Anda di halaman 1dari 9

STUDI PENGARUH PARALEL PENTANAHAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

TERHADAP KINERJA RESISTANSI PENTANAHAN DAN PENINGKATAN


PROTEKSI TRAFO DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) ULP KAWANGKOAN

Abstrak

Kebutuhan masyarakat akan energi listrik terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
mengharuskan kontinuitas penyaluran energi listrik yang terjamin, dan kualitas energi listrik
yang baik. Sistem distribusi terbagi atas dua bagian yaitu distribusi primer dan distribusi
sekunder. Distribusi primer merupakan bagian distribusi dengan Tegangan Menengah (TM)
sebesar 20 KV. Sedangkan distribusi sekunder merupakan bagian distribusi dengan Tegangan
Rendah (TR) sebesar 220/380 V.

Dalam sistem distribusi pentanahan merupakan salah satu sistem proteksi yang sangat
diperlukan untuk melindungi trafo dari gangguan beban lebih, arus lebih maupun tegangan
lebih. Keandalan sistem proteksi ini ditentukan oleh nilai tahanan pentanahan yang terpasang.
Tahanan pentanahan trafo distribusi yang digunakan PLN mengacu pada buku Pedoman
Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, yaitu kurang dari 5 ohm. Akan tetapi, dalam
pengaplikasiannya, terdapat transformator distribusi dengan sistem proteksi pentanahan
melebihi 5 ohm. Hal ini tentu dapat membahayakan trafo, bilamana terjadi gangguan beban
lebih, arus lebih, maupun tegangan lebih, dikarenakan sistem peembumian yang tidak sesuai
standar.

Untuk mengatasi masalah tersebut, nilai tahanan pentanahan harus dibuat sekecil
mungkin. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat pentanahan parallel.
Metode ini memungkinkan tercapainya kualitas sistem proteksi pentanahan yang baik dengan
nilai pentanahan sesuai standar.
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

PT. PLN (Persero) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
ketenagalistrikan. PT. PLN (persero) bertanggung jawab atas pengelolaan serta pemeliharaan
sarana sistem pengaturan pengendalian tenaga listrik, dan menjamin kelangsungan
penyaluran energi listrik secara kontinu kepada setiap konsumen dengan mutu dan kualitas
yang baik.

PT. PLN (Persero) ULP Kawangkoan bertanggung jawab secara langung terhadap
pendistribusian tenaga listrik ke setiap pelanggan di wilayah pelayanan ULP Kawangkoan.
Sistem distribusi ini menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk atau pusat listrik yang
memasok listrik ke beban melalui Jaringan Tegangan Menengah 20 KV serta Jaringan
Tegangan Rendah 220/380 V. Tegangan rendah yang digunakan oleh pelanggan diturunkan
terlebih dahulu oleh trafo step down. Transformator merupakan asset paling berharga pada
bagian distribusi. Oleh karena itu diperlukan sistem proteksi yang memadai untuk melindungi
trafo dari gangguan-gangguan seperti beban lebih, arus lebih akibat hubung singkat maupun
tegangan lebih akibat sambaran petir.

Gardu distribusi merupakan sarana penyaluran energi listrik dari pembangkit ke


pelanggan. Gardu distribusi inilah yang menghubungkan antara sisi primer 20 KV dengan sisi
sekunder 230/400 V, serta berperan penting dalam menjaga kualitas dan kontinuitas
penyaluran energi listrik ke setiap pelanggan. Pada gardu distribusi, transformator step down
merupakan komponen paling penting yang berfungsi untuk menurunkan tegangan distribusi
primer sebesar 20 KV menjadi tegangan distribusi sekunder sebesar 220/380 V. Hal ini
menjadikan transformator distribusi sebagai asset penting dalam sistem distribusi tenaga
listrik di PT. PLN (Persero) khususnya di PLN ULP Kawangkoan,

Pentanahan merupakan sistem proteksi yang berperan penting dalam menjaga


keandalan dan kontinuitas kerja dari transformator distribusi. Semakin kecil nilai tahanan
pentanahan, maka semakin baik pula keandalan sistem proteksinya. Nilai tahanan pentanahan
yang diijinkan pada transformator distribusi harus kurang dari 5 ohm. Akan tetapi masih
terdapat banyak transformator dengan tahanan pentanahan diatas 5 ohm. Nilai tahanan
pentanahan yang besar dapat membahayakan transformator. Hal ini dikarenakan, arus
gangguan yang tidak dapat lagi disalurkan ke tanah, dialirkan menuju ke jaringan listrik atau
bahkan ke transformator distribusi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan studi
dan menganalisa pengaruh paralel pentanahan transformator distribusi terhadap kinerja
resistansi pentanahan dan peningkatan proteksi trafo distribusi DI PT. PLN (persero) ULP
Kawangkoan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Apa fungsi dari sistem pentanahan pada tranformator distribusi?

2. Apa pengaruh nilai tahanan pentanahan yang rendah pada kontinuitas dan keandalan
kinerja dari transformator distribusi?

3. Bagaimana cara mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang rendah pada


transformator distribusi?

1.3 Tujuan

Penyusunan Tugas Akhir ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Memahami fungsi sistem pentanahan pada transfoemator distribusi

2. Memahami apa pengaruh nilai tahanan pentanahan yang rendah pada kontinuitas dan
keandalan kinerja dari transformator distribusi

3. Mengetahui cara mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang rendah pada


transformator distribusi

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Akademik :
a. Bagi penulis, penyusunan Tugas akhir ini dapat memberikan wawasan serta
pengalaman tentang objek yang akan diteliti yaitu mengenai pengaruh
pentanahan yang di pararelkan terhadap kualitas tahanan pentanahan pada
transformator distribusi.
b. Bagi lembaga, studi ini dapat memberikan pengetahuan untuk menunjang
pembelajaran bagi mahasiswa yang tertarik untuk mempelajarinya.

2. Manfaat operasional :
a. Bagi perusahaan, diharapkan studi ini dapat memberikan informasi dan
wawasan mengenai betapa pentingnya keandalan sistem proteksi pentanahan
pada transformator distribusi di PT. PLN (Persero) ULP Kawangkoan.

1.5 Batasan Masalah

Menganalisa pengaruh paralel pentanahan transformator distribusi terhadap kinerja


resistansi pentanahan dan peningkatan proteksi trafo distribusi di PT. PLN (Persero) ULP
Kawangkoan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mencakup inti pembahasan pada Tugas Akhir ini, dan garis-
garis besar pada penulisan tiap-tiap bab, dengan susunan penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari pembahasan mengenai latar belakang penyusunan tugas
akhir ini, rumusan masalah, tujuan penulisan, beberapa manfaat penyusunan
tugas akhir ini bagi penulis serta bagi lembaga atau perusahaan, batasan-
batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi pembahasan materi-materi pendukung yang akan digunakan


untuk membantu penyusunan tugas akhir ini.

BAB III : METODOLOGI

Bab ini berisi metode-metode yang digunakan dalam melakukan penelitian,


yang di dalamnya mencakup tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian,
rencana pengujian, kerangka konseptual dan data penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjabarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh


sistem proteksi pentanahan yang diparalelkan terhadap efisiensi pentanahan
dan peningkatan proteksi pada transformator distribusi di PT. PLN
(Persero) ULP Kawangkoan.

BAB V : PENUTUP

Bab isi berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran bagi penulis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik merupakan kumpulan bagian yang saling terhubung untuk
mengirimkan energi listrik dari sumber listrik yaitu pembangkit listrik, menuju ke pelanggan.
Sistem ini terbagi atas berbagai bagian yaitu, pembangkit listrik, sistem transmisi, kemudian
sistem distrbusi primer, lalu disalurkan menuju ke pelanggan melalui sistem distribusi
sekunder.

Pembangkit listrik berfungsi untuk mengubah energi seperti panas batu bara, panas
bumi, minyak bumi, dan panas matahari, menjadi energi listrik. Pembangkit listrik mula-mula
dapat menghasilkan energi listrik sebesar 6000 Volt (6 KV) sampai dengan 24000 Volt (24
KV). Tegangan akan dinaikan oleh transformator step up menjadi 75000 Volt (75 KV)
sampai dengan 150000 Volt (150 KV). Tegangan ini akan disalurkan melalui jaringan
transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), dimana tegangan ini sudah dapat
digunakan oleh pelanggan-pelanggan dengan kebutuhan daya yang sangat besar yaitu diatas
30000 KVA (30 MVA). Kemudian tegangan ini akan diturunkan kembali melalui Gardu
Induk (GI) menjadi 20000 Volt (20KV) dan disalurkan melalui Saliuran Udara Tegangan
Menengah (SUTM). Tegangan ini akan digunakan oleh pelanggan dengan daya minimal 200
KVA. Tegangan 20 KV akan diturunkan kembali oleh transformator step down pada gardu
distribusi, menjadi 230 V / 400 V. Tegangan inilah yang nantinya akan digunakan oleh
pelanggan-pelanggan tegangan rendah.

2.2 Gardu Distribusi

Gardu distribusi merupakan suatu bagian sub sistem yang menghubungkan antara
bagian distribusi primer (Jaringan Tegangan Menengah) 20 KV dengan bagian distribusi
sekunder (Jaringan Tegangan Rendah) 230/400 V yang menuju ke pelanggan Tegangan
Rendah.
Gardu distribusi merupakan kumpulan dari Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan
Menengah (PHB-TM), Transformator step down dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan
Rendah (PHB-TR). Jenis Perlengkapan Hubung Bagi pada gardu distribusi dibedakan
berdasarkan jenis konstruksi dari gardu distribusi.

2.2.1 Jenis Gardu Distribusi

a. Jenis pemasangannya :
1) Gardu pasangan luar : Gardu Portal, gardu cantol
2) Gardu pasangan dalam : Gardu beton, gardu kios
b. Jenis konstruksinya :
1) Gardu beton (terbuat dari bangunan sipil : batu, beton)
2) Gardu tiang : Gardu portal dan gardu cantol
3) Gardu kios, jenis penggunaannya :
a.Gardu pelanggan umum
b. Gardu pelanggan khusus
4) Unit Gardu Bergerak (UGB)

2.2.2 Macam-macam gardu distribusi

1. Gardu Beton

Gardu beton merupakan gardu dimana seluruh bagian Perlengkapan Hubung Bagi
Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator step down dan Perlengkapan Hubung
Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) berada pada satu bangunan sipil. Umumnya, gardu
beton dikhususkan untuk gardu dengan kapasitas minimal trafo sebesar 200 KVA.

2. Gardu Portal

Gardu portal adalah gardu dengan konstruksi komponen gardu berada di luar ruangan.
Pada gardu portal, transformator distribusi ditopang oleh 2 tiang atau lebih, dengan posisi
transformator berada sekurang-kurangnya 3 meter dari permukaan tanah. Biasanya,
transformator dengan daya lebih dari 100 KVA menggunakan kontruksi gardu tipe
portal.
3. Gardu Cantol

Gardu cantol merupakan gardu dengan konstruksi komponen gardu berada di luar
ruangan, dimana terdapat 1 tiang untuk menopang transformator distribusi. Biasanya,
transformator dengan daya dibawah 100 KVA menggunakan konstruksi gardu tipe
cantol.

4. Gardu Kios

Gardu kios memiliki konstruksi yang hampir sama dengan gardu beton, dimana
semua komponen gardu dan sistem proteksi transformator berada pada satu ruangan
tertutup. Perbedaannya adalah, gardu kios tidak dibuat menggunakan material sipil
seperti batu dan semen, tetapi terbuat dari pelat alumunium dan baja.

5. Gardu Hubung (GH)

Gardu hubung merupakan gardu yang difungsikan sebagai sarana untuk melakukan
manuver jaringan, proteksi jaringan atau melakukan pemutusan sementara jaringan listrik
pada saat pemeliharaan jaringan untuk maksud menjaga kontinuitas pelayanan. Di dalam
gardu hubung terdapat

Anda mungkin juga menyukai