Anda di halaman 1dari 37

Nama: Rizky Amalia

Kelas/Semester: A/4

Kompetensi Dasar:
3.2 Memahami Menentukan dan menganalisis ukuran pemusatan dan penyebaran data yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram.
3.3 Menganalisis aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi) melalui masalah kontekstual
3.4 Mendeskripsikan dan menentukan
peluang kejadian majemuk (peluang kejadian-kejadian saling bebas, saling lepas, dan
kejadian bersyarat) dari suatu percobaan acak.
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penyajian data hasil pengukuran dan
pencacahan dalam tabel distribusi frekuensi dan histogram.
4.3 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan kaidah pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian,
permutasi, dan kombinasi)
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian majemuk (peluang,
kejadian-kejadian saling bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat)
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.2.1 Menentukan pemusatan data (mean, modus, median).
3.2.2 Menentukan letak data tunggal (kuartil, desil, persentil).
3.2.3 Menentukan penyebaran data tunggal (jangkauan data, rentang, simpangan rata-
rata, ragam, dan simpangan baku).
4.2.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penyajian data hasil pengukuran dan
pencacahan dalam tabel distribusi frekuensi.
4.2.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penyajian data hasil pengukuran dan
pencaahan dalam histogram.
3.3.1 Memahami konsep aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian,
permutasi, dan kombinasi) melalui masalah kontekstual
3.3.2 Menentukan aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi,
dan kombinasi) melalui masalah kontekstual
3.4.1 Memahami konsep peluang kejadian majemuk
3.4.2 Mengidentifikasikan fakta pada peluang kejadian majemuk (Peluang, kejadian-
kejadian saling bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat) dari satu percobaan acak

3.4.3 Mendeskripsikan peluang kejadian majemuk (Peluang, kejadian-kejadian saling


bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat) dari satu percobaan acak

3.4.4 Menentukan Peluang kejadian majemuk (Peluang, kejadian-kejadian saling bebas,


saling lepas, dan kejadian bersyarat) dari satu percobaan acak

4.3.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan pencacahan (aturan


penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi)
4.4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian majemuk
(Kejadian-kejadian saling bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat)

Materi:
Statistika dan peluang
Submateri:
1. Penyajian Data
a. Data Tunggal
b. Data Berkelompok
2. Ukuran Pemusatan Data
a. Mean (Rata - rata)
b. Modus
c. Median (Nilai Tengah)
3. Ukuran Letak Data
a. Quartil
b. Desil
c. Persentil
4. Ukuran Penyebaran Data
a. Jangkauan Data
b. Simpangan Rata – rata
c. Simpangan Baku
d. Ragam
5. Aturan Pencacahan
a. Aturan penjumlahan
b. Aturan perkalian
c. Permutasi
d. Kombinasi
6. Kejadian Majemuk
a. Kejadian saling lepas
b. Kejadian saling bebas
c. Kejadian bersyarat
Peta Konsep
Statistika

Penyajian data Ukuran letak Ukuran


Ukuran
data penyebaran data
Pemusatan
data

Peluang

Kejadian Aturan
Majemuk Pencacahan

Kejadian Saling Aturan


Lepas Penjumlahan

Kejadian Saling Aturan


Bebas Perkalian

Kejadian Permutasi
Bersyarat

Kombinasi
Definisi:
1. Penyajian Data
Data yang sudah dikumpulkan dapat disajikan dalam bentuk tunggal, data kelompok
atau data yang dikelompokkan dengan tabel dan data yang disajikan dalam bentuk
macam-macam diagram tergantung tujuan dibuatnya data tersebut.
a. Data tunggal
Data tunggal adalah adata yang disusun sendiri menurut besarnya. Contoh: Data dari
bilangan antara 1 sampai 40 yang berkelipatan 5 adalah: 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35.
b. Data berkelompok
Data kelompok yang disajikan dalam bentuk tabel disebut tabel distribusi frekuensi.
Contoh:
Nilai Titik Tengah Frekuensi
21-30 25,5 10
31-40 35,5 9
41-50 45,5 2
51-60 55,5 7
61-70 65,5 19
71-80 75,5 19
81-90 85,5 19
91-100 95,5 15

 Kelas
Data yang terdiri atas 100 nilai amatan pada tabel di atas dikelompokkan menjadi
delapan kelas, yaitu kelas pertama 21 – 30, kelas kedua 31 – 40, kelas ketiga 41 – 50,
kelas keempat 51 – 60, kelas kelima 61 – 70, kelas keenam 71 – 80, kelas ketujuh 81
– 90, kelas kedelapan 91 – 100.
 Batas kelas
Batas kelas ditentukan sebagai nilai-nilai ujung yang terdapat pada sebuah kelas.
Nilai ujung bawah suatu kelas disebut batas bawah kelas, dan nilai unjung atas suatu
kelas disebut batas atas kelas. Misalnya kelas pertama 21 – 30, batas bawahnya 21
dan batas atasnya 30.
 Tepi kelas
Tepi kelas ada 2, yaitu tepi bawah kelas dan tepi atas kelas.
Tepi bawah = batas bawah – 0,5
Tepi atas = batas atas + 0,5
Misalnya kelas pertama 21 – 30, tepi bawahnya 20,5 dan tepi atasnya 30,5.
 Panjang kelas
Panjang kelas adalah selang antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas.
Panjang kelas = tepi atas – tepi bawah
Misalnya kelas pertama 21 – 30, panjang kelasnya adalah 10.
 Titik tengah kelas
Titik tengah kelas adalah suatu nilai yang dapat dianggap mewakili kelas itu.
Titik tengah kelas = (batas bawah + batas atas).
1. Ukuran Pemusatan Data
Ukuran pemusatan data adalah ukuran untuk memberikan gambaran wakil data dari
sampel yang diambil yang selanjutnya akan mewakili populasinya. Secara umum
yang termasuk ukuran pemusatan data adalah :
a. Mean (rata-rata hitung)
Mean (rata-rata) dari suatu data adalah perbandingan jumlah semua nilai datum
dengan banyak datum.
i. Mean Data Tunggal

Mean ( ) = =

Atau Keterangan :
= Rata rata dibaca “x bar”

n = Banyanyaknya data
= Nilai data ke i, (i= 1,2,..,n)
Untuk data kelompok mean dapat dicari dengan :
Keterangan :
= Rata rata dibaca “x bar”

k = Banyanyaknya kelompok
= frekuensi kelompok ke i, (i= 1,2,..,n)

Nilai Kelompok ke-i


b. Modus (kuartil tengah)
Modus adalah nilai datum yang sering muncul atau nilai datum yang
mempunyai frekuensi terbesar.
Untuk data kelompok modus dapat dicari dengan rumus :

Keterangan :
M0 =
Mo = Modus
= Tepi bawah kelas modus

=Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas

sebelumnya
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas

sesudahnya.
c. Median
Median adalah sebuah nilai datum yang berada di tengah-tengah, dengan
catatan data telah diurutkan dari nilai terkecil sampai dengan nilai terbesar.
Jika banyaknya data ganjil, maka rumus mediannya:

Me =
Dan jika banyak datanya genap maka rumus mediannya adalah

Me =

Keterangan:
Me = Median
n = Jumlah data
x = Nilai data
Untuk data kelompok mediannya dapat dicari dengan :

Keterangan :
Me = Median (Nilai Tengah)
L = Tepi Bawah
n = Banyaknya data
= Jumlah frekuensi kelas sebelum kelas median

= Frekuensi kelas median

= Interval Kelas

2. Ukuran Letak Data


Ada tiga macam ukuran letak data berdasarkan nilai-nilai batas yaitu kuartil, desil,
dan persentil.
a. Kuartil
Kuartil adalah nilai batas jika sekumpulan data yang telah diurutkan dari kecil
ke besa dibagi menjadi empat bagian yang sama.
- Kuartil data tunggal
Qi =

Keterangan :
Qi = kuartil ke-i
n = banyaknya data
- Kuartil data berkelompok

Qi = Tb + p

Keterangan :
Qi = kuartil ke-i
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
n = banyak data
F = frekuensi komulatifsebelum kelas kuartil
f = frekuensi kelas kuartil
b. Desil
Desil adalah nilai batas jika sekumpulan data yang telah diurutkan dari kecil
ke besar dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama.
- Desil data tunggal

Di =

Keterangan :
Di = desil ke – i
n = banyaknya data
- Desil data berkelompok

Di =Tb + p

Keterangan :
Di = desil ke-i
Tb = tepi bawah
p = panjang kelas
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f = frekuensi kelas kuartil
c. Persentil
Persentil adalah nilai batas jika sekumpulan data yang telah diurutkan dari
kecil ke besar dibagi menjadi seratus bagian yang sama.
- Persil data tunggal

Letak Pi =

Keterangan :
Pi = persentil ke-i
n = banyaknya data
- Persil data berkelompok

Letak

Keterangan :
Pi = persentil ke-i
Tb = tepi bawah kelas persentil
n = banyaknya data
p = panjang kelas
F = frekuensi komulatif sebelum kelas persentil
f = frekuensi kelas persentil
3. Ukuran Penyebaran Data
a. Jangkauan
- Jangkauan data
R = Xmaks – Xmin
Keterangan :
R = jangkauan
Xmaks = data terbesar
Xmin = data terkecil
- Jangkauan interkuartil
Jangkauan interkuartil adalah selisih antara kuartil ketiga dan kuartil pertama.
H = Q3 – Q1
Keterangan :
H = jangkauan interkuartil
Q3 = kuartil ke-3
Q1 = kuartil ke-1
- Simpangan Kuartil
Simpangan kuartil adalah setengah dari selisih kuartil ketiga dan kuartil
pertama.
Sk = Q3 – Q1

Keterangan :
Sk = Simpangan kuartil
Q3 = kuartil ke-3
Q1 = kuartil pertama

b. Simpangan rata-rata
Simpangan rata – rata merupakan nilai rata-rata dari selisih setiap data dengan
nilai mean atau rataan hitungnya. Impangan rata-rata sering dilambangkan dengan
SR.
1. Simpangan Rata-rata Data Tunggal

Keterangan :
SR = simpangan rata-rata
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
n = banyak data
2. Simpangan Rata-rata Data berkelompok

Keterangan :
SR = simpangan rata-rata
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
fi = frekuensi data ke-i

c. Simpangan baku
Simpangan baku atau disebut juga devisiasi standar merupakan akar dari
jumlah kuadrat diviasi dibagi banyaknya data. Simpangan baku sering dilambangkan
dengan S.
1. Simpangan baku data tunggal

Keterangan :
S = Simpangan baku
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
n = banyak data

2. Simpangan baku data berkelompok

Keterangan :
S2 = Variasi
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
fi = frekuensi data ke-i

d. Ragam
Ragam atau variasi adalah nilai yang menunjukan besarnya penyebaran data
pada kelompok data. Ragam atau variasi dilambangkan dengan S 2.
1. Ragam data tunggal

Keterangan :
S2 = Variasi
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
n = banysk data
2. Ragam data kelompok

Keterangan :
S2 = Variasi
Xi = data ke-i
X = rataan hitung
fi = frekuensi data ke-i
2. Peluang
a. Konsep Dasar Peluang
Peluang (Probabilitas) merupakan suatu konsep matematika yang digunakan

untuk melihat kemungkinan terjadinya sebuah kejadian. Beberapa istilah yang

perlu diketahui dalam mempeajari konsep peluang adalah sebagai berikut:

1) Ruang sampel merupakan himpunan semua hasil yang mungkin dari sebuah

percobaan

2) Titik sampel merupakan anggota yang ada pada ruang sampel

3) Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel

Peluang suatu kejadian dapat didefinisikan, Jika N adalah banyaknya titik sampel
pada ruang sampel S suatu percobaan dan E merupakan suatu kejadian dengan
banyaknya n pada percobaan tersebut, maka peluang kejadian E adalah
b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang suatu kejadian
1) Peluang suatu kejadian, jika n (A) = banyak kejadian A, maka peluang
kejadian A adalah:

Contoh soal: Sebuah kartu diambil dari setumpuk kartu remi. Berapa
peluang bahwa yang diambil itu kartu queen?

Penyelesaian: Seluruhnya terdapat 52 kartu, 4 di antaranya adalah kartu


queen.

Jadi, n(S) = 52 dan n(K) = 4

Sehingga, P(queen) =

Jadi, peluang terambilnya kartu queen dari setumpuk kartu remi adalah

2) Peluang komplemen suatu kejadian


Peluang komplemen dari suatu kejadian adalah peluang dari satu kejadian
yang berlawanan dengan suatu kejadian yang ada. Komplemen dari suatu

kejadian A merupakan himpunana dari seluruh kejadian yang bukan A.


Komplemen dari suatu kejadian dapat ditulis dengan A’. Maka peluang

komplemen dituliskan sebagai berikut:

Contoh soal: Apabila sebuah dadu bermata 6 dilempar, maka peluang untuk
tidak mendapat sisi dadu 4 adalah

Penyelesaian : Ada enam mata dadu, dengan sisi dadu 4 berjumlah satu

maka,

, sehingga peluang komplemen dari kejadian tersebut


adalah

Jadi, peluang untuk tidak mendapatkan sisi dadu 4 adalah

3) Frekuensi harapan suatu kejadian


Frekuensi harapan suatu kejadian adalah hasil kali munculnya suatu kejadian
dengan banyaknya percobaan yang dilakukan

Contoh soal: Pada pelemparan sebuah koin, nilai peluang munculnya gambar
adalah apabila pelemparan koin dilakukan sebanyak 30 kali

maka harapan munculnya gambar adalah…

Penyelesaian:

Jadi, harapan munculnya gambar dari 30 kali pelemparan dadu adalah 15 kali.

3. Aturan Pencacahan
Aturan pencacahan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan menentukan
banyaknya cara suatu percobaan dapat terjadi. Menentukan banyakya cara suatu
percobaan dapat terjadi dilakukan dengan: aturan penjumlahan, aturan perkalian.

a. Aturan Penjumlahan
Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada sebanyak b benda

pada himpuan kedua, dan kedua himpuan itu tidak beririsan, maka jumlah total
anggota di kedua himpuan adalah a + b.

Contoh : 1

Jika seseorang akan membeli sebuah sepeda motor di sebuah dealer. Di dealer itu
tersedia 5 jenis Honda, 3 jenis Yamaha, dan 2 jenis Suzuki. Dengan demikian
orang tersebut mempunyai pilihan sebanyak 5 + 3 + 2 = 10 jenis sepeda motor.

Contoh : 2

Ibu Alya seorang guru SMK. Ia mengajar kelas XII Akuntansi yang jumlahnya 40
siswa, kelas XII penjualan yang jumlahnya 42 siswa, kelas XII bisnis, yang

kumlahnya 45 siswa, maka jumlah siswa yang diajar Ibu Alya adalah

40 + 42 + 45 = 127 siswa.

b. Aturan Perkalian
Pada aturan perkalian ini dapat diperinci menjadi dua, namun keduanya saling

melengkapi dan memperjelas. Kedua kaidah itu adalah menyebutkab kejadian

satu persatu dan aturan pemngisian tempat yang tersedia.

1) Menyebutkan kejadian satu persatu


2) Aturan pengisian tempat yang tersedia
c. Permutasi
1) Notasi Faktorial
Untuk masing-masing bilangan bulat positif n,

Demikian jouga,

2) Notasi

Untuk semua bilangan positif n dan r, dengan , banyaknya permutasi


dari n objek yang diambil r objek pada satu waktu adalah

Contoh soal:
Berapa banyaknya permutasi dari pengambilan 5 kartu pada 52 kartu?
Penyelesaian:
Banyaknya permutasi dari 52 kartu yang diambil 5 pada suatu waktu adalah

Ada 311.875.200 permutasi dari pemilihan 5 kartu dari 52 kartu.


3) Permutasi dengan pengulangan
Untuk semua bilangan positif n dan r dengan banyaknya permutasi
yang berbeda dari n objek, r diantaranya sama, adalah

Secara umum, jika ada r1 objek jenis pertama, r2 objek jenis kedua, dan
seterusnya, ada permutasi yang berbeda.

Contoh soal:

Beberapa banyaknya permutasi yang berbeda dari kata MISSISSIPI

Penyelesaian:

Ada 11 huruf yaitu 4 huruf I, 4 huruf S, dan 2 huruf P. sehingga ada

Permutasi yang berbeda.

Ada 34.650 permutasi yang berbeda dari kata MISSISSIPI

d. Kombinasi
Kombinasi adalah pemilihan pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya.

1) Notasi
Untuk semua bilangan positif n dan r, dengan , banyaknya kombinasi n
objek yang diambil 4 objek pada suatu waktu adalah

Contoh Soal:

Berapa banyaknya cara untuk memilih 3 siswa SMP dan 4 siswa SMA dari

sebuah sekolah kursus dengan 10 mahasiswa tingkat pertama, 15 mahasiswa


tingkat kedua, 18 siswa SMP, dan 20 siswa SMA untuk bernyanyi?

Penyelesaian:

3 siswa SMP dapat dipilih dalam cara.

4 siswa SMA dapat dipilih dalam cara.

Siswa SMP dan SMA dapat dipilih dalam Cara.

4. Kejadian Majemuk
1) Kejadian saling lepas
Dua kejadian dikatakan saling lepas jika kedua kejadian tersebut tidak dapat
terjadi secara bersamaan.

Contoh soal: Misalnya ketika memilih bola secara acak dari keranjang yang berisi
3 bola biru, 2 bola hijau dan 5 bola merah, peluang mendapat bola biru atau
merah adalah

Penyelesaian:
2) Kejadian saling bebas
Kejadian A dan kejadian B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak
dipengaruhi oleh kejadian B atau sebaliknya maka berlaku:

Contoh soal: Ada dua kotak yang masing – masing memuat bola berwarna merah
dan putih kotak I memuat 5 merah dan 4 putih serta kotak II memuat 6 merah dan
3 putih. Jika masing – masing kotak diambil 2 bola sekaligus, tentukan peluang
terambilya 1 merah dan 1 putih pada kotak I dan 2 merah pada kotak II!

Penyelesaian:

Penyelesaian: Misal A adalah kejadian pada kotak I yaitu terambil 1M dan 1P,
akan diambil dua bola sekaligus dari kotak I yang terdiri dari 9 bola

Terpilih 1 merah dari 5 merah dan 1 putih dari 4 putih

Peluangnya adalah P(A) =

Misal B adalah kejadian pada kotak II yaitu terambil 2M akan diambil dua bola
sekaligus dari kotak II yang terdiri dari 9 bola

Terpilih 2 merah dari 6 merah

Peluangnya adalah P(B) =

Maka peluang masing-masing kotak diambil 2 bola sekaligus, tentukan peluang


terambilnya 1 merah dan 1 putih pada kotak I dan 2 merah pada kotak II
merupakan kejadian saling bebas sehingga berlaku

Jadi, peluang kejadian A dan kejadian B adalah

3) Kejadian bersyarat
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat apabila terjadi atau tidak terjadinya
kejadian A akan mempengaruhi terjadi atau tidak terjadinya kejadian B atau
sebaliknya.

Contoh soal: sebuah dadu dilempar sekali tentukan peluang munculnya mata

dadu genap dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu

Penyelesaian: Misal A adalah kejadian munculnya mata dadu prima

Ruang sampel: , sehingga n(s) = 6

, sehingga n(A) = 3

Peluang kejadian A : P(A) =

Misal B adalah kejadian munculnnya mata dadu genap

, sehingga irisannya , dengan n(A B) = 1

Peluang kejadian

Jadi, peluang munculnya mata dadu genap dengan syarat munculnya kejadian
mata dadu prima lebih dulu
Peluang munculnya mata dadu genap dengan syarat munculnya kejadian mata
dadu primal lebih dulu adalah

Soal:
1. Diketahui data sebagai berikut:
Nilai 4 5 6 7 8 9
Frekuens 3 8 1 1 6 2
i 0 1
Tentukan :
a. Mean
b. Median
c. Modus
2. Dari data 5, 9, 8, 8, 6, 4, 5, 7, 7, 9, 8, 3 tentukan Desil ke-8 !
3. Nilai rapot Irma siswa kelas IX adalah 7, 6, 8, 5, 7, 9, 7, 7, 6. Tentukan:
a. Kuartil bawah, median, dan kuartil atas.
b. Jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil.
4. Data Nilai Matematika dari 30 siswa adalah sebagai berikut.

Nilai Frekuensi

5 3

6 8

7 7

8 7

9 4
10 1

Ubahlah data tersebut dalam Bentuk Diagram Lingkaran!

5. Diketahui data nilai ulangan Matematika 30 siswa kelas IX A, sebagai berikut:


6 8 7 6 6 5 7 8 8 5

9 9 8 6 7 7 7 6 8 7

10 8 8 6 6 5 9 9 7 6

Ubahlah data tersebut kedalam Bentuk Tabel Frekuensi!


6. Terdapat 8 pria dan 5 wanita calon pengurus karang taruna dengan kedudukan
sebagai ketua I, ketua II, sekretaris I, sekretaris II, bendahara I, bendahara II, dan
humas. Jika ketua harus pria dan sekretaris harus kedua pria atau keduanya wanita,
maka banyaknya cara yang mungkin dalam melakukan penyusunan kepengurusan
tersebut adalah
7. Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 4 bola biru, dan 3 bola kuning. Dari dalam kotak
diambil 3 bola sekaligus secara acak, peluang terambilnya 2 bola merah dan 1 bola
biru adalah
8. Sebuah dadu dilempar satu kali. Tentukan peluang munculnya angka genap atau
angka lebih dari 3
9. Pada percobaan melempar sebuah dadu dan satu keeping uang logam, tentukan
peluang munculnya:
a. Mata dadu <3 atau angka
b. Mata dadu prima genap atau gambar
10. Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 3 bola kuning. Akan diambil sebuah bola
secara acak berturut-turut sebanyak dua kali tanpa pengambilan. Tentukan peluang
terambilnya kedua bola merah!
11. Jika terdapat sebuah dadu dan akan kita lambungkan sekali, misalkan A merupakan
kejadian munculnya bilangan ganjil dan B merupakan kejadian munculnya bilangan
genap. Tentukan peluang kejadian dari munculnya bilangan ganjil atau bilangan
genap!
12. Banyak susunan huruf berbeda yang dapat dibuat dari semua huruf pada kata
SIMAKUI apabila huruf I harus selalu berdekatan adalah…
13. Orang jepang menggunakan jari tangannya untuk menggambarkan kata kertas,
gunting dan batu saat melakukan suit jari. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Pemain B
Kertas gunting Batu
Pemain A Kertas Seri B menang A menang
Gunting A menang Seri B menang
Batu B menang A menang seri
Tentukan peluang:

 Pemain A menang
 Pemain B menang
 Permainan berakhir seri
Jawaban Soal:
1. Mean =

= 7,125
Median =

=6
Modus = 7

2. Data kita urutkan terlebih dahulu sehingga menjadi :


3, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 9.

Banyak data ada 12

Desil ke-8 adalah data ke

= x 12

= 9,6
Desil ke-8 adalah data ke 9 + 0,6 (data ke-10 dikurangi data ke-9)

= 8 + 0,6 (8 - 8)

= 8 + 0,6 (0)

=8+0

=8

Jadi desil ke-8 adalah 8

3. Urutkan terlebih dahulu datanya :


5 6 6 7 7 7 7 8 9

Q1 = =6

Q2 = 7

Q3 = = 7,5

Jadi, kuartil bawah = 6, median = 7, dan kuartil atas = 7,5

QR = Q3 – Q1 = 7,5 – 6 = 1,5

Qd = = (Q3 – Q1) = (1,5) = 0,75

4. Perhitungan banyaknya data ke dalam derajat:

Nilai 5 = x 360 = 36

Nilai 6 = x 360 = 96

Nilai 7 = x 360 = 84

Nilai 8 = x 360 = 84

Nilai 9 = x 360 = 48

Nilai 10 = x 360 = 12

Setelah mendapatkan data dalam bentuk derajat buatlah diagram lingkaran


5. Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Matematika IX A

6. Banyaknya
susunan

kepengurusan untuk kedua sekretaris pria:


Sediakan kolom sebagai berikut:

Ketua (Pria) Sekretaris (Pria) Bendahara Humas

Cara mengisi kolom:

1) Kolom I ketua dapat diisi oleh 8 orang (banyaknya pria ada 8 orang).
2) Kolom II ketua dapat diisi oleh 7 orang (dari 8 pria sudah mengisi 1 posisi
untuk kolom sebelumnya).
3) Kolom I sekretaris dapat diisi oleh 6 orang (dari 8 pria sudah mengisi 2 posisi
untuk kolom sebelumnya).
4) Kolom II sekretaris dapat diisi oleh 5 orang (dari 8 pria sudah mengisi 3 posisi
untuk kolom sebelumnya).
5) Kolom I bendahara dapat diisi oleh 9 orang (dari 5 wanita dan 4 pria yang
belum mengisi kepengurusan).
6) Kolom II bendahara dapat diisi oleh 8 orang (dari 9 wanita dan pria yang
belum mengisi kepengurusan dikurangi satu karena telah mengisi satu posisi
untuk kolom sebelumnya).
7) Kolom humas dapat diisi oleh 7 orang (dari 9 wanita dan pria yang belum
mengisi kepengurusan dikurangi dua karena telah mengisi dua posisi untuk
kolom sebelumnya).
Sehingga, banyaknya susunan yang mungkin untuk memilih susunan kepengurusan
dengan kedua ketua pria dan kedua sekretaris wanita adalah:

Selanjutnya cara memilih untuk banyaknya susunan kepengurusan dengan kedua


sekretaris wanita:

Ketua (Pria) Sekretaris Bendahara Humas


(Wanita)

1) Kolom I ketua dapat diisi oleh 8 orang (banyaknya pria ada 8 orang).
2) Kolom II ketua dapat diisi oleh 7 orang (dari 8 pria sudah mengisi 1 posisi
untuk kolom sebelumnya).
3) Kolom I sekretaris dapat diisi oleh 5 orang (banyaknya wanita ada 5 orang).
4) Kolom II sekretaris dapat diisi oleh 4 orang (dari 4 wanita sudah mengisi 1
posisi untuk kolom sebelumnya).
5) Kolom I bendahara dapat diisi oleh 9 orang (dari 3 wanita dan 6 pria yang
belum mengisi kepengurusan).
6) Kolom II bendahara dapat diisi oleh 8 orang (dari 9 wanita dan pria yang
belum mengisi kepengurusan dikurangi satu karena telah mengisi satu posisi
untuk kolom sebelumnya).
7) Kolom humas dapat diisi oleh 7 orang (dari 9 wanita dan pria yang belum
mengisi kepengurusan dikurangi dua karena telah mengisi dua posisi untuk
kolom sebelumnya).
Sehingga, banyaknya susunan yang mungkin untuk memilih susunan kepengurusan
dengan kedua ketua pria, kedua sekretaris wanita adalah:

Jadi, banyaknya cara yang mungkin dalam melakukan penyusunan kepengurusan


sesuai kondisi pada soal adalah:

7. Banyaknya cara mengambil 2 bola merah:

Banyak cara mengambil 1 bola biru:

Banyak cara pengambilan bola sekaligus:


Jadi peluang terambilnya 2 bola merah dan 1 bola biru adalah

8. Ada dua kejadian, namakan kejadian A dan kejadian B dengan ruang sampel pada
pelemparan satu dadu.
A = kejadian munculnya angka genap

B = kejadian munculnya angka lebih besar dari 3

Selengkapnya data-datanya terlebih dahulu adalah:

Maka peluang kejadian A


Maka peluang kejadian B

Kelihatan ada dua angka yang sama dari A dan B yaitu angka 4 dan 6, jadikan
irisannya,

Sehingga peluang

Rumus peluang kejadian ‘’A atau B”

9. Pembahasan:
a. Ruang sampel pelemparan dadu = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Misalkan, A = kejadian muncul dadu < 3 sehingga:

Ruang sampel pelemparan satu keeping uang logam = {A, G}

Misalkan, B = kejadian muncul angka sehingga:


b. A = kejadian muncul mata dadu prima genap sehingga:

B = kejadian muncul gambar sehingga

10. Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan pertama adalah A, maka:

Missal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan kedua adalah B, maka:

11.

A = bilangan ganjil yaitu {1, 3, 5} 

B = bilangan genap yaitu {2, 4, 6} 

Jadi, peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau bilanga genap adalah 1

12. Susunan huruf berbeda yang dapat dibuat dari semua huruf pada kata SIMAKUI
apabila huruf I harus selalu berdekatan dapat kita tentukan dengan menganggap
“I” adalah “satu” sehingga banyak huruf yang akan disusun tinggal”enam”
Banyak susunan huruf adalah:
II S M A K U
6 5 4 3 2 1
Banyak susunannya adalah

Untuk kasus ini tidak kita kali 2! Karena jika II bertukar posisi hasilnya adalah posisi
yang sama.

13. Berdasarkan tabel diatas, kita ketahui bahwa:


 Banyak ruang sampel adalah n(S) = 9
 Banyak kejadian pemain A menang adalah n(A) = 3
 Banyak kejadian pemain B menang adalah n(B) = 3
 Banyak kejadian pemain C menang adalah n(C) = 3
Dengan demikian,

 Peluang pemain A menang adalah

 Peluang pemain B menang adalah

 Peluang pemain C menang adalah

Rubrik penilaian
No Aspek Penilaian Rubrik Penilaian Skor Skor Maksimal

1 Menentukan pemusatan Langkah dan 5 5


data (mean, modus, jawaban benar
median). Langkah salah, 3
jawaban benar

Langkah benar, 2
jawaban salah

Langkah dan 0
jawaban salah

2 Menentukan letak data Langkah dan 5 5


tunggal (kuartil, desil, jawaban benar
persentil). Langkah salah, 3
jawaban benar

Langkah benar, 2
jawaban salah

Langkah dan 0
jawaban salah

3 Menentukan penyebaran Langkah dan 5 5


data tunggal (jangkauan jawaban benar
data, rentang, simpangan Langkah salah, 3
rata-rata, ragam, dan jawaban benar
simpangan baku). Langkah benar, 2
jawaban salah

Langkah dan 0
jawaban salah

4 Menyelesaikan masalah Langkah dan 5 5


yang berkaitan dengan jawaban benar
penyajian data hasil Langkah salah, 3
pengukuran dan jawaban benar
pencacahan dalam tabel Langkah benar, 2
distribusi frekuensi. jawaban salah

Langkah dan 0
jawaban salah

5 Menyelesaikan masalah Langkah dan 5 5


yang berkaitan dengan jawaban benar
penyajian data hasil Langkah salah, 3
pengukuran dan jawaban benar
pencaahan dalam Langkah benar, 2
histogram. jawaban salah

Langkah dan 0
jawaban salah
6 Memahami konsep aturan Langkah dan 5 5
jawaban benar
pencacahan (aturan
penjumlahan, aturan Langkah salah, 3
jawaban benar
perkalian, permutasi, dan Langkah benar, 2
kombinasi) melalui jawaban salah
Langkah dan 0
masalah kontekstual jawaban salah

7 Menentukan aturan Langkah dan 10 10


pencacahan (aturan jawaban benar
penjumlahan, aturan Langkah salah, 5
perkalian, permutasi, dan jawaban benar
kombinasi) melalui Langkah benar, 3
masalah kontekstual jawaban salah
Langkah dan 0
jawaban salah
8 Memahami konsep Langkah dan 10 10
jawaban benar
peluang kejadian
Langkah salah, 5
majemuk jawaban benar
Langkah benar, 3
jawaban salah
Langkah dan 0
jawaban salah
9 Mengidentifikasikan fakta Langkah dan 10 10
jawaban benar
pada peluang kejadian
Langkah salah, 5
majemuk (Peluang, jawaban benar
kejadian-kejadian saling Langkah benar, 3
jawaban salah
bebas, saling lepas, dan Langkah dan 0
kejadian bersyarat) dari jawaban salah

satu percobaan acak

10 Mendeskripsikan peluang Langkah dan 10 10


jawaban benar
kejadian majemuk
Langkah salah, 5
(Peluang, kejadian- jawaban benar
Langkah benar, 3
kejadian saling bebas,
jawaban salah
saling lepas, dan kejadian Langkah dan 0
jawaban salah
bersyarat) dari satu
percobaan acak

Menentukan Peluang Langkah dan 10


jawaban benar
kejadian majemuk
Langkah salah, 5
(Peluang, kejadian- jawaban benar
kejadian saling bebas, Langkah benar, 3
jawaban salah
11 saling lepas, dan kejadian Langkah dan 0 10
bersyarat) dari satu jawaban salah

percobaan acak

Menyelesaikan masalah Langkah dan 10


jawaban benar 10
yang berkaitan dengan
Langkah salah, 5
aturan pencacahan (aturan jawaban benar
Langkah benar, 3
12 penjumlahan, aturan
jawaban salah
perkalian, permutasi, dan Langkah dan 0
kombinasi) jawaban salah

Menyelesaikan masalah Langkah dan 10


jawaban benar
yang berkaitan dengan
Langkah salah, 5
peluang kejadian jawaban benar
majemuk (Kejadian- Langkah benar, 3
jawaban salah
13 kejadian saling bebas, 10
Langkah dan 0
saling lepas, dan kejadian jawaban salah

bersyarat)

Skor Maksimal 100 100


0
Skor minimal 0

Anda mungkin juga menyukai