Lampiran 1.
Surat Pernyataan Pengcoveran Asuransi Jiwa/Kerugian
..............................
LAMPIRAN
Lampiran 2
Demikian, surat ini Saya buat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan tanpa tekanan dari
pihak manapun dan apabila di kemudian hari pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia :
1. Mempertanggungjawabkan secara hukum.
2. Untuk segera melunasi KUR iB BRIsyariah saya.
3. Tunduk pada ketentuan yang berlaku di BRI Syariah.
........................., .....-.....-..........
Hormat Saya
(..............................................)
Nasabah
Keterangan :
*) : coret yang tidak perlu
Kolom 2 : Modal Kerja atau Investasi
Kolom 3 : Fasilitas Baru / Perpanjangan (Top-Up).
Lampiran 3
Pada hari ini …………………….. tanggal ……………… bulan …………………… tahun …………………...
telah diadakan serah terima jaminan sebagai berikut :
Jenis Kendaraan :
Merk Kendaraan :
Type Kendaraan :
Warna :
Tahun Pembuatan :
Nomor Chasis :
No. BPKB :
No. Poisi :
Atas Nama :
Dengan diserahkannya Jaminan, Penjamin dengan ini menjamin kepada PT. Bank Syariah Indonesia
(selanjutnya disebut “Bank”) sebagai berikut :
1. Jaminan yang diserahkan kepada Bank adalah benar milik Penjamin dan tidak terlibat dalam
tuntutan/sengketa.
2. Bank berhak dan berwenang, setiap saat menjalankan hak dan kewenangannya atas jaminan tersebut,
dan menyimpan asli bukti kepemilikan Jaminan tersebut sampai seluruh hutang/kewajiban Nasabah
kepada Bank dinyatakan lunas oleh Bank.
3. Membebaskan Bank dari segala kerugian, tuntutan dari pihak ketiga termasuk (para) ahli waris
Penjamin yang timbul sehubungan dengan pemberian jaminan oleh Penjamin kepada Bank.
Bukti tanda terima ini tidak berdiri sendiri dan merupakan dokumen yang berhubungan dengan Surat
Perjanjian Pembiayaan No. …………………………….. tanggal …………………………… antara Bank
selaku pihak pemberi Pembiayaan dengan ……………………………..selaku nasabah.
Bukti tanda terima Jaminan ini dibuat rangkap satu, tanda terima asli disimpan oleh penjamin, copy sesuai
asli disimpan oleh Bank.
……………, …-…..................................20…
Yang menyerahkan,
Penjamin Menyetujui Yang menerima
Suami/Istri PT. Bank BRIsyariah Cabang
Stempel
_______________ ______________ ________________ _________________
Nama : Nama : Nama: Nama:
Jabatan : Jabatan :
LAMPIRAN
Lampiran 4
Pada hari ini ……………… tanggal ……………… bulan ……………….. tahun ……………. Telah diadakan
serah terima jaminan sebagai berikut :
1. Jaminan Sertifikat
Jenis Nomor Letak Tgl Jtw
No. Atas Nama No IMB
Sertifikat Sertifikat Jaminan Sertifikat
1.
2.
Keterangan tambahan
…………………………………………………………………………………………………
2. Jaminan Bukan Sertifikat
Keterangan Bebas
Keterangan riwayat
Girik/AJB/Akta Sengketa
Letak Atas tanah No ………..
No Hibah/Akta No……………
Jaminan Nama Dikeluarkan
Waris No. Dikeluarkan
oleh…………….
oleh…………...
1.
KeteranganTambahan
…………………………………………………………………………………………………
Dengan diserahkannya Jaminan, Penjamin dengan ini menjamin kepada PT. Bank Syariah Indonesia
(selanjutnya disebut “Bank”) sebagai berikut:
1. Jaminan yang diserahkan kepada Bank adalah benar milik Penjamin dan tidak terlibatas dalam
tuntutan/sengketa
2. Bank berhak dan berwenang, setiap saat menjalankan hak dan kewenangannya atas jaminan
tersebut, dan menyimpan asli bukti kepemilikan Jaminan tersebut sampai seluruh hutang/kewajiban
Nasabah kepada Bank dinyatakan lunas oleh Bank.
3. Membebaskan Bank dari segala kerugian, tuntutan dari pihak ketiga termasuk (para) ahli waris
Penjamin yang timbul sehubungan dengan pemberian jaminan oleh Penjamin kepada Bank.
Bukti tanda terima ini tidak berdiri sendiri dan merupakan dokumen yang berhubungan dengan Surat
Perjanjian Pembiayaan No. …………………………….. tanggal …………………………… antara Bank
selaku Pihak Pemberi Pembiayaan dengan ……………………………..selaku nasabah.
Bukti tanda terima Jaminan ini dibuat rangkap satu, tanda terima asli disimpan oleh penjamin, copy sesuai
asli disimpan oleh Bank.
……………, …-…..................................20…
Yang menyerahkan,
Penjamin Menyetujui Yang menerima
Suami/Istri PT. Bank BRIsyariah Cabang
Stempel
________________ ______________ ________________ _________________
Nama : Nama: Nama: Nama:
Jabatan : Jabatan :
LAMPIRAN
Lampiran 5. Perkiraan Biaya/Unit Cost Sub Sektor Pertanian, Peternakan & Perikanan
2. Komoditas : kedelai, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar (per Ha)
3. Hortikultura : Komoditas sayuran umbi (bawang merah, kentang dan bawang putih) per Ha :
Bawang Merah Bawang Putih Kentang
No Komponen
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Benih 49.500.000 18.000.000 10.000.000
2 Pupuk 10.080.000 13.862.500 21.595.000
3 Pestisida 7.680.000 2.150.000 15.000.000
4 Tenaga Kerja 34.860.000 6.000.000 5.525.000
5 Peralatan 5.000.000 14.250.000 2.911.000
6 Biaya Panen dan Pascapanen 3.240.000 8.120.000 3.835.000
Jumlah 110.360.000 62.382.500 58.866.000
6. Komoditas : Jamur (tiram, merang dan kuping), skala usaha minimal 3 kubung
Jamur Tiram Jamur Merang Jamur Kuping
No Komponen
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Rumah Jamur (3 Kubung) 36.000.000 36.000.000 36.000.000
2 Benih Sebar 6.600.000 1.050.000 8.400.000
3 Bahan Baku (Media Tumbuh & Tanam) 2.617.500 2.765.000 2.617.500
4 Tenaga Kerja 3.000.000 6.000.000 3.000.000
5 Peralatan 7.550.000 1.900.000 7.550.000
6 Biaya Panen dan Pascapanen 4.500.000 6.000.000 4.500.000
Jumlah 60.267.500 53.715.000 62.067.500
7. Komoditas Apel
Periode Jumlah
No Komponen
P2 (Rp) P3 (Rp) P4 (Rp) P5 (Rp) (Rp)
1 Pupuk 4.200.000 6.300.000 8.505.000 11.907.000 30.912.000
2 Pestisida 600.000 900.000 1.500.000 2.100.000 5.100.000
3 Tenaga Kerja Pemeliharaan 4.400.000 4.700.000 5.150.000 5.850.000 20.100.000
4 Tenaga Kerja Panen 500.000 750.000 1.000.000 1.100.000 3.350.000
5 Peralatan Budidaya 185.000 460.000 210.000 460.000 1.315.000
6 Sarana Panen dan Pasca Panen 100.000 200.000 300.000 350.000 950.000
Jumlah 9.985.000 13.310.000 16.665.000 21.767.000 61.727.000
8. Komoditas Salak :
Periode
No Komponen Jumlah
P2 (Rp) P3 (Rp) P4 (Rp) P5 (Rp)
1 Pupuk 2.400.000 3.000.000 3.600.000 4.000.000 13.000.000
2 Pestisida - - - - -
3 Tenaga Kerja Pemeliharaan 2.750.000 3.200.000 3.550.000 3.900.000 13.400.000
4 Tenaga Kerja Panen 500.000 750.000 1.000.000 1.200.000 3.450.000
5 Peralatan Budidaya 810.000 1.160.000 2.310.000 900.000 5.180.000
6 Sarana Panen dan Pasca Panen 200.000 400.000 600.000 700.000 1.900.000
Jumlah 6.660.000 8.510.000 11.060.000 10.700.000 36.930.000
LAMPIRAN
9. Komoditas Mangga :
Periode
No Komponen Jumlah
P3 (Rp) P4 (Rp) P5 (Rp)
1 Pupuk 3.630.000 4.650.000 5.992.000 14.272.000
2 Pestisida 600.000 600.000 750.000 1.950.000
3 Tenaga Kerja Pemeliharaan 1.750.000 2.050.000 2.300.000 6.100.000
4 Tenaga Kerja Panen 500.000 600.000 750.000 1.850.000
5 Peralatan Budidaya - - - -
