C. Etiologi
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain
(Corwin,2000):
1. Usia lanjut dan proses penuaan
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok
atau bahan beracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya
diabetes) dan obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
D. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk se perti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat
nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah
kapsula anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus
mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas
terdapat densitas seperti duri di anterior dan poterior nukleus. Opasitas pada
kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna seperti
kristal salju. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang
memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia
dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan
pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori
menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam
lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran
dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita
katarak. Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma
atau sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan
yang normal. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak
meliputi radiasi sinar UV, obat-obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin
antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang lama.
E. Manifestasi Klinis Katarak
1. Turunnya tajam penglihatantanpa disertai tanda radang pada
mata.Keparahan penurunan tajam penglihatan tergantung dari letak
danstadium kekeruhan lensa.
2. Diplopia atau pandangan ganda
3. Polypiad.Pandangan kabur atau berkabut
4. Sensitif terhadap cahaya, yang dikeluhkan pasien adalah rasa silauketika
melihat cahayaf.
5. Melihat halo disekitar lampug.
6. Sering berganti kacamatah.
7. Lensa berubah menjadi putih
F. Komplikasi
1. Glaucoma
2. Uveitis
3. Kerusakan endotel kornea
4. Sumbatan pupil
5. Edema macula sistosoid
6. Endoftalmitis
7. Fistula luka operasi
8. Pelepasan koroid
9. Bleeding
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kor nea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 -25 mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
10. Keratometri.
11. Pemeriksaan lampu slit.
12. A-scan ultrasound (echography).
13. Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.
14. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak
H. Penatalaksanaan
1.Pencegahan Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah- buahan yang
banyak mengandung vit. C ,vit. B2, vit. A dan vit. E. Selain itu, untuk
mengurangi pajanan sinar matahari (sinar UV) secara berlebih, lebih baik
menggunakan kacamata hitam dan topi saat keluar pada siang hari.
2. Penatalaksanaan medis Ada dua macam teknik yang tersedia untuk
pengangkatan katarak :
a) Ekstraksi katarak ekstrakapsuler Merupakan tehnik yang lebih
disukai dan mencapai sampai 98% pembedahan katarak. Mikroskop
digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan.
Prosedur ini meliputi pengambilan kapsul anterior, menekan keluar
nucleus lentis, dan mengisap sisa fragmen kortikal lunak
menggunakan irigasi dan alat hisap dengan meninggalkan k apsula
posterior dan zonula lentis tetap utuh. Selain itu ada penemuan
terbaru pada ek strasi ekstrakapsuler, yaitu fakoemulsifikasi. Cara
ini memungkinkan pengambilan lensa melalui insisi yang lebih
kecil dengan menggunakan alat ultrason frekwensi tinggi untuk
memecah nucleus dan korteks lensa menjadi partikel yang kecil
yang kemudian di aspirasi melalui alat yang sama yang juga
memberikan irigasi kontinus.
b) Ekstraksi katarak intrakapsuler
Pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. Setelah
zonula dipisahkan lensa diangkat dengan cryoprobe, yang
diletakkan secara langsung pada kapsula lentis. Ketika cryoprobe
diletakkan secara langsung pada kapsula lentis, kapsul akan melekat
pada probe. Lensa kemudian diangkat secara lembut. Namun, saat
ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.
Pengangkatan lensa memerlukan koreksi optikal karena lensa
kristalina bertanggung jawab terhadap sepertiga kekuatan fokus
mata.
Usia lanjut dan Cidera mata Penyakit
Congenital atau
proses penuaan metabolic
bisa diturunkan
Patway
Defisiensi Pengetahuan
Ansietas /cemas
Perubahan fisik (perubahan pd serabut halus
multiple (zunula) yg memanjang dari badan silier
kesekitar daerah lensa)
Tidak mengenal sumber
informasipenglihatan
Kurang terpapar
Hilangnya tranparansi lensa terhadap informasi
tentang prosedur
tindakan pembedahan
Perubahan kimia dlm protein lensa
Resiko cidera
koagulasilensa
1. Biodata
Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran diet
apa yang telah diberikan. Kaji nafsu makan pasien sebelum dan
setelah sakit mengalami perubahan atau tidak, adakah keluhan mual
dan muntah, adakah penurunan berat badan yang drastis dalam 3
bulan terakhir.
5. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d Gangguan
penerimaan sensori/status organ indera ditandai dengan menurunnya
ketajaman.
2. Resiko tinggi terhadap cidera b.d Keterbatasan penglihatan.
3. Devisit pengetahuan b.d Kurang informasi tentang penyakit
6. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori
Kategori : psikologis
Subkategori : intergritas ego
1) Defenisi
2) penyebab
Gangguan penglihatan
3) Batasan Karakteristik
a) Gejala dan tanda minor
Subjektif
Mendengarkan suara bisikan atau bayangan
Merasakan sesuatu melalui indera
perabaan,penciuman,dan pengacapan
Objektif
Distorsi sensori
Respon tidak sesuai
Bersikap seolah melihat,mendengar,mengecap,meraba
atau mencium sesuatu
b) Gejala dan tanda mayor
Subjektif
Menyatakan kesal
Objektif
Menyendiri
Melamun
Konsentrasi buruk
Disorientasi waktu,tempat orang atau situasi
Curiga
Melihat kesatu arah
Mondar mandir
Bicara sendiri
b. Resiko cedera D.0136
Kategori : lingkungan
Subkategori : Keamanan dan proteksi
1) Defenisi
Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang menyebabkan
seseorang tidak sepenuhnya sehat atau dalam kondisi baik
2) Faktor resiko
Eksternal
Terpapar pathogen
Terpapar zar kimia toksis
Terpapar agen nosokominial
Ketidaknyamanan trsportasi
Internal
Objektif
Objektif
a. Observasi
b. Terapeutik
Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis.
bising, terlalu terang)
Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai
kebutuhan
c. Edukasi
d. Kolaborasi
Teraupotik
Edukasi
Teraupotik
Edukasi
8. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan atau implementasi keperawatan
terhadap pasien yang mengalami katarak disesuaikan dengan intervensi yang
telah dirancang atau disusun sebelumnya.
9. Evaluasi Keperawatan
Hasil Asuhan Keperawatan pada klien yang menderita katarak adalah
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada intervensi. Evaluasi ini
berdasarkan pada hasil yang di harapkan atau perubahan yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas,S. danSri, R.Y.2015,Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Balai Penerbit FK-UI,
Jakarta. hlm. 210
Aini,N. A. dan Santik, Y.D.P. 2018, ‘Kejadian Katarak Senilis di RSUD Tugurejo’,
Higea Journal of Public Health,vol. 2, no 2