Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Resep Kedua Sediaan Larutan Oral


Syrup Promethazine

Dosen Pengampu:
Dina Amalia Ulfa, S.Farm., Apt

Disusun oleh:

- Ressa Juliawan (19482011010)


- Riskawati (19482011011)
- Ros Hilawati (19482011012)
- Siska Ariani (19482011013)
- Yogi Permana (19482011014)
- Pilu Lubiana (19482011015)
- Zahra Dhiya (19482011019)

STIKES YPIB MAJALENGKA

Jl. Gerakan Koperasi No.3, Majalengka Wetan, Jawa Barat 45411

(0233) 284098

Tahun Ajaran 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Syrup Promethazin” dan dengan harapan semoga
makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita.

Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa umum, khususnya pada
kelompok kami dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan
semestinya.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Wassalamualaikum. Wr. WB

Majalengka, Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Definisi dan Komponen Syrup (potio)..........................................................................................3
B. Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Syrup (potio)........................................................................4
C. Pengerjaan Resep Sediaan Syrup (potio)......................................................................................5
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pengertiannya secara umum obat adalah semua bahan tunggal dan campuran
yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah,
meringankan ataupun menyembuhkan penyakit. Menurut SK Menkes RI No
90/Kab/B.VII/1971, obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau untuk memperelok badan atau
bagian badan manusia.
Sediaan obat dibagi menjadi sediaan solid, semisolid, dan liquid. Bentuk-bentuk
sediaan obat dapat berupa tablet, pil, kapsul, sirup, emulsi, serbuk, krim, suspensi, salep,
pasta, obat tetes, larutan, dan lain-lain.
Sirup adalah salah satu bentuk sediaan cair yang berbentuk cair yang mengandung
sakarosa. Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar dipasaran dari berbagai macam
merek, baik generik maupun paten. Biasanya orang-orang menggunakan sediaan sirup
karena disamping mudah penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang manis dan
aroma yang harum serta warna yang menarik sehingga disukai oleh berbagai kalangan,
terutama anak-anak dan orang yang susah menelan obat dalam bentuk sediaan oral
lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan komponen yang terdapat dalam syrup (potio)?
2. Bagaimana kelebihan dan kelemahan dari sediaan syrup (potio)?
3. Bagaimana cara pengerjaan resep sediaan syrup (potio)?
4. Apa khasiat dari resep sediaan syrup tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan komponen yang terdapat dalam syrup (potio)
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari sediaan syrup (potio)
2

3. Untuk mengetahui cara pengerjaan resep sediaan syrup (potio)


4. Untuk mengetahui khasiat dari resep sediaan syrup tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Komponen Syrup (potio)


1. Definisi Syrup (potio)

Menurut FI Edisi III sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa. Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi
(Anonim, 1995). Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah
obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan
cair kental yang minimal mengandung 50% sakarosa (Ansel 2007).

Dalam perkembangannya, banyak sekali pengertian mengenai sirup. Sirup adalah


sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa (Anonim, 1979). Sirup adalah
sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam, yang minimal mengandung 90% sakarosa
(Voigt, 1984)

2. Komponen yang Terdapat Pada Syrup (potio)

a. Zat Berkhasiat

Bahan berkhasiat merupakan bahan yang mampu memberikan efek terapi,


pada suspense disebut fase terdispersi, bahan ini mempunyai kelarutan yang tidak
larut di dalam pendispersi.

b.  Pemanis

Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori
yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori
rendah. Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa
sdangkan yang berkalori rendah seperti laktosa. Zat pemanis yang dapat
meningkatkan gula darah atau memiliki nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan
dalam formulasi untuk pengobatan diabetes pada sediaan suspense Ibuprofen sebagai
pemanis menggunakan syrup simplex.

c.  Pengawet

Pengawet anti jamur, digunakan dalam preparat cairan dan preparat setengah
padat untuk mencegah pertumbuhan jamur. Contoh: asam benzoate, butyl paraben,
etil paraben, propel paraben, natrium benzoate, natrium propionate.

Pengawet anti mikroba, digunakan dalam preparat cair, dan preparat setenfah
padat untuk mencegah pertumbuhan mokroorganisme. Contoh: benzalkonium klorida,
benzotanum, benzyl alcohol, setilpridium klorida, klorobutanol, fenol, fenil etil
alcohol, fenil merkuri nitrat, timerosol.

d.  Perasa dan Pengaroma

Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan
yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena sirup
adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang
cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak
dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan
sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.

e. Pewarna

Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan
komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama
penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada
warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa.
Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan
mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.
Contoh pewarna adalah carmin dan caramel.

B. Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Syrup (potio)


1. Kelebihan dari sediaan syrup (potio)
a. Merupakan campuran yang homogen.
b. Sesuai untuk pasien yang susah menelan seperti pasien lanjut usia, penderita
parkinson dan anak-anak.
c. Sesuai untuk obat yang bersifat sangat higroskopis.
d. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.
e. Obat lebih mudah diabsorbsi.
f. Mudah diberi rasa manis, bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan daya
tarik untuk anak.
2. Kekurangan dari sediaan syrup (potio)
a. Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran atau
kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak di
butuhkan oleh pasien tersebut.
b. Stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending agent yang di
gunakan.
c. Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di buat suspensi
atau eliksir) eliksir kurang di sukai oleh dokter anak karena mengandung
alcohol.
d. Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya di
bentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah).
e. Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil, sehingga tidak semua obat
ada bentuk sediaan sirup nya di pasaran.
f. Harga relatif mahal dan memerlukan kemasan yang khusus pula.
g. Volume dan bentuk larutan lebih besar.
h. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup.

C. Pengerjaan Resep Sediaan Syrup (potio)


I. Resep
Dr. Ahmad Hazkia
SIP No 500/150/DPMPTSP
Praktek : jam 04-06 sore
Setiap hari kerja
No. Tgl:-

R/ Prometazin HCl 5 mg/ml


GG 0,650
Syr. simplex 10% b/v
m.f. potio 60 ml
S. 2 - 3 dd cth II

Pro : Ruby
Umur : 10 th

II. Kelengkapan resep


- Tidak ada paraf dokter
- Tidak ada tanggal resep
- Tidak ada nomor resep
- Tidak ada alamat pasien
- Tidak ada alamat dokter

III. Penggolongan obat


G/OK : Promethazine HCl
B/OB : GG

IV. Teori / Usul / Keistimewaan


1. Promethazine sangat mudah larut dalam air
2. GG larut dalam air

V. Uraian Bahan (Monografi)


1. Prometazin HCl (FI edisi 3 hal 526)
- Pemerian: serbuk hablur,putih atau agak kekuningan, tidak berbau.
- Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) p panas
dalam dalam klorofrom p : praktis tidak larut dalam eter p, dalam aseton
p dalam etil asetat p.
- Khasiat: Antihistaminum.
- Penyimpanan dalam wadah : wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya.

2. Glycerylis Guaiacolas (FI edisi 3 hal 272)


- Pemerian : serbuk hablur: putih hingga agak keabuan: hampir tidak
berbau atau berbau lemah: rasa pahit
- Kelarutan : Larut dalam air, dalam etanol (95%) p, dalam kloroforp,
daam giserol p dan dalam propilenglikol p.
- Khasiat : Ekspektoran.
- Penyimpanan dalam wadah: wadah tertutup rapat.

3. Syr Simplex (FI edisi 3 hal 567)


- Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna.
- Kearutan: larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih, suka larut
dalam eter.
- Khasiat : sebagai pemanis
- Penyimpanan dalam wadah : wadah tertutup rapat, di tempat sejuk.

4. Aqua Destillata (FI edisi 3 hal 96)


- Pemerian : cairan jernih: tidak berwarna: tidak berbau: tidak mempunyai
rasa.
- Kelarutan : praktis tidak larut daam air: larut dalam etanol (95%) p,
dalam eter p, aseton p, dan dalam minyak nabati: sangat mudah larut
dalam kloroform p c.
- Khasiat : sebagai pelarut
- Penyimpanan dalam wadah : dalam wadah tertutup baik.

VI. Perhitungan Dosis Maksimum (DM)


1. Promethazin HCL
1 x = 50 mg
1 hari = 150 mg
a) Umur 10 tahun
10
Dosis Maksimum 1 x = x 50 mg = 25 mg
20
10
Dosis Maksimum 1 hari = x 150 mg = 75 mg
20
b) Zat dalam resep
1x = 5 mg x 2 = 10 mg
1 hari = 10 mg x 3 = 30 mg
c) Presentase %
10
1x = x 100% = 40%
25
30
1 hari = x 100% = 40%
75

VII. Perbaikan Perhitungan Dosis Maksimum (DM)


-
VIII. Perhitungan Bahan
60
1. Promethazin = 5mg x = 60 mg
5
2. Glycerylis Guaiacolate = 0,65
10
3. Syr Simplex = x 60 = 6
100
4. Aquadest ad 60 ml

IX. Penimbangan Bahan


1. Promethazin = 60 mg
2. Glycerylis Guaiacolate = 0,65
3. Syr Simplex =6
4. Aquadest ad 60 ml

X. Teknik Pembuatan
1. Kalibrasi botol 60 ml
2. Promethazin HCl dilarutkan dalam sebagian aquadest (M1)
3. GG/ Glyceryl Guaiacolate dilarutkan dalam sebagian aquadest (M2)
4. Campur M1 dan M2, aduk ad homogen
5. Tambahkan syrup simplex, aduk
6. Tambahkan sisa aquadest, masukkan ke dalam botol ad tanda batas
7. Kemas dan serahkan
XI. Kemasan
Wadah : Botol Kaca
APOTEK STIKes YPIB
Etiket : Putih Jl.Gerakan Koperasi 003, Tlp. 284034 Majalengka
Label : NI dan KD Apoteker: Dina Amalia Ulfa, S.Farm., Apt
SIPA: 512. 08/009/Dinkes/II/2012
No: - Tgl: 14-06-2021
Sehari dua sampai tiga kali, dua sendok teh
Nama: Ruby
Umur: 10 th
Obat ini tidak boleh diulang tanpa
resep baru dari dokter

KOCOK DAHULU

XII. Khasiat sediaan


1. Meredakan reaksi alergi
2. Mengatasi mabuk perjalanan
3. Meredakan mual dan muntah
4. Mengatasi insomnia
5. Obat penenang sebelum prosedur medis tertentu.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Syrup (potio) adalah sediaan cair berupa cairan yang dimaksudkan untuk diminum,
diramu, dan diracik sedemikian rupa sehingga dimungkinkan untuk diberikan dalam
volume dosis tunggal dalam jumlah tertentu. Sediaan ini hanya untuk pemakaian
dalam (peroral).
2. Syrup (potio) merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi
dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang
minimal mengandung 50% sakarosa (Ansel 2007).
3. Komponen yang terdapat pada syrup (potio) antara lain yaitu zat berkhasiat, pemanis,
pengawet, perasa, pengaroma dan pewarna.
Daftar Pustaka

Scribd. Diposting pada 04 Oktober 2013. “Sediaan Sirup” dari [https:id.scribd.com/


presentation/173346977/Sediaan-Sirup-pptx]

Scribd. Diposting pada 17 Desember 2013. “Makalah Potioness” dari [https:/id.scribd.com/


doc/192035066/makalah-potionesss]

[KEMENKES RI]. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia.


Edisi ke III. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

[KEMENKES RI]. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Farmakope Indonesia.


Edisi ke V. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai