3-1
PAI = KAA - HE - KAT ..........................................................................(2).
Dimana :
PAI = pemberian air irigasi
HE = hujan efektif
KAT = kontribusi air tanah
Perlu diperhatikan bahwa saat hujan deras, nilai ruas kanan seperti : KAA, HE dan
KAT dapat bertanda negatif, pada kondisi ini PAI = 0 berarti tidak memerlukan suplai irigasi
dan dalam hal ini perlu fungsi sarana drainasi.
Melihat persamaan PAI, membawa pengertian bahwa pemberian air irigasi (PAI)
dipengaruhi oleh kebutuhan air untuk areal usaha (KAA), hujan efektif (HE) dan kontribusi
air tanah (KAT), dapat disimpulkan :
PAI = f ( ET, KA, KK, HE, KAT ) ..............................................................(3).
Dimana :
PAI = pemberian air irigasi
f = fungsi
ET = evapotranspirasi
KA = kehilangan air
KK = kebutuhan khusus, misalnya untuk pengolahan tanah
HE = hujan efektif
KAT = kontribusi air tanah
Pemberian air irigasi merupakan fungsi dari evapotranspirasi, kehilangan air, kebutuhan
air khusus, hujan efektif, dan kontribusi air tanah, dimana pemberian air irigasi (PAI) ini
memiliki sifat probabilistik.
3-2
(HJ+AI)-(AL+P+E+T) = PADT+PATT ........................................................(5).
Dimana :
HJ = hujan
AI = air irigasi
AL = air limpasan
P = perkolasi
E = evaporasi
T = transpirasi
PADT = perubahan air dalam tanah
PATT = perubahan air dalam tubuh tanaman
Bahwa ruas paling kiri/kiri luar adalah (HJ+AI) dalam persamaan (5) merupakan air
yang masuk, yaitu hujan (HJ) + air irigasi (AI), dan ruas kiri dalam (AL+P+E+T) merupakan
air yang keluar dari areal usaha pertanaman, yaitu air limpasan (AL), perkolasi (P), evaporasi
dari permukaan tanah (E) dan transpirasi (T). Ruas kanan dalam persamaan (5) menunjukkan
simbol (PADT) adalah perubahan air dalam tanah dan pada ruas paling kanan/kanan luar
dengan simbol (PATT) adalah perubahan air dalam tubuh tanaman. Dimensi dari besaran-
besaran elemen pada rumus persamaan (5) di atas, biasanya dinyatakan dalam mm/(satuan)
atau kadang-kadang hanya dengan mm kedalaman air dengan maksud mm/(satuan luas).
Apabila rumus persamaan (5) diperhatikan lebih cermat kemudian dibayangkan peristiwa
hujan di areal pertanaman, maka nilai evaporasi dari permukaan tanah (E) dan transpirasi (T)
yang disingkat evapotranspirasi (ET) akan meliputi nilai evaporasi dari air hujan yang
terintersepsi oleh tumbuh-tumbuhan. Besaran air irigasi (AI) harus dihitung dalam rangka
pemberian air irigasi lewat sarana pemberi.
Beberapa contoh rumus lain dalam persamaan neraca/imbangan air irigasi, yaitu
antara lain :
- Persamaan neraca/imbangan air menurut Van de Goor (1968)
Persamaan neraca/imbangan air ini memperhatikan masukan (input) berupa Is, Re dan Ig
sama dengan keluaran (output) berupa S, U, Gv, Gh dan Os, dengan rumus :
3-3
Is + Re + Ig = S + U + Gv + Gh + Os ..........................................................(6).
Dimana :
Is = debit yang masuk sawah
Re = hujan efektif
Ig = air yang masuk ke petak sawah melalui rembesan dari petak
sekelilingnya
S = jumlah air yang tersedia pada permukaan atas dalam tanah
U = evapotranspirasi
Gv = besar perkolasi dalam tanah
Gh = besar rembesan keluar, disamping petak-petak sawah sekelilingnya
Os = debit yang keluar sebagai aliran permukaan masuk saluran
pembuangan
- Persamaan lain yang memperhatikan adanya tinggi genangan pada sawah dan berdasar
neraca/imbangan air mingguan
Persamaan lain yang memperhatikan adanya tinggi genangan (TG), ET, P dan HE pada
sawah dan berdasar neraca/imbangan air mingguan dengan rumus :
KAI = (TG2 – TG1 + ET + P – HE) .............................................................(7).
Dimana :
KAI = kebutuhan air irigasi
TG2 = tinggi genangan pada akhir minggu (mm)
TG1 = tinggi genangan yang ada sebelum pemberian air (mm)
ET = evapotranspirasi
P = perkolasi
HE = hujan efektif
3-4
Pengaturan air sejak pengambilan pada bangunan sadap sampai pemakaian oleh
tanaman berpengaruh pada nilai efisiensi irigasi. Jadi efisiensi irigasi yaitu perbandingan
antara air yang keluar dalam irigasi dan air yang masuk dalam irigasi.
Apabila kehilangan air sangat besar, nilai efisiensi irigasi menjadi rendah dan
sebaliknya kehilangan air sangat kecil, nilai efisiensi irigasi menjadi tinggi. Secara prinsip
untuk suatu masalah irigasi yang ditinjau adalah nilai efisiensi dari irigasi.
3-5
E PMK f TG ..................................................................................................(10).
Dimana :
EPMK = efisiensi pemakaian
f = fungsi
TG = tinggi genangan
3-6
y
ESBR 1 - x 100% ...................................................................................(12).
d
Dimana :
ESBR = efisiensi sebaran
y = deviasi rata-rata numerik dari kedalaman air tersimpan terhadap nilai d
d = kedalaman air rata-rata tersimpan selama periode irigasi
Sesungguhnya jenis nilai efisiensi tidaklah terbatas pada yang dibicarakan di atas,
karena nilai efisiensi pengaliran dapat pula dirinci menjadi efisiensi saluran primer, bangunan
bagi primer dan saluran sekunder.
3-7