Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PAPER

(FERMENTASI HASIL PERIKANAN)

OLEH

MUHAMAD TOLI
Q1B119015

FAKULTAS PERIKANAN DANILMUKELAUTAN


JURUSANTEKNOLOGIHASIL PERIKANAN

UNIVERSITAHALUOLEO

KENDARI

2021
Judul : Silase Ikan

PENDAHULUAN

Pakan merupakan komponen penting dalam budidaya ikan terutama dalam energi ikan
dalam melakukan aktifitas,berkembang,reproduksi dll. Dialam ikan dapat memenuhi kebutuhan
makanannya dengan pakan yang tersedia di alam.pakan yang berasal dari alam selalu sesuai
dengan selera ikan (hany, 2010) . Tetapi di lingkungan budidaya ikan tidak bisa memilih ikan
tergantung kepada pakan buatan. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari berbagai macam
bahan baku hewani dan nabati dengan memperhatikan kandungan gizi, sifat dan ukuran ikan
yang akan mengkonsumsi pakan tersebut dengan cara dibuat oleh manusia dengan bantuan
peralatan pakan (gusrina, 2003).

Presentasi biaya operasional dalam budidaya yaitu 50-70 %, pakan di butuhkan dalam
usaha budidaya ikan dapat berasal dari pakan alami,terutama Pembesaran ikan intensif yaitu
pembesaran ikan yang dalam proses pemeliharaannya mengandalkan pakan buatan dalam
pemberian pakannya serta dilakukan pada wadah yang terbatas dengan kepadatan maksimal.
Seperti diketahui bahwa pakan buatan harus mengandung energi lebih dari 3000 kilokalori agar
dapat memberikan pertumbuhan yang baik bagi ikan budidaya (gusrina 2003). Selain pakan
yang harus menggandung 3000 kkal ikan juga harus mencukupi nutrisinya dan pakan juga harus
berbahan baku yang tidak di pakai pakanan pokok oleh manusia atau bisa menggunkanpaka
alternatif.

Pakan alternatife merupakan pakan pengganti dalam pakan utama seperti yang diketahui
bahan baku pakan sangat mahal dan penggunaannya sangat berbenturan dengan makanan yang
digunakan manusia seperti tepung kedelai, jagung dan lain lain. Untuk memperoleh pakan yang
protein yang tinggi dan bahan baku mudah bisa dengan menggunkaan limbah perikanan dengan
fermentasi pencampuran bakteri kedalam limbah itu berupa selase. Dari limbah ikan yang
terbung dan hasil industry perikanan bisa di buat selase.

Pembuatan selasesangatlah mudah , menguntungkan dan berprotein tinggi. Pembuatan selase


merupakan permentasi merupakan perubahan bahan bahan organik yang kompleks menjadi
bahan – bahan yang lebih sederhana. Oleh adanya kegiatan enzim yang menghambat
mikroorganisme pembusuk dan dapat meninggkatkan nilai gizi pada bahan tersebut.

GAMBARAN UMUM

Silase adalah pakan berkadar air tinggi hasil fermentasi yang diberikan kepada hewan
ternak ruminansia atau dijadikan biofuel melalui digesti anaerobik. Silase umumnya dibuat dari
tanaman rerumputan (dari suku Gramineae), termasuk juga jagung, sorghum, dan serealia
lainnya dengan memanfaatkan seluruh bagian tanaman, tidak hanya biji-bijiannya. Silase juga
bisa dibuat dari hijauan kelapa sawit,[3] singkong,[4] padi, rami, dan limbah pasar. Silase dapat
dibuat dengan menempatkan potongan hijauan di dalam silo, menumpuknya dengan ditutup
plastik, atau dengan membungkusnya membentuk gulungan besar (bale).

Silase ikan adalah suatu produk cair yang dibuat dari ikan-ikan utuh atau sisa-sisa
industry pengolahan ikan yang dicairkan menyerupai bubur oleh enzym-enzym yang terdapat
pada ikan-ikan itu sendiri dengan bantuan asam atau mikroba yang sengaja ditambahkan. Ada
dua macam proses pembuatannya yaitu dengan cara kimiawi dan cara biologis. Pembuatan silase
ikan dengan cara kimiawi adalah dengan cara menambahkan bahan kimia ke dalam ikan dan atau
sisa-sisa ikan yang telah digiling seperti HCI, H 2SO4, Asam Propionat, Asam Formiat atau
campuran keduanya . Sedangkan, silase ikan secara biologis dibuat dengan cara memanfaatkan
mikroba yang ada yaitu mengaktifkan mikroba tersebut melalu penambahan bahan yang
mengandung karbohidrat yang tinggi, seperti dedak padi, jagung dan molases. Silase dapat
digunakan sebagai penambah atau sumber protein yang utama dalam pembuatan pakan unggas,
babi dan ikan budidaya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sub Balai Penelitian

Perikanan Laut Slipi, 4 kg silase ikan dapat menggantikan 1 kg tepung ikan . Sedangkan
hasil analisa laboratorium dari silase ikan menunjukkan kandungan air 70 – 75%, protein 18 –
20%, lemak 1 – 2%, dan abu 4 – 6% . Pembuatan silase ikan secara kimiawi, hasil yang terbaik
adalah

Dengan mengunakan campuran asam propionat dan asam formiat dengan perbandingan 1 : 1 .
Menurut J . Hertrampf (1987), asam propionat dapat mencegah pembentukan aflatoksin,
sedangkan kelebihan asam propionat yang lainnya adalah meningkatkan daya cema bahan pakan,
meningkatkan nilai gizi bahan pakan, mencegah terjadinya penggumpalan .

MIKROBA FERMENTASI

Silase ikan merupakan produk fermenta Ikan yaitu proses pengwaiansenyawasenyawa kompleks
yang terdapat dalam Tubuh ikan menjadi senyawa-senyawa yang Lebih sederhana dengan
bantuan enzim yang Berasal dari tubuh ikan itu sendiri ataupun Yang berasal dari
mikroorganisme (Irawan,1997). Prinsip dari proses pembuatan silase Adalah pengawetan dengan
jalan Membunuh bakteri pembusuk sehingga Silase ikan yang dihasilkan bermutu tinggi Dan
dapat digunakan pada berbagai musim Sepanjang tahun, dapat diberikan pada Ternak secara
praktis dan produk yang Dihasilkan mempunyai daya simpan yang Cukup lama. Kompiang dan
Ilyass (1933) Menyatakan bahwa prinsip pembuatan Silase ikan adalah “ensiling”, yaitu suatu
Prinsip pengawetan dengan menambahkan Asam sehingga akan terjadi penurunan Ph Dan
menyebabkan silase bebas dari Kehidupan bakteri. Keuntungan dari silase Ikan adalah : (1)
bermutu tinggi dan dapat Digunakan pada berbagai musim sepanjang Tahun; (2) dapat diberikan
pada ternak Secara praktis; (3) keperluan perlengkapan Pembuatan yang sederhana; (4) cara
Pengolahan tidak memerlukan Keahlian Yang khusus/tinggi; (5) produk YangDihasilkan
mempunyai daya simpan yang Cukup lama (Moeljanto, 1982).

METODE FERMENTASI

Dalam pembuatan silase selama 6 hari bahan ikan tidak berubah bentuk menjadi cair
hanya berubah seperti pasta dikarenakan masih kurangnya waktu untuk berubah menjadi cair,
untuk berubah cair harus membutuhkan beberapa hari lagi dan warnya menjadi sedikit
kecoklatan dan dalam pembuatan silase usahakan kotoran ikan atau bekas pakan dilambung ikan
tidak terbawa dikarenakan pembuatan harus mempunyai kadar amonia yang rendah. Seperti
pendapat Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989) silase yang bermutu baik mempunyai
kandungan amonia sekitar 2% dari jumlah total protein yang dikandungnya.
Pada saat hari pertama pencampuran warna cincangan ikan yang diberi bakteri ternyata
berubah warna menjadi keabu -abuan, dan setelah mengalami inkubasi dan pengadukan
sebanyak 4 kali sehari perubahan terlihat dari bentuk dam menjadi lebih lembut hancur sedikit
demi sedikit dikarenakan dari adukan yang membuat hancur sedikit, warna nya masih berwarna
keabu – abuan dan sedikit berair dari kadar air ikan tersebut pada hari pertama dan baunya
masih belum tercium masih bau amis dari ikan.

