Anda di halaman 1dari 20

MEDIA MENGAJAR

MATEMATIKA

UNTUK SMA/MA KELAS X


BAB 6

STATISTIKA

Sumber gambar: Shutterstock.com


6.1 Penyaijan Data dalam Distribusi Frekuensi
23 10 26 18 1 24 12 2 9 28
Agar data tersebut dapat memberikan
2 28 12 12 16 18 8 23 6 21 informasi yang lebih banyak dan
mudah dibaca, maka sebaiknya
17 1 7 17 3 11 6 14 15 15 disusun secara berkelompok yang
disebut “distribusi frekuensi”.

Interval Frekuensi Di dalam distribusi frekuensi,


09 10 data disusun secara berkelompok
ke dalam kelas-kelas interval
1019 13 yang berbeda-beda.
2029 7
Menyusun tabel distribusi frekuensi:
 Tentukan data terkecil dan data terbesar .
Jangkauan .
 Menentukan banyaknya kelas interval K ditentukan berdasarakan “rumus Sturges”.

𝑘=1+3,3 log𝑛
Dengan banyaknya kelas dan banyak data.
Misalkan: banyaknya data n = 80
data terbesar =
data terkecil = , maka:

banyaknya kelas
• Lebar kelas

Sehingga kemungkinan intrerval kelasnya adalah 141145, 146150, 151155


6.2 Ukuran Pemusatan Data
Rataan Hitung (Mean)
Rataan hitung data dari didefinisikan dengan: 𝒙 𝟏 + 𝒙 𝟐 +…+ 𝒙 𝒏  
Keterangan: 𝒏
rataan hitung (rataan)
data ke-i 𝒏

banyak (ukuran) data ∑ 𝒙𝒊


𝒊=𝟏
𝒙=
𝒏
Contoh

Rataan hitung dari data 60, 75, 62, 87, 65, 83 adalah . . .

Jadi, rataannya adalah 72. Data Tunggal


𝑟 Keterangan:
∑ 𝑥𝑖 𝑓
rataan
𝑖

Rataan data berkelompok


𝑖 =1
𝑥= 𝑟


𝑖= 1
𝑓 𝑖 titik tengah interval kelas ke-i
ukuran data

Interval Titik Tengah Frekuensi


(
21 – 25 23 2 46 Jadi rataan data di samping adalah
26 – 30 28 8 224
31 – 35 33 9 297
36 – 40 38 6 228
41 – 45 43 3 129
46 – 50 48 2 96
30 1.020
Modus
Modus dari suatu data adalah nilai (ukuran) yang paling banyak muncul atau
mempunyai frekuensi tertinggi.
 Modus dari data 2, 3, 4, 2, 4, 5, 4, 2, 2 adalah 2.
Karena angka 2 paling banyak muncul sebanyak 4 kali.
Modus Data Tunggal  Modus dari data 7, 3, 8, 5, 7, 7, 5, 1, 5 adalah 5 dan 7.
Karena 5 dan 7 mempunyai frekunsi tertinggi, yaitu 3.

Keterangan:
L = tepi bawah kelas modus

( )
selisih frekuensi kelas modus
Modus Data 𝑑1
𝑀𝑜𝑑𝑢𝑠=𝐿+𝑐 ⋅ dengan kelas sebelumnya
Berkelompok 𝑑 1+ 𝑑 2
selisih frekuensi kelas modus
dengan frekuensi kelas sesudahnya
c = panjang kelas
Contoh
Interval 21 –25 26 – 30 31 – 35 36 – 40 41 – 45 46 – 50

Frekuensi 2 8 9 6 3 2

Dari tabel tersebut diperoleh: L = 30,5

Jadi, modus dari data pada tabel tersebut adalah 31,75.


6.3 Ukuran Letak Data
Jangkauan antarkuartil
Kuartil Data Tunggal
Median

(Data terkecil) Kuartil bawah Kuartil atas (Data terbesar)

Jangkauan
Diketahui data 8, 2, 7, 15, 8, 12, 17, 20, 5
2 5 7 8 8 12 15 17 20
Data terkecil 𝑄1 𝑄2 𝑄3 Data terbesar
Kuartil Data Berkelompok
dengan:
tepi bawah kelas kuartil bawah

( )
1 ukuran data (jumlah frekuensi)
𝑛 − 𝐹1
4 frekuensi pada interval kelas kuartil bawah
𝑄1= 𝐿1 +𝑐 frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil bawah
𝑓1
panjang kelas

( )
tepi bawah kelas kuartil bawah
1
𝑛− 𝐹 2 ukuran data (jumlah frekuensi)
2 frekuensi pada interval kelas kuartil bawah
𝑄2 = 𝐿 2+𝑐
𝑓2 frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil bawah
panjang kelas

( )
3 tepi bawah kelas kuartil bawah
𝑛−𝐹3 ukuran data (jumlah frekuensi)
4
𝑄3 = 𝐿 3 +𝑐 frekuensi pada interval kelas kuartil bawah
𝑓 3
frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil bawah
panjang kelas
Contoh Interval Frekuensi Frekuensi
kumulatif
Hitunglah semua kuartil pada distribusi frekuensi pada tabel berikut.
21 – 25 3 3
Jawab:
a. Interval kelas kuartil bawah terletak pada 26 – 30 26 – 30 9 12
31 – 35 4 16
36 – 40 10 26
41 – 45 3 29
46 – 50 11 40
c. Interval kelas kuartil atas terletak pada 46 –
b. Interval kelas kuartil tengah terletak pada 36 – 40 50
Selain kuartil data yang telah diurutkan juga dapat dicari nilai desilnya, jika
Desil ukuran data lebih dari 10. Desil membagi kumpulan data menjadi 10 bagian
yang sama.

Desil untuk data tunggal Desil untuk data berkelompok


Desil ()
Letak Data ke-

Interval Frekuensi Frekuensi kumulatif


Contoh
21 – 25 3 3
Akan dicari desil kelima dari data pada tabel di samping. 26 – 30 9 12
Interval desil ke-5 terletak pada 36 – 40. 31 – 35 4 16
36 – 40 10 26
41 – 45 3 29
46 – 50 11 40
Persentil adalah suatu nilai yang membagi data menjadi seratus bagian yang
Persentil sama. Persentil terdiri dari persentil pertama, persentil ke-2, …, persentil ke-99.

Persentil untuk data tunggal Persentil untuk data berkelompok


Letak Data ke- atau Persentil

Contoh Interval Frekuensi Frekuensi


kumulatif
Persentil ke-30 dari data di samping adalah 40 – 49 5 5
; Kelas adalah 50 – 59, maka 50 – 59 14 19
maka 60 – 69 16 35
70 – 79 12 47
80 – 89 3 50
total 50 -
6.4 Ukuran Penyebaran Data
Jika adalah suatu kumpulan data dan = data terkecil, = data terbesar, = kuartil bawah, median,
= kuartil atas, maka disebut statistik lima serangkai.

Jangkauan
Jangkauan (J) adalah selisih dari statistik maksimum dan
statistik minimum.
𝐽 =𝑥𝑛 − 𝑥 1
Jangkauan antarkuartil

Jangkauan antarkuartil atau hamparan adalah selisih


antara kuartil atas dengan kuartil bawah. 𝐻=𝑄3 −𝑄1
Simpangan kuartil
Simpangan kuartil adalah setengah dari selisih
1
𝑄 𝑑= (𝑄3 −𝑄 1)
antarkuartil atas dan kuartil bawah. 2

Simpangan rata-rata
𝑛

Simpangan rata-rata dari data didefinisikan 𝑆𝑟 =



𝑖 =1
𝑓 𝑖 |𝑥𝑖 − 𝑥|

sebagai:
𝑛

∑ 𝑓
Dengan:
𝑖
𝑖 =1

= nilai tengah ke-i


𝑛

∑ 𝑓 |𝑥𝑖 − 𝑥| frekuensi kelas ke-i


𝑖
𝑆𝑟 =
𝑖 =1 = rataan (mean)
𝑛
Dengan: = data ke-i Simpangan rata-rata apabila
n = ukuran data data berkelompok
= rataan (mean)
Ragam (variansi)

Jika diketahui data maka ragam didefinisikan sebagai:

Untuk data tunggal Untuk data berkelompok


𝑛
𝑛
∑ 𝑓 ( 𝑥𝑖 − 𝑥 )2
∑ ( 𝑥𝑖 − 𝑥 ) 2
𝜎 2= 𝑖=1
𝑖

𝑛
2 𝑖=1
𝜎 = ∑ 𝑓
𝑛 𝑖=1
𝑖

atau
Dengan: = nilai tengah kelas

( )
𝑛 𝑛 2

∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑥𝑖 ke-i
2 𝑖=1 𝑖 =1
𝜎 = − frekuensi kelas ke-i
𝑛 𝑛
= rataan (mean)
dengan: = data ke-i = jumlah frekuensi
n = ukuran data
= rataan (mean)
Contoh
Ragam dari data 4, 5, 6, 7, 8, 6 adalah Simpangan baku

Ragam

Simpangan Baku (Standar Deviasi)

Jika diketahui data maka simpangan baku () didefinisikan sebagai:

√ √ ( )
𝑛 𝑛 𝑛 2

∑ ( 𝑥𝑖 − 𝑥) 2
atau ∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑥𝑖
𝑖=1 𝑖=1 𝑖 =1
𝜎= 𝜎= −
𝑛 𝑛 𝑛
6.4 Diagram Pencar

Diagram pencar atau scatter plot adalah diagram yang menunjukkan


hubungan antara dua kelompok data yang digambarkan dalam bentuk
titik-titik (points) pada bidang koordinat Cartesius.

Jika titik-titik pada diagram pencar membentuk pola yang menyerupai


garis lurus dengan kemiringan positif (miring ke atas dari kiri ke kanan),
maka terdapat hubungan positif atau korelasi positif antara dua
kelompok data.

Korelasi positif
Jika titik-titik pada diagram pencar membentuk pola
yang menyerupai garis lurus dengan kemiringan
negatif (miring ke bawah dari kiri ke kanan), maka
terdapat hubungan negatif atau korelasi negatif
antara dua kelompok data.

Korelasi negatif

Jika titik-titik pada diagram tampak menyebar secara acak,


maka hubungan antaradua kelompok data semakin rendah
atau tidak ada korelasi.

Tidak ada
Korelasi
Contoh

Gambar diagram pencar dari himpunan

16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12

Berdasarkan sebaram titik-titik, titik-titik tersebut membentuk pola


menyerupai garis lurus dengan kemiringan positif. Jadi, terdapat
hubungan positif antara x dan y.

Anda mungkin juga menyukai