Anda di halaman 1dari 22

Perencanaan gelagar Induk

Perhitungan Pembebanan

A. Beban mati

Berat sendiri gelagar induk (faktor beban = 1,1)

Berat sendiri gelagar Induk, gelagar Memanjang, gelagar Melintang,

ikatan angin, pengaku melintang atas. Didalam menghitung berat sendiri

penyusun tidak menggunakan rumuspendekatan,tetapi menggunakan bantuan

komputer untuk menghitung berat sendiri (STAAD Pro → self weight).

Berat lantai kendaraan (qd plat lantai kendaraan = 1032,33)

G4 = (b × L× qd)

= (6,2 ×50 ×1032,33)

= 320022,3 kg

Berat lantai trotoir (qd plat lantai trotoar = 1970,928)

G5 = (2b × L ×q)

= ((2 × 0,40) × 50 × 1970,928) = 78837,12 kg

Pipa Sandaran

Faktor beban 1,1 SNI 1725;2016, hal 14

Menggunakan pipa baja dengan diameter 76,3 mm = 7,63 cm

Berat (G) = 5,08 Kg/m

Tebal (t) = 2,8 mm = 0,28 cm

G6 = (qu× n × L × 1,1)

= (5,08 × 4 ×50 × 1,1) x 2

= 2235.2 kg

78
Beban mati yang dipikul oleh tiap gelagar induk :

401094,62
G= Gtotal = = 200547,31 kg
2 2

Beban mati ,yang diterima tiap titik buhul tengah :

P1= G = 200547,31 = 20054,731 kg


10 10

Beban mati yang diterima tiap titik buhul tepi :

P2= P1 = 20054,731 = 10027,366 kg


2 2

B. Beban hidup

Beban Lajur D

 Beban terbagi rata

Berdasarkan SNI 1725:2016 halaman 39, besarnya beban terbagi rata

bergantung pada panjang bentangan dari jembatan.

Untuk panjang bentang (L) = 50 m, maka intensitas beban terbagi rata

dapat dihitung menggunakan rumus dengan factor beban (2,00)

sebagai berikut :

15
q  9,0  (0,5  )kpa
L

15
q  9,0  (0,5  )kpa
50

q  7,2kPa  720kg / m2

79
720
Beban 100 % , q =  5,5  2 100%
2,75

= 2880 kg/m

720
Beban 50 % , q =  2  0,35 2  50%
2,75

= 183,273 kg/m

Maka:

• Beban yang diterima gelagar induk sepajang L = 50 m adalah :

Qt= (q100 %  q50% )  L


2

(2880  183,273)
=  50
2

= 76581.825 kg

• Beban hidup yang diterima tiap titik buhul tengah

Qt 76581.825
Qu= = = 7658,1825 kg
 titik buhul 10

• Beban hidup yang diterima tiap titik buhul tepi

Qu 7658,1825
Qu= = = 3829,091 kg
2 2

 Beban garis (P)

• Berdasarkan SNI 1725:2016 halaman 39, besarnya intensitas beban

garis (P) = 49 kN/m = 4900 kg/m, dengan faktor beban 2,0.

• Besarnya faktor beban dinamis untuk L = 50 m, dapat diperoleh

dari grafik FBD berikut ini.

80
Gambar 4. 20 Faktor beban dinamis untuk BGT untuk pembebanan lajur
“D”

Berdasarkan grafik tersebut diatas, maka besarnya nilai FBD untuk

panjang bentang (L) = 50 m adalah = 0,4.

K = 1 + FBD

= 1 + 0,4 = 1,4

• Beban garis P = 4900 kg/m

Pu = 4900 × 2,0 = 9800 kg/m

9800
P1 u (100%) = 1,4 100% = 4989,091 kg/m
2,75

9800
P1u (50%) = 1,4  50% = 2494,545 kg/m
2,75

Beban hidup trotoar

Berdasarkan SNI T 02-2005,hal 27. Beban hidup trotoir diambil

sebesar 5 kPa = 500 kg/m2 dengan faktor beban sebesar 1,8.

 P = 500 × 2 × 0,4 × 50 × 1,8

= 36000 kg

81
 Beban hidup trotoar yg dipikul oleh tiap gelagar induk:

Ptotal
Pt = (2 =jumlah gelagar induk)
2

36000
=
2

= 18000 kg

 Beban hidup trotoar yang bekerja tiap titik buhul tengah :

Ptl
Pu=
10

18000
= = 1800 kg
10

 Beban hidup trotoar yang bekerja tiap titik buhul tepi :

Ptl
Pu =
2

1800
=
2

= 900 kg

82
Gaya rem

Berdasarkan RSNI T – 02 – 2005 halaman 26, besarnya nilai gaya rem

tergantung pada panjang bentang jembatan (L) dengan faktor beban

1,8.

Gambar 4. 21 Grafik Gaya Rem Per Lajur 2,75 m


Berdasarkan grafik diatas, untuk jembatan dengan bentang L = 50 m,

maka gaya rem sebesar = 120 kN = 12000 kg.

• Gaya rem yang dipikul tiap gelagar induk :


PR = P x 1,8
2
12000 1,8
=
 
 2 
= 13500 kg
• Gaya rem yang dipikul tiap titik buhul tengah :
PR
P1u =
10
13500
= = 1350 kg
10
• Gaya rem yang dipikul tiap titik buhul tepi :
u
u P
1
P2 =
2
1350
= = 675 kg
2

83
Beban Angin

- Angin harus dianggap bekerja secara merata pada seluruh

bangunan atas; Apabila suatu kendaraan sedang berada diatas

jembatan, beban garis merata tambahan arah horisontal harus

diterapkan pada permukaan lantai seperti diberikan dengan

rumus:

TEW1 = 0,0012 . Cw . (Vw)2 × Ab

- Gaya nominal ultimate dari gaya layan jembatan akibat angin

tergantung kecepatan angin rencana seperti berikut :

Tew2= 0.0006× Cw×(Vw)2× Ab

Vw = Kecepatan angin rencana (m/dt) untuk keadaan batas yang

ditinjau .

Cw = Koefisien seret (untuk bangunan atas rangka Cw = 1,2)

Ab = Luasan koefisien bagian samping jembatan (m2)

Luas ekuivalen bagian samping jembatan adalah luas total bagian

yang masif dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. Untuk

jembatan rangka luas ekivalen ini dianggap 30 % dari luas yang dibatasi

oleh batang-batang bagian terluar.

Beban angin jembatan tergantung pada kecepatan angin rencana:

Tabel 4. 6 Kecepatan angin rencana


LOKASI
Keadaan Batas Sampai 5 km dari pantai >5 km dari pantai
Daya Layan 30 m/s 25 m/s
Ultimit 35 m/s 30 m/s

84
A. Peninjuan beban angin pada rangka jembatan saat ada kendaraan.

Gambar 4. 22 Beban Angin Pada Sisi Kendaraan dan saat tidak ada
kendaraan

Perhitungan nilai Tew untuk setiap luasan rangka yang terkena angin,

- Nilai TEW untuk angin tekan 15% , dan nilai TEW untuk angin hisap

7,5% dan pada kendaraan 100%.

TEW1 = 0,0012 × Cw × (Vw)2

= 0,0012× 1,2 × (30)2

= 1,296 kN = 129,6 kg

Luas beban tekanan angin:

