PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare pada anak merupakan masalah kesehatan dengan angka
kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun. Masalah
ini memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai. Secara umum
penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati,
dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat
kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta
mengobati penyakit penyerta. Untuk memperoleh hasil yang baik maka
pengobatan harus rasional.
Sejak tahun 1992, secara umum, penyakit menular merupakan
sebab dari 37,2% kematian, diantaranya 9,8% tuberkulosa, 9,2% infeksi
saluran nafas dan 7,5% diare. Namun untuk kelompok usia 1 – 4 tahun,
diare merupakan penyebab kematian terbanyak ( 23,2% ) sedangkan
urutan ke dua (18,2%) penyebab kematian karena infeksi saluran nafas.
Dari data-data di atas menunjukan bahwa diare pada anak masih
merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan
rasional. Terapi yang rasional diharapkan akan memberikan hasil yang
maksimal, oleh karena efektif, efisien dan biaya yang memadai. Yang
dimaksud terapi rasional adalah terapi yang: 1) tepat indikasi, 2) tepat
obat, 3) tepat dosis, 4) tepat penderita, dan 5) waspada terhadap efek
samping obat.
Dari hasil pengamatan kami mendapatkan jumlah anak yang masuk
RS Budi Mulia Bitung dengan Gastroenteritis mencapai 49 anak pada
bulan Mei – 19 Juni 2008.
Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi.
Banyak dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain:
pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan
reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan
1
keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi
dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan
mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorpsi.
Dan bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya
dapat mengalami invasi sistemik. Beberapa cara penanganan dengan
menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit, pencegahan
dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap di
beberapa penelitian.
Namun secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk
mencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan
elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intoleransi, mengobati
kausa dari diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan
gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare
secara secara komprehensif, efisien dan efektif harus dilakukan secara
rasional. Secara umum terapi rasional adalah terapi yang : 1) tepat
indikasi, 2) tepat dosis, 3) tepat penderita, 4) tepat obat, 5) waspada
terhadap efek samping. Jadi penatalaksanaan terapi diare yang
menyangkut berbagai aspek didasarkan pada terapi yang rasional yang
mencakup kelima hal tersebut.
B. Tujuan
1. Mendeskripsikan teori medis dan keperawatan pada anak dengan
Gastroenteritis
2. Mendeskripsikan aplikasi Asuhan Keperawatan pada anak dengan
Gastroenteritis
3. Memberikan analisa perbandingan antara teori dan praktek Asuhan
Keperawatan pada anak dengan Gastroenteritis.
C. Manfaat
Melalui makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca,
sebagai berikut:
2
1. Sebagai bahan masukan bagi perawat dalam pelaksanaan Asuhan
Keperawatan pada anak dengan Gastroenteritis.
2. Sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan melaksanakan praktek
Keperawatan Anak selanjutnya.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan materi-materi yang
relevan dari buku dan internet.
2. Studi kasus, yaitu dengan mengaplikasikan Asuhan Keperawatan
secara langsung pada anak dengan Gastroenteritis di Ruang Sta.
Theresia RSU Budi Mulia Bitung.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah pendahuluan yang
terdiri latar belakang, tujuan, manfaat, metode dan sistematika. Bab II
adalah tinjauan pustaka yang terdiri dari definisi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan
terapeutik, pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi.
Bab III adalah aplikasi yang terdiri dari pengkajian, analisa data,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi.
Bab IV adalah pembahasan yang meliputi . Bab V adalah penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran. Dan makalah ini di akhiri dengan daftar
pustaka.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
B. Etiologi
Faktor Infeksi:
4
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinik
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
5
3. Kram abdominal
4. Demam
5. Mual dan muntah
6. Anoreksia
7. Lemah
8. Pucat
9. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
E. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Hipokalemi
3. Hipokalsemi
4. Cardiac dysrhrythmias akibat hipokalsemi dan hipokalsemi
5. Hiponatremi
6. Syok hipovolemik
7. Asidosis
F. Pemeriksaan Diagnostik
G. Penatalaksanaan Terapeutik
6
H. Pengkajian
1. Identitas klien.
6. Riwayat psikososial keluarga: dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu
sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak
mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit
anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
7. Kebutuhan dasar.
7
adanya nyeri akibat distensi abdomen.
