Anda di halaman 1dari 1

Cari 5

Insomnia
Unduh PPT ,
Diunggah oleh Netacoassy pada Jan 22, 2014

( 100% (4) · 2K tayangan · 26 halaman


Informasi Dokumen )

Data diunggah
Jan 22, 2014
Unduh ,
Hak Cipta
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)

Format Tersedia

INSOMNIA
PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini

Facebook Twitter

$ Oleh:
Email Novita Herdiyanti (09171022)

PEMBIMBING
Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat? dr. Juwita Saragih, Sp.KJ

* +

Tingkatkan Pengalaman Anda


Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini .
Nilai akan membantu kami untuk
menyarankan dokumen terkait yang
lebih baik kepada semua pembaca kami!

* Bermanfaat

+ Tidak
bermanfaat

FISIOLOGI TIDUR
• Makhluk hidup mempunyai irama sirkardian kehidupan yang sesuai
dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam.

• Fase Tidur ! susunan saraf pusat masih bekerja dimana neuron-


neuron di substansia retikularis ventral batang otak melakukan
sinkronisasi

– Terletak pada substansia ventrikulo retikularis batang otak yang


disebut sebagai pusat tidur (sleep center).
– Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/
desinkronisasi terdapat pada bagian rostral batang otak disebut
sebagai pusat penggugah (arousal center).

FISIOLOGI TIDUR

PEMBAGIAN TIDUR
• Tidur Dibagi Menjadi 2 Tipe Yaitu:
1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)

• Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4
stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara
fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-6 kali siklus
semalam.

• Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur dan
dibagi emnjadi 4 stadium. Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari
keseluruhan waktu tidur. Tidak dibagi-bagi dalam stadium seperti
dalm tidur NREM

PEMBAGIAN TIDUR (NREM)


PEMBAGIAN KETERANGAN

Stadium 1 • berlangsung selama 5% dari keseluruhan waktu tidur. Stadium ini dianggap
stadium tidur paling ringan. EEG menggambarkan gambaran kumparan tidur
yang khas, bervoltase rendah, dengan frekuensi 3 sampai 7 siklus perdetik, yang
disebut gelombang teta

Stadium 2 • berlangsung paling lama, yaitu 45% dari keseluruhan waktu tidur. EEG
menggambarkan gelombang yang berbentuk pilin (spindle shaped) yang sering
dengan frekuensi 12 sampai 14 siklus perdetik, lambat, dan trifasik yang dikenal
sebagai kompleks K. Pada stadium ini, orang dapat dibangunkan dengan mudah

Stadium 3 • berlangsung 12% dari keseluruhan waktu tidur. EEG menggambarkan


gelombang bervoltase tinggi dengan frekuensi 0,5 hingga 2,5 siklus perdetik,
yaitu gelombang delta. Orang tidur dengan sangat nyenyak, sehingga sukar
dibangunkan

Stadium 4 • berlangsung 13% dari keseluruhan waktu tidur. Gambaran EEG hampir sama
dengan stadium 3 dengan perbedaan kuantitatif pada jumlah gelombang delta.
Stadium 3 dan 4 juga dikenal dengan nama tidur dalam, atau delta sleep, atau
Slow Wave Sleep (SWS)

PEMBAGIAN TIDUR (REM)

POLA SIKLUS BANGUN dan TIDUR

*Kadar melatonin dalam darah mulai meningkat pada jam 9 malam, terus meningkat sepanjang malam dan
menghilang pada jam 9 pagi.

PERUBAHAN TIDUR AKIBAT


PROSES MENUAAN
• Orang usia lanjut mengalami waktu tidur yang dalam lebih pendek,
sedangkan tidur stadium 1 dan 2 lebih lama.
• Bila siang hari sibuk dan aktif sepanjang hari, pada malam hari tidak
ada gangguan dalam tidurnya, sebaliknya bila siang hari tidak ada
kegiatan dan cenderung tidak aktif, malamnya akan sulit tidur. 5
• Pada usia lanjut, ekskresi kortisol dan GH serta perubahan
temperatur tubuh berfluktuasi dan kurang menonjol. Melatonin
menurun dengan meningkatnya umur.

Cont. . .

DEFINISI INSOMNIA
• Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal
kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-
restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan
menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi
individu.

• The International Classification of Diseases mendefinisikan


Insomnia sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur
yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan

• Menurut The International Classification of Sleep Disorders,


insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap
malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur
tersebut.

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk


mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

KLASIFIKASI INSOMNIA
Dalam ICD 10, insomnia dibagi menjadi 2 yaitu:
• Organik
• Non-organik
• Dyssomnias (gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur)
• Parasomnias (ada episode abnormal yang muncul selama tidur seperti mimpu buruk,
berjalan sambil tidur, dll)

Dalam DSM IV, gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu:
• Gangguan tidur yang berkorelasi dengan gangguan mental lain
• Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis umum
• Gangguan tidur yang diinduksi oleh bahan-bahan atau keadaan tertentu
• Gangguan tidur primer (gangguan tidur tidak berhubungan sama sekali
dengan kondisi mental, penyakit, ataupun obat-obatan.) Gangguan ini
menetap dan diderita minimal 1 bulan.

Cont. . .
Berdasarkan International Classification of Sleep Disordes yang direvisi,
insomnia diklasifikasikan menjadi:

a. Acute insomnia

b. Psychophysiologic insomnia

c. Paradoxical insomnia (sleep-state misperception)

d. Idiopathic insomnia

e. Insomnia due to mental disorder

f. Inadequate sleep hygiene

g. Behavioral insomnia of childhood

h. Insomnia due to drug or substance

i. Insomnia due to medical condition

j. Insomnia not due to substance or known physiologic condition,


unspecified (nonorganic)
10
k. Physiologic insomnia, unspecified (organic)

PENYEBAB INSOMNIA

Stress

Kecemasan dan depresi


Kafein, nikotin,
alkohol
Kondisi medis

Perubahan lingkungan
Belajar
‘insomnia’

INSOMNIA

FAKTOR RESIKO

TANDA DAN GEJALA


• Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari
• Sering terbangun pada malam hari
• Bangun tidur terlalu awal
• Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
• Iritabilitas, depresi atau kecemasan
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Peningkatan kesalahan dan kecelakaan
• Ketegangan dan sakit kepala
• Gejala gastrointestinal

DIAGNOSIS
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:
– Pola tidur penderita.
– Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
– Tingkatan stres psikis.
– Riwayat medis.
– Aktivitas fisik
– Diagnosis berdasarkan kebutuhan tidur secara individual.

KRITERIA DIAGNOSTIK INSOMNIA NON-


ORGANIK BERDASAR PPDGJ
• Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti:
– Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas
tidur yang buruk
– Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan
– Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan terhadap
akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari
– Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan
• Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas tidak
menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.
• Kriteria “lama tidur” (kuantitas) tidak diguankan untuk menentukan
adanya gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Lama
gangguan yang tidak memenuhi kriteria di atas (seperti pada
“transient insomnia”) tidak didiagnosis di sini, dapat dimasukkan
dalam reaksi stres akut (F43.0) atau gangguan penyesuaian (F43.2)

PENATALAKSANAAN NON-FARMAKO
Trap Tingkah Laku :
•Edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik,
•Teknik Relaksasi
•Terapi kognitif
•Restriksi Tidur
•Kontrol stimulus

Cont. . .
Gaya Hidup Dan Pengobatan Di Rumah
• Mengatur jadwal tidur yang konsisten termasuk pada hari libur
• Tidak berada di tempat tidur ketika tidak tidur.
• Tidak memaksakan diri untuk tidur jika tidak bisa.
• Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.
• Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca, latihan
pernapasan atau beribadah
• Menghindari atau membatasi tidur siang karena akan menyulitkan tidur pada
malam hari.
• Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti menghindari
kebisingan
• Olahraga dan tetap aktif, seperti olahraga selama 20 hingga 30 menit
setiap hari sekitar lima hingga enam jam sebelum tidur.
• Menghindari kafein, alkohol, dan nikotin
• Menghindari makan besar sebelum tidur
• Cek kesehatan secara rutin
• Jika terdapat nyeri dapat digunakan analgesik

PENATALAKS
1. Benzodiazepine (Nitr
2. Non benzodiazepine

Pemilihan obat, ditinjau dari si


• Initial Insomnia
• Delayed Insomnia
• Broken Insomnia
Tingkatkan Pengalaman Anda .
Nilai akan membantu kami untuk
menyarankan dokumen terkait yang
lebih baik kepada semua pembaca kami!

* Bermanfaat

+ Tidak
bermanfaat

Cont. . .

Cont. . .

WA
• Kontraindikasi :
– Sleep apneu syndrome
– Congestive Heart Failu
– Chronic Respiratory Di

• Penggunaan Benzodiazep
menimbulkan “teratogeni
khususnya pada trime
KOM
dieksresikan melalui ASI
SSP)

PRO
• Prognosis umumnya baik
terapi pada gangguan lain
ini disertai skizophrenia

TERI

Puaskan Keingintahuan Anda


Segala yang ingin Anda baca.
Kapan pun. Di mana pun. Perangkat apa pun.

Baca Secara Gratis

Batalkan Kapan Saja

Bagikan dokumen Ini


! " # $ %

Dokumen Serupa dengan Insom…

Patofisiologi Leaflet Sulit Tidur Insomnia


Insomnia Pada Lansia

DIUNGGAH OLEH DIUNGGAH OLEH DIUNGGAH O


wima_putra YUDHA_JA… Dian Dest

Lainnya Dari Netacoassy

Kata Pengantar CA Cover Jurnal Rima Referat Sinus


Bladder Akut

DIUNGGAH OLEH DIUNGGAH OLEH DIUNGGAH O


Netacoassy Netacoassy Netacoass

TENTANG DUKUNGAN

Tentang Scribd Bantuan/Tanya Jawab

Tekan Aksesibilitas

Blog kami Bantuan pembelian

Bergabunglah dengan tim AdChoices

kami! Penerbit

Hubungi Kami

Undang Teman

Hadiah

Scribd untuk Perusahaan

LEGAL
& ! " '
Ketentuan

Privasi

Hak Cipta

Hak cipta ©Scribd


2020 Scribd Inc. . Telusuri Buku . Direktori Situs .
////0

Buku,Bahasa
buku Situs:
audio,Bahasa
dan lainnya.
Indonesia 1
Dapatkan aplikasi gratis kami

& 2 3 4
Beranda Buku Buku audio Dokumen

Anda mungkin juga menyukai