Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

BULLYING PADA REMAJA DI SMP NEGERI 2 KESUGIHAN


Analysis of Factors Related to Bullying Behavior in Adolescents in SMP Negeri 2 Kesugihan

Defindra Yudha Pramana 1, Rusana 2, Liliek Wijayanti3


1,2,3
Health Science Institute Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Jl. Cerme No. 24 Sidanegara Cilacap

ABSTRAK

Angka kasus bullying semakin tinggi baik dilakukan oleh siswa pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi dari perilaku
bullying diantaranya adalah faktor teman sebaya, harga diri, sekolah, pola asuh orang tua, dan
intensitas bermain game online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku bullying pada remaja di SMP Negeri 2 Kesugihan. Jenis penelitian
survei analitik dengan rancangan cross sectional terhadap 55 orang remaja yang bersekolah di
SMP Negeri 2 Kesugihan yang diambil secara daring (online) menggunakan metode purposive
sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor pengaruh teman sebaya dengan perilaku bullying
(2 = 19,862, pv = 0,000, OR = 21, CI : 5,209 – 84,661), ada hubungan antara faktor harga diri
dengan perilaku bullying (2 = 8,892, pv = 0,003, OR = 7,667, CI : 2,091 – 28,105), tidak ada
hubungan antara faktor sekolah dengan perilaku bullying (2 = 0,466, pv = 0,495, α = 0,05), ada
hubungan antara faktor pola asuh orang tua dengan perilaku bullying (2 = 6,382, pv = 0,041, α =
0,05), tidak ada hubungan antara faktor intensitas bermain game online dengan perilaku bullying
(2 = 0,452, pv = 0,502, α = 0,05). Pengaruh teman sebaya merupakan faktor yang paling
dominan berhubungan dengan perilaku bullying pada remaja di SMP Negeri 2 Kesugihan (OR =
46,218 ; CI (95%) : 5,224 – 408,928).

Kata kunci : Analisis, faktor, perilaku, bullying, remaja.

ABSTRACT

The number of bullying cases grow up which is done by students at the Junior High
School (SMP) level. Several factors that are thought to influence bullying behavior include peer
factors, self-esteem, school, parenting styles, and intensity of playing online games. This study
aims to determine the factors associated with bullying behavior in adolescents at SMP Negeri 2
Kesugihan. This type of research was an analytic survey with a cross sectional design of 55
adolescents who attended SMP Negeri 2 Kesugihan who were taken online using a purposive
sampling method. Data analysis used chi-square test and multiple logistic regression. The results
showed that there was a relationship between peer influence factors and bullying behavior ( 2 =
19,862, pv = 0,000, OR = 21, CI: 5,209 - 84,661), there was a relationship between self-esteem
factors and bullying behavior (2 = 8,892, pv = 0.003, OR = 7.667, CI: 2.091 - 28.105), there is
no relationship between school factors and bullying behavior (2 = 0.466, pv = 0.495, α = 0.05),
there is a relationship between parenting factors and bullying behavior ( 2 = 6.382, pv = 0.041,
α = 0.05), there is no relationship between the intensity of playing online games with bullying
behavior (2 = 0.452, pv = 0.502, α = 0.05). Peer influence is the most dominant factor related
to bullying behavior in adolescents at SMP Negeri 2 Kesugihan (OR = 46.218; CI (95%): 5,224 -
408,928).

Keywords: Analysis, Factors, Behavior, Bullying, Adolescents


PENDAHULUAN memukul, menampar dan memalak
Bullying merupakan perilaku atau meminta dengan paksa apa yang
agresif yang dilakukan oleh bukan miliknya, secara verbal,
seseorang atau kelompok terhadap seperti memaki, menggosip dan
orang-orang atau kelompok lain yang mengejek, dan secara psikologis,
dilakukan secara berulang-ulang seperti mengintimidasi,
dengan cara menyakiti secara fisik mengucilkan, mengabaikan, dan
maupun mental. Bullying merupakan mendiskriminasaikan.
fenomena yang semakin Faktor dari perilaku bullying
mengkhawatirkan khususnya di disebabkan oleh adanya pengaruh
dunia pendidikan. Bullying di teman sebaya yang menimbulkan
sekolah sendiri, merupakan tindakan pengaruh negatif melalui cara
negatif yang ditujukan pada orang menyebarkan ide bahwa bullying
lain secara sengaja dan berulang kali bukan suatu masalah besar
serta ditandai dengan persepsi tidak melainkan hal yang wajar untuk
adanya keseimbangan kekuatan dilakukan. Remaja juga memiliki
antara pelaku dengan korban kemauan untuk tidak bergantung
(Sufriani & Sari, 2017). pada keluarga dan suka mencari
Angka kasus bullying dukungan. Jadi bullying terjadi
semakin tinggi baik dilakukan oleh karena ada pengaruh teman (Bulu,
siswa pada jenjang Sekolah Maemunah, & Sulasmini, 2019).
Menengah Pertama (SMP) hingga Perilaku bullying juga dapat
Sekolah Menengah Atas (SMA). disebabkan oleh faktor internal
Data yang ada di Indonesia sekarang dalam dirinya salah satunya adalah
menyatakan bahwa 31,8% siswa harga diri. semakin tinggi harga diri
sekolah mengalami bullying (Bulu, maka semakin rendah perilaku.
Maemunah, & Sulasmini, 2019). Harga diri rendah dapat membuat
Bullying di lingkungan seorang anak merasa tidak mampu
sekolah menurut Sejiwa (2008) menjalin hubungan dengan temannya
terbagi menjadi tiga, yakni secara sehingga dirinya menjadi mudah
fisik, verbal dan psikologis. tersinggung dan marah. Akibatnya
Perundungan secara fisik, seperti anak akan melakukan perbuatan
yang menyakiti temannyabullying Faktor lain yang dapat
Anderson dan Carnagey (2004). mempengaruhi perilaku bullying
Faktor lain yang dapat adalah paparan kekerasan dalam
mempengaruhui perilaku bullying media dantaranya adalah Game
adalah sekolah. Pendidikan formal online. Game online merupakan
(sekolah) merupakan agen sosialisasi bentuk permainan yang memerlukan
setelah keluarga, dimana seorang akses ke dalam internet (Argestya,
anak mulai mempelajari nilai-nilai 2017). Menurut Puspitasari (2017)
baru yang tidak diperolehnya dalam tayangan kekerasan didalam video
keluarga. Pihak sekolah yang sering Game online diduga dapat
mengabaikan keberadaan bullying mempengaruhi anak untuk meniru
menjadikan para siswa sebagai adegan kekerasan yang ada di video,
pelaku bullying mendapatkan dari banyaknya kasus pertengkaran
penguatan terhadap perilaku tersebut dengan teman disekolah salah
untuk melakukan intimidasi pada satunya disebabkan karena anak
siswa yang lain. Tingkat pengawasan mencoba meniru salah satu tokoh
di sekolah menentukan seberapa game yang disukai.
banyak dan sering terjadinya Berdasarkan data dari
peristiwa bullying. Disdikpora Kabupaten Cilacap
Perilaku bullying juga diketahui bahwa SMP Negeri 2
diakibatkan oleh ketidakberfungsian Kesugihan merupakan SMP dengan
kondisi keluarga yang dialami oleh murid terbanyak ke-2 setelah SMP
anak. Anak, khususnya yang sedang Negeri 1 Kesugiuhan. Data dari SMP
dalam masa pertumbuhan selalu Negeri 2 Kesugihan diketahui bahwa
mencontoh apa yang disaksikan, jika jumlah siswa kelas 8 adalah
orang tua memperlakukan anak sebanyak 256 siswa dengan rincian
dengan keras, maka anak akan 121 siswa laki-laki dan 135 siswa
tercetak berkepribadian keras dan perempuan. Berdasarkan studi
memungkinkan anak tersebut pendahuluan yang peneliti lakukan
mempraktikannya dalam situasi terhadap 5 orang siswa pada SMP
bullying (Ifa, Nurjanah, & Negeri 2 Kesugihan, didapatkan 3
Suryaningsih, 2017). dari 5 siswa menyatakan pernah
mengejek atau diejek temannya, 1 sampel menggunakan teknik cluster
siswa menyatakan pernah berkelahi random sampling.
dengan teman beda kelas dan 1 HASIL
lainnya menyatakan sering menjadi Diagram 4.1
bahan ejekan teman-temannya.
1.8% Wiraswasta
Berdasarkan uraian latar 3.6% 3.6%
Swasta
belakang di atas maka penulis 27.3% Buruh
12.7%
tertarik melakukan penelitian dengan Petani
judul : Analisis faktor-faktor yang 14.5% Pedagang
16.4%
berhubungan dengan perilaku PNS
20.0% Guru
bullying pada remaja di SMP Negeri
Pensiunan
2 Kesugihan.
METODE Distribusi Frekuensi Karakteristik
Jenis penelitian ini adalah Remaja Putra Kelas VIII
penelitian kuantitatif dengan desain Berdasarkan Umur Orang Tua di
survei analitik, rancangan penelitian SMP Negeri 2 Kesugihan (n = 55)
cross sectional. Variabel pengaruh
13;
teman sebaya diukur menggunakan 23.6
%
kuesioner yang diadopsi dari Dewi
42;
(2015). Mengukur harga diri Dewasa
76.4 awal Dewasa akhir
%
menggunakan kuesioner State Self-
Esteem Scale (harga diri) dari Sumber : Data Primer diolah, 2020
Heatherton. & Polivy (1991 dalam Berdasarkan diagram 4.1
Putra, 2018). Faktor sekolah, pola diketahui bahwa sebagian besar
asuh orang tua, dan intensitas remaja putra kelas VIII di SMP
bermain game online diukur Negeri 2 Kesugihan mempunyai
menggunakan kuesioner yang orang tua dengan umur dalam
diadopsi dari Nurmawan (2019). kategori dewasa akhir (40 – 60
Sampel dalam penelitian ini adalah tahun) sebanyak 42 orang (76,4%).
55 siswa putra yang memenuhi Diagram 4.2
kriteria inklusi. Teknik pengambilan Distribusi Frekuensi Karakteristik
Remaja Putra Kelas VIII
Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
di SMP Negeri 2 Kesugihan (n = 55)

10.9
21.8
Sumber : Data Primer diolah, 2020
41.8 25.5 Berdasarkan diagram 4.3
diketahui bahwa paling banyak orang
tua remaja putra kelas VIII di SMP
SD SMP SMA S1
Negeri 2 Kesugihan bekerja sebagai
wiraswasta yaitu sebanyak 15 orang
(27,3%).
Tabel 4.1.
Distribusi frekuensi variabel
pengaruh teman sebaya, harga diri,
faktor sekolah, pola asuh orang tua,
intensitas bermain game online
Sumber : Data Primer diolah, 2020 dan perilaku bullying pada remaja (n
Berdasarkan diagram 4.2 = 55)
diketahui bahwa paling banyak orang No. Variabel f %
1. Pengaruh Teman
tua remaja putra kelas VIII di SMP Sebaya 25 45,5
Negeri 2 Kesugihan berpendidikan a. Rendah 30 54,5
lulus SMA yaitu sebanyak 23 orang b. Tinggi
2. Harga Diri
(41,8%)
a. Tinggi 20 36,4
Diagram 4.3 b. Rendah 35 63,6
Distribusi Frekuensi Karakteristik 3. Faktor Sekolah
a. Kurang baik 26 47,3
Remaja Putra Kelas VIII
b. Baik 29 52,7
Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua di 4. Pola Asuh Orang
SMP Negeri 2 Kesugihan (n = 55) Tua 22 40,0
a. Otoriter 18 32,7
b. Permisif 15 27,3
c. Demokratis
5. Intensitas Bermain
Game Online 27 49,1
No. Variabel f % ah i
a. Rendah 28 50,9 f % f % f %
b. Tinggi 1 Rendah 21 84,0 4 16,0 25 100,
6. Perilaku Bullying 2 Tinggi 6 20,0 24 80,0 30 0
a. Rendah 27 49,1
Hasil penelitian menunjukkan
100,
b. Tinggi 28 50,9 0
Jumlah 55 100,0 bahwa dari 25 remaja putra yang
Jumlah 27 49,1 28 50,9 55 100,
Sumber : Data Primer diolah, 2020 memiliki pengaruh teman sebaya
0
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dalam  kategori
2
: 19,862 pvrendah
: 0,000 16,0%
OR (95% CI) : 21 (5,209 – 84,661)
sebagian besar remaja putra kelas diantaranya mempunyai
Sumber : Data Primer diolah,perilaku
2020
VIII di SMP Negeri 2 Kesugihan bullying yang tinggi sedangkan dari
memiliki pengaruh teman sebaya 30 remaja putra yang memiliki
dalam kategori tinggi sebanyak 30 pengaruh teman sebaya dalam
orang (54,5%), sebagian besar kategori tinggi 80,0% diantaranya
memiliki harga diri yang rendah mempunyai perilaku bullying yang
sebanyak 35 orang (63,6%), sebagian tinggi. Hasil uji statistik didapatkan
besar memiliki anggapan sekolah nilai 2 (19,862) > 2 tabel (3,841),
yang baik sebanyak 29 orang dengan pv = 0,000 < (α = 0,05),
(52,7%), paling banyak memiliki maka dapat disimpulkan ada
orang tua dengan pola asuh otoriter hubungan antara faktor pengaruh
sebanyak 22 orang (40,0%), sebagian teman sebaya dengan perilaku
besar memiliki intensitas tinggi bullying pada remaja di SMP Negeri
bermain game online yaitu 28 orang 2 Kesugihan. Dari hasil analisis
(50,9). Sedangkan untuk perilaku diketahui bahwa nilai OR = 21 pada
bullying remaja, sebagian besar CI (5,209 – 84,661), hal ini dapat
memiliki perilaku bullying dalam diartikan bahwa remaja putra yang
kategori tinggi yaitu 28 orang (50,9) mempunyai pengaruh teman sebaya
Tabel 4.2. tinggi berpeluang sebesar 21 kali
Hubungan Antara Faktor Pengaruh lebih tinggi untuk mempunyai
Teman Sebaya dengan Perilaku perilaku bullying yang tinggi
Bullying pada Remaja di SMP dibandingkan remaja putra yang
Negeri 2 Kesugihan mempunyai pengaruh teman sebaya
No Pengaruh Perilaku Jumla
rendah.
teman Bullying h
Rend Tingg Tabel 4.3.
sebaya
Hubungan Antara Faktor Harga Diri 28,105), hal ini dapat diartikan
dengan Perilaku Bullying pada bahwa remaja putra yang
Remaja di SMP Negeri 2 Kesugihan mempunyai harga diri rendah
berpeluang sebesar 7,667 kali lebih
tinggi untuk mempunyai perilaku
Perilaku bullying yang tinggi dibandingkan
Bullying Jumla
Harga remaja putra yang mempunyai harga
No Rend Tingg h
Diri diri tinggi.
ah i
f % f % f % Tabel 4.4.
1 Tinggi 4 20,0 16 80,0 20 100,
Hubungan Antara Faktor Sekolah
2 Rendah 23 65,7 12 34,3 35 0
100,
dengan Perilaku Bullying pada
0 Remaja di SMP Negeri 2 Kesugihan
27 49,1 28 50,9 55 100,
0
 : 8,892 pv : 0,003
2

OR (95% CI) : 7,667 (2,091 – 28,105) Perilaku


Sumber : Data Primer diolah, 2020 Jumla
Bullying
Faktor
Hasil penelitian menunjukkan No Rend Tingg h
Sekolah
bahwa dari 20 remaja putra yang ah i
f % f % f %
memiliki harga diri tinggi 20,0% 1 Kurang 11 42,3 15 57,7 26 100,
diantaranya mempunyai perilaku 2 baik 16 55,2 13 44,8 29 0
bullying yang rendah sedangkan dari Baik 100,
0
35 remaja putra yang memiliki harga
27 49,1 28 50,9 55 100,
diri rendah 65,7% diantaranya 0
2 : 0,4666 pv : 0,495
mempunyai perilaku bullying yang
OR (95% CI) : 0,596 (0,205 – 1,734)
rendah. Hasil uji statistik didapatkan Sumber : Data Primer diolah, 2020
nilai 2 (8,892) > 2 tabel (3,841), Hasil penelitian menunjukkan
dengan pv = 0,003 < (α = 0,05), bahwa dari 26 remaja putra yang
maka dapat disimpulkan ada beranggapan sekolahnya kurang baik
hubungan antara faktor harga diri 57,7% diantaranya mempunyai
dengan perilaku bullying pada perilaku bullying yang tinggi dan
remaja di SMP Negeri 2 Kesugihan. dari 29 remaja putra yang
Dari hasil analisis diketahui bahwa beranggapan sekolahnya baik dan
nilai OR = 7,667 pada CI (2,091 – mempunyai perilaku bullying yang
tinggi ada sebanyak 44,8%. Hasil uji mempunyai perilaku bullying yang
statistik didapatkan nilai 2 (0,466) tinggi. Hasil uji statistik didapatkan
<2 tabel (3,841), dengan pv = 0,495 nilai 2 (6,382) > 2 tabel (5,991),
> (α = 0,05), maka dapat dengan p = 0,041 < (α = 0,05), maka
disimpulkan tidak ada hubungan dapat disimpulkan ada hubungan
antara faktor sekolah dengan antara faktor pola asuh orang tua
perilaku bullying pada remaja di dengan perilaku bullying pada
SMP Negeri 2 Kesugihan. remaja di SMP Negeri 2 Kesugihan.
Tabel 4.5. Tabel 4.6.
Hubungan Antara Faktor Pola Asuh Hubungan Antara Faktor Intensitas
Orang Tua dengan Perilaku Bullying Bermain Game Online dengan
pada Remaja di SMP Negeri 2 Perilaku Bullying pada Remaja di
Kesugihan SMP Negeri 2 Kesugihan
Perilaku
Perilaku Sumber : Data Primer diolah, 2020
Pola
Intensitas
Bullying Jumla
Jumla
Asuh
Bermain
Bullying Hasil penelitian menunjukkan
No
No Rend Tingg
Renda Tingg hh
Orang
Game bahwa dari 27 remaja putra yang
hah ii
Tua
Online ff % % ff %
% ff % mempunyai intensitas rendah
11 Otoriter
Rendah 15 55,6
15 68,2 12
7 44,4
31,8 27
22 100,
bermain game online 44,4%
22 Permisif
Tinggi 128 42,9
44,4 16
10 57,1
55,6 28
18 0
diantaranya mempunyai perilaku
3 Demokrat 4 26,7 11 73,3 15 100,
is 0 bullying yang tinggi dan dari 28
27 49,1 28 50,9 55 100,
100, remaja putra yang mempunyai
00
intensitas tinggi bermain game
2 : 0,452 ; pv : 0,502
27 49,1 28 50,9 55 100,
OR (95% CI) : 1,667 (0,574 – 4,840) online dan mempunyai perilaku
0
2 : 6,578 ; pv : 0,004 bullying yang tinggi ada sebanyak
Sumber : Data Primer Diolah, 2020
57,1%. Hasil uji statistik didapatkan
Hasil penelitian menunjukkan
nilai 2 (0,452) <2 tabel (3,841),
bahwa dari 22 remaja putra yang
dengan p = 0,502 > (α = 0,05), maka
memiliki pola asuh orang tua otoriter
dapat disimpulkan tidak ada
31,8% diantaranya mempunyai
hubungan antara faktor intensitas
perilaku bullying yang tinggi
bermain game online dengan
sedangkan dari 15 remaja putra yang
perilaku bullying pada remaja di
memiliki pola asuh orang tua
SMP Negeri 2 Kesugihan.
demokratis 73,3% diantaranya
Tabel 4.7 Pemodelan Awal Multivariat
Hasil analisis bivariat antara variabel Parameter B Wal p OR CI
d (95%
faktor teman sebaya, harga diri, )
Pengaruh 3,8 11,8 0,0 46,2 5,224
sekolah, pola asuh orang tua, dan
teman 33 76 01 18 –
intensitas bermain game online sebaya 408,9
28
dengan variabel perilaku bullying Harga diri 2,8 6,07 0,0 17,7 1,803

Log- p 78 5 14 78 –
N 175,2
Variabel Likeliho G val
o. 92
od ue Pola asuh 0,5 1,31 0,2 1,79 0,660
1. Pengaruh 52,008 24,2 0,0 orang tua 84 1 52 3 –

teman 20 00 4,873
Constant - 10,1 0,0 0,02
2. sebaya 65,020 3,5 25 01 8
3. Harga diri 75,317 11,2 0,0 91
-2 Log Likelihood G = 37,464 pv =
4. Sekolah 69,676 08 01
= 38,764 0,000
Pola asuh 0,91 0,3 Sumber : Analisis Data 2020
5. orang tua 75,339 1 40 Berdasarkan hasil analisis
Intensitas 6,55 0,0
terlihat bahwa signifikansi log-
bermain 2 10
game
likelihood < 0,05 (p = 0,001). Namun
online 0,88 0,3 terlihat variabel pola asuh orang tua
9 46 mempunyai p value > 0,05, sehingga
Sumber : Analisis Data 2020
permodelan selanjutnya variabel pola
Tabel 4.7 menunjukkan
asuh orang tua dikeluarkan dari
bahwa berdasarkan hasil analisis
model. Hasil model tanpa variabel
bivariat menggunakan regresi
pola asuh orang tua disajikan pada
logistik sederhana didapatkan tiga
tabel 4.9.
variabel yang mempunyai p value ≤
Tabel 4.9
0,25, yaitu faktor pengaruh teman
Pemodelan II Multivariat dan
sebaya, harga diri dan pola asuh
Perubahan Nilai OR
orang tua. Sehingga tiga variabel
tersebut masuk ke model multivariat.

Tabel 4.8
Sumber : Analisis Data 2020 value setelah dimasukkan variabel
Parame B Wa p O CI Perubah
interaksi sebesar 0,376. Hal ini
ter ld R (95 an OR
%) menunjukkan bahwa hubungan
Pengaru
h teman 3,88 12,389 0,00 48,52 5,587 – 4,99% pengaruh teman sebaya dengan harga
sebaya 2 0 6 421,488 diri tidak memberikan efek yang
Harga 3,08 7,176 0,00 21,79 2,286 – 22,59%
diri 2 7 4 207,758 berbeda untuk remaja putra yang
Constan - 9,312 0,00 0,041
t 3,19 2 mempunyai pengaruh teman sebaya
9
-2 Log G = 36,087 pv tinggi dan rendah. Dengan demikian
Likelihood = = 0,000 permodelan multivariat telah selesai,
40,141
permodelan multivariat yang terakhir
Setelah variabel pola asuh adalah model yang terdiri dari
orang tua dikeluarkan dari model variabel pengaruh teman sebaya,
kemudian dilihat perubahan nilai OR harga diri dan pola asuh orang tua
untuk pengaruh teman sebaya dan dengan perilaku bullying. Adapun
harga diri. hasil perbandingan nilai modelnya dapat disajikan pada tabel
OR, terlihat variabel harga diri 4.11.
mempunyai perubahan nilai OR yang
> 10% sehingga variabel pola asuh
orang tua tidak dapat dikeluarkan
dari model. Dengan demikian
permodelan multivariat telah selesai.
Tabel 4.10
Hasil Pengujian Interaksi Tabel 4.11
- G pv Pemodelan Akhir Multivariat
Interaksi 2L
Parameter B Wal p OR CI
L d (95%
Tanpa Interaksi 40,141 - - )
Pengaruh teman sebaya 39,359 0,78 0,376 Pengaruh 3,8 11,8 0,0 46,2 5,224
* harga diri 2 teman 33 76 01 18 –
Sumber : Analisis Data 2020 sebaya 408,9
28
Berdasarkan hasil uji Harga diri 2,8 6,07 0,0 17,7 1,803
78 5 14 78 –
interaksi tidak terlihat adanya
175,2
interaksi antara pengaruh teman 92
Pola asuh 0,5 1,31 0,2 1,79 0,660
sebaya dan harga diri didapatkan p orang tua 84 1 52 3 –
4,873 sosial akan berdampak signifikan
Constant - 10,1 0,0 0,02
3,5 25 01 8 pada resiko terjadinya perilaku
91
-2 Log Likelihood G = 37,464 pv = bullying (Putri, Nauli &
= 38,764 0,000
Novayelinda, 2015).
Sumber : Analisis Data 2020
Teman sekolah merupakan
Dari hasil analisis multivariat
kelompok yang signifikan bagi
menggunakan regressi logistik
remaja karena sebagian besar waktu
ganda, diketahui bahwa variabel
dihabiskan di sekolah bersama
yang bermakna dengan perilaku
teman-teman sekolah. Teman sebaya
bullying pada remaja adalah variabel
yang memberikan tekanan yang
pengaruh teman sebaya, harga diri,
bersifat pasif (merupakan tekanan
dan pola asuh orang tua dimana
yang lebih kuat) mempengaruhi
pengaruh teman sebaya merupakan
remaja untuk menyesuaikan diri
faktor yang paling dominan
dengan apa yang dilakukan oleh
berhubungan dengan perilaku
temannya. Menyesuaikan dengan apa
bullying karena mempunyai nilai OR
yang dilakukan oleh teman sebaya
terbesar.
berhubungan dekat dengan keinginan
PEMBAHASAN
untuk diterima dan disukai (Fithria &
A. Hubungan antara faktor
Auli, 2016)
pengaruh teman sebaya
B. Hubungan antara faktor
dengan perilaku bullying pada
harga diri dengan perilaku
remaja di SMP Negeri 2
bullying pada remaja di SMP
Kesugihan
Negeri 2 Kesugihan
Pada masa remaja hubungan
Harga diri adalah penilaian
persahabatan serta dukungan sebaya
individu terhadap hasil yang dicapai,
sangatlah penting sehingga ada
dengan cara menganalisis seberapa
kecenderungan mandiri dan tidak
jauh perilaku individu tersebut sesuai
tergantung pada orangtua serta
dengan ideal diri. Harga diri dapat
berusaha dekat dengan teman-
diperoleh melalui orang lain dan diri
temannya untuk mendapatkan
sendiri. Aspek utama harga diri
dukungan sosial. Hubungan teman
adalah dicintai, disayang, dikasihi
sebaya yang tidak sehat serta
orang lain dan mendapat
kurangnya dukungan dari lingkungan
penghargaan dari orang lain artinya bagaimanapun lingkungan
(Sunaryo, 2015). sekolah tidak mempengaruhi
Dalam penelitian ini perilaku bullying yang terjadi
menunjukkan adanya hubungan yang diantara siswanya. Hal ini
signifikan antara harga diri dengan dimungkinkan bahwa sekolah bukan
perilaku bullying. Hubungan yang menjadi faktor penyebab terjadinya
terjadi sifatnya negatif, dimana jika perilaku bullying (KPPA, 2018).
harga diri tinggi maka perilaku Hasil penelitian juga dapat
bullying yang terjadi rendah dan jika disebabkan bullying bisa terjadi
harga diri rendah maka bullying yang dimanapun dan kapanpun, tidak
terjadi tinggi. Penelitian ini sesuai harus di sekolah. Setelah selesai
dengan hasil penelitian oleh sekolah pada jam pulang dimana
Anderson & Carnagey (2004), yang siswa sudah berada di luar
didapatkan hasil bahwa seorang anak lingkungan sekolah, ketika terjadi
yang memiliki harga diri negatif atau bullying maka pihak sekolah tidak
harga diri rendah, anak tersebut akan dapat mengontrolnya (2013).
memandang dirinya sebagai orang D. Hubungan antara faktor pola
yang tidak berharga. Rasa tidak asuh orang tua dengan
berharga tersebut dapat tercermin perilaku bullying pada remaja
pada rasa tidak berguna dan tidak di SMP Negeri 2 Kesugihan
memiliki kemampuan baik dari segi Peran orang tua dalam keluarga
akademik, interaksi sosial, keluarga adalah kunci terhadap pendidikan
dan keadaan fisiknya karakter anak, komunikasi dan pola
C. Hubungan antara faktor didik orang tua sangat berpengaruh
sekolah dengan perilaku terhadap kejiwaan dan masa depan
bullying pada remaja di SMP anak. Sebagaimana dikatakan Brooks
Negeri 2 Kesugihan (2008) bahwa pola asuh orangtua
Hasil penelitian menunjukkan adalah sebuah proses yang
bahwa remaja putra dengan faktor melibatkan aksi dan interaksi antara
sekolah baik dan kurang baik tidak orangtua dan anak, dan dalam proses
memberikan efek yang berbeda pada ini kedua belah pihak berubah satu
perilaku bullying tinggi dan rendah, sama lain, dan hal ini berlangsung
hingga anak-anak berkembang mempengaruhi perilaku remaja
menjadi dewasa. menjadi agresif, karena usia remaja
Anak yang melihat orang tua mudah menyerap dan meniru apa
atau saudara melakukan bullying yang dilihatnya. Hasil penelitian
akan mengembangkan perilaku yang tidak relevan dengan penelitian
sama. Hal ini sebagaimana pendapat Argestya (2017) menemukan bahwa
Priyatna (2010) mengemukakan kekerasan yang dilakukan oleh
bahwa pola asuh dalam suatu pelajar dipengaruhi oleh Game
keluarga mempunyai peranan online
penting dalam pembentukan F. Faktor yang paling dominan
perilaku. berhubungan dengan perilaku
E. Hubungan antara faktor bullying pada remaja di SMP
intensitas bermain game Negeri 2 Kesugihan
online dengan perilaku Berdasarkan hasil analisis
bullying pada remaja di SMP multivariat menggunakan regressi
Negeri 2 Kesugihan logistik ganda, diketahui bahwa
Game online merupakan variabel yang bermakna dengan
permainan modern yang perilaku bullying pada remaja adalah
membutuhkan akses langsung ke variabel pengaruh teman sebaya,
dalam internet. Sebagian besar game harga diri, dan pola asuh orang tua
online mengandung unsur kekerasan dimana pengaruh teman sebaya
seperti adegan peperangan, senjata, merupakan faktor yang paling
darah serta luka. Akan tetapi dalam dominan berhubungan dengan
penelitian ini semakin sering anak perilaku bullying karena mempunyai
menyaksikan adegan kekerasan tidak nilai OR terbesar. Remaja yang
membentuk perilaku agresif yang mempunyai pengaruh teman sebaya
dapat menjadi perilaku bullying. tinggi akan memiliki peluang sebesar
Hasil penelitian menggambarkan 56,7% berperilaku bullying tinggi
bahwa game online kurang memiliki dibandingkan remaja yang
dampak buruk terhadap perilaku mempunyai pengaruh teman sebaya
remaja. Unsur kekerasan yang rendah setelah dikontrol harga diri
terandung dalam game online kurang dan pola asuh orang tua.
Hasil penelitian dapat teman sebaya tinggi berpeluang
disebabkan ketika remaja tidak sebesar 21 kali lebih tinggi
memiliki pedoman dalam memilih untuk mempunyai perilaku
kelompok bermain, remaja bisa jadi bullying yang tinggi
masuk ke dalam kelompok bermain dibandingkan remaja putra yang
yang mengarah pada kegiatan- mempunyai pengaruh teman
kegiatan kenakalan remaja. Kadang sebaya rendah.
kala beberapa anak melakukan 2. Ada hubungan antara faktor
bullying pada anak yang lainnya harga diri dengan perilaku
dalam usaha untuk membuktikan bullying pada remaja di SMP
bahwa mereka bisa masuk dalam Negeri 2 Kesugihan (2 = 8,892,
kelompok tertentu, meskipun mereka pv = 0,003, OR = 7,667, CI :
sendiri merasa tidak nyaman dengan 2,091 – 28,105). Remaja putra
perilaku tersebut. Teman sebaya yang mempunyai harga diri
yang memberikan tekanan yang rendah berpeluang sebesar 7,667
bersifat pasif (merupakan tekanan kali lebih tinggi untuk
yang lebih kuat) mempengaruhi mempunyai perilaku bullying
remaja untuk menyesuaikan diri yang tinggi dibandingkan remaja
dengan apa yang dilakukan oleh putra yang mempunyai harga
temannya. Menyesuaikan dengan apa diri tinggi.
yang dilakukan oleh teman sebaya 3. Tidak ada hubungan antara
berhubungan dekat dengan keinginan faktor sekolah dengan perilaku
untuk diterima dan disukai. (Fithria bullying pada remaja di SMP
& Auli, 2016). Negeri 2 Kesugihan (2 = 0,466,
KESIMPULAN pv = 0,495, α = 0,05).
1. Ada hubungan antara faktor 4. Ada hubungan antara faktor pola
pengaruh teman sebaya dengan asuh orang tua dengan perilaku
perilaku bullying pada remaja di bullying pada remaja di SMP
SMP Negeri 2 Kesugihan (2 = Negeri 2 Kesugihan (2 = 6,382,
19,862, pv = 0,000, OR = 21, pv = 0,041, α = 0,05).
CI : 5,209 – 84,661). Remaja 5. Tidak ada hubungan antara
putra yang mempunyai pengaruh faktor intensitas bermain game
online dengan perilaku bullying Usia 6-16 Tahun Di
Kecamatan Baki Kabupaten
pada remaja di SMP Negeri 2 Sukoharjo, Fakultas
Kesugihan (2 = 0,452, pv = Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan, Universitas
0,502, α = 0,05). Sebelas Maret, Surakarta
6. Variabel yang bermakna dengan Bulu, Maemunah, & Sulasmini,
2019, Faktor-faktor yang
perilaku bullying pada remaja Mempengaruhi Perilaku
adalah variabel pengaruh teman Bullying Pada Remaja Awal,
Nursing News, Volume 4,
sebaya, harga diri, dan pola asuh Nomor 1, 2019
orang tua dimana pengaruh Fithria & Auli, 2016, Faktor-faktor
yang Berhubungan Dengan
teman sebaya merupakan faktor Perilaku Bullying, Idea
Nursing Journal, Vol. VII,
yang paling dominan
No. 3, 2016.
berhubungan dengan perilaku Ifa, Nurjanah, & Suryaningsih, 2017,
Hubungan Pola Asuh Orang
bullying pada remaja di SMP
Tua Dengan Tindakan
Negeri 2 Kesugihan. Remaja Bullying Pada Anak Kelas 4
dan 5 Di SDN Rancaloa
yang mempunyai pengaruh Bandung Tahun 2017, Jurnal
teman sebaya tinggi akan Kesehatan Kartika Vol. 12
No. 2, Agustus 2017.
memiliki peluang sebesar 56,7% Kementrian Pemberdayaan
berperilaku bullying tinggi Perempuan dan Anak (KPPA)
(2018), Bullying,
dibandingkan remaja yang http:www.kemenpppa.go.id>l
mempunyai pengaruh teman ib>list diakses tanggal 7 April
2020
sebaya rendah setelah dikontrol Nurmawan, 2019, Hubungan antara
harga diri dan pola asuh orang pola asuh orang tua dan
intensitas bermain Game
tua. online dengan perilaku
DAFTAR PUSTAKA bullying pada anak usia
sekolah di SD Patra Mandiri
Anderson & Carnagey, 2004, The tahun 2019, Skrpsi, Program
eVect of video game violence Studi S1 Keperawatan
on physiological Sekolah Tinggi Ilmu
desensitization to real-life Kesehatan Al-Irsyad Al-
violence, Journal of Islamiyyah Cilacap.
Experimental Social Priyatna, 2010, Let’s End Bullying:
Psychology (2004) Memahami, Mencegah, dan
Argestya, 2017, Fenomena Mengatasi Bullying. Jakarta:
Kekerasan Dalam Game PT Elex Media Komputindo
Online (Studi Etnometodologi Kelompok Gramedia
Game Online Terhadap Puspitasari, 2017, Intensitas
Perilaku Kekerasan Pelajar Menonton Tayangan
Kekerasan Di Media Sosial Universitas Syiah Kuala,
Internet Dengan Perilaku Banda Aceh
Agresif Anak Sekolah di SD Yayasan Semai jiwa Amini
Negeri 1 Tirtomoyo, Naskah (SEJIWA) 2008. Mengatasi
Publikasi, Program Studi S1 Kekerasan Dari Sekolah dan
Keperawatan Fakultas Ilmu Lingkungan Anak. Jakarta:
Kesehatan Universitas Grasindo,
Muhammadiyah Surakarta
Putri, Nauli & Novayelinda, 2015,
Faktor–Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Perilaku Bullying Pada
Remaja, JOM, Vol. No. 2,
Oktober 2015.
Sufriani dan Sari 2017, Faktor Yang
Mempengaruhi Bullying Pada
Anak Usia Sekolah di
Sekolah Dasar Kecamatan
Syiah Kuala Banda Aceh,
Idea Nursing Journal, Vol.
VIII No. 3 2017 ISSN : 2087-
2879, e-ISSN : 2580 – 2445,
Program Studi Keperawatan
Fakultas Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai