1
teduh tanpa suatu bagian yang menerima sinar secara langsung lagi pula rumput masih
tumbuh aktif tanpa kekurangan air. ETo ini kadang-kadang disebut evapotranspirasi
referensi. Pengaruh dari watak tanaman pada kebutuhan air bagi tanaman umumnya
dimasukkan sebagai faktor dengan notasi kc. Selanjutnya terdapat hubungan antara
ETcrop dengan ETo dan diformulasikan dalam persamaan:
2
BC = Blaney-Criddle SM = Sinar Matahari
RA = Radiasi RD = Radiasi
PN = Penman PG = Penguapan
PE = Panci Evaporasi LG = Lingkungan
SH = Suhu * = Data diukur
KB = Kelembaban o = Data diperkirakan
AG = Angin (*) = Kalau ada, tak harus
CU = K.f ......................................................................................................(7.2).
Di mana:
CU = evapotranspirasi potensial
K = koefisien, ditentukan secara empiris
f = faktor kebutuhan air, sebagai fungsi tempratur dan prosentase jam
siang total, tahunan
3
ETo = c.[p.(0,46.T + 8)] ..............................................................................(7.3).
Di mana:
ETo = evapotranspirasi tetapan (mm/hari)
c = faktor penyesuaian yang tergantung dari harga minimum lngas
nisbi (RHmin), jam penyinaran dan kecepatan angin siang hari.
p = rata-rata prosentase dari jumlah jam siang tahunan, besarnya
didapat dari Tabel 3.3.a./61, dicari berdasar bulan dan letak
lintang (misal bulan Januari, 40° Lintang Selatan, maka p = 0,33).
T = tempratur rata-rata harian (°C), selama bulan yang ditinjau
Pada tempat tersebut di atas, untuk data tempratur rata-rata telah diketahui
pada tiap bulan, ETo dapat dihitung.
Trata2 °C 14,0 15,0 17,5 21,0 25,5 27,5 28,5 28,5 26,0 24,0 20,0 15,5
ETo mm/hari 2,8 3,3 4,1 6,5 8,0 8,2 8,0 7,2 6,2 4,6 3,5 2,7
ETo mm/bln 87,0 92,0 127,0 195,0 248,0 246,0 248,0 223,0 186,0 142,0 105,0 83,0
4
Penentuan harga Rs berdasarkan lamanya penyinaran dan besarnya Rs
dipengaruhi oleh jumlah radiasi yang diterima pada bagian atas atmosfir bumi (R a),
juga dipengaruhi oleh transmisi radiasi melewati atmosfir sampai kepermukaan tanah
dan transmisi tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan awan. Dari Tabel 3.4.a./63-
64, dapat dicari harga Ra dalam evaporasi ekivalen (mm/hari), apabila letak lintang
dan bulannya diketahui. Rs sebetulnya bias diukur secara langsung, tetapi apabila data
Rs tidak tersedia, maka Rs dihitung berdasarkan Ra yang didapat dari Tabel 3.4.a./63-
64 itu, menurut rumus:
n
R s 0,25 0,50 .R a …………………………………………………(7.5).
N
Di mana:
n = jam penyinaran matahari yang benar-benar terukur (/hari)
N = jam penyinaran maksimum yang mungkin terjadi (jam/hari)
Ra = jumlah radiasi yang diterima pada bagian atas atmosfir bumi
(mm/hari)
Harga n/N adalah perbandingan antara jam penyinaran matahari yang benar-
benar terukur dengan jam penyinaran maksimum yang mungkin terjadi. Dari Tabel
3.4.b./65, dapat dicari harga N untuk setiap bulan apabila diketahui letak lintangnya,
sedangkan harga n didapat dari pengukuran setempat.
Kadang-kadang kita menjumpai pengukuran keteduhan yang tidak teliti, tanpa
mengetahui dengan pasti lamanya jam penyinaran sesungguhnya.
Dari ukuran yang kurang teliti tersebut, disarankan menggunakan Tabel 7.3 di bawah
ini.
Tabel 7.3 Harga n/N berdasarkan Keteduhan Skala Oktas dan Perpuluhan
Keteduhan Skala Oktas 0 1 2 3 4 5 6 7 8
n/N 0,95 0,85 0,80 0,75 0,65 0,55 0,50 0,40 0,30 0,15 -
5
Misalnya:
Suatu tempat pada Lintang Utara 30°, di Bulan Juli dan jam penyinaran rata-rata =
11,5/hari.
Dari Tabel 3.4.a./63, didapat Ra = 16,8 mm/hari.
Dari Tabel 3.4.b./65, didapat N = 13,9 jam/hari.
Maka Rs = {0,25 + 0,50 (11,5/13,9)}.16,8 = 11,2 mm/hari.
Kalau pada tempat tersebut di atas data jam penyinaran tidak ada padahal tersedia
pencatatan dengan Skala Oktas, misalnya keteduhan = 1 (Oktas), maka untuk
keteduhan 1 Oktas dari Tabel 7.3 di atas didapat harga n/N = 0,85.
Maka Rs = {0,25 + 0,50 (0,85)}.16,8 = 11,3 mm/hari.
Yang perlu diketahui lebih lanjut adalah faktor W. Dengan memiliki data ketinggian
serta tempratur, maka faktor W dapat dicari pada Tabel 3.4.c/66.
Sebagai contoh diambil tempat pada ketinggian 95 m dan Trata-rata 28°C dan
Dari Tabel 3.4.c./66, didapat W = 0,77.
Data lain menunjukkan Kecepatan angin siang (Usiang) = 8,5 m/dt dan RH rata-rata
Rendah-Medium (40-55%), berdasarkan data tersebut di atas, dilihat dari Grafik
3.4.d./67, maka Blok II yang sesuai karena data RH rata-rata Rendah-Medium (40-
55%) dan garis 4 sesuai karena data U siang = 8,5 m/dt (dipilih garis 4, karena U siang
> 8,0 m/dt). Maka terbaca harga ETo = 10 mm/hari.
Dari harga ETo yang didapat ini berarti telah dimasukkan pula faktor c, karena grafik
dibuat berdasarkan faktor c yang telah dimasukkan. Berdasarkan rumus 6.4 di atas,
perlu dicari faktor c dari Grafik 3.4.d./67.
Maka c = ETo/W. Rs = 1,16.
6
7.2.3 Metode Penman
Cara Penman memberikan hasil yang lebih memuaskan dibandingkan cara
lainnya, tetapi memang membutuhkan data yang lebih lengkap. Persamaan Penmam
dengan sedikit modifikasi yang disarankan adalah sebagai berikut :
ETo c. W . R n 1 - W . f u . e a - e d ...................................................(7.6).
Dimana :
ETo = evapotranspirasi tetapan
c = faktor penyesuaian yg tergantung dari kondisi cuaca siang dan malam
W = faktor yang tergantung dari tempratur
Rn = radiasi netto dalam evaporasi ekivalen (mm/hari)
(1-W) = faktor yang tergantung dari tempratur
f(u) = faktor yang tergantung dari kecepatan angin
(ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh rata-rata yang sesungguhnya dan
dinyatakan dalam mbar pada tempratur rata-rata.
Harga ea dapat dilihat pada Tabel 3.5.a./66, sedangkan harga e d dapat dilihat dari
Tabel 3.5.b./68-71, maka (ea-ed) didapat.
I. Diketahui: T max = 35°C dan T min = 22°C, RH max = 80% dan RH min =
30%.
Hitungan:
Untuk mencari ea : T rata-rata =(35°C + 22°C)/2 = 28,5°C dan RH rata-rata =
(80%+30%)/2 = 55%. Dari Tabel 3.5.a./66 berdasarkan T rata-rata = 28,5°C
didapat harga ea berada antara T rata-rata 28°C dan 29°C, dimana T rata-rata =
28°C didapat ea = 37,8 mbar dan T rata-rata = 29°C didapat ea = 40,1 mbar,
maka harga ea diinterpolasi atau dibagi =(37,8 mbar + 40,1 mbar)/2 = 38,95
mbar.
Untuk mencari ed : belum bisa karena data tempratur bola basah dan tempratur
bola kering belum ada, tetapi harga ed bisa dihitung dengan Rumus:
ed = ea.( RH rata-rata) = 38,95 (55/100) = 21,42 mbar,
Berarti (ea - ed) = (38,95-21,42) = 17,53 mbar.
7
II. Diketahui: T max = 35°C dan T min = 22°C, T bola kering = 24°C dan T bola
basah = 20°C dan Aspirated Psychrometer-Tipe Assman (ketinggian 95,00 m).
Hitungan:
Untuk mencari ea : T rata-rata =(35°C + 22°C)/2 = 28,5°C, dari Tabel 3.5.a./66
berdasarkan T rata-rata = 28,5°C didapat harga ea berada antara T rata-rata
28°C dan 29°C, dimana T rata-rata = 28°C didapat ea = 37,8 mbar dan T rata-
rata = 29°C didapat ea = 40,1 mbar, maka harga ea diinterpolasi atau dibagi
=(37,8 mbar + 40,1 mbar)/2 = 38,95 mbar (proses sama dengan point I).
Untuk mencari ed : berdasarkan data tempratur bola kering = 24°C dan
tempratur bola basah = 20°C, dicari Depresi T bola basah = 24°C - 20°C = 4°C
(Elevasi = 95,00 m dpl). Maka berdasarkan T bola kering dan Depresi T bola
basah didapat harga ed sesuai Tabel 3.5.b./68 = 20,70 mbar,
Berarti (ea - ed) = (38,95-20,70) = 18,25 mbar.
Kalau Psychrometer yang digunakan dari tipe Non-Ventilated Psychrometer,
maka tabel yang digunakan untuk mencari ed adalah Tabel 3.5.b’/70-71.
III. Diketahui: T max = 35°C dan T min = 22°C, Titik embun = 18°C
Hitungan:
Untuk mencari ea : T rata-rata =(35°C + 22°C)/2 = 28,5°C dan RH max rata-rata
= (80%+30%)/2 = 55%. Dari Tabel 3.5.a./66 berdasarkan T rata-rata = 28,5°C
didapat harga ea berada antara T rata-rata 28°C dan 29°C, dimana T rata-rata =
28°C didapat ea = 37,8 mbar dan T rata-rata = 29°C didapat ea = 40,1 mbar,
maka harga ea diinterpolasi atau dibagi =(37,8 mbar + 37,8 mbar)/2 = 38,95
mbar.
Untuk mencari ed : berdasarkan titik embun = 18°C dengan menggunakan Tabel
3.5.a./66 didapa harga ea = 20,60 mbar dalam tabel, dimana harga ea tersebut
sama dengan harga ed, Jadi harga ed = 20,60 mbar (catatan Tabel 3.5.a./66),
Berarti (ea - ed) = (38,95-20,60) = 18, 35 mbar.
Pada keadaan RH malam hari sangat mendekati 100%, maka T min mendekati
T bola basah dan mendekati titik embun, dalam hal ini harga ed didekati sebagai
harga ea pada T min.
Pengaruh kecepatan angin yang dimasukkan sebagai f(u), sebenarnya mengikuti suatu
formula f(u) = 0,27 (1 + U/100).
U adalah kecepatan angin dinyatakan dalam km/hari, pada tinggi pengukuran 2,00 m.
8
Apabila pengukuran kecepatan angin tidak pada tinggi 2,00 m, perlu dikalikan dengan
faktor koreksi sesuai Tabel 7.4 di bawah ini.
Tabel 7.4 Faktor Koreksi Kecepatan Angin Tidak Pada Tinggi 2,00 m
Tinggi Pengukuran (m) 0,50 1,00 1,50 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00
Faktor Koreksi 1,35 1,15 1,06 1,00 0,93 0,88 0,85 0,83
Sumber: Sudjarwadi, 1987 : 23.
Besarnya f(u) dapat dilihat pada Tabel 3.5.c./72 apabila kecepatan angin pada tinggi
pengukuran 2,00 m telah didapatkan.
Diketahui: Data dari tinggi pengukuran 3,00 m, kecepatan angin = 250 km/hari.
Hitungan:
Berdasarakan tinggi pengukuran 3,00 m dari Tabel 6.4 di atas didapat faktor koreksi =
0,93, maka U = 0,93.(250) = 232,50 km/hari. Selanjutnya baru dilihat pada Tabel
3.5.c./72, dengan cara interpolasi didapat f(u) = 0,8975.
Selanjutnya konstanta (1-W) dicari berdasarkan Tabel 3.5.d./73 apabila telah diketahui
T rata-rata sesuai yang diketahui di atas = 28,5°C dan ketinggian tempat dari muka air
laut = 95 m, maka dari Tabel 3.5.d./73 dengan interpolasi didapat (1-W) = 0,2275.
Sebetulnya kalau (1-W) telah diketahui, praktis harga W sangat mudah dihitung, tetapi
untuk memudahkan disediakan Tabel 3.5.e./73 untuk mencari besarnya harga W dicari
dengan cara interpolasi = 0,7725.
Untuk memasukkan pengaruh radiasi, pada rumus yang disarankan di atas terdapat
faktor Rn.
Rn adalah radiasi netto, yang tergantung dari harga radiasi matahari (R s) dan radiasi
matahari tersebut tergantung dari Ra.
Yang dimaksud harga Ra adalah radiasi pada bagian atas atmosfir bumi, apabila
selanjutnya radiasi itu menembus atmosfir, sebagian terserap dan sebagian menyebar.
Bagian yang mencapai permukaan tanah disebut radiasi matahari dan disini diberi
simbol Rs.
9
Selanjutnya dirumuskan besarnya radiasi netto (R n) mengikuti suatu formula:
Rn = (1-α).Rs –Rn1 ………………………………………………………..(7.7).
Di mana:
Rn = radiasi netto dalam evaporasi ekivalen (mm/hari)
α = angka refleksi
Rs = radiasi matahari yang dinyatakan dalam evaporasi ekivalen
(mm/hari)
Rn1 = radiasi gelombang panjang netto
Misal diketahui dengan data suatu tempat pada Lintang Utara 30°, pada ketinggian
95,00 m dan bulan Juli memberikan RH rata-rata 55% serta jam penyinaran rata-rata
= 11,5/hari, maka perhitungan dilakukan sebagai berikut:
Dari Tabel 3.5.f./74 = 3.4.a./63, didapat Ra = 16,8 mm/hari.
Dari Tabel 3.5.g./76 = 3.4.b./65, didapat N = 13,9 jam/hari.
Maka Rs = {0,25 + 0,50 (11,5/13,9)}.16,8 = 11,2 mm/hari.
Untuk tanaman pada umumnya harga α diambil = 0,25,
Maka (1-α).Rs = 0,75.(11,2) = 8,40 mm/hari.
Rumus untuk menghitung besarnya radiasi gelombang panjang netto terlalu kompleks
bagi keperluan praktis, maka perhitungan Rn1 sangat sederhana apabila menggunakan
tabel-tabel yang telah disediakan, rumus untuk Rn1 adalah sebagai berikut:
Mencari f(T)
Dari Tabel 3.5.i./77, didapat f(T) dicari dengan cara interpolasi f(T) = 16,4.
Mencari f(ed)
Dari Tabel 3.5.j./77, berdasarkan perhitungan I/38 dengan rumus: ed = 38,95 (55/100)
= 21,42 mbar, didapat f(ed) dicari dengan cara interpolasi f(ed) = 0,1329.
Mencari f(n/N)
Dari Tabel 3.5.k./77, berdasarkan perhitungan halaman 36, dimana n/N = 11,5/13,9 =
0, 8273, didapat f(n/N) dicari dengan cara interpolasi f(n/N) = 0,8473.
Maka Rn1 = (16,4).(0,1329).(0,8473) = 1,8467 mm/hari
Jadi Rn = (1-α).Rs –Rn1 = 8,4 – 1,8467 = 6,5533 mm/hari.
10
Faktor terakhir yang perlu dicari adalah faktor penyesuaian (c), karena Metode
Penman memang juga dibuat dengan menggunakan berbagai anggapan jadi faktor
penyesuaian tersebut perlu diberikan. Besarnya faktor penyesuaian diberikan dalam
Tabel 3.5.l./78, sebagai contoh misalnya diketahui data sebagai berikut:
a. RH max = 90%, Rs = 12 mm/hari, U siang/U malam = 3,0 dengan U siang hari
= 3 m/dt.
Tabel 3.5.l./78 didapat c = 1,28.
b. RH max = 60%, Rs = 6 mm/hari, U siang/U malam = 2,0 dengan U siang hari
= 3 m/dt.
Tabel 3.5.l./78 didapat c = 0,91.
Sesudah semua faktor didapat, yaitu (ea-ed) = 17,53 mbar (perhit. I/38), f(u) = 0,8975,
(1-W) = 0,2275, W = 0,7725, Rn = 6,5533 mm/hari dan c = 1,28 (perhit. a),
Maka ETo = 1,28.{0,7725. 6,5533 + 0,2275.( 0,8975).(17,53)}
ETo = 1,28.(5,0624 + 3,5793)
ETo = 1,28.(8,6417)
Jadi ETo = 11,0614 mm/hari.
11
Yang disebut Panci Klas A, adalah panci standar dengan diameter = 121,00 cm dan
dalamnya panci = 25,50 cm, dengan cara pemasangan yang telah ditentukan. Metode
Panci Evaporasi ini hanya digunakan untuk periode yang lebih besar atau sama
dengan 10 hari. Rumus ETo sangat sederhana, yaitu:
Untuk memakai Tabel 3.6.a., data yang perlu diperoleh adalah data RH rata-rata,
umumnya diambil dari ½.(RH max + RH min) dan kecepatan angin.
Pemilihan harga kc, didasarkan pada watak tanaman, waktu tanam, usia tanaman dan
kondisi iklim pada umumnya. Harga kc umumnya telah ditabelkan berdasar
penyelidikan, misalnya untuk di Indonesia, bagi tanaman padi disarankan memakai
Tabel 7.5 di bawah ini.
12
Tabel 7.5 Harga kc Yang Disarankan Untuk Tanaman Padi
Kondisi Saat Panen Bulan Bulan Bulan
Tanam I/II Tengah Akhir
Musim Basah (RH min > 70%)
Angin lemah sampai sedang Juni/Juli Nop/Des 1,10 1,05 0,95
Angin kuat 1,15 1,10 1,00
Musim Kering (RH min < 70%)
Angin lemah sampai sedang Des/Jan Mei 1,10 1,25 1,00
Angin kuat 1,15 1,35 1,05
Sumber: Sudjarwadi, 1987 : 26.
2. Metode Wickman
Rumus:
Et = a.Ep + b ……………...………………………….…………………..(7.14).
Et = evapotranspirasi (mm/hari)
a = konstanta
Ep = evaporasi dari panic evaporasi klas A (mm/hari)
b = konstanta
13
3. Cara-cara lain yang menentukan kebutuhan air
Masih ada cara-cara lain lagi misalnya: Metode Hargreaves, Irri, Lowry Johnson,
Christiansen dan lain-lain.
Untuk di Indonesia harga evapotranspirasi berada pada harga sekitar 4 - 6 mm/hari
dan sebagaimana umumnya sebagai daerah sekitar Katulistiwa, maka variasi harga
evapotranspirasi dari bulan ke bulan lain tidak terlalu besar.
14
15