PENDAHULUAN
Club foot adalah salah satu kelainan bawaan pada kaki yang penting dalam
orthopaedi dan sering terjadi. Kelainan ini mudah didiagnosa tapi sulit diterapi
secara sempurna walaupun oleh seorang yang sangat ahli. 1 Istilah club-foot umum
kaki dengan lembut untuk kemudian dipasang perban. Sampai saat ini, perawatan
immobilisasi secara serial yang dilakukan secara hati-hati diikuti pemasangan gips
mobilisasi yang saat ini paling efektif adalah metode Ponseti, dimana penggunaan
seorang dokter terutama dokter umum di daerah. Diagnosis yang tepat dapat
baik. Dengan demikian, terapi yang sesuai dapat segera dilakukan untuk
1|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi
kerusakan organ dan memperberat deformitas yang ada. Oleh karena itu para
1. Struktur Tulang
Kaki adalah suatu kesatuan unit yang kompleks dan terdiri dari 26
buah tulang yang dapat menyangga berat badan secara penuh saat berdiri
dan mampu memindahkan tubuh pada semua keadaan tempat berpijak. Ke-
26 tulang itu terdiri dari: 14 falang, 5 metatarsal dan 7 tarsal. Kaki dapat
▪ Os. Talus yang terletak di apeks kaki dan merupakan bagian dari sendi
pergelangan kaki
tanah
2|Page
▪ 3 Os. cuneiforme: medial, intermedium dan lateral
▪ Os. Cuboid
▪ Os. Navikulare
dasar medial dan apeks lateral. Tiga tulang cuneiforme dan bagian
3|Page
Gambar 2. Anatomi tulang-tulang kaki tampak dorsal dan plantar4
sebagai berikut:
a. Artikulatio talocruralis
Merupakan sendi antara tibia dan fibula dengan trachlea talus. Sendi
4|Page
Sisi lateral: Ligamen talofibularis anterior dan posterior serta ligamen
Calcaneofibularis
Sendi ini melakukan gerakan plantar fleksi, dorso fleksi, serta sedikit
b. Artikulatio talotarsalis
Terdiri dari 2 buah sendi yang terpisah akan tetapi secara fisiologi
calcaneocuboid (lateral) berbentuk huruf V). Gerak sendi ini yaitu inversi
Disebut juga sendi midtarsal atau ‘surgeon’s tarsal joint’ yang sering
Articulatio talonavicularis
5|Page
Gerak sendi ini adalah rotasi kaki sekeliling aksis dan memperluas
sendi distal pada os cuneiformis I-III. Rongga sendi ada 3 buah, yaitu:
e. Articulatio metacarpofalangeal
tiap sendi. Gerak sendi ini yaitu fleksi dan ekstensi sendi metacarpal serta
f. Artculatio interfalangeal
Gerak pada sendi ini yaitu Fleksi dan ekstensi interfalang serta abduksi
a. Otot-otot ekstrinsik
Otot intrinsik adalah otot-otot yang berorigo dan bekerja di luar kaki.
6|Page
M. Gastrocnemius
Otot ini berorigo pada condylus femoralis medialis dan lateralis dan
M. Soleus
Otot ini terletak dibawah gastrocnemius dan berorigo pada tibia dan
fibula bagian atas, dibawah sendi lutut. Berakhir sebagai bagian dalam
M. peroneus longus dan brevis yang berorigo pada sisi lateral fibula.
7|Page
distal ibu jari kaki. Berfungsi untuk ektensi ibu jari kakai dan
tendon yang melekat disisi dorsal ke-4 jari-jari kaki. Di ujung tiap
- M. fleksor hallucis longus yang berorigo pada sisi lateral fibula dan
tibia, berinsersi di falang distal ibu jari kaki. Berfungsi untuk fleksi
dan berinsersi di sisi lateral falang distal ke-4 jari kaki. Berfungsi
b. Otot-otot intrinsik
Otot intrinsik adalah otot-otot yang berorigo dan berinsersi pada kaki.
8|Page
diperiksa secara individual dan untuk detailnya, dapat merujuk ke buku-
Lapis I
- M. abduktor hallucis
Lapis II
- M. Kuadratus plantaris
- Mm. Lumbricales
Lapis III
Lapis IV
9|Page
plantaris, lumbricalea dan interosseus, yang berfungsi untuk
B. Definisi
Istilah talipes bersal dari kata talus (latin : pergelangan kaki) dan pes (latin
suatu deformitas yang tampak pada kaki bayi baru lahir yang ditandai dengan
tumit yang ekuinus, hindfoot pada posisi varus serta midfoot dan forefoot
C. Etiologi
10 | P a g e
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti mengenai penyebab
1. Mekanik
Teori ini merupakan teori tertua yang dikemukakan oleh Hippocrates yang
mekanik eksternal. Teori ini diperkuat oleh observasi bahwa insiden CTEV
uterus terlalu penuh, seperti kembar, janin besar, primipara, hydramnion dan
lingkungan intrauterin.8
2. Environmental
Teori lain adalah perubahan ukuran uterus atau karena bentuk, seperti
3. Herediter
kelahiran.8
11 | P a g e
Idelberger meneliti pada anak kembar dan mendapatkan angka 32,5%
Angka terakhir sama seperti insiden pada saudara kandung bukan kembar.8
flexi plantar yang berkelanjutan dan inversi pada tulang tersebut, dan
selanjutnya diikuti dengan perubahan pada jaringan lunak pada sendi dan
komplex musculotendinous.6,7
tulang sekunder
muscle fibers pada clubfoot. Kaki abnormal mungkin 1,5-1 ukurannya lebih
6. Faktor miogenik
Telah diketahui bahwa kebanyakan anak dengan CTEV memiliki atrofi otot
normal saat usia 5 minggu kehamilan dalam posisi equinovarus, jika terjadi
12 | P a g e
terhambatnya perkembangan kaki pada salah satu fase fisiologis dalam
prenatal, yaitu:
a. Fase I (Bulan ke-2): bentuk kaki dalam posisi equinus berat (plantar
varus metatarsal yang ringan. Pada fase ini, secara bertahap, bidang
kaki dan tungkai bawah mulai tampak dalam posisi seperti kaki dewasa.
D. Epidemiologi
congenital talipes equinovarus yaitu 1 dari setiap 1000 kelahiran hidup. Lebih
sering ditemukan pada bayi laki-laki daripada perempuan (2:1) dan 50%
bersifat bilateral.5,6,7
E. Patologi
Colum talus ke arah bawah dan berdefiasi secara medial, sedangkan korpusnya
sedikit berotasi keluar dalam baik dalam hubungannya dengan kalkaneus dan
13 | P a g e
mortis pergelangan kaki. Posterior bagian dari kalkaneus berada dekat dengan
fibula akibat ligamen calcaneo-fibular yang ketat, dan miring menjadi equinus
dan varus; selain itu, kalkaneus juga berputar secara medial di bawah
pergelangan kaki. Navicular dan seluruh kaki depan bergeser ke medial dan
Kulit dan jaringan lunak tungkai bawah dan sisi medial kaki yang pendek dan
tidak berkembang. Jika kondisi ini tidak diperbaiki sejak awal, perubahan
pertumbuhan sekunder akan terjadi pada tulang; dan berlangsung ini permanen.
Bahkan dengan perawatan kaki cenderung menjadi pendek dan betis mungkin
tetap kurus.7
14 | P a g e
Gambar 5. Club Foot10
F. Klasifikasi
terbaru dibuat oleh Pirani dan Diméglio yang hanya didasarkan pada
khusus lainnya. Sistem Pirani ini terdiri dari 10 pemeriksaan fisik temuan yang
berbeda masing-masing memiliki skor 0 untuk tidak ada kelainan, 0,5 untuk
15 | P a g e
Gambar 6. Tabel klasifikasi Pirani untuk deformitas clubfoot6
Dalam sistem Diméglio, empat parameter yang dinilai atas dasar reduksibilitas
deviasi equinus pada bidang sagital, (2) deviasi varus di bidang frontal, (3 )
derotasi dari blok calcaneopedal pada bidang horisontal, dan (4) adduksi dari
16 | P a g e
Gambar 7 . Tabel Klasifikasi keparahan clubfoot oleh Dimeglio6
Flynn et al. membandingkan dua sistem ini dalam evaluasi 55 clubfeet oleh
dua ahli bedah ortopedi dan menemukan bahwa keduanya memiliki kehandalan
17 | P a g e
demikian, efektivitasnya belum terbukti. Lagi tindak lanjut dan jumlah pasien
yang lebih besar diperlukan untuk menentukan apakah kedua klasifiasi ini
Klasifikasi lain yang sering digunakan yaitu idiopatik, postural, sindromik dan
neuromuskular.
18 | P a g e
Gambar 10. Talipes equinovarus7
yang baik.
19 | P a g e
e. Resistant clubfoot: clubfoot yang kaku tampak berhubungan dengan
initially Ponseti.10
G. Manifestasi Klinis
Deformitas biasanya jelas pada saat lahir; kaki berbalik dan memutar ke dalam
equinus, tumit inversi dan kaki depan yang adduksi dan supinated; kadang-
kadang kaki juga memiliki lengkung medial tinggi (cavus), dan talus dapat
menonjol pada permukaan dorsolateral kaki. Tumit biasanya kecil dan tinggi,
dan lipatan mendalam muncul di posterior dan medial. Dalam beberapa kasus
betis menjadi lebih kecil. Pada bayi normal kaki dapat di dorso fleksikan dan
mengalami eversi sampai jari kaki menyentuh bagian depan kaki. Pada
clubfoot, manuver ini terjadi dengan berbagai tingkat resistensi dan pada kasus
berat kelainan ini tetap. Bayi harus selalu diperiksa untuk gangguan terkait
seperti dislokasi pinggul kongenital dan spina bifida. Tidak adanya lipatan
H. Diagnosis
bersudut 30 derajat terhadap garis tegak lurus. Ditarik garis melalui poros
panjang talus yang sejajar perbatasan medial dan poros panjang kalkaneus yang
20 | P a g e
sejajar perbatasan lateralnya; garis-garis itu biasanya menyilang dengan sudut
sebesar 20-400. Tetapi pada clubfoot, kedua garis itu mungkin hampir sejajar. 7
Film lateral diambil dengan kaki dalam keadaan dipaksa dorsifleksi. Garis
yang ditarik melalui poros longitudinal tengah talus dan perbatasan bawah dari
kalkaneus harus bertemu dengan sudut sekitar 400. Sudut yang kurang dari 200
rocker-bottom deformity.7
21 | P a g e
Pengukuran Sudut
Gambar AP :
Tulang talus dibuat sumbu longitudinal dengan cara menarik garis di
tengah-tengah medial dan lateral.Sumbu longitudinal dari calcaneus dibuat dengan
cara menarik garis sejajar dengan sisi lateral tulang tersebut. (sebab sisi medial
tidak jelas dan tidak rata).
Pada kaki normal, sumbu longitudinal talus berada pada sisi medial
metatarsal I dan sumbu longitudinal calcaneus pada sisi lateral metatarsal V.Pada
talipes equinovarus sudut ini mengecil dan mungkin sampai 0 derajat. Pada kasus
yang berat kedua sisi ini saling bersinggungan dan berada pada sisi lateral
metatarsal IV-V.
22 | P a g e
Gambar . Evaluasi sudut radiografi pada clubfoot12
Pada gambar lateral, diukur sudut talocalcaneal, garis talus dibuat sama
seperti gambaran AP, dan garis calcaneus dibuat dengan menarik garis pada
daerah plantaris. Pada posisi dorsofleksi sudut ini akan melebar pada orang
normal, tapi pada talipes equinovarus sudutnya akan mengecil.
23 | P a g e
Gambar . Foto X-Ray pada clubfoot7
24 | P a g e
CT - Scan dan MRI telah direkomendasikan untuk evaluasi pre dan post
melakukan keduanya.7
I. Diagnosis Banding
Diagnosa CTEV sangat mudah karena bentuknya yang khas. Akan tetapi ada
diantaranya adalah:
radiografi.
Pada bayi baru lahir biasanya tipe ini mudah dibedakan dengan tipe
kongenital, tetapi pada anak yang lebih besar lebih sulit. Biasanya sering
terjadi karena penyakit paralitik karena itu disebut juga paralytic clubfoot,
25 | P a g e
Muscle testing
penyalit paralitik
Pada poliomyelitis kaki teraba dingin dan biru, bukti paralisa (+)
Ada pula beberapa anomali lain yang ditemukan bersamaan dengan CTEV,
antara lain:
Anomali ini sering disertai CTEV, oleh karena itu untuk mendiagnosanya
perlu pemeriksaan:
Sendi panggul, lutut, siku dan bahu perlu diperiksa dengan teliti
3. Diasthrophic dwarfism
Bentuk tubuh kecil, masa kistik lunak pada daun telinga, palatum terbelah,
26 | P a g e
fleksi dan berbagai derajat webbing pada sendi lutut, panggul, siku, bahu
Wajah anak sangat khas. Dahi penuh, mata cekung kedalam, wajah bagian
tengah datar, mulut kecil dengan bibir maju seperti ‘bersiul’. Lipatan kulit
berbentuk huruf H pada dagu. Palatum tinggi dan suara sengau karena
5. Larsen’s syndrome
dan siku), wajah datar, tulang hidung terdorong kedalam, dahi menonjol,
jarak antar mata lebar, metacarpal pendek dengan ibu jari tangan
berbentuk sendok.
6. Möbius syndrome
Yang khas adalah wajah seperti topeng dengan abduksi kedua mata dan
falang.
Jika CTEV dihubungkan dengan anomali-anomali lain, atau bayi terlihat tidak
27 | P a g e
CTEV tanpa anomali lain. Umumnya, mempunyai prognosis yang lebih buruk
J. Penatalaksanaan
1. Terapi konservatif
Metode yang banyak dibicarakaan saat ini adalah metode ponseti. Metode
ini dikembangkan oleh dr. Ignacio Ponseti dari Universitas Iowa. Metode ini
penelitian kadaver dan observasi klinik yang dilakukan oleh dr. Ponseti.
Lebih dari dekade terakhir metode Ponseti telah diterima diseluruh dunia
sebagai metode penanganan kaki pengkor yang paling efektif dan paling
murah. Deformitas utama yang terjadi pada kasus CTEV adalah adanya
rotasi tulang kalkaneus ke arah intenal (adduksi) dan fleksi plantar pedis.
Kaki berada dalam posisi adduksi dan plantar pedis mengalami fleksi pada
sendi subtalar.10
talus untuk mencegah rotasi talus di ankle. Plaster cast (gips) yang dibentuk
(molding) dengan baik akan mempertahankan kaki dalam posisi yang tepat.
lebih lanjut. Tulang dan sendi akan mengalami remodelling tiap kali gips
28 | P a g e
diganti karena sifat jaringan ikat, kartilago dan tulang yang akan berubah
deformitas dari clubfoot masih dapat dikoreksi dari umur 9 bulan. Terapi
yang dimulai dari usia 9 hingga 28 bulan masih dapat dikoreksi walau tidak
sebaik jika terapi kurang dari 9 bulan. Kebanyakan clubfoot dapat dikoreksi
dalam waktu 6 minggu setelah penggunaan enam atau tujuh plaster cast
yang diganti tiap minggunya. Jika deformitas tidak terkoreksi setelah 6 atau
Koreksi ini diharapkan tetap bertahan sepanjang hidup pasien. Hal ini
dengan kaki yang bebas nyeri dan mobile selama kehidupan dewasa.
Metode ini telah terbukti 90% sukses dalam mengkoreksi clubfoot, namun
kegagalan pada umumnya terjadi karena kaki kaku dengan lipatan yang
29 | P a g e
Gambar 15. gips dan gambar perubahan posisi kasi setelah menjalani
prosedur posenti10
30 | P a g e
Pada akhir pengegipan, kaki dalam posisi sangat abduksi - sekitar 60-70
bar (batang) logam direkatkan pada sepatu yang bertelapak kaki lurus
pada sisi medial akan tetap teregang hanya jika dilakukan bracing setelah
Abduksi kaki dalam brace, ditambah dengan bar yang sedikit melengkung,
(AFO) tidak berguna sebab hanya menahan kaki lurus dengan dorsofleksi
netral.
Tiga minggu setelah tenotomi, gips dilepas, dan brace segera dipakai. Alat
ini terdiri dari sepatu open-toe high-top straight-last shoes yang terpasang
pada sebuah batang logam. Pada kasus unilateral, brace dipasang pada 60-
70 derajat eksternal rotasi pada sisi sakit dan 30-40 derajat eksternal rotasi
pada sisi yang sehat. Pada kasus bilateral, brace diatur 70 derajat eksternal
rotasi pada kedua sisi. Bar harus cukup panjang sehingga jarak antar tumit
sepatu selebar bahu. Kesalahan yang sering terjadi adalah bar yang terlalu
31 | P a g e
pendek yang membuat anak merasa tidak nyaman. Bar harus dilengkungkan
5-10 derajat kearah bawah (menjauhi badan) agar kaki tetap dorsofleksi.
Brace harus dipakai sepanjang hari selama 3 bulan pertama semenjak gips
terakhir dilepas. Setelah itu anak harus memakai brace ini selama 12 jam
pada malam hari dan 2-4 jam pada siang. Sehingga total pemakaian 14-16
2. Terapi Operatif
tapi kaki belakang tetap yang tetap di pada keadaan varus dan equinus, atau
Objek dari terapi operatif pada clubfoot adalah (1) pelepasan sempurna dari
joint “tethers” (kontraktur kapsular dan ligamen dan fibrotik band); (2)
32 | P a g e
pemanjangan tendon sehinggan kaki dapat diposisikan secara normal tanpa
kapsul posterior pergelangan kaki dan sendi subtalar sering dibagi untuk
33 | P a g e
kadang flexor digitorum longus dan flexor halusis longus juga
Ligamen deltoid siperfisial dibebaskan pada sisi medial tetapi bagian dalam
Akhirnya, asal otot-otot intrinsik dan plantar fasia dari calcaneum mungkin
perlu dibagi untuk mengurangi cavus atau deformitas plantaris. Kaki, pada
34 | P a g e
BAB III
PENUTUP
35 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
36 | P a g e
37 | P a g e