Kelas/Semester: A/4
Kompetensi Dasar:
3.2 Memahami Menentukan dan menganalisis ukuran pemusatan dan penyebaran data yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram.
3.3 Menganalisis aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi) melalui masalah kontekstual
3.4 Mendeskripsikan dan menentukan
peluang kejadian majemuk (peluang kejadian-kejadian saling bebas, saling lepas, dan
kejadian bersyarat) dari suatu percobaan acak.
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penyajian data hasil pengukuran dan
pencacahan dalam tabel distribusi frekuensi dan histogram.
4.3 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan kaidah pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian,
permutasi, dan kombinasi)
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian majemuk (peluang,
kejadian-kejadian saling bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat)
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.2.1 Menentukan pemusatan data (mean, modus, median).
3.2.2 Menentukan letak data tunggal (kuartil, desil, persentil).
3.2.3 Menentukan penyebaran data tunggal (jangkauan data, rentang, simpangan rata-
rata, ragam, dan simpangan baku).
4.2.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penyajian data hasil pengukuran dan
pencacahan dalam tabel distribusi frekuensi.
4.2.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penyajian data hasil pengukuran dan
pencaahan dalam histogram.
3.3.1 Memahami konsep aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian,
permutasi, dan kombinasi) melalui masalah kontekstual
3.3.2 Menentukan aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi,
dan kombinasi) melalui masalah kontekstual
3.4.1 Memahami konsep peluang kejadian majemuk
3.4.2 Mengidentifikasikan fakta pada peluang kejadian majemuk (Peluang, kejadian-
kejadian saling bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat) dari satu percobaan acak
Materi:
Statistika dan peluang
Submateri:
1. Penyajian Data
a. Data Tunggal
b. Data Berkelompok
2. Ukuran Pemusatan Data
a. Mean (Rata - rata)
b. Modus
c. Median (Nilai Tengah)
3. Ukuran Letak Data
a. Quartil
b. Desil
c. Persentil
4. Ukuran Penyebaran Data
a. Jangkauan Data
b. Simpangan Rata – rata
c. Simpangan Baku
d. Ragam
5. Aturan Pencacahan
a. Aturan penjumlahan
b. Aturan perkalian
c. Permutasi
d. Kombinasi
6. Kejadian Majemuk
a. Kejadian saling lepas
b. Kejadian saling bebas
c. Kejadian bersyarat
Peta Konsep
Statistika
Peluang
Kejadian Aturan
Majemuk Pencacahan
Kejadian Permutasi
Bersyarat
Kombinasi
Definisi:
1. Penyajian Data
Data yang sudah dikumpulkan dapat disajikan dalam bentuk tunggal, data kelompok
atau data yang dikelompokkan dengan tabel dan data yang disajikan dalam bentuk
macam-macam diagram tergantung tujuan dibuatnya data tersebut.
a. Data tunggal
Data tunggal adalah adata yang disusun sendiri menurut besarnya. Contoh: Data dari
bilangan antara 1 sampai 40 yang berkelipatan 5 adalah: 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35.
b. Data berkelompok
Data kelompok yang disajikan dalam bentuk tabel disebut tabel distribusi frekuensi.
Contoh:
Nilai Titik Tengah Frekuensi
21-30 25,5 10
31-40 35,5 9
41-50 45,5 2
51-60 55,5 7
61-70 65,5 19
71-80 75,5 19
81-90 85,5 19
91-100 95,5 15
Kelas
Data yang terdiri atas 100 nilai amatan pada tabel di atas dikelompokkan menjadi
delapan kelas, yaitu kelas pertama 21 – 30, kelas kedua 31 – 40, kelas ketiga 41 – 50,
kelas keempat 51 – 60, kelas kelima 61 – 70, kelas keenam 71 – 80, kelas ketujuh 81
– 90, kelas kedelapan 91 – 100.
Batas kelas
Batas kelas ditentukan sebagai nilai-nilai ujung yang terdapat pada sebuah kelas.
Nilai ujung bawah suatu kelas disebut batas bawah kelas, dan nilai unjung atas suatu
kelas disebut batas atas kelas. Misalnya kelas pertama 21 – 30, batas bawahnya 21
dan batas atasnya 30.
Tepi kelas
Tepi kelas ada 2, yaitu tepi bawah kelas dan tepi atas kelas.
Tepi bawah = batas bawah – 0,5
Tepi atas = batas atas + 0,5
Misalnya kelas pertama 21 – 30, tepi bawahnya 20,5 dan tepi atasnya 30,5.
Panjang kelas
Panjang kelas adalah selang antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas.
Panjang kelas = tepi atas – tepi bawah
Misalnya kelas pertama 21 – 30, panjang kelasnya adalah 10.
Titik tengah kelas
Titik tengah kelas adalah suatu nilai yang dapat dianggap mewakili kelas itu.
Titik tengah kelas = (batas bawah + batas atas).
1. Ukuran Pemusatan Data
Ukuran pemusatan data adalah ukuran untuk memberikan gambaran wakil data dari
sampel yang diambil yang selanjutnya akan mewakili populasinya. Secara umum
yang termasuk ukuran pemusatan data adalah :
a. Mean (rata-rata hitung)
Mean (rata-rata) dari suatu data adalah perbandingan jumlah semua nilai datum
dengan banyak datum.
i. Mean Data Tunggal
Mean ( ) = =
Atau Keterangan :
= Rata rata dibaca “x bar”
n = Banyanyaknya data
= Nilai data ke i, (i= 1,2,..,n)
Untuk data kelompok mean dapat dicari dengan :
Keterangan :
= Rata rata dibaca “x bar”
k = Banyanyaknya kelompok
= frekuensi kelompok ke i, (i= 1,2,..,n)
Keterangan :
M0 =
Mo = Modus
= Tepi bawah kelas modus
sebelumnya
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas
sesudahnya.
c. Median
Median adalah sebuah nilai datum yang berada di tengah-tengah, dengan
catatan data telah diurutkan dari nilai terkecil sampai dengan nilai terbesar.
Jika banyaknya data ganjil, maka rumus mediannya:
Me =
Dan jika banyak datanya genap maka rumus mediannya adalah
Me =
Keterangan:
Me = Median
n = Jumlah data
x = Nilai data
Untuk data kelompok mediannya dapat dicari dengan :
Keterangan :
Me = Median (Nilai Tengah)
L = Tepi Bawah
n = Banyaknya data
= Jumlah frekuensi kelas sebelum kelas median
= Interval Kelas
Keterangan :
Qi = kuartil ke-i
n = banyaknya data
- Kuartil data berkelompok
Qi = Tb + p
Keterangan :
Qi = kuartil ke-i
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
n = banyak data
F = frekuensi komulatifsebelum kelas kuartil
f = frekuensi kelas kuartil
b. Desil
Desil adalah nilai batas jika sekumpulan data yang telah diurutkan dari kecil
ke besar dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama.
- Desil data tunggal
Di =
Keterangan :
Di = desil ke – i
n = banyaknya data
- Desil data berkelompok
Di =Tb + p
Keterangan :
Di = desil ke-i
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f = frekuensi kelas kuartil
c. Persentil
Persentil adalah nilai batas jika sekumpulan data yang telah diurutkan dari
kecil ke besar dibagi menjadi seratus bagian yang sama.
- Persil data tunggal
Letak Pi =
Keterangan :
Pi = persentil ke-i
n = banyaknya data
- Persil data berkelompok
Letak
Keterangan :
Pi = persentil ke-i
Tb = tepi bawah kelas persentil
n = banyaknya data
p = panjang kelas
F = frekuensi komulatif sebelum kelas persentil
f = frekuensi kelas persentil
3. Ukuran Penyebaran Data
a. Jangkauan
- Jangkauan data
R = Xmaks – Xmin
Keterangan :
R = jangkauan
Xmaks = data terbesar
Xmin = data terkecil
- Jangkauan interkuartil
Jangkauan interkuartil adalah selisih antara kuartil ketiga dan kuartil pertama.
H = Q3 – Q1
Keterangan :
H = jangkauan interkuartil
Q3 = kuartil ke-3
Q1 = kuartil ke-1
- Simpangan Kuartil
Simpangan kuartil adalah setengah dari selisih kuartil ketiga dan kuartil
pertama.
Sk = Q3 – Q1
Keterangan :
Sk = Simpangan kuartil
Q3 = kuartil ke-3
Q1 = kuartil pertama
b. Simpangan rata-rata
Simpangan rata – rata merupakan nilai rata-rata dari selisih setiap data dengan
nilai mean atau rataan hitungnya. Impangan rata-rata sering dilambangkan dengan
SR.
1. Simpangan Rata-rata Data Tunggal
Keterangan :
SR = simpangan rata-rata
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
n = banyak data
2. Simpangan Rata-rata Data berkelompok
Keterangan :
SR = simpangan rata-rata
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
fi = frekuensi data ke-i
c. Simpangan baku
Simpangan baku atau disebut juga devisiasi standar merupakan akar dari
jumlah kuadrat diviasi dibagi banyaknya data. Simpangan baku sering dilambangkan
dengan S.
1. Simpangan baku data tunggal
Keterangan :
S = Simpangan baku
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
n = banyak data
Keterangan :
S2 = Variasi
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
fi = frekuensi data ke-i
d. Ragam
Ragam atau variasi adalah nilai yang menunjukan besarnya penyebaran data
pada kelompok data. Ragam atau variasi dilambangkan dengan S 2.
1. Ragam data tunggal
Keterangan :
S2 = Variasi
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
n = banysk data
2. Ragam data kelompok
Keterangan :
S2 = Variasi
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
fi = frekuensi data ke-i
2. Peluang
a. Konsep Dasar Peluang
Peluang (Probabilitas) merupakan suatu konsep matematika yang digunakan
1) Ruang sampel merupakan himpunan semua hasil yang mungkin dari sebuah
percobaan
Peluang suatu kejadian dapat didefinisikan, Jika N adalah banyaknya titik sampel
pada ruang sampel S suatu percobaan dan E merupakan suatu kejadian dengan
banyaknya n pada percobaan tersebut, maka peluang kejadian E adalah
b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang suatu kejadian
1) Peluang suatu kejadian, jika n (A) = banyak kejadian A, maka peluang
kejadian A adalah:
Contoh soal: Sebuah kartu diambil dari setumpuk kartu remi. Berapa
peluang bahwa yang diambil itu kartu queen?
Sehingga, P(queen) =
Jadi, peluang terambilnya kartu queen dari setumpuk kartu remi adalah
Contoh soal: Apabila sebuah dadu bermata 6 dilempar, maka peluang untuk
tidak mendapat sisi dadu 4 adalah
Penyelesaian : Ada enam mata dadu, dengan sisi dadu 4 berjumlah satu
maka,
Contoh soal: Pada pelemparan sebuah koin, nilai peluang munculnya gambar
adalah apabila pelemparan koin dilakukan sebanyak 30 kali
Penyelesaian:
Jadi, harapan munculnya gambar dari 30 kali pelemparan dadu adalah 15 kali.
3. Aturan Pencacahan
Aturan pencacahan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan menentukan
banyaknya cara suatu percobaan dapat terjadi. Menentukan banyakya cara suatu
percobaan dapat terjadi dilakukan dengan: aturan penjumlahan, aturan perkalian.
a. Aturan Penjumlahan
Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada sebanyak b benda
pada himpuan kedua, dan kedua himpuan itu tidak beririsan, maka jumlah total
anggota di kedua himpuan adalah a + b.
Contoh : 1
Jika seseorang akan membeli sebuah sepeda motor di sebuah dealer. Di dealer itu
tersedia 5 jenis Honda, 3 jenis Yamaha, dan 2 jenis Suzuki. Dengan demikian
orang tersebut mempunyai pilihan sebanyak 5 + 3 + 2 = 10 jenis sepeda motor.
Contoh : 2
Ibu Alya seorang guru SMK. Ia mengajar kelas XII Akuntansi yang jumlahnya 40
siswa, kelas XII penjualan yang jumlahnya 42 siswa, kelas XII bisnis, yang
kumlahnya 45 siswa, maka jumlah siswa yang diajar Ibu Alya adalah
40 + 42 + 45 = 127 siswa.
b. Aturan Perkalian
Pada aturan perkalian ini dapat diperinci menjadi dua, namun keduanya saling
Demikian jouga,
2) Notasi
Contoh soal:
Berapa banyaknya permutasi dari pengambilan 5 kartu pada 52 kartu?
