Anda di halaman 1dari 12

ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN BANJIR


SUNGAI CIBEET KABUPATEN BEKASI
Oleh
TRI NUGROHO WASKITO
NIM : 95009303

(Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air)


Institut Teknologi Bandung
Pembimbing : Ir. Dantje Kardana, M.Sc., Ph.D.

Banjir adalah salah satu bentuk daya rusak air yang merupakan fenomena alam karena tingginya curah hujan dan
tidak cukupnya kapasitas badan air (sungai atau saluran drainase) untuk menampung dan mengalirkan air. Kondisi
yang terjadi pada aliran sungai Cibeet, antara lain ditandai dengan longsoran tebing, kekeringan dimusim kemarau
dan banjir dimusim hujan. Hal tersebut diperburuk dengan kondisi sungai Cipamingkis yang merupakan anak sungai
Cibeet yang menurut hasil studi dan North Java Flood Control Sector Project (NJFSCP) bahwa pada sungai
Cipamingkis terdapat kegiatan galian C yang berdampak negatif berupa hilangnya lapisan dasar sungai berupa
butiran kasar.
Pada pertemuan (muara) sungai Cibeet dengan Citarum sering terjadi banjir akibat back water dari sungai Cibeet
yang terjadi setiap tahun dengan ketinggian banjir berkisar antara 1,5 m - 3,00 m yang mengakibatkan Desa-desa
disekitarnya terendam banjir.
Tujuan penelitian tesis ini untuk menyusun alternatif upaya pengendalian banjir Sungai Cibeet secara struktural
sehingga dampak kerugian akibat bencana banjir dapat diminimalisi. Dalam penentuan alternatif penanggulangan
dilakukan analisis hidrolik dengan pemodelan menggunakan perangkat lunak HEC RAS 4.0.
Kata kunci : Banjir, Back Water, pemodelan software HEC RAS 4.0

ABSTRACT
EVALUATION OF FLOOD CONTROL
CIBEET RIVER - BEKASI DISTRICT
by
TRI NUGROHO WASKITO
NIM : 95009303

Master of Water Resources Management Department


Supervisor: Ir. Dantje Kardana, M.Sc., Ph.D.

Flooding is one of the destructive force of water is a natural phenomenon due to high rainfall and insufficient
capacity of water bodies (streams or drainage channels) to collect and drain water. Conditions that occur in river
flow Cibeet, among others, characterized by rock avalanches, drought, dry season and rainy season floods. This is
exacerbated by the conditions of the river which is a tributary Cipamingkis Cibeet which according to the study and
North Java Flood Control Sector Project (NJFSCP) that there is activity on the river Cipamingkis excavation-C
which have a negative impact excavation of the loss of the base layer of coarse river.
At the meeting (estuary) Citarum river Cibeet with frequent flooding due to back water from the river Cibeet that
occur each year in flood heights ranging from 1.5 m - 3.00 m resulting in the surrounding villages were flooded.
The purpose of this thesis research to develop alternative Cibeet River flood control efforts are structurally so that
the impact of losses due to floods can minimilization. In determining the alternative response to the hydraulic
analysis was performed using the modeling software HEC RAS 4.0.

Key words: Flood, Back Water, HEC RAS 4.0 modeling software
1. LATAR BELAKANG berbagai kepentingan (Perumahan, Industri, dll) yang
menyebabkan berkurangnya daerah terbuka/resapan
Banjir adalah salah satu bentuk daya rusak air yang air serta adanya tambahan debit yang cukup besar
merupakan fenomena alam karena tingginya curah dari sungai Cibeet.
hujan dan tidak cukupnya kapasitas badan air (sungai
atau saluran drainase) untuk menampung dan Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka perlu
mengalirkan air. Fenomena tersebut diperparah segera dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi agar
akibat salah urus manusia terhadap ekologi di dampak negatif yang ditimbulkan dapat segara
sekitarnya, terutama penataruangan (Soekarno, I : diatasi.
2006). Banjir sebagai salah satu komponen daya
rusak air yang perlu dikendalikan agar dampak 2. MAKSUD DAN TUJUAN
kerugiannya dapat diminimalkan. Usaha
pengendalian banjir ini mencakup identifikasi lokasi Maksud penulisan tesis ini adalah melakukan kajian
banjir, perencanaan pengendalian banjir, penyusunan terhadap kinerja kapasitas tampung alur Sungai
strategi pengendalian banjir, dan pelaksanaan Cibeet dan banjir yang terjadi melalui pendekatan
program-program strategi sebagai implementasi dari pemodelan hidraulik sebagai dasar penyusunan
strategi pengendalian banjir itu sendiri. alternatif upaya pengendalian banjir.

