Anda di halaman 1dari 16

Model Keperawatan “ Florence Nightingale”

Diajukan untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan

Oleh

Aliet Inda Melia (30120112002)

Puti Andini Tampubolon (30120112020)

Yulianus Wan Stever (30120112027)

Lisbeth Berniat Gulo (30120112039)

Yulius Andi Riswandi (30120112053)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan dengan judul : “Model
Keperawatan Florence Nightingale” ini dalam waktu yang telah di tentukan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu B.M Siti Rahayu.,S.Kep selaku dosen pembimbing mata ajaran Konsep Dasar
Keperawatan (KDK) yang telah memberi arahan dalam penyusunan makalah ini.
2. Staff Perpusatakaan STIKes Santo Borromeus yang senantiasa membantu
menyediakan buku –buku sebagai referensi.
3. Juga bagi semua pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan
makalah kami selanjutnya. Akhir kata, Penulis menyampaikan terima kasih dan berharap
semoga makalah yang kami susun ini berguna bagi pembaca.

Padalarang, Juni 2013

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori Nightingale keperawatan modern, meupakan langkah awal dalam formalisasi dan
pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telak meletakkan suatu pijakan bagi
pengembangan teori keperawatan sesudahnya. Di sadari atau tidak, Nightingale telah
memberi pedoman umum bagi perawat dalam merawat klien. Prinsip_prinsip dasr
perbaikan lingkungan dan penangan psikologis terhadap klien dapat diterapkan dengan
modifikasi dalam banyak tatanan perawatan kontemporer. Ide-ide Nightingale telah
mendorong pemikran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui riwayat hidup serta model
teori Florence Nightingale.

1.3 Sistematika Penulisan


Terdiri dari 3 Bab. Bab I pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.Bab II berisi pembahasan riwayat hidup Florence Nightingale, dan
model teori Florence Nightingale.Bab III berisi kesimpulan dan saran.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Riwayat Hidup Florence Nightingale

Florence Nightingale adalah anak dari keluaga bangsawan inggris yang kaya, berada,
dan cita-cita yang tinggi. Ayahnya bernama William Edward Nightingale. Ia dilahirkan
tanggal 12 Mei 1820 di Florence (Italia). Florence Nightingale mendapat pendidikan dari
ayahnya sendiri. Ia belajar bermacam-macam bahasa dari ilmu pengetahuan. Sejak kecil
dia senang memelihara binatang-binatang yang sakit dan bersama ibunya pergi
mengunjungi orang miskin dan sakit. Walaupun ia seorang puteri tuan tanah, tetapi ia
lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan. Ia jatuh
cinta pada pekerjaan social keperawatan, namun oleh keluarganya ditentang karena pada
saat itu perawat dianggap hina disamakan dengan wanita tuna susila karena profesi
perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh terbuka, sehingga dianggap bukan
profesi sopan bagi wanita baik-baik.

Beliau adalah wanita berkemauan keras untuk mengembangkan keperawatan, beliau


masuk pendidikan di Kasier Werth Jerman pada tahun 1851 selama 4 bulan. Tanggal 12
Agustus 1853, ia kembali ke London dan mendapat pekerjaan sebagai pengawas
keperawatan Institute for The are of Sick Gentlewomen dan setelah itu ia mengepalai
Institute Establishment for Gentle Women During Illnes yang kemudian institute ini
menjadi Rumah Sakit King College Hospital dan ia menjadi kepala perawatannya.

Kemudian pecah perang Krim (1854-1856) antara Roma dan Turki. Banyak prajurit
yang gugur dalam pertempuran, namun menyedihkan lagi tidak ada perawat yang
mengobati prajurit tersebut. Kemudian ia menulis surat kepada Mentri Penerangan
Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan, ia satu-satunya wanita yang mendaftar diri
dan diminta memimpin medis para sukarelawan. Maka pada tanggal 21 Oktober 1854, ia
mulai melaksanakan tugas tersebut. Di barak Hospital (Scutari) dengan kapasitas 1700
tempat tidur, ia ,memulai profesi keperawatannya dengan sarana serba kekurangan.
Dengan keperawatannya yang intensif, angka kematian menurun drastic dari 41%
menjadi 2% dalam tempo 6 bulan. Pekerjaan Nightingale membuatnya dikenal sebagai
”Lady of the Lamp” oleh kaum laki-laki. Sebutan ini diberikan karena ia selalu membawa
lentera lilin buatan Turki setiap kali melewati koridor-koridor yang dipenuhi oleh prajurit
yang terluka.

