Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
Nama : Ny. LL
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Piru
Tanggal MRS : 15/09/2015 pukul : 10.10 WIT
Agama : Kristen Protestan
Status pernikahan : Menikah

II. ANAMNESIS

Keluhan utama : Luka pada payudara kiri berdarah


Riwayat penyakit sekarang : Keluhan dialami sejak 1 bulan sebelum
masuk RS, dan tidak dialami terus menerus.
Darah berasal dari luka-luka yang terdapat
pada payudara kiri pasien yang berjumlah 3
buah. Awalnya, muncul sebuah benjolan ± 5
tahun yang lalu pada payudara kiri sebelah
kanan atas sebesar kelereng. Kemudian lama
kelamaan benjolan tersebut bertambah besar
dan bertambah banyak, sehingga payudara
kiri juga ikut membesar. Hingga saat ini
benjolan-benjolan tersebut sudah sulit untuk
ditentukan jumlahnya karena tampak seperti
sudah menyatu dan muncul pula pada ketiak
kiri. Benjolan-benjolan tersebut terasa nyeri.
Sejak ± 2 bulan yang lalu, sudah 3 benjolan
yang pecah dan menjadi luka. Satu minggu
sebelumnya pasien mengalami demam,
dialami terus menerus dan menurun jika
minum obat penurun panas

1
Riwayat penyakit dahulu : Tidak diketahui
Riwayat keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
keluhan yang sama
Riwayat pengobatan : Pasien sudah dirawat sebelumnya di RS Piru
selama 5 hari kemudian pasien dirujuk.
Selama pasien mengalami pembesaran
payudara kiri pasien mengkonsumsi obat-
obatan herbal.
Riwayat Reproduksi : Pasien menikah usia 28 tahun, usia
melahirkan anak pertama berusia 35 tahun,
dan memiliki 4 orang anak. Riwayat
menyusui (+), menstruasi pertama pada usia
13 tahun, siklus menstruasi lancar,
menopause pada usia 48 tahun, riwayat
pemakaian obat KB yang diminum selama 2
tahun. Riwayat pernah operasi tumor
payudara atau tumor ginekologik (-), riwayat
radiasi dinding dada (-).

III. PEMERIKSAAN FISIK


Tekanan darah : 130/80 mmHg, Nadi : 90 x/m, Pernapasan : 22 x/m, Suhu :
37,80C
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-
Telinga : Otore -/-
Hidung : Rinore -/-
Tenggorokan: Hiperemis (-)
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-)
Leher : Pembesaran KGB axila sinistra (+)
Dada : Normochest, gerakan pengembangan dada simetris kiri & kanan.
Jantung : Bunyi jantung I/II murni reguler
Paru-paru : Inspeksi : Gerakan pernafasan kiri sama dengan kanan

2
Palpasi : fremitus vokal kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor (+/+),
Auskultasi : vesikuler (+/+), Bunyi tambahan : rhonki -/-,
wheezing -/-
Abdomen : Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) 5 x / menit
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Genitalia : tidak ditemukan kelainan
Eskteremitas: edema

IV. STATUS LOKALIS

Pemeriksaan fisik pada thorax didapati, inspeksi gerakan pernafasan kiri


sama dengan kanan, palpasi fremitus vokal (+/+), perkusi sonor (+/+),
auskultasi vesikuler (+/+), Bunyi tambahan : rhonki -/-, wheezing -/-.
Regio mammae sinistra :

Inspeksi : Tampak mammae sinistra membesar, dengan diameter


terbesar ± 49 cm, berwarna kehitaman di kuadran atas
kiri dan kanan mammae sinistra, terdapat ulkus
berukuran 4x2,5 cm pada kuadran kanan atas, 5,4 x 4,7
cm pada daearah tengah payudara, dan 5,1 x 4,9 cm pada
kuadran kiri bawah.disertai jaringan nekrotik dan pus di
sekitarnya. Ulkus pada regio mammae sinistra
mengalami perdarahan. Peau d Orange (+)
Palpasi : Pada seluruh bagian mammae sinistra teraba massa padat,
keras, terfiksir, permukaan berbenjol-benjol, nyeri tekan
(+).
Palpasi KGB : Terdapat pembesaran KGB pada KGB axilla anterior

3
sinistra, KGB konsistensi keras, tidak dapat digerakan,
nyeri tekan (-). Jumlah 2 lobus, tidak ada pembesaran
KGB supraklavikula, infraklavikula dan regio coli.

Gambar 1. Foto payudara kiri

V. DIAGNOSIS KERJA
Tumor Mammae Sinistra Suspek Malignansi Stadium IIIB (T4N2M0)

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Laboratorium tanggal 15-10-2015

RBC : 3,17 x 106-/mm3


HGB : 8,3 g/dL
HCT : 25,6 %
MCV : 81 µm3
MCH : 26,2 pg
MCHC : 32,5%
PLT : 439 x 103/ mm3
WBC : 6,4 x 103/mm3

2. Pemeriksaan Radiologi
Foto Rontgen thorax AP tanggal 15/10/2015 menunjukan Soft Tissue
Massa pada Mammae Sinistra.

4
Ny. LL
49 thn

Gambar 2. Hasil foto thorax


VII. PLANING
- IVFD RL 14 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam /IV
- Ketorolac 30 mg / 8 jam / IV
- Asam Traneksamat 250 mg / 8 jam / IV
- Paracetamol 500 mg/ 8 jam / oral (jika demam)
- Transfusi darah PRC 2 kantong
- Rawat luka

VIII. PROGNOSIS

Dubia at malam karena tingkat penyebaran secara klinik termasuk stadium IIIB
dengan ketahanan hidup 5 tahun hanya 30% dan 10 tahun 40%.

DISKUSI

5
Pada kasus ini didapati seorang wanita usia 49 tahun yang datang dengan
keluhan luka pada payudara kiri berdarah. Keluhan dialami sejak 1 bulan sebelum
masuk RS, dan tidak dialami terus menerus. Darah berasal dari luka-luka yang
terdapat pada payudara kiri pasien yang berjumlah 3 buah. Awalnya, muncul
sebuah benjolan ± 5 tahun yang lalu pada payudara kiri sebelah kanan atas sebesar
kelereng. Kemudian lama kelamaan benjolan tersebut bertambah besar dan
bertambah banyak, sehingga payudara kiri juga ikut membesar. Hingga saat ini
benjolan-benjolan tersebut sudah sulit untuk ditentukan jumlahnya karena tampak
seperti sudah menyatu dan muncul pula pada ketiak kiri. Payudara pasien terasa
nyeri. Sejak ± 2 bulan yang lalu, sudah 3 benjolan yang pecah dan menjadi luka.
Satu minggu sebelumnya pasien mengalami demam, dialami terus menerus dan
menurun jika minum obat penurun panas. Riwayat penyakit dahulu tidak
diketahui, dan tidak ada keluarga yang juga mengalami keluhan maupun kondisi
yang sama.

Pasien menikah usia 28 tahun, usia melahirkan anak pertama berusia 35


tahun, dan memiliki 4 orang anak. Riwayat menyusui (+), menstruasi pertama
pada usia 15 tahun, siklus menstruasi lancar, menopause pada usia 48 tahun,
riwayat pemakaian obat KB yang diminum selama 2 tahun. Riwayat pernah
operasi tumor payudara atau tumor ginekologik (-), riwayat radiasi dinding dada
(-).

Pada pemeriksaan fisik ditemukan tampak mammae sinistra membesar,


dengan diameter terbesar ± 49 cm, berwarna kehitaman di kuadran atas kiri dan
kanan mammae sinistra, terdapat ulkus berukuran 4x2,5 cm pada kuadran kanan
atas, 5,4 x 4,7 cm pada daearah tengah payudara, dan 5,1 x 4,9 cm pada kuadran
kiri bawah.disertai jaringan nekrotik dan pus di sekitarnya. Ulkus pada regio
mammae sinistra mengalami perdarahan, peau d’orange (+). Pada palpasi
mammae sinistra teraba massa padat, keras, terfiksir, permukaan berbenjol-benjol,
nyeri tekan (+). Terdapat pembesaran KGB pada KGB axilla anterior sinistra,
KGB konsistensi keras, tidak dapat digerakan, nyeri tekan (-). Jumlah 2 lobus,
tidak ada pembesaran KGB supraklavikula, infraklavikula dan regio coli.

6
Pada pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah rutin dan
ditemukan adanya anemia dengan hasil Hb 8,3 g/dL. Selain itu, pada pemeriksaan
radiologis berupa foto rongent thorax AP ditemukan adanya soft tissue mass pada
mamae sinistra tanpa kelainan jantung maupun paru-paru.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis serta pemeriksaan


penunjang yang dilakukan pasien didiagnosis dengan Tumor Mammae Sinistra
Suspek Malignansi Stadium IIIB (T4N2M0). Karsinoma mammae merupakan
suatu bentuk keganasan yang berasal dari payudara dan sering dialami oleh
wanita. Kanker payudara merupakan kanker dengan insidens tertinggi No.2 di
Indonesia dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun insidens ini meningkat;
seperti halnya di negara barat.1,2 Angka kejadian kanker payudara di Amerika
Serikat 92/100.000 wanita pertahun dengan mortalitas yang cukup tinggi
27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita. Di Indonesia
berdasarkan “Pathological Based Registration“ kanker payudara mempunyai
insidens relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai insidens minimal
20.000 kasus baru pertahun; dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% kasus masih
berada dalam stadium lanjut.2,3

Etiologi pasti dari kanker payudara masih belum jelas. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa wanita dengan faktor risiko tertentu lebih sering untuk
berkembang menjadi kanker payudara dibandingkan yang tidak memiliki
beberapa faktor risiko tersebut. Beberapa faktor risiko tersebut :1,2,4,5,6
1. Umur :
Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring
bertambahnya umur seorang wanita. Angka kejadian kanker payudara rata-rata
pada wanita usia 40 tahun ke atas. Kanker jarang timbul sebelum menopause.

2. Riwayat kanker payudara

7
Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada satu payudara
mempunyai risiko untuk berkembang menjadi kanker pada payudara yang
lainnya.

3. Riwayat Keluarga
Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang ibunya atau saudara
perempuan kandungnya memiliki kanker payudara. Risiko lebih tinggi jika
anggota keluarganya menderita kanker payudara sebelum usia 40 tahun.

4. Perubahan payudara tertentu


Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan payudaranya yang terlihat
abnormal pada pemeriksaan mikroskopik. Risiko kanker akan meningkat bila
memiliki tipe-tipe sel abnormal tertentu, seperti atypical hyperplasia dan
lobular carcinoma in situ [LCIS].

5. Perubahan Genetik
Beberapa perubahan gen-gen tertentu akan meningkatkan risiko terjadinya
kanker payudara, antara lain BRCA1, BRCA2, dan beberapa gen lainnya.
BRCA1 and BRCA2 termasuk tumor supresor gen. Secara umum, gen BRCA-1
beruhubungan dengan invasive ductal carcinoma, poorly differentiated, dan
tidak mempunyai reseptor hormon. Sedangkan BRCA-2 berhubungan dengan
invasive ductal carcinoma yang lebih well differentiated dan mengekspresikan
reseptor hormon. Wanita yang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2 akan
mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita dengan gen BRCA1 yang
abnormal cenderung untuk berkembang menjadi kanker payudara pada usia
yang lebih dini.

6. Riwayat reproduksi dan menstruasi


Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan peningkatan risiko untuk
berkembangnya kanker payudara, sedangkan berkurangnya paparan justru
memberikan efek protektif. Beberapa faktor yang meningkatkan jumlah siklus
menstruasi seperti menarche dini (sebelum usia 12 tahun), nuliparitas, dan
menopause yang terlambat (di atas 55 tahun) berhubungan juga dengan

8
peningkatan risiko kanker. Wanita yang hamil pertama kali pada usia sebelum
18 tahun, memiliki setengah risiko kanker payudara dibandingkan yang wanita
yang hamil pertama kali pada usia lebih dari 30 tahun. Diferensiasi akhir dari
epitel payudara yang terjadi pada akhir kehamilan akan memberi efek protektif,
sehingga semakin tua umur seorang wanita melahirkan anak pertamanya, risiko
kanker meningkat. Wanita yang mendapatkan Hormone replacement therapy
meningkatkan risiko kanker.

7. Ras
Kanker payudara lebih sering terdiagnosis pada wanita kulit putih,
dibandingkan wanita Latin Amerika, Asia, atau Afrika. Insidensi lebih tinggi
pada wanita yang tinggal di daerah industrialisasi.

8. Wanita yang mendapat terapi radiasi pada daerah dada


Wanita yang mendapat terapi radiasi di daerah dada (termasuk payudara)
sebelum usia 30 tahun, risiko untuk berkembangnya kanker payudara akan
meningkat di kemudian hari.

9. Kepadatan jaringan payudara


Jaringan payudara dapat padat ataupun berlemak. Wanita yang pemeriksaan
mammogramnya menunjukkan jaringan payudara yang lebih padat, risiko
untuk menjadi kanker payudaranya meningkat.
10. Overweight atau Obese setelah menopause
Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara setelah menopause
meningkat pada wanita yang overweight atau obese, karena sumber estrogen
utama pada wanita postmenopause berasal dari konversi androstenedione
menjadi estrone yang berasal dari jaringan lemak, dengan kata lain obesitas
berhubungan dengan peningkatan paparan estrogen jangka panjang.

11. Kurangnya aktivitas fisik

9
Wanita yang aktivitas fisik sepanjang hidupnya kurang, risiko untuk menjadi
kanker payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik akan membantu
mengurangi peningkatan berat badan dan obesitas.
12. Diet
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering minum alkohol
mempunyai risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena alkohol akan
meningkatkan kadar estriol serum. Sering mengkonsumsi banyak makan
berlemak dalam jangka panjang akan meningkatkan kadar estrogen serum,
sehingga akan meningkatkan risiko kanker.

Pada pasien kasus ini, memiliki beberapa faktor risiko yang sesuai dengan
teori yakni usia (49 tahun), melahirkan pertama kali pada usia 35 tahun dan
adanya riwayat penggunaan kontrasepsi oral.
Gejala dan tanda klinis yang didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik yaitu berupa munculnya benjolan pada payudara, yang mengalami
perkembangan dan terbentuk luka (ulserasi), selain itu ditemukan pula benjolan
pada ketiak. Temuan ini sesuai dengan Protokol Perhimpunan Ahli Bedah
Onkologi Indonesia, dimana diagnosis kanker payudara yaitu: keluhan pada
payudara atau ketiak beserta perjalanan penyakitnya:1,2,3,4,7
Benjolan
Kecepatan tumbuh
Rasa sakit
Nipple discharge
Nipple retraction (ditanyakan pula mengenai onsetnya)
Krusta di areola
Kelainan pada kulit, misalnya dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
Perubahan warna kulit
Benjolan di ketiak
Edema lengan bawah

10
Belum ditemukan adanya keluhan yang berkaitan dengan gejala metastasis
seperti :
Nyeri tulang (vertebra, femur)
Rasa penuh di ulu hati
Batuk
Sesak
Sakit kepala hebat
Setelah itu, dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah
rutin yang menunjukan adanya anemia normokromik normositik yang dapat di
akibatkan karena perdarahan yang terjadi dan pemeriksaan foto rontgen thoraks
AP yang menunjukan gambaran soft tissue massa pada mammae sinistra dan
belum tampak adanya tanda-tanda metastase pada paru-paru yang secara teori
memiliki kecenderungan mengalami metastasis karsinoma mammae sebesar 20-
40%.
Sehingga diagnosis klinis yang diambil yaitu Tumor Mammae Sinistra
Suspek Malignansi IIIB (T4N2M0).
Untuk mendapatkan diagnosis pasti dari sebuah karsioma mammae seperti
pada pasien ini masih perlu dilakukan pemerikasaan histopatologi dengan cara
biopsi jaringan mammae.8,9
Penentuan stadium didasarkan pada sistem TNM (tabel 1 dan 2) dimana
ditemukan tumor dengan ukuran 49 cm terdapat ulserasi dan edema (peau d’
orange) (T4b), pembesaran nodus limfe yang menandakan metastasis KGB aksilla
pada sisi ipsilateral yang tidak dapat digerakkan (N2), serta belum di temukan
adanya gejala dan tanda metastase dari anamnesis pemeriksaan fisik dan
pemeriksaaan penunjuang (M0) sehingga stadiumnya yaitu IIIB (T4N2M0).

Tabel 1.3. TNM Staging System untuk Breast Cancer5,6,7,


Tumor Primer (T)
  TX Tumor primer tidak dapat dinilai
  T0 Tidak ada bukti terdapat tumor primer
  Tis Carcinoma in situ

11
  Tis(DCIS) Ductal carcinoma in situ
  Tis(LCIS) Lobular carcinoma in situ
  Tis(Paget's) Paget's disease dari papilla mammae tanpa tumor (Catatan : Paget's disease yang
berhubungan dengan tumor diklasifikasikan menurut ukuran tumor)
  T1 Tumor ≤ 2 cm
  T1mic Microinvasion ≤ 0.1
  T1a Tumor > 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5 cm
  T1b Tumor > 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm
  T1c Tumor > 1 tetapi tidak lebih dari 2 cm
  T2 Tumor > 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm
  T3 Tumor > 5 cm
  T4 Tumor ukuran berapapun dengan perluasan langsung ke dinding dada atau kulit,
seperti yang diuraikan dibawah ini :
  T4a Perluasan ke dinding dada, tidak melibatkan otot pectoralis
  T4b Edema (termasuk peau d'orange), atau ulserasi kulit [ayudara, atau ada nodul satelit
terbatas di kulit payudara yang sama
  T4c Kriteria T4a dan T4b
  T4d Inflammatory carcinoma
Kelenjar Getah Bening—Klinis (N) 
  NX KGB regional tidak dapat dinilai (misalnya sebelumnya telah diangkat)
  N0 Tidak ada metastasis ke KGB regional
  N1 Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral tetapi dapat digerakkan
  N2 Metastasis KGB aksilla ipsilateral tetapi tidak dapat digerakkan atau terfiksasi,
atau tampak secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral tetapi secara klinis
tidak terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla ipsilateral
  N2a Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral dengan KGB saling melekat atau melekat ke
struktur lain sekitarnya.
  N2b Metastasis hanya tampak secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral dan
tidak terbukti secara klinis terdapat metastasis ke KGB aksilla ipsilateral
  N3 Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB
aksilla, atau secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral tetapi secara klinis
terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla ipsilateral; atau metastasis ke KGB
supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB infraklavikula atau
aksilla ipsilateral
  N3a Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral
  N3b Metastasis ke KGB internal mammary dan aksilla
  N3c Metastasis ke KGB supraklavikula ipsilateral
Kelenjar Getah Bening Regional—Patologia anatomi (pN) 
  Pnx KGB regional tidak dapat dinilai (sebelumnya telah diangkat atau tidak dilakukan
pemeriksaan patologi)
  pN0b Secara histologis tidak terdapat metastasis ke KGB, tidak ada pemeriksaan

12
  tambahan untuk isolated tumor cells (Catatan : Isolated tumor cells (ITC) diartikan
sebagai sekelompok tumor kecil yang tidak lebih dari 0.2 mm, biasanya dideteksi
hanya dengan immunohistochemical (IHC) atau metode molekuler
  pN0(i–) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, IHC (-)
  pN0(i+) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, IHC (+), IHC cluster
tidak lebih dari 0.2 mm
  pN0(mol–) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, pemeriksaan molekuler (-)
(RT-PCR)
  pN0(mol+) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, pemeriksaan molekuler
(+) (RT-PCR)
  pN1 Metastasis ke 1-3 KGB aksila, dan atau KGB internal mammary terdeteksi secara
mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak tampak
  pN1mi Micrometastasis (> 0.2 mm, < 2.0 mm)
  pN1a Metastasis ke 1-3 KGB aksila
  pN1b Metastasis ke KGB internal mammary terdeteksi secara mikroskopis melalui
diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak tampak 
  pN1c Metastasis ke 1-3 KGB aksila dan ke KGB internal mammary terdeteksi secara
mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak tampak (jika
berhubungan dengan >3 (+) KGB aksila, KGB internal mammary diklasifikasikan
sebagai pN3b)
  pN2 Metastasis ke 4-9 KGB aksila, atau tampak secara klinis ke KGB internal
mammary tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla
  pN2a Metastasis ke 4-9 KGB aksila (sedikitnya 1 tumor > 2 mm)
  pN2b tampak secara klinis ke KGB internal mammary tetapi secara klinis tidak terbukti
terdapat metastasis ke KGB aksilla
  pN3 Metastasis ke 10 KGB aksila, atau KGB infraklavikula, atau secara klinis ke KGB
internal mammary ipsilateral dan terdapat 1 atau lebih metastasis ke KGB aksilla
atau > 3 metastasis ke KGB aksilla tetapi secara klinis microscopic metastasis (-)
ke KGB internal mammary; atau ke KGB supraklavikular ipsilateral

  pN3a Metastasis ke ≥10 KGB aksila (minimal 1 tumor > 2 mm), atau metastasis ke KGB
infraklavikula
  pN3b Secara klinis metastasis ke KGB internal mammary ipsilateral dan terdapat 1 atau
lebih metastasis ke KGB aksilla atau > 3 metastasis ke KGB aksilla dan dalam
KGB internal mammary dengan kelainan mikroskopis yang terdeteksi melalui
diseksi KGB sentinel, tidak tampak secara klinis
  pN3c Metastasis ke KGB supraklavikular ipsilateral
Metastasis Jauh (M) 
  MX Metastasis jauh tidak dapat dinilai
  M0 Tidak terdapat metastasis jauh
  M1 Terdapat metastasis jauh

13
Tabel 2. Pengelompokan stadium6
Stage 0   Tis N0 M0
Stage I  T1a N0 M0
Stage IIA  T0 N1 M0
  T1a N1 M0
  T2 N0 M0
Stage IIB  T2 N1 M0
  T3 N0 M0
Stage IIIA  T0 N2 M0
  T1a N2 M0
  T2 N2 M0
  T3 N1 M0
  T3 N2 M0
Stage IIIB  T4 N0 M0
  T4 N1 M0
  T4 N2 M0
Stage IIIC  Any T N3 M0
Stage IV  Any T Any N M1

Terapi yang diberikan pada pasien ini yaitu berupa terapi paliatif berupa
pemberian antibiotik broadspectrum (ceftriaxone) untuk mengobati dan mencegah
infeksi, antiinflamasi (ketorolac) untuk mengurangi keluhan nyeri, antipiretik
(Paracetamol), dan anti perdarahan (Asam traneksamat), serta pemberian transfusi
darah. Sealin itu, dilakukan juga perawatan luka.
Pada pasien ini tidak dianjurkan untuk melakukan terapi operatif karena
teori menyatakan bahwa tumor mammae yang dapat diangkat yaitu tumor yang
terbatas pada payudara atau berhubungan dengan nodus limfa axila yang mobile,
yang pada sisi yang sama memiliki T1, T2, T3, N0, N1, dan M0.5
Pada pasien ini didapatkan T4 dan N2. Kepustakaan lainnya menyatakan
pada karsinoma mammae pada wanita dari semua kelompok umur yang memiliki
keadaan umum cukup baik menjalani operasi mayor, harus diterapi dengan
mastektomi radikal kecuali :
1. Ketika karsinoma berkembang selama kehamilan atau laktasi
2. Keika titemuka edema ekstensif dari kulit diseluruh payudara
3. Ketika muncul nodul satelit pada kulit di payudara
4. Ketika terdapat tunor nodul interkostal dan paraseternal
5. Ketika terdapat edema pada lengan
6. Ketika terbukti adanya metastasis supraklavikula

14
7. Ketika karsinoma yang ada merupakan tipe inflamatori
8. Ketika tampak metastasi yang jauh
9. Ketika terdapat dua atau lebih dari tanda dibawah ini :
a. Ulserasi pada kulit
b. Edema pada kulit terbatas yang luas (< 1/3 dari dari kulit payudara
yang terlibat)
c. Fiksasi tumor pada dinding dada
d. Ukuran nodul limfe aksilaris ≥ 2 cm, pada diameter trasnfersal dan
terbukti mengandung metastasis (dari biopsi)
e. Fiksasi dari nodus limfe aksilaris pada kulit atau struktur axila
yang dalam dan terbukti mengandung metastasis (dari biopsi).10
Modalitas terapi pada kanker payudara terdiri atas, operasi, radiasi,
kemoterapi dan hormonal. Jenis operasi yang dapat digunakan untuk terapi kanker
payudara adalah BCS (Breast Conserving Surgery), mastektomi radikal
modifikasi dan mastektomi radikal.5,6,7,8

Bedah radikal menurut Hasteld meliputi pengangkatan payudara dengan


sebagian besar kulitnya, M. pektoralis mayor, M. pektoralis minor dan semua
kelenjar ketiak sekaligus. Bedah radikal yang dimodifikasi oleh Patey m.
pektoralis mayor dan minor dipertahankan jika tumor bebas dari otot tersebut.5,6,9
Sekarang biasanya dilakukan bedah kuratif dengan mempertahankan
payudara. Bedah konservatif ini selalu ditambah diseksi kelenjar aksila dan
radioterapi pada sisa payudara tersebut. Syarat mutlak dilakukan tiga tindakan
untuk mempertahankan payudara adalah tumor kecil dan tersedia sarana terapi
yang khusus (megavolt).5 m,
BCS merupakan tindakan operasi yang dapat dilakukan apabila penderita
masih ingin mempertahankan payudaranya. BCS merupakan pilihan apabila
tumor tidak multipel,tidak terletak di sentral, mamografi tidak memperlihatkan
adanya tanda keganasan lain yang difus : penderita belum pernah mendapatkan
terapi radiasi di dada, dapat kontrol teratur, tidak menderita penyakit LE atau

15
kolagen dan tersedia sarana radioterapi yang memadai. Pada saat terakhir biasanya
dilakukan bedah radikal yang dimodifikasi Patey. 7,9,10
Prognosis pada karsinoma mammae tergantung pada stadium penyakitnya.
Pasien dengan penyakit yang telokalisir pada payudara tanpa adanya bukti
keterlibatan patologis pada nodus limfe memiliki prognosis yang baik. Prognosis
pada kasus ini termauk dalam dubia at malam yang artinya cenderung buruk
karena survival rate pada pasien ini dalam 5 dan 10 tahun secara berturut-turut
yaitu 30% dan 40%.6
Tabel 3. Rata-rata ketahanan hidup pasien karsinoma mammae menurut TMN 6

DAFTAR PUSTAKA

1. Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi (PERABOI) 2003. Cetakan


I : 2004.
2. Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta : EGC.p. 394-402

16
3. Williams N, Bulstrode CJK, O’Connell PR. Bailey and love’s short
practice of surgery.Taylor and Francis Group. 2013.
4. Klingensmith ME, Aziz A, Bharat A, Fox AC, Porembka MR. The
Washington manual of surgery, 6th Edition. Lippincott Williams &
Wilkins. 2012.
5. Garden OJ, Bradbury AW, Forsythe JLR, Parks RW. Principles and
practice of surgery 6th Edition. Elsevier Churchill Livingstone. 2012
6. Doherty GM. Current Diagnosis & Treatment Surgery. 13th Edition.
McGraw and Hill. 2010.
7. Norton Jeffrey A, Barie Philip S, Bollinger Randal R, Surgery Basic
Sceince And Clinical Evidence. 2nd Edition. Springer. New York. 2008
8. Vaidya, M.P, and Shukla, H.S. A textbook of Breast Cancer. Vikas
Publishing House PVT LTD.
9. Brunicardi CF. Schwartz’s principles of surgery. Ninth edition. USA :
McGraw-Hills, 2010.
10. Haagensen CD, Stout AP. Carcinoma Breast - 11 criteria of operability.
Vol. 118.

17

Anda mungkin juga menyukai