Migas Dunia
Our Team’s :
Name: Bagas Juniar Kusuma Negara
NPM : 1803011
Identity : Leader
1 2 3 4
Definisi sistem kontrak Jenis-jenis sistem Production sharing
Consessionary system
migas kontrak migas contract (PSC)
5 6 7
Service contracts Buyback contract Technical Assistance
Pure & Risk contract
1. Definisi Sistem Kontrak Migas
Sistem kontrak migas merupakan suatu sistem pembagian pendapatan minyak dan gas bumi
antara perusahaan selaku kontraktor dan pemerintah selaku pemilik field, dimana sistem kontrak
yang akan diterapkan ditentukan oleh pemerintah kepada perusahaan kontraktor maupun
berdasarkan hasil kesepakatan keduanya.
Berdasarkan penjelasan pada buku “Ekonomi Migas” karya Beni Lubiantara, secara umum
sistem kontrak migas terbagi atas 3 sistem kontrak utama, yaitu consessionary system,
production sharing contract (PSC) dan service contract. Setiap jenis sistem kontrak migas
memiliki pembagian profit antara kontraktor dan pemerintah yang berbeda-beda.
2. Jenis-jenis Sistem Kontrak Migas
Petroleum Contract
System
Production Sharing
Consession Service Contract
Contract
Cost
Gross Split
Recivery
Prinsip dari Consessionary System adalah negara mengalihkan kepemilikannya atas sumber daya di
bawah permukaan ke perusahaan. Sistem konsesi banyak dipilih oleh negara-negara maju, antara lain
Australia, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Norwegia dan Rusia. Konsesi sesuai terminologinya,
pemerintah melimpahkan kepada investor hak untuk mengeksplorasi, memproduksikan, menjual minyak
dan mengelola operasi.
Sebagai imbalannya, pemerintah menerima royalty dan pajak pendapatan (tax). Pemerintah tidak
berpartisipasi atau mengontrol proyek, sehingga kontraktor menyukai model ini. Sistem konsesi juga
memiliki kontrak lebih sedikit dan kurang fleksibel dibandingkan bentuk-bentuk lainnya. Kebanyakan hak
dan kewajiban investor dinyatakan dalam legislasi umum.
4. Production Sharing Contract
Pada sistem Production Sharing Contract, seluruh hasil produksi migas merupakan milik negara.
Perusahaan migas hanya berperan sebagai kontraktor yang melaksanakan kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi. selajutnya, kontraktor akan mendapatkan profit share dari bagian hasil produksi
dalam persentase tertentu. Penerimaan negara melalui sistem ini dapat diperoleh dari hasil
produksi, bonus, maupun pajak.
Apabila kontraktor tidak menemukan cadangan migas atau gagal produksi, maka resiko nya
pemerintah tetap mengganti seluruh biaya operasional kontraktor.
4.2.1 PSC Gross Split Mechanism
4.3 Generasi Production Sharing Contract
5. Service Contract
Dalam Service Contract, investor beroperasi lebih sebagai sub-kontraktor atas nama pemerintah
setempat. Biasanya bekerja untuk perusahaan nasional. Sebagai gantinya, investor dibayar
dengan fee atau dengan mata uang, biasanya per barel minyak yang dihasilkan.
Dalam risk service contract, kontraktor menerima untuk berbagi risiko dengan menghubungkan
kompensasinya dengan keberhasilan proyek.
5.2 Pure Service Contract
Pure service contract adalah salah satu sub-jenis kontrak dari service contract. Pada sub-jenis sistem
kontrak migas ini, negara memberikan risk capital (modal resiko) kepada kontraktor untuk aktivitas
eksplorasi dan produksi minyak bumi. Kontraktor hanya melakukan layanan yang ditentukan dan dibayar
dengan biaya tetap, meskipun berhasil menemukan cadangan migas atau tidak.
Sistem ini sangat cocok untuk negara-negara penghasil migas dengan cadangan migas proven yang
sangat tinggi seperti Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Abu Dhabi. Tidak seperti risk service
contract, di bawah pure service contract, perusahaan selaku kontarktor juga memperoleh hak atas
hidrokarbon yang diekstraksi.
6. Buyback Contract
Buyback Contract merupakan salah satu jenis kontrak risk service di mana semua biaya operasional
ditanggung oleh perusahaan sebagai kontraktor yang hanya dapat memperoleh cost recovery dan
remunerasi yang disepakati jika field berproduksi pada tingkat yang disepakati dan harga yang cukup
tinggi. Ketentuan buyback contract telah direvisi sebanyak tiga kali oleh NIOC sehingga menghasilkan
tiga generasi buyback contract.
Kekurangan pada sistem kontrak ini yaitu:
1. Peningkatan investasi industri minyak dan gas bumi negara Iran tidak terlalu berhasil.
2. Kritikan-kritikan dari IOC berupa jangka waktu keterlibatan kontraktor di lapangan sangat singkat,
biasanya antara 5 dan 7 tahun, sehingga oil recovery negara Iran menjadi tidak optimal.
7. Technical Assistance Contract
Technical Assistance Contract adalah bentuk modern dari pure service contract. Ciri khas dari sistem ini
yaitu kontraktor melakukan transfer teknologi kepada penduduk asli negara pemilik field. Negara pemilik
field secara eksklusif bertanggung jawab atas pembiayaan proyek, dan lain-lain yang berkaitan dengan
proyek dan mengelolanya melalui perusahaan minyak nasional. Kontraktor menyediakan layanan teknis
untuk menjalankan proyek di bawah manajemen perusahaan minyak nasional.
Tidak seperti kontrak jasa lainnya, perusahaan kontraktor tidak berkemungkinan untuk mengakuisisi
kepemilikan atas field tersebut. Pada sistem Technical assistance contract, pemerintah dari negara
pemilik field memiliki daya negosiasi tertinggi dalam proses perjanjian kontrak.
Daftar Pustaka
Anonim. 2017. Memahami Penerapan Sistem Kontrak Migas Yang Berlaku di Berbagai Negara Melalui
Bedah Buku Migas. https://up45.ac.id/berita/memahami-penerapan-sistem-kontrak-migas-yang-berlaku-di-
berbagai-negara-melalui-bedah-buku-migas/. (Diakses pada tanggal 01-11-2020. pukul 20.50 WIB).
Erwinsyah U.L., Defry. 2016. Mengupas Mekanisme Production Sharing Contract Agreement di Indonesia.
https://
patra.itb.ac.id/karya/kajian-energi/mengupas-mekanisme-production-sharing-contract-agreement-di-indonesi
a-2/
. (Diakses pada tanggal 01-11-2020. pukul 21.10 WIB)