Sebagai penghargaan atas keberhasilan Florence dan kawan-kawan yang telah


merawat dengan baik dan ramah maka diberi dana Fonds 2.000.000 dolar (Nightingale
Fonds). Dengan dana tersebut, ia mendirikan sekolah perawat yang modern (1860) yang
diberi nama Sekolah Nightingale dengan tempat prakteknya di RS Thomas di London.
Beliau menjadi penasehat umum perawatan di seluruh dunia selama 30 tahun. Sekolah
Perawat Nightingale telah menghasilkan 1200 perawat berijazah yang kemudian menjadi
pioneer dan kepala sekolah perawat beberapa Negara, sehingga Sekolah Keperawatan
Nightingale ini termansyur kemana-mana.

Pengembangan yang Dilakukan Florence Nightingale

1. Membuat buku catatan perawat yang memuat data-data keperawatan yang


kemudian mejadi standar bagi pendidikan keperawatan.

2. Menulis buku keperawatan bagi orang sakit.

3. Mengadakan upaya Public Health dan Public Health Nursing.

4. Mendirikan Himpunan Perawat Inggris (Brits Nursing Association) yang


merupakan perkumpulan perawat pertama di dunia.

5. Mengarang sebuah buku tentang rumah sakit dan perbaikan tata cara di rumah
sakit.

6. Ceramah P3K dan Palang Merah para prajurit.

7. Pada tahun 1894 didirikan pula himpuna perawat-perawat kepala di seluruh


Inggris yang dinamakan Matron Council of Nursing.

8. Setelah perkumpulan perawat itu kuat maka diminta pengesahan dari pemerintah
untuk mendapatkan pengakuan berkenaan dengan jabatannya (Profesional
Freedom), dan berhasil diumumkan pada tahun 1919, sebagai Self Government
bagi perawat.

Buku catatan tentang keperawatan (Notes On Nursing) sebanyak 136 halaman ditulis
Florence Nightingale pada tahun 1860 dan menjadi acuan di sekolahnya, juga
diterbitkannya pula buku lanjutan tentang keperawatan bayi. Tahun 1869 Florence
Nightingale bersama Elizabeth Blackwell, mendirikan Universitas Medis Wanita.
Florence Nightingale dianugerahi Bintang Jasa The Order of Merit pada tahun 1907. Saat
itu umur beliau 87 tahun. Honorary Freedom of City di London di anugerahi kepada
Florence Nightingale pada tahun 1908. Florence Nightingale meninggal pada tanggal 13
Agustus 1910, genap umur 90 tahun dan dimakamkan di Gereja St. Margaret yang
letaknya di East Wellow Hampshire Inggris.

2.2 Model Teori Florence Nightingale

Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori keperawatan modern.
Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan dan akhirnya disebut dengan Teori
Environmental Nightingale. Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat
penting untuk penanganan perawatan yang layak. Komponen lingkungan yang
berpengaruh pada kesehatan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis, dan
lingkungan social.

