Anda di halaman 1dari 37

LAMPIRAN

Lampiran 1.
Surat Pernyataan Pengcoveran Asuransi Jiwa/Kerugian

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Nomor KTP :
Alamat :

Selanjutnya disebut Nasabah


Sehubungan dengan fasilitas pembiayaan yang telah diperoleh Nasabah dari PT Bank
BRIsyariah Tbk (Bank) berdasarkan akad murabahah/Ijarah/MMQ No...................
tanggal................. (selanjutnya disebut akad) maka Nasabah menyatakan :
1. Berkeinginan dicover Asuransi Jiwa dan/atau asuransi kerugian atas pembiayaan saya di
Bank Syariah Indonesia
2. Biaya Asuransi jiwa dan /atau asuransi kerugian yang muncul atas pengcoveran tersebut
sebesar Rp................menjadi beban saya dan dapat di debet dari Rekening Bank Syariah
Indonesia saya No................

Demikian, surat pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya

Tempat, tanggal............, 20...


Nasabah

..............................
LAMPIRAN

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN TENTANG FASILITAS KUR DAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :........................................................................................
Idenitas (KTP/SIM/Lainnya) : ........................................................................................
Alamat / Tempat Tinggal : ........................................................................................
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa (pilih salah satu):
Saya belum pernah menerima fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Saya pernah/sedang*) menerima fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan rincian :
Saya pernah/sedang*) menerima fasilitas pembiayaan/kredit produktif, dengan rincian :
Jenis Jangka Tanggal Bank
Jenis Plafond Tanggal
No Fasilitas Waktu Jatuh Penyalur
Pembiayaan Pembiayaan Realisasi
Pembiayaan Pembiayaan Tempo KUR
1 2 3 4 5 6 7 8

Demikian, surat ini Saya buat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan tanpa tekanan dari
pihak manapun dan apabila di kemudian hari pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia :
1. Mempertanggungjawabkan secara hukum.
2. Untuk segera melunasi KUR iB BRIsyariah saya.
3. Tunduk pada ketentuan yang berlaku di BRI Syariah.

........................., .....-.....-..........
Hormat Saya

(..............................................)
Nasabah
Keterangan :
*) : coret yang tidak perlu
Kolom 2 : Modal Kerja atau Investasi
Kolom 3 : Fasilitas Baru / Perpanjangan (Top-Up).

Manual Produk Pembiayaan KUR V – 2- 1


Edisi: 1 Berlaku sejak tanggal: Diverifikasi:
Revisi: 0 Tanggal yang digantikan:
LAMPIRAN

Lampiran 3

BUKTI SERAH TERIMA JAMINAN


KENDARAAN
No. …………………………………..

Pada hari ini …………………….. tanggal ……………… bulan …………………… tahun …………………...
telah diadakan serah terima jaminan sebagai berikut :

Jenis Kendaraan :
Merk Kendaraan :
Type Kendaraan :
Warna :
Tahun Pembuatan :
Nomor Chasis :
No. BPKB :
No. Poisi :
Atas Nama :
Dengan diserahkannya Jaminan, Penjamin dengan ini menjamin kepada PT. Bank Syariah Indonesia
(selanjutnya disebut “Bank”) sebagai berikut :
1. Jaminan yang diserahkan kepada Bank adalah benar milik Penjamin dan tidak terlibat dalam
tuntutan/sengketa.
2. Bank berhak dan berwenang, setiap saat menjalankan hak dan kewenangannya atas jaminan tersebut,
dan menyimpan asli bukti kepemilikan Jaminan tersebut sampai seluruh hutang/kewajiban Nasabah
kepada Bank dinyatakan lunas oleh Bank.
3. Membebaskan Bank dari segala kerugian, tuntutan dari pihak ketiga termasuk (para) ahli waris
Penjamin yang timbul sehubungan dengan pemberian jaminan oleh Penjamin kepada Bank.
Bukti tanda terima ini tidak berdiri sendiri dan merupakan dokumen yang berhubungan dengan Surat
Perjanjian Pembiayaan No. …………………………….. tanggal …………………………… antara Bank
selaku pihak pemberi Pembiayaan dengan ……………………………..selaku nasabah.
Bukti tanda terima Jaminan ini dibuat rangkap satu, tanda terima asli disimpan oleh penjamin, copy sesuai
asli disimpan oleh Bank.

……………, …-…..................................20…

Yang menyerahkan,
Penjamin Menyetujui Yang menerima
Suami/Istri PT. Bank BRIsyariah Cabang

Stempel
_______________ ______________ ________________ _________________
Nama : Nama : Nama: Nama:
Jabatan : Jabatan :
LAMPIRAN

Lampiran 4

BUKTI SERAH TERIMA JAMINAN TANAH/TANAH & BANGUNAN


No. ………………………………

Pada hari ini ……………… tanggal ……………… bulan ……………….. tahun ……………. Telah diadakan
serah terima jaminan sebagai berikut :
1. Jaminan Sertifikat
Jenis Nomor Letak Tgl Jtw
No. Atas Nama No IMB
Sertifikat Sertifikat Jaminan Sertifikat
1.
2.
Keterangan tambahan
…………………………………………………………………………………………………
2. Jaminan Bukan Sertifikat
Keterangan Bebas
Keterangan riwayat
Girik/AJB/Akta Sengketa
Letak Atas tanah No ………..
No Hibah/Akta No……………
Jaminan Nama Dikeluarkan
Waris No. Dikeluarkan
oleh…………….
oleh…………...
1.
KeteranganTambahan
…………………………………………………………………………………………………
Dengan diserahkannya Jaminan, Penjamin dengan ini menjamin kepada PT. Bank Syariah Indonesia
(selanjutnya disebut “Bank”) sebagai berikut:
1. Jaminan yang diserahkan kepada Bank adalah benar milik Penjamin dan tidak terlibatas dalam
tuntutan/sengketa
2. Bank berhak dan berwenang, setiap saat menjalankan hak dan kewenangannya atas jaminan
tersebut, dan menyimpan asli bukti kepemilikan Jaminan tersebut sampai seluruh hutang/kewajiban
Nasabah kepada Bank dinyatakan lunas oleh Bank.
3. Membebaskan Bank dari segala kerugian, tuntutan dari pihak ketiga termasuk (para) ahli waris
Penjamin yang timbul sehubungan dengan pemberian jaminan oleh Penjamin kepada Bank.
Bukti tanda terima ini tidak berdiri sendiri dan merupakan dokumen yang berhubungan dengan Surat
Perjanjian Pembiayaan No. …………………………….. tanggal …………………………… antara Bank
selaku Pihak Pemberi Pembiayaan dengan ……………………………..selaku nasabah.
Bukti tanda terima Jaminan ini dibuat rangkap satu, tanda terima asli disimpan oleh penjamin, copy sesuai
asli disimpan oleh Bank.

……………, …-…..................................20…

Yang menyerahkan,
Penjamin Menyetujui Yang menerima
Suami/Istri PT. Bank BRIsyariah Cabang

Stempel
________________ ______________ ________________ _________________
Nama : Nama: Nama: Nama:
Jabatan : Jabatan :
LAMPIRAN

Lampiran 5. Perkiraan Biaya/Unit Cost Sub Sektor Pertanian, Peternakan & Perikanan

A. Lampiran Perkiraan Biaya/ Unit Cost sub sektor Pertanian


1. Komoditas : Padi sawah irigasi, padi ladang, padi hibrida, padi pasang surut dan jagung hibrida
Biaya per Ha :
Padi Sawah Irigasi Padi Ladang Padi Hibrida Padi Pasang Surut Jagung Hibrida
No Komponen
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Benih 275.000 440.000 750.000 440.000 1.050.000
2 Pupuk 3.300.000 3.300.000 3.300.000 7.050.000 3.300.000
3 Pestisida/Herbisida 300.000 300.000 450.000 300.000 300.000
4 Biaya Garap dan Pemeliharaan 3.820.000 4.320.000 3.940.000 2.920.000 2.640.000
5 Biaya Irigasi 350.000
6 Biaya Panen dan Pasca Panen 2.200.000 2.200.000 2.200.000 2.200.000 2.450.000
Jumlah 9.895.000 10.560.000 10.640.000 12.910.000 10.090.000

2. Komoditas : kedelai, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar (per Ha)

Kedelai Ubi Kayu Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Jalar


No Komponen
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Benih/bibit 600.000 5.000.000 2.400.000 375.000 1.600.000
2 Pupuk 400.000 1.582.500 457.500 205.000 1.640.000
3 Pestisida 200.000 500.000 100.000 100.000 200.000
4 Biaya Garap dan Pemeliharaan 2.800.000 2.250.000 2.880.000 2.760.000 2.250.000
5 Biaya Panen dan Pasca Panen 1.600.000 2.250.000 1.800.000 1.600.000 2.250.000
6 Biaya Asuransi Tanaman 300.000 120.000 150.000 120.000 180.000
Jumlah 5.900.000 11.702.500 7.787.500 5.160.000 8.120.000

3. Hortikultura : Komoditas sayuran umbi (bawang merah, kentang dan bawang putih) per Ha :
Bawang Merah Bawang Putih Kentang
No Komponen
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Benih 49.500.000 18.000.000 10.000.000
2 Pupuk 10.080.000 13.862.500 21.595.000
3 Pestisida 7.680.000 2.150.000 15.000.000
4 Tenaga Kerja 34.860.000 6.000.000 5.525.000
5 Peralatan 5.000.000 14.250.000 2.911.000
6 Biaya Panen dan Pascapanen 3.240.000 8.120.000 3.835.000
Jumlah 110.360.000 62.382.500 58.866.000

4. Komoditas Sayuran Buah per Ha :


Cabe Merah Kriting Cabe Rawit Merah
No Komponen
(Rp) (Rp)
1 Benih 3.000.000 3.000.000
2 Pupuk 5.030.000 5.030.000
3 Pestisida 585.000 585.000
4 Tenaga Kerja 47.045.000 47.045.000
5 Peralatan 8.275.000 8.275.000
6 Biaya Panen dan Pascapanen 18.125.000 20.000.000
Jumlah 82.060.000 83.935.000
LAMPIRAN
5. Tanaman Obat : Jahe, Kencur, Kunyit dan Temu lawak :
Jahe Kencur Kunyit Temulawak
No Komponen
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Benih 40.000.000 20.000.000 4.500.000 4.500.000
2 Pupuk 25.360.000 13.475.000 6.390.000 12.780.000
3 Pestisida 1.000.000 1.000.000 500.000 300.000
4 Tenaga Kerja 22.750.000 12.600.000 9.150.000 9.600.000
5 Peralatan 125.000 1.125.000 400.000 500.000
6 Biaya Panen dan Pascapanen 5.000.000 2.400.000 2.400.000 3.000.000
Jumlah 94.235.000 50.600.000 23.340.000 30.680.000

6. Komoditas : Jamur (tiram, merang dan kuping), skala usaha minimal 3 kubung
Jamur Tiram Jamur Merang Jamur Kuping
No Komponen
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Rumah Jamur (3 Kubung) 36.000.000 36.000.000 36.000.000
2 Benih Sebar 6.600.000 1.050.000 8.400.000
3 Bahan Baku (Media Tumbuh & Tanam) 2.617.500 2.765.000 2.617.500
4 Tenaga Kerja 3.000.000 6.000.000 3.000.000
5 Peralatan 7.550.000 1.900.000 7.550.000
6 Biaya Panen dan Pascapanen 4.500.000 6.000.000 4.500.000
Jumlah 60.267.500 53.715.000 62.067.500

7. Komoditas Apel
Periode Jumlah
No Komponen
P2 (Rp) P3 (Rp) P4 (Rp) P5 (Rp) (Rp)
1 Pupuk 4.200.000 6.300.000 8.505.000 11.907.000 30.912.000
2 Pestisida 600.000 900.000 1.500.000 2.100.000 5.100.000
3 Tenaga Kerja Pemeliharaan 4.400.000 4.700.000 5.150.000 5.850.000 20.100.000
4 Tenaga Kerja Panen 500.000 750.000 1.000.000 1.100.000 3.350.000
5 Peralatan Budidaya 185.000 460.000 210.000 460.000 1.315.000
6 Sarana Panen dan Pasca Panen 100.000 200.000 300.000 350.000 950.000
Jumlah 9.985.000 13.310.000 16.665.000 21.767.000 61.727.000

8. Komoditas Salak :
Periode
No Komponen Jumlah
P2 (Rp) P3 (Rp) P4 (Rp) P5 (Rp)
1 Pupuk 2.400.000 3.000.000 3.600.000 4.000.000 13.000.000
2 Pestisida - - - - -
3 Tenaga Kerja Pemeliharaan 2.750.000 3.200.000 3.550.000 3.900.000 13.400.000
4 Tenaga Kerja Panen 500.000 750.000 1.000.000 1.200.000 3.450.000
5 Peralatan Budidaya 810.000 1.160.000 2.310.000 900.000 5.180.000
6 Sarana Panen dan Pasca Panen 200.000 400.000 600.000 700.000 1.900.000
Jumlah 6.660.000 8.510.000 11.060.000 10.700.000 36.930.000
LAMPIRAN
9. Komoditas Mangga :
Periode
No Komponen Jumlah
P3 (Rp) P4 (Rp) P5 (Rp)
1 Pupuk 3.630.000 4.650.000 5.992.000 14.272.000
2 Pestisida 600.000 600.000 750.000 1.950.000
3 Tenaga Kerja Pemeliharaan 1.750.000 2.050.000 2.300.000 6.100.000
4 Tenaga Kerja Panen 500.000 600.000 750.000 1.850.000
5 Peralatan Budidaya - - - -
6 Sarana Panen dan Pasca Panen 200.000 300.000 400.000 900.000
Jumlah 6.680.000 8.200.000 10.192.000 25.072.000

10. Komoditas Manggis :


Periode
No Komponen Jumlah
P3 (Rp) P4 (Rp) P5 (Rp) P6 (Rp) P7 (Rp) P8 (Rp) P9 (Rp) P10 (Rp)
1 Pupuk 3.615.000 4.517.000 5.196.000 6.616.000 6.616.000 6.616.000 6.616.000 6.616.000 46.408.000
2 Pestisida 240.000 240.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000 2.640.000
3 Tenaga Kerja Pemeliharaan 1.150.000 1.350.000 1.600.000 1.650.000 1.650.000 1.650.000 1.650.000 1.650.000 12.350.000
4 Tenaga Kerja Panen - - - 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 2.000.000
5 Peralatan Budidaya - - - - - - - - -
6 Sarana Panen dan Pasca Panen - - - 500.000 - - - 500.000 1.000.000
Jumlah 5.005.000 6.107.000 7.156.000 9.526.000 9.026.000 9.026.000 9.026.000 9.526.000 64.398.000

11. Komoditas Durian :

12. Komoditas Jeruk :


Periode
No Komponen Jumlah
P3 (Rp) P4 (Rp) P5 (Rp) P6 (Rp) P7 (Rp) P8 (Rp) P9 (Rp) P10 (Rp)
1 Pupuk 7.300.000 9.100.000 9.500.000 9.500.000 9.500.000 9.500.000 9.500.000 9.500.000 73.400.000
2 Pestisida 450.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 4.650.000
3 Tenaga Kerja Pemeliharaan 5.100.000 5.350.000 5.800.000 5.800.000 5.800.000 5.800.000 5.800.000 5.800.000 45.250.000
4 Tenaga Kerja Panen 2.000.000 2.000.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 19.000.000
5 Peralatan Budidaya 1.025.000 550.000 550.000 550.000 550.000 550.000 550.000 550.000 4.875.000
6 Sarana Panen dan Pasca Panen 500.000 700.000 800.000 800.000 800.000 800.000 800.000 800.000 6.000.000
Jumlah 16.375.000 18.300.000 19.750.000 19.750.000 19.750.000 19.750.000 19.750.000 19.750.000 153.175.000
LAMPIRAN

B. Lampiran Perkiraan Biaya/Unit Cost sub sektor Perkebunan

1. Komoditas pala
Periode
No Komponen Jumlah
P0 (Rp) P1 (Rp) P2 (Rp) P3 (Rp) P4 (Rp) P5 (Rp)
1 Sarana Produksi
-Benih 1.000.000 1.000.000
-Pupuk 936.000 936.000
-Obat OPT 410.000 410.000 410.000 410.000 410.000 410.000 2.460.000
2 Tenaga Kerja 4.500.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 18.000.000
3 Peralatan 15.000.000 19.000.000 34.000.000
4 Gudang & Lt. Jemur - 18.000.000 18.000.000
Jumlah 21.846.000 22.110.000 21.110.000 3.110.000 3.110.000 3.110.000 74.396.000

2. Komoditas Lada :
Periode
No Komponen Jumlah
P0 (Rp) P1 (Rp) P2 (Rp)
1 Sarana Produksi
-Benih 12.000.000 12.000.000
-Pupuk 28.720.000 8.800.000 17.600.000 55.120.000
-Obat OPT 155.000 1.580.000 1.735.000
2 Tenaga Kerja 5.600.000 40.000.000 45.600.000
3 Pemeliharaan 10.700.000 1.500.000 12.200.000
4 Peralatan 4.470.000 2.500.000 3.000.000 9.970.000
Jumlah 61.645.000 52.800.000 22.180.000 136.625.000

3. Komoditas Tebu per Ha :


Biaya
No Komponen
(Rp)
1 Biaya garap dan pemeliharaan
a. Traktor = Rp. 1.150.000.- 5.000.000
b. Putus akar = Rp. 500.000,-
c. Pemeliharaan ; 40 HOK x Rp. 75.000 = Rp.3.000.000
2 Biaya Tebang dan Angkut (118 HOK x Rp. 80.000,-) 8.800.000
3 Sarana Produksi
a. Bibit : 80 Kw x Rp. 80.000.- 6.400.000
b. Pupuk : 700 kg x Rp. 8.500,- 5.950.000
4 Paket untuk pemberantasan OPT 500.000
Total 26.650.000

4. Komoditas teh :
Rehabilitasi :
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya tenaga kerja 3.450.000 3.450.000 3.450.000 3.450.000 13.800.000
2 Sarana Produksi -
a. Bibit 5.400.000 1080000 6.480.000
b. Pupuk 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 6.000.000
3 Paket untuk pemberantasan OPT 474.000 474.000 474.000 474.000 1.896.000
4 Alat 1.300.000 1.300.000 1.300.000 1.300.000 5.200.000
Total 12.124.000 7.804.000 6.724.000 6.724.000 33.376.000
LAMPIRAN
Intensifikasi :
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya tenaga kerja 3.450.000 3.450.000 3.450.000 3.450.000 13.800.000
2 Sarana Produksi -
a. Bibit 5.400.000 1080000 6.480.000
b. Pupuk 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 6.000.000
3 Paket untuk pemberantasan OPT 334.500 334.500 334.500 334.500 1.338.000
4 Alat 1.300.000 1.300.000 1.300.000 1.300.000 5.200.000
Total 11.984.500 7.664.500 6.584.500 6.584.500 32.818.000

5. Komoditas Kopi
Peremajaan
No Komponen Po (Rp) P1 P2 P3 Jumlah

1 Biaya penanaman 3.956.250 3.956.250 3.956.250 3.956.250 15.825.000


2 biaya pemeliharaan, sarana produksi 941.250 941.250 941.250 941.250 3.765.000
3 Sarana Produksi
a. Bibit 14.960.000 2.992.000 17.952.000
b. Pupuk organik 1.300.000 1.300.000 1.300.000 1.300.000 5.200.000
4 Paket untuk pemberantasan OPT 254.500 254.500 254.500 254.500 1.018.000
5 Alat 535.000 535.000 535.000 535.000 2.140.000
Total 21.947.000 9.979.000 6.987.000 6.987.000 45.900.000

Perluasan
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya penanaman 3.506.250 3.506.250 3.506.250 3.506.250 14.025.000
2 biaya pemeliharaan, sarana produksi 1.312.500 1.312.500 1.312.500 1.312.500 5.250.000
3 Sarana Produksi
a. Bibit tan pokok dan pelindung 16.710.000 3.342.000 20.052.000
b. Pupuk organik 1.300.000 1.300.000 1.300.000 1.300.000 5.200.000
4 Paket untuk pemberantasan OPT 254.500 254.500 254.500 254.500 1.018.000
5 Alat 535.000 535.000 535.000 535.000 2.140.000
Total 23.618.250 10.250.250 6.908.250 6.908.250 47.685.000

Intensifikasi
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya penanaman 3.956.250 3.956.250 3.956.250 3.956.250 15.825.000
2 Sarana Produksi
b. Pupuk organik 2.600.000 2.600.000 2.600.000 2.600.000 10.400.000
3 Paket untuk pemberantasan OPT 254.500 254.500 254.500 254.500 1.018.000
4 Alat 560.000 560.000 560.000 560.000 2.240.000
Total 7.370.750 7.370.750 7.370.750 7.370.750 29.483.000
LAMPIRAN
6. Sawit :
Perluasan
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya tenaga kerja 5.694.894 4.779.479 5.586.665 6.103.022 22.164.060
2 biaya pengelolaan 1.216.681 762.028 531.334 579.348 3.089.391
Sarana Produksi
a. Benih 5.617.950 577.590 6.195.540
3 b. Pupuk 2.726.375 4.102.288 4.244.414 4.693.150 15.766.227
c. Alat pertanian 34.930 414.600 414.600 414.600 1.278.730
d. Infrastruktur 5.184.900 - - - 5.184.900
Total 20.475.730 10.635.985 10.777.013 11.790.120 53.678.848

Peremajaan

No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya tenaga kerja 4.746.105 5.212.526 5.568.606 6.935.991 22.463.228
2 biaya pengelolaan 1.517.836 704.094 625.992 690.626 3.538.548
Sarana Produksi
a. Benih 6.040.564 604.056 6.644.620
3 b. Pupuk 3.348.301 3.266.820 5.411.800 4.693.150 16.720.071
c. Alat pertanian 36.225 630.000 630.000 1.260.000 2.556.225
d. Infrastruktur 3.798.900 - - - 3.798.900
Total 19.487.931 10.417.496 12.236.398 13.579.767 55.721.592

Keterangan :
P1, P2, P3 dst adalah Panen/siklus produksi ke-1, ke-2, ke-3 dst

C. Lampiran Perkiraan Biaya/Unit Cost sub sektor Peternakan :

1. Usaha Penggemukan Sapi, Kambing dan Kerbau (per ekor)


Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kambing/Domba
No Komponen
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Bakalan 25.800.000 25.000.000 30.000.000 1.500.000
Pakan
2 a. Konsentrat 1.800.000 5.475.000 3.600.000 100.000
B. Hijauan 900.000 900.000 900.000 150.000
3 Obat dll 500.000 500.000 400.000 50.000
Operasional (tenaga 1.000.000 2.000.000 1.000.000 500.000
4
kerja, listrik, air, dll)
Jumlah 30.000.000 33.875.000 35.900.000 2.300.000
LAMPIRAN
2. Usaha Ayam Buras (1000 Ekor)
Ayam Buras
No Komponen
(Rp)
1 DOC 6.500.000
2 Pakan 13.200.000
3 Operasional (TK dan Listrik 2.000,
Obat, vaksin dan Vit. 500) 2.000.000
Jumlah 21.700.000

D. Lampiran Perkiraan Biaya/Unit Cost sub sektor Perikanan :

1. Biaya Budidaya Ikan lele untuk 5000 Ekor

No Komponen Biaya
1 Bibit 1.500.000
2 Pakan (400 kg) 4.000.000
3 Vitamin/obat-obatan 200.000
4 Biaya Pemeliharaan Kolam 500.000
Total 6.200.000

2. Biaya Budidaya Ikan Nila (Merah/Hitam) untuk 5000 Ekor

No Komponen Biaya

1 Benih 5000 x Rp 300 (ukuran 5 cm) 1.500.000


2 Peralatan 1.350.000
3 Pakan 4.760.000
4 Obat-obatan & Vitamin 2.000.000
5 Pemeliharaan Kolam 500.000
Total 10.110.000

3. Biaya Budidaya Ikan Bawal untuk 5000 Ekor

No Komponen Biaya

1 Benih 5000 x Rp 500 (ukuran 5 cm) 2.500.000


2 Peralatan 1.000.000
3 Pakan 3.000.000
4 Obat-obatan & Vitamin 1.300.000
5 Pemeliharaan Kolam 500.000
Total 8.300.000
LAMPIRAN
4. Biaya Budidaya Udang Galah untuk 5000 Ekor

No Komponen Biaya

1 Benih 5000 x Rp 250 (ukuran 3-5 cm) 1.250.000


2 Peralatan 1.150.000
3 Pakan 3.000.000
4 Obat-obatan & Vitamin 1.530.000
5 Pemeliharaan Kolam 500.000
Total 7.430.000

5. Biaya Budidaya Udang Windu untuk 5000 Ekor

No Komponen Biaya

1 Benih 5000 x Rp 250 (ukuran 3-5 cm) 1.250.000


2 Peralatan 1.050.000
3 Pakan 2.450.000
4 Obat-obatan & Vitamin 1.400.000
5 Pemeliharaan Kolam 500.000
Total 6.650.000
LAMPIRAN

Lampiran 6 - Gambaran Alur Budidaya & Risiko Tanaman/Pertanian, Peternakan dan Perikanan

1. Alur & Risiko Budidaya Tanaman Padi

a. Alur Budidaya Tanaman Padi


BUDIDAYA PADI

PENGOLAHAN PEMILIHAN
PERSEMAIAN
MEDIA TANAM (TANAH) BIBIT
Memastikan tanah bebas 2 minggu Uji kualitas bibit, pilih Bibit unggul disemai di
dari gulma & rumput liar, benih berkualitas unggul
wadah persemaian.
pembajakan, genangi & bermutu tinggi
media tanah dengan air
± 12-14 hari

PEMANENAN PERAWATAN LAHAN PENANAMAN


± 95 hari
Panen padi yang telah pindahkan bibit dari
penyiangan, pengairan,
menguning & merunduk lahan semai ke lahan
pemupukan, penanganan
tanam
hama dengan pestisida

b. Risiko Budidaya Padi


i. Risiko Hasil Atau Produksi Pertanian
Terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang tidak dapat dikendalikan yang sering
berhubungan dengan cuaca, termasuk curah hujan yang terlalu sedikit atau bahkan berlebihan,
suhu ekstrim, serta serangan hama maupun penyakit.
ii. Risiko Hama
Dalam budidaya tanaman padi tidak akan terlepas dari ancaman hama yang sering menyerang
tanaman padi. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan petani untuk bisa mengenal jenis-jenis
hama tanaman padi agar petani bisa mengidentifikasi dan bisa menerapkan pengendalian
secara tepat, cepat, dan akurat. Dengan terkendalinya serangan hama, maka tujuan dari
budidaya akan tercapai. Jenis-jenis hama yang sering menyerang padi diantaranya tikus,
penggerak batang, keong mas, wereng, ulat, walang sangit, dan burung
iii. Risiko Penyakit
Pemahaman hama dan penyakit pada tanaman padi perlu mendapat perhatian untuk
mencegah dan menanggulangi adanya serangan pada tanaman padi. Kerugian berupa
penurunan produksi, kegagalan  hasil panen diakibatkan oleh adanya serangan hama dan
penyakit.  Serangan dapat terjadi berupa infeksi pada benih, pembibitan, masa pertumbuhan,
bahkan menjelang panen. Beberapa penyakit pada tanaman padi yang umumnya menyerang
yaitu Hawar Daun Bakteri (HDB), Tungro, Daun Bergaris, Blast, Hawar Pelepah Daun, Busuk
Batang, dan Kerdil
iv. Risiko Harga Atau Pasar
Mencerminkan risiko yang terkait dengan perubahan dalam harga output maupun input yang
mungkin terjadi setelah petani memutuskan untuk melakukan proses usaha tani. Risiko pasar
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kondisi permintaan dan penawaran di pasar.
Kondisi permintaan atau penawaran tersebut akan memengaruhi harga jual yang juga akan
memengaruhi tingkat pendapatan yang akan diperoleh petani.
LAMPIRAN
v. Risiko Kelembagaan
Terjadi karena adanya perubahan kebijakan dan peraturan yang memengaruhi bidang
pertanian. Jenis risiko umumnya dinyatakan sebagai kendala produksi yang tidak terduga atau
adanya perubahan harga input dan output. Misalnya, perubahan dalam peraturan pemerintah
tentang penggunaan pestisida untuk tanaman atau obat-obatan untuk peternakan yang dapat
memengaruhibiaya produksi.
vi. Risiko Personal
Petani juga merupakan salah satu penyebab terjadinya risiko atau dapat disebut juga risiko
yang diakibatkan oleh manusia. Kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti kematian,
kecelakaan, kesehatan dapat memengaruhi perusahaan. Kejadian tersebut dapat berpengaruh
pada sistem kinerja pada perusahaan, seperti menurunnya produktivitas. Selain itu, adanya
kelalaian manusia seperti kebakaran, kehilangan atau kerusakan serta pencurian juga
merupakan penyebab risiko yang dapat merugikan perusahaan.

2. Alur & Risiko Budidaya Tanaman Jagung

a. Alur Budidaya Tanaman Jagung


BUDIDAYA JAGUNG

PENGOLAHAN
PEMILIHAN BIBIT PENANAMAN
MEDIA TANAM (TANAH)
Pilih benih berkualitas Memastikan tanah bebas Tanam dengan jarak
unggul & bermutu tinggi dari rumput liar, yang tepat
gemburkan tanah, taburi

PEMANENAN Penyiraman
PEMELIHARAAN
tanaman,
Panen jagung yang sudah ± 85-95 menggunakan pupuk,
tua hari pengobatan rutin,
kontrol hama perusak

