Anda di halaman 1dari 18

BAB 4

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Hasil Studi Kasus

Gambaran Kasus

Kunjungan keluarga dilakukan pada keluarga bapak Tn. C dengan diabetes mellitus

tipe I. Kunjungan dimulai pada tanggal 27-28 Mei 2021 Kunjungan dilakukan 1 kali dalam

sehari selama 2 hari dengan total 2 kali kunjungan. Lokasi pengkajian di RT 13 kelurahan raba

dompu barat kota bima

Interpretasi Hasil Studi Kasus


A. Pengkajian Keperawatan Keluarga
1. Identifikasi Data
Keluarga Tn. C merupakan salah satu keluarga yang tinggal di RT 13 kelurahan
raba dompu barat kota bima. Tn. C sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang kaki lima
Tn. C berusia 54 tahun memiliki istri berinsial Ny. S yang berusia 44 tahun yang
berprofesi sebagai IRT. Mereka tidak memiliki anak. Keluarga Tn. C merupakan
keluarga inti. Dimana keluarga Tn. C merupakan keluarga dengan suku Bima, beragama
Islam dan memiliki pendapatan 1.500.000/bulan dari pekerjaan sebagai pedagang kaki
lima dan Ny. S bekerja sebagai ibu rumah tangga. Rekreasi yang dilakukan oleh
keluarga Tn. A adalah mudik ke kampung pada saat Idul Fitri.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga Tn. C adalah tahap keluarga dengan anak usia
sekolah dan tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah mempersiapkan
biaya sekolah anak menuju jenjang sekolah yang lebih tinggi. Riwayat Tn. C pernah
dirawat di rumah sakit sekitar 3 tahun yang lalu dengan keluhan lemas dan pusing.
Setelah di cek GDS Tn. C ternyata GDS Ny.S 389 mg/dL. Sehingga Tn. C dirawat inap
di rumah sakit selama 3 hari dan hingga saat ini Tn. C masih mengomsumsi obat DM
yaitu metformin dan glimeperide tablet namun Tn. C mengaku tidak teratur minum obat
dan jarang minum obat.
Tn. C memilki 5 bersaudara terdiri dari 4 perempuan dan 1 laki-laki. Tn. C
mempunyai penyakit DM yang merupakan penyakit keturunan dari bapak Tn. C yang
kini telah meninggal. Selain Tn. C yang menderita DM, kakak perempuan Tn. C juga
menderita DM.
a. Data Lingkungan

Rumah Tn. C adalah rumah permanen, lantai keramik dengan luas

20x15 m dengan atap menggunakan seng. Ada 3 kamar dalam rumah Tn.

C, 1 kamar utama dan 1 kamar anak-anak. Ada 1 dapur dan 1 kamar

mandi. Ada jamban di dalam kamar mandi, dapur, gudang, dan ruang

tamu. Saluran pembuangan dialirkan ke tempat pembuangan septi tank.

Tn. C mengikuti kegiatan arisan, doa , maupun kerja bakti di

lingkungan rumah. Hubungan bersama antar tetangga terjalin baik, saling


menghormati dan kerukunan terjalin. Tn. C lahir di sape dan dibesarkan di

sape namun semenjak menikah dengan Tn. C mereka pindah dan menetap

di Bima sejak 2004 sampai sekarang.


Perkumpulan anggota keluarga biasanya dilaksanakan pada malam hari

sewaktu makan malam. Dan kegiatan yang ada di lingkungannya juga

sering keluarga Tn. C mengikutinya. Keluarga Tn. C kalau ada yang sakit,

biasanya hanya dibelikan obat warung dan pilihannya. Sesekali dibawa ke

puskesmas kalau tidak kunjung sembuh. Tn. C mengaku jarang

memeriksakan penyakitnya ke pelayanan kesehatan.

b. Struktur Keluarga

Komunikasi yang terjalin dalam keluarga Tn. C cukup baik dan terbuka

di mana semua dibicarakan dan diselesaikan bersama. Antar anggota

keluarga saling menghormati dan menghargai dan pengambilan keputusan

berdasarkan keputusan bersama. Tn. C berperan sebagai kepala keluarga,

suami dan pencari nafkah. Tn. C berperan sebagai ibu rumah tangga dan

An. S dan An. J berperan sebagai anak. Keluarga Tn. C menerapkan nilai

dan norma keluarga yang berlaku menurut ajaran agama Islam dan budaya

yang berlaku dan aturan yang ada di masyarakat.

