Anda di halaman 1dari 146

ISSN 1978 – 130X

JURNAL
KEARSIPAN

VOLUME HALAMAN JAKARTA ISSN


11 1-135 DESEMBER 2016 1978 – 130X

PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM KEARSIPAN


ARSIP NASIONAL RI
ISSN 1978 – 130X

JURNAL
KEARSIPAN

Susunan Redaksi:
Pelindung : Mustari Irawan
Dini Saraswati

Pimpinan Redaksi : Zita Asih Suprastiwi

Dewan Redaksi : Ika Chandrayanti


Azmi
Rini Agustiani
Tuti Sri Widayanti
Kris Hapsari
Langgeng Sulistyo
Sutarwinarmo

Redaktur Pelaksana:
Ketua : Ika Chandrayanti
Sekretaris : Siti Nurhayati
Anggota : Okki Navarone Wibisono
Sari Hasanah
Ahmad Syarif Rachmaji
Harry Bawono
Stella Juliet Sigrid
Martino
Perdhani Yunia Putri
Rizal Aditya Herdianto

Layout : Fauzan Anyasfika

Distributor : Kuwato

Alamat Redaksi:
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan
Arsip Nasional Republik Indonesia
Jalan Ampera Raya No. 7 Jakarta
Telp: (021) 7805851 fax: (021) 7805812
Email: pusjibangsiskar@yahoo.co.id
i

ISSN 1978 – 130X

JURNAL
KEARSIPAN
VOL 11/ANRI/12/2016
DAFTAR ISI

PERAN AKUISISI ARSIP STATIS BUMN TERHADAP KHAZANAH ARSIP STATIS


BUMN DI INDONESIA
Achmad Syarif Rahmaji ....................................................................................... 1

SIGNIFIKANSI EMPAT INSTRUMEN POKOK PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS


Azmi ................................................................................................................................................ 15

INERGITAS ANTARA FUNGSI, TUGAS, DAN KEWENANGAN ARSIPARIS: SUATU


GAGASAN KONSTRUKTIF
Bambang P. Widodo ................................................................................................ 39

MENGUNGKAP HUBUNGAN DIPLOMASI INDONESIA-TIONGKOK DARI


KHAZANAH ARSIP STATIS
Dharwis W. Utama Yacob .......................................................................... 51

PENGELOLAAN ARSIP KELEMBAGAAN PANWAS DALAM MENDUKUNG


PELAKSANAAN FUNGSI DEMOKRASI
Dian Agung Wicaksosno dan Daisyta Mega Sari.................................... 65

MEMBANGUN MEMORI PERADABAN DUNIA: KEBERLANJUTAN PROGRAM


MEMORY OF THE WORLD DI ANRI
Adhie Gesit Pambudhi ............................................................................................ 81

PENGAKUAN SURAT KETERANGAN TANAH ADAT SEBAGAI SYARAT


PENERBITAN ARSIP PERTANAHAN DALAM PENYELESAIAN KONFLIK
PERTANAHAN (STUDI KASUS DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH)
Ananda Prima Yurista ..................................................................................................... 109

PERAN STRATEGIS ARSIP DALAM MEMBANGUN SISTEM PERTAHANAN


KEAMANAN GUNA MENJAGA KEUTUHAN DAN KEDAULATAN NKRI
Rudi Andi Ayahputra ........................................................................................... 124
ii

PENGANTAR REDAKSI

Kami panjatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena melalui ijin-Nya,
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia
pada tahun 2016 ini dapat kembali menghadirkan Jurnal Kearsipan Volume 11 ke tengah-
tengah pembaca. Pada volume ini kami membahas signifikansi empat pilar pengelolaan arsip
dinamis yang terdiri dari tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, dan sistem
klasifikasi keamanan dan akses arsip. Pada implementasi di lingkungan pencipta arsip,
ketersedian empat instrumen pokok pengelolaan arsip dinamis tersebut dinilai sangat
signifikan. Dalam jurnal volume kali ini diungkapkan bahwa ketersediaan empat pilar
tersebut di pencipta arsip setidaknya berguna untuk menjaga kedaulatan NKRI, pelaksanaan
demokrasi dalam konteks pemilihan kepala daerah, dan hak keperdataan masyarakat. Selain
itu, dengan dikelolanya arsip dinamis dengan empat pilar tersebut, maka akan memudahkan
pencipta arsip dalam mengidentifikasi arsip statis yang dimilikinya. Pada akhirnya, melalui
akuisisi arsip statis dari pencipta arsip akan mampu menambah khazanah arsip statis di Arsip
Nasional RI.

Dari sisi sumber daya manusia kearsipan, arsiparis memiliki peran penting dalam
menjalankan empat pilar pengelolaan arsip dinamis. Oleh sebab itu, arsiparis diharapkan
mampu menjalankan peran dan fungsinya secara profesional.

Kami berharap keseluruhan artikel yang termuat pada volume kali ini mampu
menambah khasanah wawasan para pembaca tentang dunia kearsipan. Pada tahun mendatang
atau pada volume berikutnya, Jurnal Kearsipan akan terbit dua kali dalam setahun. Pada
akhirnya, kritik dan saran akan sangat kami terima dalam rangka meningkatkan mutu dan
kualitas jurnal kearsipan sebagai media ilmiah kearsipan nasional.

REDAKSI
iii

BIODATA PENULIS
Azmi
Lahir di Jakarta tanggal 18 September 1963. Lulus D3 Kearsipan UI, S1 Administrasi
Publik Universitas Terbuka, dan S2 Sosiologi Universitas Indonesia. Sejak tahun 1986
sampai sekarang bekerja di Arsip Nasional Republik Indonesia, pada saat ini menduduki
jabatan sebagai Direktur Pengolahan. Saat ini juga masih sebagai dosen di Lembaga
Administrasi Negara. Telah mengikuti beberapa kursus/workshop/seminar kearsipan baik
di dalam negeri maupun luar negeri.

Bambang Parjono Widodo


Mulai bekerja di Arsip Nasional Republik Indonesia (1993) dan menjabat sebagai
fungsional Arsiparis (1994). Selama menjadi Arsiparis telah mengikuti Diklat Ajun
Arsiparis (1994) dan Diklat TOT Kearsipan (1996/ 1998). Pengalaman internasional,
pernah mengikuti Records Management Course-MTCP di Arkib Negara Malaysia (2006),
Diklat Milestone and Archives Management di Bogor serta Diklat International
Acquisition di Denpasar (2007). Beberapa karya tulis berupa buku diantaranya: Modul
Manajemen Formulir (ANRI/ 2000), Pendidikan Kewarganegaraan (STIE Lepisi/ 2004),
Modul Arsip Sebagai Sumber Penelitian (ANRI/ 2007), BMP Akuisisi Arsip dan BMP
Pengurusan Surat (Universitas Terbuka/ 2009). Tahun 2001 s.d. 2004 sempat menjadi
pejabat struktural saat dipekerjakan oleh ANRI ke Komisi Pemeriksa Kekayaan
Penyelenggara Negara (KPKPN) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kembali ke
ANRI menjadi fungsional Arsiparis Madya saat ini ditempatkan di Direktorat SDM
Kearsipan dan Sertifikasi ANRI. Mendapat kehormatan menjadi Ketua Ikatan Arsiparis
ANRI (IAA) sejak awal tahun 2014 sampai sekarang dan Pengurus Nasional Asosiasi
Arsiparis Indonesia (AAI) sebagai Wakil Ketua Bidang SDM sejak 2015 sampai sekarang.
Tahun 2015 memperoleh penghargaan sebagai Juara I Arsiparis Teladan Nasional.

Rudi Andri Syahputra


Arsiparis Madya (Pembina/IVa). Dilahirkan di Medan, Sumatra Utara, 20 November 1981.
Mendapatkan beasiswa Yayasan Supersemar untuk meraih gelar Sarjana Sastra (S.S.)
Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran pada tahun 2004 dengan cum laude.
Kemudian, menyelesaikan tugas belajar dengan beasiswa Encompass Programme untuk
meraih Master of Arts (M.A.) Archival Studies di Leiden University, Belanda, pada tahun
2010. Pengalaman kerja, antara lain Tim Pengolahan Arsip Dienst van Mijnwezen (2011-
2012), Tim Pengolahan Arsip Algemene Secretarie (2012-2013), Koordinator pengolahan
Arsip Departement van Burgerlijke Openbare Werken (BOW) dan Verkeer en Waterstaat
(V en W) (2013-2015). Pernah pula ditugaskan sebagai Anggota Tim Penelusur Arsip
Perbatasan Indonesia ke Belanda (2014) dan Anggota Tim Penelusur Arsip Maluku Utara
ke Belanda, Belgia, Prancis, Spanyol, dan Portugal (2015). Pada tahun 2015, lulus seleksi
untuk mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI dan
melakukan Kajian Kearsipan dalam rangka Ketahanan Nasional di Singapura melalui
iv

Lemhannas RI Fellowship Program (LFP) Angkatan I. Aktif di organisasi profesi Ikatan


Arsiparis ANRI (IAA) dan Asosiasi Arsiparis Indonesia (AAI). Saat ini bertugas di
Direktorat Layanan dan Pemanfaatan ANRI, bisa dihubungi melalui email:
rudi_as2000@yahoo.com. HP. 085759758870.

Adhie Gesit Pambudi


Lahir di Wonosobo, 19 Desember 1983 dan menempuh pendidikan terakhir Universitas
Leiden, Belanda bidang Archival Studies. Bekerja di ANRI Tahun 2009 sampai dengan
saat ini, pernah menjadi fungsional umum, arsiparis, dan sekarang menjabat sebagai
pejabat struktural Eselon IV di lingkungan Sekretariat Utama ANRI. Pada 2014-2015,
anggota tim yang berhasil menjadikan Arsip KAA sebagai MoW. Pada 2016, menjadi
anggota tim pengajuan arsip GNB dan Tsunami sebagai MoW. Selain bekerja sebagai
PNS, aktif sebagai pengurus di organisasi seperti KORPRI, LSP-KI AAI, dan organisasi
lainnya.

Dian Agung Wicaksono


Meraih gelar Sarjana Hukum (S.H.) dari Departemen Hukum Tata Negara, Fakultas
Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 2011. Pada tahun 2011, terpilih
sebagai Peneliti Muda Terbaik pada MOST UNESCO LIPI Award 2011. Pada tahun 2012,
menerima Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
melanjutkan studi di Program Studi Magister Ilmu Hukum Kenegaraan Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Den norske Ambassaden i Indonesien (The
Royal Norwegian Embassy in Indonesia). Pada tahun 2013, meraih gelar Master of Laws
(LL.M.) dengan predikat summa cum laude. Saat ini bertugas sebagai Dosen dan Asisten
Ketua Departemen Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum UGM, serta Ketua Unit Jaminan
Mutu dan Kurikulum, Fakultas Hukum UGM. Selain itu, juga aktif sebagai Editor pada
Jurnal Mimbar Hukum Fakultas Hukum UGM.

Daisyta Mega Sari


Meraih gelar Sarjana Hukum (S.H.) dari Departemen Hukum Agraria, Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 2014. Menerima beasiswa LPDP untuk
menempuh S2 di University of Melbourne pada tahun 2016. Saat ini aktif menjadi Peneliti
pada Pusat Kajian Dampak Regulasi dan Otonomi Daerah, Fakultas Hukum Universitas
Gadjah Mada, serta pernah menjadi analis eksternal pada Komite Pemantauan Pelaksanaan
Otonomi Daerah, Jakarta.

Dharwis Widya Utama Yacob


Lahir di Jember, 28 November 1981. Lulus S1 dari Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada. Bekerja di Arsip Nasional Republik Indonesia sejak tahun 2006
sampai sekarang. Pernah menjadi Koordinator dalam pembuatan Inventaris Mijnwezen
tahap VII pada tahun 2011, pada tahun 2012 dan Guide Arsip Materi Center of Excellence:
Perdagangan Global di Hindia Timur Abad XVII-XVIII pada tahun 2012 dan saat ini
v

menjadi anggota content team di CORTS Foundation. Pernah mengikuti Program


ENCOMPASS selama setahun di Universitas Leiden, Belanda pada tahun 2008-2009
Diklat Jabatan Fungsional Arsiparis tingkat ahli, diklat Oral history training kerjasama
ANRI dan National Archives of Singapore, diklat Training on Archives Management in
Historical Perspectives kerjasama ANRI dan Universitas Leiden, diklat Archives
Management kerjasama ANRI dengan National Archives of Netherlands dan Universitas
Leiden.

Ananda Prima Yurista


Lahir di Madiun, 19 Februari 1990, merupakan dosen Departemen Hukum Agraria
Fakultas Hukum UGM. Saat ini menjabat pula sebagai Sekretaris Unit Jaminan Mutu dan
Kurikulum Fakultas Hukum UGM dan peneliti di Pusat Kajian Dampak Regulasi dan
Otonomi Daerah (SadarOtda). Sejak tahun 2012, tergabung dalam Unit Jurnal dan
Penerbitan Fakultas Hukum UGM sebagai Penyunting Pelaksana Jurnal Mimbar Hukum.
Pada tahun 2015-2016 aktif sebagai anggota tim peneliti dalam penelitian yang berjudul
“Identification and Mapping of Alternative Land Conflict Resolution and Capacity
Development for Local Government, Tua Goloh, and Tua Tenoh in Manggarai Regency of
East Nusa Tenggara Province” yang didanai oleh New Zealand Aid Programme
bekerjasama dengan UGM. Aktif menulis artikel jurnal dan artikel pernah dimuat di Jurnal
Wilayah dan Lingkungan, Jurnal Rechtsvinding, dan Jurnal Legislasi Indonesia.

Achmad Syarif Rachmaji


S.IP. Lahir di Jakarta, 12 Februari 1985. Lulus S1 Ilmu Politik Universitas Jenderal
Soedirman-Purwokerto tahun 2010. Bekerja di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
sejak tahun 2011 sampai sekarang dan memangku Jabatan Fungsional Peneliti dengan
bidang kepakaran Studi Arsip (Archival Studies) sejak tahun 2014. Mengikuti Diklat
Dasar-Dasar Kearsipan tahun 2011 dan Diklat Jabatan Fungsional Peneliti tahun 2013,
sebagai peserta terbaik kedua. Pada tahun 2013 menjadi koordinator Kajian/Penelitian
Penyerahan Arsip Statis BUMN/ BUMD ke Lembaga Kearsipan.
1

PERAN AKUISISI ARSIP STATIS BUMN TERHADAP


KHAZANAH ARSIP STATIS BUMN DI INDONESIA

THE ROLE OF BUMN’S ARCHIVES ACQUISITION TOWARD


BUMN’S ARCHIVES COLLECTION IN INDONESIA

Achmad Syarif Rachmaji


Arsip Nasional Republik Indonesia
Email: achmad.syarif_rahmaji@yahoo.co.id

Abstract
The acquisition of archival treasures are steps to add a holdings archive. Implementation of archival
acquisition has been mandated in Law No. 8 of 1997 concerning the Company Documents and the Law
No. 43 Year 2009 on Archives, and two government regulations. The existence of two Law and
Government Regulation is expected to be supporting the implementation of the acquisition of archives.
The method of research is qualitative method which done by collecting primer and sekuder data are from
print or electronic literature. Implementation of archival acquisition is still minimal, although there are
be mandated from two Laws and Government Regulations. The relationship between the acquisition of
BUMN archives with archival collectionS of BUMN archives is intertwined relationships and continuous
manifested among ANRI with BUMN. Implementation of archival acquisition requires cooperation
between ANRI and BUMN have the full support of the Ministry of State Enterprises, which aims to
improve the archival holdings of BUMN.

Keywords: Acquisition Archives, Collection Archives Static, BUMN, Role

Abstrak
Akuisisi arsip statis adalah langkah untuk menambah khazanah arsip statis. Pelaksanaan akuisisi arsip
statis telah diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan dan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, serta dua peraturan pemerintah. Adanya dua
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah ini diharapkan menjadi pendukung dalam pelaksanaan akuisisi
arsip statis. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan cara mengumpulkan data
primer dan sekunder baik sumber literatur cetak dan elektronik. Pelaksanaan akuisisi arsip statis masih
minim, walaupun sudah ada dua Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang mengamanatkannya.
Hubungan antara akuisisi arsip BUMN dengan khazanah arsip BUMN adalah hubungan yang saling
terkait dan berkesinambungan yang diwujudkan antara ANRI dengan BUMN. Oleh karena itu,
pelaksanaan akuisisi arsip statis memerlukan kerja sama antara ANRI dan BUMN yang mendapat
dukungan penuh dari Kementerian Negara BUMN, yang bertujuan meningkatkan khazanah arsip statis
BUMN.

Kata Kunci: Akuisisi Arsip Statis, Khazanah Arsip Statis, BUMN, Peran
2

PENDAHULUAN memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis


Badan Usaha Milik Negara atau masa retensinya, dan berketerangan
disingkat dengan BUMN merupakan salah dipermanenkan yang telah diverifikasi baik
satu penggerak perekonomian dan secara langsung maupun tidak langsung oleh
pembangunan negara. Disamping itu, Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau
BUMN juga merupakan salah satu bagian lembaga kearsipan.
dari pemerintah yang mempunyai fungsi BUMN sebagai bentuk lembaga
sebagai lembaga profit. Hal ini sesuai profit milik pemerintah disebut juga sebagai
dengan maksud dan tujuan pembentukan pencipta arsip dan tentunya setiap pencipta
BUMN yang tercantum dalam Undang- arsip memiliki dua jenis arsip tersebut, yaitu
Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang arsip dinamis dan statis. Dalam hal ini,
BUMN Pasal 2, yaitu memberikan Arsip statis yang berkaitan dengan BUMN
sumbangan bagi perkembangan nasional dan merupakan arsip yang mempunyai nilai
penerimaan negara pada khususnya dan guna bagi kepentingan nasional, termasuk
mengejar keuntungan. sejarah pendirian BUMN, kebijakan BUMN,
Dalam segala pelaksanaan maupun berbagai peristiwa nasional yang
kegiatannya yang terkait dengan operasional terkait dengan BUMN. Keberadaan arsip
BUMN akan selalu dicatat, direkam, dan statis tersebut hendaknya berada di Arsip
didokumentasikan dalam berbagai bentuk Nasional Republik Indonesia (ANRI) selaku
media, yaitu media konvensional berupa lembaga kearsipan yang mempunyai
kertas, dan media elektronik berupa kertas kewenangan dalam pengelolaan arsip statis.
foto, CD, atau digital elektronik. Dalam manajemen kearsipan,
Catatan, rekaman, dan dokumentasi metode memindahkan arsip statis yang
yang dilakukan oleh BUMN dalam kegiatan dimiliki oleh BUMN ke ANRI dilakukan
operasionalnya menghasilkan suatu arsip. dengan metode akuisisi arsip statis, yaitu
Menurut, Jay dan Cherryl dalam tesis Rudi suatu metode pengambil alihan terhadap
Anton, arsip adalah informasi terekam kepemilikan dan pengelolaan arsip statis
dalam berbagai bentuk yang diciptakan, dari pencipta arsip ke lembaga kearsipan.
diterima, dipelihara oleh perorangan Komposisi arsip statis dinamis (records)
maupun organisasi dalam rangka lebih banyak dan luas dibandingkan dengan
pelaksanaan kegiatan atau transaksi bisnis arsip statis (archives) (untuk lebih jelasnya
dan disimpan sebagai bukti kegiatan. lihat Gambar 1.). sedangkan, menurut Betty
Berdasarkan fungsi dan R. Ricks tidak lebih antara 1% sampai
kegunaannya, arsip dibedakan menjadi dua, dengan 5% arsip yang dimiliki lembaga
yaitu: arsip dinamis dan arsip statis. Arsip pencipta arsip, hal tersebut juga sesuai
dinamis adalah arsip yang digunakan secara dengan pendapat Boedi Martono (Widodo,
langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan 2008) yang memprosentasekan keberadaan
disimpan dalam jangka waktu tertentu. arsip, bahwasanya ada (i) 20-25% arsip aktif
Sedangkan, arsip statis adalah arsip yang tersimpan di unit kerja, (2) 30-35% arsip inaktif
dihasilkan oleh pencipta arsip karena disimpan di pusat arsip, (3) 35% arsip dapat
3

Records

Archive
s
Gambar 1. Komposisi Records dan Archives menurut Judith Ellis (Widodo, 2002: 37).

kegiatan akuisisi arsip BUMN. Sehingga,


dimusnahkan, dan (4) Kurang dari 10% kedua lembaga tersebut mempunyai
arsip disimpan secara permanen sebagai kewajiban untuk melaksanakan kegiatan
arsip statis. akuisisi tersebut dan menjadi agenda rutin
Pernyataan dari Betty R. Ricks dan yang harus dilakukan sebagai bukti ketaatan
Boedi Martono dapat disimpulkan dan kepatuhan terhadap peraturan
bahwasanya dari sekian banyak arsip yang perundang-undangan yang berlaku.
ada di pencipta arsip (baca. BUMN) akan Berdasarkan penjelasan diatas,
hanya ada sebagian kecil dari arsip tersebut akuisisi arsip BUMN adalah suatu cara
yang akan menjadi arsip statis. Selain itu, untuk menambah khazanah arsip BUMN
pelaksanaan akuisisi arsip statis BUMN pada lembaga kearsipan. Selain itu,
merupakan amanat peraturan perundang- peraturan perundang-undangan telah
undangan, yaitu: menjamin adanya pembagian peran antara
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 lembaga kearsipan dan pencipta arsip
tentang Dokumen Perusahaan; (BUMN) dalam pelaksanaan akuisisi arsip
2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 BUMN. Namun, kenyataan yang terjadi saat
tentang Kearsipan; ini adalah ANRI selaku lembaga kearsipan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun yang berwenang melakukan akuisisi arsip
1999 tentang Tata Cara Penyerahan dan BUMN baru memiliki 3 (tiga) judul
Pemusnahan Dokumen Perusahaan; dan inventaris arsip BUMN yang sudah dapat
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun diakses oleh publik, yaitu
2012 tentang Peraturan Pelaksana UU 1. Inventaris arsip PT. Pos Indonesia dan
No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. PT. Jasa Raharja 1952-2002;
2. Inventaris arsip PT. INKA, PT.
Dalam dua undang-undang dan Pelabuhan Indonesia IV dan Bank
peraturan pemerintah tersebut telah jelas Bukopin 1910 2002; dan
menyatakan adanya peran masing-masing 3. PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk
antara lembaga kearsipan dengan pencipta (1931) 1942-2008.
arsip (BUMN) dalam proses pelaksanaan
4

Seharusnya, dengan diperkuatnya ini merupakan bentuk implementasi kegiatan


kewenangan ANRI dalam melakukan organisasi dalam mencapai tujuannya. Dan,
akuisisi arsip BUMN melalui peraturan analisa peran menurut Biddle dan Thomas
perundang-undangan yang telah disebutkan
(1996) yaitu teori peran yang terbagi
diatas, idealnya pelaksanaan akuisisi arsip
BUMN dalam rangka penyelamatan dan menjadi empat golongan, yaitu: (1)
penambahan khazanah arsip BUMN dapat Organisasi yang mengambil bagian dalam
berjalan secara maksimal dan lancar. suatu interaksi; (2) Perilaku yang muncul
Atas dasar permasalahan diatas, maka dalam interaksi tersebut; (3) Kedudukan
dalam tulisan ini mengajukan 2 (dua) organisasi-organisasi dalam perilaku; dan
pertanyaan penelitian, yaitu: (4) Kaitan antara organisasi dan perilaku
1. Bagaimana akuisisi arsip BUMN (Pratikto, 2012).
berperan dalam khazanah arsip statis
BUMN? HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Bagaimana pelaksanaan akuisisi arsip Pelaksanaan Akuisisi Arsip Statis BUMN
statis BUMN dalam meningkatkan di Indonesia
khazanah arsip statis BUMN? Lembaga kearsipan yang berhak
Berdasarkan, pertanyaan penelitian untuk menyimpan arsip statis BUMN adalah
diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini Arsip Nasional RI, disingkat dengan ANRI.
adalah untuk mengetahui hubungan antara ANRI adalah lembaga kearsipan berbentuk
akuisisi arsip BUMN dengan khazanah arsip lembaga pemerintahan nonkementerian yang
BUMN dan mengetahui pelaksanaan melaksanakan tugas negara di bidang
akuisisi arsip statis BUMN dalam kearsipan yang berkedudukan di ibukota
menambah khazanah arsip statis BUMN negara. Kedudukan ANRI selaku lembaga
dengan adanya peraturan perundang- kearsipan nasional mempunyai tugas
undangan terkait akuisisi arsip. melaksanakan pembinaan kearsipan secara
nasional terhadap pencipta arsip tingkat
METODE PENELITIAN
pusat dan daerah, arsip daerah provinsi,
Tulisan ini menggunakan
arsip daerah kabupaten/kota, dan arsi
pendekatan kualitatif dengan metode desk
perguruan tinggi. Hal tersebut sesuai dengan
study, yaitu dengan mencermati
Pasal 61 ayat 1 Undang-Undang Nomor 43
dokumen/arsip mengenai akuisisi arsip statis
Tahun 2009 tentang Kearsipan bahwa
pada Sub Direktorat Akuisisi Perusahaan
Lembaga kearsipan melaksanakan akuisisi
ANRI dan beberapa data sekunder yang
arsip statis dari lembaga pendidikan swasta
berupa sumber literatur cetak maupun
dan perusahaan swasta. Sedangkan, dari segi
elektronik. Sedangkan analisa yang
pengelolaan arsip statis, ANRI mempunyai
digunakan adalah analisa peran. Menurut
kewajiban melaksanakan pengelolaan arsip
Soejono Soekanto, peran adalah aspek
statis yang diterima dari:
dinamis, kedudukan peran lebih banyak
1. Lembaga Negara;
menunjuk pada fungsi penyesuaian diri
2. Perusahaan;
sebagai suatu proses. Peran dalam konteks
3. Organisasi politik;
5

Monitoring

Penilaian dan Verifikasi

Serah Terima Arsip

Gambar 2. Prosedur Pelaksanaan Akuisisi Arsip Statis

4. Organisasi kemasyarkatan; dan 31 Tahun 2011 tentang Akuisisi


5. Perseorangan. menjelaskan mengenai pelaksanaan akuisisi
arsip statis merupakan rangkaian program
Dalam konteks pengelolaan arsip kegiatan yang dimulai dari tahap
statis perusahaan yang nantinya dalam monitoring, penilaian dan verifikasi, dan
penelitian ini akan disebut sebagai BUMN serah terima arsip.
diperoleh melalui kegiatan akuisisi arsip
statis BUMN. Arsip statis yang diakuisisi Selain itu, adanya kewajiban BUMN
adalah arsip yang merekam segala hasil untuk melakukan penyerahan arsip statis
kegiatan yang dilakukan oleh BUMN dan miliknya adalah amanat dari Undang-
arsip tersebut sudah tidak dipergunakan lagi Undang dan Peraturan Pemerintah, yaitu:
oleh BUMN, karena dari arsip tersebut akan 1. Pasal 18 Ayat 1 Undang-Undang Nomor
menjadi memori atau pembuktian adanya 8 Tahun 1997 tentang Dokumen
pelaksanaan kegiatan tersebut. Perusahaan bahwa dokumen perusahaan
Sebagaimana telah disampaikan tertentu yang mempunyai nilai guna bagi
diatas, bahwasanya pelaksanaan akuisisi kepentingan nasional wajib diserahkan
arsip statis merupakan amanat peraturan kepada Arsip Nasional Republik
perundang-undangan, baik dalam undang- Indonesia berdasarkan keputusan
undang dokumen perusahaan maupun pimpinan perusahaan;
undang-undang kearsipan berserta peraturan 2. Pasal 53 ayat 6 Undang-Undang Nomor
pelaksananya (Peraturan Pemerintah). 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan bahwa
Sehingga, ANRI selaku pemangku Perusahaan wajib menyerahkan arsip
kebijakan di bidang kearsipan, telah statis kepada lembaga kearsipan
membuat Peraturan Kepala ANRI Nomor 31 berdasarkan tingkatannya sesuai dengan
Tahun 2011 tentang Akuisisi. Peraturan ketentuan peraturan perundang-
tersebut sebagai acuan dalam melakukan undangan;
pelaksanaan akuisisi arsip statis (termasuk
arsip BUMN). Dalam Perka ANRI Nomor
6

Tabel 1. Grafik jumlah BUMN yang arsipnya telah diakuisisi oleh ANRI

Sumber data diperoleh dari Sub Direktorat Akuisisi II ANRI dan data sudah diolah oleh penulis

3. Pasal 4 Ayat 1 Peraturan Pemerintah ekspansi BUMN di berbagai bidang, seperti


Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pertamina yang mempunyai 18 anak
Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen perusahaan. Dibawah ini adalah grafik
Perusahaan bahwa Dokumen perusahaan BUMN yang sudah diakuisisi periode tahun
tertentu yang wajib diserahkan kepada 2010 sampai dengan 2016 (lihat Tabel 1).
Arsip Nasional adalah dokumen
perusahaan yang mempunyai nilai guna Dalam grafik (Tabel 1.)
bagi kepentingan nasional, tetapi sudah menggambarkan dalam 6 tahun terakhir
tidak mempunyai nilai guna bagi (2010-2016) jumlah BUMN yang arsipnya
kepentingan perusahaan, dan telah telah diakuisisi oleh ANRI tidak lebih dari
melampui jangka waktu wajib simpan; 25 BUMN dari sekitar 139 BUMN yang ada
dan di Indonesia (jumlah BUMN pada tahun
4. Pasal 86 ayat 1 Peraturan Pemerintah 2013:
Nomor 28 Tahun 2012 tentang Peraturan http://bumn.go.id/halaman/238/Statistik.Jum
Pelaksana UU No. 43 Tahun 2009 lah.BUMN). Akuisisi arsip statis dapat
tentang Kearsipan bahwa arsip statis dilakukan dengan dua cara yaitu: penarikan
BUMN atau BUMD wajib diserahkan arsip dan penyerahan arsip statis. Penarikan
kepada lembaga kearsipan. arsip statis menegaskan adanya keaktifan
lembaga kearsipan untuk menarik arsip dari
ANRI selaku pelaksana akuisisi arsip pencipta arsip dan penyerahan arsip statis
statis BUMN telah melakukan berbagai menegaskan adanya keaktifan pencipta arsip
kegiatan akusisi terhadap BUMN, namun untuk menyerahkan arsip statis miliknya
hasil yang didapat belum mencakup seluruh kepada lembaga kearsipan.
BUMN. Apalagi jika ANRI harus Berikut ini adalah tabel mengenai
menjangkau seluruh anak perusahaan data akuisisi arsip statis di ANRI periode
BUMN, karena seluruh BUMN di Indonesia tahun 2000 sampai dengan 2016.
mempunyai berbagai macam anak
perusahaan sebagai salah satu bentuk
7

Tabel 2. Rincian hasil akuisisi arsip statis BUMN di ANRI Periode 2010-2016

Lembar Lembar Map Jilid Reel


Boks Berkas Foto Kaset CD/DVD
(Tekstual) (Peta) (Tekstual) Buku Film
2010 - 37 - - - - - - - -
2011 - 13 - - - - - - - -
2012 - 31 - - - - - - - -
2013 - 851 - - - 21 - - - 29
2014 57 104 - - - - - - - -
2015 4 19 26 91 25 54 1
2016 24 47 4 2
Total 85 1055 26 91 25 21 54 47 5 31
Sumber data diperoleh dari Sub Direktorat Akuisisi II ANRI dan data sudah diolah oleh penulis

Akuisisi arsip statis BUMN yang  Arsip statis PT. Aneka Tambang 1968-
dilakukan oleh ANRI adalah awal 2000
penambahan khazanah arsip statis BUMN Jumlah arsip 91 boks besar dan 20 boks
yang dimiliki oleh ANRI. Dalam Jurnal kecil
Kearsipan Volume 9 No.1, Khazanah arsip Terdiri dari kebijakan dewan komisaris
statis yang tersimpan di ANRI terbagi dan direksi, rencana kerja, laporan
menjadi 7 kategori, yaitu: kinerja, leporan hearing DPR, notulen
1. Arsip Vereniging Oostindische RUPS, laporan AMDAL pada setiap
Compagnie (VOC); lokasi tambang, data-data penelitian pada
2. Arsip Hindia Belanda; setiap lokasi tambang, arsip peta pada
3. Peristiwa sekitar pendudukan Jepang setiap lokasi tambang, produk hukum,
1942-1945; blue print.
4. Arsip pemerintah Indonesia; Jika mengutip tulisan Bambang P.
5. Arsip pemerintahan Soeharto dan B.J. Widodo dalam Buku materi Pokok Arsip:
Habibie; Akuisisi Arsip Edisi 1 Modul 1-6,
6. Arsip perseorangan; dan bahwasanya Keberadaan khazanah arsip
7. Arsip organisasi sosial, lembaga swasta statis BUMN yang tersimpan di ANRI
dan perusahaan. bertujuan sebagai:
1. Arsip sebagai Memori Perusahaan
Arsip statis yang berasal dari BUMN
Arsip merupakan sebuah rekaman
masuk kedalam kategori ke tujuh, yaitu
kegiatan suatu
sebagai bagian dari kategori arsip organisasi
lembaga/badan/perorangan diibaratkan
sosial, lembaga swasta dan perusahaan.
sebagai sebuah organ tubuh yang disebut
Sedangkan, jumlah khazanah arsip BUMN
dengan otak, dimana otak tersebut
yang sudah dapat diakses oleh ANRI adalah
mempunyai fungsi untuk mengingat
sebagai berikut:
segala hal yang kegiatan yang sudah
Contoh khazanah arsip statis BUMN yang
dilakukan. Arsip statis digunakan untuk
ada di Unit Layanan Arsip ANRI:
merekam kegiatan perusahaan atau
8

perorangan untuk dapat menggugah suatu lembaga/badan. Contohnya: arsip


kembali “memori” ingatannya yang sejarah perusahaan, peristiwa yang terjadi
terjadi di masa lampau dalam rangka di perusahaan (seperti: pemogokan
pengembangan di masa mendatang, karyawan), kebijakan perusahaan, dll.
contohnya: arsip tentang pendirian
perusahaan berikut tokoh pendirinya Khazanah arsip statis dapat diartikan
maupun arsip mengenai sejarah pendirian sebagai sekumpulan koleksi arsip yang
perusahaan. mempunyai nilai guna kesejarahan, telah
2. Arsip sebagai Pembuktian habis masa retensinya, dan berketerangan
Fungsi lain dari arsip adalah arsip sebagai dipermanenkan yang salah satu caranya
alat pembuktian. Alat pembuktian disini diperoleh dengan cara akuisisi arsip statis.
mempunyai arti, bahwasanya arsip Atas dasar itulah, akuisisi Keberadaan
merupakan sebagai bentuk alat legalitas khazanah arsip statis ini nantinya akan
akan suatu permasalahan, baik sebagai menjadi bukti adanya keberadaan,
bukti kepemilikan maupun sebagai bukti memori/sejarah dan peran serta BUMN
tindakan. Selain itu, Arsip statis dijadikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
sebagai alat bukti yang otentik dalam hal
ligitasi maupun kasus hukum lainnya. Peran Akuisisi Arsip Statis dalam
Contohnya: bukti kepemilkan berbagai Khazanah Arsip Statis
asset perusahaan, peresmian suatu Pada awal subbab ini, penulis akan memulai
gedung oleh pimpinan perusahaan. dengan definisi akuisisi arsip statis dan
3. Arsip sebagai Sumber Penelitian khazanah arsip statis, hal ini diperlukan
Dalam bidang akademis, keberadaan dalam menganalisa peran akuisisi arsip
arsip BUMN dalam khasanah arsip statis BUMN dalam meningkatkan khazanah arsip
mempunyai peran penting, yaitu sebagai BUMN pada lembaga kearsipan. Dalam
sumber penelitian. arsip sebagai data Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
penelitian yang mempunyai berbagai tentang kearsipan, akuisisi arsip statis
informasi akan otensitas maupun didefinisikan sebagai proses penambahan
realibilitas isi informasi tersebut dapat khazanah arsip statis pada lembaga
dipercaya, hal ini dikarenakan arsip kearsipan yang dilaksanakan melalui
merupakan sebuah rekaman kegiatan dari kegiatan penyerahan arsip statis dan hak

Tabel 3. Rincian hasil akuisisi arsip statis BUMN di ANRI Periode 2010-2016

No BUMN Periode Arsip Jumlah Arsip

1 PT. Pelabuhan Indonesia IV 1990-2002 6 berkas


2 PT. INKA 1910-2002 9 berkas dan 5 pustaka
3 PT. Pos Indonesia 1952-2002 17 berkas dan 1 pustaka
4 PT. Jasa Raharja 1980-2002 9 berkas dan 3 pustaka
5 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk 1942-2008 131 boks (2030 nomor arsip)
Sumber data diperoleh dari Sub Direktorat Layanan Arsip ANRI dan data sudah diolah oleh penulis
9

pengelolaannya dari pencipta arsip kepada kedua organisasi/pelaku tersebut (ANRI-


lembaga kearsipan3. Sedangkan, menurut BUMN atau BUMN-ANRI).
Mitchelle Grant dalam Jurnal Archivaria Wujud aktivitas/perilaku yang muncul
Volume 28, khazanah arsip dalam adalah bentuk kegiatan akuisisi dengan
terminology kearsipan didefinisikan sebagai berbagai metode/cara pelaksanaan akuisisi,
seluruh arsip yang penguasaannya ada menurut Bambang P. Widodo dalam buku
dibawah suatu pusat penyimpanan arsip, modul akuisisi arsip, bahwasanya akuisisi
baik arsip yang tercipta di lingkungan arsip seringkali diterjemahkan ke dalam dua
lembaga pencipta arsip yang bersangkutan kegiatan, yaitu:
maupun hasil dari akuisisi, aksesi, akresi a. Penarikan arsip statis, merupakan
serta alinasi. kegiatan akuisisi arsip statis dimana
Berdasarkan, dua definisi tersebut lembaga kearsipan aktif untuk
dapat disederhanakan bahwasanya akuisisi menarik arsip statis yang ada di
arsip statis sebagai sebuah awal penambahan pencipta arsip. Penarikan arsip ini
khazanah arsip statis, dan khazanah sebagai menggambarkan adanya usaha
koleksi arsip statis yang diperoleh melalui lembaga arsip untuk melakukan
hasil akuisisi arsip statis. Analisa jemput bola terhadap arsip statis yang
selanjutnya digambarkan secara jelas antara masih berada di pencipta arsip.
akuisisi arsip BUMN dengan khazanah arsip Bentuk penarikan arsip ini dapat
BUMN dengan menggunakan teori peran diwujudkan dalam bentuk pembelian
yang diungkapkan oleh Biddle dan Thomas, maupun ganti rugi. Namun, bentuk
sebagai berikut: penarikan arsip ini tidak disarankan
1. Organisasi/pelaku, dijabarkan sebagai bagi pencipta arsip untuk melakukan
adanya subyek dan obyek, yaitu lembaga dua kegiatan tersebut (penjualan arsip
kearsipan (ANRI) dan pencipta arsip dan permintaan ganti rugi), karena
(BUMN) atau sebaliknya. Karena, dalam pencipta arsip dalam konteks BUMN
kegiatan akuisisi arsip BUMN hanya mempunyai kewajiban untuk
terdiri dari dua pelaku utama, yaitu menyerahkan arsip statisnya kepada
lembaga kearsipan (ANRI) dan pencipta lembaga kearsipan sesuai dengan
arsip (BUMN), hal tersebut sesuai amanat UU No. 43 Tahun 2009
dengan apa yang dijelaskan dalam tentang Kearsipan dan UU No. 8
definisi akuisisi arsip statis, yaitu ...dari Tahun 1997 tentang Dokumen .
pencipta arsip kepada lembaga kearsipan.
2. Perilaku, dijabarkan sebagai adanya
aktivitas/interaksi yang terjadi diantara
10

Sumbangan

Barter Ganti Rugi

Transfer Pembelian
Khazanah Arsip

Penarikan Penyerahan

Gambar 3. Metode akusisi untuk menambah khazanah arsip

b. Penyerahan arsip statis, merupakan 3. Kedudukan, dijabarkan sebagai hak dan


kegiatan akuisisi arsip statis dimana kewajiban yang melekat pada setiap
pencipta arsip aktif untuk organisasi/pelaku dalam berperilaku.
menyerahkan arsip statis miliknya Dalam hal ini adalah hak dan kewajiban
kepada lembaga kearsipan. yang melekat pada ANRI selaku lembaga
Penyerahan arsip statis ini merupakan kearsipan dan BUMN selaku pencipta
wujud adanya kesadaran bagi arsip. ANRI selaku lembaga kearsipan
pencipta arsip untuk menyerahkan mempunyai hak dan kewajiban dalam
arsip statis yang dimilikinya kepada melaksanakan pengelolaan arsip statis
lembaga kearsipan, wujud kegiatan (termasuk arsip BUMN). Dan, BUMN
ini dapat berupa sumbangan arsip selaku pencipta arsip mempunyai hak dan
statis. Selain itu, kegiatan penyerahan kewajiban dalam pengelolaan arsip
arsip statis dalam konteks BUMN ini dinamis dan menyerahkan arsip statisnya
merupakan wujud bentuk kepatuhan kepada lembaga kearsipan. Adanya hak
hukum sesuai dengan amanat UU No. dan kewajiban diantara lembaga
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dan kearsipan dan pencipta arsip tersebut
UU No. 8 Tahun 1997 tentang sesuai dengan pendapat R. Linton
Dokumen Perusahaan. (Wulandari, 2013), menyebutkan bahwa
Selain itu, ada beberapa metode atau peran adalah the dynamic aspect of status.
cara akuisisi dalam menambah Dengan kata lain, sesorang menjalankan
khazanah arsip statis, yaitu perannya sesuai hak dan kewajibannya.
penarikan, transfer, barter, 4. Kaitan antara organisasi dan perilaku,
sumbangan, ganti rugi, pembelian, dijabarkan sebagai akibat yang terjadi
dan penyerahan.
11

antara ANRI (selaku lembaga kearsipan) kegiatan ini mempunyai peran yang setara
dan BUMN (selaku pencipta arsip) dalam dan saling terkait sesuai pada pembahasan
kegiatan akuisisi arsip BUMN sebagai sebelumnya.
cara menambah khazanah arsip BUMN. Arsip Nasional RI (ANRI) sebagai
Pada point ke empat ini, peran akuisisi perwujudan lembaga kearsipan nasional
arsip BUMN dalam meningkatkan mempunyai kewajiban untuk mengelola,
khazanah arsip BUMN terlihat jelas, menjaga, dan melestarikan arsip statis yang
karena dalam penjabaran poin ke empat ada pada BUMN. Grant Mitchell
berpendapat bahwa, pada dasarnya lembaga
ini tergambar jelas hubungan antara
kearsipan mempunyai dua peran, yaitu
kegiatan akuisisi arsip BUMN dalam
merawat arsip dan merawat segala arsip
peningkatan khazanah arsip BUMN pada
yang berkaitan dengan sejarah bangsa.
lembaga kearsipan, hal tersebut sesuai
Sedangkan, Badan Usaha Milik Negara
apa yang digambarkan oleh Bambang P. (BUMN) sebagai pencipta arsip yang
Widodo dalam buku Modul Akuisisi, mempunyai kewajiban untuk menyerahkan
sebagai berikut: arsip statis miliknya kepada lembaga
Sehingga, dalam konteks analisis kearsipan.
peran terhadap pelaksanaan akuisisi arsip Kedua lembaga tersebut akan saling
statis BUMN dalam khazanah arsip statis berinteraksi sesuai dengan perannya masing-
BUMN dapat diserdehanakan bahwasanya, masing. Interaksi kedua lembaga tersebut
korelasi diantara dua organisasi (lembaga tidak akan berjalan, tanpa adanya dukungan
kearsipan dengan pencipta arsip) dari setiap lembaga tersebut. Bentuk
mempunyai peran yang saling terkait dukungan kedua lembaga tersebut dibedakan
diantara satu sama lainnya dan tidak dapat menjadi dua, yaitu:
dipisahkan atau berjalan sendiri dalam 1. Lembaga kearsipan, dukungan lembaga
pelaksanaan akuisisi arsip BUMN. kearsipan diwujudkan dalam bentuk
Sehingga, pelaksanaan akuisisi arsip statis kesiapan mengenai prasarana dan sarana
yang terjadi diantara lembaga kearsipan dalam menerima, menyimpan, merawat,
(ANRI) dengan pencipta arsip (BUMN) dan menjaga arsip statis yang diterima
sangat berperan dalam meningkatkan atau dari BUMN, termasuk pembinaan
menambah khazanah arsip BUMN pada kearsipan selaku Pembina kearsipan
lembaga kearsipan. BUMN.
2. Pencipta arsip (BUMN), dukungan
Pelaku Akuisisi Arsip Statis BUMN BUMN selaku pencipta arsip diwujudkan
dalam Khazanah Arsip BUMN dalam bentuk pengelolaan manajemen
Pelaku kegiatan akuisisi arsip statis arsip dinamis yang baik dengan
ada dua, yaitu lembaga kearsipan dan dukungan sumber daya kearsipan.
pencipta arsip. Kedua pelaku ini mempunyai Selain itu, dukungan kedua lembaga
peran masing dalam akuisisi arsip statis, tersebut juga dapat diwujudkan dalam
dimana lembaga kearsipan sebagai penerima bentuk kerja sama antar lembaga (lembaga
arsip dan pencipta arsip sebagai pemberi kearsipan dan pencipta arsip (baca.
arsip. Oleh karena itu, kedua pelaku BUMN)), yaitu nota kesepahaman (MoU)
12

atau perjanjian kerja sama. Hendaknya Kementerian BUMN selaku pengawas


bentuk kerja sama ini (antara lembaga dan pembina BUMN), seperti adanya
kearsipan dan BUMN) perlu juga kesepakatan bersama antara ANRI
mendapatkan dukungan dari pemerintah dengan Kementerian Negara BUMN
sebagai induk dari kedua lembaga tersebut. untuk memberikan kemudahan bagi
Pada dasarnya, pemerintah ANRI (selaku lembaga kearsipan) dalam
merupakan pelaku utama yang mempunyai melakukan akuisisi arsip statis di BUMN,
tanggung jawab dalam menjaga, seperti kementerian BUMN
menyelamatkan, dan melestarikan arsip menginstruksikan kepada BUMN
statis, termasuk arsip statis BUMN. mengenai arti pentingnya penyerahan
Tanggung jawab ini dilakukan dalam rangka arsip statis yang ada pada BUMN untuk
menjaga memori kolektif bangsa. Bentuk diserahkan kepada ANRI.
tanggung jawab ini dilakukan dalam bentuk
dukungan (support) terhadap pelaksanaan KESIMPULAN
akuisisi arsip statis BUMN, baik berupa Akuisisi arsip statis BUMN oleh
dukungan anggaran maupun kebijakan. ANRI dilakukan dengan memindahkan arsip
1. Dukungan anggaran atau dana diperlukan statis BUMN yang mempunyai nilai
bagi ANRI (selaku lembaga kearsipan) pertanggungjawaban nasional ke ANRI
untuk mempersiapakan Sumber Daya disertai dengan hak pengelolaannya.
Manusia (SDM) dan sarana prasarana Keberadaan arsip statis BUMN pada ANRI
dalam mengelola, merawat, dan dapat menambah khasanah arsip statis yang
melestarikan khazanah arsip statis terkait dengan BUMN. Selain itu, hubungan
BUMN. SDM dibutuhkan untuk antara akuisisi arsip statis dengan khazanah
peningkatan kualitas skill dan kinerja arsip statis pada BUMN mempunyai
pengelola arsip dalam melakukan keterkaitan yang sangat penting, karena bagi
pengelolaan arsip statis (baca. Arsip statis akuisisi ini adalah akhir bagi kegiatan
BUMN). Perwujudan persiapan SDM ini akuisisi dan bagi khazanah arsip ini adalah
dilakukan dengan kegiatan pendidikan awal penambahaan koleksi arsip statis.
dan pelatihan teknis pengelolaan arsip Akuisisi arsip statis sebagai salah
statis, workshop, dan seminar. Dukungan satu bentuk manajemen kearsipan
ini sesuai dengan amanat pada UU No. mempunyai peran penting dalam menambah
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan Pasal khazanah arsip statis yang terkait dengan
38 ayat 1 dan PP No. 28 Tahun 2012 BUMN. Secara implisit, banyaknya
tentang Peraturan Pelaksana UU No. 43 khazanah arsip statis BUMN merupakan
Tahun 2009 tentang Kearsipan Pasal 160 sumber bagi para pengguna arsip statis
ayat 3. untuk mengetahui berbagai hal yang
2. Dukungan kebijakan diperlukan bagi berkaitan dengan BUMN, baik sejarah
ANRI (selaku lembaga kearsipan) untuk pendirian BUMN, peran BUMN dalam
meningkatkan target akuisisi arsip statis pembangunan dan perekonomian nasional,
BUMN. Dukungan ini dapat diwujudkan maupun peran BUMN kehidupan berbangsa,
dalam bentuk adanya kerjasama antar bernegara, dan bermasyarakat. Namun,
instansi pemerintah (dalam hal ini adalah Implementasi pelaksanaan kegiatan akuisisi
13

masih sangat minim, walaupun sudah ada Fakultas Hukum Universitas


dua Undang-Undang dan dua Peraturan Krisnadwipayana.
Pemerintah yang mengatur masalah akuisisi Bawono, Harry. 2014. Akses Terhadap Arsip
arsip statis BUMN. Statis Kategori Tertutup: Studi
Hubungan antara akuisisi arsip statis Terhadap Arsip Peristiwa G 30
S/(PKI) yang Tersimpan di ANRI.
dengan khazanah arsip adalah hubungan
Jurnal Kearsipan Vol. 9 No. 1: 152-
yang saling terkait. Bentuk hubungan
183.
tersebut dilakukan oleh lembaga kearsipan Daftar Anak Perusahaan Pertamina.
(ANRI) dan pencipta arsip (BUMN) yang (http://www.pertamina.com/company-
merupakan interaksi yang saling mendukung profile/jaringan/anak-perusahaan,
dan mempunyai peran masing-masing dalam diakses pada tanggal 9 Desember
akuisisi arsip statis BUMN. 2013)
Peran akusisi arsip statis BUMN Inventaris Arsip PT. Aneka Tambang 1968-
dalam meningkatkan khazanah arsip BUMN 2000.
perlu mendapatkan dukungan dari (http://www.anri.go.id/assets/downloa
pemerintah baik dukungan anggaran d/75Inventaris-Arsip-PT-Aneka-
Tambang.pdf, diakses pada tanggal 9
maupun kebijakan (terutama dari
Desember 2013)
Kementerian Negara BUMN), kedua Mitchell, Grant. Canadian Archives and the
dukungan tersebut diperlukan sebagai Coprporate Memory. Journal
langkah untuk memaksimalkan peran akusisi Archivaria Volume 28. Canada.
arsip statis BUMN dalam meningkatkan (http://journals.sfu.ca/archivar/index.p
khazanah arsip BUMN sebagai bagian dari hp/archivaria/article/view/11570/1251
sejarah bangsa Indonesia. Vvvv 6#, diakses pada tanggal 3 Desember
vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv 2013)
UCAPAN TERIMA KASIH Pratikto, Yugo Dwi. 2012. Peran Biro
Pemerintahan Umum Sekretariat
Melalui tulisan ini, penulis Daerah Provinsi Jawa Barat dalam
mengucapkan terima kasih kepada Dr. Fasilitasi Pemilihan Kepala Daerah
Muhammad Hisyam, MA yang telah (PILKADA) Walikota dan Wakil
membimbing penulis dalam menyusun karya Walikota Kota Tasikmalaya Tahun
2012. Laporan KKL, Fisip Universitas
tulis ilmiah yang baik, Subdit Akuisisi
Komputer Indonesia.
Perusahaan ANRI, dan teman-teman di (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/68
Pusjibang Siskar ANRI 3/jbptunikompp-gdl-yugodwipra-
34109-9-unikom_y-i.pdf, diakses pada
DAFTAR PUSTAKA tanggal 3 Desember 2013)
Anton, Rudi. 2010. Jaminan Kepastian Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang
Hukum dalam Pengelolaan Dokumen Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Perusahaan (Studi Kasus Putusan BUMN. Lembaran Negara Republik
Pengadilan Negeri Jambi Nomor: Indonesia Tahun 2003 Nomor 70.
56/Pdt.6/2008/PN Jbi tentang Tambahan Lembaran Negara Republik
Pemusnahan Dokumen Perusahaan di Indonesia Nomor 4297.
Lingkungan Perbankan). Thesis. Republik indonesia. 2009. Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang
14

Kearsipan. Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 152. Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5071.
Sub Direktorat Akuisisi II, Arsip Nasional
Republik Indonesia. Hasil Akuisisi
Arsip Tahun 2010 s.d. 2016.
Suprayitno. 2013. Istilah Khazanah dalam
Terminologi Kearsipan.
(http://arsiparis.blogspot.com/2013/08/
istilah-khazanah-dalam-
terminologi.html, Diakses pada
tanggal 3 Desember 2013)Widodo,
Bambang P. 2008. Buku materi Pokok
Arsip: Akuisisi Arsip Edisi 1 Modul 1-
6. Jakarta: Universitas Terbuka.
Widodo, Bambang P. 2002. Analisis
Kebijakan Penyelamatan Arsip
sebagai Bukti Otentik dalam
Perspektif Ketahanan Budaya: Studi
Awal dalam rangka Otonomi Daerah.
Tesis., Fakultas Ketahanan Universitas
Indonesia.
Wulandari, Sri. 2013. Peranan badan
perencanaan pembangunan daerah
dalam pelaksanaan musrenbang di
tarakan dalam eJournal Administrasi
negara 1 (4):1540-1553.
(http://ejournal.an.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2013/11/eJournal%20
Wulan%20(11-24-13-11-11-58).pdf,
diakses pada tanggal 13 Januari 2016)
15

SIGNIFIKANSI EMPAT INSTRUMEN POKOK


PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS
SIGNIFICANCE OF FOUR MAIN INSTRUMENTS ON
RECORDS MANAGEMENT

Azmi
Arsip Nasional Republik Indonesia
Email: azmi@yahoo.com

Abstract
Records is a legitimate management resources to support the activities of the administration
accountable and transparent in the creator of records. Generally, the creator of records has
been doing almost all stages of records management, from records creation, use and
maintenance of records to records disposition stage. However, the management of records still
are not running effectively and efficiently, so that the existence of records as a source of
management information which can facilitate good governance and supporting the
accountability mechanisms have not been fully felt. This condition has implications for the issue
of effectiveness and efficiency of records management, such as records that are created are not
authentic and reliable, the archive does not have group information, records disposition is not
based procedures, records information leaked, and physical of records missing. One of the
factors why this happens is because there is no application of precisely four primary instrument
of records management, which is the office documentation, records classification, records
retention schedule, and records security and access classification system in the creator of
records.
Keywords: Records, Records Management, The Main Instrument, The Creator Of Records,
Effective And Efficient.

