Oleh:
IMANUEL PITOY
18021050
PT. PLN (Persero) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
ketenagalistrikan. PT. PLN (persero) bertanggung jawab atas pengelolaan serta
pemeliharaan sarana sistem pengaturan pengendalian tenaga listrik, dan menjamin
kelangsungan penyaluran energi listrik secara kontinu kepada setiap konsumen
dengan mutu dan kualitas yang baik.
PT. PLN (Persero) ULP Kawangkoan memiliki 269 gardu distribusi yang
beroperasi. Sebagai sistem proteksi, pentanahan memegang peranan penting
dalam menjaga kinerja dari gardu distribusi. Nilai pentanahan yang tinggi
menyebabkan sistem proteksi gardu tidak dapat bekerja dengan maksimal,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada komponen gardu, yang
disebabkan arus lebih, arus hubung singkat, maupun akibat sambaran petir.
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat akan energi listrik terus meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini mengharuskan kontinuitas penyaluran energi listrik yang terjamin, dan
kualitas energi listrik yang baik. Sistem distribusi terbagi atas dua bagian yaitu
distribusi primer dan distribusi sekunder. Distribusi primer merupakan bagian
distribusi dengan Tegangan Menengah (TM) sebesar 20 KV. Sedangkan distribusi
sekunder merupakan bagian distribusi dengan Tegangan Rendah (TR) sebesar
220/380 V.
2. Apa pengaruh nilai tahanan pentanahan yang rendah pada kontinuitas dan
keandalan sistem distribusi pada transformator distribusi?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Akademik :
a. Bagi penulis, penyusunan Tugas akhir ini dapat memberikan
wawasan serta pengalaman tentang objek yang akan diteliti yaitu
mengenai pengaruh pentanahan yang di pararelkan terhadap
kualitas tahanan pentanahan pada transformator distribusi.
b. Bagi lembaga, studi ini dapat memberikan pengetahuan untuk
menunjang pembelajaran bagi mahasiswa yang tertarik untuk
mempelajarinya.
2. Manfaat operasional :
a. Bagi perusahaan, studi ini diharapkan dapat menekan rasio
kerusakan trafo yang diakibatkan tahanan pentanahan yang tidak
sesuai standar, dalam upaya meningkatkan efektivitas biaya
pengoperasian transformator distribusi di PT. PLN (Persero) ULP
Kawangkoan.
Sistematika penulisan mencakup inti pembahasan pada Tugas Akhir ini, dan
garis-garis besar pada penulisan tiap-tiap bab, dengan susunan penulisan sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
a. Jenis pemasangannya :
1) Gardu pasangan luar : Gardu Portal, gardu cantol
2) Gardu pasangan dalam : Gardu beton, gardu kios
b. Jenis konstruksinya :
1) Gardu beton (terbuat dari bangunan sipil : batu, beton)
2) Gardu tiang, meliputi Gardu portal dan gardu cantol
3) Gardu kios, jenis penggunaannya :
a.Gardu pelanggan umum
b. Gardu pelanggan khusus
4) Unit Gardu Bergerak (UGB)
1. Gardu Beton
3. Gardu Cantol
4. Gardu Kios
Gardu kios memiliki konstruksi yang hampir sama dengan gardu beton,
dimana semua komponen gardu dan sistem proteksi transformator berada
pada satu ruangan tertutup. Perbedaannya adalah, gardu kios tidak dibuat
menggunakan material sipil seperti batu dan semen, tetapi terbuat dari pelat
alumunium dan baja.
Dalam suatu sistem distribusi, ada empat bagian yang harus ditanahkan.
Empat bagian sistem distribusi ini adalah :
c) Kawat petir (steel wire) yang ada pada bagian atas saluran transmisi
ataupun Jaringan Tegangan Menengah (JTM). Kawat petir ini
sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena
letaknya yang ada di sepanjang saluran listrik tegangan menengah
maupun tegangan tinggi, maka semua kaki tiang transmisi dan tiang
harus ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat
disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang dari penghantar
listrik.
b
a
c d
Lapisan tanah yang paling dekat dengan pasak memiliki permukaan paling
sempit, sehingga memberikan tahanan terbesar. Lapisan berikutnya yang lebih
luas, memberikan tahanan yang lebih kecil. Demikian seterusnya, hingga pada
suatu jarak tertentu dari pasak. Jarak ini disebut daerah tahanan efektif, yang
juga sangat bergantung pada kedalaman pasak. Hal ini menjadikan tahanan
tanah sebagai besaran yang paling kritis dan paling sulit dihitung atau pun
dibatasi.
Tanah merupakan campuran dari partikel-partikel cair, padat dan gas. Tahanan
jenis tanah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Oleh karena itu tahanan jenis
tanah tidak dapat dibuat menjadi suatu nilai yang tetap. Memberikan garam pada
tanah yang dekat pada elektroda pentanahan dilakukan dengan maksud mendapat
tahanan jenis tanah yang rendah.
Cara ini hanya bersifat sementara, sebab proses penggaraman harus dilakukan
secara periodik sedikitnya enam bulan sekali. Nilai tahanan jenis tanah harus
diambil untuk keadaan yang paling buruk, yaitu pada saat tanah dalam keadaan
kering dan dingin. Nilai resistans jenis tanah sangat berbeda-beda tergantung pada
jenis tanah, seperti dilihat pada ayat 3.18.3.1. dalam PUIL 2000 yang ditunjukkan
pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Tahanan jenis tanah
Jenis Tanah Tahanan Jenis Tanah (Ohm-m)
Tanah rawa 30
Tanah liat dan tanah lading 100
Pasir basah 200
Kerikil basah 500
Pasir dan kerikil kering 1000
Tanah berbatu 3000
ρ 8L
Rt =
2π L
(In
d
– 1) (1)
Dengan :
Rt = Resistans elektroda batang tunggal (Ω)
ρ = tahanan jenis tanah (Ω.m)
L = panjang elektroda dalam meter (m)
d = diameter elektroda dalam meter (m)
2.5.2 Tahanan Pentanahan Elektroda Batang Paralel
Pemasangan dua, tiga atau lebih batang elektroda pentanahan yang
dihubungkan dengan bahan konduktor secara paralel adalah sebuah metode
yang sangat efektif dan mudah untuk memperkecil nilai total (R total) dari
tahanan pentanahan. Umumnya batang elektroda yang diparalel ditanam
berjajar membentuk garis lurus, segi tiga, bujur sangkar ataupun lingkaran.
Jarak minimal pemasangan antara batang elektroda satu dengan elektroda
lainnya (S) adalah dua kali panjang elektroda batang tunggal yang terbenam
dengan tujuan untuk memperkecil interferensi/gangguan diantara elektroda
batang tersebut. Rumus pendekatan untuk elektroda batang paralel yaitu:
1 ρ 1 1 1 1
Rp = [R1 + ( ( + + +…+ ))] (2)
n 0,9576 . s 2 3 4 n
Dengan :
Rp = Tahanan paralel elektroda (Ω)
R1 = Tahanan elektroda tunggal dari persamaan sebelumnya (Ω)
n = Jumlah elektroda pararel
ρ = Tahanan jenis tanah (Ω ft)
s = jarak antar elektroda (feet)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat Penelitian :
Penelitian direncanakan akan dilaksanakan di PT. PLN (Persero) ULP
Kawangkoan
2. Waktu Pelaksanaan Penelitian :
Penelitian direncanakan dilaksanakan sejak bulan April 2021 sampai bulan
Juli 2021 pada saat On Job Training.
3.2.1 Metode
Metode yang akan digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :
1. Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan berupa penelitian kepustakaan dan kajuan dari
sumber pustaka untuk mendukung penulisan tugas akhir ini
2. Penelitian Observasi
Penelitian observasi berupa terjun ke lapangan untuk meninjau objek
yang dipilh. Dalam pencarian dan pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara :
1. Melakukan integrasi data penelitian dengan teori yang ada
2. Melakukan studi bimbingan
MULAI
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Analisa Data
Studi Literatur
Konsultasi Pembimbing
TIDAK
Masalah
Teratasi
YA
Selesai
Transport dan
3 1.000.000 - 1.000.000
Akomodasi
Pembuatan buku dan
4 400.000 - 400.000
fotocopy TA
Jumlah 2.400.000
DAFTAR PUSTAKA
Suswanto, Daman. 2009. Sistem Distibusi Tenaga Listrik.Padang : Universitas
Negeri Bandung
Pratama, Firnzqi. 2016. Studi Sistem Pentanahan Pada Gardu Distribusi Di
Penyulang Walet PT. PLN (Persero) Rayon Kenten. Palembang :
Politeknik Negeri Sriwijaya