Keluarga Tn. C saling menyayangi dan saling peduli dan keluarga Tn.

C mengatakan tidak ada masalah dengan tetangga maupun masyarakat

sekitar tempat tinggal keluarga Tn. C. Dalam perawatan keluarga Tn. C

belum mampu mengenal penyakitnya secara keseluruhan dan belum bisa

memutuskan tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang sakit ini

terbukti dari hasil wawancara keluarga Tn. C hanya bisa menyebutkan

penyakitnya saja dan tidak mampu menjelaskan secara rinci sebab dan

akibat dari penyakit DM, serta dalam merawat anggota yang sakit.

Keluarga Tn. C belum mampu merawat terbukti karena Tn. C masih

mengeluh gatal-gatal dan ada luka di Dagu sebelah kiri yang tidak

kunjung sembuh. Keluarga mengatakan tidak mengerti secara rinci cara


perawatan luka dan keluarga terlihat bingung saat menyebutkan urutan

perawatan luka yang benar.

Keluarga Tn. C kurang bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

terbukti tidak rutin memeriksakan kesehatannya secara teratur ke fasilitas

kesehatan yang ada, hanya sebatas keluhan yang dianggap serius. Kondisi

rumah Tn. C cukup bersih, pencahayaan cukup, namun lantai rumah

bagian dapur Tn. C sering licin karena Tn. C sering menggoreng

dagangannya di dapur dan jarang membersihkannya. Dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari, keluarga Tn. C menggunakan penghasilan yang

diperoleh untuk kebutuhan.

c. Stress dan Koping Keluarga

Tn. C khawatir mengenai keluhan yang penyakit DM terutama gatal-

gatal dan luka kecil di kaki yang tidak sembuh dan takut meluas. Stressor

jangka panjang yang dihadapi Tn. C adalah takut komplikasi dari diabetes

yang akan menganggu kesehatannya dan ekonomi keluarga.

Untuk mengatasi kekurangan ekonomi keluarga, Tn. C menjual

gorengan dan untuk masalah kesehatan selain membeli obat dan kalau

sakit berlanjut dibawa ke puskesmas. Jika ada masalah yang tidak bisa

diselesaikan Tn. C dan keluarga tetap mencari jalan keluar dengan

musyawarah dan Tn. C juga menerima apapun yang terjadi pada dirinya

terkait dirinya terkait penyakitnya, karena Tn. C yakin semua diatur oleh

Allah SWT. Apabila banyak permasalahan yang dihadapi keluarga Tn. C

akan minta bantuan keluarga terdekat.

d. Harapan Keluarga

Keluarga Tn. C berharap dengan adanya petugas kesehatan yang

mengunjunginya, akan ada perubahan tingkah laku yang dapat dilakukan


oleh Tn. C dan keluarga dalam menunjang peningkatan kesehatan

keluarga.

e. Analisa Data

Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn. C maka data yang

didapat dianalisa guna mendapatkan gambaran dan masalah keperawatan

yang ada pada keluarga Tn. C setelah masalah keperawatan didapat pada

keluarga Tn. C.

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Setelah analisa data berdasarkan hasil pengkajian, maka terdapat

masalah diagnosa keperawatan keluarga yaitu:

1 Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

diabetes mellitus tipe II pada Tn. C.

2 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus

tipe II pada Tn. C.

3 Manajemen pemeliharaan rumah tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang

dapat mempengaruhi kesehatan

Setelah diagnosa keperawatan ditetapkan maka diprioritaskan

berdasarkan sifat masalah, kemungkinan masalah untuk diubah, potensial

masalah untuk dicegah, dan menonjolnya masalah dikalikan bobot nilai

masing-masing kriteria.
C. Intervensi Keperawatan Keluarga

Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan diagnosa yang telah

didapatkan, berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang dilengkapi

dengan kriteria dan standar, untuk intervensi yang direncanakan dengan

tujuan.

1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus,

diet diabetes mellitus, dan komplikasi diabetes mellitus dengan

cara gali pengetahuan keluarga tentang diabetes mellitus, diet dan

komplikasi diabetes mellitus dan melakukan penyuluhan diabetes

mellitus, diet diabetes mellitus dan komplikasi diabetes mellitus.

2. Keluarga mampu mengambil keputusan dengan mendiskusikan

tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah kesehatan

dalam keluarga.

3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah

kesehatan diabetes mellitus dengan cara mengingatkan untuk

minum obat dan diskusi mengenai makanan untuk penderita

diabetes mellitus dan demonstrasi tindakan perawatan luka.

4. Keluarga mampu menata lingkungan rumah dengan memodifikasi

ventilasi, kebersihan serta penataan untuk kenyamanan anggota

keluarga yang sakit seperti menjaga agar lantai rumah bagian dapur

dan kamar mandi tidak licin, menganjurkan Tn. C untuk

menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah, dan tidak

meletakkan benda tajam di sembarangan tempat.

5. Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk

mengatasi masalah kesehatan diabetes mellitus.


D. Implementasi Keperawatan Keluarga

Setelah merumuskan intervensi yang disusun, maka langkah selanjutnya

adalah melaksanakan implementasi sesuai dengan intervensi yang telah

dibuat. Dengan sasaran perubahan perilaku baik verbal, pengetahuan, sikap

maupun tindakan/psikomotorik.

1. Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit diabetes mellitus tipe II pada Tn. C.

Untuk diagnosa tersebut dilakukan 2 kali kunjungan. Dari tanggal

12 Januari 2021-13 Januari 2021. Adapun kegiatan pada saat

kunjungan pertama adalah mengkaji pengetahuan keluarga tentang

diabetes mellitus, memberikan edukasi mengenai masalah diabetes

mellitus dengan menggunakan leaflet dan dilanjutkan dengan

membimbing dan memotivasi keluarga untuk berperan dalam

mengatasi masalah DM, dilanjutkan dengan menjelaskan pada

keluarga mengenai cara mengatasi masalah DM dengan cara

manajemen diet, aktivitas dan olahraga, pengobatan, manajemen

stress, dan pemeriksaan kadar gula darah. Dilanjutkan dengan

mendiskusikan bersama keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman

dan sehat misalnya menjaga ruangan rumah tidak licin terutama dapur

dan kamar mandi, menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah,

dan tidak meletakkan benda tajam sembarangan tempat. Dilanjutkan

kemudian mendiskusikan bersama keluarga apa saja fasilitas

kesehatan yang ada dan bagaimana memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan tersebut.
Dan pada saat kunjungan kedua dilakukan kembali implementasi

keperawatan yang belum dapat dimengerti atau dilakukan oleh

keluarga yaitu: menjelaskan kepada keluarga tentang penyebab dan

pencegahan DM, kemudian mendiskusikan bersama keluarga jenis

fasilitas kesehatan yang ada dan bagaimana memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan tersebut.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes

mellitus tipe II pada Tn. C. Untuk diagnosa tersebut dilakukan 3 kali

kunjungan ke rumah dari tanggal 18 – 20 Januari 2021. Adapun

kegiatan pada implementasi pada kunjungan pertama adalah:

menggali pengetahuan keluarga tentang perawatan luka dan

mendiskusikan dengan keluarga tata cara perawatan luka. Dilanjutkan

dengan mendiskusikan bersama keluarga apa saja fasilitas kesehatan

yang ada dan memanfaatkan fasilitas pada semua anggota keluarga.

