Anda di halaman 1dari 75

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT REMAJA DENGAN

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG COVID-19

Laporsn ini dibuat untuk memenuhi tugas praktik Keperawatan Komunitas

Dosen pengampu : Umi Setyoningrum, S.Kep.,Ns.

Disusun Oleh :

Tias Kusuma Astuti

(010118A138)

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPRAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
SARS-CoV-2 adalah wabah pneumonia yang sedang berlangsung terkait dengan
SARS-CoV-2 baru, yang disebut sindrom pernapasan akut SARS-CoV-2 2 (SARSCoV-
2), dilaporkan di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Desember 2019 (Yunus, 2020).
Penyakit ini berupa simptomatik atau asimptomatik. Gejala biasanya demam, batuk, sakit
tenggorokan, sesak napas, kelelahan, dan malaise (Kresna, 2020). SARS-CoV-2 awalnya
berasal kelelawar, ditransmisikan ke manusia melalui trenggiling atau hewan liar lainnya.
Virus ini selanjutnya menyebar dan menular dari manusia ke manusia (Yunus, 2020).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat tiga rute transmisi utama untuk
SARS-CoV-2, yaitu transmisi droplets, transmisi kontak, dan transmisi aerosol (Adhikari,
2020). Menurut Kemenkes (2020) data terbaru yang dilaporkan pada 6 Mei 2020, kasus
konfirmasi secara global adalah sebanyak 16,341,920 dan kasus meninggal sebanyak
650,805. Angka kematian secara global adalah 4,0%. Di Indonesia, kasus konfirmasi
adalah sebanyak 104,432 dan kasus meninggal sebanyak 4,975 yaitu 4,8%. Angka
kematian kasus Covid-19 didunia update 5 Oktober 2020 yaitu sebanyak 26,5 juta kasus
(Kemenkes, 2020).
Pentingnya kerjasama, partisipasi dan keterlibatan semua pihak baik pemerintah,
pimpinan daerah, dan semua lapisan masyarakat untuk menekan dan memutus mata
rantai penularan Covid-19. Menjadi tanggungjawab bersama disemua elemen masyarakat
untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Dibutuhkan kesadaran dan pengetahuan
yang cukup agar semua masyarakat mampu mentaati anjuran pemerintah termasuk kaum
remaja. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).
Intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek pada waktu pengideraan akan
mempengaruhi pengetahuan. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui
indra pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata. Pengetahuan tentang
penyakit Covid-19 merupakan hal yang sangat penting agar tidak menimbulkan
peningkatan jumlah kasus penyakit Covid-19. Pengetahuan pasien Covid -19 dapat
diartikan sebagai hasil tahu dari penyakitnya, cara pencegahanya, pengobatan dan
komplikasinya.2 Pengetahuan memegang peranan yang penting dalam penentuan prilaku
yang utuh karena pengetahuan akan membentuk kepercayaan yang selanjutnya adalam
mempersepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan
penetuan perilaku terhadap objek tertentu sehingga akan mempengaruhi perilaku.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai Covid-19 di
desa Kropak RT 7 RW2 Kecamatan winong Kabupaten Pati
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang Coronavirus Disease-19
b. Untuk mengetahui programpemerintah Indonesia dalam penanganan COVID-
19
c. Untuk mengetahui mengenai rancangan kuesioner di masyarakat terkait
COVID-19
d. Untuk mengetahui mengenai asuhan keperawatan komunitas di masyarakat
terkait COVID-19
e. Untuk mengetahui mengenai pembahasan masalah COVID-19 di masyarakat
dari diskusi kelompok
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KOMUNITAS
1. Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas merupakan salah satu bidang yang sangat


strategis dan berperan aktif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Namun
kebenarannya atau faktanya perawat kesehatan komunitas yang ada di Indonesia
khususnya yang ada di puskesmas tidak banyak melaksanakan tugas profesi tersebut
dengan berbagai macam alasan dan permasalahan (Swarjana, 2016).

Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat yang
saling berinteraksi atau berkomunikasi antar satu sama lain. Komunitas adalah kelompok
masyarakat yang tinggal di suatu lokasi atau tempat yang sama dengan pemerintahan
yang sama. Berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2009 mengatakan
bahwa 60-80% pelayanan kesehatan di dunia diberikan oleh perawat sedangkan di Afrika
hampir 85% pelayanan kesehatan diberikan oleh perawat. Sehingga pemahaman dan
kemampuan untuk mengaplikasikan keperawatan kesehatan komunitas menjadi suatu hal
yang sangat dibutuhkan.

Hal yang utama dari proses asuhan keperawatan komunitas yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Proses keperawatan
komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis,
dinamis, kontinu dan secara berkesinambungan untuk memecahkan masalah kesehatan
pasien/klien, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas lebih menekankan pada


upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan
keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit.

2. Sistem Pelayanan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan
dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.
Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation
(ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:

1) Sistem pelayanan kesehatan bersifatkompleks;


2) Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan
kesehatan;
3) Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan
dan penelitian melandasi praktek;
4) Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
5) Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
6) Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
orang;
7) Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
komunitas;
8) Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
terjalin kerjasama yang baik;
9) Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung
maupun mengahambat;
10) Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan;
11) Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma


keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan, dan
keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan


manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
2) Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia
yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya;
3) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan;
4) Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif;
5) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan;
6) Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat;
7) Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus menerus;
8) Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia
harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.
3. Komunitas Di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi COVID-19 telah memaksa komunitasuntuk karantinadalam keadaan


kondisi yang ketat, keterasingan dan ketakutan dalam karantinainimendorong
kegelisahan yang meningkat di antara banyak orang,analisis konten pada aspek
negatif mengidentifikasi bahwa suasana hati tertekansemua kelompok,tampaknya
dipastikan dengan memikirkan berbagai aspek krisis ekonomi,kemarahan bahkan
depresi.

Komunitas memiliki resiko yang tinggi untuk terkena depresi selama


wabah COVID-19 berlangsung. Adapun yang melatar belakangi tingkat depresi
pada komunitas selama pandemi berlangsung diantaranya tetap di rumah, menjaga
jarak baik secara fisik (physical distancing) maupun soisal (social distancing) bahkan
melakukan karantina wilayah (lockdown)untuk menghambat penyebaran virus
corona. Bukan hanya sekadar imbauan tetapi peraturan dan larangan keras untuk
melakukan aktivitas di luar rumah. Hal tersebut mengakibatkan kegiatan ekonomi dan
sosial-kemasyarakatan pun terhambatselama wabah COVID-19. Tujuan system review
ini adalah untuk mengetahui tingkat depresi terhadap komunitas yang menghadapi
pandemik COVID-19.

B. KONSEP AGREGAT
1. Pengertian Remaja

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai siapa remaja


secara konseptual. Dikemukakannya oleh WHO ada tiga kriteria yang digunakan;
biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, yakni: individu yang berkembang saat pertama
kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual, individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, dan terjadi peralihan dari ketergantungan
sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang lebih mandiri.

Selanjutnya, Wirawan menjelaskan bahwa untuk mendefinisikan remaja


seharusnya disesuaikan dengan budaya setempat, sehingga untuk di Indonesia digunakan
batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut :

1) Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda sekunder mulai
nampak.
2) Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh, baik
menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan
mereka sebagai anak-anak.
3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa
seperti tercapainya identitas ego (menurut Ericson), tercapainya fase genital dari
perkembangan psikoseksual (menurut Freud), dan tercapainya puncak
perkembangan kognitif (menurut Piaget), maupun moral (menurut Kohlberg).
4) Batas usia 24 tahun adalah merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi
peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri
pada orangtua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orangtua.
5) Dalam definisi tersebut, status perkawinan sangat menentukan apakah individu
masih digolongkan sebagai remaja ataukah tidak.
2. Ciri – Ciri Remaja

Seperti halnya pada semua periode yang penting, sela rentang kehidupan masa
remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelumnya
dan sesudahnya. Masa remaja ini, selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun
orangtuanya. Menurut Sidik Jatmika, kesulitan itu berangkat dari fenomena remaja
sendiri dengan beberapa perilaku khusus; yakni:

1) Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk mengemukakan


pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat menciptakan ketegangan dan
perselisihan, dan bias menjauhkan remaja dari keluarganya.
2) Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya daripada ketika mereka
masih kanak-kanak. Ini berarti bahwa pengaruh orangtua semakin lemah. Anak
remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan
dengan perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah
dalam hal mode pakaian, potongan rambut, kesenangan musik yang kesemuanya
harus mutakhir.
3) Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun
seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan,
membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustrasi.
4) Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini bersama-sama
dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan sulit menerima nasihat
dan pengarahan oangtua.

Dari berbagai penjelasan di atas, dapatlah dipahami tentang berbagai ciri yang
menjadi kekhususan remaja. Ciri-ciri tersebut adalah :
1) Masa remaja sebagai periode yang penting
2) Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetaplah
penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat disertai dengan cepatnya
perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan ini
menimbulkan perlunya penyesuaian mental serta perlunya membentuk sikap, nilai,
dan minat baru.
3) Masa remaja sebagai periode peralihan
4) Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa. Kalau
remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak sesuai dengan
umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku sebagaimana orang dewasa, remaja
seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan dimarahi karena mencoba bertindak
seperti orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga
menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya
hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling
sesuai bagi dirinya.
5) Masa remaja sebagai periode perubahan
6) Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan
tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi
dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau
perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.
7) Masa remaja sebagai usia bermasalah
8) Setiap periode perkembangan mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun
masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak
laki-laki maupun anak perempuan. Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi
sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya
menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.
9) Masa remaja sebagai masa mencari identitas
10) Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri terhadap kelompok masih
tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai
mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan
teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Status remaja yang mendua ini
menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan remaja mengalami “krisis identitas”
atau masalah-masalah identitas-ego pada remaja.
11) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
12) Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri atau
“semau gue”, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak,
menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan
remaja yang takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku
remaja yang normal.
13) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
14) Masa remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamata berwarna merah
jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan
bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal harapan dan cita-cita. Harapan dan
cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi
keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan
ciri dari awal masa remaja. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain
mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkannya sendiri.
15) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
16) Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah
untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa
mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa
ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada
perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman
keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks bebas yang
cukup meresahkan. Mereka menganggap bahwa perilaku yang seperti ini akan
memberikan citra yang sesuai dengan yang diharapkan mereka.

Selanjutnya dilengkapi pula oleh Gunarsa & Gunarsa, dan Mappiare, dalam
menjelaskan ciri-ciri remaja sebagai berikut :

1) Masa remaja awal. Biasanya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama,


dengan ciri-ciri: (1) tidak stabil keadaannya, lebih emosional, (2) mempunyai
banyak masalah, (3) masa yang kritis, (4) mulai tertarik pada lawan jenis, (5)
munculnya rasa kurang percaya diri, dan (6) suka mengembangkan pikiran
baru, gelisah, suka berkhayal dan suka menyendiri.
2) Masa remaja madya (pertengahan). Biasanya duduk di bangku Sekolah
Menengah Atas dengan ciri-ciri: (1) sangat membutuhkan teman, (2) cenderung
bersifat narsistik/kecintaan pada diri sendiri, (3) berada dalam kondisi
keresahan dan kebingungan, karena pertentangan yang terjadi dalam diri, (4)
berkenginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya, dan (5)
keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas.
3) Masa remaja akhir. Ditandai dengan ciri-ciri: (1) aspek-aspek psikis dan
fisiknya mulai stabil, (2) meningkatnya berfikir realistis, memiliki sikap
pandang yang sudah baik, (3) lebih matang dalam cara menghadapi masalah, (4)
ketenangan emosional bertambah, lebih mampu menguasai perasaan, (5) sudah
terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi, dan (6) lebih banyak
perhatian terhadap lamabang-lambang kematangan.
3. Tugas – Tugas Perkembangan Masa Remaja

Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak
akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan
dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase berikutnya.
Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan
membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan
ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat,
dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya.

