Anda di halaman 1dari 5

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol. 9, No.4, Oktober 2006, hal 191-195

PENGARUH UKURAN BUTIR TERHADAP POROSITAS DAN


PERMEABILITAS PADA BATUPASIR
(Studi Kasus: Formasi Ngrayong, Kerek, Ledok dan Selorejo)
M. Irham Nurwidyanto1 Meida Yustiana1, Sugeng Widada2
1). Laboratorim Geofisika Jurusan Fisika Universitas Diponegoro Semarang
2). Laboratorium Oseanografi Fakultas Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRACT
It has been done a research to know the influence of grain size to permeabiality and porosity on
sandstones from Ngrayong Formation, Ledok Formation, Kerek Formation and Selorejo Formation.
The Permeability is measured by RUSKA Permeameter Gas, while the porosity is measured by
Porosimeter Gas A-9756 series. The grain size is then determined using grain size analysis method.
After the calculation, the grain size is attributed to permeability and porosity of sandstones with the
analysis regresi method. Results obtained indicate that the influence of grain size significant at six
sandstones. Based on the statistic calculation it has been obtained the relation with Linear regression
equation Log k= -5.7 Log d + 15 with r2=0.7, for the grain size to permeability and  = -1.9x102d +75
with r2=0.7, for the relation of grain size to porosity.

Key Word: sandstone, grain size, porosity, permeability

INTI SARI
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ukuran butir terhadap permeabilitas dan
porositas batupasir pada Formasi Ngrayong, Formasi Ledok, Formasi Kerek, dan Formasi Selorejo.
Permeabilitas diukur menggunakan RUSKA Permeameter Gas, sedangkan porositas diukur dengan
menggunakan Porosimeter Gas seri A-9756. Kemudian ukuran butir ditentukan menggunakan metode
analisis granulometri. Setelah perhitungan ukuran rata-rata butir didapat selanjutnya dihubungkan
dengan permeabilitas dan porositas batupasir dengan metode analisis regresi. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa pengaruh ukuran butir signifikan pada enam batupasir yang digunakan.
Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh persamaan regresi linear Log k = -5,7 Log d + 15
dengan r2 = 0,7 untuk ukuran butir terhadap permeabilitas dan didapatkan persamaan  = -1,9x102d
+ 75 dengan r2=0,7 untuk ukuran butir terhadap porositas.

Kata Kunci: batupasir, ukuran butir, porositas, permeabilitas

PENDAHULUAN dan kebundaran butir, penyusunan butir,


Dalam eksplorasi baik dalam bidang serta kompaksi dan sementasi. Penelitian
peminyakan maupun air tanah, parameter mengenai porositas dan permeabilitas
porositas dan permeabilitas sangat penting. masih jarang dilakukan, terutama di
Hal ini dikarenakan porositas merupakan Formasi Ngrayong, Kerek, Ledok dan
variabel utama untuk menentukan besarnya Selorejo. Karena batupasir antara formasi
cadangan fluida yang terdapat dalam suatu yang satu dengan yang lainnya berbeda,
massa batuan, sedangkan permeabilitas sehingga perlu dilakukan penelitian
merupakan variabel yang menentukan tentang porositas dan permeabilitas serta
seberapa besar kemampuan batuan untuk hubungannya dengan ukuran butir dan
melepaskan minyak [1]. sortasi pada formasi-formasi tersebut.
Porositas dan permeabilitas pada Batupasir merupakan salah satu dari
batupasir ditentukan oleh ukuran butir dan batuan sedimen klastik yang mempunyai
distribusinya, sortasi (pemilahan), bentuk porositas cukup baik dan biasanya

191
Irham Nurwiyanto

berfungsi sebagai reservoir atau akuifer, volume total seluruh batuan. Perbandingan
sedangkan butirannya yang dominan ini biasanya dinyatakan dalam persen[5]:
berukuran pasir. Batupasir memiliki volume pori  pori
beberapa kenampakan fisik yang dapat = x 100 %
volume keseluruhan batuan
dibedakan dari batuan jenis lainnya, yaitu
Pori merupakan ruang di dalam
struktur, tekstur dan komposisi. Dari
batuan yang selalu terisi oleh fluida,
tekstur batupasir dapat diturunkan menjadi
seperti air tawar/asin, udara atau gas bumi.
tiga parameter empiris yaitu ukuran butir,
Porositas efektif yaitu apabila bagian
bentuk butir (pembundaran dan
rongga pori-pori di dalam batuan
pembulatan) dan sortasi.
berhubungan. Porositas efektif biasanya
Penelitian terdahulu yang dilakukan
lebih kecil daripada rongga pori-pori total
oleh Krumbein dan Monk (1942) telah
yang biasanya berkisar dari 10% sampai
mendapatkan relasi empiris antara
15%. Porositas efektif dinyatakan sebagai
permeabilitas dengan ukuran butir dengan
berikut[5]:
persamaan k = cd2 exp (-1,35σ), sedangkan
volumepori  pori bersambung an
Engelhardt dan Schopper dari analisis e  x100 %
regresi yang diperoleh dari batupasir asal volumekeseluruhan batuan
Bentheim, Jerman menghasilkan relasi Porositas batupasir dihasilkan dari proses-
empiris log k = -2,1007 + 2,211 log d [2]. proses geologi yang berpengaruh terhadap
Penelitian tentang penentuan porositas proses sedimentasi. Proses-proses ini
satuan batupasir tufan yang terletak di dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
daerah Kragilan, Wuryantoro, Wonogiri proses pada saat pengendapan dan proses
yang dilakukan oleh Prayogo dalam setelah pengendapan. Kontrol pada saat
Warmada (1993) menghasilkan persamaan pengendapan menyangkut tekstur batupasir
empiris untuk ukuran butir terhadap (ukuran butir dan sortasi). Proses setelah
porositas adalah y=179,901x-35,636, r2 = pengendapan yang berpengaruh terhadap
0,92 sedangkan sortasi terhadap porositas porositas diakibatkan oleh pengaruh fisika
dihasilkan persamaan y = 7,97811x- dan kimia, yang merupakan fungsi dari
29,1445, r2=0,95 [3]. temperatur, tekanan efektif dan waktu. Ada
dua jenis porositas yaitu porositas primer
DASAR TEORI dan porositas sekunder. Porositas primer
Batupasir merupakan reservoir yang merupakan porositas yang terjadi
paling penting dan yang paling banyak di bersamaan batuan menjadi sedimen,
dunia ini, 60% dari semua batuan reservoir sedangkan porositas sekunder merupakan
adalah batupasir. Batupasir adalah batu- porositas yang terjadi sesudah batuan
batu yang renggang (loose) tapi padat menjadi sedimen bisa berupa larutan
(compact), yang terdiri dari fragmen- (dissolution)
fragmen yang menyatu dan mengeras Permeabilitas (k) adalah kemampuan
(cemented) dengan diameter berkisar medium berpori untuk
antara 0,05 mm sampai 0,2 mm. Di antara meluluskan/mengalirkan fluida.
fragmen-fragmen batupasir dan pasir, Permeabilitas sangat penting untuk
selalu terdapat fragmen-fragmen yang menentukan besarnya cadangan fluida
komposisinya adalah quartz. Butiran- yang dapat diproduksikan.
butiran mineral feldspar, mika, glaukonit, Pemilahan (sorting) adalah cara
karbonat dan mineral-mineral lainnya penyebaran berbagai macam besar butir.
kadang-kadang terdapat di antara butiran Dengan demikian rongga yang terdapat di
mineral quartz[4]. antara butiran besar akan diisi butiran yang
Porositas (  ) adalah perbandingan lebih kecil lagi sehingga porositasnya
volume rongga-rongga pori terhadap berkurang [1]. Gambar-1 berikut ini

192
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 9, No.4, Oktober 2006, hal 191-195
menunjukkan perkiraan visual dari tingkat Pengukuran Permeabilitas dilakukan
pemilahan butir/sortasi. dengan menggunakan permeameter gas
dengan memasukkan core yang telah
diukur panjang dan diameternya ke dalam
rubber stopper. Setelah itu dipasang pada
core holder sleeve, dan selector valve
diarahkan dari flowmeter pada large,
pressure regulating valve dibuka perlahan-
lahan sampai pressure gage menunjukkan
angka 0,25 atm. Range yang baik pada
flow tube adalah antara 20 dan 140 mm.
Jadi apabila bola dalam pipa besar berada
di atas angka 20 mm, pembacaan dapat
dilakukan. Tetapi kalau berada di bawah
20 mm, pressure regulating valve ditutup
dan pengukuran dipindah ke flowmeter
berikutnya, yaitu dengan mengarahkan
selector valve ke medium dan menaikkan
Gambar-1, perkiraan visual dari tingkat tekanan perlahan-lahan sampai 0,5 atm.
pemilahan butir/sortasi. Kalau bola masih tetap berada di bawah
angka 20, regulating valve ke small ditutup
METODE PENELITIAN dan tekanan dinaikkan sampai 1 atm.
Pengambilan sampel batuan Apabila pemilihan flowmeter selector
dilakukan pada bulan Desember 2004. valve telah didapat (dengan prosedur
Batuan diambil dari empat formasi yang diatas), angka yang dibaca yaitu yang
berbeda, yaitu Formasi Ngrayong, Formasi ditunjukkan oleh garis tengah bola[6].
Kerek, Formasi Ledok dan Formasi Porositas batuan diukur
Selorejo. Pembentukan sampel batuan menggunakan porosimeter gas dengan
menjadi core, pengukuran porositas, melakukan pengukuran panjang dan
pengukuran permeabilitas dilakukan di diameter setiap core. Setelah itu core
Laboratorium Produksi Pusdiklat Migas dimasukkan pada steel plugs out.
Cepu, sedangkan penentuan ukuran butir Regulator pada tabung gas diatur, tuas
dilakukan di Laboratorium Geologi supply, source dinaikkan dan jarum diset
Pusdiklat Migas Cepu. pada angka 1000. Setelah itu
Batuan yang telah dibentuk menjadi mengembalikan tuas supply, source,
core diekstraksi dengan menggunakan labu regulator ke posisi semula. Setelah semua
destilasi berisi larutan methanol yang proses di atas dilakukan selanjutnya tuas
kemudian dipanaskan di atas kompor core holder dibuka dan jarum pada alat
sampai larutan methanol dalam labu akan menunjukkan nilai gauge reading.
destilasi menjadi jernih. Setelah proses Langkah terakhir adalah membuang gas
ekstraksi selesai, batuan kemudian dengan menaikkan tuas exhaust dan
direndam dalam larutan methanol selama menurunkannya kembali [6]
24 jam. Setelah direndam selama 24 jam, Dalam penelitian ini penentuan
batuan kemudian dimasukkan ke dalam ukuran butir dilakukan dengan metode
oven dan dikeringkan selama 24 jam analisis granulometri. Metode ini
dengan suhu 90o C. Setelah proses menggunakan konsep ketepatan atau
pengeringan selesai, batuan siap untuk dengan pendekatan pengukuran ukuran
diuji porositas dan permeabilitasnya[6]. butiran yang sebenarnya dan
penyebarannya.

193
Irham Nurwiyanto

Data yang didapatkan dari


pengukuran porositas, permeabilitas,
Grafik Hubungan antara Ukuran
ukuran butir dan sortasi dianalisis dengan Butir dengan Permeabilitas
menggunakan uji korelasi. Jika dari uji
k= -5,7d + 15
korelasi terdapat hubungan antara dua 3.5 2

Log Permeabilitas k
r = 0,7
variabel, maka data kemudian diolah 3
2.5
menjadi grafik dengan metode statistikal
2

(mD)
regresi linear atau nonlinear [7]. 1.5
1
HASIL DAN PEMBAHASAN 0.5
0
Berdasarkan uji korelasi linear pada
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7
sampel batupasir untuk hubungan ukuran
Log Ukuran Butir d µm
butir dengan permeabilitas diperoleh
kesimpulan bahwa kedua variabel (ukuran Gambar-2, Grafik hubungan antara ukuran butir
butir dan permeabilitas) mempunyai dengan permeabilitas
hubungan linear yang kuat dan berkorelasi
negatif. Dari hasil perhitungan didapat
nilai r= -0,88, tanda minus (-) pada nilai r Grafik Hubungan antara
(koefisien korelasi) menunjukkan Ukuran Butir dengan Porositas
hubungan yang berlawanan arah. Artinya, = -190d + 75
apabila nilai ukuran butir naik maka nilai 50 2
r = 0.7
45
permeabilitas turun. Porositas (% ) 40
35
Uji korelasi linear pada sampel 30
25
batupasir untuk hubungan ukuran butir 20
15
dengan porositas diperoleh kesimpulan 10
5
bahwa kedua variabel (ukuran butir dan 0
porositas) mempunyai hubungan linear 0 0.2 0.4 0.6
yang kuat dan berkorelasi negatif. Dari Ukuran Butir d (mm)
hasil perhitungan didapat nilai r= -0,90.
Gambar-3, Grafik hubungan antara ukuran butir
Nilai r (koefisien korelasi) menunjukkan dengan porositas
hubungan yang berlawanan arah yaitu
apabila nilai ukuran butir naik maka nilai Berdasarkan perhitungan statistik dengan
porositas turun. metode regresi diperoleh hubungan dengan
Setelah dilakukan uji korelasi baik persamaan sebagai berikut:
secara linear maupun nonlinear untuk 1. Hubungan ukuran butir (d) dengan
hubungan antara sortasi dengan permeabilitas (k) adalah;
permeabilitas diperoleh kesimpulan bahwa Log k= -5,7 Log d + 15 dengan r2=0,7
kedua variabel (sortasi dan permeabilitas) 2. Hubungan ukuran butir (d) dengan
tidak mempunyai hubungan baik secara porositas  adalah;
linear maupun nonlinear. Untuk uji
 = -1,9x102 d + 75 dengan r2=0,7
korelasi baik secara linear maupun
nonlinear pada hubungan antara sortasi
dengan porositas diperoleh kesimpulan KESIMPULAN
bahwa kedua variabel (sortasi dan Dari penelitian ini dapat
porositas) tidak mempunyai hubungan baik disimpulkan bahwa; Pengaruh ukuran butir
secara linear maupun nonlinear. terhadap porositas dan permeabilitas pada
Gambar-2, berikut ini adalah grafik Batupasir Formasi Ngrayong, Kerek,
hubungan antara ukuran butir dengan Ledok dan Selorejo adalah signifikan.
permeabilitas. Ukuran butir dengan porositas dan

194
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 9, No.4, Oktober 2006, hal 191-195
permeabilitas mempunyai hubungan linear DAFTAR PUSTAKA
yang kuat dan berkorelasi negatif yaitu
semakin besar ukuran butirnya maka [1]. Koesoemadinata, R.P., 1978, Geologi
semakin kecil porositas dan Minyak Bumi, Penerbit ITB, Bandung
permeabilitasnya. [2]. Schoen, J.H., 1996, Physical Property
of Rocks:Fundamental and Principles
SARAN of Petrophysics, Pergamon Press,
Untuk mendapatkan relasi yang Pergamon
lebih baik perlu dilakukan pengujian pada [3].Warmada, I.W., 1993, Porositas
lebih banyak sampel batu pasir dari satu Batupasir dan Parameter Empiris
formasi yang sama tetapi dengan litologi Yang Berpengaruh,
yang berbeda-beda atau dari beberapa http://www.geopanged.or.id/kliping/1.
formasi yang berbeda-beda. Karena shtml
keterbatasan waktu dan biaya hal itu tidak [4]. Lange, O., Ivanova, M., Lebedeva, N.,
bisa penulis lakukan. 1991, Geologi Umum, Gaya Media
Pratama, Yakarta
UCAPAN TERIMA KASIH [5]. Gueguen,Y. dan Palciauskaus, 1994,
Pada kesempatan ini penulis Introduction to the Physics of Rocks,
mengucapkan banyak terima kasih pada Princeton University Press, Princeton
kepala Laboratorium Produksi Pusdiklat New York.
Migas Cepu, dan kepala Laboratorium [6].Anonim, Operator Manual Helium
Geologi Pusdiklat Migas Cepu yang Porosimeter,1985,CoreLaboratories,
mamberi kesempatan penulis untuk Inc., Dallas
menguji porositas dan permeabilitas batu [7]. Algifari, 1997, Analisis Regresi Teori,
pasir yang digunkan pada penelitian ini. Kasus dan Solusi, BPFE, Yogyakarta

195

Anda mungkin juga menyukai