam
biaya produksi perusahaan.

2.5 Metodologi Penelitian

Penulisan proposal ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif untuk


mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dikemukakan diatas, serta
kajian literatur dari berbagai sumber informasi dan data yang penulis peroleh
sebagai acuan atau pedoman dalam menganalisis permasalahan-permasalahan
tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN

Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan menyangkut beberapa aspek,


yaitu kesehatan lingkungan hotel, kesehatan personal karyawan, pencegahan
kecelakaan yang mungkin terjadi, serta penanganan dan penanggulangannya.
Untuk mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan di hotel, kita harus
mewujudkan semua aspek tersebut. Semua aspek tersebut saling berhubungan dan
saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut.

3.1 Kesehatan Lingkungan Hotel

Berikut beberapa persyaratan kesehatan lingkungan hotel yang perlu


diperhatikan oleh pihak hotel, yaitu :
a. Lokasi  terhindar dari pencemaran zat kimia, fisika dan pencemaran bakteri
serta tidak terletak di daerah banjir.
b. Lingkungan  bersih, tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang atau
berkembangnya serangga dan tikus, serta dapat mencegah masuk dan
berkembang biaknya binatang pengganggu lainnya.
c. Bangunan  kokoh, penggunaan ruangan dipergunakan sesuai dengan
fungsinya, konstruksi lantai bersih, kedap air, permukaan rata dan tidak licin,
bangunan berwarna terang, atap harus kuat dan tidak bocor, langit-langit harus
tinggi dari lantai minimal 2,5 meter, pintu dapat dibuka dan ditutup serta
dikunci dengan baik, serta pencahayaan harus baik.

3.1.1 Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Hotel


Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan hotel adalah sebagai berikut :
a. Bersihkan ventilasi, ceiling, pintu dan jendela secara teratur.
b. Lantai dan dinding dibersihkan menggunakan air yang dicampur dengan bahan
pembersih lantai, kemudian dikeringkan.
c. Toilet dilingkungan hotel harus selalu bersih dan tidak mengeluarkan bau.
d. Tempat makan selalu dibersihkan.

3.2 Kesehatan Karyawan Hotel

Standar berikut ini berkaitan dengan penampilan dan kesehatan dari para
karyawan atau pelaksana pelayanan. Standar ini dapat digunakan sebagai daftar
periksa dan umumnya merupakan suatu peraturan dan ketentuan bagi para
karyawan atau pelaksana pelayanan padawaktu melaksanakan tugas pekerjaannya.
Sebagai contoh :
a. Penampilan yang segar, bersih, rapi (rambut harus tersisir rapi, gigi harus
bersih, kulit sebaiknya tidak kering, dan nafas tidak berbau).
b. Tangan dan kuku yang bersih.
c. Tidak memakai pewarna kuku atau perhiasan yang berlebihan.
d. Hindarkan penggunaan make up atau parfume yang berlebihan.
e. Luka-luka harus dirawat dan terbalut.
f. Seragam harus bersih, disetrika dengan baik dan rapi, serta pantas dipakai.
g. Sepatu sesuai dengan warna yang ditentukan, bersih dan mengkilat.

3.3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja di Hotel

Sebelumnya kita menentukan tindakan pencegahan, kita harus mengetahui


terlebih dahulu penyebab terjadinya kecelakaan kerja di hotel, faktor-faktor yang
menjadi penyebab kecelakaan antara lain, yaitu :

3.3.1 Faktor Manusia


Kecelakaan kerja juga dapat disebabkan oleh sikap pekerja itu sendiri,
adapun sikap tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis.
b. Kurangnya / lemahnya pengetahuan serta keterampilan / keahlian.
c. Stress
d. Motivasi yang tidak cukup / salah
3.3.2 Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan yang tidak aman dapat menyebab kecelakaan
contohnya antara lain yaitu :
a. Tidak cukup kepemimpinan atau pengawasan
b. Tidak cukup rekayasa (engineering)
c. Tidak cukup pembelian / pengadaan barang
d. Tidak cukup perawatan (maintenance)
e. Tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang / bahan-bahan.
f. Tidak cukup standar-standar kerja (SOP kerja)
g. Penyalahgunaan

3.3.3 Penyebab Langsung Kecelakaan Kerja


1. Kondisi berbahaya (unsafe conditions) yaitu kondisi-kondisi yang tidak
standard atau tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, (Budiono, Sugeng et
al., 2003) :
a. Peralatan pengaman atau pelindung atau rintangan yang tidak memadai dan
tidak memenuhi syarat.
b. Bahan, alat-alat / peralatan rusak
c. Terlalu sesak / sempit
d. Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai
e. Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
f. Kerapian / tata-letak (housekeeping) yang buruk
g. Lingkungan berbahaya / beracun : gas, debu, asap, uap, dll
h. Bising
i. Paparan radiasi
j. ventilasi dan penerangan yang kurang

2. Tindakan berbahaya (unsafe act) adalah tingkah laku, perbuatan atau tindakan-
tindakan yang tidak standar serta dapat menyebabkan kecelakaan :
a. Mengoperasikan alat / peralatan tanpa wewenang.
b. Gagal untuk memberi peringatan.
c. Gagal untuk mengamankan.
d. Bekerja dengan kecepatan yang salah.
e. Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.
f. Memindahkan alat-alat keselamatan.
g. Menggunakan alat yang rusak.
h. Menggunakan alat dengan cara yang salah.
i. Kegagalan memakai alat pelindung / keselamatan diri secara benar

3.4 Kecelakaan Kerja Yang Dapat Terjadi di Hotel dan Pencegahannya

3.4.1 Luka Bakar Akibat Terkena Uap Panas Atau Api

Adapun tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya luka


bakar adalah:
 Pada waktu bekerja, pakailah celemek atau apron dengan semestinya.
 Lengan baju dilipat semestinya hingga pergelangan siku.
 Pergunakan lap kering bila hendak mengambil atau membawa alat yang
panas.
 Alat yang panas (pan, oven, grill, dsb.) harus diberi tanda dengan tepung
atau garam.
 Pergunakan alat pengaduk yang cukup panjang sehingga tangan tidak
bersentuhan dengan barang yang panas (minyak, air, pan, dll.)
 Jangan meletakkan atau menyimpan cairan panas pada rak di atas garis
pandang mata.

3.4.2 Kecelakaan Karena Gas

Gas yang dipergunakan sebagai bahan bakar adalah gas elpiji (LPG) yaitu
gas buatan yang tidak berwarna, tetapi diberi ban yang spesifik sehingga mudah
dikenal bila terjadi kebocoran. Ledakan gas terjadi apabila ada gas terkumpul
dalam suatu ruangan, tidak terbakar, dan tiba-tiba ada panas yang mempengaruhi
ruangan tersebut. Panas yang menyambar gas akan menyebabkan tekanan udara
dalam ruang tersebut bertambah ringgi dan akhirnya timbul ledakan. Usaha-usaha
yang dapat dilakukan untuk mencegah bahaya ledakan gas adalah :
 Periksa pipa-pipa gas yang bocor, sehingga tidak ada gas yang keluar
tanpa pembakaran.
 Periksalah pilot light sebelum menghidupkan api
 Bila akan menyalakan gas, maka biarkan pintu oven terbuka beberapa saat
sehingga sisa-sisa gas yang terkumpul dalam ruangan oven dapat keluar.
 Bila menyalakan solid top range atau griddle maka setelah seluruh ruang
gas terbakar, biarkan terbuka beberapa saat sehingga sisa-sisa gas di udara
terbakar seluruhnya.

3.4.3 Kecelakan Karena Arus Listrik

Suatu alat mungkin sudah dirancang dan dipasang sedemikian rupa


sehingga aman bagi pemakai. Namun, karena suatu keadaan yang belum diketahui
dan menyebabkan alat tersebut mengandung arus listrik terbuka. Keadaan tersebut
sering menimbulkan kaget, shock, gerak reflek ataupun kecelakaan yang patal.
Tindakan pencegahan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
 Saklar dan alat penyambung arus listrik harus selalu kering dan bersih.
 Jangan mempergunaan banyak stekker ataupun stekker cabang pada satu
stop kontak.
 Periksalah keadaan kawat penghubung sehingga tidak ada bagian-bagian
yang robek.
 Putuskan aliran listrik bila mesin atau alat tidak dipergunakan.
 Sebelum mencuci peralatan listrik pastikan alat itu sudah dimatikan dan
kabelnya sudah dicabut. Setelah dicuci, selalu keringkan sebelum
digunakan kembali.
 Laporkan segera bila melihat gejala-gejala aneh pada mesin atau alat.

Anda mungkin juga menyukai