Makalah - Metode Integrasi Numerik
Makalah - Metode Integrasi Numerik
Capaian:
Mampu menyelesaikan polinomial metode Integrasi
Numerik dengan metode Simpson’s 1/3 Rule
menggunakan Microsoft Excel dan Software
MATLAB.
Mampu mengaplikasikan penyelesaian persamaan
non linear di bidang Teknik Kimia baik
menggunakan Microsoft Excel maupun MATLAB.
64
Gambar 27. Grafik Persamaan Intregral dari Fungsi f(x)
Untuk menghitung nilai luas area di bawah kurva
dengan batas a sampai b, dilakukan perhitungan dengan
membagi luasan di bawah kurva menjadi beberapa bagian
(partisi) sehingga didapatkan luas tiap partisi tersebut
sesuai dengan bentuk bangunnya. Nilai integral yang
dicari tidak lain merupakan penjumlahan dari luas tiap
partiisi tersebut. Penjumlahan tiap partisi disesuaikan
dengan pola pendekatan dengan beberapa metode
perhitungan, yaitu:
1. Metode Trapezoidal
2. Metode Simpson’s 1/3 Rule
3. Metode Simpson’s 3/8 Rule
Dari ketiga metode tersebut di atas, metode yang
memberikan hasil mendekati nilai integral yang
sebenarnya adalah metode Simpson’s 1/3 Rule.
4.2 Metode Simpson’s 1/3 Rule
Metode ini identik dengan penurunan persamaan
untuk metode Trapezoidal, dengan penjabaran rumus
sebagai berikut:
65
Persamaan tersebut di atas dapat dituliskan menjadi
persamaan umum untuk menyelesaikan integral
menggunakan metode Simpson’s 1/3 Rule, seperti di
bawah ini:
66
4.3 Flowchart dan Listing Metode Simpson’s 1/3
Rule
Flowchart dari metode Simpson’s 1/3 Rule
ditunjukkan pada gambar berikut:
67
Dengan listing MATLAB untuk metode Simpson’s 1/3 Rule
sebagai berikut:
clc;
clear;
disp('====================================');
disp('NAMA : ………………………….');
disp('NIM : ………………………….');
disp('KELAS : 3_-D4 Teknologi Kimia
Industri');
disp('====================================');
disp(' METODE SIMPSON 1/3 RULE ');
disp(' SOAL …………. ');
disp('====================================');
disp('persamaan sesuai soal');
f=@(T)(sesuai persamaan di soal));
a=input('masukkan batas bawah (a) = ');
b=input('masukkan batas atas (b) = ');
n=input('masukkan jumlah partisi (n) =
');
R=8.31434; % J/mol.K
mole=1; % 1 mol air
h=(b-a)/n;
disp('Menggunakan rumus h = (b-a)/n');
disp('Sehingga diperoleh interval sebesar');
disp(['h = ',num2str(h)]);
disp('====================================');
sum1=0;
sum2=0;
for i=1:2:n-1
T=a+i*h;
68
sum1=sum1+f(T);
end
for i=2:2:n-1
T=a+i*h;
sum2=sum2+f(T);
end
I=(h/3)*(f(a)+(4*sum1)+(2*sum2)+f(b));
disp(' HASILNYA ');
disp('====================================');
fprintf('Integral = %10.10f\n',I);
disp('====================================');
Contoh 16:
Suatu reaksi gas homogen A 3R pada suhu 215°C
memiliki persamaan laju reaksi sebagai berikut:
69
Tentukan space time yang dibutuhkan untuk terjadinya
konversi reaksi 80% dari umpan ( 50% A- 50% inert)
yang diumpankan ke dalam PFR pada suhu 215°C, 5 atm
(CA0 = 0.0625 mol/liter) dengan gambar sistem seperti di
bawah ini:
70
Gambar 31. Grafik antara f(XA) terhadap XA
Berdasarkan grafik di atas maka dapat ditentukan
besarnya nilai f(XA) pada nilai XA yang telah ditentukan
dengan nilai interval (h) sebesar 0.2, seperti pada tabel
berikut:
Tabel 12. Perhitungan f(XA)
71
I 1.338
Nilai I yang diperoleh dari metode Simpson’s 1/3 Rule
selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai τ dengan
menyelesaikan persamaan berikut:
/
C
τ ∗I
k
mol /
0.0625
τ liter ∗ 1.338
10 mol /liter . s
τ 8.362 s
jadi nilai space time pada kasus di atas adalah 8.362
sekon.
Selanjutnya, selesaikan nilai space time menggunakan
program di MATLAB sesuai listing yang sudah diberikan!
72
Latihan 8!
1. Data berikut ini merupakan data yang dikumpulkan
pada saat pengisian tangki bahan bakar minyak:
73