Anda di halaman 1dari 9

NAMA: MARGARETHA G.

BEREK KELAS/NO ABSEN : A/8

TUGAS 8. PSDA KELAS A 191021

MAKALAH PENUH (FULL PAPER ) PERTEMUAN 9


PENGENDALIAN BANJIR DAN ALIRAN SUNGAI
DOSEN:
IR. I MADE UDIANA, M.T.

KELOMPOK 8

1. MARGARETHA GLORIA BEREK NIM 1806010072

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
5. Pengendalian Banjir dan Aliran Sungai

Pengendalian banjir mengacu pada semua metode atau cara yang digunakan untuk
mengurangi atau mencegah efek merugikan dari air banjir.

5.1 Defenisi Banjir

⮚ Pengertian banjir secara umum dan sederhana

Banjir dalam pengertian umum adalah debit aliran air sungai dalam jumlah yang
tinggi, atau debit aliran air di sungai secara relatif lebih besar dari kondisi normal
akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu terjadi secara terus
menerus, sehingga air tersebut tidak dapat ditampung oleh alur sungai yang ada,
maka air melimpah keluar dan menggenangi daerah sekitarnya (Peraturan Dirjen
RLPS No.04 thn 2009).  

Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering (bukan


daerah rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan
yang tinggi dan kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung.
Selain itu, terjadinya banjir juga dapat disebabkan oleh limpasan air permukaan
(runoff) yang meluap dan volumenya melebihi kapasitas pengaliran sistem
drainase atau sistem aliran sungai. Terjadinya bencana banjir juga disebabkan
oleh rendahnya kemampuan infiltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak
mampu lagi menyerap air.
Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaanair lantaran curah hujan yang
diatas
normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang bobol, pencairan salju yang ce
pat, terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008). Dalam pengertian banjir
secara umum, banjir merupakan bagian dari siklus hidrosfer dimana air
pada permukaan bumi bergerak ke laut.
Secara sederhana banjir merupakan peristiwa terendamnya daratan karena
adanya aliran air yang berlebihan sehingga tidak mampu lagi diserap oleh tanah.
Banjir secara umum diakibatkan karena volume air di sungai atau danau berlebih
sehingga meluap dan keluar dari bendungan atau batasan yang semestinya
sehingga sering mengakibatkan kerusakan pada bangunan-bangunan bahkan
menelan korban jiwa.

Sedikitnya ada lima faktor penting penyeben terjadinya banjir di Indonesia


yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor
kesalahan pembangunan alur-alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor
kesalahan tat wilayah dan pembangunan sarana serta prasarana ( Maryono,
2005). Beberapa aspek yang terkait dengan kemungkinan terjadinya banjir pada
suatu wilayah diantaranya Litologi (tipe dan tekstur batuan), penggunan Lahan,
intensitas hujan, kemiringan lereng, karakteristik aliran (orde aliran) dan
deformasi lahan akibat tektonik (morfotektonik) (Sukiyah, 2204).

⮚ Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata banjir adalah berair
banyak dan deras, kadang-kadang meluap (tentang kali dan sebagainya).

⮚ Definisi Banjir menurut para Ahli

Adapun definisi banjir menurut para ahli, antara lain:

1. Menurut Chow (1965) Banjir adalah aliran yang relative tinggi yang yang
membebani saluran alami yang disediakan untuk limpasan.
2. Menurut Rostvedt et al (1968) Banjir adalah setiap aliran tinggi yang
melampaui tepiaan alami atau buatan dari sungai.
3. Menurut Ward (1978) Banjir adalah badan air yang naik ke daratan yang
biasanya tidak terendam.
4. Menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002), Banjir
dapat didefinisikan sebagai aliran yang relatif tinggi dan tidak tertampung
lagi oleh alur sungai atau saluran
5. Menurut Suripin (2003), Definisi banjir adalah suatu kondisi di mana air
tidak tertampung dalam saluran pembuang (palung sungai) atau
terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang, sehingga meluap
menggenangi daerah (dataran banjir) sekitarnya.
6. Menurut Ligal (2008) Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air
lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu,
tanggul/bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat, dan
terhambatnya aliran air ditempat lain.
7. Banjir merupakan Kelebihan air yang menggenangi suatu tempat yang
disebakan debit air yang tidak dapat ditampung oleh sungai (Kodoatie dan
Sugiyanto, 2002).

5.2 Cara Pengendalian Banjir


Ada berbagai macam cara atau tindakan yang dapat dilakukan sebagai upaya
pengendalian banjir. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kita :

1. Tidak membuang sampah sembarangan ke aliran air seperti danau, sungai,


selokan dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan agar aliran air tetap berjalan
dengan baik dan tidak tersumbat.
2. Melakukan pengerukan pada aliran air (danau, sungai, dan selokan) yang sudah
mengalami pendangkalan agar kapasitas penampungan volume air lebih besar.
Selain itu, harus dilakukan juga pembersihan aliran dari sampah secara berkala.
3. Membangun sistem pemantauan dan peringatan banjir yang baik pada daerah-
daerah rawan banjir.
4. Melakukan penanaman pohon di daerah bantaran sungai. Hal ini bertujuan agar
akar-akar pohon mampu menahan tanah dan menyerap air hujan sehingga
memperkecil terjadinya erosi maupun longsor yang dapat menyebabkan
pendangkalan sungai.
5. Membangun tanggul atau waduk atau dam pengendali air untuk menampung
volume air sungai yang sewaktu-waktu dapat meluap. Bangunan pengendali air
ini juga dapat digunakan untuk mengendalikan aliran air misalnya untuk irigasi
persawahan.
6. Membuat atau menyediakan area peresapan air sehingga air yang ada di
permukaan tidak menggenang dan menjadi limpasan. Selain itu, lubang biopori
dan lubang resapan juga dapat dibuat agar air di permukaan lebih cepat masuk
ke dalam tanah. Sumur resapan juga dapat dibuat di daerah paling rendah pada
suatu daerah. Selain sebagai salah satu upaya pengendalian banjir, sumur
resapan juga akan membantu memasok kembali air tanah.
7. Berhenti membangun perumahan di tepi sungai karena akan mempersempit
sungai dan sampah rumah juga akan masuk ke sungai.

● Sedangkan menurut teknis penanganan pengendalian banjir dapat dibedakan


menjadi dua yaitu:
⮚ Pengendalian banjir secara teknis (metode struktur).
● Bendungan/waduk (Dam)
Bendungan adalah bangunan yang berupa urugan tanah, urugan batu, beton,
dan/atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan
menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung
limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk
waduk (PP No 37 Tahun 2010).
● Kolam Retensi
Kolam penampungan (retention basin) berfungsi untuk menyimpan
sementara debit sungai sehingga puncak banjir dapat dikurangi, retention
berarti penyimpanan.
● Pembuatan Check dam (penangkap Sedimen)
Check dam adalah bangunan kecil temporer atau tetap yang dibangun
melintang saluran/sungai untuk memperkecil kemiringan dasar memanjang
sungai sehingga bisa mereduksi kecepatan air, erosi dan membuat sedimen
bisa tinggal di bagian hulu bangunan.
● Bangunan pengurang Kemiringan Sungai
Bangunan ini bisa berupa drop structure atau groundsill. Manfaatnya adalah
bisa mengurangi kecepatan air, dan untuk groundsill juga dapat mencegah
scouring pada hilir bendung atau pilar jembatan.
● Tanggul
Tanggul adalah penghalang yang didesain untuk menahan air banjir di
palung sungai untuk melindungi daerah di sekitarnya. Tanggul juga
berfungsi untuk melokalisir banjir di sungai, sehingga tidak melimpas ke
kanan dan ke kiri sungai yang merupakan daerah peruntukan.
● Retarding basin
Retarding basin adalah suatu kawasan (cekungan) yang didesain dan
dioperasikan untuk tampungan (storage) sementara sehingga bisa
mengurangi puncak banjir dari suatu sungai.
● Pembuatan Polder

Polder adalah sebidang tanah yang rendah, dikelilingi oleh embankment


baik bisa berupa tanah urugan/timbunan atau tanggul pasangan beton atau
batu kali yang membentuk semacam kesatuan hidrologis buatan, yang
berarti tidak ada kontak dengan air dari daerah luar polder selain yang
dialirkan melalui saluran buatan manusia bisa berupa saluran terbuka atau
pipa.

⮚ Pengendalian banjir secara non teknis (metode non-struktur)

● Pengelolaan DAS

Pengelolaan DAS mencakup aktivitas-aktivitas berikut ini:


▪ Pemeliharaan vegetasi di bagian hulu DAS.
▪ Penanaman vegetasi untuk mengendalikan atau mengurangi
kecepatan aliran permukaan dan erosi tanah.
▪ Pemeliharaan vegetasi alam, atau penanaman vegetasi tahan air
yang tepat, sepanjang tanggul drainase, saluran-saluran dan
daerah lain untuk pengendalian aliran yang berlebihan atau erosi
tanah.
▪ Mengatur secara khusus bangunan-bangunan pengendali banjir
(misal check dam) sepanjang dasar aliran yang mudah tererosi.
▪ Pengelolaan khusus untuk mengatisipasi aliran sedimen yang
dihasilkan dari kegiatan gunung berapi yang dikenal dengan
nama debris flow.

● Pengaturan Tata Guna Lahan

Pengaturan tata guna lahan di DAS dimaksudkan untuk mengatur


penggunaan lahan, sesuai dengan rencana pola tata ruang yang ada. Hal ini
untuk menghindari penggunaan lahan yang tidak terkendali, sehingga
mengakibatkan kerusakan DAS yang merupakan daerah tadah hujan.

● Pengendalian Erosi

Beberapa cara pengendalian erosi di DAS diantaranya


▪ Terasering
▪ Buffer strip (garis penyangga)
▪ Rotasi penanaman (perubahan pola tanam)
▪ Crop cover atau penutupan lahan (dengan tanaman lebat) mengurangi
erosi
▪ Bila tak ada penggundulan hutan → erosi sangat kecil

● Penanganan Kondisi Darurat

Penanggulangan banjir perlu dilakukan untuk menangani penanggulangan


banjir dalam keadaan darurat, terutama untuk bangunan pengendalian banjir
yang rusak dan kritis. Hal ini terutama untuk menangani banjir tahunan yang
perlu penanganan tahunan pada waktu musim hujan atau banjir.
⮚ Bagan pengendali banjir :

Pengendalian Banjir

Metode Struktur Metode Non-Struktur

Bangunan Pengendali Banjir, misal: 2. Sistem Perbaikan & Pengaturan Diantaranya:


Sungai, misal:
Pengelolaan DAS
Bendungan (dam)/waduk River improvement (perbaikan/ Pengaturan tata guna lahan
Kolam retensi/penampungan peningkatan sungai) Pengendalian erosi
Pembuatan check dam (penangkap Tanggul Pengembangan dan pengaturan daerah
sedimen) Sudetan (by pass/short-cut) banjir
Bangunan pengurang kemiringan
Floodway Penanganan kondisi darurat
sungai: Peramalan Dan Sistem Peringatan
Sistem drainase khusus
Groundsill Banjir
Drop structure Law enforcement
Retarding basin Penyuluhan pada masyarakat
Pembuatan polder Asuransi
DAFTAR PUSTAKA

https://foresteract.com/banjir/#:~:text=Banjir%20merupakan%20salah%20satu%20bencana
%20alam%20di%20mana,atau%20peristiwa%20terbenamnya%20daratan%20karena
%20peningkatan%20volume%20air%E2%80%9D

https://www.scribd.com/document/356594404/Definisi-Banjir-Menurut-Para-Ahli

https://biografisusilobambangyudhoy.wordpress.com/2014/06/04/pengertian-banjir-
menurut-para-ahli/

https://www.selasar.com/pengertian-banjir/#:~:text=Pengertian%20banjir%20di%20dalam
%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia

Anda mungkin juga menyukai