8. Pemerikasaan fisik.
b. Pemeriksaan sistematik :
e. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan
melalui feses atau emesis.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.
3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang
menembus saluran gastrointestinal.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
5. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,
lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.
8
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang
pengetahuan.
f. Intervensi
Diagnosa keperawatan 1: Kurang volume cairan berhubungan dengan
kehilangan GI berlebihan melalui feses atau emesis.
Sasaran pasien1: Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan
mempertahankan hidrasi adekuat.
Intervensi Rasional
Beri larutan rehidrasi oral (LRO). Untuk rehidrasi dan penggantian
kehilangan cairan melalui feses.
Beri LRO sedikit tapi sering, Karena muntah, kecuali jika muntah itu
khususnya bila anak muntah. hebat, bukanlah kontraindikasi
untuk penggunaan LRO.
Berikan dan pantau cairan IV sesuai Untuk dehidrasi hebat dan muntah.
ketentuan.
Beri agens antimikroba sesuai Untuk mengobati patogen khusus yang
ketentuan. menyebabkan kehilangan cairan
yang berlebihan.
Setelah rehidrasi, berikan diet reguler Penelitian menunjukkan pemberian
pada anak sesuai toleransi. ulang diet normal secara dini
bersifat menguntungkan untuk
menurunkan jumlah defekasi dan
penurunan berat badan serta
pemendekan durasi penyakit.
Ganti LRO dengan cairan rendah Mempertahankan terapi cairan.
natrium seperti air, ASI, formula
bebas-laktosa, atau formula yang
mengandung setengah laktosa.
Pertahankan pencatatan yang ketat Mengevaluasi keefektifan intervensi.
terhadap masukan dan keluaran
(urin, feses, dan emesis).
9
Pantau berat jenis urin setiap 8 jam atau Untuk mengkaji hidrasi.
sesuai indikasi.
Timbang berat badan anak. Untuk mengkaji dehidrasi.
Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, Untuk mengkaji hidrasi.
membrane mukosa, dan status
mental setiap 4 jam atau sesuai
indikasi.
Hindari masukan cairan jernih seperti Karena cairan ini biasanya tinggi
jus buah, minuman berkarbonat, karbohidrat, rendah elektrolit dan
dan gelatin. mempunyai osmolalitas tinggi.
Instrusikan keluarga dalam Untuk menjamin hasil optimum dan
memberikan terapi yang tepat, memperbaiki kepatuhan terhadap
pemantauan masukan dan keluaran aturan terapeutik.
dan mengkaji tanda-tanda dehidrasi.
Hasil yang diharapkan: Anak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat.
Intervensi Rasional
Setelah dehidrasi, instrusikan ibu Karena hal ini cenderug mengurangi
menyusui untuk melanjutkan kehebatan dan durasi penyakit.
pemberian ASI.
Hindari pemberian diet dengan pisang, Karena diet ini rendah dalam energi dan
beras, apel, dan roti panggang atau protein terlalu tinggidalam
teh. karbohidratdan rendah elektrolit.
Observasi dan catat respon terhadap Untuk mengkaji toleransi pemberian
pemberian makan. makan.
Instrusikan keluarga dalam Untuk meningkatkan kepatuhan
memberikan diet yang tepat. terhadap program terapeutik.
10
Gali masalah dan prioritas anggota Untuk memperbaiki kepatuhan terhadap
keluarga. program terapeutik.
Hasil yang diharapkan: Anak mengkonsumsi nutrisi yang ditentukan dan
menunjukkan penambahan berat badan yang memuaskan.
Intervensi Rasional
Implementasikan isolasi substansi Untuk mencegah penyebaran infeksi.
tubuh atau praktek pengendalian
infeksi Rumah Sakit, termasuk
pembuangan feses dan pencucian
yang tepat, serta penanganan
specimen yang tepat.
Pertahankan pencucian tangan yang Untuk mengurangi resiko penyebaran
benar. infeksi.
Pakaikan popok dengan tepat. Untuk mengurangi kemungkinan
penyebaran feses.
Gunakan popok sekali pakai. Superabsorbent untuk menampung
feses dan menurunkan
kemungkinan terjadinya dermatitis
popok.
Upayakan untuk mempertahankan bayi Untuk mencegah penyebaran infeksi.
dan anak kecil dari menempatkan
tangan dan objek dalam area
terkontaminasi.
Ajarkan anak bila mungkin tindakan Untuk mengurangi resiko penyebaran
perlindungan seperti pencucian infeksi.
tangan setelah menggunakan toilet.
Instrusikan anggota keluarga dan
pengunjung dalam praktek isolasi,
11
khususnya mencuci tangan.
Hasil yang diharapkan: infeksi tidak menyebar ke orang lain
Intervensi Rasional
Ganti popok dengan sering. Untuk menjaga agar kulit tetap bersih
dan kering.
Bersihkan bokong perlahan-lahan Karena feses diare sangat mengiritasi
dengan sabun lunak, non alkalin, kulit.
dan air atau celupkan anak dalam
bak untuk pembersih yang lembut.
Beri salep seperti seng oksida (tipe Untuk melindungi kulit dari iritasi.
salep data bervariasi untuk setiap
anak dan memerlukan periode
percobaan).
Pajankan dengan ringan kulit utuh yang Untuk meningkatkan penyembuhan.
kemerahan pada udara jika
mungkin; Berikan salep pelindung Untuk memudahkan penyembuhan.
pada kulit yang sangat teriritasi atau
kulit terekskoriasi.
Hindari menggunakan tissue basah Karena akan menyebabkan rasa
yang dijual bebas yang menyengat.
mengandung alcohol pada kulit
yang terekskoriasi.
Observasi bokong dan perineum akan Sehingga terapi yang tepat dapat
adanya infeksi, seperti Candida. dimulai.
Berikan obat antijamur yang tepat. Untuk mengobati infeksi jamur kulit.
Hasil yang diharapkan: Anak tidak mengalami bukti-bukti kerusakan kulit
12
Sasaran pasien 1: Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.
Intervensi Rasional
Beri perawatan mulut dan empeng Untuk memberikan rasa nyaman.
untuk bayi.
Dorong kunjungan dan partisipasi Untuk mencegah stress yang
keluarga dalam perawatan sebanyak berhubungan dengan perpisahan
yang mampu dilakukan keluarga.
Sentuh, gendong, dan bicara pada anak Untuk memberikan rasa nyaman dan
sebanyak mungkin. menghilangkan stress.
Beri stimulasi sensoris dan pengalihan Untuk meningkatkan pertumbuhan dan
yang sesuai dengan tingkat perkembangan yang optimal.
perkembangan anak dan
kondisinya.
Hasil yang diharapkan 1: Anak menunjukkan tanda-tanda distress fisik atau
emosional yang minimal.
Hasil yang diharapkan 2: Keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak
mungkin.
Intervensi Rasional
Berikan informasi kepada keluarga Untuk mendorong kepatuhan terhadap
tentang penyakit anak dan tindakan program terapeutik, khususnya jika
terapeutik. seudah berada di rumah.
Bantu keluarga dalam memberikan rasa Untuk memenuhi kebutuhan anak dan
nyaman dan dukungan kepada anak. keluarga.
Izinkan anggota keluarga untuk Untuk mencegah penyebaran infeksi.
berpartisipasi dalam perawatan anak
sebanyak yang mereka inginkan.
Instrusikan keluarga mengenai Untuk menjamin pengkajian dan
13
pencegahan. pengobatan yang kontinu.
Atur perawatan kesehatan pasca Untuk pengawasan perawatan di rumah
hospitalisasi. sesuai kebutuhan.
Rujuk keluarga pada lembaga
perawatan kesehatan komunitas
Hasil yang diharapkan: Keluarga menunjukkan kemampuan untuk merawat anak,
khususnya di rumah (Wong, 2004).
g. Evaluasi
BAB III
APLIKASI
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
14
a. Identitas
Anak AR umur 10 bulan diantar orang tuanya ke UGD RSUD
CURUP dengan keluhan utama muntah-muntah 2x dan bab cair
sebanyak 5x. Keluhan ini dirasakan sejak masuk rumah sakit tanggal
19 Maret 2018 jam 3 dini hari. Ibu anak mengatakan pada tanggal 18
Maret anak diberi minum minuman bersuplemen, dan pada pukul 3
dini hari anak mulai bab sebanyak 5x dan muntah 2x. Anak juga
sempat diberi minum ramuan obat tradisional oleh neneknya, yang
menurut ibunya untuk menambah nafsu makan anaknya.
b. Keluhan Utama
Anak tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, nadi 126
x/menit, respirasi 34x/menit,irama teratur, jenis pernapasan dada, suhu
badan 37,2 C. Kulit pucat, akral dingin,turgor kulit tidak elastis,
membran mukosa kering.
d. Pemeriksaan Fisik.
Kulit kepala bersih dan berbau, rambut hitam, distribusi
merata. Hygiene rongga mulut: tidak berbau, membran mukosa mulut
kering, bibir pucat.
15
Kulit pucat,dan kuku panjang dan kotor. Genital bersih, anus
tidak ada tanda peradangan. Tidak ada tanda scar Vaccinasi BCG
f. Pola Eliminasi
BAB ±5x, konsistensi cair tidak berbentuk, warna kuning.
Peristaltik 9 x/mnt. Perfusi pembuluh perifer kuku : < 2 detik
2. Analisa Data
a. Aktual
16
1 S: Ibu anak mengatakan bahwa Iritasi Diare
anak sudah 5 kali sehari BAB
sebelum masuk RS, dan
konsistensi feses cair tidak
berbentuk.
O: Feses cair, tidak berbentuk,
warna kuning, bising usus
hiperaktif, peristaltik 9 x/menit,
17
hanya lulus SD. perawatan anak
O: Ibu anak kurang
memperhatikan anak, dan takut
untuk merawat anak.
b. Risiko
18
3. PATOFLOW GASTROENTERITIS
Rendahnya Kesalahan
informasi
tingkat
iritasi
pendidikan
Gastroenteritis (Dx 2)
Kurangnya pengetahuan
orangtua tentang Malabsorbsi makanan
penyakit dan perawatan
anak (Dx 4)
Tekanan osmotic dalam rongga ↑
Anoreksia
Kram abdomen
Ketidakmampuan utk
mencerna makanan
Pengeluaran cairan dan elektrolit ↑
Kekurangan volume
cairan (Dx 1)
Nutrisi tidak seimbang (Dx 3)
Diare
19
B. Diagnosa Keperawatan
NAMA
TANGGAL NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERAWAT
20
untuk makan, dan BB 8 kg.
21
C. Rencana Keperawatan
22
lunak)
6. Anjurkan keluarga Makanan berserat dan
untuk menghindari berlemak dapat
pemberian makanan memperberat diare.
tinggi serat (buah)
dan makanan tinggi
lemak (susu).
7. Anjurkan ibu untuk Mencegah
memberi ASI. kekuarangan volume
cairan.
Kolaborasi
Berikan Trolit sesuai Mengganti cairan dan
indikasi. elektrolit.
20-03-2018 2. Kekurangan volume Orang tua akan: Mandiri
cairan berhubungan dengan Mengatakan bahwa anak 1. Kaji haluaran urin Haluaran urin < 30
diare, yang ditunjukkan oleh BAK sekurang-kurangnya setiap 4 jam. ml/jam tidak cukup
DS: Ibu anak mengatakan 30 ml/jam. untuk fungsi ginjal
bahwa anak sudah 5 kali Anak akan: yang normal dan
BAB dan muntah sebelum 1. Menunjukkan bebas menunjukkan
masuk RS, konsistensi feses dari kelemahan umum. hipovolemia atau
cair tidak berbentuk, jarang 2. Menunjukkan serangan gagal ginjal
BAK, dan berat badan peningkatan BB (> 8 akut.
menurun. kg). 2. Kaji/Observasi Anak dengan
23
DO: Tampak lemah, BB 8 3. Menunjukkan N = penampilan anak kekurangan volume
kg, turgor kulit tidak elastis, 100-140 x/menit dan setiap 4 jam. cairan akan tampak
membran mukosa kering, SB = 36,5 - 37,5° C lemah, turgor kulit
finger print positif 4. Menunjukkan kulit tidak elastic, mukosa
lembab, turgor kulit mulut kering, dan
elastis, membran mata cekung.
mukosa lembab dan 3. Timbang berat badan Perubahan berat badan
lidah basah. dengan timbangan menggambarkan
5. Menunjukkan finger yang sama, jenis perubahan volume
print negatif. pakaian yang sama, cairan tubuh.
dan pada waktu yang
sama setiap hari.
4. Ukur nadi dan suhu Penurunan volume
badan setiap 4 jam. intravascular
mengakibatkan
hipotensi dan
penurunan oksigenasi
jaringan. Suhu akan
menurun akibat
penurunan
metabolism, atau akan
adanya infeksi atau
24
hipernatremia
(Metheny, 1996).
5. Periksa kelembaban Kulit kering, turgor
kulit, turgor kulit, kulit tidak elastis,
membran mukosa dan membran mukosa dan
lidah setiap 4 jam. lidah kering
berhubungan dengan
kekurangan volume
cairan.
6. Berikan cairan per Rute oral bermanfaat
oral sesuai untuk
kebutuhan. mempertahankan
keseimbangan cairan
(Metheny, 1996).
7. Anjurkan ibu untuk Mengganti cairan
menyusui anak yang hilang.
sesering mungkin dan
memberikan cairan
per oral.
Kolaborasi
Berikan cairan Larutan hipotonik
parenteral, pertahankan membantu rehidrasi
25
kepatenan infuse, atur intraseluler (Cullen,
dan pertahankan 1992); cairan isotonic
kecepatan aliran infuse membantu
konstan sesuai anjuran penggantian volume
intravaskuler.
20-03-2018 3. Nutrisi tidak seimbang: Orang tua akan: Mandiri:
kurang dari kebutuhan Mengatakan nafsu 1. Kaji nafsu makan. Nafsu makan
tubuh berhubungan dengan makan anak mempengaruhi
ketidakmampuan untuk bertambah. masukan oral.
mencerna makanan tubuh, Anak akan: 2. Kaji/Observasi Anak yang kurang
yang ditunjukkan oleh 1. Menunjukkan bebas penampilan anak. gizi tampak lemah.
DS: Ibu anak mengatakan dari kelemahan umum. Anak dengan
bahwa anak sudah 3-5 kali 2. Menunjukkan BB kekurangan volume
BAB dan muntah sebelum meningkat (> 8 kg). cairan akan tampak
masuk RS, konsistensi feses lemah, turgor kulit
cair tidak berbentuk, jarang tidak elastic, mukosa
BAK, malas makan, dan mulut kering, dan
berat badan menurun. mata cekung.
3. Timbang BB anak. Perubahan berat badan
DO: Tampak lemah,
menggambarkan
Peristaltik 9 kali/menit,
perubahan volume
bising usus hiperaktif,
cairan tubuh.
menolak untuk makan, dan
4. Berikan sedikit cairan Merangsang nafsu
26
BB 8 kg. per oral sebelum makan.
makan.
5. Berikan makan Makan sedikit tapi
sedikit tapi sering. sering mengurangi
rasa kenyang dan
menurunkan
rangsangan muntah.
(Love, Seaton, 1991).
6. Anjurkan ibu untuk Memberikan asupan
memberikan ASI gizi.
dengan sering.
7. Anjurkan ibu untuk Istirahat diperlukan
memberikan istirahat untuk konservasi
yang cukup kepada energi.
anak.
Kolaborasi
Berikan cairan parenteral Mencegah kekurangan
yang mengandung cairan dan elektrolit.
sumber kalori dan
elektrolit.
20-03-2018 4. Kurangya pengetahuan Orang tua akan: Mandiri
orang tua tentang penyakit 1. Menjelaskan tentang 1. Kaji tingkat Mengidentifikasi
dan perawatan anak penyakit dan pemahaman orang tua kebutuhan belajar
27
berhubungan dengan perawatan anak tentang penyakit dan orang tua.
rendahnya tingkat dengan tepat. perawatan anak.
pendidikan dan kesalahan 2. Mendemonstrsikan 2. Dorong orang tua Mengevaluasi
informasi, yang ditunjukkan perawatan anak untuk melakukan kemampuan ibu untuk
oleh dengan tepat tanpa perawatan pada anak merawat anak.
DS: Ibu anak mengatakan, rasa takut. dengan tepat.
“Tape anak sarampa ka 3. Berikan informasi Meningkatkan
dalam.” Sebelum dirawat di pada keluarga tentang pemahaman keluarga.
RS, anak sempat diberikan penyakit dan
obat ramuan tradisional dari perawatan anak yang
neneknya. Ibu hanya lulus tepat dan sesuai
SD. kebutuhan.
4. Demonstrasikan cara Memberikan contoh
DO: Ibu anak kurang
perawatan anak yang kepada keluarga
memperhatikan anak, dan
tepat. mengenai perawatan
takut untuk merawat anak.
anak.
20-03-2018 5. Risiko kerusakan Anak akan : Mandiri
integritas kulit Menunjukkan area 1. Inspeksi kondisi kulit Inspeksi sistematis
berhubungan dengan perineal bebas dari iritasi area perianal. dapat
kelembaban yang dan kemerahan. mengidentifikasi
berlebihan masalah yang terkait
secara dini (Krasner,
Kane, 1996).
28
2. Berikan losion atau Mencegah iritasi pada
bedak pada daerah daerah perianal.
perinanal.
3. Ganti popok/celana Mencegah
dengan sering setiap kelembaban yang
kali anak BAB atau berlebihan di area
BAK. perianal.
4. Dorong orang tua Masukan nutrisi yang
untuk memberikan tidak adekuat
nutrisi yang adekuat. menempatkan orang
pada risiko kerusakan
kulit dan
memperlambat
penyembuhan.
5. Anjurkan orang tua Bila area perianal
untuk menjaga kulit kotor dan lembab,
area perianal tetap dapat terjadi iritasi
bersih dan kering. kulit.
29
D. Implementasi Keperawatan
NAMA
TANGGAL WAKTU NO Dx IMPLEMENTASI HASIL
PERAWAT
30
11.35 untuk memberi ASI mengerti
dan cairan peroral. penjelasan
perawat.
2 Memberikan cairan Larutan KA EN 4B
11.37 parenteral. 10 gtt/menit
1 Memberian trolit sesuai Anak minum trolit.
12.25 indikasi.
31
bertambah.
12.00 3 Memberikan sedikit Anak minum air
cairan peroral sebelum putih sebelum
makan. makan.
12.15 1, 3 Mendorong anak untuk Anak makan 3x
makan sedikit tapi sehari dengan porsi
sering. sedikit.
12.20 1 Menganjurkan keluarga Keluarga tidak
untuk menghindari memberikan buah
pemberian makanan dan susu pada
tinggi serat(buah) dan anak.
makanan tinggi
lemak(susu).
13.15 2 Mengkaji haluaran urin Anak kencing
setiap 4 jam. banyak.
14.02 1, 2 Memberikan cairan Anak sering
peroral sesuai minum ASI.
kemampuan.
14.15 1, 2 Menganjurkan ibu Ibu mengerti
untuk memberi ASI penjelasan
dan cairan peroral. perawat.
15.00 3 Menganjurkan ibu Ibu mengerti
memberikan istirahat penjelasan
yang cukup pada anak. perawat.
15.05 4 Mengkaji tingkat Orang tua tidak
pemahaman orang tua paham tentang.
tentang penyakit dan penyakit anak.
perawatan anak.
15.10 4 Menganjurkan orang Orang tua mengerti
tua untuk melakukan dan ingin merawat
perawatan pada anak anak dengan tepat.
dengan tepat.
15.15 4 Memberikan informasi Keluarga
pada keluarga tentang mendapatkan
32
penyakit dan perawatan informasi tentang
anak yang tepat sesuai perawatan anak
kebutuhan. dengan tepat.
15.20 4 Mendemonstrasikan Orang tua
cara perawatan dengan memperhatikan
tepat. cara perawatan.
E. Evaluasi Keperawatan
33
NO NAMA
TANGGAL WAKTU EVALUASI (SOAP)
Dx PERAWAT
34
2. Observasi penampilan
anak setiap 4 jam.
3. Ukur nadi dan suhu
badan setiap 4 jam.
4. Periksa kelembaban
kulit, turgor kulit,
membran mukosa dan
lidah setiap 4 jam.
5. Berikan cairan peroral
sesuai kebutuhan.
6. Anjurkan ibu untuk
menyusui anak sesering
mungkin.
12.50 3 S: Ibu anak mengatakan bahwa
nafsu makan anak berkurang.
O: Anak tampak lemah, anak
makan beberapa sendok.
A: Nutrisi tidak seimbang.
P:
1. Kaji penampilan umum
anak.
2. Kaji nafsu makan anak.
3. Dorong anak untuk
makan sedikit tapi sering.
4. Berikan cairan oral
sedikit pada anak sebelum
makan.
13.00 4 S: Ibu anak mengatakan “ tape
anak sarampa ka dalam”.
O: Ibu cemas, ibu anak
memasukan mainan yang kurang
bersih pada mulut anak.
A: Kurang pengetahuan keluarga.
P:
35
1. Berikan informasi tentang
penyakit anak pada
orangtua.
2. Ajarkan tentang
perawatan anak yang
benar.
14.10 5 S: Ibu anak mengatakan bahwa
anak BAB 5 kali sehari.
O: Daerah perianal tidak
menunjukkan tanda-tanda
infeksi.
A: Kerusakan integritas kulit
tidak terjadi.
P:
1. Kaji daerah perianal.
2. Anjurkan pada keluarga
untuk sering mengganti
popok/celana setiap kali
anak BAB/BAK.
21-03-2018 12.30 1 S: Ibu anak mengatakan bahwa
dari pagi anak baru satu kali
BAB. Konsistensi feses lembek,
berbentuk.
O: Turgor kulit elastis, membran
mukosa lembab, kulit lembab.
A: Diare berkurang.
P:
1. Kaji pola BAB anak.
2. Observasi feses.
3. Anjurkan ibu untuk tetap
memberi ASI pada anak.
12.40 2 S: Ibu anak mengatakan bahwa
anak tidak muntah, anak sering
menetek, anak mau mium air
36
putih
O: Turgor kulit elastis, membran
mukosa lembab, finger print
negatif.
A: Volume cairan mulai adekuat.
P:
1. Kaji penampilan anak.
2. Anjurkan ibu untuk
memberikan ASI dan
minum air putih pada
anak.
S: Ibu anak mengatakan bahwa
12.50 3 anak mau makan bubur, anak
mau menetek dan minum air
putih.
O: Anak makan bubur, anak suka
menetek.
A: Nutrisi mulai adekuat.
P:
1. Kaji pola makan anak.
2. Anjurkan orangtua untuk
memberi anak makan
sedikit tapi sering.
S: Ibu anak mengatakan bahwa
13.05 4 dia akan menjaga anaknya
dengan baik.
O: Ibu selalu bersama anak.
A: Pengetahuan tentang
Gastroenteritis bertambah namun
ibu belum mengaplikasikannya.
P:
1. Beri penjelasan pada
orangtua tentang penyakit
anak.
37
2. Anjurkan orangtua untuk
menjaga kebersihan
dalam merawat anak.
S: ibu anak mengatakan bahwa
13.15 5 anak BAB 1 x.
O: Perianal tidak terdapat iritasi
A: Tidak terjadi kerusakan
integritas kulit.
P:
1. Pantau area perianal.
2. Ganti popok/celana setiap
kali anak BAB/BAK.
38
O: Anak tidak muntah, nafsu
makan meningkat dan anak
menghabiskan makanan yang
diberikan
A: Nutrisi seimbang
P: -
13.15 4 S : Ibu mengatakan bahwa ia
akan memberikan makanan
yang bersih dan sehat.
O: ibu tidak mencuci tangan dan
masih menggunakan barang-
barang yang tidak bersih saat
memberi makan, ibunya
memberikan mainan yang tidak
bersih dan dimasukan ked ala
mulut, pakaian anak jarang
diganti, kuku anak terlihat kotor.
A: Pengetahuan ibu bertambah
tapi belum diaplikasikan
P : Buat discharge planning.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
39
Dalam melaksanakan pengkajian kelompok menemukan bahwa Anak
A.R mengalami gangguan dalam pola nutrisi anak A.R malas minum. Anak
A.R juga mengalami gangguan pola eliminasi yakni jarang BAK dan BAB
5x/hari dengan konsistensi feses cair, tidak berbentuk, gangguan eliminasi
dialami sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit akibat iritasi abdomen. Pada
auskultasi abdomen, didapatkan bising usus hiperaktif dan peristaltik usus
9x/menit. Pada pemeriksaan fisik yang menunjang data diatas ditemukan
bahwa turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering, finger print positif.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan kelompok mengangkat masalah-masalah
yang sedang terjadi pada pasien kelolaan kelompok. Dari 6 diagnosa
keperawatan teori yang ada kelompok mengangkat 4 diagnosa aktual dan 1
diagnosa risiko sesuai dengan masalah yang ada pada anak A.R.
C. Intervensi Keperawatan
Dalam menyusun intervensi keperawatan kelompok menyusun sesuai
dengan teori yang ada tetapi disesuaikan dengan keadaan yang dialami oleh
klien anak A.R.
D. Implementasi Keperawatan
Pada pelaksanaan asuhan keperawatan hampir semua tindakan yang
telah direncanakan di laksanakan. Tindakan yang tidak dilaksanakan karena
anak telah menunjukkan perubahan yang baik sehingga tidak memerlukan
tindakan diagnostik langsung tetapi berupa edukatif kepada keluarga.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilaksanakan setiap hari yakni sebelum
pertukaran dinas pagi ke dinas siang. Kegiatan yang dilaksanakan dalam
evaluasi keperawatan yakni mengevaluasi setiap tindakan yang dilaksanakan
pada anak A.R dari pagi sampai evaluasi dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
40
Hadayat aa. 2006. Pengantar ilmu keperawatan anak buku 2. Salemba Medika:
Jakarta
Nursalam, ddk. 2005. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan
bidan). Salemba Medika: Jakarta
Suriadi, dkk. 2001. Asuhan keperawatan pada anak. CW Sagung Seto: Jakarta
Will kj. 2006. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan criteria
hasil NOC. EGC: Jakarta
Wong dll. 2004. Pedoman klinis keperawatan pediatric edisi 4. EGC: Jakarta
41