MAKALAH KELOMPOK 3
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM
PEMBELAJARAN TERPADU
(MK. PEMBELAJARAN TERPADU DI SD)
OLEH : KELOMPOK 3
1. Ari ardiansyah
2. Kafiyah
3. Nursoleha firia
4. Ria oktarina
5. Tirta yuni
6. Yusnita Sari
TUTOR:
UNIVERSITAS TERBUKA
2|Modul 3 Pembelajaran Terpadu
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas ini yang
berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar dalam Pembelajaran Terpadu” yang
disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah pembelajaran terpadu.
Kami mengucapakan limpah terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
temam-temasn dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini belum sempurna
adanya. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun demi
memperbaiki penulisan makalah selanjutnya.
Muaradua, 09 Mei 2021
Penyusun
3|Modul 3 Pembelajaran Terpadu
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 4
C. Tujuan.............................................................................................................. 5
BAB II : PEMBAHASAN
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran Terpadu
A. Pengertian ...................................................................................................7
B. Manfaat ...................................................................................................... 7
C. Komponen-komponen Keterampilan Membuka Pelajaran......................... 8
D. Komponen-komponen Keterampilan Menutup Pelajaran........................ 12
2. Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran Terpadu
A. Pengertian..................................................................................................15
B. Manfaat..................................................................................................... 15
C. Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan................................... 17
D. Komponen-komponen Keterampilan Bertanya........................................ 20
3. Keterampilan Memberikan Penguatan dan Variasi dalam Pembelajaran
Terpadu
A. Pengertian.................................................................................................. 25
B. Manfaat..................................................................................................... 26
C. Komponen-komponen Keterampilan Memberi Penguatan....................... 30
D. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi...................... 38
Saran...................................................................................................................... 40
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu upaya untuk memperbaiki kualitas
pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjelasan kurikulum
yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah
dasar. Sebagai suatu konsep, pembelajaran terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna sehingga dapat membantu menciptakan
kesempatan yang luas bagi siswa untuk membangun konsep-konsep yang saling
berkaitan.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadudi sekolah dasar, seorang guru
dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan
kognitif, sikap, dan keterampilan.kemampuan kognitif berkaitan dengan
kemampuan intelektual seperti penguasaan kaitan antara mata pelajaran,
pengetahuan cara belajar dan mengajar, dan pengetahuan cara mengevaluasi hasil
dan proses belajar.
Kemampuan sikap berkaitan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai
hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya, misalnya sikap menghargai
pekerjaan, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap tema pembelajaran,
sikap toleransi terhadap siswa, memiliki kemauan keras untuk meningkatkan hasil
pekerjaannya.
Kemampuan keterampilan berkaitan dengan kemampuan guru dalam
menguasai berbagai keterampilan mengajar yang diperlukan dalam melaksankan
pembelajaran terpadu.
B. Rumusan Masalah
Pembelajaran terpadu memiliki berperan sangat penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Karena pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran
5|Modul 3 Pembelajaran Terpadu
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
B. MANFAAT
Semua aktivitas belajar yang dilakukan siswa dari awal sampai akhir harus
memiliki makna (meaningful learning). Keterampilan membuka dan menutup
8|Modul 3 Pembelajaran Terpadu
pelajaran bermanfaat bagi guru dalam mengarahkaan siswa pada kondisi belajar
dan pembelajaran yang kondusif. Secara lebih rinci, keterampilan membuka
pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat untuk:
a. Variasi gaya mengajar guru, seperti variasi suara dari rendah ke tinggi
(atau sebaliknya) mengubah posisi guru (berpindah depan ke tengah atau
ke belakang), atau dengan mengoptimalkan gerakan tubuh dan mimik
muka.
b. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian
siswa, misalnya menggunakan gambar-gambar yang menarik dan
mengundang keinginan siswa untuk bertanya.
c. Penggunaan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi, misalnya suatu
saat menggunakan pola interaksi mengajar secara klasikal, dan saat
lainnya menggunakan pola pembelajaran kelompok kecil, atau bahkan
indvidu/perorangan. Pola interaksi yang monoton akan menurunkan
perhatian para siswa.
3. Memberi Acuan
Pemberian acuan dalam kegiatan membuka pelajaran bertujuan untuk
memberikan gambaran singkat tentang suatu tema yang akan dipelajari siswa
dalam pembelajaran terpadu. Pemberian acuan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cara berikut.
a. Memgemukakan tujuan dan batas tugas
Siswa perlu mendapatkan gambaran yang jelas tentang kompetensi apa yang
akan dicapai melalui pembahasan tema-tema dalam pembelajaran terpadu. Dalam
hal ini, guru harus sejak awal pembelajaran mengemukakan tujuan atau
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, bersama ruang lingkup tema yang
akan dibahas dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa.
d. Mengajukan pertanyaan
Guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada awal pembelajaran
dengan tujuan untuk mempersiapkan siswa mengantisipasi bahan ajar dari tema
yang aakan dibahas. Misalnya, sebelum melaksanakan demonstrasi mengenai cara
mencangkok batang pohon, guru guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat membantu siswa memahami cara mencangkok batang pohon yang
akan didemonstrasikan siswa.
12 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
4. Membuat Kaitan
Salah satu hal yang membuat pembelajaran terpadu menjadi lebih bermakna
adalah jika kegiatan pembelajaran tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki siswa. Upaya guru untuk mengaitkan bahan pelajaraan yang sudah
disampaikan dengan bahan pelajaran yang akan disampaikan disebut apersepsi
(apperception) yang dilakukan pada awal kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini,
guru harus berusaha mengaitkan tema baru yang akan dipelajari dengan
pengetahuan, pengalaman, minat, dan kebutuhan siswa. Misalnya, dengan cara
meninjau kembali pemahaman siswa tentang aspek-aspek yang telah diketahui
dari suatu tema yang akan dijelaskan, menunjukkan kaitan antara meteri baru
dengan materi yang kemungkinan sudah diketahhui siswa sebelumnya, atau bila
konsep dalam suatu tema yang akan dijelaskan sama sekali baru maka konsepa
tersebut perlu dijelaskan terlebih dahulu secara rinci.
1. Maninjau Kembali
Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa mengetahui bahan pelajaran
yang telah dibahas maka pada setiap penggal kegiatan pelajaran terpadu, guru
perlu melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa tersebut. Kegiatan
yang dilakukan guru untuk mengetahui penguasaan siswa tersebut bisa dilakukan
dengan cara menetapkan topik inti dari bahan pelajaran dan/atau membuat
ringkasan bahan pelajaran yang sedang/sudah dibahas.
Penetapan topik inti bahan pelajaran dari tema yang dibahas pada dasarnya bisa
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Misalnya, ketika selesai
menjelaskan satu topik dari tema yangsedang dibahas, guru meminta siswa untuk
menetapkan topik-topik yang merupakan tema inti dari tema atau bahan pelajaran.
13 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
Setiap lkegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk membuka dan menutup
pelajaran dalam pembelajaran terpadu haruslah memiliki nilai yang bermakna
tinggi (mianingful), terutama bagi seluruh siswa. Kegiatan atau aktivitas tersebut
haruslahnrelevan dengan tema yang akan dibahas dan kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, bahan ajar dan atau kegiatan/pengalaman
belajar yang ditetapkan harus sesuai dengan karakteristik dan perkembangan
siswa.
b. Prinsip kesinambungan dan keutuhan
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh
dari keseluruhan kemampuan yang harus dimilki guru dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu, bukan merupakan kegiatan yang lepas-lepas dan berdiri
sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu menjaga agar terjadi
kesinambungan dan keutuhan dari satu keterampilan mengajar dengan
keterampilan mengajar yang lainnya. Dalam hla itu, guru harus manyusun
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tepat dan sinambung dengan minat,
pengalaman, dan kemampuan siswa, serat jelas kegiatannya antara satu kegiatan
dengan kegiatan lainnya. Misalnya, ketika memulai pelajaran guru menceritakan
tentang suatu kejadian atau peristiwa kepada seluruh siswa di kelas, dan
meneruskan atau mengaitkan cerita tersebut dengan tema yang akan dibahas,
karena cerita tersebut memang telah secara sengaja telah dikaitkan dengan topik
inti dalam tema tersebut.
15 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
B. MANFAAT
16 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
d. Isi tema mengandung nilai guna bagi kehidupan siswa atau menunjang
kecakapan hidup (life skills).
1) Kejelasan
Komponen kejelasan ini berkaitan dengan bagaimana guru dapat
menyampaikan informasi kepada siswa mengenai isi tema yang dipelajari dengan
jelas. Kejelasan ini biasanya menyangkut hal-hal sebagai berikut:
a. Kelancaran dan kejelasan ucapan dalam berbicara
Kualitas suatu penjelasan biasanya dipengaruhi oleh kelancaran dan kejelasan
ucapa guru dalam berbicara di depan siswa. Pembicaraan yang tersendat-sendat,
terlalu banyknya bunyi yang tidak berfugsi seperti; eee, eh, ah, ya, atau kata-kata
lainnya yang selalu diucapkan berulang-ulang sangat mengganggu suatu
penjelasan. Ketidakjelasan ucapan dan pembicaraan yang terlalu cepat juga
cederung mengganggu penjelasan.
b. Susunan kalimat yang digunakan
Susnan kalimat dengan tata bahasa yang baku, akan sangat membantu
siswa untuk memahami penjelasan yang diberikan. Dalam memberikan penjelasan
ini, guru diharapkaan selalu menggunakan Bahasa Indonesia yaang baik dan benar
agar bisa menjadi contoh bagi siswa dalam bertutur kata
c. Penggunaan istilah
Penggunaan istilah-istilah yang sesuai dengan perbendaharaan bahasa siswa
juga sangat berpengaruh pada pemahaman siswa tersebut terhadap penjelasan
yang disampaikan guru. Istilh-istilah baru yang asing di telinga siswa akan
menghambat pemahaman siswa terhadap penjelasan. Oleh karena itu, jika guru
terpaksa menggunakan istilah asing dalam memberikan suatu penjelasan,
19 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
hendaknya diberi definisi dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang bisa
dipahami oleh siswa.
3) Pemberian Tekanan
Dalam memberikan penekanan terhadap inti dari materi pembelajaran
terpadu, guru harus menguasai variasi gaya mengajar (teaching style) dan
menguasai struktur penyajian materi pembelajaran.
Struktur penyajian materi pembelajaran terpadu yang disususn guru akan
membantu siswa memahami arah penjelasan yang diberikan. Struktur penyajian
materi ini bisa disusun dalam bentuk ikhtisar materi inti, pengulangan hal-hal
yang dianggap penting, dan parafrase yaitu dengan menyatakan kembali dengan
kata-kata/kalimat yang lain.
Cara lain yang bisa dilakukan dalam memberikan penekanan terhadaap inti
materi, yaitu dengan cara memberi isyarat-isyarat lisan seperti pertama..., kedua...,
ketiga..., dan seterusnya, atau guru dapat menggunakan isyarat dengan ungkapan-
ungkapan seperti: “perhatikan ini baik-baik!!!”, “yang terpenting adalah...”, “akhir
20 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
dari semuanya ini adalah...”. Cara-cara seperti itu mencerminkan tertatanya secara
sistematis materi pembelajaran yang dijelaskan guru sehingga siswa mudah
memahaminya.
2. Pemberian Acuan
Pertanyaan yang disampaikan guru dalam suatu pembelajaran akan dijawab
dengan benar oleh siswa jika siswa tersebut mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang disampaikan secara langsung tanpa
mempertimbangkan pengetahuan siswa, dapat dipastikan jawaban akan keluar dari
22 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
konteks yang ditanyakan. Coba Anda perhatikan satu contoh acuan untuk
pertanyaan yang berkaitan dengan tema “keluarga” dalam pembelajaran terpadu
untuk kelas awal sekolah dasar sebagai berikut:
Dalam satu keluarga ada yang namanya kakek,nenek, bapak, ibu, kakak, dan
adik. Kakek adalah bapak dari bapaak atau ibu kita. Siapakah yang disebut
nenek itu?
Dari contoh kaliamat di atas, pertama dan kedua merupakan acuan yang
dibeikan guru sebagai pedoman bagi siswa dalam menjawab pertanyaan (kaliamt
ketiga).
3. Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit.
Pertanyaan yang lingkupnya luas menuntut jawaban yang umum dan luas pula.
Pertanyaan seperti ini dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa divariasikan
dengan pertanyaan yang terpusat. Contohnya,sebagai berikut:
a. Sebutkan sepuluh jenis sayuran yang biasa dijual di pasar!
b. Diantara kesepuluh jenis sayuran yang dijual di pasar tersebut sayuran
mana yang paling banyak mengandung zat besi?
Contoh di atas merupakan salah satu materi pembelajaran terpadu pada tema
tentang “Pasar” untuk kelas lima sekolah dasar. Pertanyaan pertama bersifat
cukup luas (yaitu tentang sepuluh jenis sayuran yang dijual di pasar), sedangkan
pertanyaan kedua sudah terpusat, yaitu hanya menanyakan satu atau dua sayuran
yang paling banyak mengandung zat besi.
6. Pemberian Tuntunan
Jika suatu pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa atau
yang diberikan tidak seperti yang diharapkan maka tidak boleh tinggal diam dan
menunggu terus sampai siswa memberika jawaban. Upaya yang harus dilakukan
guru, yaitu memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap
mampu memberikan jawaban yang diharapkan. Tuntunan tersebut dapat diberikan
antara lain dengan mengungkap kembali pertanyaan menggunakan cara lain yang
lebih mudah dan sederhana sampai dapat dipahami siswa atau dengan mengajukan
pertanyaan lainnya yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan
jawabannya.
Penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu harus
mengikuti prisip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat tercapai secara
efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Beberapa prisisp keterampilan
bertanya yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan pembelajuaran
terpadu di sekolah dasar berikut ini:
a. Pertanyaan dari guru hendaknya disampaikan dengan penuh keantusiasan
dan kehangatan untuk mendorong kesungguhan siswa dalam menjawab
setiap pertanyaan.
b. Diupayakan untuk eslalu menghindari kebiasaan-kebiasaan yang
mengurangi kualitas dari suatu pertanyaan, seperti mengulangi pertanyaan
sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaaan sendiri,
mengajukan perntanyaan yang memancing jawaban siswa secara serentak,
mengajukan pertanyaan ganda dan menentukan siswa yang akan
menjawab sebelum pertanyaan diajukan.
c. Untuk pertanyaan yang lingkupnya lebih kompleks, perlu diberikan waktu
berpikir yang cukup lama bagi siswa dalam menetapkan alternatif jawaban
yang paling tepat.
25 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
3. KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN DAN
VARIASI DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
A. PENGERTIAN
Penguatan (reinforcement) pada dasarnya merupakan suatu respon yang
diberikan atau perbuatan siswa yang dianggap positif, dan menyebabkan
kemungkinan berulangnya kembali atau meningkatnya perilaku tersebut. Jika
Anda perhatikan, dalam kehidupan sehari-hari bentuk penguatan ini sering
muncul meskipun tanpa disadari bahwa hal itu sebagai penguatan. Misalnya,
Anda membeli sebuah jam tangan di toko, kemudian si penjual jam tangan
tersebut memberikan Anda sebuah hadiah berupa sebuah kalender atau benda lain.
Apa yang dilakukan si penjual jam tangan merupakan suatu penguata yang dapat
orang yang menerima penguatan tersebut merasa senang dan mengulangi atau
meningkatkan perbuatannya. Mungkin maksud si penjual jam tangan tidak hanya
memberikan hadiah semata, tetapi tentu ada maksud lainnya, misalnya apabila
Anda pada suatu saat akan membeli jam tangan lagi atau ada teman dn saudara
Anda mau membeli jam tangan bisa ke toko tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran terpadu, pemberian penguatan oleh guru
terhadap perilaku siswa mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan keefektifan pembelajaran. Respon positif dari guru terhadap
perilaku siswa yang positif akan membuat siswa merasa senang dan cenderung
mengulangi bahkan meningkatkan perilaku tersebut.
26 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
B. MANFAAT
Secara lebih spesifik manfaat yang dapat diperoleh guru (yang tentu saja
akan berakibat kepada hasil belajar siswa) dengan menguasai keterampilan
memberi penguatan dalam pembelajaran terpadu diantaranya untuk:
1. Mengakibatkan dan memelihara perhatian dan motivasi belajar
siswaterhadap tema-tema yang disajikan dalam pembelajaran;
2. Memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema yang
dipelajari dan dianggap memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi;
3. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa, serta mendorong
munculnya tingkah laku yang positif;
4. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya
dan keberanian mengungkapkan pendapat sendiri;
5. Memelihara iklim kelas (classroom clmate) yang kondusif.
pujian, dukungan, pengakuan, atau dorongan yang dapat menguatkan tingkah laku
dan penampilan siswa. Kata-kata atau kalimat tersebut biasanya merupakan
balikan atau informasi bagi siswa atas perilaku yang ditampilkannya.
Pada saat siswa menunjukkan hasil kerjanya kepada guru, guru tersebut
mengatakan: “Wah, pekerjaanmu baik sekali!” atau “Bapak senang sekali dengan
hasil karyamu!”, “Belum pernah Bapak melihat pekerjaan serapih ini!”. Sangat
baik juga dengan memberikan dukungan dan motivasi misalnya dengan
mengatakan: “Jika kamu mau belajar lebih giat lagi, pasti hasil karyamu akan
lebih baik dari ini!”. Pada sat seorang siswa selesai membacakan puisi bertema
lingkungan dengan baik, guru memberikan pujian dan pengakuan misalnya
dengan mengatakan: “Oh, bagus sekali”, dilanjutkan dengan mengatakan: “Ibu,
memang mengakui kamu sangat pintar membacakan puisi”. Bahkan bisa juga
diteruskan dengan ungkapan untuk memberikan dorongan kepada siswa lainnya,
misalnya dengan mengatakan: “Anak-anak lain perlu meniru cara teman kalian
membacakan puisi!”.
Pada saat ada salah seorang siswa menjawab dengan benar pertanyaan
yang diajukan guru, guru tersebut mengatakan: “ya, benar!” atau “Tepat sekali
jawabanmu!”. Apabila siswa memberikan jawaban yang kurang tepat maka
hendaknya guru tidak langsung memberikan respon untuk menyalahkan siswa
tersebut. Tindakan yang terbaik dalam keadaan seperti itu adalah memberikan
penguatan tak penuh (partial), misalnya saja dengan mengatakan: “Ya,
jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan sedikit lagi!”. Dengan
cara seperti itu, siswa mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah
sehingga ia masih mempunyai kesempatan untuk berusaha menemukan jawaban
yang tepat. Sama halnya apabila siswa memberikan jawaban yang sama sekali
salah, hendaknya guru juga tidak langsung memberikan respon untuk
menyalahkan siswa tersebut, sangat bijaksana apabila guru mengatakan: “bagus!”.
Kata tersebut disampaikan kepada siswa sebagai pujian dan penghargaan atas
keberaniannya untuk mencoba menjawab pertanyaan, sekalipun jawabannya
salah.
29 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
pemberian penguatan dengan sentuhan ini akan sangat efektif dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dalam penerapan penguatan melalui sentuhan ini, guru perlu
mempertimbangkan kepatutan yang dengan sesuai umur dan jenis kelamin siswa,
serta nilai budaya setempat. Misalnya, pemberian penguatan sentuhan dengan cara
menepuk bahu atau mengelus-elus rambut siswa perempuan oleh guru pria
mungkin hanya bisa dilakukan untuk siswa sekolah dasar kelas-kelas awal,
sedangkan bagi siswa perempuan di kelas tinggi bisa dianggap agak berlebihan.
yang bisa diciptakan sendiri oleh guru yang kreatif. Biasanya guru sering
menggunakan simbol atau tanda cek (√) dan tanda tangan sendiri disertai
komentar singkat untuk memberikan pembenaran atas tugas atau pekerjaan yang
dilakukan siswa secara tertulis.
Supaya lebih bervariasi, selain pemberian penguatan dengan simbol, bisa
juga dengan menggunakan benda-benda tertentu yang memili arti simbolis dan
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, seperti guntingan gambar binatang
warna warni, emblim atau lencana yang yang bertuliskan prestasi pada bidang
tertentu, piala bergilir. Selain benda-benda tersebut, dalam batas-batas tertentu
guru bisa juga memberikan benda-benda yang berguna dan menunjukkan
kelengkapan belajar seperti pensil, bolpoin, penghapus pensil, buku tulis, mistar,
dan sebagainya. Untuk dijadikan sebagai hadiah (reward) kepada siswa yang
berprestasi.
Pemberian penguatan dengan menggunakan simbol atau benda hendaknya
tidak terlalu sering dilakukan agar tidak kehilangan makna, dalam pengertiaan
simbol dan benda-benda tersebut dijadikan target akhir sebagai imbalan atas
prestasi belajar yang dicapai siswa.
apa-apa yang disampaikan. Metode yang digunakan guru, yaitu metode ceramah
atau penuturan.
Pola ini dilakukan biasanya dengan pertimbangan bahwa materi tema tersebut
dianggap cukup sulit sehingga guru memandang perlu untuk dijelaskan secara
lebih terperinci dan tuntas. Jika tidak dijelaskan seperti itu dikhwatirkan akan
terjadi kesalahan-kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep yang ada dalam
materi tema yang dibahas.
3. Variasi dalam Penggunaan Media
Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar
memiliki peran yang sangat penting mengingat perkembangan siswa sekolah dasar
masih berada pada tahapan masa konkret, dalam hal ini siswa diharapkan dapat
mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pelaksanan
pembelajaran terpadu di sekolah dasar harus menggunakan sesuatu yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan konkret. Hal tersebut mengisyaratkan
perlunya menggunakan media sebagai saluran penyampaian isi tema pembelajaran
terpadu.
Pertimbangan menandakan variasi dalam penggunaan media bukan
sebagai pelengkap pembelajaran terpadu tetapi benar-benar sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah dasar. Media pembelajaran merupakan keseluruhan
bagian integral proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu
komponen yang tidak berdiri sendiritetapi saling berhubungan dengan komponen
lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
Penggunaan variasi dengan penggunaan media ini juga haarus
memperhatikan karakteristik dari masing-masing jenis media itu sendiri. Menurut
salah satu riset yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association menyatakan
bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indra
menunjukkan komposisi sebagai berikut.
75 % melalui indra penglihatan (visual),
13 % melalui indra pendengaran (audiotori),
6 % melalui indra sentuhan dan perabaan,
6% melalui indra penciuman dan lidah.
Dalam penerapannya, jenis media yang divariasikan untuk pelaksanaan
pembelajaran terpadu terdiri atas media visual, media audio, dan media audio-
visual.
Di bawah ini secaraa singkat diuraikan keterangan dari masing-
masing jenis dan karakteristik media pembelajaran tersebut.
a. Media bisual
36 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Jenis media visual ini
nampaknya yang paling sering digunakan oleh guru sekolah dasar untuk
membantu menyampaikan isi tema pembelajaran terpadu yang sedang dipelajari.
Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan
media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projectd visual).
Media visual diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang
menggunakan alat proyeksi (disebut proyektor) di mana gambar atau tulisan akan
nampak pada layar (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi
diam misalnya gambar diam (still picture) dan proyeksi gerak misalnya gambar
bergerak (motion picture) alat proyeksi tersebut membutuhkan aliran listrik dan
membutuhkan ruangan tertentu yang cukup memadai.
Jenis-jenis alat proyeksi yang sering digunakan untk menyampaikan pesan
pembelajaran di sekolah dasar diantaranya: OHP (Overhead Projection) dan slaid
suara (soundslide).
Media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas media gambar diam/mati,
media grfis, media model, dan media realia. Gambar diam atau mati adalah
gambar-gambar yang disajikan secara fotografik atau seperti fotografik, misalnya
gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau objek lainnya yang ada kaitannya
dengan bahan/isi tema yang diajarkan. Gambar diam ini yang sifatnya tunggal dan
ada juga yang berseri, yaitu berupa sekumpulan gambar diam yang saling
berhubungan satu dengan lainya. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan
menggunakan media gambar diam ini, diantaranya:
1) Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak
menjadi lebih konkret
2) Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender, dan
sebagainya
3) Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain
4) Tidak mahal, bahkan mungkin tanoa mengeluarkan biaya untuk
pengadaannya
5) Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua tema.
37 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
Ada beberapa kelemahan dari media ini, yaitu terkadang ukuran gambar terlalu
kecil jika digunakan pada kelas besar. Gambar diam juga merupakan media dua
dimensi dan tidak bisa menimbulkan gerak.
1. Media grafis adalah media pandang dua dimensi (bukan fotografik)
yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
pembelajaran. Unsur-unsur yang bterdapat dalam media grafik adalah
gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk mengungkapkan fakta
atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, atau angka serta bentuk simbol
(lambang). Jenis-jenis media grafik ini di antaranya: grafik, bagan, diagram,
poster, kartun, dan komik.
2. Media model adalah media tiga dimensi yag sering digunakan dalam
pembelajaran terpadu di kelas awal sekolah dasar, media ini merupakan
tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek
yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek
yang jarang ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk ddibawa ke
dalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya. Jenis-jenis media model di
anyatarnya: model padat (solid model), model penampang (cutaway model),
model susun (build-up model), model kerja (working model), mock-up dan
diaroma.
3. Media realia merupakan alat bantuvisual dalam pembelajaran yang
berfungsi memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada
siswa. Realia ini merupakan model dan objek nyata dari suatu benda, seperti
mata uang, tumbuhan, binatang, dan sebagainya.
b. Media audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio, yaitu program
kaset suara dan program radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan
pembelajaran terpadu di sekolah dasar pada umumnya untuk melatih keterampilan
yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Dari sifatnya
38 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara
divariasikan dengan media lainnya.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila Anda
akan menggunakan media audio di sekolah dasar, yaitu:
1. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik siswa yang sudah
memiliki kemampuan dalam berpikir abstrak (siswa kelas tinggi),
sedangkan di kelas awal, penggunaan media audio ini perlu ada upaya
modifikasi disesuaikan dengan kemampuan siswa;
2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding
media lainnya, oleh karena itu jika akan menggunakan media audio ini
dibutuhkan teknik-teknik tertentu yang sesuai dengan kemampuan siswa;
3. Karena sifatnya yang auditif, jika Anda ingin memperoleh hasil belajar yang
dicapai siswa secara lebih optimal, diperlukan juga pengalaman-pengalaman
secara visual. Kontrol belajar bisa dilakukan melalui penguasaan
perbendaharaan kata-kata, bahasa, dan susunan kalimat.
c. Media audio-visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi dari media audio
dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan
media audio-visual ini maka penyajian isi tema akan akan semakin lengkap.
Selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan
tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyampai materi,
karena penyajian materi bisa diganti oleh media. Contoh dari media audio-visual
ini di antaranya program televisi/vidio pendidikan/instruksional, program slide
suara, dan sebagainya.
39 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan
dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan
keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha
guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Kegiatan membuka pelajaran ini merupakan kegiatan menyiapkan siswa
untuk memasuki kegiatan inti pembelajaran, sedangkan kegiatan menutup
pelajaran adalah kegiatan akhir pembelajaran dengan maksud untuk memantapkan
atau menindaklanjuti tema yang telah dibahas. Dengan demikian, kegiatan
membuka dan menutup pelajaran bukan kegiatan yang bersifat administratif
seperti mengisi daftar hadir siswa, menyiapkan alat dan media pembelajaran.
Kata menjelaskan mengandung makna membuat sesuatu menjadi jelas,
sedangkan kata menceritakan hanya memberi informasi tentang sesuatu hal tanpa
menjelaskannya. Dalam pembelajaran terpadu, kegiatan menjelaskan tersebut
harus berpengaruh secara langsung terhadap pemahaman siswa akan tema yang
dipelajarinya.
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan guru untuk memperoleh
informasi tentang suatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya
interaksi pembelajaran yang efektif.
40 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
B. SARAN
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya
meningkatkan mutu proses pembelajaran terpadu di sekolah dasar.
Ada beberapa keterampilan dalam pembelajaran terpadu, yaitu:
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam Pembelajaran
Terpadu
2. Keterampilan menjelaskan dan bertanya dalam pembelajaran terpadu
3. Keterampilan memeberikan penguatan dan variasi dalam pembelajaran
terpadu.
41 | M o d u l 3 P e m b e l a j a r a n T e r p a d u
DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry Hermawan, Novi Resmini, dan Andayani. 2020. Pembelajaran
Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sri Anitah W, DKK. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.