Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 4

PKWU

NAMA : KRISTO YIANUS REGI

KELAS : XII IPS 3

1. Cari di Internet cara membuat kerajinan anyaman dari bahan baku yang banyak
tedapat di flores. Dari alat dan bahan lalu proses pembuatannya sampai menjadi
barang jadi.
1) Anyaman dari Flores Timur
Ada empat bentuk anyaman dasar yang dibuat, yaitu sobe atau bakul besar, kaleka atau
tempat wadah kecil, pita sebagai tali anyaman, dan bentuk tikar.

a. Alat dalam proses pembuatan anyaman


1) Parang ( pada saat mengambil daun lontar dari pohonnya)
2) Pisau (memisahkan tulang daun lontar yang keras )
3) Tacu atau dandang (proses pengawetan daun lontar pada air mendidih)
4) Ember ( proses pewarnaan daun lontar)
b. Bahan dalam proses pembuatan anyaman
1) Daun lontar
2) Air
3) Pewarna alami (kunyit, daun jati) dan pewarna lainnya seperti pewarna sintetis
dan tekstil
c. Cara Pembuatan
1) Tahap 1 pengambilan pucuk daun lontar yang ada di bagian paling atas pohon.
Ketinggian yang harus dipanjat pemanen sekitar 20 meter dengan menggunakan
bantuan tangga bambu. Pucuk diambil karena teksturnya yang masih lunak, dan
mengeluarkan warna kuning muda yang bagus untuk diwarnai kembali. Pucuk
daun tersebut akan tumbuh tiga minggu kemudian. Dari satu pucuk besar dapat
menghasilkan sekitar 30 lembar daun lontar yang dimanfaatkan menjadi
beragam jenis bentuk.
2) Tahap 2 pucuk daun muda tersebut disuwir atau dipisahkan dari tulang daunnya
yang keras. Ada beberapa jenis suwiran yang dilakukan, tergantung ukuran lebar
daun. Ada daun yang disuwir selebar satu sentimeter, ada yang dua sentimeter
dan lainnya.
3) Tahap 3 pengawetan, dengan cara merebus daun lontar yang sudah di suwir
kali dalam air mendidih selama dua kali. Pengawetan tersebut untuk membunuh
mikroba yang ada dalam daun, sehingga tidak mudah lapuk.
4) Tahap 4 pewarnaan. Tahapan pewarnaan untuk variasi produk. Warna yang
digunakan ada yang alami seperti daun jati dan kunyit, ada pula yang sintetis
dengan pewarna textil.
5) Daun yang sudah diawetkan dan diwarnai akan dijemur hingga kadar airnya nol,
dan siap di anyam. Ada empat bentuk anyaman dasar yang dibuat, yaitu sobe
atau bakul besar, kaleka atau tempat wadah kecil, pita sebagai tali anyaman, dan
bentuk tikar.
6) Berbagai hasil anyaman tersebut akhirnya masuk taham pengecekan kualitas
atau quality control. beberapa yang kurang rapi bisa dirapikan oleh tim
pengecekan, sedangkan yang tidak memungkinkan untuk dirapikan akan
digolongkan ke kualitas bawah.
7) Pemakaian atau penjualan produk yang dihasilkan

2) Anyaman dari Ende- Ende Lio


Ada banyak sekali bentuk anyaman yang dibuat oleh Warga masyarakat Ende Lio yaitu
Mbola, kadhengga, kidhe, kadho, wati, benga, kopa dan lainnya.
 Mbola , Ada 3 jenis
1. Mbola Rombo
Terbuat dari daun lontar dan bahan anyaman lainnya dengan empat sudut pada
dasarnya dan permukaannya berbentuk bulat dilengkapi dengan tagli, digunakan
untuk mengisi hasil tanaman dengan cara menjunjung di kepala oleh para wanita
Ende Lio.
2. Mbola Gata
Cara membuatnya seperti mbola rombo, hanya ukurannya lebih kecil digunakan
sebagai tempat padi, beras, jagung dalam wuru mana wai laki.
3. Nora
Bentuknya seperti mbola rombo hanya ukurannya besar dianyam dari daun
lontar atau wunu re’a, sebagai tempat untuk mengisi hasil panen seperti padi,
jagung, mete dll.

