Anda di halaman 1dari 5

Komponen Konsep Diri

Stuart & Sundeen (1998 : 227 – 228) konsep diri


ASKEP terdiri atas 5 komponen :
Klien GKD : HDR a. Citra tubuh yaitu kumpulan diri sikap
individu yang disadari dan tidak disadari tentang
tubuhnya.
b. Ideal diri yaitu persepsi individu tentang
By Salis Miftahul K, SKep. Ns* seharusnya berperilaku berdasarkan standar,
aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu.

1 2

Kepribadian Sehat
c. Harga diri yaitu penilaian individu
Individu yg berkepribadian sehat akan mengalami :
tentang nilai personal yang diperoleh dengan
 a. Citra tubuh yang positif dan sesuai.
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang
 b. Ideal diri yang realistic.
sesuai ideal diri.
 c. Konsep diri yang positif.
d. Identitas personal yaitu  d. Harga diri yang tinggi yaitu perasaan berakar
mengorganisasikan prinsip diri kepribadaian dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
yang bertanggung jawab terhadap kesatuan , walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan
kegagalan tetap merasa sebagai seorang yang
keseimbangan, konsistensi, dan keunikan penting dan berharga.
individu.  e. Penampilan peran yang memuaskan.
 f. Rasa identitas yang jelas.
3 4

KONSEP DASAR Rentang Respon Konsep Diri


A. Pengertian HDR (Stuart & Sundeen,1998 : 230)
Evaluasi diri dan perasaan – perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, yang
dapat diekspresikan secara langsung atau tidak
langsung (Townsend,1998 : 379)
Transisi antara respon konsep diri Respon adaptif Respon maladaptif
adaptif dengan konsep diri maladaptif (Depkes RI,
1994 : 44).
Aktualisasi Diri - Konsep Diri Positif - Harga
Keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri Diri Rendah - Kerancuan Identitas -
( Carpenito, 1998 : 366 ). Depersonalisasi

5 6

1
Respon individu terhadap konsep diri, Respon maladaptif meliputi :
berfluktuasi sepanjang rentang dari adaptif a. Harga diri rendah adalah transisi antara
sampai maladaptif. respon konsep diri adaptif dengan konsep
Respon adaptif meliputi : diri maladaptive.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri b. Kerancauan identitas adalah kegagalan
tentang konsep diri yang positif dengan latar
individu mengintegrasikan aspek – aspek
belakang pengalaman nyata yang sesuai dan
diterima. identitas masa kanak – kanak ke dalam
kemurungan aspek psikososial
b. Konsep diri positif adalah apabila
individu mempunyai pengalaman yang positif kepribadian pada masa dewasa yang
dalam beraktualisasi diri. harmonis.

7 8

c. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak


realistis dan asing terhadap diri sendiri yang
 B. Pengkajian
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan
 1. Faktor Predisposisi dan Presiptasi
serta tidak dapat membedakan dirinya
 a. Faktor predisposisi
dengan orang lain.
 Stuart dan Sundeen (1998 :229) mengemukakan
bahwa faktor predisposisinya adalah penolakan
orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik,
kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.

9 10

 b. Faktor presiptasi  Ada 3 jenis transisi peran yaitu :


 Faktor presiptasi harga diri rendah menurut
Stuart dan Sundeen ( 1998 : 232 – 233 )  a. Transisi peran perkembangan adalah
adalah : perubahan normatif yang berkaitan dengan
 1). Trauma seperti penganiayaan seksual dan pertumbuhan perubahan ini termasuk tahap
psikologis atau menyaksikan kejadian yang perkembangan dalam kehidupan individu
mengancam kehidupan. atau keluarga dan norma – norma budaya,
 2). Ketegangan peran berhubungan dengan peran
nilai – nilai dan tekanan untuk penyesuaian
atau posisi yang diharapkan dimana individu
mengalaminya sebagai frustasi. diri.
11 12

2
 b.Transisi peran situasi terjadi dengan 2. Manifestasi klinis
bertambah atau berkurangnya anggota  Tanda dan gejala gkd : hdr adalah kesulitan menerima
penguatan positif, perilaku merusak diri, mengkritik dan
keluarga melalui kelahiran / kematian. menghina diri, kontak mata kurang, merendahkan orang
 c.Transisi peran sehat - sakit sebagai akibat lain dan ragu – ragu untuk mencoba hal – hal baru
pergeseran dari keadaan sehat ke adaan sakit. ( Townsend, 1998 : 367 ).
Transisi ini mungkin dicetuskan oleh :  Kritik diri sendiri, produktitas menurun, destruktif pada
orang lain, gangguan berhubungan, perasaan berlebihan
 1. Kehilangan bagian tubuh. tentang pentinganya dirinya, perasaan tidak layak, rasa
 2. Perubahan ukuran bentuk penampilan dan bersalah, mudah marah dan tersinggung, perasaan negatif
fungsi tubuh. terhadap diri sendiri, pesimis, isolasi sosial, merusak diri,
khawatir, keluhan - keluhan fisik, dan ketegangan peran
 3. Perubahan fisik berhubungan dengan ( Depkes RI, 1994 : 47 ).
tumbuh kembang normal.
 4. Prosedur medis dan keperawatan. 13 14

 3. Masalah Keperawatan
4. Pohon Masalah
 Menurut Tim Pengembang MPKP RS Marzuki
Mahdi Bogor (2002:1) masalah keperawatan yang Isolasi Sosial : MD ( Effek )
muncul pada pasien gangguan konsep diri : harga
diri rendah adalah :
 a. Isolasi Sosial : menarik diri
 b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah GKD : HDR ( Core Problem )
 c. Tidak efektifnya koping individu
 d. Gangguan proses pikir : waham
 e. Perilaku kekerasan
Tidak fektifnya koping individu ( Causa )
15 16

 5. Diagnosa Keperawatan
 a. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan  C. Fokus intervensi
dengan harga diri rendah.  Untuk dua diagnosa keperawatan :
 b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah 1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan
berhubungan dengan tidak efektifnya dengan harga diri rendah.
koping individu
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
 c. Perilaku kekerasan berhubungan dengan berhubungan dengan tidak efektifnya
harga diri rendah
koping individu.
 d. Gangguan proses pikir : waham
berhubungan dengan harga diri rendah.

17 18

3
1. Isolasi sosial menarik diri bd harga diri rendah.  Intervensi :
 Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip
komunikasi terapeutik.
 Tujuan Umum ( TUM ) : pasien dapat berhubungan  1) Sapa pasien denagn ramah baik verbal maupun non verbal.
dengan orang lain secara optimal.  2) Perkenalkan diri dengan sopan
 Tujuan Khusus 1. pasien dapat membina hubungan  3) Tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan yang
saling percaya. disukai klein.
 4) Jelaskan tujuan pertemuan
 5) Jujur dan menepati janji
 Kriteria Evaluasi :  6) Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya
 a. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa  7) Beri perhatian pada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar
senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan mau pasien.
menyebutkan nama, mau menjawab salam, pasien mau  Rasional :
duduk berdampingan dengan perawat, mengutarakan  Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran
masalah ynag dihadapi. hubungan interaksi selanjutnya.

19 20

 TUK 2. pasien dapat mengidentifikasikan kemampuan dan aspek


positif yang dimiliki.
 Kriteria evaluasi :
 a. pasien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki :  3) Utamakan memberi pujian yang realistik
 Kemampuan yang dimiliki, aspek positif keluarga, aspek positif
lingkungan yang dimiliki pasien.  Rasional :
 Intervensi :  Pujian ynag realistik tidak menyebabkan pasien
 1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. melakukan kegiatan hanya karena ingin mendapatkan
 Rasional : pujian.
 Diskusikan tingkat kemampuan pasien seperti menilai realitas,
kontrol diri atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan
keperawatan.
 2) Setiap bertemu pasien hindarkan dari memberi penilaian
negatif.
 Rasional :
 Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri pasien.

21 22

 TUK 3. Pasien dapat menilai kemampuan  TUK 4. pasien dapat merencanakan kegiatan yang
yang digunakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
 Kriteria evaluasi :
 Kriteria evaluasi :
 a. Pasien membuat rencana harian
 1) Diskusikan dengan pasien kemampuan
 Intervensi :
yang masih dapat digunakan selama sakit.
 1) Rencanakan bersama pasien aktifitas yang dapat
 Rasional : dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
 Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan  a) Kegiatan mandiri
yang dimiliki adalah prasyarat untuk berubah.  b) Kegiatan dengan bantuan sebagian
 Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki dari  c) Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
memotivitas untuk tetap mempertahankan  Rasional :
penggunaannya.  Pasien adalah individu yang bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri.

23 24

4
 TUK 5. pasien dapat melakukan kegiatan sesuai
dengan kondisi sakit dan kemampuannya.
 2) Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan
 Kriteria evaluasi :
toleransi kondisi pasien  a. Pasien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
 Rasional : kemampuannya
 Pasien perlu bertindak secara realistis dalam  Intervensi :
 1) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan
kehidupannya. yang telah direncanakan.
 3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang  Rasional :
boleh pasien lakukan.  Memberi kesempatan kepada pasien mendiri di rumah
 Rasional :  2) Beri pujian atas keberhasilan pasien
 Rasional :
 Contoh peran yang dilihat pasien akan
 Memberi kesempatan kepada pasien untuk melakukan
memotivasi pasien untuk melaksanakan kegiatan. kegiatan yang biasa dilakukan.

25 26

 TUK 6. Pasien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada


 Kriteria Evaluasi :
 a. Pasien memanfaatkan system pendukung yang ada di keluarga.
 Intervensi :
 1) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara
merawat pasien dengan harga diri rendah.
 Rasional :
 Mendorong keluarga mampu merawati pasien mandiri di rumah.
 2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama pasien dirawat.
 Rasional :
 Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam
mempercepat proses penyembuhan pasien.
 3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
 Rasional :
 Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat pasien di rumah.

27

Anda mungkin juga menyukai