Oleh :
DEWI INDRIYANI, S.Kep
NPM. 01312 B-S1
TTD PRESEPTOR
Nama Preseptor Klinik : TTD PRESEPTOR AKADEMIK
KLINIK
Waktu Konsultasi :
Waktu Konsultasi :
NAMA :
NPM
RUANGAN :
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL :
NAMA :
NPM :
Menyetujui
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
KARSINOMA ESOFAGUS
B. Definisi
Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung
menginvasi jaringan di sekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh.
Kanker adalah penyakit yang mempengaruhi sel-sel, unit dasar kehidupan
tubuh. Untuk mengerti segala tipe dari kanker, adalah berguna untuk
mengetahuii tentang sel-sel normal dan apa yang terjadi ketika mereka menjadi
bersifat kanker.
Kanker esofagus adalah suatu keganasan yang terjadi pada esofagus.
(Arif,2011). Kanker esophagus adalah kanker yang mengacu pada setiap
bagian di sel jaringan kerongkongan, displasia terjadi dengan pembentukan
penyakit yang ganas, merupakan salah satu tumor ganas umum dari sistem
pencernaan, kemudian rentan terhadap penyalahgunaan sistemik dan
proliferasi.
C. Etiologi
1. Penyebab Primer
Penyebab pasti kanker esophagus tidak diketahui, tetapi ada beberapa
factor yang dapat menjadi predisposisi yang diperkirakan berperan dalam
pathogenesis kanker. Predisposisi penyebab kanker esophagus biasanya
berhubungan dengan terpajannya mukosa esophagus dari agen berbahaya
atau stimulus toksik, yang kemudian menghasilkan terbentuknya dysplasia
yang bisa menjadi karsinoma.
Beberapa factor juga dapat memberikan kontribusi terbentuknya
karsinoma sel skuamosa, seperti berikut ini(arif,2011) :
a. Defisiensi vitamin dan mineral. Menurut beberapa studi, kekurangan
riboflavin padaras china memberikan kontribusi besar terbentuknya
kanker esophagus (Doyle C, 2006).
b. Pada factor merokok sigaret dan penggunaan alcohol secara kronik
merupakan factor penting yang berhubungan dengan meningkatnya
risiko kanker esophagus (Edmondso, 2008).
c. Infeksi papilloma virus pada manusiadan Helicobacter pylory
disepakati menjadi factor yang memberi konstribusi peningkatan risiko
kanker esophagus (Fisichella,2009).
Penyakit refluks gastroesofageal menjadi factor predisposisi utama
terjadinya adenokarsinoma pada esophagus.Factor iritasi dari bahan refluks
asam dan garam empedu didapatkan menjadi penyebab.Sekitar 10-15%
pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopik mengalami dysplasia yang
menuju kekondisi adenokarsinoma.Pasien dengan iritasi refluks
gastroesofageal sering berhungan dengan penyakit Barret esophagus yang
berisiko menjadi keganasan (Thornton, 2009).
2. Penyebab Sekunder
Penyebab kanker esofagus dapat terjadi karena metastase dari kanker organ
lain.
3. Faktor Resiko
Penyebab-penyebab yang tepat dari kanker esophagus tidak diketahui
secara pasti. Bagaimanapun, studi-studi menunjukan bahwa apa saja dari
faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko mengembangkan kanker
esophagus:
a. Umur
Kanker esophagus lebih mungkin terjadi ketika orang-orang menjadi
tua; kebanyakan orang-orang yang mengembangkan kanker esophagus
adalah berumur diatas 60 tahun.
b. Kelamin
Kanker esophagus adalah lebih umum pada pria-pria daripada pada
wanita-wanita.
c. Penggunaan Tembakau
Merokok sigaret-sigaret atau menggunakan tembakau yang tidak
berasap adalah satu dari faktor-faktor risiko utama untuk kanker
esophagus.
d. Penggunaan Alkohol
Penggunaan alkohol yang kronis dan/atau berat adalah faktor risiko
utama yang lain untuk kanker esophagus. Orang-orang yang
menggunakan keduanya alkohol dan tembakau mempunyai suatu risiko
yang terutama tinggi dari kanker esophagus. Ilmuwan-ilmuwan percaya
bahwa senyawa-senyawa ini meningkatkan efek-efek yang berbahaya
lain dari setiapnya.
e. Barrett's Esophagus
Iritasi jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker esophagus.
Jaringan-jaringan pada dasar dari kerongkongan dapat menjadi teiritasi
jika asam lambung secara sering balik masuk kedalam esophagus --
persoalan yang disebut gastric reflux. Melalui waktu, sel-sel dibagian
yang teriritasi dari esophagus mungkin berubah dan mulai menyerupai
sel-sel yang melapisi lambung. Kondisi ini, dikenal sebagaiBarrett
esophagus, adalah kondisi sebelum ganas (premalignant) yang mungkin
berkembang kedalam adenocarcinoma dari esophagus.
f. Tipe-Tipe Iritasi Lain.
Penyebab-penyebab lain dari iritasi atau kerusakan yang signifikan
pada lapisan esophagus, seperti menelan cairan alkali atau senyawa-
senyawa caustic (tajam) lain, dapat meningkatkan risiko
mengembangkan kanker esophagus.
g. Sejarah Medis
Pasien-pasien yang telah mempunyai kanker-kanker kepala dan leher
lainya mempuyai kesempatan yang meningkat dari pengembangan
suatu kanker kedua pada area kepala dan leher, termasuk kanker
esophagus.
D. Klasifikasi
Kanker esofagus dibagi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Mengetahui jenis
kanker esofagus yang anda miliki membantu menentukan pilihan perawatan
yang harus anda jalani. Jenis kanker esofagus antara lain:
1. Adenocarcinoma
Dimulai dari sel kelenjar penghasil lendir di dalam esofagus.
Adenocarcinoma terjadi paling sering pada bagian bawah esofagus. Jenis
kanker umum di antara orang-orang gemuk dan di antara orang-orang
yang merokok berlebihan.
Ini adalah jenis paling umum kanker esofagus di kalangan orang Amerika.
Ini biasanya dimulai di kelenjar bagian bawah esofagus. Kondisi yang
disebut Barrett's esofagus hasil dari iritasi jangka panjang di bagian bawah
esofagus karena asam re-ketidakstabilan dari perut. Hal ini menimbulkan
risiko adenocarcinoma.Yang tepat penyebab kanker ini tidak diketahui
tetapi beberapa faktor risiko diidentifikasi. Ini terutama adalah hal yang
terus-menerus mengganggu esofagus. Ini bisa menjadi oleh merokok atau
alkohol konsumsi atau asam regurgitasi dari perut.
2. Squamous cell carcinoma
Kanker ini rata dan tipis di permukaan esofagus. Squamous cell carcinoma
sering terjadi di bagian tengah esofagus. Squamous cell carcinoma adalah
kanker esofagus yang umum di seluruh dunia. Jenis kanker berhubungan
dengan berlebihan merokok dan konsumsi alkohol. Hal ini umum di
bagian hulu dan tengah esofagus. Di seluruh dunia itu adalah jenis paling
umum kanker esofagus. Di antara Amerika, namun, nomor yang
menurun.Karsinoma sel skuamosa 95% dari semua kanker esofagus di
seluruh dunia.
3. Jenis langka lainnya
Kanker esofagus langka antara lain choriocarcinoma, lymphoma,
melanoma, sarcoma dan kanker sel kecil.
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala awal kanker esofagus :
1. Pada tenggorokan terasa aneh, dan tersedak ketika menelan makanan
2. Saat menelan tulang dada terasa panas, perih atau sakit seperti tertarik
3. Kesulitan menelan, sehingga tidak bisa makan, sering disertai muntah,
nyeri di perut, penurunan berat badan dan gejala lain
4. Kesulitan makan yang terus menerus dapat menyebabkan gizi buruk,
penurunan berat badan, chacexia, dapat terjadi penyebaran kanker, tekanan,
dan komplikasi lainnya.
Perlu dicatat, jika mengalami gejala seperti ini, belum tentu terkena
kanker esofagus, bisa juga karena penyakit kerongkongan lainnya, tapi jika
mengalami seperti ini harus segera ke rumah sakit untuk pemeriksaan agar bisa
diketahui apakah penyakit ini disebabkan oleh kanker atau karena penyakit
lainnya.
Gejala klinis menurut elizabeth yaitu (Elizabeth,2009) :
1. Disfagia (kesulitanmenelan) merupakan gejala yang sering di keluhkan
pasien
2. Anoreksia dan diikuti dengan penurunan berat badan
3. Nyeri akibat metastase ketulang sering menjadi gejala pertama yang
mendorong individu mencari pertolongan
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
cara ini banyak digunakan untuk melakukan pemeriksaan penyakit
pencernaan (kanker esofagus, kanker lambung, dll) .
2. Pemeriksaan dengan USG
Untuk menentukan kedalaman lesi dalam inflirtasi kerongkongan; untuk
mengukur pembesaran kelenjar getah bening yang abnormal pada dinding
esophagus; penentuan lokasi lepsi pada dinding kerongkongan
3. Pemeriksaan sinar-X
Dapat menentukan lesi, panjang dan suhu obstruksi, juga bisa menentukan
sel-sel kanker belum atau sudah menyerang bagian lain.
4. CT Scan
CT Scan dapat dengan jelas menunjukan hubungan antara esophagus
dengan mediastinum yang berdekatan, tetapi agak sulit mendeteksi dini
kanker esophagus.
5. Pemeriksaan sitologi esofagus
Pemeriksaan ini sederhana, dengan secara dini mengecek rasa sakit
H. Penatalaksanaan medis
Namun kanker sering ditemukan pada tahap akhir, yang membuat paliasi
merupakan sartu-satunya tujuan terapi yang dapat diterima.Pengobatan dapat
mencakup pembedahan, radiasi,kemoterapi, atau kombinasi modalitas ini dan
tergantung luasnya penyakit.
I. Komplikasi
Bermetastase ke organ yang lain yang belum terkena kanker, misal lambung ,
limfe dll.
J. Prognosis
Prognosis kanker esofagus biasanya buruk, tetapi mengalami perbaikan
dengan teknik diagnostik yang lebih baik sehingga memungkinkan pengenalan
penyakit dan terapi lebih dini.(Elizabeth,2009)
pengelompokan stadium dan prediksi bertahan hidup
Stadium TNM Bertahan hidup
selama 5 tahun
Stadium 0 Tis NO MO 75%
Stadium I T1 NO MO 50%
Stadium IIA T2 NO MO 40%
T3 NO MO
Stadium IIB T1 N1 MO 20%
T1 N1 MO
Stadium III T3 N1 MO 15%
T4 No MO
Stadium IVa Setiap T Setiap Nss M1a <1%
Stadium IVb Setiap T Setiap N M1b <1%
(Raymond Thornton, 2009)
K. Pencegahan
Langkah untuk mengurangi risiko kanker esofagus seperti:
1. Berhenti merokok atau mengunyah tembakau.
2. Hindari meminum alkohol atau minum dalam batas wajar.
3. Makan lebih banyak buah dan sayur
4. Jaga berat badan sehat
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pemenuhan informasi b.d adanya evaluasi diagnostik, intervensi
kemoterapi, radioterapi, rencana pembedahan esofagus, dan rencana
perawatan rumah.
2. Risiko injuri b.d. pascaprosedur reseksi esofagus
3. Aktual / risiko ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. kemampuan batuk
menurun, nyeri pascaoperasi.
4. Risiko tnggi nutrisi kurang dari kebutuhantubuh b.d. kurangnya intake
makanan yang adekuat.
5. Nyeri b.d. iritasi mukosa esofagus,respons pembedahan
6. Resiko tinggi infeksi b.d. adanya port de entree dari luka pembedahan.
7. Kecemasan b.d. prognosis penyakit misinterpretasi informasi
C. Intervensi Keperawatan
1. Pemenuhan informasi b.d adanya evaluasi diagnostik, intervensi
kemoterapi, radioterapi, rencana pembedahan esofagus, dan rencana
perawatan rumah.
Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam informasi kesehatan terpenuhi.
Kriteria evaluasi:
a. Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang
diberikan.
b. Pasien termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah diberikan.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh
pasien tentang prosedur kondisi sosial ekonomi pasien. Perawat
diagnostik, intervensi menggunakan pendekatan yang sesuai
kemoterapi, radiasi, dengan kondisi individu pasien.
pembedahan esofagus, dan Dengan mengetahui tingkat
rencana perawatan rumah . pengetahuan tersebut perawat dapat
lebih terarah dalam memberikan
pendidikan yang sesuai dengan
pengetahuan pasien secara efisien dan
efektif.
7. Resiko tinggi infeksi b.d. adanya port de entree dari luka pembedahan.
Intervensi Rasional
1. Bersihkan luka dan drainase 1. Pembersihan debris (sisa fagositosis,
dengan cairan antiseptik jenis jaringan mati) dan kuman sekitar luka
iodine providum dengan cara dengan mengoptimalkan kelebihan dari
swabbing dari arah dalam ke iodine providum sebagai antiseptik dan
luar. dengan arah dari dalam keluar dapat
mencegah kontaminasi kuman ke
jaringan luka.
D. Implementasi
E. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan setelah dilakukan intervensi keperawatan adalah
sebagai berikut.
1. Terpenuhinya informasi pemeriksaan diagnostik, intervensi
kemoterapi,radiasi, dan prabedah.
2. Tidak mengalami injuri dan komplikasi pascabedah.
3. Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.
4. Terjadi penurunan respons nyeri.
5. Tidak terjadi infeksi pascabedah.
6. Kecemasan pasien berkurang.
F. Discharge Planning
1. Keluarga pasien diberitahu efek dari perawatan medis dari terapi radiasi,
kemoterapi dll
2. Keluarga pasien diberitahu untuk pemberian asupan makanan yang
bernutrisi dengan konsistensi halus atau lembek karena esofagus masih
terasa nyeri setelah pembedahan
3. Keluarga pasien diberitahu cara mengurangi nyeri dengan cara sebagai
berikut :
a. Mengistirahatkan pasien pada saat nyeri muncul.
b. Mengajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam pada saat nyeri
muncul.
c. Mengajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.
4. Keluarga pasien diajarkan perawatan luka pasca-operasi
5. Keluarga pasien diberitahu waktu dan dosis obat yang diberikan untuk
pasien
6. Keluarga pasien diberitahu waktu kontrol ke rumah sakit untuk
mengetahui perkembangan keadaan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Oleh :
SRI SUPATMININGSIH, S.Kep
NPM. 01361 B-S1