Disusun Oleh :
(010118A138)
FAKULTAS KESEHATAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
SARS-CoV-2 adalah wabah pneumonia yang sedang berlangsung terkait dengan
SARS-CoV-2 baru, yang disebut sindrom pernapasan akut SARS-CoV-2 2 (SARSCoV-
2), dilaporkan di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Desember 2019 (Yunus, 2020).
Penyakit ini berupa simptomatik atau asimptomatik. Gejala biasanya demam, batuk, sakit
tenggorokan, sesak napas, kelelahan, dan malaise (Kresna, 2020). SARS-CoV-2 awalnya
berasal kelelawar, ditransmisikan ke manusia melalui trenggiling atau hewan liar lainnya.
Virus ini selanjutnya menyebar dan menular dari manusia ke manusia (Yunus, 2020).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat tiga rute transmisi utama untuk
SARS-CoV-2, yaitu transmisi droplets, transmisi kontak, dan transmisi aerosol (Adhikari,
2020). Menurut Kemenkes (2020) data terbaru yang dilaporkan pada 6 Mei 2020, kasus
konfirmasi secara global adalah sebanyak 16,341,920 dan kasus meninggal sebanyak
650,805. Angka kematian secara global adalah 4,0%. Di Indonesia, kasus konfirmasi
adalah sebanyak 104,432 dan kasus meninggal sebanyak 4,975 yaitu 4,8%. Angka
kematian kasus Covid-19 didunia update 5 Oktober 2020 yaitu sebanyak 26,5 juta kasus
(Kemenkes, 2020).
Pentingnya kerjasama, partisipasi dan keterlibatan semua pihak baik pemerintah,
pimpinan daerah, dan semua lapisan masyarakat untuk menekan dan memutus mata
rantai penularan Covid-19. Menjadi tanggungjawab bersama disemua elemen masyarakat
untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Dibutuhkan kesadaran dan pengetahuan
yang cukup agar semua masyarakat mampu mentaati anjuran pemerintah termasuk kaum
remaja. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).
Intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek pada waktu pengideraan akan
mempengaruhi pengetahuan. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui
indra pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata. Pengetahuan tentang
penyakit Covid-19 merupakan hal yang sangat penting agar tidak menimbulkan
peningkatan jumlah kasus penyakit Covid-19. Pengetahuan pasien Covid -19 dapat
diartikan sebagai hasil tahu dari penyakitnya, cara pencegahanya, pengobatan dan
komplikasinya.2 Pengetahuan memegang peranan yang penting dalam penentuan prilaku
yang utuh karena pengetahuan akan membentuk kepercayaan yang selanjutnya adalam
mempersepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan
penetuan perilaku terhadap objek tertentu sehingga akan mempengaruhi perilaku.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai Covid-19 di
desa Kropak RT 7 RW2 Kecamatan winong Kabupaten Pati
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang Coronavirus Disease-19
b. Untuk mengetahui programpemerintah Indonesia dalam penanganan COVID-
19
c. Untuk mengetahui mengenai rancangan kuesioner di masyarakat terkait
COVID-19
d. Untuk mengetahui mengenai asuhan keperawatan komunitas di masyarakat
terkait COVID-19
e. Untuk mengetahui mengenai pembahasan masalah COVID-19 di masyarakat
dari diskusi kelompok
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KOMUNITAS
1. Pengertian Keperawatan Komunitas
Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat yang
saling berinteraksi atau berkomunikasi antar satu sama lain. Komunitas adalah kelompok
masyarakat yang tinggal di suatu lokasi atau tempat yang sama dengan pemerintahan
yang sama. Berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2009 mengatakan
bahwa 60-80% pelayanan kesehatan di dunia diberikan oleh perawat sedangkan di Afrika
hampir 85% pelayanan kesehatan diberikan oleh perawat. Sehingga pemahaman dan
kemampuan untuk mengaplikasikan keperawatan kesehatan komunitas menjadi suatu hal
yang sangat dibutuhkan.
Hal yang utama dari proses asuhan keperawatan komunitas yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Proses keperawatan
komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis,
dinamis, kontinu dan secara berkesinambungan untuk memecahkan masalah kesehatan
pasien/klien, keluarga, kelompok dan masyarakat.
B. KONSEP AGREGAT
1. Pengertian Remaja
1) Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda sekunder mulai
nampak.
2) Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh, baik
menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan
mereka sebagai anak-anak.
3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa
seperti tercapainya identitas ego (menurut Ericson), tercapainya fase genital dari
perkembangan psikoseksual (menurut Freud), dan tercapainya puncak
perkembangan kognitif (menurut Piaget), maupun moral (menurut Kohlberg).
4) Batas usia 24 tahun adalah merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi
peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri
pada orangtua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orangtua.
5) Dalam definisi tersebut, status perkawinan sangat menentukan apakah individu
masih digolongkan sebagai remaja ataukah tidak.
2. Ciri – Ciri Remaja
Seperti halnya pada semua periode yang penting, sela rentang kehidupan masa
remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelumnya
dan sesudahnya. Masa remaja ini, selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun
orangtuanya. Menurut Sidik Jatmika, kesulitan itu berangkat dari fenomena remaja
sendiri dengan beberapa perilaku khusus; yakni:
Dari berbagai penjelasan di atas, dapatlah dipahami tentang berbagai ciri yang
menjadi kekhususan remaja. Ciri-ciri tersebut adalah :
1) Masa remaja sebagai periode yang penting
2) Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetaplah
penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat disertai dengan cepatnya
perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan ini
menimbulkan perlunya penyesuaian mental serta perlunya membentuk sikap, nilai,
dan minat baru.
3) Masa remaja sebagai periode peralihan
4) Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa. Kalau
remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak sesuai dengan
umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku sebagaimana orang dewasa, remaja
seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan dimarahi karena mencoba bertindak
seperti orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga
menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya
hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling
sesuai bagi dirinya.
5) Masa remaja sebagai periode perubahan
6) Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan
tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi
dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau
perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.
7) Masa remaja sebagai usia bermasalah
8) Setiap periode perkembangan mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun
masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak
laki-laki maupun anak perempuan. Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi
sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya
menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.
9) Masa remaja sebagai masa mencari identitas
10) Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri terhadap kelompok masih
tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai
mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan
teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Status remaja yang mendua ini
menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan remaja mengalami “krisis identitas”
atau masalah-masalah identitas-ego pada remaja.
11) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
12) Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri atau
“semau gue”, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak,
menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan
remaja yang takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku
remaja yang normal.
13) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
14) Masa remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamata berwarna merah
jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan
bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal harapan dan cita-cita. Harapan dan
cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi
keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan
ciri dari awal masa remaja. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain
mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkannya sendiri.
15) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
16) Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah
untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa
mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa
ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada
perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman
keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks bebas yang
cukup meresahkan. Mereka menganggap bahwa perilaku yang seperti ini akan
memberikan citra yang sesuai dengan yang diharapkan mereka.
Selanjutnya dilengkapi pula oleh Gunarsa & Gunarsa, dan Mappiare, dalam
menjelaskan ciri-ciri remaja sebagai berikut :
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak
akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan
dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase berikutnya.
Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan
membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan
ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat,
dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Intensitas kebutuhan-kebutuhan di atas tidak semua sama antara individu yang satu
dengan yang lain, karena kondisi pribadi yang berbeda, situasi lingkungan yang berlainan,
dan ada individu yang ingin segera kebutuhannya terpenuhi, namun kenyataannya banyak
yang tidak terpenuhi. Dari uraian ini nampak bahwa tugas perkembangan dan kebutuhan
merupakan sesuatu yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan remaja.
Apabila tugas dan kebutuhan dapat terpenuhi, maka membawa kebahagiaan dan kesuksesan
dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya apabila gagal, maka
akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan
penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangan peridode-periode berikutnya.
C. KONSEP PENYAKIT
I. CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)
1. Definisi Corona Virus Disease (Covid-19)
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan
SarsCoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan
COVID-19 ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020).
2. Karakteristik Covid-19
Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat dan elips, sering pleimorfik
dengan diameter sekiar 50 – 200 mm. Struktur coronavirus membentuk struktur seperti
kubus dengan protein S berlokasi di permukaanvirus. Protein S atau spike protein
merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk
penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel
host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang) (Wang, Qiang, & Ke, 2020)
Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan
oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit,
eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen nonionik, formalin, oxidizing agent dan
kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120 – 160 mm. Virus ini
utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum
terjadinya wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia,
yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43,
betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). (Susilo et al., 2020)
3. Etiologi
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019 (yang
disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada pemahaman
sifat fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. CoV adalah virus RNA positif
dengan penampilan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron (corona adalah istilah
latin untuk mahkota) karena adanya lonjakan glikoprotein pada amplop. Subfamili
Orthocoronavirinae dari keluarga Coronaviridae (ordo Nidovirales) digolongkan ke dalam
empat gen CoV: Alphacoronavirus (alphaCoV), Betacoronavirus (betaCoV),
Deltacoronavirus (deltaCoV), dan Gammacoronavirus (gammaCoV). Selanjutnya genus
betaCoV membelah menjali lima sub-genera atau garis keturunan. Karakterisasi genom
telah menunjukkan bahwa mungkin kelelawar dan tikus adalah sumber gen alphaCoV dan
betaCoV. Sebaliknya, spesies burung tampaknya mewakili sumber gen deltaCoV dan
gammaCoV (Kementrian Dalam Negri, 2013).
Anggota keluarga besar virus ini dapat menyebabkan penyakit pernapasan, enterik,
hati, dan neurologis pada berbagai spesies hewan, termasuk unta, sapi, kucing, dan
kelelawar. Sampai saat ini, tujuh CoV manusia HCV – yang mampu menginfeksi manusia
telah diidentifikasi. Beberapa HCoV diidentifikasi pada pertengahan 1960-an sementara
yang lain hanya terdeteksi pada millennium baru (Kementrian Dalam Negri, 2013).
4. Patofisiologi
Coronavirus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua, dengan gejala
klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat seperti SARS atau MERS
serta beberapa strain menyebabkan diare pada dewasa. Infeksi coronavirus biasanya
sering terjadi pada musim dingin dan semi. Hal tersebut terkait dengan faktor iklim dan
pergerakan atau perpindahan populasi yang cenderung banyak perjalanan atau
perpindahan. Selain itu, terkait dengan karakteristik coronavirus yang lebih menyukai
suhu dingin dan kelembapan tidak terlalu tinggi (D. I. Indonesia, 2020).
Semua orang secara umum rentan terinfeksi. Penumonia coronavirus jenis baru
dapat terjadi pada pasien immunocompromis dan populasi normal, bergantung paparan
jumlah virus. Jika kita terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat
menimbulkan penyakit walau sistem imun tubuh berfungsi normal. Orang-orang dengan
sistem imun lemah seperti orangtua, wanita hamil, dan kondisi lainnya, penyakit dapat
secara progresif lebih cepat dan lebih parah. Infeksi coronavirus menimbulkan sistem
kekebalan tubuh yang lemah terhadap virus ini sehingga dapat terjadi re-infeksi (D. I.
Indonesia, 2020).
Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus tidak bisa
hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari coronavirus setelah menemukan sel host sesuai
tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host diperantai oleh protein S
yang ada di permukaan virus. Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies host-
nya serta penentu tropisnya. Setelah berhasil masuk, selanjutnya translansi replikasi gen
dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA
melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah
perakitan dan rilis virus (D. I. Indonesia, 2020).
Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi
di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke
saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi perubahan virus dari saluran napas dan
virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah
penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (D. I.
Indonesia, 2020).
Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh COVID-19 karena virus
mengakses sel inang melalui enzim angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), yang
paling melimpah di sel - sel alveolar tipe II paru-paru. Virus ini menggunakan
glikoprotein permukaan khusus yang disebut "lonjakan" (peplomer) untuk terhubung ke
ACE2 dan memasuki sel inang. Kepadatan ACE2 di setiap jaringan berkorelasi dengan
tingkat keparahan penyakit di jaringan itu dan beberapa menyarankan bahwa penurunan
aktivitas ACE2 mungkin bersifat melindungi, meskipun pandangan lain adalah bahwa
peningkatan ACE2 menggunakan angiotensin II receptor blocker obatobatan bisa
menjadi pelindung dan hipotesis ini perlu diuji. Seiring perkembangan penyakit alveolar,
kegagalan pernapasan mungkin terjadi dan kematian mungkin terjadi. SARS-CoV-2 juga
dapat menyebabkan kegagalan pernafasan melalui memengaruhi batang otak karena
coronavirus lain telah ditemukan menyerang sistem saraf pusat (SSP) . Sementara virus
telah terdeteksi dalam cairan otopsi serebrospinal, mekanisme pasti yang digunakannya
untuk menginvasi SSP masih belum jelas dan mungkin pertama kali melibatkan invasi
saraf perifer mengingat rendahnya tingkat ACE2 di otak.
5. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spectrum yang luas, mulai dari
tanpa gejala (asimptomatik), gejala klinis, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis,
hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau sedang, 13,8% mengalami
sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam keadaan kritis. Berapa besar
proporsi infeksi asimptomatik belum diketahui. Viremia dan viral load yang tinggi dari
swab nasofaring pada pasien yang asimptomatik telah dilaporkan (Susilo et al., 2020).
Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas atas
tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa
sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala. Pasien
tidak membutuhkan suplementasi oksigen. Pada beberapa kasus, pasien juga
mengeluhkan diare dan muntah. Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat ditandai
dengan demam, ditambah salah satu dari gejala: (1) frekuensi pernapasan >30x/menit, (2)
distress pernapasan berat, atau (3) saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada
pasien geriatric dapat muncul gejala-gejala yang atipikal (Susilo et al., 2020).
Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan gejala-gejala
pada sistem pernapasan seperti demam, batuk, bersin, dan sesak napas. Berdasarkan data
55.924 kasus, gejala tersering adalah demam, batuk kering, dan fatigue. Gejala lain yang
dapat ditemukan adalah batuk produktif, sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri kepala,
mialgia/artralgia, menggigil, mual/muntah, kongesti nasal, diare, nyeri abdomen,
hemoptisis, dan kongesti konjungtiva. Lebih dari 40% demam pada pasien COVID-19
memiliki suhu puncak antara 38,1-39oC, sementara 34% mengalami demam suhu lebih
dari 39oC (Susilo et al., 2020).
Perjalanan penyakit dimulai dengan masa inkubasi yang lama sekitar 3-14 hari
(median 5 hari). Pada masa ini leukosit dan limfosit masih normal atau sedikit menurun
dan pasien tidak bergejala. Pada fase berikutnya (gejala awal), virus menyebar melalui
aliran darah, diduga terutama pada jaringan yang mengekspresi ACE2 seperti paru-paru,
saluran cerna, dan jantung. Gejala pada fase ini umumnya ringan. Serangan kedua terjadi
empat hingga tujuh hari setelah timbul gejala awal. Pada saat ini pasien masih demam
dan mulai sesak, lesi di paru memburuk, limfosit menurun. Penanda inflamasi mulai
meningkat dan mulai terjadi hiperkoagulasi. Jika tidak teratasi, fase selanjutnya inflamasi
makin tak terkontrol, terjadi badai sitokin yang mengakibatkan ARDS, sepsis, dan
komplikasi lainnya (Susilo et al., 2020).
1) Tidak berkomplikasi
2) Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak
ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas cepat
atau takipnea tanpa adanya tanda pneumonia berat.
6) Syok septic
6. Faktor Risiko
Menurut (Susilo et al., 2020) menduga pengguna penghambat ACE (ACE-I) atau
angiotensin receptor blocker (ARB) berisiko mengalami COVID-19 yang lebih berat.
Terkait dengan dugaan ini, European Society of Cardiology (ESC) menegaskan bahwa
belum ada bukti meyakinkan untuk menyimpulkan manfaat positif atau negatif obat
golongan ACE-I atau ARB, sehingga pengguna kedua jenis obat ini sebaiknya tetap
melanjutkan pengobatannya.
Adapula studi meta-analisis yang dilakukan dalam (Susilo et al., 2020), pasien
COVID-19 dengan riwayat penyakit sistem respirasi akan cenderung memiliki
manifestasi klinis yang lebih parah. Beberapa factor risiko lain yang ditetapkan oleh
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah kontak erat, termasuk tinggal
satu rumah dengan pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke area terjangkit. Berada
dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam radius 2 meter) dianggap
sebagai risiko rendah. Tenaga medis merupakan salah satu populasi yang berisiko tinggi
tertular. Di Italia, sekitar 9% kasus COVID-19 adalah tenaga medis. Di China, lebih dari
3.300 tenaga medis juga terinfeksi, dengan mortalitas sebesar 0,6% (Susilo et al., 2020).
WHO tidak pernah memberikan pernyataan bahwa virus corona COVID 19 bisa
ditularkan melalui udara. WHO menyatakan bahwa menurut penelitian sejauh ini virus
corona ini umunya menular melalui kontak dengan droplet dari saluran pernafasan orang
yang terinfeksi bukan melalui udara. Covid 19 dapat menyebar dari orang ke orang
melaui droplet dari hidung atau mulut yang keluar saat orang lain terjangkit covid 19
batau atau bersin. Droplet ini kemudian jatuh ke benda – benda dan permukaan
disekitarnya. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh
mata,hidung,atau mulutnya terjangkit covid 19.
8. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
2) Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada pencitraan
dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar atau kolaps
paru atau nodul, tampilan groundglass.
3) Bronkoskopi
4) Pungsi pleura sesuai kondisic
5) Pemeriksaan kimia darah
6) Biarkan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas (sputum,
bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah26,27 Kultur darah untuk bakteri
dilakukan, idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun, jangan menunda terapi
antibiotik dengan menunggu hasil kultur darah)
7) Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan penularan).
(Yuliana, 2020)
9. Pencegahan
a) Mencuci tangan rutin dengan sabun dan air atau handsanitizer, terutama setelah
batuk, bersin, atau menggunakan toilet, sebelum menyiapkan makanan, dan
setelah kontak dengan pasien atau barang personal pasien.
b) Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan sebelum cuci
tangan.
c) Gunakan masker medis/bedah di keramaian.
d) Menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit dan barang personalnya dan
gunakan masker bila merawat orang sakit.
e) Terapkan etika batuk dan bersin (tutup dengan tisu atau siku kanan kemudian
buang tisu ke tempat sampah tertutup kemudian mencuci tangan).
f) Lakukan pola hidup bersih dan sehat secara umum.
g) Masak produk hewan sampai matang (safety food).
h) Diet sehat, exercise cukup, tidur cukup untuk meningkatkan sistem imun.
i) Jika sakit ringan, minum cukup, tinggal di rumah dan istirahat.
j) Jika tidak membaik atau khawatir dengan gejala, segera ke fasilitas layanan
kesehatan.
D. KEBIJAKAN PEMERINTAH
A. Kebijakan Pemerintah
1. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, telah melakukan berbagai langkah
pencegahan masuknya COVID-19 ke wilayah Indonesia, yaitu:
1) Menerbitkan surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota,
Rumah Sakit Rujukan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan (BTKL), untuk meningkatkan kewaspadaan dan
kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan masuknya penyakit ini.
2) Menempatkan 135 thermal scanner di seluruh bandar udara di Indnesia terutama
yang mempunyai penerbangan langsung dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
3) Memberikan health alert card dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pada
penumpang.
4) Menunjuk sedikitnya 100 Rumah Sakit Rujukan yang sebelumnya dipakai pada
kasus flu burung dan menyiapkan 21 kapsul evakuasi (meja dorong isolasi pasien)
sebagai langkah pencegahan.
2. Kementerian Kesehatan membuka kontak layanan yang dapat diakses masyarakat untuk
mencari informasi perihal virus corona. Nomor layanan informasi yang dapat dihubungi
adalah 0215210411 dan +6281212123119.
3. Pada 2 Februari 2020, Pemerintah Indonesia mengumumkan:
1) Penundaan seluruh penerbangan dari dan ke RRT yang berlaku mulai 5 Februari
2020 pukul 00.00 WIB.
2) Pelarangan seluruh orang masuk dan transit ke Indonesia apabila selama 14 hari
terakhir berada di RRT.
3) Pencabutan sementara bebas visa dan visa on arrival untuk warga negara RRT.
4) Penghentian sementara impor live animal dari RRT.
4. Sebagai bentuk perlindungan, Pemri telah memulangkan WNI dari Provinsi Hubei, RRT,
pada 2 Februari 2020. Kepada para WNI tersebut telah diterapkan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Memastikan ketersediaan dan akses terhadap logistic di Wuhan (sebelum
dilakukan evakuasi): karena adanya kebijakan karantina dari Pemerintah RRT,
KBRI Beijing telah mengirimkan bantuan dana kepada WNI yang sebagian besar
merupakan mahasiswa untuk keperluan membeli makanan dan logistic di Wuhan.
2) Mengirimkan bantuan logistic dari Indonesia: BNPB melalui Kementerian Luar
Negeri dan KBRI Beijing telah mengirimkan 10.000 masker N-95 untuk WNI di
RRT.
3) Melakukan penjemputan sukarela: 237 WNI dan 1 WNA yang berada di Provinsi
Hubei pada tanggal 1 – 2 Februari 2020.
4) Sejak tanggal 2 Februari 2020, seluruh WNI bersama 5 tim aju dari KBRI Beijing
serta 42 anggota tim evakuasi menjalani observasi kesehatan selama 14 hari (masa
inkubasi virus) di Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad di Pulau Natuna.
5) Pada 15 Februari 2020, seluruh WNI beserta tim evakuasi telah menyelesaikan
masa karantina observasi kesehatan dan dinyatakan sehat, bebas dari virus corona.
(Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2020)
Dalam (Kemenkes RI, 2020) BAB I Pasal 1 Ayat (1) disana tertera bawasannya
“Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19)”.
Adapula pada BAB II Pasal 13 Ayat (1) dalam (Kemenkes RI, 2020) menjelaskan
bahwa:
Oleh karena itu, demi kebaikan semua, untuk sementara waktu, Indonesia
mengambil kebijakan baru bagi pendatang Larangan masuk dan transit ke Indonesia, bagi
para pendatang/travelers yang dalam 14 hari terakhir melakukan perjalanan, sebelum
mendarat, pendatang/travelers dari tiga negara tersebut, wajib mengisi Health Alert
Card(Kartu Kewaspadaan Kesehatan) yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Di dalam Kartu tersebut antara lain memuat pertanyaan mengenal
riwayat perjalanan. Apabila dari riwayat perjalanan, yang bersangkutan pernah
melakukan perjalanan dalam 14 hari terakhir ke salah satu wilayah yang kami sebut tadi,
maka bisa kan ditolak masuk/transit di Indonesia.
Bagi WNI yang telah melakukan perjalanan dar itiga negara tersebut, terutama
dari wilayah-wilayah yang saya sebutkan tadi akan dilakukan pemeriksaan kesehatan
tambahan di bandara ketibaan. Berikut ini beberapa kebijakan yang telah dibuat oleh
pemerintah kesehatan Republik Indonesia :
1) Jumlah kasus dan/atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar
secara signifikan dan cepat ke beberapa wilayah; dan
2) Terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain.
Corona virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai Ke
daruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) atas pertimbangan peningkatan kasus yang
signifikan dari negara-negara yang melaporkan kasus. Saat ini di Indonesia telah terdapat
beberapa kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Mayoritas jemaah haji Indonesia adalah jemaah haji risiko tinggi. Sebanyak 67%
jemaah merupakan jemaah haji usia lanjut dan atau jemaah yang memiliki penyakit jantung,
diabetes mellitus, gangguan ginjal serta penyakit saluran nafas. Kelompok ini merupakan
kelompok yang rentan terhadap penyakit menular termasuk COVID-19.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh jemaah haji Indonesia agar terhindar dari
COVID-19, yaitu:
1) Protokol Kesehatan
2) Protokol Kesehatan dalam gambar
3) Protokol Perbatasan
4) Protokol Komunikasi
5) Protokol Area Pendidikan
6) Protokol Area Publik dan Transportasi
B. Strategi Pemerintah
Menurut (M. L. N. Indonesia, 2020) ada beberapa strategi untuk meminimalisir angka
penyebaran COVID-19, diantaranya:
Peran perawat terdiri dari peran sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, peran
pendidik, peran pengamat kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan, peran pembaharu,
peran pengorganisir pelayanan kesehatan, dan peran fasilitator. Peran pelaksana yaitu
perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok/masyarakat
berupa asuhan keperawatan yang konferensif meliputi pemberian asuhan pencegahan pada
tingkat satu, dua, maupun tiga, baik secara direct/indirect.
I. DATA INTI
A. Demografi
RT/RW : …………………………
Nama Kepala Keluarga : …………………………
Alamat Lengkap : …………………………
Email/No. Handphone : …………………………
Jumlah Anggota Keluarga Dalam Satu Rumah: …………………………
Suku
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 5 orang responden dari warga di Desa Kropak
RT7 RW2 100% masuk kedalam suku jawa .
Agama
Status
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% berstatus pelajar/mahasiswa dan 40% berstatus pekerja
B. Ekonomi
1. Berapa Jumlah Penghasilan Keluarga Dalam Satu Bulan ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% berpenghasilan <1.000.000 dan 40%>1.000.000 serta 20%
>2.000.000
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 sumber penghasilan keluarga responden berasal dari keluarga dengan
presentase 100% jumlah responden 5 orang
3. Bagaimana Jumlah Penghasilan Keluarga Anda Untuk Memenuhi Kebutuhan Sehari
hari ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% dengan jumlah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari cukup.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% tabungan keluarga berbentuk tabungan Bank dan 40% berbentuk
tabungan barang ( Emas, Tanah, Kendaraan ).
C. Riwayat
1. Adakah Anggota Keluarga Yang Memiliki Penyakit Menurun ? ( Tekanan Darah Tinggi,
Kencing Mnais, Asam Urat)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% tidak terdapat Penyakit Menurun.
2. Adakah Anggota Keluarga Yang Memiliki Penyakit Menular ? ( TBC)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% tidak terdapat Penyakit menular seperti TBC.
3. Apakah Ada Anggota Keluarga Yang Pernah Di Rumah Sakit Dalam Kurun Waktu 3
Bulan Terakhir ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% responden tidak pernah ke rumas sakit Sakit Dalam Kurun
Waktu 3 Bulan Terakhir.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa Kropak
RT7 RW2 60% Tetangga Memiliki Penyakit Menular dan 40% tidak.
D. Etnis/Suku Bangsa
1. Apakah dalam keluarga anda sudah mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang
(nasi, sayur,lauk-pauk, buah, susu) ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% sudah mengonsumsi makanan dengan menu yang seimbang .
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% makan 3 kali dalam sehari .
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80%menyukai makanan jenis berkuah dan 20% menyukai jenis
makanan tumis,
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% seler makanan yang pedas dan 20% selera makanan manis.
5. Apakah dalam keluarga anda, ada jenis makanan yang tidak boleh di konsumsi ?
Makanan yang tidak boleh di konsumsi Jumlah Presesntase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% tidak terdapat Makanan yang tidak boleh di konsumsi.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% dalam menyelesaikan masalah dengan cara keputusan diambil
dengan musyawarah .
2. Apakah anak-anak di lingkungan rumah anda tidak boleh keluar rumah disaat malam hari
?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% responden yang boleh keluar pada saat malam hari dan 2
responden lainnya tidak boleh keluar pada malam hari.
II. SUB SISTEM
A. Lingkungan Fisik
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% jenis perumahan permanen.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% membersihkan rumah 2x dalam sehari.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% memiliki jarak antara rumah dengan rumah tetangga.
5. Apakah terdapat lubang angin / jendela dirumah anda ?
Ada jendela dirumah Jumlah Presesntase
Ya 5 100%
Tidak 0 0%
Total 5 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 memiliki tempat lubang angina / jendela dirumah.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% memiliki jenis MCK yang terdapat didalam rumah dan 40%
diluar rumah.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 memiliki jenis jamban yang digunakan keluarga yaitu menggunakan
toilet jongkok sebanyak 5 orang repsonden.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 disetiap rumah respsonden terdapat tempat pembuangan sampah.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 pengelolaan sampah dengan cara dibakar.
10. Apa tempat pembuangan air limbah yang digunakan pada keluarga anda ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 membuangnya di selokan.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 sumber air berasal dari sumur.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 responden mengisi ulang sumber air minum.
13. Jenis tempat penampungan air apa yang keluarga anda gunakan ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 responden memilih bak mandi sebagai tempat penampungan.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% kondisi penampungan air terbuka.
15. Berapa kali dalam seminggu tempat penampungan air dirumah anda dilakukan
pengurasan ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% menguras tempat penampungan air 1X seminggu dan 40%
keluarga responden yang menguras 2X seminggu.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 mengatakan pernah dilakukan fogging (pengasapan) dilingkungan
rumah.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% kadang kadang terjadi banjir/rob dan 40% tidak pernah terjadi
banjir/rob di lingkungannya.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 Banjir/rob tidak pernah masuk ke rumah.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 Banjir/rob tidak pernah masuk ke rumah.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 3 responden memiliki pekarangan rumah yang dapat dimanfaatkan
dan 2 responden tidak memiliki pekarangan rumah.
21. Apakah di rumah Anda terdapat kandang untuk memelihara hewan ternak ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% terdapat kandang untuk memelihara hewan ternakdan 40% tidak
terdapat kandang untuk hewan rernak di rumah.
22. Jika iya, berapa jarak antara kandang dengan rumah Anda ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 terdapat 1 keluarga yang kandang dengan rumah berjarak <1meter dan
1keluarga yang kandang dengan rumah berjarak 1 meter serta terdapat 1 keluarga yang
kandang dengan rumah berjarak >1 meter .
B. Pelayanan Kesehatan
1. Apakah didekat rumah anda terdapat fasilitas kesehatan ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden rumahnya berdekatan dengan fasilitas
kesehataan.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden memerlukn alat transportasi untuk pergi ke
pelayanan kesehatan.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden menggunakan transportasi sepeda motor.
6. Apa yang akan anda lakukan bila tiba-tiba ada anggota keluarga yang tiba-tiba jatuh
sakit, apakah langsung dibawa ke pelayanan kesehatan?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan akan membawa keluarga mereka ke pelayanan
kesehatan jika tiba-tiba jatuh sakit.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan tidak pernah didatangi oleh petugas kesehatan untuk
memberikan penyuluhan kesehatan.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan tidak ada yang memberikan penyukuhan kesehatan.
C. Transportasi / Keamanan
1. Apakah anda memiliki kendaraan pribadi ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden memiliki kendaraan motor.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan rumahnya dekat dengan jalan raya.
D. Komunikasi
1. Apakah dalam keluarga anda mempunyai alat untuk berkomunikasi ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden mempunyai alat untuk berkomunikasi.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan memiliki alat komunikasi yang diunakan yaitu telpon
genggam dengn presentasi 100%.
3. Apakah komunikasi dalam keluarga anda dengan masyarakat sekitar berjalan dengan
baik ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan komunikasi dalam keluarga anda dengan masyarakat
sekitar berjalan dengan baik.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% responden mengikuti kegiatan social di masyaraksat dan
20% respsonsden tidak smengikuti kegiaran.
E. Pendidikan
1. Apakah ada fasilitas pendidikan di lingkungan anda ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden memiliki jeniss fasilitas pendidikan.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan memiliki UKS di pelayanan kesehatan pendidikan.
F. Rekreasi
1. Apakah ada sarana rekreasi/sarana hiburan disekitar anda ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% ada sarana rekreasi/sarana hiburan disekitar dan 2 responden
tidak sarana rekreasi/sarana hiburan disekitar.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 dalam sebulan 80% responden 1-2 kali berekreasi dan 20%
responden >2 kali berekreasi.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% memilih rekreasi ke pantai, dan 40% ke pegunungan.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 20% mengatakan batuk, sakit tenggorokan, pilek dan demam
merupakan tanda gejala dari covid-19.
2. Apakah menurut anda sesak nafas dan sakit kepala merupakan tanda gejala dari
covid-19 ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden mengatakan sesak nafas dan sakit kepala
bukan merupakan tanda gejala dari covid-19.
3. Apakah menurut anda bersin dan batuk sembarang mampu menularkan covid-19 ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden berpendapat bersin dan batuk sembarang
mampu menularkan covid-19.
4. Apakah menurut anda mencuci tangan dengan sabun dapat mencegah penularan
covid-19 ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% berpendapat bahwa anda mencuci tangan dengan sabun tiak
dapat mencegah penularan covid-19, dan 20% berpendapat anda mencuci tangan
dengan sabun dapat mencegah penularan covid-19.
6. Apakah menurut anda tidak berkontak fisik dengan orang lain mampu mengurangi
penyebaran covid-19 ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 20% berpendapat tidak berkontak fisik dengan orang lain mampu
mengurangi penyebaran covid-19, Dan 60% berpendapat berpendapat tidak berkontak
fisik dengan orang lain tidak mampu mengurangi penyebaran covid-19
7. Apakah menurut anda makan sayuran, buah, dan minum yang banyak dapat
mencegah covid-19?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan berpendapat makan sayuran, buah, dan minum yang
banyak dapat mencegah covid-19.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% berpendapat berolahraga rutin dapat mencegah covid-19.
9. Apakah menurut anda lingkungan yang bersih dapat mencegah covid-19 ?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% berpendapat lingkungan yang bersih dapat mencegah covid-
19.
10. Apakah menurut anda hasil tes darah dapat membuktikan bahwa seseorang positif
covid-19?
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 60% berpendapat hasil tes darah dapat membuktikan positif covid-
19
B. Sikap
1. Saya memeriksakan diri apabila mengalami demam lebih dari 38'C.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% sresponden sangat setuju memeriksakan diri apabila
mengalami demam lebih dari 38'C, dan 60% setuju memeriksakan diri apabila
mengalami demam lebih dari 38'C
2. Saya mencuci tangan menggunakan sabun dapat mencegah penularan covid-19
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2keseluruhan 100% responden setuju jika mencuci tangan
menggunakan sabun dapat mencegah penularan covid-19.
3. Saya olahraga teratur dan istirahat cukup dapat mencegah penularan covid-19
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% keseluruhan responden setuju olahraga teratur dan istirahat
cukup dapat mencegah penularan covid.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% keseluruhan responden setuju mengkonsumsi makanan dan
minuman yang mengandung vitamin C dapat meningkatkan imunitas (kekebalan)
tubuh.
5. Saya menggunakan masker saat batuk dapat mencegah penularan covid-19
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 100% keseluruhan responden setuju menggunakan masker saat
batuk dapat mencegah penularan covid-19.
C. Perilaku
1. Saya menggunakan masker saat batuk dan saat berkumpul dengan orang lain
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu menggunakan masker saat batuk dapat
mencegah penularan covid-19 dan 20% responden sering menggunakan masker saat
batuk dapat mencegah penularan covid-19 serta 40% responden jarang menggunakan
masker saat batuk dapat mencegah penularan covid-19.
2. Saya mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir setelah
beraktivitas
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu mandi dan berganti pakaian setelah
beraktivitas diluar rumah, 60% responden jarang mandi dan berganti pakaian setelah
beraktivitas diluar rumah.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu minum air putih 8-10 gelas dalam sehari ,
dan 60% jarang minum air putih 8-10 gelas dalam sehari.
5. Saya makan-makanan yang bergizi (nasi, sayur, buah dan lauk) setiap hari
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu berjemur setiap pagi, dan 60% jarang
berjemur setiap pagi
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% responden selalu membuka jendela dan membersihkan rumah
setiap pagi dan 20% jarang membuka jendela dan membersihkan rumah setiap pagi.
Kesimpulan:
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu menjadwalkan istirahat yang cukup, 60%
jarang menjadwalkan istirahat yang cukup
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 40% responden selalu memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan,60% responden sering memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden tidak mempunyai penyakit bawaan seperti
penyakit jantuang, diabetes, masalah pernafasan kronik.
3. Saya keluar menggunakan trasnportasi publik (ojek, taxi, bus, kereta, pesawat)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden keluar tidak menggunakan trasnportasi
publik (ojek, taxi, bus, kereta, pesawat).
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden menggunakan masker saat berpergian.
5. Saya melakukan kontak fisik (jabat tangan, berpelukan, cium tangan, cium pipi)
dengan orang lain
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% responden tidak melakukan kontak fisik (jabat tangan,
berpelukan, cium tangan, cium pipi) dengan orang lain, dan 20% melakukan kontak
fisik (jabat tangan, berpelukan, cium tangan, cium pipi) dengan orang lain.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan responden tidak sering menggunakan hand sanitizer.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan tidak sering memcuci tangan saat/setelah aktivitas
diluar rumah.
8. Saya tidak menjaga jarak dengan orang lain saat beraktivitas diluar rumah
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 80% responden tidak menjaga jarak dengan orang lain saat
beraktivitas diluar rumah, dan 20% responden menjaga jarak dengan orang lain saat
beraktivitas diluar rumah.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 5 orang responden dari warga di Desa
Kropak RT7 RW2 keseluruhan 100% mengatakan jika berada di wilayah pandemi.
BAB IV
PEMBAHASAN DARI MASALAH YANG MUNCUL
B. ANALISA DATA
N
DATA MASALAH KEPERAWATAN
O
1. Data Angket : Remaja di Desa Kropak RT Defisit pengetahuan berhubungan dengan
7/RW 2 Kec. Winong Kab. Pati kurang informasi (N.00126)
keseluruhan agregat belum pernah
mendapat penyuluhan Kesehatan mengenai
covid-19
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
mengajarka
n cuci
tangan 6
langkah
beserta 3M
SARS-CoV-2 adalah wabah pneumonia yang sedang berlangsung terkait dengan SARS-
CoV-2 baru, yang disebut sindrom pernapasan akut SARS-CoV-2 2 (SARSCoV-2), dilaporkan
di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Desember 2019 (Yunus, 2020). Penyakit ini berupa
simptomatik atau asimptomatik. Gejala biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak napas,
kelelahan, dan malaise (Kresna, 2020). SARS-CoV-2 awalnya berasal kelelawar, ditransmisikan
ke manusia melalui trenggiling atau hewan liar lainnya.
Pengetahuan tentang penyakit Covid-19 merupakan hal yang sangat penting agar tidak
menimbulkan peningkatan jumlah kasus penyakit Covid-19. Pengetahuan pasien Covid -19 dapat
diartikan sebagai hasil tahu dari penyakitnya, cara pencegahanya, pengobatan dan
komplikasinya.2 Pengetahuan memegang peranan yang penting dalam penentuan prilaku yang
utuh karena pengetahuan akan membentuk kepercayaan yang selanjutnya adalam
mempersepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan penetuan
perilaku terhadap objek tertentu sehingga akan mempengaruhi perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhany, S. D., Puspitasari, Y., Meydawati, Y., & Novaryatiin, S. (2019). Depresi pada
Komunitas dalam Menghadapi Pandemi COVID-19: A Systematic Review. Jurnal Sains
Dan Kesehatan, 2(2), 122–128.
Kemenkes RI. (2020a). 1 Surat Edaran Dirjen P2P Nomor HK0202II7532020 Tentang Revisi ke-
3 Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Corona Virus COVID-19.pdf.
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19 dokumen resmi/1
Surat Edaran Dirjen P2P Nomor HK0202II7532020 Tentang Revisi ke-3 Pedoman
Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Corona Virus COVID-19.pdf
Kemenkes RI. (2020b). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-
19). Germas, 0–115.
Kementrian Dalam Negri. (2013). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid 19. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Saputro, K. Z. (2018). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Aplikasia:
Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17(1), 25.
https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i1.1362
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Sinto, R.,… Cipto, R.
(2020). Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus Disease
2019 : Review of Current Literatures. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45–67.
Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri. (2013). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19
Bagi Pemerintah Daerah : Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Wang, Z., Qiang, W., & Ke, H. (2020). A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and
Prevention. Hubei Science and Technology Press, 1–108.
Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid -19); Sebuah tinjauan literatur. Wellness and
Healthy Magazine, 2(1), 187–192.
(Anggreni & Safitri, 2020)Anggreni, D., & Safitri, C. A. (2020). Hubungan Pengetahuan Remaja tentang
COVID-19 dengan Kepatuhan dalam Menerapkan Protokol Kesehatan di Masa New Normal.
Hospital Majapahit, 12(2), 134–142.