Pembuatan silase ditutup rapat agar tidak terjadi kontaminasi dari luar terutama Tidak terdapat
bakteri patogen seperti Salmonellasp atau Staphylococcussp dan penciuman dilakukan 1 hari 1
kali dikarenakan bahaya dari Proses fermentasi juga dapat menimbulkan bahaya bagi pernafasan.
Gas NO yang dihasilkan pada tahap awal fermentasi mampu bereaksi dengan oksigen
menghasilkan NO2 yang bersifat racun. Setelah 2 hari bau amis hilang , warna maih abu – abu
dan daging mulai hancur fermentasi penguraian sudah mulai optimal, tulang dari ikan masih
belum hancur dan mulai berair sedikit lebih banyak dari sebelumnnya.

Hari ketiga dan hari keempat hampir sama bau dari ikan sudah hilang danperubahan
terjadi pada daging ikan yang sudah mengalami bentuk hancur halus hanya saja hari keempat
perubahan terjadi pada warna dari ikan tersebut sedikit kecoklatcoklatan dan perubahan bentuk
hari ke 3 dan 4 tetap sama akan tetapi kandungan air meningkat pada hari keempat suhu pada
toples pun sedikit panas. Hari ke 5 dan 6 mulai hancur seperti bubur akan tetapi hari ke 6 sudah
mucul wangi dari silase tersebut yang menandakan silase tersebut akan pada proses tahap akhir
warna kecoklat – coklatan.

BEBERAPA HASIL PENELITIAN PRODUK FERMENTASI SILASE

Margono (2001 dalam Handajani, 2014) bahwa proses fermentasi merupakan proses
biokimia yang disebabkan oleh mikroorganisme yang terjadi secara enzimatik. Enzim yang
bekerja pada proses fermentasi dapat menyebabkan perubahan dalam bahan panganPerubahan
yang terjadi dapat berupa rasa, warna, bentuk, kalori, dan sifatsifat lainnya. Berdasarkan
fenomena tersebut, menunjukkan bahwa untuk pembuatan silase secara biologis diperlukan
sumber bakteri asam laktat dan sumber karbohidrat yang optimal yang pada penelitian
ini adalah penambahan asam laktat 15 - 20 % dan karbohidrat 200 gram per 1 kg ikan.
Penambahan karbohidrat yang optimal akan merangsang proses berlangsungnya
fermentasi.

PENUTUP
Kesimpulan
Silase merupakan bahan yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan protein pada bahan
apapun. Pentutupan yang rapat dan pengadukan mempercepat fermentasi dari selase tersebut.
Silase yang sempurna yaitu berbentuk cair dan beraroma yang wangi. Silase harus memiliki pH
di bawah 5 dan Kandungan amonia rendah.

Saran
Dalam pembuatan selase usaha kan mengikuti prosedur yang sudah dibuat agar mempermudah
dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembuatan silase tersebut, terutama dalam proses
menutup dan mengaduk yang harus rutin setiap hari 4 kali sehari.
DAFTAR PUSTAKA

Arnold, L.D, dan N.A Solomon. 1986. Manual of Industrial Microbiology and Biotechnology.
America Society foMicrobiol. Washington DC
Ali, M. 2009. Pemurnian, KarakterisasidanAplikasi Oligomer Kitosan yang Hidrolisissecara
Enzimatis Asal Limbah PengolahanUdang. Tesis.
Direktotat Gizi Depkes.1992.Produk FermentasiIkan Garam. Balai Besar Riset Peng olahan
Produk dan Bioteknologi KelautandanPerikanan.
Utama, C.S. dan Sumarsih S. 2010. Pengaruh Penambahan Aras Ekstrak Kubis Sortir dan
Lama Pemeraman Terhadap Knadungan Nutrisi Silase Ikan. Jurnal Kesehatan. Vol 3.
(1).:27-32

Anda mungkin juga menyukai