Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH INDIVIDU

INOVASI BERBASIS BUKTI EVIDENCE BASED NURSING


MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun dalam memenuhi tugas mata kuliah Evidence Based Practice In Nursing

Dosen Fasilitator:
Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)

Disusun Oleh:
Rofi Syahrizal
132024153004

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
Soal 1:

Kita Mengetahui bahwa pada Kondisi COVID-19, kehidupan manajerial dari


keperawatan sangat mudah terjadi perselisihan, kesalahan paham dan permasalahan
yang harus diselesaikan. Sebagai contoh pada beberapa rumah sakit mengalami
kekurangan resources dan beban kerja yang meningkat.

1. Kalian sebagai seorang calon Magister Keperawatan, Jika menghadapi


permasalahan apapun dalam Manajerial Keperawatan, bagaimana cara anda
menyelesaikan secara langkah-langkah EBN?
MANAJERIAL KEPERAWATAN DENGAN LANGKAH-LANGKAH
EVIDENCE-BASED PRACTICE IN NURSING

Pelayanan yang baik adalah kemampuan seseorang dalam memberikan


pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang
ditentukan. Dengan kualitas pelayanan yang optimal, diharapkan suatu rumah sakit akan
mampu memenuhi harapan dari pasien terhadap pelayanan yang diberikan pihak rumah
sakit, mampu memenangkan persaingan, dan mampu memperoleh keuntungan yang
maksimal. Kualitas pelayanan itu sendiri berkaitan erat dengan kesetiaan pasien, dimana
kualitas yang baik akan memberikan pengalaman bagi pelanggan dan selanjutnya akan
mempengaruhi keputusan untuk datang kembali pada kunjungan perawatan berikutnya
(Pasolong, 2013).
Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan,
yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat
digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya
ada”. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa
individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan
adanya bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya (Zega, 2020). Evidence-based
practice in nursing merupakan metode pendekatan perawatan profesional untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Sebagian besar perawat meyakini
Evidence-Based Practice In Nursing berdampak positif pada kualitas perawatan dan
kepuasan kerja (Bjuresäter et al., 2018), selain itu menciptakan budaya organisasi
Evidence-Based Practice In Nursing merupakan sebuah kunci untuk menerapkan praktik
berbasis bukti (Melnyk et al., 2011). Kompetensi Evidence-based practice in nursing
yang diintegrasikan kedalam layanan keperawatan di rumah sakit membantu mencapai
implementasi yang lebih konsisten, sehingga kualitas pelayanan dapat meningkat dan
mampu mengurangi biaya perawatan (Warren et al., 2016; Saunders and Vehviläinen-
Julkunen, 2017).

Ada beberapa tahapan dalam penerapan Evidence-based practice sebagai salah


satu penyeleaian masalah di masa pandemic ini, menurut Melnyk et al., 2011 yakni :
1. Menumbuhkan semangat menyelidiki
Inquiry adalah semangat untuk melakukan penyelidikan yaitu sikap kritis untuk
selalu bertanya terhadap fenomenafenomena serta kejadian-kejadian yang terjadi
saat praktek dilakukan oleh seorang klinisi atau petugas kesehatan dalam
melakukan perawatan kepada pasien. Namun demikian, tanpa adanya budaya
yang mendukung, semangat untuk menyelidiki atau meneliti baik dalam lingkup
individu ataupun institusi tidak akan bisa berhasil dan dipertahankan. Elemen
kunci dalam membangun budaya Evidence-Based Practice In Nursing adalah
semangat untuk melakukan penyelidikan dimana semua profesional kesehatan
didorong untuk memepertanyakan kualitas praktek yang mereka jalankan pada
saat ini, sebuah pilosofi, misi dan sistem promosi klinis dengan
mengintegrasikan evidence based practice, mentor yang memiliki pemahaman
mengenai evidence based practice, mampu membimbing orang lain, dan mampu
mengatasi tantangan atau hambatan yang mungkin terjadi, ketersediaan
infrastruktur yang mendukung untuk mencari informasi atau lieratur seperti
komputer dan laptop, dukungan dari administrasi dan kepemimpinan, serta
motivasi dan konsistensi individu itu sendiri dalam menerapkan evidence based
practice
a. Mengajak semua petugas kesehatan untuk menanyakan kembali praktik
kesehatan yang sedang mereka lakukan.
b. Memasukkan Evidence-Based Practice In Nursing dalam visi, misi, dan
promosi yang dilakukan oleh institusi kesehatan.
c. Adanya mentor serta kadernya yang mempunyai kemampuan dalam
Evidence-Based Practice In Nursing dan kemampuan untuk mengatasi
hambatan terkait dengan perubahan dalam individu dan institusi.
d. Adanya infrastuktur yang menyediakan alat-alat untuk pengembangan
Evidence-Based Practice In Nursing.
e. Dukungan administrasi dan adanya leadership yang menilai, menentukan
Evidence-Based Practice In Nursing model, serta menyediakan sumber daya
yang diperlukan untuk mempertahankan budaya Evidence-Based Practice In
Nursing.
f. Secara teratur mengenali/mengidentifikasi individu atau kelompokkelompok
2. Menanyakan pertanyaan klinik dengan menggunakan PICO/PICOT format
Dalam mencari jawaban untuk pertanyaan klinis yang muncul, maka diperlukan
strategi yang efektif yaitu dengan membuat format PICO. P adalah pasien,
populasi atau masalah baik itu umur, gender, ras atapun penyakit, intervensi baik
itu meliputi treatment di klinis ataupun pendidikan dan administrative. Pada
langkah selanjutnya membuat pertanyaan klinis dengan menggunakan format
PICOT yaitu P(Patient atau populasi), I(Intervention atau tindakan atau pokok
persoalan yang menarik), C(Comparison intervention atau intervensi yang
dibandidngkan), O(Outcome) atau hasil serta T(Time frame atau kerangka
waktu).
3. Mencari dan Mengumpulkan Bukti-bukti
Kata kunci yang sudah disusun dengan menggunakan picot digunakan untuk
memulai pencarian bukti terbaik. Bukti terbaik adalah dilihat dari tipe dan
tingkatan penelitian. Tingkatan penelitian yang bisa dijadikan evidence atau
bukti terbaik adalah metaanalysis dan systematic riview.
4. Melakukan penilaian kritis terhadap bukti-bukti (artikel penelititan)
Setelah menemukan evidence atau bukti yang terbaik, sebelum di
implementasikan ke institusi atau praktek klinis, hal yang perlu kita lakukan
adalah melakukan appraisal atau penilaian terhadap evidence tersebut.
5. Mengintegrasikan Bukti-bukti
Sesuai dengan definisi dari Evidence-Based Practice In Nursing, untuk
mengimplementasikan Evidence-Based Practice In Nursing ke dalam praktik
klinis kita harus bisa mengintegrasikan bukti penelitian dengan informasi
lainnya. Informasi itu dapat berasal dari keahlian dan pengetahuan yang kita
miliki, ataukah dari pilihan dan nilai yang dimiliki oleh pasien. Selain itu juga,
menambahkan penelitian kualitatif mengenai pengalaman atau perspektif klien
bisa menjadi dasar untuk mengurangi resiko kegagalan dalam melakukan
intervensi terbaru.
6. Mengevaluasi Outcome
Evaluasi terhadap pelaksanaan evidence based sangat perlu dilakukan untuk
mengetahui seberapa efektif evidence yang telah diterapkan, apakah perubahan
yang terjadi sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan dan apakah evidence
tersebut berdampak pada peningkatan kualitas kesehatan pasien.
7. Menyebarluaskan Hasil dari Evidence-Based Practice In Nursing
Langkah terakhir dalam evidence based practice adalah menyebarluaskan hasil.
Jika evidence yang didapatkan terbukti mampu menimbulkan perubahan dan
memberikan hasil yang positif maka hal tersebut tentu sangat perlu dan penting
untuk dibagi.

Sebagai pengelola perawat bertanggung jawab dan berperan mengelola layanan


keperawatan pada tatanan pelayanan kesehatan seperti, rumah sakit, puskesmas dan
penunjang kesehatan lainnya. Selain itu, tatanan pendidikan juga merupakan tanggung
jawab manager berdasarkan konsep manajemen keperawatan Oleh karena itu, fungsi
manajerial keperawatan perawat antara lain: planning, organizing, actuating, staffing,
directing, dan controlling (Mugiarti, 2016).

1. Perencanaan (Planning). Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam


manajemen (the first function of management). Semua fungsi manajemen tergantung
dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses berpikir atau proses mental untuk
membuat keputusan dan peramalan (forecasting). Perencanaan harus berorientasi ke
masa depan dan memastikan kemungkinan hasil yang diharapkan (Swansburg &
Swansburg, 1999). Dalam perencanaan, salah satu hal penting yang menjadi pusat
perhatian adalah rencana pengaturan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya
yang lain yang relevan. Perencanaan yang baikakan meningkatkan capaian tujuan
dan pembiayaan yang efektif.
2. Penggunaan Waktu Efektif (Effective utilization of time). Penggunaan waktu efektif
berhubungan dengan pola pengaturan dan pemanfaatan waktu yang tepat dan
memungkinkan berjalannya roda organisasi dan tercapaianya tujuan organisasi.
Waktu pelayanan dihitung, dan kegiatan perawat dikendalikan.
3. Pengambilan keputusan (Decision making). Pengambilan keputusan adalah suatu
hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan
di antara beberapa alternatif yang tersedia yang dilakukan oleh seorang pembuat
keputusan. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan/
implementasi dari pilihan keputusan yang diambil.
4. Pengelola/Pemimpin (Manager/leader). Manajer yang bertugas mengatur
manajemen memerlukan keahlian dan tindakan nyata agar para anggota
menjalankan tugas dan
wewenang dengan baik. Adanya manajer yang mampu memberikan semangat,
mengontrol dan mengajak mencapai tujuan merupakan sumber daya yang sangat
menentukan.
5. Tujuan sosial (Social goal). Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas
dan ditetapkan dalam bentuk visi, misi dan tujuan organisasi.
6. Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian adalah pengelompokan sejumlah
aktivitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penugasan pada masing-masing
kelompok dilakukan berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit lain baik
secara horizontal maupun secara vertikal (Swansburg & Swansburg, 1999).
7. Perubahan (Change) adalah proses penggantian dari suatu hal dengan yang lainnya
yang berbeda dari sebelumnya (Sullins, 1989) .Perubahan, di dalam manajemen
keperawatan perubahan dijadikan prinsip karena sifat layanan yang dinamis
mengikuti karakteristik pasien yang akan Anda layani.
DAFTAR PUSTAKA

Bjuresäter, K. et al. (2018) ‘Indian nurses’ views on a collaborative model of best


practices: Evidence-based practice, job satisfaction, learning environment, and
nursing quality’, Journal of Nursing Education and Practice, 8(9), p. 87. doi:
10.5430/jnep.v8n9p87.
Melnyk, B. M. et al. (2011) ‘Evidence-Based Practice, Step by Step: Sustaining
Evidence-Based Practice Through Organizational Policies and an Innovative
Model’, AJN, American Journal of Nursing, 111(9), pp. 57–60. doi:
10.1097/01.NAJ.0000405063.97774.0e.
Mugiarti, S. (2016) Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan.
Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Available at: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Manajemen-dan-Kepemimpinan-dalam-
Keperawatan-Komprehensif.pdf.
Saunders, H. and Vehviläinen-Julkunen, K. (2017) ‘Nurses’ Evidence-Based Practice
Beliefs and the Role of Evidence-Based Practice Mentors at University
Hospitals in Finland’, Worldviews on Evidence-Based Nursing, 14(1), pp. 35–
45. doi: 10.1111/wvn.12189.
Sullins, M. Lou (1989) ‘The Effective Nurse: Leader, Manager’, AORN Journal, 49(2),
p. 663. doi: 10.1016/S0001-2092(07)66695-2.
Warren, J. I. et al. (2016) ‘The Strengths and Challenges of Implementing EBP in
Healthcare Systems’, Worldviews on Evidence-Based Nursing, 13(1), pp. 15–
24. doi: 10.1111/wvn.12149.
Zega, P. M. (2020) ‘Proses Tahapan Pengambilan Keputusan Oleh Perawat Di Rumah
Sakit’. Available at: https://osf.io/preprints/9x6q4/.

Anda mungkin juga menyukai