A. Lingkungan Fisik

1. Kebersihan : Kebersihan lingkungan, gedung, ruangan dan seluruh fasilitas


harus bersih. Focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada
kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh
tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat, maupun lingkungan.
2. Ventilasi : Pertukaran udara yang baik. Posisi pasien (tempat tidur pasien)
sebaiknya ditempatkan di posisi yang mendukung. Nightingale berkeyakinan
bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan prinsip
utama dalam keperawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara
yang dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya
kedinginan.
3. Udara : Udara segar. Udara di dalam ruangan pasien dijaga kondisinya supaya
tidak berasap dan berbau busuk.
4. Cahaya : Pencahayaan yang cukup. Ruangan pasien jangan terlalu terang atau
terkesan gelap. Komponen ini tidak kalah penting dalam perawatan klien.
Nightingale yakin, sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi
kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien jalan-jalan
untuk merasakan matahari selama tidak terdapat kontraindikasi.
5. Suara : Lingkungan pasien harus tenang, jauh dari keributan. Kebisingan
ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau ruangan. Hal tersebut perlu
di hindarkan karena dapat mengganggu pasien. Torres (1986) mencatat bahwa
Nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi dan
digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori
deskripsinya memberikan cara berpikir tentang keperawatan dan kerangka
rujukan yang berfokus pada klien dan lingkungannya. Surat Nightingale dan
tulisan tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien.
Prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian, dan pendidikan. Hal yang
penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktek
keperawatan (Marriner – Tomey, 1994). Nightingale berpikir dan
menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian)
bukan demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi
penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan. Model dan
konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktek keperawatan,
sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam
tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang
benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada
pasien sehingga perlu diperhatikan :
6. Air: air yang memenuhi syarat kesehatan. Pasien membutuhkan air yang
bersih dan hygienis.
7. Tempat tidur: tempat tidur yang nyaman. Pasien membutuhkan sprei dan
selimut bersih.
8. Pembuangan limbah: pembuangan tidak menimbulkan polusi. Harus aman
bagi lingkungan sekitar.
9. Suhu: Nightingale mendeskripsikan pengukuran temperatur tubuh melalui
palpasi ekstremitas dilakukan untuk mengkaji kehilangan panas, kemudian
perawat menginstruksikan memanipulasi lingkungan untuk memelihara
ventilasi dan suhu tubuh pasien dengan cara penghangatan, membuka jendela
dan penempatan posisi pasien diruangan. Dalam konep ini juga perlu dikaji
tentang ketenangan lingkungan.
10. Diet: makanan yang sesuai dengan kondisi pasien. Mekanan harus dijaga,
karena asupan gizi sangat membantu dalam proses pertumbuhan. Nightingale
menginstruksikan perawat tidak hanya mengkaji pemasukan makanan tetapi
juga mengkaji jadwal makan dan pengaruh makanan terhadap pasien. Dia juga
percaya bahwa pasien dengan penyakit kronis dapat mengalami kelaparan,
bahkan kematian. Untuk itu perawat perlu berpikir tentang kebutuhan nutrisi
pasien.

B. Lingkungan Psikologi

Nightingale, mengatakan bahwa lingkungan psikologi yang buruk bisa


membuat fisik menjadi stres, yang akan mempengaruhi iklim emosi pasien (emosi
pasien labil). Komunikasi dengan pasien merupakan yang utama dalam lingkungan
mengatasi stres (psikologi) pasien. Ketika berbicara dengan pasien perawat harus
duduk di depan mereka, tidak hanya menemani pasien saat makan saja. Kita bisa juga
akan mempengaruhi iklim pasien (emosi pasien). Perawat juga dapat berkomunikasi
dengan keluarga pasien tentang lingkungan disekitar pasien.

C. Lingkungan Sosial

Observasi terhadap lingkungan sosial khususnya yang berhubungan dengan


penyakit, penting untuk mencegah penyakit. Perawat harus melakukan observasi dan
lingkungan sosial yang berguna untuk asuhan keperawatan. Lingkungan sosial terdiri
dari internal dan eksternal dimana keduanya saling mendukung untuk proses
kesembuhan.
Bagan Model Teori Florence Nightingale

Klien

Perawat Kesehatan

Lingkungan

Lingkungan Fisik Lingkungan Psikologis Lingkungan Sosial

2.3 Karakteristik Teori Keperawatan Nightingale

 Teori menjadi konsep yang saling berkaitan dengan cara pandangan yang berbeda
pada fenomena yang berhubungan.
 Teori harus berdasarkan logika atau keyakinan alam.
 Teori harus bersifat umum dan sederhana.
 Teori harus menjadi dasar untuk hipotesa yang dapat diakui, teori keperawatan
berbeda dengan kedokteran.
 Teori berguna untuk meningkatkan kualitas praktek keperawatan.

2.4 Asumsi Utama Teori Nightingale

Ninghtingale mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu


memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit
merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari
gangguan yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan
adalah menjaga agar proses reparatif ini tidak terganggu dan menyediakan kondisi
yang optimal untuk proses tersebut. Perawat harus menggunakan nalarnya, disertai
ketekunan dan observasi.
Dengan demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya pencengahan
penyakit melalui faktor kesehatan lingkungan. Ia menyebut hal ini sebagai health
nursing dan membedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat klien yang
sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat
kematiannya.
Menurut Nightingale, lingkungan adalah tatanan eksternal yang
mempengaruhi sakit dan sehatnya seseorang, termasuk di sini makanan klien dan
interaksi perawat dengan klien. Jika seseorang ingin sehat, perawat, alam, dan orang
yang bersangkutan harus bekerja sama agar proses reparatif dapat berjalan. Hubungan
ketiga komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
2.5 Tujuan Keperawat Florence Nightingale

a. Manusia atau Individu: mempunyai kemampuan untuk melawan penyakit.


b. Keperawat: tujuan adalah menempatkan individu pada kondisi lingkungan terbaik
untuk beraktivitas yaitu perawat melakukan tindakan yang mempengaruhi
lingkungan.
c. Kesehatan: tujuannya adalah proses penyembuhan penyakit menuju keadaan sehat.
d. Masyarakat atau lingkungan mempengaruhi yang kondisi luar mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan individu yang berfokus pada udara, kehangatan,
keributan dan cahaya.

Masyarakat

Keperawatan Manusia/Individu Kesehatan


Lingkungan

2.6 Pengaruh Teori Florence Nightingale dalam Keperawatan

Teori Nightingale, keperawatan modern, meupakan langkah awal dalam


formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telak meletakkan
suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatan sesudahnya. Di sadari atau tidak,
Nightingale telah memberi pedoman umum bagi perawat dalam merawat klien.
Prinsip-prinsip dasar perbaikan lingkungan dan penangan psikologis terhadap klien
dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan perawatan kontemporer.
Ide-ide Nightingale telah mendorong pemikran produktif bagi perawat dan profesi
keperawatan.
2.7 Hubungan Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan

a. Pengkajian/pengumpulan data

Data pengkajian Florence lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan ( lingkungan
fisik, psikhis dan sosial )

b. Analisa data

Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan
dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.

c. Masalah

Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya kurangnya informasi


tentang kebersihan lingkungan,ventilasi, pembuangan sampah, pencemaran
lingkungan,komunikasi sosial,dll

d. Diagnosa Keperawatan

Berbagai masalah klien yang berhubungan dengan ligkungan antara lain faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap efektiftas asuhan, penyesuaian terhadap
lingkungan,pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.

e. Implementasi

Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya


kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan individu.

f. Evaluasi

Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.

2.8 Hubungan Teori Florence Nightingale dengan teori- teori Ilmu pengetahuan

a. Teori adaptasi.

Adaptasi menunjukan penyusunan diri terhadap kekuatan yang melawannya.


Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya
sendiri. Berhasil tidaknya respon adaptasi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan
lingkungan yang dijelaskan Florence N. Kemampuan diri sendiri yang di alami dapat
bertindak sebagai pengaruh dar lingkungannya berperan penting pada setiap individu
dalam berespon adaptif atau mal adaptif.

b. Teori kebutuhan

Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori florence N, sebagi
contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi dan
kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang
bersih. Teori Kebutuhan menekankan bagimana hubungan kebutuhan yang
berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.

c. Teori stres

Stres meliputi suatu anacaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus
ditangani. Stres dapat positif atau negatiip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat
mendorong individu untuk mengambil tindakan positif dalam mencapai keinginan
atau kebutuhan.

Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu
tiidak dapat mengatasi. Florence N, menekankan penempatan pasien dalam
lingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya tempat
yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, semuanya itu dipandang sebagai
suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya sitressor juga mempunyai pengaruh
kuat pada kemampuan koping individu.

2.9 Karakteristik Teori Florence Nightingale

Teori keperawatan Nightingale memiliki kekuatan dan kelemahan yang dalam


kaitannya dengan karakteristik teori seperti yang tercantum di bawah ini.

1. Teori konsep dapat saling mengisi seperti sedemikian rupa untuk menciptakan cara
berbeda dalam memandang dalam suatu fenomena tertentu. Sebagai dimaksud
sebelumnya, empat konsep utama tidak eksplisit dalam teori Nightingale. Namun,
mereka menawarkan perawatan dengan cara tertentu memandang sebuah fenomena.
Hal ini terbukti dalam dua contoh yang dijelaskan dalam bab ini. Dilihat dengan
sangat sederhana, teori ini tidak menawarkan prediksi dalam kaitannya dengan hasil
asuhan keperawatan. Menciptakan lingkungan yang positif akan memungkinkan
manusia untuk menjadi sehat. Namun, kita tahu hari ini bahwa, meskipun lingkungan
manusia sangat penting dalam kaitannya dengan kesehatan, variable lain seperti juga
genetika yang signifikan.
2. Teori harus logis di alam. Hubungan antar masing-masing konsep adalah logis dan
konsisten dengan asumsi yang sama. Asumsi bahwa lingkungan mempengaruhi
konsistensi manusia dengan penjelasan Nightingale dari pupose dan tujuan
keperawatan dan arti kesehatan.
3. Teori harus relative sederhana namun digeneralisasikan. Teori nightingale meskipun
terbatas, memiliki banyak generalisasi. Hal ini dapat digunakan di rumah atau dimana
manusia dapat ditemukan. Ide-ide pada dasarnya juga singkat untuk menerapkan dan
mudah untuk mengukur hasil.
4. Teori dapat menjadi basis untuk hipotesis yang dapat diuji.
5. Teori berkontribusi dan membantu dalam meningkatkan tubuh secara umum
pengetahuan dalam disiplin melalui penelitian yang ditetapkan untuk memvalidasi
mereka.
6. Teori dapat digunakan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek
mereka.
7. Teori harus konsisten dengan teori yang memvalidasi lainnya, hukum, dan prinsip-
prinsip akan meninggalkan pertanyaan tak terjawab terbuka yang perlu diselidiki.
Karena kesamaan, keempat karakteristik terakhir akan dibahas bersama-sama
karena mereka berhubungan dengan teori florence Nigthtingale. Terlepas dari
kesederhanaan dan generalisasi dari teorinya, keperawatan belum cukup dimasukkan
ke dalam banyak praktek atau penelitian. Misalnya, dengan cara, teorinya telah diteliti
oleh para ilmuwan seperti lingkungan. Artinya kita semakin menyadari bagaimana
polusi lingkungan mempengaruhi kesehatan kita dalam cara yang negatif . dari
perspektif yang luas, ini harus memberikan validasi teori Nightingale. Namun, kita
belum cukup divalidasi teori dalam konteks perawat kesehatan dan lingkungan
keperawatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori keperawatan modern.
Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan dan akhirnya disebut dengan Teori
Environmental Nightingale. Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang
sehat penting untuk penanganan perawatan yang layak. Komponen lingkungan yang
berpengaruh pada kesehatan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis, dan
lingkungan social.
3.2 Saran
Sebagai calon tenaga keperawatan hendaknya kita mengetahui dan memahai model-
model teori keperawatan, terutama model teori Florence Nightingale agar dapat
menerapkannya dalam proses keperawatan.
DAFFTAR PUSTAKA

Asmadi.2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC


http://indonesiannursing.com/2008/07/konsep - model - florence-nightingle/
http://stikesmbbaksos.blogspot.com/2010/04/teori-florence-nightingale.html

Anda mungkin juga menyukai