William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja mengemukakan tugas-tugas


perkembangan masa remaja sebagai berikut:

1) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.


2) Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
3) Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan
teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4) Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri.
6) Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala
nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
7) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-
kanakan.

Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst sebagaimana


dikutip Gunarsa, sebagai berikut:

1) Menerima kenyataan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya dan dapat


melakukan peran sesuai dengan jenisnya secara efektif dan merasa puas
terhadap keadaan tersebut.
2) Belajar memiliki peranan sosial dengan teman sebaya, baik teman sejenis
maupun lawan jenis sesuai dengan jenis kelamin masing-masing.
3) Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orangtua dan orang dewasa
lainnya.
4) Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang kehidupan
bermasyarakat.
5) Mencari jaminan bahwa suatu saat harus mampu berdiri sendiri dalam bidang
ekonomi guna mencapai kebebasan ekonomi.
6) Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan
bakat dan kesanggupannya.
7) Memahami dan mampu bertingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku.
8) Memperoleh informasi tentang pernikahan dan mempersiapkan diri untuk
berkeluarga.
9) Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersikap tepat sesuai dengan
pandangan ilmiah.

Intensitas kebutuhan-kebutuhan di atas tidak semua sama antara individu yang satu
dengan yang lain, karena kondisi pribadi yang berbeda, situasi lingkungan yang berlainan,
dan ada individu yang ingin segera kebutuhannya terpenuhi, namun kenyataannya banyak
yang tidak terpenuhi. Dari uraian ini nampak bahwa tugas perkembangan dan kebutuhan
merupakan sesuatu yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan remaja.
Apabila tugas dan kebutuhan dapat terpenuhi, maka membawa kebahagiaan dan kesuksesan
dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya apabila gagal, maka
akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan
penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangan peridode-periode berikutnya.

C. KONSEP PENYAKIT
I. CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)
1. Definisi Corona Virus Disease (Covid-19)

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan
SarsCoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan
COVID-19 ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020).

Coronavirus adalah kelompok virus yang biasanya terdapat pada binatang.


Terkadang, orang terinfeksi virus-virus ini, yang kemudian menyebar ke orang lain, seperti
SARS-CoV dan MERS-CoV. SARS-CoV dikaitkan dengan musang, sedangkan MERS-
CoV ditularkan oleh unta. Hewan penular COVID-19 belum bisa dipastikan sampai saat ini.
(WHO, 2020).

2. Karakteristik Covid-19

Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat dan elips, sering pleimorfik
dengan diameter sekiar 50 – 200 mm. Struktur coronavirus membentuk struktur seperti
kubus dengan protein S berlokasi di permukaanvirus. Protein S atau spike protein
merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk
penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel
host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang) (Wang, Qiang, & Ke, 2020)

Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan
oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit,
eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen nonionik, formalin, oxidizing agent dan
kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120 – 160 mm. Virus ini
utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum
terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia,
yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43,
betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). (Susilo et al., 2020)

3. Etiologi

Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019 (yang
disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada pemahaman
sifat fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. CoV adalah virus RNA positif
dengan penampilan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron (corona adalah istilah
latin untuk mahkota) karena adanya lonjakan glikoprotein pada amplop. Subfamili
Orthocoronavirinae dari keluarga Coronaviridae (ordo Nidovirales) digolongkan ke dalam
empat gen CoV: Alphacoronavirus (alphaCoV), Betacoronavirus (betaCoV),
Deltacoronavirus (deltaCoV), dan Gammacoronavirus (gammaCoV). Selanjutnya genus
betaCoV membelah menjali lima sub-genera atau garis keturunan. Karakterisasi genom
telah menunjukkan bahwa mungkin kelelawar dan tikus adalah sumber gen alphaCoV dan
betaCoV. Sebaliknya, spesies burung tampaknya mewakili sumber gen deltaCoV dan
gammaCoV (Kementrian Dalam Negri, 2013).

Anggota keluarga besar virus ini dapat menyebabkan penyakit pernapasan, enterik,
hati, dan neurologis pada berbagai spesies hewan, termasuk unta, sapi, kucing, dan
kelelawar. Sampai saat ini, tujuh CoV manusia HCV – yang mampu menginfeksi manusia
telah diidentifikasi. Beberapa HCoV diidentifikasi pada pertengahan 1960-an sementara
yang lain hanya terdeteksi pada millennium baru (Kementrian Dalam Negri, 2013).

4. Patofisiologi

Coronavirus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua, dengan gejala
klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat seperti SARS atau MERS
serta beberapa strain menyebabkan diare pada dewasa. Infeksi coronavirus biasanya
sering terjadi pada musim dingin dan semi. Hal tersebut terkait dengan faktor iklim dan
pergerakan atau perpindahan populasi yang cenderung banyak perjalanan atau
perpindahan. Selain itu, terkait dengan karakteristik coronavirus yang lebih menyukai
suhu dingin dan kelembapan tidak terlalu tinggi (D. I. Indonesia, 2020).

Semua orang secara umum rentan terinfeksi. Penumonia coronavirus jenis baru
dapat terjadi pada pasien immunocompromis dan populasi normal, bergantung paparan
jumlah virus. Jika kita terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat
menimbulkan penyakit walau sistem imun tubuh berfungsi normal. Orang-orang dengan
sistem imun lemah seperti orangtua, wanita hamil, dan kondisi lainnya, penyakit dapat
secara progresif lebih cepat dan lebih parah. Infeksi coronavirus menimbulkan sistem
kekebalan tubuh yang lemah terhadap virus ini sehingga dapat terjadi re-infeksi (D. I.
Indonesia, 2020).

Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus tidak bisa
hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari coronavirus setelah menemukan sel host sesuai
tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host diperantai oleh protein S
yang ada di permukaan virus. Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies host-
nya serta penentu tropisnya. Setelah berhasil masuk, selanjutnya translansi replikasi gen
dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA
melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah
perakitan dan rilis virus (D. I. Indonesia, 2020).

Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi
di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke
saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi perubahan virus dari saluran napas dan
virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah
penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (D. I.
Indonesia, 2020).

Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh COVID-19 karena virus
mengakses sel inang melalui enzim angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), yang
paling melimpah di sel - sel alveolar tipe II paru-paru. Virus ini menggunakan
glikoprotein permukaan khusus yang disebut "lonjakan" (peplomer) untuk terhubung ke
ACE2 dan memasuki sel inang. Kepadatan ACE2 di setiap jaringan berkorelasi dengan
tingkat keparahan penyakit di jaringan itu dan beberapa menyarankan bahwa penurunan
aktivitas ACE2 mungkin bersifat melindungi, meskipun pandangan lain adalah bahwa
peningkatan ACE2 menggunakan angiotensin II receptor blocker obatobatan bisa
menjadi pelindung dan hipotesis ini perlu diuji. Seiring perkembangan penyakit alveolar,
kegagalan pernapasan mungkin terjadi dan kematian mungkin terjadi. SARS-CoV-2 juga
dapat menyebabkan kegagalan pernafasan melalui memengaruhi batang otak karena
coronavirus lain telah ditemukan menyerang sistem saraf pusat (SSP) . Sementara virus
telah terdeteksi dalam cairan otopsi serebrospinal, mekanisme pasti yang digunakannya
untuk menginvasi SSP masih belum jelas dan mungkin pertama kali melibatkan invasi
saraf perifer mengingat rendahnya tingkat ACE2 di otak.

Virus ini juga mempengaruhi organ-organ pencernaan karena ACE2


diekspresikan secara melimpah dalam sel-sel kelenjar epitel lambung , duodenum dan
rektum serta sel - sel endotel dan enterosit dari usus kecil . Virus ini dapat menyebabkan
cedera miokard akut dan kerusakan kronis pada sistem kardiovaskular . Cedera jantung
akut ditemukan pada 12% orang yang terinfeksi dirawat di rumah sakit di Wuhan, Cina,
dan lebih sering pada penyakit parah. Tingkat gejala kardiovaskular tinggi, karena
respons inflamasi sistemik dan gangguan sistem kekebalan tubuh selama perkembangan
penyakit, tetapi cedera miokard akut juga mungkin terkait dengan reseptor ACE2 di
jantung. Reseptor ACE2 sangat diekspresikan di jantung dan terlibat dalam fungsi
jantung. Insiden tinggi trombosis (31%) dan tromboemboli vena (25%) telah ditemukan
pada pasien ICU dengan infeksi COVID-19 dan mungkin terkait dengan prognosis buruk.
Disfungsi pembuluh darah dan pembentukan gumpalan (seperti yang disarankan oleh
kadar D-dimer yang tinggi) dianggap memainkan peran penting dalam mortalitas, insiden
gumpalan yang menyebabkan emboli paru, dan peristiwa iskemik dalam otak telah
dicatat sebagai komplikasi yang menyebabkan kematian pada pasien yang terinfeksi
SARS-CoV-2. Infeksi tampaknya memicu rantai tanggapan vasokonstriktif dalam tubuh,
penyempitan pembuluh darah dalam sirkulasi paru juga telah diajukan sebagai
mekanisme di mana oksigenasi menurun bersamaan dengan presentasi pneumonia virus.

Penyebab kematian umum lainnya adalah komplikasi yang berkaitan dengan


ginjal SARS-CoV-2 secara langsung menginfeksi sel-sel ginjal, seperti yang dikonfirmasi
dalam penelitian post-mortem. Cidera ginjal akut adalah komplikasi umum dan penyebab
kematian; ini lebih signifikan pada pasien dengan fungsi ginjal yang sudah terganggu,
terutama pada orang dengan kondisi kronis yang sudah ada sebelumnya seperti hipertensi
dan diabetes yang secara spesifik menyebabkan nefropati dalam jangka panjang

5. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spectrum yang luas, mulai dari
tanpa gejala (asimptomatik), gejala klinis, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis,
hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau sedang, 13,8% mengalami
sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam keadaan kritis. Berapa besar
proporsi infeksi asimptomatik belum diketahui. Viremia dan viral load yang tinggi dari
swab nasofaring pada pasien yang asimptomatik telah dilaporkan (Susilo et al., 2020).

Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas atas
tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa
sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala. Pasien
tidak membutuhkan suplementasi oksigen. Pada beberapa kasus, pasien juga
mengeluhkan diare dan muntah. Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat ditandai
dengan demam, ditambah salah satu dari gejala: (1) frekuensi pernapasan >30x/menit, (2)
distress pernapasan berat, atau (3) saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada
pasien geriatric dapat muncul gejala-gejala yang atipikal (Susilo et al., 2020).
Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan gejala-gejala
pada sistem pernapasan seperti demam, batuk, bersin, dan sesak napas. Berdasarkan data
55.924 kasus, gejala tersering adalah demam, batuk kering, dan fatigue. Gejala lain yang
dapat ditemukan adalah batuk produktif, sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri kepala,
mialgia/artralgia, menggigil, mual/muntah, kongesti nasal, diare, nyeri abdomen,
hemoptisis, dan kongesti konjungtiva. Lebih dari 40% demam pada pasien COVID-19
memiliki suhu puncak antara 38,1-39oC, sementara 34% mengalami demam suhu lebih
dari 39oC (Susilo et al., 2020).

Perjalanan penyakit dimulai dengan masa inkubasi yang lama sekitar 3-14 hari
(median 5 hari). Pada masa ini leukosit dan limfosit masih normal atau sedikit menurun
dan pasien tidak bergejala. Pada fase berikutnya (gejala awal), virus menyebar melalui
aliran darah, diduga terutama pada jaringan yang mengekspresi ACE2 seperti paru-paru,
saluran cerna, dan jantung. Gejala pada fase ini umumnya ringan. Serangan kedua terjadi
empat hingga tujuh hari setelah timbul gejala awal. Pada saat ini pasien masih demam
dan mulai sesak, lesi di paru memburuk, limfosit menurun. Penanda inflamasi mulai
meningkat dan mulai terjadi hiperkoagulasi. Jika tidak teratasi, fase selanjutnya inflamasi
makin tak terkontrol, terjadi badai sitokin yang mengakibatkan ARDS, sepsis, dan
komplikasi lainnya (Susilo et al., 2020).

Sedangkan menurut (D. I. Indonesia, 2020), infeksi COVID-19 dapat


menimbulkan gejala ringan, sedang, atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu
demam (suhu >38oC), batuk, dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai diare dan
gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada
kasus berat perburukan secara cepat dan progresif , seperti perdarahan atau disfungsi
sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan,
bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik,
dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal.
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.

1) Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa


gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat
disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri
otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien
immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain
itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relative
ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantara
dehidrasi, sepsis, atau napas pendek.

2) Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak
ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas cepat
atau takipnea tanpa adanya tanda pneumonia berat.

3) Pneumonia berat Pada pasien dewasa:

Gejala : yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran


napas.

Tanda : yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas >30x/menit), distres


pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar. Dalam
menentukan pneumonia berat ini diagnosis dilakukan dengan diagnosis klinis,
yang mungkin didapatkan hasil penunjang yang tidak menunjukkan komplikasi.

4) Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Onset: baru atau perburukan gejala respirasi dalam 1 minggu setelah


diketahui kondisi klinis. Derajat ringan berat ARDS berdasakan kondisi
hipoksemia. Hipoksemia didefinisikan tekanan oksigen arteri (PaO2) dibagi fraksi
oksigen inspirasi (FIO2) < 300mmHg.
5) Sepsis

Sepsis merupakan suatu kondisi respons diregulasi tubuh terhadap suspek


infeksi atau infeksi yang terbukti dengan disertai disfungsi organ. Tanda disfungsi
organ; perubahan status mental, susah bernapas atau frekuensi napas cepat,
frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, akral dingin atau tekanan darah
rendah, kulit mottling atau terdapat bukti laboratorium koagulopati,
trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau hiperbilirubinemia.

6) Syok septic

Define syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum


adekuat sehingga diperlukan vasopressor untuk mempertahankan MAP >65
mmHg dan serum laktat >2 mmol/L.

6. Faktor Risiko

Menurut (Susilo et al., 2020) menduga pengguna penghambat ACE (ACE-I) atau
angiotensin receptor blocker (ARB) berisiko mengalami COVID-19 yang lebih berat.
Terkait dengan dugaan ini, European Society of Cardiology (ESC) menegaskan bahwa
belum ada bukti meyakinkan untuk menyimpulkan manfaat positif atau negatif obat
golongan ACE-I atau ARB, sehingga pengguna kedua jenis obat ini sebaiknya tetap
melanjutkan pengobatannya.

Kanker diasosiasikan dengan reaksi imunosupresif, sitokin yang berlebihan,


supresi induk agen agen proinflamasi, dan gangguan maturasi sel dendritik. Pasien
dengan sirosis atau penyakit hati kronik juga mengalami penurunan respon imun,
sehingga lebih mudah terjangkit COVID-19, dan dapat mengalami luaran yang lebih
buruk. Dalam (Susilo et al., 2020) menemukan bahwa 261 pasien COVID-19 yang
memiliki komorbid, 10 pasien diantaranya adalah dengan kanker dan 23 pasien dengan
hepatitis B.

Adapula studi meta-analisis yang dilakukan dalam (Susilo et al., 2020), pasien
COVID-19 dengan riwayat penyakit sistem respirasi akan cenderung memiliki
manifestasi klinis yang lebih parah. Beberapa factor risiko lain yang ditetapkan oleh
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk tinggal
satu rumah dengan pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke area terjangkit. Berada
dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2 meter) dianggap
sebagai risiko rendah. Tenaga medis merupakan salah satu populasi yang berisiko tinggi
tertular. Di Italia, sekitar 9% kasus COVID-19 adalah tenaga medis. Di China, lebih dari
3.300 tenaga medis juga terinfeksi, dengan mortalitas sebesar 0,6% (Susilo et al., 2020).

7. Penularan pada Covid-19

Menurut (Pencegahan et al., n.d.), faktor penyebab penularan COVID-19 ada


beberapa, yakni: (1) faktor perilaku : tidak melakukan PHBS/CTPS, (2) faktor non-
perilaku : lingkungan, dan (3) potensi : SDM, Dana, Sarana, dan Prasarana. Selain itu
mereka juga menyebutkan bahwa penularan COVID-19 bisa terjadi melalui (1) droplet
atau tetesan cairan yang berasal dari batuk/bersin, (2) kontak pribadi seperti menyentuh
dan berjabat tangan, (3) menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi virus
diatasnya kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan.

Sedangkan menurut (CORONAVIRUS DISEASE 2019, 2019), penyebaran


dilakukan dari individu yang terinfeksi seperti; droplet atau udara dari batuk dan bersin,
kontak dekat (menyentuh atau berjabat tangan), menyentuh objek atau permukaan yang
terkontaminasi virus, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci
tangan, dan kontaminasi feses (jarang). Tambahan, ini juga dapat dibedakan menjadi
penularan tidak langsung (droplet tumpah ke permukaan benda kemudian kita menyentuh
dengan tangan dan tangan menyentuh wajah seperti mata, hidung, atau mulut tanpa cuci
tangan) dan penularan langsung (percikan langsung dari jarak 1-2 meter dari orang yang
batuk atau bersin tanpa ditutup).

WHO tidak pernah memberikan pernyataan bahwa virus corona COVID 19 bisa
ditularkan melalui udara. WHO menyatakan bahwa menurut penelitian sejauh ini virus
corona ini umunya menular melalui kontak dengan droplet dari saluran pernafasan orang
yang terinfeksi bukan melalui udara. Covid 19 dapat menyebar dari orang ke orang
melaui droplet dari hidung atau mulut yang keluar saat orang lain terjangkit covid 19
batau atau bersin. Droplet ini kemudian jatuh ke benda – benda dan permukaan
disekitarnya. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh
mata,hidung,atau mulutnya terjangkit covid 19.

8. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium lain seperti hematologi rutin, hitung jenis, fungsi


ginjal, elektrolit, analisis gas darah, hemostasis, laktat, dan prokalsitonin dapat
dikerjakan sesuai dengan indikasi. Berdasarkan buku pedoman yang dikeluarkan
Kemenkes terkait penanganan COVID-19, Hasil tes pemeriksaan negatif pada
spesimen tunggal, terutama jika spesimen berasal dari saluran pernapasan atas,
belum tentu mengindikasikan ketiadaan infeksi. Oleh karena itu harus dilakukan
pengulangan pengambilan dan pengujian spesimen. Spesimen saluran pernapasan
bagian bawah (lower respiratory tract) sangat direkomendasikan pada pasien dengan
gejala klinis yang parah atau progresif. Adanya patogen lain yang positif tidak
menutup kemungkinan adanya infeksi COVID-19, karena sejauh ini peran koinfeksi
belum diketahui. Pengambilan spesimen pasien dalam pengawasan dan orang dalam
pemantauan dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila
terjadi kondisi perburukan). Pengambilan spesimen kontak erat risiko tinggi
dilakukan pada hari ke-1 dan ke-14. (Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri, 2013)

2) Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada pencitraan
dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar atau kolaps
paru atau nodul, tampilan groundglass.
3) Bronkoskopi
4) Pungsi pleura sesuai kondisic
5) Pemeriksaan kimia darah
6) Biarkan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas (sputum,
bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah26,27 Kultur darah untuk bakteri
dilakukan, idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun, jangan menunda terapi
antibiotik dengan menunggu hasil kultur darah)
7) Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan penularan).
(Yuliana, 2020)

9. Pencegahan

Pembatasan interaksi fisik dan pembatasan social (physical contact/physical


distancing social distancing). Pembatasan social dalam hal ini adalah jaga jarak fisik yang
dapat dilakukan dengan cara :

1) Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan mengatur jarak minimal 1


meter,tidak bersalaman, tidak berpelukan dan berciuman
2) Hindari penggunaan transportasi public (seperti kereta,bus,dan angkot) yang
tidak perlu sebisa mungkin hindari jam sibuk ketika berpergian.
3) Bekerja di rumah (work from home ) ,jika memungkinkan dan kantor
memberlakukan ini.
4) Dilarang berkumpul massal di kerumuman dan fasilitas umum.
5) Hindari berpergian keluar kota/luar negri termasuk ketempat-tempat wisata.
6) Hindari berkumpul teman dan keluar,termasuk berkunjungng/bersilaturrahmi
tatap muka dan menunda kegiatan bersama.Hubungi mereka denga
telepon.internet,dan media social
7) Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubngi dokter atau fasilitas
lainnya.
8) Jika anda sakit,dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia .
9) Untuk sementara waktu,anak sebaiknya bermain sendiri dirumah

Pencegahan penyebaran COVID-19 menurut (Pencegahan et al., n.d.) yakni ada 2:

1) Pencegahan personal dan rumah


a. Lebih sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir (CTPS)
atau gunakan hand sanitizer.
b. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum
dicuci.
c. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit.
d. Menegakkan etika batuk dan bersin.
2) Peningkatan imunitas diri
a. Konsumsi gizi seimbang.
b. Lakukan aktifitas fisik atau senam ringan.
c. Berjemur di pagi hari selama 15 menit.
d. Istirahat cukup.
e. Tidak merokok.
f. Memakai masker.
g. Tetap di rumah dan menjaga jarak social atau fisik (social / physical
distancing).
h. Tidak berjabat tangan.
i. Segera mengganti baju atau mandi sesampai di rumah setelah bepergian.
j. Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada benda yang sering
disentuh.
k. Suplemen vitamin (jika diperlukan).
l. Kendalikan penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, hipertensi, asma.
m. Tetap tenang menyikapi informasi dan situasi.

Sedangkan menurut (CORONAVIRUS DISEASE 2019, 2019), pencegahan


dilakukan dengan meminimalkan transmisi karena belum ada vaksin untuk mencegah
infeksi human coronavirus, hal yang dilakukan adalah:

a) Mencuci tangan rutin dengan sabun dan air atau handsanitizer, terutama setelah
batuk, bersin, atau menggunakan toilet, sebelum menyiapkan makanan, dan
setelah kontak dengan pasien atau barang personal pasien.
b) Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan sebelum cuci
tangan.
c) Gunakan masker medis/bedah di keramaian.
d) Menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit dan barang personalnya dan
gunakan masker bila merawat orang sakit.
e) Terapkan etika batuk dan bersin (tutup dengan tisu atau siku kanan kemudian
buang tisu ke tempat sampah tertutup kemudian mencuci tangan).
f) Lakukan pola hidup bersih dan sehat secara umum.
g) Masak produk hewan sampai matang (safety food).
h) Diet sehat, exercise cukup, tidur cukup untuk meningkatkan sistem imun.
i) Jika sakit ringan, minum cukup, tinggal di rumah dan istirahat.
j) Jika tidak membaik atau khawatir dengan gejala, segera ke fasilitas layanan
kesehatan.