Pengembangan kawasan untuk pemenuhan berbagai Adapun tujuan penulisan tesis ini adalah menyusun
kebutuhan seperti sarana permukiman, pertanian, alternatif upaya pengendalian banjir Sungai Cibeet
perdagangan, industri, perkantoran, jalan dan lain- secara struktural sehingga dampak kerugian akibat
lain dari tahun ke tahun semakin meningkat sebagai bencana banjir dapat diminimalisi.
dampak pertumbuhan penduduk dan pengembangan
aktivitasnya, hal tersebut menyebabkan menurunnya 3. RUANG LINGKUP
kualitas lingkungan termasuk menurunnya kualitas
daerah aliran sungai sehingga menyebabkan Lingkup pengendalian banjir Sungai Cibeet adalah
terjadinya hal-hal yang menimbulkan kerugian, yang sebagai berikut:
paling nyata yaitu kekeringan di musim kemarau dan - Mengumpulkan/kompilasi data
banjir di musim hujan. - Melakukan studi literature
- Melakukan analisis statistik hujan rencana
Kondisi tersebut terjadi pula pada aliran sungai - Melakukan analisis debit banjir rencana
Cibeet, antara lain ditandai dengan kejadian disekitar - Melakukan analisis hidraulik sungai dengan
sungai Cibeet berupa longsoran tebing, kekeringan simulasi model HEC-RAS untuk mengetahui
dimusim kemarau dan banjir dimusim hujan. Hal kapasitas tampungan sungai, profil muka air
tersebut diperburuk dengan kondisi sungai banjir rencana.
Cipamingkis yang merupakan anak sungai Cibeet - Melakukan analisis alternatif pengendalian
yang menurut hasil studi dan North Java Flood banjir secara struktural melalui upaya antara
Control Sector Project (NJFSCP) bahwa pada sungai lain: normalisasi sungai.
Cipamingkis terdapat kegiatan galian C yang
berdampak negatif berupa hilangnya lapisan dasar a. Permasalahan Dan Hipotesis
sungai berupa butiran kasar, sedangkan lapisan
bawah berupa lempung lunak mulai tampak, serta Permasalahan yang terdapat dalam evaluasi ini
terjadinya degradasi sungai yang cukup signifikan adalah longsoran tebing, kekeringan dimusim
mulai dari bendung Cipamingkis ke hilir. kemarau dan banjir dimusim hujan. terdapat kegiatan
galian C yang berdampak negatif berupa hilangnya
Pada pertemuan (muara) sungai Cibeet dengan lapisan dasar sungai berupa butiran kasar, sedangkan
Citarum sering terjadi banjir akibat back water dari lapisan bawah berupa lempung lunak mulai tampak,
sungai Cibeet yang terjadi setiap tahun dengan serta terjadinya degradasi sungai yang cukup
ketinggian banjir berkisar antara 1,5 meter sampai signifikan mulai dari bendung Cipamingkis ke hilir.
dengan 3,00 meter yang mengakibatkan Desa-desa
disekitarnya terendam banjir. Hipotesis pada evaluasi ini adalah debit puncak banjir
yang telah melebihi kapasitas tampung alur sungai
Kondisi sungai Citarum Hilir mulai dari Bendung sehingga menyebabkan terjadinya limpasan serta
Walahar sampai dengan Muara Gembong pada kapasitas Sungai yang tidak memenuhi lagi, sehingga
beberapa lokasi sering banjir. Hal tersebut diperlukan alternatif upaya pengendalian yang dapat
diperkirakan karena beberapa hal antara lain: mereduksi dan mengatasi permasalahan akibat banjir
berkurangnya kapasitas sungai akibat sedimentasi, yang terjadi.
pembangunan fisik pada daerah aliran sungai untuk

2
b. Lokasi Studi Lokasi evaluasi pengendalian banjir Sungai Cibeet
terletak di Kabupaten Bekasi. Lokasi studi dapat di
lihat pada Gambar 1.

LOKASI
STUDI

Gambar 1 Peta lokasi studi (sumber: bakosurtanal)

4. METODOLOGI 3. Analisis hidrologi (Gambar 3) untuk


memperoleh curah hujan dan debit banjir
a. Pola Pikir rencana periode ulang tertentu meliputi :
Pola pikir dalam tahapan pelaksanaan pengendalian - Perhitungan curah hujan wilayah
banjir Sungai Cibeet meliputi: berdasarkan pencatatan data curah hujan
Analisa hidrologi untuk memperoleh curah hujan stasiun hujan yang ada pada DAS Cibeet
dan debit banjir rencana periode ulang tertentu. dengan menggunakan Metode Poligon
Analisa hidraulik melalui simulasi pemodelan Thiessen.
hidraulik dengan alat bantu software HEC-RAS - Analisis curah hujan rencana melalui
untuk mengetahui kapasitas tampung alur sungai analisis statistik (distribusi frekuensi) hujan
dan profil muka air banjir rencana pada periode wilayah tahunan dengan metode Gumbel
ulang tertentu berdasarkan debit banjir rencana. dan Log Person III
Alternatif pengendalian banjir pada Sungai - Uji kesesuaian distribusi frekuensi, untuk
Cibeet mengetahui kecocokan analisis curah hujan
rencana terhadap simpangan data vertical
Pola pikir evaluasi pengendalian banjir Sungai Cibeet dan horizontal dengan Metode Smirnov
dapat dilihat pada gambar 2. Kolmogorof, sehingga diketahui distribusi
Pendekatan Metodologi yang dipilih dapat diterima atau tidak
berdasarkan nilai simpangan terkecil.
- Analisis distribusi curah hujan rencana jam-
Agar proses studi dapat dilakukan secara sistematis jaman setiap periode ulang guna
maka diperlukan analisis dalam bentuk mendapatkan curah hujan efektif yang akan
tahapan/urutan kerja. Tahapan kerja yang akan digunakan dalam analisis debit banjir
dilakukan dalam studi ini adalah sebagai berikut : rencana.
1. Pengumpulan data-data teknis, antara lain : Peta - Analisis debit banjir rencana, untuk
DAS, Peta Topografi, data curah hujan, serta menghitung debit/hidrograf banjir rencana
data-data lain yang terkait dengan studi. berdasarkan curah hujan rencana setiap
2. Studi literatur yang berkaitan dengan studi, periode ulang dengan Metode Hidrograf
meliputi : teori analisis hujan wilayah, statistik Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu.
dan probabilitas, analisis debit banjir, pemodelan
hidraulik sungai.

3
4. Analisis hidraulik sungai, untuk mengetahui banjir dengan menggunakan HEC – RAS. Dapat
kapasitas tampung sungai, dan profil muka air dilihat pada gambar 4.
Alternatif pengendalian banjir pada Sungai Cibeet.

Mulai

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data
- Data stasiun Hujan
- Data curah hujan harian maksimum
- Data karakteristik DAS
- Data tata guna lahan
- Rating curve debit
- Data karakteristik dan geometri sungai

Analisa dan Pembahasan

A. Analisa Hidrologi
- Analisa curah hujan rencana
- Analisa debit banjir rencana
B. Analisa Hidraulik Sungai Dengan Bantuan
Model HEC-RAS
- Analisa kapasitas tampungan saluran Gambar 1. 1 Analisa Hidrologi dalam Pengendalian banjir
- Analisa muka air banjir rencana
Sungai Cibeet

Kesimpulan dan Rekomendasi

Selesai

Gambar 2 Pola Pikir Pengendalian banjir Sungai Cibeet

Gambar 1. 2 Bagan Alir Pemodelan Hidrodinamik


Menggunakan HEC-RAS 4.0.

4
5. DATA CURAH HUJAN a. Analisis Distribusi Frekuensi Metode Gumbel
Parameter–parameter statistik yang dipergunakan
Untuk menganalisa kondisi hidrologi di wilayah studi
dalam analisis distribusi frekuensi metode Gumbel
diperlukan data hujan dari stasiun pengamatan
adalah nilai tengah dan standar deviasi, dan
terdekat di sekitarnya Pemilihan Stasiun hujan
selanjutnya dihutung curah hujan rencana dengan
dilaksanakan dengan kriteria sebagai berikut :
periode ulang 2,5,10,25,50 dan 100 tahun. Hasil
perhitungan distribusi curah hujan rencana metode
Mempunyai data dengan periode pengamatan Gumbel dapat dilihat dibawah ini untuk diambil salah
yang panjang (lebih dari lima tahun) satu perhitungan untuk periode ulang 2 tahun:
Mempunyai urutan data tahunan yang lengkap,
dimana data bulanan tidak Hasil perhitungan metode Gumbel Sta. Cipamingkis
banyak kosong dalam bentuk tabelris dapat dilihat pada tabel
Lokasi stasiun pengamatan curah hujan tersebut dibawah ini:
terletak di dalam dan di sekitar daerah studi
Berdasarkan ketersediaan data curah hujan dan posisi
Pos Penakar Curah Hujan, maka pada studi ini
ditentukan hanya terdapat 1 (satu) Pos Penakar Curah No. Tr Yt K Xt
Hujan yang terdapat dalam cathment area wilayah
studi yaitu Sta. Cipamingkis dengan periode tahun 1 2 0.367 -0.136 90.60
pengamatan dari Tahun 2000 s/d 2009 (sepuluh 2 5 1.500 1.058 139.90
tahun). 3 10 2.250 1.848 172.54
4 25 3.199 2.847 213.77
Data curah hujan yang akan digunakan dalam studi 5 50 3.902 3.588 244.37
ini adalah seperti pada tabel dibawah ini. 6 100 4.600 4.323 274.73
Tabel 3. 1 Data Curah Hujan Maksimum Harian Sumber: Hasil Analisis
NO Tahun Data Curah Hujan Maksimum Harian (mm)
1 2000 61
2 2001 170.0
a. Metode Log Person Type III
3 2002 87.0
4 2003 77.0 Analisis curah hujan rencana metode Log Person
5 2004 62.0 Type III dilakukan perhitungan hasil analisa dari
6 2005 70.0 metode Log Person Tipe III dapat dilihat pada tabel
7 2006 87.0 dibawah ini:
8 2007 174.0
9 2008 82.0
10 2009 92.0 No. Tr P (%) G Log Xt Xt
Sumber : Hasil Analisa Perhitungan

1 2 50 -0.1859 1.924 83.920


6. ANALISIS CURAH HUJAN RENCANA 2 5 20 0.7560 2.075 118.847
MAKSIMUM 3 10 10 1.3770 2.175 149.488
4 25 4 2.1124 2.293 196.151
Analisis curah hujan rencana maksimum di lokasi 5 50 2 2.6358 2.377 237.993
studi dilakukan dengan menggunakan data hujan 6 100 1 3.1472 2.459 287.484
Sumber: Hasil Analisis
yang dipakai untuk analisa ini berasal dari 1 (Satu)
Sta. Cipamingkis . Berdasarkan Ketersediaan data
curah hujan dan posisi Pos Penakar Curah Hujan, a. Uji Smirnov – Kolmogorov
maka pada studi ini ditentukan hanya terdapat 1
(satu) Pos Penakar Curah Hujan yang terdapat dalam Uji kecocokan Smirnov – Kolmogorov, sering
cathment area wilayah studi yaitu Sta. Cipamingkis disebut juga uji kecocokan non parametik (non
dengan periode tahun pengamatan dari Tahun 2000 parametic test), karena pengujiannya tidak
s/d 2009 (sepuluh tahun). Analisa curah hujan menggunakan fungsi distribusi tertentu. Analisis uji
rencana maksimum menggunakan beberapa distribusi distribusi ini dilakukan untuk mengetahui simpangan
probabilitas yang sering dilakukan pada analisis maksimum antara distribusi teoritis dan empiris
hidrologi diantaranya menggunakan: (Dmax). Uji Smirnov – Kolmogorov dilakukan pada
Distribusi frekuensi metode Gumbel dan metode Log
Distribusi Gumbel Person III dengan asumsi sebagai berikut:
Distribusi Log Pearson III.

5
Derajat signifikansi (α) = 5% Hasil analisis perhitungan distribusi hujan jam –
Tingkat kepercayaan = 95 % jaman disajikan pada tabel dibawah ini:
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai Delta hitung
(Dhit) tersebut merupakan nilai D maksimal (D maks).
Sehingga, Dmaks < Dcr, maka hiipotesis diterima Parameter Hujan
Periode Ulang = T (Tahun)
2 5 10 25 50 100
dapat digunakan dalam analisis curah hujan rencana Curah Hujan (mm) 83.92 118.85 149.49 196.15 237.99 287.48
DAS Cibeet. Pola Distribusi
Jam Ke - %
1 6 5.035 7.131 8.969 11.769 14.280 17.249
Resume hasil analisis perhitungan uji distribusi 2 8 6.714 9.508 11.959 15.692 19.039 22.999
dengan metode Smirnov - Kolmogorov disajikan 3 14 11.749 16.639 20.928 27.461 33.319 40.248
4 55 46.156 65.366 82.218 107.883 130.896 158.116
pada tabel 4.3 dibawah ini: 5 11 9.231 13.073 16.444 21.577 26.179 31.623
6 6 5.035 7.131 8.969 11.769 14.280 17.249
Sumber: Hasil Analisis
NO. HASIL PERHITUNGAN MACAM DISTRIBUSI/ METODE KET.
Gumbel I Log Person III

1
D maks 0.7873 0.2904 Distribusi terpilih : Analisis perhitungan curah hujan efektif diihitung
D kitris 0.41 0.41
Kesimpulan Ditolak Diterima
Log Person III untuk keperluan analisis Hidrograf Satuan Sintetik
Sumber: Hasil Analisis Nakayasu.

Berdasarkan hasil analisis uji kesesuain distribusi Curah hujan effektif adalah bagian dari curah hujan
tersebut, kedua distribusi yang digunakan layak untuk total yang menghasilkan limpasan langsung dengan
dijadikan sebagai metode perhitungan curah hujan kata lain hujan total dikurangi kehilangan pada awal
rencana DAS Cibeet, serta memperhatikan nilai D hujan akibat adanya infiltrasi. Pada saat hujan turun
(delta/selisih) maksimum terkecil distribusi terpilih sebagian akan meresap ke dalam tanah dan sebagian
Log Person III untuk Stasiun Sta. Cipamingkis. lagi akan menjadi limpasan permukaan. Sehubungan
dengan keterbatasan ketersediaan data untuk
7. ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA perhitungan hujan efektif, maka dalam kajian ini
digunakan faktor koefisien run off dalam
a. Distribusi Curah Hujan dan Curah Hujan transformasi hujan menjadi limpasan.
Efektif
Dalam analisa perhitungan debit banjir rencana Hasil analisis perhitungan besar curah hujan efektif
dalam memperkirakan besaran debit diperlukan data dan distribusi hujan jam – jaman disajikan pada tabel
curah hujan maksimum jam – jaman serta curah dibawah ini
hujan efektif .

Berdasarkan Distribusi hujan (hourly rainfal PERIODE ULANG = T (Tahun)


Parameter Hujan
accumulation) banyaknya hujan tiap jam akan jatuh 2 5 10 25 50 100
Curah Hujan (mm) 83.92 118.85 149.49 196.15 237.99 287.48
selama waktu konsentrasi periode jatuh hujan. Koefisien Limpasan 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
C.H Efektif (mm) 67.136 95.077 119.590 156.921 190.395 229.987
Konsentrasi hujan dalam periode satu hari ternyata 6 Pola Distribusi
jam, maka pembagian banyaknya hujan akan turun Jam - Ke
1
%
6 4.028 5.705 7.175 9.415 11.424 13.799
untuk tiap – tiap jamnya dan dinyatakan dalam 2 8 5.371 7.606 9.567 12.554 15.232 18.399
3 14 9.399 13.311 16.743 21.969 26.655 32.198
persen, maka distribusinya adalah sebagai berikut 4 55 36.925 52.293 65.775 86.306 104.717 126.493
5 11 7.385 10.459 13.155 17.261 20.943 25.299
(Sumber Diktat Kuliah Hidrologi Terapan Ir. Muljana 6 6 4.028 5.705 7.175 9.415 11.424 13.799
Wangsadipura, M.Eng). Sumber: Hasil Analisis

Jam ke 1 : Jatuh Hujan 6%


a. Analisis Debit Banjir Rencana Metode
Jam ke 2 : Jatuh Hujan 8% Nakayasu

Jam ke 3 : Jatuh Hujan 14 %


Analisa debit rencana pada studi ini menggunakan
metode Nakayasu. Input debit rencana (Hydrograph)
Jam ke 4 : Jatuh Hujan 55 % pada evaluasai pengendalian banjir Sungai Cibeet ini
adalah debit rencana pada Cibeet. Untuk
Jam ke 5 : Jatuh Hujan 11 %
selengkapnya dapat dilihat pada gambar dan tabel
Jam ke 6 : Jatuh Hujan 6% dibawah ini.

100 %

6
c. Analisa Debit Banjir Rencana dengan
Pemodelan HEC-HMS
Untuk perhitungan Debit banjir Hidrograf Satuan
Sintetik Nakayasu dan Hidrograf Satuan Sintetik ITB
1 dan ITB 2 dibantu dengan perangkat lunak HEC-
HMS maka dibuat skematisasi sebagai berikut.

Debit yang dipakai dalam Pemodelan Matematik


menggunakan Pemodelan satu Dimensi HEC – RAS
untuk Cibeet adalah menggunakan Q25 Tahunan
disebabkan perencanaan yang akan di pakai adalah
penanggulan.

b. Analisis Debit Banjir Rencana Metode HSS


ITB – 1 dan HSS ITB - 2
Analisis Perhitungan HSS ITB – 1 Debit Banjir
Rencana Sungai Cibeet adalah sebagai berikut:
I. Karakteristik DAS dan Hujan
1. Nama Sungai = Sungai Cibeet
2. Luas daerah aliran Sungai (A) = 909.24 Km2
3. Panjang Sungai Utama (L) = 101.02 Km
4 Tinggi Hujan = 1.00 mm
5. Durasi Hujan Tr = 1.00 Jam

II. Perhitungan Waktu Puncak (Tp) Dan Waktu Dasar (Tb)


1. Koefisien waktu (Ct) = 1.00
2. Time Lag (tP)
tP = Ct 0.8122 L0.6
= 12.95 Jam
Berdasarkan hasil pemodelan dari HEC-HMS, maka
3. Waktu Puncak didapat hasil debit banjir rencana Q 25 Tahunan
Tp = 13.45 Jam
4. Waktu Dasar sebagai berikut.
TB = 134.52 Jam

III. Debit Puncak (QP)


1. Cp. Koefisien Puncak (Cp) = 1.00
2. Alpha = 1.500
3. Luas HSS (Numerik) = 1.61319910
4. Qp = 11.639 m3/s
5. Volume Hujan pada DAS (VDAS) = 909,240 m3
6. Volume Unit Hidrograph = 909,240 m3
7. Tinggi Limpasan = 1.000 mm

Analisis Perhitungan HSS ITB – 2 Debit Banjir


Rencana Sungai Cibeet adalah sebagai berikut:
I. Karakteristik DAS dan Hujan
1. Nama Sungai = Sungai Cibeet
2. Luas daerah aliran Sungai (A) = 909.24 Km2
3. Panjang Sungai Utama (L) = 101.02 Km
4 Tinggi Hujan = 1.00 mm
5. Durasi Hujan Tr = 1.00 Jam

II. Perhitungan Waktu Puncak (Tp) Dan Waktu Dasar (Tb)


1. Koefisien waktu (Ct) = 1.00
2. Time Lag (tP)
0.6
tP = Ct 0.8122 L = 12.95 Jam
3. Waktu Puncak
Tp = 13.45 Jam
4. Waktu Dasar
TB = 134.51 Jam

III. Debit Puncak (QP)


1. Cp. Koefisien Puncak (Cp) = 1.000
2. Alpha = 1.200
3. Betha = 1.000
3. Luas HSS (Numerik) = 1.45523928
4. Qp = 12.902774 m3/s
5. Volume Hujan pada DAS (VDAS) = 909,240.0 m3
6. Volume Unit Hidrograph 909,240.0 m3
7. Tinggi Limpasan = 1.000 mm

7
Berdasarkan hasil kalibrari dilapangan, debit yang
akan digunakan dalam analisa selanjutnya adalah
debit banjir HSS Nakayasu.
d. Debit Banjir Rencana Terpilih
Dari semua besaran hidrograf debit banjir yang
diperoleh melalui ketiga metoda tersebut selanjutnya 8. ANALISA HIDRAULIK DENGAN
dipilih salah satu dari ketiga metode tersebut yang MENGGUNAKAN PEMODELAN HEC RAS
akan dipakai untuk proses selanjutnya. Kriteria yang
Untuk mengetahui fenomena perilaku hidraulika
dipaka iuntuk proses pemilihan tersebut adalah:
aliran di dalam saluran/kali, longstorage objek studi,
diperlukan suatu simulasi/analisa numerik yang
1. Waktu puncak (Tp) dicapai dari hasil analisis
mampu menggambarkan kondisi saluran eksisting
debit Hidrogaf satuan sintetik mendekati dengan
maupun rencana.
kondisi dilapangan.
2. Jika harga harga puncak debit hidrograf sama, Analisis dilakukan dengan menggunakan program
maka pemilihan dilakukan berdasarkan nilai pemodelan matematik HEC-RAS 4.0. Prosedur
waktu puncak yang terkecil. penggunaan Software tersebut dilakukan sesuai
dengan prosedur sebagaimana ditunjukan bagan alir
Hidrograf yang dipilih untuk keperluan pemodelan
pada Gambar 1.5 Bagan Alir Pemodelan
matematika adalah hidrograf waktu puncaknya
Hidrodinamik Menggunakan HEC-RAS 4.0.
mendekati kondisi di lapangan .Hasil hidrograf hasil
analisis untuk Sungai Cibeet adalah data debit
HEC-RAS (Hydrologic Engineering Center’s - River
hidrograf yang mendekati kondisi dilokasi kajian
Analysis System) dirancang untuk membuat simulasi
adalah metodehidrograf Nakayasu dan untuk debit
aliran satu dimensi. Perangkat lunak ini memberikan
yang dipakai dalam Pemodelan Matematik
kemudahan kepada pemakai dengan tampilan
menggunakan Pemodelan satu Dimensi HEC – RAS
grafisnya. Secara umum perangkat lunak ini
untuk Sungai Cibeet adalah menggunakan QTr 25
menyediakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
Tahun untuk keadaan sungai eksisting dan untuk
sungai hasil perencanaan menggunakan QTr 25 Tahun
disebabkan kondisi DAS di lokasi studi pada kondisi Manajemen File
Kritis.
Input Data dan pengeditan

Tr Nakayasu ITB-1 ITB-2 HEC-HMS Analisa Hidaulika

Keluaran (tabel, Grafik, Gambar)


2.0 831.18 772.74 802.42 791.70
5.0 1177.12 1094.35 1136.39 1121.20 (Sumber : 2010. HEC-RAS 4.0 River Analysis
10.0 1480.61 1376.50 1429.37 1410.30
25.0 1942.78 1806.18 1875.56 1850.50
System. Hydrologic Engineering Center U.S. Army
50.0 2357.21 2191.47 2275.65 2245.20 Corps of Engineers USA)
100.0 2847.39 2647.18 2748.87 2712.10
Pada HEC-RAS Versi 4.0 analisis hidraulika yang
disediakan meliputi dua analisis, yaitu steady flow,

8
dan unsteady flow. Pada studi ini analisa dilakukan
dengan menggunakan unsteady flow.

Analisa yang dilakukan meliputi analisa kemampuan


saluran eksisting maupun rencana. Analisis dilakukan
untuk mengetahui kemampuan saluran dalam
mengalirkan debit. Langkah-langkah pemodelan
adalah sebagai berikut:

1. Membuat skematik jaringan saluran yang akan


dimodelkan berdasarkan hasil pengukuran
lapangan.
Skematik Pemodelan Sungai Cibeet
2. Memasukkan data geometri saluran.
3. Mendefinisikan kondisi-kondisi batas/boundary
conditions yang akan digunakan dalam analisa.
4. Menjalankan program pemodelan.
5. Mencetak hasil/ output.

a. Analisa Hidraulik Sungai Cibeet Dengan


Menggunakan Pemodelan HEC RAS
Pemodelan simulasi sungai Cibeet ini dilakukan
untuk mendapatkan kapasitas saluran yang
diperlukan untuk membantu mengatasi masalah Input Geometri Saluran
banjir di kawasan kabupaten bekasi. Kebutuhan
kapasitas saluran direncanakan dengan menggunakan
kala ulang atau periode banjir 25 tahunan. d. Flow Boundary Condition / Syarat Batas
Besarnya debit yang harus dilayani oleh Saluran
Dalam analisa Evaluasi Hidraulik Sungai Cibeet ini
yang direncanakan akan berlaku sebagai boundary
menggunakan running kondisi eksisting dan desain
condition dalam pemodelan ini. Besaran debit
Evaluasi Hidraulik Sungai Cibeet.
dimodelkan sebagai debit inflow maupun lateral yang
masuk kedalam kali/saluran.
b. Skematik Pemodelan
Langkah berikutnya yang dapat dilakukan setelah
Langkah pertama dalam melakukan pemodelan
memasukkan seluruh data gemetri sungai adalah
adalah membuat skematik dari kapasitas aluran yang
memasukkan kondisi aliran sungai apakah aliran
direncanakan. Bentuk skematik dapat dilihat pada
permanen (Steady Flow) maupun kondisi non
gambar 4.7 Skematik Pemodelan Sungai Cibeet.
permanen (Unsteady Flow)
c. Data Geometrik Analisa dilakukan dengan unsteady flow analysis.
Data geometri saluran dimasukkan melalui data unsteady flow analysis diperlukan boundary conditon
potongan melintang. Dari data cross hasil pengukuran pada Upstream, dan jika dilakukan perhitungan pada
lapangan selanjutnya di hitung elevasi tiap titik cross kondisi keduanya kondisi batas untuk upstream dan
dan jarak komulatif dari setiap titik hasil pengukuran. downstream sama-sama dibutuhkan.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran lapangan
direncanakan dengan kondisi perencanaan tertentu.
Hasil perencanaan inilah yang menjadi input data
potongan melintang. Contoh inputing data potongan
melintang dapat dilihat pada Gambar berikut :

9
f. Analisa Hidraulik Kondisi Eksisting Sungai
Cibeet
Analisis kapasitas penampang Eksisting Sungai
Cibeet dilakukan pada kondisi sungai yang ada saat
ini dengan tujuan untuk mengetahui kapasitas
pengaliran maksmimum pada masing–masing
segmen sungai. Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan debit rencana Q25 tahun (Q25)
Dikarenakan sungai Cibeet berada di wilayah
kabupaten bekasi yang mempunyai tingkat hunian
yang padat.

Berikut ini adalah hasil analisa kondisi Sungai


Cibeet. Dapat dilihat pada gambar profil muka air
berikut ini :

Input Flow Data Boundary Condition

e. Running Program
Setelah data-data skematik, geometri Saluran beban-
beban sebagai boundary conditions dimasukkan,
dilanjutkan dengan melakukan eksekusi program.
Kriteria-kriteria yang harus ditetapkan dalam
melakukan eksekusi program adalah: jangka waktu
perhitungan/simulasi, interval waktu perhitungan,
interval waktu pencetakan output untuk
penggambaran hidrograf.

Apabila semua proses mulai dari awal sampai dengan


akhir telah dilakukan dengan benar, maka akan Profil Muka Air Sungai Cibeet kondisi Existing
diperoleh hasil pemodelan berupa profil muka air
setiap selang waktu tertentu sesuai dengan yang telah Dari gambar diatas bahwa elevasi muka air di Sungai
ditetapkan saat eksekusi program dijalankan. Debit Cibeet pada beberapa stasioning mengalami
yang digunakan adalah Q25 tahun. genangan banjir. Dari hasil running terlihat bahwa
Sungai Cibeet sudah tidak dapat menahan beban air
pada debit rencana dan harus dilakukan perubahan
alur sungai dengan melakukan Penanggulan. Hasil
running berupa tabel untuk sungai Cibeet disajikan
pada Lampiran.

g. Pembahasan Analisa Hidraulik Kondisi


Desain Sungai Cibeet
Analisis kapasitas penampang Desain Sungai Cibeet
dilakukan dengan memodifikasi dari kondisi
eksisting hasil pemodelan analisa hidrolik dengan
memasukan rencana alternatif penanggulangan
peninggian tanggul.
Berikut ini adalah hasil analisa kondisi Sungai Cibeet
. Dapat dilihat pada gambar profil muka air berikut
ini :

10
adalah peninggian tebing (tanggul).

3. Apabila ada perubahan tataguna lahan sebaiknya


para pengembang membangun suatu tampungan
air dan menahanya pada saat alur muka air di
sungai tinggi lalu membuangnya pada saat muak
air surut.

10. HASIL KALIBRASI DENGAN KONDISI


LAPANGAN
Berikut adalah peninjauan lapangan terhadap
potongan melintang di beberapa titik di lapangan :

Profil Muka Air Sungai Cibeet kondisi Desain

Profil Penampang Cibeet kondisi Desain


Dari hasil running Setelah melakukan penanggulan
dapat terlihat bahwa penampang sungai bertambah
dan penampang sungai tidak terjadi luapan.

9. RENCANA PENANGGULANGAN
Tahapan dan prioritas pelaksanaan fisik konstruksi
disusun berdasarkan pertimbangan kondisi lapangan,
manfaat dan biaya. Dengan pertimbangan tersebut
prioritas pelaksanaan fisik konstruksi disusun,
sebagai berikut :

1. Jangka Pendek / Darurat, yaitu tahap yang harus


segera dikerjakan karena kondisi lapangan saat
ini, dikhawatirkan bila tidak segera ditangani
akan terjadi luapan adalah pekerjaan Normalisasi
sungai

2. Jangka menengah, termasuk dalam tahap ini

11
11. KESIMPULAN 12. SARAN
Dalam rangka merumuskan alternatif pengendalian
Berdasarkan análisis dan pembahasan yang telah banjir Sungai Cibeet yang efektif, efisien dan
dilakukan dalam kajian ini, maka dapat optimal, maka disarankan beberapa hal sebagai
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : berikut :
1. Pada Tesis ini tidak menghitung Penanganan
1. Debit puncak banjir Sungai Cibeet , periode secara khusus Untuk mengatasi kerusakan
ulang 2 tahun (Q2) = 831,18 m3/dt, periode Tebing/lereng akibat gerusan air baik yang
ulang 5 tahun (Q5) = 1177,12 m3/dt, periode terjadi di sepanjang alur sungai maupun akibat
ulang 10 tahun (Q10) = 1480,61 m3/dt, periode erosi air dari bagian atas tebing diperlukan
ulang 25 tahun (Q25) = 1942,78 m3/dt, periode bangunan-bangunan phisik atau kegiatan
ulang 50 tahun (Q50) = 2357,21 m3/dt dan perkuatan tebing secara sheet pile beton dan
periode ulang 100 tahun (Q100) = 2847,39 diperlukan penelitian yg lebih tajam.
m3/dt 2. Pengelolaan Dataran Banjir (flood plain
2. Pengendalian banjir Sungai Cibeet dilakukan management), adalah pengelolaan dataran
untuk mereduksi dan menanggulangi limpasan banjir melalui penerapan peraturan daerah
yang terjadi akibat debit banjir rencana periode yang menetapkan rencana tata ruang wilayah
ulang Q25 tahun (Q25), melalui alternatif upaya di dataran banjir yang disesuaikan dengan
struktural, antara lain : pembuatan/ peninggian kemungkinan adanya banjir.
tanggul banjir dengan menggunakan sheet pile 3. Apabila di daerah sungai Cibeet terjadi
beton dikarenakan kondisi bantaran yg sudah perubahan tataguna lahan sebaiknya
sempit sehingga tidak dimungkinkan untuk dikeluarkan perda tentang pembangunan
pekerjaan penanggulan menggunakan tanah.. polder–polder pada setiap perumahan atau
industri yang dibangun di daerah sungai Cibeet
3. Normalisasi/galian alur bagian Hulu dan hilir .
diketahui dapat mengalirkan debit rencana 4. Pengelolaan sumber daya air harus secara
periode ulang Q25 tahun (Q25).dengan aman, terpadu dan berkesinambungan supaya
sehingga kegiatan ini dapat direkomendasikan kerusakan das yg lebih parah dapat berkurang.
untuk dilakukan secara Jangka Menengah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik, Erlangga


2. Chow, 2002, Hidraulika Saluran Terbuka. Penerbit Erlangga
3. Abdul Ghoni Majdi, 2010. Kajian Pengendalian Banjir Sungai Cipunagara di Kabupaten Subang, Propinsi
Jawa Barat, Tesis, Program Magister Profesional Pengembangan SDA ITB
4. ---------, 2010. HEC-RAS 4.0 River Analysis System. Hydrologic Engineering Center U.S. Army Corps of
Engineers USA
5. Bambang Triatmodjo, 1993. Hidraulika II
6. Dr. Ir. Dantje Kardana., Dr. Dhemi Harlan ST, MSc., Drs. Waluyo Hatmoko, MSc,.Makalah Prosedur
Perhitungan HSS ITB 1 dan HSS ITB 2
7. ---------, 2003 HEC-HMS 2.2.2 Engineers Hydroligic Modeling System. Hyrologic Engineer Center U.S.
Army Corps of Engineer USA

12

Anda mungkin juga menyukai