Jurnal Vol.11anri122016 1571893656
Jurnal Vol.11anri122016 1571893656
JURNAL
KEARSIPAN
JURNAL
KEARSIPAN
Susunan Redaksi:
Pelindung : Mustari Irawan
Dini Saraswati
Redaktur Pelaksana:
Ketua : Ika Chandrayanti
Sekretaris : Siti Nurhayati
Anggota : Okki Navarone Wibisono
Sari Hasanah
Ahmad Syarif Rachmaji
Harry Bawono
Stella Juliet Sigrid
Martino
Perdhani Yunia Putri
Rizal Aditya Herdianto
Distributor : Kuwato
Alamat Redaksi:
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Jalan Ampera Raya No. 7 Jakarta
Telp: (021) 7805851 fax: (021) 7805812
Email: pusjibangsiskar@yahoo.co.id
i
JURNAL
KEARSIPAN
VOL 11/ANRI/12/2016
DAFTAR ISI
PENGANTAR REDAKSI
Kami panjatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena melalui ijin-Nya,
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia
pada tahun 2016 ini dapat kembali menghadirkan Jurnal Kearsipan Volume 11 ke tengah-
tengah pembaca. Pada volume ini kami membahas signifikansi empat pilar pengelolaan arsip
dinamis yang terdiri dari tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, dan sistem
klasifikasi keamanan dan akses arsip. Pada implementasi di lingkungan pencipta arsip,
ketersedian empat instrumen pokok pengelolaan arsip dinamis tersebut dinilai sangat
signifikan. Dalam jurnal volume kali ini diungkapkan bahwa ketersediaan empat pilar
tersebut di pencipta arsip setidaknya berguna untuk menjaga kedaulatan NKRI, pelaksanaan
demokrasi dalam konteks pemilihan kepala daerah, dan hak keperdataan masyarakat. Selain
itu, dengan dikelolanya arsip dinamis dengan empat pilar tersebut, maka akan memudahkan
pencipta arsip dalam mengidentifikasi arsip statis yang dimilikinya. Pada akhirnya, melalui
akuisisi arsip statis dari pencipta arsip akan mampu menambah khazanah arsip statis di Arsip
Nasional RI.
Dari sisi sumber daya manusia kearsipan, arsiparis memiliki peran penting dalam
menjalankan empat pilar pengelolaan arsip dinamis. Oleh sebab itu, arsiparis diharapkan
mampu menjalankan peran dan fungsinya secara profesional.
Kami berharap keseluruhan artikel yang termuat pada volume kali ini mampu
menambah khasanah wawasan para pembaca tentang dunia kearsipan. Pada tahun mendatang
atau pada volume berikutnya, Jurnal Kearsipan akan terbit dua kali dalam setahun. Pada
akhirnya, kritik dan saran akan sangat kami terima dalam rangka meningkatkan mutu dan
kualitas jurnal kearsipan sebagai media ilmiah kearsipan nasional.
REDAKSI
iii
BIODATA PENULIS
Azmi
Lahir di Jakarta tanggal 18 September 1963. Lulus D3 Kearsipan UI, S1 Administrasi
Publik Universitas Terbuka, dan S2 Sosiologi Universitas Indonesia. Sejak tahun 1986
sampai sekarang bekerja di Arsip Nasional Republik Indonesia, pada saat ini menduduki
jabatan sebagai Direktur Pengolahan. Saat ini juga masih sebagai dosen di Lembaga
Administrasi Negara. Telah mengikuti beberapa kursus/workshop/seminar kearsipan baik
di dalam negeri maupun luar negeri.
Abstract
The acquisition of archival treasures are steps to add a holdings archive. Implementation of archival
acquisition has been mandated in Law No. 8 of 1997 concerning the Company Documents and the Law
No. 43 Year 2009 on Archives, and two government regulations. The existence of two Law and
Government Regulation is expected to be supporting the implementation of the acquisition of archives.
The method of research is qualitative method which done by collecting primer and sekuder data are from
print or electronic literature. Implementation of archival acquisition is still minimal, although there are
be mandated from two Laws and Government Regulations. The relationship between the acquisition of
BUMN archives with archival collectionS of BUMN archives is intertwined relationships and continuous
manifested among ANRI with BUMN. Implementation of archival acquisition requires cooperation
between ANRI and BUMN have the full support of the Ministry of State Enterprises, which aims to
improve the archival holdings of BUMN.
Abstrak
Akuisisi arsip statis adalah langkah untuk menambah khazanah arsip statis. Pelaksanaan akuisisi arsip
statis telah diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan dan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, serta dua peraturan pemerintah. Adanya dua
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah ini diharapkan menjadi pendukung dalam pelaksanaan akuisisi
arsip statis. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan cara mengumpulkan data
primer dan sekunder baik sumber literatur cetak dan elektronik. Pelaksanaan akuisisi arsip statis masih
minim, walaupun sudah ada dua Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang mengamanatkannya.
Hubungan antara akuisisi arsip BUMN dengan khazanah arsip BUMN adalah hubungan yang saling
terkait dan berkesinambungan yang diwujudkan antara ANRI dengan BUMN. Oleh karena itu,
pelaksanaan akuisisi arsip statis memerlukan kerja sama antara ANRI dan BUMN yang mendapat
dukungan penuh dari Kementerian Negara BUMN, yang bertujuan meningkatkan khazanah arsip statis
BUMN.
Kata Kunci: Akuisisi Arsip Statis, Khazanah Arsip Statis, BUMN, Peran
2
Records
Archive
s
Gambar 1. Komposisi Records dan Archives menurut Judith Ellis (Widodo, 2002: 37).
Monitoring
Tabel 1. Grafik jumlah BUMN yang arsipnya telah diakuisisi oleh ANRI
Sumber data diperoleh dari Sub Direktorat Akuisisi II ANRI dan data sudah diolah oleh penulis
Tabel 2. Rincian hasil akuisisi arsip statis BUMN di ANRI Periode 2010-2016
Akuisisi arsip statis BUMN yang Arsip statis PT. Aneka Tambang 1968-
dilakukan oleh ANRI adalah awal 2000
penambahan khazanah arsip statis BUMN Jumlah arsip 91 boks besar dan 20 boks
yang dimiliki oleh ANRI. Dalam Jurnal kecil
Kearsipan Volume 9 No.1, Khazanah arsip Terdiri dari kebijakan dewan komisaris
statis yang tersimpan di ANRI terbagi dan direksi, rencana kerja, laporan
menjadi 7 kategori, yaitu: kinerja, leporan hearing DPR, notulen
1. Arsip Vereniging Oostindische RUPS, laporan AMDAL pada setiap
Compagnie (VOC); lokasi tambang, data-data penelitian pada
2. Arsip Hindia Belanda; setiap lokasi tambang, arsip peta pada
3. Peristiwa sekitar pendudukan Jepang setiap lokasi tambang, produk hukum,
1942-1945; blue print.
4. Arsip pemerintah Indonesia; Jika mengutip tulisan Bambang P.
5. Arsip pemerintahan Soeharto dan B.J. Widodo dalam Buku materi Pokok Arsip:
Habibie; Akuisisi Arsip Edisi 1 Modul 1-6,
6. Arsip perseorangan; dan bahwasanya Keberadaan khazanah arsip
7. Arsip organisasi sosial, lembaga swasta statis BUMN yang tersimpan di ANRI
dan perusahaan. bertujuan sebagai:
1. Arsip sebagai Memori Perusahaan
Arsip statis yang berasal dari BUMN
Arsip merupakan sebuah rekaman
masuk kedalam kategori ke tujuh, yaitu
kegiatan suatu
sebagai bagian dari kategori arsip organisasi
lembaga/badan/perorangan diibaratkan
sosial, lembaga swasta dan perusahaan.
sebagai sebuah organ tubuh yang disebut
Sedangkan, jumlah khazanah arsip BUMN
dengan otak, dimana otak tersebut
yang sudah dapat diakses oleh ANRI adalah
mempunyai fungsi untuk mengingat
sebagai berikut:
segala hal yang kegiatan yang sudah
Contoh khazanah arsip statis BUMN yang
dilakukan. Arsip statis digunakan untuk
ada di Unit Layanan Arsip ANRI:
merekam kegiatan perusahaan atau
8
Tabel 3. Rincian hasil akuisisi arsip statis BUMN di ANRI Periode 2010-2016
Sumbangan
Transfer Pembelian
Khazanah Arsip
Penarikan Penyerahan
antara ANRI (selaku lembaga kearsipan) kegiatan ini mempunyai peran yang setara
dan BUMN (selaku pencipta arsip) dalam dan saling terkait sesuai pada pembahasan
kegiatan akuisisi arsip BUMN sebagai sebelumnya.
cara menambah khazanah arsip BUMN. Arsip Nasional RI (ANRI) sebagai
Pada point ke empat ini, peran akuisisi perwujudan lembaga kearsipan nasional
arsip BUMN dalam meningkatkan mempunyai kewajiban untuk mengelola,
khazanah arsip BUMN terlihat jelas, menjaga, dan melestarikan arsip statis yang
karena dalam penjabaran poin ke empat ada pada BUMN. Grant Mitchell
berpendapat bahwa, pada dasarnya lembaga
ini tergambar jelas hubungan antara
kearsipan mempunyai dua peran, yaitu
kegiatan akuisisi arsip BUMN dalam
merawat arsip dan merawat segala arsip
peningkatan khazanah arsip BUMN pada
yang berkaitan dengan sejarah bangsa.
lembaga kearsipan, hal tersebut sesuai
Sedangkan, Badan Usaha Milik Negara
apa yang digambarkan oleh Bambang P. (BUMN) sebagai pencipta arsip yang
Widodo dalam buku Modul Akuisisi, mempunyai kewajiban untuk menyerahkan
sebagai berikut: arsip statis miliknya kepada lembaga
Sehingga, dalam konteks analisis kearsipan.
peran terhadap pelaksanaan akuisisi arsip Kedua lembaga tersebut akan saling
statis BUMN dalam khazanah arsip statis berinteraksi sesuai dengan perannya masing-
BUMN dapat diserdehanakan bahwasanya, masing. Interaksi kedua lembaga tersebut
korelasi diantara dua organisasi (lembaga tidak akan berjalan, tanpa adanya dukungan
kearsipan dengan pencipta arsip) dari setiap lembaga tersebut. Bentuk
mempunyai peran yang saling terkait dukungan kedua lembaga tersebut dibedakan
diantara satu sama lainnya dan tidak dapat menjadi dua, yaitu:
dipisahkan atau berjalan sendiri dalam 1. Lembaga kearsipan, dukungan lembaga
pelaksanaan akuisisi arsip BUMN. kearsipan diwujudkan dalam bentuk
Sehingga, pelaksanaan akuisisi arsip statis kesiapan mengenai prasarana dan sarana
yang terjadi diantara lembaga kearsipan dalam menerima, menyimpan, merawat,
(ANRI) dengan pencipta arsip (BUMN) dan menjaga arsip statis yang diterima
sangat berperan dalam meningkatkan atau dari BUMN, termasuk pembinaan
menambah khazanah arsip BUMN pada kearsipan selaku Pembina kearsipan
lembaga kearsipan. BUMN.
2. Pencipta arsip (BUMN), dukungan
Pelaku Akuisisi Arsip Statis BUMN BUMN selaku pencipta arsip diwujudkan
dalam Khazanah Arsip BUMN dalam bentuk pengelolaan manajemen
Pelaku kegiatan akuisisi arsip statis arsip dinamis yang baik dengan
ada dua, yaitu lembaga kearsipan dan dukungan sumber daya kearsipan.
pencipta arsip. Kedua pelaku ini mempunyai Selain itu, dukungan kedua lembaga
peran masing dalam akuisisi arsip statis, tersebut juga dapat diwujudkan dalam
dimana lembaga kearsipan sebagai penerima bentuk kerja sama antar lembaga (lembaga
arsip dan pencipta arsip sebagai pemberi kearsipan dan pencipta arsip (baca.
arsip. Oleh karena itu, kedua pelaku BUMN)), yaitu nota kesepahaman (MoU)
12
Azmi
Arsip Nasional Republik Indonesia
Email: azmi@yahoo.com
Abstract
Records is a legitimate management resources to support the activities of the administration
accountable and transparent in the creator of records. Generally, the creator of records has
been doing almost all stages of records management, from records creation, use and
maintenance of records to records disposition stage. However, the management of records still
are not running effectively and efficiently, so that the existence of records as a source of
management information which can facilitate good governance and supporting the
accountability mechanisms have not been fully felt. This condition has implications for the issue
of effectiveness and efficiency of records management, such as records that are created are not
authentic and reliable, the archive does not have group information, records disposition is not
based procedures, records information leaked, and physical of records missing. One of the
factors why this happens is because there is no application of precisely four primary instrument
of records management, which is the office documentation, records classification, records
retention schedule, and records security and access classification system in the creator of
records.
Keywords: Records, Records Management, The Main Instrument, The Creator Of Records,
Effective And Efficient.
Abstrak
Arsip dinamis merupakan sumber informasi manajemen yang sah untuk mendukung kegiatan
administrasi yang akuntabel dan transparan di lingkungan pencipta arsip. Umumnya pencipta
arsip telah melakukan hampir semua tahapan pengelolaan arsip dinamis, mulai dari tahap
penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan arsip hingga tahap penyusutan arsip. Namun
demikian, pengelolaan arsip dinamis masih belum berjalan efektif dan efisien, sehingga
keberadaan arsip dinamis sebagai sumber informasi manajemen yang dapat memfasilitasi good
governance dan mendukung mekanisme akuntabilitas belum sepenuhnya dirasakan. Kondisi ini
berimplikasi terhadap persoalan efektivitas dan efisiensi pengelolaan arsip dinamis, seperti arsip
yang tercipta tidak autentik dan reliabel, arsip tidak memiliki kelompok informasi, penyusutan
arsip tidak berdasarkan prosedur, informasi arsip bocor, dan fisik arsip hilang. Salah satu faktor
penyebab mengapa hal ini terjadi adalah karena belum diterapkannya secara penuh empat
instrumen pokok pengelolaan arsip dinamis, yaitu tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal
retensi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip dalam pengelolaan arsip dinamis.
Kata kunci: Arsip Dinamis, Pengelolaan Arsip Dinamis, Instrumen Pokok, Pencipta Arsip,
Efektif Dan Efisien
16
organisasi. Dalam konteks fungsi arsip bagi Pada esensinya pengelolaan arsip
satu organisasi, arsip dinamis (records) dinamis di lingkungan pencipta arsip
merupakan sumber informasi manajemen dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan
yang sah dalam mendukung kegiatan arsip yang autentik dan reliabel dalam
administrasi yang akuntabel dan transparan. berbagai bentuk dan media sebagai bahan
Oleh karena itu, sebagai sumber informasi akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang
manajemen yang objektif arsip dinamis sah, sehingga pencipta arsip dapat
pada pencipta arsip harus dikelola secara melaksanakan fungsi dan tugas organisasi
benar berdasarkan ketentuan peraturan sesuai dengan mandat yang diemban.
perundang-undangan dan kaidah-kaidah Persoalan arsip dinamis yang berdampak
kearsipan. terhadap inefektivitas dan inefisiensi
Umumnya pencipta arsip telah kinerja organisasi kerap terjadi, seperti
melakukan hampir semua tahapan arsip yang tercipta tidak autentik dan
pengelolaan arsip dinamis, mulai dari tahap reliabel, kelompok informasi arsip tidak
penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan jelas, penyusutan arsip tidak prosedural,
arsip, hingga tahap penyusutan arsip. informasi arsip kerap bocor, dan fisik arsip
Namun demikian, pengelolaan arsip hilang. Hal ini berawal dari tidak atau
dinamis belum berjalan efektif dan efisien, belum diterapkannya secara optimal empat
sehingga keberadaan arsip dinamis sebagai instrumen pokok arsip dinamis dalam
sumber informasi manajemen yang dapat praktik penciptaan, penggunaan dan
memfasilitasi tata kelola pemerintahan pemeliharaan arsip serta penyusutan arsip
yang baik (good governance), dan di lingkungan pencipta arsip.
mendukung mekanisme akuntabilitas Penguatan tata naskah dinas dalam
belum sepenuhnya dirasakan oleh pencipta pengelolaan arsip dinamis terkait dengan
arsip. jaminan terhadap tingkat autentisitas dan
Salah satu faktor penyebab reliabilitas arsip yang tercipta (yang dibuat
mengapa hal tersebut terjadi, adalah karena dan diterima). Penerapan klasifikasi arsip
tidak adanya keinginan kuat pencipta arsip akan memberikan jaminan terhadap
untuk melaksanakan pengelolaan arsip kemudahan praktik korespondensi dan
dinamis secara benar melalui penerapan pemberkasan arsip aktif serta penataan
empat instrumen pokok pengelolaan arsip arsip inaktif. Pemberlakukan jadwal retensi
dinamis, yaitu tata naskah dinas, klasifikasi arsip akan memberikan jaminan terhadap
arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem legalitas dan kemudahan praktik
klasifikasi keamanan dan akses arsip dalam pemindahan, pemusnahan, dan
pengelolaan arsip dinamis. Keempat penyelamatan arsip. Sedangkan penerapan
instrumen pokok ini berfungsi sebagai sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip
faktor pengontrol praktik setiap tahapan akan memberikan jaminan terhadap
dalam pengelolaan arsip dinamis mulai keamanan dan aksesibilitas arsip pada
tahap penciptaan, penggunaan dan pencipta arsip.
pemeliharaan arsip serta penyusutan arsip.
18
10. Klasifikasi arsip adalah kelompok ini dilakukan secara bersamaan dan
informasi arsip yang disusun interaktif dengan memperhatikan
berdasarkan fungsi dan tugas organisasi; beberapa hal berikut ini:
11. Jadwal retensi arsip yang selanjutnya a. Proses analisis data dilakukan secara
disingkat JRA adalah daftar yang berisi bersamaan dengan proses
sekurang-kurangnya jangka waktu pengumpulan dan interpretasi data;
penyimpanan atau retensi, jenis arsip, b. Coding, yaitu pemberian label pada
dan keterangan yang berisi rekomendasi data yang terkumpul. Coding
tentang penetapan suatu jenis arsip dilakukan untuk mereduksi data ke
dimusnahkan, dinilai kembali, atau dalam berbagai tema dan kategori;
dipermanenkan yang dipergunakan c. Reduksi data (data reduction), yaitu
sebagai pedoman penyusutan dan memilih, mengolah data mentah ke
penyelamatan arsip. dalam bentuk lain, menajamkan,
12. Sistem klasifikasi keamanan dan akses menggolongkan, membuang yang
arsip adalah aturan pembatasan hak tidak perlu, mengorganisasikan data
akses terhadap fisik arsip dan ke dalam kategori atau tema tertentu
informasinya sebagai dasar untuk sehingga memungkinkan pembahasan
menentukan keterbukaan dan yang baik;
kerahasiaan arsip dalam rangka d. Interpretasi (interpretation),
melindungi hak dan kewajiban pencipta mengidentifikasi pola-pola (patern),
arsip dan pengguna dalam pelayanan kecenderungan (trends), penjelasan
arsip; (explanation), untuk menarik suatu
13. Efektivitas adalah suatu kondisi atau kesimpulan; dan
keadaan yang menunjukkan sejauh mana e. Menyajikan data (data display) dalam
pengelolaan arsip dinamis dapat dicapai bentuk deskripsi dan narasi data
sesuai dengan yang direncanakan; sehingga menjadi informasi yang
14. Efisiensi adalah suatu kondisi atau memungkinkan penarikan kesimpulan
keadaan yang menunjukkan sejauh mana yang akurat dan saran-saran yang
pengelolaan arsip dinamis dapat dicapai dapat memecahkan masalah
dengan hasil yang memuaskan. penelitian.
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan HASIL DAN PEMBAHASAN
data dilakukan dengan membaca dan
mempelajari beberapa Instrumen Pokok Arsip Dinamis
dokumen/referensi yang tepat, relevan, 1. Tata Naskah Dinas
dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dalam penyelenggaraan
2. Analisis Data Analisis data kualitatif ketatalaksanaan administrasi
dilakukan terhadap data dalam bentuk pemerintahan dan pembangunan,
kata-kata yang diperoleh dari beberapa tata naskah dinas merupakan salah
dokumen/referensi. Analisis data jenis satu unsur penting dalam
pengelolaan administrasi umum
22
penyiapan perencanaan tata berkas (the cepat arsip yang dibutuhkan dapat
preparation of a filing plan/system). diketemukan.
Mengklasifikasikan arsip bermakna Dalam Peraturan Kepala Arsip
proses mengatur arsip secara skematis Nasional RI Nomor 19 Tahun 2012
dan konsisten untuk mempermudah tentang Klasifikasi Arsip, disebutkan
penataan, penemuan kembali, klasifikasi arsip adalah pola pengaturan
pemeliharaan, dan penyusutan arsip. arsip secara berjenjang dari hasil
Klasifikasi arsip merupakan pelaksanaan fungsi dan tugas instansi
identifikasi sistematis dan pengaturan menjadi beberapa kategori unit informasi
kegiatan kerja dan/atau arsip ke dalam kearsipan. Klasifikasi arsip menjadi
kategori-kategori menurut kesepakatan, kerangka dasar untuk pengkodean
metode, dan ketentuan prosedural yang (coding) dalam penciptaan, penggunaan
terstruktur secara logis, yang dan penyimpanan, serta penyusutan
diwujudkan dalam sistem klasifikasi. arsip. Klasifikasi arsip dalam proses
Tipe klasifikasi beragam, ada yang penciptaan arsip digunakan sebagai
dibedakan atas dasar fungsi atau dasar penomoran surat. Klasifikasi arsip
kegiatan (activity), atas dasar isi dalam proses penggunaan digunakan
permasalahan (subject content), dan atas sebagai dasar pemberkasan dan
dasar metode penyajian (methode of penemuan kembali (retrieve). Klasifikasi
production). arsip dalam penyusutan arsip, digunakan
Wallace (1992), membagi dasar sebagai dasar penyusunan jadwal retensi
sistem klasifikasi arsip menjadi tiga, arsip.
yaitu alfabetis (nama, masalah, wilayah), Klasifikasi arsip disusun
nomor (angka urut, angka tengah, angka berdasarkan fungsi dan tugas pencipta
pinggir), alfanumerik (kombinasi arsip, sehingga dalam melakukan
alfabetis dan nomor). Dalam masing- pemberkasan, penyimpanan, dan
masing sistem klasifikasi arsip itu, arsip penemuan kembali arsip serta
disusun secara kronologis per tanggal, penyusutannya berjalan sesuai dengan
dengan menempatkan arsip tanggal mekanisme pengelolaan arsip yang
terkini pada urutan terdepan daripada efektif dan efisien. Klasifikasi arsip
arsip yang lainnya. Wallace, terbentuk dalam suatu format daftar
menyebutkan masing-masing sistem jenis-jenis fungsi yang merupakan
klasifikasi memiliki kelebihan dan penjabaran dari fungsi dan tugas yang
kelemahan, sehingga organisasi harus diemban oleh pencipta arsip baik yang
menyeleksi sistem klasifikasi arsip yang bersifat substantif maupun fasilitatif.
akan digunakan dengan memperhatikan Klasifikasi arsip dapat
ukuran organisasi, volume arsip, jenis digunakan sebagai pedoman untuk
arsip yang disimpan, bagaimana dan menata fisik dan informasi arsip
oleh siapa arsip digunakan, dan seberapa sehingga mampu merekam dan
merekonstruksi kegiatan secara utuh dan
faktual dari pelaksanaan kegiatan
24
menjamin ketersediaan arsip dalam dalam tata bahasa sehari hari terutama
penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan untuk yang sering berkecimpung dalam
akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang teknik, tata cara, optional dan prosedural.
sah. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara
ISO 15489-2 (RecordsManagement) tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat
mendefinisikan pengelolaan arsip dinamis dari serangkaian alternatif atau pilihan cara
merupakan proses pengelolaan arsip yang dan menentukan pilihan dari beberapa
meliputi kaptur, registrasi, klasifikasi, pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga
klasifikasi akses dan keamanan, identifikasi diartikan sebagai pengukuran keberhasilan
status, penyimpanan. Pengelolaan arsip dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah
dinamis bertujuan untuk menyediakan ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah
kebutuhan organisasi selaku pencipta arsip tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-
yang meliputi penciptaan, penggunaan dan cara yang sudah ditentukan, maka cara
pemeliharaan serta penyusutan arsip. tersebut adalah benar atau efektif.
Sementara itu, Wallace (1992), Sedangkan efisiensi adalah
mendefinisikan pengelolaan arsip dinamis penggunaan sumber daya secara minimum
adalah pengendalian arsip secara sistematis guna pencapaian hasil yang optimum.
atas daur hidup arsip dari penciptaan Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan
sampai penyusutan atau penyimpanan yang benar telah ditentukan dan berusaha
secara permanen. Ia membagi tahapan daur untuk mencari cara-cara yang paling baik
hidup arsip meliputi penciptaan arsip, untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
distribusi arsip, penggunaan arsip, Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan
penyimpanan arsip aktif, transfer arsip, penilaian-penilaian relatif, membandingkan
penyimpanan arsip inaktif, penyusutan antara masukan dan keluaran yang
arsip, dan penyimpanan permanen. diterima. Sebagai contoh untuk
Selanjutnya, Rick (1992), menyelesaikan sebuah tugas, cara A
mendefiniskan pengelolaan arsip dinamis membutuhkan waktu 1 jam sedang cara B
sebagai upaya pengendalian arsip secara membutuhkan waktu 2 jam, maka cara A
sistematis dari pembuatan, atau lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain
penerimaan, distribusi, penyimpanan, tugas tersebut dapat selesai menggunakan
penemuan kembali, hingga penyusutan. Ia cara dengan benar atau efisiensi.
membagi tahapan pengelolaan arsip Efektivitas adalah melakukan tugas
dinamis meliputi pembuatan dan yang benar, sedangkan efisiensi adalah
penerimaan, distribusi, penggunaan, melakukan tugas dengan benar.
pemeliharaan, penyusutan. Penyelesaian yang efektif belum tentu
efisien begitu juga sebaliknya. Yang efektif
Efektivitas dan Efisiensi bisa saja membutuhkan sumber daya yang
Efektivitas dan efisiensi adalah dua sangat besar sedangkan yang efisien
kata yang saling berdekatan dan sering barangkali memakan waktu yang lama.
bersinggungan yang sering kita gunakan Sehingga sebisa mungkin efektivitas dan
28
sistem pengelolaan arsip dinamis secara (ANRI), Kepala Pusat Pengkajian dan
nasional; Pengembangan Sistem Kearsiapan, Kepala
2. Peningkatan bimbingan, konsultasi, dan Bagian Arsip, Redaksi Jurnal Kearsipan,
fasilitasi kearsipan oleh ANRI, Petugas Central File Direktorat
khususnya penyusunan norma, standar, Pengolahan, Petugas Perpustakaan (ANRI),
prosedur, kriteria (NSPK) instrumen dan semua pihak yang telah membantu
pokok pengelolaan arsip dinamis; penyusunan kajian ini. Semoga Allah
3. Peningkatan bimbingan dan konsultasi SWT/Tuhan Yang Maha Esa membalas
kearsipan oleh ANRI, khususnya dalam amal baik yang telah diberikan. Amin.
penerapan NSPK instrumen pokok
pengelolaan arsip dinamis dalam
kegiatan penciptaan, peenggunaan dan DAFTAR PUSTAKA
pemeliharaan serta penyusutan arsip di Kennedy, Jay – Schauder Cherryl (1998),
lingkungan pencipta arsip tingkat pusat Record Management : A Guide to
dan daerah; Corporat Record Keeping, Addison
4. Peningkatan pengawasan dan akreditasi Wesley Longman Australia Pty
kearsipan terhadap pencipta arsip Limited.
LAN RI, (2003), Kajian Paradigma, LAN
tingkat pusat dan daerah;
RI, Jakarta.
5. Optimalisasi peran unit kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
lembaga kearsipan (daerah, perguruan 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
tinggi) dalam pengelolaan arsip dinamis Undang Nomor 43 Tahun 2009
di lingkungan masing-masing dengan tentang Kearsipan.
bimbingan dan pengawasan dari ANRI. Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor
17 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pembuatan Sistem Klasifikasi
UCAPAN TERIMA KASIH
Keamanan dan Akses Arsip dinamis.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ________; Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Klasifikasi
panjatkan ke hadirat Illahi Robi, karena Arsip.
atas segala kehendak-Nya sehingga kajian ________; Nomor 2 Tahun 2014 tentang
ini dapat tersusun. Walaupun pada awalnya Pedoman Tata Naskah Dinas.
dalam penulisan kajian ini penulis ________; Nomor 22 Tahun 2015 tentang
mengalami kesulitan. Namun, berkat Penetapan Arsip Jadwal Retensi
rahmat dan pelindungan-Nya segala Arsip.
Pustaka Phoenix, (2009), Kamus Besar
kesulitan dapat diatasi dengan baiak. Kajian
Bahasa Indonesia Edisi Baru, PT
ini tidaklah dapat tersusun seperti sekarang Media Pustaka Phoenix, Jakarta.
ini tanpa adanya bantuan dari berbagai Saffaly, William, 2004, Records and
pihak. Oleh karena itu, penulisan merasa Information Management, ARMA,
sangat berkewajiban mengucapkan United States of Amirica.
penghargaan dan ucapan terima kasih yang Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-
setingginya kepada segenap Pimpinan 6962.1-2003 Dokumentasi dan
Arsip Nasional Republik Indonesia
38
Informasi-Manajemen Rekaman;
Bagian I – Umum.
The International Organization for
Standardization (ISO) 15489,
Information and Documentation-
Records Management, Part 1;
General (and) Part 2; Guidelines.
Wallace, Patricia, E, (and) Ann Jo, 1992,
Records Management; Integrated
Information System, Englewood Cliff,
New Jersey-Prentice Hall.
Walne, Peter (ed), 1992, Dictionarry of
Archival Terminologi, German,
Italian, Russian and Spanish,
Muenchen-New York-London-Paris;
English and French with Equivatent
in Dutch.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan, (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 152, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5071).
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi
Publik, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4846).
39
Abstract
This research using descriptive qualitative approach which aims to find out about function, duty
and archivist authorityin doing of archival work reviewed in the perspective Article Number 151
and 152 of Gouvernment Policy about Implemnetation of Archival Act. Result of this research
shows that archivist in carrying out its functions and duties is in conforming with the Article
Number 151 Paragraph (2) of Gouverment Policy, however authorities as mandated by Article
number 152 of Gouverment Policy about Implemnetation of Archival Act can’t be fully owned by
archivist. This research recommends that repositioning archivist is matter of urgency in coaches
and development of human resources archives, one of them through the application of standard
quality of the work of archivist based on synergy between function, duty, responsible and archivist
authority thus showing their archivist competence with progress and interests of agencies in
carrying out its duties and function.
Abstrak
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui
fungsi, tugas dan kewenangan Arsiparis dalam melakukan pekerjaan kearsipan ditinjau dalam
perspektif Pasal 151 dan 152 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. Hasil penelitian
memperlihatkan, bahwa Arsiparis dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sudah sesuai
sebagaimana yang diamanatkan Pasal 151 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, namun demikian
kewenangan sebagaimana amanat Pasal 152 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan belum dapat sepenuhnya
dimiliki oleh semua Arsiparis. Penelitian ini merekomendasi bahwa reposisi Arsiparis merupakan
hal yang mendesak dalam pembinaan dan pengembangan SDM kearsipan, salah satunya melalui
penerapan Standar Kualitas Hasil Kerja Arsiparis yang berbasis kepada fungsi, tugas, tanggung
jawab dan kewenangan Arsiparis sehingga memperlihatkan adanya hubungan sinergitas antara
keberadaan Arsiparis dengan kemajuan dan kepentingan instansi dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2009 tentang Kearsipan
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 48 Tahun 2014
tentang Jabatan Fungsional
Arsiparis sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 13 Tahun 2016
Australian Standard, AS 4390.1 - Record
Management, 1996
Basuki, Sulistyo, 2003, Manajemen
Arsip Dinamis; Gramedia,
Jakarta
Handoko, Hani, T, 2009, Manajemen,
PBFE Gajah Mada University,
Jogjakarta
Kennedy, Jay (and), Schauder, Cherryl
(1998) Records Management; A
Guide to Corporate Records
Keeping. Australia: Addison
Wesley Longman.
Abstract
Diplomatic relation between Indonesia-China started with the Silk Road and Sea Routes.
Diplomatic relation between Indonesia-China happens because of trading, religion, and
political turmoil. This diplomatic relation shows positive development continously with the
presence of Zhou En Lai, the Prime Minister of The People’s China Republic in Asia-
Africa Conference (Konferensi Asia Afrika/KAA) on April 18-25th 1955. The positive
interaction between these two countries continued in the president of Abdurrahman Wahid
(Gus Dur) era. A few achievements before then managed better with Susilo Bambang
Yudhoyono in two periods of his conductiveness. The diplomatic relation between
Indonesia-China can prove with archives which stored in both of them such as in
Indonesia with the National Archives of the Republic of Indonesia. A lot of the archives
collection in the National Archives of the Republic of Indonesia shows their relations. The
user and researcher can use that archives collections to shows the diplomatic relation
between Indonesia-China.
Abstrak
Hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok diawali melalui jalur sutera dan jalur laut.
Hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok terjadi lebih karena faktor perdagangan, agama,
dan huru-hara politik. Hubungan diplomasi kedua negara terus menunjukkan
perkembangan positif, dengan kehadiran Perdana Menteri Tiongkok Zhou En Lai pada
Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18-25 April 1955. Interaksi positif antara kedua
negara pun dilanjutkan pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Beberapa
capaian yang sudah dirintis tersebut kemudian dikelola lebih baik oleh Susilo Bambang
Yudhoyono, dalam dua periode kepemimpinannya. Hubungan diplomasi antar kedua
negara yang terjalin dapat dibuktikan melalui arsip yang tersimpan di masing-masing
negara yang terlibat. Hal ini dapat dibuktikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang menyimpan bukti hubungan diplomasi antara Indonesia dan Tiongkok melaui arsip
yang dapat diketahui melalui khazanah arsip statis. Dinamika hubungan diplomasi antara
Indonesia dan Tiongkok dapat dibuktikan dari beberapa khazanah arsip yang tersedia di
Arsip Nasional Republik Indonesia. Pengguna maupun peneliti bisa mengakses arsip yang
memperlihatkan hubungan diplomasi antara Indonesia dan Tiongkok.
tempat rekam publik yang disimpan atau yang dilakukan oleh kedua bangsa
dokumen diselamatkan. tersebut. Dalam hal ini penulis terfokus
(Jenkinson,1922). Selain itu, arsip juga pada dinamika hubungan diplomasi
memiliki definisi yaitu dokumen- kedua negara tersebut yang dibuktikan
dokumen yang diciptakan atau diterima melalui seberapa banyak arsip yang telah
dan diakumulasikan oleh orang atau disimpan di Arsip Nasional Republik
organisasi dalam tugasnya untuk Indonesia.
mengatur hubungan dan diselamatkan
dikarenakan nilai yang berkelanjutan. METODOLOGI PENELITIAN
Arsip selalu merujuk kepada organisasi, Dalam penelitian ini terfokus pada
agen atau program yang bertanggung hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok
jawab pada proses seleksi, perawatan, dalam khazanah arsip statis. Tulisan ini
dan penggunaan rekaman yang merupakan hasil analisis dari kerangka
berkelanjutan serta juga merujuk pada berpikir dari berbagai pustaka yang
tempat penyimpanan, bangunan atau berhasil dirangkum dalam satu kesatuan
tempat yang didedikasikan pada pemikiran ditambah dengan analisis dari
penyimpanan, penyelamatan, dan penulis mengenai hubungan diplomasi
penggunaan.(McKemmish,1993). Arsip Indonesia-Tiongkok dalam khazanah
juga memiliki arti yaitu naskah atau arsip statis tersebut. Tentu saja hasil
dokumen atau catatan atau informasi pemikiran dan analisis ini belum tentu
terekam dalam bentuk dan corak apapun mewakili keseluruhan dari analisis
yang dibuat dan atau diterima oleh hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok
sesuatu institusi atau perseorangan dalam tersebut. Oleh karena itu diperlukan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan metode penelitian yang tepat antara lain
fungsi dan tugasnya. (Hadiwardoyo, metode pustaka dengan pendekatan
2002). Arsip merupakan dokumen yang analisis deskriptif untuk menggambarkan
dibuat dalam bagian dari transaksi resmi hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok
dan juga disimpan untuk kepentingan dalam khazanah arsip statis tersebut dan
resmi. (Jenkinson, 1922). Arsip juga juga untuk mendapatkan data primer dan
merupakan media yang membawa sekunder sehingga memperjelas tulisan
informasi yang diciptakan oleh organisasi ini sendiri.
dalam melakukan kegiatannya dan Dalam penelitian ini digunakan
memiliki nilai simpan serta diseleksi teknik pengumpulan data dilakukan
untuk kepentingan tertentu dari media dengan cara: (1) penelitian pustaka guna
produksi organisasi yang besar dalam memperoleh data primer dan sekunder
waktu yang lama dan waktu yang sangat sehingga diharapkan dapat memperjelas
lama. (McKemmish, 1993). berbagai hal yang ditemukan dalam
Hubungan diplomasi Indonesia- penelitian kualitatif; (2) penelitian arsip
Tiongkok telah mengalami pasang surut atau dokumen yang disebut kajian isi
seiring dengan perjalanan sejarahnya hal yaitu metodologi penelitian yang
ini diperlihatkan juga dengan interaksi memanfaatkan seperangkat prosedur
56
untuk menarik kesimpulan dari sebuah arsip konvensional periode kolonial dan
arsip. (Moleong, 2013) arsip pasca kemerdekaan. Adapun
Dalam penelitian ini digunakan khazanah arsip statis periode kolonial
metode analisis dengan metode teknik terdiri khazanah arsip VOC (Veredigde
analisis isi (content analysis) untuk Oost-Indische Compagnie), pemerintahan
memahami hubungan diplomasi antara Inggris (Engelsche Tussenbestuur),
Indonesia-Tiongkok. (Moleong, 2013) pemerintahan Hindia-Belanda
(Nederlands-Indie), dan kekuasaan NICA
HASIL DAN PEMBAHASAN (Netherlands Indies Civil
Khazanah Arsip Statis Di Arsip Administration). Pada khazanah
Nasional Republik Indonesia Pemerintahan Hindia Belanda terdapat
Arsip memiliki banyak khazanah arsip statis Algemene
pembedaan dan kategorisasi. Pembedaan Secretarie (mirip Sekretariat Negara pada
dan kategorisasi contohnya arsip masa pasca kemerdekaan), Binnenlands-
dinamis, arsip aktif, arsip inaktif, arsip Bestuur (mirip Kementerian Dalam
vital, dan arsip statis. Arsip statis adalah Negeri pada masa pasca kemerdekaan),
arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip Financien (mirip Kementerian Keuangan
yang memiliki nilai guna kesejarahan pada masa pasca kemerdekaan), Cultures
yang telah habis masa retensinya, dan (mirip Kementerian Pertanian pada masa
berketerangan dipermanenkan yang telah pasca kemerdekaan), Mijnwezen (mirip
diverifikasi baik secara langsung maupun Kementerian Energi dan Sumber Daya
tidak langsung oleh Arsip Nasional Mineral pada masa pasca kemerdekaan),
Republik Indonesia atau lembaga Burgerlijke Openbare Werken (disingkat
kearsipan. (Undang-undang Nomor 43 BOW mirip Kementerian Pekerjaan
tentang Kearsipan Pasal 1) Umum pada masa pasca kemerdekaan),
Khazanah arsip statis adalah dan gewestelijke stukken (mirip
kekuatan dari lembaga kearsipan baik Pemerintahan Daerah sekarang). (Yacob,
daerah maupun pusat. Semakin bervariasi 2012). Untuk khazanah arsip statis pasca
dan beragamnya khazanah arsip statis kemerdekaan terdapat antara lain
dari sebuah lembaga kearsipan semakin khazanah arsip statis Sekretariat Negara,
banyak pula informasi yang dapat Kabinet Perdana Menteri, Jogja
diketahui. Begitu pula dengan Arsip Documenten, Kabinet Presiden, Delegasi
Nasional Republik Indonesia sebagai Indonesia, Konstituante, Pidato Presiden
lembaga kearsipan pusat harus memiliki Soekarno, Pidato Presiden Soehart, dsb.
khazanah arsip statis yang beragam baik Untuk arsip media baru terdiri
secara kualitas dan kuantitas. Khazanah dari arsip foto, arsip film dokumenter,
arsip statis di Arsip Nasional Republik arsip microfilm, arsip rekaman suara, dan
Indonesia dibedakan menjadi 3 (tiga) arsip optical disc. Khazanah arsip
yaitu arsip konvensional, arsip media statisnya antara lain KIT, Kempen,
baru, dan arsip kartografi. Arsip NIGIS/RVD, Personal, Masjid Istiqlal,
konvensional dapat dibagi 2 (dua) yaitu LIN, IPPHOS, Kelompok Film Politik,
57
pulau Jawa). Beliau tinggal kurang lebih Tiongkok yang saat itu bukan anggota
100 hari lamanya kemudian kembali ke dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Guangzhou dengan menaiki kapal niaga Tiongkok, bagi Indonesia, juga tak kalah
yang berisi kurang lebih 200 orang. penting, apalagi setelah Indonesia
Tulisan Fa Xian ini menunjukkan bahwa memutuskan untuk keluar dari PBB pada
sudah ada pelayaran dan interaksi antar awal 1965. Keduanya menjalin suatu
warga Tiongkok dengan warga kemitraan dalam membangun solidaritas
Nusantara. Pada masa dinasti Tang pada di antara negara-negara New Emerging
tahun 618-917, seorang bhiksu bernama Forces (NEFO). Pada 30 Oktober 1967,
Yijing menuliskan perjalanannya mencari kedua negara membekukan hubungan.
kitab suci berjudul “Kisah Bhiksu Agung Pada 24 Februari 1989, ketika Presiden
dari Tang ke Semenanjung India Soeharto bertemu Menteri Luar Negeri
Memohon Dharma”. Pada kitab itu Tiongkok saat itu Qian Qichen, dalam
diceritakan bahwa pada masa itu upacara pemakaman Kaisar Hirohito di
Kerajaan Sriwijaya memiliki pelabuhan Tokyo, dibahaslah kemungkinan
penghubung untuk menuju India. Yijing normalisasi hubungan diplomasi kedua
berkali-kali ke India melalui jalur laut negara yang tengah membeku.
dan singgah di Sriwijaya berkali-kali, Pembahasan dilanjutkan dalam
totalnya beliau tinggal di Sriwijaya pertemuan Menlu Ali Alatas dan Qian
selama 12 tahun. (Tjong, 2015). Qichen pada 4 Oktober 1989 di Tokyo.
Era Soekarno menjadi tonggak Hasilnya, pada tanggal 3 Juli 1990 kedua
penting hubungan diplomasi Indonesia- Menteri Luar Negeri tersebut
Tiongkok. Hubungan diplomasi kedua menandatangani Komunike Bersama
negara terus menunjukkan perkembangan "The Resumption of The Diplomatic
positif, dengan kehadiran Perdana between The Two Countries" di Beijing,
Menteri Tiongkok Zhou En Lai pada diikuti kunjungan Perdana Menteri Li
Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18- Peng ke Indonesia sekaligus
25 April 1955. Dalam KAA Bandung menyaksikan penandatanganan nota
"Lima Prinsip Hidup Berdampingan kesepahaman Pemulihan Hubungan
Secara Damai" yang dikemukakan Diplomatik kedua negara pada 8 Agustus
Tiongkok dan disponsori bersama 1990. Normalisasi hubungan diplomasi
Pemerintah India dan Myanmar, tersebut kemudian secara bertahap
mendapat dukungan dari para peserta. membuka hubungan ASEAN dan
Indonesia dan Tiongkok pun sepakat Tiongkok, hingga akhirnya pada 1996
untuk mempererat hubungan diplomasi Tiongkok menjadi mitra dialog penuh
yang telah berjalan baik kala itu, ditandai ASEAN. Interaksi positif antara kedua
dengan ditandatanganinya perjanjian negara pun dilanjutkan pada era Presiden
persahabatan serta persetujuan kerja sama Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Di
kebudayaan pada 1 April 1961. Dalam masanya, Imlek ditetapkan sebagai hari
konteks hubungan luar negeri yang lebih libur nasional, beragam atribut dan
luas, Indonesia amat penting bagi simbol berbau Tiongkok mulai
59
Gambar 2. Pidato Sambutan Presiden Soeharto atas kunjungan Presiden RRT Jiang Zemin Sumber: ANRI,
Sekretariat Negara: Seri Pidato Presiden Soeharto 1966-1998 Nomor 250
61
serta Papa Ma’mun Makruf dan Mama dukungan untuk menyelesaikan tulisan
Ruliyani, SE dengan penuh kasih sayang ini.
dan ketulusan mendoakan kepada penulis
agar selalu diberi kekuatan lahir dan batin
DAFTAR PUSTAKA
hingga dapat menyelesaikan tulisan ini,
Anastasia, Asmi. ”Sejarah Kearsipan”.
ketujuh adik-adikku Winda Dian
(Online). (http://www. arsip asmi
Retnaning Utami Yacob, S.H., Edwin
anastasia.blogspot.com., diakses
Pambudi Utama Yacob, S.Ds, Nurulita
27 April 2015).
Yunfitriani, S.Km, Agung Taufik Noer,
S.T., Fajrin Armawan, Stiven Augusta, Anshory, Irfan. "Asal Usul Nama
SE, Nanda Sitorus, S.Gz. dan ketiga Indonesia". (Online).
keponakanku Malika Najla Raniah (http://www.pikiran-rakyat.com,
Armawan, Satya Waskita Augusta, dan diakses tanggal 5 Oktober 2006).
Khafie El Azzam yang selalu Arsip Nasional Republik Indonesia.
memberikan suasana gembira di dalam 2011. Laporan Akuntabilitas
kehidupan, sahabat-sahabat terbaikku Kinerja Arsip Nasional Republik
Satria Ediyanto, S.T., M.T., Rohayat, Indonesia Tahun 2011. Jakarta:
S.STp, MIP, Hardy Prabujaya, S.T., Arsip Nasional Republik
R.Suryagung S.P., S.S., M.Hum, Aris Indonesia.
Widodo, A.Md, S.Sos, Denny Nicky Basuki, Sulistyo.1996. Pengantar
Indriawan, Andreas Darmawan, S.Kom, Kearsipan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Budiaji, S.S., Setyo Usodo,S.S., Dewi BBC. "A Point Of View: What kind of
Santi Andriani, S.E., M.Si, Rr. Maya superpower could China be?".
Yuliastanti, S.E., M.Si, Dwi Handoko, (Online). (http://www. telegraph.
S.E., Asep Shaleh Rosyadi, Beny co.uk, diakses tanggal 19 Oktober
Oktavianto, AMd, S.Kom, dan Bayu 2012).
Tanoyo AMd, MID , rekan-rekan satu Biro Pusat Statistik. "Penduduk Menurut
kerja di ex-Sub Direktorat Penerbitan
Wilayah dan Agama yang
Naskah Sumber Arsip dan Pameran, ex-
Dianut". Sensus Penduduk 2010“.
Sub Direktorat Pengolahan Arsip
(Online). (http://www.bps.go.id,
Sebelum Tahun 1945, Sub Direktorat
diakses tanggal 15 Mei 2010).
Pengolahan III, Direktorat Sumber Daya
Biro Pusat Statistik. "Population
Kearsipan dan Sertifikasi dan rekan-
Projection by Province, 2010-
rekan di Organisasi Ikatan Arsiparis
ANRI (IAA) dan Organisasi Pasukan Inti 2035". (Online).
Siswa (PASIS) SMAN 2 Bandar (http://www.bps.go.id, diakses
Lampung, rekan-rekanku di lingkungan tanggal 18 Mei 2015).
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Biro Pusat Statistik. "Hasil Sensus
Mada, SMAN 2 Bandar Lampung, dan Penduduk 2010 Data Agregrat per
SLTPN 1 Bengkulu yang selalu memberi Provinsi".(Online).
63
Abstract
Government had confirmed that Manggarai Regency was one of 205 regions in Indonesia to hold the
first round regional head election to realize the simultaneous regional head elections in 2020.
Unfortunately, performance of the Election Supervisory Committee (Panitia Pengawas Pemilu) as a
supervisory organ over the regional election was poor. It was affected by several causes, such as
complexity of the regional elections itself, retard inauguration of the Committee members, then it was
getting worse by a poor internal management of the organ. Furthermore, realization of the
supervision was restricted to the context of repressive supervision only, but the preventive action
wasn’t conducted by the Committee. It was happened because there’s no archive delivered by the
predecessor to the incumbent Committee concerning the socio-cultural and political constellation
towards the regional election in Manggarai whereas the archive actually could be used by the
Committee as a basic matter to enhance the performance of the upcoming Committee as well as to
analyse the preventive action to overcome dispute/conflict over regional elections in Manggarai.
Abstrak
Pemerintah menetapkan Kabupaten Manggarai sebagai satu dari 205 daerah yang masuk dalam
tahapan pertama menuju penyelenggaraan Pilkada serentak pada tahun 2020 mendatang.
Penyelenggaraan Pilkada tersebut dilaksanakan pada tahun 2015. Panwas selaku organ yang
menjalankan fungsi pengawasan di Kabupaten Manggarai sayangnya belum optimal karena pengaruh
beberapa faktor, seperti kompleksitas Pilkada, tingginya potensi sengketa/konflik, keterlambatan
pelantikan komisioner Panwas, serta diperparah dengan kurangnya manajemen internal kelembagaan
itu sendiri. Lebih lanjut, realisasi fungsi pengawasan ini masih sebatas pada konteks represif,
sementara pada konteks preventif masih belum terlaksana dengan baik. Hal ini tak lain karena tidak
adanya arsip kerja kelembagaan Panwas terdahulu yang sebenarnya dapat dijadikan sebagai modal
perbaikan kerja lembaga ke depan, serta dapat ditindaklanjuti dengan analisis pemetaan
sengketa/konflik Pilkada di Kabupaten Manggarai.
begitu dinamisnya respon elit dan administrasi tata negara yang dilakukan
masyarakat terhadap Pilkada. Perubahan dari satu rezim pemerintahan menuju
regulasi yang terjadi tersebut tentu rezim pemerintahan selanjutnya.
mengubah desain dan arah pelaksanaan Kesadaran akan pentingnya arsip dalam
Pilkada di Indonesia hingga pada akhirnya dinamika ketatanegaraan sejatinya telah
diperoleh hasil berdasarkan perubahan UU disadari oleh founding fathers RI dan para
Pilkada bahwa Pilkada diselenggarakan pendahulu lainnya dengan menyimpan
secara serentak mulai bulan Desember catatan resmi bersejarah dalam
2015 lalu. perjuangannya hingga mencapai
Selanjutnya, dalam rangka menuju kemerdekaan, seperti teks Proklamasi, teks
penyelenggaraan Pilkada serentak se- pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, maka dilakukan skenario Republik Indonesia Tahun 1945, Piagam
tahapan Pilkada serentak dalam 2 (dua) Jakarta, dan dokumen resmi sejarah
tahap, yaitu: Tahap Pertama, Pilkada nasional lainnya. Hal ini kemudian
serentak dilakukan pada tahun 2015 untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah yang
pengisian jabatan Gubernur, Bupati, dan diejawantahkan melalui pengaturan arsip
Walikota yang masa jabatannya berakhir dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun
tahun 2015. Tahap Kedua, dilakukan 2009 tentang Kearsipan (UU Kearsipan).
pada tahun 2018 untuk pengisian jabatan Dalam konsiderans UU Kearsipan
Gubernur, Bupati, dan Walikota yang tercermin latar belakang yang menjadi
masa jabatanya berakhir pada tahun 2016, maksud pengelolaan arsip oleh negara,
2017, dan 2018. Adapun untuk jabatan yaitu memandang arsip sebagai identitas
Gubernur, Bupati, dan Walikota yang dan jati diri bangsa, serta sebagai memori,
berakhir masa jabatannya pada tahun 2016 acuan, dan bahan pertanggungjawaban
dan 2017 akan diisi oleh penjabat sampai dalam kehidupan bermasyarakat,
dengan terpilihnya Gubernur, Bupati, dan berbangsa, dan bernegara harus dikelola
Walikota definitif yang diperoleh dari hasil dan diselamatkan oleh negara
Pilkada serentak yang dilangsungkan pada (Konsiderans Menimbang huruf a UU
tahun 2018 nanti. Selanjutnya, pada tahun Kearsipan). Selanjutnya, dengan
2020 akan benar-benar direalisasikan menempatkan arsip sebagai dokumen yang
pelaksanaan pemilihan Gubernur, Bupati, menjamin autentisitas dan kredibilitas,
dan Walikota melalui Pilkada serentak perlindungan kepentingan negara dan hak-
secara nasional untuk pertama kalinya. hak keperdataan rakyat, serta dalam
(Menteri Dalam Negeri, 2014) mendinamiskan sistem kearsipan menuju
Kajian Arsip dalam Dinamika sistem penyelenggaraan kearsipan nasional
Ketatanegaraan yang andal (Konsiderans Menimbang
Arsip sebagai bentuk dokumentasi huruf b UU Kearsipan). Lebih lanjut,
catatan-catatan kegiatan disadari bahwa pengelolaan arsip yang tersistem
merupakan hal yang penting, termasuk dengan baik juga dinilai akan memberikan
bagi negara. Tak dapat dikesampingkan, kontribusi terhadap negara dalam
bahwa arsip merupakan bagian yang tidak menghadapi tantangan globalisasi dan
terpisahkan dari usaha pemerintah mendukung penyelenggaraan good and
mencatat perjalanan sejarah clean governance dalam kerangka
ketatanegaraan Indonesia, serta kegiatan pelayanan publik pada lembaga negara,
71
kecamatan, 132 (seratus tiga puluh dua) itu baru memasuki pada tahapan verifikasi
desa dan 17 (tujuh belas) kelurahan, pasangan calon. Pada tahap ini terdapat 5
dengan pusat pemerintahan Kabupaten (lima) bakal pasangan Calon Bupati dan
Manggarai terletak di Kota Ruteng. Dinas Wakil Bupati yang mendaftarkan diri ke
Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara KPU Kabupaten Manggarai, dengan
Timur, 2015) Kabupaten ini merupakan rincian 3 (tiga) bakal pasangan calon
salah satu daerah yang masuk dalam merupakan calon perseorangan dan 2 (dua)
penyelenggaraan Pilkada serentak tahap bakal pasangan calon berasal dari partai
pertama dimana proses pemilihan yang politik. Dari kelima pasangan bakal calon
berlangsung pada tanggal 9 Desember tersebut diperoleh 3 (tiga) pasangan calon
2015 (Lampiran Surat Kementerian Dalam yang dinyatakan lolos verifikasi, yaitu
Negeri Republik Indonesia Nomor terdiri dari 2 (dua) calon berasal dari partai
120/4474/OTDA perihal Konfirmasi Data politik dan 1 (satu) merupakan calon
Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Tahun perseorangan, sementara 2 (dua) bakal
2015, tanggal 29 Oktober 2014). pasangan calon bupati dan wakil bupati
Berdasarkan hasil wawancara dinyatakan tidak lolos verifikasi
dengan Anggota Panwas Kabupaten administrasi. Data yang dilansir dari
Manggarai, di Ruteng, Kabupaten Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Manggarai, 12 Agustus 2015 diperoleh disebutkan sebagai berikut:
informasi bahwa tahapan Pilkada pada saat
73
potensi permasalahan yang timbul, antara sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1)
lain berupa: (a) sengketa pendaftaran bakal UU Nomor 8 Tahun 2015.
calon Kepala Daerah; (b) sengketa Dalam menjalankan fungsinya,
pendaftaran calon Kepala Daerah; (c) Panwas Kabupaten juga bersinggungan
sengketa penelitian persyaratan calon dengan KPU Kabupaten sebagaimana
Kepala Daerah; (d) sengketa penetapan diatur oleh Pasal 77 ayat (1) huruf d, untuk
calon Kepala Daerah; (e) sengketa dalam menjalin koordinasi dalam mengatasi
pelaksanaan kampanye; (f) sengketa polemik yang lahir dalam proses Pilkada
penghitungan suara dan rekapitulasi hasil (Ramlan Surbakti dan Kris Nugroho,
penghitungan suara; (g) sengketa penetapan 2015). Namun, hal tersebut masih belum
calon Kepala Daerah terpilih; (h) cukup untuk mengatasi atau mencegah
penyelesaian pelanggaran dan sengketa permasalahan yang ada karena beberapa
hasil Pilkada; (i) sengketa pengusulan faktor internal dan eksternal yang terbukti
pengesahan pengangkatan calon Kepala menjadi kendala dalam menjalankan
Daerah terpilih. Menyadari kompleksitas kinerja kelembagaan Panwas.
penyelenggaraan Pilkada yang sarat akan Dalam konteks Pilkada di
sengketa/konflik tersebut, maka didesain Kabupaten Manggarai yang berlangsung
suatu lembaga yang menjalankan fungsi tahun 2015 lalu, terdapat beberapa yang
pengawasan atas penyelenggaraan Pilkada mempengaruhi kinerja Panwas dalam
pada level daerah provinsi, kabupaten, dan melaksanakan fungsi pengawasan
kota yang masing-masing dilaksanakan penyelenggaraan Pilkada yang berpotensi
oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menimbulkan potensi konflik di
dan Panitia Pengawas (Panwas) Kabupaten Manggarai dapat diuraikan
kabupaten/kota. Dalam konteks Kabupaten sebagai berikut: Pertama, berdasarkan
Manggarai, maka pelaksanaan pengawasan Keputusan Badan Pengawas Pemilihan
Pilkada dilakukan oleh Panwas Kabupaten Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur
Manggarai. Nomor: 01.E/KEP-Tahun 2015 tentang
Dalam konteks yuridis, keberadaan Penetapan Anggota Panitia Pengawas
kelembagaan Panwas berdasarkan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Manggarai Tahun 2015, anggota Panitia
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Bupati Manggarai Tahun 2015 ditetapkan
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan pada April 2015. Secara faktual
Walikota Menjadi Undang-Undang. Pasal pelaksanaan pelantikan anggota Panwas
1 angka 17 UU Nomor 8 Tahun 2015 Kabupaten Manggarai dilaksanakan pada
merumuskan definisi Panwas, yaitu bulan Mei 2015, sedangkan pada saat itu
“Panitia Pengawas Pemilihan
tahapan/proses Pilkada sudah berlangsung.
Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut
Hal tersebut jelas bertentangan dengan
Panwas Kabupaten/Kota adalah panitia
yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang Pasal 24 ayat (1) Perppu Nomor 1
bertugas untuk mengawasi Tahun 2014 yang menyatakan bahwa,
penyelenggaraan Pemilihan di wilayah “Panwas Kabupaten/Kota dibentuk paling
Kabupaten/Kota”. Sementara itu, lambat 1 (satu) bulan sebelum tahapan
pembentukan Panwas kabupaten/kota ini persiapan penyelenggaraan Pemilihan
dilaksanakan pada tahapan persiapan dimulai dan dibubarkan paling lambat 2
77
(dua) bulan setelah seluruh tahapan orang bersifat ad hoc dengan masa tugas
penyelenggaraan Pemilihan selesai”. yang terbatas sehingga menyebabkan tidak
Padahal, bila merujuk pada Peraturan ada keberlanjutan dari penyelenggaraan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun tugas dan kewenangan Panwas pada
2015 tentang Tahapan, Program, dan periode sebelumnya sehingga setiap
Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan penyelenggaraan pengawasan pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Bupati dan Wakil Bupati berpotensi
Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan dilakukan oleh orang baru yang tidak
Wakil Walikota, tahapan persiapan mempunyai bekal maupun pengetahuan
dimulai pada tanggal 18 Februari 2015 terhadap pelaksanaan pengawasan Panwas
dengan kegiatan Perencanaan Program dan (pada periode Pilkada sebelumnya).
Anggaran. Dengan demikian, Panwas Kedua, tidak ada evaluasi dari
kabupaten/kota seharusnya dibentuk paling periode sebelumnya. Potensi pertama
lambat 18 Januari 2015. Namun, pada tersebut diperparah dengan tidak adanya
faktanya Panwas kabupaten/kota baru laporan evaluasi kinerja pelaksanaan
ditetapkan bulan April 2015. pengawasan penyelenggaraan Pilkada
Kedua, berdasarkan Pasal 24 ayat sehingga membuka peluang bagi
(1) Perppu Nomor 1 Tahun 2014 diatur komisioner Panwas pada periode
bahwa, “Panwas Kabupaten/Kota dibentuk selanjutnya untuk melakukan kekeliruan
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum atau tidak responsif dalam menghadapi
tahapan persiapan penyelenggaraan hambatan yang sama. Hal ini karena tidak
Pemilihan dimulai dan dibubarkan paling ada evaluasi terhadap arsip laporan
lambat 2 (dua) bulan setelah seluruh penyelenggaraan Pilkada yang seharusnya
tahapan penyelenggaraan Pemilihan dapat dijadikan sebagai titik tolak
selesai”. Kemudian, diejawantahkan dalam perbaikan kinerja kelembagaan Panwas
Keputusan Badan Pengawas Pemilihan bagi komisioner Panwas selanjutnya.
Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur Ketiga, tindak lanjut penyelesaian
Nomor: 01.E/KEP-TAHUN 2015 tentang perkara/persoalan yang terjadi pada
Penetapan Anggota Panitia Pengawas periode sebelumnya. Maksudnya adalah
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dengan ditentukannya masa tugas Panwas,
Manggarai Tahun 2015 bahwa, “Masa yang mana 2 (dua) bulan setelah pemilihan
tugas Panitia Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dan Wakil Bupati, kelembagaan
Bupati Tahun 2015 terhitung sejak tanggal Panwas kabupaten harus dibubarkan, maka
pelantikan dan berakhir paling lambat 2 hal ini membuka potensi adanya
(dua) bulan setelah tahapan Pemilihan permasalahan-permasalahan yang belum
Bupati dan Wakil Bupati Manggarai terselesaikan secara tuntas, sedangkan
Tahun 2015 selesai”. Panwas sebagai lembaga pengawas Pemilu
Berdasarkan hal tersebut maka telah selesai menjalani masa tugasnya.
Pasal a quo akan menimbulkan multiplier Merujuk pada penjelasan di atas,
effect yang menghambat kinerja lembaga desain kelembagaan Panwas
Panwas. Pertama, tidak ada kontinuitas kabupaten/kota saat ini masih sangat
kinerja dari periode sebelumnya ke periode lemah dalam menjalankan fungsi
setelahnya. Dengan kata lain bahwa, pengawasan Pilkada yang diperparah
komisioner Panwas yang berjumlah 3 dengan ketidaksesuaian implementasi
78
Abstract
The recognition of archives as Memory of the World (MoW) gives a great contribution for the
state, government, and people of Indonesia. ANRI is Indonesian archival institution that actively
involves in the nomination of Indonesian documentary heritage as MoW. Therefore, the
sustainability of MoW program in ANRI is very important and should always be supported by every
party in ANRI. This study not only descibes the program of UNESCO, but also its implementation
in ANRI. It also elaborates the strategy of ANRI to ensure the continuation and development of
MoW Program in ANRI.
Keywords: Archives, Documentary Heritage, Memory of the World, ANRI
Abstrak
Pengakuan arsip sebagai Memory of the World (MoW) memberikan manfaat yang luar biasa bagi
negara, pemerintah serta rakyat Indonesia. ANRI adalah lembaga kearsipan di Indonesia yang
terlibat aktif dalam pengajuan warisan dokumenter Indonesia sebagai MoW. Oleh karena itu,
keberlangsungan program MoW di ANRI merupakan hal yang sangat penting yang harus didukung
oleh semua pihak di ANRI. Penelitian ini tidak hanya membahas tentang gambaran program MoW
UNESCO, tetapi juga mengilustrasikan program MoW di ANRI. Selain itu, penelitian ini juga
menggambarkan tentang strategi yang harus dilakukan oleh ANRI dalam rangka menjamin
keberlanjutan dan meningkat penyelenggaraan program MoW di ANRI.
Kata kunci: Arsip, Warisan Dokumenter, Memory of the World, ANRI
memori berakar dari arsip. Di era modern konsisten. Namun, beberapa akademisi di
saat ini, kemampuan memori yang bidang kearsipan mengemukakan bahwa
dimiliki manusia terbatas. Hal ini hubungan arsip dan memori kolektif
membuat arsip menjadi alat pengingat merujuk pada dampak dari teknologi
masa lalu tentang pengalaman, persepsi, rekaman dan komunikasi pada transmisi
narasi, dan cerita kehidupan (Cook, memori. Selain itu arsip juga digunakan
2002). Eric Ketelaar berpendapat hal sebagai jejak memori sebagai sumber
yang paling diasosiasikan terhadap arsip untuk memahami masa lalu. Arsip juga
adalah memori dan disusul dengan berfungsi sebagai alat untuk
sejarah di urutan berikutya. Selain itu merekonstruksi memori yang telah hilang
arsip juga diasosiasikan sebagai suatu atau dikaburkan (Josias, 2011).
kebenaran dan sesuatu yang rahasia Selain sebagai sumber sejarah
(Ketelaar, 2008). dan memori kolektif, arsip juga memiliki
Menurut Piggot, konsep memori fungsi sebagai warisan budaya (cultural
sendiri dapat diaplikasikan dengan heritage). Hal ini mengacu pada nilai
konsep mengingat (remembering) dimana budaya (cultural value) yang terkandung
arsip memegang peranan penting dalam dalam arsip. Ketika arsip bertransformasi
membangun ingatan masyarakat. Ia juga dari alat bukti menjadi memorial, ia
menegaskan bahwa pelestarian arsip masuk dalam patrimoni budaya. Ketelaar
berarti melestarikan memori kolektif menyatakan bahwa arsip harus
masyarakat. Di sisi lain, Verne Harris diwariskan ke generasi di masa depan
berpendapat bahwa konsep memori tidak dimana mereka yang akan menganggap
hanya berarti mengingat, tetapi juga arsip sebagai aset kebudayaan. Dengan
berarti melupakan (forgetting). Harris demikian, arsip merupakan aset yang
menyatakan bahwa memori berhubungan diwariskan dari generasi ke generasi
dengan masa lalu yang memiliki dua sisi (Ketelaar, 2007).
dimana terkadang sudah sangat lama atau Fredriksson mengatakan bahwa
baru saja terjadi, menindas atau kecenderungan politik kebudayaan saat
membebaskan, dan menyakitkan atau ini menyatakan bahwa arsip adalah
menyenangkan (Harris, 2014). Konsep bagian penting dari warisan budaya
memori kolektif muncul sebuah memori sebuah negara yang harus dijamin
menjadi sesuatu tidak lagi dimiliki aksesibilitasnya (Fredriksson, 2003).
individu melainkan sekelompok orang Oleh karena itu, peran lembaga kearsipan
atau sebuah bangsa. Memori kolektif ini sangat penting sebagai lembaga pelestari
berkembang dalam lingkup keluarga, warisan budaya bangsa seperti halnya
masyarakat, sistem pendidikan dan media institusi warisan budaya lainnya seperti
massa (Nannelli, 2009). museum dan perpustakaan. Lembaga
Hingga saat ini, hampir belum kearsipan menghubungkan generasi saat
ada konsep menjelaskan hubungan arsip ini dengan nenek moyang dan
dengan memori secara jelas dan menghubungkan warisan generasi saat ini
86
dengan generasi yang akan datang masa kini dan masa depan serta
(Kirchhoff, 2008). menggambarkan evolusi pemikiran,
penemuan, dan pencapaian umat
manusia (UNESCO, 2002). MoW juga
Program MoW UNESCO diharapkan dapat menghindarkan
1. UNESCO dan Program MoW dunia dari sindrom amnesia kolektif
yang disebabkan karena hilangnya
UNESCO adalah bagian dari
warisan dokumenter (Royan, 2011).
United Nations (UN) atau Perserikatan
Secara filosofi peluncuran program
Bangsa-Bangsa (PBB) yang
MoW tergambar melalui penggalan
didirikannya dengan tujuan untuk
paragraf di bawah ini:
berkontribusi pada perdamaian dan
keamanan dengan mempromosikan “If stone, paper, parchment and
kerjasama antar bangsa melalui papyrus are the guardians of an
pendidikan, ilmu pengetahuan dan almost legendary past, the
kebudayaan dalam rangka language of films and multimedia
meningkatkan nilai-nilai keadilan become the testimony of our time
universal, penegakan hukum, hak asasi and of our future. In a world where
manusia (HAM) dan kemerdekaan emphasis is placed on speed, and
yang disepakati oleh masyarakat where everything is becoming
dunia, tanpa perbedaan ras, jenis increasingly confused and hurried,
kelamin, bahasa ataupun agama we have to take the time to
berdasarkan Piagam PBB atau UN conserve the images of those
Charter (UNESCO, 2004). Program things defining our roots, our past
yang dilakukan oleh UNESCO and our existence. To this end, in
meliputi Pendidikan, Ilmu Alam, Ilmu 1992, UNESCO launched the
Sosial dan Kemanusiaan, Kebudayaan, Memory of the World
serta Komunikasi dan Informasi Programme.”
(UNESCO, 2015). Terjemahan:
Salah satu fungsi penting dari “Jika batu, kertas, perkamen dan
UNESCO adalah melindungi warisan papirus adalah penjaga dari
budaya dunia melalui program MoW legenda masa lalu, maka bahasa
yang pertama kali diluncurkan pada film dan multimedia menjadi
1992 sebagai bagian dari Program kesaksian dari masa kini dan masa
Komunikasi dan Informasi (Laas, depan kita. Di dunia yang
2009). MoW adalah dokumentasi dari menitikberatkan pada kecepatan
memori kolektif bangsa-bangsa di dan segala sesuatu menjadi
dunia (warisan dokumenter) yang membingungkan dan tergesa-gesa,
merepresentasikan warisan budaya kita harus menggunakan waktu
dunia yang merupakan warisan dari untuk melestarikan gambaran
masa lalu kepada komunitas dunia di
87
perseorangan (ANRI, 2009). Pada yang menjadi MoW pada 2003 pada
dasarnya program MoW bukanlah hal dasarnya adalah khazanah arsip
baru di ANRI. Keterlibatan ANRI dalam tematik tentang Organisasi dan
program MoW sudah dimulai lebih dari Aktivitas Manajemen VOC dan bukan
satu dekade yang lalu. VOC sebagai pencipta arsip. Hal ini
juga dapat dilihat dari dua contoh
1. Co-Nominator Pengajuan Arsip VOC
pencipta arsip di Belanda yang
Pada tahun 2002-2003, terdapat di dalam arsip VOC yang
Pemerintah Belanda melalui Arsip diajukan dan menjadi MoW adalah
Nasional Belanda (Nationaal Archief) arsip Ministerie van Koophandel en
menginisiasi pengajuan arsip Koloniën dan Ministerie van Marine
Vereenigde Oostindische Compagnie en Koloniën yang merupakan dua
(VOC) sebagai MoW UNESCO. organisasi pemerintah Belanda di luar
Pengajuan ini dilakukan melalui Joint organisasi VOC sebagai perusahaan.
Nomination dengan empat negara lain Arsip VOC di ANRI yang diajukan
yaitu Indonesia, India, Sri Lanka dan dan menjadi MoW adalah arsip de
Afrika Selatan. Hal ini disebabkan Gouverneur-Generaal en Raden van
karena arsip VOC secara kustodian Indië (Hoge Regering), de
terdapat di lembaga kearsipan di Commissarissen-Generaal (Hoge
negara-negara tersebut (archival Commissie), de Raad van Justitie, de
custody). Dengan demikian peran Amphioensociëteit, Notarieel archief,
ANRI dalam pengajuan arsip VOC de Schepenbank, de Weeskamer, het
sebagai MoW hanya sebatas pada Co- College van Heemraden, de Bank van
Nominator. ANRI sendiri memiliki Lening, Kerkelijke archieven, dan
khazanah arsip VOC yang terbesar di Gewestelijke archieven.
dunia sepanjang 1.800 meter linear,
Tujuan dari kegiatan MoW
lebih banyak daripada yang terdapat di
adalah melestarikan arsip warisan
Belanda sepanjang 1.330 meter linear.
dokumenter dunia dari ancaman dan
Arsip VOC yang diajukan kerusakan serta meningkatkan
sebagai MoW terbagi menjadi tiga aksesnya kepada masyarakat dunia.
kategori yaitu Arsip Manajemen VOC Terhadap arsip yang diajukan dan
di Belanda, Arsip Manajemen VOC di ditetapkan sebagai MoW, UNESCO
Zona Dagang, dan Arsip Manajemen mewajibkan negara nominator untuk
Lokal di Zona Dagang. Secara menyusun strategi peningkatan
keseluruhan di berbagai negara, Arsip preservasi dan akses arsip dituangkan
VOC yang menjadi MoW pada 2002- dalam klausul yang dinamakan
2003 tercipta dari berbagai pencipta “Management Plan”. Pelaksanaan
arsip yang jumlahnya mencapai 41 “Management Plan” dapat dilakukan
record groups. Dengan demikian, sebelum, ketika atau sesudah
dapat disimpulkan bahwa Arsip VOC pengajuan arsip warisan dokumenter
96
arsip yang menjadi MoW menurut program MoW harus menjadi prioritas
UNESCO antara lain: lembaga karena mempunyai manfaat
yang sangat besar bagi dunia kearsipan
a. Akses untuk melakukan verifikasi
Indonesia pada khususnya serta
terhadap signifikasi dunia, integritas
pemerintah, bangsa dan negara Indonesia
dan keamanan arsip.
pada umumnya. Oleh karena itu, program
b. Akses untuk reproduksi arsip. ini harus dilaksanakan secara konsisten
c. Akses terhadap fisik arsip, format dan berkelanjutan. Namun demikian,
digital, dan bentuk lain. hingga saat ini belum ada unit kerja yang
memiliki fungsi pokok ataupun memiliki
Program MoW merupakan
salah satu unsur dalam tugas pokok dan
bagian dari fungsi pengelolaan arsip statis
fungsi terkait dengan pengajuan arsip
di ANRI dilakukan oleh Deputi Bidang
sebagai MoW.
Konservasi Arsip yang mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan Sejak ANRI mengalami
pelaksanaan kebijakan di bidang perubahan organisasi pada tahun 2014,
pengelolaan arsip statis. Deputi Bidang tidak ada satupun dari empat Direktorat
Konservasi Arsip memiliki terdiri dari yang terdapat lingkungan Deputi Bidang
Direktorat Akuisisi, Direktorat Konservasi Arsip di ANRI yang memiliki
Pengolahan, Direktorat Preservasi, serta tugas pokok dan fungsi penominasian
Direktorat Layanan dan Pemanfaatan. arsip sebagai MoW. Hingga saat ini,
Salah satu program prioritas dalam kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat
bidang penyelenggaraan arsip statis yang Preservasi yang menjadi leading sector
dilakukan di Deputi Bidang Konservasi dalam proses pengajuan arsip sebagai
Arsip adalah pengajuan arsip sebagai MoW sejak tahun 2013. Namun
MoW. Sementara itu, penyelenggaraan demikian, program MoW selama ini
program MoW merupakan kegiatan hanya menjadi komponen dalam kegiatan
komprehensif yang berkaitan dengan preservasi khususnya penyimpanan arsip
hampir seluruh fungsi di Deputi Bidang yang diselenggarakan oleh Sub
Konservasi Arsip. Oleh karena itu, Direktorat Penyimpanan Arsip. Hal ini
diperlukan koordinasi yang kuat diantara mengakibatkan fokus terhadap program
keempat direktorat pada Deputi Bidang pengajuan arsip sebagai MoW masih
Konservasi Arsip. menjadi bagian yang sangat kecil dari di
program penyelenggaraan kearsipan
Penominasian arsip sebagai
ANRI dibanding program-program
MoW bukan merupakan hal yang mudah
lainnya. Oleh karena itu, program MoW
dan sederhana seperti telah digambarkan
di ANRI dapat dimungkinkan untuk
dalam proses pengajuan yang dibahas di
hilang di masa yang akan datang karena
atas sebelumnya. Oleh karena itu,
secara legal tidak melekat pada fungsi
penyelenggaraan program ini harus
unit kerja manapun di ANRI
dilaksanakan secara fokus. Di sisi lain,
(unsustainable).
102
Tabel 1. Pola dukungan Direktorat lain pada Deputi Bidang Konservasi Arsip terhadap Direktorat Layanan dan
Pemanfaatan dalam Program MoW
Unit Kerja Dukungan untuk Direktorat Layanan dan Pemanfaatan
Direktorat Akuisisi Penyelamatan arsip yang diajukan sebagai MoW yang masih terdapat di pencipta
arsip seperti lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,
perusahaan dan organisasi swasta, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan,
perusahaan dan perseorangan.
Direktorat Pengolahan dan Pembuatan Sarana Temu Balik terkait arsip yang akan diajukan
Pengolahan sebagai MoW yang terdapat di ANRI dan penerjemahannya ke dalam bahasa
Inggris.
karena itu, keterlibatan ANRI dalam merupakan modal dasar dalam pengajuan
dunia kearsipan internasional sangat arsip sebagai MoW yang memiliki nilai
diperlukan yang dibangun melalui fungsi guna kepentingan dunia. Di sisi lain,
kerjasama. ANRI harus memiliki pola SDM ANRI dapat melihat bagaimana
kerjasama yang kuat dan strategi yang digunakan negara-negara
berkesinambungan yang dibangun lain sehingga berhasil mengajukan arsip
melalui Memorandum of Understanding mereka sebagai MoW. Strategi ini
(MoU) dan diikuti oleh berbagai termasuk pemilihan arsip yang diajukan,
Executive Program (EP). Semua penentuan world significance,
koordinasi program kerjama khusunya penyusunan skema Joint Nomination,
Luar Negeri harus dilakukan oleh unit pengisian formulir, penyelenggaraan
kerja yang membidangi fungsi kerjasama preservasi dan akses, serta berbagai aspek
di ANRI penting lainnya.
Pengembangan Sumber Daya Manusia ANRI juga harus dapat
Program MoW menciptakan SDM kearsipan yang
Penyelenggaraan program MoW memiliki kemampuan dalam bahasa
Inggris dan diplomasi internasional.
merupakan kegiatan yang merupakan
Kompetensi bahasa Inggris merupakan
kegiatan pengelolaan arsip statis dalam
aspek fundamental yang harus dimiliki.
lingkup internasional. Keberhasilan
Hal ini menentukan keberhasilan
ANRI dalam pengajuan arsip sebagai
komunikasi dalam program MoW dengan
MoW meningkatkan eksistensi ANRI di
berbagai pihak penting dalam program
dunia kearsipan internasional pada
MoW. Khususnya dalam rangka Joint
khususnya dan diplomasi kebudayaan
Nomination, ANRI harus mempunyai
antar negara pada umumnya. Sebaik
SDM yang memiliki kemampuan dalam
apapun perencanaan, anggaran dan sistem
bidang diplomasi internasional.
yang dibangun, keberhasilan program
Pelaksanaan lobi dan negosiasi antar
MoW pada akhirnya ditentukan oleh
negara merupakan hal yang sangat vital
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dalam penyelenggaraan Joint
melaksanakan. Oleh karena itu,
Nomination. SDM ANRI juga harus
penyelenggaraan program MoW harus
mempunyai relasi internasional yang luas
didukung oleh SDM yang memiliki
khususnya di bidang kearsipan,
pengetahuan dalam bidang pengelolaan
akademik, dan organisasi internasional.
arsip statis di lingkup internasional,
Selain itu, diperlukan pula SDM yang
bukan hanya di lingkup Indonesia saja.
mengetahui peraturan perundang-
ANRI harus dapat membangun generasi
undangan dan kebijakan kearsipan di
SDM Kearsipan yang memiliki
berbagai negara, bukan hanya yang
pengetahuan kearsipan khususnya
berlaku di Indonesia atau daerah. Hal ini
pengelolaan arsip statis antar negara dan
disebabkan karena sering kali
benua. Pengetahuan penyelenggaraan
penyelenggaraan Joint Nomination
kearsipan di berbagai negara lain
104
ucapan terima kasih yang sebanyak- penulisan artikel ini yang tidak dapat
banyaknya kepada: kami sebutkan satu persatu.
1. Dr. Mustari Irawan, MPA (Kepala
DAFTAR PUSTAKA
ANRI), Dr. M. Taufik, M.Si (Deputi
Bidang Konservasi Arsip), Dra. Dini Abid, A. 1995. Memory of the world -
Saraswati, MAP (Deputi IPSK dan Preseving the Documentary
selaku Ketua Delegasi MoW ANRI Heritage dalam IFLA Journal
1995. United Kingdom: Sage.
dalam rangka Joint Nomination Arsip
GNB dengan National Archives of _______. 2011. Preserving and Sharing
India). Access to Our Documentary
Heritage. Paris: UNESCO.
2. Drs. Imam Gunarto, M. Hum
Boston. 1998. Safeguarding the
(Direktur Akuisisi selaku Ketua Tim Documentary Heritage: A Guide
MoW ANRI), Dr. Kandar, MAP to Standards, Recommended
(Direktur Preservasi), Drs. Azmi, Practices and Reference
M.Si (Direktur Pengolahan), Drs. Literature Related to the
Agus Santoso (Direktur Layanan dan Preservation of Documents of All
Kinds. Paris: UNESCO.
Pemanfaatan), Dra. Multi Siswati,
MM (Karo Umum), Eli Ruliawati, ______. 2005. Memory of the World
S.Sos, MAP (Kasubdit Pemanfaatan Programme: A debate about its
future - Annex D. Paris:
Arsip), Dwi Nurmaningsih, S.AP,
UNESCO.
M.Hum (Kasubdit Penyimpanan
Arsip), Sarip Hidayat, S.Kom, M.Si Bradley, K. 2007. Towards an Open
Source Repository and
(Kepala Balai Arsip Tsunami Aceh),
Preservation System. Paris:
seluruh anggota tim MoW ANRI, UNESCO
Komite MoW Indonesia (LIPI),
Cook, et.al. 2002. Archives, Records, and
KNIU (Kemdikbud RI), Kedutaan
Power: The Making of Modern
Besar Republik Indonesia (KBRI) Memory dalam Archival Science
New Delhi, National Archives of Archival Science: International
India, dan pihak-pihak yang terlibat Journal on Recorded Information,
dalam penominasian arsip sebagai Vol. 2, 2002. Netherlands:
MoW. Springer.
Abstract
SKT-A and indigenous rights of land issued By Damang in Central Kalimantan Province
which is set by Provincial Regulation of Central Kalimantan No. 14 of 2012 on Amendment
Regulations of Central Kalimantan Governor Number 13 of 2009 on Institutional Dayak in
Central Kalimantan cause the polemic due to invalid certificate. This study will attempt to
analyze how the opportunity of SKT-A and indigenous rights of land recognition as the
requirement of land certificate ( in this case the certificate which is recognised by Law
Number 43 of 2009 on Archives as the guarantor of people right). Also it will analyze the
implications of indigenous rights of land recognition. The method used is juridicial
normative methods focuses on secondary data analysis found in library research.
Keywords: Indigenous Right Certificate, Land Records, Land Conflict.
Abstrak
SKT-A dan hak-hak adat di atas tanah yang diterbitkan oleh Damang di Provinsi Kalimantan
Tengah yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 14 Tahun
2012 tentang tentang Perubahan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 13 Tahun
2009 tentang Kelembagaan Adat Dayak di Kalimantan Tengah menimbulkan polemik karena
dinyatakan tidak sah. Kajian ini akan berusaha untuk menganalisis bagaimana peluang
pengakuan SKT-A dan hak-hak adat di atas tanah ini sebagai syarat dalam penerbitan arsip
pertanahan (dalam hal ini adalah sertifikat yang sekaligus diakui dalam UU No. 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan sebagai arsip penjamin hak-hak keperdataan rakyat). Kajian ini juga
akan menganalisis apa implikasi pengakuan SKT-A dan hak-hak adat di atas tanah ini
sebagai syarat dalam penerbitan arsip pertanahan dalam upaya penyelesaian konflik
pertanahan. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode yuridis normative yang
menitikberatkan pada analisis data sekunder yang ditemukan dalam proses library research.
Kata Kunci: Surat Keterangan Tanah Adat, Arsip Pertanahan, Konflik Pertanahan.
110
adalah naskah dinas yang diterima rusak dan penataan kembali arsip;
dan/atau dibuat oleh unit kerja di Kedua, persyaratan untuk membuat
lingkungan Badan Pertanahan buku tanah dan surat ukur pengganti
Nasional Republik Indonesia dalam sementara apabila arsip pertanahan di
rangka pelaksanaan tugas. kantor pertanahan rusak atau musnah
Secara khusus, pengertian dan sertipikat masih ada pada
“arsip pertanahan” diatur dalam pemegang hak; Ketiga, persyaratan
Peraturan Kepala Badan Pertanahan untuk membuat buku tanah dan surat
Nasional Republik Indonesia Nomor 6 ukur pengganti sementara apabila arsip
Tahun 2010 tentang Penanganan pertanahan di kantor pertanahan rusak
Bencana dan Pengembalian Hak-Hak atau musnah dan sertipikat yang ada
Masyarakat Atas Aset Tanah di pada pemegang hak rusak atau
Wilayah Bencana (selanjutnya disebut musnah; Keempat, prosedur
PKBPNRI No. 6 Tahun 2010). permohonan pendaftaran pertama kali
Berdasarkan peraturan tersebut yang dan pemeliharaan data pendaftaran
dimaksud dengan “Arsip Pertanahan” tanah masih dalam proses pengurusan
adalah rekaman kegiatan atau yang mana berkas musnah karena
peristiwa dalam berbagai bentuk dari bencana; Kelima, kelanjutan proses
media sesuai dengan perkembangan pelayanan permohonan pendaftaran
teknologi informasi dan komunikasi pertama kali dan pemeliharaan data
yang dibuat dan diterima oleh Badan pendaftaran tanah masih dalam proses
Pertanahan Nasional Republik pengurusan yang mana berkas musnah
Indonesia. karena bencana; dan Keenam,
Dalam konteks kekinian, penggalangan partisipasi masyarakat
PKBPNRI No. 6 Tahun 2010 adalah untuk dapat memberikan informasi dan
satu-satunya hukum positif yang data yang diperlukan untuk
mengatur secara khusus dan ekplisit penyelesaian pelayanan dan penataan
mengenai arsip pertanahan. Pengaturan kembali arsip pertanahan. Berdasarkan
perihal arsip pertanahan dapat uraian tersebut maka pengaturan dalam
ditemukan dalam Pasal 17 – Pasal 22 PKBPNRI No. 6 Tahun 2010 terbatas
PKBPNRI No. 6 Tahun 2010 yang pada Penanganan Bencana dan
mengatur perihal Penataan Arsip Pengembalian Hak-Hak Masyarakat
Pertanahan. Pasal-pasal tersebut Atas Aset Tanah di Wilayah Bencana.
mengatur perihal: Pertama, bahwa Berdasarkan penjabaran tersebut maka
penataan arsip pertanahan meliputi yang dimaksud dengan arsip merujuk
perbaikan dokumen yang rusak, pada 2 (dua) kelompok arsip yakni:
penggantian dokumen yang hilang atau Pertama, arsip yang berupa naskah
113
Huruf M dalam Tabel “Pembagian jabatan, dan masa jabatan kepala adat
Urusan Pemerintahan Bidang berdasarkan hukum adat sebagaiman
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa” ditetapkan dalam Peraturan Daerah
disebutkan bahwa dalam sub urusan Provinsi Kalimantan Tengah Nomor
penataan desa, dalam kewenangan 16 Tahun 2008.
pemerintah daerah provinsi yakni, Jika kelembagaan dari institusi
“Penetapan susunan kelembagaan, yang mengeluarkan SKT-A dan Hak-
pengisian jabatan, dan masa jabatan hak Adat di Atas Tanah dapat
kepala desa adat berdasarkan hukum dipertanyakan maka hal tersebut secara
adat”. mutatis mutandis akan berpengaruh
Berdasarkan hal tersebut maka kepada SKT-A dan Hak-hak Adat di
kewenangan Pemerintah Daerah Atas Tanah. Hal ini dapat diatasi
Provinsi untuk menetapkan susunan dengan melakukan perubahan dalam
kelembagaan, pengisian jabatan, dan Lampiran UU No. 23 Tahun 2014
masa jabatan kepala desa adat tentang Pemerintahan Daerah Huruf M
berdasarkan hukum adat dibatasi pada dalam Tabel “Pembagian Urusan
“desa adat”, sedangkan Kedamangan Pemerintahan Bidang Pemberdayaan
tidak terbatas pada “desa adat”. Hal ini Masyarakat dan Desa” dalam sub
termaktub dalam Pasal 1 angka 25 urusan Lembaga Kemasyarakatan,
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Lembaga Adat, dan Masyarakat
Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Hukum Adat sehingga dalam
Kelembagaan Adat Dayak Kalimantan kewenangan pemerintah provinsi,
Tengah “Kedamangan adalah suatu kabupaten/kota tidak terbatas dalam
Lembaga Adat Dayak yang memiliki pemberdayaan tetapi juga dengan
wilayah adat, kesatuan masayarakat menetapkan menetapkan susunan
adat dan hukum adat dalam wilayah kelembagaan, pengisian jabatan, dan
Provinsi Kalimantan Tengah yang masa jabatan kepala adat berdasarkan
terdiri dari himpunan beberapa hukum adat.
desa/kelurahan/kecamatan/Kabupaten Kedua, perihal SKT-A dan
dan tidak dapat dipisah-pisahkan”. Hak-hak Adat di Atas Tanah yang
Dengan demikian, Kedamangan diterbitkan atas nama para ahli waris
mencakup beberapa untuk Tanah Adat Milik Bersama. Hak
desa/kelurahan/kecamatan/kabupaten milik yang diakui dalam UU No. 5
sehingga sesuai dengan Lampiran UU Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
No. 23 Tahun 2014 pemerintah daerah Pokok-pokok Agraria hanya mengakui
provinsi tidak berwenang menetapkan 2 (dua) subjek yang dapat mempunyai
susunan kelembagaan, pengisian hak milik yakni WNI (perseorangan)
119
dan badan-badan hukum yang dapat adalah sengketa, konflik, dan perkara
mempunyai hak milik dan syarat- pertanahan yang disampaikan kepada
syaratnya. Dengan demikian, SKT-A Badan Pertanahan Nasional Republik
dan Hak-hak Adat di Atas Tanah yang Indonesia untuk mendapatkan
diterbitkan atas nama para ahli waris penanganan, penyelesaian, sesuai
untuk Tanah Adat Milik Bersama tidak peraturan perundang-undangan
akan dapat digunakan sebagai syarat dan/atau kebijakan pertanahan
dalam penerbitan sertifikat. nasional.
Penyebab konflik pertanahan
Implikasi Pengakuan SKT Adat dan berasal dari beberapa akar masalah
Hak-hak Adat di Atas Tanah yakni: Pertama, konflik kepentingan,
sebagai Syarat Penerbitan Arsip yaitu adanya persaingan kepentingan
Pertanahan dalam Menyelesaikan yang terkait dengan kepentingan
Konflik Pertanahan substantif, kepentingan prosedural,
Sebelum membaha perihal maupun kepentingan psikologis;
implikasi pengakuan SKT adat dan Kedua, konflik struktural, yang
hak-hak adat di atas tanah sebagai disebabkan pola perilaku destruktif,
syarat penerbitan arsip pertanahan kontrol perliaku sumberdaya yang
dalam menyelesaikan konflik tidak seimbang; Ketiga, konflik nilai,
pertanahan, menjadi penting untuk karena perbedaan kriteria yang
memahami terlebih dahulu apa yang dipergunakan mengevaluasi
dimaksud dengan konflik pertanahan. gagasan/perilaku, perbedayaan gaya
Pengertian konflik pertanahan dapat hidup, ideologi atau
diketahui dengan berangkat dari agama/kepercayaan; dan Keempat,
pengertian perihal sengketa konflik hubungan, yang disebabkan
pertanahan. Sengketa pertanahan karena emosi yang berlebihan,
adalah perselisihan antara orang persepsi yang keliru, komunikasi yang
perseorangan, badan hukum, atau buruk/salah, pengulangan perilaku
lembaga yang tidak berdampak luas yang negatif; dan Kelima, konflik
secara sosio-politis, sedangkan konflik data, yang disebabkan karena
pertanahan merupakan perselisihan informasi yang tidak lengkap,
pertanahan antara orang perseorangan, informasi yang keliru, pendapat yang
badan hukum, atau lembaga yang berbeda tentang hal-hal yang relevan,
berdampak luas secara sosio-politis. interpretasi data yang berbeda, dan
Konflik pertanahan masuk dalam perbedaan prosedur penilaian.
pengertian kasus pertanahan. Yang Tipologi kasus pertanahan
dimaksud dengan kasus pertanahan merupakan jenis sengketa, konflik,
120
Abstract
Indonesia has a lot of potency namely its geographical position, natural and human
resources. On the one hand, this potency can be used to develop Indonesia. However, on
the other hand, this can attract threats, obstacles, challenges, and distractions to control
and even dominate Indonesia, which comes from outside or inside the country. The duty of
maintaining the integrity and sovereignty of Indonesia is basically part of the rights and
responsibility of all components of the nation and its society as well as covering all
aspects, including archives. Archives are the backbone of governmental management and
development. Archives are the sources of information. This study is about the strategic
roles of the archives in the development of defense and security system in order to
maintain the integrity and sovereignty of the Republic of Indonesia. Archives and its
information play not only strategic roles in building national defense and security system,
but also part of the national defense and security system.
Keywords: Archives, Information, Governmental Management, Defense and Security
System
Abstrak
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan potensi, yaitu letak geografis, sumber
kekayaan alam, dan sumber daya manusia. Di satu sisi, ini menjadi modal bagi
pembangunan dan kemajuan Indonesia. Pada sisi lain, ini menjadi daya tarik bagi
munculnya ancaman, hambatan, tantangan, dan gangguan untuk mengendalikan bahkan
menguasai Indonesia, yang datang dari luar maupun dari dalam negeri. Tugas menjaga
keutuhan dan kedaulatan NKRI sejatinya merupakan hak dan kewajiban seluruh komponen
bangsa dan seluruh lapisan masyarakat, serta meliputi seluruh aspek termasuk dalam
bidang kearsipan. Arsip merupakan tulang punggung manajemen pemerintahan dan
pembangunan. Arsip adalah sumber informasi. Kajian ini menelaah peran strategis arsip
dalam konteks pembangunan sistem pertahanan keamanan guna menjaga keutuhan dan
kedaulatan NKRI. Arsip dan informasi di dalam arsip tidak hanya berperan strategis dalam
membangun sistem pertahanan dan keamanan negara, tetapi juga bagian dari sistem
pertahanan dan keamanan negara.
Kata kunci: Arsip, Informasi, Manajemen Pemerintahan, Sistem Pertahanan dan Keamanan
125
METODOLOGI PENELITIAN
Kajian ini akan menelaah peran
strategis arsip dalam konteks
pembangunan model sistem pertahanan
keamanan yang modern dan kuat guna
menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.
127
Gambar 1:
UU No. 1/1973 tentang Landas Kontinen Indonesia (Sumber: ANRI)
informasi (age of information). Informasi biru, foto, film, rekaman suara, maupun
dan penguasaan informasi menjadi sangat dalam bentuk alih media ke microfilm,
penting sebagaimana dinyatakan oleh microfiche, atau bentuk digital dalam
Alvin Toffler, siapa menguasai informasi rangka pelestarian.
maka akan menguasai dunia (Toffler, Beberapa contoh khazanah arsip
1980). Oleh sebab itu, pengelolaan yang disimpan di ANRI yang merupakan
informasi, sebagaimana yang dikandung peluang untuk diberdayakan bagi
di dalam arsip, juga merupakan peluang pembangunan Indonesia dapat dilihat
yang bisa dimanfaatkan. Banyak pada tabel berikut.
informasi strategis yang terkandung di Untuk pengelolaan dan
dalam arsip, termasuk mengenai pola- pemberdayaan SKA misalnya,
pola pengelolaan pemerintahan dan pemerintah bisa menggali kembali
negara di masa lalu sebagaimana informasi yang disimpan di dalam
dinyatakan oleh Ann Laura Stoler (Stoler, khazanah arsip Mijnwezen, Burgerlijke
2008). Openbare Werken, Verkeer en
Apabila kita melihat khazanah Waterstaat, maupun
arsip yang disimpan di Arsip Nasional Gouvernementsbedrijven. Pertamina
Republik Indonesia (ANRI), maka cukup sendiri mengakui bahwa banyak sumur
banyak informasi strategis yang bisa minyak peninggalan Belanda yang masih
digali sebagai modal untuk membangun berproduksi atau bisa dieksplorasi saat ini
Indonesia. Arsip yang disimpan di ANRI (http://finance.detik.com/.../pertamina-akui-
mencakup periode VOC, Hindia Belanda, banyak-sumur-minyak-tua-peninggalan-
masa interregnum Inggris, hingga masa belanda-di-musi-banyuasin, diakses 18
setelah tahun 1945, yang berupa arsip Agustus 2016). Belum lagi potensi
kertas (arsip konvensional), peta, cetak peninggalan kapal-kapal karam yang ada
129
Gambar 2:
Perjanjian Indonesia-Australia mengenai Garis-garis Batas Tertentu antara Indonesia dan Papua New
Guinea, 12 Februari 1973 (sumber: ANRI)
130
Dalam konteks ini, kita dapat sosial, perang, tindakan kriminal serta
melihat bahwa arsip dan informasi di tindakan kejahatan yang mengandung
dalam arsip tidak hanya berperan dalam unsur sabotase, spionase, dan terorisme.
membangun sistem pertahanan dan Perlindungan dan penyelamatan arsip
keamanan negara, tetapi juga bagian dari tersebut tidak bisa dilakukan oleh ANRI
sistem pertahanan dan keamanan negara. sendiri, tetapi melibatkan pencipta arsip
Oleh karena itu, pengelolaan arsip dan dan pihak-pihak terkait.
informasi di dalam arsip harus dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
secara komprehensif, yang melibatkan menjadi subjek karena terkait dengan 3
unsur-unsur: fungsinya, yaitu legislasi, anggaran, dan
1. Subjek pengawasan. Dalam fungsi legislasi, DPR
Sesuai dengan amanat UU No. berperan untuk menyusun Program
43/2009 tentang Kearsipan, Pasal 6 Ayat Legislasi Nasional (Prolegnas) yang di
1, penyelenggara kearsipan secara dalamnya memuat masalah pengelolaan
nasional menjadi tanggung jawab ANRI, serta pengamanan arsip dan informasi di
yaitu sebuah lembaga pemerintah dalam arsip yang memiliki nilai strategis,
nonkementerian (LPNK) yang terutama terkait dengan masalah
melaksanakan tugas negara di bidang pertahanan keamanan nasional, yang
kearsipan yang berkedudukan di ibu kota muaranya ditetapkan dalam bentuk
negara, Jakarta. Adapun salah satu tujuan peraturan perundangan. Terkait dengan
penyelenggaraan kearsipan adalah fungsi anggaran, DPR berperan untuk
menjamin keselamatan aset nasional memberikan persetujuan atas Rancangan
dalam bidang ekonomi, sosial, politik, Undang-Undang (RUU) tentang
budaya, pertahanan, serta keamanan Anggaran Pendapatan dan Belanja
sebagai identitas dan jati diri bangsa. Negara (APBN) (yang diajukan Presiden)
Arsip-arsip yang memuat yang di dalamnya juga memuat anggaran
informasi strategis dikategorikan sebagai penyelenggaraan kearsipan nasional
arsip terjaga, yaitu arsip negara yang termasuk pengelolaan dan pengamanan
berkaitan dengan keberadaan dan arsip serta informasi di dalam arsip yang
kelangsungan hidup bangsa dan negara memiliki nilai strategis. Terkait dengan
yang harus dijaga keutuhan, keamanan, fungsi pengawasan, DPR melakukan
dan keselamatannya. Arsip-arsip ini pengawasan terhadap pelaksanaan UU,
memuat informasi terkait kependudukan, APBN, dan kebijakan pemerintah,
kewilayahan, kepulauan, perbatasan, termasuk yang terkait dengan
perjanjian internasional, kontrak karya, penyelenggaraan kearsipan nasional
dan masalah-masalah pemerintahan yang termasuk pengelolaan dan pengamanan
strategis. Secara khusus, negara arsip dan informasi di dalam arsip yang
memberikan perlindungan dan memiliki nilai strategis.
penyelamatan terhadap arsip-arsip Presiden selaku pemangku
tersebut dari bencana alam, bencana kekuasaan eksekutif menjadi subjek
132
karena presiden bisa mengajukan RUU merupakan salah satu objek vital dan
dan RUU APBN untuk dibahas dan strategis untuk diamankan dari serangan
ditetapkan bersama DPR, serta pihak luar, termasuk usaha-usaha
menetapkan kebijakan nasional yang di pencurian, pengrusakan, dan
dalamnya juga memuat penyelenggaraan pemusnahan, karena bisa mengakibatkan
kearsipan nasional termasuk pengelolaan kedaulatan negara terancam. Lebih lanjut,
dan pengamanan arsip dan informasi di arsip merupakan salah satu benda cagar
dalam arsip yang memiliki nilai strategis. budaya (cultural heritage) yang tidak
Kebijakan presiden tentu nantinya akan boleh dirusak atau dihancurkan dalam
menjadi acuan bagi lembaga-lembaga perang, sebagaimana disepakati di dalam
pemerintahan di bawahnya. Konvensi Den Haag 1954
Tentara Nasional Indonesia (TNI) (http://portal.unesco.org, diakses 18 Agustus
menjadi subjek karena sesuai amanat UU 2016), karena menyangkut sejarah
No. 3/2002 tentang Pertahanan Negara, peradaban manusia. Kedua, arsip sebagai
Pasal 7 Ayat 2, menempatkan TNI komponen pendukung pertahanan negara.
sebagai komponen utama dalam sistem Komponen pendukung adalah sumber
pertahanan negara. Adapun pertahanan daya nasional yang dapat digunakan
negara bertujuan untuk menjaga dan untuk meningkatkan kekuatan dan
melindungi kedaulatan negara, keutuhan kemampuan komponen utama dan
wilayah NKRI, dan keselamatan segenap komponen cadangan. Dalam konteks ini,
bangsa dari segala bentuk ancaman (Pasal arsip dapat dilihat sebagai salah satu
4). Dalam pertahanan negara, arsip bisa sumber daya nasional karena memuat
dilihat dalam dua sisi. Pertama, arsip informasi strategis yang bisa digunakan
maupun informasi di dalam arsip
133
Gambar 4: Laporan mengenai perlawanan putra Pangeran Antasari, Mohammad Said, melawan Belanda. Beliau
menyingkir ke Kandangan dengan 1000 orang pengikutnya setelah Martapura jatuh ke tangan Belanda pada bulan
April 1861 (sumber: ANRI, Kontrak Kalimantan No. 70)
134
Redaksi akan menentukan keputusan akhir mengenai persetujuan, bulan publikasi, dan isi yang berkaitan
dengan hal-hal spesifik. Redaksi berhak menyunting, sepanjang tidak mengubah isi dan maksud dari
tulisan. Apabila naskah diterbitkan, penulis akan menerima dua eksemplar Jurnal Kearsipan. Berikut
adalah pedoman untuk penulisan naskah:
Kategori Naskah
1. Naskah berhubungan dengan kearsipan
2. Naskah harus orisinil dan belum pernah diterbitkan dalam publikasi apapun.
3. Naskah merupakan tulisan ilmiah, baik berbentuk hasil penelitian, komunikasi pendek, review buku,
atau paper riset.
Kepala Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
JURNAL KEARSIPAN