D. KEBIJAKAN PEMERINTAH
A. Kebijakan Pemerintah
1. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, telah melakukan berbagai langkah
pencegahan masuknya COVID-19 ke wilayah Indonesia, yaitu:
1) Menerbitkan surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota,
Rumah Sakit Rujukan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan (BTKL), untuk meningkatkan kewaspadaan dan
kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan masuknya penyakit ini.
2) Menempatkan 135 thermal scanner di seluruh bandar udara di Indnesia terutama
yang mempunyai penerbangan langsung dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
3) Memberikan health alert card dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pada
penumpang.
4) Menunjuk sedikitnya 100 Rumah Sakit Rujukan yang sebelumnya dipakai pada
kasus flu burung dan menyiapkan 21 kapsul evakuasi (meja dorong isolasi pasien)
sebagai langkah pencegahan.
2. Kementerian Kesehatan membuka kontak layanan yang dapat diakses masyarakat untuk
mencari informasi perihal virus corona. Nomor layanan informasi yang dapat dihubungi
adalah 0215210411 dan +6281212123119.
3. Pada 2 Februari 2020, Pemerintah Indonesia mengumumkan:
1) Penundaan seluruh penerbangan dari dan ke RRT yang berlaku mulai 5 Februari
2020 pukul 00.00 WIB.
2) Pelarangan seluruh orang masuk dan transit ke Indonesia apabila selama 14 hari
terakhir berada di RRT.
3) Pencabutan sementara bebas visa dan visa on arrival untuk warga negara RRT.
4) Penghentian sementara impor live animal dari RRT.
4. Sebagai bentuk perlindungan, Pemri telah memulangkan WNI dari Provinsi Hubei, RRT,
pada 2 Februari 2020. Kepada para WNI tersebut telah diterapkan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Memastikan ketersediaan dan akses terhadap logistic di Wuhan (sebelum
dilakukan evakuasi): karena adanya kebijakan karantina dari Pemerintah RRT,
KBRI Beijing telah mengirimkan bantuan dana kepada WNI yang sebagian besar
merupakan mahasiswa untuk keperluan membeli makanan dan logistic di Wuhan.
2) Mengirimkan bantuan logistic dari Indonesia: BNPB melalui Kementerian Luar
Negeri dan KBRI Beijing telah mengirimkan 10.000 masker N-95 untuk WNI di
RRT.
3) Melakukan penjemputan sukarela: 237 WNI dan 1 WNA yang berada di Provinsi
Hubei pada tanggal 1 – 2 Februari 2020.
4) Sejak tanggal 2 Februari 2020, seluruh WNI bersama 5 tim aju dari KBRI Beijing
serta 42 anggota tim evakuasi menjalani observasi kesehatan selama 14 hari (masa
inkubasi virus) di Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad di Pulau Natuna.
5) Pada 15 Februari 2020, seluruh WNI beserta tim evakuasi telah menyelesaikan
masa karantina observasi kesehatan dan dinyatakan sehat, bebas dari virus corona.
(Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2020)

Dalam (Kemenkes RI, 2020) BAB I Pasal 1 Ayat (1) disana tertera bawasannya
“Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19)”.

Adapula pada BAB II Pasal 13 Ayat (1) dalam (Kemenkes RI, 2020) menjelaskan
bahwa:

Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar meliputi :

1) Peliburan sekolah dan tempat kerja;


2) Pembatasan kegiatan keagamaan;
3) Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum;
4) Pembatasan kegiatan social dan budaya;
5) Pembatasan modatransportasi; dan
6) Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.

Indonesia terus memantau laporan perkembangan virus COVID-19 di dunia yang


dikeluarkan oleh WHO. Sesuai laporan terkini WHO, saat ini terdapat kenaikan
signifikan kasus COVID-19 di indonesia sebanyak 12.438 kasus dilaporkan sejak kasus
pertama pada 2 maret 2020 hingga 6 mei 2020.

Oleh karena itu, demi kebaikan semua, untuk sementara waktu, Indonesia
mengambil kebijakan baru bagi pendatang Larangan masuk dan transit ke Indonesia, bagi
para pendatang/travelers yang dalam 14 hari terakhir melakukan perjalanan, sebelum
mendarat, pendatang/travelers dari tiga negara tersebut, wajib mengisi Health Alert
Card(Kartu Kewaspadaan Kesehatan) yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Di dalam Kartu tersebut antara lain memuat pertanyaan mengenal
riwayat perjalanan. Apabila dari riwayat perjalanan, yang bersangkutan pernah
melakukan perjalanan dalam 14 hari terakhir ke salah satu wilayah yang kami sebut tadi,
maka bisa kan ditolak masuk/transit di Indonesia.

Bagi WNI yang telah melakukan perjalanan dar itiga negara tersebut, terutama
dari wilayah-wilayah yang saya sebutkan tadi akan dilakukan pemeriksaan kesehatan
tambahan di bandara ketibaan. Berikut ini beberapa kebijakan yang telah dibuat oleh
pemerintah kesehatan Republik Indonesia :

1. Surat Edaran Nomor Hk.02.01/Menkes/202/2020 Tentang Protokol Isolasi Diri Sendiri


Dalam Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19)

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai


pandemic dan Indonesia telah menyatakan COVID-19 sebagai bencana non alam berupa
wabah penyakit yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sehingga tidak terjadi
peningkatan kasus. Dalam upaya penanggulangan COVID-19, diperlukan panduan bagi
masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 baik untuk diri
sendiri maupun kemungkinan penularan kepada orang-orang di sekitar termasuk keluarga.
Surat edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan dan kerjasama lintas
sektor dan Pemerintah Daerah pada penanganan COVID-19, khususnya dalam pemberian
informasi kepada masyarakat terkait isolasi diri sendiri.dengan ini disampaikan kepada
seluruh Pimpinan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah agar menginstruksikan ke
pada seluruh jajaran unit organisasi di sektor masing-masing dan Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) untuk menerapkan protokol isolasi diri sendiri dalam penanganan COVID-19

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang


Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk


dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-I9).

Untuk dapat ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, suatu wilayah


provinsi/kabupaten/kota harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Jumlah kasus dan/atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar
secara signifikan dan cepat ke beberapa wilayah; dan
2) Terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain.

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/169/2020


Tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging
Tertentu

Menetapkan Rumah Sakit Emerging Tertentu sebagaimana tercantum dalam


Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Rumah
Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu sebagaimana dimaksud
bertugas:

1) Melakukan penatalaksanaan dugaan kasus yang berpotensi kejadian luar biasa


Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
2) Memberikan pelayanan rujukan pasien dan rujukan spesimen yang berkualitas sesuai
dengan standar
3) Meningkatkan kapasitas sumberdaya yang diperlukan dalam rangka penatalaksanaan
dugaankasus yang berpotensi kejadian luar biasa Penyakit Infeksi Emerging Tertentu;
dan
4) Melakukan pencatatan dan pelaporan.

4. Surat Edaran Nomor Hk.02.01/Menkes/199/2020 Tentang Komunikasi Penanganan


Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

Corona virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai Ke
daruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) atas pertimbangan peningkatan kasus yang
signifikan dari negara-negara yang melaporkan kasus. Saat ini di Indonesia telah terdapat
beberapa kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Berdasarkan Keputusan Menteri KesehatanNomor HK.01.07/Menkes/104/2020


tentang Penetapan lnfeksi Novel Coronavirus (lnfeksi 2019-ncov) Sebagai Penyakit yang
dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya, COVID-19 telah ditetapkan
sebagai penyakit yang berpotensi wabah di Indonesia, sehingga perlu dilakukan langkah-
langkah penanggulangan termasuk aspek komunikasi penanganannya.

Komunikasi merupakan bagian terpenting dalam menghadapi ancaman wabah dengan


membangun kepercayaan publik dan menjaga agar tidak terjadi kepanikan dalam masyarakat,
sehingga penanganan dapat berjalan lancar. Presiden telah memberikan instruksi untuk
menunjukan kepada masyarakat bahwa Pemerintah serius, Pemerintah siap dan Pemerintah
mampu dalam menangani kejadian COVID-19 di Indonesia.

Sehubungan hal tersebut, dalam rangka pelaksanaan komunikasi penanganan


COVID-19 dengan ini disampaikan sebagai berikut:

1) Kegiatan komunikasi Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah:


a) Membentuk Tim Komunikasi Pemerintah Pusat atau Tim Komunikasi yang
diketahui oleh Pimpinan Pemerintah Daerah.
b) Menunjuk Juru Bicara dari Kementerian Kesehatan yang memilikiartikulasi
dan kemampuandalammenghadapi media atauJuruBicaradariDinasKesehatan
yang memilikiartikulasi dan kemampuandalammenghadapi media.
c) Membuat produk komunikasi dan menyampaikan/menyebarkan informasi
sesuai protokol komunikasi publik.
d) Seluruh Pimpinan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah diharapkan
menginstruksikan kepada seluruh jajaran unit/organisasi di sektor masing -
masing dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menerapkan protokol
komunikasi publik dan protokol lainnya dalam penanganan COVID-19.
e) Ketentuan mengenai Protokol Komunikasi Publik dan Narasi Protokol
Kesehatan dalam Penanganan COVID-19, serta Protokol di Area dan
Transportasi Publik, Protokol di Area lnstitusi Pendidikan, Protokol di Pintu
Masuk Wilayah Indonesia, dan Protokol dalam Lingkup Khusus Pemerintahan
(WIP), sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat Edaranini.
5. Surat Edaran Nomor: Hj-01/2/946/2020 Upaya Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19) Kepada Seluruh Jemaah Haji Indonesia

Coronavirus Disease (COVID-19) telah dinyatakan sebagai kejadian pandemi


olehWHO sejak tanggal 11 Maret 2020. Selain itu, wabah COVID-19 juga telah dinyatakan
sebagai bencana non-alam oleh Presiden sejak tanggal 15 Maret 2020 sehingga wajib
dilakukan upaya penanggulangan agar dapat dikendalikan dan tidaksemakinmenyeardi
Indonesia.

Mayoritas jemaah haji Indonesia adalah jemaah haji risiko tinggi. Sebanyak 67%
jemaah merupakan jemaah haji usia lanjut dan atau jemaah yang memiliki penyakit jantung,
diabetes mellitus, gangguan ginjal serta penyakit saluran nafas. Kelompok ini merupakan
kelompok yang rentan terhadap penyakit menular termasuk COVID-19.

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh jemaah haji Indonesia agar terhindar dari
COVID-19, yaitu:

1) Makan makanan yang bergizi, perbanyak makan sayur dan buah.


2) Istirahat yang cukup, agar kondisi jemaah tidak mengalami kelelahan.
3) Minum air yang cukup, agar terhidar dari dehidrasi.
4) Jemaah haji harus menggunakan masker, terutama saat berada dikerumunan banyak
orang.
5) Sering mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir atau gunakan Cairan
antiseptik (hand sanitizer) bila tidak/sulit ditemukan air.
6) Jangan mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak.
7) Senantiasa berolahraga secara teratur.
8) Hindari berkunjung ke pasar hewan dan jangan dekat-dekat dengan atau Binatang
lainnya.
9) Jika mengalami demam, batuk dan sesak napas, jangan ditunda, segera berobat ke
dokter.
6. Badan Nasional Penanggulangan Bencanarepublik Indonesia Membuat Keputusan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3.A Tahun 2020 Tentang
Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat
Virus Corona Di Indonesia Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Memutuskan:
1) Menetapkan Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit
Akibat Virus Corona di Indonesia.
2) Perpanjangan Status KeadaanTertentu sebagaimana dimaksud Dalam diktum
KESATU berlaku selama 91 (sembilan puluh satu) hari, terhitung sejak tanggal 29
Februari 2020 sampai dengan tanggal 29 Mei 2020
3) Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya Surat Keputusan ini
dibebankan pada Dana Siap Pakai yang ada di Badan Nasional Penanggulangan
Bencana.
4) Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan Ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat ke keliruan akan Dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.
7. Pemerintah juga membuat beberapa pedoman – pedoman mengenai covid 19 yang
dapat diakses dalam website kemenkes,meliputi:
1) Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19)
2) Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial Pada Pandemi COVID-19
3) Pedoman Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit Darurat dan
Puskesmas yang Menangani Pasien COVID-19
4) Advice on the use of masks the community, during home care and in health care settings
in the context of the novel coronavirus (2019-nCoV) out break
5) Risk communication and community engagement (RCCE) readiness and response to the
2019 novel coronavirus (2019-nCoV)

Serta membuat bebrapaprotokol Kesehatan Penanganan COVID-19, yaitu :

1) Protokol Kesehatan
2) Protokol Kesehatan dalam gambar
3) Protokol Perbatasan
4) Protokol Komunikasi
5) Protokol Area Pendidikan
6) Protokol Area Publik dan Transportasi

B. Strategi Pemerintah

Menurut (M. L. N. Indonesia, 2020) ada beberapa strategi untuk meminimalisir angka
penyebaran COVID-19, diantaranya:

a) Pastikan seluruh area umum dan transportasi umum bersih.


b) Deteksi suhu tubuh di setiap titik pintu masuk tempat umum dan transportasi umum.
c) Promosikan cuci tangan secara teratur dan menyeluruh.
d) Mensosialisasikan etika batk atau bersin.
e) Memperbaharui informasi tentang COVID-19 secara regular.

C. Peran Perawat Komunitas

Peran perawat terdiri dari peran sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, peran
pendidik, peran pengamat kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan, peran pembaharu,
peran pengorganisir pelayanan kesehatan, dan peran fasilitator. Peran pelaksana yaitu
perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok/masyarakat
berupa asuhan keperawatan yang konferensif meliputi pemberian asuhan pencegahan pada
tingkat satu, dua, maupun tiga, baik secara direct/indirect.

Peran educator, perawat memberikan pembelajaran yang merupakan dasar dari


semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan, perawat mengajarkan tindakan penkes,
pencegahan penyakit, pemulihan dari penyakit, dan menyusun program health education,
memberikan info yang tepat tentang kesehatan.

Sebagai pengamat kesehatan, perawat melaksanakan monitoring terhadap perubahan


yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menyangkut masalah
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan, observasi, dan pengumpulan data. Role
model perilaku yang ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan, panutan ini digunakan
pada semua tingkat pencegahan terutama PHBS, dan menampilkan profesionalisme dalam
bekerja.

Peran coordinator palayanan kesehatan, perawat mengkoordinir seluruh kegiatan


upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan
melalui kerjasama dengan tim kesehatan lain sehingga pelayanan yang diberikan
merupakan kegiatan yang menyeluruh. Selain itu, perawat melakukan koordinasi terhadap
semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga, dan bekerja sama dengan keluarga
dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta sebagai penghubung dengan institusi
pelayanan kesehatan lain dalam menjalankan supervisi terhadap asuhan keperawatan yang
dilaksanakan anggota tim.

Peran pembaharu, yakni sebagai innovator terhadap individu, keluarga, dan


masyarakat dalam merubah perilaku dan pola hidup yang berkaitan dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan. Peran pengorganisir pelayanan kesehatan yakni perawat
memberikan motivasi untuk mengikutsertakan individu, keluarga, dan kelompok dalam
setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di masyarakat, posyandu, dan dana
sehat.

Peran fasilitator merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk memecahkan


masalah kesehatan, perawat dapat memberikan solusi, mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi (Kep & Kep, 2015).
BAB III
A. PENYAJIAN DATA / TABULASI

PENYAJIAN DATA (TABEL /DIAGRAM)

I. DATA INTI
A. Demografi

RT/RW : …………………………
Nama Kepala Keluarga : …………………………
Alamat Lengkap : …………………………
Email/No. Handphone : …………………………
Jumlah Anggota Keluarga Dalam Satu Rumah: …………………………
Suku

Suku Jumlah Presesntase


Jawa 5 100%
Sunda 0 0%
Batak 0 0%
Dayak 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 5 orang responden dari warga di Desa Kropak
RT7 RW2 100% masuk kedalam suku jawa .

Agama

Agama Jumlah Presesntase


Islam 5 100%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
TiongHoa 0 0%
Kristen 0 0%
Katolik 0 0%
Koghuchu 0 0%
Total 5 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 5 orang responden dari warga di Desa Kropak
RT7 RW2 100% beragama islam

Status

Status Jumlah Presesntase


Pelajar / Mahasiswa 3 60%
Pekerja 2 40%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% berstatus pelajar/mahasiswa dan 40% berstatus pekerja
B. Ekonomi
1. Berapa Jumlah Penghasilan Keluarga Dalam Satu Bulan ?

Penghasilan Keluarga Jumlah Presesntase


<1.000.000 2 40%
>1.000.000 2 40%
>2.000.000 1 20%
>5.000.000 0 0%
Tidak Tentuu 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% berpenghasilan <1.000.000 dan 40%>1.000.000 serta 20%
>2.000.000

2. Dari Manakah Sumber Pengahasilan Keluarga ?

Sumber Pengahasilan Jumlah Presesntase


Keluarga 5 100%
Pensiunan 0 0%
Sumbangan 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 sumber penghasilan keluarga responden berasal dari keluarga dengan
presentase 100% jumlah responden 5 orang
3. Bagaimana Jumlah Penghasilan Keluarga Anda Untuk Memenuhi Kebutuhan Sehari
hari ?

Penghasilan Untuk Memenuhi Jumlah Presesntase


Kebutuhan Sehari hari
Kurang Sekali 0 0%
Kurang 0 0%
Cukup 5 100 %
Berlebih 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% dengan jumlah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari cukup.

4. Apakah Bentuk Tabungan Keluarga Anda ?

Bentuk Tabungan Keluarga Jumlah Presesntase


Uang Tunai 0 0%
Barang ( Emas, Tanah, Kendaraan ) 2 40%
Tabungan Bank 3 60%
Tidak Ada Tabungan 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% tabungan keluarga berbentuk tabungan Bank dan 40% berbentuk
tabungan barang ( Emas, Tanah, Kendaraan ).

C. Riwayat
1. Adakah Anggota Keluarga Yang Memiliki Penyakit Menurun ? ( Tekanan Darah Tinggi,
Kencing Mnais, Asam Urat)

Penyakit Menurun Jumlah Presesntase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% tidak terdapat Penyakit Menurun.
2. Adakah Anggota Keluarga Yang Memiliki Penyakit Menular ? ( TBC)

Penyakit Menurun (TBC) Jumlah Presesntase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% tidak terdapat Penyakit menular seperti TBC.

3. Apakah Ada Anggota Keluarga Yang Pernah Di Rumah Sakit Dalam Kurun Waktu 3
Bulan Terakhir ?

Pernah Di Rumah Sakit Jumlah Presesntase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% responden tidak pernah ke rumas sakit Sakit Dalam Kurun
Waktu 3 Bulan Terakhir.

4. Apakah Tetangga Ada Yang Memiliki Penyakit Menular ?

Tetangga Memiliki Penyakit Menular Jumlah Presesntase


Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa Kropak
RT7 RW2 60% Tetangga Memiliki Penyakit Menular dan 40% tidak.

D. Etnis/Suku Bangsa
1. Apakah dalam keluarga anda sudah mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang
(nasi, sayur,lauk-pauk, buah, susu) ?

Mengkonsumsi makanan menu seimbang Jumlah Presesntase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% sudah mengonsumsi makanan dengan menu yang seimbang .

2. Berapa kali keluarga anda makan dalam 1 hari ?

Keluarga makan dalam 1 hari Jumlah Presesntase


<3 kali sehari 0 0%
3 kali sehari 5 100%
>3 kali sehari 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% makan 3 kali dalam sehari .

3. Jenis masakan apa yang keluarga anda suka ?

Jenis masakan yang disukai Jumlah Presesntase


Goreng 0 0%
Bersanta 0 0%
Berkuah 4 80%
Tumis 1 20%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80%menyukai makanan jenis berkuah dan 20% menyukai jenis
makanan tumis,

4. Selera makanan yang keluarga anda suka ?

Selera makanan yang keluarga Jumlah Presesntase


Pedas 4 80%
Asin 0 0%
Manis 1 20%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% seler makanan yang pedas dan 20% selera makanan manis.

5. Apakah dalam keluarga anda, ada jenis makanan yang tidak boleh di konsumsi ?
Makanan yang tidak boleh di konsumsi Jumlah Presesntase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% tidak terdapat Makanan yang tidak boleh di konsumsi.

E. Nilai dan Keyakinan


1. Bagaimana keluarga anda dalam menyelesaikan masalah ?

Cara menyelesaikan masalah Jumlah Presesntase


Keputusan diambil oleh kepala keluarga 0 0%
Keputusan diambil sendiri 0 0%
Keputusan diambil dengan musyawarah 5 100%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% dalam menyelesaikan masalah dengan cara keputusan diambil
dengan musyawarah .

2. Apakah anak-anak di lingkungan rumah anda tidak boleh keluar rumah disaat malam hari
?

Tidak boleh keluar rumah saat malam hari Jumlah Presesntase


Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% responden yang boleh keluar pada saat malam hari dan 2
responden lainnya tidak boleh keluar pada malam hari.
II. SUB SISTEM
A. Lingkungan Fisik

1. Bagaimana status kepemilikan rumah anda saat ini ?

status kepemilikan rumah Jumlah Presesntase


Kontrak/Kos 0 0%
Rumah Sendiri 5 100%
Total 5 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% memiliki rumah sendiri.

2. Jenis perumahan apa yang dimiliki keluarga anda ?

Jenis perumahan Jumlah Presesntase


Permanen 5 100%
Semi Permanen 0 0%
Tidak Permanen 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% jenis perumahan permanen.

3. Berapa kali dalam sehari anda membersihkan rumah ?

Berapa kali membersihkan rumah Jumlah Presesntase


>2 kali 0 0%
2x sehari 4 80%
1x sehari 1 20%
Tidak pernah 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% membersihkan rumah 2x dalam sehari.

4. Apakah ada jarak antara rumah anda dengan rumah tetangga ?

Ada jarak antara rumah dengan rumah tetangga Jumlah Presesntase


Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% memiliki jarak antara rumah dengan rumah tetangga.
5. Apakah terdapat lubang angin / jendela dirumah anda ?
Ada jendela dirumah Jumlah Presesntase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 memiliki tempat lubang angina / jendela dirumah.

6. Bagaimana jenis MCK yang terdapat dirumah anda ?

Jenis MCK dirumah Jumlah Presesntase


Di dalam rumah 3 60%
Di luar rumah 2 40%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% memiliki jenis MCK yang terdapat didalam rumah dan 40%
diluar rumah.

7. Jenis jamban apa yang digunakan dalam keluarga anda ?

Jenis jamban Jumlah Presesntase


Toilet duduk 0 0%
Toilet jongkok 5 100%
Toilet umum 0 0%
Kolam 0 0%
Sungai 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 memiliki jenis jamban yang digunakan keluarga yaitu menggunakan
toilet jongkok sebanyak 5 orang repsonden.

8. Apakah dirumah anda terdapat tempat pembuangan sampah ?

Tempat Pembuangan Sampah Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 disetiap rumah respsonden terdapat tempat pembuangan sampah.