 Kadhengga
Terbuat dari daun lontar dengan dasar enam sudut, tingginya ±15 cm, digunakan
sebagai alat batu titi jagung dan menapis jagung yang sudah dititi menjadi 3 bagian
yaitu: Puϋ – weni – wuϋ atau kasar – halus –
bubuk.

 Kidhe
Dianyam dari kulit bambu dan bentuknya ceper dan bulat, permukaannya dianyam
dengan tali ngidho/ rata dan bulatan bila bambu agar menjadi kuat. Kegunaannya
untuk menapis beras/ padi dan juga digunakan sebagai payung disaat hujan.
 Kadho
Dianyam dari daun lontar dengan dasar enam sudut dan permukaannya berbentuk
gerigi, gunanya untuk mengisi nasi/ nasi jagung disaat makan. Dan kuahnya diisi
dengan tempurung sehingga menjadi istilah adat yaitu ke’a kadho yang berarti kaum
keluarga atau suku.

 Wati
Wati dianyam dari daun lontar atau bhoka au dengan bentuk enam sudut hingga
delapan sudut, dilengkapi dengan tutupannya dan gunanya untuk mengisi bekal,
bibit tanaman, benang dan bahkan emas murni. Sehingga dulu ada istilah wea se
wati (emas satu wati) Wati mempunyai bentuk sangat banyak dan adapula yang
bermotif diantaranya wati woga, wati robha, wati wuga dan lain-lain.

 Kopa
Bentuknya seperti peti, digunakan untuk menyimpan pakaian lambu, luka, lawo,
dianyam dari daun lontar dan bilah bambu yang dilengkapi dengan tutupannya dan
ada juga dinamakan kopa wuga.

a. Alat yang di perlukan dalam proses pembuatan


1) Parang (digunakan pada saat mengambil daun lontar, kulit bamboo, rotan dll sesuai
pilihan)
2) Pisau (digunakan untuk menyualng anyaman)

b. Bahan yang di perlukan


1) Daun lontar / kulit bambu / rotan dll
2) Air
3) Pewarna alami (kunyit, daun jati) dan pewarna lainnya seperti pewarna sintetis dan
tekstil

c. Cara pembuatan
1) Tahap 1 pengambilan pucuk daun lontar yang ada di bagian paling atas pohon.
Ketinggian yang harus dipanjat pemanen sekitar 20 meter dengan menggunakan
bantuan tangga bambu. Pucuk diambil karena teksturnya yang masih lunak, dan
mengeluarkan warna kuning muda yang bagus untuk diwarnai kembali. Pucuk daun
tersebut akan tumbuh tiga minggu kemudian. Dari satu pucuk besar dapat menghasilkan
sekitar 30 lembar daun lontar yang dimanfaatkan menjadi beragam jenis bentuk.
2) Tahap 2 pucuk daun muda tersebut disuwir atau dipisahkan dari tulang daunnya yang
keras. Ada beberapa jenis suwiran yang dilakukan, tergantung ukuran lebar daun. Ada
daun yang disuwir selebar satu sentimeter, ada yang dua sentimeter dan lainnya.
3) Tahap 3 pengawetan, dengan cara merebus daun lontar yang sudah di suwir kali dalam
air mendidih selama dua kali. Pengawetan tersebut untuk membunuh mikroba yang ada
dalam daun, sehingga tidak mudah lapuk.
4) Tahap 4 pewarnaan. Tahapan pewarnaan untuk variasi produk. Warna yang digunakan
ada yang alami seperti daun jati dan kunyit, ada pula yang sintetis dengan pewarna
textil.
5) Daun yang sudah diawetkan dan diwarnai akan dijemur hingga kadar airnya nol, dan
siap di anyam. Ada banyak sekali bentuk yang dihasilkan dari anyaman tersebut seperti
yang sudah di jelaskan sebelumnya.
6) Berbagai hasil anyaman tersebut akhirnya masuk taham pengecekan kualitas atau
quality control. beberapa yang kurang rapi bisa dirapikan oleh tim pengecekan,
sedangkan yang tidak memungkinkan untuk dirapikan akan digolongkan ke kualitas
bawah.
7) Pemakaian atau penjualan produk yang dihasilkan
NB: Untuk bahan utama penganyaman atau kerajinan bisa daun lontar, daun pandan hutan, rotan,
dll tapi untuk cara pembuatannya semua hampir sama.

Anda mungkin juga menyukai