Anda di halaman 1dari 3

Contoh Sikap Dan Perilaku Pengendalian Diri :

1. Dalam Keluarga
- Hidup sederhana dan tidak suka pamer harta kekayaan dan kelebihannya.
- Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
- Tunduk dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.

2. Dalam Masyarakat
- Mencari sahabat sebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan
- Saling menghormati dan menghargai orang lain
- Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
- Mengikuti segara aturan yang berlaku dalam masyarakat

3. Dalam Lingkungan Sekolah Dan Kampus


- Patuh dan taat pada peraturan di sekolah
- Menghormati dan menghargai teman, guru, karyawan, dll
- Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaan tawuran pelajar / tawuran mahasiswa serta
perbuatan tercela
- Hidup penuh kesederhanaan, tidak sombong dan gengsian

KONTROL atau pengawasan yang paling efektif adalah yang datang dari diri sendiri.
Sebagaimana hadits terkenal yang berbunyi Ittaqillaha haitsu maa kunta (bertaqwalah kepada
Allah dimanapun anda berada). Takwa dan takut kepada Allah swt tidak mengenal waktu dan
tempat juga tidak mengenal posisi dan jabatan seseorang.

Fungsi agama:

 Karena agama merupakan sumber moral


 Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
 Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
 Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun
di kala duka.

Peran agama bagi individu

1. Menjawab pertanyaan yang tak mampu dijawab oleh logika manusia


2. Memberi paradigma kepada manusia tentang Allah sebagai Tuhan
3. Membedakan antara yang hak dan yang batil
4. Fungsi kreatif, mendorong manusia untuk bekerja, beramal, dan kerja kreatif
5. Pedoman penyempurnaan akhlak
6. Fitrah manusia yang membutuhkan agama, adanya kekuatan adikodrati di luar kemampuan manusia
7. Membangun dan membimbing dalam pembentukan ilmu pengetahuan dan teknologi
Fungsi agama bagi individu
1. Sebagai sistem nilai yang membuat norma-norma tertentu
2. Norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan degan
keyakinan agama yang dianutnya
3. Agama memberikan kemantapan batin, rasa bahagia, rasa terlindungi, rasa sukses dan rasa puas
4. Agama dapat mendorong individu melakukan sesuatu aktivitas, karena perbuatan yang dilatar
belakangi keyakinan agama dinilai memiliki unsur kesucian dan ketaatan
Peran agama bagi masyarakat
1. Agama memiliki fungsi yang vital, yakni sebagai salah satu sumber hukum atau dijadikan sebagai
norma.
2. Agama mengatur bagaimana gambaran kehidupan sosial yang ideal, yang sesuai dengan fitrah
manusia.
3. Agama memberikan contoh yang konkret mengenai kisah-kisah kehidupan sosio-kultural manusia pada
masa silam, yang dapat dijadikan contoh yang sangat baik bagi kehidupan bermasyarakat di masa sekarang.
4. Kita dapat mengambil hikmah dari dalamnya. Meskipun tidak ada relevansinya dengan kehidupan
masyarakat zaman sekarang sekalipun, setidaknya itu dapat dijadikan pelajaran yang berharga, misalnya agar
tidak terjadi tragedi yang sama di masa yang akan datang.
Fungsi agama bagi masyarakat
1. Fungsi Edukatif; ajaran agama yang mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi; ajaran
agama berfungsi menyuruh dan melarang. Dan karena unsur suruhan dan larangan ini telah membimbing pribadi
penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan baik menurut ajaran agama masing-masing;
2. Fungsi Penyelamat; keselamatan yang diberikan mencakup dua alam, yakni dunia dan akhirat.
3. Fungsi Pendamaian; melalui tuntunan agama orang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai
kedamaian batin, misalnya dengan cara bertobat, pencucian atau penebusan dosa;
4. Fungsi Social Control;  ajaran agama yang berfungsi sebagai norma dapat menjadi pengawasan sosial
secara individu maupun kelompok;
5. Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas;  secara psikologis penganut agama yang sama akan merasa memiliki
kesamaan dan satu kesatuan; hal ini akan membina rasa solidaritas yang bahkan dapat mengalahkan rasa
kebangsaan;
6. Fungsi Transformatif, ajaran agama dapat merubah seseorang/kelompok menjadi kehidupan baru
sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya;
7. Fungsi Kreatif; ajaran agama mendorong seseorang/kelompok untuk bekerja produktif bukan saja
untuk kepentingan pribadi maupun orang lain, melakukan inovasi dan penemuan baru;
8. Fungsi Sublimatif;  ajaran agama mengkusudkan segala usaha manusia, selama tidak bertentangan
dgn norma agama, bila dilakukan dengan tulis lillahi ta’ala maka termasuk ibadahan
Nilai dalam agama
1. Nilai spiritual yang tetap menjaga agar masyarakat tetap konsisten dalam menjaga stabilitas
lingkungan 
2. Nilai kemanusiaan yang mengajarkan manusia agar dapat saling mengerti satu sama lain,  dan dapat
saling bertenggang rasa.

Nilai kebenaran agama

1. Secara filosofis, kebenaran yang sebenarnya adalah satu, tunggal, dan tidak majemuk. Yaitu sesuai
dengan realitas. Dalam konteks agama, semua agama ingin mencapai realitas tertinggi (the ultimate
reality). Islam dan Kristen menerjemahkan realitas tertinggi itu sebagai Allah (dengan pengucapan sedikit
berbeda), Yahudi menyebutnya Yehova, ini berarti bahwa yang dikejar sebagai realitas tertinggi itu adalah
satu. Prithjof Schoun mengatakan, bahwa semua agama itu sama pada alam transendental. Pada alam ini semua
agama mengejar realitas tertinggi.
2. Secara Sosiologi, menjadikan proses pencapaian dan penerjemahan Realitas Tertinggi, menjadikan
klaim agama berbeda. Islam memandang bahwa agamanyalah yang paling benar, begitu juga dengan agama
lainnya.

Transformasi :

TINJAUAN TEOLOGIS
Ternyata kata transformasi memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan misi gereja. Dengan
mengutip tulisan Vinay Samuel dan Chris Sugden, Ery Prasadja menulis “Transformasi adalah misi
gereja (Mission ‘of the Church’ as transformation)”. Transformasi adalah Visi Tuhan mengenai
gereja/masyarakat/bangsa (God’s vision of society). Transformasi adalah perubahan dari
keberadaan/keadaan manusia yang bertentangan tujuan Tuhan (di dalam menciptakan manusia dan
dunia ini) kepada keberadaan/keadaan dimana manusiamampu untuk menikmati kehidupan di dalam
hubungan yang harmonis dengan Tuhan.(Yoh. 10:10; Kol. 3:8-15; Ef. 4:13).

Akan tetapi, konsep transformasi tidak sesederhana penjelasan di atas ini. Konsep transformasi
sebagaimana dijelaskan oleh Ery Prasadja, bahwa; Konsep transformasi lebih luas dari konsep
penginjilan. Konsep transformasi tidak membatasi diri dengan hanya mengubah manusia berdosa
menjadi manusia lahir baru. Transformasi adalah mengubah atau mengembalikan manusia kepada
harkat dan martabatnya sesuai dengan maksud Tuhan ketika manusia itu diciptakan. Transformasi
mengembalikan manusia ke dalam keadaan di mana hubungannya dengan Tuhan, dengan manusia
lain, dengan masyarakat, dengan lingkungan dan dengan dirinya sendiri dipulihkan. … Fokus
transformasi adalah (1) pemulihan harkat dan martabat individu manusia, dan (2) pemulihan
hubungan/rekonsiliasi. 

Anda mungkin juga menyukai