9. Bagaimana cara mengelola sampah ?

Pengelolaan sampah Jumlah Presesntase


Dibakar 5 100%
Ditimbun 0 0%
Selokan 0 0%
Tempat Sampah ( petugas kebersihan ) 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 pengelolaan sampah dengan cara dibakar.

10. Apa tempat pembuangan air limbah yang digunakan pada keluarga anda ?

Tempat pembuangan air limbah Jumlah Presesntase


Selokan 5 100%
Penampungan 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 membuangnya di selokan.

11. Berasal dari manakah sumber air pada keluarga anda ?

Sumber air Jumlah Presesntase


Air sumur 5 100%
Air PAM 0 0%
Artetis 0 0%
Air Sungai 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 sumber air berasal dari sumur.

12. Berasal dari manakah sumber minum untuk keluarga anda ?

Sumber minum Jumlah Presesntase


Masak sendiri 0 100%
Isi ulang 5 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 responden mengisi ulang sumber air minum.

13. Jenis tempat penampungan air apa yang keluarga anda gunakan ?

Tempat penampungan air Jumlah Presesntase

Bak mandi 1 100%


Gentong 0 0%
Ember 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 responden memilih bak mandi sebagai tempat penampungan.

14. Bagaimana kondisi tempat penampungan air dirumah anda ?

Kondisi tempat penampungan air Jumlah Presesntase


Tertutup 1 20%
Terbuka 4 80%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% kondisi penampungan air terbuka.
15. Berapa kali dalam seminggu tempat penampungan air dirumah anda dilakukan
pengurasan ?

Pengurasan tempat penampungan air Jumlah Presesntase


1x seminggu 3 60%
2x seminggu 2 40%
3x seminggu 0 0%
>3x seminggu 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% menguras tempat penampungan air 1X seminggu dan 40%
keluarga responden yang menguras 2X seminggu.

16. Apakah pernah dilakukan fogging (pengasapan) dilingkungan anda?

Fogging (pengasapan) Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 mengatakan pernah dilakukan fogging (pengasapan) dilingkungan
rumah.

17. Apakah sering terjadi banjir/rob di lingkungan anda?

Sering terjadi banjir/rob Jumlah Presesntase


Sering 0 0%
Kadang-kadang 3 60%
Tidak pernah 2 40%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% kadang kadang terjadi banjir/rob dan 40% tidak pernah terjadi
banjir/rob di lingkungannya.

18. Apakah banjir/rob tersebut masuk ke rumah anda?

Banjir/rob pernah masuk ke rumah Jumlah Presesntase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 Banjir/rob tidak pernah masuk ke rumah.

19. Apakah banjir/rob tersebut masuk ke rumah anda?

Banjir/rob pernag masuk ke rumah Jumlah Presesntase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 Banjir/rob tidak pernah masuk ke rumah.

20. Apakah dirumah anda terdapat pekarangan yang dapat dimanfaatkan ?

Pekaranganrumah dapat dimanfaatkan Jumlah Presesntase


Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 3 responden memiliki pekarangan rumah yang dapat dimanfaatkan
dan 2 responden tidak memiliki pekarangan rumah.

21. Apakah di rumah Anda terdapat kandang untuk memelihara hewan ternak ?

Kandang uantuk hewan ternak Jumlah Presesntase


Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% terdapat kandang untuk memelihara hewan ternakdan 40% tidak
terdapat kandang untuk hewan rernak di rumah.

22. Jika iya, berapa jarak antara kandang dengan rumah Anda ?

Jarak antara kandang dengan rumah Jumlah Presesntase


<1 meter 1 20%
1 meter 1 20%
>1 meter 1 20%
Tidak ada 2 40%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 terdapat 1 keluarga yang kandang dengan rumah berjarak <1meter dan
1keluarga yang kandang dengan rumah berjarak 1 meter serta terdapat 1 keluarga yang
kandang dengan rumah berjarak >1 meter .

B. Pelayanan Kesehatan
1. Apakah didekat rumah anda terdapat fasilitas kesehatan ?

Fasilitas kesehatan Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak - 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden rumahnya berdekatan dengan fasilitas
kesehataan.

2. Fasilitas kesehatan apa yang sering anda kunjungi?

kunjungi fasilitas kesehatan Jumlah Presesntase


Puskesmas 0 0%
Dokter praktek 5 100%
Rumah sakit 0 0%
Total 5 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan Fasilitas kesehatan apa yang sering dikunjungi adalah
dokter praktek.

3. Jaminan kesehatan apakah yang anda miliki?

Jaminan kesehatan Jumlah Presesntase


Askes 0 0%
BPJS 5 100%
Asuransi swasta 0 0%
JamKesMas 0 0%
Tidak memiliki 0 0%
Total 5 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden memiliki jaminan kesehatan PBJS.

4. Apakah anda perlu menggunakan alat transportasi untuk pergi ke pelayanan


kesehatan?

Alat transportasi Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden memerlukn alat transportasi untuk pergi ke
pelayanan kesehatan.

5. Apabila ya, jenis transportasi apakah yang anda gunakan?

Transportasi yang di gunakan Jumlah Presesntase


Motor 4 010%
Angkutan Kota 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden menggunakan transportasi sepeda motor.

6. Apa yang akan anda lakukan bila tiba-tiba ada anggota keluarga yang tiba-tiba jatuh
sakit, apakah langsung dibawa ke pelayanan kesehatan?

Dibawa ke pelayanan kesehatan Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan akan membawa keluarga mereka ke pelayanan
kesehatan jika tiba-tiba jatuh sakit.

7. Apakah ada petugas kesehatan yang datang ke masyarakat untuk memberikan


penyuluhan kesehatan ?

Penyuluhan kesehatan Jumlah Presesntase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan tidak pernah didatangi oleh petugas kesehatan untuk
memberikan penyuluhan kesehatan.

8. Jika ada, siapakah yang memberikan penyukuhan kesehatan ?

yang memberikan penyukuhan kesehatan Jumlah Presesntase


Puskesmas 0 60%
Dokter 0 0%
Perawat 0 0%
Mahasiswa praktek 0 40%
Tidak ada 5 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan tidak ada yang memberikan penyukuhan kesehatan.
C. Transportasi / Keamanan
1. Apakah anda memiliki kendaraan pribadi ?

Kendaraan pribadi Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 kkeseluruhan yang memiliki kendaraan pribadi sebanyak 5
responden.

2. Kendaraan apa yang anda miliki?

Jenis Kendaraan Jumlah Presesntase


Sepeda 0 0
Motor 5 100%
Mobil 0 0%
Becak 0 0%
Tidak punya 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden memiliki kendaraan motor.

3. Apakah rumah anda dekat dengan jalan raya?

Rumah anda dekat dengan jalan raya Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan rumahnya dekat dengan jalan raya.

D. Komunikasi
1. Apakah dalam keluarga anda mempunyai alat untuk berkomunikasi ?

Memiliki alat komunikasi Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden mempunyai alat untuk berkomunikasi.

2. Jika Ya, alat komunikasi apa yang digunakan ?

Alat komunikasi apa yang digunakan Jumlah Presesntase


Telepon Genggam 5 100%
Telepon Rumah 0 0%
Opsi 3 0 0%
Total 5 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan memiliki alat komunikasi yang diunakan yaitu telpon
genggam dengn presentasi 100%.
3. Apakah komunikasi dalam keluarga anda dengan masyarakat sekitar berjalan dengan
baik ?

Komunikasi keluarga dengan masyarakat Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan komunikasi dalam keluarga anda dengan masyarakat
sekitar berjalan dengan baik.

4. Apakah anda mengikuti salah satu kegiatan sosial di masyarakat?

mengikuti kegiatan sosial di masyarakat Jumlah Presesntase


Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% responden mengikuti kegiatan social di masyaraksat dan
20% respsonsden tidak smengikuti kegiaran.

E. Pendidikan
1. Apakah ada fasilitas pendidikan di lingkungan anda ?

Fasilitas pendidikan Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5% 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden 100% memiliki fasilitas pendidikan di
lingkungan .

2. Jika ya, ada berapa jenis fasilitas pendidikan di lingkungan anda ?

Berapa jenis fasilitas pendidikan Jumlah Presesntase


1 0 0%
2 5 100%
3 0 0%
>3 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden memiliki jeniss fasilitas pendidikan.

3. Apakah ada pelayanan kesehatan dilingkungan pendidikan tersebut ?

Pelayanan kesehatan pendidikan Jumlah Presesntase


UKS 5 40%
PMR 0 60%
Dokter kecil 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan memiliki UKS di pelayanan kesehatan pendidikan.

F. Rekreasi
1. Apakah ada sarana rekreasi/sarana hiburan disekitar anda ?

sarana rekreasi Jumlah Presesntase


Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% ada sarana rekreasi/sarana hiburan disekitar dan 2 responden
tidak sarana rekreasi/sarana hiburan disekitar.

2. Berapa kali dalam sebulan anda pergi berekreasi?


sarana rekreasi Jumlah Presesntase
1.2 Kali 4 80%
>2 kali 1 60%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 dalam sebulan 80% responden 1-2 kali berekreasi dan 20%
responden >2 kali berekreasi.

3. Dimana tempat rekreasi yang dipilih?

Tempat rekreasi yang dipilih Jumlah Presesntase


Pegunungan 2 40%
Pantai 3 60%
Mall 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% memilih rekreasi ke pantai, dan 40% ke pegunungan.

ANGKET PENGKAJIAN PANDEMI COVID 19


A. Pengetahuan
1. Apakah menurut anda batuk, sakit tenggorokan, pilek dan demam merupakan tanda
gejala dari covid-19 ?

Batuk, sakit tenggorokan, pilek dan demam Jumlah Presesntase


merupakan tanda gejala dari covid-19
Ya 1 20%
Tidak 4 80%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 20% mengatakan batuk, sakit tenggorokan, pilek dan demam
merupakan tanda gejala dari covid-19.

2. Apakah menurut anda sesak nafas dan sakit kepala merupakan tanda gejala dari
covid-19 ?

sesak nafas dan sakit kepala merupakan Jumlah Presesntase


tanda gejala dari covid-19
Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden mengatakan sesak nafas dan sakit kepala
bukan merupakan tanda gejala dari covid-19.

3. Apakah menurut anda bersin dan batuk sembarang mampu menularkan covid-19 ?

Bersin dan batuk sembarang mampu Jumlah Presesntase


menularkan covid-19
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden berpendapat bersin dan batuk sembarang
mampu menularkan covid-19.

4. Apakah menurut anda mencuci tangan dengan sabun dapat mencegah penularan
covid-19 ?

Mencuci tangan dengan sabun dapat Jumlah Presesntase


mencegah penularan covid-19
Ya 1 20%
Tidak 4 80%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% berpendapat bahwa anda mencuci tangan dengan sabun tiak
dapat mencegah penularan covid-19, dan 20% berpendapat anda mencuci tangan
dengan sabun dapat mencegah penularan covid-19.

5. Apakah menurut anda menggunakan masker dapat mencegah penularan covid-19 ?

Menggunakan masker dapat mencegah Jumlah Presesntase


penularan covid-19
Ya 1 20%
Tidak 4 80%
Total 5% 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% berpendapat jika menggunakan masker tidak dapat mencegah
penularan covid-19, dan 20% berpendapat jika menggunakan masker dapat mencegah
penularan covid-19.

6. Apakah menurut anda tidak berkontak fisik dengan orang lain mampu mengurangi
penyebaran covid-19 ?

Tidak berkontak fisik dengan orang lain Jumlah Presesntase


mampu mengurangi penyebaran covid-19
Ya 2 40%
Tidak 3 60%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 20% berpendapat tidak berkontak fisik dengan orang lain mampu
mengurangi penyebaran covid-19, Dan 60% berpendapat berpendapat tidak berkontak
fisik dengan orang lain tidak mampu mengurangi penyebaran covid-19

7. Apakah menurut anda makan sayuran, buah, dan minum yang banyak dapat
mencegah covid-19?

Makan sayuran, buah, dan minum yang Jumlah Presesntase


banyak dapat mencegah covid-19
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan berpendapat makan sayuran, buah, dan minum yang
banyak dapat mencegah covid-19.

8. Apakah menurut anda berolahraga rutin dapat mencegah covid-19?

Berolahraga rutin dapat mencegah Jumlah Presesntase


covid-19
Ya 2 40%
Tidak 3 60%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% berpendapat berolahraga rutin dapat mencegah covid-19.
9. Apakah menurut anda lingkungan yang bersih dapat mencegah covid-19 ?

Lingkungan yang bersih dapat Jumlah Presesntase


mencegah covid-19
Ya 2 40%
Tidak 3 60%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% berpendapat lingkungan yang bersih dapat mencegah covid-
19.

10. Apakah menurut anda hasil tes darah dapat membuktikan bahwa seseorang positif
covid-19?

Hasil tes darah dapat membuktikan Jumlah Presesntase


positif covid-19
Ya 3 60%
Tidak 2 40%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% berpendapat hasil tes darah dapat membuktikan positif covid-
19

B. Sikap
1. Saya memeriksakan diri apabila mengalami demam lebih dari 38'C.

Memeriksakan demam lebih dari 38'C Jumlah Presesntase


Sangat setuju 2 40%
Setuju 3 60%
Tidak setuju 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% sresponden sangat setuju memeriksakan diri apabila
mengalami demam lebih dari 38'C, dan 60% setuju memeriksakan diri apabila
mengalami demam lebih dari 38'C
2. Saya mencuci tangan menggunakan sabun dapat mencegah penularan covid-19

Mencuci tangan menggunakan sabun Jumlah Presesntase


dapat mencegah penularan covid-19
Sangat setuju 0 0%
Setuju 5 100%
Tidak setuju 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2keseluruhan 100% responden setuju jika mencuci tangan
menggunakan sabun dapat mencegah penularan covid-19.

3. Saya olahraga teratur dan istirahat cukup dapat mencegah penularan covid-19

Teratur dan istirahat cukup dapat Jumlah Presesntase


mencegah penularan covid-19
Sangat setuju 0 0%
Setuju 5 100%
Tidak setuju 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% keseluruhan responden setuju olahraga teratur dan istirahat
cukup dapat mencegah penularan covid.

4. Saya mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin C dapat


meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh.

Mengkonsumsi makanan dan minuman yang Jumlah Presesntase


mengandung vitamin C
Sangat setuju 0 0%
Setuju 5 100%
Tidak setuju 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% keseluruhan responden setuju mengkonsumsi makanan dan
minuman yang mengandung vitamin C dapat meningkatkan imunitas (kekebalan)
tubuh.
5. Saya menggunakan masker saat batuk dapat mencegah penularan covid-19

Menggunakan masker saat batuk dapat Jumlah Presesntase


mencegah penularan covid-19
Sangat setuju 0 0%
Setuju 5 100%
Tidak setuju 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% keseluruhan responden setuju menggunakan masker saat
batuk dapat mencegah penularan covid-19.

C. Perilaku
1. Saya menggunakan masker saat batuk dan saat berkumpul dengan orang lain

Menggunakan masker Jumlah Presesntase


Selalu 2 40%
Sering 1 20%
Jarang 2 40%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu menggunakan masker saat batuk dapat
mencegah penularan covid-19 dan 20% responden sering menggunakan masker saat
batuk dapat mencegah penularan covid-19 serta 40% responden jarang menggunakan
masker saat batuk dapat mencegah penularan covid-19.

2. Saya mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir setelah
beraktivitas

Mencuci tangan dengan menggunakan Jumlah Presesntase


sabun dan air mengalir
Selalu 2 40%
Sering 1 20%
Jarang 2 40%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun
dan air mengalir setelah beraktivitas dan 20% responden sering mencuci tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas, serta 40% jarang
mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas.

3. Saya mandi dan berganti pakaian setelah beraktivitas diluar rumah

Mandi dan berganti pakaian setelah Jumlah Presesntase


beraktivitas
Selalu 2 40%
Sering 0 0%
Jarang 3 60%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu mandi dan berganti pakaian setelah
beraktivitas diluar rumah, 60% responden jarang mandi dan berganti pakaian setelah
beraktivitas diluar rumah.

4. Saya minum air putih 8-10 gelas dalam sehari

Minum air putih 8-10 gelas per hari Jumlah Presesntase


Selalu 2 40%
Sering 0 0%
Jarang 3 60%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu minum air putih 8-10 gelas dalam sehari ,
dan 60% jarang minum air putih 8-10 gelas dalam sehari.

5. Saya makan-makanan yang bergizi (nasi, sayur, buah dan lauk) setiap hari

Makanan yang bergizi Jumlah Presesntase


Selalu 2 40%
Sering 2 40%
Jarang 1 20%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu makan-makanan yang bergizi, dan 40%
responden sering makan-makanan yang bergizi serta 20% jarang makan-makanan
yang bergizi.

6. Saya selalu berjemur setiap pagi

Berjemur setiap pagi Jumlah Presesntase


Selalu 2 40%
Sering 0 0%
Jarang 3 60%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu berjemur setiap pagi, dan 60% jarang
berjemur setiap pagi

7. Saya membuka jendela dan membersihkan rumah setiap pagi

Membuka jendela dan membersihkan Jumlah Presesntase


rumah
Selalu 4 80%
Sering 0 00%
Jarang 1 20%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% responden selalu membuka jendela dan membersihkan rumah
setiap pagi dan 20% jarang membuka jendela dan membersihkan rumah setiap pagi.

8. Saya melakukan berolahraga secara rutin

Berolahraga secara rutin Jumlah Presesntase


Selalu 2 40%
Sering 0 0%
Jarang 3 60%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu melakukan berolahraga secara rutin, 60%
jarang melakukan berolahraga secara rutin.

9. Saya menjadwalkan istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup Jumlah Presesntase


Selalu 2 40%
Sering 0 0%
Jarang 3 60%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%

Kesimpulan:

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu menjadwalkan istirahat yang cukup, 60%
jarang menjadwalkan istirahat yang cukup

10. Saya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan (bidan,dokter keluarga, puskesmas,


rumah sakit) terdekat saat sakit

Memeriksakan ke pelayanan kesehatan Jumlah Presesntase


Selalu 2 40%
Sering 3 60%
Jarang 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan,60% responden sering memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.

TINGKAT RESIKO TERPAPAR COVID 19


1. Saya aktivitas di luar rumah

Aktivitas di luar rumah Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5% 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden beraktivitas di luar rumah.

2. Saya mempunyai penyakit bawaan seperti penyakit jantuang, diabetes, masalah


pernafasan kronik

mempunyai penyakit bawaan Jumlah Presesntase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden tidak mempunyai penyakit bawaan seperti
penyakit jantuang, diabetes, masalah pernafasan kronik.

3. Saya keluar menggunakan trasnportasi publik (ojek, taxi, bus, kereta, pesawat)

Menggunakan trasnportasi publik Jumlah Presesntase


Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden keluar tidak menggunakan trasnportasi
publik (ojek, taxi, bus, kereta, pesawat).

4. Saya tidak pernah menggunakan masker saat berpergian

Tidak menggunakan masker saat Jumlah Presesntase


berpergian
Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden menggunakan masker saat berpergian.

5. Saya melakukan kontak fisik (jabat tangan, berpelukan, cium tangan, cium pipi)
dengan orang lain

Melakukan kontak fisik Jumlah Presesntase


Ya 1 20%
Tidak 4 80%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% responden tidak melakukan kontak fisik (jabat tangan,
berpelukan, cium tangan, cium pipi) dengan orang lain, dan 20% melakukan kontak
fisik (jabat tangan, berpelukan, cium tangan, cium pipi) dengan orang lain.

6. Saya tidak sering menggunakan hand sanitizer

Menggunakan hand sanitizer Jumlah Presesntase


Ya 5 0%
Tidak 0 100%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden tidak sering menggunakan hand sanitizer.

7. Saya tidak sering mencuci tangan saat/setelah aktivitas diluar rumah

Mencuci tangan saat/setelah aktivitas Jumlah Presesntase


Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan tidak sering memcuci tangan saat/setelah aktivitas
diluar rumah.

8. Saya tidak menjaga jarak dengan orang lain saat beraktivitas diluar rumah

Tidak menjaga jarak dengan orang lain Jumlah Presesntase


Ya 4 80%
Tidak 1 20%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% responden tidak menjaga jarak dengan orang lain saat
beraktivitas diluar rumah, dan 20% responden menjaga jarak dengan orang lain saat
beraktivitas diluar rumah.

9. Saya berada di wilayah pandemi


Berada di wilayah pandemi Jumlah Presesntase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5% 100%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan 100% mengatakan jika berada di wilayah pandemi.
BAB IV
PEMBAHASAN DARI MASALAH YANG MUNCUL
B. ANALISA DATA

N
DATA MASALAH KEPERAWATAN
O
1. Data Angket : Remaja di Desa Kropak RT Defisit pengetahuan berhubungan dengan
7/RW 2 Kec. Winong Kab. Pati kurang informasi (N.00126)
keseluruhan agregat belum pernah
mendapat penyuluhan Kesehatan mengenai
covid-19

Data Wawancara : hasil wawancara 4 dari


5 agregat (80,%) mengatakan belum
mengetahui tentang covid-19 yang
meliputi, pengertian, pencegahan, tanda
gejala dan cara penularan, serta
pengobatan,

Data Observasi : dari data observasi di


Desa Kropak rt7/rw2 terlihat masih banyak
masyarakat yang tidak mengetahui bahwa
berkomunikasi, bersin dan melakukan
aktifitas dengan orang lain dengan jarak
yang dekat tanpa menggunakan masker
dapat menularkan virus covid-19

Data sekunder : upaya penyuluhan covid-


19 dilakukan untuk menigkatkan
pengetahuan agregat mengenai covid-19
dan diharapkan dapat meningkatkan derajat
Kesehatan agregat.

Data angket : Remaja di Desa Kropak RT


7/RW 2 Kec. Winong Kab. Pati
keseluruhan agregat kadang tidak
menggunakan masker saat berpergian, dan
keseluruhan agregat tidak sering
menggunakan hand sanitizer, tidak sering
juga mencuci tangan saat/setelah aktifitas
di luar rumah. Serta 4 dari 5 agregat (80%)
tidak menjaga jarak dengan orang lain saat
beraktifitas di luar rumah, dan juga 1 dari 5
agregat (20%) menjaga jarak dengan orang
lain saat beraktifitas di luar rumah.

Data wawancara : hasil wawancara pada


agregat remaja mengatakan bahwa sering
tidak mematuhi protocol kesehatan

Data observasi : dari data observasi di


Desa Kropak rt7/rw2 masih banyak
masyarakat yang keluar tanpa
menggunakan masker dan tidak
menerapkan social distancing

Data sekunder : upaya kemampuan untuk Perilaku Kesehatan cenderung beresiko


mengubahgaya hidup/perilaku dalam cara berhubungan dengan kurangnya
yang memperbaiki tingkat kesejahteraan. pemahaman serta tidak menerima
2. perubahan status Kesehatan. (N.00188)
C. DIAGNOSIS KOMUNITAS
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi (N.00126)
2. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurangnya
pemahaman serta tidak menerima perubahan status Kesehatan (N.00188)

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN & IMPLEMENTASI EVALU


KRITERIA HASIL RENCANA PROS
KEP.
INTERVENSI
KOMUNITAS
Defisit Setelah diberikan Kontrol Infeksi (N.6540) - Penkes tentang S:
pengetahuan asuhan keperawatan Definisi : meminimalkan pengetahuan Agregat
berhubungan diharapkan agregat penerimaan dan transmisi covid-19 mengatak
dengan kurang remaja dapat agen infeksi belum
informasi meningkatkan sepenuhny
(N.00126) pengetahuan : mengetah
manajemen infeksi Pencegahan primer : mengenai
(N.1842) dengan Proses Kelompok 19 dan sud
kriteria hasil : - Ajarkan pasien paham me
1. Cara penularan dan keluarga covid-19 s
di tingkatkan mengena di lakukan
dari skala 1 ke menghindari pendkes c
skala 5 unfeksi 19

2. Tanda dan Empowerment O:


gejala penularan - Ajarkan pasien Agregat te
infeksi di dan anggota memperha
tingkatkan dari keluarga mengenai dan mema
skala 2 ke skala tanda dan gejala selama pr
5 infeksi dan kaan jalanya pe
3. Pentingnya harus serta dapa
sanitasi tangan melaporkanya menjawab
di tingkatkan kepada penyedia pertanyaa
dari sakla 1 ke layanan Kesehatan di ajukan
skala 5 penyaji.
Parnersip
4. Factor factor
A:
yang - Bantu kader Defisit
mempengarusi kesehatan dan pengetahu
respon imun di bidan desa berhubung
tingkatkan dari setempat dalam dengan ku
skala 1 ke
memotivasi informasi
sekala 5 agregat untuk teratasi
promosi Kesehatan
dan kakukan P:
Tindakan Evaluasi h
Tindakan bersifat akhir kegi
universal
Pendidikan Kesehatan
- Edukasi kelompok
tentang pentingnya
menjaga pola
kesehatan sehari-
hari.
Perilaku Setelah diberikan Modifikasi perilaku - Pembagian S:
Kesehatan asuhan keperawatan (N.4360) agregat
masker gratis,
cenderung diharapkan agregat Definisi : dukungan mengatak
beresiko remaja dapat terjadinya perubahan penyuluhan memaham
berhubungan meningkatkan perilaku perilaku bagaiman
perilaku hidup
dengan dan derajat Kesehatan: perilaku h
kurangnya Perilaku patuh Proses Kelompok bersih dan sehat bersih dan
pemahaman (bersifak aktif) - Tentukan motivasi itu.
(PHBS) serta
serta tidak (N.1600) dengan pasien terhadap Agregat ju
menerima kriteria hasil : (perlunya) mengajarkan mengatak
perubahan status 1. Membahas perubahan perilaku bahwa sen
cuci tangan 6
Kesehatan aktivitas sehat setelah di
(N.00188) rekomendasi langkah beserta ajarkan cu
dengan Empowerment tangan yg
3M
profesinal yang - Berikan umpan dan benar
di pertahan kan balik terkait bagaiman
pada skala 1 di dengan perasaan
tingkatkan ke saat pasien tampak O:
skala 5 bebas dari gejala Agregat te
2. Bersama gejala dan terlihat memperha
professional rileks dan mema
Kesehatan - Fasilitasi selama pr
menetapkann keterlibtan jalanya pe
tujuan aktivitas keluarga/kelompo dan dan
jangka pendek k mengikuti
yang bisa di Dalam proses Gerakan c
capai yang di modifikas tangan ya
pertahan kan Parnersip benar sert
pada skala 1 di menjawab
tingkatkan ke - Kenalkan pasien pertanyaa
skala 5 pada orang atau di ajukan
3. Bersama kelompok yang penyaji.
professional telah berhasil
Kesehatan melewati A:
menetapkann pengalamanya Perilaku
tujuan aktivitas yang sama Kesehatan
jangka panjang - Bantu kader cenderung
yang bisa di kesehatan dan beresiko
capai yang di bidan desa berhubung
pertahan kan dengan
setempat dalam
pada skala 1 di kurangnya
pengembangan
tingkatkan ke pemaham
skala 5 program tidak men
4. Menggunakan perubahan perilaku perubahan
strategi untuk hidup sehat Kesehatan
meningkatkan teratasi
Pendidikan Kesehatan
keamanan dan
- Edukasi kelompok
daya tahan P:
agregat mengnai
tubuh yang di Evaluasi h
PHBS dalam
pertahan kan akhir kegi
kehidupan sehari
pada skala 1 di
hari
tingkatkan ke
skala 5
5. Berpartisipasi
dalam aktifitas
fisik sehari hari
yang di
tentukan yang
di pertahan kan
pada skala 1 di
tingkatkan ke
skala 5
E. PLAN OF ACTION

Masalah Kegiatan Sasara Waktu Dana Penanggung


Tempat
Kesehatan n Jawab
Defisit Penkes 5 1 kali Ruangan Dana pribadi
pengetahuan tentang agregat pertemuan yang di mahasiswa
berhubungan pengetahua remaja selama 30 sediakan Tias Kusuma
dengan n covid-19 menit. astuti
kurang
informasi
(N.00126)
Perilaku Pembagian 5 1 kali Ruangan Dana pribadi
Kesehatan
masker agregat pertemuan yang di mahasiswa
cenderung
beresiko gratis, remaja selama 45 sediakan Tias Kusuma
berhubungan
penyuluhan menit. astuti
dengan
kurangnya perilaku
pemahaman
hidup bersih
serta tidak
menerima dan sehat
perubahan
(PHBS)
status
Kesehatan serta .
(N.00188)
mengajarka
n cuci
tangan 6
langkah
beserta 3M

F. EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS

Di RT 07 RW 02 Desa Kropak kecamatan Winong kabupaten Pati


Waktu Hasil
N
Kegiatan dan Respon Faktor
o
Tempat Masyarakat Pendukung Penghambat
Penyuluhan Senin 3 Respon Terdapat
mei masyarakat fasilitas di Tidak terdapat
Penkes 2021, di baik dan ruangan nya proyektor
tentang tempat menerima yang dan hanya
ketua untuk di nyaman dan menggunakan
pengetahuan RT ds. lakukan sejuk media laptop
Kropak penyuluhan kemudian dan ppt poster
covid-19 7/2 dengan mendapat serta leaflet
serta tujuan respon yang sudah di
supaya positif dan sediakan
Pembagian merka lbih mau untuk penyaji.
mengetahui bekerja
masker
mengenai sama dalam
gratis, covid dan jalanya
PHBS penyuluhan
penyuluhan
perilaku
hidup bersih
dan sehat
(PHBS)
serta

mengajarka
n cuci
tangan 6
langkah
beserta 3M

G. RENCANA TINDAK LANJUT KEPERAWATAN KOMUNITAS


Di RT 07 RW 02 Desa Kropak kecamatan Winong kabupaten Pati
Masalah Kesehatan Kegiatan Sasaran Tempa Waktu Penanggung Jawab
t
Defisit pengetahuan Evaluasi Agregat Di Senin 3
berhubungan dengan hasil remaja di rumah mei
kurang informasi (N.00126) kegiatan Ds. Bapak 2021
Perilaku Kesehatan Kropak ketua 14.00-
Tias Kusuma astuti
Rt 7 Rw Rt 7 15.30
cenderung beresiko 2 Kec. Rw Ds.
berhubungan dengan Winong Kropak
kurangnya pemahaman Kab. Pati
serta tidak menerima
perubahan status Kesehatan
(N.00188)
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN

SARS-CoV-2 adalah wabah pneumonia yang sedang berlangsung terkait dengan SARS-
CoV-2 baru, yang disebut sindrom pernapasan akut SARS-CoV-2 2 (SARSCoV-2), dilaporkan
di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Desember 2019 (Yunus, 2020). Penyakit ini berupa
simptomatik atau asimptomatik. Gejala biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak napas,
kelelahan, dan malaise (Kresna, 2020). SARS-CoV-2 awalnya berasal kelelawar, ditransmisikan
ke manusia melalui trenggiling atau hewan liar lainnya.

Pentingnya kerjasama, partisipasi dan keterlibatan semua pihak baik pemerintah,


pimpinan daerah, dan semua lapisan masyarakat untuk menekan dan memutus mata rantai
penularan Covid-19. Menjadi tanggungjawab bersama disemua elemen masyarakat untuk
memutus mata rantai penularan Covid-19. Dibutuhkan kesadaran dan pengetahuan yang cukup
agar semua masyarakat mampu mentaati anjuran pemerintah termasuk kaum remaja.
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Pengetahuan tentang penyakit Covid-19 merupakan hal yang sangat penting agar tidak
menimbulkan peningkatan jumlah kasus penyakit Covid-19. Pengetahuan pasien Covid -19 dapat
diartikan sebagai hasil tahu dari penyakitnya, cara pencegahanya, pengobatan dan
komplikasinya.2 Pengetahuan memegang peranan yang penting dalam penentuan prilaku yang
utuh karena pengetahuan akan membentuk kepercayaan yang selanjutnya adalam
mempersepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan penetuan
perilaku terhadap objek tertentu sehingga akan mempengaruhi perilaku.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, H. L. M. (2019). Sistem Pelayanan Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas : Studi


Kasus di Dusun Mensaleng. Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, 7(1), 59–70.

Ardhany, S. D., Puspitasari, Y., Meydawati, Y., & Novaryatiin, S. (2019). Depresi pada
Komunitas dalam Menghadapi Pandemi COVID-19: A Systematic Review. Jurnal Sains
Dan Kesehatan, 2(2), 122–128.

CORONAVIRUS DISEASE 2019. (2019). 2019.

Harefa, Erta I. J. 2019. “Peningkatan Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Rumah


Sakit.” INA-Rxiv. December 15. doi:10.31227/osf.io/385md.

Indonesia, D. I. (2020). COVID-19 COVID-19.

Kemenkes RI. (2020). PMK-No.9-Th-2020_Pedoman-Pembatasan-Sosial-Berskala-Besar-


Dalam-Penanganan-COVID-19.pdf.

Kemenkes RI. (2020a). 1 Surat Edaran Dirjen P2P Nomor HK0202II7532020 Tentang Revisi ke-
3 Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Corona Virus COVID-19.pdf.
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19 dokumen resmi/1
Surat Edaran Dirjen P2P Nomor HK0202II7532020 Tentang Revisi ke-3 Pedoman
Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Corona Virus COVID-19.pdf

Kemenkes RI. (2020b). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-
19). Germas, 0–115.

Kemenkes. (2020). Dokumen resmi. Pedoman Kesiapan Menghadapi COVID-19, 0–115.

Kementrian Dalam Negri. (2013). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid 19. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Saputro, K. Z. (2018). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Aplikasia:
Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17(1), 25.
https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i1.1362
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto, R.,… Cipto, R.
(2020). Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus Disease
2019 : Review of Current Literatures. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45–67.

Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri. (2013). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19
Bagi Pemerintah Daerah : Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Wang, Z., Qiang, W., & Ke, H. (2020). A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and
Prevention. Hubei Science and Technology Press, 1–108.

Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid -19); Sebuah tinjauan literatur. Wellness and
Healthy Magazine, 2(1), 187–192.

(Anggreni & Safitri, 2020)Anggreni, D., & Safitri, C. A. (2020). Hubungan Pengetahuan Remaja tentang
COVID-19 dengan Kepatuhan dalam Menerapkan Protokol Kesehatan di Masa New Normal.
Hospital Majapahit, 12(2), 134–142.

Anda mungkin juga menyukai