Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Pada gambar D-3, terdapat 1 Balok Anak 4 dan tidak menjadi represetatif untuk balok anak yang
lainnya. Untuk lebih detailnya ditampilkan pada tabel D.3. Dimana pembagian Balok Anak ini
berdasarkan pembebanan yang diterimanya. Berikut perhitungan desain balok anak pada lantai 1
Bangunan Rumah Tinggal Permanen 2 Lantai.
1) Data
Data yang relevan untuk desain Balok Anak 4 (BA4) pada lantai 1 ini adalah sebagai
berikut :
Lebar balok (b) : 120 mm
Tinggi balok (h) : 200 mm
Panjang balok : 3000 mm
Mutu baja tulangan (fy) : 240 MPa
Mutu beton (fc’) : 25 MPa
Dalam perencanaan Balok Anak 4 (BA 4) Bangunan Rumah Tinggal Permanen 2 Lantai
ini akan digunakan tulangan ulir dengan diameter 19 mm (D19) untuk tulangan longitudinal
dan tulangan polos dengan diameter 12 mm ( ø12) untuk tulangan begel. Digunakan faktor
reduksi kekuatan, Ø = 0,9 [SNI 03-2847-2013 butir 9.3.2.1].
2) Pembebanan
Balok anak dibebani oleh beban merata linier yang langsung membebani balok,
transfer beban berupa beban merata areal trapesium dari pelat 4 dan 8 menjadi beban merata
linier pada balok, serta transfer beban berupa beban merata areal segitiga dari pelat 10
menjadi beban merata linier pada balok. Beban-beban yang bekerja pada balok anak 4 lantai
1 ini adalah sebagai berikut.
1. Beban Mati
a) Beban mati dari pelat P4 dan P10 :
Berat spesifik pelat beton bertulang = 2400 kg/m3
[PPIUG 1983, Tabel 2.1, Hal. 11]
Tebal pelat atap yang diasumsikan = 0,12 m
Berat pelat beton bertulang lantai 1 = 2400 x 0,13 = 312 kg/m2
Berat total rabat beton = 21 x 2 = 42 kg/m2
Berat plafon = 11 kg/m2
Berat penggantung langit-langit = 7 kg/m2
Berat finishing lantai = 16,8 kg/m2
TUGAS Perencanaan Beton Semester Ganjil 2020-2021 Kelompok : V (Lima)
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
__________________________________________________________________+
= 388,8 kg/m2
b) Beban mati dari pelat P8 :
Berat spesifik pelat beton bertulang = 2400 kg/m3
[PPIUG 1983, Tabel 2.1, Hal. 11]
Tebal pelat atap yang diasumsikan = 0,12 m
Berat pelat beton bertulang lantai 1 = 2400 x 0,13 = 312 kg/m2
Berat total rabat beton = 21 x 2 = 42 kg/m2
Berat plafon = 11 kg/m2
Berat penggantung langit-langit = 7 kg/m2
Berat finishing lantai = 15,15 kg/m2
__________________________________________________________________+
= 387,15 kg/m2
Beban mati yang bekerja pada pelat P4, P8, dan P10 merupakan beban merata areal
trapesium dan segitiga yang kemudian ditransfer ke Balok Anak 4 lantai 1. Beban
merata areal tersebut perlu dikonversi menjadi beban merata linier yang bekerja
pada balok anak sesuai dengan bentuk daerah tributaris. Berikut perhitungan
konversi beban tersebut.
Balok Anak 4
2m 1m
1m
Pelat P4
1m
3m
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
1
Qek −segitiga= x ( QaxL ) =129,6 kg /m
3
- Transfer beban dari pelat lantai bentuk trapesium atas :
L 1=1000 mm=1 m
L 2=2000 mm=2m
X 1=1,50 m
X 2=0,67 m
X 3=1,00 m
X 4=4,33 m
c) Beban mati total merata linear yang membebani Balok Anak 4 (BA 4)
Beban transfer dari pelat lantai = 1060,21 kg/m
Berat pasangan dinding Bata Ringan AAC Mercusuar = 1761,48 kg/m
Berat sendiri Balok Anak (BA 6)
Berat spesifik beton bertulang = 2400 kg/m3
[PPIUG 1983, Tabel 2.1, Hal. 11]
Tinggi balok anak yang diasumsikan = 0,12 m
Lebar balok anak yang diasumsikan = 0,20 m
Berat balok anak 6 (BA 6) = 2400 x 0,12 x 0,2 = 57,60 kg/m
+
Total beban mati merata linear pada Balok Anak 4 (BA 4) = 2879,29 kg/m
d) Beban mati berupa beban terpusat akibat kolom praktis pada x = 0 m, x = 2m dan x
= 3 m sebesar 125,8 kg = 1,258 kN.
2. Beban Hidup
Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 Pasal 3.1 ayat (1)
mengenai beban hidup pada lantai gedung, diambil beban hidup untuk gedung rumah
TUGAS Perencanaan Beton Semester Ganjil 2020-2021 Kelompok : V (Lima)
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
tinggal sebesar 200 kg/m2 [PPIUG 1983, Tabel 3.1, Hal. 17, Poin a]. Beban hidup yang
bekerja pada pelat teras merupakan beban merata areal trapesium dan segitiga.
- Transfer beban dari pelat lantai bentuk segitiga :
Qa = Q = 200 kg/m2
L =1m
1
Qek −segitiga= x ( QaxL ) =66,67 kg /m
3
- Transfer beban dari pelat lantai bentuk trapesium atas :
L 1=1000 mm=1 m
L 2=2000 mm=2m
X 1=1,50 m
X 2=0,67 m
X 3=1,00 m
X 4=4,33 m
Qd=Qek−trapesium x X 4 x
( )
L1
L2
2
=216,67 kg /m
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Balok Anak 4
2 m 1 m
3) Analisa Struktur
Berdasarkan pembebanan di atas, maka dilakukan analisa struktur balok anak dengan
menggunakan SAP 2000 v.21 [Lampiran 27] di mana diperoleh :
M u¿¿
¿¿
Mu
V u=67,122kN
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Mu 16,445 x 10
6
K= 2
= 2
=3,060 MPa
Øb d 0,9( 120)(298,5)
Faktor momen pikul maksimal (Kmaks) dengan rumus berikut.
382,5 β 1 f c ' ( 600+ f y −225 β1 )
K maks= 2
( 600+ f y )
Menurut Lampiran 14, untuk mutu beton fc’ = 20 MPa, dan mutu tulangan fy = 240
MPa. Sehingga nilai Kmaks = 5,978 MPa.
Kontrol: K ≤ Kmaks→ 3,060 Mpa ≤ 5,978 MPa (maka digunakan tulangan tunggal)
Tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekivalen (a)
( √
a= 1− 1−
2K
0,85 fc ' ) (
d = 1− 1−
√
2(3,060)
0,85 (20) )
× 298,5=59,705 mm
2
As=(0,85 f c ' a b)/ f y =(0,85(20)(59,705)(300))/ 300=1268,741 mm
1,4
As → fc' ≤ 31,36 MPa → As ≥ bd
fy
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Momen perlu:
¿¿
Mu
Diasumsikan hendak digunakan tulangan tunggal dengan tulangan tarik di pasang 3
baris dan tulangan tekan di pasang 1 baris
Jarak titik berat tulangan ke serat terluar bagian tarik beton (ds):
ds = Sb + Ø + D/2 = 40 + 8 + 19/2 = 61,5 mm ≈ 60 mm
ds2 = ds3 = 44 mm
ds = 121,5 mm
d = h – ds = 278,5 mm
Faktor reduksi kekuatan, Ø = 0,8 [SNI 03-2847-2002 butir 11.3 poin 2(1)]
Maka faktor momen pikul adalah sebesar:
Mu 112,503 x 10
6
K= 2
= 2
=6,044 MPa
Øb d 0,8( 300)(278,5)
Faktor momen pikul maksimal (Kmaks) dengan rumus berikut.
382,5 β 1 f c ' ( 600+ f y −225 β1 )
K maks= 2
( 600+ f y )
Menurut Lampiran 14, untuk mutu beton fc’ = 20 MPa, dan mutu tulangan fy = 240
MPa. Sehingga nilai Kmaks = 5,978 MPa.
Kontrol: K ≤ Kmaks→ 6,044 Mpa > 5,978 MPa (maka digunakan tulangan rangkap)
Tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekivalen (a)
K1 = 0,8 x Kmax = 0,8 x 5,978 = 4,782 MPa
( √
a= 1− 1−
2K 1
0,85 fc ' ) (
d = 1− 1−
√
2( 4,782)
0,85 (20) )
× 278,5=94,838 mm
0,85 x fc x a x b
A1 = = 2015,307 mm2
fy
( K−K 1 )× b ×d 2 2
A2= ,
=¿ = 620,504 mm
(d−d s ) × f y
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
A s ,u 2635,81
= =9,296 ≈ 10 tulangan
n= 1 1
π D2 π (19)2
4 4
Jumlah tulangan tekan yaitu :
A s ,u 620,504
= =2,188 ≈ 3tulangan
n= 1 2 1 2
πD π (19)
4 4
maka digunakan:
Tulangan tarik As = 10D19 = 2835,287 mm2 ≥ As,u = 2635,81 mm2 (OK)
Tulangan tekan As’= 3D19 = 850,586 mm2 ≥ As,u = 620,504 mm2 (OK)
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
1 2 1 2
n × × π × dp × S 2× × 3,14 ×12 ×1000
4 4
s= = =116,79 mm = 110 mm
A v ,u 1936 , 76
s ≤ d/2 = 278,5/2 = 139,25 mm
s ≤ 600 mm
Spasi begel dipilih yang terkecil yaitu s = 110 mm
Jadi dipakai tulangan begel Ø12 – 110 mm.
Vu = 163,404 kN
Vc =46,705 kN
Vc/2 =23,352 kN
x1 = ? x2 = ? x3 = ?
2m
X1 = (( Vu – ØVc ) x 2 m ) / Vu
= (( 163,404 – 46,705) x 2 ) / 163,404
X1 = 1,43 m
X3 = ( ØVc/2 x 2 m ) / Vu
= ( 23,352 x 2 ) / 163,404
X3 = 0,29 m
X2 = 2 – ( 1,43 + 0,29 ) = 0,29 m
Sehingga untuk tulangan begel Ø12 – 110 mm akan dipasang sejauh X1 = 1,43 m,
Dan untuk Ø12 – 130 mm akan dipasang sepanjang X2 dan X3 = 0,57 m.
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
T u>
12 p cp ( )
ϕ √ f 'c A 2cp
…………… (SNI 03-2847-2002 Pasal 3.6.1)
0.75 √ 20 120000
( )
2
6
12,2542× 10 >
12 1400
6
12,2542× 10 Nmm > 2,86 x 10 Nmm, maka perlu tulangan torsi.
6
Begel Torsi
A0 = 0,85.A0h = 0,85(70400) = 59840 mm2
Luas begel torsi per meter (SNI 03-2847-2002)
T n. S 6
16,34 × 10 x 1000 2
Avt= = =568,841m m
2. A 0 . f yv . cot θ 2(59840)(240) cot 45 0
Avs = (n.1/4.π.dp2.S)/s = (2.1/4.π .(122)(1000))/116,79 = 1935,776 mm2
Luas begel geser permeter, yang mana digunakan begel Ø12 – 90 mm.
Kontrol total luas begel geser dan torsi
Menurut SNI-03-2847-2002 PAsal 13.5.6.2
75. √ f c . b . S
'
75 √ 20(300)(1000)
o A vt + A vs ≥ → 568,841+1935,776 ≥
1200. f yv 1200(240)
2504,62 mm2 ≥ 346,59 mm2 (OK)
b.S 300(1000)
o A vt + A vs ≥ → 568,841+ 1935,776≥
3. f y 3(240)
2504,62 mm2 ≥ 437,50 mm2 (OK)
Jarak Begel Total (SNI 03-2847-2002 Pasal 13.6.6.1)
1 2
n. π . dp . S
2 ( 0.25 )( 3.14 ) ( 12 ) ( 1000 )
2
o 4.
s= = =90,265 mm
A vs + A vt 2504,62
o s = ph/8= 1080/8 = 135 mm
o s = 300 mm
TUGAS Perencanaan Beton Semester Ganjil 2020-2021 Kelompok : V (Lima)
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
maka spasi begel dipilih yang terkecil, yaitu 90,265 ( Untuk kemudahan pengerjaan
digunakan jarak 90 mm)
s = 90 mm (Ø12 - 90 mm)
Tulangan Lentur Torsi
Luas tulangan torsi (SNI 03-2847-2002 Pasal 13.6.3.7)
At =
A vt
S ( )
f
ph yv cot 2 θ=
f yl
568,841
1000
(1080)
240
240 ( )
cot 2 450 = 614,348 mm2
{5. √ f c . Acp
( ) }
'
A vt f yv
o At + A st ≥ − . ph .
12. f yl S f yl
614,35+3685,874 ≥ {√
5 20 (120000 ) 568,841
12 ( 240 )
−
1000
( 1080 )
240
240 }
4300,22 mm2 ≥ 883,292 mm2
Jumlah tulangan longitudinal torsi
n = At/(1/4.π.D2) = 2,17 ≈ 3 tulangan
4) Limit State
1. Kondisi Tulangan
a) Momen Positif
Tulangan tarik
Jumlah tulangan (n) = 5 tulangan
Luas tulangan (As) = 1417,644 mm2
Tulangan tekan
Jumlah tulangan (n) = 2 tulangan
Luas tulangan (As’) = 567,057 mm2
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
600 β 1 d d 600(0,85)(300)
a maksleleh = = =422,875 mm
600+ f y 600+240
a ≤ amaks leleh → 54,891 mm ≤ 422,875 mm
Maka tulangan tarik sudah leleh (ukuran balok cukup)
b) Momen Negatif
Tulangan tarik
Jumlah tulangan (n) = 10 tulangan
Luas tulangan (As) = 2835,287 mm2
Tulangan tekan
Jumlah tulangan (n) = 3 tulangan
Luas tulangan (As’) = 850,586 mm2
Kondisi tulangan tekan
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
perlu dipasang tulangan tekan, namun untuk penempatan begel maka tulangan
tekan dipasang sebanyak 2 buah.
2. Terhadap Momen
Momen Positif
a. Momen nominal yang disumbangkan oleh tulangan baja
Momen Negatif
a. Momen nominal yang disumbangkan oleh tulangan baja
TUGAS Perencanaan Beton Semester Ganjil 2020-2021 Kelompok : V (Lima)
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
'
' a−β 1 d s
f =
s ×600=190,865 MPa
a
Mns = As.fs’.( d – ds’) = 31,982 kNm
b. Momen nominal yang disumbangkan oleh beton
( a2 )=110,413 kNm
M nc =0,85 f 'c a b d−
Momen Negatif
εy = fy/Es
Dengan Es = 200000 MPa, maka
εy = 240/200000 = 0,0012
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Geser Torsi
Catatan : Dipakai tulangan begel dengan spasi paling kecil yaitu Ø 12−90 mm.
6) Panjang Penyaluran
a. Kondisi tarik, ld
Tulangan tarik pada daerah tumpuan akan ada yang diputus, sehingga perlu dihitung
panjang penyaluran tulangan tarik ld. Selain itu, karena digunakan tulangan pokok D16 (< D19),
maka dipakai rumus ld pada Pasal 14.2, tabel 11 pada SNI-03-2847-2002, yaitu:
12 f y α β λ
ld = d b , dengan:
25 √ f c '
α = 1,3 (jarak bersih tulangan atas dan bawah > 300 mm)
β = 1,0 (tulangan tidak dilapisi epoksi)
λ = 1,0 (beton normal)
12 ( 240 ) ( 1,3 ) ( 1,0 )( 1,0 )
ld = 16=536 mm ≈ 500 mm>300 mm (OK)
25 √ 20
Maka panjang penyaluran untuk tulangan tarik yang menuju kolom diambil 200 mm
karena ukuran balok yang dituju 300 mm.
b. Kondisi tekan, ld
Tulangan tekan yang menuju ke arah kolom juga akan dihitung panjang penyaluran
menurut SNI 03-2847-2002 pasal 14.3 yaitu
db f y 16 ( 240 )
l db= > 0,04 d b f y = >0,04 ( 16 ) ( 240 )=215 mm>154 mm (OK)
( 4 √ f 'c ) ( 4 √20 )
Sehingga ldb = 215 mm
c. Pembengkokan kait
TUGAS Perencanaan Beton Semester Ganjil 2020-2021 Kelompok : V (Lima)
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Tulangan tarik akan dibengkokkan pada ujungnya dengan bengkokan yang bersudut
1800, maka berlaku SNI 03-2847-2002 pasal 9.1 (1) dengan perpanjangan pada ujung bebas
kait sebesar:4db = 4(16) = 64 mm > 60 mm (OK)
Karena tulangan tarik mempunyai diameter 16 mm (D16), maka jari-jari bengkokan:
r = 4db= 4(16)=64 mm (untuk diameter tulangan 10 mm-25 mm)
Untuk tulangan tarik pada balok sebelah kiri akan dibengkokkan pada ujungnya
dengan bengkokan yang bersudut 900, maka berlaku SNI 03-2847-2002 pasal 9.1 (2) dengan
perpanjangan pada ujung bebas kait sebesar:
12db = 12(16) = 192 mm
Karena tulangan tarik mempunyai diameter 16 mm (D16), maka jari-jari bengkokan:
r= 4db= 4(16)= 64 mm (untuk diameter tulangan 10 mm-25 mm).
d. Panjang Penyaluran Pada Momen Positif
Tulangan tarik pada daerah lapangan ada yang diputus, sehingga perlu dihitung panjang
penyaluran tulangan tarik ld dan pembengkokan kait sama seperti pada menuju kolom atau balok.
192 mm
ø12 - 90 mm
Bentang dalam = 3700 mm
Bentang te oritis = 4000 mm
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman
Gambar
B-B
A-A
300 mm
300 mm ø12 - 90 mm
ø12 - 90 mm
2D19
m
10D19
0m
4D19
0
4
m
0m
4D19
0
4
5D19
3D19