Dilanjutkan memotivasi keluarga agar lebih bersemangat dalam

melakukan tindakan perawatan luka. Kemudian dilanjutkan untuk

membimbing keluarga untuk mengambil keputusan dalam

melakukaan tindakan perawatan luka. Kemudian mendiskusikan

bersama keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman untuk

mencegah luka semakin parah pada Tn. C.

Adapun implementasi pada hari kedua pada diagnosa keperawatan

ini adalah: mendiskusikan ulang dengan keluarga tata cara perawatan

luka, mendiskusikan ulang bersama keluarga apa saja fasilitas

kesehatan yang ada dan memanfaatkan fasilitas pada semua anggota

keluarga, memotivasi keluarga agar lebih bersemangat dalam


melakukan tindakan perawatan luka, membimbing keluarga untuk

mengambil keputusan dalam melakukan tindakan perawatan luka.

Adapun implementasi pada hari ketiga adalah memotivasi kembali

keluarga agar lebih bersemangat dalam melakukan tindakan

perawatan luka, membimbing keluarga untuk mengambil keputusan

dalam melakukan tindakan perawatan luka.

3. Manajemen pemeliharaan rumah tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang

dapat mempengaruhi kesehatan, Untuk diagnosa tersebut dilakukan 3

kali kunjungan ke rumah dari tanggal 18 – 20 Januari 2021. Adapun

kegiatan pada implementasi pada kunjungan pertama adalah

E. Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi dilakukan setiap selesai melakukan intervensi

keperawatan. Evaluasi untuk diagnosa keperawatan sesuai TUK,

yaitu:

1. Keluarga mampu mengenal masalah diabetes mellitus, diet diabetes

mellitus dan komplikasi diabetes mellitus.

2. Keluarga sudah mampu membuat keputusan terkait masalah

kesehatan.

3. Keluarga sudah mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

4. Keluarga sudah mampu menata lingkungan untuk kenyamanan

anggota keluarga yang sakit.

5. Keluarga sudah mampu memahami pemanfaatan fasilitas kesehatan.

Pembahasan Kasus

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan pada

Ny.S dengan diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Paruga


tanggal 18- 20 Januari 2021, maka dalam hal ini penulis akan membahas

kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang diperoleh sebagai hasil

pelaksanaan asuhan keperawatan. Dalam membahas asuhan keperawatan ini,

penulis menggunakan lima tahapan proses keperawatan yaitu pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

Pengkajian Keperawatan Keluarga

Saat dilakukan pengkajian, Tn. C mengeluhkan sering merasa lapar dan

haus, sering buang air kecil di malam hari, sering merasa kesemutan pada

ujung-ujung jari tangan dan kaki, susah tidur pada malam hari dan gatal

pada ekstremitas, serta ada luka di Dagu sebelah kiri klien. Keluhan yang

sampaikan oleh Tn. C tersebut sesuai dengan teori, bahwa diabetes mellitus

memiliki gejala antara lain rasa haus yang berlebihan (polidipsi), sering

kencing (poliuri) terutama malam hari, sering merasa lapar (polifagi), berat

badan turun, keluhan lemah, kesemutan pada tangan, gatal-gatal,

penglihatan jadi kabur, luka sulit sembuh.

Hasil pengkajian pada Tn. C berumur 39 tahun merupakan ibu rumah

tangga yang didiagnosa diabetes mellitus tipe II sekitar 3 tahun yang lalu.

Diabetes mellitus tipe II yang terjadi pada Tn. C disebabkan selain faktor

keturunan yaitu orang tua laki-laki dan saudara perempuannya mengalami

diabetes mellitus tipe II ditambah faktor gaya hidup yang tidak sehat sering

mengkomsumsi makanan yang tinggi gula dan mengomsumsi kopi. Ny.S

mendapatkan terapi obat oral yang minum sebelum dan sesudah makan

namun tidak sering dikonsumsi karena klien sering lupa.

