Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN SPIRITUALITAS DENGAN KUALITAS

HIDUP PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS CILACAP


SELATAN I
Relationship of Family and Spirituality Support With Life Quality in Diabetes Mellitus Type 2 Patients Public
Health Center in South Cilacap I

Novan Gumregah1, Engkartini2, Ahmad Subandi3


1,2,3
Health Science Institute Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Jl. Cerme No. 24 Sidanegara Cilacap

ABSTRAK

Pasien DM memerlukan dukungan dari semua aspek termasuk domain spiritual. Salah
satu manajemen dalam perawatan pasien dengan penyakit DM adalah melibatkan dukungan
sosial dalam perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga dan spiritualitas dengan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus tipe 2 di
Puskesmas Cilacap Selatan I. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatori dengan
rancangan cross sectional terhadap 75 pasien DM tipe 2 di Puskesmas Cilacap Selatan I yang
diambil menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square
Yate’s Correction. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasien DM tipe 2 di Puskesmas
Cilacap Selatan I sebagian besar ada dukungan keluarga (62,7%), yang mempunyai
spiritualitas dalam kategori rendah (50,7%) sedikit lebih tinggi dari dalam kategori tinggi
(49,3%), paling banyak mempunyai kualitas hidup dalam kategori baik (52,0%). Terdapat
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien
diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Cilacap Selatan I (2 = 8,385, pv = 0,004, OR = 4,844 ;
CI : 1,750 – 13,405). Terdapat hubungan yang bermakna antara spiritualitas dengan kualitas
hidup pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Cilacap Selatan I (2 = 3,878, pv =
0,049, OR = 2,831 ; CI : 1,109 – 7,228).

Kata Kunci : Hubungan, dukungan keluarga, spiritualitas, kualitas hidup, pasien DM


tipe 2, Puskesmas Cilacap Selatan I.
ABSTRACT

DM patients need support from all aspects including the spiritual domain. One
management in the care of patients with DM is involving social support in care. This study
aims to determine the relationship of family support and spirituality with quality of life in
patients with type 2 diabetes mellitus at the Public Health Center South Cilacap I. Type of
quantitative research with explanatory design with cross sectional design of 75 type 2 DM
patients at the South Cilacap I Public Health Center taken using techniques purposive
sampling. Data analysis using Yate’s Correction chi square test. The results showed that type
2 DM patients in the South Cilacap I health center were mostly family support (62.7%), who
had spirituality in the low category (50.7%) slightly higher than in the high category
(49.3%) , most had the quality of life in the good category (52.0%). There was a significant
relationship between family support and quality of life in patients with type 2 diabetes
mellitus at the Public Health Center Cilacap Selatan I (2 = 8.3385, pv = 0.004, OR =
4.844; CI: 1.750 - 13.405). There is a significant relationship between spirituality and quality
of life in patients with type 2 diabetes mellitus in Public Health Center South Cilacap I (2 =
3.878, pv = 0.049, OR = 2.831; CI: 1.109 - 7.228).

Keywords: Relationship, family support, spirituality, quality of life, type 2 DM patients,


Public Health Center South Cilacap I
PENDAHULUAN terjadinya berbagai komplikasi secara fisik,
Penyakit tidak menular (PTM) yaitu: akut dan kronis. Komplikasi akut,
seperti penyakit jantung, stroke, kanker, meliputi: hipoglikemia, hiperglikemia,
diabetes melitus, hipertensi, cedera dan hiperglikemik non-ketotik. Sedangkan
penyakit paru obstruktif kronik serta komplikasi kronis dibagi menjadi 2, yaitu :
penyakit kronik lainnya merupakan 63% mikrovaskuler dan makrovaskuler.
penyebab kematian di seluruh dunia Diabetes melitus merupakan penyakit
dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun kronis, selain menyebabkan komplikasi
(Kemenkes, 2014). Secara global, regional, secara fisik, juga menimbulkan dampak
dan nasional pada tahun 2030 psikologis bagi penderitanya (Ngurah &
diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi Sukmayanti, 2014).
dari penyakit menular menjadi penyakit Kualitas hidup penderita DM
tidak menular yang secara global merupakan perasaan puas dan bahagia
meningkat di dunia dan secara nasional akan hidup secara umum khususnya
telah menduduki sepuluh besar penyakit dengan penyakit diabetes melitus
penyebab kematian dan kasus terbanyak, (Ningtyas, Wahyudi, & Prasetyowati,
diantaranya penyakit Diabetes Melitus 2013). World Health Organization Quality
(DM) dan Penyakit Metabolik (PM) of Life (WHOQOL) mendefinisikan
(Kemenkes, 2014). kualitas hidup sebagai persepsi individu
DM adalah penyakit gangguan terhadap kehidupannya di masyarakat
metabolik menahun yang lebih dikenal dalam konteks budaya dan sistem nilai
sebagai pembunuh manusia secara diam- yang ada yang terkait dengan tujuan,
diam atau Silent Killer. Seringkali manusia harapan, standar, dan juga perhatian.
tidak menyadari kalau dirinya telah Menurut WHOQOL Kualitas hidup
menyandang diabetes, dan begitu tersebut memiliki 4 domain yaitu keadaan
mengetahui sudah terlambat karena sudah fisik, kondisi psikologis, hubungan sosial,
komplikasi. Diabetes dikenal juga sebagai serta lingkungan pasien (Suardana,
Mother Disease yang merupakan induk/ibu Rasdini, & Kusmarjathi, 2015).
dari penyakit-penyakit lain seperti Spiritualitas adalah konsep yang
hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh luas dengan berbagai dimensi dan
darah, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan perspektif yang ditandai adanya perasaan
(PERKENI, 2015). keterikatan (koneksitas) kepada sesuatu
Diabetes melitus jika tidak dikelola yang lebih besar dari diri kita, yang disertai
dengan baik akan dapat mengakibatkan dengan usaha pencarian makna dalam
hidup atau dapat dijelaskan sebagai kepada sikap dan kebutuhan belajar bagi
pengalaman yang bersifat universal dan penderita DM dengan cara menolak atau
menyentuh. Beberapa individu memberikan dukungan baik secara fisik,
menggambarkan spiritualitas dalam psikologis, emosional, dan sosial. Pasien
pengalam-pengalaman hidupnya seperti DM akan memiliki sikap lebih positif
adanya perasaan terhubung/transendental memberikan dukungan dan berpartisipasi
yang suci dan menentramkan, sebagaian dalam pendidikan kesehatan mengenai DM
individu yang lain merasaan kedamaian untuk mempelajari DM (Nuryatno, 2019).
saat berada di masjid, gereja, kuil atau Berdasarkan hasil studi
tempat suci lainnya (Ardian, 2016). pendahuluan dengan melakukan
Peran spiritualitas dapat di jelaskan wanwancara informal kepada 6 pasien
dalam konteks keyakinan yang DM tipe 2 di Puskesmas Cilacap Selatan I,
dieksplorasikan pada konsep keimanan. didapatkan 4 dari 6 pasien DM
Dalam hal ini menjadi penting untuk menyatakan kondisi fisiknya menurun dan
mempelajari istilah iman, mudah sakit, 1 dari 6 pasien menyatakan
tuhan,cobaan,rasa syukur dan nikmat dengan menderita DM telah mengurangi
sesuai keyakinan pasien. Hal lain yang kegiatan di lingkungan sosial maupun
juga penting adalah sarana dan prasarana pekerjaan sedangkan satu pasien lainnya
penunjang praktek keimanan seperti menyatakan menderita DM tidak
tempat ibadah dan kitab suci yang menghambat aktivitasnya baik dipekerjaan
digunakan pasien. Istilah-istilah tersebut maupun di lingkungan masyarakat. 4 dari
berkaitan erat dengan peran spiritualitas 6 pasien DM menyatakan kondisi fisiknya
dalam memberikan kontribusi positif menurun dan mudah sakit, 3 dari 6 pasien
maupun dampak negatif dalam hal status diantaranya mengaku tidak pernah
kesehatan, kepuasan hidup, dukungan diingatkan untuk mengkonsumsi jenis
sosial, teknik mengatasi masalah, dan makanan yang rendah gula dan memeriksa
manajemen stres (Ardian, 2016). kadar gula darah secara rutin, 1 dari 6
Salah satu manajemen dalam pasien menyatakan tidak ada keluarga yang
perawatan pasien dengan penyakit DM mengantar untuk kontrol gula darah di
adalah melibatkan dukungan sosial dalam Puskesmas. Kemudian dari hasil
perawatan. Salah satu dukungan sosial wawancara tersebut juga didapatkan 3 dari
yang dapat diperoleh pasien adalah 6 pasien DM menyatakan tidak rutin
dukungan dari keluarga (Isworo & Saryono melakukan kegiatan pengajian dan tidak
2010). Keluarga mempunyai pengaruh melakukan sholat berjamaah di mushola
atau masjid, dua pasien lainnya Tabel 4.1.
menyatakan rutin melakukan kegiatan Karakteristik Pasien Diabetes Melitus Tipe
pengajian dan melakukan sholat berjamaah 2 Berdasarkan Umur di Puskesmas Cilacap
di mushola atau masjid sedangkan satu Selatan I
pasien menyatakan hanya kadang-kadang N Mean STD Min Maks

melakukan sholat berjamaah di mushola Umur 75 64,17 3,01 61 70

atau masjid.
Sumber : Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan latar belakang di atas
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan
peneliti tertarik untuk melakukan
umur, maka rata-rata pasien diabetes
penelitian dengan judul Hubungan
melitus tipe 2 di Puskesmas Cilacap
Dukungan Keluarga dan Spiritualitas
Selatan I berumur 64,17 tahun dengan
dengan Kualitas Hidup pada Pasien
umur termuda 61 tahun dan tertua 70 tahun
Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas
Tabel 4.2
Cilacap Selatan I.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien
METODE
Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan
Jenis penelitian ini adalah
Pendidikan di Puskesmas Cilacap Selatan I
penelitian kuantitatif dengan desain
No. Pendidikan f %
eksplanatori dan rancangan peneltian 1. SD 43 57,3
2. SMP 22 29,3
cross sectional. Untuk mengukur spiritual
3. SMA 10 13,3
menggunakan kuesioner yang mengadopsi Jumlah 75 100,0

dari kuesioner Spirituality Orientation Sumber : Data Primer diolah, 2020


Inventory (SOI) dari Elkins et al. (1988) Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa
yang dimodifikasi oleh Wahyuningsih sebagian besar pasien diabetes melitus tipe
(2009 dalam Saputra, 2017). Untuk 2 di Puskesmas Cilacap Selatan I
mengukur variabel dukungan keluarga berpendidikan lulus SD yaitu sebanyak 43
menggunakan kuesioner B. Untuk orang (57,3%) dan sebagian kecil
mengukur variabel kualitas hidup berpendidikan lulus SMA yaitu sebanyak
diperoleh dengan cara mengisi kuesioner 10 orang (13,3%).
kualitas hidup dari DQOL (Diabetes Tabel 4.3
Quality of Life). Jumlah responden dalam Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien
penelitian ini sebanyak 75 responden yang Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan
memenuhi kriteria inklusi. Analisis Pekerjaan di Puskesmas Cilacap Selatan I
bivariat menggunakan chi square.
HASIL
No. Pekerjaan f %
1. Wiraswasta 16 21,3
2. Buruh 18 24,0
3. IRT 41 54,7
Jumlah 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui


Sumber : Data Primer diolah, 2020
bahwa pasien DM tipe 2 di Puskesmas
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui
Cilacap Selatan I sebagian besar ada
bahwa sebagian besar pasien diabetes
dukungan keluarga yaitu sebanyak 47
melitus tipe 2 di Puskesmas Cilacap
orang (62,7%) dan sebagian kecil tidak ada
Selatan I bekerja sebagai IRT yaitu
dukungan yaitu sebanyak 28 orang
sebanyak 41 orang (54,7%) dan sebagian
(23,3%).
kecil bekerja sebagai wiraswasta yaitu
sebanyak 16 orang (21,3%).
Tabel 4.6
Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Spiritualitas pada
Karakteristik Pasien DM tipe 2
pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Berdasarkan Lama Menderita DM di
Puskesmas Cilacap Selatan I
Puskesmas Cilacap Selatan I No. Spiritualitas f %
1. Rendah 38 50,7
N Mean STD Min Maks 2. Tinggi 37 49,3
Jumlah 75 100,0
Lama DM 75 6,97 4,35 2 24

Sumber : Data Primer diolah, 2020


Sumber : Data Primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa
bahwa pasien DM tipe 2 di Puskesmas
berdasarkan lama menderita DM, maka
Cilacap Selatan I yang mempunyai
rata-rata pasien DM tipe 2 di Puskesmas
spiritualitas dalam kategori rendah ada
Cilacap Selatan I telah menderita DM
sebanyak 38 orang (50,7%) sedikit lebih
selama 6,97 tahun dengan lama menderita
tinggi dari yang mempunyai spiritualitas
DM paling sebentar 2 tahun dan paling
dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 37
lama 24 tahun.
orang (49,3%).
Tabel 4.5
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga
Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup pada
pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Puskesmas Cilacap Selatan I
Puskesmas Cilacap Selatan I
No. Dukungan Keluarga f %
No. Kualitas Hidup f %
1. Tidak ada dukungan 28 23,3
1. Kurang baik 36 48,0
2. Ada dukungan 47 62.7
2. Baik 39 52,0
Jumlah 75 100,0
Jumlah 75 100,0

Sumber : Data Primer diolah, 2020


Sumber : Data Primer diolah, 2020 terdapat hubungan yang bermakna antara
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui dukungan keluarga dengan kualitas hidup
bahwa pasien diabetes melitus tipe 2 di pada pasien diabetes melitus tipe 2 di
Puskesmas Cilacap Selatan I paling banyak Puskesmas Cilacap Selatan I. Berdasarkan
mempunyai kualitas hidup dalam kategori hasil uji statistik didapatkan nilai OR
baik yaitu sebanyak 39 orang (52,0%) dan sebesar 4,844 pada CI : 1,750 – 13,405, hal
paling sedikit dalam kategori kurang baik ini dapat diartikan bahwa pasien diabetes
yaitu sebanyak 36 orang (48,0%). melitus tipe 2 yang tidak ada dukungan
Tabel 4.8 keluarga mempunyai peluang sebesar 4,8
Hubungan Dukungan Keluarga dengan kali lebih tinggi untuk mempunyai kualitas
Kualitas Hidup pada Pasien Diabetes hidup yang kurang baik dibandingkan
Melitus Tipe 2 di Puskesmas Cilacap pasien diabetes melitus tipe 2 yang ada
Selatan I (n = 75) dukungan keluarga.

Dukunga
Kualitas Hidup Tabel 4.9
N Kurang Jumlah
n Baik Hubungan Spiritualitas dengan Kualitas
o baik
Keluarga f % f % f % Hidup pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
1 Tidak ada 20 71,4 8 28,6 28 100,0
di Puskesmas Cilacap Selatan I (n = 75)
2 dukungan 16 34,0 31 66,0 47 100,0
Kualitas Hidup
Ada
Kurang Jumlah
dukungan No Spiritualitas Baik
Jumlah 36 48,0 39 52,0 75 100,0 baik
2 : 8,385 pv : 0,004 f % f % f %
OR (95% CI) : 4,844 (1,750 – 13,405) 1 Rendah 23 60,5 15 39,5 38 100,0
Sumber : Data Primer diolah, 2020 2 Tinggi 13 35,1 24 64,9 37 100,0
36 48,0 39 52,0 75 100,0
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa 2 : 3,878 ; pv : 0,049
OR (95% CI) : 2,831 (1,109 – 7,228)
bahwa dari 28 pasien diabetes melitus tipe
2 yang tidak ada dukungan keluarga, Sumber : Data Primer diolah, 2020
sebanyak 71,4% mempunyai kualitas hidup Tabel 4.9 menunjukkan bahwa
yang kurang baik. Sedangkan dari 47 bahwa dari 38 pasien diabetes melitus tipe
pasien diabetes melitus tipe 2 yang ada 2 yang mempunyai spiritualitas dalam
dukungan keluarga sebanyak 34,0% kategori rendah, sebanyak 60,5%
mempunyai kualitas hidup yang kurang mempunyai kualitas hidup yang kurang
baik. baik. Sedangkan dari 37 pasien diabetes
Hasil uji statistik didapatkan nilai melitus tipe 2 yang mempunyai

2 (8,385) > 2 tabel (3,841), dengan pv = spiritualitas dalam kategori tinggi

0,004 < (α = 0,05), maka H0 ditolak. sebanyak 35,1% mempunyai kualitas hidup

Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang kurang baik.


Hasil uji statistik didapatkan nilai Hasil penelitian diperoleh terdapat 55,9%
2 (3,878) > 2 tabel (3,841), dengan pv = atau sebanyak 19 responden mendapatkan
0,049 < (α = 0,05), maka H0 ditolak. dukungan dari keluarga dalam merawat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitusnya. Sedangkan 44,1%
terdapat hubungan yang bermakna antara atau 15 responden tidak mendapatkan
spiritualitas dengan kualitas hidup pada dukungan dari keluarga dalam merawat
pasien diabetes melitus tipe 2 di Diabetes mellitus.
Puskesmas Cilacap Selatan I. Berdasarkan Hasil penelitian dapat disebabkan
hasil uji statistik didapatkan nilai OR karena pasien DM memiliki hubungan
sebesar 2,831 pada CI : 1,109 – 7,228, hal yang baik dengan keluarga sehingga pasien
ini dapat diartikan bahwa pasien diabetes mendapatkan dukungan keluarga yang
melitus tipe 2 yang spiritualitasnya rendah baik. Bagi pasien DM, menyesuaikan diri
mempunyai peluang sebesar 2,8 kali lebih dengan keadaan sakitnya bukanlah hal
tinggi untuk mempunyai kualitas hidup yang mudah, oleh karena itu perhatian dari
yang kurang baik dibandingkan pasien orang-orang terdekat seperti dukungan dari
diabetes melitus tipe 2 yang keluarga sangat dibutuhkan dan sangat
spiritualitasnya tinggi. penting bagi penderita DM. Menurut
PEMBAHASAN Friedman (2013) dukungan keluarga
A. Dukungan Keluarga pada pasien adalah suatu proses hubungan antara
Diabetes Melitus Tipe 2 di keluarga dengan lingkungan sosialnya
Puskesmas Cilacap Selatan I yang dapat diakses oleh keluarga yang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dapat bersifat mendukung dan memberikan
bahwa pasien DM tipe 2 di Puskesmas pertolongan kepada anggota keluarga.
Cilacap Selatan I sebagian besar ada B. Spiritualitas pada pasien Diabetes
dukungan keluarga yaitu sebanyak 47 Melitus Tipe 2 di Puskesmas
orang (62,7%) dan sebagian kecil tidak ada Cilacap Selatan I
dukungan yaitu sebanyak 28 orang Berdasarkan hasil penelitian diketahui
(23,3%). Hasil penelitian mendukung bahwa pasien DM tipe 2 di Puskesmas
penelitian Wardani dan Isfandiari (2014) Cilacap Selatan I yang mempunyai
tentang dukungan keluarga dan spiritualitas dalam kategori rendah ada
pengendalian kadar gula darah dengan sebanyak 38 orang (50,7%) sedikit lebih
kejadian gejala komplikasi mikrovaskuler tinggi dari yang mempunyai spiritualitas
pada penderita DM di Pusat kesehatan dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 37
masyarakat (Puskesmas) Jagir Surabaya. orang (49,3%). Hasil penelitian tidak
mendukung penelitian Widyawati (2019) Hasil penelitian sejalan dengan
tentang Hubungan Spiritualitas Terhadap pendapat Hodge (2010) bahwa spiritualitas
Tingkat Kesepian Pada Lanjut Usia di merupakan kekuatan dalam kehidupan
Desa Gebugan Kecamatan Bergas lansia. Keyakinan dan praktik spiritual
diperoleh hasil responden yang memiliki sering memainkan peran sentral dalam
spiritualitas sedang sebanyak 37 orang membantu lansia menavigasi tantangan
(43,0%) dari 86 responden. hidup. Spiritualitas telah dikaitkan dengan
Spiritualitas pasien diabetes melitus tipe kemampuannya mengatasi berbagai
2 di Puskesmas Cilacap Selatan I dalam masalah, termasuk kesengsaraan,
kategori tinggi yaitu sebanyak 37 orang kecemasan, depresi, kehilangan dan
(49,3%) dapat disebabkan karena bagi kesepian.
lansia spiritualitas adalah sumber energi Spiritualitas pasien diabetes melitus tipe
yang memberikan kekuatan untuk 2 di Puskesmas Cilacap Selatan I dalam
menghadapi masalah di masa tua mereka, kategori tinggi dimungkinkan karena rata-
mereka percaya bahwa ada kekuatan yang rata berumur 64,17 tahun, dimana pada
lebih besar selain dirinya. usia tersebut sudah mencapai usia matang
Agama dan spiritual adalah sumber dan mulai mendekatkan diri kepada Allah.
koping bagi lansia ketika ia mengalami Hal ini seperti dikemukakan Jalaluddin
sedih, kesepian dan kehilangan. Kehidupan (2015) bahwa munculnya kecenderungan
keagamaan pada lansia sudah mencapai manusia untuk mulai memantaskan diri
tingkat kemantapan, meningkatnya adalah pada usia 60 tahun.
kecenderungan untuk menerima pendapat C. Kualitas hidup pada pasien Diabetes
keagamaan, mulai muncul pengakuan Melitus Tipe 2di Puskesmas Cilacap
terhadap realitas tentang kehidupan akhirat Selatan I tahun 2020
secara lebih sungguh-sungguh, timbul rasa Berdasarkan hasil penelitian diketahui
takut kepada kematian yang meningkat bahwa pasien diabetes melitus tipe 2 di
sejalan dengan usia yang bertambah lanjut. Puskesmas Cilacap Selatan I paling banyak
Spiritualitas adalah energi yang mempunyai kualitas hidup dalam kategori
menghubungkan masa lanjut usia untuk baik yaitu sebanyak 39 orang (52,0%) dan
mengenal dirinya lebih dalam dan merasa paling sedikit dalam kategori kurang baik
terhubung dengan Tuhan dan alam semesta yaitu sebanyak 36 orang (48,0%). Hasil
sehingga memunculkan perasaan damai penelitian sejalan dengan penelitian dari
dan bahagia. Purwaningsih (2018) tentang Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus sesuai dengan pendapat Yusra (2011)
Tipe 2 Di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. bahwa lama menderita DM berhubungan
Moewardi Periode Februari - April 2018. secara signifikan dengan kualitas hidup
Hasil penelitian diperoleh sebagian besar pasien yang pada umumnya lebih rendah
responden memiliki kualitas hidup baik pada durasi diabetes yang panjang.
yaitu sebanyak 58 orang (64,4%). Teli (2017) mengemukakan bahwa
Hasil penelitian dapat disebabkan kualitas hidup pasien lebih rendah pada
karena adanya dukungan keluarga terhadap orang-orang yang telah lama menderita
pasien DM. Dukungan keluarga berperan DM. Hal ini mungkin disebabkan oleh
penting dalam kepatuhan pengobatan, pasien yang lama menderita lebih cemas
perawatan diri dan kesehatan mental berkaitan dengan penyakit DM dan sangat
pasien DM yang berpengaruh terhadap berkaitan dengan munculnya berbagai
kualitas hidup pasien DM. hal ini seperti komplikasi DM. Semakin lama seseorang
dikemukakan Mayberry dan Osborn (2012) menderita DM maka berbagai komplikasi
bahwa dukungan dan perilaku keluarga akan muncul dan berpengaruh terhadap
yang baik dapat mempengaruhi kepatuhan persepsi akan kesehatan dan kualitas
pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam hidupnya.
pengobatan. D. Hubungan Dukungan Keluarga
Faktor pendidikan dapat mempengaruhi dengan Kualitas Hidup pada Pasien
rendahnya kualitas hidup, karena kualitas Diabetes Melitus Tipe 2 di
hidup akan meningkat seiring dengan lebih Puskesmas Cilacap Selatan I
tinggnya tingkat pendidikan yang Berdasarkan hasil penelitian diketahui
didapatkan oleh individu. Sehingga, bahwa dari 28 pasien diabetes melitus tipe
pendidikan yang rendah akan 2 yang tidak ada dukungan keluarga,
mengakibatkan rendahnya kualitas hidup sebanyak 71,4% mempunyai kualitas hidup
pasien DM tipe 2. Asumsi ini diperkuat yang kurang baik. Sedangkan dari 47
oleh hasil penelitian bahwa sebagian besar pasien diabetes melitus tipe 2 yang ada
pasien diabetes melitus tipe 2 di dukungan keluarga sebanyak 34,0%
Puskesmas Cilacap Selatan I mempunyai kualitas hidup yang kurang
berpendidikan lulus SD yaitu sebanyak 43 baik. Hasil uji statistik didapatkan nilai 2
orang (57,3%) (Ningtyas, Wahyudi & (8,385) > 2 tabel (3,841), dengan pv =
Prasetyowati 2013). 0,004 < (α = 0,05), maka H0 ditolak.
Lama menderita DM turut Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mempengaruhi kualitas hidup. Hal ini terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga dengan kualitas hidup lebih nyaman, dan aman sehingga akan
pada pasien diabetes melitus tipe 2 di tumbuh rasa perhatian terhadap diri sendiri
Puskesmas Cilacap Selatan I. dan meningkatkan motivasi untuk
Keluarga merupakan salah satu melaksanakan perawatan diri DM. Hal ini
support system yang dapat dimanfaat sesuai dengan pendapat WHO (2004,
dalam pemberian pelayanan keperawatan dalam Nuraisyah, Kusnanto, dan
dan penatalaksanaan pasien diabetes Rahayujati, 2017) bahwa kualitas hidup
mellitus. Dukungan dan perilaku keluarga adalah pesepsi dari individu dalam
yang baik dapat mempengaruhi kepatuhan kehidupan dalam konteks budaya dan
pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam sistem nilai dimana individu tersebut hidup
pengobatan. Hal ini seperti pendapat dan dalam hubunganya dengan tujuan
Oxford (1992 dalam Kusuma 2011) hidup, harapan, standar dan kekhawatiran
dukungan keluarga merupakan suatu E. Hubungan Spiritualitas dengan
sistem pendukung yang diberikan oleh Kualitas Hidup pada Pasien
keluarga terhadap anggota keluarga yang Diabetes Melitus Tipe 2 di
meliputi memberikan dukungan emosional, Puskesmas Cilacap Selatan I
bantuan materil, memberikan informasi Berdasarkan hasil penelitian diketahui
dan pelayanan, serta memfasilitasi anggota bahwa dari 38 pasien diabetes melitus tipe
keluarga dalam membuat kontak sosial 2 yang mempunyai spiritualitas dalam
dengan masyarakat. Lebih lanjut Allen kategori rendah, sebanyak 60,5%
(2006 dalam Yusra, 2011) menjelaskan mempunyai kualitas hidup yang kurang
bahwa dukungan keluarga berupa baik. Sedangkan dari 37 pasien diabetes
kehangatan dan keramahan, dukungan melitus tipe 2 yang mempunyai
emosional terkait monitoring glukosa, diet spiritualitas dalam kategori tinggi
dan latihan dapat meningkatkan efikasi diri sebanyak 35,1% mempunyai kualitas hidup
pasien sehingga mendukung keberhasilan yang kurang baik.
dalam perawatan diri sendiri. Sehingga Hasil penelitian mendukung penelitian
perawatan diri yang baik akan menciptakan Astutik (2019) tentang Hubungan Tingkat
kualitas hidup yang tinggi. Spiritualitas dengan Kualitas Hidup Aspek
Dukungan keluarga bukan sekedar Psikologis Pada Lansia Penderita Diabetes
memberikan bantuan, tetapi bagaimana Mellitus Di Puskesmas Gatak Kabupaten
cara persepsi penerima terhadap makna Sukoharjo terdapat hubungan yang
bantuan tersebut. Persepsi lansia yang signifikan antara tingkat spiritualitas
mendapat dukungan keluarga akan merasa dengan kualitas hidup aspek psikologis
lanjut usia diabetes mellitus di Puskesmas lebih tinggi dari yang mempunyai
Gatak Kabupaten Sukoharjo (p-value = spiritualitas dalam kategori tinggi
0,001). yaitu sebanyak 37 orang (49,3%).
Spiritualitas merupakan komponen 3. Pasien DM tipe 2 di Puskesmas
integral yang mempengaruhi kesehatan dan Cilacap Selatan I paling banyak
status fungsional lansia. Kehadiran mempunyai kualitas hidup dalam
spiritualitas dihubungkan dengan kategori baik yaitu sebanyak 39 orang
berkurangnya keluhan fisik, mental (52,0%).
maupun gangguan adiksi lainnya melalui 4. Terdapat hubungan yang bermakna
peningkatan kualitas hidup lansia. antara dukungan keluarga dengan
Sehingga jika spiritualitas dalam kategori kualitas hidup pada pasien diabetes
rendah maka akan berpengaruh terhadap melitus tipe 2 di Puskesmas Cilacap
rendahnya kualitas hidup. Hal ini sesuai Selatan I (2 = 8,385, pv = 0,004, OR
dengan pendapat Dewi (2016) bahwa = 4,844 ; CI : 1,750 – 13,405). Pasien
lansia dengan kehidupan spiritualitas yang DM tipe 2 yang tidak ada dukungan
baik dan religius memiliki koping yang keluarga mempunyai peluang sebesar
baik dan mampu beradaptasi terhadap 4,8 kali lebih tinggi untuk mempunyai
perubahan fisik yang terjadi, sebaliknya kualitas hidup yang kurang baik
jika soiritualitas rendah maka koping yang dibandingkan pasien diabetes melitus
dimiliki akan kurang baik sehingga kurang tipe 2 yang ada dukungan keluarga.
mampu beradaptasi dengan perubahan fisik 5. Terdapat hubungan yang bermakna
yang terjadi. antara spiritualitas dengan kualitas
SIMPULAN hidup pada pasien diabetes melitus
Berdasarkan hasil penelitian dan tipe 2 di Puskesmas Cilacap Selatan I
pembahasan maka dapat ditarik simpulan (2 = 3,878, pv = 0,049, OR = 2,831 ;
sebagai berikut : CI : 1,109 – 7,228). Pasien DM tipe 2
1. Pasien DM tipe 2 di Puskesmas yang spiritualitasnya rendah
Cilacap Selatan I sebagian besar ada mempunyai peluang sebesar 2,8 kali
dukungan keluarga yaitu sebanyak 47 lebih tinggi untuk mempunyai kualitas
orang (62,7%). hidup yang kurang baik dibandingkan
2. Pasien DM tipe 2 di Puskesmas pasien diabetes melitus tipe 2 yang
Cilacap Selatan I yang mempunyai spiritualitasnya tinggi.
spiritualitas dalam kategori rendah ada DAFTAR PUSTAKA
sebanyak 38 orang (50,7%) sedikit Ardian, 2016, Konsep Spiritualitas dan
Religiusitas (Spiritual And
Religion) dalam Konteks Farmasi Universitas
Keperawatan Pasien Diabetes Muhammadiyah Surakarta
Melitus Tipe 2, Nurscope. Jurnal Mayberry dan Osborn, 2012, Family
Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah. Support, Medication Adherence,
2 (5). 1-9 and Glycemic Control Among
Dewi, 2016, Spiritualitas Dan Persepsi Adults With Type2 Diabetes,
Kesehatan Lansia Dengan Diabetes Care, Volume 35, June
Hipertensi Di Wilayah Kerja 2012
Puskesmas Mayang Jember, The Ngurah & Sukmayanti 2014. Efikasi Diri
Indonesian Journal Of Health Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
Science, Vol. 6, No. 2, Juni 2016 2. Artikel, Jurusan Keperawatan
Friedman, 2013, Buku Ajar Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.
Keluarga: Riset, Teori, dan Praktik, Ningtyas, Wahyudi,dan Prasetyowati,
alih bahasa, Akhir Yani S. Hamid 2013, Analisis Kualitas Hidup
dkk ; Ed 5. Jakarta: EGC Pasien Diabetes Melitus Tipe II di
Hodge, 2010, David R. 2010. Spirituality RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan,
and Older Adult: Ethical Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Guidelines to Enhance service Universitas Jember, Artikel Ilmiah
Provision. Advances in Social Hasil Penelitian Mahasiswa 2013
Work, Vol. 11 No. 1 Nuraisyah, Kusnanto, dan Rahayujati,
Isworo & Saryono 2010, Hubungan 2017, Dukungan Keluarga Dan
Depresi Dan Dukungan Keluarga Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Terhadap Kadar Gula Darah Pada Mellitus, Berita Kedokteran
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun
RSUD Sragen, Jurnal Keperawatan 2017
Soedirman (The Soedirman Journal Nuryatno, 2019, Hubungan Dukungan
of Nursing), Volume 5, No.1, Maret Keluarga dengan Kualitas Hidup
2010 Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Kemenkes RI, 2014, Buletin Jendela Data Puskesmas Helvetia Medan, JHSP,
dan Informasi Kesehatan, Pusat Vol. 1 No.1 Januari 2019
Data dan Informasi Kementerian Suardana, Rasdini, & Kusmarjathi, 2015,
Kesehatan RI Hubungan Dukungan Sosial
Kusuma, 2011, Hubungan antara Depresi Keluarga Dengan Kualitas Hidup
dan Dukungan Keluarga dengan Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
Kualitas Hidup Pasien HIV/AIDS Puskesmas IV Denpasar Selatan,
yang Menjalani Perawatan di Jurnal Skala Husada Volume 12
RSUPN Cipto Mangunkusumo Nomor 1 April 2015 : 96 – 102
Jakarta, Tesis, Program Teli, 2017, Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Pascasarjana Fakultas Ilmu Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Se
Keperawatan Universitas Indonesia, Kota Kupang, Jurnal Info
Depok Kesehatan Vo 15, No.1, Juni 2017,
Perkeni, 2015, Konsensus Pengelolaan dan pp. 119-134
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe Wardani dan Isfandiari (2014) Dukungan
2 di Indonesia, Jakarta : PB. Perkeni Keluarga dan Pengendalian Kadar
Purwaningsih, 2018, Analisis Faktor- Gula Darah dengan Kejadian Gejala
Faktor yang Mempengaruhi Komplikasi Mikrovaskuler pada
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Penderita DM di Pusat kesehatan
Melitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat masyarakat (Puskesmas) Jagir
Jalan RSUD Dr. Moewardi Periode Surabaya, Jurnal Berkala
Februari-Maret 2018, Skripsi, Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1,
Program Studi Farmasi Fakultas Januari 2014, hlm. 1-12
Widyawati (2019) Hubungan Spiritualitas
Terhadap Tingkat Kesepian Pada
Lanjut Usia di Desa Gebugan
Kecamatan Bergas, Artikel,
Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran
Yusra, 2011, Hubungan Antara Dukungan
Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati
Jakarta, Tesis, Magister Ilmu
Keperawatan Kekhususan
Keperawatan Medikal Bedah,
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia, Depok

Anda mungkin juga menyukai