6 Sarana Panen dan Pasca Panen 200.000 300.000 400.000 900.000
Jumlah 6.680.000 8.200.000 10.192.000 25.072.000
1. Komoditas pala
Periode
No Komponen Jumlah
P0 (Rp) P1 (Rp) P2 (Rp) P3 (Rp) P4 (Rp) P5 (Rp)
1 Sarana Produksi
-Benih 1.000.000 1.000.000
-Pupuk 936.000 936.000
-Obat OPT 410.000 410.000 410.000 410.000 410.000 410.000 2.460.000
2 Tenaga Kerja 4.500.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 18.000.000
3 Peralatan 15.000.000 19.000.000 34.000.000
4 Gudang & Lt. Jemur - 18.000.000 18.000.000
Jumlah 21.846.000 22.110.000 21.110.000 3.110.000 3.110.000 3.110.000 74.396.000
2. Komoditas Lada :
Periode
No Komponen Jumlah
P0 (Rp) P1 (Rp) P2 (Rp)
1 Sarana Produksi
-Benih 12.000.000 12.000.000
-Pupuk 28.720.000 8.800.000 17.600.000 55.120.000
-Obat OPT 155.000 1.580.000 1.735.000
2 Tenaga Kerja 5.600.000 40.000.000 45.600.000
3 Pemeliharaan 10.700.000 1.500.000 12.200.000
4 Peralatan 4.470.000 2.500.000 3.000.000 9.970.000
Jumlah 61.645.000 52.800.000 22.180.000 136.625.000
4. Komoditas teh :
Rehabilitasi :
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya tenaga kerja 3.450.000 3.450.000 3.450.000 3.450.000 13.800.000
2 Sarana Produksi -
a. Bibit 5.400.000 1080000 6.480.000
b. Pupuk 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 6.000.000
3 Paket untuk pemberantasan OPT 474.000 474.000 474.000 474.000 1.896.000
4 Alat 1.300.000 1.300.000 1.300.000 1.300.000 5.200.000
Total 12.124.000 7.804.000 6.724.000 6.724.000 33.376.000
LAMPIRAN
Intensifikasi :
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya tenaga kerja 3.450.000 3.450.000 3.450.000 3.450.000 13.800.000
2 Sarana Produksi -
a. Bibit 5.400.000 1080000 6.480.000
b. Pupuk 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 6.000.000
3 Paket untuk pemberantasan OPT 334.500 334.500 334.500 334.500 1.338.000
4 Alat 1.300.000 1.300.000 1.300.000 1.300.000 5.200.000
Total 11.984.500 7.664.500 6.584.500 6.584.500 32.818.000
5. Komoditas Kopi
Peremajaan
No Komponen Po (Rp) P1 P2 P3 Jumlah
Perluasan
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya penanaman 3.506.250 3.506.250 3.506.250 3.506.250 14.025.000
2 biaya pemeliharaan, sarana produksi 1.312.500 1.312.500 1.312.500 1.312.500 5.250.000
3 Sarana Produksi
a. Bibit tan pokok dan pelindung 16.710.000 3.342.000 20.052.000
b. Pupuk organik 1.300.000 1.300.000 1.300.000 1.300.000 5.200.000
4 Paket untuk pemberantasan OPT 254.500 254.500 254.500 254.500 1.018.000
5 Alat 535.000 535.000 535.000 535.000 2.140.000
Total 23.618.250 10.250.250 6.908.250 6.908.250 47.685.000
Intensifikasi
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya penanaman 3.956.250 3.956.250 3.956.250 3.956.250 15.825.000
2 Sarana Produksi
b. Pupuk organik 2.600.000 2.600.000 2.600.000 2.600.000 10.400.000
3 Paket untuk pemberantasan OPT 254.500 254.500 254.500 254.500 1.018.000
4 Alat 560.000 560.000 560.000 560.000 2.240.000
Total 7.370.750 7.370.750 7.370.750 7.370.750 29.483.000
LAMPIRAN
6. Sawit :
Perluasan
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya tenaga kerja 5.694.894 4.779.479 5.586.665 6.103.022 22.164.060
2 biaya pengelolaan 1.216.681 762.028 531.334 579.348 3.089.391
Sarana Produksi
a. Benih 5.617.950 577.590 6.195.540
3 b. Pupuk 2.726.375 4.102.288 4.244.414 4.693.150 15.766.227
c. Alat pertanian 34.930 414.600 414.600 414.600 1.278.730
d. Infrastruktur 5.184.900 - - - 5.184.900
Total 20.475.730 10.635.985 10.777.013 11.790.120 53.678.848
Peremajaan
No Komponen P1 P2 P3 Jumlah
Po (Rp)
1 Biaya tenaga kerja 4.746.105 5.212.526 5.568.606 6.935.991 22.463.228
2 biaya pengelolaan 1.517.836 704.094 625.992 690.626 3.538.548
Sarana Produksi
a. Benih 6.040.564 604.056 6.644.620
3 b. Pupuk 3.348.301 3.266.820 5.411.800 4.693.150 16.720.071
c. Alat pertanian 36.225 630.000 630.000 1.260.000 2.556.225
d. Infrastruktur 3.798.900 - - - 3.798.900
Total 19.487.931 10.417.496 12.236.398 13.579.767 55.721.592
Keterangan :
P1, P2, P3 dst adalah Panen/siklus produksi ke-1, ke-2, ke-3 dst
No Komponen Biaya
1 Bibit 1.500.000
2 Pakan (400 kg) 4.000.000
3 Vitamin/obat-obatan 200.000
4 Biaya Pemeliharaan Kolam 500.000
Total 6.200.000
No Komponen Biaya
No Komponen Biaya
No Komponen Biaya
No Komponen Biaya
Lampiran 6 - Gambaran Alur Budidaya & Risiko Tanaman/Pertanian, Peternakan dan Perikanan
PENGOLAHAN PEMILIHAN
PERSEMAIAN
MEDIA TANAM (TANAH) BIBIT
Memastikan tanah bebas 2 minggu Uji kualitas bibit, pilih Bibit unggul disemai di
dari gulma & rumput liar, benih berkualitas unggul
wadah persemaian.
pembajakan, genangi & bermutu tinggi
media tanah dengan air
± 12-14 hari
PENGOLAHAN
PEMILIHAN BIBIT PENANAMAN
MEDIA TANAM (TANAH)
Pilih benih berkualitas Memastikan tanah bebas Tanam dengan jarak
unggul & bermutu tinggi dari rumput liar, yang tepat
gemburkan tanah, taburi
PEMANENAN Penyiraman
PEMELIHARAAN
tanaman,
Panen jagung yang sudah ± 85-95 menggunakan pupuk,
tua hari pengobatan rutin,
kontrol hama perusak
PEMANENAN PEMELIHARAAN
Panen ketika memasuki usia Penyiraman, penyulaman,
panen ± 10-12 bulan penyiangan, pemupukan,
penanganan hama &
penyakit
LAMPIRAN
b. Risiko Budidaya Tebu
i. Risiko Budidaya Non Teknis
Budidaya tebu sangat bergantung pada iklim dan cuaca. Tebu akan tumbuh dengan sangat
baik di daerah beriklim panas dengan suhu 25—28°C dan memiliki curah hujan 100
mm/tahun.
ii. Risiko Gulma
Masalah utama yang dihadapi dalam budidaya tebu adalah tingkat kompetisi tanaman dengan
gulma. Gulma merupakan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan pesaing tanaman
tebu.
iii. Risiko Harga
Harga tebu yang fluktuatif merupakan risiko yang perlu diwaspadai dalam usaha tebu
iv. Risiko Hama
Hama yang paling sering menyerang tebu, terutama pada masa pembibitan adalah ulat
penggerek. Untuk mencegahnya, perlu dipilih varietas tebu yang tahan hama. Selain itu, bisa
juga menggunakan predator alam, yaitu Trichogama sp dan lalat jatiroto atau, dengan
menyemprotkan Thiodan 35 EC.
PENGELOLAHAN MEDIA
PEMBIBITAN PENANAMAN
TANAM
- Cara generatif Lahan dibersihkan dari Bibit jeruk dapat ditanam
- Cara vegetatif tanaman lain/sisa-sisa pada musim hujan atau
tanaman. Jarak tanam musim kemarau jika tersedia
bervariasi tergantung jenis
Aktivitas panen dan penanganan seperti teknik pemanenan yang kurang tepat, sortasi yang tidak
baik,pengemasan dan pengepakan, pengangkutan dan penyimpanan yang kurang diperhatikan
serta adanyaserangan hama dan penyakit dapat menyebabkan kerusakan buah jeruk hingga
sekitar 25%.
