Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan

Pada Anak dengan KKP

Nama Kelompok:

Tsalis Rahmat Hidayat ( 010118A141)


Tias Kusuma Astuti (010118A138)
Widyawati (010118A149)
A. Definisi
KKP yaitu Calori Protien Malnutrition atau CPM adalah suatu penyakit difisiensi gizi dari
keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protien Energi Malnutrisi ( PEM ). Berdasarkan
kondisi berat ringannya kekurangan energy yang terjadi diklasiifikasi menjadi tiga kategori
yaitu : KKP ringan, sedang, dan berat. Sedangkan secara klinis terbagi menjadi tiga karegori,
yaitu meliputi :
a) Kwashiorkor
Kwashiorkor merupakan penyakit yang disebabkan kekurangan protein dan kalori,
ditemukan pada anak berusia antara 6 bulan-6 tahun.pertumbuhan selama 6 tahun pada
anak sangat cepat, sehingga anak-anak tersebut lebih banyak memerlukan kalori dan
protein dan bila kekurangan dapat mmenimbulkan terjadinya kwashior.
b) Marasmus
Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat sehingga badan menjadi sangat
kurus dan tinggal kulit membalut tulang. Penyebabnya karena makanan yang
dikonsumsi tidak memenuhi kecukupan kalori, dan memaksa tubuh untuk melakukan
metabolism terus menerus menggunakan cadangan energy.

c) Marasmik kwashiorkor
Marasmik kwaishiorkor adalah gabungan dari kwashiorkor dan marasmus, yang
disebabkan karena kekurangan protein dan kalori yang sangat parah yang
mengakibatkan terjadi odema/ bengkak,menurunnya kadar albumin, kulit mongering
dan kusam serta otot menjaddi lemah.

(Putu Pande dan Dewi Kusumayanti, 2011 )


B. Etiologi
1. Penyebab langsung
a.Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri dapat
disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan
yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah.
b.Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan
penggunaan nutrien oleh tubuh.
2.Penyebab tidak langsung:
a.Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau
mendapatkan makanan.
b.Kualitas perawatan ibu dan anak.
c.Buruknya pelayanan kesehatan.
d.Sanitasi lingkungan yang kurang.
C. Manifestasi Klinis
1. Kwaishorkor
Kwashiorkor merupakan penyakit yang disebabkan kekurangan protein dan kalori,
Gejala utamanya adalah pertumbuhan terlambat, badan bengkak, tangan, kaki, serta
wajah tampaksembab dan ototnya kendur. Wajah lesu dan cengeng, rambut tidak sehat,
perut buncit serta kaki kurus dan bengkak. (Putu Pande dan Dewi Kusumayanti, 2011).
2. Marasmus
Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat, Gejala utama adalah: kurus, kecil,
wajah seperti orang tua, kepala memberas dan tidak sesuai umur, anak apatis dan
cengeng, mudah terkena penyakit infeksi, diare dan dehidrasi.
D. Patofisiologi
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan
hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan
tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat
sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya
katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang
segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal.
LANJUTAN...
Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan
makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah
protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. Pada Malnutrisi, di dalam tubuh
sudah tidak ada lagi cadangan makanan untuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga
tubuh akan mengalami defisiensi nutrisi yang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan
kematian.
E. Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan fisik
• badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit). Tanda
dan gejala yang
mungkin didapatkan adalah:
• Penurunan ukuran antropometri
• Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut)
• Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra
• Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot
intercostal)
• Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila
terjadi
• diare.
• Edema tungkai
• Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis terutama
• pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki,
paha
dan lipat paha
2. Pemeriksaan laboratorium
Salah satu indikator kekurangan protein adalah kadar albumin karena dalam
mengindikasikan kekurangan protein, albumin memiliki akurasi dan presisi yang baik
dalam kondisi akut maupun kronik.
• penurunan kadar albumin, kolesteron dan glukosa.
• Kadar globulin dapat normal atau meningkat, sehingga perbandingan albumin dan
globulin serum dapat terbalik
• Kadar asam amino essensial dalam plasma relatif lebih rendah dari pada asam amino
non essiensial.
• Kadar imunoglobulin normal, bahkan dapat menigkat.
• Kadar IgA serum normal, namun kadar IgA sekretori rendah.
F. Komplikasi
• Marasmus: infeksi, tuberculosis, parasitosis, disentri, malnutrisi kronis,
gangguan tumbuh kembang.
• Kwashiorkor: diare, infeksi, anemia, gangguan tumbuh kembang, hipokalemia
dan hypernatremia
G. Penatalaksanaan

1. Kwashiorkor
Dalam mengatasi kwashiorkor adalah dengan memberikan makanan bergizi secara
bertahap. Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan.
Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang
normal seperti susu biasa kembali.
Secara singkat penatalaksanaan terapeutik untuk anak dengan malnutrisi adalah:
1.Diet tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin
2.Pemberian terapi elektrolit
3.Penanganan diare bila ada cairan, antidiare, dan antibiotic.
2. Marasmus
• Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya
baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
• Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
• Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
• Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian
antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji
tanda-tanda vital
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai