Anda di halaman 1dari 12

TELAAH KASUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN

PENCITRAAN RADIOLOGIS DARI OSTEOPETROSIS

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pengkajian Keperawatan

Dosen Fasilitator: Dr. Yulis Setiya Dewi, S.Kep.,M.Ng

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Purwanti Nurfita Sari (132024153008)
Pradita Ayu Fernanda (132024153013)
Dorsina Fransisca Dahoklory (132024153020)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
ANALISA KASUS PENCITRAAN RADIOLOGIS DARI OSTEOPETROSIS

A. DESKRIPSI KASUS
Seorang wanita muda berusia 21 tahun yang memiliki nyeri pada kaki kanan

setelah terpeleset. Tak ada jejas hematom, tak ditemukan krepitasi. Riwayat penyakit

dahulu mengungkapkan bahwa pada tahun 2002 pasien sering mengfalami epitaksis,

lebam di tubuh bila kecapaian atau terbentur, pernah mengalami penurunan Hb yang

berat hingga harus ditranfusi darah dan dirawat inap di salah satu rumah sakit swasta,

pasien didiagnosa dengan Thalasemia. Sepulangnya dari rumah sakit pasien mencoba

pengobatan alternatif dan keluhan mimisan maupun lebam berkurang.

Pada tahun 2005 pasien mengalami jatuh dan patah di kaki kiri. Pasien

mengalami patah tulang tangan kiri pada tahun 2007 saat pasien mencoba

menggendong anak tetangganya dan oleh spesialis orthopedi pasien dilakukan terapi

reposisi dan konservatif untuk fraktur humerus sinistra pars tertia media tersebut.

Pada tahun 2008 pasien mengeluhkan lemas, pucat, Hb 6.8, trombosit 49000,

bisitopenia, lalu dilakukan pelacakan dengan apusan darah tepi, didapatkan hasil

mielofibrosis / anemia mieloblastik / infiltrasi sum sum tulang. Selanjutnya pasien

dilakukan pemeriksaan sum sum tulang dan didapatkan kesimpulan aplasia sumsum

tulang sehingga diagnosa akhir menjadi congenital dyseritropoietic anemia dan

dirawat di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta selama 2 minggu. Pada tahun 2009

pasien mengalami demam selama lebih kurang 1 minggu, terlihat pucat, lemah, mual

dan muntah, sudah berobat ke puskesmas namun keluhan tidak membaik, dibawa ke
poliGambar
hematologi,
3. Foto disana
humerus pasien disarankan rawat inap karena Hb 6.2 dan trombosit
Gambar
GambarGambar1.2. Foto
4. penampilan
Foto dan antebrachii,
Foto
kepalapelvis
proyeksi
fisikproyeksi
lateral,AP,
pasien, tampak
proyeksi
tampak
peningkatan AP. Tampak
peningkatan
densitas tulangpeningkatan
densitas
dan tulang densitas
dengan
penebalan korteks
tampak postur tubuhkarena
pendek, tampak lebam
54000,
tulang namun
dengan
multiple old disertai
fract kamar
gambaran “bonepenuh
within
tulang calvaria. Tampak sklerotik di basis cranii (anak akhirnya pasien memilih untuk pulang. Pada
di bone”
lengan(panah
kanan putih)
dan tampak dan oldkaki kananpada
fracture
panah putih). Tampak gambaran lesi sklerotik pada
tahun
bengkak 2010
humerus
vertebraldan pasien
dextra 1
parsyang
dipasang
endplates, /berobat
3 media
fiksasi ke
eksterna
dikenal poli gambaran
sebagai orthopedi karena mengalami nyeri di lengan kanan,
“sandwich appearance” (lingkaran merah)
didiagnosa sebagai fraktur humerus dextra dan osteopetrosis berdasarkan riwayat

fraktur berulang dan gambaran tulang pada pemeriksaan radiologi.

Pasien tersebut diperiksa di bagian ortopedi dan diberi pengantar pemeriksaan

x-ray pedis dextra. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri pada punggung kaki

kanan dan agak nyeri apabila digerakkan. Selanjutnya dari hasil foto x-ray pedis

tersebut, atas persetujuan pasien dilakukan pemeriksaan bone survey untuk

mengetahui ada tidaknya fraktur di tempat lain, dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar5.6.Foto Fotofemur
pedis dextra proyeksi AP dan
B. PENGKAJIAN
Gambar KEPERAWATAN 
bilateral, proyeksi AP.
Lateral. Tampak peningkatan densitas
Tampak peningkatan densitas tulang dan tulang dengan
gambaran “bone
tampak 1.gambaran within bone” (anak panah putih)
“Erlenmeyer flask deformity”
Identitas 
pada femur bilateral

a. Identitas pasien 

Nama: - 

Umur: 21 Thn 

Agama: - 

Pendidikan: - 

Status Pernikahan: 

Alamat:

Kebangsaan:

Penanggung Jawab (Keluarga)

Nama: - 

Umur: - 

Agama: -

Pendidikan: - 
Hubungan dengan klien: - 

2. RIWAYAT KESEHATAN 

a. Diagnosa medis: Osteoporosis

b. Keluhan utama: Nyeri 

c. Riwayat penyakit sekarang: 

Seorang wanita muda berusia 21 tahun yang memiliki nyeri

pada kaki kanan setelah terpeleset. Tak ada jejas hematom, tak

ditemukan krepitasi. Pasien tersebut diperiksa di bagian ortopedi dan

diberi pengantar pemeriksaan x ray pedis dextra. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan nyeri pada punggung kaki kanan dan agak nyeri

apabila digerakkan. Selanjutnya dari hasil foto x ray pedis tersebut,

atas persetujuan pasien dilakukan pemeriksaan bone survey untuk

mengetahui ada tidaknya fraktur di tempat lain 

d. Riwayat kesehatan terdahulu 

Riwayat penyakit dahulu mengungkapkan bahwa pada tahun

2002 pasien sering mengfalami epitaksis, lebam di tubuh bila

kecapaian atau terbentur, pernah mengalami penurunan Hb yang berat

hingga harus ditranfusi darah dan dirawat inap di salah satu rumah

sakit swasta, pasien didiagnosa dengan Thalasemia. Pada tahun 2005

pasien mengalami jatuh dan patah di kaki kiri. Pasien mengalami patah

tulang tangan kiri pada tahun 2007 saat pasien mencoba menggendong

anak tetangganya dan oleh spesialis orthopedi pasien dilakukan terapi


reposisi dan konservatif untuk fraktur humerus sinistra pars tertia

media tersebut.

Pada tahun 2008 pasien mengeluhkan lemas, pucat, Hb 6.8,

trombosit 49000, bisitopenia, lalu dilakukan pelacakan dengan apusan

darah tepi didapatkan hasil mielofibrosis / anemia mieloblastik /

infiltrasi sum sum tulang. Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan

sum sum tulang dan didapatkan kesimpulan aplasia sumsum tulang

sehingga diagnosa akhir menjadi congenital dyseritropoietic anemia

dan dirawat di Rumah Sakit 

Sardjito Yogyakarta selama 2 minggu. Pada tahun 2009 pasien

mengalami demam selama lebih kurang 1 minggu, terlihat pucat,

lemah, mual dan muntah, sudah berobat ke puskesmas namun keluhan

tidak membaik, dibawa ke poli hematologi, disana pasien disarankan

rawat inap karena Hb 6.2 dan trombosit 54000, namun karena kamar

penuh akhirnya pasien 

memilih untuk pulang. Pada tahun 2010 pasien berobat ke poli

orthopedi karena mengalami nyeri di lengan kanan, didiagnosa sebagai

fraktur humerus dextra dan osteopetrosis berdasarkan riwayat fraktur

berulang dan gambaran tulang pada pemeriksaan radiologi. 

e. Riwayat penyakit keluarga:- 

4. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum:
Kesadaran Composmentis (E4V5M6)

Tanda vital:

- Tekanan Darah: - 

- Nadi: - 

- RR: -

- Suhu: -

- Saturasi oksigen: - 

5. Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) 

a. Kepala

Kepala:

Pesebaran rambut: Tidak terkaji

warna rambut: Tidak terkaji

lesi: Tidak terkaji

Wajah

Inspeksi: Tidak terkaji

Palapasi: Tidak terkaji

Aretri temporal: Tidak terkaji

Benjolan: Tidak terkaji

Nyeri tekan: Tidak terkaji

b. Mata

Inspeksi: Tidak terkaji 

c. Telinga: Tidak terkaji


d. Hidung: Tidak terkaji

e. Mulut: Tidak terkaji 

f. Leher

 Inspeksi: Tidak terkaji 

 Palpasi: Tidak terkaji

g. Dada

 Jantung

Inspeksi: Tidak terkaji 

Auskultasi: tidak ada murmur atau derap jantung, tidak ada bising

karotis

Perkusi: - 

Palpasi: - 

Paru

Perkusi: - 

Auskultasi: Tidak ronkhi

h. Abdomen

Inspeksi: Tidak terkaji 

Auskultasi: Tidak terkaji 

Perkusi: Tidak terkaji 

Palpasi: - 

i. Genetalia dan Anus

Tidak terkaji
Gambar j. FotoEkstremitas
Gambar
GambarGambar1.2.3.Foto
4. penampilan
Foto humerus
Foto
kepala pelvis dan
proyeksi antebrachii,
proyeksi
fisik lateral,AP,
pasien, tampak
proyeksi
tampak
peningkatan AP. Tampak
peningkatan
densitas tulangpeningkatan
densitas
dan tulang densitas
dengan
penebalan korteks
tampak postur tubuh pendek, tampak lebam
tulang dengan
multiple old Kekuatan
disertai
fract gambaranOtot:“boneTidak
within
tulang calvaria. Tampak sklerotik di basis cranii (anak terkaji, tampak kaki kanan bengkak dan
di bone”
lengan(panah
kanan putih)
dan tampak dan oldkaki kananpada
fracture
panah putih). Tampak gambaran lesi sklerotik pada
humerus
bengkak
vertebraldan dextra
dipasang
endplates,
1
parsyang/3 media
fiksasi eksterna
dikenal dipasang
sebagai gambaranfiksasi eksterna. 
“sandwich appearance” (lingkaran merah)
k. Kulit dan kuku: Tidak terkaji

IV: Pemeriksaan Penunjang 

a. Pemeriksaan lab: -

b. Pemeriksaan Ct Scan 

c. Pemeriksaan x-ray pedis dextr


Gambar5.6.Foto
Gambar Fotofemur
pedis dextra proyeksi
bilateral, AP dan
proyeksi AP.
Lateral. Tampak peningkatan densitas
Tampak peningkatan densitas tulang dan tulang dengan
gambaran “bone within bone” (anak panah
tampak gambaran “Erlenmeyer flask deformity” putih)
pada femur bilateral
C. PEMBAHASAN
Osteopetrosis merupakan suatu penyakit yang jarang terjadi dan bersifat
kongenital yang ditandai dengan kegagalan osteoklas dalam menyerap tulang,
sehingga bone modeling dan remodeling menjadi terganggu. Terdapat 2 tipe
osteopetrosis secara garis besar, autosomal resesif osteopetrosis dengan prognosis
yang buruk dan autosomal dominant osteopetrosis yang memiliki prognosis lebih
baik. Selain kedua tipe tersebut, terdapat tipe lain dari osteopetrosis, namun
sangat jarang. Gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang terutama radiologi,
sudah cukup untuk menegakan diagnosis dari osteopetrosis. Oleh karena itu
pemahaman tentang gambaran radiologi dari osteopetrosis sangat diperlukan
untuk penegakan diagnosis osteopetrosis.
Autosomal dominan osteopetrosis (ADO), yang juga disebut Albers-
Schönberg disease, merupakan jenis yang paling ringan. Beberapa orang yang
menderita penyakit ini tidak menunjukan adanya gejala. Pada pasien dengan jenis
ini, kelainan densitas biasanya ditemukan secara kebetulan ketika pasien
melakukan x-ray. Pada pasien yang terdapat tanda dan gejala, manifestasi utama
pada tipe ini berupa fraktur multiple tulang, abnormal kurvatura spinalis
(skoliosis) atau abnormalitas spinal lain, arthritis pada pinggul, dan infeksi tulang
(osteomyelitis). Autosomal resesif osteopetrosis (ARO) merupakan tipe
osteopetrosis yang lebih berat yang gejalanya muncul diawal masa pertumbuhan.
Individu yang menderita ARO memiliki resiko tinggi terjadinya fraktur yang
hanya diakibatkan oleh benturan kecil atau terjatuh.
Gambaran radiologi pada osteopetrosis biasanya digunakan sebagai alat
diagnostik. Pada pemeriksaan x ray, tampak peningkatan densitas tulang, dapat
juga ditemukan sklerotik menyeluruh pada tulang. Pada tulang dapat muncul
gambaran berupa “bone within bone” (endobone), terkadang terdapat bekas patah
tulang ataupun osteomyelitis. Pada tulang panjang terutama femur tampak
gambaran khas berupa “Erlenmeyer flask deformity”. Sedangkan pada vertebrae
tampak gambaran “sandwich appearance”
DAFTAR PUSTAKA

Del A, Cappariello A, Teti A. Genetics, pathogenesis and complications of osteopetrosis.


2008;42:19–29.
Frcpc MN, Frcpc LMW. Infantile Malignant Osteopetrosis. J Pediatr. Mosby, Inc.
2013;163(4):1230
Gangadhar S.R., Prakaschandra S.P., Rupal P., 2015. Osteopetrosis with Typical Radiological
Findings: Rare Case Report. International Jurnal Of Anatomy, Radiologi and Surgery. Vol
4(4) 36-38
Price S.A., Wilson L.M., 2010. Patofisiologi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit, edisi 6,
EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai