Anda di halaman 1dari 41

1|Modul 3 Pembelajaran Terpadu

MAKALAH KELOMPOK 3
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM
PEMBELAJARAN TERPADU
(MK. PEMBELAJARAN TERPADU DI SD)

OLEH : KELOMPOK 3
1. Ari ardiansyah
2. Kafiyah
3. Nursoleha firia
4. Ria oktarina
5. Tirta yuni
6. Yusnita Sari

TUTOR:

Bones Afano, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA
2|Modul 3 Pembelajaran Terpadu

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas ini yang
berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar dalam Pembelajaran Terpadu” yang
disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah pembelajaran terpadu.
Kami mengucapakan limpah terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
temam-temasn dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini belum sempurna
adanya. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun demi
memperbaiki penulisan makalah selanjutnya.

Muaradua, 09 Mei 2021

Penyusun
3|Modul 3 Pembelajaran Terpadu

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 4
C. Tujuan.............................................................................................................. 5
BAB II : PEMBAHASAN
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran Terpadu
A. Pengertian ...................................................................................................7
B. Manfaat ...................................................................................................... 7
C. Komponen-komponen Keterampilan Membuka Pelajaran......................... 8
D. Komponen-komponen  Keterampilan Menutup Pelajaran........................ 12
2. Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran Terpadu
A. Pengertian..................................................................................................15
B. Manfaat..................................................................................................... 15
C. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan................................... 17
D. Komponen-komponen  Keterampilan Bertanya........................................ 20
3. Keterampilan Memberikan Penguatan dan Variasi dalam Pembelajaran
Terpadu
A. Pengertian.................................................................................................. 25
B. Manfaat..................................................................................................... 26
C. Komponen-komponen Keterampilan Memberi Penguatan....................... 30
D. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi...................... 38

BAB III : PENUTUP       


Kesimpulan........................................................................................................... 39
4|Modul 3 Pembelajaran Terpadu

Saran...................................................................................................................... 40
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu upaya untuk memperbaiki kualitas
pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjelasan kurikulum
yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah
dasar. Sebagai suatu konsep, pembelajaran terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna sehingga dapat membantu menciptakan
kesempatan yang luas bagi siswa untuk membangun konsep-konsep yang saling
berkaitan.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadudi sekolah dasar, seorang guru
dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan
kognitif, sikap, dan keterampilan.kemampuan kognitif berkaitan dengan
kemampuan intelektual seperti penguasaan kaitan antara mata pelajaran,
pengetahuan cara belajar dan mengajar, dan pengetahuan cara mengevaluasi hasil
dan proses belajar.
 Kemampuan sikap berkaitan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai
hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya, misalnya sikap menghargai
pekerjaan, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap tema pembelajaran,
sikap toleransi terhadap siswa, memiliki kemauan keras untuk meningkatkan hasil
pekerjaannya.
Kemampuan keterampilan berkaitan dengan kemampuan guru dalam
menguasai berbagai keterampilan mengajar yang diperlukan dalam melaksankan
pembelajaran terpadu.
B. Rumusan Masalah
Pembelajaran terpadu memiliki berperan sangat penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Karena  pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran
5|Modul 3 Pembelajaran Terpadu

yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar


yang bermakna sehingga dapat membantu menciptakan kesempatan yang luas
bagi siswa untuk membangun konsep-konsep yang saling berkaitan.
      Dalam makalah ini kami membahas tentang:
1. Bagaimana Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran Terpadu!
A. Apa Pengertian dari Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
Terpadu?
B. Apa Manfaat dari Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran?
C. Apa Komponen-komponen Keterampilan Membuka Pelajaran?
D. Apa Komponen-komponen  Keterampilan Menutup Pelajaran?
2. Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran Terpadu!
A. Apa Pengertian Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya dalam
Pembelajaran Terpadu?
B. Apa Manfaat Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya dalam
Pembelajaran Terpadu?
C. Apa Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan?
D. Komponen-komponen  Keterampilan Bertanya?

3. Keterampilan Memberikan Penguatan dan Variasi dalam Pembelajaran


Terpadu!

A. Apa PengertianKeterampilan Memberikan Penguatan dan Variasi dalam


Pembelajaran Terpadu?
B. Manfaat Keterampilan Memberikan Penguatan dan Variasi dalam
Pembelajaran Terpadu?
C. Apa Komponen-komponen Keterampilan Memberi Penguatan?
D. Apa Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian Keterampilan Membuka dan Menutup
Pembelajaran Terpadu!
6|Modul 3 Pembelajaran Terpadu

2. Untuk mengetahui Manfaat dari Keterampilan Membuka dan Menutup


Pembelajaran!
3. Untuk mengetahui Komponen-komponen Keterampilan Membuka Pelajaran!
4. Untuk mengetahui Komponen-komponen  Keterampilan Menutup Pelajaran!
5. Untuk mengetahui Pengertian Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya dalam
Pembelajaran Terpadu!
6. Untuk mengetahui Manfaat Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya dalam
Pembelajaran Terpadu!
7. Untuk mengetahui Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan!
8. Untuk mengetahui Komponen-komponen  Keterampilan Bertanya!
9. Untuk mengetahui Pengertian Keterampilan Memberikan Penguatan dan
Variasi dalam Pembelajaran Terpadu!
10. Untuk mengetahui Manfaat Keterampilan Memberikan Penguatan dan Variasi
dalam Pembelajaran Terpadu!
11. Untuk mengetahui Komponen-komponen Keterampilan Memberi Penguatan!
12. Untuk mengetahui Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi!
7|Modul 3 Pembelajaran Terpadu

BAB II
PEMBAHASAN

1. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN


DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

A. PENGERTIAN

Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan


dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan
keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha
guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran. Sesungguhnya, dalam kegiatan
pembelajaran, kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak hanya terjadi pada
awal akhir kegiatan pembelajaran saja, tetapi dapat pula terjadi beberapa kali
selama kegiatan pembelajaran itu berlangsung, yaitu pada awal dan akhir setiap
penggal kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada satu kegiatan pembelajaran
dibahas beberapa topik/pokok bahasan tersebut guru dapat melakukan kegiatan
membuka dan menutup pelajaran.
Kegiatan membuka pelajaran ini merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk
memasuki kegiatan inti pembelajaran, sedangkan kegiatan menutup pelajaran
adalah kegiatan akhir pembelajaran dengan maksud untuk memantapkan atau
menindaklanjuti tema yang telah dibahas. Dengan demikian, kegiatan membuka
dan menutup pelajaran bukan kegiatan yang bersifat administratif seperti mengisi
daftar hadir siswa, menyiapkan alat dan media pembelajaran.

B. MANFAAT

Semua aktivitas belajar yang dilakukan siswa dari awal sampai akhir harus
memiliki makna (meaningful learning). Keterampilan membuka dan menutup
8|Modul 3 Pembelajaran Terpadu

pelajaran bermanfaat bagi guru dalam mengarahkaan siswa pada kondisi belajar
dan pembelajaran yang kondusif. Secara lebih rinci, keterampilan membuka
pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat untuk:

1. Menyiapkan mental siswa memasuki kegiatan inti pembelajaran;


2. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa (attencion) dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran;
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan
dilakukan dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa;
4. Menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang
sudah dimiliki dengan tema yang akan dipelajarinya.

Keterampilan menutup pelajaran bermanfaat bagi guru dalam mengakhiri


pembelajaran terpadu dengan kegiatan yang bermakna. Secara lebih rinci,
keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi
manfaat untuk:
1. Memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang
telah dilaluinya;
2. Mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan terpadu;
3. Menetapkan kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan siswa untuk
mengembangkan kompetensi yang telah dikuasainya.
Berbagai manfaat yang dijelaskan di atas menunjukkan betapa pentingnya
seorang guru menguasai keterampilan membuka dan menutup pelajaran ini. Jika
guru lalai atau menganggap enteng dalam membuka dan menutup pelajaran maka
akan mengakibatkan kurang mantapnya pelaksanaan terpadu, di mana pada
akhirnya akan memberi dampak pada pemerolehan kompetensi siswa kurang
optimal.

