Anda di halaman 1dari 6

A.

LATAR BELAKANG
Remaja merupakan harapan atau masa depan bangsa yang nantinya akan
membawa perubahan bagi bangsa itu sendiri, remaja yang mempunyai nilai intelektual
yang baik, mampu menciptakan nilai baru yang positif. Perubahan-perubahan mendasar
dalam diri remaja sering kali memunculkan permasalahan yang cukup serius bagi remaja
contohnya masalah kesehatan Reproduksi, masalah ini sering disebut masalah pubertas.
Pada masa ini remaja perlu pengawasan yang ketat dari keluarga dengan cara membatasi
pergaulannya pada lingkungan, karena banyak kali terjadi itu karena lingkungan sekitar.
Banyak godaan dari lingkungan misalnya remaja sering melihat teman-teman sebayanya
berkumpul bersenang-senang merayakan sesuatu dengan mengonsumsi minuman-
minuman keras dengan tujuan remaja ingin menunjukan bahwa dirinya sudah hebat dan
sudah memasuki usia yang cukup untuk melakukan hal tersebut.
Seiring dengan pertumbuhan fisik, remaja juga mengalami perubahan jiwa yang
akan menjadi lebih sensitive, mudah menangis, mudah cemas, frustasi, tetapi juga mudah
tertawa. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Perubahan emosi menjadikan remaja sebagai individu yang agresif, mudah bereaksi
terhadap rangsangan, dan remaja mulai muncul perasaan ingin tahu. Bila tidak dibekali
dengan pengetahuan yang cukup, mencoba hal yang baru berhubungan dengan kesehatan
reproduksi akan berdampak pada masa depan remaja dan keluarga contohnya remaja
ingin mencobai hal-hal yang baru misalnya seks bebas. Hal itu akan menyebabkan remaja
hamil diluar nikah, hamil dibawa usia 20 tahun dan hamil yang tidak diinginkan sehingga
membuat remaja menjadi takut, depresi dan menarik diri, jika tidak dibekali oleh
pengetahuan dasar yang diberikan keluarga maka jalan satu-satunya yang akan diambil
oleh remaja adalah Aborsi. Oleh karena itu dengan adanya dukungan atau perhatian dari
keluarga akan mencegah masalah yang berlanjut pada remaja karena pada dasarnya
adalah keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan
derajat kesehatan anggota keluarganya.
Selain itu keluarga juga berperan sebagai system pendukung dimana keluarga
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan
fungsi biologis, fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosial, serta fungsi kesehatan.
Keluarga harus mandiri dalam mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat,
memelihara lingkungan, dan memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik.
Salah satu solusi untuk mencegah terjadinya masalah pada remaja yaitu dengan
memberikan pendidikan dan pengetahuan kesehatan secara dini supaya remaja mampu
menjaga, memelihara, dan berperilaku baik serta bertanggung jawab pada masalah-
masalah kesehatan reproduksinya.
B. TEORI
a. Prosentase Berdasarkan Usia Dan Tingkat Pengetahuan
Pada usia ini remaja telah melewati masa pubertas dan pertumbuh kembangan
pada organ reproduksinya sehingga memerlukan pemantauan untuk mengawasi status
kesehatan reproduksi yang baik. Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi
akan membantu remaja dalam melakukan sesuatu action dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan reproduksinya.
b. Prosentase Berdasarkan Sumber Informas
Sumber informasi remaja mengenai pebuertas yang pertma yaitu dari guru
sekolahnya mengapa karena remaja mendapatkan informasi tersebut melalui mata
pelajaran bilogi, sains serta dari guru bimbingan konseling di sekolahnya. Kedua dari
teman karena menurut dia kelompok sesusianya memiliki kesamaan pengalaman,
sikap dan tujuan yang sama tentang pubertas.
c. Prosentase Berdasarkan Penggunaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dapat digunakan oleh remaja
untuk mendapatkan informasi terkait alat kontrasepsi dan penyakit menular seksual
dan melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara baik dan benar sehingga
deteksi dini terhadap permasalahan dapat dilakukan oleh Puskesmas.
d. Prosentase Berdasarkan Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi keluarga terkait kesehatan reproduksi remaja bisa dengan ibu,
ayah atau orang terdekat yang dapat membantu menyelesaikan masalah. Pola
komunikasi yang terbuka dan dua arah didalam keluarga akan membantu
menyampaian informasi yang baik dari orang tua,atau orang terdekat kepada remaja
dalam penjelasan masalah kesehatan reproduksi.
Diagnosis keperawatan keluarga yang ditemukan pada keluarga dengan masalah
atau berisiko terhadap masalah kesehatan reproduksi antara lain:
1. pola kebutuhan seksual tidak efektif pada keluarga X khususnya remaja Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi;
2. pola asuh tidak efektif pada keluarga X khususnya remaja Y berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak remaja;
3. pola koping tidak efektif pada keluarga X khususnya remaja Y berhubungan
dengan ketidakmampaun keluarga dalam merawat anggota keluarga dalam
perkembangan remaja; dan
4. harga diri rendah pada keluarga X khususnya remaja Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan perkembangan
remaja.

Fokus permasalahan yang dibahas peneliti adalah masalah keluarga dengan


remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan perkembangan remaja.

C. PEMBAHASAN
Pola kebutuhan seksual tidak efektif pada remaja merupakan ketidakmampuan
keluarga ataupun orang tua sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan, untuk
menciptakan, memelihara atau mendapatkan lingkungan yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak remaja secara optimal.
Pola koping tidak efektif pada keluarga khususnya remaja merupakan cerminan
dari orang terdekat yang memperlihatkan perilaku yang kurang baik dan sopan dalam
menerima atau menangani masalah dari dalam diri atau dari luar karena tidak mampu
baik fisik, psikologis, atau kognitif. Keadaan ini biasanya muncul ketika orang yang
memberikan dukungan utama yaitu orang terdekat tidak mencukupi, tidak efektif, atau
lemah dalam memberikan dukungan terhadap remaja untuk mengatur atau menguasai
tugas-tugas yang berhubungan dengan tantangan kesehatan.
Harga diri rendah terjadi pada remaja di keluarga merupakan upaya untuk
berkembangnya persepsi negatif remaja terhadap harga dirinya yang seperti situasi
sekarang ini (penentuan) terkait dengan perkembangan remaja dalam pencarian jati
dirinya.
Implementasi keperawatan dalam bentuk aktivitas atau terapi keperawatan untuk
mengatasi masalah kesehatan reproduksi dan perkembangan remaja di keluarga
diutamakan pada tehnik pemberian pendidikan kesehatan yaitu dengan komunikasi,
informasi dan edukasi. Konseling dalam pengembangan dan keterampilan hidup remaja
akan meningkatkan rasa tanggung jawab, kepercayaan diri, dan penolakan ajakan
pergaulan bebas secara asertif dan pengembangan keterampilan orang tua dalam
berkomunikasi secara efektif dengan remaja.
Tingkat kemandirian keluarga dalam mengatasi permasalahan kesehatan
reproduksi remaja dikaitkan dengan tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarga yaitu pengetahuan keluarga tentang kesehatan reproduksi, pembinaan dalam
pengembangan tanggung jawab dan penolakan ajakanperilaku pergaulan bebas secara
asertif, konseling tentang kepercayaan diri remaja, komunikasi yang efektif antara orang
tua dan remaja, perubahan perilaku remaja terkait dengan kedisiplinan diri, keputusan
kelurga dalam mengambil tindakan dalam masalah remaja dan penggunaan sarana
pelayanan kesehatan oleh keluarga untuk mengatasi masalah remaja. \
D. ANALISIS JURNAL
1. Variable bebas dari permasalahan ini adalah “pengaruh terapi keperawatan keluarga”
yang berfungsi sebagai treatment atau perlakuan yang merupakan karakteristik khas
dalam penelitian eksperimen. Oleh karena itu variable tersebut harus didefinisikan
secara operasional yang ditunjukan dengan indicator-indikator yang tegas dan jelas,
sehingga dapa memandu apa yang akan diukur dalam proses pelaksanaan eksperimen.
Terlebih lagi jika pelaksanaan eksperimen dilakukan oleh orang lain.
2. Hipotesis tidak dirumuskan secara eksplisit, baik hipotesis kerja maupun hipotesis
statistiknya. Perumusan hipotesis ini penting adanya terutama dalam penelitian
aksperimen, karena penelitian eksperimen di samping untuk memecahkan masalah
penelitian juga berfungsi untuk menguji hipotesis. Sesuai dengan rumusan masalah
yang merujuk pada perbedaan.
Perumusan hipotesis kerja adalah harus lahir dari teori tentang fenomena sosial yang
digunakan peneliti, sehingga peneliti mempunyai keyakinan bahwa hipotesis kerja
yang dirumuskannya merupakan pernyataan yang akurat tentang kondisi yang
ditemukannya.
3. Dalam naskah tidak dilaporkan bagaimana proses pelaksanaan eksperimen yang telah
dilakukannya, sehingga tidak tergambar bagaimana perlakuan yang diberikan dalam
eksperimen ini. Apalagi variable yang bebas yang berfungsi sebagai perlakuan tidak
didefinisikan secara operasional.
4. Analisis data penelitian ini menggunakan statistic nonparametric. Statistic ini layak
digunakan apabila syarat-syarat tentang parameter populasi tidak dapat dipenuhi.

Kelebihan isi jurnal : adanya relevansi antara rumusan masalah, tujuan penelitian dan
hasil penelitian.
Kekurangan isi jurnal :
a. variable bebas tidak didefinisikan secara operasional
b. tidak mencantumkan hipotesis
c. baik teknik penyampelan maupun pembagian kelompok subyek tidak
dijelaskan secara tegas,
d. analisis data yang kurang tepat untuk menggunakan teknik analisis.

Anda mungkin juga menyukai