Oleh:
NIM: 70900118002
CI LAHAN CI INSTITUSI
(……………………........) (……………………………)
1
BAB I
A. DEFENISI
Sari, 2011).
B. ETIOLOGI
Menurut Muttaqin dan Sari (2011) kondisi klinis yang memungkinkan dapat
mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari ginjal sendiri dan di luar ginjal.
2
5. Trauma langsung pada ginjal.
2. Dyslipidemia.
3. SLE.
5. Preeklamsi.
6. Obat-obatan.
C. KLASIFIKASI
3
c. BUN dan kreatinin serum masih normal
d. Pasien asimtomatik
3. Gagal ginjal
4
f. Oliguria
1. Stadium 1
kerusakan pada ginjal. Hal ini disebabkan ginjal tetap berfungsi secara
5
penderita yang tidak mengetahui kondisi ginjalnya dalam stadium 1.
2. Stadium 2
Sama seperti pada stadium awal, tanda – tanda seseorang berada pada
stadium 2 juga tidak merasakan gejala karena ginjal tetap dapat berfungsi
3. Stadium 3
yang disebut uremia. Pada stadium ini muncul komplikasi seperti tekanan
darah tinggi (hipertensi), anemia atau keluhan pada tulang. Gejala- gejala
ginjal tidak dapat lagi mengatur komposisi cairan yang berada dalam
sekitar kaki bagian bawah, seputar wajah atau tangan. Penderita juga
dapat mengalami sesak nafas akaibat teralu banyak cairan yang berada
dalam tubuh.
6
c. Perubahan pada urin: urin yang keluar dapat berbusa yang
d. Rasa sakit pada ginjal. Rasa sakit sekitar pinggang tempat ginjal
perencanaan diet yang tepat. Penderita GGK pada stadium ini biasanya
7
ada pembatasan kalium kecuali didapati kadar dalam darah diatas
4. Stadium 4
Pada stadium ini fungsi ginjal hanya sekitar 15–30% saja dan apabila
seseorang berada pada stadium ini sangat mungkin dalam waktu dekat
uremia biasanya muncul pada stadium ini. Selain itu besar kemungkinan
ginjal tidak dapat lagi mengatur komposisi cairan yang berada dalam
sekitar kaki bagian bawah, seputar wajah atau tangan. Penderita juga
dapat mengalami sesak nafas akaibat teralu banyak cairan yang berada
dalam tubuh.
8
c. Perubahan pada urin: urin yang keluar dapat berbusa yang
d. Rasa sakit pada ginjal. Rasa sakit sekitar pinggang tempat ginjal
i. Sulit berkonsentrasi
bekerja secara optimal. Untuk itu diperlukan suatu terapi pengganti ginjal
9
a. Kehilangan nafsu makan
b. Nausea.
c. Sakit kepala.
d. Merasa lelah.
f. Gatal – gatal.
i. Kram otot
D. PATOFISIOLOGI
dan penimbunan zat-zat sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian
ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal,
sisa yang sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang tersisa
hipertrofi. Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati, maka nefron
tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini
10
nefronnefron, terjadi pembentukan jaringan parut dan aliran darah ginjal
sudah menurun secara progresif. Dua adaptasi penting dilakukan oleh ginjal
filtrasi, beban zat terlarut dan reabsorpsi tubulus dalam setiap nefron
meskipun GFR untuk seluruh massa nefron yang terdapat dalam ginjal turun
fungsi ginjal yang sangat rendah. Namun akhirnya, kalau sekitar 75% massa
nefron sudah hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban zat terlarut bagi setiap
tubulus tidak dapat lagi dipertahankan. Fleksibilitas baik pada proses ekskresi
maupun proses konservasi zat terlarut dan air menjadi berkurang. Sedikit
tersebut, karena makin rendah GFR (yang berarti maikn sedikit nefron yang
11
kemampuan memekatkan atau mengencerkan urine menyebabkan berat jenis
urine tetap pada nilai 1,010 atau 285 mOsm (yaitu sama dengan plasma) dan
merupakan penyebab gejala poliuria dan nokturia (Brunner & Suddart, 2013).
E. MANIFESTASI KLINIS
nokturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar creatinin serum dan
c. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah, latergi,
10ml/menit, kadar serumk reatinin dan BUN meningkat tajam, dan terjadi
F. KOMPLIKASI
a. Komplikasi Hematologis
12
Anemia pada penyakit ginjal kronik disebabkan oleh produksi
eritropoietin yang tidak adekuat oleh ginjal dan diobati dengan pemberian
eritropoietin subkutan atau intravena. Hal ini hanya bekerja bila kadar
besi, folat, dan vitamin B12 adekuat dan pasien dalam keadaan baik.
retensi natrium dan air. Keadaan ini biasanya tidak cukup parah untuk bisa
c. Dehidrasi
d. Kulit
13
Gatal merupakan keluhan keluhan kulit yang paling sering terjadi.
serta dapat disebabkab oleh deposit kalsium fosfat apda jaringan. Gatal
dapat dikurangi dengan mengontrol kadar fosfat dan dengan krim yang
pada kulit dan timbul hanya pada uremia berat. Pigmentasi kulit dapat
e. Gastrointestinal
Namun gejala mual, muntah, anoreksia, dan dada terbakar sering terjadi.
urin.
f. Endokrin
14
dalam menyebabkan retardasi pertumbuhan pada anak dan kehilangan
kehilangan kesadaran, dan bahkan koma, sering kali dengan tanda iritasi
tidak biasa diam (restless leg) atau kram otot dapat juga terjadi dan
seperti depresi dan ansietas sering terjadi dan terdapat peningkatan risiko
bunuh diri.
h. Imunologis
sering terjadi. Uremia menekan fungsi sebagaian besar sel imun dan
tidak tepat.
i. Lipid
15
Hiperlipidemia sering terjadi, terutama hipertrigliseridemia akibat
j. Penyakit jantung
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi
b. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu a/
obstruksi)
c. IVP (Intra Vena Pielografi) untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter
16
Pemeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada keadaan
d. USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal,
e. Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari
perikardial.
h. Pemeriksaan radilogi paru untuk mencari uremik lung; yang terkhir ini
k. Biopsi ginjal
dan hipoalbuminemia.
17
3) Ureum dan kreatinin : Meninggi, biasanya perbandingan antara ureum
ferifer)
lipoprotein lipase.
18
11) Asidosis metabolik dengan kompensasi respirasi menunjukan pH yang
ginjal.
H. PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
2. Dialysis
a. peritoneal dialysis
b. Hemodialisis
19
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke
jantung )
3. Operasi
a. Pengambilan batu
b. Transplantasi ginjal
I. PENCEGAHAN
ginjal kronis, seperti diabetes dan darah tinggi, adalah cara paling utama yang
bisa dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Sedangkan pada penderita,
upaya pencegahan agar gagal ginjal kronis tidak bertambah buruk meliputi:
obat.
20
BAB II
A. PENGKAJIAN
Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada
1. Demografi
kebiasaan kerja dengan duduk / rdiri yang terlalu lama dan lingkungan
21
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM,
saluran kemih, dan traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu
4. Pola eliminasi
5. Pengkajian fisik
b. Tanda-tanda vital.
c. Antropometri.
22
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan
d. Kepala.
kotor.
f. Dada
g. Abdomen.
buncit.
h. Genital.
terdapat ulkus.
i. Ekstremitas.
23
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema,
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri
a. Definisi
b. Penyebab
berlebihan)
1) Subjektif,
2) Objektif
24
a) Tampak meringis
c) gelisah
e) Sulit tidur
1) Subjektif
(tidak tersedia)
2) Objektif
e) menarik diri
g) diaforesis.
a. Definisi
b. Penyebab
25
1) Hambatan lingkungan (mis, kelembapan lingkungan sekitar, suhu
3) Kurang privasi
4) Restraint fisik
1) Subjektif
2) Objektif
( tidak tersedia)
1) Subjektif
2) Objektif
( tidak tersedia )
26
e. Kondisi Klinis Terkait
1) Nyeri / kolik
2) Hipertiroidisme
3) Kecemasan
5) Kehamilan
3. Hipervolemi
dan/atau intraselular
b. Penyebab
1) Subjektif
(1) Ortopnea
(2) Dispnea
27
(3) Paroxysmal noctural dyspnea (PND)
2) Objektif
1) Subjektif
(tidak tersedia)
2) Objektif
(3) Hepatomegali
(5) Oliguria
4. Intoleransi aktivitas
a. Defenisi
b. Penyebab
28
1) Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
1) Subjektif
Mengeluh lelah
2) Objektif
1) Subjektif
2) Objektif
(4) Sianosis
1) Anemia
29
2) Gagal jantung kongestif
5) Aritmia
7) Gangguan metabolik
8) Gangguan muskuloskletal
5. Defisit nutrisi
metabolism.
b. Penyebab
1) Subjektif
(tidak tersedia)
2) Objektif
30
d. Gejala dan tanda minor
1) Subjektif
2) Objektif
(5) Sariawan
(8) Diare
31
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA LUARAN
NO INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
intesitas nyeri.
nyeri
32
biofeedback, terapi pijat,
terbimbing, kompres
perio
meng
jika perlu
33
a. Kolaborasi pemberian deuretik
3. Intoleransi aktivitas Intoleransi a. Observasi faktor yang a. Meny
menimbulkan keletihan: indik
aktivitas membaik
Anemia, Ketidakseimbangan
cairan & elektrolit, Retensi
produk sampah depresi
b. Tingkatkan kemandirian dalam
b. Meni
aktifitas perawatan diri yang
ringa
dapat ditoleransi, bantu jika harga
keletihan terjadi
c. Anjurkan aktivitas alternatif
sambil istirahat c. Mend
yang
d. Anjurkan untuk istirahat setelah yang
dialisis d. Istira
setela
perub
& e
prose
4. Defisit nutrisi Nutrisi membaik Observasi/Indentifikasi/Monitor 1. Untu
anore
Terapeutik
menin
34
Edukasi
Kolaborasi
makan pada a
nutris
35
PENYIMPANGAN KDM
Glomerulonefritis,
nefropati analgesik,
nefropati refluks, ginjal
Merangsang pengeluaran polikistik, nefropati
zat mediator kimia diabetik
(bradikidin, histamin,
prostaglandin) GFR menurun
36
menurun
Ke organ target melalui Kulit kering bersisik
saraf efferent Natrium menurun
Risiko Kerusakan
Nyeri dipersepsikan Kerusakan ginjal Integritas Kulit
meningkat
NYERI Produk akhir
Fungsi ginjal menurun metabolisme
Protein tertimbun dlm
Ketidakmampuan darah
mengeluarkan cairan Na
dan air Peningkatan ureum
darah
Edema
Merangsang sal.cerna
Hipervolemia
Distimulasi
hipothalamus
Kekurangan zat nutrisi Sbg rangsangan
37
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013) . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume
2. Jakarta : EGC
Carpenito, L.J., 2006, Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2),
Alih. Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.
Corwin. 2011. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler. A., C, (2014). Rencana Asuhan
Keperwatan pedoman untuk Perencanaan Keperawatan Pasien. Edisi : 3.
Jakarta:EGC
Frase, S. Blakeman, T. (2016). Chronic Kidney Disease: Identification and
Management in Primary Care. Pragmatic and Observational Research, 7,
pp. 21-32
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan
SistemPerkemihan. Jakarta : Salemba Medika
Nahas, Meguid El & Adeera Levin.2010.Chronic Kidney Disease: A Practical Guide
to Understanding and Management. USA : Oxford University Press.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta;
MediAction.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia “Definisi dan Indikator
Diagnostik”. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia “Definisi dan Tindakan”.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Smeltzer, S.2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC.
38