Abstrak
Arsip dinamis merupakan sumber informasi manajemen yang sah untuk mendukung kegiatan
administrasi yang akuntabel dan transparan di lingkungan pencipta arsip. Umumnya pencipta
arsip telah melakukan hampir semua tahapan pengelolaan arsip dinamis, mulai dari tahap
penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan arsip hingga tahap penyusutan arsip. Namun
demikian, pengelolaan arsip dinamis masih belum berjalan efektif dan efisien, sehingga
keberadaan arsip dinamis sebagai sumber informasi manajemen yang dapat memfasilitasi good
governance dan mendukung mekanisme akuntabilitas belum sepenuhnya dirasakan. Kondisi ini
berimplikasi terhadap persoalan efektivitas dan efisiensi pengelolaan arsip dinamis, seperti arsip
yang tercipta tidak autentik dan reliabel, arsip tidak memiliki kelompok informasi, penyusutan
arsip tidak berdasarkan prosedur, informasi arsip bocor, dan fisik arsip hilang. Salah satu faktor
penyebab mengapa hal ini terjadi adalah karena belum diterapkannya secara penuh empat
instrumen pokok pengelolaan arsip dinamis, yaitu tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal
retensi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip dalam pengelolaan arsip dinamis.

Kata kunci: Arsip Dinamis, Pengelolaan Arsip Dinamis, Instrumen Pokok, Pencipta Arsip,
Efektif Dan Efisien
16

PENDAHULUAN menyeluruh, dan sesuai dengan norma,


Dalam Pasal 1 angka 24 Undang- standar, prosedur, dan kriteria. Oleh karena
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang itu, pengelolaan arsip dinamis (records
Kearsipan disebutkan penyelenggaraan management) di lingkungan pencipta arsip
kearsipan adalah keseluruhan kegiatan harus dilakukan secara komprehensif
meliputi kebijakan, pembinaan kearsipan, meliputi kegiatan penciptaan arsip (records
dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem creation), penggunaan dan pemeliharaan
kearsipan nasional yang didukung oleh arsip (records use and maintenance) serta
sumber daya manusia, prasarana dan penyusutan arsip (records disposal).
sarana, serta sumber daya lainnya. Pengelolaan arsip dinamis akan
Selanjutnya dalam Pasal 3 huruf c Undang- dapat berjalan efektif dan efisien apabila
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang didukung oleh instrumen pokok
Kearsipan disebutkan salah satu tujuan pengelolaan arsip dinamis yang berfungsi
penyelenggaraan kearsipan adalah sebagai faktor pengontrol terhadap
menjamin terwujudnya pengelolaan arsip pelaksanaan setiap tahapan kegiatan dalam
yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai pengelolaan arsip dinamis, yakni
dengan ketentuan peraturan perundang- penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan
undangan. arsip, penyusutan arsip. Dalam hal ini, ada
Pengelolaan arsip dalam konteks empat instrumen pokok pengelolaan arsip
penyelenggaraan kearsipan sebagaimana dinamis yang signifikan dalam pengelolaan
disebutkan di atas dilakukan terhadap arsip arsip dinamis, yaitu tata naskah dinas
dinamis dan arsip statis. Pengelolaan arsip (office documentation), klasifikasi arsip
dinamis menjadi tanggung jawab pencipta (records classification), jadwal retensi arsip
arsip yang dilakukan terhadap arsip aktif (records retention schedule), dan sistem
(arsip umum, arsip vital, arsip terjaga) dan klasifikasi keamanan dan akses arsip
arsip inaktif melalui kegiatan penciptaan, (records security and access classification
pemeliharaan dan penggunaan, penyusutan system). Secara legal formal hal ini terdapat
arsip. Pengelolaan arsip statis menjadi dalam Pasal 40 ayat (4) Undang-Undang
tanggung jawab lembaga kearsipan yang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,
dilakukan terhadap arsip yang memiliki bahwa untuk mendukung pengelolaan arsip
nilai kesejarahan (historical value), melalui dinamis yang efektif dan efisien pencipta
kegiatan akuisisi, pengolahan, preservasi, arsip membuat tata naskah dinas, klasifikasi
dan akses arsip statis. arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem
Pengelolaan arsip dinamis di klasifikasi keamanan dan akses arsip.
lingkungan pencipta arsip dilaksanakan Arsip sebagai informasi terekam
untuk menjamin ketersediaan arsip dalam mengenai dinamika pelaksanaan fungsi dan
penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan tugas organisasi adalah sumber informasi
akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah faktual dan objektif terkait berbagai bidang
berdasarkan suatu sistem yang memenuhi program dan kegiatan yang telah
persyaratan, yaitu andal, sistematis, utuh, direalisasikan oleh elemen-elemen
17

organisasi. Dalam konteks fungsi arsip bagi Pada esensinya pengelolaan arsip
satu organisasi, arsip dinamis (records) dinamis di lingkungan pencipta arsip
merupakan sumber informasi manajemen dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan
yang sah dalam mendukung kegiatan arsip yang autentik dan reliabel dalam
administrasi yang akuntabel dan transparan. berbagai bentuk dan media sebagai bahan
Oleh karena itu, sebagai sumber informasi akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang
manajemen yang objektif arsip dinamis sah, sehingga pencipta arsip dapat
pada pencipta arsip harus dikelola secara melaksanakan fungsi dan tugas organisasi
benar berdasarkan ketentuan peraturan sesuai dengan mandat yang diemban.
perundang-undangan dan kaidah-kaidah Persoalan arsip dinamis yang berdampak
kearsipan. terhadap inefektivitas dan inefisiensi
Umumnya pencipta arsip telah kinerja organisasi kerap terjadi, seperti
melakukan hampir semua tahapan arsip yang tercipta tidak autentik dan
pengelolaan arsip dinamis, mulai dari tahap reliabel, kelompok informasi arsip tidak
penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan jelas, penyusutan arsip tidak prosedural,
arsip, hingga tahap penyusutan arsip. informasi arsip kerap bocor, dan fisik arsip
Namun demikian, pengelolaan arsip hilang. Hal ini berawal dari tidak atau
dinamis belum berjalan efektif dan efisien, belum diterapkannya secara optimal empat
sehingga keberadaan arsip dinamis sebagai instrumen pokok arsip dinamis dalam
sumber informasi manajemen yang dapat praktik penciptaan, penggunaan dan
memfasilitasi tata kelola pemerintahan pemeliharaan arsip serta penyusutan arsip
yang baik (good governance), dan di lingkungan pencipta arsip.
mendukung mekanisme akuntabilitas Penguatan tata naskah dinas dalam
belum sepenuhnya dirasakan oleh pencipta pengelolaan arsip dinamis terkait dengan
arsip. jaminan terhadap tingkat autentisitas dan
Salah satu faktor penyebab reliabilitas arsip yang tercipta (yang dibuat
mengapa hal tersebut terjadi, adalah karena dan diterima). Penerapan klasifikasi arsip
tidak adanya keinginan kuat pencipta arsip akan memberikan jaminan terhadap
untuk melaksanakan pengelolaan arsip kemudahan praktik korespondensi dan
dinamis secara benar melalui penerapan pemberkasan arsip aktif serta penataan
empat instrumen pokok pengelolaan arsip arsip inaktif. Pemberlakukan jadwal retensi
dinamis, yaitu tata naskah dinas, klasifikasi arsip akan memberikan jaminan terhadap
arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem legalitas dan kemudahan praktik
klasifikasi keamanan dan akses arsip dalam pemindahan, pemusnahan, dan
pengelolaan arsip dinamis. Keempat penyelamatan arsip. Sedangkan penerapan
instrumen pokok ini berfungsi sebagai sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip
faktor pengontrol praktik setiap tahapan akan memberikan jaminan terhadap
dalam pengelolaan arsip dinamis mulai keamanan dan aksesibilitas arsip pada
tahap penciptaan, penggunaan dan pencipta arsip.
pemeliharaan arsip serta penyusutan arsip.
18

Umumnya pencipta arsip tidak d. Mengetahui signifikansi sistem


terbiasa menghitung kerugian organisasi klasifikasi keamanan dan akses arsip
akibat tidak diterapkannya empat instrumen dalam pengelolaan arsip dinamis.
pokok pengelolaan arsip dinamis dalam Sedangkan penelitian ini diharapkan
praktik pengelolaan arsip dinamis di bermanfaat bagi :
lingkungannya. Hal ini dapat terjadi, karena
a. Arsip Nasional Republik Indonesia
kurangnya pemahaman dan kepedulian
(ANRI), selaku penyelenggara kearsipan
terhadap signifikansi empat instrumen
nasional dalam melaksanakan fungsi
pokok itu dalam pengelolaan arsip dinamis.
pembinaan kearsipan;
Berdasarkan permasalahan pokok di
b. Lembaga kearsipan (provinsi,
atas, maka perumusan masalah penelitian
kabupaten/kota, dan perguruan tinggi),
ini berangkat dari pertanyaan umum
selaku penyelenggara kearsipan dalam
penelitian (grandtour question), yaitu “Apa
melaksanakan fungsi pembinaan
signifikansi empat instrumen pokok
kearsipan di lingkungan kerja masing-
pengelolaan arsip dinamis dalam
masing;
pengelolaan arsip dinamis di lingkungan
c. Pencipta arsip tingkat pusat dan daerah,
pencipta arsip?”
selaku pelaksana pengelolaan arsip
Untuk lebih fokus, maka pertanyaan
dinamis di lingkungan kerja masing-
umum penelitian tersebut diturunkan dalam
masing.
beberapa sub pertanyaan penelitian (sub
Penelitian ini berupaya mengetahui
questions) sebagai berikut.
secara menyeluruh mengenai signifikansi
a. Apa signifikansi tata naskah dinas dalam
empat instrumen pokok pengelolaan arsip
pengelolaan arsip dinamis?
dinamis dalam pengelolaan arsip dinamis di
b. Apa signifikansi klasifikasi arsip dalam
lingkungan pencipta arsip. Namun
pengelolaan arsip dinamis?
demikian, penulis menyadari bahwa
c. Apa signifikansi jadwal retensi arsip
penelitian ini masih memiliki keterbatasan,
dalam pengelolaan arsip dinamis?
yaitu:
d. Apa signifikansi sistem klasifikasi
a. Penelitian ini hanya melakukan studi
keamanan dan akses arsip dalam
dokumen (document research), sehingga
pengelolaan arsip dinamis?
penelitian ini tidak menggunakan data
Sesuai dengan perumusan masalah
primer (primary data) yang terdapat di
dan pertanyaan penelitian, maka penelitian
lapangan, tetapi hanya menggunakan
ini bertujuan sebagai berikut.
data sekunder (secondary data) dari
a. Mengetahui signifikansi tata naskah
beberapa sumber pustaka atau referensi
dinas dalam pengelolaan arsip dinamis;
yang relevan;
b. Mengetahui signifikansi klasifikasi arsip
b. Penelitian ini tidak menggunakan satu
dalam pengelolaan arsip dinamis;
atau beberapa pencipta arsip sebagai
c. Mengetahui signifikansi jadwal retensi
sampel pencipta arsip yang menerapkan
arsip dalam pengelolaan arsip dinamis;
(best practice) empat istrumen pokok
pengelolaan arsip dinamis dalam praktik
19

pengelolaan arsip dinamis di penyelenggaraan kearsipan terhadap


lingkungannya masing-masing. pelaksanaan pengelolaan arsip dinamis
di lingkungan pencipta arsip.
METODOLOGI PENELITIAN 2. Berdasarkan Manfaat, penelitian ini
Penelitian ini merupakan penelitian dapat dikategorikan sebagai penelitian
sosial untuk memberikan gambaran yang terapan (applied research), karena
lebih baik mengenai fenomena penelitian ini menyelesaikan masalah
penyelenggaraan kearsipan dalam hal secara spesifik, yakni pengelolaan arsip
pengelolaan arsip dinamis di lingkungan dinamis, dan hasil penelitian ini dapat
pencipta arsip. Beragam fenomena segera dirasakan oleh berbagai
penyelenggaraan kearsipan yang muncul stakeholders (pemangku kepentingan)
dan perbedaan hasil yang diinginkan dari penyelengara kearsipan di Indonesia,
penelitian ini menyebabkan penelitian ini yakni pencipta arsip (pusat, daerah) dan
dibedakan dalam empat jenis, yaitu: lembaga kearsipan (ANRI, porovinsi,
1. Berdasarkan Tujuan, penelitian ini kabupaten/kota, dan perguruan tinggi)
dikategorikan sebagai penelitian 3. Berdasarkan Dimensi Waktu, penelitian
deskriptif (descriptive research), karena ini dikategorikan sebagai penelitian
penelitian ini dilakukan untuk lintas seksi (cross sectional), karena
memberikan gambaran yang lebih detail penelitian ini hanya dilakukan dalam
mengenai suatu gejala dan fenomena rentang waktu tertentu, yaitu

Gambar 1. Proses pengelolaan arsip dinamis


20

pengelolaan arsip dinamis dalam di lingkungan pencipta arsip, terdiri atas


penyelenggaraan kearsipan di Indonesia tata naskah dinas, klasifikasi arsip,
pada saat ini - penyelenggaraan jadwal retensi arsip, dan sistem
kearsipan yang berdasarkan pada UU klasifikasi keamanan dan akses arsip;
No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, 3. Pencipta arsip adalah pihak yang
dan PP No. 28 Tahun 2012 tentang mempunyai kemandirian dan otoritas
Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2009 dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan
tentang Kearsipan. tanggung jawab di bidang pengelolaan
4. Berdasarkan Pengumpulan Data, arsip dinamis;
penelitian ini dikategorikan sebagai 4. Pengelolaan arsip dinamis adalah proses
penelitian dokumen (document pengendalian arsip dinamis secara
research), karena penelitian ini efisien, efektif, dan sistematis meliputi
mengumpulkan data dari beberapa penciptaan, penggunaan dan
referensi yang relevan dengan topik pemeliharaan, serta penyusutan arsip;
penelitian, seperti buku, jurnal, artikel, 5. Penciptaan arsip adalah pembuatan dan
dan produk hukum. penerimaan arsip dalam berbagai bentuk
Berdasarkan kerangka konseptual dan media dalam rangka pelaksanaan
yang telah diuraikan di atas, maka untuk fungsi dan tugas organisasi;
menganalisis topik penelitian ini digunakan 6. Penggunaan adalah kegiatan
kerangka berpikir sebagai berikut. pemanfaatan dan penyediaan arsip bagi
Secara sederhana definisi kepentingan pengguna arsip yang
konseptual atau teoritis dapat diartikan berhak;
sebagai definisi yang menggambarkan 7. Pemeliharaan arsip adalah kegiatan
konsep dengan penggunaan konsep-konsep menjaga keutuhan, keamanan, dan
lain atau mendefinisikan suatu konstruk keselamatan arsip baik fisik maupun
dengan menggunakan konstruk-konstruk informasinya;
lain (Silalahi, 2009). 8. Penyusutan arsip adalah kegiatan
Oleh karena itu, berdasarkan pengurangan jumlah arsip dengan cara
kerangka konseptual yang digunakan dalam pemindahan arsip inaktif dari unit
penelitian ini, maka dapat disusun definisi pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan
konseptual penelitian sebagai berikut: arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan
1. Arsip dinamis adalah arsip yang penyerahan arsip statis kepada lembaga
digunakan secara langsung dalam kearsipan;
kegiatan pencipta arsip dan disimpan 9. Tata naskah dinas adalah pengaturan
selama jangka waktu tertentu; tentang jenis, format, penyiapan,
2. Instrumen pokok pengelolaan arsip pengamanan, pengabsahan, distribusi
dinamis adalah norma, standar, prosedur, dan media yang digunakan dalam
kriteria arsip dinamis yang berfungsi komunikasi kedinasan;
sebagai pedoman untuk mengontrol
implementasi pengelolaan arsip dinamis
21

10. Klasifikasi arsip adalah kelompok ini dilakukan secara bersamaan dan
informasi arsip yang disusun interaktif dengan memperhatikan
berdasarkan fungsi dan tugas organisasi; beberapa hal berikut ini:
11. Jadwal retensi arsip yang selanjutnya a. Proses analisis data dilakukan secara
disingkat JRA adalah daftar yang berisi bersamaan dengan proses
sekurang-kurangnya jangka waktu pengumpulan dan interpretasi data;
penyimpanan atau retensi, jenis arsip, b. Coding, yaitu pemberian label pada
dan keterangan yang berisi rekomendasi data yang terkumpul. Coding
tentang penetapan suatu jenis arsip dilakukan untuk mereduksi data ke
dimusnahkan, dinilai kembali, atau dalam berbagai tema dan kategori;
dipermanenkan yang dipergunakan c. Reduksi data (data reduction), yaitu
sebagai pedoman penyusutan dan memilih, mengolah data mentah ke
penyelamatan arsip. dalam bentuk lain, menajamkan,
12. Sistem klasifikasi keamanan dan akses menggolongkan, membuang yang
arsip adalah aturan pembatasan hak tidak perlu, mengorganisasikan data
akses terhadap fisik arsip dan ke dalam kategori atau tema tertentu
informasinya sebagai dasar untuk sehingga memungkinkan pembahasan
menentukan keterbukaan dan yang baik;
kerahasiaan arsip dalam rangka d. Interpretasi (interpretation),
melindungi hak dan kewajiban pencipta mengidentifikasi pola-pola (patern),
arsip dan pengguna dalam pelayanan kecenderungan (trends), penjelasan
arsip; (explanation), untuk menarik suatu
13. Efektivitas adalah suatu kondisi atau kesimpulan; dan
keadaan yang menunjukkan sejauh mana e. Menyajikan data (data display) dalam
pengelolaan arsip dinamis dapat dicapai bentuk deskripsi dan narasi data
sesuai dengan yang direncanakan; sehingga menjadi informasi yang
14. Efisiensi adalah suatu kondisi atau memungkinkan penarikan kesimpulan
keadaan yang menunjukkan sejauh mana yang akurat dan saran-saran yang
pengelolaan arsip dinamis dapat dicapai dapat memecahkan masalah
dengan hasil yang memuaskan. penelitian.
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan HASIL DAN PEMBAHASAN
data dilakukan dengan membaca dan
mempelajari beberapa Instrumen Pokok Arsip Dinamis
dokumen/referensi yang tepat, relevan, 1. Tata Naskah Dinas
dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dalam penyelenggaraan
2. Analisis Data Analisis data kualitatif ketatalaksanaan administrasi
dilakukan terhadap data dalam bentuk pemerintahan dan pembangunan,
kata-kata yang diperoleh dari beberapa tata naskah dinas merupakan salah
dokumen/referensi. Analisis data jenis satu unsur penting dalam
pengelolaan administrasi umum
22

dan pengelolaan arsip. Dalam penyelenggaraan komunikasi tulis yang


konteks pengelolaan arsip dinamis meliputi pengaturan jenis, format,
(records management) tata naskah penyiapan, pengamanan, pengabsahan,
dinas adalah pengaturan informasi distribusi dan penyimpanan naskah
tertulis terkait dengan komunikasi dinas, serta media yang digunakan dalam
tertulis yang efektif dan efisien komunikasi kedinasan. Kedua, Peraturan
serta ketersedian arsip dinamis Kepala Arsip Nasional Repubik
yang autentik dan reliabel di Indonesia (ANRI) Nomor 2 Tahun 2014
lingkungan pencipta arsip. tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
Dalam Pasal 32 Peraturan Dalam Peraturan Kepala ANR ini
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 disebutkan tata naskah dinas adalah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang pengaturan tentang jenis, format,
Nomor 43 Tahun 2009 tentang penyiapan, pengamanan, pengabsahan,
Kearsipan disebutkan pembuatan dan distribusi dan media yang digunakan
penerimaan arsip dilaksanakan dalam komunikasi kedinasan. Ketiga,
berdasarkan tata naskah dinas, Peraturan Menteri Dalam Negeri
klasifikasi arsip, serta sistem klasifikasi (Kemdagri) Nomor 54 Tahun 2009
keamanan dan akses arsip. Tata naskah tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di
dinas, klasifikasi arsip, serta sistem Lingkungan Pemerintah Daerah. Dalam
klasifikasi keamanan dan akses arsip Peraturan Kemdagri ini disebutkan
ditetapkan oleh pimpinan pencipta arsip tata naskah dinas adalah pengelolaan
berdasarkan pedoman yang ditetapkan informasi tertulis yang meliputi
oleh Kepala ANRI. pengaturan jenis, format, penyiapan,
Ada tiga kebijakan nasional pengamanan, pengabsahan, distribusi
terkait dengan penerapan tata dan penyimpanan naskah dinas serta
naskah dalam pengelolaan media yang digunakan dalam
administrasi umum dan komunikasi kedinasan. Penerapan tata
pengelolaan arsip dinamis di naskah dinas dalam rangka pengelolaan
lingkungan lembaga negara arsip dinamis di lingkungan pencipta
(kementerian/lembaga arsip berpijak pada tujuh asas, yaitu: (1)
nonkementerian) dan pemerintahan asas kepastian hukum; (2) efektif dan
daerah sebagai pencipta arsip . efisien; (3) pembakuan; (4)
Pertama, Peraturan Menteri pertanggungjawaban; (5) keterkaitan; (6)
Pendayagunaan Aparatur Negara dan kecepatan dan ketepatan; (7) dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia keamanan.
(Menpan dan RB) Nomor 80 Tahun
2012 tentang Pedoman Tata Naskah 2. Klasifikasi Arsip
Dinas Instansi Pemerintah. Dalam Klasifikasi arsip adalah
Peraturan Menpan dan RB ini pengaturan arsip dalam unit-unit
disebutkan tata naskah dinas adalah pengelompokkan dalam rangka
23

penyiapan perencanaan tata berkas (the cepat arsip yang dibutuhkan dapat
preparation of a filing plan/system). diketemukan.
Mengklasifikasikan arsip bermakna Dalam Peraturan Kepala Arsip
proses mengatur arsip secara skematis Nasional RI Nomor 19 Tahun 2012
dan konsisten untuk mempermudah tentang Klasifikasi Arsip, disebutkan
penataan, penemuan kembali, klasifikasi arsip adalah pola pengaturan
pemeliharaan, dan penyusutan arsip. arsip secara berjenjang dari hasil
Klasifikasi arsip merupakan pelaksanaan fungsi dan tugas instansi
identifikasi sistematis dan pengaturan menjadi beberapa kategori unit informasi
kegiatan kerja dan/atau arsip ke dalam kearsipan. Klasifikasi arsip menjadi
kategori-kategori menurut kesepakatan, kerangka dasar untuk pengkodean
metode, dan ketentuan prosedural yang (coding) dalam penciptaan, penggunaan
terstruktur secara logis, yang dan penyimpanan, serta penyusutan
diwujudkan dalam sistem klasifikasi. arsip. Klasifikasi arsip dalam proses
Tipe klasifikasi beragam, ada yang penciptaan arsip digunakan sebagai
dibedakan atas dasar fungsi atau dasar penomoran surat. Klasifikasi arsip
kegiatan (activity), atas dasar isi dalam proses penggunaan digunakan
permasalahan (subject content), dan atas sebagai dasar pemberkasan dan
dasar metode penyajian (methode of penemuan kembali (retrieve). Klasifikasi
production). arsip dalam penyusutan arsip, digunakan
Wallace (1992), membagi dasar sebagai dasar penyusunan jadwal retensi
sistem klasifikasi arsip menjadi tiga, arsip.
yaitu alfabetis (nama, masalah, wilayah), Klasifikasi arsip disusun
nomor (angka urut, angka tengah, angka berdasarkan fungsi dan tugas pencipta
pinggir), alfanumerik (kombinasi arsip, sehingga dalam melakukan
alfabetis dan nomor). Dalam masing- pemberkasan, penyimpanan, dan
masing sistem klasifikasi arsip itu, arsip penemuan kembali arsip serta
disusun secara kronologis per tanggal, penyusutannya berjalan sesuai dengan
dengan menempatkan arsip tanggal mekanisme pengelolaan arsip yang
terkini pada urutan terdepan daripada efektif dan efisien. Klasifikasi arsip
arsip yang lainnya. Wallace, terbentuk dalam suatu format daftar
menyebutkan masing-masing sistem jenis-jenis fungsi yang merupakan
klasifikasi memiliki kelebihan dan penjabaran dari fungsi dan tugas yang
kelemahan, sehingga organisasi harus diemban oleh pencipta arsip baik yang
menyeleksi sistem klasifikasi arsip yang bersifat substantif maupun fasilitatif.
akan digunakan dengan memperhatikan Klasifikasi arsip dapat
ukuran organisasi, volume arsip, jenis digunakan sebagai pedoman untuk
arsip yang disimpan, bagaimana dan menata fisik dan informasi arsip
oleh siapa arsip digunakan, dan seberapa sehingga mampu merekam dan
merekonstruksi kegiatan secara utuh dan
faktual dari pelaksanaan kegiatan
24

organisasi. Klasifikasi arsip merupakan daftar yang berisi sekurang-kurangnya


dasar dalam penyusunan jenis arsip yang jangka waktu penyimpanan atau retensi,
tertuang dalam jadwal retensi arsip suatu jenis arsip, dan keterangan yang berisi
lembaga. Hal ini untuk menghindari rekomendasi tentang penetapan suatu
perubahan struktur berkas, baik masa jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali,
aktif dan inaktif, maupun dalam atau dipermanenkan yang dipergunakan
penyusutan arsip. sebagai pedoman penyusutan dan
Dalam Peraturan Kepala Arsip penyelamatan arsip. Sementara itu, pakar
Nasional RI Nomor 19 Tahun 2012 kearsipan Wallace (1992),
tentang Klasifikasi Arsip disebutkan mendefinisikan jadwal retensi arsip
klasifikasi arsip disusun dengan adalah suatu dokumen yang secara
ketentuan teknis, sebagai berikut: (1) khusus memuat masa simpan suatu arsip
logis, yakni susunan klasifikasi arsip yang ditetapkan oleh peraturan instansi
meliputi judul suatu fungsi, kegiatan dan pemerintah dan kebijakan perusahaan
transaksi serta mudah dimengerti oleh untuk menentukan berapa lama arsip
semua pengguna; (2) faktual, klasifikasi harus dipertahankan dan kapan arsip
arsip harus mampu merekonstruksi dapat dimusnahkan (records retention
kejadian yang sebenarnya yaitu schedule is a document that outlines
berdasarkan fungsi dan tugas organisasi; specific periods set by government
(3) perbaikan berkelanjutan, yakni regulations and company policies as to
klasifikasi arsip harus mampu how long records should be retained and
beradaptasi terhadap perubahan struktur when certain records can be disposed
organisasi; (4) sistematis, yakni of).
klasifikasi arsip harus didasarkan pada Pada sisi lain Saffady (2004),
susunan yang dimulai dari fungsi, menyebut jadwal retensi arsip dengan
kegiatan, dan transaksi, baik yang istilah jadwal retensi, yaitu daftar seri
bersifat substantif maupun fasilitatif; (5) arsip yang dipelihara dengan masa
akomodatif, yakni klasifikasi arsip harus simpan tertentu oleh organisasi atau
menjamin seluruh fungsi, kegiatan dan bagian dari organisasi secara bersama-
transaksi terakomodasi secara lengkap sama. Termasuk masa simpan aktif di
sesuai dengan fungsi dan tugas pencipta unit kerja, inaktif di pusat arsip, dan
arsip; (6) kronologis, yakni klasifikasi ketika seri arsip sudah dapat
arsip harus dilakukan secara berurutan dimusnahkan atau diserahkan secara
sesuai tahapan kegiatan. resmi ke lembaga kearsipan untuk
pelestarian sejarah (retention schedule is
3. Jadwal Retensi Arsip a list of records series maintained by all
Dalam Pasal 1 angka 27 or part of an organization together with
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 periode of time that records series is to
tentang Kearsipan disebutkan jadwal be kept. May include retention in active
retensi arsip yang disingkat JRA, adalah office areas, inactive storage areas, and
25

when and if such series may be perlengkapan, dan ketatausahaan. JRA


destroyed or formally transferred to substantif adalah JRA yang berisi jangka
another entity such as an archives for waktu penyimpanan atau retensi dari
historical preservation). jenis-jenis arsip yang dihasilkan dari
Senada dengan Saffady, kegiatan atau fungsi substantif setiap
Kennedy (1998), menyebutkan jadwal pencipta arsip sesuai dengan fungsi dan
retensi arsip adalah daftar seri arsip tugasnya.
suatu organisasi yang berisikan Penyusunan rancangan JRA
petunjuk-petunjuk untuk bagaimana seri sebagai instrumen pokok arsip dinamis
arsip harus disusutkan setelah arsip di lingkungan pencipta arsip meliputi
diciptaan dan digunakan. Jadwal tahapan perencanaan dan pembahasan,
merupakan pernyataan tertulis tentang yang dilaksanakan oleh tim kerja. Tim
berapa lama setiap seri arsip (atau kerja penyusunan rancangan JRA
kelompok seri arsip) dapat sekurang-kurangnya memuat unsur
dipertahankan, dan juga dapat mencakup pimpinan unit kearsipan, unit pengolah,
petunjuk tentang kapan arsip akan arsiparis dan/atau pengelola arsip.
ditransfer ke penyimpanan sekunder atau Perencanaan penyusunan rancangan JRA
lembaga kearsipan atau dimusnahkan meliputi kegiatan identifikasi fungsi dan
(records retention schedule is a list of tugas, pendataan arsip, dan pembuatan
the records series of an organization rancangan JRA. Sedangkan, pembahasan
with directions for how the records penyusunan rancangan JRA meliputi
seriesare to be disposed of after their kegiatan penentuan jenis arsip, retensi
creation and initial use. the schedule is a arsip, dan keterangan (nasib akhir status
written statement of how long each arsip).
series (or group of series) is to be
retained, and may also include 4. Sistem Klasifikasi Kemananan dan
instructions on when records are to be Akses Arsip
transferred to secondary storage or Dalam penjelasan Pasal 38
archives or destroyed). Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
Dalam penjelasan Pasal 53 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
2012 tentang Pelaksanaan Undang- Kearsipan disebutkan yang dimaksud
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang dengan sistem klasifikasi keamanan dan
Kearsipan disebutkan JRA terdiri atas akses arsip merupakan aturan
JRA fasilitatif dan JRA substantif. JRA pembatasan hak akses terhadap fisik
fasilitatif adalah JRA yang berisi jangka arsip dan informasinya sebagai dasar
waktu penyimpanan atau retensi dari untuk menentukan keterbukaan dan
jenis-jenis arsip yang dihasilkan dari kerahasiaan arsip dalam rangka
kegiatan atau fungsi fasilitatif antara lain melindungi hak dan kewajiban pencipta
keuangan, kepegawaian, kehumasan, arsip dan pengguna dalam pelayanan
26

arsip. Klasifikasi keamanan dan akses i. mengungkap memorandum atau


arsip ditentukan berdasarkan sifat arsip surat-surat yang menurut sifatnya perlu
yang dapat di akses terdiri atas arsip dirahasiakan.
yang bersifat terbuka dan arsip yang Dalam Peraturan Kepala Arsip
bersifat tertutup. Nasional RI Nomor 17 Tahun 2012
Sistem klasifikasi keamanan dan tentang Pedoman Pembuatan Sistem
akses arsip dinamis disusun sebagai Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip
dasar untuk melindungi hak dan Dinamis, disebutkan klasifikasi
kewajiban pencipta arsip dan publik keamanan arsip dinamis adalah
terhadap akses arsip dinamis (arsip aktif pengkategorian/penggolongan arsip
dan arsip inaktif). Pencipta arsip wajib dinamis berdasarkan pada tingkat
menjaga kerahasiaan arsip dinamis keseriusan dampak yang ditimbulkan
tertutup dan menentukan prosedur terhadap kepentingan dan keamanan
berdasarkan standar pelayanan minimal negara, publik, dan perseorangan.
serta menyediakan fasilitas untuk Klasifikasi akses arsip dinamis adalah
kepentingan pengguna. Dalam Pasal 44 pengkategorian/penggolongan arsip
Ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 dinamis sebagai hasil dari kewenangan
Tahun 2009 tentang Kearsipan hukum dan otoritas legal pencipta arsip
disebutkan pencipta arsip dapat menutup untuk mepermudah pemanfaatan arsip.
akses atas arsip dengan alasan apabila Sistem klasifikasi keamanan dan
arsip dibuka untuk umum dapat: akses arsip di lingkungan pencipta arsip
a. menghambat proses penegakan disusun melalui tahapan sebagai berikut:
hukum; (1) identifikasi ketentuan hukum yang
b. mengganggu kepentingan terkait dengan keterbukaan arsip; (2)
pelindungan hak atas kekayaan analisis fungsi dan tugas unit kerja
intelektual dan pelindungan dari dalam organisasi; (3) analis urain kerja
persaingan usaha tidak sehat; (job description); (4) analisis risiko; (5)
c. membahayakan pertahanan dan penentuan kategori klasifikasi
keamanan negara; keamanan; (6) penggolongan hak ases;
d. mengungkapkan kekayaan alam (6) dan pengamanan tingkat klasifikasi.
Indonesia;
e. merugikan ketahanan ekonomi Pengelolaan Arsip Dinamis
nasional; Dalam Pasal 1 angka 27 Undang-
f. merugikan kepentingan politik luar Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
negeri dan hubungan luar negeri; Kearsipan disebutkan pengelolaan arsip
g.mengungkapkan isi akta autentik yang dinamis adalah proses pengendalian arsip
bersifat pribadi dan kemauan terakhir dinamis secara efisien, efektif, dan
ataupun wasiat seseorang; sistematis meliputi penciptaan, penggunaan
h. mengungkapkan rahasia atau data dan pemeliharaan, serta penyusutan arsip.
pribadi; dan Pengelolaan arsip dinamis ditujukan untuk
27

menjamin ketersediaan arsip dalam dalam tata bahasa sehari hari terutama
penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan untuk yang sering berkecimpung dalam
akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang teknik, tata cara, optional dan prosedural.
sah. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara
ISO 15489-2 (RecordsManagement) tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat
mendefinisikan pengelolaan arsip dinamis dari serangkaian alternatif atau pilihan cara
merupakan proses pengelolaan arsip yang dan menentukan pilihan dari beberapa
meliputi kaptur, registrasi, klasifikasi, pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga
klasifikasi akses dan keamanan, identifikasi diartikan sebagai pengukuran keberhasilan
status, penyimpanan. Pengelolaan arsip dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah
dinamis bertujuan untuk menyediakan ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah
kebutuhan organisasi selaku pencipta arsip tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-
yang meliputi penciptaan, penggunaan dan cara yang sudah ditentukan, maka cara
pemeliharaan serta penyusutan arsip. tersebut adalah benar atau efektif.
Sementara itu, Wallace (1992), Sedangkan efisiensi adalah
mendefinisikan pengelolaan arsip dinamis penggunaan sumber daya secara minimum
adalah pengendalian arsip secara sistematis guna pencapaian hasil yang optimum.
atas daur hidup arsip dari penciptaan Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan
sampai penyusutan atau penyimpanan yang benar telah ditentukan dan berusaha
secara permanen. Ia membagi tahapan daur untuk mencari cara-cara yang paling baik
hidup arsip meliputi penciptaan arsip, untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
distribusi arsip, penggunaan arsip, Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan
penyimpanan arsip aktif, transfer arsip, penilaian-penilaian relatif, membandingkan
penyimpanan arsip inaktif, penyusutan antara masukan dan keluaran yang
arsip, dan penyimpanan permanen. diterima. Sebagai contoh untuk
Selanjutnya, Rick (1992), menyelesaikan sebuah tugas, cara A
mendefiniskan pengelolaan arsip dinamis membutuhkan waktu 1 jam sedang cara B
sebagai upaya pengendalian arsip secara membutuhkan waktu 2 jam, maka cara A
sistematis dari pembuatan, atau lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain
penerimaan, distribusi, penyimpanan, tugas tersebut dapat selesai menggunakan
penemuan kembali, hingga penyusutan. Ia cara dengan benar atau efisiensi.
membagi tahapan pengelolaan arsip Efektivitas adalah melakukan tugas
dinamis meliputi pembuatan dan yang benar, sedangkan efisiensi adalah
penerimaan, distribusi, penggunaan, melakukan tugas dengan benar.
pemeliharaan, penyusutan. Penyelesaian yang efektif belum tentu
efisien begitu juga sebaliknya. Yang efektif
Efektivitas dan Efisiensi bisa saja membutuhkan sumber daya yang
Efektivitas dan efisiensi adalah dua sangat besar sedangkan yang efisien
kata yang saling berdekatan dan sering barangkali memakan waktu yang lama.
bersinggungan yang sering kita gunakan Sehingga sebisa mungkin efektivitas dan
28

efisiensi bisa mencapai tingkat optimum Penciptaan arsip dinamis


untuk kedua-duanya. dilakukan melalui pembuatan dan
Dalam subbahasan ini akan penerimaan arsip. Dalam konteks
diuraikan apa signifikansi empat instrumen pengelolaan arsip dinamis, dokumen
pokok pengelolaan arsip dinamis, yaitu tata yang dibuat dan diterima akan
naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal dikategorikan terlebih sebagai arsip atau
retensi arsip, sistem klasifikasi keamanan nonarsip. Jika dokumen yang masuk
dan akses arsip dalam implementasi (incoming document) dan/atau yang akan
pengelolaan arsip dinamis di lingkungan dikirim (outcoming document)
pencipta arsip. Pembahasan mengacu pada dikategorikan sebagai arsip (records),
kerangka berpikir penelitian yang telah maka records itu (baca: arsip dinamis)
digambarkan sebelumnya. harus diregistrasi, kemudian
1. Signifikansi Tata Naskah Dinas didistribusikan kepada pihak yang
Pengelolaan arsip dinamis berhak secara cepat, tepat waktu,
dilakukan di lingkungan pencipta arsip lengkap, dan aman serta diikuti dengan
melalui tiga tahapan besar, yakni tindakan pengendalian.
penciptaan, penggunaan dan Penerimaan arsip dianggap sah
pemeliharaan, penyusutan arsip. Tahap setelah diterima oleh petugas atau pihak
penciptaan arsip dilakukan melalui yang berhak menerima. Penerimaan
kegiatan pengkategorian, registrasi, dan arsip dinamis diregistrasi oleh pihak
distribusi arsip. Dalam hal ini yang menerima untuk didistribusikan
ketersedian instrumen tata naskah dinas kepada unit pengolah diikuti dengan
(TND) di lingkungan pencipta arsip tindakan pengendalian. Kegiatan
sangat penting, selain instrumen registrasi dalam pembuatan dan
klasifikasi arsip serta sistem klasfikasi penerimaan arsip harus
keamanan dan akses arsip. didokumentasikan oleh unit pengolah
Ketersedian TND sebagai satu dan unit kearsipan. Unit pengolah dan
instrumen pokok pengelolaan arsip unit kearsipan wajib memelihara dan
dinamis di lingkungan pencipta, antara menyimpan dokumentasi pembuatan dan
lain untuk mengatur mengenai jenis, penerimaan arsip.
format, penyusunan, pengamanan, Pencipta arsip akan mudah
pengabsahan, distribusi naskah dinas, melaksanakan penciptaan arsip di
dan media yang digunakan dalam lingkungannya apabila sudah tersedia
komunikasi kedinasan. Untuk dapat TND, karena TND sudah mengatur
memenuhi autentisitas dan reliabilitas bagaimana membuat dan menerima arsip
arsip sebagai naskah dinas, maka sebagai naskah dinas (jenis, format,
penciptaan arsip dinamis dilaksanakan penyusunan, pengamanan, pengabsahan,
berdasarkan TND pencipta arsip yang kewenangan, dan pengendalian).
mengacu kepada pedoman yang Ketersedian TND akan memudahkan
ditetapkan oleh Kepala ANRI. pencipta arsip dalam meregistrasi yang
29

diciptakan dan mendistribusikan arsip Penciptaan arsip dinamis


kepada unit pengolah dan instansi luar (pembuatan dan penerimaan)
yang dituju dengan sarana pengendalian dilaksanakan berdasarkan klasifikasi
yang jelas, sehingga mudah untuk arsip untuk mengelompokkan arsip
melacak jalan dan posisi arsip. sebagai satu keutuhan informasi.
Apabila tidak tersedia TND, Klasifikasi arsip (KA) itu sendiri
maka pencipta arsip akan sulit disusun berdasarkan analisis fungsi
menentukan standar jenis, format, dan tugas pencipta arsip yang disusun
elemen data registrasi, pengendalian secara logis, sistematis, dan
distribusi, kewenangan dan pelimpahan kronologis.
wewenang pendandatanganan naskah Tahapan kedua dalam
dinas sebagai arsip. Hal ini tentunya pengelolaan arsip dinamis adalah
berdampak terhadap kelengkapan penggunaan dan pemeliharaan arsip.
komponen arsip yang tercipta (struktur, Untuk pelaksanaan tahapan ini
isi, konteks). dilakukan oleh unit pengolah dan unit
Komponen struktur, adalah kearsipan melalui kegiatan
bentuk (format fisik) dan susunan pemberkasan arsip aktif dan penataan
(format intelektual) arsip yang arsip inaktif. Di lingkungan pencipta
diciptakan dalam media sehingga arsip kegiatan pemberkasan arsip
memungkinkan isi arsip aktif menjadi tanggung jawab
dikomunikasikan. Komponen isi, adalah pimpinan unit pengolah yang
data, fakta, atau informasi yang direkam dilakukan oleh arsiparis. Sedangkan
dalam rangka pelaksanaan kegiatan kegiatan penataan arsip inaktif
organisasi ataupun perseorangan. menjadi tanggung jawab pimpinan
Komponen konteks, adalah lingkungan unit kearsipan yang dilakukan oleh
administrasi dan sistem yang digunakan arsiparis.
dalam penciptaan arsip. a. Pemberkasan arsip aktif
Apabila ketiga komponen arsip Pemberkasan arsip aktif pada unit
tersebut tidak terpenuhi, maka pengolah dilaksanakan
berimplikasi terhadap autentisitas dan berdasarkan klasifikasi arsip.
reliabilitas arsip yang tercipta. Hal ini Pemberkasan arsip aktif akan
tidak sesuai dengan amanat Pasal 41 ayat menghasilkan keteraturan fisik
(1) bahwa penciptaan arsip dilaksanakan dan informasi arsip serta
dengan baik dan benar untuk menjamin tersusunnya daftar arsip aktif,
rekaman kegiatan dan peristiwa yang terdiri atas daftar berkas dan
sebagaimana adanya, sehingga daftar isi berkas. Daftar berkas
menghasilkan arsip yang autentik, utuh, sebagai salah satu indikator telah
dan terpercaya sesuai dengan ketentuan dilakukannya pemberkasan arsip
peraturan perundang-undangan. aktif pada unit pengolah
sekurang-kurangnya memuat
2. Signifikansi Klasifikasi Arsip
30

keterangan: unit pengolah, nomor diterima dari unit pengolah


berkas, kode klasifikasi, uraian melalui proses pemindahan.
informasi berkas, kurun waktu, Penataan arsip inaktif dilakukan
jumlah, dan keterangan. berdasarkan prinsip asal usul
Sedangkan daftar isi berkas (principle of provenance) dan
sekurang-kurangnya memuat prinsip aturan asli (principle of
keterangan: nomor berkas, nomor original order). Prinsip asal-usul
item arsip, kode klasifikasi, uraian terkait dengan unit pengolah yang
informasi arsip, tanggal, jumlah, menciptakan arsip. Sedangkan
dan keterangan. Unit pengolah prinsip aturan asli terkait dengan
pada pencipta arsip akan mudah sistem penataan arsip yang
melaksanakan pemberkasan arsip digunakan unit pengolah dalam
aktif yang diciptakannya, jika menata arsipnya pada saat masih
sudah tersedia KA, karena KA berfungsi sebagai arsip aktif.
sudah menentukan bagaimana Prinsip asal-usul
skema pengaturan arsip secara mencerminkan bagaimana
berjenjang dari level primer, pelaksanaan kegiatan oleh unit
sekunder, dan tersier. Dengan pengolah sesuai dengan fungsi
demikian, daftar berkas dan daftar dan tugas yang dimandatkan.
isi berkas secara sistematis akan Dengan tersedianya KA, maka
mudah dibuat. Namun sebaliknya, setiap arsip inaktif pada unit
jika tidak tersedia KA, maka unit kearsipan akan mudah dikenali
pengolah akan mengalami kelompok informasinya, sehingga
kesulitan dalam memberkaskan mudah ditata berdasarkan asal
arsip aktif yang diciptakannya, usul unit kerja pencipta arsip,
karena skema pengaturan arsip karena KA dibuat berdasarkan
sesuai dengan fungsi dan tugasnya fungsi dan tugas organisasi.
belum tersusun. Dengan Prinsip aturan asli
demikian, kerap unit pengolah mencerminkan bagaimana
melakukan pemberkasan arsip penerapan sistem penataan arsip
aktif berdasarkan selera masing- oleh satu unit pengolah sebagai
masing, seperti berdasarkan pencipta arsip. Dengan
masalah, alfabetis, kronologis, tersedianya KA, maka
angka atau model lainnya, yang rekonstruksi sistem penataan arsip
tidak mencerminkan fungsi dan inaktif pada unit kearsipan sesuai
tugas organisasi. dengan penataan awalnya pada
b. Penataan arsip inaktif unit pengolah akan mudah
Penataan arsip inaktif dilakukan, karena KA dibuat
pada unit kearsipan dilakukan dengan pola pembagian hirarki
terhadap arsip inaktif yang informasi yang sistematis, logis,
31

dan berjenjang, yakni primer susunan kelompok informasi yang


(fungsi), sekunder (kegiatan), dan terdapat dalam KA. Jika tidak
tersier (transaksi). tersedia KA, maka unit kearsipan
Berdasarkan dua prinsip akan mengalami kesulitan dalam
tersebut, maka penataan arsip menata arsip inaktif berdasarkan
inaktif pada unit kearsipan prinsip asal-usul dan aturan
dilaksanakan melalui kegiatan aslinya. Hal ini disebabkan skema
pengaturan fisik arsip, pengolahan pengaturan arsip inaktif yang
informasi arsip, dan penyusunan sesuai dengan fungsi dan tugas
daftar arsip inaktif. Daftar arsip organisasi belum tersedia.
inaktif digunakan sebagai sarana
bantu penemuan kembali arsip 3. Signifikansi Jadwal Retensi Arsip
inaktif (finding aid) yang telah di (JRA)
tata pada unit kearsipan di pusat Tahapan ketiga dalam
arsip (recods centre). Format pengelolaan arsip dinamis adalah
daftar arsip inaktif sebagai finding penyusutan arsip yang dilakukan
aid arsip inaktif di recods centre secara bersama oleh unit pengolah
sekurang-kurangnya memuat dan unit kearsipan di lingkungan
keterangan: pencipta arsip, unit pencipta arsip melalui kegiatan
pengolah, nomor arsip, kode pemindahan arsip inaktif,
klasifikasi, uraian informasi arsip, pemusnahan arsip, dan penyerahan
kurun waktu, jumlah, dan arsip statis. Berdasarkan Undang-
keterangan. Undang Nomor 43 Tahun 2009
Seperti halnya dengan tentang Kearsipan, proses
unit pengeolah dalam penyusutan arsip dinamis
memberkaskan arsip aktif, unit (pemindahan arsip inaktif,
kearsipan akan mudah pemusnahan arsip, dan penyerahan
melaksanakan penataan arsip arsip statis) harus berdasarkan jadwal
inaktif di recods centre retensi arsip (JRA).
berdasarkan prinsip asal-usul dan JRA dalam konteks
aturan aslinya, jika sudah tersedia penyelenggaraan kearsipan, selain
KA. Hal ini dapat terjadi, karena berfungsi sebagai pedoman
dalam KA sudah ditentukan kode penyusutan arsip di lingkungan
klasifikasi arsip berdasarkan pencipta arsip, juga berfungsi
fungsi dan tugas organisasi secara sebagai pedoman penyelamatan
sistmatis dari level primer, arsip.
sekunder, dan tersier.
Dengan demikian, a. Pedoman Penyusutan Arsip
susunan penataan arsip inaktif di Penyusutan arsip adalah kegiatan
pusat arsip dapat mengacu pada pengurangan jumlah arsip di
lingkungan pencipta arsip melalui
32

pemindahan arsip inaktif dari unit arsip inaktif yang akan


pengolah ke unit kearsipan, dipindahkan ke unit kearsipan.
pemusnahan arsip yang tidak Biasanya, dalam penilaian ini
memiliki nilai guna, dan dihasilkan dua rekomendasi.
penyerahan arsip statis kepada Pertama, arsip yang sudah
lembaga kearsipan. dapat dipindahkan ke unit
1) Pemindahan Arsip kearsipan, karena sudah benar-
Pemindahan arsip dalam benar berfungsi sebagai arsip
konteks penyusutan adalah inaktif (noncurrent records).
kegiatan pemindahan arsip Kedua, arsip yang belum bisa
inaktif dari unit pengolah ke dipindahkan, karena masih
unit kearsipan, yang sering digunakan untuk
dilaksanakan melalui kegiatan kegiatan unit pengolah,
penyeleksian arsip inaktif, sehingga masih harus disimpan
pembuatan daftar arsip inaktif atau berada pada unit pengolah
yang dipindahkan, dan sebagai arsip aktif (current
penataan arsip inaktif yang records).
akan dipindahkan. Unit 2) Pemusnahan Arsip
pengolah akan mudah Pemusnahan arsip sebagai
melaksanakan pemindahan subtahapan penyusutan arsip
arsip inaktif ke unit kearsipan, memiliki pengertian
jika sudah tersedia JRA, karena penghilangan arsip secara
dalam JRA sudah total sehingga tidak dapat
teridentifikasi jenis arsip dan dikenali lagi, baik fisik dan
batas usia simpan (retensi) informasinya. Pemusnahan
arsip inaktif pada unit arsip menjadi tanggung
pengolah, sehingga jawab pimpinan pencipta
penyeleksian, pembuatan arsip yang dilakukan
daftar, penataan arsip inaktif terhadap arsip yang
yang akan dipindahkan mudah memiliki kriteria sebagai
dilaksanakan. Tetapi, jika berikut: tidak memiliki nilai
belum tersedia JRA, maka unit guna, telah habis retensinya,
pengolah harus melakukan dan berketerangan
pengolahan arsip terlebih dimusnahkan berdasarkan
dahulu untuk menghasilkan JRA, tidak ada peraturan
daftar arsip inaktif, yaitu daftar perundang-undangan yang
yang memuat jenis arsip inaktif melarang, dan tidak
yang dimiliki unit pengolah. berkaitan dengan
Kemudian daftar arsip ini penyelesaian proses suatu
digunakan untuk penilaian perkara.
33

Pencipta arsip akan mudah lembaga kearsipan


melaksanakan pemusnahan merupakan subtahapan
arsip apabila sudah tersedia penyusutan paling akhir
JRA, karena dalam JRA dalam konteks penyusutan
sudah teridentifikasi jenis arsip. Hal ini dilakukan
arsip, retensi arsip, dan terhadap arsip yang
keterangan dapat memiliki kriteria sebagai
dimusnahkan, sehingga berikut: nilai guna
penyeleksian, pembuatan kesejarahan, telah habis
daftar arsip usul musnah, retensinya, dan/atau
dan pemusnahan arsi mudah berketerangan
dan aman dilaksanakan. dipermanenkan sesuai JRA
Namun, jika tidak tersedia pencipta arsip. Pencipta
JRA, maka pencipta arsip arsip melalui unit kearsipan
harus melakukan akan mudah melaksanakan
pengolahan arsip terlebih penyerahan arsip statis ke
dahulu untuk menghasilkan lembaga kearsipan, jika
daftar arsip sementara, yaitu sudah tersedia JRA, karena
daftar yang memuat seluruh dalam JRA sudah
jenis arsip yang akan teridentifikasi jenis arsip,
dimusnahkan. retensi arsip, dan keterangan
Kemudian daftar arsip arsip yang dipermanenkan
tersebut digunakan untuk (arsip statis), sehingga
penilaian arsip yang akan penyeleksian dan pembuatan
dimusnahkan. Biasanya daftar arsip statis usul serah
dalam penilaian ini mudah dilaksanakan.
dihasilkan dua rekomendasi. Jika belum tersedia JRA,
Pertama, arsip usul musnah maka pencipta arsip harus
karena dalam beberapa melakukan pengolahan arsip
aspek kearsipan sudah tidak terlebih dahulu untuk
memiliki nilai guna. Kedua, menghasilkan daftar arsip
arsip yang masih harus sementara, yaitu daftar yang
disimpan di lingkungan memuat seluruh jenis arsip
pencipta arsip karena masih statis yang akan diserahkan.
memiliki nilai guna sebagai Kemudian daftar arsip ini
arsip dinamis (arsip aktif digunakan untuk melakukan
dan/atau arsip inaktif). penilaian arsip statis yang
3) Penyerahan Arsip Statis akan diserahkan kepada
Penyerahan arsip statis oleh lembaga kearsipan.
pencipta arsip kepada Biasanya dalam penilaian ini
34

dihasilkan dua rekomendasi. Jika tersedia JRA,


Pertama, arsip statis usul pencipta arsip akan mudah
serah kepada lembaga melaksanakan verifikasi arsip
kearsipan, karena memiliki statis yang dimilikinya untuk
nilai guna kesejarahan. diselamatkan bersama dengan
Kedua, arsip yang masih lembaga kearsipan sesuai
harus disimpan di kesepakatan nasional, karena
lingkungan pencipta arsip, dalam JRA sudah teridentifikasi
karena masih memiliki nilai jenis arsip statis yang telah
guna sebagai arsip dinamis disepakati bersama antara
(arsip aktif dan/atau arsip pencipta arsip dan ANRI.
inaktif). Dengan demikian, penyelamatan
arsip statis mudah dilaksanakan.
b. Pedoman Penyelamatan Arsip Jika tidak tersedia JRA,
Dalam Peraturan maka pencipta arsip (lembaga
Pemerintah Nomor 28 Tahun negara, pemerintahan daerah,
2012 tentang Pelaksanaan perguruan tinggi negeri, BUMN,
Undang-Undang Nomor 43 BUMD) dan lembaga kearsipan
tentang Kearsipan disebutkan (ANRI, lembaga kearsipan
lembaga negara, pemerintahan daerah provinsi, lembaga
daerah, perguruan tinggi negeri, kearsipan daerah kabupaten/kota,
BUMN dan BUMD wajib lembaga kearsipan peguruan
memiliki JRA, yang ditetapkan tinggi) tidak dapat melakukan
oleh pimpinan masing-masing verifikasi arsip statis (archives)
setelah mendapat persetujuan sejak awal, karena tidak ada
Kepala ANRI. Hal ini kesepakatan bersama sebelumnya
menunjukkan, bahwa JRA antara pencipta arsip dan ANRI
merupakan kesepakatan nasional mengenai jenis arsip statis yang
di bidang kearsipan antara harus diselamatkan sebagai
pencipta arsip dan ANRI sebagai memori kolektif.
penyelenggara kearsipan Dengan demikian,
nasional. Oleh karena itu, pencipta arsip harus membuat
keselamatan arsip statis yang daftar arsip statis usul serah
tercantum dalam JRA merupakan terlebih dahulu melalui proses
tanggung jawab bersama antara pembenahan arsip untuk
pencipta arsip (lembaga negara, disampaikan kepada lembaga
pemerintahan daerah, perguruan kearsipan guna mendapat
tinggi negeri, BUMN, BUMD) persetujuan. Bagi lembaga
dan ANRI. kearsipan, daftar arsip statis usul
serah yang disampaikan oleh
35

pencipta arsip akan digunakan Tahun 2012 tentang tentang


untuk menilai jenis arsip mana Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
saja dari sejumlah arsip yang 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
diusulkan dalam daftar itu, yang disebutkan penggunaan arisp dinamis
memenuhi kriteria sebagai arsip dilaksanakan berdasarkan sistem
statis (archives), sehingga dapat klasifikasi keamanan dan akses arsip.
diserahkan kepada lembaga Arsip dinamis sebagai salah
kearsipan sebagai memori satu sumber informasi publik adalah
kolektif. bersifat terbuka dan dapat diakses
oleh publik. Hal ini sesuai dengan
4. Signifikansi Sistem Klasifikasi Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang
Keamanan dan Akses Arsip Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Pada hakekatnya Keterbukaan Informasi Publik (KIP),
ketersediaan arsip dinamis (records) bahwa setiap informasi publik bersifat
digunakan untuk kegiatan operasional terbuka dan dapat diakses oleh setiap
manajemen pencipta arsip dan pengguna informasi publik.
pelayanan publik. Ketersedian arsip Dalam konsideran
aktif (current records) pada unit menimbang Undang-Undang Nomor
pengolah dilakukan melalui 14 Tahun 2008 tentang KIP
pemberkasan arsip aktif dan disebutkan bahwa informasi
pembuatan daftar berkas serta daftar merupakan kebutuhan pokok dan hak
isi berkas. Ketersedian arsip inaktif asasi manusia, merupakan salah satu
(noncurrent records) pada unit ciri penting negara demokratis, dan
kearsipan dilakukan melalui penataan sekaligus merupakan sarana dalam
arsip inaktif dan penyusunan daftar mengoptimalkan pengawasan publik
arsip inaktif. terhadap penyelenggaraan negara dan
Dalam era keterbukaan badan publik. Sebagai salah satu
informasi, arsip dinamis pada sumber informasi, arsip harus mudah
prinsipnya terbuka dan dapat diakses diakses oleh publik, namun untuk
oleh publik, kecuali yang dinyatakan pertimbangan keamanan dan
tertutup, sebagaimana diatur pada melindungi fisik arsip, maka perlu
Pasal 42 ayat (1) Undang-Undang diatur ketentuan tentang pengamanan
Nomor 43 Tahun 2009 tentang dan akses arsip dinamis.
Kearsipan bahwa pencipta arsip wajib Untuk hal tersebut
menyediakan arsip dinamis bagi diperlukan adanya sistem klasifikasi
pengguna arsip yang berhak. Pasal 44 keamanan dan akses arsip dinamis
ayat (2) menyebutkan pencipta arsip sebagai dasar untuk melindungi hak
wajib menjaga kerahasian arsip dan kewajiban pencipta arsip dan
tertutup. Selanjutnya dalam Pasal 38 publik terhadap akses arsip.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Pengaturan pengamanan dan akses ini
36

untuk menjamin pengakuan dan teknis pengamanan fisik dan


kehormatan atas hak serta mengatur informasi arsip.
kebebasan orang lain dalam rangka
untuk memenuhi tuntutan yang adil KESIMPULAN
sesuai dengan pertimbangan moral,
Ketersedian empat instrumen pokok
nilai-nilai agama, keamanan negara
pengelolaan arsip dinamis dalam
dan ketertiban umum dalam
implementasi pengelolaan arsip dinamis di
kehidupan masyarakat yang
lingkungan pencipta arsip sangat
demokratis.
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari aspek
Pencipta arsip akan mudah
sebagai berikut.
menyediakan arsip aktif pada unit
1. Tata naskah dinas, signifikan dalam
pengolah dan arsip inaktifnya pada
menjamin autentisitas dan reliabilitas
unit kearsipan bagi pengguna arsip
arsip dinamis yang tercipta;
yang berhak dan menjaga kerahasian
2. Klasifikasi arsip, signifikan dalam
arsip tertutup, jika sudah tersedia
menjamin ketepatan pemberkasan arsip
sistem klasifikasi keamanan dan akses
aktif pada unit pengolah dan penataan
arsip (SKKAA). Hal ini disebabkan
arsip inaktif pada unit kearsipan;
dalam SKKAA sudah ditentukan
3. Jadwal retensi arsip, signifikan dalam
kategori klasifikasi keamanan arsip
menjamin akuntabilitas pemindahan
(sangat rahasia, rahasia, terbatas,
arsip inaktif dari unit pengolah ke unit
biasa/terbuka), penggolonggan
kearsipan, pemusnahan yang tidak
pengguna yang berhak (penentu
memiliki nilai guna, dan penyerahan
kebijakan, pelaksana kebijakan,
arsip statis dari pencipta arsip ke
pengawas internal, publik),
lembaga kearsipan dalam rangka
pengamanan fisik dan informasi arsip.
penyelamatan arsip statis sebagai
Dengan demikian, penyediaan arsip
memori kolektif;
dinamis (arsip aktif dan arsip inaktif)
4. Sistem klasifikasi keamanan dan akses
kepada pengguna arsip mudah dan
arsip, signifikan dalam menjamin
aman dilaksanakan sesuai dengan
keamanan akses dan keselamatan arsip
ketentuan peraturan perundang-
aktif dan arsip inaktif dari penggunaan
undangan.
oleh pihak yang tidak berhak dan
Jika belum tersedia
kebocoran informasi.
SKKAA, maka pencipta arsip akan
Agar empat instrumen pokok
kesulitan mengamankan arsip aktif
pengelolaan arsip dinamis dapat terintegrasi
dan arsip inaktif yang dimiliki, karena
dalam pengelolaan arsip dinamis di
belum mengetahui arsip mana saja
lingkungan pencipta arsip, maka perlu
yang termasuk dalam kategori sangat
dilakukan hal-hal sebagai berikut.
rahasia, rahasia, terbatas,
1. Reorientasi pembinaan kearsipan oleh
biasa/terbuka, siapa saja yang berhak
ANRI, khususnya dalam pembinaan
mengkases arsip, dan bagaimana
37

sistem pengelolaan arsip dinamis secara (ANRI), Kepala Pusat Pengkajian dan
nasional; Pengembangan Sistem Kearsiapan, Kepala
2. Peningkatan bimbingan, konsultasi, dan Bagian Arsip, Redaksi Jurnal Kearsipan,
fasilitasi kearsipan oleh ANRI, Petugas Central File Direktorat
khususnya penyusunan norma, standar, Pengolahan, Petugas Perpustakaan (ANRI),
prosedur, kriteria (NSPK) instrumen dan semua pihak yang telah membantu
pokok pengelolaan arsip dinamis; penyusunan kajian ini. Semoga Allah
3. Peningkatan bimbingan dan konsultasi SWT/Tuhan Yang Maha Esa membalas
kearsipan oleh ANRI, khususnya dalam amal baik yang telah diberikan. Amin.
penerapan NSPK instrumen pokok
pengelolaan arsip dinamis dalam
kegiatan penciptaan, peenggunaan dan DAFTAR PUSTAKA
pemeliharaan serta penyusutan arsip di Kennedy, Jay – Schauder Cherryl (1998),
lingkungan pencipta arsip tingkat pusat Record Management : A Guide to
dan daerah; Corporat Record Keeping, Addison
4. Peningkatan pengawasan dan akreditasi Wesley Longman Australia Pty
kearsipan terhadap pencipta arsip Limited.
LAN RI, (2003), Kajian Paradigma, LAN
tingkat pusat dan daerah;
RI, Jakarta.
5. Optimalisasi peran unit kearsipan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
lembaga kearsipan (daerah, perguruan 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
tinggi) dalam pengelolaan arsip dinamis Undang Nomor 43 Tahun 2009
di lingkungan masing-masing dengan tentang Kearsipan.
bimbingan dan pengawasan dari ANRI. Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor
17 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pembuatan Sistem Klasifikasi
UCAPAN TERIMA KASIH
Keamanan dan Akses Arsip dinamis.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ________; Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Klasifikasi
panjatkan ke hadirat Illahi Robi, karena Arsip.
atas segala kehendak-Nya sehingga kajian ________; Nomor 2 Tahun 2014 tentang
ini dapat tersusun. Walaupun pada awalnya Pedoman Tata Naskah Dinas.
dalam penulisan kajian ini penulis ________; Nomor 22 Tahun 2015 tentang
mengalami kesulitan. Namun, berkat Penetapan Arsip Jadwal Retensi
rahmat dan pelindungan-Nya segala Arsip.
Pustaka Phoenix, (2009), Kamus Besar
kesulitan dapat diatasi dengan baiak. Kajian
Bahasa Indonesia Edisi Baru, PT
ini tidaklah dapat tersusun seperti sekarang Media Pustaka Phoenix, Jakarta.
ini tanpa adanya bantuan dari berbagai Saffaly, William, 2004, Records and
pihak. Oleh karena itu, penulisan merasa Information Management, ARMA,
sangat berkewajiban mengucapkan United States of Amirica.
penghargaan dan ucapan terima kasih yang Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-
setingginya kepada segenap Pimpinan 6962.1-2003 Dokumentasi dan
Arsip Nasional Republik Indonesia
38

Informasi-Manajemen Rekaman;
Bagian I – Umum.
The International Organization for
Standardization (ISO) 15489,
Information and Documentation-
Records Management, Part 1;
General (and) Part 2; Guidelines.
Wallace, Patricia, E, (and) Ann Jo, 1992,
Records Management; Integrated
Information System, Englewood Cliff,
New Jersey-Prentice Hall.
Walne, Peter (ed), 1992, Dictionarry of
Archival Terminologi, German,
Italian, Russian and Spanish,
Muenchen-New York-London-Paris;
English and French with Equivatent
in Dutch.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan, (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 152, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5071).
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi
Publik, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4846).
39

SINERGITAS ANTARA FUNGSI, TUGAS,


DAN KEWENANGAN ARSIPARIS:
Suatu Gagasan Konstruktif

SYNERGY BETWEEN FUNCTION, TASK, AND AUTHORITY


OF ARCHIVES:
A Constructive Idea
Bambang P. Widodo
Arsip Nasional Republik Indonesia
Email: bambangparjono@yahoo.com

Abstract
This research using descriptive qualitative approach which aims to find out about function, duty
and archivist authorityin doing of archival work reviewed in the perspective Article Number 151
and 152 of Gouvernment Policy about Implemnetation of Archival Act. Result of this research
shows that archivist in carrying out its functions and duties is in conforming with the Article
Number 151 Paragraph (2) of Gouverment Policy, however authorities as mandated by Article
number 152 of Gouverment Policy about Implemnetation of Archival Act can’t be fully owned by
archivist. This research recommends that repositioning archivist is matter of urgency in coaches
and development of human resources archives, one of them through the application of standard
quality of the work of archivist based on synergy between function, duty, responsible and archivist
authority thus showing their archivist competence with progress and interests of agencies in
carrying out its duties and function.

Keyword: Archivist/ Function, Duty And Authority/ Archive Management/ Standard


Competence/ Standard Quality Of The Work Of Achivist/ Repositioning Archivist

Abstrak
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui
fungsi, tugas dan kewenangan Arsiparis dalam melakukan pekerjaan kearsipan ditinjau dalam
perspektif Pasal 151 dan 152 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. Hasil penelitian
memperlihatkan, bahwa Arsiparis dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sudah sesuai
sebagaimana yang diamanatkan Pasal 151 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, namun demikian
kewenangan sebagaimana amanat Pasal 152 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan belum dapat sepenuhnya
dimiliki oleh semua Arsiparis. Penelitian ini merekomendasi bahwa reposisi Arsiparis merupakan
hal yang mendesak dalam pembinaan dan pengembangan SDM kearsipan, salah satunya melalui
penerapan Standar Kualitas Hasil Kerja Arsiparis yang berbasis kepada fungsi, tugas, tanggung
jawab dan kewenangan Arsiparis sehingga memperlihatkan adanya hubungan sinergitas antara
keberadaan Arsiparis dengan kemajuan dan kepentingan instansi dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.

Kata kunci: Arsiparis/ Fungsi, Tugas Dan Kewenangan/ Pengelolaan Arsip/Standar


Kompetensi/ Standar Kualitas Hasil Kerja Arsiparis/ Reposisi Arsiparis
40

PENDAHULUAN negara atau pemerintah menyiapkan 4


(empat) instrumen pendukung dalam
Keberadaan tenaga fungsional
pengelolaan arsip dinamis, sebagaimana
Arsiparis yang diangkat, dan ditugaskan
yang diamanatkan dalam Pasal 40 ayat
secara penuh untuk melaksanakan
(4) Undang Undang Nomor 43 Tahun
kegiatan kearsipan telah ada hampir dua
2009 tentang Kearsipan, yaitu Tata
dasawarsa, namun masih dirasakan
Naskah, Dinas, Klasifikasi Arsip, Jadwal
‘jalan ditempat’ belum memberikan
Retensi Arsip, dan Sistem Klasifikasi
manfaat banyak bagi instansi, bahkan
Keamanan dan Akses Arsip. Belum lagi,
tidak sedikit masih ada instansi yang
rendahnya permintaan persetujuan
sampai saat ini belum memiliki tenaga
melakukan pemusnahan arsip kepada
fungsional Arsiparis. Ketiadaan
ANRI dan proses penyerahan arsip statis
Arsiparis dalam suatu instansi tentunya
dari pencipta arsip kepada lembaga
berdampak terhadap pengelolaan arsip,
kearsipan, merupakan ‘outcome’ yang
karena biar bagaimanapun arsip akan
menjadi penyebab yang tidak
terus bertambah seiring dengan adanya
terbantahkan akan ketidakberhasilan
aktivitas operasional suatu instansi
dalam pengelolaan arsip di lingkungan
dalam menjalan tugas dan fungsi
pencipta arsip.
instansi.
Ketidakmampuan pencipta arsip
Jika di evaluasi sungguh-
atau instansi dalam mengelola arsip
sungguh, beban ‘terberat’ dan persoalan
kerap kali berbanding lurus dengan
penting yang dihadapi Arsiparis
keberadaan Arsiparis. Beberapa alasan
sebenarnya bukan terletak pada sulitnya
klasikpun akhirnya dikeluarkan oleh
menerapkan manajemen kearsipan, tetapi
instansi yang ‘gagal’ tersebut dengan
lebih pada bagaimana meyakinkan
mengutarakan penyebabnya, seperti:
organisasi/instansi dalam mengelola
minimnya jumlah tenaga fungsional
arsipnya, baik untuk menerapkan
Arsiparis yang dimilikinya tidak sesuai
manajemen kearsipan secara utuh dan
dengan formasi kebutuhan tenaga
sistematis, serta menghargai adanya
pengelola kearsipan. Arsiparis yang
jabatan fungsional Arsiparis selaku
dimilikinya kurang didukung dengan
penanggungjawab kegiatan pengelolaan
kompetensi keahlian dan ketrampilan
arsip dan pembinaan kearsipan.
dibidang kearsipan, kemudian adanya
Oleh karenanya, rendahnya
Arsiparis yang telah memasuki usia
apresiasi pimpinan terhadap bidang
pensiun tanpa ada pengganti, belum lagi
kearsipan merupakan titik awal dari
adanya Arsiparis yang tidak mampu
tidak terkelolanya arsip-arsip yang
mengumpulkan angka kredit sehingga
tercipta di instansi, bahkan berimbas
diberhentikan atau mengundurkan diri
kepada reformasi birokrasi yang
menjadi Arsiparis karena tidak ada
berlangsung di instansinya. Pimpinan
‘lahan’ pekerjaan kearsipan di unit
instansi belum mampu memberdayakan
kerjanya, sampai dengan alasan ekstrim
secara maksimal pengelolaan arsip di
yaitu tidak berminatnya pegawai menjadi
lingkungannya, ini disebabkan dengan
fungsional Arsiparis, kerap dijadikan
belum semuanya institusi lembaga
‘tameng’ seakan lengkap menutupi
41

rendahnya perhatian instansi terhadap menjabarkan fungsi dan tugas pokoknya


bidang kearsipan. sebagai penanggungjawab dan pengelola
Pada akhirnya, alasan-alasan kearsipan di unit kerja maupun
yang dikemukakan tersebut mengerucut instansinya, sehingga fungsi dan tugas
hanya terhadap keberadaan sosok Arsiparis yang diemban tidak mampu
‘Arsiparis’. Mau tidak mau alasan yang menunjukkan adanya kewenangan yang
memojokkan Arsiparis ini pastinya dimiliki, sebagaimana yang terdapat
berimbas pula kepada fungsi dan tugas dalam Pasal 152 Peraturan Pemerintah
Arsiparis maupun kewenangan yang Nomor 28 Tahun 2013 tentang
dimilikinya. Pekerjaan Arsiparis masih Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43
dipandang sebagai suatu pekerjaan Tahun 2009 tentang Kearsipan.
‘sambilan’ dan belum dirasakan penting Berangkat dari persoalan diatas maka
oleh instansi. Kehadirannya belum diperlukan suatu pemahaman bagaimana
memberikan kontribusi terhadap sinergitas antara tugas dan fungsi
pengelolaan arsip, baru sebatas tenaga Arsiparis sehingga seorang Arsiparis
fungsional yang bekerja untuk mengejar diberikan kewenangan sesuai Pasal 152
atau memperoleh angka kredit saja. Peraturan Pemerintah Republik
Artinya, apa yang dilakukan Arsiparis Indonesia Nomor 28 Tahun 2012
selama ini baru dipandang untuk tersebut.
kepentingan pribadi dan belum Tulisan kajian ini bermaksud
berkontribusi kepada kepentingan mencoba mendeskripsikan fungsi, tugas,
instansi. dan kewenangan Arsiparis yang
Pencipta arsip belum sepenuhnya tercantum dalam Pasal 151 ayat (2) dan
memberdayakan Arsiparis sebagai Pasal 152 Peraturan Pemerintah Nomor
penanggungjawab pengelolaan arsip. 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Keberadaan Arsiparis masih dilirik Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
sebatas ‘pekerja arsip’ yang menjalankan tentang Kearsipan, dengan tugas pokok
fungsi dan tugasnya secara rutin tanpa Arsiparis yang tertuang dalam Pasal 8
ada kewenangan yang dimilikinya. Pasal Peraturan Menteri Negara
151 ayat (2) dan Pasal 152 Peraturan Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Reformasi Birokrasi Nomor : 48 Tahun
tentang Pelaksanaan Undang-Undang 2014 tentang Jabatan Fungsional
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Arsiparis sebagaimana yang telah diubah
Kearsipan, bahwa Arsiparis dalam dengan Peraturan Menteri Negara
menjalankan fungsi dan tugasnya perlu Pendayagunaan Aparatur Negara dan
mempunyai kewenangan tertentu Reformasi Birokrasi Nomor: 13 Tahun
sehingga mampu memperlihatkan 2016. Berdasarkan penjelasan latar
kemandirian dan independensi tidak belakang dan permasalahan sebelumnya
hanya untuk kepentingan Arsiparis maka tujuan kajian ini adalah
sendiri tetapi juga manfaatnya bagi menganalisis titik temu antara fungsi,
instansi selaku pencipta arsip. tugas, dan kewenangan yang dimiliki
Pandangan tersebut muncul Arsiparis dalam menjalankan tugasnya.
karena Arsiparis belum mampu Adapun manfaat dari kajian ini adalah
42

menjadi bahan masukan untuk membina Pendayagunaan Aparatur Negara dan


dan mengembangkan jabatan fungsional Reformasi Birokrasi Nomor : 13 Tahun
Arsiparis yang berkualitas dan 2016 disebutkan bahwa tugas pokok
professional kearah peningkatan kualitas Arsiparis adalah melaksanakan kegiatan
aparatur negara. pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan
arsip statis, pembinaan kearsipan, serta
pengolahan dan penyajian arsip menjadi
METODE PENELITIAN
informasi. Tugas pokok ini
Jenis penelitian ini termasuk mengamanatkan perlunya Arsiparis
penelitian kualitatif yang mencoba menguasai semua kegiatan pengelolaan
mendeskripsikan tentang gejala yang arsip, baik dalam lingkup pekerjaan
terjadi pada objek sesuai fokus pengelolaan arsip dinamis maupun
permasalahan. Pendekatan penelitian pengelolaan arsip statis, termasuk
menggunakan pendekatan naturalistik melakukan pembinaan kearsipan sesuai
untuk meneliti kondisi objek yang alami, dengan kompetensi dan kewenangan
yaitu tugas, fungsi, dan kewenangan yang dimilikinya, serta kemampuan
Arsiparis. Pengumpulan data dilakukan Arsiparis dalam menguasai dan
melalui studi pustaka, baik data primer memanfaatkan teknologi informasi
dan sekunder sehingga mampu melalui kegiatan pengolahan dan
memperjelas berbagai hal yang penyajian arsip menjadi informasi.
ditemukan dalam penelitian kualitatif. Dalam hal pengelolaan arsip,
Observasi dilakukan dengan mengamati Arsiparis melakukan kegiatan mulai dari
pekerjaan yang dilakukan Arsiparis serta ketatalaksanaan kearsipan, pengolahan
pengalaman penulis selama lebih 20 arsip, perawatan dan pemeliharaan arsip,
tahun menduduki jabatan fungsional pelayanan kearsipan, dan publikasi
Arsiparis. Selanjutnya, teknik analisis kearsipan. Sementara dalam hal
data yang digunakan adalah teknik pembinaan kearsipan, Arsiparis
analisis isi (content analysis) dimana melakukan kegiatan bimbingan teknis,
proses analisis data dimulai sejak penyuluhan, dan supervisi kearsipan,
sebelum dan selama proses di lapangan serta akreditasi dan sertifikasi kearsipan.
(model spradley) yang kemudian Selanjutnya pada kegiatan pengolahan
dituangkan dalam bentuk narasi dan penyajian arsip menjadi informasi
deskriptif dan membuat rangkuman inti lebih menekankan untuk menyajikan
secara induktif. informasi secara spesifik, baik itu arsip
aktif, arsip inaktif, arsip vital, arsip
ANALISIS DAN PEMBAHASAN terjaga, arsip statis, dan informasi
kearsipan. Sebagai tugas pokok Arsiparis
Pasal 8 Peraturan Menteri Negara
maka seluruh kegiatan tersebut
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
diarahkan sesuai dengan fungsi dan
Reformasi Birokrasi Nomor : 48 Tahun
tugas Arsiparis.
2014 tentang Jabatan Fungsional
Arsiparis sebagaimana diubah dengan
Peraturan Menteri Negara
43

Penjabaran Fungsi, Tugas Dan merupakan lingkup kegiatan


Kewenangan Arsiparis Dengan penciptaan arsip. Arsiparis
Lingkup Kegiatan Kearsipan berperan untuk mengendalikan
Fungsi dan tugas Arsiparis telah semua arsip yang tercipta, mulai
tercantum dalam Pasal 151 ayat (2) dari kegiatan membuat,
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun menerima, dan menyimpan arsip
2012 tentang Pelaksanaan Undang- pada kesempatan yang pertama.
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Arsiparis perlu memahami dan
Kearsipan. Muaranya jelas, bahwa menguasai teori dan praktik
Arsiparis memiliki peran dalam terhadap tata naskah dinas
memberikan sumbangan nyata untuk sebagai awal guna ‘menjaga’
peningkatan efisiensi operasional arsip-arsip yang diciptakan itu
instansi (manajemen arsip dinamis) dan sesuai dengan kriteria arsip, baik
melakukan penyelamatan dan pelestarian dari segi isi, konteks, dan
arsip sebagai bukti pertanggung jawaban struktur. Tanggung jawab
nasional dan memori kolektif bangsa Arsiparis dalam melaksanakan
(manajemen arsip statis). fungsi dan tugas ini adalah
Untuk memahami lebih rinci menjamin bahwa arsip-arsip yang
mengenai kegiatan kearsipan terhadap tercipta di lingkungan pencipta
fungsi dan tugas sebagaimana yang arsip tersebut telah memenuhi
dimaksud dalam Pasal 151 ayat (2) maka kriteria arsip dengan melakukan
perlu diketahui terlebih dahulu ruang registrasi terhadap semua arsip
lingkup pengelolaan arsip dinamis dan yang tercipta. Arsiparis
pengelolaan arsip statis. Semua fungsi berwenang mengetahui siapa
dan tugas Arsiparis melekat dengan yang menciptakan arsip,
lingkup kegiatan pengelolaan arsip bagaimana sistem
dinamis dan pengelolaan arsip statis. pendistribusiannya, dan
Berikut ini penjabaran fungsi dan perangkat teknologi lain yang
tugas Arsiparis sebagaimana dalam Pasal menyertai penciptaan arsip.
151 ayat (2) Peraturan Pemerintah Tanggung jawab ini memberikan
Nomor 28 Tahun 2012, dikaitkan dengan Arsiparis melaksanakan
lingkup kegiatan kearsipan, tanggung kewenangannya untuk menutup
jawab dan kewenangan yang dimiliki penggunaan arsip yang menjadi
Arsiparis dalam melakukan pekerjaan tanggung jawabnya, sebagaimana
pengelolaan arsip dinamis dan yang dimaksud dalam Pasal 152
pengelolaan arsip statis: butir (a) dan (b).
1. Menjaga terciptanya arsip dari 2. Menjaga ketersediaan arsip yang
kegiatan yang dilakukan oleh autentik dan terpercaya sebagai
instansi negara, pemerintahan alat bukti yang sah. Rumusan
daerah, instansi pendidikan, fungsi dan tugas ini merupakan
perusahaan, organisasi politik, lingkup kegiatan penggunaan dan
dan organisasi kemasyarakatan. pemeliharaan. Arsiparis berperan
Rumusan fungsi dan tugas ini untuk menyimpan dan
44

memelihara arsip untuk dapat adalah Jadwal Retensi Arsip.


digunakan oleh pengguna. Pada Tanggung jawab Arsiparis dalam
tahap ini, Arsiparis perlu kegiatan ini adalah memastikan
memahami dan menguasai teori arsip-arsip mana saja yang harus
dan praktek pengurusan surat dan dikelola oleh unit pengolah, unit
pemberkasan, sehingga ketika kearsipan, dan instansi kearsipan,
arsip dibutuhkan dapat disajikan termasuk siapa-siapa yang akan
secara utuh, cepat, dan lengkap, memanfaatkan arsipnya.
serta arsip yang disajikan Arsiparis dalam melaksanakan
informasinya dapat dipercaya. fungsi dan tugas ini mempunyai
Tanggung jawab Arsiparis dalam kewenangan untuk menggunakan
fungsi dan tugas ini adalah otoritasnya dalam menutup
menjamin bahwa arsip yang penggunaan arsip yang menjadi
disajikan kepada pengguna itu tanggung jawabnya sebagaimana
memenuhi keabsahan dan andal yang dimaksud dalam Pasal 152
karena telah diberkaskan atau butir (b) .
didokumetasikan sesuai prosedur 4. Menjaga keamanan dan
dengan menggunakan instrumen keselamatan arsip yang berfungsi
klasifikasi arsip, serta sistem untuk menjamin arsip-arsip yang
klasifikasi keamanan dan akses berkaitan dengan hak-hak
arsip. Dengan melakukan keperdataan rakyat melalui
tindakan menyimpan dan pengelolaan dan pemanfaatan
memelihara arsip secara utuh dan arsip yang autentik dan
lengkap maka Arsiparis terpercaya. Rumusan fungsi dan
berwenang pula untuk menutup tugas ini merupakan lingkup
penggunaan arsip yang menjadi kegiatan yang sudah memasuki
tanggung jawabnya, sebagaimana pengelolaan arsip statis, dalam
yang dimaksud dalam Pasal 152 hal ini adalah akuisisi arsip.
butir (a) dan (b) . Arsiparis mempunyai peran
3. Menjaga terwujudnya untuk mengumpulkan,
pengelolaan arsip yang andal menyelamatkan, dan
dan pemanfaatan arsip sesuai melestarikan arsip-arsip yang
dengan ketentuan peraturan bernilai guna sekunder. Oleh
perundang-undangan. Rumusan karenanya, Arsiparis harus
fungsi dan tugas ini merupakan mempunyai kemampuan dalam
lingkup kegiatan penyusutan melakukan penilaian, baik itu
arsip. Arsiparis mempunyai peran yang dilakukan dengan verifikasi
untuk mengelola arsip-arsip yang secara langsung, ataupun dengan
berdaya guna bagi kepentingan cara verifikasi tidak langsung.
pencipta arsip dan publik. Disini, Arsiparis bertanggung jawab
Arsiparis harus menguasai teknik dalam melakukan seleksi arsip
penyusutan arsip, program arsip yang nantinya akan disimpan
vital. Instrumen yang digunakan oleh instansi kearsipan. Untuk
45

maksud tersebut, Arsiparis jawab yang dimilikinya maka


mempunyai kewenangan Arsiparis mempunyai
melakukan penelusuran arsip kewenangan melakukan
pada pencipta arsip sesuai Pasal penelusuran arsip pada pencipta
152 butir (c), termasuk arsip sebagaimana yang
melakukan penelusuran terhadap diamanatkan Pasal 152 butir (c).
arsip terjaga yang dimiliki 6. Menjaga keselamatan aset
pencipta arsip, sehingga nasional dalam bidang ekonomi,
diperoleh arsip yang mempunyai sosial, politik, budaya,
nilai pertanggungjawaban pertahanan, serta keamanan
nasional dan memori kolektif sebagai identitas dan jati diri
bangsa. bangsa. Rumusan fungsi dan
5. Menjaga keselamatan dan tugas ini merupakan lingkup
kelestarian arsip sebagai bukti kegiatan preservasi arsip.
pertanggungjawaban dalam Arsiparis mempunyai peran
kehidupan bermasyarakat, untuk melakukan perawatan dan
berbangsa, dan bernegara. pemeliharaan arsip statis
Rumusan fungsi dan tugas ini sepanjang masa sehingga
merupakan lingkup kegiatan informasi arsip statis yang
pengolahan arsip statis. Disini merupakan aset nasional tersebut
Arsiparis mempunyai peran dapat dijadikan identitas dan jati
untuk mengolah arsip sehingga diri bangsa. Arsiparis harus
dapat dimanfaatkan oleh publik. mempunyai pemahaman terhadap
Arsiparis harus menguasai teknik pentingnya kegiatan preservasi
pengolahan dengan arsip melalui kegiatan reproduksi
menggunakan instrumen standar dan restorasi arsip, sehingga arsip
deskripsi arsip yang statis yang berhasil diselamatkan
mengutamakan prinsip ’respect tetap terpelihara, baik dari segi
des fonds’. Pengolahan arsip informasi maupun fisik arsip.
dilakukan semata-mata untuk Tanggung jawab Arsiparis dalam
memperlihatkan kembali rangka preservasi arsip statis ini
informasi pencipta arsip sebagai adalah menjamin terpeliharanya
bukti pertanggungjawaban dalam arsip statis sehingga
kehidupan bermasyarakat, informasinya dapat dijadikan
berbangsa, dan bernegara atas identitas dan jati diri bangsa.
kegiatan yang dilakukan selama Oleh karenanya, Arsiparis
ini oleh pencipta arsip. Oleh mempunyai kewenangan untuk
karenanya, Arsiparis harus melakukan tindakan preventif
bertanggung jawab terhadap dan kuratif terhadap fisik dan
penataan arsip sesuai aturan asli informasi arsip demi tetap
(original order of principle) dan terlestarikannya arsip statis
asal usul pencipta arsip sebagai memori kolektif bangsa,
(provenance). Dengan tanggung termasuk kewenangan dalam
46

menutup penggunaan arsip yang jenjang jabatannya. Penguasaan terhadap


menjadi tanggung jawabnya oleh fungsi dan tugas Arsiparis juga memberi
pengguna arsip, sebagaimana kewenangan kepada Arsiparis untuk
yang dimaksud dalam Pasal 152 mengambil segala tindakan terhadap hal-
butir (a) dan (b). hal yang berkaitan dengan kegiatan
7. Menyediakan informasi guna kearsipan, dalam hal ini menjamin
meningkatkan kualitas pelayanan terselenggaranya pengelolaan arsip
publik dalam pengelolaan dan dinamis dan pengelolaan arsip statis,
pemanfaatan arsip yang autentik pengolahan dan penyajian arsip menjadi
dan terpercaya. Rumusan fungsi informasi sesuai dengan keberadaan
dan tugas ini merupakan lingkup Arsiparis dalam suatu unit kerja pada
kegiatan dari akses arsip statis. instansinya, dengan mengedepankan
Arsiparis berperan dalam bahwa pekerjaan tersebut dilakukan
melakukan diseminasi arsip dan sesuai standar kualitas hasil kerja
layanan informasi arsip kepada Arsiparis, kaidah-kaidah kearsipan dan
publik. Disini Arsiparis perlu peraturan perundang-undangan.
memahami hak akses publik Fungsi, tugas, dan kewenangan
terhadap informasi dan teknik Arsiparis ini diharapkan memberi
layanan arsip baik yang kesempatan Arsiparis untuk
dilakukan secara langsung mengembangkan keahlian dan
ataupun tidak langsung. keterampilan sesuai dengan kompetensi
Tanggung jawab Arsiparis adalah yang dimiliki Arsiparis. Itu artinya,
menyediakan informasi arsip kewenangan yang diberikan kepada
seluas-luasnya kepada publik Arsiparis senantiasa terkait dengan tugas
dengan cara meningkatkan pokoknya. Arsiparis tidak diberi
kualitas pelayanan publik dalam kewenangan diluar dari kegiatan
pengelolaan dan pemanfaatan pengelolaan kearsipan dan pembinaan
arsip melalui penyiapan sarana kearsipan. Kewenangan yang diberikan
bantu penemuan kembali arsip hanya untuk pekerjaan pengelolaan dan
sebagai akses arsip. Dengan pembinaan kearsipan, serta pengolahan
tanggung jawab tersebut maka dan penyajian arsip mnejadi informasi
Arsiparis mempunyai dan harus dipertanggungjawabkan
kewenangan untuk menutup kepada pihak yang memberi
penggunaan arsip yang menjadi kewenangan.
tanggung jawabnya sebagaimana Kewenangan ini jelas, bukan
yang dimaksud dengan Pasal 152 hanya milik Arsiparis yang terdapat pada
butir (a) dan (b) lembaga kearsipan tetapi juga pada
lingkungan pencipta arsip, karena semua
Dari uraian diatas, fungsi dan kewenangan yang dimaksud tidak
tugas Arsiparis ini jelas-jelas memberi membatasi dimana seorang Arsiparis itu
batasan kompetensi yang harus dikuasai ditempatkan. Kewenangan yang
dan dimiliki Arsiparis pada setiap diberikan lebih pada kekuasaan
pengendalian informasi (control of
47

information power). Kewenangan ini dapat dipertanggungjawabkan baik dari


telah memberi kuasa penuh terhadap segi autentisitas dan reliabilitas. Dengan
Arsiparis sesuai dengan otoritasnya guna demikian, kewenangan dan kekuasaan
mengambil tindakan proaktif untuk harus dimiliki oleh Arsiparis. Wewenang
‘menutup penggunaan arsip…..’ tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152 wewenang akan menyebabkan timbulnya
butir (a) dan (b) di atas, dan melakukan konflik dalam organisasi.
penelusuran arsip dalam rangka Pada dasarnya fungsi dan tugas
penyelamatan dan pelestarian arsip Arsiparis melekat dalam setiap kegiatan
seperti yang diamanatkan Pasal 152 butir kearsipan. Fungsi dan tugas Arsiparis
(c) Peraturan Pemerintah Nomor 28 tersebut akan berdaya guna apabila
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan didukung dengan adanya tanggung
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 jawab Arsiparis terhadap seluruh
tentang Kearsipan. kegiatan kearsipan. Sementara, tanggung
Kekuasaan Arsiparis dalam jawab Arsiparis akan muncul sejalan
menggunakan kewenangannya harus dengan kewenangan yang akan diberikan
diikuti dengan kemampuan untuk kepada Arsiparis. Arsiparis tidak akan
melakukan ‘hak’ tersebut. Itu artinya, mempunyai tanggung jawab jika dalam
pekerjaan ‘menutup penggunaan kegiatan kearsipan tidak diberikan
arsip…..’ dalam rangka pengelolaan kewenangan. Besarnya tanggung jawab
arsip harus dilakukan secara bertanggung yang dimiliki Arsiparis sama dengan
jawab disertai dengan penjelasan dan besarnya dengan kewenangan yang
alasan sesuai dengan kaidah-kaidah diberikan kepada Arsiparis.
kearsipan, serta peraturan perundang- Dengan demikian, persoalan
undangan. Pekerjaan ‘menutup mendasar bagi Arsiparis ketika
penggunaan arsip….’ tidak semata-mata menjalankan fungsi, tugas dan tanggung
untuk kepentingan pencipta arsip dan jawabnya adalah adanya kewenangan
lembaga kearsipan saja tetapi juga dan kekuasaan yang diberikan pimpinan
mempertimbangkan kepentingan publik. untuk melakukan sesuatu agar tujuan
Oleh karenanya, seorang Arsiparis perlu penyelenggaraan kearsipan tercapai.
dibekali dengan pengetahuan tentang Dengan kewenangan tersebut, Arsiparis
‘keterbukaan informasi publik’ maupun ini telah menempatkan dirinya sebagai
informasi yang terkait selain tentang garda terdepan dalam melakukan
kearsipan. pengendalian informasi dan ini akan
Apabila menutup penggunaan semakin memperlihatkan eksistensi
arsip merupakan dalam rangka Arsiparis sebagai sumber daya manusia
pengelolaan arsip, maka melakukan yang melakukan pekerjaan di bidang
penelusuran arsip (poin c) termasuk kearsipan.
dalam rangka pembinaan kearsipan Sementara ditinjau dari aspek
karena melibatkan dua pihak, yang kualitas maka kewenangan Arsiparis
membina dan yang dibina. Penelusuran baik itu di lingkungan pencipta arsip dan
arsip bukan sekedar mendapatkan arsip instansi kearsipan mempunyai tingkatan
tetapi arsip yang diperoleh benar-benar yang sama, karena dalam melakukan
48

fungsi dan tugasnya setiap Arsiparis pengetahuan dan kemampuan teknis


memiliki kemandirian dan independen dalam melakukan tugas pokok Arsiparis
sebagaimana yang disebut dalam Pasal sesuai standar kompetensi dan standar
151 ayat (1) bahwa Arsiparis kualitas hasil kerja Arsiparis. Adanya
mempunyai kedudukan hukum sebagai reposisi Arsiparis diharapkan bersinergi
tenaga profesional yang memiliki satu sama lain dengan tugas, fungsi, dan
kemandirian dan independen dalam kewenangan yang berfondasi kepada
melaksanakan fungsi dan tugasnya. kompetensi yang dimiliki Arsiparis.
Kemandirian Arsiparis Sinergitas ini kiranya dapat
sebagaimana dalam penjelasan Pasal 151 memperlihatkan kompetensi Arsiparis
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 yang dapat membedakan kompetensi
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan antara jenjang jabatan yang satu dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 jenjang jabatan yang lainnya. Adanya
tentang Kearsipan adalah dalam pembedaan kompetensi ini bukan berarti
melaksanakan fungsi dan tugasnya ’mematikan’ keahlian dan keterampilan
Arsiparis berpegang pada kompetensi seorang Arsiparis tetapi justru
yang dimilikinya. Artinya, Arsiparis diharapkan terciptanya spesialisasi-
dalam melaksanakan fungsi dan spesialisasi dalam setiap pekerjaan
tugasnya didukung dengan pengetahuan kearsipan yang dilakukan oleh Arsiparis,
dan kemampuan teknis untuk melakukan baik ketika Arsiparis bekerja di unit
pekerjaan pengelolaan arsip, mulai dari pengolah, unit kearsipan, dan instansi
penciptaan arsip, penggunaan dan kearsipan.
pemeliharaan arsip, dan penyusutan arsip Oleh karena itu, Arsiparis
(pengelolaan arsip dinamis), serta sebagai bagian sumber daya aparatur
akuisisi, pengolahan, preservasi, dan negara memerlukan kompetensi tertentu
akses arsip statis (pengelolaan arsip sesuai dengan bidang tugasnya masing-
statis), termasuk pendidikan formal masing (apparaturs based competence)
dibidang kearsipan. Sementara sehingga tercipta suatu pola karier yang
independen dalam melaksanakan fungsi berbasis kompetensi. Arsiparis yang
dan tugas Arsiparis maksudnya saat memiliki kompetensi merupakan konsep
melaksanakan kewenangannya Arsiparis dasar dalam melakukan pembinaan dan
bebas dari pengaruh-tidak dapat pengembangan Arsiparis yang
diintervensi pihak manapun karena menitikberatkan kepada manajemen
kewenangan yang dimilikinya berbasis kompetensi, yaitu terpenuhinya
didasarkan pada kaidah-kaidah kearsipan standar kompetensi, kurikulum dan
dan peraturan perundang-undangan. pembelajaran, sarana dan prasarana,
Untuk memperkuat fungsi, tugas asesor, sertifikasi, dan penilaian kinerja
dan kewenangan Arsiparis maka mutlak Arsiparis.
diperlukan ’reposisi Arsiparis’-menata
ulang dengan memposisikan Arsiparis KESIMPULAN
sebagai profesi yang memiliki Untuk memaksimalkan fungsi
kemandirian dan independen. dan tugas Arsiparis dalam melakukan
Kemandirian yang didukung penuh oleh pekerjaan kearsipan sesuai dengan
49

kewenangan yang diberikan, maka titik 3. Optimalisasi pelaksanaan sertifikasi


temunya adalah adanya tanggung jawab Arsiparis yang dilakukan secara ketat
pekerjaan sesuai dengan kompetensi dan dapat dipertanggungjawabkan ke
yang dimiliki Arsiparis pada setiap publik sehingga mendorong
jenjang jabatan. Dengan demikian, Arsiparis tampil lebih percaya diri
kompetensi Arsiparis akan menjadi dan bangga dengan kompetensi yang
fondasi dalam melakukan pembinaan dimilikinya;
Arsiparis. Selanjutnya, upaya 4. Mengedepankan Standar Kualitas
memperkuat jabatan fungsional Arsiparis Hasil Kerja Arsiparis dalam setiap
yang berbasis kompetensi memerlukan pekerjaan yang dilakukan oleh
gagasan konstruktif berupa dukungan Arsiparis;
sinergitas terhadap fungsi, tugas dan 5. Menyempurnakan regulasi yang
kewenangan Arsiparis, yaitu dengan terkait dengan kompetensi dan
mengoptimalkan ’Pembinaan Arsiparis pengembangan karir Jabatan
dengan Manajemen Berbasis Fungsional Arsiparis dengan
Kompetensi’ sebagai panduan untuk prioritas sebagai berikut:
membedakan masing-masing kompetensi a. Menghapus butir-butir pekerjaan
yang dimiliki Arsiparis, baik itu pada yang bukan pekerjaan kearsipan,
saat Arsiparis melaksanakan fungsi dan ataupun pekerjaan yang tidak
tugas pokok kearsipan maupun memerlukan/ memperlihatkan
mengikuti sertifikasi di bidang keahlian dan keterampilan dari
kearsipan. Arsiparis (hanya mengandalkan
Gagasan konstruktif di atas aspek psikomotorik);
diharapkan mampu mendudukan b. Mempertegas persyaratan
kembali (reposisi) akan keberadaan dan kualifikasi Arsiparis saat promosi
pentingnya Arsiparis sebagai ’pemain’- jenjang jabatan secara terukur
agent of change ataupun katalisator dengan tetap mengedepankan
dalam penyelenggaraan kearsipan Standar Kualitas Hasil Kerja
sekaligus menjadi daya tarik pegawai Arsiparis dalam satuan nilai
untuk menjadi Arsiparis, melalui dalam bentuk angka kredit
beberapa cara: (bukan hasil konversi);
1. Merumuskan pemetaan formasi 6. Mendorong Arsiparis berperilaku
kebutuhan Arsiparis baik itu profesional untuk menjelaskan ke
Arsiparis tingkat ahli dan tingkat publik mengenai penggunaan
terampil di lembaga kearsipan dan kewenangan yang dimilikinya.
lingkungan pencipta arsip pada
lembaga negara dan pemerintahan
daerah yang berbasis kepada
kompetensi Arsiparis;
2. Menciptakan pola pembinaan dan
penyempurnaan kurikulum Arsiparis
yang menjamin peningkatan kualitas
kompetensi Arsiparis
50

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Pengurus Ikatan Arsiparis
ANRI beserta rekan-rekan anggota.
Terima kasih pula kepada rekan-rekan
Direktorat SDM Kearsipan dan
Sertifikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2009 tentang Kearsipan
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 48 Tahun 2014
tentang Jabatan Fungsional
Arsiparis sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 13 Tahun 2016
Australian Standard, AS 4390.1 - Record
Management, 1996
Basuki, Sulistyo, 2003, Manajemen
Arsip Dinamis; Gramedia,
Jakarta
Handoko, Hani, T, 2009, Manajemen,
PBFE Gajah Mada University,
Jogjakarta
Kennedy, Jay (and), Schauder, Cherryl
(1998) Records Management; A
Guide to Corporate Records
Keeping. Australia: Addison
Wesley Longman.

Lundgren, Terry (and) Lundgren, Carol,


A, Records Management in The
Computer Age, Ken Publishing,
Boston, 1989.
Pen, Ira, Records Management
Handbook, Ashgate, Vermont, 1992
51

MENGUNGKAP HUBUNGAN DIPLOMASI


INDONESIA-TIONGKOK
DARI KHAZANAH ARSIP STATIS

REVEALING DIPLOMATIC RELATION BETWEEN


INDONESIA-CHINA ON ARCHIVES COLLECTION

Dharwis Widya Utama Yacob, S.S, M.Si


Arsip Nasional Republik Indonesia
Email: history_ugm@yahoo.com

Abstract
Diplomatic relation between Indonesia-China started with the Silk Road and Sea Routes.
Diplomatic relation between Indonesia-China happens because of trading, religion, and
political turmoil. This diplomatic relation shows positive development continously with the
presence of Zhou En Lai, the Prime Minister of The People’s China Republic in Asia-
Africa Conference (Konferensi Asia Afrika/KAA) on April 18-25th 1955. The positive
interaction between these two countries continued in the president of Abdurrahman Wahid
(Gus Dur) era. A few achievements before then managed better with Susilo Bambang
Yudhoyono in two periods of his conductiveness. The diplomatic relation between
Indonesia-China can prove with archives which stored in both of them such as in
Indonesia with the National Archives of the Republic of Indonesia. A lot of the archives
collection in the National Archives of the Republic of Indonesia shows their relations. The
user and researcher can use that archives collections to shows the diplomatic relation
between Indonesia-China.

Keyword: Diplomatic Relation, Indonesia-Tiongkok, Archives Collection

Abstrak
Hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok diawali melalui jalur sutera dan jalur laut.
Hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok terjadi lebih karena faktor perdagangan, agama,
dan huru-hara politik. Hubungan diplomasi kedua negara terus menunjukkan
perkembangan positif, dengan kehadiran Perdana Menteri Tiongkok Zhou En Lai pada
Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18-25 April 1955. Interaksi positif antara kedua
negara pun dilanjutkan pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Beberapa
capaian yang sudah dirintis tersebut kemudian dikelola lebih baik oleh Susilo Bambang
Yudhoyono, dalam dua periode kepemimpinannya. Hubungan diplomasi antar kedua
negara yang terjalin dapat dibuktikan melalui arsip yang tersimpan di masing-masing
negara yang terlibat. Hal ini dapat dibuktikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang menyimpan bukti hubungan diplomasi antara Indonesia dan Tiongkok melaui arsip
yang dapat diketahui melalui khazanah arsip statis. Dinamika hubungan diplomasi antara
Indonesia dan Tiongkok dapat dibuktikan dari beberapa khazanah arsip yang tersedia di
Arsip Nasional Republik Indonesia. Pengguna maupun peneliti bisa mengakses arsip yang
memperlihatkan hubungan diplomasi antara Indonesia dan Tiongkok.

Kata Kunci: Hubungan Diplomasi, Indonesia-Tiongkok, Khazanah Arsip Statis


52

PENDAHULUAN Adolf Bastian dari Universitas Berlin


Indonesia adalah negara di Asia memasyarakatkan nama ini melalui buku
Tenggara yang dilintasi Indonesien oder die Inseln des
garis khatulistiwa dan berada di antara Malayischen Archipels, 1884–1894.
benua Asia dan Australia serta Pelajar Indonesia pertama yang
antara Samudra Pasifik dan Samudra menggunakannya ialah Suwardi
Hindia. Indonesia adalah Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yaitu
negara kepulauan terbesar di dunia yang ketika ia mendirikan kantor berita di
terdiri dari 13.466 pulau. (Metronews, Belanda yang bernama Indonesisch Pers
2013). Nama alternatif yang biasa dipakai Bureau pada tahun 1913. (Anshory,
selain Indonesia adalah Nusantara. Kata 2006). Dengan populasi lebih dari 237
Indonesia berasal dari bahasa Yunani juta jiwa pada tahun 2010 (BPS, 2010),
kuno yaitu Indos yang berarti Hindia dan Indonesia adalah negara berpenduduk
nesos yang berarti pulau.(Tomascik, T; terbesar keempat di dunia dan negara
Mah, J.A., Nontji, A., Moosa, M.K.: yang berpenduduk Muslim terbesar di
1996). Jadi, kata Indonesia berarti dunia, dengan lebih dari 207 juta jiwa.
wilayah Hindia kepulauan, atau (BPS, 2010) Bentuk pemerintahan
kepulauan yang berada di Hindia, yang Indonesia adalah republik, dengan Dewan
menunjukkan bahwa nama ini terbentuk Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
jauh sebelum Indonesia menjadi negara Daerah dan Presiden yang dipilih secara
berdaulat. (Anshory, 2006). Pada tahun langsung. Wilayah Indonesia menjadi
1850, seorang etnolog berkebangsaan wilayah perdagangan yang penting
Inggris, awalnya mengusulkan istilah setidaknya sejak abad ke-7, yaitu
Indunesia dan Malayunesia untuk ketika Kerajaan
penduduk "Kepulauan Hindia atau Sriwijaya di Palembang menjalin
Kepulauan Melayu". (Earl, 1850) hubungan agama dan perdagangan
Namun, penulisan akademik Belanda di dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-
media Hindia Belanda tidak kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh
menggunakan kata Indonesia, tetapi pada awal abad Masehi, diikuti oleh para
istilah Kepulauan Melayu (Maleische pedagang yang membawa agama Islam,
Archipel); Hindia Timur Belanda serta berbagai kekuatan Eropa yang
(Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia saling bertempur untuk memonopoli
(Indië); Timur (de Oost); dan bahkan perdagangan rempah-rempah di
Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun Maluku semasa era penjelajahan
1860 dalam novel Max Havelaar), ditulis samudra. Setelah berada di
oleh Multatuli, mengenai kritik terhadap bawah penjajahan Belanda,
kolonialisme Belanda). (Kroef, 1951). Indonesia menyatakan
Sejak tahun 1900, nama Indonesia kemerdekaannya di akhir Perang Dunia
menjadi lebih umum pada lingkungan II. Dalam perjalananya, Indonesia telah
akademik di luar Belanda, dan golongan mencapai kemerdekaannya pada tahun
nasionalis Indonesia menggunakannya 1945 dan di saat itu pula Indonesia
untuk ekspresi politik. (Kroef, 1951). mendapat berbagai hambatan, ancaman
53

dan tantangan dari bencana alam, diperkenalkannya reformasi


korupsi, separatisme, proses ekonomi pada tahun 1978, Tiongkok
demokratisasi dan periode perubahan menjadi negara dengan pertumbuhan
ekonomi yang pesat. Dalam kancah dunia ekonomi tercepat di dunia. Pada tahun
international, Indonesia menjadi anggota 2013, negara ini menjadi ekonomi
dari PBB dan dinyatakan sebagai terbesar kedua di dunia berdasarkan total
anggota yang ke-60. Selain PBB, nominal GDP (Gross Domestic Product),
Indonesia juga merupakan anggota dari serta menjadi eksportir dan importir
ASEAN, KAA (Konferensi Asia Afrika), terbesar di dunia. (White, 2013).
APEC (Asian-Pasific Economic Khazanah arsip statis adalah
Corporation), OKI (Organisasi kekuatan dari lembaga kearsipan baik
Kerjasama Islam), G-20. (BBC, 2012). daerah maupun pusat. Semakin bervariasi
Tiongkok adalah sebuah negara dan beragamnya khazanah arsip statis
yang terletak di Asia Timur dan dari sebuah lembaga kearsipan semakin
beribukota di Beijing. Tiongkok memiliki banyak pula informasi yang dapat
jumlah penduduk terbanyak di diketahui termasuk hubungan Indonesia-
dunia (sekitar 1,35 milyar jiwa) dan luas Tiongkok. Arsip Nasional Republik
wilayah 9,69 juta kilometer persegi, Indonesia sebagai lembaga kearsipan
menjadikannya ke-4 terbesar di dunia. pusat memiliki khazanah arsip yang
(www.listofcountriesoftheworld.com, beragam baik secara kualitas dan
2015). Tiongkok didirikan pada kuantitas. Khazanah arsip statis di Arsip
tahun 1949 setelah berakhirnya Perang Nasional Republik Indonesia dibedakan
Saudara Tiongkok, dan sejak saat itu menjadi 3 (tiga) yaitu arsip konvensional,
dipimpin oleh sebuah partai tunggal, arsip media baru, dan arsip kartografi.
yaitu Partai Komunis Tiongkok (PKT). Arsip konvensional dapat dibagi 2 (dua)
(Walton, 2001) Sekalipun seringkali yaitu arsip konvensional periode kolonial
dilihat sebagai negara komunis, dan periode Republik Indonesia. Dengan
kebanyakan ekonomi republik ini jumlah arsip yaitu periode kolonial
telah diswastakan sejak tahun 1980-an. (1602-1948) sebanyak sekitar 22.000 ml,
Sebagai negara dengan penduduk dan periode Republik Indonesia (1945-
terbanyak di dunia, sekarang) sebanyak sekitar 8.000 ml.
dengan populasi melebihi 1,363 miliar Arsip konvensional meliputi: tekstual
jiwa (perkiraan 2014), yang mayoritas sebanyak sekitar 30.247 ml, dan
merupakan bangsa Tiongkok. Untuk kartografi sebanyak 106,994 lembar.
menekan jumlah penduduk, pemerintah Adapun terdapat media baru yang
giat menggalakkan kebijakan satu anak. meliputi: Film (70.140 reels), Video
Tiongkok memiliki ekonomi paling besar (33.123 kaset), suara (38.849 kaset/open
dan paling kompleks di dunia selama reels), foto (1.663.000 lembar),
lebih dari dua ribu tahun, beserta dengan microfilm (20.948 reels), microfische
beberapa masa kejayaan dan kejatuhan. (7.200 fisches) dan optical disc (427
(Dahlman, 2014) Sejak keping). (Laporan Akuntabilitas Kinerja
54

Arsip Nasional Republik Indonesia, adalah usaha memelihara hubungan antar


2011) negara dengan perantaraan wakil-wakil
Dalam penjelasan diatas, tulisan diplomatik khusus yaitu duta besar, duta
ini berusaha menjelaskan bagaimanakah dan kuasa usaha. (Marbun, 2013). Dalam
hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok mengkaji definisi yang telah disebut
dikaitkan dengan khazanah arsip statis di diatas, beberapa hal tampak jelas.
Arsip Nasional Republik Indonesia? Pertama, jelas bahwa unsur pokok
Khazanah arsip statis apa sajakah yang diplomasi adalah negosiasi. Kedua,
memperlihatkan hubungan diplomasi negosiasi dilakukan untuk
Indonesia-Tiongkok? mengedepankan kepentingan negara.
Tujuan penelitian ini adalah Ketiga, tindakan-tindakan diplomatik
memberi pemahaman dan kajian yang diambil untuk menjaga dan memajukan
lebih mendalam mengenai hubungan kepentingan nasional sejauh mungkin
diplomasi Indonesia-Tiongkok yang bisa dilaksanakan dengan sarana damai.
dikaitkan dengan khazanah arsip statis di Oleh karena itu, pemeliharaan
Arsip Nasional Republik Indonesia. perdamaian tanpa merusak kepentingan
Kata diplomasi diyakini berasal nasional adalah tujuan utama diplomasi.
dari kata Yunani diploun yang berarti Tetapi apabila cara damai gagal untuk
melipat. Selanjutnya kata ini berkembang menjaga kepentingan nasional, kekuatan
dan mencakup pula dokumen-dokumen boleh digunakan. Merupakan kenyataan
resmi yang bukan logam, khusunya yang umum bahwa terdapat keterkaitan erat
memberikan hak istimewa tertentu atau antara diplomasi dan perang. Jadi poin
menyangkut perjanjian dengan suku keempat bisa dinyatakan sebagai suatu
bangsa asing diluar bangsa romawi. teknik-teknik diplomasi yang sering
Karena perjanjian-perjanjian ini semakin dipakai untuk menyiapkan perang dan
bertumpuk, arsip kekaisaran menjadi bukan untuk menghasilkan perdamaian.
beban dengan dokumen-dokumen kecil kelima, diplomasi dihubungkan erat
yang tak terhitung jumlahnya yang dilipat dengan tujuan politik suatu negara.
dan diberikan dalam cara khusus. Oleh Keenam, diplomasi modern dihubungkan
karena itu dirasa perlu untuk erat dengan sistem negara. Ketujuh,
mepekerjakan seseorang yang terlatih diplomasi juga tidak bisa dipisahkan dari
untuk mengindeks, menguraikan dan perwakilan negara. (Ardila Putri, 2016)
memeliharanya. Isi surat resmi negara Arsip berasal dari bahasa Yunani
yang dikumpulkan, disimpan di arsip, yaitu archeon yang memiliki arti milik
yang berhubungan dengan hubungan sebuah kantor. (Daryan dan Suhardi,
internasional dikenal pada zaman 1998). Dari kata archeon masih
pertengahan sebagai diplomaticus atau ditemukan kata asalnya yaitu arche yang
diplomatique. Siapapun yang terbentuk dari dua kata yaitu archaios
berhubungan dengan surat-surat tersebut artinya kuno dan archi yang artinya
dikatakan sebagai milik res diplomatique tempat utama dan kekuasaan. (Basuki,
atau bisnis diplomatik. Diplomasi berarti 1994). Arsip memiliki definisi yaitu
55

tempat rekam publik yang disimpan atau yang dilakukan oleh kedua bangsa
dokumen diselamatkan. tersebut. Dalam hal ini penulis terfokus
(Jenkinson,1922). Selain itu, arsip juga pada dinamika hubungan diplomasi
memiliki definisi yaitu dokumen- kedua negara tersebut yang dibuktikan
dokumen yang diciptakan atau diterima melalui seberapa banyak arsip yang telah
dan diakumulasikan oleh orang atau disimpan di Arsip Nasional Republik
organisasi dalam tugasnya untuk Indonesia.
mengatur hubungan dan diselamatkan
dikarenakan nilai yang berkelanjutan. METODOLOGI PENELITIAN
Arsip selalu merujuk kepada organisasi, Dalam penelitian ini terfokus pada
agen atau program yang bertanggung hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok
jawab pada proses seleksi, perawatan, dalam khazanah arsip statis. Tulisan ini
dan penggunaan rekaman yang merupakan hasil analisis dari kerangka
berkelanjutan serta juga merujuk pada berpikir dari berbagai pustaka yang
tempat penyimpanan, bangunan atau berhasil dirangkum dalam satu kesatuan
tempat yang didedikasikan pada pemikiran ditambah dengan analisis dari
penyimpanan, penyelamatan, dan penulis mengenai hubungan diplomasi
penggunaan.(McKemmish,1993). Arsip Indonesia-Tiongkok dalam khazanah
juga memiliki arti yaitu naskah atau arsip statis tersebut. Tentu saja hasil
dokumen atau catatan atau informasi pemikiran dan analisis ini belum tentu
terekam dalam bentuk dan corak apapun mewakili keseluruhan dari analisis
yang dibuat dan atau diterima oleh hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok
sesuatu institusi atau perseorangan dalam tersebut. Oleh karena itu diperlukan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan metode penelitian yang tepat antara lain
fungsi dan tugasnya. (Hadiwardoyo, metode pustaka dengan pendekatan
2002). Arsip merupakan dokumen yang analisis deskriptif untuk menggambarkan
dibuat dalam bagian dari transaksi resmi hubungan diplomasi Indonesia-Tiongkok
dan juga disimpan untuk kepentingan dalam khazanah arsip statis tersebut dan
resmi. (Jenkinson, 1922). Arsip juga juga untuk mendapatkan data primer dan
merupakan media yang membawa sekunder sehingga memperjelas tulisan
informasi yang diciptakan oleh organisasi ini sendiri.
dalam melakukan kegiatannya dan Dalam penelitian ini digunakan
memiliki nilai simpan serta diseleksi teknik pengumpulan data dilakukan
untuk kepentingan tertentu dari media dengan cara: (1) penelitian pustaka guna
produksi organisasi yang besar dalam memperoleh data primer dan sekunder
waktu yang lama dan waktu yang sangat sehingga diharapkan dapat memperjelas
lama. (McKemmish, 1993). berbagai hal yang ditemukan dalam
Hubungan diplomasi Indonesia- penelitian kualitatif; (2) penelitian arsip
Tiongkok telah mengalami pasang surut atau dokumen yang disebut kajian isi
seiring dengan perjalanan sejarahnya hal yaitu metodologi penelitian yang
ini diperlihatkan juga dengan interaksi memanfaatkan seperangkat prosedur
56

untuk menarik kesimpulan dari sebuah arsip konvensional periode kolonial dan
arsip. (Moleong, 2013) arsip pasca kemerdekaan. Adapun
Dalam penelitian ini digunakan khazanah arsip statis periode kolonial
metode analisis dengan metode teknik terdiri khazanah arsip VOC (Veredigde
analisis isi (content analysis) untuk Oost-Indische Compagnie), pemerintahan
memahami hubungan diplomasi antara Inggris (Engelsche Tussenbestuur),
Indonesia-Tiongkok. (Moleong, 2013) pemerintahan Hindia-Belanda
(Nederlands-Indie), dan kekuasaan NICA
HASIL DAN PEMBAHASAN (Netherlands Indies Civil
Khazanah Arsip Statis Di Arsip Administration). Pada khazanah
Nasional Republik Indonesia Pemerintahan Hindia Belanda terdapat
Arsip memiliki banyak khazanah arsip statis Algemene
pembedaan dan kategorisasi. Pembedaan Secretarie (mirip Sekretariat Negara pada
dan kategorisasi contohnya arsip masa pasca kemerdekaan), Binnenlands-
dinamis, arsip aktif, arsip inaktif, arsip Bestuur (mirip Kementerian Dalam
vital, dan arsip statis. Arsip statis adalah Negeri pada masa pasca kemerdekaan),
arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip Financien (mirip Kementerian Keuangan
yang memiliki nilai guna kesejarahan pada masa pasca kemerdekaan), Cultures
yang telah habis masa retensinya, dan (mirip Kementerian Pertanian pada masa
berketerangan dipermanenkan yang telah pasca kemerdekaan), Mijnwezen (mirip
diverifikasi baik secara langsung maupun Kementerian Energi dan Sumber Daya
tidak langsung oleh Arsip Nasional Mineral pada masa pasca kemerdekaan),
Republik Indonesia atau lembaga Burgerlijke Openbare Werken (disingkat
kearsipan. (Undang-undang Nomor 43 BOW mirip Kementerian Pekerjaan
tentang Kearsipan Pasal 1) Umum pada masa pasca kemerdekaan),
Khazanah arsip statis adalah dan gewestelijke stukken (mirip
kekuatan dari lembaga kearsipan baik Pemerintahan Daerah sekarang). (Yacob,
daerah maupun pusat. Semakin bervariasi 2012). Untuk khazanah arsip statis pasca
dan beragamnya khazanah arsip statis kemerdekaan terdapat antara lain
dari sebuah lembaga kearsipan semakin khazanah arsip statis Sekretariat Negara,
banyak pula informasi yang dapat Kabinet Perdana Menteri, Jogja
diketahui. Begitu pula dengan Arsip Documenten, Kabinet Presiden, Delegasi
Nasional Republik Indonesia sebagai Indonesia, Konstituante, Pidato Presiden
lembaga kearsipan pusat harus memiliki Soekarno, Pidato Presiden Soehart, dsb.
khazanah arsip statis yang beragam baik Untuk arsip media baru terdiri
secara kualitas dan kuantitas. Khazanah dari arsip foto, arsip film dokumenter,
arsip statis di Arsip Nasional Republik arsip microfilm, arsip rekaman suara, dan
Indonesia dibedakan menjadi 3 (tiga) arsip optical disc. Khazanah arsip
yaitu arsip konvensional, arsip media statisnya antara lain KIT, Kempen,
baru, dan arsip kartografi. Arsip NIGIS/RVD, Personal, Masjid Istiqlal,
konvensional dapat dibagi 2 (dua) yaitu LIN, IPPHOS, Kelompok Film Politik,
57

Kelompok Film Kegiatan Presiden,


Kelompok Film Gelora Pembangunan, Hubungan Diplomasi Indonesia-
Kelompok Film Gelora Indonesia, Tiongkok
Kelompok Film Tamu Negara, Kelompok Hubungan diplomasi Indonesia-
Film Cerita, Kelompok Film ABRI, Tiongkok diawali melalui jalur sutera dan
Kelompok Film Agama, Kelompok Film jalur laut pada masa Pra Han. Bandar-
Perindustrian, Kelompok Film bandar besar pada zaman dahulu yang
Perjuangan RI 1945, Kelompok Film merupakan pusat perdagangan Tiongkok
Kesehatan, Kelompok Film Pemerintah melalui jalur laut adalah Guangzhou,
DKI Jakarta, Kelompok Film Olahraga, Quanzhou, Hangzhou, Mizhou (Sandong
Kelompok Film Pahlawan Nasional, Kabupaten Jiao), Wenzhou, dan
Kelompok Film Sosial, Kelompok Film Mingzhou (Ningbo). Pada masa Tang dan
Siaran Khusus, Kelompok Film Song, bandar Guangzhou merupakan
Pemerintah Daerah, Kelompok Film tempat perdagangan internasional
Perayaan (Peringatan), Kelompok Film terbesar pada masanya termasuk dengan
Semi Dokumenter, Kelompok Film wilayah Indonesia yang dikenal sebagai
Koleksi Werden de Wereld, Kelompok Nusantara pada waktu itu. Pada masa pra
Film Dokumenter Perekonomian, RVD, Han hingga zaman Ming, hubungan
TVRI, Kelompok Film Sinerama, diplomasi Indonesia-Tiongkok lebih
Kelompok Video Sekretariat Negara, karena faktor perdagangan dan agama
Kelompok Video TVRI, Kelompok serta huru-hara politik, seperti kejadian
Video Sekretariat Presiden, Minuut Huang Chao, kejatuhan dinasti Song dan
Resolutien, Kerajaan Buton, Burgelijke mencari kehidupan lebih baik, ada juga
Stand, Buitenland, Geheime Casteel yang diundang oleh kerajaan Tiongkok
Batavia, Testamen Boek, List de dan juga utusan yang dikirim Kerajaan
Politieke Verslagen, Koopbrieven, Tiongkok ke kerajaan-kerajaan di
Naskah Museum Sonobudoyo, Mr VA Nusantara yang pada umumnya
Alphen/Engelhard, Familie Papieren, membawa rombongan dan tidak semua
United Nations, Patriasche Missiven, rombongan itu kembali ke negara
Residentie Kedoe, Madioen, Kediri, asalnya. Pada masa dinasti Tang dan
Stamboeken, Handeligen van de Song, perdagangan laut Tiongkok hingga
Volkskrant, Notulen Besluiten, Archief Asia Tenggara itu perdagangannya amat
Kolonien, Indonesia Imprints, Memorie ramai dan padat. Awal abad ke 15, di
van Overgave, Rekaman Suara Sejarah Jawa dan Sumatra sudah ada kantong-
Lisan, Rekaman Suara BP 7, Rekaman kantong komunitas Tionghoa. Pada masa
Suara MP3, Rekaman Suara DPR/MPR dinasti Jin Timur sekitar tahun 317-420,
RI, Risalah Sidang Kabinet, dan seorang bhiksu bernama FaXian yang
Rekaman Suara Rapat Paripurna DPR. dalam perjalanannya dari Srilanka
Selain hal diatas terdapat juga Khazanah kembali ke Tiongkok terhadang badai
Arsip Statis Kartografi, Kearsitekturan, dan terdampar sampai kerajaan Ye Po Ti
dan Perorangan. (Sumatera tapi ada yang beranggapan
58

pulau Jawa). Beliau tinggal kurang lebih Tiongkok yang saat itu bukan anggota
100 hari lamanya kemudian kembali ke dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Guangzhou dengan menaiki kapal niaga Tiongkok, bagi Indonesia, juga tak kalah
yang berisi kurang lebih 200 orang. penting, apalagi setelah Indonesia
Tulisan Fa Xian ini menunjukkan bahwa memutuskan untuk keluar dari PBB pada
sudah ada pelayaran dan interaksi antar awal 1965. Keduanya menjalin suatu
warga Tiongkok dengan warga kemitraan dalam membangun solidaritas
Nusantara. Pada masa dinasti Tang pada di antara negara-negara New Emerging
tahun 618-917, seorang bhiksu bernama Forces (NEFO). Pada 30 Oktober 1967,
Yijing menuliskan perjalanannya mencari kedua negara membekukan hubungan.
kitab suci berjudul “Kisah Bhiksu Agung Pada 24 Februari 1989, ketika Presiden
dari Tang ke Semenanjung India Soeharto bertemu Menteri Luar Negeri
Memohon Dharma”. Pada kitab itu Tiongkok saat itu Qian Qichen, dalam
diceritakan bahwa pada masa itu upacara pemakaman Kaisar Hirohito di
Kerajaan Sriwijaya memiliki pelabuhan Tokyo, dibahaslah kemungkinan
penghubung untuk menuju India. Yijing normalisasi hubungan diplomasi kedua
berkali-kali ke India melalui jalur laut negara yang tengah membeku.
dan singgah di Sriwijaya berkali-kali, Pembahasan dilanjutkan dalam
totalnya beliau tinggal di Sriwijaya pertemuan Menlu Ali Alatas dan Qian
selama 12 tahun. (Tjong, 2015). Qichen pada 4 Oktober 1989 di Tokyo.
Era Soekarno menjadi tonggak Hasilnya, pada tanggal 3 Juli 1990 kedua
penting hubungan diplomasi Indonesia- Menteri Luar Negeri tersebut
Tiongkok. Hubungan diplomasi kedua menandatangani Komunike Bersama
negara terus menunjukkan perkembangan "The Resumption of The Diplomatic
positif, dengan kehadiran Perdana between The Two Countries" di Beijing,
Menteri Tiongkok Zhou En Lai pada diikuti kunjungan Perdana Menteri Li
Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18- Peng ke Indonesia sekaligus
25 April 1955. Dalam KAA Bandung menyaksikan penandatanganan nota
"Lima Prinsip Hidup Berdampingan kesepahaman Pemulihan Hubungan
Secara Damai" yang dikemukakan Diplomatik kedua negara pada 8 Agustus
Tiongkok dan disponsori bersama 1990. Normalisasi hubungan diplomasi
Pemerintah India dan Myanmar, tersebut kemudian secara bertahap
mendapat dukungan dari para peserta. membuka hubungan ASEAN dan
Indonesia dan Tiongkok pun sepakat Tiongkok, hingga akhirnya pada 1996
untuk mempererat hubungan diplomasi Tiongkok menjadi mitra dialog penuh
yang telah berjalan baik kala itu, ditandai ASEAN. Interaksi positif antara kedua
dengan ditandatanganinya perjanjian negara pun dilanjutkan pada era Presiden
persahabatan serta persetujuan kerja sama Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Di
kebudayaan pada 1 April 1961. Dalam masanya, Imlek ditetapkan sebagai hari
konteks hubungan luar negeri yang lebih libur nasional, beragam atribut dan
luas, Indonesia amat penting bagi simbol berbau Tiongkok mulai
59

bermunculan di Nusantara. Gus Dur yang penetapan Declaration of Conduct of


menetapkan Tiongkok sebagai negara Parties in The South China Sea (DoC)
tujuan pertama lawatannya ke luar negeri pada 2002, termasuk dalam "Guidelines
setelah dilantik sebagai orang Nomor for The Implementation of DoC" pada
Indonesia, bahkan mengusulkan 2011. Indonesia dan Tiongkok juga
pembentukan poros Jakarta-Beijing-New sepakat menandatangani
Delhi. Di era kepemimpinan Megawati protokol Southeast Asian Nuclear
kedua sepakat membentuk forum energi Weapon Free Zone (SEANWFZ) pada
yang merupakan payung investasi 2011. Keduanya juga sepakat untuk
Tiongkok di Indonesia di bidang menjadikan ASEAN sebagai the main
energi. Beberapa capaian yang sudah driving force dalam pembentukan forum
dirintis tersebut kemudian dikelola lebih Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur.
baik oleh Susilo Bambang Yudhoyono, (Utami, 2015).
dalam dua periode kepemimpinannya. Arsip Nasional Republik
Dalam periode itu, dua perjanjian Indonesia sebagai bagian dari Pemerintah
penting, monumen kedekatan hubungan Indonesia juga memiliki peran dalam
diplomasi Indonesia-Tiongkok menjaga hubungan diplomasi antara
ditandatangani yaitu Kemitraan Strategis Indonesia dan Tiongkok. Tentunya
pada 25 April 2005, yang kemudian dengan perannya di dalam menyimpan,
ditingkatkan menjadi Kemitraan Strategis memelihara dan menyelamatkan arsip
Komprehensif pada Oktober 2013. Sejak statis terutama hubungan diplomasi
itu hubungan politik, pertahanan, antara Indonesia dan Tiongkok. Dengan
keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya beragamnya arsip statis yang disimpan
kedua negara terus meningkat. Makin semakin tersimpan pula memori kolektif
eratnya hubungan diplomasi Indonesia- mengenai hubungan Indonesia-Tiongkok.
Tiongkok juga ditunjukkan kedua pihak Tentunya hal tersebut dapat dilihat dari
pada forum internasional, semisal dalam khazanah arsip statis yang disimpan.

Gambar 1. Pernyataan bersama Indonesia-Tiongkok dalam kunjungan persahabatan Indonesia ke Tiongkok


Sumber: ANRI, Menko Hubra Tahun 1963-1966 Nomor 1203
60

Hubungan Diplomasi Indonesia- waktu. Arsip dalam inventaris ini yang


Tiongkok Dalam Khazanah Arsip menghubungkan hubungan diplomasi
Statis Di Arsip Nasional Republik Indonesia dan Tiongkok adalah
Indonesia Inventaris Hoge Regering Nomor 865,
Khazanah arsip statis periode Nomor 1036, Nomor 1063, dan Nomor
kolonial yang mendeskripsikan mengenai 1068. Dalam inventaris ini lebih
hubungan diplomasi antara Indonesia- memperlihatkan kerjasama di bidang
Tiongkok adalah pada Inventaris Hoge perdagangan antara VOC (Verenigde
Regering. Inventaris Hoge Regering yang Oost-Indische Compagnie) dengan
sekarang sudah pasti tidak selengkap pedagang-pedagang dari Tiongkok.
administrasi yang ada pada zaman Khazanah arsip statis periode
dahulu. Inventaris ini menyajikan pasca kemerdekaan yang
persentase kecil saja dokumen-dokumen mendeskripsikan mengenai hubungan
yang pernah ada pada abad ke-17, diplomasi antara Indonesia-Tiongkok
kemudian mulai banyak pada abad ke- adalah Inventaris Arsip Algemene
18, dan jumlah y a n g sangat Secretarie Tahun 1942-1950 yaitu
berlimpah pada abad ke-19. Tidak Nomor 147 dan Inventaris Kabinet
lengkapnya arsip ini untuk sebagian Presiden RI 1950-1959 Nomor 1852.
disebabkan pemindahan beberapa Dalam inventaris yang disebutkan diatas
bagiannya ke Rijksarchief (sekarang memperlihatkan komunikasi yang terjalin
Nationaal Archief Belanda) dan KITLV antara Indonesia dan Tiongkok.
di negeri Belanda. Inventaris Hoge Kemudian Inventaris Arsip Sekretariat
Regering ini untuk sebagian besar Negara: Seri Pidato Presiden Soeharto
dibangun dari seri-seri yang bersifat 1966-1998 antara lain Nomor 101.1,
umum yang tersusun menurut urutan Nomor 101.2, Nomor 226.1, Nomor

Gambar 2. Pidato Sambutan Presiden Soeharto atas kunjungan Presiden RRT Jiang Zemin Sumber: ANRI,
Sekretariat Negara: Seri Pidato Presiden Soeharto 1966-1998 Nomor 250
61

226.2, Nomor 250 yang berisi naskah KESIMPULAN


pidato balasan atas penyerahan surat Hubungan diplomasi antar kedua
kepercayaan dari Duta Besar Republik negara yang terjalin dapat dibuktikan
Republik Rakyat Tiongkok serta naskah melalui arsip yang tersimpan di masing-
pidato kenegaraan dalam rangka jamuan masing negara yang terlibat. Hal ini dapat
makan malam dalam menyambut dibuktikan oleh Negara Kesatuan
kedatangan Perdana Menteri Republik Republik Indonesia yang menyimpan
Rakyat Tiongkok. Selain itu, Inventaris bukti hubungan diplomasi antara
Dewan Pertimbangan Agung RI Tahun Indonesia dan Tiongkok melaui arsip
1977-1999 Nomor 51 yang berisi yang dapat diketahui melalui khazanah
persiapan guna normalisasi hubungan arsip statis.
Indonesia-Tiongkok dan Inventaris Dinamika hubungan diplomasi antara
Menko Hubra Tahun 1963-1966 Nomor Indonesia dan Tiongkok dapat dibuktikan
1203 yang berisi pernyataan bersama dari beberapa khazanah arsip yang
Indonesia-Tiongkok dalam kunjungan tersedia di Arsip Nasional Republik
persahabatan Indonesia ke Tiongkok. Indonesia. Pengguna maupun peneliti
Khazanah arsip statis untuk arsip bisa mengakses arsip yang
media baru yang mendeskripsikan memperlihatkan hubungan diplomasi
mengenai hubungan diplomasi antara antara Indonesia dan Tiongkok. Dari
Indonesia-Tiongkok adalah pada kesemuanya itu, dapat dilihat bahwa
Inventaris Arsip Produksi Film Negara hubungan diplomasi antara Indonesia dan
(PFN) yaitu film yang berjudul Tiongkok telah lama terjalin hal ini
“Konferensi Asia-Afrika 1955” yang dibuktikan dari sejumlah arsip yang
memperlihatkan Perdana Menteri tersimpan di Arsip Nasional Republik
Republik Indonesia pada waktu itu yaitu Indonesia. Melaui khazanah arsip statis
Ali Sastroamidjojo yang menyambut yang dimiliki oleh Arsip Nasional
kedatangan Perdana Menteri Tiongkok Republik Indonesia, memperlihatkan
Zhou En Lai. Selain itu pula, Inventaris dinamika hubungan diplomasi yang
Arsip Kementerian Penerangan Wilayah terjalin antara Indonesia dan Tiongkok.
Jawa Barat 1950-1955 yang menyimpan
arsip foto yaitu Nomor JB 5501/428, UCAPAN TERIMA KASIH
Nomor JB 5501/448, Nomor JB Dalam penyusunan hingga terwujudnya
5501/450, Nomor JB 5501/459, Nomor tulisan ini ini tidak terlepas dari
JB 5501/561, dan Nomor JB 5501/565. bimbingan dan bantuan dari berbagai
Dalam Inventaris ini memeprlihatkan pihak, untuk itu pada kesempatan ini
kegiatan Perdana Menteri Tiongkok Zhou penulis mengucapkan terima kasih yang
En Lai yang melakukan kegiatan sebesar-besarnya, terutama kepada istriku
komunikasi dengan pejabat tinggi tercinta Nur Anis Febriarini, S.E,
Indonesia sekaligus mengikuti keempat orangtuaku Papa Welly Yacob,
Konferensi Asia-Afrika. BE dan Ibu Dra. Rr. Dhwani Raginingsih
62

serta Papa Ma’mun Makruf dan Mama dukungan untuk menyelesaikan tulisan
Ruliyani, SE dengan penuh kasih sayang ini.
dan ketulusan mendoakan kepada penulis
agar selalu diberi kekuatan lahir dan batin
DAFTAR PUSTAKA
hingga dapat menyelesaikan tulisan ini,
Anastasia, Asmi. ”Sejarah Kearsipan”.
ketujuh adik-adikku Winda Dian
(Online). (http://www. arsip asmi
Retnaning Utami Yacob, S.H., Edwin
anastasia.blogspot.com., diakses
Pambudi Utama Yacob, S.Ds, Nurulita
27 April 2015).
Yunfitriani, S.Km, Agung Taufik Noer,
S.T., Fajrin Armawan, Stiven Augusta, Anshory, Irfan. "Asal Usul Nama
SE, Nanda Sitorus, S.Gz. dan ketiga Indonesia". (Online).
keponakanku Malika Najla Raniah (http://www.pikiran-rakyat.com,
Armawan, Satya Waskita Augusta, dan diakses tanggal 5 Oktober 2006).
Khafie El Azzam yang selalu Arsip Nasional Republik Indonesia.
memberikan suasana gembira di dalam 2011. Laporan Akuntabilitas
kehidupan, sahabat-sahabat terbaikku Kinerja Arsip Nasional Republik
Satria Ediyanto, S.T., M.T., Rohayat, Indonesia Tahun 2011. Jakarta:
S.STp, MIP, Hardy Prabujaya, S.T., Arsip Nasional Republik
R.Suryagung S.P., S.S., M.Hum, Aris Indonesia.
Widodo, A.Md, S.Sos, Denny Nicky Basuki, Sulistyo.1996. Pengantar
Indriawan, Andreas Darmawan, S.Kom, Kearsipan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Budiaji, S.S., Setyo Usodo,S.S., Dewi BBC. "A Point Of View: What kind of
Santi Andriani, S.E., M.Si, Rr. Maya superpower could China be?".
Yuliastanti, S.E., M.Si, Dwi Handoko, (Online). (http://www. telegraph.
S.E., Asep Shaleh Rosyadi, Beny co.uk, diakses tanggal 19 Oktober
Oktavianto, AMd, S.Kom, dan Bayu 2012).
Tanoyo AMd, MID , rekan-rekan satu Biro Pusat Statistik. "Penduduk Menurut
kerja di ex-Sub Direktorat Penerbitan
Wilayah dan Agama yang
Naskah Sumber Arsip dan Pameran, ex-
Dianut". Sensus Penduduk 2010“.
Sub Direktorat Pengolahan Arsip
(Online). (http://www.bps.go.id,
Sebelum Tahun 1945, Sub Direktorat
diakses tanggal 15 Mei 2010).
Pengolahan III, Direktorat Sumber Daya
Biro Pusat Statistik. "Population
Kearsipan dan Sertifikasi dan rekan-
Projection by Province, 2010-
rekan di Organisasi Ikatan Arsiparis
ANRI (IAA) dan Organisasi Pasukan Inti 2035". (Online).
Siswa (PASIS) SMAN 2 Bandar (http://www.bps.go.id, diakses
Lampung, rekan-rekanku di lingkungan tanggal 18 Mei 2015).
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Biro Pusat Statistik. "Hasil Sensus
Mada, SMAN 2 Bandar Lampung, dan Penduduk 2010 Data Agregrat per
SLTPN 1 Bengkulu yang selalu memberi Provinsi".(Online).
63

(http://www.bps.go.id, diakses Marbun, B.N., Kamus Politik, Jakarta: PT


tanggal 21 Agustus 2010). Pustaka Sinar Harapan, 2013,
Budiardjo, Miriam. 2013. Dasar-dasar McKemmish, Sue. 1993. “Introducing
Ilmu Politik Edisi Revisi. Jakarta: Archives and Archival Programs”
PT Gramedia Pustaka Utama. dalam Keeping Archives Second
Dahlman, Carl J; Aubert, Jean-Eric. Edition, Edited by Judith Ellis,
"China and the Knowledge Victoria: Thorpe in association
Economy: Seizing the 21st with The Australian Society of
Century". (Online). Archivists Inc.
(http://www.worldbank.org, Metro TV. “Jumlah Pulau di Indonesia
diakses tanggal 16 Juli 2014). 'Berkurang' 4.042 Buah”.
Daryan, Yayan dan Hardi Suhardi. 1998. (Online).
Terminologi Kearsipan Indonesia. (http://www.metronews.com,
Jakarta: PT Sigma Cipta Utama diakses tanggal 20 Oktober
Earl, George S. W. 1850. "On The 2013).
Leading Characteristics of the Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi
Papuan, Australian and Malay- Penelitian Kualitatif Edisi
Polynesian Nations". USA: Revisi.Bandung: PT Rosda Karya.
Journal of the Indian Archipelago Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
and Eastern Asia (JIAEA). Nomor 28 Tahun 2012 Pasal 97
Edgecombe, Jennifer. 1993 “Findings ayat 1 dan 2.
Aids” dalam Keeping Archives Peraturan Kepala Arsip Nasional
Second Edition, Edited by Judith Republik Indonesia Nomor 27
Ellis, Victoria: Thorpe in Tahun 2011 tentang Pedoman
association with The Australian Penyusunan Sarana Bantu
Society of Archivists Inc. Penemuan Kembali Arsip Statis
Hadiwardoyo, Sauki. 2002. Terminologi Bagian F No. 5.
Kearsipan Nasional. Jakarta: Suryadinata, Leo. Evi Nurvidya Arifin,
Arsip Nasional Republik Aris Ananta. 2013. Indonesia's
Indonesia. Population: Ethnicity and
Jenkinson, Hillary. 1922. A Manual of Religion in a Changing Political
Archives Administration Landscape. Jakarta; Institute of
Including the Problems of War Southeast Asian Studies.
Archives and Archive Making. Schwitlich, Anne-Marie. 1993. “Getting
Oxford: Clarendon Press Organised” dalam Keeping
Kroef, Justus M. van der. 1951. "The Archives Second Edition, Edited
Term Indonesia: Its Origin and by Judith Ellis, Victoria: Thorpe
Usage". USA: Journal of the in association with The Australian
American Oriental Society. Society of Archivists Inc.
64

Stoler, Ann Laura.2009, Along the Yacob, Dharwis Widya Utama.,


Archival Grain: Thinking “Anomali dalam Khazanah Arsip:
Through Colonial Ontologies, Afdeeling Atjeh Zaken dalam
Pricenton and Oxford: Princenton Algemene Secretarie (1873-
University Press. 1904)” dalam Jurnal Kearsipan,
Tjong, Ardian Cangianto. ”Asal Muasal Volume 7, ANRI, 2012.
dan Marga SukuTionghoa”.
(Online) http://www.budaya-
tionghoa.net, diakses tanggal 27
Maret 2016).
Tomascik, T; Mah, J.A., Nontji, A.,
Moosa, M.K. 1996. The Ecology
of the Indonesian Seas - Part One.
Hong Kong: Periplus Editions
Ltd.
Utami, Rini., “Hubungan Indonesia-
Tiongkok:Dari Soekarno Hingga
Jokowi ”. (Online) Sumber
elektronik diakses dari www.
antaranews.com.
www.Listofcountriesoftheworld.com."Co
untries of the world ordered by
land area". (Online). (http://www.
Listofcountriesoftheworld.com.,
diakses tanggal 27 April 2010).
Walton, Greg; International Centre for
Human Rights and Democratic
Development. 2001. "Executive
Summary". China's Golden
Shield: Corporations and the
Development of Surveillance
Technology in the People's
Republic of China. China: Rights
& Democracy.
White, Garry. "China trade now bigger
than US". (Online). (http://www.
telegraph. co.uk, diakses tanggal
15 Februari 2013).
65

PENGELOLAAN ARSIP KELEMBAGAAN PANWAS


KABUPATEN MANGGARAI DALAM MENDUKUNG
PELAKSANAAN FUNGSI DEMOKRASI

RECORDS MANAGEMENT ON ELECTION SUPERVISORY


COMMITTEE OF MANGGARAI DISTRICT IN SUPPORTING
THE IMPLEMENTATION OF DEMOCRACY

Dian Agung Wicaksono


Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email: dianagung@ugm.ac.id

Daisyta Mega Sari


Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email: daisy.mega@gmail.com

Abstract
Government had confirmed that Manggarai Regency was one of 205 regions in Indonesia to hold the
first round regional head election to realize the simultaneous regional head elections in 2020.
Unfortunately, performance of the Election Supervisory Committee (Panitia Pengawas Pemilu) as a
supervisory organ over the regional election was poor. It was affected by several causes, such as
complexity of the regional elections itself, retard inauguration of the Committee members, then it was
getting worse by a poor internal management of the organ. Furthermore, realization of the
supervision was restricted to the context of repressive supervision only, but the preventive action
wasn’t conducted by the Committee. It was happened because there’s no archive delivered by the
predecessor to the incumbent Committee concerning the socio-cultural and political constellation
towards the regional election in Manggarai whereas the archive actually could be used by the
Committee as a basic matter to enhance the performance of the upcoming Committee as well as to
analyse the preventive action to overcome dispute/conflict over regional elections in Manggarai.

Keywords: Archive, Election Supervisory Committee, Regional Elections, Supervision.

Abstrak
Pemerintah menetapkan Kabupaten Manggarai sebagai satu dari 205 daerah yang masuk dalam
tahapan pertama menuju penyelenggaraan Pilkada serentak pada tahun 2020 mendatang.
Penyelenggaraan Pilkada tersebut dilaksanakan pada tahun 2015. Panwas selaku organ yang
menjalankan fungsi pengawasan di Kabupaten Manggarai sayangnya belum optimal karena pengaruh
beberapa faktor, seperti kompleksitas Pilkada, tingginya potensi sengketa/konflik, keterlambatan
pelantikan komisioner Panwas, serta diperparah dengan kurangnya manajemen internal kelembagaan
itu sendiri. Lebih lanjut, realisasi fungsi pengawasan ini masih sebatas pada konteks represif,
sementara pada konteks preventif masih belum terlaksana dengan baik. Hal ini tak lain karena tidak
adanya arsip kerja kelembagaan Panwas terdahulu yang sebenarnya dapat dijadikan sebagai modal
perbaikan kerja lembaga ke depan, serta dapat ditindaklanjuti dengan analisis pemetaan
sengketa/konflik Pilkada di Kabupaten Manggarai.

Kata Kunci: Arsip, Panwas, Pilkada, Pengawasan


66

PENDAHULUAN Pilkada menjadi tanggung jawab kedua


Konsep demokrasi konstitusional lembaga tersebut, bekerja sama dengan
sejatinya diyakini sebagai hal fundamental KPU daerah yang bersangkutan. Di
dalam penyelenggaraan kehidupan samping itu, lembaga pengawas juga
berbangsa dan bernegara Indonesia dipersiapkan untuk mampu merespon
sebagaimana Pasal 1 ayat (2) Undang- polemik yang terjadi sepanjang proses
Undang Dasar Negara Republik Indonesia penyelenggaraan Pilkada, misalnya dalam
Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945). hal terjadi sengketa Pilkada. Idealnya, hal-
Pengejawantahan konsepsi demokrasi hal yang terjadi pada setiap tahapan
dalam konteks pemerintahan daerah penyelenggaraan Pilkada
tercermin dari pelaksanaan pemilihan didokumentasikan sebagai laporan hasil
kepala daerah (Pilkada). Pemilihan ini pengawasan maupun sebagai bahan
merupakan momentum berharga bagi evaluasi Pilkada, serta dapat dimanfaatkan
masyarakat di daerah dengan memilih sebagai arsip penunjang untuk komisioner
pemimpin daerahnya dalam jangka waktu lembaga pengawas pada Pilkada
yang telah ditentukan. Semangat yang selanjutnya.
dijiwai dalam Pilkada tak dapat dilepaskan Dalam konteks kekinian,
dari konsep fundamental otonomi daerah kompleksitas permasalahan terkait Pilkada
yang bertujuan untuk mendekatkan tercermin dari dinamika perubahan
kesejahteraan sosial kepada masyarakat di instrumen legal formal yang juga
daerah. Adapun ruh dari pelaksanaan berpengaruh terhadap desain Pilkada.
Pilkada sejatinya merupakan amanat Adapun landasan yuridis yang berlaku saat
dalam konstitusi sebagaimana ditegaskan ini adalah UU Nomor 1 Tahun 2015
dalam Pasal 18 ayat (4) UUD NRI Tahun tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
1945, bahwa “Gubernur, Bupati, dan Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Walikota masing-masing sebagai kepala Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-
dan kota dipilih secara demokratis”. Undang. Belum berselang terlalu lama
Dalam rangka mendukung Pilkada dasar hukum Pilkada diubah kembali
yang demokratis, Pemerintah telah dengan UU Nomor 8 Tahun 2015 yang
menyiapkan sistem penyelenggaraan mengamanatkan pelaksanaan Pilkada
Pilkada agar tetap damai, transparan, dan secara serentak bertahap dan serentak
bertanggungjawab. Mekanisme nasional. Realisasi Pilkada serentak
pengawasan Pilkada tentu menjadi salah nasional ditargetkan pada awalnya ditarget
satu aspek utama yang diharapkan dapat pada tahun 2020 diubah menjadi tahun
mengawal proses pelaksanaan Pilkada agar 2027 di 541 daerah otonom di seluruh
tetap sesuai dengan prinsip dan regulasi Indonesia. Menuju pelaksanaan Pilkada
yang berlaku. Pengawasan Pilkada ini serentak secara nasional akan dilakukan
dilaksanakan oleh Badan Pengawas Pilkada bertahap sesuai dengan habisnya
Pemilu (Bawaslu) untuk Pilkada pada masa jabatan Kepala Daerah di wilayah
tingkat provinsi dan Panitia Pengawas masing-masing. Kementerian Dalam
(Panwas) untuk Pilkada tingkat Negeri Republik Indonesia menyatakan
kabupaten/kota. Dalam hal ini, segala hal bahwa pada tahapan pertama yaitu pada
perbendaharaan tentang pengawasan tahun 2015, aktualisasi Pilkada serentak
67

diproyeksikan di 205 daerah di Indonesia, konflik. Upaya tersebut misalnya


termasuk salah satunya di Kabupaten diwujudkan dengan pemetaan konflik
Manggarai (Surat Kementerian Dalam lokal pada penyelenggaraan Pilkada di
Negeri Republik Indonesia Nomor Kabupaten Manggarai yang selama ini
120/4474/OTDA perihal Konfirmasi Data terjadi. Dengan demikian dapat dilakukan
Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Tahun analisis terhadap sumber masalah
2015, tanggal 29 Oktober 2014). sekaligus dijadikan sebagai mekanisme
Konflik maupun sengketa dalam early warning (peringatan dini) bagi
proses penyelenggaraan Pilkada bisa kelembagaan Panwas itu sendiri dalam
dikatakan sebagai keniscayaan yang menjalankan perannya.
ditemui pada setiap proses Bersamaan dengan itu, untuk
penyelenggaraannya. Namun, polemik merealisasikan upaya preventif melalui
terkait sengketa Pilkada tampak menjadi pemetaan konflik Pilkada di Kabupaten
semakin bias ketika persoalan bermuatan Manggarai, disyaratkan adanya tatanan
politis itu merambah pada aspek sensitif, kelembagaan yang tertib administrasi. Hal
seperti suku, agama, adat-istiadat. Menarik ini berkaitan dengan arsip atau
untuk menjadikan Kabupaten Manggarai dokumentasi kinerja kelembagaan Panwas
sebagai locus penelitian terkait peran paling tidak dari periode sebelumnya ke
Panitia Pengawas (Panwas) selaku periode saat ini. Peran arsip menjadi begitu
lembaga yang menjalankan fungsi vital, misalnya sebagai bukti rekaman
pengawasan Pilkada pada tingkat dinamika peristiwa Pilkada dan segala
kabupaten/kota berusaha menyelesaikan aspek lokalitas dan konstelasi politik di
sengketa Pilkada maupun yang berpotensi daerah setempat. Namun demikian,
konflik. Dengan penerapan hukum adat kondisi tersebut tampaknya menjadi
yang masih dominan, konflik bernuansa kendala bagi Panwas Kab. Manggarai
adat tampak sebagai hal terdampak dari karena komisioner Panwas saat ini tidak
sengketa Pilkada yang terjadi di diwarisi dokumentasi penyelenggaraan
Kabupaten Manggarai. Pilkada oleh komisioner pendahulunya.
Dalam menjalankan fungsi Hal ini menjadi fatal karena Panwas yang
pengawasan, Panwas memiliki bekerja pada masa Pilkada tahun 2015
kewenangan baik yang sifatnya represif tidak dibekali arsip-arsip penyelenggaraan
maupun preventif. Pengawasan represif Pilkada di kabupaten tersebut sehingga
dilakukan pada saat berlangsungnya menghambat kinerja kelembagaan Panwas
rangkaian Pilkada. Pengawasan jenis ini dan mempengaruhi tingkat responsif
lah yang seringkali dijumpai dalam kelembagaan tersebut dalam menghadapi
prakteknya. Sementara, pengawasan dalam sengketa maupun konflik Pilkada yang
kerangka preventif atau pencegahan ini terjadi. Padahal, peran arsip demikian
masih sangat minim diupayakan oleh penting sebagai dokumen yang terpercaya
Panwas Kabupaten Manggarai. Langkah dan kredibel, serta menjadi simbol
preventif ini sejatinya dapat memberikan responsibilitas atas kinerja selama masa
peran yang cukup signifikan dalam jabatan tertentu yang telah ditetapkan.
menanggulangi atau menangani masalah Berdasarkan uraian sebagaimana
dalam Pilkada di Kabupaten Manggarai, telah disampaikan, maka penelitian ini
baik yang berupa sengketa maupun berfokus pada permasalahan, yaitu:
68

Pertama, penyelenggaraan Pilkada kepustakaan untuk mendapatkan data


serentak di Kabupaten Manggarai tahun sekunder dengan bahan atau materi berupa
2015; dan Kedua, manajemen buku-buku, artikel-artikel, hasil-hasil
kelembagaan Panwas Kabupaten penelitian, dan peraturan perundang-
Manggarai terkait pengelolaan arsip undangan, serta pendapat ahli yang
penyelenggaraan Pilkada. Fokus penelitian berkaitan dengan ruang lingkup Pilkada
pertama harapannya dapat memberikan dan kearsipan. Peneliti juga melakukan
gambaran terkait dengan penyelenggaraan penelitian hukum empiris untuk
Pilkada serentak di Kabupaten Manggarai mendapatkan data primer yang diperoleh
pada tahun 2015 dengan polemik yang dari hasil wawancara kepada narasumber
timbul di tengah pelaksanaannya dan yang berkompeten mengenai Pilkada dan
karakteristik kedaerahan yang dimilikinya. tentunya mengenai sengketa dan konflik
Hal tersebut setidaknya dapat menjadi sosial, khususnya konflik adat. Dalam hal
awalan untuk menilai penyelenggaraan ini yang dimaksud dengan data primer
Pilkada di daerah apakah telah berjalan adalah data yang diperoleh secara
sesuai dengan prinsip demokrasi langsung dengan wawancara (Soerjono
konstitusional atau tidak. Adapun fokus Soekanto, 1986). Adapun narasumber
penelitian kedua berkaitan dengan peran dalam penelitian ini, yaitu Ketua Panitia
dan manajemen kelembagaan Panwas Kab. Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil
Manggarai dalam menjalankan fungsi Bupati Kabupaten Manggarai, serta Kepala
pengawasan, baik yang bersifat represif Dinas Badan Kesatuan Bangsa, Politik,
maupun preventif, khususnya dalam dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten
menyikapi polemik yang terjadi dalam Manggarai. Sementara data sekunder yaitu
rangkaian penyelenggaraan Pilkada. literatur atau bahan kepustakaan yang
Secara khusus, yaitu mengenai membahas mengenai teori maupun
pengelolaan arsip oleh Panwas sebagai pendapat ahli yang bersangkutan dengan
catatan/dokumentasi penyelenggaraan pokok penelitian. Adapun data sekunder
Pilkada yang idealnya dibuat oleh Panwas dalam penelitian ini diperoleh melalui
untuk dilaporkan kepada Bawaslu. Fokus studi kepustakaan guna menganalisis lebih
penelitian kedua ini dimaksudkan untuk lanjut data primer yang telah dilaksanakan
menunjukkan esensi/urgensi pengelolaan sebelumnya dalam penelitian lapangan.
arsip oleh Panwas sehingga dapat menjadi Dalam penelitian hukum ini,
dokumentasi penyelenggaraan Pilkada analisis data secara deskriptif-kualitatif,
sekaligus sebagai bahan evaluasi kerja dan yaitu dengan melakukan analisis yang
bekal bagi kinerja komisioner selanjutnya pada dasarnya dikembalikan pada tiga
dalam rangka mendukung aspek, yaitu mengklasifikasi,
penyelenggaraan Pilkada yang demokratis. membandingkan, dan menghubungkan.
Dengan perkataan lain, seorang peneliti
METODOLOGI PENELITIAN yang mempergunakan metode kualitatif,
Penelitian ini adalah penelitian tidaklah semata-mata bertujuan
hukum normatif-empirik, yang dilakukan mengungkapkan kebenaran belaka, akan
menggunakan penelitian lapangan. Namun tetapi untuk memahami kebenaran
demikian, juga dilakukan penelitian tersebut. Pertama-tama dilakukan
yuridis normatif melalui penelitian pengklasifikasian data yang diperoleh
69

berdasarkan temuan dalam penelitian demokratis, pemilu merupakan suatu


lapangan sebagaimana diperoleh dari hasil proses pergantian kekuasaan secara damai
wawancara maupun data yang diperoleh yang dilakukan secara damai yang
dari sumber lain. Lebih lanjut, terhadap dilakukan secara berkala sesuai dengan
data-data yang diperoleh dari hasil prinsip-prinsip yang digariskan konstitusi
penelitian lapangan kemudian dilakukan (Abdul Bari Azed, 2000). Bahwa
analisis berdasarkan teori-teori, pendapat pengaturan mengenai pemilihan Gubernur,
ahli, maupun analisis yuridis-normatif Bupati, dan Walikota ini sebagaimana
dengan kajian peraturan perundang- dalam Pasal 18 ayat (4) UUD NRI Tahun
undangan yang berlaku. 1945 yang berbunyi, “Gubernur, Bupati,
dan Walikota masing-masing sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN kepala pemerintah daerah provinsi,
Pilkada Serentak di Indonesia kabupaten, dan kota dipilih secara
Negara Kesatuan Republik demokratis.” Pengejawantahan dari Pasal
Indonesia adalah negara yang menganut 18 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945 adalah
paham kedaulatan rakyat (demokrasi penyelenggaraan Pilkada pada level
konstitusional). Konsekuensi logis dalam provinsi, kabupaten, dan kota sebagai
paham kedaulatan rakyat adalah pemilik mekanisme pengisian jabatan Gubernur,
kekuasaan tertinggi yang sesungguhnya Bupati, dan Walikota.
dalam Negara Indonesia adalah rakyat Bahwa sejatinya, tujuan dan fungsi
(Jimly Asshiddiqie, 2010). Hal tersebut penyelenggaraan Pilkada adalah untuk
sejalan dengan yang dikemukakan oleh melaksanakan prinsip kedaulatan rakyat
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim (Jimly Asshiddiqie, 2011) dan sebagai
bahwa paham kedaulatan rakyat sarana legitimasi politik (Syamsudin Haris,
(democracy), rakyatlah yang dianggap 1998). Bahwa hal ini menunjukkan
sebagai pemilik dan pemegang kekuasaan Pilkada sebagai mekanisme yang
tertinggi dalam suatu negara (Moh. menjamin penegakan prinsip kedaulatan
Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, 1983). rakyat dalam sebuah negara demokrasi
Dalam konteks kekinian, demokrasi dimana rakyat dapat menentukan
menjadi salah satu sistem politik yang pilihannya untuk memilih calon kepala
sangat berkembang di seluruh negara- daerahnya masing-masing. Fenomena
negara di dunia yang menjalankan sistem tersebut menjadi kecenderungan baik pada
politik demokrasinya dalam proses negara maju maupun berkembang sebagai
penyelenggaraan pemerintahan. Terdapat agenda politik yang sangat penting, bukan
beberapa pilar yang menjadi prasyarat saja dari dimensi warga negara tetapi juga
berjalannya sistem politik demokrasi, pemerintah yang memegang kekuasaan
yaitu: (a) adanya penyelenggaraan pemilu (Ibnu Tricahyo, 2009).
yang bebas dan berkala; (b) adanya Pelaksanaan Pilkada di Indonesia
pemerintahan yang terbuka, akuntabel dan tak lepas dari dinamika politik dan hukum
responsif; (c) adanya perlindungan hak sehingga pada akhirnya berpengaruh pada
asasi manusia; dan (d) berkembangnya desain Pilkada itu sendiri. Perubahan
civil society dalam masyarakat (Komisi regulasi tentang Pilkada yang terjadi
Pemilihan Umum, 2010). beberapa kali dalam kurun waktu yang
Bahwa dalam masyarakat sangat singkat setidaknya menjadi refleksi
70

begitu dinamisnya respon elit dan administrasi tata negara yang dilakukan
masyarakat terhadap Pilkada. Perubahan dari satu rezim pemerintahan menuju
regulasi yang terjadi tersebut tentu rezim pemerintahan selanjutnya.
mengubah desain dan arah pelaksanaan Kesadaran akan pentingnya arsip dalam
Pilkada di Indonesia hingga pada akhirnya dinamika ketatanegaraan sejatinya telah
diperoleh hasil berdasarkan perubahan UU disadari oleh founding fathers RI dan para
Pilkada bahwa Pilkada diselenggarakan pendahulu lainnya dengan menyimpan
secara serentak mulai bulan Desember catatan resmi bersejarah dalam
2015 lalu. perjuangannya hingga mencapai
Selanjutnya, dalam rangka menuju kemerdekaan, seperti teks Proklamasi, teks
penyelenggaraan Pilkada serentak se- pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, maka dilakukan skenario Republik Indonesia Tahun 1945, Piagam
tahapan Pilkada serentak dalam 2 (dua) Jakarta, dan dokumen resmi sejarah
tahap, yaitu: Tahap Pertama, Pilkada nasional lainnya. Hal ini kemudian
serentak dilakukan pada tahun 2015 untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah yang
pengisian jabatan Gubernur, Bupati, dan diejawantahkan melalui pengaturan arsip
Walikota yang masa jabatannya berakhir dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun
tahun 2015. Tahap Kedua, dilakukan 2009 tentang Kearsipan (UU Kearsipan).
pada tahun 2018 untuk pengisian jabatan Dalam konsiderans UU Kearsipan
Gubernur, Bupati, dan Walikota yang tercermin latar belakang yang menjadi
masa jabatanya berakhir pada tahun 2016, maksud pengelolaan arsip oleh negara,
2017, dan 2018. Adapun untuk jabatan yaitu memandang arsip sebagai identitas
Gubernur, Bupati, dan Walikota yang dan jati diri bangsa, serta sebagai memori,
berakhir masa jabatannya pada tahun 2016 acuan, dan bahan pertanggungjawaban
dan 2017 akan diisi oleh penjabat sampai dalam kehidupan bermasyarakat,
dengan terpilihnya Gubernur, Bupati, dan berbangsa, dan bernegara harus dikelola
Walikota definitif yang diperoleh dari hasil dan diselamatkan oleh negara
Pilkada serentak yang dilangsungkan pada (Konsiderans Menimbang huruf a UU
tahun 2018 nanti. Selanjutnya, pada tahun Kearsipan). Selanjutnya, dengan
2020 akan benar-benar direalisasikan menempatkan arsip sebagai dokumen yang
pelaksanaan pemilihan Gubernur, Bupati, menjamin autentisitas dan kredibilitas,
dan Walikota melalui Pilkada serentak perlindungan kepentingan negara dan hak-
secara nasional untuk pertama kalinya. hak keperdataan rakyat, serta dalam
(Menteri Dalam Negeri, 2014) mendinamiskan sistem kearsipan menuju
Kajian Arsip dalam Dinamika sistem penyelenggaraan kearsipan nasional
Ketatanegaraan yang andal (Konsiderans Menimbang
Arsip sebagai bentuk dokumentasi huruf b UU Kearsipan). Lebih lanjut,
catatan-catatan kegiatan disadari bahwa pengelolaan arsip yang tersistem
merupakan hal yang penting, termasuk dengan baik juga dinilai akan memberikan
bagi negara. Tak dapat dikesampingkan, kontribusi terhadap negara dalam
bahwa arsip merupakan bagian yang tidak menghadapi tantangan globalisasi dan
terpisahkan dari usaha pemerintah mendukung penyelenggaraan good and
mencatat perjalanan sejarah clean governance dalam kerangka
ketatanegaraan Indonesia, serta kegiatan pelayanan publik pada lembaga negara,
71

instansi pemerintah daerah, serta akan penyelenggaraan pemerintahan yang baik


memberikan manfaat keterbukaan dan bersih. Secara implisit, hal ini juga
informasi bagi lembaga pendidikan, merupakan salah satu upaya pemerintah
perusahaan, organisasi politik, organisasi mengejawantahkan hak warga negara atas
kemasyarakatan, hingga perseorangan sesuai ketentuan Pasal 28F UUD NRI
(Konsiderans Menimbang huruf c UU Tahun 1945, bahwa “Setiap orang berhak
Kearsipan). untuk berkomunikasi dan memperoleh
Pandangan negara terhadap arsip informasi untuk mengembangkan pribadi
sebagai unsur yang penting dalam dan lingkungan sosialnya, serta berhak
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, untuk mencari, memperoleh, memiliki,
berbangsa, dan bernegara tampaknya menyimpan, mengolah, dan
dipahami secara integral mencakup aspek- menyampaikan informasi dengan
aspek ketatanegaraan, meliputi aspek menggunakan segala jenis saluran yang
ekonomi, sosial, budaya, politik, serta tersedia.”
pertahanan dan keamanan. Hal ini logis Guna mencapai tujuan terciptanya
ketika melihat ruang lingkup pengertian sistem penyelenggaraan kearsipan
arsip sebagai wadah yang merekam nasional, maka melalui UU Kearsipan pula
kegiatan atau peristiwa yang dibuat dibentuk lembaga kearsipan sebagai
maupun diterima oleh lembaga negara, jaringan informasi kearsipan nasional yang
pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, diselenggarakan oleh ANRI (Arsip
perusahaan, organisasi politik, organisasi Nasional Republik Indonesia) selaku pusat
kemasyarakatan, dan perseorangan jaringannya. Sementara itu, dalam rangka
sebagaimana dalam Pasal 1 angka 2 UU membantu kinerja ANRI, maka
Kearsipan. Merespon rumusan mengenai penyelenggaraan jaringan informasi
arsip yang telah dijelaskan secara definitif kearsipan pada level daerah provinsi
tersebut, maka dapat diambil kesimpulan maupun kabupaten/kota masing-masing
bahwa sejatinya usaha pemerintah dilakukan oleh lembaga kearsipan provinsi
membentuk sistem penyelenggaraan dan lembaga kearsipan kabupaten/kota
kearsipan nasional ini memiliki keterkaitan (Pasal 14 ayat (2) UU Kearsipan).
yang erat dengan keterbukaan informasi
publik. Di sisi lain, terdokumentasikannya Penyelenggaraan Pilkada Serentak di
catatan-catatan resmi dalam kegiatan Kabupaten Manggarai
administrasi ketatanegaraan yang dibuat Kabupaten Manggarai adalah satu
dan dilaporkan, khususnya oleh unsur dari 21 (dua puluh satu) kabupaten/kota
penyelenggara negara, merupakan refleksi yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara
dari pertanggungjawaban mereka. Pada Timur. Pasca pemekaran, luas wilayah
pokoknya, hal tersebut sejalan dengan Kabupaten Manggarai adalah 1.669,42
yang pertimbangan pembentukan UU km², atau 166.942 Ha, yang secara
Kearsipan yaitu dalam kerangka administratif terbagi menjadi 9 (sembilan)
72
Tabel 1. Pasangan Calon Tahap Pendaftaran
No. Nama Pasangan Jenis Pekerjaan Jenis Partai
Calon Kelamin Dukungan Pendukung
1. Dr. Deno Kamelus, L Wakil Parpol  PKS
S.H., M.H. Bupati  PBB
Drs. Victor Madur L PNS  PKPI
 PAN
 Partai
Gerindra
 Partai
Demokrat
2. dr. Philipus Mantur L PNS Perorangan
Adrianus Suardi, L Anggota
S.E. DPRD
3. Herybertus L PNS Parpol  PDI
Geradus Laju Perjuangan
Nabit, S.E., M.A.  Partai
Adolfus Gabur, L Pensiunan Hanura
B.Sc, S.Sos. PNS  Partai
NasDem
Sumber: KPU, 2015.

kecamatan, 132 (seratus tiga puluh dua) itu baru memasuki pada tahapan verifikasi
desa dan 17 (tujuh belas) kelurahan, pasangan calon. Pada tahap ini terdapat 5
dengan pusat pemerintahan Kabupaten (lima) bakal pasangan Calon Bupati dan
Manggarai terletak di Kota Ruteng. Dinas Wakil Bupati yang mendaftarkan diri ke
Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Tenggara KPU Kabupaten Manggarai, dengan
Timur, 2015) Kabupaten ini merupakan rincian 3 (tiga) bakal pasangan calon
salah satu daerah yang masuk dalam merupakan calon perseorangan dan 2 (dua)
penyelenggaraan Pilkada serentak tahap bakal pasangan calon berasal dari partai
pertama dimana proses pemilihan yang politik. Dari kelima pasangan bakal calon
berlangsung pada tanggal 9 Desember tersebut diperoleh 3 (tiga) pasangan calon
2015 (Lampiran Surat Kementerian Dalam yang dinyatakan lolos verifikasi, yaitu
Negeri Republik Indonesia Nomor terdiri dari 2 (dua) calon berasal dari partai
120/4474/OTDA perihal Konfirmasi Data politik dan 1 (satu) merupakan calon
Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Tahun perseorangan, sementara 2 (dua) bakal
2015, tanggal 29 Oktober 2014). pasangan calon bupati dan wakil bupati
Berdasarkan hasil wawancara dinyatakan tidak lolos verifikasi
dengan Anggota Panwas Kabupaten administrasi. Data yang dilansir dari
Manggarai, di Ruteng, Kabupaten Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Manggarai, 12 Agustus 2015 diperoleh disebutkan sebagai berikut:
informasi bahwa tahapan Pilkada pada saat
73

Tabel 2. Pasangan Calon Tahap Penetapan Peserta


No. Nama Pasangan Calon Jenis Partai Jumlah
Dukungan Pendukung Dukungan
1. Dr. Deno Kamelus, S.H., Parpol  PKS 17 kursi
M.H.  PBB
Drs. Victor Madur  PKPI
 PAN
 Partai
Gerindra
 Partai
Demokrat
2. Herybertus Geradus Laju Parpol  PDI 18 kursi
Nabit, S.E., M.A. Perjuangan
Adolfus Gabur, B.Sc,  Partai Hanura
S.Sos.  Partai
NasDem
 Partai Golkar
 PKB
Sumber: KPU dan diolah Penulis, 2015.

Setelah melalui tahapan verifikasi disediakan KPU (Mohammad Arief


calon, pada akhirnya diperoleh hasil dua Hidayat, 2015).
pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Ketua Panwas Kabupaten
yang berasal dari partai akan bersaing Manggarai pada saat itu menyatakan
dalam pesta demokrasi melalui Pilkada di bahwa, bakal pasangan calon yang
Kabupaten Manggarai yang akan dinyatakan tidak lolos tersebut kemudian
berlangsung pada 9 Desember 2015 mengajukan laporan ke Panwas Kabupaten
mendatang (KPU, 2015). Manggarai terkait alasan berkas
Adapun dua pasangan bakal calon administrasi yang dikembalikan kepada
yang sebelumnya mendaftarkan diri bakal calon, dengan disertai berita acara
sebagai pasangan Calon Bupati dan Wakil yang menyatakan bahwa bakal calon
Bupati Kabupaten Manggarai dinyatakan tersebut dinyatakan tidak lolos oleh KPU
tidak lolos verifikasi administrasi oleh Kabupaten Manggarai. Hal tersebut yang
KPU Manggarai. Satu pasangan, Donatus- kemudian menjadi dasar pengajuan bagi
Ansel, dibatalkan karena mereka tak bakal pasangan calon yang tidak lolos
melampirkan salinan digital bukti administrasi, bahwa pihaknya
dukungan dan aplikasi B1-KWK, mempertanyakan mengenai dasar hukum
sedangkan yang lain, Marsel Sudirman- pengembalian berkas yang merupakan
Frans Bustan, didiskualifikasi karena gagal dokumen administrasi bakal calon Bupati
mengunggah data digital bukti dukungan dan Wakil Bupati. Atas laporan yang
ke dalam sistem teknologi informasi yang diajukan oleh bakal pasangan calon
tersebut, Panwas Kabupaten Manggarai
74

cukup responsif dengan kemudian perseorangan yang tidak lolos administrasi


mengambil tindakan untuk mengkaji tersebut. Adapun Pasal 15 ayat (2)
pokok-pokok laporan yang diajukan Peraturan Komisi Pemilihan Umum
kepadanya. Panwas Kabupaten Manggarai Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan
mengadakan klasifikasi terhadap laporan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
dengan mendatangkan pihak saksi, KPU, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
dan bakal calon yang bersangkutan. Walikota dan Wakil Walikota berbunyi,
Berdasarkan hal tersebut, KPU “Softcopy sebagaimana dimaksud pada
Kabupaten Manggarai pun kemudian ayat (1) merupakan file asli”.
memberikan jawaban atas laporan yang Sebagai respon atas adanya
diajukan oleh bakal pasangan calon. Akan kesalahan yang dilakukan oleh KPU, maka
tetapi, diperoleh fakta bahwa benar KPU KPU mengadakan pembetulan terhadap
Kabupaten Manggarai telah salah dalam dasar hukum yang digunakan dalam surat
menerapkan dasar hukum yang keputusan yang telah dikeluarkan
menyatakan kedua pasangan bakal calon sebelumnya. Setelah melakukan koreksi
tersebut gagal dalam proses verifikasi terhadap surat keputusan tersebut, KPU
administrasi. Sebagai respon atas laporan setempat memeriksa ulang terkait syarat
tersebut, KPU Kabupaten Manggarai yang berlaku, namun ternyata tetap
kemudian melakukan koreksi terhadap diperoleh hasil bahwa pemeriksaan ulang
keputusan yang telah dikeluarkannya, tersebut tidak mengubah keputusan yang
khususnya berkaitan dengan dasar hukum telah dikeluarkan sebelumnya, bakal calon
yang diterapkan dalam surat keputusan yang bersangkutan tetap tidak terima.
pengumuman calon yang dinyatakan lolos Merespon surat keputusan yang
tersebut. telah diperbaiki oleh KPU tersebut, bakal
Dalam Keputusan yang calon yang tidak terima tersebut kembali
dikeluarkan KPU Kabupaten Manggarai, mengajukan laporan kepada Panwas
dasar hukum yang digunakan merujuk Kabupaten Manggarai dengan substansi
pada ketentuan Pasal 15 ayat (2) huruf b permohonan untuk menunjukkan Surat
Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2015, Keputusan KPU Kabupaten Manggarai
serta Surat Ketua KPU pada 12 Juni 2015 terkait pengembalian berkas kepada bakal
Perihal Penjelasan Beberapa Aturan dalam calon yang bersangkutan, dalam hal ini
PKPU Nomor 9 Tahun 2015. Dalam yang dimaksud adalah Berita Acara
Keputusan a quo dijelaskan bahwa Penetapan Pasangan Calon. Permintaan
gugurnya calon perseorangan sebagaimana tersebut kiranya mendasarkan pada
mendasarkan pada ketentuan Pasal PKPU ketentuan dalam Pasal 67 ayat (1) PKPU
a quo. Namun, ketika diteliti lebih lanjut, Nomor 9 Tahun 2015, bahwa “KPU
tidak ditemui adanya huruf b dalam Pasal Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP
15 ayat (2) sebagaimana didalilkan oleh Kabupaten/Kota menuangkan hasil
KPU. Lebih lanjut, dalam surat yang penelitian persyaratan pencalonan,
dikeluarkan oleh Ketua KPU tidak persyaratan Pasangan Calon, penetapan
diperoleh dasar yang menunjukkan adanya Pasangan Calon peserta Pemilihan dalam
pemberian wewenang kepada KPU Berita Acara Penetapan Pasangan Calon.
Kabupaten Manggarai untuk langsung Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti
mendiskualifikasi bakal calon oleh Panwas Kabupaten Manggarai dan
75

disampaikan kepada KPU Kabupaten masyarakat. Dalam sejarahnya di


Manggarai. Namun, terhadap permintaan Kabupaten Manggarai, sering terjadi
yang diajukan tersebut, KPU Kabupaten fenomena kedekatan hubungan
Manggarai tidak memiliki kewenangan kekeluargaan antara beberapa pasangan
untuk menunjukkan Berita Acara a quo. calon Bupati dan Wakil Bupati. Kedekatan
Hal ini dengan alasan bahwa berkaitan hubungan kekeluargaan bahkan pernah
dengan proses pencalonan hingga terjadi hingga pada level saudara kandung
pengumuman Pasangan Calon yang lolos atau saudara ipar (hubungan talimawin).
verifikasi administrasi, kewenangan KPU Fenomena ini kemudian menjadi
Kabupaten setempat cukup mengumumkan fokus perhatian tersendiri dalam proses
hasil penetapan Pasangan Calon di kantor Pilkada karena kondisi sedemikian rupa
KPU Kabupaten Manggarai. sangat rentan mengundang konflik, tak
Sebagai dampak dari hal tersebut, hanya konflik yang sifatnya internal dalam
tentu menimbulkan ketidakpuasan dari keluarga pasangan calon, namun juga
pihak yang mengajukan laporan ke berpotensi terjadi perluasan konflik hingga
Panwas. Selain itu, terdapat hal yang pada level masyarakat. Dapat dipastikan
bersifat cukup janggal dalam praktik bahwa suara dari pihak keluarga besar dua
pengawasan yang dilakukan oleh Panwas pasangan calon yang memiliki kedekatan
Kabupaten Manggarai dimana seharusnya hubungan kekeluargaan tersebut menjadi
keputusan yang dikeluarkan oleh Panwas pecah, sehingga kondisi keluarga menjadi
adalah keputusan yang bersifat final dan tidak harmonis. Ironisnya, dampak buruk
binding. Konsekuensi logis dari keputusan yang diperoleh sebagai ekses dari
yang dikeluarkan oleh Panwas Kabupaten fenomena tersebut ketika perpecahan
Manggarai tersebut idealnya harus hubungan kekeluargaan antara kedua calon
dipatuhi oleh semua pihak. Di samping itu, tersebut berdampak pada proses Pilkada
kondisi tersebut menimbulkan kesan tahun ini ketika masih terjadi provokasi isu
bahwa seakan-akan lembaga tersebut, terhadap bakal calon yang mendaftarkan
yaitu Panwas Kabupaten Manggarai, tidak diri sebagai pasangan Bupati dan Wakil
menindaklanjuti pengajuan dari bakal Bupati Kabupaten Manggarai pada Pilkada
calon yang bersangkutan. 2015 ini. Hal ini tak dapat dihindarkan
Di sisi lain, pasangan yang ketika disadari bahwa kondisi tersebut
dinyatakan lolos verifikasi seiring memang sangat mudah dijadikan alat
perjalanannya dalam proses Pilkada permainan politik bagi pasangan lain yang
serentak ini bukan kemudian tidak merupakan rival dari calon-calon yang
memiliki kecenderungan permasalahan. memiliki kedekatan hubungan
Potensi konflik adat pada tahap ini kekeluargaan tersebut.
disebabkan oleh pasangan calon yang Manajemen Kelembagaan Panwas
dinyatakan lolos berasal dari latar Kabupaten Manggarai terkait
belakang klan yang sama. Kondisi ini Pengelolaan Arsip Penyelenggaraan
kemudian dikhawatirkan menimbulkan Pilkada
persinggungan isu konflik yang Sengketa maupun konflik menjadi
berlatarbelakang hubungan keluarga antara hal yang tak terhindarkan dalam tiap
pasangan calon yang berbeda, sehingga tahapan penyelenggaraan Pilkada, termasuk
rawan sekali memicu konflik di tengah Pilkada di Kabupaten Manggarai. Adapun
76

potensi permasalahan yang timbul, antara sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1)
lain berupa: (a) sengketa pendaftaran bakal UU Nomor 8 Tahun 2015.
calon Kepala Daerah; (b) sengketa Dalam menjalankan fungsinya,
pendaftaran calon Kepala Daerah; (c) Panwas Kabupaten juga bersinggungan
sengketa penelitian persyaratan calon dengan KPU Kabupaten sebagaimana
Kepala Daerah; (d) sengketa penetapan diatur oleh Pasal 77 ayat (1) huruf d, untuk
calon Kepala Daerah; (e) sengketa dalam menjalin koordinasi dalam mengatasi
pelaksanaan kampanye; (f) sengketa polemik yang lahir dalam proses Pilkada
penghitungan suara dan rekapitulasi hasil (Ramlan Surbakti dan Kris Nugroho,
penghitungan suara; (g) sengketa penetapan 2015). Namun, hal tersebut masih belum
calon Kepala Daerah terpilih; (h) cukup untuk mengatasi atau mencegah
penyelesaian pelanggaran dan sengketa permasalahan yang ada karena beberapa
hasil Pilkada; (i) sengketa pengusulan faktor internal dan eksternal yang terbukti
pengesahan pengangkatan calon Kepala menjadi kendala dalam menjalankan
Daerah terpilih. Menyadari kompleksitas kinerja kelembagaan Panwas.
penyelenggaraan Pilkada yang sarat akan Dalam konteks Pilkada di
sengketa/konflik tersebut, maka didesain Kabupaten Manggarai yang berlangsung
suatu lembaga yang menjalankan fungsi tahun 2015 lalu, terdapat beberapa yang
pengawasan atas penyelenggaraan Pilkada mempengaruhi kinerja Panwas dalam
pada level daerah provinsi, kabupaten, dan melaksanakan fungsi pengawasan
kota yang masing-masing dilaksanakan penyelenggaraan Pilkada yang berpotensi
oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menimbulkan potensi konflik di
dan Panitia Pengawas (Panwas) Kabupaten Manggarai dapat diuraikan
kabupaten/kota. Dalam konteks Kabupaten sebagai berikut: Pertama, berdasarkan
Manggarai, maka pelaksanaan pengawasan Keputusan Badan Pengawas Pemilihan
Pilkada dilakukan oleh Panwas Kabupaten Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur
Manggarai. Nomor: 01.E/KEP-Tahun 2015 tentang
Dalam konteks yuridis, keberadaan Penetapan Anggota Panitia Pengawas
kelembagaan Panwas berdasarkan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Manggarai Tahun 2015, anggota Panitia
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Bupati Manggarai Tahun 2015 ditetapkan
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan pada April 2015. Secara faktual
Walikota Menjadi Undang-Undang. Pasal pelaksanaan pelantikan anggota Panwas
1 angka 17 UU Nomor 8 Tahun 2015 Kabupaten Manggarai dilaksanakan pada
merumuskan definisi Panwas, yaitu bulan Mei 2015, sedangkan pada saat itu
“Panitia Pengawas Pemilihan
tahapan/proses Pilkada sudah berlangsung.
Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut
Hal tersebut jelas bertentangan dengan
Panwas Kabupaten/Kota adalah panitia
yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang Pasal 24 ayat (1) Perppu Nomor 1
bertugas untuk mengawasi Tahun 2014 yang menyatakan bahwa,
penyelenggaraan Pemilihan di wilayah “Panwas Kabupaten/Kota dibentuk paling
Kabupaten/Kota”. Sementara itu, lambat 1 (satu) bulan sebelum tahapan
pembentukan Panwas kabupaten/kota ini persiapan penyelenggaraan Pemilihan
dilaksanakan pada tahapan persiapan dimulai dan dibubarkan paling lambat 2
77

(dua) bulan setelah seluruh tahapan orang bersifat ad hoc dengan masa tugas
penyelenggaraan Pemilihan selesai”. yang terbatas sehingga menyebabkan tidak
Padahal, bila merujuk pada Peraturan ada keberlanjutan dari penyelenggaraan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun tugas dan kewenangan Panwas pada
2015 tentang Tahapan, Program, dan periode sebelumnya sehingga setiap
Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan penyelenggaraan pengawasan pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Bupati dan Wakil Bupati berpotensi
Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan dilakukan oleh orang baru yang tidak
Wakil Walikota, tahapan persiapan mempunyai bekal maupun pengetahuan
dimulai pada tanggal 18 Februari 2015 terhadap pelaksanaan pengawasan Panwas
dengan kegiatan Perencanaan Program dan (pada periode Pilkada sebelumnya).
Anggaran. Dengan demikian, Panwas Kedua, tidak ada evaluasi dari
kabupaten/kota seharusnya dibentuk paling periode sebelumnya. Potensi pertama
lambat 18 Januari 2015. Namun, pada tersebut diperparah dengan tidak adanya
faktanya Panwas kabupaten/kota baru laporan evaluasi kinerja pelaksanaan
ditetapkan bulan April 2015. pengawasan penyelenggaraan Pilkada
Kedua, berdasarkan Pasal 24 ayat sehingga membuka peluang bagi
(1) Perppu Nomor 1 Tahun 2014 diatur komisioner Panwas pada periode
bahwa, “Panwas Kabupaten/Kota dibentuk selanjutnya untuk melakukan kekeliruan
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum atau tidak responsif dalam menghadapi
tahapan persiapan penyelenggaraan hambatan yang sama. Hal ini karena tidak
Pemilihan dimulai dan dibubarkan paling ada evaluasi terhadap arsip laporan
lambat 2 (dua) bulan setelah seluruh penyelenggaraan Pilkada yang seharusnya
tahapan penyelenggaraan Pemilihan dapat dijadikan sebagai titik tolak
selesai”. Kemudian, diejawantahkan dalam perbaikan kinerja kelembagaan Panwas
Keputusan Badan Pengawas Pemilihan bagi komisioner Panwas selanjutnya.
Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur Ketiga, tindak lanjut penyelesaian
Nomor: 01.E/KEP-TAHUN 2015 tentang perkara/persoalan yang terjadi pada
Penetapan Anggota Panitia Pengawas periode sebelumnya. Maksudnya adalah
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dengan ditentukannya masa tugas Panwas,
Manggarai Tahun 2015 bahwa, “Masa yang mana 2 (dua) bulan setelah pemilihan
tugas Panitia Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dan Wakil Bupati, kelembagaan
Bupati Tahun 2015 terhitung sejak tanggal Panwas kabupaten harus dibubarkan, maka
pelantikan dan berakhir paling lambat 2 hal ini membuka potensi adanya
(dua) bulan setelah tahapan Pemilihan permasalahan-permasalahan yang belum
Bupati dan Wakil Bupati Manggarai terselesaikan secara tuntas, sedangkan
Tahun 2015 selesai”. Panwas sebagai lembaga pengawas Pemilu
Berdasarkan hal tersebut maka telah selesai menjalani masa tugasnya.
Pasal a quo akan menimbulkan multiplier Merujuk pada penjelasan di atas,
effect yang menghambat kinerja lembaga desain kelembagaan Panwas
Panwas. Pertama, tidak ada kontinuitas kabupaten/kota saat ini masih sangat
kinerja dari periode sebelumnya ke periode lemah dalam menjalankan fungsi
setelahnya. Dengan kata lain bahwa, pengawasan Pilkada yang diperparah
komisioner Panwas yang berjumlah 3 dengan ketidaksesuaian implementasi
78

pelantikan anggota komisioner Panwas Selain itu, arsip dokumen


serta tidak tertibnya administrasi penyelenggaraan Pilkada yang dibuat oleh
kelembagaan Panwas itu sendiri. Laporan Panwas pun juga akan bermanfaat dalam
kinerja Panwas selama masa menunjang kinerja Panwas itu sendiri
penyelenggaraan Pilkada tidak karena hal ini berkaitan dengan kewajiban
terdokumentasikan dengan baik sehingga Panwas. Beberapa hal diantaranya
menghambat keberlangsungan, digunakan sebagai bahan yang dapat
keberlanjutan, dan perbaikan kinerja disampaikan kepada pelaksana tugas
kelembagaan Panwas dalam menjalankan Panwas pada tingkat di bawahnya dalam
fungsi pengawasan Pilkada di tingkat hal pembinaan dan pengawasan. Lebih
Kabupaten. Dengan demikian, perlu lanjut, dokumen-dokumen yang berupa
peningkatan kualitas manajemen catatan peristiwa yang terjadi pada proses
kelembagaan, khususnya dalam hal Pilkada seperti berupa laporan dugaan
pengarsipan dokumen, baik pada level adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan
Bawaslu, maupun Panwas kabupaten/kota peraturan perundang-undangan mengenai
dalam hal pelantikan anggota komisioner Pilkada dapat digunakan sebagai data
Panwas, pelaksanaan fungsi pengawasan, statistik polemik Pilkada. Statistik tersebut
hingga evaluasi dan laporan Panwas dapat dijadikan tolak ukur evaluasi untuk
kepada Bawaslu. kinerja Panwas ke depan. Selanjutnya,
Arsip yang dibuat oleh Panwas atas pengelolaan arsip penyelenggaraan Pilkada
segala hal yang terjadi selama proses tersebut juga dapat diolah secara lebih
Pilkada Kabupaten Manggarai berlangsung lengkap sebagai laporan hasil pengawasan
hendaknya dilaporkan kepada Bawaslu. Panwas kabupaten kepada Bawaslu.
Disamping itu, arsip juga akan bermanfaat Keseluruhan hal tersebut semakin
bagi internal kelembagaan Panwas itu menguatkan kebutuhan Panwas untuk
sendiri sebagai bahan evaluasi sekaligus mengarsipkan dokumentasi seluruh
amunisi bagi komisioner Panwas peristiwa yang terjadi pada setiap tahapan
selanjutnya. Arsip penyelenggaraan Pilkada. Disamping itu, hal tersebut juga
Pilkada yang disusun oleh Panwas sejalan dengan kewajiban kelembagaan
setidaknya dapat dilakukan analisis oleh Panwas kabupaten/kota yang tertuang
internal lembaga Panwas untuk dalam (Pasal 32) UU Pemilihan Gubernur,
memetakan rencana kerja ke depan dan Bupati, dan Walikota saat ini.
juga menyusun langkah
antisipatif/preventif atas polemik yang KESIMPULAN
terjadi selama Pilkada tersebut Berdasarkan pembahasan
berlangsung. Spesifik terhadap sebagaimana telah diuraikan, terdapat dua
penyelenggaraan Pilkada Kabupaten hal yang dapat disimpulkan dari penelitian
Manggarai yang masih cukup berkaitan ini. Pertama, penyelenggaraan Pilkada
dengan nuansa adat, maka dokumentasi serentak di Kabupaten Manggarai pada
kerja Panwas terdahulu dapat dijadikan tahun 2015 lalu tidak terlepas dari
titik tolak pembelajaran/perbaikan untuk permasalahan politik, sosial dan budaya
menyusun pola pemetaan sengketa/konflik (adat-istiadat) setempat. Corak
dalam ruang lingkup lokal Kabupaten permasalahan berupa sengketa Pilkada tak
Manggarai. dapat dihindarkan lahir di tengah
79

prosesnya. Adapun rentannya sengketa peningkatan kesadaran anggota Panwas


Pilkada di daerah setempat kebanyakan Kabupaten bahwa keberadaan arsip ini
karena adanya hubungan keluarga penting bagi kelembagaan Panwas yang
(talimawin) antara pasangan bakal sifatnya ad hoc sehingga dapat menunjang
calon/calon satu dengan yang lainnya. keberlanjutan kerja Panwas dari periode
Namun demikian, perkembangan zaman saat ini ke periode selanjutnya. Selain itu,
membawa pengaruh positif bagi kesadaran arsip yang dibuat oleh Panwas ini agar
masyarakat, khususnya dalam segi dapat diakses oleh masyarakat sehingga
pendidikan politik. Kondisi kemajuan bisa menjadi refleksi penyelenggaraan
zaman ini cukup berhasil menggeser corak Pilkada yang demokratis.
pemilih tradisional menjadi pemilih
rasional sehingga pelaksanaan Pilkada UCAPAN TERIMA KASIH
benar-benar demokratis sesuai dengan Penulis menyampaikan syukur kepada
prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, Allah SWT, sehingga penelitian ini dapat
jujur dan adil. Masyarakat dapat memilih terlaksana dengan baik. Selain itu, penulis
sesuai kehendaknya dan tidak lagi juga ingin menyampaikan terima kasih
bergantung atau mengikuti pilihan kepada para pihak yang turut berperan
pemimpin adatnya. Pada akhirnya dalam dalam proses penelitian ini, yaitu:
Pilkada di Kabupaten Manggarai saat ini, 1. Direktorat Penelitian Universitas
Gadjah Mada.
adat tidak lagi berada pada ranah politik
2. Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten
praktis. Namun sebaliknya, adat justru
Manggarai.
bermain peran dalam memberikan
3. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
kontribusi bagi pembangunan budaya Perlindungan Masyarakat Kabupaten
politik di Kabupaten Manggarai yang Manggarai.
mengedepankan prinsip demokrasi secara
utuh. DAFTAR PUSTAKA
Kedua, kelembagaan Panwas Asshiddiqie, Jimly. 2010. Konstitusi dan
Kabupaten Manggarai memiliki peranan Konstitusionalisme Indonesia.
penting dalam menjalankan fungsi Jakarta: Sinar Grafika.
pengawasan penyelenggaraan Pilkada di _______________. Pengantar Ilmu
Kabupaten Manggarai. Akan tetapi, Hukum Tata Negara. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
kinerja Panwas Manggarai dalam rangka
Azed, Abdul Bari. 2000. Sistem-Sistem
pengawasan proses Pilkada di kabupaten Pemilihan Umum Suatu Himpunan
setempat tampaknya masih belum optimal. Pemikiran. Jakarta: Badan
Perlu perbaikan kerja kelembagaan Penerbitan Fakultas Hukum
Panwas, khususnya dalam hal pengelolaan Universitas Indonesia.
arsip yang berisi catatan peristiwa yang Haris, Syamsudin. 1998. Menggugat
Pemilihan Umum Orde Baru,
terjadi selama rangkaian Pilkada. Catatan-
Sebuah Bunga Rampai. Jakarta:
catatan yang terdokumentasikan oleh Yayasan Obor Indonesia dan PPW-
Panwas seharusnya diserahkan kepada LIPI.
Bawaslu sebagai laporan pengawasan Komisi Pemilihan Umum. 2010. Modul 1:
Pilkada, serta dapat dijadikan bahan Pemilu untuk Pemula. Jakarta:
evaluasi pelaksanaan Pilkada dan tolak KPU.
ukur kinerja kelembagaan. Perlu
80

Kusnardi, Moh. dan Harmaily Ibrahim. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009


1983. Pengantar Hukum Tata tentang Kearsipan.
Negara Indonesia. Jakarta: Pusat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015
HTN FH UI. tentang Perubahan Atas Undang-
Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Undang Nomor 1 Tahun 2015
Penelitian Hukum. Jakarta: tentang Penetapan Peraturan
Universitas Indonesia. Pemerintah Pengganti Undang-
Tricahyo, Ibnu. 2009. Reformasi Pemilu: Undang Nomor 1 Tahun 2014
Menuju Pemisahan Pemilu
tentang Pemilihan Gubernur,
Nasional dan Lokal. Malang: In-
Bupati, dan Walikota menjadi
Trans Publishing.
Undang-Undang
Pidato, Artikel Internet Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Nusa Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Tenggara Timur. Profil Kabupaten Tahapan, Program, dan Jadwal
Manggarai (Online). Penyelenggaraan Pemilihan
(http://penataanruang.pu.go.id/profi Gubernur dan Wakil Gubernur,
l-ntt/02.asp?id=14, diakses 19 Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau
Oktober 2015). Walikota dan Wakil Walikota.
Hidayat, Mohammad Arief. Calon Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Perseorangan Pilkada Manggarai Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Kandas Gara-Gara Sepele (Online). Pencalonan Pemilihan Gubernur
(http://nasional.news.viva.co.id/ne dan Wakil Gubernur, Bupati dan
ws/read/638735-calon- Wakil Bupati, dan/atau Walikota
perseorangan-pilkada-manggarai- dan Wakil Walikota.
kandas-gara-gara-sepele, diakses Keputusan Badan Pengawas Pemilihan
20 Oktober 2015). Umum Provinsi Nusa Tenggara
Komisi Pemilihan Umum. Informasi Timur Nomor: 01.E/KEP-TAHUN
Pasangan Calon Tahap Pendaftaran 2015 tentang Penetapan Anggota
(Online). Panitia Pengawas Pemilihan Bupati
(http://infopilkada.kpu.go.id/index. dan Wakil Bupati Manggarai
php?r=Dashboard/paslon&tahap=1 Tahun 2015.
, diakses 20 Oktober 2015). Surat Kementerian Dalam Negeri
_______________________. Informasi Republik Indonesia Nomor
Penetapan Peserta (Online). 120/4474/OTDA perihal
(http://infopilkada.kpu.go.id/index.
Konfirmasi Data Akhir Masa
php?r=Dashboard/paslon&tahap=3
, diakses 20 Oktober 2015). Jabatan Kepala Daerah Tahun
Menteri Dalam Negeri RI. Persiapan 2015, tanggal 29 Oktober 2014.
Pemilihan Kepala Daerah Serentak
Tahun 2015 (Pidato). Evaluasi dan Wawancara
Pemberian Penghargaan Pemilu Wawancara dengan Ketua Panwaslu
Tahun 2014. (Komisi Pemilihan Kabupaten Manggarai, di Ruteng,
Umum, Jakarta, 17 Desember 12 Agustus 2015.
2014). Wawancara dengan Kepala Badan
Kesatuan Bangsa, Politik, dan
Peraturan Perundang-undangan dan Perlindungan Masyarakat
Peraturan Lainnya Kabupaten Manggarai, di Ruteng,
Undang-Undang Dasar Negara Republik 13 Agustus 2015.
Indonesia Tahun 1945.
81

MEMBANGUN MEMORI PERADABAN DUNIA:


KEBERLANJUTAN PROGRAM MEMORY OF THE WORLD
DI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUILDING MEMORY OF THE WORLD: CONTINUING THE


PROGRAM OF MEMORY OF THE WORLD AT THE
NATIONAL ARCHIVES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

Adhie Gesit Pambudi


Arsip Nasional Republik Indonesia
Email: gesit@gmail.com

Abstract
The recognition of archives as Memory of the World (MoW) gives a great contribution for the
state, government, and people of Indonesia. ANRI is Indonesian archival institution that actively
involves in the nomination of Indonesian documentary heritage as MoW. Therefore, the
sustainability of MoW program in ANRI is very important and should always be supported by every
party in ANRI. This study not only descibes the program of UNESCO, but also its implementation
in ANRI. It also elaborates the strategy of ANRI to ensure the continuation and development of
MoW Program in ANRI.
Keywords: Archives, Documentary Heritage, Memory of the World, ANRI

Abstrak
Pengakuan arsip sebagai Memory of the World (MoW) memberikan manfaat yang luar biasa bagi
negara, pemerintah serta rakyat Indonesia. ANRI adalah lembaga kearsipan di Indonesia yang
terlibat aktif dalam pengajuan warisan dokumenter Indonesia sebagai MoW. Oleh karena itu,
keberlangsungan program MoW di ANRI merupakan hal yang sangat penting yang harus didukung
oleh semua pihak di ANRI. Penelitian ini tidak hanya membahas tentang gambaran program MoW
UNESCO, tetapi juga mengilustrasikan program MoW di ANRI. Selain itu, penelitian ini juga
menggambarkan tentang strategi yang harus dilakukan oleh ANRI dalam rangka menjamin
keberlanjutan dan meningkat penyelenggaraan program MoW di ANRI.
Kata kunci: Arsip, Warisan Dokumenter, Memory of the World, ANRI

PENDAHULUAN the World (MoW) Register of the United


Nations Educational, Scientific, and
Pada tahun 2015, Indonesia
Cultural Organization (UNESCO).
berhasil meraih prestasi di tingkat dunia.
Dengan demikian, salah satu khazanah
Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA)
arsip Indonesia kembali resmi menjadi
masuk dalam International Memory of
memori dunia bergabung dengan warisan
82

dokumenter terkenal di dunia seperti bangsa sebagai MoW. Kedua khazanah


Hikayat Hang Tuah, Perjanjian arsip tersebut adalah Arsip Konferensi
Tordesillas, Diari Anne Frank, Jurnal Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok (KTT
James Cook, Piagam Magna Charta, dan GNB) 1961-1992/Non-Aligned
lain-lain. Pada pertemuan International Movement Summit Meeting 1961 – 1992
Advisory Committee MoW yang ke-12 di Archives dan Arsip Tsunami Samudera
Abu Dhabi pada 4-6 Oktober 2015, Hindia/ Indian Ocean Tsunami Archives.
UNESCO merilis 47 warisan dokumenter Kedua arsip ini diajukan melalui Joint
dari berbagai dunia yang masuk dalam Nomination dengan negara-negara yang
daftar MoW UNESCO untuk pengajuan terlibat dalam peristiwa yang terdapat
tahun 2014 termasuk arsip KAA dalam arsip tersebut.
(UNESCO, 2015). Keberhasilan ini tidak Dari latar belakang di atas
hanya milik Arsip Nasional Republik terdapat permasalahan dimana meskipun
Indonesia (ANRI) sebagai institusi beberapa khazanah arsip yang dimiliki
pemilik sekaligus pengusul arsip KAA oleh Indonesia telah menjadi MoW,
sebagai MoW, tetapi juga keberhasilan keberadaan MoW sendiri masih belum
seluruh bangsa Indonesia dalam bidang banyak diketahui secara mendalam di
kebudayaan di kancah internasional. dunia kearsipan di Indonesia.
Keterlibatan Indonesia dalam Pengetahuan mengenai arsip sebagai
pengajuan khazanah arsip sebagai MoW warisan dunia hanya diketahui oleh
memang sudah diawali sejak lama. Pada sebagian kecil komunitas kearsipan
tahun 2003, Indonesia memiliki andil Indonesia. Sementara itu, MoW
sebagai co-nominator dalam pengajuan merupakan prestasi di bidang kearsipan
arsip Vereenigde Oostindische dimana arsip sebagai memori kolektif
Compagnie (VOC) sebagai MoW yang telah diakui keberadaanya secara
dilakukan melalui Joint Nomination internasional dan menjadi ingatan dunia.
dengan negara Belanda sebagai Kurangnya pengetahuan komunitas
pemrakarsa utama. Pada tahun 2011, kearsipan Indonesia terhadap MoW dapat
warisan dokumenter Indonesia yaitu mengakibatkan dunia kearsipan Indonesia
manuskrip La Galigo kembali menjadi kehilangan kesempatan untuk
MoW yang disusul dengan manuskrip menunjukkan prestasi di tingkat dunia.
Babad Diponegoro dan kitab Negara Selain itu, penyelenggara kearsipan
Kertagama pada tahun 2013. Namun, Indonesia juga akan memiliki pemikiran
ketiga warisan dokumenter tersebut bahwa khazanah arsip yang disimpan
bukan merupakan khazanah arsip. Baru hanya bernilai guna kepentingan nasional
pada tahun 2015, arsip KAA mewakili atau daerah saja. Sebaliknya, khazanah
warisan dokumenter Indonesia yang arsip yang dimiliki oleh lembaga
menjadi MoW dalam bentuk arsip. Pada kearsipan baik di tingkat pusat ataupun
tahun 2016, Indonesia melalui ANRI daerah kemungkinan memiliki potensi
kembali mengajukan khazanah arsip sebagai warisan budaya dan ingatan
83

dunia. Konsep arsip sebagai MoW memperhatikan proses, peristiwa dan


memang belum banyak muncul sebagai otentisitas (Sumantri, 2005). Adapun
tema yang dibahas secara ilmiah di dunia paradigma yang digunakan dalam
kearsipan Indonesia baik di tingkat pusat penelitian ini adalah konstruktivis dengan
dan daerah. Selain itu tulisan dan artikel pendekatan deskriptif. Teknik
kearsipan yang membahas tentang seluk pengumpulan data yang digunakan dalam
beluk arsip sebagai MoW masih sangat penelitian ini adalah:
terbatas. Berdasarkan permasalahan 1. Teknik Observasi Partisipan
tersebut, penelitian ini berusaha
menjawab beberapa pertanyaan penelitian Penelitian ini dilakukan melalui
sebagai berikut: observasi langsung dengan peneliti
terlibat langsung dalam kegiatan yang
a. Apa yang dimaksud dengan Program dijadikan obyek penelitian yaitu
MoW dan manfaatnya bagi Indonesia? proses pengajuan hingga
b. Bagaimana penyelenggaraan program ditetapkannya arsip KAA sebagai
MoW di ANRI? MoW (2014 - 2015) dan pengajuan
arsip GNB dan Tsunami sebagai MoW
c. Bagaimana keberlanjutan program
(2016-2017).
MoW di ANRI?
2. Teknik Studi Pustaka
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui proses pengajuan arsip yang Penelitian ini dilakukan melalui studi
merupakan warisan dokumenter sebagai terhadap sumber primer seperti arsip
MoW dan peningkatan peran kearsipan dan sumber sekunder seperti buku,
Indonesia di dunia internasional melalui artikel jurnal, dan peraturan
pengajuan arsip sebagai MoW. perundang-undangan.
Sedangkan, manfaat penelitian ini adalah Ruang lingkup tulisan ini adalah
memberikan pengetahuan kepada ANRI dan institusi yang terlibat dalam
komunitas kearsipan Indonesia yang pengajuan arsip sebagai MoW. Penelitian
terdiri dari arsiparis dan sumber daya juga sempat dilakukan di luar negeri
manusia kearsipan tentang pengajuan yaitu pada National Archives of India
arsip sebagai MoW sebagai prestasi dunia (NAI) yang berlokasi di New Delhi. India
kearsipan Indonesia di kancah merupakan salah satu negara co-
internasional. nominator ketika ANRI melakukan
proses pengajuan arsip sebagai MoW.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian merupakan penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
sosial dengan jenis penelitian kualitatif. Arsip sebagai Memori dan Warisan
Penelitian kualitatif pada umumnya Budaya
berusaha mengkonstruksi realitas dan
Menurut teori ilmu kearsipan
memahami makna serta sangat
84

yang berkembang di dunia kearsipan Menurut UNESCO, pengertian


internasional, arsip memiliki konsepsi dokumen dalam konteks warisan
yang beraneka ragam. Definisi arsip bisa dokumenter adalah sebagai berikut:
merujuk kepada (1) dokumen/fisik arsip, “document is that which “documents” or
(2) unit kerja dalam sebuah organisasi “records” something by deliberate
yang melaksanakan kegiatan kearsipan, intellectual intent” yang dapat diartikan
(3) organisasi yang melaksanakan fungsi sebagai sesuatu yang
kearsipan, (4) profesi dalam bidang mendokumentasikan atau merekam suatu
kearsipan, (5) bangunan penyimpanan hal dengan tujuan intelektual tertentu
arsip, atau (6) koleksi publikasi ilmiah (secara disengaja). Sementara itu,
(Pearce-Moses, 2005). Deklarasi Warsawa yang menyebutkan
bahwa warisan dokumenter dengan
Menurut Undang-Undang
segala keragamannya merupakan bagian
Nomor 43 Tahun 2009 tentang
penting dari rekaman memori kolektif
Kearsipan, arsip merupakan rekaman
(termasuk tradisi lisan) dan warisan umat
kegiatan atau peristiwa dalam berbagai
manusia baik sebagai rekaman informasi,
bentuk dan media sesuai dengan
koleksi sumber sejarah, dan ekspresi
perkembangan teknologi informasi dan
artistic (UNESCO, 2012). Program MoW
komunikasi yang dibuat dan diterima
juga menyatakan bahwa dokumen terdiri
oleh lembaga negara, pemerintahan
dari dua komponen yaitu isi informasi
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,
dan media rekam. Kedua komponen ini
organisasi politik, organisasi
memiliki jenis beragam dan sama
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pentingnya dalam sebuah memori
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,
(UNESCO, 2016). Adapun jenis-jenis
berbangsa, dan bernegara.
dari dokumen menurut media bentuknya
Dalam istilah internasional, arsip antara lain teksual, non-tekstual,
dibedakan menjadi archives dan records. audiovisual, dan virtual. Tidak terdapat
Istilah archives mengacu pada arsip batasan jumlah warisan dokumenter
statis, sedangkan records merujuk pada untuk dapat menjadi MoW. Warisan
arsip dinamis. Sesuai dengan pasal 1 ayat dokumenter dapat berupa
7 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun selembar/secarik kertas, sebuah berkas,
2012 tentang Pelaksanaan Undang- sekelompok arsip, ataupun suatu
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang khazanah yang dimiliki satu atau lebih
Kearsipan, arsip statis memiliki dari satu institusi seperti lembaga
pengertian sebagai arsip yang dihasilkan kearsipan, perpustakaan, museum,
oleh pencipta arsip karena memiliki nilai institusi pemerintah, dan pusat-pusat
guna kesejarahan, telah habis retensinya, kebudayaan lainnya (UNESCO, 2002).
dan berketerangan dipermanenkan yang
Sesuai dengan pernyataan Terry
telah diverifikasi baik secara langsung
Cook dan Schwartz “archives are our
maupun tidak langsung oleh ANRI
memories”. Seperti halnya sejarah,
dan/atau lembaga kearsipan.
85

memori berakar dari arsip. Di era modern konsisten. Namun, beberapa akademisi di
saat ini, kemampuan memori yang bidang kearsipan mengemukakan bahwa
dimiliki manusia terbatas. Hal ini hubungan arsip dan memori kolektif
membuat arsip menjadi alat pengingat merujuk pada dampak dari teknologi
masa lalu tentang pengalaman, persepsi, rekaman dan komunikasi pada transmisi
narasi, dan cerita kehidupan (Cook, memori. Selain itu arsip juga digunakan
2002). Eric Ketelaar berpendapat hal sebagai jejak memori sebagai sumber
yang paling diasosiasikan terhadap arsip untuk memahami masa lalu. Arsip juga
adalah memori dan disusul dengan berfungsi sebagai alat untuk
sejarah di urutan berikutya. Selain itu merekonstruksi memori yang telah hilang
arsip juga diasosiasikan sebagai suatu atau dikaburkan (Josias, 2011).
kebenaran dan sesuatu yang rahasia Selain sebagai sumber sejarah
(Ketelaar, 2008). dan memori kolektif, arsip juga memiliki
Menurut Piggot, konsep memori fungsi sebagai warisan budaya (cultural
sendiri dapat diaplikasikan dengan heritage). Hal ini mengacu pada nilai
konsep mengingat (remembering) dimana budaya (cultural value) yang terkandung
arsip memegang peranan penting dalam dalam arsip. Ketika arsip bertransformasi
membangun ingatan masyarakat. Ia juga dari alat bukti menjadi memorial, ia
menegaskan bahwa pelestarian arsip masuk dalam patrimoni budaya. Ketelaar
berarti melestarikan memori kolektif menyatakan bahwa arsip harus
masyarakat. Di sisi lain, Verne Harris diwariskan ke generasi di masa depan
berpendapat bahwa konsep memori tidak dimana mereka yang akan menganggap
hanya berarti mengingat, tetapi juga arsip sebagai aset kebudayaan. Dengan
berarti melupakan (forgetting). Harris demikian, arsip merupakan aset yang
menyatakan bahwa memori berhubungan diwariskan dari generasi ke generasi
dengan masa lalu yang memiliki dua sisi (Ketelaar, 2007).
dimana terkadang sudah sangat lama atau Fredriksson mengatakan bahwa
baru saja terjadi, menindas atau kecenderungan politik kebudayaan saat
membebaskan, dan menyakitkan atau ini menyatakan bahwa arsip adalah
menyenangkan (Harris, 2014). Konsep bagian penting dari warisan budaya
memori kolektif muncul sebuah memori sebuah negara yang harus dijamin
menjadi sesuatu tidak lagi dimiliki aksesibilitasnya (Fredriksson, 2003).
individu melainkan sekelompok orang Oleh karena itu, peran lembaga kearsipan
atau sebuah bangsa. Memori kolektif ini sangat penting sebagai lembaga pelestari
berkembang dalam lingkup keluarga, warisan budaya bangsa seperti halnya
masyarakat, sistem pendidikan dan media institusi warisan budaya lainnya seperti
massa (Nannelli, 2009). museum dan perpustakaan. Lembaga
Hingga saat ini, hampir belum kearsipan menghubungkan generasi saat
ada konsep menjelaskan hubungan arsip ini dengan nenek moyang dan
dengan memori secara jelas dan menghubungkan warisan generasi saat ini
86

dengan generasi yang akan datang masa kini dan masa depan serta
(Kirchhoff, 2008). menggambarkan evolusi pemikiran,
penemuan, dan pencapaian umat
manusia (UNESCO, 2002). MoW juga
Program MoW UNESCO diharapkan dapat menghindarkan
1. UNESCO dan Program MoW dunia dari sindrom amnesia kolektif
yang disebabkan karena hilangnya
UNESCO adalah bagian dari
warisan dokumenter (Royan, 2011).
United Nations (UN) atau Perserikatan
Secara filosofi peluncuran program
Bangsa-Bangsa (PBB) yang
MoW tergambar melalui penggalan
didirikannya dengan tujuan untuk
paragraf di bawah ini:
berkontribusi pada perdamaian dan
keamanan dengan mempromosikan “If stone, paper, parchment and
kerjasama antar bangsa melalui papyrus are the guardians of an
pendidikan, ilmu pengetahuan dan almost legendary past, the
kebudayaan dalam rangka language of films and multimedia
meningkatkan nilai-nilai keadilan become the testimony of our time
universal, penegakan hukum, hak asasi and of our future. In a world where
manusia (HAM) dan kemerdekaan emphasis is placed on speed, and
yang disepakati oleh masyarakat where everything is becoming
dunia, tanpa perbedaan ras, jenis increasingly confused and hurried,
kelamin, bahasa ataupun agama we have to take the time to
berdasarkan Piagam PBB atau UN conserve the images of those
Charter (UNESCO, 2004). Program things defining our roots, our past
yang dilakukan oleh UNESCO and our existence. To this end, in
meliputi Pendidikan, Ilmu Alam, Ilmu 1992, UNESCO launched the
Sosial dan Kemanusiaan, Kebudayaan, Memory of the World
serta Komunikasi dan Informasi Programme.”
(UNESCO, 2015). Terjemahan:
Salah satu fungsi penting dari “Jika batu, kertas, perkamen dan
UNESCO adalah melindungi warisan papirus adalah penjaga dari
budaya dunia melalui program MoW legenda masa lalu, maka bahasa
yang pertama kali diluncurkan pada film dan multimedia menjadi
1992 sebagai bagian dari Program kesaksian dari masa kini dan masa
Komunikasi dan Informasi (Laas, depan kita. Di dunia yang
2009). MoW adalah dokumentasi dari menitikberatkan pada kecepatan
memori kolektif bangsa-bangsa di dan segala sesuatu menjadi
dunia (warisan dokumenter) yang membingungkan dan tergesa-gesa,
merepresentasikan warisan budaya kita harus menggunakan waktu
dunia yang merupakan warisan dari untuk melestarikan gambaran
masa lalu kepada komunitas dunia di
87

tentang hal-hal yang menentukan dapat senantiasa diakses oleh semua


akar, masa lalu, dan keberadaan tanpa halangan karena pertimbangan
kita. Untuk tujuan ini, UNESCO pengakuan terhadap nilai-nilai dan
pada tahun 1992 meluncurkan praktik-praktik budaya. Sedangkan
Program Memory of the World misi dari program MoW antara lain
(UNESCO, 2004).” adalah memfasilitasi preservasi
warisan dokumenter dunia dengan
MoW adalah salah satu dari
teknik-teknik yang paling sesuai,
tiga inisiatif yang dilakukan UNESCO
menciptakan akses universal terhadap
untuk melestarikan warisan budaya
warisan dokumenter, dan
dunia selain Konvensi tentang
meningkatkan kesadaran dunia
Perlindungan Warisan Budaya dan
terhadap keberadaan dan arti penting
Alam serta Konvensi tentang
dari warisan dokumenter (UNESCO,
Penyelamatan Warisan Budaya Tak
2016). MoW merupakan sebuah
Benda (UNESCO, 1972 dan 2003).
program yang terdiri dari para ahli
Program MoW diluncurkan sebagai
yang dilandasi itikad baik dan
respon terhadap ancaman bagi warisan
kesukarelaan dari para pesertanya.
dokumenter yang ada di seluruh
Partisipan program ini hanya bermodal
penjuru dunia yang terancam
pada komitmen dari pemerintah, para
mengalami kerusakan ataupun
professional, institusi, dan masyarakat
kemusnahan yang disebabkan oleh
secara umum (Sabater, 2013). Lingkup
faktor alamiah (natural causes) seperti
program MoW sangat luas dan
asam, cahaya, panas, dan kelembaban
melibatkan berbagai mitra dari mulai
serta (natural disaster) seperti
pelajar, ilmuwan, dan masyarat umum
kebakaran, banjir, badai, gempa bumi,
hingga pemilik, penyedia, dan
tsunami, dan sebagainya (Russell,
produser informasi dan lain-lain
2005). Selain itu, program MoW juga
(Abid, 1995).
memandang bahwa faktor manusia
merupakan ancaman serius bagi Lembaga yang bertugas
warisan dokumenter dunia. Perang melancarkan usaha dan
merupakan salah satu penyebab utama mengkoordinasikan kegiatan
kehancuran yang luar biasa terhadap UNESCO di Indonesia adalah Komite
warisan dokumenter dunia di berbagai Nasional Indonesia untuk UNESCO
institusi yang hingga saat ini tak (KNIU) yang merupakan organisasi
terhitung banyaknya (UNESCO, pemerintah non-struktural yang
1996). bernaung di Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia
Visi dari program MoW
(KNIU, 2016). KNIU memiliki fungsi
adalah bahwa warisan dokumenter
Komunikasi dan Informasi yang
dunia merupakan milik bersama yang
membidangi program MoW. Seluruh
harus dilestarikan dan dilindungi
pengajuan warisan dokumenter di
sepenuhnya untuk semua dan harus
88

Indonesia sebagai MoW sebagai Society Division) UNESCO


dilakukan melalui koordinasi lembaga yang Sekretariat antara lain
ini. adalah memberikan layanan
dukungan kepada IAC dan
a. Lingkup dan Struktur Program
Sub-komite yang ada di
MoW
bawahnya termasuk
Program MoW dibagi menjadi pengelolaan MoW Register,
tiga tingkatan yaitu melakukan pengelolaan
Internasional, Regional dan anggaran dan dana MoW, dan
Nasional. Hal ini disebabkan melaksanakan berbagai tugas
karena MoW mengakui bahwa lain yang diberikan oleh IAC
warisan dokumenter memiliki (UNESCO, tanpa tahun).
signifikansi secara nasional,
c. Komite MoW Regional
regional dan internasional.
Oleh karena itu, secara struktur Komite MoW Regional (MoW
MoW memiliki komite di Regional Committee
masing-masing tingkatan yang merupakan organisasi
antara lain: kerjasama antara dua negara
atau lebih yang dibentuk dalam
b. International Advisory
rangka mewujudkan tujuan
Committee (IAC) dan
program MoW yang
Sekretariat MoW UNESCO
dilatarbelakangi kesamaan
IAC atau Komite Penasehat letak geografis, budaya dan
Internasional MoW dibentuk kepentingan. Komite MoW
pada tahun 1993 dan Regional juga berperan
merupakan organisasi tertinggi menjembatani IAC dan Komite
dalam program. Komite ini MoW Nasional (Harvey,
bertanggung jawab terhadap 2007). Salah satu contoh
perencanaan dan organisasi ini adalah Komite
penyeleggaraan program MoW MoW Regional Asia-Pasifik
secara menyeluruh (Abid, atau Asia/Pacific Regional
2011). Salah satu fungsi Committee for the Memory of
penting IAC adalah the World Program
bertanggung jawab untuk (MOWCAP) yang dibentuk
menyetujui pencantuman atau pada 1998 di Beijing, China
penghapusan terhadap item (UNESCO, 2015). Tujuan
dalam International MoW MOWCAP adalah untuk
Register (UNESCO, 2002). mempromosikan,
Sekretariat MoW merupakan memfasilitasi, dan memonitor
bagian dari Divisi Informasi program MOW di wilayahnya
Masyarakat (Information sekaligus sebagai perwakilan
89

regional level internasional Komite MoW Nasional


(MOWCAP, 2005). Selain dimulai sejak 2005.
MOWCAP, terdapat Komite Pembentukan Komite MoW
MoW Regional di wilayah Nasional dilakukan oleh
Amerika Selatan dan Karibia Lembaga Ilmu Pengetahuan
yang bernama MOWLAC Indonesia (LIPI). Adapun tugas
(Memory of the World Komite Nasional MoW
Regional Committee for Latin Indonesia adalah merumuskan
America and the Caribean) program dan strategi yang
(Watson, 2005). Sementara itu, berhubungan dengan kegiatan
Afrika memiliki ARCMOW MOW Indonesia dan
(African Regional Committee mengajukan usulan Registrasi
for Memory of the World) yang MOW di level international,
dibentuk pada Januari 2008 di regional, dan nasional (LIPI,
Tshwane, Afrika Selatan 2008).
(UNESCO, 2008). Produk utama dari program
d. Komite MoW Nasional MoW adalah Registrasi MoW
(MoW Register) yang berisi
Komite MoW Nasional
daftar warisan dokumenter
(National Committee)
dunia yang disahkan oleh
merupakan kepanjangan tangan
UNESCO sebagai MoW.
IAC dan Komite MoW
Registrsi MOW membuat
Regional di level nasional
warisan dokumenter yang
(Harvey, 2007). Pembentukan
tadinya hanya diketahui secara
organisasi ini adalah salah satu
terbatas menjadi sebuah
langkah strategis karena
pengetahuan tak ternilai bagi
keberhasilan program MoW
masyarakat di seluruh penjuru
menuntut adanya perspektif
dunia karena dapat diakses
local (Springer, 2008). Komite
secara online (UNESCO,
MoW Nasional adalah entitas
2012). Registrasi MoW
otonom dengan peraturan,
terdapat di tiga level yaitu
struktur organisasi, dan
internasional, regional dan
keanggotaan yang diatur oleh
nasional (UNESCO, 2012).
mereka sendiri (UNESCO,
Perbedaan fundamental pada
2012). Salah satu contoh
Registrasi tersebut adalah
Komite MoW Nasional adalah
signifikansi secara geografis
Australian Memory of the
dari warisan dokumenter yang
World National Committee
terdapat di dalamnya (Hall,
(AMW) yang dimiliki oleh
2008). Registrasi MoW
Australia dan dibentuk pada
Internasional berisi seluruh
tahun 2000. Di Indonesia,
90

warisan dokumenter dunia negara atau lebih dengan


yang memenuhi kriteria metode pengajuan bersama
seleksi, disetujui atau Joint Nomination apabila
pencantumannya oleh IAC, dan warisan dokumenter yang
disahkan oleh Direktur diajukan dimiliki oleh
Jenderal UNESCO. Daftar ini beberapa institusi di negara
diperbarui dan dipublikasikan yang berbeda. Jumlah negara
oleh Sekretariat MoW. yang terlibat untuk Joint
Registrasi Internasional MoW Nomination tidak dibatasi
dapat diakses secara dalam karena pada dasarnya
jaringan (online) melalui laman UNESCO sangat mendorong
UNESCO (UNESCO, 2002). kerjasama internasional serta
Sementara itu, Registrasi penyebarluasan pengetahuan
Regional dikelola oleh Komite antar komunitas dan negara
MoW Regional yang salah (Cummins, 2008).
satunya adalah Registrasi Proses penilaian (assessment)
MOWCAP (MOWCAP, tanpa yang dilakukan terhadap
tahun). Pengelolaan Registrasi nominasi MoW bersifat
MoW Nasional dilakukan oleh komparatif dan relatif sehingga
Komite MoW Nasional. Pada tidak memiliki ukuran yang
Desember 2004, UNESCO bersifat absolut terhadap nilai
secara resmi mengakui dua kultural yang terkandung
registrasi nasional milik negara dalamnya (UNESCO, 2002).
Australia dan China Selain itu, nominasi yang
(UNESCO, 2004). diajukan harus memiliki
e. Kriteria Seleksi MoW pengaruh secara internasional,
regional, dan nasional sesuai
Penominasian arsip sebagai
dengan lingkup pengajuannya
MoW pada umumnya
(Petherbridge, 1998). Penilaian
dilakukan oleh berbagai
dilakukan terhadap kriteria
institusi kebudayaan seperti
sebagai berikut:
lembaga kearsipan,
perpustakaan, museum, dan 1) Otentisitas (Tingkat
lain-lain. Namun demikian, Keaslian)
nominasi juga bisa dilakukan Hal pertama yang akan
oleh organisasi swasta, non- dinilai terhadap sebuah
pemerintah, internasional warisan dokumenter untuk
ataupun perorangan nantinya dicantumkan
(UNESCO, 2012). pada Registrasi MoW
Penominasian arsip sebagai adalah otentisitas/tingkat
MoW dapat diajukan oleh dua
91

keaslian (authenticity). seperti arsip yang asli


Sebuah warisan (UNESCO, 2012).
dokumenter harus sesuai 3) Signifikasi Dunia
dengan aslinya demikian
pula dengan identitas dan Hal ketiga dan yang
asal-usul (provenance) paling utama dalam
yang dibuat secara pengajuan MoW adalah
terpercaya (reliable) signifikasi dunia (world
(Abid, 2011). siginificance) (Engelhardt,
2008). Indikator penting
2) Unik dan Tidak dari kriteria ini adalah
Tergantikan
pengaruh, representasi,
Arsip yang diajukan dan dampak yang dimiliki
sebagai MoW harus secara geografis. Pengaruh
bersifat unik (unique) dan yang dihasilkan dapat
tidak tergantikan dirasakan secara langsung
(irreplaceable) (Sabater, dan segera ataupun tidak
2013). Arsip yang langsung dan perlahan
diajukan harus (terlihat seiring
merepresentasikan suatu berjalannya waktu).
karakteristik tersendiri dan Pengaruh juga dapat
tidak memiliki kesamaan diukur secara numerik
secara langsung dengan (seperti dari jumlah
yang lain dimunculkan pencarian di internet)
fisik arsip, informasi arsip, ataupun dapat disimpulkan
proses penciptaan, serta dari peristiwa yang terjadi
pemberkasan yang setelah terciptanya warisan
memperlihatkan hubungan dokumenter (UNESCO,
kontekstual dalam arsip 2012). Signifikansi juga
(Ketelaar, 2011). Di sisi dapat diartikan sebagai
lain, sifat tak tergantikan komparasi. Signifkansi
berarti kehilangan atau dunia yang dimiliki sebuah
kerusakan terhadap arsip arsip yang diajukan
yang diajukan akan sebagai MoW harus dapat
mengaburkan bahkan dilihat pada salah satu atau
menghilangkan jejak lebih elemen berikut:
warisan budaya umat a) Waktu
manusia. Tidak terdapat
salinan atau pengganti Usia arsip tidak
yang memiliki arti penting menjadi acuan utama,
ataupun karakter intrinsik namun arsip yang
92

diajukan sebagai MoW proses penciptaannya


merupakan produk pada dilihat dari konterks
masanya yang sosial dan kultural
mengingatkan manusia (Abid, 2011).
kepada sebuah krisis d) Subyek dan Tema
atau perubahan sosial
dan kultural pada kurun Arsip warsian
waktu tertentu dalam dokumenter dapat
sejarah, merepresentasikan
merepresentasikan subyek atau tema
penemuan baru, atau penting dalam
merupakan rekaman perjalanan sejarah yang
peristiwa penting dari menggambarkan
masa lalu yang belum kemajuan dalam ilmu
lama terjadi (UNESCO, sains, sosial,
2002). humaniora, politik,
ideologi, olahraga, seni,
b) Tempat dan lain-lain
Tempat merupakan (UNESCO, 2012).
atribut penting yang e) Bentuk dan Corak
mengandung informasi
krusial tentang Arsip memiliki nilai
signifikasi yang bersifat estetik, corak dan
lokal terhadap sejarah bahasa tertentu ataupun
dan budaya dunia. dapat menjadi contoh
Lokasi geografis format penyimpanan
memberikan pengaruh informasi yang sudah
terhadap peristiwa atau tidak ada lagi
fenomena (Sabater, keberadaannya
2013). (UNESCO, 2002).

c) Tokoh f) Signifikasi secara


sosial/spiritual/masyarakat
Individu atau kelompok
tertentu yang Hubungan secara
melakukan perubahan emosional dan spiritual
pergerakan, transisi, yang dimiliki arsip
kemajuan atapun warisan dokumenter
kemunduran yang terhadap kehidupan
terekam dalam arsip manusia yang juga
sebagai warisan dapat menjadi sesuatu
dokumenter ketika yang disucikan,
93

memiliki nilai mistis, mengalami perubahan


atau dipuja karena seiring berjalannya
berhubungan dengan waktu. Integritas arsip
tokoh atau peristiwa akan berkurang ketika
penting (Abid, 2011). berkas secara fisik
dipisahkan dari series
4) Informasi Kontekstual
atau fondsnya
Selain kriteria di atas, (UNESCO, 2012).
terdapat beberapa informasi
c) Ancaman
kontekstual yang juga
dijadikan sebagai acuan Penilaian yang
seleksi arsip untuk dapat dilakukan terhadap
menjadi MoW yang antara tingkat ancaman
lain: terhadap arsip yang
memiliki resiko jangka
a) Kelangkaan
pendek dan jangka
Arsip dapat dikatakan panjang. Namun
langka namun tidak demikian, hal ini sangat
berarti memiliki sifat relatif mengingat
unik atau tidak kemampuan untuk
tergantikan. Arsip yang melakukan preservasi
diajukan sebagai MoW arsip di setiap institusi
dapat berupa contoh berbeda-beda terutama
(sample) dari satu jenis dari sisi sumber daya,
atau corak arsip dengan fasilitas, keahlian serta
media tertentu yang faktor kondisi sosial,
selamat dari politik, dan keamanan
kemusnahan dan contoh (UNESCO, 2002).
langka ketika mewakili
d) Management Plan
jenis dan periodenya
secara fisik dan Kebanyakan institusi
informasi tidak memiliki kondisi
(NCUKMOW, 2015). ideal atau sering
mengalami keterbatasan
b) Integritas
anggaran. Oleh karena
Penilaian keutuhan itu, kegiatan yang dapat
arsip dapat dilihat dari dilakukan pada
kelengkapan, umumnya sesuai
perubahan, dan dengan kemampuan
kerusakan yang mereka. Strategi
dialami. Arsip dapat preservasi dan akses
94

lembaga kearsipan dunia mengakui keberhasilan


dalam Management pemerintah Indonesia dalam
Plan mencakup melaksanakan kegiatan pengelolaan
anggaran preservasi, (akuisisi, preservasi, pengolahan dan
fasilitas dan keahlian akses) arsip statis yang bernilai guna
restorasi, kondisi kepentingan dunia yang ada di
penyimpanan, strategi negaranya. Selain itu, pengakuan arsip
penanggulangan sebagai MoW UNESCO merupakan
bencana, dan merupakan bentuk “soft-diplomacy”
peningkatan akses yang dapat meningkatkan hubungan
secara digital secara on- luar negeri Indonesia khususnya dalam
site dan on-line (Abid, bidang kebudayaan “cultural
2011). Pelaksanaan diplomacy”.
Management Plan dapat 2. Bagi masyarakat Indonesia
dilakukan sebelum,
ketika, ataupun sesudah Pengakuan arsip sebagai
pengajuan. MoW UNESCO dapat meningkatkan
kebanggaan sebagai bangsa yang
Manfaat Program MoW bagi memiliki warisan dokumenter yang
Indonesia diakui sebagai memori dunia. Dengan
Pencantuman dalam Registrasi demikian, hal ini menegaskan bahwa
MoW Internasional merupakan sebuah bangsa Indonesia memiliki peran
pengakuan terhadap arsip yang memiliki dalam perjalanan kemajuan peradaban
signifikasi dunia sekaligus menjadi manusia di dunia. Di sisi lain, arsip
sumber sejarah dan warisan budaya yang sebagai MoW UNESCO juga dapat
dapat diakses oleh masyarakat dunia. Hal membangun jiwa patriotisme karena
ini juga menunjukkan bahwa pemerintah arsip yang diajukan sebagai MoW
suatu negara dan institusinya memiliki menunjukkan kiprah dan prestasi
kepedulian yang tinggi terhadap warisan Indonesia di kancah internasional yang
dunia serta menciptakan kebanggaan dan dapat dipelajari oleh bangsa Indonesia
prestasi bagi sebuah bangsa (Boston, dari generasi ke generasi.
2005). Pengakuan arsip sebagai MoW
UNESCO memiliki manfaat yang sangat
besar bagi dunia kearsipan Indonesia ANRI dan Pengajuan Arsip sebagai
pada khususnya serta pemerintah, bangsa MoW
dan negara Indonesia pada umumnya ANRI adalah lembaga
yang antara lain: kearsipan yang bertanggung jawab
1. Bagi negara dan pemerintah Indonesia melakukan pengelolaan arsip statis yang
berskala nasional yang diterima dari
Pengakuan arsip sebagai lembaga negara, perusahaan, organisasi
MoW UNESCO memiliki arti bahwa politik, organisasi kemasyarakatan, dan
95

perseorangan (ANRI, 2009). Pada yang menjadi MoW pada 2003 pada
dasarnya program MoW bukanlah hal dasarnya adalah khazanah arsip
baru di ANRI. Keterlibatan ANRI dalam tematik tentang Organisasi dan
program MoW sudah dimulai lebih dari Aktivitas Manajemen VOC dan bukan
satu dekade yang lalu. VOC sebagai pencipta arsip. Hal ini
juga dapat dilihat dari dua contoh
1. Co-Nominator Pengajuan Arsip VOC
pencipta arsip di Belanda yang
Pada tahun 2002-2003, terdapat di dalam arsip VOC yang
Pemerintah Belanda melalui Arsip diajukan dan menjadi MoW adalah
Nasional Belanda (Nationaal Archief) arsip Ministerie van Koophandel en
menginisiasi pengajuan arsip Koloniën dan Ministerie van Marine
Vereenigde Oostindische Compagnie en Koloniën yang merupakan dua
(VOC) sebagai MoW UNESCO. organisasi pemerintah Belanda di luar
Pengajuan ini dilakukan melalui Joint organisasi VOC sebagai perusahaan.
Nomination dengan empat negara lain Arsip VOC di ANRI yang diajukan
yaitu Indonesia, India, Sri Lanka dan dan menjadi MoW adalah arsip de
Afrika Selatan. Hal ini disebabkan Gouverneur-Generaal en Raden van
karena arsip VOC secara kustodian Indië (Hoge Regering), de
terdapat di lembaga kearsipan di Commissarissen-Generaal (Hoge
negara-negara tersebut (archival Commissie), de Raad van Justitie, de
custody). Dengan demikian peran Amphioensociëteit, Notarieel archief,
ANRI dalam pengajuan arsip VOC de Schepenbank, de Weeskamer, het
sebagai MoW hanya sebatas pada Co- College van Heemraden, de Bank van
Nominator. ANRI sendiri memiliki Lening, Kerkelijke archieven, dan
khazanah arsip VOC yang terbesar di Gewestelijke archieven.
dunia sepanjang 1.800 meter linear,
Tujuan dari kegiatan MoW
lebih banyak daripada yang terdapat di
adalah melestarikan arsip warisan
Belanda sepanjang 1.330 meter linear.
dokumenter dunia dari ancaman dan
Arsip VOC yang diajukan kerusakan serta meningkatkan
sebagai MoW terbagi menjadi tiga aksesnya kepada masyarakat dunia.
kategori yaitu Arsip Manajemen VOC Terhadap arsip yang diajukan dan
di Belanda, Arsip Manajemen VOC di ditetapkan sebagai MoW, UNESCO
Zona Dagang, dan Arsip Manajemen mewajibkan negara nominator untuk
Lokal di Zona Dagang. Secara menyusun strategi peningkatan
keseluruhan di berbagai negara, Arsip preservasi dan akses arsip dituangkan
VOC yang menjadi MoW pada 2002- dalam klausul yang dinamakan
2003 tercipta dari berbagai pencipta “Management Plan”. Pelaksanaan
arsip yang jumlahnya mencapai 41 “Management Plan” dapat dilakukan
record groups. Dengan demikian, sebelum, ketika atau sesudah
dapat disimpulkan bahwa Arsip VOC pengajuan arsip warisan dokumenter
96

menjadi MoW. bagi kepada ilmuwan, arsiparis,


masyarakat, dan pihak-pihak lain pada
Dalam rangka melaksanakan
tataran internasional yang tertarik pada
“Management Plan”, Nationaal
sejarah Indonesia serta sejarah bahari
Archief Belanda menyelenggarakan
Asia Tenggara. Hal ini diwujudkan
program TANAP (Towards a New
melalui program digitalisasi dan
Age of Partnership) yang merupakan
penyajian arsip VOC dalam situs
program World Heritage dalam rangka
www.sejarah-nusantara.anri.go.id.
peningkatan akses arsip VOC. Perlu
Namun demikian, perlu diketahui
diketahui pada saat pengajuan arsip
program ini bukan merupakan bagian
VOC sebagai MoW pada tahun 2003,
Management Plan yang digunakan
sebagian besar arsip VOC belum
sebagai strategi peningkatan
memiliki sarana temu balik/diolah.
preservasi dan akses Arsip VOC oleh
Baru sebagian arsip VOC di Indonesia
Nationaal Archief Belanda dalam
yang selesai diolah pada 2002 yaitu
proses pengajuan dan penetapan arsip
Hoge Regering. Penyusunan sarana
VOC sebagai MoW pada tahun 2002.
temu balik untuk arsip VOC yang
Program ini merupakan program yang
belum diolah dilakukan setelah arsip
berbeda dan bukan merupakan
VOC ditetapkan sebagai MOW hingga
kelanjutan Program TANAP.
tahun 2005. Program TANAP menjadi
salah satu contoh kegiatan 2. Nominator Tunggal Pengajuan Arsip
“Management Plan” terhadap arsip KAA sebagai MoW
yang menjadi MoW. Selain Sejak pengakuan arsip VOC
meningkatkan akses, Program TANAP menjadi MoW pada 2003, dunia
bertujuan meningkatkan preservasi kearsipan Indonesia khususnya ANRI
arsip khususnya untuk negara belum pernah melakukan pengajuan
Indonesia, India dan Sri Lanka yang arsip sebagai MoW. Pada tahun 2011,
diwujudkan melalui “Boxing Project”. warisan dokumenter Indonesia yaitu
Selain itu, program TANAP juga manuskrip La Galigo kembali menjadi
menyelenggarakan beasiswa dan riset MoW yang disusul dengan manuskrip
untuk arsip VOC melalui program Babad Diponegoro dan kitab Negara
Master (S2) dan Phd (S3) dengan studi Kertagama pada tahun 2013. Namun,
Arsip VOC. Informasi lebih lanjut ketiga warisan dokumenter tersebut
tentang project TANAP dapat diakses bukan merupakan kategori arsip. Pada
melalui www.tanap.net (UNESCO, tahun 2014 - 2015, ANRI mengajukan
2002). arsip KAA yang merupakan
Sejak tahun 2011, ANRI khazanah arsip statis tematik
bekerja sama dengan CORTS tentang penyelenggaraan Konferensi
Foundation dalam rangka Asia-Afrika di Bandung pada 18 – 24
meningkatkan akses terhadap arsip April 2016 sebagai MoW. Arsip ini
VOC di ANRI dalam jaringan (daring) terdiri dari berbagai pencipta arsip
97

baik organisasi pemerintah, media audiovisual. Selain diputar di


perusahaan maupun perorangan yang berbagai acara dan kegiatan, film ini
berjumlah 9 record groups yang juga diunggah di situs Youtube dan
antara lain adalah arsip Kabinet diputar oleh berbagai stasiun TV agar
Presiden (Sekretariat Negara) 1950- dapat disaksikan oleh publik. Dalam
1959, Kabinet Perdana Menteri rangka penyelamatan informasi arsip
(Sekretariat Negara) 1950-1959, KAA, ANRI juga mengadakan
Kementerian Penerangan Wilayah digitalisasi arsip KAA ke dalam
Jawa Barat 1950-1955, Perusahaan bentuk arsip digital, melakukan
Produksi Film Negara, Muhammad assessment risk, dan peningkatan
Yamin, Leonardus Nicodemus Palar, sarana dan prasarana penyimpanan
Abdul Wahab Soerjoadiningrat, arsip (storage).
Djamal Marsudi, dan Roeslan Abdul Pada 9 Oktober 2015, Arsip
Gani. Dengan demikian, terdapat KAA ditetapkan sebagai MoW oleh
kesamaan antara Arsip KAA yang UNESCO. Penetapan ini merupakan
menjadi MoW memiliki kesamaan keberhasilan pertama kali untuk
dengan Arsip VOC dimana keduanya Indonesia khususnya ANRI dalam
terdiri dari berbagai pencipta arsip. pengajuan arsip sebagai MoW
Arsip KAA tidak hanya terdiri dari khususnya sebagai nominator utama.
arsip tekstual, tetapi juga arsip foto Pada pengajuan arsip VOC, Indonesia
dan audiovisual. Pada saat pengajuan hanya merupakan co-nominator.
arsip KAA di tahun 2014, Arsip Dalam rangka meningkatkan akses
Nasional Indonesia telah memiliki terhadap arsip KAA sebagai MoW,
Guide Arsip Tematis (Secondary ANRI dapat melakukan pembuatan
Finding Aids) tentang KAA yang laman khusus arsip KAA dalam dua
selesai disusun pada tahun 2012. bahasa yang menampilkan arsip dan
Dengan demikian, penyusunan sarana narasi tentang penyelenggaraan KAA
temu balik dilakukan sebelum
seperti halnya yang dilakukan pada
pengajuan arsip KAA sebagai MoW. arsip VOC pada kerjasama dengan
Dalam rangka peningkatan akses ke CORTS Foundation. Hal ini dapat
masyarakat, Guide ini diterjemahkan semakin menciptakan akses universal
ke dalam bahasa Inggris pada tahun
masyarakat dunia terhadap arsip KAA
2014. Guide ini juga dapat diakses yang disimpan di ANRI. Selain itu,
melalui laman www.anri.go.id. ANRI dapat menyelenggarakan
Selain itu, ANRI juga berbagai kegiatan seminar, lokakarya
membuat film Asian African dan menggandeng komunitas sejarah
Conference Archives dalam rangka pecinta KAA dalam rangka
meningkatkan pengetahuan publik meningkatkan peran serta masyarakat
tentang khazanah arsip dan terhadap pelesetarian arsip KAA.
penyelenggaraan KAA 1955 melalui 3. Joint Nomination Pengajuan Arsip
98

GNB dan Tsunami ANRI yang diajukan sebagai MoW


berasal dari berbagai pencipta arsip
Pada perode 2015 – 2016,
diantaranya Sekretariat Negara,
ANRI mengajukan dua khazanah arsip
Komando Operasi Tertinggi, Dewan
tematik sebagai MoW yaitu arsip
Pertimbangan Agung, Kementerian
Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan
Luar Negeri, Kementerian
Non-Blok 1961 s.d. 1992 (selanjutnya
Penerangan, Perusahaan Produksi
disebut arsip GNB) dan arsip Tsunami
Film Negara, Televisi Republik
Samudera Hindia (selanjuny disebut
Indonesia, Mohammad Yamin, dan
arsip Tsunami). Arsip GNB
Leonardus Nicodemus Palar. Arsip ini
merupakan arsip penyelenggaraan
kemudian digabungkan dengan arsip
KTT GNB I s.d. X. yang diajukan
GNB yang berada di negara-negara
sebagai MoW melalui Joint
co-nominator untuk diajukan sebagai
Nomination antara Indonesia, Aljazair,
MoW.
Serbia, Sri Lanka, dan India.
Komitmen Joint Nomination negara- Selain arsip GNB, ANRI juga
negara tersebut tertuang dalam mengajukan arsip Tsunami sebagai
formulir penominasian arsip GNB MoW yang dilakukan melalui Joint
sebagai MoW yang ditandatangani Nomination. Pada awal tahun 2016,
oleh Kepala Arsip Nasional masing- ANRI melakukan komunikasi
masing negara. lembaga kearsipan tingkat pusat di
negara-negara yang terkena dampak
Arsip GNB menggambarkan
Tsunami dalam rangka permohonan
perjalanan GNB sebagai sebuah
dukungan Joint Nomination Arsip
gerakan yang mempunyai tujuan
Tsunami Samudera Hindia sebagai
utama yaitu menjaga keamanan dan
MoW. Namun demikian, ternyata
perdamaian dunia. GNB juga
tidak semua lembaga kearsipan
berupaya meredakan ketegangan
tersebut memiliki Arsip Tsunami
Perang Dingin dan memperluas zona
Samudera Hindia dalam khazanah
perdamaian di dunia. GNB
mereka. Sebagian besar lembaga
memberikan pengaruh kuat perubahan
kearsipan ini menyatakan bahwa Arsip
dalam organisasi PBB. Selain itu,
Tsunami Samudera Hindia yang ada di
GNB juga memberikan kontribusi
negara mereka masih berada di
penting dalam bidang ekonomi
pencipta arsip (creating agencies). Sri
melalui pembentukan New
Lanka merupakan salah satu negara
International Economic Order
yang menyatakan dukungannya
(NIEO). Dalam bidang kebudayaan,
terhadap Joint Nomination Arsip
GNB selalu mendorong Cultural
Tsunami Samudera Hindia. Melalui
Cooperation antar sesama negara
Department of National Archives of
anggotanya dan isu kebudayaan
Sri Lanka (SLNA), negara ini
menjadi pembahasan hampir di setiap
memberikan komitmen dukungan
KTT GNB. Arsip GNB yang berada di
99

penominasian Arsip Tsunami arsip Badan Rehabilitasi dan


Samudera Hindia sebagai MoW yang Rekonstruksi Nangroe Aceh
dituangkan dalam bentuk tanda tangan Darussalam – Nias (BRR NAD-
Direktur Jenderal SLNA, Dr. Saroja NIAS), ANRI, Kementerian
Wettasinghe dalam form nominasi Sekretariat Negara Republik
yang dikirim ke UNESCO. Selain Sri Indonesia, Metro TV (PT Media
Lanka, Malaysia merupakan salah satu Televisi Indonesia), Pemerintah
negara yang juga memberikan Provinsi Aceh, dan Televisi Republik
dukungan Joint Nomination Arsip Indonesia Aceh (TVRI Aceh). Selain
Tsunami Samudera Hindia sebagai arsip ini, terdapat pula arsip Tsunami
MoW melalui Arkib Negara Malaysia. yang diajukan sebagai MoW dari
Dukungan ini merupakan hasil dari negara-negara Co-Nominator. Arsip
pertemuan Kepala Pengarah (Director Tsunami memiliki keunikan dari sisi
General) Arkib Negara Malaysia, konten dan konteks. Arsip ini
Azemi bin Abdul Aziz dengan Kepala memiliki nilai tinggi dalam perjalanan
ANRI, Mustari Irawan di Seoul, Korea sejarah dunia karena berisi informasi
Selatan pada September 2016. Hingga tentang salah satu bencana Tsunami
saat ini, ANRI masih melakukan yang paling besar dan mematikan
komunikasi intensif dengan Malaysia yang belum pernah terjadi
dan Thailand terkait dengan Joint sebelumnya. Peristiwa ini
Nomination Arsip Tsunami Samudera mengundang simpati dari masyarakat
Hindia sebagai MoW dengan kedua dunia untuk memberikan dukungan
negara ini. dan mengirimkan petugas kesehatan,
militer, dan relawan ke area yang
Selain dengan negara lain,
terkena dampak Tsunami. Selain itu,
ANRI juga melakukan kerjasama
bantuan juga berdatangan dari
dengan Pemerintah Provinsi Aceh
berbagai penjuru dunia. Arsip
melalui Badan Arsip dan Perpustakaan
Tsunami juga menggambarkan
Aceh. Gubernur Aceh, dr. H. Zaini
perjuangan pemulihan kehidupan
Abdullah menandatangani formulir
pasca Tsunami melalui kegiatan
nominasi Arsip Tsunami sebagai bukti
rekonstruksi dan rehabilitasi. Dengan
dukungan dari Pemerintah Provinsi
demikian, masyarakat dunia dapat
Aceh. Di samping itu, Badan Arsip
belajar tentang metode untuk
dan Perpustakaan juga memberikan
menghadapi bencana Tsunami di masa
dukungan penuh dengan melakukan
datang. Peristiwa Tsunami 2004
pendataan dan penyelamatan Arsip
mendorong pembuatan sistem
Tsunami Samudera Hindia yang ada di
peringatan dini Tsunami yang dapat
Provinsi Aceh.
meningkatkan kesadaran masyarakat
Arsip Tsunami yang diajukan di wilayah pesisir terhadap resiko
sebagai MoW terdiri dari berbagai bencana untuk mengurangi kerugian
pencipta arsip yang diantaranya adalah dan kehilangan yang akan terjadi
100

ketika bencana Tsunami datang. terdapat informasi baru yang


menyebabkan perlunya penilaian ulang
Pengajuan arsip GNB dan
yang hasilnya menunjukan
Tsunami mendapat dukungan penuh
ketidaklayakan arsip untuk tetap menjadi
dari KNIU dan Komite MoW
MoW. Penominasian arsip sebagai MoW
Indonesia yang dapat memberikan
tidak memiliki konsekuensi secara legal
nilai lebih dalam proses assesmen oleh
ataupun finansial terhadap nominator.
UNESCO. Dalam pengajuan Arsip
Namun demikian, nominator sebaiknya
GNB dan Tsunami sebagai MoW,
dapat melakukan peningkatan kualitas
ANRI melakukan koordirnasi dengan
preservasi dan akses terhadap arsip yang
Komite MoW Indonesia dan KNIU.
telah menjadi MoW. Penyediaan sumber
Pada tahun 2016, Komite MoW
daya untuk preservasi dan akses terhadap
Indonesia mengadakan berbagai
arsip yang menjadi MoW adalah
pertemuan dengan ANRI dan lembaga
tanggung jawab dari nominator.
lainnya yang juga mengajukan warisan
dokumenter Indonesia sebagai MoW. ANRI sebagai nominator harus
Pembahasan kelayakan Arsip Tsunami dapat menunjukkan sikap dan komitmen
Samudera Hindia untuk yang tinggi terhadap kegiatan preservasi
dinominasikan sebagai MoW dan akses arsip yang menjadi MoW. Pada
dilakukan dengan melibatkan para umumnya, UNESCO memerlukan
pakar MoW dari berbagai disiplin jaminan bahwa tidak terdapat kondisi
keilmuan di Indonesia seperti Dr. Ing. yang dapat mengancam keutuhan dan
Wardiman Djojonegoro, Dr. Mukhlis keamanan arsip yang menjadi MoW.
PaEni, Prof. Taufik Abdullah, dan ANRI juga harus memberikan bukti
lain-lain. Formulir penominasian terhadap mekanisme penyimpanan,
kedua arsip sebagai MoW dikirimkan konservasi dan pelindungan yang sesuai
ke Secretariat MoW Paris melalui dengan standar serta tidak adanya
Komite MoW Indonesia dan KNIU permasalahan dalam kebijakan akses
pada akhir Mei 2016. terkait kondisi fisik, hak cipta dan faktor
lainnya. Khususnya terkait akses,
Keberlanjutan Program MoW di
UNESCO mensyaratkan agar arsip yang
ANRI
menjadi MoW dapat diakses oleh
Sebuah arsip yang telah menjadi masyarakat dunia kerena arsip tersebut
MoW tidak akan selamanya tercantum telah menjadi warisan dunia. Dalam
dalam Registrasi MoW UNESCO. Status rangka manajemen resiko dan bukan
ini dapat dihapus apabila kondisinya untuk akses publik, terdapat
menjadi lebih buruk atau integitasnya kemungkinan untuk duplikat/salinan atau
terganggu yang kemudian tidak lagi seluruh materi warisan budaya kemudian
memenuhi kriteria seleksi yang disimpan oleh UNESCO (UNESCO,
digunakan pada saat pengajuan. 2002). Adapun tingkatan akses terhadap
Penghapusan dapat dilakukan jika
101

arsip yang menjadi MoW menurut program MoW harus menjadi prioritas
UNESCO antara lain: lembaga karena mempunyai manfaat
yang sangat besar bagi dunia kearsipan
a. Akses untuk melakukan verifikasi
Indonesia pada khususnya serta
terhadap signifikasi dunia, integritas
pemerintah, bangsa dan negara Indonesia
dan keamanan arsip.
pada umumnya. Oleh karena itu, program
b. Akses untuk reproduksi arsip. ini harus dilaksanakan secara konsisten
c. Akses terhadap fisik arsip, format dan berkelanjutan. Namun demikian,
digital, dan bentuk lain. hingga saat ini belum ada unit kerja yang
memiliki fungsi pokok ataupun memiliki
Program MoW merupakan
salah satu unsur dalam tugas pokok dan
bagian dari fungsi pengelolaan arsip statis
fungsi terkait dengan pengajuan arsip
di ANRI dilakukan oleh Deputi Bidang
sebagai MoW.
Konservasi Arsip yang mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan Sejak ANRI mengalami
pelaksanaan kebijakan di bidang perubahan organisasi pada tahun 2014,
pengelolaan arsip statis. Deputi Bidang tidak ada satupun dari empat Direktorat
Konservasi Arsip memiliki terdiri dari yang terdapat lingkungan Deputi Bidang
Direktorat Akuisisi, Direktorat Konservasi Arsip di ANRI yang memiliki
Pengolahan, Direktorat Preservasi, serta tugas pokok dan fungsi penominasian
Direktorat Layanan dan Pemanfaatan. arsip sebagai MoW. Hingga saat ini,
Salah satu program prioritas dalam kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat
bidang penyelenggaraan arsip statis yang Preservasi yang menjadi leading sector
dilakukan di Deputi Bidang Konservasi dalam proses pengajuan arsip sebagai
Arsip adalah pengajuan arsip sebagai MoW sejak tahun 2013. Namun
MoW. Sementara itu, penyelenggaraan demikian, program MoW selama ini
program MoW merupakan kegiatan hanya menjadi komponen dalam kegiatan
komprehensif yang berkaitan dengan preservasi khususnya penyimpanan arsip
hampir seluruh fungsi di Deputi Bidang yang diselenggarakan oleh Sub
Konservasi Arsip. Oleh karena itu, Direktorat Penyimpanan Arsip. Hal ini
diperlukan koordinasi yang kuat diantara mengakibatkan fokus terhadap program
keempat direktorat pada Deputi Bidang pengajuan arsip sebagai MoW masih
Konservasi Arsip. menjadi bagian yang sangat kecil dari di
program penyelenggaraan kearsipan
Penominasian arsip sebagai
ANRI dibanding program-program
MoW bukan merupakan hal yang mudah
lainnya. Oleh karena itu, program MoW
dan sederhana seperti telah digambarkan
di ANRI dapat dimungkinkan untuk
dalam proses pengajuan yang dibahas di
hilang di masa yang akan datang karena
atas sebelumnya. Oleh karena itu,
secara legal tidak melekat pada fungsi
penyelenggaraan program ini harus
unit kerja manapun di ANRI
dilaksanakan secara fokus. Di sisi lain,
(unsustainable).
102

Untuk dapat menyelenggarakan menjamin kualitas, fokus, dan


program MoW secara fokus dan keberlanjutan program MoW di ANRI.
berkelanjutan, perlu dibentuk unit kerja Namun demikian, penyelenggaraan
khusus setingkat Eselon III di bawah program MoW oleh Direktorat Layanan
salah satu Direktorat pada Deputi Bidang dan Pemanfaatan tetap harus di dukung
Konservasi Arsip yang memiliki fungsi sepenuhnya oleh ketiga Direktorat lain
khusus dalam pengajuan arsip sebagai pada Deputi Bidang Konservasi Arsip.
MoW. Apabila dipersempit,
penyelenggaraan program MoW pada
Lemahnya pola koordinasi
hakekatnya menitikberatkan pada
kearsipan antarnegara yang dilakukan
preservasi dan akses yang bernilai guna
oleh ANRI selama ini membuat proses
kepentingan dunia. Dari keempat
pengajuan MoW. Selain dukungan dari
Direktorat pada Deputi Bidang
unit kerja pada Deputi Bidang Konservasi
Konservasi Arsip, Direktorat Layanan
Arsip, penyelenggaraan program MoW
dan Pemanfaatan merupakan unit kerja
juga memerlukan penguatan dalam fungsi
yang tepat untuk melaksanakan fungsi
Kerjasama Luar Negeri yang terdapat
penyelenggaraan program MoW di
pada Sekretariat Utama. Penominasian
ANRI. Hal ini disebabkan karena
melalui skema Joint Nomination sering
Direktorat Layanan dan Pemanfaatan

Tabel 1. Pola dukungan Direktorat lain pada Deputi Bidang Konservasi Arsip terhadap Direktorat Layanan dan
Pemanfaatan dalam Program MoW
Unit Kerja Dukungan untuk Direktorat Layanan dan Pemanfaatan

Direktorat Akuisisi Penyelamatan arsip yang diajukan sebagai MoW yang masih terdapat di pencipta
arsip seperti lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,
perusahaan dan organisasi swasta, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan,
perusahaan dan perseorangan.

Direktorat Pengolahan dan Pembuatan Sarana Temu Balik terkait arsip yang akan diajukan
Pengolahan sebagai MoW yang terdapat di ANRI dan penerjemahannya ke dalam bahasa
Inggris.

Direktorat Peningkatan preservasi arsip kategori MoW melalui penyimpanan, reproduksi,


Preservasi restorasi, autentikasi dan pelaksanaan risk assessment.

merupakan penyelenggara kegiatan akses menimbulkan permasalahan dengan


arsip statis yang dapat meningkatkan negara co-nominator karena kurang
akses universal yang disyaratkan oleh baiknya kerjasama yang dibangun oleh
UNESCO terhadap arsip kategori MoW ANRI dengan lembaga kearsipan di
di ANRI. Pembentukan sebuah unit kerja negara tersebut. Sebagai lembaga
setingkat Eselon III pada Direktorat kearsipan, ANRI merupakan bagian dari
Layanan dan Pemanfaatan akan komunitas kearsipan Internasional. Oleh
103

karena itu, keterlibatan ANRI dalam merupakan modal dasar dalam pengajuan
dunia kearsipan internasional sangat arsip sebagai MoW yang memiliki nilai
diperlukan yang dibangun melalui fungsi guna kepentingan dunia. Di sisi lain,
kerjasama. ANRI harus memiliki pola SDM ANRI dapat melihat bagaimana
kerjasama yang kuat dan strategi yang digunakan negara-negara
berkesinambungan yang dibangun lain sehingga berhasil mengajukan arsip
melalui Memorandum of Understanding mereka sebagai MoW. Strategi ini
(MoU) dan diikuti oleh berbagai termasuk pemilihan arsip yang diajukan,
Executive Program (EP). Semua penentuan world significance,
koordinasi program kerjama khusunya penyusunan skema Joint Nomination,
Luar Negeri harus dilakukan oleh unit pengisian formulir, penyelenggaraan
kerja yang membidangi fungsi kerjasama preservasi dan akses, serta berbagai aspek
di ANRI penting lainnya.
Pengembangan Sumber Daya Manusia ANRI juga harus dapat
Program MoW menciptakan SDM kearsipan yang
Penyelenggaraan program MoW memiliki kemampuan dalam bahasa
Inggris dan diplomasi internasional.
merupakan kegiatan yang merupakan
Kompetensi bahasa Inggris merupakan
kegiatan pengelolaan arsip statis dalam
aspek fundamental yang harus dimiliki.
lingkup internasional. Keberhasilan
Hal ini menentukan keberhasilan
ANRI dalam pengajuan arsip sebagai
komunikasi dalam program MoW dengan
MoW meningkatkan eksistensi ANRI di
berbagai pihak penting dalam program
dunia kearsipan internasional pada
MoW. Khususnya dalam rangka Joint
khususnya dan diplomasi kebudayaan
Nomination, ANRI harus mempunyai
antar negara pada umumnya. Sebaik
SDM yang memiliki kemampuan dalam
apapun perencanaan, anggaran dan sistem
bidang diplomasi internasional.
yang dibangun, keberhasilan program
Pelaksanaan lobi dan negosiasi antar
MoW pada akhirnya ditentukan oleh
negara merupakan hal yang sangat vital
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dalam penyelenggaraan Joint
melaksanakan. Oleh karena itu,
Nomination. SDM ANRI juga harus
penyelenggaraan program MoW harus
mempunyai relasi internasional yang luas
didukung oleh SDM yang memiliki
khususnya di bidang kearsipan,
pengetahuan dalam bidang pengelolaan
akademik, dan organisasi internasional.
arsip statis di lingkup internasional,
Selain itu, diperlukan pula SDM yang
bukan hanya di lingkup Indonesia saja.
mengetahui peraturan perundang-
ANRI harus dapat membangun generasi
undangan dan kebijakan kearsipan di
SDM Kearsipan yang memiliki
berbagai negara, bukan hanya yang
pengetahuan kearsipan khususnya
berlaku di Indonesia atau daerah. Hal ini
pengelolaan arsip statis antar negara dan
disebabkan karena sering kali
benua. Pengetahuan penyelenggaraan
penyelenggaraan Joint Nomination
kearsipan di berbagai negara lain
104

terkendala oleh perundang-undangan dan ANRI merupakan hal yang sangat


kebijakan kearsipan di negara co- penting. Selain karena manfaat program
nominator. SDM ANRI harus dapat MoW yang sangat besar bagi bangsa dan
menemukan titik temu penyelenggaraan negara, ANRI harus dapat menunjukkan
Joint Nomination dengan kebijakan komitmen dalam preservasi dan akses
kearsipan negara co-nominator. arsip kategori MoW agar tidak dihapus
dari Registrai MoW Internasional
UNESCO. Pembentukan unit kerja
KESIMPULAN
khusus setingkat Eselon III di Direktorat
Program MoW diluncurkan oleh Layanan dan Pemanfaatan yang khusus
UNESCO sebagai respon terhadap membidangi program MoW merupakan
ancaman bagi warisan dokumenter yang mekanisme terbaik dalam rangka
ada di seluruh penjuru dunia yang meningkatkan penyelenggaraan dan
terancam mengalami kerusakan ataupun keberlanjutan program MoW di ANRI.
kemusnahan melalui kegiatan preservasi Selain itu, dukungan kuat dari Direktorat
dan peningkatan akses. Arsip merupakan lain pada Deputi Bidang Konservasi
bagian dari warisan dokumenter yang Arsip dan unit kerja lain yang
harus dilestarikan dan dilindungi membidangi fungsi kerjasama Luar
sepenuhnya untuk semua dan harus dapat Negeri di ANRI sangat menentukan
senantiasa diakses oleh masyarakat dunia. keberhasilan program MoW di ANRI.
Penetapan arsip sebagai MoW Pengembangan SDM merupakan hal
memberikan manfaat yang besar bagi yang mutlak diperlukan dalam rangka
negara dan pemerintah Indonesia dimana penyelenggaraan program MoW. ANRI
dunia mengakui keberhasilan pemerintah harus memiliki SDM yang mempunyai
Indonesia dalam melaksanakan kegiatan pengetahuan pengelolaan arsip statis di
pengelolaan arsip statis yang bernilai level internasional, kemampuan bahasa
guna kepentingan dunia dan sebagai Inggris, dan diplomasi internasional.
bentuk “soft-diplomacy” yang dapat Selain itu, pengetahuan terhadap
meningkatkan hubungan luar negeri kebijakan kearsipan di berbagai negara
Indonesia khususnya dalam bidang menjadi modal penting bagi SDM
kebudayaan “cultural diplomacy”. Selain program MoW di ANRI dalam proses
itu pengakuan arsip sebagai MoW Joint Nomination dengan negara lain.
UNESCO dapat meningkatkan
kebanggaan sebagai bangsa yang
memiliki warisan dokumenter yang UCAPAN TERIMA KASIH
diakui sebagai memori dunia yang Penelitian dan penulisan artikel
menegaskan bahwa bangsa Indonesia ini melibatkan berbagai pihak yang
memiliki peran dalam perjalanan terlibat dalam penominasian arsip sebagai
kemajuan peradaban manusia di dunia. MoW. Oleh karena itu, dalam
Keberlanjutan Program MoW di kesempatan ini penulis menghaturkan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan
105

ucapan terima kasih yang sebanyak- penulisan artikel ini yang tidak dapat
banyaknya kepada: kami sebutkan satu persatu.
1. Dr. Mustari Irawan, MPA (Kepala
DAFTAR PUSTAKA
ANRI), Dr. M. Taufik, M.Si (Deputi
Bidang Konservasi Arsip), Dra. Dini Abid, A. 1995. Memory of the world -
Saraswati, MAP (Deputi IPSK dan Preseving the Documentary
selaku Ketua Delegasi MoW ANRI Heritage dalam IFLA Journal
1995. United Kingdom: Sage.
dalam rangka Joint Nomination Arsip
GNB dengan National Archives of _______. 2011. Preserving and Sharing
India). Access to Our Documentary
Heritage. Paris: UNESCO.
2. Drs. Imam Gunarto, M. Hum
Boston. 1998. Safeguarding the
(Direktur Akuisisi selaku Ketua Tim Documentary Heritage: A Guide
MoW ANRI), Dr. Kandar, MAP to Standards, Recommended
(Direktur Preservasi), Drs. Azmi, Practices and Reference
M.Si (Direktur Pengolahan), Drs. Literature Related to the
Agus Santoso (Direktur Layanan dan Preservation of Documents of All
Kinds. Paris: UNESCO.
Pemanfaatan), Dra. Multi Siswati,
MM (Karo Umum), Eli Ruliawati, ______. 2005. Memory of the World
S.Sos, MAP (Kasubdit Pemanfaatan Programme: A debate about its
future - Annex D. Paris:
Arsip), Dwi Nurmaningsih, S.AP,
UNESCO.
M.Hum (Kasubdit Penyimpanan
Arsip), Sarip Hidayat, S.Kom, M.Si Bradley, K. 2007. Towards an Open
Source Repository and
(Kepala Balai Arsip Tsunami Aceh),
Preservation System. Paris:
seluruh anggota tim MoW ANRI, UNESCO
Komite MoW Indonesia (LIPI),
Cook, et.al. 2002. Archives, Records, and
KNIU (Kemdikbud RI), Kedutaan
Power: The Making of Modern
Besar Republik Indonesia (KBRI) Memory dalam Archival Science
New Delhi, National Archives of Archival Science: International
India, dan pihak-pihak yang terlibat Journal on Recorded Information,
dalam penominasian arsip sebagai Vol. 2, 2002. Netherlands:
MoW. Springer.

3. Istriku tercinta Ika Kartika, anakku Cummins. 2008. To Be or Not To Be


Remembered?: The greatest
tersayang Rangga Rahardian challenges for the Memory of the
Pambudi, dan keluarga besar kami World– Paper Presentation pada
yang selalu mendoakan dan 3rd International Memory of the
memberikan semangat dalam World Conference di Canberra,
menulis. Australia, 19-22 February 2008.
Canberra: UNESCO.
4. Seluruh pihak yang membantu
terselesaikannya penelitian dan
106

Edmondson, R. 2016. Audiovisual Josias, A. 2011. Toward an


Archiving: Philosophy and Understanding of Archives as a
Principles. Paris: UNESCO. Feature of Collective Memory
dalam Archival Science Archival
Engelhardt. 2008. Development of a
Science: International Journal on
Methodology for Complementing
Recorded Information, Vol. 11,
the Three UNESCO Programmes
2011. Netherlands: Springer.
- Intangible, Tangible and
Documentary Heritage Ketelaar. 2011. Documents as
dipresentasikan pada 3rd Monuments dalam Archeion 112.
International Memory of the Polandia: NDAP.
World Conference di Canberra, _______. 2008. Archives as Spaces of
Australia pada Februari 2008. Memory dalam Journal of the
Canberra: UNESCO. Society of Archivists Vol. 29
Fredriksson, B. 2003. Postmodernistic Tahun 2008. England: Routledge.
Archival Science - Rethinking the _______. 2007. Muniments and
Methodology of a Science dalam Monuments: the Dawn of
Archival Science Archival Archives as Cultural Patrimony
Science: International Journal on dalam Archival Science Archival
Recorded Information, Vol. 3, Science: International Journal on
2003. Netherlands: Springer. Recorded Information, Vol. 7,
Hall. 2008. The Memory of the World 2007. Netherlands: Springer.
Programme: the ICA Perspective– Kirchhoff. 2008. T, Archives, Libraries,
Paper Presentation pada 3rd Museums and the Spell of
International Memory of the Ubiquitous Knowledge dalam
World Conference di Canberra, Archival Science Archival
Australia, 19-22 February 2008. Science: International Journal on
Canberra: UNESCO. Recorded Information, Vol. 8,
Harisson, 1997. Audiovisual Archives: A 2008. Netherlands: Springer.
Practical Reader. Paris: KNIU. 2016. ACHIEVEMENT - Booklet
UNESCO. 2016. Jakarta: KNIU.
Harris, V. 2014. Antonyms of Our _____. 2016. UNESCO Program 2016:
Remembering dalam Archival Executive Summary. Jakarta:
Science Archival Science: KNIU.
International Journal on
Recorded Information, Vol. 14, Laas, P. 2009. Preserving the National
2014. Netherlands: Springer. Heritage: Audiovisual Collections
in Iceland Disertasi. Islandia:
Harvey, R. 2007. UNESCO’S Memory of University of Iceland
the World Programme dalam
LIBRARY TRENDS, Vol. 56, No. LIPI. 2008. Tugas dan wewenang Komite
1, Summer 2007 “Preserving Memory of the World Indonesia.
Cultural Heritage”. USA: John Jakarta: LIPI.
Hopkins University Press. MOWCAP. 2005. MOWCAP Register
Subcommittee Rules of Procedure.
Manila: MOWCAP.
107

_________. 2005. Asia Pacific Memory Heritage Protection Conventions.


of the World Register. Hongkong: Paris: French National
MOWCAP. Commission for UNESCO.
_________. 2005. Asia/Pacific Regional Springer, J. 2008 The Memory of the
Committee for the Memory of the World Programme: Its aims and
World Program Statutes. Manila: architectures – Paper
MOWCAP Presentation pada 3rd
International Memory of the
_________. Tanpa Tahun. MOWCAP-
World Conference di Canberra,
General Guidelines. Hongkong:
Australia, 19-22 February 2008.
MOWCAP.
Canberra: UNESCO.
Nannelli, E. 2009. Memory, Records,
Sumantri, G.R. 2005. Memahami Metode
History: the Records of the
Kualitatif dalam Makara: Sosial
Commission for Reception, Truth,
Humaniora, Vol. 9, No. 2,
and Reconciliation in Timor-Leste
Desember 2005. Jakarta:
dalam Archival Science Archival
Universitas Indonesia.
Science: International Journal on
Recorded Information, Vol. 9, UNESCO. 2015. Memory of the World
2009. Netherlands: Springer. Asia-Pacific Programme –
Booklet. Jakarta: UNESCO.
NCUKMOW. 2015. Handbook for
nominations to the United ________. 2013. 11th Meeting of the
Kingdom Memory of the World International Advisory Committee
National Register. UK: Memory of the World Programme
NCUKMOW. Gwangju, Republic of Korea, 18-
20 June 2013: Final Report
Pearce-Moses. R. 2005. A Glossary of
(Paris: UNESCO.
Archival and Records
Terminology. USA: The Society ________. 2004. Basic Text: United
of American Archivist. Nations Educational, Scientific
and Cultural Organization Edisi
Petherbridge. 1998. “Memory of the
2004. Paris: UNESCO.
World” Programme: External
Evaluation. Paris: UNESCO. ________. 2015. Booklet UNESCO
2015. Paris: UNESCO.
Royan, B. 2011. Saving Fading Heritage:
the Coordinating Council of ________. 1972. Convention Concerning
Audiovisual Archives Associations the Protection of the World
dalam Alexandria Vol. 21, No. 3, Cultural and Natural Heritage.
2011. UK: Sage. Paris: UNESCO.
Russell, R. 2005. UNESCO's Memory of ________. 2003. Convention for the
the World Programme Paper Safeguarding of the Intangible
dipresentasikan pada Deadly Cultural Heritage. Paris:
Direction Conference di Canberra UNESCO.
pada 2-3 Agustus 2005. Australia: ________. 2001. Fifth Meeting of the
ATSILIRN. International Advisory Committee
Sabater, A. 2013. UNESCO’s Memory of of the “Memory of the World”
the World Programme and Programme Cheongju City,
108

Republic of Korea, 27-29 June Humanity – Leaflet. Paris:


2001: Final Report. Paris: UNESCO.
UNESCO. ________. 2008. Tshwane Declaration.
________. 2004. First National Afrika Selatan: UNESCO.
“Memory of the World” Registers ________. 2012. UNESCO’s Memory of
Recognized dalam UNISIST the World Programme and
Newsletter Vol. 32, No. 2, 2004. Heritage Protection Conventions.
Paris: UNESCO. Paris: UNESCO.
________. 2012. Implementation of ________. 2012. Warsawa Declaration:
UNESCO Memory of the World Culture - Mémory – Identities.
Programme at National Level: Polandia: UNESCO.
Survey Result. Latvia: UNESCO.
Watson, 2008. MOWLAC: Privileging
________. Tanpa Tahun. International Memory in Latin American and
Advisory Committee of the the Caribbean dipresentasikan
Memory of the World Programme pada 3rd International Memory of
- Rules of Procedure. Paris: the World Conference di
UNESCO. Canberra, Australia pada Februari
________. 2003.Memory of the World 2008. Canberra: UNESCO.
Programme, Register Sub-
Committee dalam UNISIST Daftar Peraturan:
Newsletter Vol. 31, No. 1, 2003.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
Paris: UNESCO.
tentang Kearsipan
________, Memory of the World
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
Programme: Exploring Means for
2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Further Improvement (Paris:
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
UNESCO, 2016)
Kearsipan.
________. 2012. Memory of the World
Register Companion. Paris:
UNESCO.
________. 2002. Memory of the World:
General Guidelines (Revised
edition 2002) / disusun oleh Ray
Edmondson. Paris: UNESCO.
________. 1996. Memory of the World:
Lost Memory - Libraries and
Archives destroyed in the
Twentieth Century disusun untuk
UNESCO atas nama IFLA oleh
Hans van der Hoeven dan atas
nama ICA oleh Joan van Albada.
Paris : UNESCO.
________. 2004. Safeguarding
Documentary Heritage for
109

PENGAKUAN SURAT KETERANGAN TANAH ADAT


SEBAGAI SYARAT PENERBITAN ARSIP PERTANAHAN
DALAM PENYELESAIAN KONFLIK PERTANAHAN
(STUDI KASUS DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH)

RECOGNITION OF INDIGENOUS LAND CERTIFICATE AS


REQUIREMENT OF LAND RECORDS ISSUED IN SOLVING
LAND CONFLICTS
(CASE STUDY IN CENTRAL KALIMANTAN PROVINCE)

Ananda Prima Yurista


Universitas Gajah Mada
Email: aprimayurista@gmail.com

Abstract
SKT-A and indigenous rights of land issued By Damang in Central Kalimantan Province
which is set by Provincial Regulation of Central Kalimantan No. 14 of 2012 on Amendment
Regulations of Central Kalimantan Governor Number 13 of 2009 on Institutional Dayak in
Central Kalimantan cause the polemic due to invalid certificate. This study will attempt to
analyze how the opportunity of SKT-A and indigenous rights of land recognition as the
requirement of land certificate ( in this case the certificate which is recognised by Law
Number 43 of 2009 on Archives as the guarantor of people right). Also it will analyze the
implications of indigenous rights of land recognition. The method used is juridicial
normative methods focuses on secondary data analysis found in library research.
Keywords: Indigenous Right Certificate, Land Records, Land Conflict.
Abstrak
SKT-A dan hak-hak adat di atas tanah yang diterbitkan oleh Damang di Provinsi Kalimantan
Tengah yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 14 Tahun
2012 tentang tentang Perubahan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 13 Tahun
2009 tentang Kelembagaan Adat Dayak di Kalimantan Tengah menimbulkan polemik karena
dinyatakan tidak sah. Kajian ini akan berusaha untuk menganalisis bagaimana peluang
pengakuan SKT-A dan hak-hak adat di atas tanah ini sebagai syarat dalam penerbitan arsip
pertanahan (dalam hal ini adalah sertifikat yang sekaligus diakui dalam UU No. 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan sebagai arsip penjamin hak-hak keperdataan rakyat). Kajian ini juga
akan menganalisis apa implikasi pengakuan SKT-A dan hak-hak adat di atas tanah ini
sebagai syarat dalam penerbitan arsip pertanahan dalam upaya penyelesaian konflik
pertanahan. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode yuridis normative yang
menitikberatkan pada analisis data sekunder yang ditemukan dalam proses library research.
Kata Kunci: Surat Keterangan Tanah Adat, Arsip Pertanahan, Konflik Pertanahan.
110

PENDAHULUAN Keterangan Tanah (SKT) Adat dan


Negara Indonesia adalah Hak-hak Adat di Atas Tanah, yang
negara yang mengakui keberadaan dalam kondisi faktual saat ini
masyarakat hukum adat berserta hak- menimbulkan polemik. Penerbitan
hak tradisonalnya. Hal tersebut Surat Keterangan Tanah (SKT) Adat
termaktub dalam Pasal 18 B ayat (2) dan Hak-hak Adat di Atas Tanah yang
UUD NRI Tahun 1945 yang diterbitkan di Kecamatan
menyatakan bahwa, “Negara mengakui Kotawaringin Lama dan Kotawaringin
dan menghormati kesatuan-kesatuan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah
masyarakat hukum adat beserta hak- menjadi masalah. Wakil Bupati
hak tradisionalnya sepanjang masih Kotawaringin Barat menyatakan
hidup dan sesuai dengan bahwa seluruh SKT Adat dan Hak-hak
perkembangan masyarakat dan prinsip Adat di Atas Tanah sebelum dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesudah moratorium penerbitan SKT
yang diatur dalam undang-undang”. dikeluarkan dinyatakan tidak sah.
Provinsi Kalimantan Tengah adalah Pernyataan ini disebabkan
daerah yang hingga saat ini terkenal adanya indikasi penerbitan SKT Adat
sebagai tempat bermukim masyarakat dan Hak-hak Adat di Atas Tanah tanpa
adat Dayak. Di provinsi tersebut melihat keadaan di lapangan sehingga
kehidupan dan keberadaan masyarakat adanya moratorium ini dimaksudkan
adat Dayak dinaungi oleh sebuah untuk memberi waktu pada pemerintah
kelembagaan adat yang disebut desa dan kecamatan untuk melakukan
Lembaga Kedamangan, yang diatur inventarisasi hak-hak di atas tanah.
dalam Peraturan Daerah Provinsi Padahal SKT Adat dan Hak-hak Adat
Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun di Atas Tanah dapat menjadi
2008 tentang Kelembagaan Adat persyaratan utama dalam rangka
Dayak di Kalimantan Tengah. sertifikasi, sehingga menjadi penting
Peraturan daerah ini, untuk mengetahui peluang pengakuan
khususnya Pasal 36 dan Pasal 44 SKT Adat dan Hak-hak Adat di Atas
kemudian ditindaklanjuti dengan Tanah sebagai syarat penerbitan arsip
adanya Peraturan Gubernur pertanahan.
Kalimantan Tengah Nomor 13 Tahun Berdasarkan latar belakang
2009 tentang Tanah Adat dan Hak- tersebut yang menjadi rumusan
Hak Adat di Atas Tanah di Provinsi masalah yang akan dijawab dalam
Kalimantan Tengah. Yang diatur kajian ini adalah: Pertama, bagaimana
dalam Peraturan Gubernur ini salah peluang pengakuan SKT Adat dan
satunya adalah perihal Surat Hak-hak Adat di Atas Tanah sebagai
111

syarat penerbitan arsip pertanahan? HASIL DAN PEMBAHASAN


Kedua, bagaimana implikasi Pengakuan SKT Adat dan Hak-hak
pengakuan SKT Adat dan Hak-hak Adat di Atas Tanah sebagai Syarat
Adat di Atas Tanah sebagai syarat Penerbitan Arsip Pertanahan
penerbitan arsip pertanahan dalam Sebelum membahas lebih
menyelesaikan konflik pertanahan? lanjut perihal pengakuan skt adat dan
hak-hak adat di atas tanah sebagai
METODOLOGI PENELITIAN syarat penerbitan arsip pertanahan,
Kajian ini dilakukan dengan menjadi penting untuk memahami apa
menggunakan metode yuridis yang dimaksud dengan arsip
normatif, yang artinya kajian ini pertanahan. Menurut Undang-Undang
menitikberatkan pada penelitian No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
pustakan (library research) untuk (selanjutnya disebut UU No. 43 Tahun
mendapatkan data sekunder penelitian. 2009), arsip adalah rekaman kegiatan
Data sekunder penelitian ini atau peristiwa dalam berbagai bentuk
didapatkan dengan studi dokumen, dan media sesuai dengan
yang dilakukan dengan menelusuri perkembangan teknologi informasi dan
berbagai peraturan perundang- komunikasi yang dibuat dan diterima
undangan, buku, jurnal, laporan oleh lembaga negara, pemerintah
penelitian, makalah, dan data sekunder daerah, lembaga pendidikan,
lainnya yang berkaitan dengan perusahaan, organisasi politik,
permasalahan yang dibahas. Hasil organisasi kemasyarakatan, dan
penelitian akan dikaji dan dianalisis perseorangan dalam pelaksanaan
secara deskriptif kualitatif, yaitu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dengan melakukan analisis yang pada dan bernegara. Berdasarkan hal
dasarnya dikembalikan kepada 3 (tiga) pengertian tersebut maka yang
aspek yaitu mengklasifikasikan, dimaksud dengan arsip merupakan
membandingkan, dan rekaman kegiatan atau peristiwa dalam
menghubungkan. Ketiga aspek berbagai bentuk dan media sesuai
tersebut dilakukan untuk menjawab perkembangan teknologi informasi.
rumusan masalah. Dalam Lampiran Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2009
tentang Tata Naskah Dinas dan Tata
Kearsipan di Lingkungan Badan
Pertanahan Nasional dijelaskan pula
tentang pengertian arsip, bahwa arsip
112

adalah naskah dinas yang diterima rusak dan penataan kembali arsip;
dan/atau dibuat oleh unit kerja di Kedua, persyaratan untuk membuat
lingkungan Badan Pertanahan buku tanah dan surat ukur pengganti
Nasional Republik Indonesia dalam sementara apabila arsip pertanahan di
rangka pelaksanaan tugas. kantor pertanahan rusak atau musnah
Secara khusus, pengertian dan sertipikat masih ada pada
“arsip pertanahan” diatur dalam pemegang hak; Ketiga, persyaratan
Peraturan Kepala Badan Pertanahan untuk membuat buku tanah dan surat
Nasional Republik Indonesia Nomor 6 ukur pengganti sementara apabila arsip
Tahun 2010 tentang Penanganan pertanahan di kantor pertanahan rusak
Bencana dan Pengembalian Hak-Hak atau musnah dan sertipikat yang ada
Masyarakat Atas Aset Tanah di pada pemegang hak rusak atau
Wilayah Bencana (selanjutnya disebut musnah; Keempat, prosedur
PKBPNRI No. 6 Tahun 2010). permohonan pendaftaran pertama kali
Berdasarkan peraturan tersebut yang dan pemeliharaan data pendaftaran
dimaksud dengan “Arsip Pertanahan” tanah masih dalam proses pengurusan
adalah rekaman kegiatan atau yang mana berkas musnah karena
peristiwa dalam berbagai bentuk dari bencana; Kelima, kelanjutan proses
media sesuai dengan perkembangan pelayanan permohonan pendaftaran
teknologi informasi dan komunikasi pertama kali dan pemeliharaan data
yang dibuat dan diterima oleh Badan pendaftaran tanah masih dalam proses
Pertanahan Nasional Republik pengurusan yang mana berkas musnah
Indonesia. karena bencana; dan Keenam,
Dalam konteks kekinian, penggalangan partisipasi masyarakat
PKBPNRI No. 6 Tahun 2010 adalah untuk dapat memberikan informasi dan
satu-satunya hukum positif yang data yang diperlukan untuk
mengatur secara khusus dan ekplisit penyelesaian pelayanan dan penataan
mengenai arsip pertanahan. Pengaturan kembali arsip pertanahan. Berdasarkan
perihal arsip pertanahan dapat uraian tersebut maka pengaturan dalam
ditemukan dalam Pasal 17 – Pasal 22 PKBPNRI No. 6 Tahun 2010 terbatas
PKBPNRI No. 6 Tahun 2010 yang pada Penanganan Bencana dan
mengatur perihal Penataan Arsip Pengembalian Hak-Hak Masyarakat
Pertanahan. Pasal-pasal tersebut Atas Aset Tanah di Wilayah Bencana.
mengatur perihal: Pertama, bahwa Berdasarkan penjabaran tersebut maka
penataan arsip pertanahan meliputi yang dimaksud dengan arsip merujuk
perbaikan dokumen yang rusak, pada 2 (dua) kelompok arsip yakni:
penggantian dokumen yang hilang atau Pertama, arsip yang berupa naskah
113

dinas yang dikeluarkan dan diterima hukum adat. Untuk menentukan


unit kerja BPN RI; dan Kedua, arsip apakah sebuah bidang tanah
yang berupa rekaman kegiatan atau merupakan tanah ulayat/tanah adat
peristiwa yang dibuat dan diterima atau bukan, terlebih dahulu menjadi
oleh BPN RI. Arsip yang berupa penting untuk melihat apakah ada
naskah dinas ini berbentuk informasi persekutuan hukum adat yangberkuasa
tertulis yang digunakan sebagai alat atas tanah tersebut. Yang dimaksud
komunikasi kedinasan yang dibuat dengan persekutuan hukum adat
dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang adalah sekelompok orang, yang
berwenang di lingkungan Badan merasa sebagai suatu kesatuan yang
Pertanahan Nasional Republik utuh, baik karena faktor genealogis,
Indonesia dalam rangka territorial, maupun kepentingan, yang
penyelenggaraan tugas umum mempunyai struktur organisasi yang
pemerintahan dan pembangunan di jelas, pimpinan, harta kekayaan yang
bidang pertanahan. Dalam hal arsip disendirikan, baik yang berwujud
pertanahan yang dimaksud spesifik maupun yang tidak berwujud.
dalam PKBPNRI No. 6 Tahun 2010 Dalam Pasal 1 angka 2
meliputi segala rekaman kegiatan atau Peraturan Menteri Agraria/Kepala
peristiwa yang dibuat oleh BPN RI Badan Pertanahan Nasional Nomor 5
dalam konteks pendaftaran tanah. Tahun 1999 tentang Pedoman
Untuk memulai untuk Penyelesaian Masalah Hak Ulayat
mengkaji pokok permasalahan perihal Masyarakat Hukum Adat (selanjutnya
kedudukan surat SKT-A dan Hak-hak disebut Permenag Nomor 5 Tahun
Adat di Atas Tanah sebagai Arsip 1999), yang dimaksud dengan tanah
Pertanahan menjadi penting untuk ulayat adalah bidang tanah yang
menguraikan apa itu SKT-A dan Hak- diatasnya terdapat hak ulayat dari
hak Adat di Atas Tanah, siapa yang suatu masyarakat hukum adat tertentu.
berwenang menerbitkan, dan bagaiman Kemudian diatur lebih lanjut dalam
proses penerbitan SKT-A dan Hak-hak Pasal 1 angka 3 bahwa, yang dimaksud
Adat di Atas Tanah tersebut. Namun dengan Masyarakat Hukum Adat
sebelumnya, menjadi penting untuk adalah sekelompok orang yang terikat
memahami apa yang dimaksud dengan oleh tatanan hukum adatnya sebagai
tanah adat. Yang dimaksud dengan warga bersama suatu persekutuan
tanah adat (atau biasa disebut juga hukum karena kesamaan tempat
dengan tanah ulayat) adalah suatu tinggal ataupun atas dasar keturunan.
bidang tanah yang padanya melekat Dari pengertian tersebut, yang
hak ulayat dari suatu persekutuan dimaksud dengan hak ulayat adalah
114

serangkaian daripada wewenang dan seseorang atau sekelompok orang


kewajiban-kewajiban suatu masyarakat untuk menggunakan tanah ataupun
hukum adat termasuk lingkungan memungtu hasil dari tanah tersebut
wilayahnya. Hak ulayat berlaku misalnya kerabat di Minangkabau
terhadap semua tanah wilayah itu, baik mempunyai sawah yang disebut sawah
yang sudah dihaki seseorang maupun pusaka (sawah pusaka ini dibagi-
yang tidak atau belum dihaki”. Hak bagikan kepada anggota-anggota
ulayat dibagi menjadi beberapa jenis kerabat dan diberikan hak pakai); dan
yakni: (a) hak milik atas tanah yakni (g) hak gadai dan hak sewa adalah hak
hak ulayat dimana anggota tersbeut yang timbul karena perjanjian-
mempunyai kekuasaan penuh untuk perjanjian atas tanah. Hak
bertindak atas tanah ataupun isi dari perseorangan atas tanah adat diakui
lingkungan ulayat, yang kemudian oleh hukum adat secara individu
dibagi menjadi hak milik terikat adalah maupun persekutuan/kelompok ahli
hak milik yang dibatasi oleh hal lain waris, baik mencakup tanahnya
misalnya komunal atas tanah dimana maupun apa saja yang itmbul
sebidang tanah menjadi milik bersama dihasilkan oleh tanah itu. Hak
dari penduduk desa; (b) hak menikmati perseorangan menurut R Susanto
hasil adalah hak yang diberikan pada adalah “Hak penguasaan tanah dengan
seseorang untuk memungut hasil tanah cara yang seluas-luasnya dan
yang tidak lebih dari satu kali panen; memungut hasil tanah itu dengan
(c) hak terdahulu adalah hak yang sepenuhnya, dengan mengindahkan
diberikan seseorang untuk peraturna pemerintah dan hukum adat
mengusahakan tanah dimana orang setempat. Unsur-unsur yangterpenting
tersebut didahulukan pada orang-orang dari hak perseorangan atas tanah adat
lain; (d) hak terdahulu untuk beli, yaitu yaitu: (1) menguasai tanah, artinya
hak yang diberikan seseorang untuk sebidang tanah disewakan,
membeli seodang tanah dengan menghadiahkan, menjual tanah
mengesampingkan orang lain (disebut menurut kehendak pemilik; dan (2)
hak wenang beli); (e) hak memungut memungut hasil”.
hasil karena jabatan, yaitu ha katas Dalam peraturan di tingkat
tanah yang diberikan kepada pengurus regional, yakni dalam Pasal 1 angka 14
masyarakat selama dia menjadi Peraturan Gubernur Kalimantan
pengurus masyarakat, misalnya tanah Tengah Nomor 13 Tahun 2009 tentang
bengkok di Jawad an tanah kalakeran Tanah Adat dan Hak-Hak Adat di Atas
desa di Minahasa; (f) hak pakai adalah Tanah di Provinsi Kalimantan Tengah,
hak atas tanah yang diberikan yang dimaksud dengan tanah adalah
115

tanah beserta isinya yang berada di adalah sebagai berikut: Pertama,


wilayah Kedamangan dan/atau di Pemohon SKT-A/Hak-hak Adat di
wilayah desa/kelurahan yang dikuasai Atas Tanah mengajukan permohonan
berdasarkan hukum adat, baik berupa kepada Kerapatan Mantir Perdamaian
hutan maupun bukan hutan dengan Adat; Kedua, fungsionaris lembaga
luas dan batas-batas yang jelas, baik kedamangan kemudian melakukan
milik perorangan maupun milik inventarisasi, pengkuran, pematokan,
bersama yang keberadaannya diakui dan pemetaan terhadap tanah adat/hak-
oleh Damang Kepala Adat. hak adat di atas tanah; pemilik tanah
Berdasarkan pada pembahasan adat dan saksi-saksi yang berbatasan
tanah adat, yang dimaksud dengan harus menghadiri proses pengukuran
Surat Keterangan Tanah Adat dan dan pematokan pada tanah adat atau
Hak-hak Adat di Atas Tanah hak-hak adat di atas tanah yang
(selanjutnya disebut SKT-A dan Hak- bersangkutan; Ketiga, hasil
Hak Adat di Atas Tanah) merupakan inventarisasi, pengukuran, pematokan,
surat yang menunjukkan kepemilikan dan pemetaan tanah adat/hak-hak adat
atau penguasaan atas tanah dan hak- di atas tanah dituangkan dalam berita
hak adat di atas tanah, yang ditetapkan acara pengukuran; Keempat, sebagai
oleh Damang Kepala Adat. Penerbitan bagian proses penetapan SKT-
SKT-A dan Hak-Hak Adat di Atas Adat/Hak-hak Adat di Atas Tanah,
Tanah didasari dengan adanya Damang Kepala Adat memperhatikan
pengaturan dalam Pasal 10 ayat (1) beberapa hal berikut: (a) bukti tertulis
huruf d Peraturan Daerah Provinsi dahulu; (b) bukti penguatan fisik; (c)
Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun bukti saksi; dan (d) bukti pengakuan
2008 tentang Kelembagaan Adat yang bersangkutan/Surat Pernyataan
Dayak di Kalimantan Tengah, yang Berita Acara Hasil Kerapatan Mantir
menyatakan bahwa, “Damang Kepala Perdamaian Adat; Kelima, setelah
Adat mempunyai hak dan wewenang kesepakatan Mantir Perdamaian Adat
sebagai berikut: […] (d) menetapkan memutuskan bahwa poin (1) sampai
Peraturan Damang, membuat surat dengan (4) telah terpenuhi, maka
keputusan, mengesahkan surat Damang Kepala Adat wajib
pernyataan, membuat surat pernyataan, mengumumkan hasil inventarisasi,
membuat surat keterangan tanah adat, pemetaan, pengukuran, dan pematokan
dan/atau hak-hak adat di atas tanah tanah adat/hak-hak adat di atas tanah
[…]”. secara tertulis kepada masyarakat
Tahapan mendapatkan SKT-A kedamangan setempat selama 21 (dua
dan Hak-hak Atas di Atas Tanah puluh satu) hari; Keenam, apabila ada
116

sanggahan pihak lain terhadap hasil pengelolaan dan pemanfaatan arsip


inventarisasi dan pengukuran yang autentik dan terpercaya. Yang
sebagaimana tersebut pada poin (5), dimaksud dengan hak-hak keperdataan
maka Fungsionaris Kedamangan meliputi hak sosial, hak ekonomi, dan
melakukan proses penyelesaian hak politik dan lain-lain yang
sengketa atau berdasarkan sanggahan dibuktikan dalam arsip misalnya
itu pemetaan, pengukuran, pematokan, sertifikat tanah, ijazah, surat nikah,
dan pengumuman hasil dilakukan akte kelahiran, kartu penduduk, data
ulang; Ketujuh, apabila tidak ada kependudukan, surat wasiat, dan surat
sanggahan dari pihak lain maka izin usaha, kemudian yang dimaksud
Damang Kepala Adat dapat segera dengan arsip yang autentik adalah
menetapkan Surat Keterangan Tanah arsip yang memiliki struktur, isi, dan
Adat (SKT-A) dan Hak-hak Adat di konteks, yang sesuai dengan kondisi
Atas Tanah; dan Kedelapan, Damang pada saat pertama kali arsip tersebut
Kepala Adat diciptakan dan diciptakan oleh orang
mengarsipkan/menyimpan seluruh atau lembaga yang memiliki otoritas
proses permohonan tanah adat yang atau kewenangan sesuai dengan isi
terdiri atas: (a) Isian Formulir informasi arsip, sedangkan yang
Permohonan; (b) Surat Pernyataan dimaksud dengan arsip yang
Memiliki Tanah Adat; (c) Hasil terpercaya adalah arsip yang isinya
Pemeriksaan Tanah Adat; dan (d) SKT dapat dipercaya penuh dan akurat
Adat dan Hak-hak Adat di Atas Tanah. karena merepresentasikan secara
Kemudian menjadi penting lengkap dari suatu tindakan, kegiatan
pula untuk menguraikan apa yang atau fakta, sehingga dapat diandalkan
dimaksud dengan arsip pertanahan. untuk kegiatan selanjutnya.
Dalam bagian sebelumnya arsip Berdasarkan uraian tersebut
pertanahan merupakan rekaman analisis perihal pentingnya pengakuan
kegiatan atau peristiwa dalam berbagai SKT Adat dan Hak-hak Adat di Atas
bentuk dari media sesuai dengan Tanah sebagai syarat penerbitan arsip
perkembangan teknologi informasi dan pertanahan, dijelaskan sebagai berikut:
komunikasi yang dibuat dan diterima Pertama, SKT-A dan Hak-hak Adat di
oleh Badan Pertanahan Nasional Atas Tanah merupakan surat yang
Republik Indonesia. Salah satu tujuan menunjukkan kepemilikan atau
dari adanya penyelenggaraan penguasaan atas tanah dan hak-hak
kearsipan adalah menjamin adat di atas tanah dan merujuk pada
perlindungan kepentingan negara dan Pasal 1 angka 7 PP No. 24 Tahun 1997
hak-hak keperdataan rakyat melalui tentang Pendaftaran Tanah, yang
117

menyatakan bahwa, “Data yuridis Inventarisasi, Pengukuran, Pematokan,


adalah keterangan mengenai status dan Pemetaan terhadap Tanah Adat
hukum bidang tanah dan satuan rumah dan Hak-hak Adat di Atas Tanah”.
susun yang didaftar, termasuk Dengan demikian, ketika tanah adat
keterangan mengenai adanya dan hak-hak adat di atas tanah yang
bangunan atau bagian bangunan di sudah memilik SKT-A dan Hak-hak
atasnya”, dapat dinyatakan bahwa Adat di Atas Tanah akan diterbitkan
SKT-A dan Hak-hak Adat di Atas sertifkatnya sehingga harus menempuh
Tanah merupakan salah satu bentuk tahapan dalam pendaftaran tanah
dari data yuridis itu sendiri. Hal ini khususnya tahapan: (a) pengumpulan
karena SKT-A dan Hak-hak Adat di dan pengolahan data fisik dan; (b)
Atas Tanah dibuat untuk menunjukkan penyajian data fisik dan data yuridis,
kepemilikan atau penguasaan atas hal tersebut dapat dilaksanakan dengan
tanah dan hak-hak adat di atas tanah, lebih efisien.
hal ini sama halnya bahwa SKT-A dan Yang perlu diperhatikan
Hak-hak Adat di Atas Tanah dibuat dengan adanya pengakuan SKT-A dan
sebagai surat yang memberikan Hak-hak Adat di Atas Tanah yakni:
keterangan status hukum bidang tanah Pertama, kedudukan Damang Kepala
(sekaligus status hukum terhadap hak- Adat sebagai pihak yang berwenang
hak adat di atas tanahnya). Penerbitan mengeluarkan SKT-A dan Hak-hak
sertifikat sebagai salah satu bentuk Adat di Atas Tanah. Lembaga
arsip, khususnya arsip pertanahan, Kedamangan di Provinsi Kalimantan
tidak dapat dilakukan tanpa adanya Tengah diatur dalam Peraturan Daerah
data yuridis. Provinsi Kalimantan Tengah Nomor
Kedua, kegiatan penerbitan 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan
SKT-A dan Hak-hak Adat di Atas Adat Dayak Kalimantan Tengah.
Tanah menjamin kesediaan data fisik. Dalam konsideran mengingat
Hal ini ditunjukkan dengan pengaturan disebutkan bahwa salah satu dasar
dalam Pasal 10 ayat (2) Peraturan penyusunan Peraturan Daerah tersebut
Gubernur Kalimantan Tengah Nomor adalah UU No. 32 Tahun 2004 tentang
4 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Pemerintahan Daerah, tetapi dengan
Perubahan Peraturan Gubernur Nomor adanya UU No. 23 Tahun 2014
13 Tahun 2009 tentang Tanah Adat sebagai pengganti dari UU No. 32
dan Hak-Hak Adat di Atas Tanah di Tahun 2004, keabsahan Peraturan
Provinsi Kalimantan Tengah, yang Daerah tersebut dapat dipertanyakan.
menyatakan bahwa, “Fungsionaris Dalam Lampiran UU No. 23 Tahun
Lembaga Kedamangan melakukan 2014 tentang Pemerintahan Daerah
118

Huruf M dalam Tabel “Pembagian jabatan, dan masa jabatan kepala adat
Urusan Pemerintahan Bidang berdasarkan hukum adat sebagaiman
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa” ditetapkan dalam Peraturan Daerah
disebutkan bahwa dalam sub urusan Provinsi Kalimantan Tengah Nomor
penataan desa, dalam kewenangan 16 Tahun 2008.
pemerintah daerah provinsi yakni, Jika kelembagaan dari institusi
“Penetapan susunan kelembagaan, yang mengeluarkan SKT-A dan Hak-
pengisian jabatan, dan masa jabatan hak Adat di Atas Tanah dapat
kepala desa adat berdasarkan hukum dipertanyakan maka hal tersebut secara
adat”. mutatis mutandis akan berpengaruh
Berdasarkan hal tersebut maka kepada SKT-A dan Hak-hak Adat di
kewenangan Pemerintah Daerah Atas Tanah. Hal ini dapat diatasi
Provinsi untuk menetapkan susunan dengan melakukan perubahan dalam
kelembagaan, pengisian jabatan, dan Lampiran UU No. 23 Tahun 2014
masa jabatan kepala desa adat tentang Pemerintahan Daerah Huruf M
berdasarkan hukum adat dibatasi pada dalam Tabel “Pembagian Urusan
“desa adat”, sedangkan Kedamangan Pemerintahan Bidang Pemberdayaan
tidak terbatas pada “desa adat”. Hal ini Masyarakat dan Desa” dalam sub
termaktub dalam Pasal 1 angka 25 urusan Lembaga Kemasyarakatan,
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Lembaga Adat, dan Masyarakat
Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Hukum Adat sehingga dalam
Kelembagaan Adat Dayak Kalimantan kewenangan pemerintah provinsi,
Tengah “Kedamangan adalah suatu kabupaten/kota tidak terbatas dalam
Lembaga Adat Dayak yang memiliki pemberdayaan tetapi juga dengan
wilayah adat, kesatuan masayarakat menetapkan menetapkan susunan
adat dan hukum adat dalam wilayah kelembagaan, pengisian jabatan, dan
Provinsi Kalimantan Tengah yang masa jabatan kepala adat berdasarkan
terdiri dari himpunan beberapa hukum adat.
desa/kelurahan/kecamatan/Kabupaten Kedua, perihal SKT-A dan
dan tidak dapat dipisah-pisahkan”. Hak-hak Adat di Atas Tanah yang
Dengan demikian, Kedamangan diterbitkan atas nama para ahli waris
mencakup beberapa untuk Tanah Adat Milik Bersama. Hak
desa/kelurahan/kecamatan/kabupaten milik yang diakui dalam UU No. 5
sehingga sesuai dengan Lampiran UU Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
No. 23 Tahun 2014 pemerintah daerah Pokok-pokok Agraria hanya mengakui
provinsi tidak berwenang menetapkan 2 (dua) subjek yang dapat mempunyai
susunan kelembagaan, pengisian hak milik yakni WNI (perseorangan)
119

dan badan-badan hukum yang dapat adalah sengketa, konflik, dan perkara
mempunyai hak milik dan syarat- pertanahan yang disampaikan kepada
syaratnya. Dengan demikian, SKT-A Badan Pertanahan Nasional Republik
dan Hak-hak Adat di Atas Tanah yang Indonesia untuk mendapatkan
diterbitkan atas nama para ahli waris penanganan, penyelesaian, sesuai
untuk Tanah Adat Milik Bersama tidak peraturan perundang-undangan
akan dapat digunakan sebagai syarat dan/atau kebijakan pertanahan
dalam penerbitan sertifikat. nasional.
Penyebab konflik pertanahan
Implikasi Pengakuan SKT Adat dan berasal dari beberapa akar masalah
Hak-hak Adat di Atas Tanah yakni: Pertama, konflik kepentingan,
sebagai Syarat Penerbitan Arsip yaitu adanya persaingan kepentingan
Pertanahan dalam Menyelesaikan yang terkait dengan kepentingan
Konflik Pertanahan substantif, kepentingan prosedural,
Sebelum membaha perihal maupun kepentingan psikologis;
implikasi pengakuan SKT adat dan Kedua, konflik struktural, yang
hak-hak adat di atas tanah sebagai disebabkan pola perilaku destruktif,
syarat penerbitan arsip pertanahan kontrol perliaku sumberdaya yang
dalam menyelesaikan konflik tidak seimbang; Ketiga, konflik nilai,
pertanahan, menjadi penting untuk karena perbedaan kriteria yang
memahami terlebih dahulu apa yang dipergunakan mengevaluasi
dimaksud dengan konflik pertanahan. gagasan/perilaku, perbedayaan gaya
Pengertian konflik pertanahan dapat hidup, ideologi atau
diketahui dengan berangkat dari agama/kepercayaan; dan Keempat,
pengertian perihal sengketa konflik hubungan, yang disebabkan
pertanahan. Sengketa pertanahan karena emosi yang berlebihan,
adalah perselisihan antara orang persepsi yang keliru, komunikasi yang
perseorangan, badan hukum, atau buruk/salah, pengulangan perilaku
lembaga yang tidak berdampak luas yang negatif; dan Kelima, konflik
secara sosio-politis, sedangkan konflik data, yang disebabkan karena
pertanahan merupakan perselisihan informasi yang tidak lengkap,
pertanahan antara orang perseorangan, informasi yang keliru, pendapat yang
badan hukum, atau lembaga yang berbeda tentang hal-hal yang relevan,
berdampak luas secara sosio-politis. interpretasi data yang berbeda, dan
Konflik pertanahan masuk dalam perbedaan prosedur penilaian.
pengertian kasus pertanahan. Yang Tipologi kasus pertanahan
dimaksud dengan kasus pertanahan merupakan jenis sengketa, konflik,
120

dan/atau perkara pertanahan secara pendapat, kepentingan mengenai


garis besar dikelompokkan menjadi: suatu bidangtanah tertentu yang
a) penguasaan tanah tanpa hak, yaitu telah diterbitkan sertipikat hak atas
perbedaan persepsi, nilai atau tanah pengganti;
pendapat, kepentingan mengenai g) akta jual beli palsu, yaitu
status penguasaan di atas tanah perbedaan persepsi, nilai atau
tertentu yang tidak atau belum pendapat, kepentingan mengenai
dilekati hak (tanah Negara), suatu bidang tanah tertentu karena
maupun yang telah dilekati hak oleh adanya Akta Jual Beli palsu;
pihak tertentu; h) kekeliruan penunjukan batas,
b) sengketa batas, yaitu perbedaan yaitu perbedaan pendapat, nilai
pendapat, nilai kepentingan kepentingan mengenai letak, batas
mengenai letak, batas dan luas dan luas bidang tanah yang diakui
bidang tanah yang diakui satu pihak satu pihak yang teiah ditetapkan
yang telah ditetapkan oleh Badan oleh Badan Pertanahan Nasional
Pertanahan Nasional Republik Republik Indonesia berdasarkan
Indonesia maupun yang masih penunjukan batas yang salah;
dalam proses penetapan batas; i) tumpang tindih, yaitu perbedaan
c) sengketa waris, yaitu perbedaan pendapat, nilai kepentingan
persepsi, nilai atau pendapat, mengenai letak, batas dan luas
kepentingan mengenai status bidang tanah yang diakui satu
penguasaan di atas tanah tertentu pihak tertentu karena terdapatnya
yang berasal dari warisan; tumpang tindih batas kepemilikan
d) jual berkali-kali, yaitu perbedaan tanahnya; dan
persepsi, nilai atau pendapat, j) putusan pengadilan, yaitu
kepentingan mengenai status perbedaan persepsi, nilai atau
penguasaan di atas tanah tertentu pendapat, kepentingan mengenai
yang diperoleh dari jual beli kepada putusan badan peradilan yang
lebih dari 1 orang; berkaitan dengan subyek atau
e) sertipikat ganda, yaitu perbedaan obyek hak atas tanah atau
persepsi, nilai atau pendapat, mengenai prosedur penerbitan hak
kepentingan mengenai suatu bidang atas tanah tertentu.Implikasi
tanah tertentu yang memiliki pengakuan SKT Adat dan Hak-hak
sertipikat hak atas tanah lebih dari Adat di atas tanah sebagai syarat
1; penerbitan arsip pertanahan dalam
f) sertipikat pengganti, yaitu menyelesaikan konflik pertanahan
perbedaan persepsi, nilai atau diuraikan sebagai berikut akan
121

memberikan kepastian hukum yuridis sebagai syarat penerbitan


terhadap status hukum hak atas sertifikat; dan (2) proses penerbitan
tanah adat. Jika SKT-A dan Hak- SKT-A dan hak-hak adat di atas tanah
hak Adat di Atas Tanah diakui pengumpulan dan pengolahan data
sebagai data yuridis untuk fisik menjadi lebih efisien. Namun
pengajuan sertfikasi tanah maka pengakuan tersebut harus
hal tersebut akan mengurangi memperhatikan kelembagaan dan hak
potensi konflik dan menyelesaikan milik bersama yang tidak diakui dalam
konflik pertanahan di atas tanah UUPA. Pengaruh adanya pengakuan
adat yang berkaitan dengan terhadap penyelesaian konflik
permasalahan ketiadaan kepastian pertanahan adalah akan mengurangi
hukum. Namun perlu menjadi potensi konflik dan menyelesaikan
catatan bahwa SKT-A dan Hak- konflik pertanahan di atas tanah adat
hak Adat di Atas Tanah ini tidak yang berkaitan dengan permasalahan
dapat langsung menjadi pengganti ketiadaan kepastian hukum.
dari sertifikat sebagai arsip yang
menjamin hak-hak keperdataan UCAPAN TERIMA KASIH
rakyat, sebab yang dapat diakui Penulis mengucapkan terima
sebagai arsip pertanahan adalah kasih kepada New Zealand Aid
kegiatan atau peristiwa dalam Programme yang mendanai penelitian
berbagai bentuk dari media sesuai dengan judul “Identification and
dengan perkembangan teknologi Mapping of Alternative Land Conflict
informasi dan komunikasi yang Resolution and Capacity Development
dibuat dan diterima oleh Badan dor Local Government and Mosalakih
Pertanahan Nasional Republik in Manggarai Regency of East Nusa
Indonesia (dibuat dan diterima Tenggara Province”, yang telah
tersebut bersifat akumulatif), menginspirasi Penulis untuk menyusun
sedangkan SKT-A dan Hak-hak naskah ini. Penulis juga mengucapkan
Adat di Atas Tanah diterbitkan terima kasih kepada ketua tim peneliti
oleh Damang bukan BPN RI. yakni Linda Yanti Sulistiawati, S.H.,
M.Sc., Ph.D. dan anggota tim
KESIMPULAN penelitian tersebut yakni: Prof. Dr.
Pengakuan terhadap SKT-A Nurhasan Ismail, S.H., M.Si.; Rikardo
dan Hak-hak adat di atas tanah Simarmata, S.H., Ph.D.; Dr. Hempri
mempunyai peluang besar karena: (1) Suyatna, S.Sos., M.Si.; Dian Agung
SKT-A dan hak-hak adat di atas tanah Wicaksono, S.H., LL.M.; Mochamad
dapat masuk dalam nomenklatur data Adib Zain, S.H.; dan Ibrahim Hanif,
122

S.H., yang telah memberikan banyak Kementerian Agraria dan Tata


pengetahuan yang sangat membantu Ruang/Badan Pertanahan
Penulis dalam menyelesaikan Nasional, “Penanganan Kasus
penyusunan naskah ini. Pertanahan”,
http://www.bpn.go.id/Program/
DAFTAR PUSTAKA Penanganan-Kasus-
Buku Pertanahan, diakses 25 Oktober
Abna, Bachtiar dan Dt. Rajo Sulaiman, 2016.
2007, Pengelolaan Tanah Kemitraan, “Panduan Pembuatan Surat
Negara dan Tanah Ulayat, Keterangan Tanah Adat (SKT-
Lembaga Kerapatan Adat Dalam A) dan Hak-hak Adat di Atas
Minangkabau (LKAAM), Tanah”,
Padang. http://www.kemitraan.or.id/sites
Harsono, Boedi, 1999, Hukum Agraria /default/files/20130320094341.b
Indonesia, Sejarah Pembentukan uku%20panduan%20SKTA%20i
Undang-Undang Pokok Agraria, si%20buku%20final%20final%
Isi, dan Pelaksanaannya, 20final.pdf., diakses 26 Oktober
Djambatan, Jakarta. 2016.
Saragih, Djaren, 1984, Pengantar
Hukum Adat di Indonesia, Hasil Penelitian
Tarsito, Bandung. Soeripto, Sri Rahayu, 2007,
Sumarto, 2012, Penanganan dan Penggunaan Tanah Adat Untuk
Penyelesaian Konflik Kepentingan Pembangunan di
Pertanahan dengan Prinsip Win- Kecamatan Langowan,
Win Solution oleh Badan Kabupaten Minahasa, Provinsi
Pertanahan Nasional, Direktorat Sulawesi Utara, Tesis, Fakultas
Konflik Pertanahan Badan Hukum Universitas Diponegoro,
Pertanahan Nasional, Jakarta. Semarang.
Peraturan Perundang-undangan
Sumber Internet Undang-Undang Dasar Negara
Ariyo, Raden, “Sengkarut Tanah Adat: Republik Indonesia Tahun
SKT Adat Tidak Berlaku”, 1945.
http://www.borneonews.co.id/be Undang-Undang Nomor 43 Tahun
rita/2050-sengkarut-tanah-adat- 2009 tentang Kearsipan
10-skt-adat-tidak-berlaku, (Lembaga Negara Republik
diakses 25 Oktober 2016. Indonesia Tahun 2009 Nomor
152, Tambahan Lembaran
123

Negara Republik Indonesia Peraturan Kepala Badan Pertanahan


5071). Nasional Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Nomor 6 Tahun 2010 tentang
tentang Peraturan Dasar Pokok- Penanganan Bencana dan
Pokok Agraria (Lembaran Pengembalian Hak-Hak
Negara Republik Indonesia Masyarakat Atas Aset Tanah di
Tahun 1960 Nomor 104, Wilayah Bencana.
Tambahan Lembaran Negara Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Republik Indonesia Nomor Tengah Nomor 16 Tahun 2008
2043). tentang Kelembagaan Adat
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Dayak di Kalimantan Tengah.
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Peraturan Gubernur Kalimantan
Tanah (Lembaran Negara Tengah Nomor 13 Tahun 2009
Republik Indonesia Tahun 1997 tentang Tanah Adat dan Hak-
Nomor 59, Tambahan Hak Adat di Atas Tanah di
Lembaran Negara Republik Provinsi Kalimantan Tengah.
Indonesia Nomor 3696). Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Peraturan Menteri Agraria/Kepala Tengah Nomor 4 Tahun 2012
Badan Pertanahan Nasional tentang Perubahan Peraturan
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Gubernur Kalimantan Tengah
Pedoman Penyelesaian Masalah Nomor 13 Tahun 2009 tentang
Hak Ulayat Masyarakat Hukum Kelembagaan Adat Dayak di
Adat. Kalimantan Tengah.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Tata Naskah Dinas dan Tata
Kearsipan di Lingkungan Badan
Pertanahan Nasional.
124

PERAN STRATEGIS ARSIP DALAM PEMBANGUNAN


SISTEM PERTAHANAN KEAMANAN GUNA MENJAGA
KEUTUHAN DAN KEDAULATAN NKRI

STRATEGIC ROLE OF ARCHIVES ON DEFENCE AND


SECURITY SYSTEM DEVELOPMENT IN MAINMAINTAIN
THE INTEGRITY AND SOVEREIGNTY OF THE REPUBLIC
OF INDONESIA
Rudi Andri Syahputra
Arsip Nasional Republik Indonesia
Email: rudi_as2000@yahoo.com

Abstract
Indonesia has a lot of potency namely its geographical position, natural and human
resources. On the one hand, this potency can be used to develop Indonesia. However, on
the other hand, this can attract threats, obstacles, challenges, and distractions to control
and even dominate Indonesia, which comes from outside or inside the country. The duty of
maintaining the integrity and sovereignty of Indonesia is basically part of the rights and
responsibility of all components of the nation and its society as well as covering all
aspects, including archives. Archives are the backbone of governmental management and
development. Archives are the sources of information. This study is about the strategic
roles of the archives in the development of defense and security system in order to
maintain the integrity and sovereignty of the Republic of Indonesia. Archives and its
information play not only strategic roles in building national defense and security system,
but also part of the national defense and security system.
Keywords: Archives, Information, Governmental Management, Defense and Security
System

Abstrak
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan potensi, yaitu letak geografis, sumber
kekayaan alam, dan sumber daya manusia. Di satu sisi, ini menjadi modal bagi
pembangunan dan kemajuan Indonesia. Pada sisi lain, ini menjadi daya tarik bagi
munculnya ancaman, hambatan, tantangan, dan gangguan untuk mengendalikan bahkan
menguasai Indonesia, yang datang dari luar maupun dari dalam negeri. Tugas menjaga
keutuhan dan kedaulatan NKRI sejatinya merupakan hak dan kewajiban seluruh komponen
bangsa dan seluruh lapisan masyarakat, serta meliputi seluruh aspek termasuk dalam
bidang kearsipan. Arsip merupakan tulang punggung manajemen pemerintahan dan
pembangunan. Arsip adalah sumber informasi. Kajian ini menelaah peran strategis arsip
dalam konteks pembangunan sistem pertahanan keamanan guna menjaga keutuhan dan
kedaulatan NKRI. Arsip dan informasi di dalam arsip tidak hanya berperan strategis dalam
membangun sistem pertahanan dan keamanan negara, tetapi juga bagian dari sistem
pertahanan dan keamanan negara.
Kata kunci: Arsip, Informasi, Manajemen Pemerintahan, Sistem Pertahanan dan Keamanan
125

PENDAHULUAN dalam pengelolaan arsip terutama dalam


Indonesia secara alamiah konteks sistem pertahanan keamanan,
memiliki tiga gatra (trigatra) kekayaan, yaitu kurang terjaganya informasi vital di
yaitu (1) letak geografis, (2) sumber dalam arsip, longgarnya akses terhadap
kekayaan alam (SKA), dan (3) sumber arsip, dan lemahnya pengamanan arsip
daya manusia (SDM) atau demografis. maupun isi informasinya.
Potensi negeri tercinta ini bagaikan dua Kajian ini akan mencoba
keping mata uang. Di satu sisi, ini menjawab pertanyaan-pertanyaan
menjadi modal bagi pembangunan dan strategis, antara lain (1) Bagaimana
kemajuan Indonesia. Pada sisi lain, ini mengelola arsip untuk kepentingan
menjadi daya tarik bagi munculnya pertahanan dan keamanan nasional? (2)
ancaman, hambatan, tantangan, dan Bagaimana akses terhadap arsip sehingga
gangguan untuk mengendalikan bahkan bisa bermanfaat dan tidak
menguasai Indonesia, yang datang dari disalahgunakan? (3) Usaha apa yang bisa
luar maupun dari dalam negeri. Sejarah dilakukan untuk melestarikan arsip?
telah membuktikan adanya tantangan- Diharapkan kajian ini dapat memberi
tantangan tersebut. masukan atau saran dan langkah
Untuk menjaga keutuhan dan perbaikan strategis kepada para
kedaulatan Negara Kesatuan Republik pengambil keputusan dalam upaya
Indonesia (NKRI) diperlukan sistem pembangunan sistem pertahanan
pertahanan keamanan yang modern dan keamanan yang modern dan kuat guna
kuat. Secara fisik, sistem pertahanan menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.
keamanan meliputi komponen alat utama Kajian ini beranjak dari pemikiran
sistem pertahanan (Alutsista) dan peran strategis informasi dan arsip
kekuatan militer. Namun demikian, tugas sebagai sarana penyimpan informasi bagi
menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI peradaban manusia. Menurut Alvin
sejatinya merupakan hak dan kewajiban Toffler, masyarakat dunia mulai tahun
seluruh komponen bangsa dan seluruh 1970 akan menjadi masyarakat informasi,
lapisan masyarakat, serta meliputi seluruh siapa yang menguasai informasi maka
aspek termasuk dalam bidang kearsipan. akan menguasai dunia (Toffler, 1980).
Arsip merupakan tulang Sementara itu, Ann Laura Stoler
punggung manajemen pemerintahan dan menyatakan bahwa pola-pola pengelolaan
pembangunan. Arsip adalah sumber pemerintahan di masa lalu bisa dilihat
informasi. Banyak informasi strategis melalui arsip (Stoler, 2008).
yang disimpan di dalam arsip, seperti Arsip adalah rekaman kegiatan
batas wilayah perbatasan, batas pulau- atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan
pulau terdepan, kekayaan alam, sumber media sesuai dengan perkembangan
mineral, teknologi, budaya, dan kearifan teknologi informasi dan komunikasi yang
lokal. Dalam konteks ini, arsip berperan dibuat dan diterima oleh lembaga negara,
strategis dan vital untuk dilestarikan dan pemerintahan daerah, lembaga
dimanfaatkan. Namun demikian, ada pendidikan, perusahaan, organisasi
beberapa hal yang menjadi masalah politik, organisasi kemasyarakatan, dan
126

perseorangan dalam pelaksanaan Arsip dan informasi di dalam arsip bisa


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan menjadi modal dasar bagi pembangunan
bernegara. sistem pertahanan keamanan. Sebaliknya,
Adapun informasi adalah apabila disalahgunakan atau jika salah
keterangan, pernyataan, gagasan, dan kelola, informasi dalam arsip juga bisa
tanda-tanda yang mengandung nilai, menjadi bumerang bagi pertahanan dan
makna, dan pesan, baik data, fakta keamanan. Ruang lingkup yang akan
maupun penjelasannya yang dapat dilihat, dibahas adalah perubahan paradigma
didengar, dan dibaca yang disajikan pemikiran (mind set) terhadap peran
dalam berbagai kemasan dan format arsip, terutama di dalam konteks sistem
sesuai dengan perkembangan teknologi pertahanan keamanan yang modern dan
informasi dan komunikasi secara kuat. Selanjutnya, akan dibahas
elektronik ataupun nonelektronik. bagaimana langkah-langkah
Sistem pertahanan keamanan mengaplikasikan perubahan paradigma
adalah sistem pertahanan keamanan yang pemikiran tersebut.
bersifat semesta yang melibatkan seluruh Penulisan kajian ini menggunakan
warga negara, wilayah, dan sumber daya metode deskriptif-analitis dengan
nasional lainnya, serta dipersiapkan membandingkan antara konsep dan teori
secara dini oleh pemerintah dan yang bersumber pada studi kepustakaan,
diselenggarakan secara total, terpadu, seperti peraturan perundangan, literatur,
terarah, dan berlanjut untuk menegakkan jurnal, media massa, dan sebagainya
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan untuk dianalisis secara mendalam.
keselamatan segenap bangsa dari segala Adapun kajian ini dilakukan dengan
ancaman. menggunakan pendekatan secara
Sementara itu, pengertian komprehensif, integral, dan holistik
kedaulatan negara dalam arti kenegaraan dengan menggunakan perspektif peran
adalah kekuasaan penuh dan tertinggi strategis arsip dalam pembangunan model
dalam suatu negara untuk mengatur sistem pertahanan yang modern dan kuat
seluruh wilayahnya tanpa campur tangan guna menjaga keutuhan dan kedaulatan
dari pemerintah negara lain. Dalam kajian NKRI.
ini, kedaulatan NKRI meliputi wilayah
dari Sabang sampai Merauke, dari
Miangas sampai Rote.

METODOLOGI PENELITIAN
Kajian ini akan menelaah peran
strategis arsip dalam konteks
pembangunan model sistem pertahanan
keamanan yang modern dan kuat guna
menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.
127

HASIL DAN PEMBAHASAN ‘jembatan’ dunia. Orang-orang di


Peluang dan Kendala berbagai belahan dunia dapat
Perkembangan lingkungan berkomunikasi real time, ‘face to face’,
strategis global, regional, dan nasional melalui jaringan internet.
memperlihatkan bahwa dunia dewasa ini Dalam era globalisasi, informasi
adalah ‘tanpa batas’ (borderless). semakin memegang peran strategis. Arus
Hal ini terutama didukung oleh pertukaran informasi semakin masif dan
semakin berkembangnya ilmu melampaui batas-batas kedaulatan
pengetahuan dan teknologi. Internet, teritorial negara-negara sehingga abad ke-
misalnya, telah menjadi ‘jendela’ dan 21 biasa pula disebut sebagai abad

Tabel 1: Beberapa Khazanah Arsip di ANRI dan Cakupan Informasinya


Khazanah Arsip Cakupan Isi Informasi

Hoge Regering VOC tata pemerintahan kolonial


Dagregister Casteel Batavia komoditas, termasuk muatan kapal (harta
karun)
Boedelkamer harta peninggalan
Burgerlijke Stand catatan sipil, kependudukan
Notarieel archief kenotariatan, hak milik
Gewestelijke Besturen/Archieven tata pemerintahan daerah, potensi daerah
Algemeene Secretarie tata negara, keputusan gubernur jenderal,
hukum, regulasi, batas wilayah
Mijnwezen SKA khususnya pertambangan
Burgerlijke Openbare Werken infrastruktur, sarana prasarana, pengairan,
pelabuhan, dan sebagainya
Verkeer en Waterstaat infrastruktur, sarana prasarana, pengairan,
pelabuhan, lapangan terbang
Gouvernementsbedrijven BUMN, sarana prasarana
Koninklijk Bataviaasch Genootschap ilmu pengetahuan alam, museum

Javasche Bank keuangan, perbankan


Kontrak kontrak penguasa pribumi dengan pemerintah
kolonial, batas wilayah
Pidato Presiden RI (Soekarno-Soeharto) tata pemerintahan, ideologi, kebijakan nasional,
pertahanan keamanan
Arsip departemen/institusi pemerintah tata pemerintahan, pembangunan, kebijakan,
pertahanan keamanan
Arsip ormas, orpol, institusi keagamaan kerukunan, hubungan antarmasyarakat

Arsip koleksi pribadi tokoh diplomasi, pertahanan keamanan


Kartografi Indonesia peta batas wilayah, termasuk pulau-pulau
terdepan
Koleksi foto dinamika kehidupan masyarakat
Koleksi film dinamika perjuangan merebut kemerdekaan,
pembangunan nasional, dan kehidupan
masyarakat
128

Gambar 1:
UU No. 1/1973 tentang Landas Kontinen Indonesia (Sumber: ANRI)

informasi (age of information). Informasi biru, foto, film, rekaman suara, maupun
dan penguasaan informasi menjadi sangat dalam bentuk alih media ke microfilm,
penting sebagaimana dinyatakan oleh microfiche, atau bentuk digital dalam
Alvin Toffler, siapa menguasai informasi rangka pelestarian.
maka akan menguasai dunia (Toffler, Beberapa contoh khazanah arsip
1980). Oleh sebab itu, pengelolaan yang disimpan di ANRI yang merupakan
informasi, sebagaimana yang dikandung peluang untuk diberdayakan bagi
di dalam arsip, juga merupakan peluang pembangunan Indonesia dapat dilihat
yang bisa dimanfaatkan. Banyak pada tabel berikut.
informasi strategis yang terkandung di Untuk pengelolaan dan
dalam arsip, termasuk mengenai pola- pemberdayaan SKA misalnya,
pola pengelolaan pemerintahan dan pemerintah bisa menggali kembali
negara di masa lalu sebagaimana informasi yang disimpan di dalam
dinyatakan oleh Ann Laura Stoler (Stoler, khazanah arsip Mijnwezen, Burgerlijke
2008). Openbare Werken, Verkeer en
Apabila kita melihat khazanah Waterstaat, maupun
arsip yang disimpan di Arsip Nasional Gouvernementsbedrijven. Pertamina
Republik Indonesia (ANRI), maka cukup sendiri mengakui bahwa banyak sumur
banyak informasi strategis yang bisa minyak peninggalan Belanda yang masih
digali sebagai modal untuk membangun berproduksi atau bisa dieksplorasi saat ini
Indonesia. Arsip yang disimpan di ANRI (http://finance.detik.com/.../pertamina-akui-
mencakup periode VOC, Hindia Belanda, banyak-sumur-minyak-tua-peninggalan-
masa interregnum Inggris, hingga masa belanda-di-musi-banyuasin, diakses 18
setelah tahun 1945, yang berupa arsip Agustus 2016). Belum lagi potensi
kertas (arsip konvensional), peta, cetak peninggalan kapal-kapal karam yang ada
129

di sepanjang jalur laut perdagangan karena bersinggungan langsung dengan


Nusantara bisa digali informasinya pertahanan keamanan nasional dan
melalui arsip Dagregister Casteel kedaulatan NKRI. Pengelolaan dan
Batavia, yang menjadi harta karun pendayagunaan arsip-arsip ini berperan
kekayaan Indonesia. Potensi harta karun ini strategis dalam mempertahankan
banyak diberitakan di media massa termasuk kedaulatan NKRI. Dalam hukum
media massa online internasional dikenal istilah ‘Uti
(http://finance.detik.com/.../ri-punya-harta- Possidetis Juris’ yang artinya negara baru
karun-rp-127-t-di-bawah-laut-tapi-sulit- mewarisi wilayah yang sama dengan
ambilnya; http://nasional.news.viva.co.id/.../-
bekas penjajahnya. Hal ini diikuti dengan
menguak-harta-karun-terpendam -di-lautan-
prinsip effectivities (pemanfaatan) dan
indonesia, diakses 18 Agustus 2016). Terkait
occupation (pendudukan). Karena arsip
dengan batas wilayah teritorial, termasuk
merupakan suatu akta otentik, maka arsip
pulau-pulau terdepan, pemerintah bisa
menjadi bukti atas batasan-batasan
memberdayakan antara lain khazanah
wilayah kedaulatan suatu negara,
arsip Algemeene Secretarie maupun peta-
sebagaimana diwarisi oleh bekas
peta dalam Kartografi Indonesia.
penjajahnya. Sementara itu, informasi di
Pemberdayaan ini juga mencakup
dalam arsip bisa memberikan gambaran
penetapan kebijakan yang tepat untuk
bagaimana suatu negara memberdayakan
diterapkan di berbagai daerah dalam
atau mengelola wilayahnya, termasuk di
rangka membangun sistem pertahanan
pulau-pulau terdepan. Keberadaan arsip
keamanan yang modern dan kuat guna
sebagai bukti otentik dan informasi yang
menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI,
memuat pengelolaan suatu wilayah bisa
yang misalnya bisa dilihat pada arsip-
menjadi faktor sangat menentukan dalam
arsip pidato Presiden Soekarno maupun
sengketa wilayah karena menjadi bukti
Soeharto.
siapa yang terlebih dahulu memiliki
Arsip-arsip terkait wilayah
wilayah tersebut dan siapa yang terlebih
perbatasan dan pulau-pulau terdepan
dahulu telah mengelola wilayah tersebut.
perlu mendapatkan perhatian khusus
Kekalahan Indonesia dari

Gambar 2:
Perjanjian Indonesia-Australia mengenai Garis-garis Batas Tertentu antara Indonesia dan Papua New
Guinea, 12 Februari 1973 (sumber: ANRI)
130

Malaysia dalam kasus sengketa Pulau Peran Strategis Arsip yang


Sipadan-Ligitan disebabkan oleh Diharapkan: Subjek, Objek, dan
Indonesia kurang memiliki data dan bukti Metode
historis yang dapat menunjukkan bahwa Begitu pentingnya informasi,
Belanda juga memiliki kehendak dan apalagi menyangkut informasi strategis,
tindakan menjalankan fungsi negara yang membuat negara-negara maju sangat
lebih kuat dari Inggris pada masanya atas aware terhadap pengamanan informasi
pulau-pulau tersebut. Kasus Sipadan- maupun media-media penyimpan
Ligitan bisa menjadi cermin pelajaran informasi, terutama arsip. Kebocoran
kepada kita bahwa jika kita mengabaikan informasi, apalagi rahasia strategis
arsip dan informasi di dalam arsip, maka negara, sangat dihindari karena bisa
Indonesia harus bersiap-siap kehilangan mengakibatkan goncangan terhadap
pulau-pulau lainnya, yang berarti stabilitas negara tersebut. Misalnya, kasus
perlahan-lahan kehilangan WikiLeaks dan Edward Snowden, yang
kedaulatannya. menguak ribuan dokumen rahasia negara-
Pemberdayaan arsip dan negara di dunia, terutama Amerika
penggalian potensi informasi yang Serikat, seperti kawat diplomatik berisi
terkandung di dalam arsip bukanlah tanpa dokumen sangat rahasia antarpejabat
kendala. Pertama, pola pikir (mind set) tinggi, termasuk para diplomat, kelak
banyak orang bahwa arsip hanyalah dapat memicu kekacauan dan
benda usang tidak bernilai yang kotor dan ”kesalahpahaman”, bahkan ketegangan
berdebu sehingga tidak pantas lagi untuk politik (Syahnakri, 2016).
dilihat atau digali informasinya. Kedua, Pentingnya pengamanan terhadap
kendala bahasa seperti bahasa Belanda informasi strategis negara pernah pula
serta kondisi fisik arsip yang sudah rapuh disampaikan oleh Prof. Dr. Purnomo
dan/atau sulit dibaca. Ketiga, arsip adalah Yusgiantoro selaku Menteri Pertahanan
hasil samping atau sisa produk dari suatu RI (2009-2014), bahwa “pengamanan
proses kegiatan. Keempat, belum tentu informasi harus menjadi prioritas dalam
semua pencipta arsip, termasuk lembaga upaya mencegah kebocoran informasi
pemerintah, memiliki sistem pengelolaan data strategis.” Lebih lanjut, Kepala
arsip yang terpadu. Kelima, dalam Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg)
konteks sistem pertahanan keamanan, Mayjen TNI Dr. Djoko Setiadi, M.Si.
yaitu kurang terjaganya informasi vital di menyatakan bahwa informasi strategis
dalam arsip, longgarnya akses terhadap merupakan suatu aset yang sangat
arsip, dan lemahnya pengamanan arsip berpengaruh, maka pengelolaannya harus
maupun isi informasinya. dilakukan secara komprehensif dan
memerlukan strategi pencapaian dalam
mewujudkan ketahanan informasi
(http://www.lemsaneg.go.id, diakses 18
Agustus 2016).
131

Dalam konteks ini, kita dapat sosial, perang, tindakan kriminal serta
melihat bahwa arsip dan informasi di tindakan kejahatan yang mengandung
dalam arsip tidak hanya berperan dalam unsur sabotase, spionase, dan terorisme.
membangun sistem pertahanan dan Perlindungan dan penyelamatan arsip
keamanan negara, tetapi juga bagian dari tersebut tidak bisa dilakukan oleh ANRI
sistem pertahanan dan keamanan negara. sendiri, tetapi melibatkan pencipta arsip
Oleh karena itu, pengelolaan arsip dan dan pihak-pihak terkait.
informasi di dalam arsip harus dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
secara komprehensif, yang melibatkan menjadi subjek karena terkait dengan 3
unsur-unsur: fungsinya, yaitu legislasi, anggaran, dan
1. Subjek pengawasan. Dalam fungsi legislasi, DPR
Sesuai dengan amanat UU No. berperan untuk menyusun Program
43/2009 tentang Kearsipan, Pasal 6 Ayat Legislasi Nasional (Prolegnas) yang di
1, penyelenggara kearsipan secara dalamnya memuat masalah pengelolaan
nasional menjadi tanggung jawab ANRI, serta pengamanan arsip dan informasi di
yaitu sebuah lembaga pemerintah dalam arsip yang memiliki nilai strategis,
nonkementerian (LPNK) yang terutama terkait dengan masalah
melaksanakan tugas negara di bidang pertahanan keamanan nasional, yang
kearsipan yang berkedudukan di ibu kota muaranya ditetapkan dalam bentuk
negara, Jakarta. Adapun salah satu tujuan peraturan perundangan. Terkait dengan
penyelenggaraan kearsipan adalah fungsi anggaran, DPR berperan untuk
menjamin keselamatan aset nasional memberikan persetujuan atas Rancangan
dalam bidang ekonomi, sosial, politik, Undang-Undang (RUU) tentang
budaya, pertahanan, serta keamanan Anggaran Pendapatan dan Belanja
sebagai identitas dan jati diri bangsa. Negara (APBN) (yang diajukan Presiden)
Arsip-arsip yang memuat yang di dalamnya juga memuat anggaran
informasi strategis dikategorikan sebagai penyelenggaraan kearsipan nasional
arsip terjaga, yaitu arsip negara yang termasuk pengelolaan dan pengamanan
berkaitan dengan keberadaan dan arsip serta informasi di dalam arsip yang
kelangsungan hidup bangsa dan negara memiliki nilai strategis. Terkait dengan
yang harus dijaga keutuhan, keamanan, fungsi pengawasan, DPR melakukan
dan keselamatannya. Arsip-arsip ini pengawasan terhadap pelaksanaan UU,
memuat informasi terkait kependudukan, APBN, dan kebijakan pemerintah,
kewilayahan, kepulauan, perbatasan, termasuk yang terkait dengan
perjanjian internasional, kontrak karya, penyelenggaraan kearsipan nasional
dan masalah-masalah pemerintahan yang termasuk pengelolaan dan pengamanan
strategis. Secara khusus, negara arsip dan informasi di dalam arsip yang
memberikan perlindungan dan memiliki nilai strategis.
penyelamatan terhadap arsip-arsip Presiden selaku pemangku
tersebut dari bencana alam, bencana kekuasaan eksekutif menjadi subjek
132

Gambar 3: Pangeran Antasari dari Banjar (sumber: ANRI, KIT 64-2869)

karena presiden bisa mengajukan RUU merupakan salah satu objek vital dan
dan RUU APBN untuk dibahas dan strategis untuk diamankan dari serangan
ditetapkan bersama DPR, serta pihak luar, termasuk usaha-usaha
menetapkan kebijakan nasional yang di pencurian, pengrusakan, dan
dalamnya juga memuat penyelenggaraan pemusnahan, karena bisa mengakibatkan
kearsipan nasional termasuk pengelolaan kedaulatan negara terancam. Lebih lanjut,
dan pengamanan arsip dan informasi di arsip merupakan salah satu benda cagar
dalam arsip yang memiliki nilai strategis. budaya (cultural heritage) yang tidak
Kebijakan presiden tentu nantinya akan boleh dirusak atau dihancurkan dalam
menjadi acuan bagi lembaga-lembaga perang, sebagaimana disepakati di dalam
pemerintahan di bawahnya. Konvensi Den Haag 1954
Tentara Nasional Indonesia (TNI) (http://portal.unesco.org, diakses 18 Agustus
menjadi subjek karena sesuai amanat UU 2016), karena menyangkut sejarah
No. 3/2002 tentang Pertahanan Negara, peradaban manusia. Kedua, arsip sebagai
Pasal 7 Ayat 2, menempatkan TNI komponen pendukung pertahanan negara.
sebagai komponen utama dalam sistem Komponen pendukung adalah sumber
pertahanan negara. Adapun pertahanan daya nasional yang dapat digunakan
negara bertujuan untuk menjaga dan untuk meningkatkan kekuatan dan
melindungi kedaulatan negara, keutuhan kemampuan komponen utama dan
wilayah NKRI, dan keselamatan segenap komponen cadangan. Dalam konteks ini,
bangsa dari segala bentuk ancaman (Pasal arsip dapat dilihat sebagai salah satu
4). Dalam pertahanan negara, arsip bisa sumber daya nasional karena memuat
dilihat dalam dua sisi. Pertama, arsip informasi strategis yang bisa digunakan
maupun informasi di dalam arsip
133

sebagai modal untuk membangun sistem Peraturan Presiden (Perpres) RI No. 67


pertahanan negara. Tahun 2006 tentang Lembaga Ketahanan
Kepolisian Negara Republik Nasional Republik Indonesia, bahwa
Indonesia (Polri) sebagai subjek karena Lemhannas RI mempunyai tugas
sesuai dengan amanat UU No. 2/2002 membantu Presiden dalam
tentang Kepolisian Negara Republik menyelenggarakan pengkajian yang
Indonesia, Pasal 5 Ayat 1, Polri bersifat konsepsional dan strategis
merupakan alat negara yang berperan mengenai berbagai permasalahan
dalam memelihara keamanan dan nasional, regional, dan internasional yang
ketertiban masyarakat, menegakkan diperlukan oleh Presiden, guna menjamin
hukum, serta memberikan perlindungan, keutuhan dan tetap tegaknya NKRI (Pasal
pengayoman, dan pelayanan kepada 2 huruf b). Dalam melaksanakan tugas
masyarakat dalam rangka terpeliharanya tersebut, Lemhannas RI
keamanan dalam negeri. Dalam konteks menyelenggarakan fungsi mengkaji
ini, Polri menjadi subjek untuk berbagai permasalahan strategik nasional,
menegakkan hukum dan melaksanakan regional, dan internasional baik di bidang
ketentuan-ketentuan pidana pelanggaran geografi, demografi, sumber kekayaan
terkait pengelolaan arsip dan alam, ideologi, politik, hukum dan
informasinya, seperti pelanggaran keamanan, ekonomi, sosial budaya, dan
keterbukaan dan ketertutupan arsip dan ilmu pengetahuan serta permasalahan
informasi di dalam arsip sebagaimana internasional (Pasal 3 huruf b). Terkait
diatur di dalam UU No. 43/2009 tentang dengan hal itu, Lemhannas RI dapat
Kearsipan, UU No. 14/2008 tentang KIP, memberdayakan arsip sebagai sumber
maupun regulasi-regulasi lainnya. informasi dalam melakukan suatu kajian
Lembaga Ketahanan Nasional strategik, termasuk yang menyangkut
Republik Indonesia (Lemhannas RI) pertahanan dan keamanan nasional. Lebih
sebagai subjek terkait dengan tugas dan lanjut, informasi di dalam arsip juga bisa
fungsinya sebagaimana diatur di dalam digali sebagai bahan pemantapan

Gambar 4: Laporan mengenai perlawanan putra Pangeran Antasari, Mohammad Said, melawan Belanda. Beliau
menyingkir ke Kandangan dengan 1000 orang pengikutnya setelah Martapura jatuh ke tangan Belanda pada bulan
April 1861 (sumber: ANRI, Kontrak Kalimantan No. 70)
134

ketahanan nasional, misalnya nilai-nilai sehingga harus dikelola dan


kejuangan, cinta tanah air, rela berkorban diselamatkan.
untuk bangsa dan negara, 3. Metode
kenegarawanan, dan sebagainya bisa Usaha membangun kesadaran
dilihat di dalam arsip-arsip. Informasi akan peran strategis arsip dan informasi
dari arsip bisa dimuat di dalam bahan ajar di dalam arsip terutama bagi
yang diberikan oleh Lemhannas. Melalui pembangunan model sistem pertahanan
arsip, kita juga bisa belajar sejarah keamanan yang modern dan kuat guna
sehingga tidak mengulangi kesalahan menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI
yang pernah terjadi di masa lalu. dapat dilakukan melalui metode-metode
2. Objek sebagai berikut.
Begitu vital dan strategisnya a. Legislasi/Revisi, perlu dilakukan
peran arsip dan informasi arsip, terutama pengkajian dan penelaahan
di dalam konteks pembangunan model kembali terhadap peraturan
sistem pertahanan keamanan yang perundangan yang telah ada,
modern dan kuat guna menjaga keutuhan seperti UU No. 43/2009 tentang
dan kedaulatan NKRI, menempatkan Kearsipan, UU No. 14/2008
seluruh stakeholder sebagai objek tentang KIP, UU No. 3/2002
pengelolaan arsip dan informasi arsip. tentang Pertahanan Negara, dan
Penanganan dan pemberdayaan regulasi-regulasi lainnya agar bisa
arsip berikut informasinya tidak bisa tetap bersinergi, optimal, tidak
dilakukan secara parsial, tetapi harus tumpang-tindih, dan sesuai
secara terpadu, sistemik, dan dengan kebutuhan zaman. Lebih
komprehensif dengan melibatkan seluruh lanjut, perlu dibuat regulasi
komponen bangsa dan negara yang ada. khusus mengenai arsip-arsip
Seluruh stakeholder harus terlibat secara strategis atau arsip terjaga yang
aktif, mulai dari pemangku kekuasaan memuat informasi vital rahasia
eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, negara, termasuk mengenai
dari tingkat pimpinan nasional, TNI, pertahanan keamanan nasional.
aparatur pemerintahan, aparatur penegak b. Sosialisasi, perlu dilakukan
hukum, sampai dengan pihak swasta dan sosialisasi peraturan perundangan
masyarakat umum. yang berlaku terkait dengan
Seluruh stakeholder harus kearsipan, keterbukaan dan
memahami dan dibangun kesadarannya ketertutupan informasi, serta
akan peran strategis arsip dan pentingnya pertahanan keamanan nasional
melestarikan arsip karena arsip sehingga stakeholder dapat
merupakan identitas dan jati diri bangsa, memahami fungsi, peran, hak, dan
serta sebagai memori, acuan, dan bahan kewajiban masing-masing.
pertanggungjawaban dalam kehidupan Sosialisasi juga perlu dilakukan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kepada seluruh stakeholder terkait
135

begitu banyaknya informasi yang diatur sesuai dengan otoritas yang


penting dan strategis yang bisa dimiliki oleh stakeholder. Iptek
digali dan diberdayakan untuk juga bisa dimanfaatkan untuk
kemajuan NKRI. Jangan sampai usaha pelestarian arsip melalui
potensi ini kemudian hanya langkah-langkah digitalisasi
dimanfaatkan oleh pihak luar, maupun alih media. Namun
seperti para peneliti asing. demikian, tetap harus dijaga aspek
c. Edukasi, perlu dilakukan upaya- kerahasiaan dan ketangguhan
upaya pembelajaran kepada para menghadapi usaha-usaha
stakeholder mengenai peran destruktif, seperti peretasan,
strategis arsip dan informasinya penyebaran virus, maupun
dalam setiap sendi kehidupan pencurian data dan informasi
berbangsa dan bernegara, strategis, apalagi yang
khususnya dalam membangun menyangkut sistem pertahanan
sistem pertahanan keamanan yang keamanan nasional.
kuat dan modern. Pembelajaran
ini bisa dimasukkan melalui Indikasi Keberhasilan
kurikulum pendidikan formal Meningkatnya kesadaran
maupun informal, misalnya stakeholder akan peran strategis arsip
kesadaran akan arti penting dan terutama dalam pembangunan sistem
potensi arsip maupun kemampuan pertahanan keamanan guna menjaga
teknis penunjang untuk keutuhan dan kedaulatan NKRI
mengakses informasi di dalam merupakan sebuah indikator
arsip seperti kemampuan bahasa keberhasilan. Wujud kesadaran tersebut,
Belanda. yaitu (1) stakeholder memahami dan bisa
d. Pemanfaatan ilmu pengetahuan menerapkan pengelolaan arsip yang
dan teknologi (iptek), seiring sesuai dengan kaidah-kaidah yang
dengan perkembangan zaman dan berlaku, (2) stakeholder semakin
lingkungan strategis maka iptek memberdayakan arsip dan informasinya
juga bisa dimanfaatkan untuk dalam setiap aktivitas atau proses kerja,
menunjang pemberdayaan potensi termasuk di dalam pengambilan setiap
arsip dan informasi arsip. Perlu keputusan, dan (3) stakeholder
dibangun sebuah sistem kearsipan memahami bahwa arsip dan informasi
nasional dan sistem informasi arsip berperan strategis dan terkadang
kearsipan nasional yang terpadu bersifat rahasia sehingga harus dijaga
dan terintegrasi. Sistem tersebut agar tidak bocor atau digunakan oleh
harus realible, yang bisa pihak yang tidak berhak, utamanya yang
menjamin pemanfaatan arsip dan menyangkut pertahanan keamanan
informasi arsip hanya kepada nasional.
yang berhak di mana hak akses
136

KESIMPULAN Lemhannas RI tahun 2015. Rasa terima


Dari keseluruhan pembahasan kasih juga penulis sampaikan kepada
yang telah dikemukakan dapat keluarga tercinta, istriku Mulyani S.S.,
disimpilkan bahwa arsip dan informasi di ananda Muhammad Ezra Syahputra, serta
dalam arsip tidak hanya berperan ayah bunda, (alm.) Bapak Tengku Johan
strategis dalam membangun sistem Atmaja dan (almh.) Ibu Raimah Arbarita
pertahanan dan keamanan negara, tetapi Tiur Tambunan.
juga bagian dari sistem pertahanan dan
keamanan negara. Penanganan dan DAFTAR PUSTAKA
pemberdayaan arsip berikut informasinya
Stoler, Ann Laura, Along the Archival
tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi
Grain: Epistemic Anxieties and
harus secara terpadu, sistemik, dan Colonial Common Sense,
komprehensif dengan melibatkan seluruh California: University Presses of
komponen bangsa dan negara yang ada California, Columbia and
serta dengan tetap memperhatikan Princeton, 2008.
paradigma nasional, perkembangan Syahnakri, Letjen TNI (Purn) Kiki,
lingkungan strategis, dan kemajuan “Membedah Kasus WikiLeaks”,
(http://nasional.kompas.com/read/
zaman. Perlu penanganan khusus
2010/12/14/03333177/Membedah.
terhadap arsip dan informasi di dalam Kasus.WikiLeaks), diakses 18
arsip yang bernilai strategis sehingga Agustus 2016.
tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak Toffler, Alvin, The Third Wave, 1980.
yang tidak berhak, apalagi pihak asing, http://finance.detik.com/read/2013/08/16/
yang bisa mengancam kedaulatan NKRI. 161408/2332201/1034/pertamina-
akui-banyak-sumur-minyak-tua-
peninggalan-belanda-di-musi-
UCAPAN TERIMA KASIH banyuasin, diakses 18 Agustus
Dalam penulisan kajian ini, 2016.
penulis menyampaikan ucapan terima http://finance.detik.com/read/2015/06/08/
kasih kepada Bapak Kepala ANRI, Dr. 153822/2936417/4/ri-punya-
harta-karun-rp-127-t-di-bawah-
Mustari Irawan, M.P.A., beserta para
laut-tapi-sulit-ambilnya, diakses
pimpinan ANRI dan rekan sejawat. 18 Agustus 2016.
Penulis juga ingin menyampaikan ucapan http://nasional.news.viva.co.id/news/read/
terima kasih kepada Bapak Gubernur 648404-menguak-harta-karun-
Lemhannas RI (2011-2016), Prof. Dr. Ir. terpendam-di-lautan-indonesia,
Budi Susilo Soepandji, DEA, beserta para diakses 18 Agustus 2016.
pimpinan, tenaga ahli pengajar, tenaga
http://www.lemsaneg.go.id/index.
ahli pengkaji, tenaga profesional, dan
php/2013/11/12/lemsaneg-
segenap panitia Lemhannas RI menggelar-seminar-nasional-
Fellowship Program (LFP) yang telah keamanan-informasi-20133585/,
memberikan kesempatan kepada penulis diakses 18 Agustus 2016.
untuk mengikuti LFP Angkatan I di
137

Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945.
Ketetapan MPR No. II/MPR/1978
tentang Ekaprasetia Pancakarsa.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2006 tentang
Lembaga Ketahanan Nasional
Republik Indonesia.
Convention for the Protection of Cultural
Property in the Event of Armed
Conflict with Regulations for the
Execution of the Convention 1954
(http://portal.unesco.org/en/ev.php
-
URL_ID=13637&URL_DO=DO_
TOPIC&URL_SECTION=201.ht
ml), diakses 18 Agustus 2016.
PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL KEARSIPAN

Redaksi akan menentukan keputusan akhir mengenai persetujuan, bulan publikasi, dan isi yang berkaitan
dengan hal-hal spesifik. Redaksi berhak menyunting, sepanjang tidak mengubah isi dan maksud dari
tulisan. Apabila naskah diterbitkan, penulis akan menerima dua eksemplar Jurnal Kearsipan. Berikut
adalah pedoman untuk penulisan naskah:

Kategori Naskah
1. Naskah berhubungan dengan kearsipan
2. Naskah harus orisinil dan belum pernah diterbitkan dalam publikasi apapun.
3. Naskah merupakan tulisan ilmiah, baik berbentuk hasil penelitian, komunikasi pendek, review buku,
atau paper riset.

Pengetikan dan Persyaratan Lainnya


1. Struktur Penulisan: Judul, Nama Penulis, Lembaga Penulis, Email Penulis, Abstrak, Kata
kunci, Pendahuluan (Latar belakang, Perumusan Masalah, Manfaat, Tujuan, Teori, Hipotesis),
Metodologi Penelitian (Teknik pengumpulan data, metode analisis), Hasil dan Pembahasan,
Kesimpulan, Ucapan Terima Kasih, Daftar Pustaka.
2. Naskah diserahkan dalam print out (hasil cetakan) asli pada kertas ukuran A4, diketik dengan jarak
1,2 spasi. Ukuran huruf 12 point (kecuali judul dengan ukuran 16 point) dan jenis huruf Times New
Roman. Margin atas, bawah, kiri, dan kanan masing-masing 2,5 cm, 4,5 cm, 3 cm, dan 2,5 cm.
Jumlah halaman hendaknya berkisar antara 10-15 halaman.
3. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Abstrak sebaiknya ditulis paling banyak
150 kata dalam Bahasa Indonesia dan 200 kata dalam Bahasa Inggris. Abstrak dilengkapi dengan kata
kunci sebaiknya antara 3 sampai dengan 5 kata.
4. Penulisan paragraf harus dimulai dari tepi kiri baris dengan satu kali tabulasi
5. Judul tabel ditulis diatas tabel dan judul gambar ditulis dibawah gambar. Setiap tabel dan gambar
mempunyai nomor urut mulai dari 1 (satu).
6. Rujukan/kutipan suatu referensi di dalam naskah dilakukan dengan menyebutkan nama penulis dan
tahun yang diapit tanda kurung. Contoh: (Navarone, 2007).
7. Daftar Pustaka ditulis menurut abjad dengan format sebagai berikut:
Penulis. Tahun penerbitan (10 tahun terakhir). Judul. Tempat penerbitan: Nama penerbit.
Contoh:
Agustiani, Rini. 2001. Peran Lembaga Kearsipan dalam Menghadapi Dinamika Politik Global.
Yogyakarta: Penerbit BO Khasanah
Leksiminingsih. 2003. Tantangan dan Peluang Lembaga Kearsipan. Jurnal Kearsipan, Vol 5: 50-51
Subagja, A.R. Kajian Pengelolaan Arsip Dinamis di Lembaga Kearsipan Daerah. (Online),
(http://library.ugm.ac.id, diakses 12 April 2005)
7. Naskah dengan penggunaan Bahasa Indonesia mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan. Naskah dengan penggunaan Bahasa Inggris menggunakan bahasa baku.
8. Jurnal Kearsipan terbit 2 kali dalam setahun, yaitu pada Juni dan Desember. Naskah dikirimkan ke
Redaksi paling lambat April dan Oktober ke alamat Arsip Nasional RI Jl. Ampera Raya
Nomor 7, Cilandak, Jakarta Selatan 12560 dan email anyasfika@yahoo.com

Kepala Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan

Zita Asih Suprastiwi


ISSN 1978–130X

JURNAL KEARSIPAN

Anda mungkin juga menyukai