b. Risiko Budidaya jagung


i. Risiko Budidaya Teknis
Dimulai sejak persiapan tanam, termasuk pemilihan varietas (jagung), selama pertanaman,
hingga menjelang pemanenan
ii. Risiko Budidaya Non Teknis
Perubahan alam, pengaruh kondisi lingkungan dan perubahan iklim global. Perubahan iklim
global diperkirakan akan membawa perubahan kondisi lingkungan, termasuk kemungkinan
peningkatan frekuensi dan intensitas serangan hama dan penyakit.
iii. Risiko Organisme Pengganggu Tanaman
Organisme pengganggu tanaman (OPT) masih menjadi masalah serius dalam budi daya
jagung. OPT yang berupa gulma, hama, dan penyakit ini mengganggu tanaman selama masa
pertumbuhan dan perkembangannya, sejak fase vegetatif hingga generatif. Kerusakan yang
ditimbulkannya bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.
a. Risiko Hama
Hama yang biasa menyerang tanaman jagung ialah lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek
batang (Ostrinia furnacalis), penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), penggerek batang
merah jambu (Sesamia inferens), pemakan daun (Spodoptera litura, Mythimna sp.), Aphis
LAMPIRAN
sp., belalang, dan tikus. Lalat bibit dapat merusak pertanaman hingga 80% atau bahkan
100%. Tanaman yang terserang ringan dapat pulih kembali, tetapi pertumbuhan pada fase
generatif terhambat dan hasil berkurang. Serangga ini menyerang titik tumbuh jagung
muda yang berumur 2–5 hari sehingga mengakibatkan tanaman mati.
b. Risiko Penyakit
Beberapa penyakit yang terdapat di pertanaman jagung di Indonesia antara lain penyakit
bulai (Peronosclerospora maydis), hawar daun (Helmithosporium turcicum), busuk pelepah
(Rhizoctonia solani), busuk tongkol (Fusarium sp.), busuk batang, bercak daun (Bipolaris
maydis Syn.), dan karat daun (Puccinia polysora). Di antara penyakit tersebut, bulai dan
hawar daun merupakan penyakit penting.
c. Risiko Gulma
Gulma perlu mendapat perhatian serius karena biji gulma memiliki kemampuan bertahan
hidup yang luar biasa. Biji gulma yang sudah ada di tanah dapat bertahan hidup selama
puluhan tahun dalam kondisi dorman dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan
memungkinkan. Gulma dapat menjadi pesaing tanaman jagung dalam memperoleh hara.
Gulma dapat menyerap nitrogen dan fosfor hingga dua kali lipat, dan kalium hingga tiga
kali lipat daya serap tanaman jagung.
iv. Risiko Pasca Panen
Pascapanen jagung sebagai sumber pangan, perlu mendapat perhatian agar nilai jualnya
tinggi. Nilai jual jagung menjadi rendah karena kualitasnya rendah, kadar air tinggi, dan
kandungan kotoran melampaui batas toleransi. Selain sebagai sumber pangan, jagung juga
berfungsi sebagai sumber pakan bagi ternak. Namun, sayangnya jagung produksi petani
kadang tidak dapat terserap oleh pabrik pakan karena kurang memenuhi standar mutu dan
pasokannya tidak kontinu. Hal ini terjadi karena petani jagung belum melakukan penanganan
pascapanen secara benar, yang meliputi pemanenan, pengeringan, pemipilan, dan
penyimpanan.
v. Risiko Distribusi dan Pemasaran Hasil
Pada umumnya permintaan terhadap produk usaha agribisnis pertanian selalu mengalami
pasang surut. Ini berkaitan erat dengan urusan distribusi. Artinya, distribusi harus
memperhitungkan dengan cermat pemetaan wilayah pasang surut tersebut. Jika tidak diatasi
dengan usaha memperkirakan jumlah penjualan maka akan terjadi kelebihan produk yang
tidak bisa dilempar ke pasar. Atau, kalaupun bisa memasuki pasar maka harganya akan turun
jauh di bawah harga yang di inginkan. Dalam menentukan saluran distribusi komoditas,
petani dapat memilih untuk melakukannya sendiri atau melalui perantara.
3. Alur & Risiko Budidaya Tebu

a. Alur Budidaya Tebu


BUDIDAYA TEBU

PERSIAPAN LAHAN PEMILIHAN BIBIT PENANAMAN


Bibit yang bisa digunakan : Dilakukan saat cuaca cerah,
Beri pupuk (didiamkan ± 1-
pucuk, batang muda, tanam bibit ± 5 -10 cm
2 minggu) & bajak
rayungan, siwilan dengan posisi miring

PEMANENAN PEMELIHARAAN
Panen ketika memasuki usia Penyiraman, penyulaman,
panen ± 10-12 bulan penyiangan, pemupukan,
penanganan hama &
penyakit
LAMPIRAN
b. Risiko Budidaya Tebu
i. Risiko Budidaya Non Teknis
Budidaya tebu sangat bergantung pada iklim dan cuaca. Tebu akan tumbuh dengan sangat
baik di daerah beriklim panas dengan suhu 25—28°C dan memiliki curah hujan 100
mm/tahun.
ii. Risiko Gulma
Masalah utama yang dihadapi dalam budidaya tebu adalah tingkat kompetisi tanaman dengan
gulma. Gulma merupakan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan pesaing tanaman
tebu.
iii. Risiko Harga
Harga tebu yang fluktuatif merupakan risiko yang perlu diwaspadai dalam usaha tebu
iv. Risiko Hama
Hama yang paling sering menyerang tebu, terutama pada masa pembibitan adalah ulat
penggerek. Untuk mencegahnya, perlu dipilih varietas tebu yang tahan hama. Selain itu, bisa
juga menggunakan predator alam, yaitu Trichogama sp dan lalat jatiroto atau, dengan
menyemprotkan Thiodan 35 EC.

4. Alur & Risiko Budidaya Bayam

a. Alur budidaya Bayam


BUDIDAYA BAYAM

PEMILIHAN BENIH PERSIAPAN LAHAN PERSEMAIAN PENANAMAN


- Varietas dianjurkan : - Pastikan lahan gembur Untuk bayam petik Sebar biji langsung
Giti Hijau, Giti Merah, - Pencahayaan baik pada bedengan/
Kakap Hijau, Bangkok - Beri pupuk larikan/barisan
& Cimangkok
- Umur ± 3 bulan
PENCEGAHAN
PANEN PEMELIHARAAN
HAMA
-  Tingginya sudah ulat daun, kutu Kebutuhan air untuk
mencapai
Umur ± 3-4sekitar
minggu20 daun, pengorok tanaman harus
- setelah
cm tanaman daun & belalang diperhatikan
tumbuh

b. Risiko Budidaya Bayam


i. Risiko Produksi
a. Risiko input produksi
Yang termasuk input produksi adalah benih, pupuk (nutrisi), dan air. Benih berpotensi
menjadi penyebab kegagalan produksi.
b. Risiko lingkungan
Risiko Lingkungan berupa cuaca yang tidak sesuai dengan kebutuhan tumbuh bayam serta
hama dan penyakit yang menyerang tanaman bayam. Bayam tumbuh baik jika ditanam di
lahan terbuka dengan sinar matahari penuh atau berawan dan tidak tergenang air. Jenis
hama yang sering menyerang tanaman bayam yaitu Serangga ulat daun dengan gejala
daun berlubang-lubang, Kutu Daun dengan gejala daun rusak, berlubang dan layu, Tungau
dengan gejala daun rusak, berlubang dan layu, Lalat dengan gejala daun rusak, berlubang
dan layu. Penyakit biasanya kurang merugikan tanaman bayam akan tetapi sebaliknya jika
lingkungan sekitar pertanaman tidak terpeliharanya drainase buruk, kurang cahaya
matahari, dan pemupukan yang tidak sesuai anjuran. Penyakit yang sering dijumpai adalah
Rebah Kecambah (Cendawan Phytium sp.) dengan gejala adanya bercak-bercak putih dan
Karat Putih (Cendawan Choanephora sp.) dengan gejala menginfeksi batang daun dan
daunnya.
LAMPIRAN
c. Risiko Teknis
Risiko teknis terjadi ketika drainase tidak baik serta kurang tepatnya lokasi penanaman
bayam karena kurangnya cahaya matahari dan pemupukan yang tidak sesuai anjuran.
d. Risiko Produksi
Terganggunya pertumbuhan bayam sehingga kualitas dan kuantitas menurun seperti busuk
akar, penyusutan bobot, batang jangkis, layu atau yang terburuk adalah gagal panen.
Penanganan pasca panen pada bayam yang kurang tepat akan mengakibatkan
berkurangnya klorofil, protein dan antioksidan sehingga terjadi perubahan warna, tekstur
bayam tersebut dan terjadi pelayuan.
ii. Risiko Pemasaran
Penyebab risiko pemasaran adalah konsumen, pasar, lingkungan dan teknis. Dalam
pemasaran konsumen merupakan target utama perusahaan dalam memasarkan produknya.
iii. Risiko Keuangan
Sumber risiko keuangan utama yaitu biaya, material, lingkungan, dan metode. Risiko biaya
adalah pengeluaran tidak terduga, pengeluaran biaya produksi yang lebih besar dari biaya
pendapatan akan menyebabkan penurunan omset. Sumber risiko keuangan lainnya adalah
sumber modal. Lingkungan memberikan pengaruh yang cukup besar seperti kebijakan
pemerintah berupa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tariff daftar listrik.
iv. Risiko Sumber Daya Manusia
Risiko sumber daya manusia meliputi kualitas dan manajemen. Kualitas sumber daya manusia
dapat terukur dari latar belakang pendidikan yang dimiliki. Produktivitas tenaga kerja
teridentifikasi sebagai sumber risiko yang disebabkan oleh tinggi rendahnya pendidikan yang
dimiliki oleh tenaga kerja tersebut. Apabila sistem pengaturan tenaga kerja tidak teratur
dengan baik, maka akan timbul masalah baru karena diperlukan biaya ekstra untuk melakukan
pelatihan tenaga kerja baru.

5. Alur & Risiko Budidaya Jeruk


a. Alur Budidaya Jeruk
BUDIDAYA JERUK

PENGELOLAHAN MEDIA
PEMBIBITAN PENANAMAN
TANAM
- Cara generatif Lahan dibersihkan dari Bibit jeruk dapat ditanam
- Cara vegetatif tanaman lain/sisa-sisa pada musim hujan atau
tanaman. Jarak tanam musim kemarau jika tersedia
bervariasi tergantung jenis

PANEN HAMA & PENYAKIT PEMELIHARAAN


optimal umur ± 28-36 Jika dengan pestisida alami Penyulaman, penyiangan,
minggu, tergantung belum mengatasi dapat pemangkasan, pemupukan
jenis/varietasnya dipergunakan pestisida susulan, penggunaan
kimia yang dianjurkan. hormonik, penjarangan buah

b. Risiko Budidaya Jeruk


i. Pemilihan Bibit
Pemilihan varietas sebaiknya mempertimbangkan aspek agroklimat, pasar dan teknis di
lapangan. Bibit jeruk yang akan ditanam harus bermutu baik karena akan berdampak pada
masalah yang muncul seperti hama dan penyakit
LAMPIRAN
ii. Pemeliharaan
Kondisi tanah saat pemupukan tidak boleh terlalu kering atau saat air mengalir, jika
kekurangan air dapat mengakibatkan akar terbakar dan jika ada air mengalir (misalnya hujan
lebat) pupuk yang diberikan akan banyak hilang terangkut air. Bila pemberian pupuk dilakukan
melalui daun, tidak boleh diberikan pada saat bunga mekar, karena dapat mengakibatkan
rontok bunga.
iii. Risiko Produksi
a. Hama
 Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting,
tanaman mati.
 Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas
sampai daun dewasa.
 Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian diserang : daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan,
tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok.
 Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang : tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat
pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
 Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah.
 Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil. Gejala: bercak coklat kehitaman
dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai
keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.
 Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun
menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka
berwarna coklat keabu-abuan kadang disertai nekrotis.
 Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang : buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah,
buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.
b. Penyakit
 CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian
yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah
kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
 Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang : batang atau cabang. Gejala:
kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu
jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang
terinfeksi. Bekas potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO.POC NASA
dan Hormonik bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan
daya tahan terhadap serangan penyakit.
 Embun tepung
Penyebab: jamur Oidium tingitanium. Bagian diserang : daun dan tangkai muda.
Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
 Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian diserang : daun, tangkai atau buah.
Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
 Busuk buah
LAMPIRAN
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian
diserang : buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada
permukaan kulit.
 Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae. Bagian diserang : akar, pangkal batang
serta daun di bagian ujung. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.
 Buah gugur premature
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang:
buah dan bunga.
Gejala : dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.

c. Risiko Pasca Panen

Aktivitas panen dan penanganan seperti teknik pemanenan yang kurang tepat, sortasi yang tidak
baik,pengemasan dan pengepakan, pengangkutan dan penyimpanan yang kurang diperhatikan
serta adanyaserangan hama dan penyakit dapat menyebabkan kerusakan buah jeruk hingga
sekitar 25%.

6. Alur & Risiko Budidaya Apel

a. Alur Budidaya Apel


BUDIDAYA APEL

PERSIAPAN MEDIA
PEMILIHAN BIBIT PEMBIBITAN
TANAM
Pilih bibit berkualitas Vegetative/ stek/ sambungan/ Tanah digemburkan,
tinggi & unggul okulasi dicampur dengan pupuk
kandang,dan pH normal

PERAWATAN & PENCEGAHAN


PEMANENAN PENANAMAN
HAMA
Tanda masa panen: Pengairan teratur, pemupukan, Tanaman apel yang
buah berubah warna pemangkasan, penyemprotan tumbuh di media tanam
menjadi kemerahan & pestisida baik yang organik/non- yang rendah kandungan
wanginya tercium organik sesuai jenis apel yang haranya akan kesulitan
ditanam melakukan pertumbuhan

b. Risiko Budidaya Apel

i. Risiko Budidaya Teknis


a. Pemilihan Bibit
Memilih bibit tanaman buah yang baik adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan, bibit
tanaman yang berkualitas baik sangat mempengaruhi dari pertumbuhan dan perkembangan
dari tanaman buah yang ditanam tersebut.
b. Pemeliharaan
Kondisi tanah saat pemupukan tidak boleh terlalu kering atau saat air mengalir, jika
kekurangan air dapat mengakibatkan akar terbakar dan jika ada air mengalir (misalnya
hujan lebat) pupuk yang diberikan akan banyak hilang terangkut air.
ii. Risiko Produksi
Risiko produksi meliputi :
a. Hama
 Kutu Daun Hijau (Aphis pomi Geer)
LAMPIRAN
Gejala: Serangan hama ini bermula menghambat pembungaan dan bila berbuah
mengakibatkan buah-buah muda gugur atau menurunkan mutu/kualitas buah. Pada
serangan hebat mengakibatkan tidak terjadi pembuahan.
 Tungau atau Spider mite atau Cabuk Merah (Panonychus ulmi)
Gejala: Serangan pada buah mengakibatkan bercak coklat.
 Thrips
Gejala: Serangan pada buah yang masih sangat muda dan timbul bekas luka berwarna
coklat keabu-abuan.
 Serangga Penghisap Daun (Helopheltis sp)
Gejala: Serangan pada buah dengan menghisap cairan sel dan timbul bercak-bercak
coklat, nekroses dan dapat mengakibatkan buah pecah.
 Lalat Buah (Rhagoletis pomonella)
Gejala: larva memakan daging buah yang mengakibatkan buah menjadi benjol-benjol,
timbul lubang-lubang, dan akhirnya membusuk.
b. Penyakit
 Embun Tepung atau Powdery Mildew (Podosphaera leucoticha)
Gejala: Serangan pada buah muda berwarna kecoklatan dan pada buah tua warna kulit
menjadi coklat muda/seperti sawo.
 Bercak Daun (Marssonina coronaria J.J. Davis)
Gejala: Serangan pada daun yang berumur 4-6 minggu setelah perompesan
(pemotongan ranting dan daun yang tidak produktif). Mulanya pada daun timbul bercak
putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dari daun
tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur.
 Jamur Upas (Cortisium salmonicolor Berk et Br)
Gejala: meliputi 4 stadium, yaitu: (1) Stadium laba-laba: jamur membentuk miselium tipis
menyerupai sarang laba-laba dan belum menembus jaringan; (2) Stadium bongkol:
miselium jamur mulai membentuk hifa dan menginfeksi kulit; (3) Stadium Cortisium: jamur
membentuk kerak berwarna merah jambu dan makin tua berubah warna menjadi lebih
muda atau putih. Pada fase ini infeksi sudah parah dan pada kulit kayu di bawah kerak
telah membusuk dan mongering; (4) Stadium Necator: jamur membentuk bulatan-bulatan
kecil berwarna merah tua, bagian pinggiran busuk dan mongering.
 Kanker (Botryosphaeria Sp.)
Gejala: Serangan pada buah di kebun maupun di gudang panen. Bermula buah timbul
bercak coklat kecil, membusuk, meluas hingga seluruh buah melembung dan busuk
berair serta warna kulit buah menjadi pucat.
 Busuk Buah (Gloeosporium Sp.)
Gejala: Serangan pada buah di kebun maupun di gudang panen. Mula-mula timbul
bercak kecil kehijau-hijauan, membusuk, berbentuk bulat, selanjutnya bercak berubah
warna menjadi coklat dan terdapat bintik-bintik berwarna hitam. Pada akhirnya warna
buah menjadi oranye.
c. Iklim
Pertanian tanaman apel adalah sektor yang cukup rentan terhadap perubahan iklim karena
ketergantungan tinggi pada iklim dan cuaca. Apel dapat tumbuh dan berbuah baik di
daerah dataran tinggi yang memiliki temperatur rendah, kelembaban udara rendah
dan curah hujan tidak terlalu tinggi
iii. Risiko Pasca Panen
Perlakuan pascapanen dilakukan dengan tujuan memberikan penampilan yang baik, melindungi
produk serta memperpanjang daya simpan.Buah - buahan merupakan komoditas yang rentan,
sehingga diperlukan penanganan pasca panen yang memadai agar dapat dipertahankan
mutunya, ditingkatkan daya simpan dan daya gunanya.
LAMPIRAN
iv. Risiko Pemasaran
Pemasaran buah apel di dalam negeri umumnya melalui pembelian langsung kepada produsen,
yakni petani apel lokal. Ada pula pembelian pada area pertanian apel binaan langsung dari
sebuah perusahaan, serta pembelian melalui pedagang pengumpul yang mendatangi kebun-
kebun apel. Pedagang- pedagang tersebut akan menyalurkannya melalui supermarket dan kios
buah. Untuk pemasaran buah apel petani langsung didatangi oleh tengkulak untuk bernegosiasi
tentang harga buah apel.

7. Alur &RisikoTernak sapi Perah :

a. Alur Ternak Sapi Perah

Keterangan :
Masa laktasi adalah masa sapi sedang berproduksi (antara waktu beranak sampai masa
kering).Sapi mulai berproduksi setelah melahirkan anak. Setelah sapi melahirkan, kira-kira
setengah jam setelah itu produksi susu sudah keluar dan saat itulah masa laktasi dimulai. Masa
laktasi sapi dimulai sejak sapi tersebut berproduksi hingga masa kering tiba.Masa kering adalah
masa dimana sapi yang sedang berproduksi dihentikan pemerahannya untuk mengakhiri masa
laktasi.
Dengan demikian, masa laktasi sapi perah berlangsung selama 10 bulan atau kurang lebih 305
hari setelah dikurangi hari-hari untuk colostrum (susu untuk pedet), sedangkan masa kering
biasanya berlangsung selama 2 bulan atau 60 hari dan masa kering tersebut akan berakhir pada
saat sapi yang bersangkutan melahirkan.
Kadar lemak susu mulai menurun setelah 1 – 2 bulan masa laktasi. Kemudian, setelah 2-3 bulan
masa laktasi kadar lemak susu mulai konstan dan pada akhir laktasi akan meningkat sedikit.
b. Risiko ternak Sapi Perah
i. Risiko Iklim/Cuaca
Produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan seperti
suhu, kelembaban, dan curahhujan merupakan faktor penting karena berhubungan erat dengan
iklim yang dapat mempengaruhi produktivitas secara langsung maupun tidak
langsung.Pengaruh langsung dapat terlihat pada saat suhu tubuh meningkat sehingga
menurunkan konsumsi makanan.
ii. Risiko Penyakit
LAMPIRAN
Serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan sapi dalam keadaan sakit atau meninggal.
Jenis-jenis penyakit pada sapi perah yaitu :
a. Milk Fever
Milkfever merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme pada
sapi perah. Penyakit ini ditandai dengan penurunan kadar kalsium dalam darah dan biasanya
ditemukan pada sapi yang baru melahirkan terutama pada sapi yang berproduksi susu tinggi.
Gejala awal yang ditemui yaitu sapi masih berbaring, nafsu makan turun, kurang peka
terhadap lingkungan, cermin hidung kering, tremor pada otot, suhu tubuh rendah, kaki
belakang lemah dan terjadi penimbunan gas di dalam rumen. Bila kondisi semakin parah,
biasanya sapi hanya mampu bertahan 6 – 24 jam. Angka kesembuhannya cukup baik dan
tingkat mortalitas kurang dari 2-3 %.
b. Mastitis
Radang ambing atau mastitis adalah penyakit peradangan kelenjar susu yang dapat terjadi
pada semua mamalia yang disebabkan oleh mikroorganisme streptococcus cocci dan
staphylococcus cocci yang masuk melalui puting menyebar ke lobuli dan alveoli kemudian
berkembang biak di kelenjar susu.
Mastitis klinis menyebabkan perubahan fisik pada susu seperti susu pecah, bercampur darah
dan nanah, ambing yang asimetris, panas dan bengkak. untuk mastitis subklinis tidak
menyebabkan kelainan fisik akan tetapi pada saat uji mastitis menunjukan tingkat sel darah
putih dalam susu.
c. Brucellosis
Brucellosis pada sapi merupakan penyakit menular yang ditandai oleh abortus (keluron) pada
kebuntingan tua. Kejadian abortus pada induk bunting dapat mencapai 5-90 %. Brucellosis
dapat menyebabkan abortus, sterilitas dan infertilitas.Pengendalian Brucellosis yaitu sanitasi,
higienis dan memberikan vaksinasi.
iii. Risiko Produksi
Faktor produksi susu pada sapi perah adalah pemberian pakan yaitu berupa pakan hijauan dan
konsentrat sehingga besar kecilnya jumlah pemberian pakan pada sapi perah akan sangat
berpengaruh terhadap jumlah susu yang dihasilkan. Jika pemberian pakan tidak bagus maka
produktifitas susu yang dihasilkan akan kecil.
9. Alur &Risiko Ternak sapi Potong
a. Alur Ternak Sapi Potong
LAMPIRAN

b. Risiko Ternak Sapi Potong


i. Risiko Pemeliharaan
Risiko pemeliharaan meliputi kondisi kandang dan pakan.
 Kandang
Ukuran kandang sebaiknya mengikuti jenis sapi yang ingin dipelihara dan jumlah sapi yang
akan digemukkan. Lantai kandang juga dijaga agar tetap bersih untuk mencegah timbulnya
penyakit pada sapi.
 Pakan
Pakan merupakan faktor terpenting dalam budidaya sapi potong yang intensif. Biaya pakan
merupakan faktor produksi dengan cost tertinggi dalam budidaya sapi, sekitar 70 % biaya
habis oleh pakan. Oleh karena itu, pengaturan komposisi pakan menjadi sangat penting.
ii. Risiko Penyakit
Jenis Penyakit yang menyerang sapi ternak :
 Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR)
Penyakit ini termasuk jenis penyakit yang menular dan disebabkan oleh virus dapat
menyerang alat pernapasan dan alat reproduksi sapi. Sapi yang terserang penyakit ini
biasanya di tandai dengan gejala demam yang tinggi ± 42°C, nafsu makan menurun dan
dijumpai leleran hidung, hipersalivasi, produksi air susu menurun disertai dengan kekurusan.
 Bovine viral diarrhea (BVD)
BVD merupakan penyakit yang biasa terjadi pada ternak sapi yang disebabkan oleh virus
BVD. Penyakit ini sangat mudah ditularkan dianatara sapi. Biasanya terjadi karena infeksi
setelah melahirkan yang bersifat non klinis. Peningkatan temperatur biphasic (terjadi dua kali
peningkatan suhu badan) dan leukopenia yang diikuti peningkatan zat kebal/antibodi yang
dapat dideteksi dengan uji serum netralisasi.
 Anthrax
Penyakit ini merupakan penyakit menular akut yang biasa terjadi pada sapi. Penyakit ini
biasanya terjadi akibat bakteria Bacillus anthracis dan sangat mematikan dalam bentuknya
yang paling ganas. Penyakit ini sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas.
Penyakit ini umumnya disertai juga dengan bakteriemia pada kebanyakan hewan.
 Salmonellosis
Penyakit ini biasa menyerang sapi yang disebabkan oleh infeksi bakteri salmonella. Sapi
yang terserang penyakit ini akan mengalami peradangan usus dan invasi organisme ke
dalam aliran darah menyebabkan septisemia. Salmonellosis pada sapi di Indonesia
ditemukan di mana-mana. Penularan salmonellosis terjadi melalui pakan atau minuman
yang tercemar dengan tinja dari ternak yang terinfeksi.
LAMPIRAN

10. Alur Ayam Petelur


a. Alur Ternak Ayam Petelur

TERNAK AYAM PETELUR

PEMILIHAN BIBIT AYAM


BIBIT AYAM PETELUR PEMBUATAN KANDANG
PETELUR
Ayam petelor putih / - Berasal dari indukan yang sehat - Jarak dengan pemukiman ≤ 100 m
cokelat & berkualitas - Dekat dengan sumber air
- Keadaan sehat - Mudah dijangkau
- Memiliki bulu yang halus - Lokasi tetap
- Bobot ideal & tidak cacat

PANEN PERAWATAN & VAKSINASI PEMBERIAN PAKAN

Pemanenan telur dapat ± 2,5-3,5 - Kebersihan adalah hal yang Contoh Pakan : sentrat, tepung ikan,
bulan
dilakukan sebanyak 3 paling utama dalam jagung
kali dalam satu hari. pemeliharaan ayam petelur
karena akan pengaruh pada
kualitas telur
- Vaksinasi rutin guna
memberikan nutrisi & vitamin
tambahan

b. Risiko Ternak Ayam Petelur

i. Risiko Produksi
Risiko produksi pada ternak ayam petelur meliputi :
a. Risiko Pencahayaan
Ayam petelur membutuhkan lama pencahayaan selama 16 jam untuk mempertahankan
produksi telur, sedangkan lama pencahayaan alami dari sinar matahari biasanya berlangsung
hanya selama 12 jam Jika lama pencahayaan kurang, maka produksi telur akan turun dan
bahkan bisa sampai berhenti. Kekurangan lama pencahayaan seringkali menyebabkan rontok
bulu dan ayam berhenti bertelur selama sekitar dua bulan.
b. Risiko Nutrisi
Ayam telur membutuhkan ransum dengan nutnsi seimbang untuk mempertahankan produksi
telur selama masa produksi. Nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan ayam berhenti
bertelur.
Masalah yang sering terjadi adalah tidak tersedianya air minum yang bersih dan segar. Ayam
tanpa air minum hanya selama beberapa jam dapat berhenti bertelur sampai berminggu-
minggu. Oleh karena itu, ayam harus selalu memperoleh air minum yang segar.
Kadar energi, protein, atau kalsium yang tidak cukup juga dapat menurunkan produksi telur.
Sangat penting menyediakan ransum mengandung nutrisi seimbang pada masa produksi
dengan kadar protein 16-18%. Namun nutrisi dalam ransum seringkali rusak akibat
penanganan dan penyimpanan yang kurang tepat.
c. Risiko Lelah Kandang
Lelah kandang (disebut juga cage layer fatigue atau osteoporosis) sering terjadi pada ayam
telur yang dipelihara dalam kandang baterai. Namun lelah kandang juga dapat terjadi pada
ayam yang dipelihara dengan lantai litter akibat ketidakcukupan kalsium, fosfor dan atau
vitamin D.
Ayam yang mengalami lelah kandang berarti kekurangan kalsium dalam tulang dan akan
segera menghentikan produksinya.
d. Risiko Penyakit
Serangan penyakit masih dapat terjadi meskipun ayam dalam kondisi terbaik.Penurunan
produksi telur seringkali merupakan salah satu gejala awal adanya serangan penyakit.Gejala
LAMPIRAN
lainnya dapat berupa lesu dan bulu kusam, mata berair, keluar ingus dari hidung, batuk,
rontok bulu, pincang, sampai kematian. Jika peternak rnelihat seekor ayam sakit, lakukan
isolasi atau pengafkiran dan amati keseluruhan populasi secara teliti. Jika curiga ada
serangan penyakit, segera hubungi dokter hewan setempat agar dapat membantu memeriksa
sehingga diperoleh diagnosa dan pengobatan yang akurat.Penyakit yang secara langsung
dapat menyebabkan penurunan produksi telur.di antaranya adalah: EDS, ND, IB, CRD dan
colibacillosis. Penyakit ND dan IB menurunkan kualitas kerabang dan bagian dalam telur.
e. Risiko Umur
Umur yang semakin tua dapat berpengaruh pada produksi telur.Pengaruh ini sangat
bervariasi di antara individu ayam. Ayam dapat berproduksi secara efisien selama dua siklus
masa bertelur. Setelah dua atau tiga tahun, produktivitas akan menurun. Secara umum,
produksi telur paling baik selama tahun pertama, namun ayam telur yang berproduksi tinggi
dapat berproduksi cukup baik selama 2-3 tahun. Kondisi ini berbeda pada setiap strain ayam.
Ayam telur yang berproduksi tinggi akan bertelur selama sekitar 50-60 minggu tiap siklus
masa bertelur. Di antara siklus produksi telur akan disela dengan masa istirahat yaitu rontok
bulu (molting). Afkir ayam telur yang produksi telurnya sudah tidak ekonomis lagi.
f. Risiko Cuaca
Cuaca panas dan dingin dapat menyebabkan ayam stres jika tidak diperhatikan
dengan baik dan berpengaruh pada produksi telur. Stres yang paling sering selama
musim hujan adalah kedinginan. Pastikan ayam mendapat perlindungan dari angin dan hujan
selama musim hujan namun jangan sampai menutup terlalu rapat sehingga menyebabkan
tingginya kadarammonia.Oleh sebab itu, saat cuaca panas perlu tambahan vitamin supaya
produksi telur tidak terganggu.

2. Risiko Keuangan
Selain adanya faktor penghambat pada tingkatan produksi, faktor lain yang menjadi
penghambat adalah tidak stabilnya harga telur di tingkat pasar. Harga telur yang fluktuatif
sangat berdampak pada peternak, khususnya peternak dengan skala kecil yang mengandalkan
biaya operasional dari penjualan hasil produksi

3. Risiko Pemasaran
Usaha peternakan ayam petelur sangat ditentukan oleh pemasaran.Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemasaran adalah faktor internal dan faktor eksternal. Perusahaan peternakan
ayam petelur yang telah berkali-kali diterpa permasalahan, namun tetap berdiri, tentu memiliki
strategi dalam pemasaran produknya.

11. Alur & Risiko Ternak Ayam Pedaging


a. Alur Ternak Ayam Pedaging
LAMPIRAN
TERNAK AYAM PEDAGING

PEMILIHAN BIBIT UNGGUL PEMBUATAN KANDANG AYAM PEMBERIAN PAKAN AYAM

- Kondisi fisik Mempertimbangkan : Pakan pabrik / pakan buatan


- Bobot ayam 1. Jarak dengan pemukiman ≤ 100 m sendiri
- Aktif bergerak 2. Dekat dengan sumber air
3.Beri lampu untuk pencahayaan &
menjaga suhu lingkungan tetap hangat
TAHAP PEMBESARAN
5. Berikan tempat makan & minum
Umur ayam 1-20 hari

PERAWATAN DAN PANEN PEMBERIAN VAKSIN TAHAP PENGGEMUKAN

-
vaksinasi dapat dilakukan dengan cara
Pemeliharaan dilakukan Tahap penggemukan ayam
mencampur vaksin dengan air minum,
dari minggu 1-6 berumur ≥ 20 ha ri
vaksinasi tetes, dan vaksinasi suntik
- Minggu keenam ayam
sudah siap di panen

b. Risiko Ternak Ayam Pedaging


i. Risiko Produksi
a. Risiko Perubahan Kelembapan dan Temperatur Lingkungan
Kelembapan di Indonesia, terutama di daerah dataran tinggi merupakan salah satu
permasalahan yang dihadapi dalam tata laksana peternakan. Contohnya, bahan litter yang
terlalu basah atau sulit kering serta keadaan kandang yang sumpek dan bau. Hal ini
mengakibatkan daya tahan ayam melemah dan bibit penyakit tumbuh (berkembang biak)
dari biasanya. Begitupun dengan temperature lingkungan yang sangat tinggi.Pada saat
musim kemarau, terutama di dataran rendah menyebabkan ayam kehausan dan
mengurangi konsumsi ransum.Hal ini mengakibatkan asupan gizi menjadi tidak terpenuhi.
Kondisi tersebut akan memperlemah daya tahan ayam terhadap penyakit
b. Risiko Iklim (perubahan musim)
Adanya peralihan musim, dari musim penghujan ke musim kemarau dapat menjadi
kesempatan bagi bibit penyakit untuk menyerang ayam.Karena adanya perubahan musim
tersebut menyebabkan daya tahan ayam melemah dan rentanterhadap berbagai macam
penyakit.Oleh karena itu selama perubahan musim kemarau ke musim hujan peternak harus
lebih waspada.Penyakit yang biasa menyerang pada kondisi ini ialah coryza.Bentuk
penanganan penyakit di musim hujan ini utamanya terkait pada kandang dan tata air di
sekitar kandang.
c. Risiko Kebersihan Kandang dan Peralatan
Kebersihan kandang dan peralatan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam setiap
usaha peternakan ayam.Kandang dan peralatan yang kotor, bau, lumutan dan berdebut
merupakan kondisi yang sangat disukai penyakit dan merupakan tempat yang nyaman bagi
penularan penyakit, akibatnya bibit penyakit dapat tumbuh subur.
d. Risiko Ransum
Kualitas ransum ini berkaitan dengan penyakit berupa kekurangan atau kelebihan gizi yang
mengakibatkan daya tahan tubuh ayam melemah. Misalnya DOC kekurangan mineral
kalsium, sedangkan dalam pertumbuhannya DOC membutuhkan mineral kalsium, maka hal
ini dapat menimbulkan penyak
e. Risiko Penyakit
Penyakit merupakan salah satu faktor risiko yang ditimbulkan pula dari alam.Penyakit secara
langsung dapat memberikan dampak kematian (mortalitas) yang sangat tinggi pada
peternakan ayam broiler.penyakit yang biasa menyerang pada peternakan ayam adalah
penyakit ngorok (Cronic Respiratory Disease), gumboro dan penyakit tetelo (New Castle
Disease). Penyakit –penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus.Selain
oleh bakteri dan virus timbulnya penyakit juga bisa disebabkan karena kurang nya perhatian
terhadap kebersihan kandang, dan kebersihan peralatan pakan dan minum ayam. Dampak
LAMPIRAN
yang ditimbulkan oleh risiko penyakit cukup besar sehingga akan berdampak langsung pada
hasil produksi ayam saat panen, akibatnya peternak selalu mengalami kerugian.
f. Risiko Predator
Risiko produksi yang juga menimbulkan kematian (mortalitas) pada ayam broiler adalah
adanya serangan dari hewan-hewan predator seperti kucing, anjing dan musang.Ketiga
hewan tersebut merupakan hewan yang selalu menyerang ayam broiler terutama pada saat
ayam berumur 4 –7 hari.Hal ini disebabkan ukuran ayam yang masih kecil memudahkan
hewan predator untuk memangsa ayam-ayam tersebut.
g. Risiko Pemasaran
Sumber risiko pada risiko pemasaran ada 3 faktor yaitu produk, pasar dan
kemitraan.Identifikasi sumber risiko pada faktor produk dilihat dari kualitas produk yang
dihasilkan, pada faktor pasar yaitu jangkauan pemasaran dari produk, sedangkan pada
kemitraan yaitu ada tidaknya kemitraan dalam pemasaran produk ayam pedaging.

12. Alur& Risiko Budidaya Udang


a. Alur Budidaya Udang

b. Risiko Produksi
i. Risiko Terkendali
 Risiko Benur (benih udang)
Input benur merupakan input yang dapat meningkatkan risiko produksi. Setiap lahan tambak
di suatu wilayah memiliki daya dukung lingkungan yang berbeda-beda.Apabila penggunaan
benur tidak sesuai dengan jumlah yang ditentukan terutama melebihi SOP dan daya dukung
lingkungannya, maka persaingan udang dalam mendapatkan tempat hidup, oksigen terlarut,
pakan, dan nutrisi mikro lainnya juga semakin tinggi. Persaingan yang ketat membuat udang
lebih cepat stress sehingga daya tahannya pun semakin menurun. Kondisi tersebut secara
langsung meningkatkan risiko produksi udang.
 Risiko Pakan
Pemberian pakan, waktu, dan jumlah yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko produksi.
Penambahan input pakan dapat meningkatkan produktivitas udang. Pemberian pakan yang
baik haruslah sesuai SOP yang sesuai dengan umur dan berat udang. Pemberian pakan
yang underfeeding dapat memperlambat pertumbuhan udang dan menurunkan daya tahan
udang. Pertumbuhan udang yang lambat dapat menurunkan bobot panen udang.
Sedangkan turunnya daya tahan udang dapat meningkatkan peluang terkena serangan
penyakit.
 Risiko Bakteri
LAMPIRAN
Penggunaan bakteri sangatlah penting dalam usaha tani udang karena merupakan bagian
dari manajemen kualitas air dalam SOP usaha tani. Kekurangan penggunaan bakteri akan
menyebabkan timbunan bahan organik yang tinggi. Hal tersebut dapat menurunkan kualitas
air tambak dan menghambat pertumbuhan udang serta memacu penyebaran penyakit.
ii. Risiko Tidak terkendali
 Risiko Iklim
Musim sangat berpengaruh dalam tahap persiapan tambak dan proses budidaya udang.
Musim kemarau memiliki suhu dan curah hujan yang tidak banyak dan cenderung stabil
dapat menstabilkan kualitas air dan daya dukung tambak, Keadaan yang stabil tersebut
membuat udang tidak cepat stres sehingga daya tahan udang pun meningkat. Akibatnya
pertumbuhan udang juga tidak terganggu dan survival rate tetap stabil. Sedangkan salinitas
rendah yang dapat terjadi pada musim hujan dapat meningkatkan risiko terkena serangan
penyakit pada udang
 Risiko Penyakit
penyakit pada udang dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Penyakit non infektif (non infectious disease)
Penyakit non infektif adalah penyakit yang timbul karena faktor - faktor seperti kepadatan
tebar, lingkungan media air (temperatur, kadar oksigen, salinitas dan PH), mutu pakan
yang diberikan, obstruksi insang, pengunaan bahan kimia, polusi, iotoksin (mitotoksin,
toksin zooplankton, algea dan dari tumbuhan)
b. Penyakit Infektif (infectious disease)
Penyakit infektif adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, parasit, bakteri, dan virus.
 Risiko Hama
Hama adalah organisme pengganggu yang dapat mempercepat berkurangnya jumlah udang
yang dipelihara dalam waktu singkat. Dan Hama dapat dibagi menjadi 3 macam:
a. Hama predator
Hama predator adalah hama pemangsa udang, seperti Ikan kakap, Ikan keting, kepiting,
burung dan ular
b. Hama kompetitor
Hama kompetitor adalah hama pesaing yang akan bersaing dengan udang, dalam hal
kepadatan tempat hidup, makanan dan oksigen (O2). seperti Ikan mujair, udang kecil,
siput dan lkan belanak.
c. Hama perusak
Hama perusak adalah hama yang tidak menyaingi dan memangsa udang, tetapi hama ini
dapat merusak kondisi lingkungan tempat hidup udang, sehingga pematang, dasar
tambak, saluran dan pintu air dapat rusak. Hama perusak seperti: belut, kepiting, dan
udang tanah.

13. Alur & Risiko Budidaya Ikan Lele


a. Alur Budidaya Ikan lele
LAMPIRAN
BUDIDAYA IKAN LELE

PERSIAPAN KOLAM PEMILIHAN BENIH PAKAN LELE

1 Pengeringan & 1 Benih yang sehat 1 Memberikan pakan utama


pengolahan tanah 2 Menebar benih 2 Memberikan pakan tambahan
2 Pengapuran &
pemupukan
3 Pengaturan air kolam
PANEN IKAN LELE PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT

Ikan lele bisa dipanen Hama yang paling umum dalam


setelah mencapai budidaya ikan lele antara lain hama
ukuran 9-12 ekor per kg predator seperti linsang, ular, sero,
( ± 2,5 - 3,5 bulan)   musang air dan burung.

b. Risiko Budidaya Ikan Lele


i. Risiko Iklim/Cuaca
Sumber risiko yang memiliki dampak tertinggi ialah pada musim kemarau. Saat musim kemarau
datang, akan mengakibatkan produktivitas turun yang ditandai gagalnya induk betina dalam
menghasilkan telur.
ii. Risiko Hama & Penyakit
Serangan hama & penyakit merupakan sumber risiko yang memiliki probabilitas terjadinya risiko
yang tinggi dengan dampak yang terkecil. Jenis penyakit yang menyerang ikan lele yaitu :
a. Penyakit bintik putih (white spot), penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius
multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Pada ikan lele banyak
menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan kulit dan insang. Bila terkena
ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Peyakit ikan lele ini
dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu dingin dan kepadatan tebar ikan yang
tinggi
b. Penyakit gatal (Trichodiniasis) disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala
penyakit ikan lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan sering
menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini menular
karena kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi
dan kekurangan oksigen disinyalir memicu perkembangannya.
c.Serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini
menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan
pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini
adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam.
d. Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini
menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka
atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang
lambat dan ikan banyak mengambang.
e. Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus
herpes. Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal
di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut.

14.Alur & Risiko Budidaya Ikan Nila


a. Alur Budidaya Ikan Nila
LAMPIRAN
BUDIDAYA IKAN NILA

PEMILIHAN BENIH PERSIAPAN KOLAM PENEBARAN BENIH


Sebaiknya berjenis kolam tanah/ semen/ terpal/ Sebelum benih ditebar,
kelamin jantan (40% lebih jaring terapung/ tambak air hendaknya melewati tahap
cepat pertumbuhannya payau adaptasi terlebih dahulu
dibandingkan betina)

PEMANENAN PEMELIHARAAN
Waktu budidaya mengacu pada - Pengelolaan air
kebutuhan pasar, Contoh : uk. - Pemberian pakan
10-20 gr menjadi 300-500 gr - Bebas hama & penyakit
dibutuhkan waktu ± 4-6 bulan

b. Risiko Budidaya Ikan Nila


i. Risiko Produksi
Salah satu penyebab terjadinya penurunan produksi pembenihan ikan nila adalah penggunaan
faktor-faktor produksi yang tidak optimal. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap
usaha pembenihan ikan nila meliputi tanah/lahan, tenaga kerja, modal, pakan , obat, jenis
induk, dan sebagainya.
ii. Risiko Hama
Beberapa hama ikan nila yang paling sering dijumpai dan mempunyai efek mematikan
diantaranya:
a.Notonecta
Ikan yang terkena Notonecta terdapat bintik putih seperti beras. Hama ini menyerang benih
ikan yang masih kecil.Upaya pencegahannya cukup sulit.
b. Larva cybister
Hama ini dikenal dengan nama ucrit biasanya menyerang pada benih. Warnanya
kehijauan dan dapat bergerak dengan cepat. Bagian depan terdapat taring untuk menjepit
mangsa, sedangkan di bagian belakangnya terdapat sengatan.
iii. Risiko Penyakit
Jenis penyakit yang menyerang ikan nila yaitu :
 Richodina sp. Jenis mikroorganisme yang menjadi parasit pada ikan air tawar maupun ikan
air laut. Parasit ini biasanya menyerang bagian luar seperti kulit, sirip dan insang.
Tandanya terlihat luka pada organ-organ yang diserang.
 Saprolegniasis. Penyakit yang disebabkan oleh sejenis jamur. Biasanya menyerang telur,
larva dan benih ikan. Bagian tubuh yang diserang organ-organ luar. Penampakan penyakit
ini seperti benang halus berwarna putih atau putih kecoklatan.
 Epistylis spp. Parasit ini umumnya menyerang organ-organ bagian luar seperti kulit, insang
dan sirip. Ciri-ciri ikan yang terserang bagian insangnya berwarna merah kecoklatan, ikan
sukar bernapas, gerakan lambat, dan pertumbuhannya terhambat.
 Bercak merah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas dan Pseudomonas.
Menyerang organ bagian dalam dan luar. Ciri-cirinya ada pendarahan pada bagian tubuh
yang terserang, sisik terkelupas, perut membusung. Bila menyerang kulit akan terlihat
borok. Ikan terlihat lemah dan sering muncul ke permukaan kolam.

15. Alur & Risiko Budidaya Ikan Mas

a. Alur Budidaya Ikan Mas


LAMPIRAN
BUDIDAYA IKAN MAS

PEMILIHAN BENIH PERSIAPAN KOLAM PEMBESARAN IKAN MAS


± 2-3
- Memiliki sifat unggul kolam tanah/ tembok/ metode air deras/ air
bulan
- Umumnya uk. 10-12 terpal/ sawah/ keramba/ tenang/ tumpang sari
cm/ bobot 80-100 gr jaring apung

PENGENDALIAN HAMA
PEMANENAN
& PENYAKIT
Uk. 100 gr/ekor, sampai Bebas dari hama
uk.siap konsumsi 300-400 pemangsa, pesaing &
gr/ekor sekitar 2-3 bulan. pengganggu

b. Risiko Budidaya Ikan Mas


i. Risiko Produksi

a. Kondisi air
Ikan dapat mengalami stress akibat perubahan gerakan air yang terlalu drastis. Perubahan
riak dan ombak dapat disebabkan oleh hujan deras dan angin kencang. Umumnya, apabila
hujan ini telah berlangsung beberapa hari, ikan akan dapat kembali menyesuaikan diri dan
tidak stress.
b. Penyakit ikan
Terdapat beberapa penyakit ikan yang dapat membuat produksi menjadi menurun dan
terganggu. Beberapa jenis hama dan penyakit ikan yang dapat menyerang adalah :
 Bintik merah (White spot), Pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-
bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, ikan menggosok-gosokkan
badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering
muncul di permukaan air.
 Bengkak insang dan badan (Myxosporesis), Tutup insang selalu terbuka oleh bintik
kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.
 Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus). Ikan tampak kurus,
sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya
pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.
 Kutu ikan (argulosis), benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya.
Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemortage).
 Jamur (Saprolegniasis), menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian
yang lainnya. Tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur,
terlihat benang halus seperti kapas.
 Koi Herves Virus (KHV), Badan ikan mas merah memar, kemudian mati serentak.
Dalam satu malam bisa mati satu kolam.
LAMPIRAN

Lampiran 7. Format Analisa pasar

Nama Unit UMS : .................................

Area / Cabang : .................................

Nama Pasar : .................................

DOKUMEN CEK LIST ANALISA PASAR

No. Jenis Dukumen Checklist Ada Tidak Keterangan

1. Laporan Analisa Pasar √ Oke

2. Copy Contoh Bukti Kepemilikan Hak √ Tidak diperoleh dari pengelola


dilengkapi ketentuan yang berlaku karena harus berhubungan dengan
bagi pemegang hak legal PT. Priamanaya

Tidak diperoleh dari pedagang


karena sebagian besar pedagang
statusnya sewa / kredit

3. Asli foto lokasi pasar pada saat √ Oke


aktivitas pasar berlangsung (posisi :
depan, samping kiri, samping kanan
dan belakang pasar) dan Tempat
Usaha di Pasar (minimal 4 buah
foto).

4. Denah lokasi Toko / Ruko / Kios / Los √ Oke


/ Lainnya yang sejenis di dalam
pasar.

5 Rute Unit dan Plasma dari Inti Pasar √ Oke


dalam radius 5 KM
LAPORAN POTENSI BISNIS
I. Potensi Diluar Pasar
Warung
Toko Bangunan & Lainnya (sebutkan)
Ruko/Toko / Warung Bengkel Makan
Material

Grosir Retail/Eceran Mobil Motor

Jumlah

II. Potensi Pasar


Ruko/Toko /Warung Bengkel

Lainnya Lainnya
Lainnya (sebutkan)
Nama Pasar (sebutkan) (sebutkan)
No.
Warung Makan Toko Bangunan
Grosir Retail/Eceran Mobil Motor
& Material
LAPORAN ANALISA PASAR

NO. APLIKASI : TANGGAL APLIKASI :


NAMA CABANG UMS : TGL PEMBUKAAN UNIT :
AREA : NO. TELP DAN FAX UNIT :
NAMA PASAR : NO. HP Micro RM

ALAMAT PASAR :

STATUS PENGAJUAN *) : BARU


(*)Pilih salah satu dgn ditandai √)
PERPANJANGAN

REVISI

I. Bukti Kepemilikan Hak


Nama Kepala Pasar
Status Menempati*) Jenis Tempat Usaha
No Jenis Bukti Kepemilikan Masa Berlaku & NIP /Nama Penjelasan Kondisi Dokumen di Lapangan* )
(*)Pilih salah satu dgn (Ruko/Toko/kios/Los
Urut Hak Bukti hak Pejabat (*)Pilih salah satu dgn ditandai √)
ditandai √) /lainnya)
Pengelola Pasar

Ya Tidak, jelaskan
________

1. Pihak pengelola pasar bersedia memberikan


Surat keterangan kepemilikan yang
mencantumkan hak dapat dialihkan sesuai
standar format standar BRISyariah
Ya Tidak, jelaskan
________
& data pendukungnya
_________
II. Analisa Kelayakan Pasar
Nama Instansi Pemilik Nama Instansi /
Lahan Pihak Pengelola
Tahun
Usia Tahun (Nama Instansi, Pasar Penjelasan mengenai kondisi Pasar saat ini*)
Renovasi
Pasar Pendirian Nama Pejabat, No. (Nama Instansi, (*)Pilih salah satu dgn ditandai √)
Terakhir
Tlp kantor dan HP) Nama Pejabat, No.
Tlp kantor dan HP)
1. Rencana Pemda / pemilik lahan / pengelola pasar atas pasar hingga maksimal 3 tahun
mendatang.

Renovasi / penggantian pemilik /


Peremajaan pengelola pasar

Relokasi pasar perubahan fungsi pasar,


menjadi ___________
Tidak Ada

2. Sengketa kepemilikan lahan atau pengelolaan pasar.

Ada, jelaskan _________ Tidak Ada

III. Informasi Pasar


Radius Jarak dari UMS (km)
Waktu Tempuh (menit)
Jam Operasional Pasar - (wib/wit/wita) *)
(*)Pilih salah satu)
Jam Ramai Pasar - (wib/wit/wita) *)
(*)Pilih salah satu)
Tanggal Verifikasi
Aktivitas Pasar*)
(*)Pilih salah satu dgn ditandai Semua pedagang berdagang setiap hari, dengan jumlah pedagang (sebutkan) _________ orang
√)
(berikan tanda tick mark (√) apabila semua pedagang pasar berdagang setiap hari dan sebutkan jumlahnya)

Semua pedagang hanya berdagang mengikuti hari pasaran yaitu (sebutkan) ________ (hari), dengan jumlah pedagang (sebutkan) _______orang,
sedangkan diluar hari pasaran tidak ada aktivitas pasar.
(berikan tanda tick mark (√) apabila semua pedagang pasar hanya berdagang mengikuti hari pasaran sedangkan diluar hari pasararn tersebut tidak
ada aktivitas pasar sama sekali / pedagang tidak ada yang berdagang, sebutkan hari pasaran yang dimaksud dan jumlah pedagang)
IV. Data Informasi Pasar

Ruko / Toko Kios Los Lapak / Lainnya_______


Total Pedagang
(unit) (unit) (unit) (unit)
Jumlah
Digunakan Kosong Digunakan Kosong Digunakan Kosong Digunakan Kosong Pedagang Aktif
(unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit)
Aktivitas

Ukuran dan Harga Ukuran Harga Ukuran Harga Ukuran Harga Ukuran Harga
(m2) (Rp. Juta) (m2) (Rp. Juta) (m2) (Rp. Juta) (m2) (Rp. Juta)

V. Sumber Informasi yang dihubungi

1. Pengelola Pasar / Kepala Pasar


Nama
Jabatan
No. Telp & HP

2. Pedagang Pasar 3. Pedagang Pasar


Nama Nama
Alamat Alamat
No. Ruko /Kios / Los No. Ruko /Kios / Los
No. Telp & HP No. Telp & HP

Keterangan:

Informasi Pasar Wajib diperoleh minimal dari 1(satu) orang pihak Pengelola Pasar / Kepala Pasar dan 2 (dua) orang pedagang pasar.
VI .Rekomendasi Unit – Area (Wajib diisi oleh Unit – cabang)

1.Merekomendasikan pasar terkait sebagai target market unit. Ya Tidak, dengan alasan; __________________________________

2. Merekomendasikan /ruko/kios/los/lainnya yang sejenis sebagai Ya Tidak, dengan alasan; __________________________________


jaminan*) :

(lingkari apabila unit dan Area merekomendasikan ruko / kios / los / lainnya yang sejenis di pasar untuk digunakan atau tidak digunakan sebagai jaminan. Apabila TIDAK direkomendasikan sebagai
jaminan maka jelaskan alasannya)

Dengan ini saya menyatakan bahwa data analisa pasar tersebut diperoleh dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

REKOMENDASI CABANG
Ttd Ttd Ttd

Nama Jelas: Nama Jelas: Nama Jelas:


Micro RM/Micro Staff Micro Marketing Manager/AMPM Pimpinan Cabang

CATATAN: (Wajib dilampirkan saat pengajuan Analisa Pasar)

1. Copy Contoh Bukti Kepemilikan Hak dilengkapi ketentuan yang berlaku bagi pemegang hak.
2. Asli foto lokasi pasar pada saat aktivitas pasar berlangsung (posisi : depan, samping kiri, samping kanan dan belakang pasar) dan Tempat Usaha di Pasar (minimal 4 buah foto).
3. Denah lokasi Toko / Ruko / Kios / Los / Lainnya yang sejenis di dalam pasar.

Anda mungkin juga menyukai