Penyelesaian:
Banyaknya permutasi dari 52 kartu yang diambil 5 pada suatu waktu adalah
Secara umum, jika ada r1 objek jenis pertama, r2 objek jenis kedua, dan
seterusnya, ada permutasi yang berbeda.
Contoh soal:
Penyelesaian:
d. Kombinasi
Kombinasi adalah pemilihan pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya.
1) Notasi
Untuk semua bilangan positif n dan r, dengan , banyaknya kombinasi n
objek yang diambil 4 objek pada suatu waktu adalah
Contoh Soal:
Berapa banyaknya cara untuk memilih 3 siswa SMP dan 4 siswa SMA dari
Penyelesaian:
4. Kejadian Majemuk
1) Kejadian saling lepas
Dua kejadian dikatakan saling lepas jika kedua kejadian tersebut tidak dapat
terjadi secara bersamaan.
Contoh soal: Misalnya ketika memilih bola secara acak dari keranjang yang berisi
3 bola biru, 2 bola hijau dan 5 bola merah, peluang mendapat bola biru atau
merah adalah
Penyelesaian:
2) Kejadian saling bebas
Kejadian A dan kejadian B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak
dipengaruhi oleh kejadian B atau sebaliknya maka berlaku:
Contoh soal: Ada dua kotak yang masing – masing memuat bola berwarna merah
dan putih kotak I memuat 5 merah dan 4 putih serta kotak II memuat 6 merah dan
3 putih. Jika masing – masing kotak diambil 2 bola sekaligus, tentukan peluang
terambilya 1 merah dan 1 putih pada kotak I dan 2 merah pada kotak II!
Penyelesaian:
Penyelesaian: Misal A adalah kejadian pada kotak I yaitu terambil 1M dan 1P,
akan diambil dua bola sekaligus dari kotak I yang terdiri dari 9 bola
Misal B adalah kejadian pada kotak II yaitu terambil 2M akan diambil dua bola
sekaligus dari kotak II yang terdiri dari 9 bola
3) Kejadian bersyarat
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat apabila terjadi atau tidak terjadinya
kejadian A akan mempengaruhi terjadi atau tidak terjadinya kejadian B atau
sebaliknya.
Contoh soal: sebuah dadu dilempar sekali tentukan peluang munculnya mata
dadu genap dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu
, sehingga n(A) = 3
Peluang kejadian
Jadi, peluang munculnya mata dadu genap dengan syarat munculnya kejadian
mata dadu prima lebih dulu
Peluang munculnya mata dadu genap dengan syarat munculnya kejadian mata
dadu primal lebih dulu adalah
Soal:
1. Diketahui data sebagai berikut:
Nilai 4 5 6 7 8 9
Frekuens 3 8 1 1 6 2
i 0 1
Tentukan :
a. Mean
b. Median
c. Modus
2. Dari data 5, 9, 8, 8, 6, 4, 5, 7, 7, 9, 8, 3 tentukan Desil ke-8 !
3. Nilai rapot Irma siswa kelas IX adalah 7, 6, 8, 5, 7, 9, 7, 7, 6. Tentukan:
a. Kuartil bawah, median, dan kuartil atas.
b. Jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil.
4. Data Nilai Matematika dari 30 siswa adalah sebagai berikut.
Nilai Frekuensi
5 3
6 8
7 7
8 7
9 4
10 1
9 9 8 6 7 7 7 6 8 7
10 8 8 6 6 5 9 9 7 6
Pemain A menang
Pemain B menang
Permainan berakhir seri
Jawaban Soal:
1. Mean =
= 7,125
Median =
=6
Modus = 7
= x 12
= 9,6
Desil ke-8 adalah data ke 9 + 0,6 (data ke-10 dikurangi data ke-9)
= 8 + 0,6 (8 - 8)
= 8 + 0,6 (0)
=8+0
=8
Q1 = =6
Q2 = 7
Q3 = = 7,5
QR = Q3 – Q1 = 7,5 – 6 = 1,5
Nilai 5 = x 360 = 36
Nilai 6 = x 360 = 96
Nilai 7 = x 360 = 84
Nilai 8 = x 360 = 84
Nilai 9 = x 360 = 48
Nilai 10 = x 360 = 12
6. Banyaknya
susunan
1) Kolom I ketua dapat diisi oleh 8 orang (banyaknya pria ada 8 orang).
2) Kolom II ketua dapat diisi oleh 7 orang (dari 8 pria sudah mengisi 1 posisi
untuk kolom sebelumnya).
3) Kolom I sekretaris dapat diisi oleh 6 orang (dari 8 pria sudah mengisi 2 posisi
untuk kolom sebelumnya).
4) Kolom II sekretaris dapat diisi oleh 5 orang (dari 8 pria sudah mengisi 3 posisi
untuk kolom sebelumnya).
5) Kolom I bendahara dapat diisi oleh 9 orang (dari 5 wanita dan 4 pria yang
belum mengisi kepengurusan).
6) Kolom II bendahara dapat diisi oleh 8 orang (dari 9 wanita dan pria yang
belum mengisi kepengurusan dikurangi satu karena telah mengisi satu posisi
untuk kolom sebelumnya).
7) Kolom humas dapat diisi oleh 7 orang (dari 9 wanita dan pria yang belum
mengisi kepengurusan dikurangi dua karena telah mengisi dua posisi untuk
kolom sebelumnya).
Sehingga, banyaknya susunan yang mungkin untuk memilih susunan kepengurusan
dengan kedua ketua pria dan kedua sekretaris wanita adalah:
1) Kolom I ketua dapat diisi oleh 8 orang (banyaknya pria ada 8 orang).
2) Kolom II ketua dapat diisi oleh 7 orang (dari 8 pria sudah mengisi 1 posisi
untuk kolom sebelumnya).
3) Kolom I sekretaris dapat diisi oleh 5 orang (banyaknya wanita ada 5 orang).
4) Kolom II sekretaris dapat diisi oleh 4 orang (dari 4 wanita sudah mengisi 1
posisi untuk kolom sebelumnya).
5) Kolom I bendahara dapat diisi oleh 9 orang (dari 3 wanita dan 6 pria yang
belum mengisi kepengurusan).
6) Kolom II bendahara dapat diisi oleh 8 orang (dari 9 wanita dan pria yang
belum mengisi kepengurusan dikurangi satu karena telah mengisi satu posisi
untuk kolom sebelumnya).
7) Kolom humas dapat diisi oleh 7 orang (dari 9 wanita dan pria yang belum
mengisi kepengurusan dikurangi dua karena telah mengisi dua posisi untuk
kolom sebelumnya).
Sehingga, banyaknya susunan yang mungkin untuk memilih susunan kepengurusan
dengan kedua ketua pria, kedua sekretaris wanita adalah:
8. Ada dua kejadian, namakan kejadian A dan kejadian B dengan ruang sampel pada
pelemparan satu dadu.
A = kejadian munculnya angka genap
Kelihatan ada dua angka yang sama dari A dan B yaitu angka 4 dan 6, jadikan
irisannya,
Sehingga peluang
9. Pembahasan:
a. Ruang sampel pelemparan dadu = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Misalkan, A = kejadian muncul dadu < 3 sehingga:
10. Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan pertama adalah A, maka:
Missal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan kedua adalah B, maka:
11.
Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau bilanga genap adalah 1
12. Susunan huruf berbeda yang dapat dibuat dari semua huruf pada kata SIMAKUI
apabila huruf I harus selalu berdekatan dapat kita tentukan dengan menganggap
“I” adalah “satu” sehingga banyak huruf yang akan disusun tinggal”enam”
Banyak susunan huruf adalah:
II S M A K U
6 5 4 3 2 1
Banyak susunannya adalah
Untuk kasus ini tidak kita kali 2! Karena jika II bertukar posisi hasilnya adalah posisi
yang sama.
Rubrik penilaian
No Aspek Penilaian Rubrik Penilaian Skor Skor Maksimal
Langkah benar, 2
jawaban salah
Langkah dan 0
jawaban salah
Langkah benar, 2
jawaban salah
Langkah dan 0
jawaban salah
Langkah dan 0
jawaban salah
Langkah dan 0
jawaban salah
Langkah dan 0
jawaban salah
6 Memahami konsep aturan Langkah dan 5 5
jawaban benar
pencacahan (aturan
penjumlahan, aturan Langkah salah, 3
jawaban benar
perkalian, permutasi, dan Langkah benar, 2
kombinasi) melalui jawaban salah
Langkah dan 0
masalah kontekstual jawaban salah
percobaan acak
bersyarat)