PERSIAPAN MEDIA
PEMILIHAN BIBIT PEMBIBITAN
TANAM
Pilih bibit berkualitas Vegetative/ stek/ sambungan/ Tanah digemburkan,
tinggi & unggul okulasi dicampur dengan pupuk
kandang,dan pH normal
Keterangan :
Masa laktasi adalah masa sapi sedang berproduksi (antara waktu beranak sampai masa
kering).Sapi mulai berproduksi setelah melahirkan anak. Setelah sapi melahirkan, kira-kira
setengah jam setelah itu produksi susu sudah keluar dan saat itulah masa laktasi dimulai. Masa
laktasi sapi dimulai sejak sapi tersebut berproduksi hingga masa kering tiba.Masa kering adalah
masa dimana sapi yang sedang berproduksi dihentikan pemerahannya untuk mengakhiri masa
laktasi.
Dengan demikian, masa laktasi sapi perah berlangsung selama 10 bulan atau kurang lebih 305
hari setelah dikurangi hari-hari untuk colostrum (susu untuk pedet), sedangkan masa kering
biasanya berlangsung selama 2 bulan atau 60 hari dan masa kering tersebut akan berakhir pada
saat sapi yang bersangkutan melahirkan.
Kadar lemak susu mulai menurun setelah 1 – 2 bulan masa laktasi. Kemudian, setelah 2-3 bulan
masa laktasi kadar lemak susu mulai konstan dan pada akhir laktasi akan meningkat sedikit.
b. Risiko ternak Sapi Perah
i. Risiko Iklim/Cuaca
Produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan seperti
suhu, kelembaban, dan curahhujan merupakan faktor penting karena berhubungan erat dengan
iklim yang dapat mempengaruhi produktivitas secara langsung maupun tidak
langsung.Pengaruh langsung dapat terlihat pada saat suhu tubuh meningkat sehingga
menurunkan konsumsi makanan.
ii. Risiko Penyakit
LAMPIRAN
Serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan sapi dalam keadaan sakit atau meninggal.
Jenis-jenis penyakit pada sapi perah yaitu :
a. Milk Fever
Milkfever merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme pada
sapi perah. Penyakit ini ditandai dengan penurunan kadar kalsium dalam darah dan biasanya
ditemukan pada sapi yang baru melahirkan terutama pada sapi yang berproduksi susu tinggi.
Gejala awal yang ditemui yaitu sapi masih berbaring, nafsu makan turun, kurang peka
terhadap lingkungan, cermin hidung kering, tremor pada otot, suhu tubuh rendah, kaki
belakang lemah dan terjadi penimbunan gas di dalam rumen. Bila kondisi semakin parah,
biasanya sapi hanya mampu bertahan 6 – 24 jam. Angka kesembuhannya cukup baik dan
tingkat mortalitas kurang dari 2-3 %.
b. Mastitis
Radang ambing atau mastitis adalah penyakit peradangan kelenjar susu yang dapat terjadi
pada semua mamalia yang disebabkan oleh mikroorganisme streptococcus cocci dan
staphylococcus cocci yang masuk melalui puting menyebar ke lobuli dan alveoli kemudian
berkembang biak di kelenjar susu.
Mastitis klinis menyebabkan perubahan fisik pada susu seperti susu pecah, bercampur darah
dan nanah, ambing yang asimetris, panas dan bengkak. untuk mastitis subklinis tidak
menyebabkan kelainan fisik akan tetapi pada saat uji mastitis menunjukan tingkat sel darah
putih dalam susu.
c. Brucellosis
Brucellosis pada sapi merupakan penyakit menular yang ditandai oleh abortus (keluron) pada
kebuntingan tua. Kejadian abortus pada induk bunting dapat mencapai 5-90 %. Brucellosis
dapat menyebabkan abortus, sterilitas dan infertilitas.Pengendalian Brucellosis yaitu sanitasi,
higienis dan memberikan vaksinasi.
iii. Risiko Produksi
Faktor produksi susu pada sapi perah adalah pemberian pakan yaitu berupa pakan hijauan dan
konsentrat sehingga besar kecilnya jumlah pemberian pakan pada sapi perah akan sangat
berpengaruh terhadap jumlah susu yang dihasilkan. Jika pemberian pakan tidak bagus maka
produktifitas susu yang dihasilkan akan kecil.
9. Alur &Risiko Ternak sapi Potong
a. Alur Ternak Sapi Potong
LAMPIRAN
Pemanenan telur dapat ± 2,5-3,5 - Kebersihan adalah hal yang Contoh Pakan : sentrat, tepung ikan,
bulan
dilakukan sebanyak 3 paling utama dalam jagung
kali dalam satu hari. pemeliharaan ayam petelur
karena akan pengaruh pada
kualitas telur
- Vaksinasi rutin guna
memberikan nutrisi & vitamin
tambahan
i. Risiko Produksi
Risiko produksi pada ternak ayam petelur meliputi :
a. Risiko Pencahayaan
Ayam petelur membutuhkan lama pencahayaan selama 16 jam untuk mempertahankan
produksi telur, sedangkan lama pencahayaan alami dari sinar matahari biasanya berlangsung
hanya selama 12 jam Jika lama pencahayaan kurang, maka produksi telur akan turun dan
bahkan bisa sampai berhenti. Kekurangan lama pencahayaan seringkali menyebabkan rontok
bulu dan ayam berhenti bertelur selama sekitar dua bulan.
b. Risiko Nutrisi
Ayam telur membutuhkan ransum dengan nutnsi seimbang untuk mempertahankan produksi
telur selama masa produksi. Nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan ayam berhenti
bertelur.
Masalah yang sering terjadi adalah tidak tersedianya air minum yang bersih dan segar. Ayam
tanpa air minum hanya selama beberapa jam dapat berhenti bertelur sampai berminggu-
minggu. Oleh karena itu, ayam harus selalu memperoleh air minum yang segar.
Kadar energi, protein, atau kalsium yang tidak cukup juga dapat menurunkan produksi telur.
Sangat penting menyediakan ransum mengandung nutrisi seimbang pada masa produksi
dengan kadar protein 16-18%. Namun nutrisi dalam ransum seringkali rusak akibat
penanganan dan penyimpanan yang kurang tepat.
c. Risiko Lelah Kandang
Lelah kandang (disebut juga cage layer fatigue atau osteoporosis) sering terjadi pada ayam
telur yang dipelihara dalam kandang baterai. Namun lelah kandang juga dapat terjadi pada
ayam yang dipelihara dengan lantai litter akibat ketidakcukupan kalsium, fosfor dan atau
vitamin D.
Ayam yang mengalami lelah kandang berarti kekurangan kalsium dalam tulang dan akan
segera menghentikan produksinya.
d. Risiko Penyakit
Serangan penyakit masih dapat terjadi meskipun ayam dalam kondisi terbaik.Penurunan
produksi telur seringkali merupakan salah satu gejala awal adanya serangan penyakit.Gejala
LAMPIRAN
lainnya dapat berupa lesu dan bulu kusam, mata berair, keluar ingus dari hidung, batuk,
rontok bulu, pincang, sampai kematian. Jika peternak rnelihat seekor ayam sakit, lakukan
isolasi atau pengafkiran dan amati keseluruhan populasi secara teliti. Jika curiga ada
serangan penyakit, segera hubungi dokter hewan setempat agar dapat membantu memeriksa
sehingga diperoleh diagnosa dan pengobatan yang akurat.Penyakit yang secara langsung
dapat menyebabkan penurunan produksi telur.di antaranya adalah: EDS, ND, IB, CRD dan
colibacillosis. Penyakit ND dan IB menurunkan kualitas kerabang dan bagian dalam telur.
e. Risiko Umur
Umur yang semakin tua dapat berpengaruh pada produksi telur.Pengaruh ini sangat
bervariasi di antara individu ayam. Ayam dapat berproduksi secara efisien selama dua siklus
masa bertelur. Setelah dua atau tiga tahun, produktivitas akan menurun. Secara umum,
produksi telur paling baik selama tahun pertama, namun ayam telur yang berproduksi tinggi
dapat berproduksi cukup baik selama 2-3 tahun. Kondisi ini berbeda pada setiap strain ayam.
Ayam telur yang berproduksi tinggi akan bertelur selama sekitar 50-60 minggu tiap siklus
masa bertelur. Di antara siklus produksi telur akan disela dengan masa istirahat yaitu rontok
bulu (molting). Afkir ayam telur yang produksi telurnya sudah tidak ekonomis lagi.
f. Risiko Cuaca
Cuaca panas dan dingin dapat menyebabkan ayam stres jika tidak diperhatikan
dengan baik dan berpengaruh pada produksi telur. Stres yang paling sering selama
musim hujan adalah kedinginan. Pastikan ayam mendapat perlindungan dari angin dan hujan
selama musim hujan namun jangan sampai menutup terlalu rapat sehingga menyebabkan
tingginya kadarammonia.Oleh sebab itu, saat cuaca panas perlu tambahan vitamin supaya
produksi telur tidak terganggu.
2. Risiko Keuangan
Selain adanya faktor penghambat pada tingkatan produksi, faktor lain yang menjadi
penghambat adalah tidak stabilnya harga telur di tingkat pasar. Harga telur yang fluktuatif
sangat berdampak pada peternak, khususnya peternak dengan skala kecil yang mengandalkan
biaya operasional dari penjualan hasil produksi
3. Risiko Pemasaran
Usaha peternakan ayam petelur sangat ditentukan oleh pemasaran.Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemasaran adalah faktor internal dan faktor eksternal. Perusahaan peternakan
ayam petelur yang telah berkali-kali diterpa permasalahan, namun tetap berdiri, tentu memiliki
strategi dalam pemasaran produknya.
-
vaksinasi dapat dilakukan dengan cara
Pemeliharaan dilakukan Tahap penggemukan ayam
mencampur vaksin dengan air minum,
dari minggu 1-6 berumur ≥ 20 ha ri
vaksinasi tetes, dan vaksinasi suntik
- Minggu keenam ayam
sudah siap di panen
b. Risiko Produksi
i. Risiko Terkendali
Risiko Benur (benih udang)
Input benur merupakan input yang dapat meningkatkan risiko produksi. Setiap lahan tambak
di suatu wilayah memiliki daya dukung lingkungan yang berbeda-beda.Apabila penggunaan
benur tidak sesuai dengan jumlah yang ditentukan terutama melebihi SOP dan daya dukung
lingkungannya, maka persaingan udang dalam mendapatkan tempat hidup, oksigen terlarut,
pakan, dan nutrisi mikro lainnya juga semakin tinggi. Persaingan yang ketat membuat udang
lebih cepat stress sehingga daya tahannya pun semakin menurun. Kondisi tersebut secara
langsung meningkatkan risiko produksi udang.
Risiko Pakan
Pemberian pakan, waktu, dan jumlah yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko produksi.
Penambahan input pakan dapat meningkatkan produktivitas udang. Pemberian pakan yang
baik haruslah sesuai SOP yang sesuai dengan umur dan berat udang. Pemberian pakan
yang underfeeding dapat memperlambat pertumbuhan udang dan menurunkan daya tahan
udang. Pertumbuhan udang yang lambat dapat menurunkan bobot panen udang.
Sedangkan turunnya daya tahan udang dapat meningkatkan peluang terkena serangan
penyakit.
Risiko Bakteri
LAMPIRAN
Penggunaan bakteri sangatlah penting dalam usaha tani udang karena merupakan bagian
dari manajemen kualitas air dalam SOP usaha tani. Kekurangan penggunaan bakteri akan
menyebabkan timbunan bahan organik yang tinggi. Hal tersebut dapat menurunkan kualitas
air tambak dan menghambat pertumbuhan udang serta memacu penyebaran penyakit.
ii. Risiko Tidak terkendali
Risiko Iklim
Musim sangat berpengaruh dalam tahap persiapan tambak dan proses budidaya udang.
Musim kemarau memiliki suhu dan curah hujan yang tidak banyak dan cenderung stabil
dapat menstabilkan kualitas air dan daya dukung tambak, Keadaan yang stabil tersebut
membuat udang tidak cepat stres sehingga daya tahan udang pun meningkat. Akibatnya
pertumbuhan udang juga tidak terganggu dan survival rate tetap stabil. Sedangkan salinitas
rendah yang dapat terjadi pada musim hujan dapat meningkatkan risiko terkena serangan
penyakit pada udang
Risiko Penyakit
penyakit pada udang dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Penyakit non infektif (non infectious disease)
Penyakit non infektif adalah penyakit yang timbul karena faktor - faktor seperti kepadatan
tebar, lingkungan media air (temperatur, kadar oksigen, salinitas dan PH), mutu pakan
yang diberikan, obstruksi insang, pengunaan bahan kimia, polusi, iotoksin (mitotoksin,
toksin zooplankton, algea dan dari tumbuhan)
b. Penyakit Infektif (infectious disease)
Penyakit infektif adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, parasit, bakteri, dan virus.
Risiko Hama
Hama adalah organisme pengganggu yang dapat mempercepat berkurangnya jumlah udang
yang dipelihara dalam waktu singkat. Dan Hama dapat dibagi menjadi 3 macam:
a. Hama predator
Hama predator adalah hama pemangsa udang, seperti Ikan kakap, Ikan keting, kepiting,
burung dan ular
b. Hama kompetitor
Hama kompetitor adalah hama pesaing yang akan bersaing dengan udang, dalam hal
kepadatan tempat hidup, makanan dan oksigen (O2). seperti Ikan mujair, udang kecil,
siput dan lkan belanak.
c. Hama perusak
Hama perusak adalah hama yang tidak menyaingi dan memangsa udang, tetapi hama ini
dapat merusak kondisi lingkungan tempat hidup udang, sehingga pematang, dasar
tambak, saluran dan pintu air dapat rusak. Hama perusak seperti: belut, kepiting, dan
udang tanah.
PEMANENAN PEMELIHARAAN
Waktu budidaya mengacu pada - Pengelolaan air
kebutuhan pasar, Contoh : uk. - Pemberian pakan
10-20 gr menjadi 300-500 gr - Bebas hama & penyakit
dibutuhkan waktu ± 4-6 bulan
PENGENDALIAN HAMA
PEMANENAN
& PENYAKIT
Uk. 100 gr/ekor, sampai Bebas dari hama
uk.siap konsumsi 300-400 pemangsa, pesaing &
gr/ekor sekitar 2-3 bulan. pengganggu
a. Kondisi air
Ikan dapat mengalami stress akibat perubahan gerakan air yang terlalu drastis. Perubahan
riak dan ombak dapat disebabkan oleh hujan deras dan angin kencang. Umumnya, apabila
hujan ini telah berlangsung beberapa hari, ikan akan dapat kembali menyesuaikan diri dan
tidak stress.
b. Penyakit ikan
Terdapat beberapa penyakit ikan yang dapat membuat produksi menjadi menurun dan
terganggu. Beberapa jenis hama dan penyakit ikan yang dapat menyerang adalah :
Bintik merah (White spot), Pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-
bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, ikan menggosok-gosokkan
badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering
muncul di permukaan air.
Bengkak insang dan badan (Myxosporesis), Tutup insang selalu terbuka oleh bintik
kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.
Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus). Ikan tampak kurus,
sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya
pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.
Kutu ikan (argulosis), benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya.
Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemortage).
Jamur (Saprolegniasis), menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian
yang lainnya. Tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur,
terlihat benang halus seperti kapas.
Koi Herves Virus (KHV), Badan ikan mas merah memar, kemudian mati serentak.
Dalam satu malam bisa mati satu kolam.
LAMPIRAN
Jumlah
Lainnya Lainnya
Lainnya (sebutkan)
Nama Pasar (sebutkan) (sebutkan)
No.
Warung Makan Toko Bangunan
Grosir Retail/Eceran Mobil Motor
& Material
LAPORAN ANALISA PASAR
ALAMAT PASAR :
REVISI
Ya Tidak, jelaskan
________
Semua pedagang hanya berdagang mengikuti hari pasaran yaitu (sebutkan) ________ (hari), dengan jumlah pedagang (sebutkan) _______orang,
sedangkan diluar hari pasaran tidak ada aktivitas pasar.
(berikan tanda tick mark (√) apabila semua pedagang pasar hanya berdagang mengikuti hari pasaran sedangkan diluar hari pasararn tersebut tidak
ada aktivitas pasar sama sekali / pedagang tidak ada yang berdagang, sebutkan hari pasaran yang dimaksud dan jumlah pedagang)
IV. Data Informasi Pasar
Ukuran dan Harga Ukuran Harga Ukuran Harga Ukuran Harga Ukuran Harga
(m2) (Rp. Juta) (m2) (Rp. Juta) (m2) (Rp. Juta) (m2) (Rp. Juta)
Keterangan:
Informasi Pasar Wajib diperoleh minimal dari 1(satu) orang pihak Pengelola Pasar / Kepala Pasar dan 2 (dua) orang pedagang pasar.
VI .Rekomendasi Unit – Area (Wajib diisi oleh Unit – cabang)
1.Merekomendasikan pasar terkait sebagai target market unit. Ya Tidak, dengan alasan; __________________________________
(lingkari apabila unit dan Area merekomendasikan ruko / kios / los / lainnya yang sejenis di pasar untuk digunakan atau tidak digunakan sebagai jaminan. Apabila TIDAK direkomendasikan sebagai
jaminan maka jelaskan alasannya)
Dengan ini saya menyatakan bahwa data analisa pasar tersebut diperoleh dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
REKOMENDASI CABANG
Ttd Ttd Ttd
1. Copy Contoh Bukti Kepemilikan Hak dilengkapi ketentuan yang berlaku bagi pemegang hak.
2. Asli foto lokasi pasar pada saat aktivitas pasar berlangsung (posisi : depan, samping kiri, samping kanan dan belakang pasar) dan Tempat Usaha di Pasar (minimal 4 buah foto).
3. Denah lokasi Toko / Ruko / Kios / Los / Lainnya yang sejenis di dalam pasar.