Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

FARMAKOGNIOSI

Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Tugas Farmakogosi

OLEH :

SITI AMALIA GUMOHUNG

821418040

KELAS B S1 FARMASI 2018

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indole adalah aromatik heterosiklik senyawa organik . Memiliki struktur
bisiklik, yang terdiri dari beranggota enam benzena cincin fusi beranggota lima
nitrogen yang mengandung pirol cincin. Indole adalah komponen populer
wewangian dan prekursor untuk obat-obatan banyak. Senyawa yang mengandung
cincin indole disebut indoles. Asam amino indolic triptofan adalah prekursor dari
neurotransmitter serotonin .
Indole adalah padat pada suhu kamar. Indole dapat diproduksi oleh bakteri
sebagai produk degradasi asam amino triptofan . Ini terjadi secara alami pada
manusia kotoran dan memiliki feses yang intens bau . Pada konsentrasi yang sangat
rendah, namun memiliki bau yang berbunga-bunga, dan merupakan konstituen dari
bunga banyak aroma (seperti bunga jeruk) dan parfum . Hal ini juga terjadi pada tar
batubara . Substituen terkait dipanggil indolyl.
Indole mengalami substitusi elektrofilik , terutama pada posisi 3. indoles
Pengganti adalah elemen struktural (dan untuk beberapa senyawa prekursor sintetis
untuk) triptofan yang diturunkan tryptamine alkaloid seperti neurotransmitter
serotonin , dan melatonin . Senyawa indolic lainnya termasuk hormon tanaman
Auksin (indolyl-3-asam asetat, IAA ), obat anti-inflamasi indometasin , yang
betablocker pindolol , dan halusinogen alami dimethyltryptamine (N, N-DMT).
Indole kimia mulai berkembang dengan studi pewarna indigo . Indigo dapat
dikonversi ke isatin dan kemudian ke oxindole . Kemudian, pada 1866, Adolf von
Baeyer berkurang oxindole untuk indole menggunakan seng debu. Pada tahun 1869,
ia mengusulkan formula untuk indol (kiri).
Turunan indol zat warna tertentu yang penting sampai akhir abad 19. Pada
1930, minat indol intensif ketika menjadi diketahui bahwa inti indol hadir dalam
penting alkaloid , serta di triptofan dan auksin , dan itu tetap merupakan bidang
penelitian aktif hari ini.

2
Salah satu derivat triptopan adalah auksin atau asam indol asetat. Auksin
pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang
tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA=Asam Indolasetat)
atau C10H9O2N. Auksin atau dikenal juga dengan (AIA) Asam Indol Asetat (yaitu
sebagai auksin utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor
triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auksin
(analog) tetapi mempunyai aktivitas lebih kecil dari IAA seperti IAN (Indolaseto
nitril), TpyA (asam indol piruvat) dan IAAId (Indol Asetat Dehid). Proses biosintesis
auksin dibantu oleh enzim IAA-oksidase. Auksin diproduksi dalam jaringan
merismatik yang aktif (yaitu tunas, daun muda dan buah). Kemudian auksin
menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari
atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floem) atau
jaringan parenkhim.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah alkaloid ?
2. Apa yang dimaksud dengan alkaloid indol ?
3. Bagaimana penamaan dan sifat-sifat fisika dan kimia ?
1.3 Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui sejarah alkaloid
2. Untuk mengetahui definisi dari alkaloid indol
3. Untuk menetahui penamaan dan sifat fisika kimia dari alkaloid

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan
obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, the, tuan atau
tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak ada usaha untuk mengisolasi komponen
aktif dari ramuan obat-obatan hingga permulaan abad ke sembilan belas.
Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia adalah opium, getah
kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan dalam obat-obatan
selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesik maupun narkotik telah
diketahui. Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium
dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih
lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin.
Dalam tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas
Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian di bidang kimia alkaloid yang menakjubkan.
Daintara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin,
Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin.
Pada tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu
alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut tidak hanya yang
bertanggung jawab atas kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang beracun,
tetapi karena struktur molekulnya yang sederhana. Koniin merupakan alkaloid
pertama yang ditentukan sifat-sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886).
Selama tahun 1884 telah ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona.
Kompleksitas alkaloid merupakan penghalang elusidasi struktur molekul selama
abad ke sembilan belas bahkan pada awal abad ke dua puluh. Sebagai contoh adalah
Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh Pelletier dan Caventon pada tahun 1819
dan struktur akhirnya dapat ditentukan oleh Robinson dan kawan-kawan pada tahun
1946 setelah melakukan pekerjaan kimia yang ekstra sukar selama hampir 140 tahun.
Perlu dicatat bahwa selama kimia organik berkembang pesat selama periode

4
tersebut, menjadi ilmu pengetahuan yang rumit pada saat ini, usaha pengembangan
dalam kimia bahan alam tumbuh sejalan, banyak reaksi yang sekarang merupakan
reaksi klasik dalam kimia organik adalah hasil penemuan pertama dari studi yang
cermat degradasi senyawa bahan alam.
Pada waktu yang lampau sebagian besar sumber alkaloid adalah pada tanaman
berbunga, angiosperma (Familia Leguminoceae, Papavraceae, Ranunculaceae,
Rubiaceae, Solanaceae,Berberidaceae) dan juga pada tumbuhan monokotil (Familia
Solanaceae dan Liliaceae). Pada tahun-tahun berikutnya penemuan sejumlah besar
alkaloid terdapat pada hewan, serangga, organisme laut, mikroorganisme dan
tanaman rendah. Beberapa contoh yang terdapat pada berbagai sumber adalah isolasi
muskopiridin dari sebangsa rusa; kastoramin dari sejenis musang Kanada ; turunan
Pirrol-Feromon seks serangga ; Saksitoksin - Neurotoksik konstituen dari Gonyaulax
catenella ; pirosiamin dari bacterium Pseudomunas aeruginosa; khanoklavin-I dari
sebangsa cendawan, Claviceps purpurea ; dan likopodin dari genus lumut
Lycopodium.
Karena alkaloid sebagai suatu kelompok senyawa yang terdapat sebagian besar
pada tanaman berbunga, maka para ilmuwan sangat tertarik pada sistematika aturan
tanaman. Kelompok tertentu alkaloid dihubungkan dengan famili atau genera
tanaman tertentu. Berdasarkan sistem Engler dalam tanaman yang tinggi terdapat 60
order. Sekitar 34 dari padanya mengandung alkaloid. 40% dari semua famili tanaman
paling sedikit mengandung alkaloid. Namun demikian, dilaporkan hanya sekitar
8,7% alkaloid terdapat pada disekitar 10.000 genus. Kebanyakan famili tanaman
yang mengandung alkaloid yang penting adalah Liliaceae, solanaceae dan Rubiaceae.
Famili tanaman yang tidak lazim yang mengandung alkaloid adalah Papaveraceae.
Dalam kebanyakan famili tanaman yang mengandung alkaloid, beberapa genera
mengandung alkaloid sedangkan genera yang lain tidak mengandung alkaloid. Suatu
genus sering menghasilkan alkaloid yang sama, dan bahkan beberapa genera yang
berbeda dalam suatu famili dapat mengandung alkaloid yang sama. Sebagai contoh
hiossiamin diperoleh dari tujuh genera yang berbeda dari famili tanaman Solanaceae.

5
Dilain pihak alkaloid yang lebih kompleks, seperti vindolin dan morfin, sering
terdapat dalam jumlah yang terbatas pada satu spesies atau genus tanaman.
Di dalam tanaman yang mengandung alkaloid, alkaloid mungkin terlokasi
(terkonsentrasi) pada jumlah yang tinggi pada bagian tanaman tertentu. Sebagai
contoh reserpin terkonsentrasi pada akar (hingga dapat diisolasi) Rauvolfia sp ;
Quinin terdapat dalam kulit, tidak pada daun Cinchona ledgeriana ; dan morfin
terdapat pada getah atau latex Papaver samniferum. Pada bagian tertentu tanaman
tidak mengandung alkaloid tetapi bagian tanaman yang lain sangat kaya alkaloid.
Namun ini tidak berarti bahwa alkaloid yang dibentuk di bagiam tanaman tersebut.
Sebagai contoh dalam species Datura dan Nicotiana dihasilkan dalam akar tetapi
ditranslokasi cepat ke daun, selain itu alkaloid juga dalam biji (Nux vomica, Areca
catechu), buah (Piperis nigri ), daun (Atropa belladona), akar & rhizoma (Atrpa
belladona & Euphorbia ipecacuanhae) dan pada kulit batang (Cinchona succirubra).
Fungsi alkaloid ini bermacam-macam diantaranya sebagai racun untuk melindungi
tanaman dari serangga dan binatang, sebagai hasil akhir dari reaksi detoksifikasi
yang merupakan hasil metbolit akhir dari komponen yang membahayakan bagi
tanaman, sebagai faktor pertumbuhan tanaman dan cadangan makanan.

6
Kisaran konsentrasi total alkaloid tang terdapat pada bagian tanaman tertentu
sangat bervariasi. Sebagai contoh, reserpin dapat mencapai konsentrasi hingga 1%
dalam akar Rauvolfia serpentine, tetapi vinkristin dari daun Catharanthus roseus
diperoleh hanya 4.10-6 % Dapat dibayangkan persoalan yang menyangkut dalam
industri yang memproduksi alkaloid yang terdapat dalam jumlah yang sedikit.
Terdapat beberapa turunan alkaloid salah satunya yaitu alkaloid indol
2.2 Alkaloid Indol
Alkaloid Indol mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol. Ditemukan
pada alkaloid ergine dan psilocybin, alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine,
alkaloid vinblastin dan vinkristin dari Catharanthus roseus famili Apocynaceae yang
sangat efektif pada pengobatan kemoterapy untuk penyakit Leukimia dan
Hodgkin‟s. Alkaloid indol yang masih dapat digolong-golongkan menjadi :
a.    Alkaloid sederhana, misalnya triptamin.
b.    Alkaloid ergot, misalnya serotonin.
c.    Alkaloid hermala, misalnya β-karbolin.
d.   Alkaloid yahimbe, misalnya reserpin.
e.    Alkaloid strychnos, misalnya brusin dan strinkin                              
(Alper, 2001)

7
Alkaloid indol berasal dari asam amino triptofan. Alkaloid indol yang
sederhana seperti serotonin dan psilosibin, terbentuk sebagai hasil dekarboksilasi dari
turunan triptofan yang sebanding. Namun, banyak alkaloid indol yang
lebih kompleks berasal dari penggabungan turunan asam mevalonat dan triptofan.
Dalam bentuk yang sederhana, satu molekul dimetilalil pirofosfat diinkorporasikan
ke dalam triptofan menghasilkan asam lisergat, melalui chanoklavin dan agroklavin.
Ketiga alkaloid iniditemukan bersama-sama dalam Claviseps purpurea (Legowo,
2003).
Alkaloid indol dibedakan menjadi dua, yaitu isoprenoid dan non-isoprenoid.
Non-isoprenoid:
1.    Turunan sederhana dari indole
2.    Turunan sederhana dari β-carboline
3.    Alkaloid Pyrroloindole
Isoprenoid:
1.    hemiterpenoids : alkaloid ergot
2.    monoterpenoids
 (Hesse, 2002)
Salah satu derivatif sederhana alkaloid indol adalah amina biogenik 
tryptamine  dan 5-hydroxytryptamine ( serotonin ). Keduanya ditemukan pada
tumbuhan dan hewan. Kerangka tryptamine merupakan sebagian besar dari bagian
alkaloid indol.Jadi N,N - dimethyltryptamine (DMT), psilocin dan yang terfosforilasi
psilocybin, juga turunan sederhana tryptamine. Beberapa alkaloid indol sederhana
yang tidak mengandung tryptamine, seperti gramine dan glycozoline (yang terakhir
merupakan turunan darikarbazol) (Hesse, 2002). 
Tanaman yang mengandung metabolit sekunder dari derivat sederhana
tersebut adalah tanaman pisang. Pisang atau Musa sp  dengan famili Musaceae
merupakan tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara.
Pisang memiliki triptofan, senyawa amino yang membantu tubuh memproduksi

8
serotonin yang memiliki efek menenangkan otak atau obat penenang yang ringan
untuk peningkat suasana hati (mood) yang positif (Rismunandar, 1990).
Prevalensi  alkaloid  β-carboline  dikaitkan dengan kemudahan membentuk
inti β-carboline dari tryptamine dalam intramolekul  reaksi Mannich.
Derivat sederhana dari β-carboline termasuk  harmine ,  harmaline , harmalol dan
struktur yang sedikit lebih kompleks dari canthinone. Harmaline pertama kali
diisolasi pada tahun 1841 oleh Goegel dan pada tahun 1847 oleh harmine Fritsche
(Hesse, 2002).
Tanaman yang mengandung metabolit sekunder dari derivat tersebut adalah
tanaman markisa dan Rue Suriah. Markisa atau Passiflora edulis dengan famili
Passifloraceae merupakan tanaman buah yang berasal dari daerah tropis dan sub
tropis di Amerika. Markisa mengandung alkaloid harmin, harmalin, dan harmalol
yang berkhasiat sebagai penenang atau sedatif. Merupakan pembius ringan yang
mampu menenangkan saraf. Untuk gangguan insomnia (susah tidur) (Massaidi,
2011). Sedangkan pada tanaman Rue Suriah atau Peganum harmala, ketiga alkaloid
tersebut berkhasiat untuk merangsang sistem saraf pusat dengan menghambat
metabolisme dari senyawa monoamina seperti serotonin dan norepinefrin (Herraiz,
2010).
a. Alkaloid Pyroloindol
Alkaloid pyroloindol membentuk kelompok yang relatif kecil dari derivatif
tryptamine. Mereka diproduksi oleh metilasi inti indol pada posisi 3 dan
selanjutnya penambahan nukleofilik pada atom karbon pada posisi 2 dengan
penutupan kelompok etilamino menjadi cincin. Tipe khas dari kelompok ini
adalah physostigmine(Hesse, 2002).
Tanaman yang mengandung derivat tersebut adalah kacang Calabar atau
Physostigma venenosum dengan famili Fabaceae. Kacang Calabar ini merupakan
tanaman kacang yang sangat toksik dan mengandung fisostigmin yang berkhasiat
sebagai inhibitor asetilkolinesterase, sehingga meningkatkan aktivitas asetilkolin.

9
Senyawa ini menarik perhatian dalam pengobatan Alzaimer karena teramati adanya
konsentrasi rendah asetilkolin dalam otak (Heinrich, dkk, 2005).
b. Hemiterpenoid (Alkaloid Ergot)
Alkaloid Ergot adalah kelas alkaloid indol hemiterpenoid terkait dengan asam
lysergik, yang terbentuk dalam reaksi multistage melibatkan triptofan dan DMAPP.
Alkaloid ergot banyak berupa amida dari asam lysergik. Amida yang paling
sederhana adalah ergin, dan lebih kompleks dapat dibedakan ke dalam kelompok
berikut: Air-larut derivatif, seperti ergometrine dan  isomer ergometrinine. Air-
larut derivatif polipeptida: kelompok Ergotamine , termasuk ergotamine, ergosine
dan isomernya. Kelompok  Ergoxine, termasuk ergostine, ergoptine, ergonine dan
isomernya. Kelompok Ergotoxine, termasuk ergocristine, α- ergocryptine, β-
ergocryptine, ergocornine dan isomernya (Hesse, 2002).
Tanaman yang mengandung derivat tersebut adalah tanaman gandum
atau Secale cereale dengan famili Poaceae. Ergot digunakan sebagai sediaan obstetri
untuk mempersingkat waktu persalinan. Ergot mengandung beberapa alkaloid indol
yaitu jenis ergometrin dan ergotamin. Ergometin adalah zat oksitoksik yang
digunakan untuk mengeluarkan plasenta setelah melahirkan atau untuk
meningkatkan kontraksi dan untuk meredakan migren dengan menurunkan
vasodilatasi (Heinrich, 2005). Ergotamin digunakan untuk mensintesis LSD (asam
lisergat dietilamida) dan dapat juga sebagai anti migren (Wassan, Hofmann dan
Ruck, 1978).
c. Monoterpenoid (Alkaloid Iboga)
Alkaloid yang paling monoterpenoid termasuk C9 atau fragmen C10 yang
berasal dari secologanin. Tergantung pada struktur fragmen ini, para alkaloid
termasuk kelas Corynanthe, Iboga dan Aspidosperma dinamai oleh genus khas atau
spesies tanaman yang mengandung alkaloid tersebut (Hesse, 2002).
Tanaman yang mengandung derivat tersebut adalah Tabernanthe iboga dengan
famili Apocynaceae yang bersifat halusinogenik dan antikonvulsan serta sebagai obat
untuk kecanduan heroin (Heinrich, dkk, 2005).

10
Tanaman yang termasuk dalam alkaloid yohimbine yang mengandung reserpin
adalah Pule Pandak atau Rauwolfia serpentina dengan famili Apocynaceae yang
merupakan tanaman bersemak yang digunakan sebagai obat pada sistem pengobatan
Ayurveda, dan untuk gigitan ular, serta gangguan jiwa. Reserpin dulu digunakan
sebagai senyawa antihipertensi namun karena efek sampingnya sehingga sekarang
tidak digunakan sebagai pilihan (Heinrich, dkk, 2005).
d. Alkaloid Strichnos (Striknin dan Brusin)
Strychnine adalah alkaloid pertama yang diidentifikasi dalam tanaman dari
genus Strychnos, Keluarga Loganiaceae. Strychnos, dinamakan oleh Linnaeus pada
tahun 1753, adalah genus pohon dan semak memanjat dari tatanan gentian. Tanaman
yang mengandung alkaloid strichnos adalah kacang muntah atau Strychnos nux-
vomica dengan famili Loganiaceae. Striknin dan brusin adalah senyawa indol yang
sangat pahit dari biji nux-vomica. Khasiatnya sebagai tonik stimulan. Namun
senyawa tersebut sangat beracun. Striknin digunakan sebagai rodentisida dan
menyebabkan beberapa insiden keracunan (Heinrich, dkk, 2005)
Alkaloid Vinca atau Bisindol (Vinkristin dan Vinblastin)
Lebih dari 200 dari dimer (bisindole) alkaloid indol dikenal. Mereka
diproduksi dalam organisme hidup melalui dimerisasi basis indole monomer, dalam
reaksi berikut:  Reaksi Mannich (voacamine), Michael Reaksi  (villalstonine),
Kondensasi dari aldehida dengan amina (toxiferine, calebassine), Oksidatif kopling
tryptamines (calicantine); Memisahkan kelompok fungsional dari satu monomer
(vinblastine, vincristine) (Hesse, 2002).
Tanaman yang mengandung alkaloid tersebut yaitu tapak dara Madagaskar
atau Catharanthus roseus dengan famili Apocynaceae. Senyawa vinblastin dan
vinkrisin merupakan bahan alam bisindol kompleks (indol dimer) yang terdapat
sedikit pada bahan tanaman (Heinrich, dkk, 2005). Khasiatnya adalah dapat
mengurangi keganasan sel kanker, menghambat penyebaran dan perbanyakan sel
kanker. Vinkristin digunakan sebagai bahan pengobatan kanker bronkial, tumor
ganas pada ginjal, kanker payudara, dan berbagai jenis tumor ganas yang awalnya

11
menyerang urat saraf maupun otot. Vinblastin, sejenis alkaloid yang antineoplastik
(mampu menumpas sel-sel tumor) (Gusmayana, dkk, 2011).
2.3 Jalur Biosintesis
Indole dihasilkan oleh reduktif deaminasi dari triptofan melalui asam
indolepyruvic molekul intermediate. Tryptophanase mengkatalisis reaksi deaminasi,
di mana amina (-NH 2) kelompok dari molekul triptofan akan dihapus. Produk akhir
dari reaksi adalah indol, asam piruvat , ammonia (NH 3) dan energi. Fosfat
piridoksal diperlukan sebagai koenzim . Teori Lab Vial adalah inovasi & aplikasi
reagen Kovacs Indol pada 2010.

a. Jalur Biosintesis IAA pada Bakteri


Jalur indole-3-acetamide (IAM) adalah jalur biosintesis yang terdapat dalam
bakteri. Jalur ini terdiri dari dua langkah adalah yang pertama triptophan
dikonversikan ke IAM oleh enzim trytophan-2-monooxygenase (IaaM), dikode oleh
gen IaaM. Langkah kedua IAM dikonversi menjadi IAA oleh enzim IAM hydrolase
(IaaH), dikode oleh gen IaaH. Jalur IAM ini spesifik ditemukan pada bakteri bukan
pada tanaman. Jalur indole-3-piruvat (IPyA) diperkirakan menjadi jalur utama untuk
biosintesis IAA pada tanaman. Namun, enzim dan gen yang berperan dalam jalur ini,
belum teridentifikasi pada tanaman. Pada bakteri, produksi IAA melalui jalur IPyA
telah diketahui. Langkah pertama jalur ini adalah konversi tryptophan ke IPyA oleh
aminotransferase (transaminasi). Jalur IPyA adalah dekarboksilase untuk indole-3-
asetaldehida (IAAId) oleh indole-3-piruvat dekarboksilase (IPDC). Pada langkah
terakhir IAAId dioksidasi menjadi IAA
b. Uji Test Indol
Seperti tes biokimia pada bakteri, hasil tes indole ditunjukkan dengan

12
perubahan warna setelah reaksi dengan reagen ditambahkan. Kultur bakteri murni
harus ditumbuhkan dalam triptofan steril atau kaldu pepton selama 24-48 jam
sebelum melakukan tes. Setelah inkubasi, tambahkan 5 tetes reagen Kovac itu
(isoamyl alkohol, para- dimetilaminobenzaldehida, terkonsentrasi asam klorida)
untuk kaldu budaya. Sebuah variasi pada tes ini menggunakan reagen Ehrlich itu
(menggunakan etil alkohol di tempat alkohol isoamyl, yang dikembangkan oleh
Paul Ehrlich) digunakan saat melakukan tes pada nonfermenters dan anaerob .
Hasil positif ditunjukkan dengan adanya warna merah atau merah-ungu di
lapisan alkohol permukaan kaldu. Sebuah hasil negatif muncul kuning. Hasil variabel
juga dapat terjadi, yang menunjukkan warna oranye sebagai hasilnya. Hal ini
disebabkan adanya skatole , juga dikenal sebagai metil alkohol atau indol indol,
produk lain yang mungkin dari degradasi triptofan.
c. Indole-Positif Bakteri
Bakteri yang tes positif untuk membelah indol dari triptofan meliputi:
Aeromonas hydrophilia, Aeromonas punctata, alvei Bacillus, paling Citrobacter sp,
Edwardsiella sp,.. Escherichia coli, Flavobacterium sp. Haemophilus influenzae,
Klebsiella oxytoca, Proteus sp. (Bukan P. mirabilis), Plesiomonas shigelloides ,
Pasteurella multocida, Pasteurella pneumotropica, Streptococcus faecalis, dan Vibrio
sp.
d. Indole-negatif Bakteri
Bakteri yang memberikan hasil negatif untuk uji indol meliputi: Actinobacillus
spp, Aeromonas salmonicida. Alcaligenes sp, paling. Bacillus sp, sp Bordetella,
Enterobacter sp, spp, paling. Haemophilus sp, paling. Klebsiella sp, sp, Pasteurella
haemolytica, Pasteurella ureae, Proteus mirabilis, Pseudomonas sp,. Salmonella sp.,
Serratia sp., Yersinia sp

13
Gambar 2. Biosintesis IAA dari Azospirillum brasilens
e. Bakteri penghasil Auksin
Kelompok bakteri yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman secara
langsung adalah kelompok penghasil zat pengatur tumbuh. Kelompok ini berperan
penting pada pertanian di wilayah tropis. Azospirillum mempunyai kemampuan
menambat nitrogen baik sebagai mikroorganisme yang hidup bebas atau berasosiasi
dengan perakaran tanaman pangan seperti padi dan jagung. Beberapa strain bakteri
dari genus Azospirillum memiliki kemampuan phytostimulatori (merangsang
pertumbuhan tanaman). Hal ini disebabkan karena bakteri tersebut mampu
memproduksi fitohormon, yaitu IAA.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa respon tanaman yang
disebabkan oleh adanya faktor lain selain fiksasi N2 diantaranya adalah pengaruh
hormon yang mampu mengubah metabolisme dan pertumbuhan tanaman. Strain-
strain Azospirillum yang mampu memproduksi IAA tinggi dalam kulturnya sangat
mempengaruhi morfologi tanaman, meningkatkan pertumbuhan akar tanaman dan
dapat memodifikasi proses pertumbuhan inang. Azospirillum ini dapat tumbuh pada
media yang memiliki komposisi seperti triptofan.

14
2.3 Penamaan Dan Sifat-Sifat Fisika Dan Kimia
a. Penamaan
Karena begitu banyak tipe alkaloid maka tidak mungkin diadakan penyatuan
penamaan. Bahkan dalam satu kelompok alkaloid, sering terjadi tidak adanya sistem
penamaan dan penomeran yang konsisten. Suatu contoh, adalah alkaloid indol,
dimana banyak terdapat kerangka yang berbeda. Kebanyakan dalam bidang ini
sistem penomeran yang digunakan didasarkan pada biogenesis, namun sayang
Chemical Abstract mempunyai sistem penomeran yang sangat membingungkan
untuk setiap kerangka individu. Kharaktersistik yang lazim penamaan alka
Disamping itu alkaloid, seperti bahan alam ya non-sistematik). Mereka mungkin
diturunkan dari nama genus (contoh atropin dari Atropa belladonna) ; dari nama
species (contoh, kokain dari Erythroxyloncoca) ; dari nama yang lazim untuk obat-
obatan/aktifitas fisiologik (contoh, emetin, emetat), atau dari nama pakar kimia
alkaloid yang terkenal/penemunya (contoh, pelletierina).
b. Sifat-Sifat Fisika dan Kimia
Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih
dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat
berupa amin primer, sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat
kebasaannya tergantung dari struktur molekul dan gugus fungsionalnya)
Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan kristal tidak larut
dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit
alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa sep er ti; nikotin dan koniin berupa
cairan. Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang
kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin
berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut
organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid larut dalam air

15
BAB 3
PENUTUP
3 Kesimpulan
Senyawa alkaloid adalah substansi-substansi yang relatif toksis yang bekerja
terutama padaSSP (Susunan Syaraf Pusat), bersifat basa, mengandung nitrogen
heterosiklis dan disintesa dalam tumbuhan dari asam-asam amino dan turunan-
turunannya salah satu turunannya adalah alkaloid indol. Alkaloid Indol mempunyai 2
cincin karbon dengan 1 cincin indol. Ditemukan pada alkaloid ergine dan psilocybin
Alkaloid indol berasal dari asam amino triptofan. Alkaloid indol yang sederhana
seperti serotonin dan psilosibin, terbentuk sebagai hasil dekarboksilasi dari turunan
triptofan yang sebanding. Namun, banyak alkaloid indol yang lebih kompleks berasal
dari penggabungan turunan asam mevalonat dan triptofan. Dalam bentuk yang
sederhana, satu molekul dimetilalil pirofosfat diinkorporasikan ke dalam
triptofan menghasilkan asam lisergat, melalui chanoklavin dan agroklavin. Ketiga
alkaloid iniditemukan bersama-sama dalam Claviseps purpurea

16

Anda mungkin juga menyukai