Tn. C menderita diabetes mellitus tipe II sudah 3 tahun yang lalu, jika

dilihat dari lamanya menderita diabetes mellitus tipe II, pengalaman dalam

melakukan manajemen dalam menghadapi penyakit, seharusnya Tn. C


sudah lebih banyak pengalaman akan tetapi sesuai hasil pengkajian tingkat

kepatuhan minum obat dan manajemen perawatan diri masih jauh dari yang

diharapkan ditambah jarang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

yang terdekat sehingga penyakit DM tipe II pada Tn. C semakin rumit.

Diagnosa Keperawatan Keluarga

Berdasarkan data pengkajian keperawatan tersebut terdapat 2 diagnosa

keperawatan yang ditemukan pada pasien yang sesuai dengan teori yaitu

ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus tipe II pada

Tn. C, dan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus tipe

II pada Tn. C. Dimana ditunjukkan oleh data-data berikut:

1. Diagnosa keperawatan yang muncul

Berdasarkan pengkajian yang diperoleh penulis menegakkan diagnosa

keperawatan pertama yaitu ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit diabetes mellitus tipe II pada Tn. C. Penulis menegakkan diagnosa

keperawatan ini didukung oleh data subjektif yaitu: Tn. C mengatakan

jarang mengontrol gula darah ke fasilitas kesehatan, keluarga mengatakan

Tn. C mengatakan mengeluh banyak minum, banyak makan dan kencing

dalam sehari lebih dari 6 kali disertai lemas, keluarga mengatakan Tn. C

sering mengkonsumsi makanan tinggi gula seperti nasi putih, gorengan

dan minum kopi, Tn. C tidak diingatkan oleh keluarga untuk minum obat.

Keluarga Tn. C mengatakan khawatir jika sewaktu-waktu penyakit Tn. C

memburuk dan menimbulkan komplikasi yang kronis dan berlanjut.

Adapun data objektifnya adalah: GDS pukul 10.00: 2 2 mg/dL, D


pukul 15.00 2 8 mg/dL, D 0/ 0 mmHg, 118 /menit, 3 .3 ,

RR: 20x/menit.

Diagnosa keperawatan kedua yang penulis temukan pada keluarga

adalah kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus

tipe II pada Tn. C. Adapun data subjektifnya yaitu: Tn. C mengatakan

luka di kaki kadang lembab. Tn. C mengatakan gatal-gatal di badan sudah

banyak, Tn. C mengatakan terdapat bekas garukan di punggung Tn. C,

keluarga mengatakan tidak mengerti secara rinci cara perawatan luka

yang benar. Sedangkan data objektifnya: terdapat luka lembab di kaki Tn.

C dan ada sedikit nanah, dan terdapat bekas garukan di punggung Tn. C.

Serta keluarga terlihat bingung saat menyebutkan urutan perawatan luka

yang benar.

2. Diagnosa keperawatan yang tidak muncul

Dalam kasus ini, penulis tidak memunculkan beberapa diagnosa

keperawatan yang sesuai dengan tinjauan pustaka dikarenakan data yang

diperoleh tidak menunjukkan adanya tanda-tanda yang mendukung

diagnosa keperawatan untuk dimunculkan. Diagnosa keperawatan yang

tidak muncul dalam kasus ini adalah: gangguan rasa nyaman, nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh, resiko syok hipovolemik, dan resiko

komplikasi.

Intervensi Keperawatan Keluarga

Menurut UU Keperawatan No. 38 tahun 2014 perencanaan

merupakan semua rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah

keperawatan yang diberikan kepada klien. Adapun intervensi yang dilakukan


disesuaikan dengan diagnosa keperawatan keluarga pada Tn. C yaitu sebagai

berikut:

a. Diagnosa keperawatan I: ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit diabetes mellitus tipe II pada Tn. C. Direncanakan sesuai dengan

fungsi perawatan keluarga yaitu: TUK 1 gali pengetahuan keluarga

tentang diabetes mellitus dan memberikan penjelasan kepada keluarga

tentang pengertian, penyebab, gejala, cara pencegahan dan pengelolaan

diet makanan, dan melakukan diskusi dan edukasi mengenai diabetes

mellitus dengan menggunakan lembar leaflet. TUK 2 bimbing dan

motivasi keluarga untuk berperan dalam menangani masalah DM. TUK 3

jelaskan dan demonstrasikan pada keluarga mengenai cara mengatasi

masalah DM dengan cara manajemen diet, aktivitas, dan olahraga,

pengobatan, manajemen stress, pemeriksaan kadar gula darah. TUK 4

diskusikan bersama keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman dan

sehat misalnya menjaga agar lantai dapur dan kamar mandi tidak licin dan

basah, menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah, tidak

meletakkan benda tajam di sembarangan tempat. TUK 5 diskusikan

bersama keluarga apa saja fasilitas kesehatan yang ada dan bagaimana

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Selanjutnya

memberikan pujian atas tindakan yang dilakukan.

b. Diagnosa keperawatan II: yaitu kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit diabetes mellitus tipe II pada Tn. C. TUK 1 kaji pengetahuan

keluarga tentang perawatan luka dan tata cara perawatan luka. TUK 2

diskusikan bersama keluarga apa saja fasilitas kesehatan yang ada dan
manfaatkan fasilitas pada semua anggota keluarga. TUK 3 motivasi

keluarga agar lebih bersemangat dalam melakukan tindakan perawatan

luka. TUK 4 bimbing keluarga untuk mengambil keputusan dalam

melakukan perawatan luka. Kemudian TUK 5 diskusikan bersama

keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman untuk mencegah luka

semakin parah pada Tn. C.

c. Diagnosa keperawatan III : yaitu Manajemen pemeliharaan rumah tidak

efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan Tn. C.

TUK 1 Mendiskusikan bersama keluarga bagaimana cara menjaga agar

rumah tetap bersih, TUK 2 Memotivasi keluarga untuk mempertahan kan

lingkungan dan pola hidup sehat

Implementasi Keperawatan Keluarga

Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencanaan yang

sudah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya (NANDA, 2012).

Berdasarkan hal tersebut, penulis mengelola klien dan keluarga dalam

implementasi dengan masing-masing diagnosa. Dan implementasi

disesuaikan juga dengan tinjauan teori. Adapun implementasinya berkaitan

dengan masalah keperawatan ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit diabetes mellitus tipe II pada Tn. C, dan kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit diabetes mellitus tipe II pada Tn. C.

Ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan sakit

diabetes mellitus tipe II pada Tn. C. Implementasi pada diagnosa ini


dilakukan pada tanggal 19-20 Januari 2021. Selama 2x24 jam penulis

melakukan implementasi dengan tujuan agar keluarga dapat mengenal

masalah klien, membuat keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit,

menggunakan fasilitas kesehatan, dan memodifikasi lingkungan. Untuk

diagnosa pertama ini, penulis mengajarkan mengenal penyakit DM dengan

cara memberikan penyuluhan mengenai DM, membimbing dan memotivasi

keluarga untuk berperan dalam menangani masalah DM, menjelaskan dan

mendemonstrasikan pada keluarga mengenai cara mengatasi masalah DM

dengan cara manajemen diet, aktivitas, olahraga, pengobatan, manajemen

stress, pemeriksaan kadar gula darah, mendiskusikan bersama keluarga

memodifikasi lingkungan yang nyaman bagi pasien seperti menjaga lantai

rumah tetap kering agar terhindari dari jatuh atau cedera dan tidak

meletakkan benda tajam di sembarangan tempat, dan mendiskusikan fasilitas

pelayanan kesehatan untuk mengontrol kesehatan dan pengobatan

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus tipe II

pada Tn. C. Implementasi dari diagnosa ini dilakukan dari tanggal 12-14

Januari 2021. Implementasi ini dilakukan sebanyak 3 kali kunjungan, adapun

tindakan yang penulis lakukan dalam hal ini yaitu menggali pengetahuan

keluarga tentang perawatan luka, mendiskusikan dengan keluarga tata cara

perawatan luka, mendiskusikan bersama keluarga apa saja fasilitas kesehatan

yang ada dan memanfaatkan fasilitas pada semua anggota keluarga,

memotivasi keluarga agar lebih bersemangat dalam melakukan tindakan

perawatan luka., membimbing keluarga untuk mengambil keputusan dalam

melakukan tindakan perawatan luka, mendiskusikan bersama keluarga

bagaimana lingkungan yang nyaman dan aman untuk mencegah luka


semakin parah pada Ny.S. misalnya dengan menganjurkan untuk

menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah.

Selama melakukan asuhan keperawatan, penulis tidak mengalami

kesulitan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dikarenakan keluarga

cukup kooperatif dan menerima kehadiran penulis.

Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai

keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga

memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota

keluarga. Sebagai komponen kelima dalam proses keperawatan, evaluasi

adalah tahap yang menentukan mudah atau sulitnya dalam melaksanakan

asuhan keperawatan (Sudiharto, 2012)

a. Evaluasi terhadap diagnosa keperawatan ketidakstabilan kadar gula darah

berhubungan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

dengan sakit diabetes mellitus tipe II pada Tn. C. Pada diagnosa ini

penulis sudah melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tinjauan

pustaka yang ada dan dilakukan semaksimal mungkin dengan tujuan

keluarga mampu mengenal dan merawat bagaimana perawatan DM. Saat

dievaluasi keluarga mengatakan sudah paham mengenai masalah diabetes

mellitus, keluarga dapat menyebutkan makanan yang harus dikurangi,

dianjurkan, obat apa saja yang bisa dikomsumsi untuk mengatasi DM.

Keluarga dapat membuat keputusan mengenai diet yang harus diberikan

untuk merawat anggota keluarga yang sakit, serta apa saja keuntungan dari

pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada untuk menunjang kesehatan

keluarga. Dalam hal ini sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh

penulis yaitu keluarga dapat memahami bagaimana perawatan anggota


keluarga dengan DM, namun ketidakstabilan kadar gula darah Tn. C

belum stabil sehingga penulis memberikan edukasi kepada keluarga

untuk selalu menjaga pengaturan makanan diet diabetes dan kontrol gula

darah ke fasilitas kesehatan secara teratur, dan mengingatkan keluarga

untuk menjaga kenyamanan lingkungan agar tetap bersih terutama

kamar mandi dan dapur supaya tidak licin, menggunakan alas kaki saat

berjalan ke luar rumah dan tidak meletakkan benda tajam di

sembarangan tempat serta ruangan rumah mendapatkan sirkulasi udara.

b. Evaluasi terhadap diagnosa keperawatan kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit diabetes mellitus tipe II pada Tn. C. Saat dilakukan

evaluasi, keluarga mampu merawat luka akibat kerusakan integritas kulit

serta mampu merawat luka dalam hal pergantian perban dan pemberian

obat-obatan sesuai jadwal serta mampu membuat keputusan. Serta dapat

menyebutkan manfaat dari fasilitas kesehatan. Dalam hal ini sesuai

dengan tujuan yang penulis harapkan yaitu keluarga mampu melakukan

perawatan kerusakan integritas jaringan secara tepat dan klien mampu

menjelaskan prosedur perawatan luka yang sudah dijelaskan dengan

benar. Namun dalam hal ini masalah kerusakan integritas kulit belum

teratasi karena luka klien belum sembuh. Karena itu perawatan luka

untuk Tn. C dilanjutkan oleh keluarga di rumah.

c. Evaluasi terhadap diagnosa manajemen pemeliharaan rumah tidak

efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam


memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan Tn. C.

Keluarga secara bersama mau menjaga agar rumah tetap bersih, motivasi

keluarga untuk mempertahan kan lingkungan dan pola hidup sehat sudah

ada.

Anda mungkin juga menyukai