Gambar 4. 23 Luas beban angin pada gelagar induk

85
Gaya yang terjadi pada setiap titik :

• Titik P1

P1 = P11 = Luas daerah A

1
  2,51,74
2

= 2,175 m2

• Titik P2

P2= P10 = Luas daerah B


 (1,74  3,06)   (3,06  3,751)  2,5
 = 14,513 m2
= 2
 2,5   2
   

86


• Titik P3

P3= P9= Luas daerah C

 (3,751  5,311)  2,5   (5,311  7,42)  2,5


=    

 2   2 

= 25,4 m2

• Titik P4


P4= P8= Luas daerah D

 (5,94  6,94)  2,5   (6,94  7,42)  2,5


=    

2   2 

= 34 m2

87
• Titik P5

P5= P7= Luas daerah E


 (7,42  8,00) 
 2,5  2,5  8,00
=  

2 

= 39,3 m2

• Titik P6

P8 Luas daerah H

=8×5

= 40 m2

88
Tabel 4. 7 Luas bidang yang terkena angin

AREA LUAS ( M2 )
P1 2,175
P2 14,513
P3 25,4
P4 34
P5 39,3
P6 40
P7 39,3
P8 34
P9 25,4
P10 14,513
P11 2,175

• Total luas bidang ( Ab ) yang terkena angin adalah 541,552 m2

B. Peninjuan beban angin pada rangka jembatan saat tidak ada

kendaraan.

Nilai TEW untuk angin tekan 30% , dan nilai TEW untuk angin hisap 15%

- TEW2tekan(p1=p11)= 0,0006 × Cw × (Vw)2 × Ab × 30%

= 0,0006× 1,2 × (30)2 × 2,175 × 30%

= 0,42282 kN = 42,282 kg

- TEW2hisap(p1=p11) = 0,0006 × Cw × (Vw)2 × Ab × 15%

= 0,0006× 1,2 × (30)2 × 2,175 × 15%

= 0,21141 kN = 21,141 kg

89
Untuk perhitungan nilai Tew2 luasan lainnya dapat dilihat pada tabel

Tabel 4. 8 Perhitungan nilai Tew2


Tewhisap (kg) =
Tewtekan (kg) = 0,0006 × Cw ×
Ab (Vw)² =
Area
(m²)
Cw
30² m/s
0,0006 × Cw × (Vw2) × Ab ×
(Vw2) × Ab × 30% 15%

P2 = P12 =
P10 =P20 14,513 1,2 900 282.1327 141.0664
P3 = P13 =
25,4 1,2 900 493.776 246.888
P9 = P19

P4= P14 =
34 1,2 900 660.96 330.48
P8 = P18
P5 = P15 = 381.996
39,3 1,2 900 763.992
P7 = P17

P6 = P16 40 1,2 900 777.6 388.8

- Reaksi beban angin arah vertikal yang diterima oleh gelagar

induk(P1 = P11)

∑MB =0

RA× b = TEW1 × ½ × h1 + TEW2 × ½ × h2

RA× 7,0 = 129,6 × ½ × 1,0 + 42,282 × ½ × 3,033

7,0 RA = 64,8 × 1,0 + 21,141 × 3,033

= 128,921 kg

RA = 18,417 kg

- Reaksi beban angin arah vertikal yang diterima oleh gelagar

induk(P2 = P10)

∑MB = 0

RA×b = TEW1 × ½ × h1 + TEW2 × ½ ×h2

RA×7,0 = 129,6 × ½ × 1,0 + 282.1327 × ½ × 5,311

90
7,0 RA = 64,8 × 1,0 + 141,066 × 5,311

= 814,004 kg

RA = 116,286 kg

- Reaksi beban angin arah vertikal yang diterima oleh gelagar

induk(P3 = P9)

∑MB = 0

RA× b = TEW1 × ½ × h1 + TEW2 × ½ × h2

RA× 7,0 = 129,6 × ½ × 1,0 + 493.776 × ½ × 6,944

7,0 RA = 64,8 × 1,0 + 246,884 × 6,944

=1779,190 kg

RA = 254,170 kg

- Reaksi beban angin arah vertikal yang diterima oleh gelagar

induk(P4 = P8)

∑MB = 0

RA× b = TEW1 × ½ × h1 + TEW2 × ½ × h2

RA× 7,0 = 129,6 × ½ × 1,0 + 660.96 × ½ × 8,0

7,00 RA = 64,8 × 1,0 + 330,480 × 8,00

= 2643,84 kg

RA = 377,691 kg

91
- Reaksi beban angin arah vertikal yang diterima oleh gelagar

induk(P5 = P7)

∑MB = 0

RA× b = TEW1 × ½ × h1 + TEW2 × ½ × h2

RA× 7,0 = 129,6 × ½ × 1,0 + 763.992 × ½ × 8,0

7,0 RA = 64,8 × 1,0 + 3055,968

= 3120,768 kg

RA = 445,824 kg

- Reaksi beban angin arah vertikal yang diterima oleh gelagar

induk(P6)

∑MB = 0

RA× b = TEW1 × ½ × h1 + TEW2 × ½ × h2

RA× 7,0 = 129,6 × ½ × 1,0 + 777.6 × ½ × 8,0

7,0 RA = 64,8 × 1,0 + 3110

= 3175,2 kg

RA = 453,6 kg

Beban Gempa

Factor beban ultimit KEQ = 1,0

- Metode Statik Ekivalen

Beban gempa Rencana dihitung dengan rumus:

TEQ = Kh × I × W t
Kh =C×S

TEQ = Gaya geser dasar total pada arah yang ditinjau (kN)

Kh = Koefisien beban gempa horisontal


92
I = Faktor kepentingan

Wt = Berat total jembatan yang berupa berat sendiri dan beban mati

tambahan = PMS + PMA kN

C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan

kondisi tanah

S = Faktor tipe struktur yang berhubungan dengan kapasitas

penyerapan energy gempa (daktilitas) dari struktur jembatan.

Waktu getar struktur dihitung dengan rumus :

T = 2 * π * √ [ WTP / ( g * KP ) ]

WTP = berat sendiri struktur dan beban mati tambahan (kN)

g = percepatan grafitasi (= 9.81 m/det2)

KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang

diperlukan untuk menimbulkan satu satuan lendutan (kN/m)

Gambar 4. 24 Peta Zonasi Gempa Indonesia

93
Gambar 4. 25 Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa 5 (Ruteng)

Waktu getar alami, T = 0,662 detik

Kondisi tanah dasar batuan dengan kategori D. Lokasi di wilayah gempa : Zone-5

maka, C = 0.25

Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis berupa beton bertulang dan

bangunan atas bersatu dengan bangunan bawah), tetapi waktu getar strukturnya

cukup pendek sehingga struktur hanya dapat berperilaku daktail terbatas

(semi daktail), maka diambil faktor tipe bangunan, S = 2

Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C * S = 0.25 × 2 = 0,50

Untuk jembatan yang memuat > 2000 kendaraan / hari, jembatan pada jalan raya

utama atau arteri, tetapi terdapat route alternatif, maka diambil faktor kepentingan,

I = 1.0

94
TEQ = Kh × I × Wt

TEQy = 0.50 × Wt

= 0,50 × 401094,62 (berat total struktur)

= 20054,731 kg

20054,731
G = TtEQY = = 10027,366 kg
2 2

- Beban gempa ,yang diterima tiap titik buhul tengah :

G 10027,366
P1= = = 1002,737 kg
10 10

- Beban gempa yang diterima tiap titik buhul tepi :

P1 1002,737
P2= = = 501,369 kg
2 2

95
4.8.3 Perhitungan Statika

A. Skema pembebanan akibat beban mati

P1(tengah) = 20054,731 kg

½ P(tepi)= 10027,366 kg

B. Skema pembebanan akibat beban hidup

P1(tengah) = 7658,183 kg

½ P(tepi) = 3829,092 kg

C. Skema pembebanan akibat beban hidup trotoar

P1(tengah) = 1800 kg

½ P(tepi) = 900 kg

96
D. Skema pembebanan akibat gaya rem

P1(tengah) = 1350 kg

½ P(tepi) = 675 kg

E. Skema pembebanan akibat beban angin pada struktur

 Akibat beban angin atas

 Akibat beban angin bawah

97
F. Skema pembebanan akibat Beban Angin pada Kendaraan

G. Skema pembebanan akibat Beban Gempa

P1(tengah) = 1002,737 kg

½ P(tepi) = 501,369 kg

Lendutan gelagar induk

ƒada = didapat dari perhitungan analisa STAAD pro pada gelagar induk.

= 83,991 mm = 8,399 cm

L = 50 m = 5000 cm

1
Ƒijin = 240 L

1
 5000
= 240

= 20,833 cm

98
Kontrol:

Ƒijin > ƒada

20,833 cm > 8,399 cm ........................... (aman)

99

Anda mungkin juga menyukai