1. Dalam Keluarga
- Hidup sederhana dan tidak suka pamer harta kekayaan dan kelebihannya.
- Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
- Tunduk dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.
2. Dalam Masyarakat
- Mencari sahabat sebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan
- Saling menghormati dan menghargai orang lain
- Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
- Mengikuti segara aturan yang berlaku dalam masyarakat
KONTROL atau pengawasan yang paling efektif adalah yang datang dari diri sendiri.
Sebagaimana hadits terkenal yang berbunyi Ittaqillaha haitsu maa kunta (bertaqwalah kepada
Allah dimanapun anda berada). Takwa dan takut kepada Allah swt tidak mengenal waktu dan
tempat juga tidak mengenal posisi dan jabatan seseorang.
Fungsi agama:
1. Secara filosofis, kebenaran yang sebenarnya adalah satu, tunggal, dan tidak majemuk. Yaitu sesuai
dengan realitas. Dalam konteks agama, semua agama ingin mencapai realitas tertinggi (the ultimate
reality). Islam dan Kristen menerjemahkan realitas tertinggi itu sebagai Allah (dengan pengucapan sedikit
berbeda), Yahudi menyebutnya Yehova, ini berarti bahwa yang dikejar sebagai realitas tertinggi itu adalah
satu. Prithjof Schoun mengatakan, bahwa semua agama itu sama pada alam transendental. Pada alam ini semua
agama mengejar realitas tertinggi.
2. Secara Sosiologi, menjadikan proses pencapaian dan penerjemahan Realitas Tertinggi, menjadikan
klaim agama berbeda. Islam memandang bahwa agamanyalah yang paling benar, begitu juga dengan agama
lainnya.
Transformasi :
TINJAUAN TEOLOGIS
Ternyata kata transformasi memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan misi gereja. Dengan
mengutip tulisan Vinay Samuel dan Chris Sugden, Ery Prasadja menulis “Transformasi adalah misi
gereja (Mission ‘of the Church’ as transformation)”. Transformasi adalah Visi Tuhan mengenai
gereja/masyarakat/bangsa (God’s vision of society). Transformasi adalah perubahan dari
keberadaan/keadaan manusia yang bertentangan tujuan Tuhan (di dalam menciptakan manusia dan
dunia ini) kepada keberadaan/keadaan dimana manusiamampu untuk menikmati kehidupan di dalam
hubungan yang harmonis dengan Tuhan.(Yoh. 10:10; Kol. 3:8-15; Ef. 4:13).
Akan tetapi, konsep transformasi tidak sesederhana penjelasan di atas ini. Konsep transformasi
sebagaimana dijelaskan oleh Ery Prasadja, bahwa; Konsep transformasi lebih luas dari konsep
penginjilan. Konsep transformasi tidak membatasi diri dengan hanya mengubah manusia berdosa
menjadi manusia lahir baru. Transformasi adalah mengubah atau mengembalikan manusia kepada
harkat dan martabatnya sesuai dengan maksud Tuhan ketika manusia itu diciptakan. Transformasi
mengembalikan manusia ke dalam keadaan di mana hubungannya dengan Tuhan, dengan manusia
lain, dengan masyarakat, dengan lingkungan dan dengan dirinya sendiri dipulihkan. … Fokus
transformasi adalah (1) pemulihan harkat dan martabat individu manusia, dan (2) pemulihan
hubungan/rekonsiliasi.