Anda di halaman 1dari 13

19

2.1. Definisi

Kolom adalah unsur vertikal


struktur yang berfungsi sebagai
pemikul gaya-gaya dari balok
dan/atau struktur di atasnya, dan
meneruskannya ke struktur atau
elemen struktur di bawahnya

Kolom harus memiliki


kekakuan dan kekuatan
yang cukup agar memenuhi
syarat sebagai unsur vertikal
struktur dengan fungsi
tersebut di atas

20

1
Untuk meningkatkan kemampuan bangunan
terhadap gaya lateral akibat gempa, pada
bangunan tinggi (high rise building) acapkali
unsur vertikal struktur menggunakan
gabungan antara kolom dengan dinding geser
(shear wall)

Hotma PS - Program Diploma TS UGM 21

kolom-kolom yang
dimanfaatkan sebagai
penyangga bak tandon air

22

2
2.2. Mekanisme Di dalam Kolom

Mekanisme yang dominan di dalam


struktur kolom
M V
a. Gaya Aksial Tekan
b. Momen Lentur akibat:
1. Pelenturan
2. Tekuk/buckling
c. Gaya Geser

Di dalam beberapa hal perlu


M dipertimbangkan pula efek puntiran
V

23

2.3. Asumsi-asumsi di dalam Disain


(pasal 12.2. SNI 03-2847-2002)

• Kuat unsur didasarkan pada perhitungan yang memenuhi syarat


keseimbangan dan kompatibilitas regangan
• Regangan baja tulangan dan regangan beton berbanding lurus dengan
jaraknya ke garis netral
• Regangan maksimum yang dapat dimanfaatkan di serat tepi tekan beton
adalah 0.003
• Kuat-tarik beton harus diabaikan
• Jika regangan baja tulangan nilainya kurang dari regangan lelehnya, maka
tegangannya harus mengikuti Hukum Hooke. Untuk regangan baja tulangan
yang nilainya lebih dari regangan lelehnya, maka tegangannya adalah fy
• Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan beton boleh
diasumsikan berbentuk persegi, trapesium, parabola, atau bentuk lainnya
yang menghasilkan perkiraan kekuatan yang cukup baik jika dibandingkan
dengan pengujian

24

3
2.3. Asumsi-asumsi di dalam Disain
Tegangan dan regangan bajatulangan
titik leleh awal
f=P/A titik leleh akhir
titik puncak

P titik patah
P



fy
li
lo

P P

y  =  / lo
elastic strain hardening necking
region
plastic
region
25

2.3. Asumsi-asumsi di dalam Disain


Tegangan dan regangan bajatulangan

fy

PLASTIC REGION
f = fy

ELASTIC REGION
berlaku hukum Hooke
f =  . E
(E = modulus elastik)

y 

26

4
2.3. Asumsi-asumsi di dalam Disain
Tegangan dan regangan beton

Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan


tekan beton dapat diasumsikan sebagai berikut (pasal 12.2., SK
SNI 03-2847-2002):

cu = 0.003

Regangan a=.c
c
 = 0.85 untuk f’c < 30 MPa
 = 0.65 untuk f’c > 58 MPa

Tegangan Faktual  untuk 58 MPa > f’c > 30 MPa:


a  = 0.85 – 0.05 (f’c – 30)

0.85 fc’

Tegangan Ekuivalen
27

2.3. Asumsi-asumsi di dalam Disain


Konsep Perlawanan Penampang Terhadap Beban
P
l

l a. Regangan pada kolom akibat P

Pc Pc(max) = C . fc‘. Ac

b. Perlawanan oleh beton


P c = fc ’ . A c

Ps

Ps(max) = fy . Ast
c. Perlawanan oleh bajatulangan

P Max P = P0

Pc
c. Perlawanan oleh beton & bajatulangan
Ps

28

5
2.4. Diagram Interaksi
Adalah grafik yang menggambarkan pasangan
gaya aksial tekan (P) dan momen lentur (M)
yang dapat dipikul oleh suatu penampang
kolom beton bertulang
Pn
kapasitas
A [ 0 , Pno ] aksial murni

PATAH TEKAN

kapasitas
B [ Mnb , Pnb ]
seimbang
PATAH TARIK

Mn kapasitas
C [ Mno , 0 ] lentur murni
29

2.4. Diagram Interaksi

c > cb

PATAH
TEKAN
Pn
A [ 0 , Pno ]
TAMPANG c = cb
SEIMBANG

B [ Mnb , Pnb ] PATAH c < cb


TARIK

Mn
C [ Mno , 0 ]
30

6
Kapasitas Aksial Murni
(kolom yang menerima beban aksial sentris)

Ac = luas penampang beton


Ast = luas total penampang bajatulangan
O
Gaya Pn0 bekerja melalui titik O yaitu titik
tangkap resultan gaya-gaya internal
(plastic centroid), sehingga:

Pn0 Pno = (Ac – Ast). f’c + Ast . fy


= Ac . f’c + Ast . (fy – f’c)

Pn0 = Ac . f’c + Ast . (fy – f’c)

31

Kapasitas Lentur Murni


(kolom yang menerima lenturan murni)

Nilai c sedemikian hingga gaya-gaya internal di


dalam penampang dalam keadaan seimbang,
O sehingga Pn = 0

 T = C , sehingga Pn = C–T=0


d Nilai c diperkirakan dulu dengan asumsi-
asumsi tertentu.
c  Dengan kompatibilitas regangan diperoleh
0.003

si dan’si

Pn= 0  Dari si dan’si diperoleh fsi dan f’si


 Dari fsi dan f’si diperoleh Ti dan Ci. Dari c
juga dapat dihitung tegangan tekan beton
Cc.
 Jika  C–  T = 0, perkiraan nilai c benar.
 Selanjutnya Mno adalah  M terhadap titik
O (plastic centroid)
T T T T C CC
Cc 32

7
Kapasitas Lentur dan Aksial
(kolom yang menerima lentur dan aksial)

Untuk suatu nilai c tertentu, diperoleh pasangan


nilai Mn dan Pn., dengan Mn= Pn.e
O Ditetapkan/diketahui nilai c tertentu. Selanjutnya
dapat dilakukan analisis sebagai berikut:

 Dengan kompatibilitas regangan diperoleh


d si dan’si
c  Dari si dan’si diperoleh fsi dan f’si
0.003
 Dari fsi dan f’si diperoleh Ti dan Ci. Dari c
e juga dapat dihitung tegangan tekan beton
Pn Cc.
 Syarat kesetimbangan gaya-gaya vertikal
adalah F v Pn =  C –  T
=0, sehingga

 Selanjutnya Mn = Pn.e adalah  M


terhadap titik O (plastic centroid)
T T T C C CC
Cc 33

Contoh Soal

f’c = 25 MPa f’’c = 21.25 MPa


 = 0.85
400 fy = 300 MPa y = 0.0015

Akan dibuat diagram interaksinya dengan


12 D 19 400 mencari nilai-nilai berikut:
1. Nilai Pn0
2. Nilai Pnb dan Mnb
50 50 3. Nilai Mn dan Pn untuk c < cb
100 100 100
Nilai Mn dan Pn untuk c > cb
350
4. Nilai Mn0

34

8
Contoh Soal

1. Mencari nilai Pn0

Ac = 400 x 400 = 160000 mm2


400
Ast = 12 (283.5) = 3402 mm2

12 D 19 400 Pn0 = 160000 (21.25) + 3402 (300 -21.25)


= 160000 (21.25) + 3402 (300 -21.25)
= 4348307.5 N
= 4,348.308 kN
50 50
100 100 100

350
Pn0 = 4,348.308 kN

35

Contoh Soal

2. Mencari nilai Pnb dan Mnb

400
600
cb = d = 233.333 mm
600 + fy
ab = . cb = 198.333 mm
12 D 19 400

Analisis selanjutnya dilakukan dengan


menggunakan Tabel berikut ini
50 50
100 100 100

350

36

9
2. Mencari nilai Pnb dan Mnb

c = cb = 233.333 mm
a = ab =  cb = 198.333 mm
Tegangan
1 2 3 4 Lapis n x
(mm)
D
(mm)
As
(mm2)

(f), MPa
beton -21.25
4 4 50 19 1134 -0.00236 -278.750
3 2 150 19 567 -0.00107 -193.036
2 2 250 19 567 0.00021 42.857
1 4 350 19 1134 0.00150 300.000

50 50
100 100 100

350 250 150 50 0


0.00107

0.00236

0.003
0.0015

0.000214

37

2. Mencari nilai Pnb dan Mnb

c = cb = 233.333 mm
a = ab =  cb = 198.333 mm
Tegangan
1 2 3 4 Lapis n x
(mm)
D
(mm)
As
(mm2)

(f), MPa
beton -21.25
4 4 50 19 1134 -0.00236 -278.750
3 2 150 19 567 -0.00107 -193.036
2 2 250 19 567 0.00021 42.857
1 4 350 19 1134 0.00150 300.000

Gaya Internal Lengan ke O Momen Internal Mn


Gaya
50 50 (N) (mm) (Nmm)
100 100 100 Cc -1,685,833.093 100.8333 169,988,194.043

350 250 150 50 0 Cs4 -316,134.542 150 47,420,181.261


Cs3 -109,462.313 50 5,473,115.664
Cs3 Cs4
Cs2 24,302.515 50 1,215,125.762
Cs1 340,234.484 150 51,035,172.658
Total -1,746,892.948 275,131,789.388
O
O = point of plastic centroid

Ts1 Ts2 Cc h/2 – 0,85 cb/2


38

10
3. Mencari nilai Pn dan Mn untuk nilai c<cb dan c>cb

Tabel analisis untuk c = 100 mm

Gaya Internal Lengan


x D As Tegangan Momen Internal Mn
Lapis n  ke O
(mm) (mm) (mm2) (f), MPa (N) (mm) (Nmm)

beton -21.25 -722,500.000 157.5 113,793,750.000


4 4 50 19 1134 -0.00150 -278.750 -316,134.542 150 47,420,181.261
3 2 150 19 567 0.00150 300.000 170,117.242 -50 -8,505,862.110
2 2 250 19 567 0.00450 300.000 170,117.242 50 8,505,862.110
1 4 350 19 1134 0.00750 300.000 340,234.484 150 51,035,172.658

Pn = -358,165.573 Mn = 212,249,103.919

Tabel analisis untuk c = 250 mm

Gaya Internal Lengan


x D As Tegangan Momen Internal Mn
Lapis n  ke O
(mm) (mm) (mm2) (f), MPa (N) (mm) (Nmm)

beton -21.25 -1,806,250.000 93.75 169,335,937.500


4 4 50 19 1134 -0.00240 -278.750 -316,134.542 150 47,420,181.261
3 2 150 19 567 -0.00120 -218.750 -124,043.822 50 6,202,191.122
2 2 250 19 567 0.00000 0.000 0.000 50 0.000
1 4 350 19 1134 0.00120 240.000 272,187.588 150 40,828,138.126

Pn = -1,974,240.777 Mn = 263,786,448.009

39

4. Mencari nilai Mn0 (kapasitas lentur murni)

c
Diperkirakan garis netral berjarak c dari serat tepi tekan,
dengan 150 mm > c > 50 mm.
1 2 3 4
Diperkirakan bajatulangan lajur 1,2,3 (bajatulangan
tarik) leleh, sedangkan bajatulangan lajur 4 (baja-
tulangan tekan) tidak leleh.

c - 50
f’s4 = ’s4 . Es = . 0.003 . 200000 – 21.25
c
= 578.75 – (3000 / c) MPa
50 50
100 100 100 Cs4 = As4 . f’s4 = ( 680468 – 34023448 / c) N
350 250 150 50 0
Cc = a.b.f”c = c (400)(21.25) = (7225 c) N

Ts = (As1 + As2 + As3 + As4). fs =2721875.875 N


’s4
s1 s2 s3
0.003

40

11
4. Mencari nilai Mn0 (kapasitas lentur murni)

c
Dari Cc + Cs4 = Ts, diperoleh persamaan berikut:

1 2 3 4 7225 c2 - 24099.94264 c - 34023448.44 = 0


Nilai c yang memenuhi syarat adalah : c = 70.3112 mm

Dengan c = 70.3112 mm, diperoleh Mno sebagai berikut

As Tegangan Gaya Internal Lengan ke Momen Internal Mn


Lapis 
(mm2) (f), MPa (N) O (mm) (Nmm)

Beton -21.25 -507,998.171 170.118 86,419,553.217


Cs4 1134 -0.00087 -152.076 -172,470.798 150 25,870,619.663

50 50 Ts3 567 0.00340 300.000 170,117.242 -50 -8,505,862.110


100 100 100 Ts2 567 0.00767 300.000 170,117.242 50 8,505,862.110
Ts1 1134 0.01193 300.000 340,234.484 150 51,035,172.658
350 250 150 50 0
0 163,325,300.538

Mn0 = 163.325 kNm


’s4
s1 s2 s3
0.003

41

5. Pasangan Pn dan Mn lainnya untuk c<cb dan c>cb


Untuk lebih meningkatkan validitas Diagram Interaksi, dianjurkan penambahan 2
hingga 3 titik lagi. Berikut analisis titk-titik tambahan yang diperlukan
Tabel analisis untuk c = 100 mm

x D As Tegangan Gaya Internal Lengan ke O Momen Internal Mn


Lapis n 
(mm) (mm) (mm2) (f), MPa (N) (mm) (Nmm)
beton -21.25 -1,083,750.000 136.25 147,660,937.500
4 4 50 19 1134 -0.00200 -278.750 -316,134.542 150 47,420,181.261
3 2 150 19 567 0.00000 0.000 0.000 -50 0.000
2 2 250 19 567 0.00200 300.000 170,117.242 50 8,505,862.110
1 4 350 19 1134 0.00400 300.000 340,234.484 150 51,035,172.658

Pn = -889,532.815 Mn = 254,622,153.528
Tabel analisis untuk c = 300 mm

x D As Tegangan Gaya Internal Lengan ke O Momen Internal Mn


Lapis n 
(mm) (mm) (mm2) (f), MPa (N) (mm) (Nmm)
beton -21.25 -2,167,500.000 72.5 157,143,750.000
4 4 50 19 1134 -0.00250 -278.750 -316,134.542 150 47,420,181.261
3 2 150 19 567 -0.00150 -278.750 -158,067.271 50 7,903,363.543
2 2 250 19 567 -0.00050 -78.750 -44,655.776 -50 -2,232,788.804
1 4 350 19 1134 0.00050 100.000 113,411.495 150 17,011,724.219

Pn = -2,572,946.094 Mn = 227,246,230.220
42

12
Contoh Soal

f’c = 25 MPa
Hasil analisis beberapa titik penting secara
fy = 300 MPa rinci ditabelkan sebagai berikut:
400 No c (mm) Pn (kN) Mn (kNm)
1 ~ 4,348.308 0
2 300 2,572.946 227.2462
12 D 19 3 250 1,974.241 263.7864
400
4 233.3333 1,746.893 275.1318
5 150 889.533 254.6222
6 100 358.166 212.2491
7 70.3112 0 163.3254
50 50
100 100 100
Selanjutnya hasil-hasil tersebut digambarkan
350
dalam bentuk Grafik/Diagram Interaksi

43

Contoh Soal Pn (kN)


f’c = 25 MPa 5,000
fy = 300 MPa

400 4,000
No c (mm) Pn (kN) Mn (kNm)
1 ~ 4,348.308 0
3,000 2 300 2,572.946 227.2462
12 D 19 3 250 1,974.241 263.7864
400
2,000
4 233.3333 1,746.893 275.1318
5 150 889.533 254.6222
6 100 358.166 212.2491
1,000 7 70.3112 0 163.3254
50 50
100 100 100

350 0
100 200 300
Mn (kNm)

Diagram Interaksi

44

13

Anda mungkin juga menyukai