Disusun Oleh :
Kelompok 16
A. PENGERTIAN
Dalam buku (Berman, A, et all, 2016) nutrisi adalah semua
interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsi. Dengan kata
lain, nutrisi adalah apa yang dimakan seseorang dan bagaimana tubuh
menggunakannya. Nutrisi adalah zat organik dan anorganik ditemukan
dalam makanan yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Makanan yang
cukup asupan nutrisi terdiri dari keseimbangan: air, karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral. Makanan sangat berbeda gizinya nilai
(kandungan nutrisi dari sejumlah makanan tertentu), dan tidak ada
makanan menyediakan semua nutrisi penting. Nutrisi memiliki tiga fungsi
utama: menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh,
menyediakan bahan struktural untuk jaringan tubuh, dan mengatur proses
tubuh.
Kebutuhan nutrisi tubuh yang paling dasar adalah air. Karena setiap
sel membutuhkan pasokan bahan bakar yang terus menerus, kebutuhan
nutrisi yang paling penting, setelahnya air, adalah untuk nutrisi yang
menyediakan bahan bakar, atau energi. Penyediaan energi nutrisi adalah
karbohidrat, lemak, dan protein. Kelaparan memaksa orang untuk makan
nutrisi yang menyediakan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka. Karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air
dirujuk menjadi makronutrien, karena dibutuhkan dalam jumlah besar
(misalnya, ratusan gram) untuk menyediakan energi. Mikronutrien adalah
itu vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kecil (misalnya,
miligram atau mikrogram) untuk memetabolisme nutrisi yang
menyediakan energi.
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan
dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan
baik (Kozier dalam Mubarak, 2008)
Pada negara maju dan berkembang penyakit degeneratif yang terus
meningkat, hal ini dikaitkan dengan pola makan dan perubahan gaya
hidup. Nutrisi merupakan determinan utama penyakit kronis yang dapat
dimodifikasi, sebab penyesuaian pola makan tidak hanya mempengaruhi
kesehatan saat ini, tetapi dapat menentukan individu apakah individu akan
memiliki penyakit kronis di masa depan (WHO, 2003). Di satu sisi diet
dapat menjadi factor risiko terjadinya penyakit dengan menyebabkan
peningkatan berat badan (obesitas), tekanan darah, glikosa dan kolesterol,
namun disisi lain diet menjadi salah satu strategi pencegahan penyakit dan
terapi (Pattola el al,2020).
a) Mencerna
Proses memecah makanan oleh tubuh untuk pertumbuhan,
perkembangan, penyembuhan, dan pencegahan penyakit. Mencerna
meliputi proses mekanik dan kimia untuk mengubah makanan dalam
bentuk yang bisa dicerna.
Proses mekanik meliputi mengunyah, menelan, mencampur dan
menggerakkan makanan ke lambung dan duodenum. Dalam usus,
makanan diaduk dan dicampur dengan enzim pencernaan, dan
diabsorbsi mukosa usus halus. Peristaltik membawa makanan ke
dalam kolon untuk disimpan sampai dikeluarkan dari tubuh.
Proses kimia mengubah komposisi makanan yang masuk.
Karbohidrat, lemak, dan protein harus dipecah secara kimia untuk
diabsorbsi. Pencernaan karbohidrat meliputi hidrolisis polisakarida
(kecuali selulosa dan fiber) menjadi disakarida oleh enzim amilase.
Disakarida dihidrolisis menjadi monosakarida oleh enzim sukrase,
maltase, dan laktase yang disekresi oleh usus halus.
Pencernaan lemak dilakukan oleh emulsi lemak yang difasilitasi
oleh empedu. Emulsi memecah lemak menjadi lemak yang lebih kecil
dan diurai menjadi solution. Enzim lipase pankreas menghidrolisis
lemak kecil menjadi asam lemak dan gliserol.
Pencernaan protein meliputi hidrolisis protein menjadi asam
amino oleh enzim protease (pepsin dari cairan gaster, tripsin, dan
protease lain dari cairan pankreas, dan peptidase dari cairan usus
halus).
b) Absorbsi
Absorbsi adalah proses mencerna protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, mineral, dan air yang secara aktif dan pasif dibawa melalui
mukosa usus halus ke darah atau sirkulasi limfatik. Asam amino,
monosakarida diabsorbsi ke aliran darah melalui kapiler usus halus.
Gliserol dan asam lemak diabsorbsi ke sistem limfatik melalui kapiler
limfatik di vili usus halus. Beberapa lemak netral yang diemulsi
diabsorbsi tanpa dicerna ke kapiler.
c) Metabolisme
Metabolisme adalah proses kimia kompleks yang terjadi di sel
yang digunakan untuk energi, untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.
Katabolisme adalah proses memecah zat kompleks menjadi zat simpel
(misalnya, memecah jaringan), dan anabolisme adalah proses
mengubah zat sederhana menjadi sesuatu yang lebih kompleks
(misalnya, perbaikan jaringan).
Sel hepar merubah glukosa menjadi glikogen oleh insulin. Proses
anabolisme ini disebut glikogenesis. Glikogen disimpan di hepar dan
jaringan otot, kemudian diubah kembali menjadi glukose oleh proses
katabolisme yang disebut glikogenolisis. Simpanan glukose oleh
insulin dalam bentuk deposit lemak (jaringan adiposa). Jika glukosa
yang masuk sel tidak cukup untuk kebutuhan sel, glukoneogenesis
(bentuk glukosa dari protein dan lemak di hepar) terjadi. Proses
katabolisme menghasilkan energi 4 kcal/g.
Lemak diubah menjadi jaringan adiposa dan disimpan di deposit
lemak tubuh. Simpanan deposit lemak membuat sumber energi paling
besar. Katabolisme lemak menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan
asam lemak. Asam lemak diubah oleh reaksi kimia yang disebut
ketogenesis menjadi keton. Dalam jaringan sel, keton diubah oleh
siklus asam sitras menjadi energi, karbon dioksida, dan air. Gliserol
diubah oleh glukoneogenesis menjadi glukosa. Lemak menghasilkan
energi 9 kcal/g.
Anabolisme protein membangun jaringan, menghasilkan antibodi,
membentuk sel darah, dan memperbaiki jaringan. Protein disimpan di
hepar dan jaringan otot atau diubah menjadi lemak. Katabolisme
protein menghidrolisis protein sel menjadi asam amino di jaringan sel.
Asam amino dipecah menjadi amoniak dan ketoacid. Proses ini terjadi
di sel hepar untuk membentuk glukosa dan urea.
d) Ekresi
e) Organ ekskretori (ginjal, kelenjar keringat, kulit, paru, dan usus)
mengeluarkan produk pembuangan dari tubuh. Air, toksin, garam, dan
nitrogen diekskresikan melalui ginjal, kulit, dan kelenjar keringat.
Karbon dioksida dan air diekskresikan melalui paru. Pembuangan
pencernaan diekskresikan melalui usus dan rektum.
H. PATOFISIOLOGI
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan
menunjukkan banyak patologi yang dapat mempengaruhi system organ
lain : perdarahan, perforasi, obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi
congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah ditemukan
pada setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal
dicurigai, terdapat banyak factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala.
Stress dan ansietas sering menjadi keluhan utama berupa indigesti,
anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan
konstipasi/ diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan
dan ketidakseimbangan/ perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat
mempengaruhi saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan
nutrisi ( Smeltzer, 2002).
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya
perubahan nutrisi adalah sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status
nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan
nilai limfosit, penurunan albumin serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/
penurunan kadar kolesterol ( Mubarak, 2008, hlm. 61).
K. KOMPLIKASI
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan
dalam pengguanaan kalori.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
4. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak
sehat, obesitas, dan lain-lain.
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energy.
(Alimul, 2006, hlm.68).
· Membran mukosa
· Frekuensi makan
Environment · Lingkungan
2. Riwayat keperawatan
a. Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
b. Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
c. Perubahan nafsu makan
d. Perubahan berat badan
e. Ketidakmampuan fisik
f. Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam
pemilihan makanan
g. Status kesehatan umum dan kondisi medis
h. Riwayat pengobatan
3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi
secara cepat seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga
meliputi tinjauan sistematis yang dapat dibandingkan dengan setiap
pemeriksaan fisik yang rutin.
Tanda Klinis malnutrisi :
BB Berlebih/ kurang
4. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa;
pilihan makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas
makanan yang dikonsumsi; dan factor social, ekonomi, etnis atau
agama yang mempengaruhi nutrisi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
a. Kesulitan untuk mencerna makanan
b. Kesulitan untuk menelan makanan
c. Anoreksia, muntah
d. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
e. Depresi, stress, isolasi social
f. Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan
luka dan penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan,
medikasi ( mis. kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah
mulut, kawat rahang
g. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi
radiasi, kemoterapi, tonsilektomi
Ditandai dengan:
Data obyektif Data subyektif
· Berat badan 20% atau lebih di Pasien mengatakan :
bawah BB ideal · Nyeri abdomen
· Diare · Kram abdomen
· Bising usus hiperaktif · Menghindari makan
· Penurunan BB dengan asupan · Cepat kenyang setelah
makanan adekuat mencerna makanan
· Membran mukosa pucat
· Ketidakmampuan mencerna
makanan
· Tonus otot menurun
· Sariawan di rongga mulut
· Steatorea
· Kelemahan otot
· Gangguan menelan
Laborat
· Albumin serum
· Transferin
· Elektrolit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien dapat
menunjukan peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Kriteria Hasil:
Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
Timbang BB setiap hari
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah
makan
Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan
untuk :
Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
Hindari makanan yang terlalu manis
Makan kapan saja bila dapat ditoleransi
Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat
makan dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan
sesudah makan.
Kolaborasi :
Ditandai dengan :
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
Kolaborasi :
Asupan Makanan
• Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas yang tidak disengaja
• Indeks massa tubuh (IMT) yang tidak sesuai dengan parameter yang
diharapkan klien (misalnya, <18,> 30)
• Menyembuhkan luka, luka bakar, atau risiko cedera tekanan (Mazur &
Litch, 2019).
Sebagai bagian dari perencanaan pulang dan tindak lanjut, perawat dapat
membantu memperkuat pengajaran klien dan keluarga. Sumber daya elektronik
juga tersedia untuk klien, seperti database nutrisi online dari USDA yang
menyediakan kalkulator nutrisi dan informasi tentang ribuan makanan (USDA,
2016). Beberapa aplikasi tersedia di sebagian besar smartphone dan perangkat
lain. Seperti intervensi lainnya, kolaborasi antara perawat, klien, dan perawatan
kesehatan lainnya profesional sangat berharga. (Hollen & Stein 2021)
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Berman, A., Snyder, S.J., Frandsen, G. 2016. Kozier & Erb’s Fundamentals of
Nursing: Concepts, Process, and Practice 10th edition. by: Julie Levin Alexander
Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan
praktik edisi 7. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan
aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC