Anda di halaman 1dari 19

frTEHTERI T"ffi GKIIIF{GAN EMFEM SAN ffi,ffi{.

flTAF{AN
REFUELIKXNFOXEffiA
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: SK. 436/Menlhk/Setjen/plB .g I 6 I 2Ot6
TENTANG
IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK
KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
ATAS NAMA PT. LUT PUTRA SOLDER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :a. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah


Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun ditetapkan:
1. Pasal 56 ayat (1) : Pemanfaat Limbah B3 untuk
dapat melakukan Pemanfaatan Limbah 83 yang
dihasilkan oleh Setiap Orang wajib memiliki izin
Pengelolaan Limbah 83 untuk kegiatan
Pemanfaatan Limbah 83;
2. Pasal 76 ayat (2) : Pemanfaat Limbah E}3 untuk
dapat melakukan Pemanfaatan Limbah B3 yang
diserahkan oleh Setiap Orang wajib memiliki izin
Pengelolaan Limbah 83 untuk kegiatan
Pemanfaatan Limbah 83;
b. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2oll tanggal 21
Februari 2OlI, kepada CV. Lut Putra Solder telah
diberikan lzin Pemanfaatan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
C. bahwa Direktur Utama PT. Lut Putra Solder melalui
surat nomor: 001/SP.PI/LPS/KI|2O15 Tangga| 2t
Desember 2015, mengajukan permohonan lzin
Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun;
d. bahwa berdasarkan:
1. verifikasi administrasi oleh Unit pelayanan
Terpadu Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sesuai Nomor Registrasi:
R201512310051 tanggal 31 Desember 2O15;
2. Notulensi Rapat Teknis Permohonan
Perpanjangan Izin Pemanfaatan Limbah 83 pT.
Lut Putrh Solder,tanggal 27 Januar: 2016;
3. surat Direktur Utama PT. Lut Putra Solder
Nomor: 001/SP/LPS/O212016 tanggal 30
Januari 2OL6 perihal Surat Pengantar Saran
Tindak iHasil Pembahasan perpanjangan lzin
Pema4@tan Limbah 83 PT. Lut Putra Solder.
--2-
q

4. hasil verifikasi lapangan staf Direktorat Verifikasi


Pengelolaan Limbah 83 dan Limbah Non 83
sesuai Berita Acara tanggal 19 Februari 2016;
dan
5. surat Direktur Utama PT. Lut Putra Solder
Nomor: 001/SP.HV/LPS/IIIl2016 tanggal 01
Maret 2016 perihal Surat Pengantar Tindak
Lanjut Hasil Verifikasi Lapangan Permohonan
lzin Pemanfaatan Limbah 83 PT. Lut Futra
Solder,
permohonan perpanjangan Izin Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun untuk kegiatan
Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
PT. Lut Putra Solder, terdapat perubahan dokumen
yaitu perubahan entitas badan hukum dari CV. Lut
Putra Solder menjadi PT. Lut Putra Solder, sehingga
permohonan perpanjangan diproses sesuai
ketentuan permohonan izin baru;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a sampai
dengan huruf d, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang
lzin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun untuk Kegiatan Pemanfaatan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun Atas Nama pT. Lut
Putra Solder;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OOg tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2Ol2
tentang Izin Lingkungan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2Ol4
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun;
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara;
5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
30 Tahun 2OO9 tentang Tata Laksana perizinan d.an
Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun serta Pengawasan pemulihan Akibat
Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
oleh Pemerintah Daerah;
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:
02 Tahun 2008 tentang Pemanfaatan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
B. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14
Tahun 2Ol3 tentang Simbol dan Label Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.18/Menlhk-Il/201S tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
-
-J-

10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor


13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Untuk
Jenis Kegiatan Lain;
11. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomor: Kep-O1/BAPED ALIOg I 1995
tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
12. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomor: Kep-O2IBAPEDAL/ 09 I t99S
tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun;
13. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomor: Kep-03/BAPEDAL/ 09l L99S
tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;

Memperhatikan 1. Surat Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten


Tegal Nomor: 660. 1 l20 IOBS 12015 tanggal t4
Januari 2015 perihal: Rekomendasi Dokumen UKL-
UPL Atas Usaha/Kegiatan Pengangkutan,
Pengumpulan, Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) seluas r 48.980
m2 oleh PT. Lut Putra Solder di Desa Kebasen
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal provinsi Jawa
Tengah;
2. Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Tegal Nomor: Ot3
O5O l20
I 12015 tanggal
14 Januari 2015 tentang lzin Lingkungan Atas
Usaha/Kegiatan Pengangkutan, pengumpulan,
Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (83) oleh pT. Lut putra
Solder seluas 148.980 m2 di Desa Kebasen
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal provinsi Jawa
Tengah;
3. Risalah Pengolahan Data Izin pengeloiaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun untuk Kegiatan
Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Atas Nama PT. Lut Putra Solder Nomor: RpD-
161/PSLB3-VPLB3/2016 tanggal 11 Mei 2Ot6;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN


KEHUTANAN TENTANG IZIN PENGELOLAAN LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK KEGIATAN
PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN ATAS NAMA PT. LUT PUTRA SOLDER.
-4-

KESATU Memberikan izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya


dan Beracun untuk kegiatan pemanfaatan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun dari kegiatan sendiri dan
pihak lain, kepada:
1. Nama Usaha PT. Lut Putra Solder
dan/atau Kegiatan
2. Bidang Usaha Pengelolaan Limbah Bahan
dan/atau Kegiatan Berbahaya dan Beracun
3. Nama Penanggung Supandi
Jawab Usaha
dan/atau Kegiatan
4. Jabatan Direktur Utama
5. Alamat Kantor Jl. Raya Kepandean RT.06/02
Usaha dan/atau Desa Debong Wetan,
Kegiatan Kecamatan Dukuh T\rri,
Kabupaten Tegal,
Provinsi Jawa Tengah
Telepon: (0283) 61990 10-1 1
Paksimile: (0283) 6 19008
6. Alamat Lokasi Jl. Raya II Tegal - Slawi
Usaha dan/atau RT.Ol lOl Desa Kebasen,
Kegiatan Kecamatan Talang,
Kabupaten Tegal,
Provinsi Jawa Tengah
KEDUA Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang
selanjutnya disebut Limbah 83, sebagaimana dimalsud
dalam Amar KESATU tercantum dalam Lampiran I
Keputusan Menteri ini.

KETIGA Limbah 83 sebagaimana dimaksud pada Amar KEDUA


dimanfaatkan sebagai:
1. substitusi bahan baku material agregat halus dan
agregat kasar untuk pembuatan batako dan/atau
pauing block;
2. substitusi sumber energi untuk bahan bakar pad.a
peleburan logam; dan
3. bahan baku untuk pembuatan produk dari
peleburan logam yaitu ingot timah putih (Sn), timah
solder, seng (Zn), aluminium (AU, tembaga (Cu),
kuningan dan produk besi tuang.
KEEMPAT Dalam melaksanakan kegiatan pemanfaatan Limbah 83
sebagaimana dimaksud . dalam Amar KETIGA,
Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib:
1. mematuhi ketentuan mengenai manifes Limbah 83
bagi Pemanfaat Limbah B3;
2. melakukan Pengumpulan Limbah 83;
3. melakukan Pemanfaatan Limbah B3;
4. melakukan pengujian terhadap Limbah 83, produk
hasil Pemanfaatan Limbah 83 dan standar
lingkungan;
5. mengelola lebih lanjut Limbah 83 yang dihasilkan
selama kegiatan Pemanfaatan Limbah 83;
-5-

6. melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan


Pemanfaatan Limbah 83; dan
7. melakukan penanggulangan dan pemulihan fungsi
lingkungan hidup dalam hal terjadi pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup.
KELIMA Ketentuan mengenai manifes Limbah 83 sebagaimana
dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 1 bagi
Pemanfaat Limbah 83 yang menerima Limbah Ba,
sebagai berikut:
1. menerima lembar keempat berwarna merah muda
dari manifes Limbah 83 yang ditandatangani oleh
pengirim Limbah 83; dan
2. mengirimkan lembar kelima berwarna biru dari
manifes Limbah B3 yang telah diisi dan
ditandatangani oleh Pemanfaat Limbah 83 kepada
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Bahan Beracun Berbahaya.

KEENAM Pengumpulan Limbah 83 sebagaimana dimaksud dalam


Amar KEEMPAT angka 2 dilakukan dengan ketentuan:
1. melakukan Pengumpulan Limbah 83 sebagaimana
dimaksud dalam Amar KEDUA, di fasilitas tempat
Pengumpulan Limbah 83 berupa:
a. 1 (satu) bangunan dengan luas 1.47O m2 (seribu
empat ratus tujuh puluh meter persegi) dengan
tinggi 6 m (enam meter) untuk pengumpulan
Limbah 83 sebagai substitusi bahan baku
material agregat halus dan agregat kasar untuk
pembuatan batako dan/atau pauing btock;
b. 3 (tiga) buah bangunan dengan luas masing-
masing 135 mz (seratus tiga puluh lima meter
persegi) dengan tinggi 6 m (enam meter) untuk
Pengumpulan Limbah 83 sebagai bahan baku
untuk pembuatan produk dari peleburan logam
yaitu ingot timah putih (Sn), timah solder, seng
{Zn), aluminium (AU, tembaga (Cu), dan
kuningan; dan
c. 1 (satu) buah bangunan dengan luas l.4TO mz
(seribu empat ratus tujuh puluh meter persegi)
dengan tinggi 6 m (enam meter) untuk
Pengumpulan Limbah 83 sebagai bahan baku
untuk pembuatan produk dari peleburan logam
yaitu produk besi tuang;
2. memasang simbol dan label pad.a fasilitas
Pengumpulan Limbah 83 sebagairnana dimaksud
pada angka 1 sesuai dengan jenis dan karakteristik
Limbah 83;
3. memiliki bangunan Pengumpulan Limbah 83 dengan
rancang bangun sesuai dengan jenis dan
karakteristik Limbah 83 serta mempunyai kapasitas
yang sesuai dengan Limbah 83 yang dikumpulkan;
-6-

4. mencegah terjadinya tumpahan Limbah Bg yang


dikumpulkan, keluar area pengumpulan dan
melakukan prosedur tata laksana rumah tangga
yang baik lgood housekeeping);
5. melengkapi fasilitas tempat pengumpulan Limbah 83
dengan peralatan keselamatan, kesehatan kerja dan
fasilitas tanggap darurat yang meliputi alarm,
peralatan pemadam kebakaran, pancuran air untuk
tubuh/mata (shouer/ ege washl; dan
6. melaksanakan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

KETUJUH Pemanfaatan Limbah ElS sebagaimana dimaksud dalam


Amar KEEMPAT angka 3 dilakukan dengan ketentuan:
1. Limbah B3 dimanfaatkan sebagai substitusi bahan
baku material agregat halus dan agregat kasar untuk
pembuatan batako dan/atau pauing block
sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka
1 dengan cara:
a. Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I huruf A sebelum diterima dan
dimanfaatkan wajib memenuhi kriteria:
1) nilai kandungan total oksida SiOz, Al2O3,
FezOs, dan CaO paling sedikit SO o/o (1ima puluh
persen); dan
2) nilai loss of Ignition (LoI) paling banyak 10yo
(sepuluh persen);
b. Limbah 83 berupa slag, dilakukan penghalusan
dengan menggunakan mesin crusher slag;
c. Limbah 83 yang memenuhi kriteria dilakukan
proses pencampuran dan pengadukan
menggunakan mixer dengan penggunaan Limbah
83 paling banyak 35% (tiga puluh lima persen)
dari total bahan baku pembuatan batako
dan/ atau pauing block diproses;
d. hasil campuran yang telah homogen dibawa
menggunakan belt conueAor menuju mesin
pencetakan; dan
e. produk batako dan/atau pauing block basah
dilakukan proses pengeringan,.
2. fasilitas dan peralatan yang digunakan dalam
kegiatan Pemanfaatan Limbah 83 sebagaimana
dimaksud pada angka 1, terdiri dari:
a. 1 (satu) unit mesin crusher slag dengan kapasitas
35 ton/hari (tiga puluh lima ton per hari);
b. 4 (empat) :unit mixer,
c. 2 (dua) unit ayakan dengan kapasitas masing-
masing 100 ton/hari (seratus ton per hari);
d. 1 (satu) unit mesin pencetak batako dengan
kapasitas 52 buah/ siklus (lima puluh dua buah
per siklus);
e. 1 (satu) unit mesin pencetak batako dengan
kapasitas 6 buah/siklus (enam buah per siklui);
-7-

f. 1 (satu) unit mesin pencetak pauing blok dengan


kapasitas 1 buah/siklus (satu buah per siklus);
dan
g. 1 (satu) unit mesin pencetak pauing blok dengan
kapasitas L2 buah/siklus (dua belas buah per
siklus);
3. Limbah 83 dimanfaatkan sebagai substitusi sumber
energi untuk bahan bakar pada peleburan logam
sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka
2 dengan cara;
a. Limbah 83 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I huruf B sebelum diterima dan
dimanfaatkan wajib memenuhi kriteria:
1) kandungan kalori paling sedikit 2.500 (dua
ribu lima ratus) kilo kalori per kilogram;
2) kandungan Sulfur (S) paling banyak 1% (satu
persen);
3) kandungan air (moisture) paling banyak 15%
(lima belas persen);
4) kandungan total organik halida (TOX) sebagai
Florida (F) dan Klorida (C1) palin g banyak 2o/o
(dua persen) dari berat basah; dan
5) kandungan PCBs (Polychlorinated Bipenyts\
paling banyak 2 pprn (dua part per milion);
b. Limbah 83 fase cair dari truk tangki dipompa ke
dalam tangki loading bahan bakar;
c. selanjutnya Limbah 83 fase cairditransfer
menggunakan pompa ke dalam drum persiapan
bahan bakar;
d. tungku pembakaran dipanaskan terlebih dahulu
menggunakan bahan bakar solar selama 30 (tiga
puluh) menit hingga mencapai suhu 2S00C (dua
ratus lima puluh derajat Celsius);
e. setelah suhu stabil Limbah 83 fase cair
kemudian diumpankan ke burner peleburan; dan
f. untuk Limbah 83 fase padat langsung
diumpankan pada burner peleburan;
4. Limbah 83 dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk
pembuatan produk dari peleburan logam yaitu ingot
timah putih (Sn), timah solder, seng (Zn), aluminium
(A1), tembaga (Cu), kuningan dan produk besi tuang
sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka
3 dilakukan dengan cara:
a. Limbah 83 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I huruf C dan D dilebur pada tungku
peleburan untuk peleburan timah (Sn) dan timah
solder dengan suhu 9O0-IOOO.C (sembilan ratus
sampai dengan seribu derajat Celsius) selama
+ 1,5 (lebih kurang satu setengah) jam
dilanjutkan peleburan pada tungku penyaringan
dengan suhu SOO"C (lima ratus derajat Celsius)
selama +1,5 (lebih kurang satu setengah)jam;
-B-

b. Limbah 83 sebagaimana tercantum dalam


Lampiran I huruf E dan F dilebur pada tungku
peleburan untuk peleburan seng (Zn) dan
aluminium (A1) dengan suhu 600-700oC (enam
ratus sampai dengan tujuh ratus derajat Celsius)
selama t1 (lebih kurang satu)jam;
c. Limbah 83 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I huruf G dan H dilebur pada tungku
peleburan untuk peleburan tembaga (Cu) dan
kuningan dengan suhu 800-900oC (delapan ratus
sampai dengan sembilan ratus derajat Celsius)
selama t2 (lebih kurang dua) jam;
d. Limbah 83 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I huruf I dilebur pada tungku kupola
dengan suhu 1200-1400oC (seribu dua ratus
sampai dengan seribu empat ratus derajat
Celsius) secara kontinu untuk peleburan logam
untuk pembuatan produk besi tuang;
e. Hasii peleburan berupa lelehan logam kemudian
dicetak menjadi ingot untuk jenis logam timah
(Sn), seng {Znl, aluminium (A1), tembaga (Cu),
dan kuningan, dan dicetak menjadi produk besi
tuang untuk jenis iogam besi
5. fasilitas dan peralatan yang digunakan dalam
kegiatan Pemanfaatan Limbah 83 sebagaimana
dimaksud pada angka 4, terdiri dari:
a. 4 (empat) unit tungku peleburan untuk
peleburan timah (Sn) dan timah solder;
b. 4 (empat) unit tungku peleburan untuk
peleburan seng (Zn\ dan aluminium (AI);
c. 3 (tiga) unit tungku peleburan untuk peleburan
tembaga (Cu) dan kuningan; dan
d. 1 (satu) unit tungku kupola untuk peleburan
logam untuk pembuatan produk besi tuang; dan
6. fasilitas pengendalian pencemaran udara yang
digunakan dalam kegiatan Pemanfaatan Limbah 83
sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan angka 4,
terdiri dari:
a. 3 (tiga) unit utet scrubber dengan kapasitas
masing-masing 50-70 Lljam (lima puluh sampai
dengan tujuh puluh liter per jam) untuk
peleburan timah (Sn), timah solder, seng (Zn),
aluminium (Al), tembaga(Cu) dan kuningan;
b. 1 (satu) unit wet scrubber dengan kapasitas 75-
10O Lljam (tujuh puluh lima sampai dengan
seratus liter per jam) untuk peleburan logam
untuk pembuatan produk besi tuang;
c. 1 (satu) unit cerobong dengan tinggi 12 rn (dua
belas meter) dan diameter 1 m (satu meter) untuk
penyaringan timah (Sn) dan timah solder;
-9-

d. 1 (satu) unit cerobong dengan tinggi 40 m (empat


puluh meter) dengan diameter atas 4O cm (empat
puluh sentimeter) dan diameter bawah 90 cm
(sembilan puluh sentimeter) untuk peleburan
timah (Sn) dan timah solder;
e. 1 (satu) unit cerobong dengan tinggi 25 m (dua
puluh lima meter) dengan diameter 60 cm (enam
puluh sentimeter) untuk peleburan tembaga (Cu)
dan kuningan; dan
f. 1 (satu) unit cerobong dengan tinggi 26 m (dua
puluh enam meter) dengan diameter atas 60 cm
(enam puluh sentimeter) dan diameter bawah 90
cm (sembilan puluh sentimeter) untuk peleburan
logam untuk pembuatan produk besi tuang.

KEDELAPAN Pengujian terhadap Limbah 83, produk hasil


Pemanfaatan Limbah B3 dan standar lingkungan dalam
melaksanakan kegiatan Pemanfaatan Limbah 83
sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka
4, dilakukan dengan ketentuan:

1. melakukan uji laboratorium untuk pemenuhan


kriteria Limbah 83 sebagai substitusi bahan baku
material agregat halus dan agregat kasar untuk
pembuatan batako dan/atau pauing block
sebagaimana tercantum dalam Amar KETUJUH
angka t huruf a paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun;
2. melakukan uji mutu (spesifikasi) produk batako
dengan hasil wajib memenuhi syarat kualifikasi
mutu kelas I sesuai SNI 03-0349-1989 tentang Bata
Beton untuk Pasangan Dinding untuk batako dan
bata ringan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun;
3. melakukan uji mutu (spesifikasi) produk paving
block dengan hasil wajib memenuhi syarat
kualifikasi mutu B sesuai SNI O3-Og6l-tgg6 tentang
Paving block untuk Pasangan Dinding untuk pavin[
block paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun;
4. melakukan uji Toxicitg Characteristic Leaching
Procedure (TCLP) terhadap produk batako dan/atau
paving block hasil Pemanfaatan Limbah 83 paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dengan
hasil wajib memenuhi baku mutu sebagaimana
Lampiran II Keputusan Menteri ini;
5. melakukan uji laboratorium untuk pemenuhan
kriteria Limbah 83 sebagai substitusi sumber energi
untuk bahan bakar pada peleburan logam
sebagaimana tercantum dalam Amar KETUJUH
angka 3 huruf a paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun;
- 10-

6. melakukan uji emisi udara di fasilitas cerobong


paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan dan
hasil uji emisi wajib memenuhi baku mutu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
Keputusan Menteri ini; dan
7. melakukan uji sebagaimana ahgka 1 sampai dengan
angka 6 dengan menggunakan laboratorium
terakreditasi atau telah menerapkan prosedur yang
telah memenuhi Standar Nasional Indonesia
mengenai tata cara berlaboratorium yang baik.

KESEMBILAN Pengelolaan lebih lanjut Limbah 83 yang dihasilkan dari


kegiatan Pemanfaatan Limbah 83 PT. Lut Putra Solder
sebagaimana Amar KEEMPAT angka 5, wajib dikelola
lebih lanjut oleh Penanggung Jawab Usaha dan/atau
Kegiatan dan/atau diserahkan kepada Pengolah Limbah
83 dan/atau Penimbun Limbah 83 yang telah
mendapatkan izin d.ari Menteri Lingkungan- Hidup dan
Kehutanan.

KESEPULUH Pencatatan dan pelaporan kegiatan Pemanfaatan


Limbah 83 sebagaimana dimaksud dalam Amar
KEEMPAT angka 6, dilakukan dengan ketentuan:
1. mencatat terus menerus terhadap:
a. uraian, kode limbah, jumlah dan sumber Limbah
83 yang dikumpulkan pada fasilitas
Pengumpulan Limbah 83 dalam satuan
ton/bulan (ton per bulan) ke dalam neraca
limbah sesuai dengan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV dan Lampiran V
Keputusan Menteri ini;
b. uraian, kode limbah, jumlah dan sumber Limbah
83 yang dimanfaatkan sebagai substitusi bahan
baku material agregat halus dan agregat kasar
untuk pembuatan batako dan/atau pauing btock
dalam satuan ton/bulan (ton per bulan);
c. uraian, kode limbah, jumlah dan sumber Limbah
83 yang dimanfaatkan sebagai substitusi sumber
energi untuk bahan bakar pada peleburan logam
dalam satuan ton/bulan (ton per bulan);
d. uraian, kode limbah, jumlah dan sumber Limbah
B3 yang dimanfaatkan sebagai bahan baku
untuk pembuatan produk dari peleburan logam
yaitu ingot timah putih (Sn), timah solder, seng
(Zn), aluminium (A1), tembaga (Cu), kuningan dan
produk besi tuang dalam satuan ton/bulan (ton
per bulan); dan
e. uraian, kode limbah, jumlah dan sumber Limbah
83 yang diserahkan kepada Pengolah Limbah 83
dan/atau Penimbun Limbah 83 berizin dalam
satuan ton/bulan (ton per bulan); dan
2. melaporkan tata kelola kegiatan Pemanfaatan
Limbah 83 paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
bulan dan dikirimkan kepada:
-11-

a. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui


Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah,
dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
b. Gubernur Jawa Tengah melalui Kepaia Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah; dan
c. Bupati Tegal melalui Kepala Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Tegal.
KESEBELAS Dalam melaksanakan kegiatan Pemanfaatan Limbah 83,
Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan dilarang:
1. melakukan Pemanfaatan Limbah 83 selain Limbah
83 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA;
2. menyerahkan Limbah 83 yang dikumpulkan dari
pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Amar
KEDUA kepada Pengumpul dan/atau pemanfaat
Limbah B3 lain;
3. memanfaatkan Limbah 83 yang tidak memenuhi
kriteria sebagaimana dalam Amar KETUJUH angka 2
huruf a, dan angka 3 huruf a;
4. melebihi baku mutu Toxicitg Characteristic Leacling
Procedure (TCLP) terhadap produk batako dan/atau
pauing block sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Keputusan Menteri ini;
5. melebihi baku mutu emisi udara sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Keputusan Menteri
ini; dan
6. menghasilkan produk yang tidak memenuhi syarat
kualifikasi mutu sebagaimana dimaksud dalam
Amar KEDELAPAN angka 2 dan angka 3.

KEDUABELAS Dalam pelaksanaan Izin Pengelolaan Limbah 83 untuk


kegiatan Pemanfaatan Limbah 83, sebagaimana
dimaksud dalam Amar KEEMPAT, Menteri menugaskan
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (ppLH) untuk
melakukan pengawasan.
KETIGABELAS Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Amar
KEDUABELAS dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan paling sedikit 1 (satu) tahun
sekali, atas pemenuhan seluruh kewajiban dalam
Keputusan Menteri ini.

KEEMPATBELAS Dalam ha1 berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana


dimaksud dalam Amar KETIGABELAS ditemukan
pelanggaran, dikenakan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

KELIMABELAS Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Amar


KEEMPATBELAS tidak membebaskan penanggung
Jawab Usaha dan/atau Kegiatan dari tanggung jawab
pemulihan fungsi lingkungan hidup.
-72-

KEENAMBELAS Penanggulangan dan pemulihan fungsi lingkungan


hidup dalam hal terjadi pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
dalam Amar KEEMPAT angka Z dilaksanakan sesuai
dengan peraturan p..rr1.rg-undangan a;r;,."
perkembangan ilmu pengetahmri d^, teiinologi.

KETUJUHBELAS Seluruh biaya penanggulangan dan pemulihan fungsi


lingkungan hidup dalam hal terjadi pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan frldup dibebankan
kepada Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan.

KEDELAPANBELAS Dalam hal Usaha danlatau Kegiatan berhenti beroperasi


secara permanen dan/atau lokasi pemanfaatan Limbah
83 dipindahkan, Penanggung Jawab Usaha dan/atau
Kegiatan wajib:
1. melaporkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan untuk memperoleh penetapan
penghentian kegiatan;
2. melakukan pemulihan lokasi Penyimpanan
Sementara, Pengumpulan, dan pemanfaatan Limbah
83, apabila telah terjadi pencemaran dan kerusakan
lingkungan; dan
3. menyerahkan Limbah 83 yang dimanfaatkannya
kepada pihak lain yang memiliki izin dari Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

KESEMBILANBELAS Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhidrig
sejak tanggal 22 Februari 2016 dan dapat diperpanjanf
dengan mengajukan permohonan perpanjangan - izii
kepada Menteri, paling lama 60 (enam putufr; hari
sebelum jangka waktu izin berakhir.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Juni2016
dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
HUKUM, KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

nTembusf,nxepadaYth.:+!:,.]f...t.1.
1. Sekretaris_Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya;
3. Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
4. Direktur Jenderat planologi x"r,ri"""; d; i"i"-r,Gi.""g"";
5. Kepala Badan Lingkungan Hidup provinsi Jawa rengln;
6. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal.
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: SK. 436lMenlhk/Setjen I PLB.3 I 6 I 2016
TENTANG
IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK
KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN tsERACUN ATAS
NAMA PT. LUT PUTRA SOLDER

A. URAIAN DAN KODE LIMBAH 83 SEBAGAI SUBSTITUSI BAHAN BAKU


MATERIAL AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR UNTUK PEMBUATAN
BATAKO DAN/ATAU PAVING BLOCK.
No. Kode Uraian Limbah
Limbah
1. 8309-3 Pasir foundry $and foundry) & debu cupola dari
peleburan besi dan baia
2. 8313-2 Slag yang dihasilkan dari proses produksi primer
dan/atau sekunder dari peleburan aluminium yang
dihasilkan dari kesiatan sendiri
3. 8314-1 Slag yang dihasilkan dari proses produksi primer
dan/atau sekunder dari peleburan seng lzn) yang
dihasilkan dari keeiatan sendiri
4. B40 1 Copper slaqyans. dihasilkan dari kegiatan sendiri
5. 8402 Steel slaa vans dihasilkan dari kesiatan sendiri
6. B404 Slaq ttrnah putih yans dihasilkan dari kegiatan sendiri
7. 8409 Flg ash dari proses pembakaran batubara pada fasilitas
pembanskitan listrik tenaqa uap PLTU
B, 84 10 Bottom ash dari proses pembakaran batubara pada
fasilitas PLTU
9. 84t7 Refraktori bekas vans dihasilkan dari fasilitas termal

B. URAIAN DAN KODE LIMBAH 83 SEBAGAI SUBSTITUSI SUMBER ENERGI


UNTUK UNTUK BAHAN BAKAR PADA PELEBURAN LOGAM.
No. Kode Uraian Limbah
Limbah
1. 8109d Filter bekas dari fasilitas pengendalian pencemaran
udara
2. 8105d Minyak pelumas bekas antara lain minyak pelumas
bekas hidrolik, mesin, gear, lubrikasi, insulasi, heat
transmission, grit chambers, separator dan/atau
campurannva
-
J. A307-3 Slop padatan emulsi minyak dari industri penyulingan
minyak bumi dan fasilitas penyimpanan minyak bumi
atau gas alam dari Kilang minyak dan gas bumi
_2- a

C. URAIAN DAN KODE LIMBAH E}3 SEBAGAI BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN
PRODUK DARI PELEBURAN LOGAM YAITU INGOT TIMAH PUTIH (Sn).
No. Kode Uraian Limbah
Limbah
]. E.404 Slas timah putih dari proses peleburan timah trutih ($n)

D. URAIAN DAN KODE LIMBAH 83 SEBAGAI BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN


PRODUK DARI PELEBURAN LOGAM YAITU TIMAH SOLDER.
No. Kode Uraian Limbah
Limbah
1. E323-4 Scrap timah solder dari Manufaktur, perakitan, dan
pemeliharaan kendaraan dan mesin
2. B329-2 Residu solder & fluxnya dari Rekondisi atau
remanufacturing barang elektronik
J. A329-6 Sludge proses produksi dari Rekondisi atau
remanufacturing barang elektronik
4. B 103d Lead scrap

E. URAIAN DAN KODE LIMBAH 83 SEBAGAI BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN


PRODUK DARI PELEBURAN LOGAM YAITU SENG (ZN).
No. Kode Uraian Limbah
Limbah
1. 8314- 1 Slag dan dross yang dihasilkan dari proses produksi
primer dan/atau sekunder dari Peleburan dan
penyempurnaan seng (Zn)

F. URAIAN DAN KODE LIMBAH 83 SEBAGAI BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN


PRODUK DARI PELEBURAN LOGAM YAITU ALUMINIUM (A1).
No. Kode Uraian Limbah
Limbah
1. 8313-2 Slag yang dihasilkan dari proses produksi primer
dan/atau sekunder dari peleburan aluminium

G. URAIAN DAN KODE LIMBAH 83 SEBAGAI BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN


PRODUK DARI PELEBURAN LOGAM YAITU TEMBAGA (CU).
No. Kode Uraian Limbah
Limbah
1. B40 1 Copper slag dari proses peleburan bijih tembaga
(smelter) dari proses primer dan sekunder.
2. 8312-2 Ash, dross, dan skimming dari proses peleburan
primer dan/atau sekunder dari Peleburan dan
pemurnian tembaga (Cu)

H. URAIAN DAN KODE LIMBAH 83 SEBAGAI BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN


PRODUK DARI PELEBURAN LOGAM YAITU KUNINGAN.
No. Kode Uraian Limbah
Limbah
1. B324-l Dross. slas dari Elektroplating dan Galvanis
-
-o-

I. URAIAN DAN KODE LIMBAH 83 SEBAGAI BAHAN BAKU UNTUK


PEMBUATAN
PRODUK DARI PELEBURAN LOGAM YAITU PRODUK BESI TUANG
No. Kode Uraian Limbah
Limbah
1. 8405 Iron concentrate dari proses peleburan bijih dan/atau
logam besi dan baja dengr.,
electric arc furnace (EAF') -.rrggunakan teknologi
2. 8406 ffio.o"a
besi dan baja dengan menggunakan teknologi eleCtric
arc furnace (EAF) dan/atau Droses reheatincr f,,.r.o..^
o. 830g-:1 uross darl peleburan besi dan baja
4. P'345-2 sluclge logam antara lain berupa serbuk, gram dari
ng minyik

dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN


HUKUM, KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

t i!, ' :t
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
\^! rl,-rrv rr\rr^1r REPUBLIK
IND.NESIA
N_o[on: SK. 436/ Menlhk/ Serjen/ pLB .s I 6 / 2016
TENTANG
IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN - BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK
KEGIATAN PEMANFAATAN iiira eAH SAHAN^ ;EdAroii oo"* BERACUN
ATAS
NAMA PT. LUT PUTRA SOLDER

P151YT1E5 DAN BAKU MUTU TCLP (TOXICITY CHARACTERISTIC LEACHING


-iieN
lllgcEDuRq PENGELo LAAN LIM BAH BAHAN eBRBAHAvA 3"ERACUN*
UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN iiM-BAFi sAAaN-B;BBAHo""o oo* BERACUN
PT. LUT PUTRA SOLDER

No ZAT PENCEMAR Baku Mutu TCLP (r.rrelL)


1. Arsen, As 0r5
2. Kadmium, Cd 0,15
3. Tembaga, Cu 10
4. Timbal, Pb 0,5
5. Merkuri, Hg o,05
6. Nikel, Ni
3,5
7. Selenium, Se 0,5
8. Perak, Ag 5
9. Seng, Zn 50

Keterangan:
Baku Mutu berdasarkan Lampiran III Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 1O1 Tahun 2Ol4 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.

i dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN


RO HUKUM, KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
'i ^Lsrrv rr'!r *r
REPUBLIIC INDONESIA ':r, : ' ,r, I ;
NOMOR: SK. 436l Menlhk/ Setjen/ pLB .S 6l 2Ot6
I
TENTANG
IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
KEGIATAN PEMA-NFAATAN UNTUK
T,TNITSAH NEHATV. EEBBAHAYA DAN BERACUN ATAS
NAMA PT. LUT PUTRA SOLDER ---

PARAMETER DAN BAKU MUTU EMISI KEGIATAN PEMANFAATAN


LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN PT. LUT PUTRA SOLDER

No. Parameter Baku Mutu Satuan


1. Amonia (NHs) 0,5 mglNms
2. Gas Klorin (Cl2) 10 mg/Nms
3. Hidrogen Klorida (HCl) 5 mg/Nps
4. Hidrogen Fluorida (HF) 10 mRlNms
5. Nitrogen Oksida (NOz) 1000 mg/Nm3
6. Partikulat s50 mg/Nma
$ulfur Dioksida (SOz) 800 mg/Nms
8. &!ql Sulfur Tereduksi (HzS) 35 mg/Nrns
9. Merkuri (Hg) 5 mg/Nme
10. Arsen (As) 8 mg/Nms
11. Antimon (Sb) 8 mg/Nms
t2. Kadmium (Cd) I mg/Nrne
13. seng (zn) 50 mg/Nrns
14. Timbal (Pb) 72 mg/Nms
15. Karbon Monoksida (CO) 100 mg/Nmo
16. Total Hidrokarbon (sebagai CH-) 35 mglNme
17. Kromium (Cr) 1 mg/Nms
Keterangan : 1.
laku Mutu angka 1 sampai dengan angka 14 berdasarkan Lampiran V
B Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995
lentang Baku Mutu Emisi Untuk Jenis Kegiatan Lain;
^ Baku
2' Mutu angkl 15 sampai dengan .rrgf,r" 17 berdasarkan Keputusa,
Kep-03/Bapedal/ogllggs tentang peisyaratan teknis pengolahan
_ Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; dan
3. Kadar maksimum baku mutu di atas dikoreksi terhadap 7% oksigen
(oz) untuk Baku
_M3tu angt<a i ";p; ;il; angka 14 dan to%
pksi_sen (oz) untuk Baku Mutu angka is den{an angka 17 pada
kondisi normal 25"C,760 mmHg. ""-p-"i

dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN


HUKUM, KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA
.-:
o
g lt
\o
z ES- H." N
E H 8,Etr
H 0.d *s .o
o
a r 6.v;i-
a U9
m
cg -'
#nE
boF
E
.J
!d
(n: z
,t,m
, r.t
mO
', L
ild
LU!
boZ
h0

17
-
t-"
L^ D
H
F!
J o nE
- zc kl
u6
z 6t
g z
'r.
ul
J
^g NE
Q-
M
E- J m L-l ba
,^!H
c!
z
z J
0"
f
,$, EHO
r- =E v F
I
o
Fi
) E !9J,:(
ci!5Cdo
€C
O.
z O o O
L
c6d.0\
H ?C
z 6
-(i 5H -
adF6
q
o
M td (g d E-nH d
fEl 5hrd
.:o d;i: c
F 3'>r - 0l LU Jr
trl m
&
z tr FK
o
H
Y,co5jj
H:: ! : z
a) z rncl)
HM fibH E \)a
h] o p, dFI ib m
ZH
z
IJ
F,.
s o qm
CY)
(s)( tr
lfld>,
H<d90
3
'ir
on
!
.i )z
o \-,/
(f)
d(g
Oo
id
c0 UOO .E U
z hl il
u.l

A-a
a
Fdo.
zz
M m
J MN XoX -: la
-M m
m F
z mE
l:J s r-'r
J L
(s -tr\l d
'ii.o
*e'E
ir^
E lar
?
EEl
HH E 5
a*i.{J
a
D z =1
Vd FH Z
'tq rx-x< 'o b
!dr,id
P. ZJ il _o
o - ru
o{
rd ZM
j 5rrl D M.:1
hnJ !u= L
?=l
cd
* .:El
!'l
o.trl
M EA J
rr;;b >M
!F
a
;gg #*
rn
z OA md
M
(s
F ,(sl
z td '-,F
tr---ll
ts 'tr i! i,
H
H!
6=r
M.i!l
ri
ffF ccsX f tri6l
14{
u)
F m< s lu"*cD ., d ar
) ,=il a
\_c
tr'::
I:E 5
E bo
E?
AH JJ ,)
!Jd
FJi
Ea.c e -F
frl
nd ZL
ad lr@
F :! dd
.=Bbo^
G -a
#H; .ls^ P-
A c,
(r)
ca -q esi fr. lEc !6
^as 3i
otr)! q tr(!
ts > !.'5 9/i1:
.y],
,dJ= x
.!
b! 9EcD
cd
lJ^ U* tsH m H+ CcO
0.N ts-o tro ),E- o F^N
<L; f! gil
E ; g\ts
F] i.LF
z 2 Fffi
f;; Hs
d -^J
J ,;if li.
-6EX:!
=
E c I lc.r
*Eg
tu *Ex E
fl,:t
'1NV)
rd D cdo r
&
u z Ets
5 E.E
a=:
E ;#F!'.H
mo
b:T Ho
zt 2S H g +:
* E tr =G SqFE Si. d
x
3S dE m
rd

t<
k
a
bCI
d6

'Y;r
trfo:
'" d.o
E^u=
-!u4,.
E-j9cqP
r.= l%* z!
H
a
J H
H3 H5 F-
F
{d
M
(/)H
;x
-C.rc{
r 3.u
VtFF
lxsi d
tr>
(6*1
t? "TEE EEig
EE
E>, 4n
=fr g=
-O,l l

lft
E
L<.
lm' ue€
d-llH
cO
O
,: u/ir
d;
o(-
;6<
f;:r_q
o d tr
Ph:-
n \PX<-
k -
(U
E
PE
6D
tr,
tr d-6 H c.-: X
6H oo
>+ 3?
E
=
=
l<
rEE E
5
icidoX
E
Xr s
n EE
F.fs
*.rifN
e F ol,
-'dil
E EFS
qo
=tw
'a H,
Zz; C<
tz
l5 _ca sEeE .Ei&fr
?fi?oI3 ta
t<
l=
EE 3
6 c5
5.1
c0

ca
--^9-r-?
E:E+eHiI$
--ocOdlE-r)icd
c9tsihHq.qi.Ea
HgSEHH G F -- AH
H;ftE_e>o8S6
LU O
^
L
o
z J HBfi
o_^
sd;;38;
X3s! 9 s.E-
=gEFKH
LAMPIRAN V
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: SK. 436l Menlhk/ Setjen/ pLB.S I 6 I 20t6
TENTANG
IZiN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK
KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ATAS
NAMA PI. LUT PUTRA SOLDER

FORMAT NERACA PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


lr
Nama : PT. LUT PUTRA SOLDER
Perusahaan
Bidang :

usaha
Periode :

waktu

Data-data tersebut di atas diisi deng; sebenar-benarnya sesuai dengan m


Mengetahui,
"''o' u
eirr"t p.*.rrr".ni

uai dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN


IRO HUKUM, KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Anda mungkin juga menyukai