C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN


9|Modul 3 Pembelajaran Terpadu

Untuk melaksanakan keterampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran


terpadu, guru perlu mempelajari dan menguasai beberapa komponen membuka
pelajaran.              
1. Menumbuhkan Perhatian Siswa
Perhatian (attencion) merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam
belajar. Perhatian pada hakikatnya adalah pemusatan energi psikis pasa suatu
objek yang dipelajari. Tanpa perhatian yang baik maka proses dan hasil belar
dipastikan tidak akan tercapai dengan memuaskan. Kegiatan menarik perhatian
siswa merupakan langkah awal dam membuka pelajaran. Jika ingin berhasil dalam
menarik perhatian siswa, guru bisa melakukan dengan berbgai cara, diantranya;

a. Variasi gaya mengajar guru, seperti variasi suara dari rendah ke tinggi
(atau sebaliknya) mengubah posisi guru (berpindah depan ke tengah atau
ke belakang), atau dengan mengoptimalkan gerakan tubuh dan mimik
muka.
b. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian
siswa, misalnya menggunakan gambar-gambar yang menarik dan
mengundang keinginan siswa untuk bertanya.
c. Penggunaan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi, misalnya suatu
saat menggunakan pola interaksi mengajar secara klasikal, dan saat
lainnya menggunakan pola pembelajaran kelompok kecil, atau bahkan
indvidu/perorangan. Pola interaksi yang monoton akan menurunkan
perhatian para siswa.

2. Membangkitkan Motivasi Siswa


Salah satu tujuan membuka pelajaran adalah membangkitkan motivasi siswa
untuk mempelajari tema yang akan dibahas. Dalam hal ini, guru hendaknya
berusaha membangkitkan motivasi siswa pada setiap awal kegiatan pembelajaran
atau setiap penggal awal kegiatan pembelajaran. Di bawah ini diuraikan beberapa
cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi siswa.
a. Memperlihatkan sikap hangat dan antusias
10 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

Kehangatan dan keantusiasan yang ditunjukkan guru merupakan awal


munculnya keinginan siswa untuk belajar. Sikap hangat bersahabat dan penuh
semangat yang tercermin dari penampilan guru di depan kelas, akan sangat
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
inti pembelajaran terpadu.
b. Menimbulkan rasa ingin tahu (curiosity)
Rasa ingin tahu merupakan alasan yang cukup ampuh bagi siswa dalam
mempelajari suatu tema. Rasa ingin tahu akan mendorong siswa untuk berbuat
sesuatu agar rasa ingin tahunya terpenuhi. Dalam hal ini, guru harus mampu
membangkitkan rasa ingin tahu siswa pada saat memulai kegiatan pembelajaran
atau setiap penggal awal pembelajaran. Beberapa cara bisaa dilakukan guru,
misalnya dengan mengemukakan cerita atau dongeng yang mengundang
pertanyaan, menunjukkan suatu yang baru, atau memperlihatkan gambar ya g
menarik, dan kemudian diikuti dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan.
c. Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide atau gagasan guru yang bertentangan biasanya menggugah siswa untuk
bertanya atau mengajukan pendapatnya. Oleh karena itu, guru harus kreatif
mencari ide atau gagasan yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari dan yang
langsung berkaitan dengan tema yang akan dibahas. Misalnya, dalam tema
tentang “ Pekerjaan” dikemukakan bahwa perjuangan hidup di kota besar sangat
keras dan sukar, tetapi mengapa banyak orang yang ingin berpindah ke kota
besar? Dalam tema tentang “Transportasi” dikemukakan bahwa mobil dapat
bergerak, mobil itu bukanlah merupakan makhluk hidup seperti manusia.
d. Memperhatikan minat siswa
Minat siswa terhadap satu tema yang dipelajari sangat berkaitan erat dengan
keinginannya untuk mempelajari tema tersebut dan mengikuti pembelajaran yang
dirancang. Oleh karena itu, dalam memilih atau merancang kegiatan, guru harus
selalu memperhatikan minat siswa. Minat siswa ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti latar belakang sosial siswa, jenis kelamin, umur dan lingkungan.
Untuk mengetahui minat siswa secara tepat, guru hendaknya memperhatikan
faktor-faktor tersebut.
11 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

3. Memberi Acuan
Pemberian acuan dalam kegiatan membuka pelajaran bertujuan untuk
memberikan gambaran singkat tentang suatu tema yang akan dipelajari siswa
dalam pembelajaran terpadu. Pemberian acuan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cara berikut.
a. Memgemukakan tujuan dan batas tugas
Siswa perlu mendapatkan gambaran yang jelas tentang kompetensi apa yang
akan dicapai melalui pembahasan tema-tema dalam pembelajaran terpadu. Dalam
hal ini, guru harus sejak awal pembelajaran mengemukakan tujuan atau
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, bersama ruang lingkup tema yang
akan dibahas dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa.

b. Menjelaskan langkah pembelajaran


Menjelaskan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan siswa akan
membuat kegiatan pembelajaran terpadu menjadi lebih terarah. Misalnya, ketika
siswa kelas 6 (enam) akan melakukan suatu percobaan, terlebih dahulu guru
menuliskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa agar percobaan tersebut
berlangsung dengan baik.
                       
c. Mengingatkan inti tema yang akan dipelajari
Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengingatkan siswa untuk menemukan
hal-hal posistif dan negatif dari tema yang akan dibahas. Dengan mengingatkan
hal-hal tersebut, siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang
perlu diperhatikannya ketika mengikuti pembelajaran terpadu.

d. Mengajukan pertanyaan
Guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada awal pembelajaran
dengan tujuan untuk mempersiapkan siswa mengantisipasi bahan ajar dari tema
yang aakan dibahas. Misalnya, sebelum melaksanakan demonstrasi mengenai cara
mencangkok batang pohon, guru guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat membantu siswa memahami cara mencangkok batang pohon yang
akan didemonstrasikan siswa.
12 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

4. Membuat Kaitan
Salah satu hal yang membuat pembelajaran terpadu menjadi lebih bermakna
adalah jika kegiatan pembelajaran tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki siswa. Upaya guru untuk mengaitkan bahan pelajaraan yang sudah
disampaikan dengan bahan pelajaran yang akan disampaikan disebut apersepsi
(apperception) yang dilakukan pada awal kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini,
guru harus berusaha mengaitkan tema baru yang akan dipelajari dengan
pengetahuan, pengalaman, minat, dan kebutuhan siswa. Misalnya, dengan cara
meninjau kembali pemahaman siswa tentang aspek-aspek yang telah diketahui
dari suatu tema yang akan dijelaskan, menunjukkan kaitan antara meteri baru
dengan materi yang kemungkinan sudah diketahhui siswa sebelumnya, atau bila
konsep dalam suatu tema yang akan dijelaskan sama sekali baru maka konsepa
tersebut perlu dijelaskan terlebih dahulu secara rinci.

D. KOMPONEN KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN


Untuk melaksanakan keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran
terpadu, guru perlu mempelajari dan menguasai beberapa komponen keterampilan
menutup pelajaran.

1. Maninjau Kembali
        Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa mengetahui bahan pelajaran
yang telah dibahas maka pada setiap penggal kegiatan pelajaran terpadu, guru
perlu melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa tersebut. Kegiatan
yang dilakukan guru untuk mengetahui penguasaan siswa tersebut bisa dilakukan
dengan cara menetapkan topik inti dari bahan pelajaran dan/atau membuat
ringkasan bahan pelajaran yang sedang/sudah dibahas.
Penetapan topik inti bahan pelajaran dari tema yang dibahas pada dasarnya bisa
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Misalnya, ketika selesai
menjelaskan satu topik dari tema yangsedang dibahas, guru meminta siswa untuk
menetapkan topik-topik yang merupakan tema inti dari tema atau bahan pelajaran.
13 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

Selanjutnya, guru mengarahkan atau meluruskan pendapat-pendapat para siswa


mengenai inti dari pembahasan tema tersebut.
Untuk lebih memantapkan hal tersebut, guru bisa menuliskan di papan tulis
dan/atau menugaskan siswa untuk mencatatnya dalam buku catatan yang bisa
digunakan sebagai ringkasan bahan pelajaran yang telah dibahas.
2. Melakukan Penilaian
        Kegiatan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu, baik yang
dilakukan pada setiap penggalan pembelajaran ataupun dari satu kegiatan
pembelajaran dapat diakhiri dengan cara melakukan penilaian untuk melihat
sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan.
Mengingat alokasi waktu untuk kegiatan ini sangat terbatas maka bentuk penilaian
ini dapat dilakukan di antaranya dengan cara sebagai berikut.
a. Melakukan tanya-jawab secara lisan, yang dilakukan guru kepada beberapa
orang siswa yang dianggap mewakili keseluruhan siswa di kelas.
b. Meminta salah seorang siswa untuk menunjukkan kemampuan hasil
belajarnya, misalnya menunjukkan gambar yang telah dibuatnya atau
meminta siswa untuk membacakan puisi yang baru ditulisnya.
c. Meminta salah satu siswa untuk mengaplikasikan hasil belajar yang telah
diperolehnya di depan kelas, misalnya meminta siswa untuk menyesaikan
beberapa soal matematika dengan menggunakan rumus yang baru dipelajari.
d. Meminta siswa untuk menyatakan pendapat tentang bahan dan kegiatan
belajar dari tema yang telah dibahas, baik berupa pendapat perorangan
maupun pendapat kelompok.
e. Memberikan soal-soal tertulis yang dapat dikerjakan oleh siswa di luar kelas
atau di PR-kan (takehome examination).

Penerapan membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu harus


mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
                                                                         
a. Prinsip kebermaknaan
14 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

Setiap lkegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk membuka dan menutup
pelajaran dalam pembelajaran terpadu haruslah memiliki nilai yang bermakna
tinggi (mianingful), terutama bagi seluruh siswa. Kegiatan atau aktivitas tersebut
haruslahnrelevan dengan tema yang akan dibahas dan kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, bahan ajar dan atau kegiatan/pengalaman
belajar yang ditetapkan harus sesuai dengan karakteristik dan perkembangan
siswa.
b. Prinsip kesinambungan dan keutuhan
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh
dari keseluruhan kemampuan yang harus dimilki guru dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu, bukan merupakan kegiatan yang lepas-lepas dan berdiri
sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu menjaga agar terjadi
kesinambungan dan keutuhan dari satu keterampilan mengajar dengan
keterampilan mengajar yang lainnya. Dalam hla itu, guru harus manyusun
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tepat dan sinambung dengan minat,
pengalaman, dan kemampuan siswa, serat jelas kegiatannya antara satu kegiatan
dengan kegiatan lainnya. Misalnya, ketika memulai pelajaran guru menceritakan
tentang suatu kejadian atau peristiwa kepada seluruh siswa di kelas, dan
meneruskan atau mengaitkan cerita tersebut dengan tema yang akan dibahas,
karena cerita tersebut memang telah secara sengaja telah dikaitkan dengan topik
inti dalam  tema tersebut.
15 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

      

2. KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA

DALAM PEMBELAJARAN TERPADU


A. PENGERTIAN

Istilah menjelaskan (to explain) berbeda dengan istilah manceritakan. Kata


menjelaskan mengandung makna membuat sesuatu menjadi jelas, sedangkan kata
menceritakan hanya memberi informasi tentang sesuatu hal tanpa
menjelaskannya. Dalam kegiatan menjelaskan, informasi dijelaskan secara
sistematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran yang jelas
tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lain, misalnya hubungan
aantara informasi baru dengan informasi yang sudah diketahui, hubungan sebab-
akibat, hubungan antara teori dan prktik, atau hubungna antara dalil-dalildengan
contoh konkret. Dalam pembelajaran terpadu, kegiatan menjelaskan tersebut harus
berpengaruh secara langsung terhadap pemahaman siswa akan tema yang
dipelajarinya.
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan guru untuk memperoleh
informasi tentang suatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya
interaksi pembelajaran yang efektif. Dalam pembelajaran terpadu, kegiatan
bertanya ini perlu lebih sering dimunculkan untuk merancang kegiatan siswa
berkadar aktivitas tinggi. Pertanyaan yang diajukan guru akan berpengaruh
terhadap jawaban siswa. Pertanyaan yang jelas akan mendapat jawaban
yang  jelas pula. Pertanyaan yang diajukan dengan penuh kehangatan dan rasa
simpati akan mendapat respon yang berbeda dibandingkan dengan pertanyaan
yang diajukan secara dingin dan sikap tak acuh.

B. MANFAAT
16 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

Melalui pembelajaran terpadu, siswa dapat menguasai materi dengan


menggunakan pengalaman langsung, dimana siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami  hal-hal lebih abstrak.
Keterampilan menjelaskan dan bertanya dalam pembelajaran terpaduakan
bermanfaat bagi guru dalam mengarahkan siswa sesuai dengan karakteristik siswa
tersebut.
Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi
manfaat di anataranya untuk:
a. membantu siswa memahami berbagai konsep dari tema yang sedang
dipelajari;
b. meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah
melalui cara berpikir yang sisematis dan terintegrasi;
c. memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang
diberikan;
d. meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar
merupakan penjelasan yang bermakn bagi siswa;
e. membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber;
f. mengatasi kekuranganberbagai sumber belajar yang diperlukan;
g. menggunakan waktu secara efektif dan efisien.

Keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat di


antaranya untuk:
a. meningkatkan kegiatan belajra yang lebih bervariasi dan bermakna;
b. mendorong siswa untuk berperan sebagai sumber informasi;
c. memupuk kebiasaan siswa untuk selalu bertanya;
d. meningkatkan keterlibatan siswa secara mental-intelektual;
e. menumbuhkan keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan;
f. menguji pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas.
Bagi guru sekolah dasar, keterampilan bertanya dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu sangat diperlukan karena saat ini pada umumnya guru
masih cenderung mendominasi kelas dengan metode penuturan atau ceramah.
17 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

Banyak guru yang masih melakukan peran sebagir sumber belajar/informasi


utama bagi para siswanya, sedangkan siswa sendiri dianggap sebagai penerima
pesan/informasi. karena anggapan yang demikain mengakibatkan siswa bersikap
kurang dan selalu menerima segala hal yang disampaikan guru tanpa
keingina/keberanian untuk mempertanyakan hal-hal yang menimbulkan
keraguannya. Dengan dikuasainya keterampilan bertanya oleh guru seko0lah
dasar maka siswa akan menjadi lebih aktif dalam belajar, kegiatan belajar-
mengajar menjadi lebih bervariasi, siswa pun dapat berperan sebagai sumber
informasi.
Kesempatan bertanya yang diberikan guru tidak banyak dimanfaatkan oleh
siswa ditambah lagu tidak berusaha untuk menggugah keinginan siswa untuk
bertanya. Hal lain yang dapat dijadikan alasan pentingnya keterampilan bertanya
dikuasai guru, yaitu berkaitan dengan karakteriastik dari belajar yang menuntut
keaktifan secara mental, baik intelektual (proses berpikir) maupun emosional
(proses merasakan).

C. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENJELASKAN

     Untuk melaksanakan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran terpadu,


guru perlu mempelajari dan menguasai beberapa komponen keterampilan.guru
perlu melakukan perencanaan mengenai isi tema pembelajaran terpadu yang akan
dijelaskandan menganalisis karakteristik siswa sebagai pihak yang akan menerima
penjelasan.
     Dalam merencanakan isi tema pembelajaran terpadu ini perlu memperhatikan
hal-hal penting berikut ini:
a. isi tema yang akan dijelaskan harus dianalisis secara keseluruhan termasuk
unsur-unsur yang terkait dalam isi tema tersebut;
b. isi tema mencerminkan inti atau esensi dari kompetensi dasar dan
indikator-indikator pada masing-masing mata pelajaran
c. isi tema memiliki signifikasi atau memiliki tingkat keberartian yang tinggi
bagi siswa.
18 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

d. Isi tema mengandung nilai guna bagi kehidupan siswa atau menunjang
kecakapan hidup (life skills).

Komponen-komponen keterampilan menjelaskan yang perlu dikuasai guru


tersebutdi antaranya:

1) Kejelasan
Komponen kejelasan ini berkaitan dengan bagaimana guru dapat
menyampaikan informasi kepada siswa mengenai isi tema yang dipelajari dengan
jelas. Kejelasan ini biasanya menyangkut hal-hal sebagai berikut: 
       
a. Kelancaran dan kejelasan ucapan dalam berbicara
Kualitas suatu penjelasan biasanya dipengaruhi oleh kelancaran dan kejelasan
ucapa guru dalam berbicara di depan siswa. Pembicaraan yang tersendat-sendat,
terlalu banyknya bunyi yang tidak berfugsi seperti; eee, eh, ah, ya, atau kata-kata
lainnya yang selalu diucapkan berulang-ulang sangat mengganggu suatu
penjelasan. Ketidakjelasan ucapan dan pembicaraan yang terlalu cepat juga
cederung mengganggu penjelasan.
b. Susunan kalimat yang digunakan
        Susnan kalimat dengan tata bahasa yang baku, akan sangat membantu
siswa untuk memahami penjelasan yang diberikan. Dalam memberikan penjelasan
ini, guru diharapkaan selalu menggunakan Bahasa Indonesia yaang baik dan benar
agar bisa menjadi contoh bagi siswa dalam bertutur kata
c. Penggunaan istilah
      Penggunaan istilah-istilah yang sesuai dengan perbendaharaan bahasa siswa
juga sangat berpengaruh pada pemahaman siswa tersebut terhadap penjelasan
yang disampaikan guru. Istilh-istilah baru yang asing di telinga siswa akan
menghambat pemahaman siswa terhadap penjelasan. Oleh karena itu, jika guru
terpaksa menggunakan istilah asing dalam memberikan suatu penjelasan,
19 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

hendaknya diberi definisi dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang bisa
dipahami oleh siswa.

2) Penggunaan Contoh dan Ilustrasi


            Penggunaan contoh dan ilustrasi miliki peran yang sangat menentukan
kualitas suatu penjelasan. Dilihat dari tingkat perkembangannya, pada umunya
siswa sekolah dasar masih ada dalam taraf  berpikir secara konkret, oleh karena
itu diupayakan dalam memberikan penjelasan, guru selalu menggunakan contoh-
contoh konkret, kalau tidak memungkinkan, bisa juga dengan menggunakan
gambar-gambar yang sesuai dengan materi yang dijelaskan. Konsep-konsep yang
sulit dan kompleks dapat dipermudah dengan pemberian contoh dan ilustrasi yang
diambil dari kehidupan nyata para siswa atau diambil dari hal lain yang kira-kira
mudah dipahami oleh siswa.
            Mengingat pentingnya penggunaan contoh dan ilustrasi ini dalam
penyampaian suatu penjelasan maka guru perlu memiliki perbendaharaan yamg
banyak mengenai contoh-contoh dan ilustrasi yang berkaitan dengan tema-tema
yang akan dipelajari siswa.

3) Pemberian Tekanan
            Dalam memberikan penekanan terhadap inti dari materi pembelajaran
terpadu, guru harus menguasai variasi gaya mengajar (teaching style) dan
menguasai struktur penyajian materi pembelajaran.
            Struktur penyajian materi pembelajaran terpadu yang disususn guru akan
membantu siswa memahami arah penjelasan yang diberikan. Struktur penyajian
materi ini bisa disusun dalam bentuk ikhtisar materi inti, pengulangan hal-hal
yang dianggap penting, dan parafrase yaitu dengan menyatakan kembali dengan
kata-kata/kalimat yang lain.
            Cara lain yang bisa dilakukan dalam memberikan penekanan terhadaap inti
materi, yaitu dengan cara memberi isyarat-isyarat lisan seperti pertama..., kedua...,
ketiga..., dan seterusnya, atau guru dapat menggunakan isyarat dengan ungkapan-
ungkapan seperti: “perhatikan ini baik-baik!!!”, “yang terpenting adalah...”, “akhir
20 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

dari semuanya ini adalah...”. Cara-cara seperti itu mencerminkan tertatanya secara
sistematis materi pembelajaran yang dijelaskan guru sehingga siswa mudah
memahaminya.

4) Umpan Balik (Feedback)


            untuk memperoleh balikan tersebut, pada saat memberikan penjelasan,
guru hendaknya meluangkan waktu untuk senantiasa mengecek pemahaman para
siswa, misalnya dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai apa yang telah
dijelaskan.dengan cara seperti ini, guru akan mendapat balikan dari jawaban-
jawaban yang disampaikan siswa.
            Apabila balikan dari siswa menunjukan belum adanya atau tidak terdapat
materi yang belum dipahami siswa maka guru hendaknya melakukan upaya-upaya
untuk mengatasinya disesuaikan dengan permasalahan yang kemungkinan
menyebabkan keadaan tersebut. Jika masalahnya berkaitan dengan adanya
kelemahan teknik menjelaskan maka guru harus mengubah teknik menjelaskan
tersebut, misalanya dengan memberi lebih banyak contoh, meminta siswa mencari
contoh sendiri, menggunakan bahan yang lebih sederhana, atau mengulangi
penjelasan tentang materi yang belum dipahamimi oleh siswa.
            Penerapan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran terpadu harus
mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat dicapai secara
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
a. Perlu adanya keterkaitan yang erat antara pihak yang memberi panjelasan
(guru), pihak yang menerima penjelasan (siswa), dan materi dalam tema
pembelajaran terpadu yang dijelaskan.
b. Pemberian penjelasan dapat diberikan baik pada awal pembelajaran,
pertengahan pembelajaran, maupun akhir pembelajaran.
c. Penjelasan yang disampaikan oleh guru harus memiliki tingkat
kebermaknaan yang tinggi bagi siswa, dalam arti sesuai dengan tujuan atau
21 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

kompetensi yang diharapkan serta dapat diterapkan dalam kehidupan


siswa.
d. Penjelasan pada dasarnya harus disajikan sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat oleh guru, namun demikian, tidak menuntut kemungkinan
suatu penjelasan diberikan atas dasar kebutuhan yang muncul dari diri
siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan penjelasan

D. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA

            Agar pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada siswa mencapai


sasarannaya, guru harus menguasai komponen-komponen keterampilan bertanya
sebagai berikut:

1. Pengungkapan Pertanyaan yang Jelas dan Singkat


      Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas sehingga mudah
dipahami oleh para siswa. Pertanyaan yang diungkapkan dalam kalimat yang
telalu panjang biasanya akan membingungkan siswa dalam memberikan jawaban.
Perlu diingat pula,  bahwa dalam hal ini yang terpenting adalah jawaban yang
disampaikan siswa, bukan pertanyaannya, dengan maksud untuk melihat apakah
siswa sudah memiliki pemahaman terhadaap hal yang dijelaskan. Namun
demikian, kualitas jawaban siswa itu sangat tergantung dari kualitas prtanyaan
yang diajukan guru. Contoh pertanyaan singkat dan jelas berkaitan dengan tema
“diri sendiri” dalam pembelajaran terpadu untuk kelas awal sekolah dasar “siapa
namamu?”, “berapa umurmu?”, “dimna rumahmu?”, “apa warna kesukaanmu?”,
dan sebagainya.

2. Pemberian Acuan
      Pertanyaan yang disampaikan guru dalam suatu pembelajaran akan dijawab
dengan benar oleh siswa jika siswa tersebut mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang disampaikan secara langsung tanpa
mempertimbangkan pengetahuan siswa, dapat dipastikan jawaban akan keluar dari
22 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

konteks yang ditanyakan. Coba Anda perhatikan satu contoh acuan untuk
pertanyaan yang berkaitan dengan tema “keluarga” dalam pembelajaran terpadu
untuk kelas awal sekolah dasar sebagai berikut:

Dalam satu keluarga ada yang namanya kakek,nenek, bapak, ibu, kakak, dan
adik. Kakek adalah bapak dari bapaak atau ibu kita. Siapakah yang disebut
nenek itu?

      Dari contoh kaliamat di atas, pertama dan kedua merupakan acuan yang
dibeikan guru sebagai pedoman bagi siswa dalam menjawab pertanyaan (kaliamt
ketiga).

3. Pemusatan
      Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit.
Pertanyaan yang lingkupnya luas menuntut jawaban yang umum dan luas pula.
Pertanyaan seperti ini dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa divariasikan
dengan pertanyaan yang terpusat. Contohnya,sebagai berikut:
a. Sebutkan sepuluh jenis sayuran yang biasa dijual di pasar!
b. Diantara kesepuluh jenis sayuran yang dijual di pasar tersebut sayuran
mana yang paling banyak mengandung zat besi?
      Contoh di atas merupakan salah satu materi pembelajaran terpadu pada tema
tentang “Pasar” untuk kelas lima sekolah dasar. Pertanyaan pertama bersifat
cukup luas (yaitu tentang sepuluh jenis sayuran yang dijual di pasar), sedangkan
pertanyaan kedua sudah terpusat, yaitu hanya menanyakan satu atau dua sayuran
yang paling banyak mengandung zat besi.

4. Pemindahan Giliran dan Penyebaran Pertanyaan


      Perindahan giliran merupakan salah satu cara dalam keterampilan bertanya
yang harus dikuasi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terpadu.
Cara ini jika sering dilakukan dapat mendorong siswa untuk selalu
23 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

memperhatikan pertanyaaan yang diajukan guru dan jawaban yang diberikan


siswa lainnya.
      Suatu pertanyaan yang cukup kompleks dapat dijawab oleh beberapa orang
siswa yang saling melengkapi jawaban atau saling memberikan
tanggapan/komentar. Teknik pemindahan yang tepat akan mampu meningkatkan
perhatian dan partisipasi siswa. Dalam hal ini, bukan hanya kualitas jawaban yang
diberikan siswa, tetapi yang terpenting, kemauan dan keberanian siswa dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan menanggapi jawaban yang
diberikan oleh teman lainnya. Dengan demikian, tuntutan akan keaktifan belajar
siswa dalam pembelajaran terpadudapat terpenuhi.
      Selain perpindahan giliran, cara lain untuk mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran terpadu, yaitu dengan penyebaran pertanyaan. Kalu memungkinkan
semua siswa di dalam kelas mendapat giliran yang merata untuk menjawab
pertanyaan. Terdapat sedikit perbedaan antara  perpindahan giliran dan
penyebaran pertanyaan. Pada perpindahan giliran, pertanyaan yang diajukan, yaitu
pertanyaan tunggal yang sifatnya cukup kompkles dijawab secara bergilir oleh
sejumlah siswa, sedangkan pada penyebaran pertanyaan, guru mengajukan
beberapa pertanyaan yang berbeda dan diajukan kepada siswa yang berbeda pula
untuk dijawabnya. Agar penyebaran pertanyaan dapat tercapai secara efektif, gru
hendaknya menyebarkan pertanyaan secara acak sehingga semua siswa siap untuk
mendapat giliran menjawaab pertanyaan.

5. Pemberian Waktu Berpikir


      Setelah mengajukan pertanyaan, guru perlu membeikan waktu pada siswa
untuk memikirkan jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, terlebih untuk
pertanyaan-pertanyaan yang cukup kompleks. Sangat perlu
diperhatikan,pertanyaan-pertanyaan harus ddiajukan untuk seluruh  siswa dalam
kelas, maksudnya agar semua siswa menggunakan waktunya untuk berpikir
mencari alternatif jawaban yang paling tepat. Tunggu beberapa saat sebelum guru
meminta atau menunjuk salah seorang  siswa untuk menjawab pertanyaan.
Kebiasaan guru menunjuka siswa terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan
24 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

sebelum pertanyaan itu diajukan, sebaiknya hindari, sebab tidk memeberikan


waktu untuk berpikir dan siswa yang lain cenderung tidak akan memperhatikan
pertanyaan guru tersebut.

6. Pemberian Tuntunan
      Jika suatu pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa atau
yang diberikan tidak seperti yang diharapkan maka tidak boleh tinggal diam dan
menunggu terus sampai siswa memberika jawaban. Upaya yang harus dilakukan
guru, yaitu memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap
mampu memberikan jawaban yang diharapkan. Tuntunan tersebut dapat diberikan
antara lain dengan mengungkap kembali pertanyaan menggunakan cara lain yang
lebih mudah dan sederhana sampai dapat dipahami siswa atau dengan mengajukan
pertanyaan lainnya yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan
jawabannya.
      Penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu harus
mengikuti prisip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat tercapai secara
efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Beberapa prisisp keterampilan
bertanya yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan pembelajuaran
terpadu di sekolah dasar berikut ini:
a. Pertanyaan dari guru hendaknya disampaikan dengan penuh keantusiasan
dan kehangatan untuk mendorong kesungguhan siswa dalam menjawab
setiap pertanyaan.
b. Diupayakan untuk eslalu menghindari kebiasaan-kebiasaan yang
mengurangi kualitas dari suatu pertanyaan, seperti mengulangi pertanyaan
sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaaan sendiri,
mengajukan perntanyaan yang memancing jawaban siswa secara serentak,
mengajukan pertanyaan ganda dan menentukan siswa yang akan
menjawab sebelum pertanyaan diajukan.
c. Untuk pertanyaan yang lingkupnya lebih kompleks, perlu diberikan waktu
berpikir yang cukup lama bagi siswa dalam menetapkan alternatif jawaban
yang paling tepat.
25 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

d. Pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya


disiapkan secara cermat, baik menyangkut segi tingkat kesukaran
pertanyaan, ketuntasan cakupan materi pembelajaran, maupun jumlah dan
kualitas pertanyaannya.

      
3. KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN DAN
VARIASI DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

A. PENGERTIAN
            Penguatan (reinforcement) pada dasarnya merupakan suatu respon yang
diberikan atau perbuatan siswa yang dianggap positif, dan menyebabkan
kemungkinan berulangnya kembali atau meningkatnya perilaku tersebut. Jika
Anda perhatikan, dalam kehidupan sehari-hari bentuk penguatan ini sering
muncul meskipun tanpa disadari bahwa hal itu sebagai penguatan. Misalnya,
Anda membeli sebuah jam tangan di toko, kemudian si penjual jam tangan
tersebut memberikan Anda sebuah hadiah berupa sebuah kalender atau benda lain.
Apa yang dilakukan si penjual jam tangan merupakan suatu penguata yang dapat
orang yang menerima penguatan tersebut merasa senang dan mengulangi atau
meningkatkan perbuatannya. Mungkin maksud si penjual jam tangan tidak hanya
memberikan hadiah semata, tetapi tentu ada maksud lainnya, misalnya apabila
Anda pada suatu saat akan membeli jam tangan lagi atau ada teman dn saudara
Anda mau membeli jam tangan bisa ke toko tersebut.
            Dalam kegiatan pembelajaran terpadu, pemberian penguatan oleh guru
terhadap perilaku siswa mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan keefektifan pembelajaran. Respon positif dari guru terhadap
perilaku siswa yang positif akan membuat siswa merasa senang dan cenderung
mengulangi bahkan meningkatkan perilaku tersebut.
26 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

            Selanjutnya, keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran


terpadu berkenaan dengan berubahnya suatu keadaan yang bisa menyebabkan
keadaan tersebut menjadi tidak monoton dan membosankan atau menjenuhkan.
Keadaan tersebut berkaitan dengan gaya mengajar (teaching style), penggunaan
alat dan media pembelajaran, dan pola interaksi pembelajaran.
            Seorang guru yang baik harus mampu menciptakan suatu proses
pembelajaran yang bervariasi sehingga belajar itu sendiri dirasakan siswa menjadi
lebih menarik dan lebih hidup. Siswa akan menjadi sangat bosan atau jenuh
apabila guru mengajar selalu dengan cara yang sama (itu-itu lagi). Keadaan
seperti itu tidak akan mengandung keefektifan pelaksanaan pembelajaran terpadu,
dan pada akhirnya akan berakibat secara langsung terhadap menurunnya
perolehan hasil belajar siswa.

B. MANFAAT
            Secara lebih spesifik manfaat yang dapat diperoleh guru (yang tentu saja
akan berakibat kepada hasil belajar siswa) dengan menguasai keterampilan
memberi penguatan dalam pembelajaran terpadu diantaranya untuk:
1. Mengakibatkan dan memelihara perhatian dan motivasi belajar
siswaterhadap tema-tema yang disajikan dalam pembelajaran;
2. Memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema yang
dipelajari dan dianggap memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi;
3. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa, serta mendorong
munculnya tingkah laku yang positif;
4. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya
dan keberanian mengungkapkan pendapat sendiri;
5. Memelihara iklim kelas (classroom clmate) yang kondusif.

            Sedangkan keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran terpadu


dapat memberi manfaat diantaranya untuk:
27 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

1. Menumbuhkan dan meningkat motivasi dan perhatian siswa (attention)


terhadap tema pembelajaran yang dibahas, dan keterkaitan-keterkaitan di
dalam yang ada dalam tema tersebut;
2. Memberiakn kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin
tahu (curiosity) tentang sesuatu yang baru dalam suatu tema yang
dipelajarinya;
3. Memupuk perilaku positif siswa terhadap guru yang telah melakukan
proses pembelajaran dengan lebih hidup dan bervariasi;
4. Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang membosankan dan
monoton;
5. Meningkatkan kadar keaktifan dan ketertiban siswa dalam berbagai
pengalaman pembelajaran yang menarik dan terarah;
6. Melayani karakteristik siswa dan gaya belajarnya (learning style) yang
beraneka ragam.

C. KOMPONEN PADA KETERAMPILAN MEMBERIKAN


PENGUATAN
            Keterampilan memberikan penguatan bisa dilakukan dalam bentuk verbal
dan non-verbal. Penguatan verbal maksudnya adalah penguatan yang dilakukan
secara verbal melalui kata-kata atau kalimat,  sebaliknya penguatan non-verbal
tidak dilakukan melalui kata atau kalimat. Ada beberapa komponen memberikan
penguatan, antara lain sebagai berikut:

1. Penguatan verbal (Verbal Reinforcement)


            Penguatan yang dilakukan secara verbal merupakan penguatan yang paling
sederhana digunakan dalam kegiatan pembelajaran terpadu. Dikatakan sederhana
karena hanya menggunakan kata-kata atau kalimat saja, namun demikian jenis
penguatan ini tidak bisa dianggap enteng, sebab jika salah dalam penerapannya
akan mengakibatkan efek yang kurang menguntungkan. Misalnya, guru
menyampaikan pada situasi yang tidak tepat atau keliru dalam memilih kata-kata
atau kalimat. Bentuk penguatan verbal ini bisa berupa kata-kata atau kalimat
28 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

pujian, dukungan, pengakuan, atau dorongan yang dapat menguatkan tingkah laku
dan penampilan siswa. Kata-kata atau kalimat tersebut biasanya merupakan
balikan atau informasi bagi siswa atas perilaku yang ditampilkannya.
            Pada saat siswa menunjukkan hasil kerjanya kepada guru, guru tersebut
mengatakan: “Wah, pekerjaanmu baik sekali!” atau  “Bapak senang sekali dengan
hasil karyamu!”, “Belum pernah Bapak melihat pekerjaan serapih ini!”. Sangat
baik juga dengan memberikan dukungan dan motivasi misalnya dengan
mengatakan: “Jika kamu mau belajar lebih giat lagi, pasti hasil karyamu akan
lebih baik dari ini!”. Pada sat seorang siswa selesai membacakan puisi bertema
lingkungan dengan baik, guru memberikan pujian dan pengakuan misalnya
dengan mengatakan: “Oh, bagus sekali”, dilanjutkan dengan mengatakan: “Ibu,
memang mengakui kamu sangat pintar membacakan puisi”. Bahkan bisa juga
diteruskan dengan ungkapan untuk memberikan dorongan kepada siswa lainnya,
misalnya dengan mengatakan: “Anak-anak lain perlu meniru cara teman kalian
membacakan puisi!”.
            Pada saat ada salah seorang siswa menjawab dengan benar pertanyaan
yang diajukan guru, guru tersebut mengatakan: “ya, benar!” atau “Tepat sekali
jawabanmu!”. Apabila siswa memberikan jawaban yang kurang tepat maka
hendaknya guru tidak langsung memberikan respon untuk menyalahkan siswa
tersebut. Tindakan yang terbaik dalam keadaan seperti itu adalah memberikan
penguatan tak penuh (partial), misalnya saja dengan mengatakan: “Ya,
jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan sedikit lagi!”. Dengan
cara seperti itu, siswa mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah
sehingga ia masih mempunyai kesempatan untuk berusaha menemukan jawaban
yang tepat. Sama halnya  apabila siswa memberikan jawaban yang sama sekali
salah, hendaknya guru juga tidak langsung memberikan respon untuk
menyalahkan siswa tersebut, sangat bijaksana apabila guru mengatakan: “bagus!”.
Kata tersebut disampaikan kepada siswa sebagai pujian dan penghargaan atas
keberaniannya untuk mencoba menjawab pertanyaan, sekalipun jawabannya
salah.
29 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

2. Penguatan Non-vormal (Non-verbal Reinfocement)


      Penguatan non-verbal dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa
ditunjukkan dengan cara-cara seperti:
a. Penguatan dengan mimik dan gerakan badan
            Pemberian penguatan dengan menggunakan raut wajah atau mimik dan
gerakan badan bisa dilakukan secara bersama-sama untuk mengkomunikasikan
kepuasan guru terhadap respon siswa. Penguatan seperti itu akan banyak memberi
pengaruh positif terhadap motivasi siswa untuk mengulang kembali dan
meningkatkan perilaku yang mendapat respon positif dari guru, misalnya berupa
senyuman, anggukan, tepukan tangan, atau acungan ibu jari guru. Penguatan jenis
ini juga bisa digunakan secara bersama-sama dengan penguatan verbal, misalnya
guru mengucapkan kata: “bagus” terhadap respon siswa, sambil tersenyum,
menganggukkan kepala, dan mengangkat ibu jari.
b. Penguatan dengan gerak mendekati
            Pemberian penguatan dengan cara ini maksudnya guru mencoba
mendekati siswa dengan tujuan untuk menunjukkan perhatian dan rasa senang
terhadap suatu perilaku, hasil kerja, atau sikap dan penampilan siswa. Gerakan
guru (teacher movement) harus dilakukan secara luwes, tidak mengesankan
sesuatu yang dibuat-buat. Penguatan jenis ini dapat ditunjukkan guru dengan cara
melangkah mendekati siswa, berdiri di samping siswa atau kelompok siswa,
bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama siswa atau kelompok siswa. Bentuk
penguatan ini biasanya dipakai bersama-sama dengan bentuk penguatan verbal,
misalnya ketika guru mendekati siswa, guru mengucapkan kata-kata tertentu
sebagai penguatan. Kombinasi seperti itu bisa memperkuat efek penguatan yang
positif, frekuensinya harus dibatasi agar efek tersebut tidak menurun.
c. Penguatan dengan sentuhan
            Pendekatan dengan sentuhan ini dilakukan untuk menyatakan persetujuan
dan penghargaan guru terhadap hasil usaha atau penampilan siswa. Caranya bisa
dilakukan dengan menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, menjabat tangan
siswa dengan antusias, atau mengangkat tangan siswa  yang dinyatakan berhasil
dalam suatu kegiatan belajar. Jika dilakukan dengan cara yang tepat maka
30 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

pemberian penguatan dengan sentuhan ini akan sangat efektif dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
            Dalam penerapan penguatan melalui sentuhan ini, guru perlu
mempertimbangkan kepatutan yang dengan sesuai umur dan jenis kelamin siswa,
serta nilai budaya setempat. Misalnya, pemberian penguatan sentuhan dengan cara
menepuk bahu atau mengelus-elus rambut siswa perempuan oleh guru pria
mungkin hanya bisa dilakukan untuk siswa sekolah dasar kelas-kelas awal,
sedangkan bagi siswa perempuan di kelas tinggi bisa dianggap agak berlebihan.
       

d. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan


            Pemberian penguatan ini didasarkan pada karakteristik pembelajaran
terpadu itu sendiri yang menuntut suatu kegiatan belajar yang menyenangkan atau
menggembirakan (joyful learning) bukan sebaliknya (joyless learning). Pada
umunya siswa menyenangi sesuatu yang menjadi kegemarannya (hobby). Oleh
karena itu, kegiatan yang disenangi siswa tersebut dapat digunakan sebagai
penguatan belajar. Misalnya, seorang siswa yang menunjukkan prestasi dalam
mata pelajaran Seni Musik diminta untuk memimpin paduan suara sekolah pada
saaat pelaksanaan upacara bendara. Siswa yang memiliki kegemaran
menggambar, diberi tuygas untuk melukis gapura di pintu masuk sekolah dalam
rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Siswa yang dapa
menyelesaikan operasi hitungan lebih dahulu dalam pelajaran Matematika, diberi
kesempatan untuk membantu teman-temannya yang merasa kesulitan. Siswa yang
prestasinya cukup baik dalam satu cabang olahraga diikutsertakan dalam tim
olahraga sekolah dalam kegiatan PORSENI tingkat kecamatan. Masih banyak
contoh lainya yang berkaitan dengan pemberian penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan.
e. Penguatan dengan simbol dan benda
            Pemberian penguatan dengan menggunakan suatu simbol atau tanda dan
benda tertentu, akan memberi warna tersendiri dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu di sekolah dasar. Beraneka macam simbol atau tanda dan benda tersebut
31 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

yang bisa diciptakan sendiri oleh guru yang kreatif. Biasanya guru sering
menggunakan simbol atau tanda cek (√) dan tanda tangan sendiri disertai
komentar singkat untuk memberikan pembenaran atas tugas atau pekerjaan yang
dilakukan siswa secara tertulis.
            Supaya lebih bervariasi, selain pemberian penguatan dengan simbol, bisa
juga dengan menggunakan benda-benda tertentu yang memili arti simbolis dan
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, seperti guntingan gambar binatang
warna warni, emblim atau lencana yang yang bertuliskan prestasi pada bidang
tertentu, piala bergilir. Selain benda-benda tersebut, dalam batas-batas tertentu
guru bisa juga memberikan benda-benda yang berguna dan menunjukkan
kelengkapan belajar seperti pensil, bolpoin, penghapus pensil, buku tulis, mistar,
dan sebagainya. Untuk dijadikan sebagai hadiah (reward) kepada siswa yang
berprestasi.
            Pemberian penguatan dengan menggunakan simbol atau benda hendaknya
tidak terlalu sering dilakukan agar tidak kehilangan makna, dalam pengertiaan
simbol dan benda-benda tersebut dijadikan target akhir sebagai imbalan atas
prestasi belajar yang dicapai siswa.

D. KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI


            Keterampilan mengadakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu menyangkut tiga hal, yaitu:

1. Variasi dalam Gaya Mengajar


      Secara garis besar, hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat
divariasikan oleh seorang guru berkisar pada butir-buitir berikut.
a. Penggunaan variasi suara
            Penggunaan variasi suara dalam pembelajaran berkaitan dengan perubahan
nada suara guru dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat
menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih. Pengaturan variasi suara tersebut
sangat penting dilakukan  untuk mengurangi kejenuhan, terutama pada siswa kelas
awal  sekolah dasar. Suara adalah modal utama guru dalam menyampaikan materi
tema pembelajaran terpadu, oleh karena itu perlu dilatih secara teratur.
32 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

b. Variasi dengan pemusatan perhatian


            Dalam suatu tema yang sedang dipelajari biasanya terdapat hal-hal khusus
yang dianggap sangat penting untuk diperhatikan melebihi yang lainnya. Dalam
kondisi seperti ini maka guru bisa menggunakan ungkapan-ungkapan verbal untuk
memusatkan perhatian siswa, misalnya menggunakan kalimat: “perhatikan baik-
baik”, “ini penting untuk diingat!”, Dengarkan dengan baik-baik!”, “ini penting
untuk kehidupanmu!” dan ungkapan-ungkapan sejenisnya.

c. Variasi dengan kesenyapan


            Mengadakan variasi dengan kesenyapan dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu maksudnya untuk menarik perhatian siswa dari kondisi suasana kelas
yang agak gaduh menjadi tenang/senyap.
            Variasi dengan kesenyapan dapat pula dimunculkan sebagai “waktu
tunggu” ketika guru mengajukan suatu pertanyaan, dengan maksud memberi
kesempatan berpikir kepada siswa. Setelah diam beberapa saat, barulah guru
menunjuk siswa yang akan diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut.
d. Variasi dengan kontak pandang
            Penggunaan variasi koontak pandang dalam proses pembelajaran
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan identitas dari interaksi antara guru dan
siswa. Pada saat melaksanakan pembelajaran terpadu, terutama pada saat guru
melakukan aktivitas menjelaskan tentang suatu materi tema yang dianggap agak
rumit, tentu guru dan siswa bertatap muka. Pada saat tatap muka tersebut terjadi
kontak pandang, guru memandang siswa, begitu juga sebaliknya, siswa
memandang guru. Pada saat berinteraksi dengan siswa sebaiknta, guru melakukan
pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihatcke arah mata para siswa untuk
menunjukkan hubungan yang intim. Memandang seluruh siswa ketika mulai
berbicara dan kemudian memandang siswa tertentu dengan tujuan mengecek
pemahamannya atau memberi perhatian khusus, mencerminkan keakraban antara
guru dan siswa dalam menajar. Guru yang memandang siswanya ketika
33 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

mengajarkan siswa tersebut berbicara menunjukkan sikap penuh perhatian


terhadap apa yang dibicarakan.
e. Variasi dengan gerakan badan mimik
            Pada saat melaksanakan pembelajaran, keluwesan guru dalam bergerak
disertai mimik muka yang penuh ekspresi dapat merupakan alat komunikasi
yangsangat efektif. Dalam hal ini ekspresi wajah guru bisa ditunjukkan dengan:
tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, dan sebagainya.
Gerakan badan bisa dilakukan dengan cara: menganggukkan dan mengeleng-
gelengkan kepala, menggoyang-goyangkan tangan, mengangkat bahu, berjalan
mendekati siswa, mengepalkan tinju, mengangkat ibu jari, bertepuk tangan, dan
gerakan-gerakan lainnya yang tidak bisa diuraikan satu per satu di sini. Gerakan
badan dan gerakan mimik ini harus disesuaikan dengan sikap, kebiasaan, dan
pembawaan guru itu sendiri, sebab kalau tiudak, bukan tidal mungkin
akanmenyebabkan bahan tertawaan siswa karena terlihat terlalu dibuat-buat.
f. Variasi dengan perubahan posisi guru
            Variasi dengan perubahan posisi guru dalam proses pembelajaran
digunakan dengan maksud untuk mempertahankan perhatian murid asal dilakukan
dengan wajar dan tidak berlebihan.  Selama proses pembelajaran berlangsug,
posisi guru tidak boleh terpaku disatu tempat. Variasikan perubahan posisi bisa
dilakukan dengan cara: berdiri di depan kelas, duduk di kursi guru, pindah ke
samping, ke tengah, ke belakang, dan sebagainya. Untuk tujuan tertentu misalnya
guru berjalan-jalan diantara siswa untuk melihat-lihat siswa yang sedang bekerja,
disaat lain guru guru duduk di sebelah siswa untuk membntunya menyelesaikan
suatu pekerjaan.

2. Variasi dalam Pola Interaksi Pembelajaran


      variasi dalam pola interaksi guru-siswa yang bisa dikembangkan dalam
pembelajaran terpadu terdiri atas:
a. Pola interaksi satu arah
Pola ini sering ditemui pada saat guru menjelaskan materi tema tertentu
kepada seluruh siswa. Aktivitas siswa sendiri yaitu mendengarkan dan menyimak
34 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

apa-apa yang disampaikan. Metode yang digunakan guru, yaitu metode ceramah
atau penuturan.
Pola ini dilakukan biasanya dengan pertimbangan bahwa materi tema tersebut
dianggap cukup sulit sehingga guru memandang perlu untuk dijelaskan secara
lebih terperinci dan tuntas. Jika tidak dijelaskan seperti itu dikhwatirkan akan
terjadi kesalahan-kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep yang ada dalam
materi tema yang dibahas.

b. Pola interaksi dua arah


Pola ini merupakan pemgembangan dari pola pertama yang divariasikan
dengan metode tanya jawab.siswa sudah meningkat aktivitasnya yaitu tidak hanya
menyimak penjelasan guru tetapi mengajukan pertanyaan atas beberapa
penjelasan guru yang belum dipahaminya. Untuk menumbuhkan keberanian siswa
bertanya maka guru harus mampu menerapkan komponen-komponen
keterampilan bertanya
c. Pola interaksi banyak arah
Pola ini menuntu aktivitas siswa yang lebih tiggi dibanding kedua polas diatas,
dimana interaksi yang terjadi tidak hanya guru dengan siswa, tetapi juga interaksi
antarsiswa dengan siswa. Dalam pola interaksi banyak arah ini, peran guru adalah
sebagai fasilitator belajar yang harus mampu memberikan kemudahan kepada
siswa untuk belajar. Penjelasan dari guru tetap ada tetapi tidak perlu dituntaskan.
Isi tema biasanya berupa permasalahan-permasalahan yang harus dipecahakan
oleh para siswa dalam kegiatan diskusi kelompok kecil, atau tugas-tugas yang
harus dikerjakan dalam kelompok-kelompok kerja siswa. Pada akhir kegiatan
pembelajaran biasanya dilakukan laporan hasil diskusi atau hasil kerja masing-
masing kelompok.
      Selain ketiga variasi pola interaksi sebagaimana dijelaskan di atas, dalam
pelaksanaan pembelajaran terpadu, variasi pola interaksi ini bisa dilaksanakan
dengan pertimbangan-pertimbangan penggunaan strategi pembelajaran.
35 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

                   
3. Variasi dalam Penggunaan Media
      Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar
memiliki peran yang sangat penting mengingat perkembangan siswa sekolah dasar
masih berada pada tahapan masa konkret, dalam hal ini siswa diharapkan dapat
mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pelaksanan
pembelajaran terpadu di sekolah dasar harus menggunakan sesuatu yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan konkret. Hal tersebut mengisyaratkan
perlunya menggunakan media sebagai saluran penyampaian isi tema pembelajaran
terpadu.
            Pertimbangan menandakan variasi dalam penggunaan media bukan
sebagai pelengkap pembelajaran terpadu tetapi benar-benar sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah dasar. Media pembelajaran merupakan keseluruhan
bagian integral proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu
komponen yang tidak berdiri sendiritetapi saling berhubungan dengan komponen
lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
            Penggunaan variasi dengan penggunaan media ini juga haarus
memperhatikan karakteristik dari masing-masing jenis media itu sendiri. Menurut
salah satu riset yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association menyatakan
bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indra
menunjukkan komposisi sebagai berikut.
75 % melalui indra penglihatan (visual),
13 % melalui indra pendengaran (audiotori),
6 % melalui indra sentuhan dan perabaan,
6% melalui indra penciuman dan lidah.
            Dalam penerapannya, jenis media yang divariasikan untuk pelaksanaan
pembelajaran terpadu terdiri atas media visual, media audio, dan media audio-
visual.
Di bawah ini secaraa singkat diuraikan keterangan dari masing-
masing  jenis dan karakteristik media pembelajaran tersebut.
a. Media bisual
36 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Jenis media visual ini
nampaknya yang paling sering digunakan oleh guru sekolah dasar untuk
membantu menyampaikan isi tema pembelajaran terpadu yang sedang dipelajari.
Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan
media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projectd visual).
Media visual diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang
menggunakan alat proyeksi (disebut proyektor) di mana gambar atau tulisan akan
nampak pada layar (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi
diam misalnya gambar diam (still picture) dan proyeksi gerak misalnya gambar
bergerak (motion picture) alat proyeksi tersebut membutuhkan aliran listrik dan
membutuhkan ruangan tertentu yang cukup memadai.
Jenis-jenis alat proyeksi yang sering digunakan untk menyampaikan pesan
pembelajaran di sekolah dasar diantaranya: OHP (Overhead Projection) dan slaid
suara (soundslide).
Media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas media gambar diam/mati,
media grfis, media model, dan media realia. Gambar diam atau mati adalah
gambar-gambar yang disajikan secara fotografik atau seperti fotografik, misalnya
gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau objek lainnya yang ada kaitannya
dengan bahan/isi tema yang diajarkan. Gambar diam ini yang sifatnya tunggal dan
ada juga yang berseri, yaitu berupa sekumpulan gambar diam yang saling
berhubungan satu dengan lainya. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan
menggunakan media gambar diam ini, diantaranya:
1) Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak
menjadi lebih konkret
2) Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender, dan
sebagainya
3) Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain
4) Tidak mahal, bahkan mungkin tanoa mengeluarkan biaya untuk
pengadaannya
5) Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua tema.
37 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

Ada beberapa kelemahan dari media ini, yaitu terkadang ukuran gambar terlalu
kecil jika digunakan pada kelas besar. Gambar diam juga merupakan media dua
dimensi dan tidak bisa menimbulkan gerak.
1. Media grafis adalah media pandang dua dimensi (bukan fotografik)
yang       dirancang  secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
pembelajaran. Unsur-unsur yang bterdapat dalam media grafik adalah
gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk mengungkapkan fakta
atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, atau angka serta bentuk simbol
(lambang). Jenis-jenis media grafik ini di antaranya: grafik, bagan, diagram,
poster, kartun, dan komik.
2. Media model adalah media tiga dimensi yag sering digunakan dalam
pembelajaran terpadu di kelas awal sekolah dasar, media ini merupakan
tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek
yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek
yang jarang ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk ddibawa ke
dalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya. Jenis-jenis media model di
anyatarnya: model padat (solid model), model penampang (cutaway model),
model susun (build-up model), model kerja (working model), mock-up dan
diaroma.
3. Media realia merupakan alat bantuvisual dalam pembelajaran yang
berfungsi memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada
siswa. Realia ini merupakan model dan objek nyata dari suatu benda, seperti
mata uang, tumbuhan, binatang, dan sebagainya.
b. Media audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio, yaitu program
kaset suara dan program radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan
pembelajaran terpadu di sekolah dasar pada umumnya untuk melatih keterampilan
yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Dari sifatnya
38 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara
divariasikan dengan media lainnya.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila Anda
akan menggunakan media audio di sekolah dasar, yaitu:
1. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik siswa yang sudah
memiliki kemampuan dalam berpikir abstrak (siswa kelas tinggi),
sedangkan di kelas awal, penggunaan media audio ini perlu ada upaya
modifikasi disesuaikan dengan kemampuan siswa;
2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding
media lainnya, oleh karena itu jika akan menggunakan media audio ini
dibutuhkan teknik-teknik tertentu yang sesuai dengan kemampuan siswa;
3. Karena sifatnya yang auditif, jika Anda ingin memperoleh hasil belajar yang
dicapai siswa secara lebih optimal, diperlukan juga pengalaman-pengalaman
secara visual. Kontrol belajar bisa dilakukan melalui penguasaan
perbendaharaan kata-kata, bahasa, dan susunan kalimat.

c. Media audio-visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi dari media audio
dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan
media audio-visual ini maka penyajian isi tema akan akan semakin lengkap.
Selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan
tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyampai materi,
karena penyajian materi bisa diganti oleh media. Contoh dari media audio-visual
ini di antaranya program televisi/vidio pendidikan/instruksional, program slide
suara, dan sebagainya.
39 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan
dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan
keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha
guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Kegiatan membuka pelajaran ini merupakan kegiatan menyiapkan siswa
untuk memasuki kegiatan inti pembelajaran, sedangkan kegiatan menutup
pelajaran adalah kegiatan akhir pembelajaran dengan maksud untuk memantapkan
atau menindaklanjuti tema yang telah dibahas. Dengan demikian, kegiatan
membuka dan menutup pelajaran bukan kegiatan yang bersifat administratif
seperti mengisi daftar hadir siswa, menyiapkan alat dan media pembelajaran.
Kata menjelaskan mengandung makna membuat sesuatu menjadi jelas,
sedangkan kata menceritakan hanya memberi informasi tentang sesuatu hal tanpa
menjelaskannya. Dalam pembelajaran terpadu, kegiatan menjelaskan tersebut
harus berpengaruh secara langsung terhadap pemahaman siswa akan tema yang
dipelajarinya.
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan guru untuk memperoleh
informasi tentang suatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya
interaksi pembelajaran yang efektif.
40 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

Penguatan (reinforcement) pada dasarnya merupakan suatu respon uyang


diberikan atau perbuatan siswa yang dianggap positif, dan menyebabkan
kemungkinan berulangnya kembali atau meningkatnya perilaku tersebut.
        Selanjutnya, keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran
terpadu berkenaan dengan berubahnya suatu keadaan yang bisa menyebabkan
keadaan tersebut menjadi tidak monoton dan membosankan atau menjenuhkan.
Keadaan tersebut berkaitan dengan gaya mengajar (teaching style), penggunaan
alat dan media pembelajaran, dan pola interaksi pembelajaran.

B. SARAN
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya
meningkatkan mutu proses pembelajaran terpadu di sekolah dasar.
Ada beberapa keterampilan dalam pembelajaran terpadu, yaitu:
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam Pembelajaran
Terpadu
2. Keterampilan menjelaskan dan bertanya dalam pembelajaran terpadu
3. Keterampilan memeberikan penguatan dan variasi dalam pembelajaran
terpadu.
41 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u

DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry Hermawan, Novi Resmini, dan Andayani. 2020. Pembelajaran
Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sri Anitah W, DKK. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta:  Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai