Anda di halaman 1dari 22

ISSN : 2301­4717

Volume 4, Nomor 1, Februari 2016

Jurnal
Akuntansi
dan Keuangan
1 Pengaruh Debt Financing, Equity Financing, dan Non Performning Financing
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2009­2013
Mulia Saputra dan Dara Sabrina
13 Analisis Ketercapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan
pada Beberapa Daerah Pemekaran Di Provinsi Aceh
Nadirsyah, Jhon Andra Asmara, Endang Surasetyo Ningsih dan Wida Fadhlia
23 Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Return On Asset dan Asset Growth
terhadap Dividend Pay Out Ratio pada Perusahaan yang Terdaftar
dalam Indeks LQ­45
Yunina, Mursidah dan Nanda Fachrur Razi
41 Faktor­Faktor yang Mempengaruhi Corporate Social Responsibility
pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010­2012
Muammar Khaddafi dan Khairullah
57 Faktor­Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Food And
Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012­2014
Dy Ilham Satria dan Fitri Leliana
75 Faktor­Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatra Utara
Wahyuddin dan Sarikawati Manik
91 Analisis Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Studi Kasus pada Kabupaten Bireuen
Murhaban dan Clara Fatharas
99 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kondisi Keuangan dan Sanksi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Lhokseumawe
Razif dan Siska Marinda
113 Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, dan Keputusan Investasi Terhadap
Nilai Perusahaan
Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012­2014
Sri Mulyati dan Haryati
129 Pengaruh Kebijakan Hutang, Earning Per Share, Net Profit Margin dan Profitabilitas
Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di LQ5
Periode 2010­2014
Nur Afni Yunita dan Nova Friskarunia

JURUSAN AKUNTANSI
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh
Jurnal Akuntansi dan Keuangan
ISSN: 2301­4717
VOLUME 4, NOMOR 1, FEBRUARI 2016
HALAMAN 1 ­ 146

Terbit 2 kali dalam setahun pada setiap bulan Februari dan Agustus, berisi tulisan yang diangkat dari
hasil­hasil penelitian maupun pemikiran bidang akuntansi dan atau keuangan yang relevan bagi
pengembangan profesi dan praktek akuntansi di Indonesia

EDITORS
Muammar Khaddafi (Chief of Editor)
Indrayani (Managing Editor)
Amru Usman, Hendra Raza
Mursyidah, Rita Mutia
Naz’aina, Iswadi

REVIEWERS
Ade Fatma Lubis Adi Zakaria Affif
Universitas Sumatera Utara Universitas Indonesia
Erlina Fachruzzaman
Universitas Sumatera Utara Universitas Bengkulu
Julli Mursyida Islahuddin
Universitas Malikussaleh Universitas Syiah Kuala
Kamil Md. Idris Murhaban
School of Accountancy UUM­Malaysia Universitas Malikussaleh
Rini Indriani Syukri Abdullah
Universitas Bengkulu Universitas Syiah Kuala
TB. Ismail Wahyuddin
Universitas Tirtayasa Universitas Malikussaleh
Zaafri Husodo
Universitas Indonesia

EDITORIAL SECRETARY
Rayyan Firdaus
Muhammad Yusra
Kusnandar Zainuddin

EDITORIAL OFFICE
Gedung Jurusan Akuntansi FE­Unimal
Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe
Telp/Fax. 0645­40210/0645­40211
Email: jak@fe­unimal.org

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN diterbitkan sejak Februari 2011


Oleh Jurusan Akuntansi FEB Unimal

Redaksi menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain.
Naskah diketik rapi sesuai kebijakan editorial (lihat dihalaman belakang jurnal)
di atas kertas HVS A4 spasi ganda dengan jumlah 30 – 40 halaman.
Naskah yang masuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format.
Daftar Isi

Pengaruh Debt Financing, Equity Financing, dan Non Performning Financing 1 ­ 12


Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2009­2013
Mulia Saputra dan Dara Sabrina
Analisis Ketercapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan 13 ­ 22
pada Beberapa Daerah Pemekaran Di Provinsi Aceh
Nadirsyah, Jhon Andra Asmara, Endang Surasetyo Ningsih dan Wida Fadhlia
Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Return On Asset dan Asset Growth 23 ­ 40
terhadap Dividend Pay Out Ratio pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ­45
Yunina, Mursidah dan Nanda Fachrur Razi
Faktor­Faktor yang Mempengaruhi Corporate Social Responsibility 41 ­ 56
pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010­2012
Muammar Khaddafi dan Khairullah
Faktor­Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Food And 57 ­ 74
Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012­2014
Dy Ilham Satria dan Fitri Leliana
Faktor­Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 75 ­ 90
Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatra Utara
Wahyuddin dan Sarikawati Manik
Analisis Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Terhadap 90 ­ 98
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Studi Kasus pada Kabupaten Bireuen
Murhaban dan Clara Fatharas
Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kondisi Keuangan dan Sanksi Perpajakan 99 ­ 112
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Lhokseumawe
Razif dan Siska Marinda
Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, dan Keputusan Investasi 113 ­ 128
Terhadap Nilai Perusahaan
Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012­2014
Sri Mulyati dan Haryati
Pengaruh Kebijakan Hutang, Earning Per Share, Net Profit Margin dan Profitabilitas 129 ­ 146
Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di LQ5
Periode 2010­2014
Nur Afni Yunita dan Nova Friskarunia
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 4, Nomor 1, Februari 2016
JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN Volume 4, Nomor 1, Februari 2016
ISSN : 2301-4717 p. 57 - 74

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGES YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2014
DY ILHAM SATRIA DAN FITRI LELIANA
Dosen Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh

This Research aims to measure the factors which affect audit delay on Food and
Beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) period of 2012-2014. They
were the size of the company, return on assets, and age of the companies. The population of
the study was the food and beverages companies registered in the indonesia Stock
Exchange in the period of 2012-2014. The Sampling technique employed on this study was the
sensus sampling with the total sample of 14 companies. The data analysis uses multiplelinear
regressions analysis through SPSS Version 16. The result of the study shows that the size of
companies have negative influence towards audit delay,because t count variable the size of
companies is -3,713 < t table 1,68 towards audit delay, with significancy 0,001. The ROA have
not significant influenced towards audit delay with significancy 0,067. With The age of
companies have not influenced towards audit delay with significancy 0,073.
Keyword: Audit Delay, The Size ofthe Company, Return on Assets, Age ofthe Companies

LATAR BELAKANG secara akurat dan tepat waktu pada saat


dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan.
Perkembangan perekonomian saat ini mem- Menurut Generally Accepted Auditing Standards
pengaruhi perkembangan perusahaan-perusahaan (GAAS), khususnya standar umum ketiga
go public di Indonesia, Perkembangan tersebut menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan
membuat setiap perusahaan go public wajib dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Selain
untuk membuat dan melaporkan laporan itu, standar pekerjaan lapangan memuat
keuangan. Undang-Undang No. 8 tahun 1995 pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan
tentang Peraturan Pasar Modal yang menyata- dengan perencanaan yang matang dan
kan bahwa perusahaan yang telah terdaftar pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup
dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan memadai. Hal ini yang kadang menyebabkan
keuangan yang telah disusun berdasarkan Prinsip lamanya suatu proses pengauditan dilakukan,
Akuntansi Berlaku Umum (PABU) secara sehingga publikasi laporan keuangan yang
berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat.
(BAPEPAM) dan mengumumkannya kepada Menurut Wiwik (2006:4) Audit Delay
masyarakat umum. adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang
Laporan keuangan yang disajikan harus diukur dari tanggal penutupan tahun buku
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan hingga tanggal diselesaikannya laporan audit
(SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan independen (tanggal opini). Dilihat dari
Akuntan Indonesia (IAI) dan diaudit oleh Keputusan Ketua Bapepam yang dikeluarkan
Akuntan Publik yang telah terdaftar di Badan tanggal 30 september 2003, Nomor KEP-
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Penyajian 36/PMK/2003 Tentang Kewajiban Penyampaian
informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan Laporan Keuangan Berkala, BAPEPAM
58 DY ILHAM SATRIA DAN FITRI LELIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

mewajibkan setiap perusahaan publik yang yaitu: Perusahaan Besar, Perusahaan Menengah,
terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan dan Perusahaan Kecil.
laporan keuangan tahunan yang disertai dengan Menurut Rachmawati (2008:8), semakin
laporan audit independen kepada Bapepam besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek
selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 Audit delay dan sebaliknya semakin kecil
hari) setelah tanggal laporan keuangan, Namun Ukuran Perusahaan maka semakin panjang Audit
Menurut (Arifa:2013) penelitian pada 115 per- delay, Hal ini disebabkan karena perusahaan
usahaan yang terdaftar di BEI, jumlah perusaha- besar biasanya memilki sistem pengendalian
an yang mengalami tenggang waktu audit delay internal yang baik, sehingga dapat mengurangi
melebihi 90 hari sebanyak 40 perusahaan. Hal tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan
ini berarti 40 perusahaan tersebut mengalami keuangan yang memudahkan auditor dalam
keterlambatan dalam menyampaikan laporan melakukan audit laporan keuangan. Menurut
keuangannya. Owusu dan Ansah berargumen bahwa perusaha-
Apabila perusahaan tidak menyampaikan an yang memiliki sumber daya yang besar
laporan keuangan secara tepat waktu maka akan memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih
dikenakan sanksi administratif. Sanksi adminis- banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang
tratif yang dikenakan pada perusahaan yaitu lebih canggih, memiliki sistem pengendalian
berupa denda yang sesuai dengan ketentuan internal yang lebih kuat, adanya pengawasan
pasal 26e peraturan pemerintah nomor 45 tahun dari investor, regulator dan sorotan masyarakat,
1995 tentang penyelenggaraan kegiatan dibidang maka hal ini memungkinkan perusahaan
pasar modal yang menyatakan bahwa: “Emiten melaporkan laporan keuangan tepat waktu ke
yang pernyataannya telah menjadi efektif publik untuk mempersingkat audit delay.
dikenakan sanksi denda Rp.1.000.000 (satu juta Demikian halnya dengan Return On Assets
rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyam- (ROA) yang merupakan salah satu rasio yang
paian laporan keuangan dengan ketentuan digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan.
jumlah keseluruhan denda paling banyak Menurut Mardiyanto (2009:196) Return on
Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah). Assets (ROA) adalah salah satu rasio yang
Diduga ada beberapa faktor yang mem- digunakan untuk mengukur kemampuan per-
pengaruhi audit delay, diantaranya: Menurut usahaan dalam menghasilkan laba yang berasal
Wiwik (2006) ukuran perusahaan, jenis industri, dari aktivitas investasi. Besarnya profitabilitas
lamanya klien jadi anggota KAP, opini auditor, perusahaan dapat menjadi kemudahan bagi
laba/ rugi, dan rasio hutang. Menurut Imam auditor dalam melakukan proses audit diban-
subekti (2004) profitabilitas, ukuran perusahaan, dingkan perusahaan yang memiliki operasi gagal
sektor industri, opini auditor, dan KAP big 5. atau yang mengalami kerugian, Hal ini karena
Menurut Kartika p. Simbolon (2009) Return On perusahaan yang mendapatkan kerugian akan
Assets (ROA), sedangkan Menurut Luciana dan memerlukan proses audit yang lebih panjang.
Lucas (2006) umur perusahaan. Auditor membutuhkan banyak waktu untuk
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengaudit perusahaan yang gagal (resiko
sebelumnya, maka dalam penelitian ini, penulis tinggi) sebagai pencegahan atas tuntutan hukum
tertarik untuk meneliti kembali tiga faktor diatas (litigasi) potensial di masa yang akan datang.
antara lain: Ukuran Perusahaan, Return on Pada dasarnya semua perusahaan didirikan
assets (ROA) dan umur perusahaan. Berikut ini untuk jangka waktu yang tidak terbatas, tidak
akan dijelaskan faktor tersebut satu per satu. didirikan hanya untuk beberapa tahun saja akan
Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu tetapi selalu berlanjut. Menurut Owusu Ansah,
perusahaan yang di ukur dari besarnya total asset dalam Devi (2009:50) menyatakan bahwa
atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu per- perusahaan yang memiliki umur yang lebih tua
usahaan. Menurut Mas’ud Machfoedz (1994:56) cenderung lebih terampil dalam pengumpulan,
Ukuran Perusahaan dikategorikan menjadi tiga pemrosesan, dan menghasilkan informasi ketika
Volume 4, Nomor 1, Februari 2016 59

diperlukan dibandingkan dengan perusahaan Rumusan Masalah


yang memiliki umur lebih muda, karena Berdasarkan latar belakang yang telah
perusahaan telah memperoleh pengalaman yang diuraikan diatas, maka faktor-faktor yang akan
cukup. Dengan demikian, laporan keuangan diuji dalam penelitian ini adalah Ukuran
dapat disajikan secara tepat waktu. Perusahaan, Return on Assets (ROA) dan umur
Perusahaan Food and Beverages adalah perusahaan. Dengan demikian, rumusan masalah
sebuah perusahaan sub sektor dari Consumers dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Good (industri barang konsumsi), perusahaan ini 1. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi
bergerak dibidang makanan dan minuman yang Audit Delay pada perusahaan Food And
terdiri dari 14 perusahaan. Beverages yang terdaftar di bursa efek
Dari Tabel 1 dapat dilihat perusahaan- indonesia tahun 2012-2014?
perusahaan yang mengalami keterlambatan 2. Apakah Return on Assets (ROA)
penyelesaian audit melebihi 90 hari sesuai mempengaruhi Audit Delay pada perusaha-
peraturan yang telah ditetapkan BAPEPAM an Food and Beverages yang terdaftar di
mengenai peraturan publikasi laporan keuangan bursa efek indonesia tahun 2012-2014?
yaitu perusahaan AISA pada tahun 2013, dan 3. Apakah umur perusahaan mempengaruhi
perusahaan ALTO pada tahun 2012-2014. Audit Delay pada perusahaan Food and
Tabel 1
Data perusaahaan Food and Beverages
60 DY ILHAM SATRIA DAN FITRI LELIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Beverages yang terdaftar di bursa efek perpustakaan dan bahan perbandingan bagi
indonesia tahun 2012-2014? peneliti selanjutnya dengan pembahasan
4. Apakah ukuran perusahaan, Return on yang sama.
Assets (ROA), dan umur perusahaan mem- b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
pengaruhi Audit Delay pada perusahaan menjadi bahan pertimbangan oleh auditor
Food and Beverages yang terdaftar di bursa dalam melaksanakan auditnya agar dapat
efek indonesia tahun 2012-2014? menyelesaikan laporan auditnya tepat
waktu.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka Penelitian LANDASAN TEORITIS
ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap Laporan Keuangan
Audit Delay pada perusahaan Food and Menurut Baridwan (2004:17) Laporan
Beverages yang terdaftar di bursa efek keuangan merupakan suatu ringkasan dari suatu
indonesia tahun 2012-2014. proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan
2. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
Audit Delay pada perusahaan Food and selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan
Beverages yang terdaftar di bursa efek keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan
indonesia tahun 2012-2014. untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas
3. Pengaruh umur perusahaan terhadap Audit yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik
Delay pada perusahaan Food and Beverages perusahaan. Disamping itu, laporan keuangan
yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan
2012-2014. lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak
4. Pengaruh ukuran perusahaan, Return on diluar perusahaan.”
Assets (ROA), umur perusahaan terhadap Karakteristik kualitas laporan keuangan
Audit Delay pada perusahaan Food and sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan
Beverages yang terdaftar di bursa efek Standar Akuntansi Keuangan No.1 (IAI, 2002)
indonesia tahun 2012-2014. adalah:
1. Dapat dipahami
Manfaat Penelitian Kualitas penting informasi dalam laporan
Manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan keuangan adalah kemudahannya untuk
sebagai berikut : segera dipahami oleh pemakai. Guna
1. Manfaat teoritis mencapai maksud ini, diasumsikan pemakai
a. Membantu mengidentifikasi faktor-faktor memiliki pengetahuan yang memadai
yang mempengaruhi audit delay sehingga tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
dapat mengoptimalkan kinerja yang akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
berimbas pada tepatnya waktu pelaporan informasi dengan ketekunan yang wajar.
keuangan. 2. Relevan
b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan Informasi disebut relevan ketika dapat
dan pengetahuan mengenai faktor - faktor mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai.
yang mempengaruhi Audit Delay pada Agar relevan, informasi harus dapat
perusahaan Food and Beverages yang digunakan untuk mengevaluasi masa lalu,
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masa sekarang, dan masa mendatang
sebagai sarana pengembangan ilmu (predictive value), menegaskan atau
pengetahuan yang secara teoritis dipelajari memperbaiki harapan yang dibuat
penulis diperkuliahan. sebelumnya (feedback value), juga harus
2. Manfaat praktis tersedia tepat waktu bagi pengambil
a. Diharapkan dapat dijadikan bahan referensi keputusan sebelum mereka kehilangan
Volume 4, Nomor 1, Februari 2016 61

kesempatan atau untuk mempengaruhi Tujuan Umum Audit


keputusan yang diambil (timeliness). Tujuan Umum Audit atas laporan keuangan
3. Keandalan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat
Informasi disebut andal jika bebas dari apakah laporan keuangan yang diperiksa
pengertian yang menyesatkan, kesalahan menyajikan secara wajar, dalam segala hal yang
material, dan dapat diandalkan pemakainya bersifat materil, sesuai dengan prinsip akuntansi
sebagai penyajian yang tulus dan jujur yang lazim.
(faithful representation) dari yang seharus-
nya disajikan atau yang dapat disajikan Standar Auditing
secara wajar. Menurut Mulyadi (2002:23) Standar auditing
4. Dapat dibandingkan merupakan ukuran pelaksanaan tindakan yang
Identifikasi kecenderungan (trend) posisi menjadi pedoman umum bagi auditor dalam
dan kinerja keuangan laporan keuangan melaksanakan audit. IAI (2001) telah
perusahaan antar periode hendaknya dapat menetapkan standar auditing sebagai berikut:
diperbandingkan oleh pemakai. Dengan a. Standar Umum
demikian pemakai dapat memperoleh 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang
informasi tentang kebijakan akuntansi yang atau lebih yang memiliki keahlian dan
digunakan dalam penyusunan laporan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
keuangan dan perubahan kebijakan serta 2. Dalam semua hal yang berhubungan
pengaruh perubahan tersebut. Ketaatan pada dengan perikatan, independensi dalam
standar akuntansi keuangan, termasuk sikap mental harus diperhatikan oleh
pengungkapan kebijakan akuntansi yang auditor.
digunakan oleh perusahaan, membantu 3. Dalam pelaksanaan audit dan
pencapaian karakteristik ini. penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya
Auditing dengan cermat dan seksama.
Definisi auditing menurut Mulyadi (2002:9) b. Standar Pekerjaan Lapangan
adalah suatu proses sistematis mendapatkan dan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-
mengevaluasi bukti–bukti secara objektif baiknya dan jika digunakan asisten
sehubungan dengan asersi atas tindakan dan harus disupervisi dengan semestinya.
peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat 2. Pemahaman memadai atas pengendalian
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan intern harus diperoleh untuk
menetapkan kriteria serta mengkomunikasikan merencanakan audit dan menentukan
hasilnya kepada pihak-pihak yang sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
berkepentingan. akan dilakukan.
Auditing menurut Arens (2008:34) 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus
didefinisikan sebagai pengumpulan serta diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk permintaan keterangan, dan konfirmasi
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian sebagai dasar memadai untuk
informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang menyatakan pendapat atas laporan
telah ditetapkan. Pada dasarnya tujuan audit keuangan yang diaudit.
bukanlah untuk memberikan informasi c. Standar Pelaporan
tambahan, namun dimaksudkan untuk menilai 1. Laporan auditor harus menyatakan
apakah pelaksanaan yang dilakukan telah sesuai apakah laporan keuangan telah disusun
dengan apa yang telah ditetapkan sehingga sesuai dengan prinsip akuntansi yang
memungkinkan pemakai laporan keuangan lebih berlaku umum di Indonesia.
bergantung pada informasi yang disusun oleh 2. Laporan auditor harus menunjukkan
pihak lain. atau menyatakan, jika ada, ketidak
62 DY ILHAM SATRIA DAN FITRI LELIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

konsistenan penerapan prinsip akuntansi salah satu kendala informasi yang relevan dan
dalam penyusunan laporan keuangan andal.
periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit
dalam periode sebelumnya. Delay
3. Pengungkapan informatif dalam laporan Dalam beberapa penelitian yang telah
keuangan harus dipandang memadai dilakukan sebelumnya terdapat berbagai faktor
kecuali dinyatakan lain dalam laporan yang di uji oleh penulis. Seperti pelitian yang
auditor. telah dilakukan oleh Wiwik pada tahun (2006)
4. Laporan auditor harus memuat suatu antara lain Ukuran perusahaan, Jenis industri,
pernyataan pendapat mengenai laporan Lamanya klien jadi anggota KAP, Opini auditor,
keuangan secara keseluruhan atau suatu Laba/ rugi,dan Rasio hutang terhadap ekuitas.
asersi bahwa pernyataan demikian tidak Maka dalam penelitian ini, penulis akan kembali
dapat diberikan. Jika pendapat secara menguji tiga faktor yang sudah pernah diteliti
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka sebelumnya, yaitu ukuran perusahaaan, Return
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal on Assets (ROA), berikut ini akan dijelaskan
nama auditor dikaitkan dengan laporan satu persatu:
keuangan, maka laporan auditor harus
memuat petunjuk yang jelas mengenai Ukuran Perusahaan
sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, Menurut Yulianti (2010 : 23) Ukuran
jika ada, dan tingkat tanggungjawab Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala
yang dipikul oleh auditor. di mana dapat diklasifikasikan besar kecil
perusahaan dengan berbagai cara antara lain
Audit Delay dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham,
Menurut Ashton dalam Wiwik (2006:4) dan lain-lain. Keputusan ketua BAPEPAM No.
perbedaan waktu antara tanggal pelaporan Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil
keuangan dengan tanggal opini audit dalam dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan)
laporan keuangan mengindikasikan tentang adalah badan hukum yang memiliki total aktiva
lamanya waktu penyelesaian audit yang tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan
dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut perusahaan besar adalah badan hukum yang total
sebagai Audit Delay. Audit delay adalah lamanya aktivanya diatas seratus milyar. Menurut Mas’ud
waktu penyelesaian audit yang diukur dari Machfoedz (1994) Pada dasarnya Ukuran
tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal Perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori,
diselesaikan laporan audit independen. yaitu:
Menurut Halim (2000:31) Audit delay di- 1. Perusahaan besar (large firm ),
definisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian Perusahaan besar adalah perusahaan yang
audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun memiliki kekayaan bersih lebih besar dari
buku hingga tanggal diterbitkannya laporan Rp. 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan.
audit, yaitu per 31 Desember sampai tanggal Memiliki penjualan lebih dari Rp. 50
yang tertera pada laporan auditor independen. Milyar/tahun.
Berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan 2. Perusahaan menengah (medium size)
penyajian laporan keuangan paragraph 24 IAI Perusahaan menengah adalah perusahaan
2002 laporan keuangan harus memenuhi empat yang memiliki kekayaan bersih Rp. 1-10
karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas Milyar termasuk tanah dan bangunan.
dalam membuat informasi laporan keuangan Memiliki hasil penjualan lebih besar dari
berguna bagi para pengguna. Empat karakteris- Rp. 1 Milyar dan kurang dari Rp.50 Milyar.
tik itu adalah dapat dipahami, relevan, keandalan 3. Perusahaan kecil (small firm ).
dan dapat dibandingkan. Tepat waktu merupakan Perusahaan kecil adalah perusahaan yang
Volume 4, Nomor 1, Februari 2016 63

memiliki kekayaan bersih paling banyak ROA = Laba Sebelum Pajak x 100%
Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan Total Aset
bangunan dan memiliki hasil penjualan
minimal Rp.1 Milyar/tahun. Menurut (Wild, Subramanyam, dan Halsey,
Menurut Yulianti (2010:50) Hal yang 2005: 65) Semakin besar nilai ROA,
mendasari hubungan antara Ukuran Perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin
dengan Audit Delay adalah perusahaan besar baik pula, karena tingkat pengembalian investasi
akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat semakin besar. Nilai ini mencerminkan
dibandingkan perusahaan kecil, disebabkan oleh pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva
beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan (atau pendanaan) yang diberikan pada
yang berskala besar cenderung diberikan insentif perusahaan.
untuk mengurangi Audit Delay dikarenakan
perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh Umur Perusahaan
investor, pengawas permodalan, pemerintah, dan Umur perusahaan adalah lamanya sebuah
pihak lain. Menurut Almilia dan Setiady perusahaan berdiri, berkembang dan bertahan.
(2006:4). Perusahaan yang lebih besar memiliki Umur perusahaan dihitung sejak perusahaan
pengendalian internal yang lebih kuat, lebih tersebut berdiri berdasarkan akta pendirian
banyak staf akuntansi dan akan mengurangi (dalam hal ini dihitung saat listing di Bursa Efek
kecenderungan kesalahan pelaporan dan akan Indonesia sampai penelitian dilakukan).
memudahkan auditor dalam memeriksa laporan. Perusahaan yang sudah lama berdiri,
kemungkinan sudah banyak pengalaman yang
Return On Asset (ROA) diperoleh dan perusahaan akan melaporkan
Menurut Mardiyanto (2009:196) Return on laporan keuangannya secepat mungkin. Selain
Assets (ROA) adalah salah satu rasio yang itu, perusahaan yang telah lama berdiri tentunya
digunakan untuk mengukur kemampuan mempunyai strategi dan kiat-kiat yang lebih
perusahaan dalam menghasilkan laba yang solid untuk tetap bisa survive dimasa depan.
berasal dari aktivitas investasi. ROA digunakan Semakin lama sebuah perusahaan berdiri,
untuk melihat sejauh mana investasi yang telah tentunya telah banyak pula mengalami lika-liku
ditanamkan mampu memberikan pengembalian dalam berbisnis, mulai dari kemajuan hingga
keuntungan sesuai dengan yang diharapkan masalah dan kendala yang dihadapi.
berdasarkan aset yang dimiliki. Return on Assets
(ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit
Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling Delay
sering disoroti, karena mampu menunjukkan Menurut Yulianti (2010:50) Ukuran
keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntung- Perusahaan dapat dilihat dari total asset yang
an. ROA mampu mengukur kemampuan dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari
perusahaan menghasilkan keuntungan pada hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan
masa lampau untuk kemudian diproyeksikan Audit Delay adalah perusahaan besar akan
di masa yang akan datang. Assets atau aktiva menyelesaikan proses auditnya lebih cepat
yang dimaksud adalah keseluruhan harta dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebab-
perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri kan oleh beberapa faktor yaitu manajemen
maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan yang berskala besar cenderung
perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan diberikan insentif untuk mengurangi Audit
yang digunakan untuk kelangsungan hidup Delay dikarenakan perusahaan tersebut di-
perusahaan. monitor secara ketat oleh investor, pengawas
1. Perhitungan Return on Assets permodalan, pemerintah, dan pihak lain. Pihak-
Return On Assets dapat dirumuskan sebagai pihak ini sangat berkepentingan terhadap
berikut : informasi yang termuat dalam laporan keuangan.
64 DY ILHAM SATRIA DAN FITRI LELIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan ber- (resiko tinggi) sebagai pencegahan atas tuntutan
skala besar cenderung menghadapi tekanan hukum (litigasi) potensial di masa yang akan
eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan datang.
audit lebih awal.
Perusahaan besar juga pada umumnya Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Audit
memiliki manajemen yang lebih baik dalam Delay
mengawasi operasional, sistem pengendalian Menurut Luciana dan Lucas (2006:8)
iternal yang lebih baik yang dapat membantu perusahaan yang memiliki umur yang lebih tua
keteraturan dalam operasional agar dapat cendrung lebih berhati-hati dan lebih terbiasa,
mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan
terjadi, staff akuntansi lebih banyak, sehingga dan menghasilkan informasi ketika diperlukan
memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaan- dibanding dengan perusahaan yang memiliki
nya. Penelitian yang telah dilakukan Subekti dan umur yang lebih muda, karena perusahaan yang
Novi Wulandari (2004), dalam Supriyati (2007: lebih tua telah memperoleh pengalaman yang
113) menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan lebih cukup, serta sudah terbiasa menghadapi
dengan indikator total aktiva memiliki pengaruh masalah-masalah yang terjadi di perusahaan
yang besar terhadap Audit Delay. sebelumnya, dan sudah mengetahui segala
sesuatu dengan baik tentang kondisi-kondisi
Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap yang mungkin saja terjadi dan laporan keuangan
Audit Delay akan disajikan dengan tepat waktu.
Menurut Yulianti (2010:35) Return on Asset Perusahaan yang lebih tua juga sudah lebih
adalah salah satu rasio untuk mengukur dikenal, karena keberadaanya yang jauh lebih
profitabilitas, rasio profitabilitas adalah kemam- lama serta dapat klien KAP yang mungkin dapat
puan perusahaan untuk menghasilkan ke- menyelesaikan audit laporan keuangan dengan
untungan pada tingkat penjualan, aset, dan cepat. Selain itu, perusahaan juga telah
modal saham tertentu. ketepatan waktu dan merasakan perubahan – perubahan yang terjadi
keterlambatan pengumuman laba tahunan di- selama masa operasinya, sehingga perusahaan
pengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika cenderung memiliki fleksibelitas dalam
pengumuman laba berisi berita baik/hasil menangani perubahan yang terjadi. Namun
gemilang (good news) maka pihak manajemen hanya beberapa penelitian saja yang
cenderung melaporkan tepat waktu dengan menggunakan variabel umur perusahaan sebagai
tujuan menyampaikan berita baik tersebut salah satu faktor yang mempengaruhi audit
kepada para pemegang saham dan pihak lain delay.
yang berkepentingan dan jika hasil berisi berita
buruk/kerugian (bad news) cenderung akan lama Kerangka Konseptual
dalam proses penyelesaian audit delay. Hal mendasari hubungan antara Ukuran
Besarnya profitabilitas perusahaan dapat Perusahaan dengan Audit Delay adalah
menjadi kemudahan bagi auditor dalam perusahaan besar akan menyelesaikan proses
melakukan proses audit. Dengan demikian auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan
proses penyelesaian audit dapat dilakukan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
secepatnya oleh KAP. Perusahaan dengan yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar
profitabilitas yang tinggi akan diaudit lebih cepat cenderung diberikan insentif untuk mengurangi
dibandingkan perusahaan yang memiliki operasi Audit Delay dikarenakan perusahaan tersebut
gagal atau yang mengalami kerugian. Hal ini dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
karena perusahaan yang mendapatkan kerugian permodalan, pemerintah, dan pihak lain.
akan memerlukan proses audit yang lebih Perusahaan besar juga pada umumnya memiliki
panjang. Auditor membutuhkan banyak waktu manajemen yang lebih baik dalam mengawasi
untuk mengaudit perusahaan yang gagal operasional, sistem pengendalian internal yang
Volume 4, Nomor 1, Februari 2016 65

lebih baik yang dapat membantu keteraturan yang mendapatkan kerugian akan memerlukan
dalam operasional agar dapat mengurangi proses audit yang lebih panjang.
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, staff Menurut luciana dan lucas (2006:8)
akuntansi lebih banyak, sehingga memudahkan perusahaan yang memiliki umur lebih tua
auditor menyelesaikan pekerjaannya. cendrung lebih berhati-hati dan lebih terbiasa,
Menurut Yulianti (2010 :35) Return on Asset lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan
adalah salah satu rasio untuk mengukur dan menghasilkan informasi ketika diperlukan
profitabilitas, rasio profitabilitas adalah ke- dibanding dengan perusahaan yang memiliki
mampuan perusahaan untuk menghasilkan umur yang lebih muda, karena perusahaan yang
keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan lebih tua telah memperoleh pengalaman yang
modal saham tertentu. ketepatan waktu dan lebih cukup, serta sudah terbiasa menghadapi
keterlambatan pengumuman laba tahunan masalah-masalah yang terjadi di perusahaan
dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika sebelumnya, dan sudah mengetahui segala
pengumuman laba berisi berita baik/hasil sesuatu dengan baik tentang kondisi-kondisi
gemilang (good news) maka pihak manajemen yang mungkin saja terjadi dan laporan keuangan
cenderung melaporkan tepat waktu dengan akan disajikan dengan tepat waktu. Perusahaan
tujuan menyampaikan berita baik tersebut yang lebih tua juga sudah lebih dikenal, karena
kepada para pemegang saham dan pihak lain keberadaanya yang jauh lebih lama serta dapat
yang berkepentingan dan jika hasil berisi berita klien KAP yang mungkin dapat menyelesaikan
buruk/kerugian (bad news) cenderung akan lama audit laporan keuangan dengan cepat. Selain itu,
dalam proses penyelesaian audit delay. Besarnya perusahaan juga telah merasakan perubahan-
profitabilitas perusahaan dapat menjadi ke- perubahan yang terjadi selama masa operasinya,
mudahan bagi auditor dalam melakukan proses sehingga perusahaan cenderung memiliki
audit. Dengan demikian proses penyelesaian fleksibelitas dalam menangani perubahan yang
audit dapat dilakukan secepatnya oleh KAP. terjadi.
Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi Berdasarkan penjelasan yang telah di-
akan diaudit lebih cepat dibandingkan pe- kemukakan diatas, maka kerangka pemikiran
rusahaan yang memiliki operasi gagal atau yang yang dapat digambarkan seperti yang terlihat
mengalami kerugian. Hal ini karena perusahaan pada Gambar 1 dibawah.

Gambar 1: Kerangka Konseptual Penelitian


Sumber: Hasil penelitian, data diolah (2015)
66 DY ILHAM SATRIA DAN FITRI LELIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Hipotesis Berdasarkan Gambar 2 di atas, terlihat


Adapun hipotesis untuk penelitian ini adalah bahwa grafik histogram yang tidak menceng ke
sebagai berikut : kiri menunjukkan bahwa variabel audit delay
H1 Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap terdistribusi secara normal. Jadi dapat
Audit Delay pada Perusahaan Food and disimpulkan bahwa model grafik histogram
Beverages yang terdaftar di Bursa Efek dengan variabel audit delay memenuhi asumsi
Indonesia. normalitas.
H2 ROA berpengaruh terhadap Audit Delay 2. Grafik Normal Probability Plot
pada Perusahaan Food and Beverages yang Pengujian normalitas data dengan melihat
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. grafik normal probability plot diyakini lebih
H3 Umur perusahaan berpengaruh terhadap handal untuk melihat normalitas data. Pengujian
Audit Delay pada Perusahaan Food and ini dilakukan dengan melihat grafik normal
Beverages yang terdaftar di Bursa Efek probability plot yang membandingkan distribusi
Indonesia. kumulatif dari distribusi normal sebagaimana
H4 Ukuran perusahaan, ROA, dan umur ditampilkan pada Gambar 3 berikut:
perusahaan berpengaruh terhadap Audit
Delay pada Perusahaan Food and Beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Pengujian Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Pengujian normalitas data penelitian adalah
untuk menguji dalam model statistik variabel
audit delay (Y) terdistribusi normal atau tidak
normal.
1. Analisis Grafik
Metode analisis grafik histogram adalah
dengan melihat distribusi data pada histogram Gambar 3. Grafik Normal Probability Plot
data pada histogram yang mendekati distribusi Variabel Audit Delay
normal. Grafik untuk mendeteksi normal tidak- Sumber: Data diolah (2015)
nya data adalah sebagai berikut:
Santoso (2010:213), menyatakan cara
pengambilan keputusan: Jika data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model memenuhi asumsi
normalitas, dan Jika data menyebar jauh dari
garis diagonal maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas. Dari grafik
normal probability plot di atas dapat dilihat
bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti garis diagonal, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model dengan variabel audit
delay memenuhi asumsi normalitas.
3. Uji Statistik Non-Parametik Kolmogorov-
Gambar 2. Grafik Histogram Variabel Audit Delay Smirnov (K-S)
Sumber: Data diolah (2015) Uji normalitas dalam penelitian ini
Volume 4, Nomor 1, Februari 2016 67

menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Dari Tabel 3, dapat diketahui bahwa nilai


Test (K-S) dioperasikan dengan SPSS 16.0 for VIF untuk ukuran perusahaan sebesar 1,042,
windows. Menuurut Ghozali (2006 :149) Data nilai VIF untuk ROA sebesar 1,133 dan nilai
berdistribusi normal apabila signifikansi > 0,05 VIF untuk umur perusahaan sebesar 1,107, dan
sebaliknya dikatakan tidak normal apabila nilai tolerance untuk variabel ukuran perusahaan
signifikansi < 0,05. Hasil pengujian normalitas sebesar 0,960, nilai tolerance untuk variabel
data dapat ditunjukkan pada Tabel 2. ROA sebesar 0,883, dan nilai tolerance untuk
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat hasil uji variabel umur perusahaan sebesar 0,904. Karena
normalitas secara statistic non parametrik nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka
menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini
sebesar 1.099 dan nilai Asymp. Sig 0,178. Nilai tidak ditemukan masalah multikolinearitas.
signifikan ini lebih besar dari 0,05, maka
kesimpulannya adalah nilai residual/variabel Uji Heteroskedastisitas
pengganggu model regresi terdistribusi secara Uji heterokedastisitas bertujuan menguji
normal dan demikian maka data tersebut dapat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksama-
digunakan dalam penelitian ini. an variance dari residual satu pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak
Uji Multikolinearitas terjadi heterokedastisitas. Menurut Ghozali
Menurut Ghozali (2006:95) Pengujian (2006:125) Deteksi dapat dilakukan dengan
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai menggunakan metode grafis dan metode
tolerance dan tolerance dan variance infaltion statistik. Dalam penelitian ini, penulis akan
factor (VIF), suatu model regresi yang bebas melakukan metode grafis yaitu dengan melihat
dari masalah multikolinieritas apabila mem- gambar scatterplot. Hasil pengujian hetero-
punyai nilai tolerance > 0,1 dan < 10 regresi. kedastisitas untuk variabel audit delay dengan
Tabel 2
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 42
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1 0.111 23836
Most Extreme Differences Absolute .1 70
Positive .094
Negative -.1 70
Kolmogorov-Smirnov Z 1 .099
Asymp. Sig. (2-tailed) .1 78
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah (2015)
Tabel 3
Multikolonieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Ukuran perusahaan (X1 ) .960 1 .042
ROA (X2) .883 1 .1 33
Umur perusahaan (X3) .904 1 .1 07
a. Dependent Variable: audit delay
Sumber: Data diolah (2015)
68 DY ILHAM SATRIA DAN FITRI LELIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

menggunakan metode grafik dapat dilihat dari Dari persamaan regresi tersebut dapat dilihat
gambar scatterplot sebagai berikut: bahwa besarnya nilai Konstanta sebesar 91,997
artinya; jika variabel ukuran perusahaan, ROA
dan umur perusahaan dianggap konstan, maka
besarnya audit delay adalah sebesar 91,997 atau
91 hari. Dalam arti kata besarnya audit Delay
sebelum atau tanpa adanya variabel independen (
ukuran perusahaan, return on Assets (ROA, ) dan
umur perusahaan.Nilai koefisien regresi ukuran
perusahaan sebesar -7,046 menunjukkan
hubungan negatif yang memberi arti setiap
kenaikan ukuran perusahaan sebesar 100%
maka menyebabkan audit delay menurun sebesar
-7% dengan asumsi variabel dependen lainnya
Gambar 4. Hasil Pengujian Heterokedastisitas
variabel audit delay konstan. Nilai koefisien regresi Return On
Sumber: Data diolah (2015) Assets (ROA) sebesar 3,077 menunjukkan
hubungan positif yang memberi arti setiap
Uji Autokorelasi kenaikan ROA sebesar 100% maka menyebab-
Pengujian autokorelasi dilakukan untuk kan audit delay meningkat sebesar 3% dengan
melihat ada atau tidaknya korelasi yang terjadi asumsi variabel dependen lainnya konstan. Nilai
antara residual pada satu pengamatan dengan koefisien regresi umur perusahaan sebesar 3,019
pengamatan lain pada model regresi. Pada menunjukkan hubungan positif yang memberi
pembahasan ini akan dilakukan uji Durbin- arti setiap kenaikan ROA sebesar 100% maka
Watson (uji DW) dengan ketentuan menurut menyebabkan audit delay meningkat sebesar 3%
Santoso (2010:218) jika angka Durbin Watson dengan asumsi variabel dependen lainnya
berkisar antara -2 sampai dengan +2 maka konstan.
koefesien regresi bebas dari gangguan
autokorelasi, sedangkan jika angka DW +2 Pengaruh Secara Simultan
berarti terdapat autokorelasi positif. Pengujian secara simultan dilakukan dengan
Berdasarkan hasil dari Tabel 4, menunjuk- menggunakan statistik uji F. Pengujian ini
kan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) yaitu bertujuan untuk mengetahui variabel independen
1.950 berarti dapat disimpulkan dari hasil yang dimasukkan dalam model mampu
tersebut bahwa tidak ada autokorelasi. mempengaruhi variabel dependen secara
bersama-sama.
PEMBAHASAN
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai
Pengujian Statistik Fhitung sebesar 6,205 dengan nilai signifikan
Dalam penelitian ini menggunakan analisis sebesar 0,002. Sedangkan Ftabel diperoleh nilai
regresi linier berganda yang berfungsi untuk sebesar 2,85 pada α = 0,05. Dengan demikian
mengetahui arah hubungan antara variabel Fhitung > Ftabel yaitu 7,999 > 2,85 dan nilai
dependen dengan variabel independen. signifikan sebesar 0,002, maka hipotesis
Berdasarkan hasil analisis model regresi diterima artinya secara simultan ukuran
Tabel 5 maka dapat disusun kedalam persamaan perusahaan, ROA dan umur Perusahaan
matematis sebagai berikut: berpengaruh signifikan terhadap terhadap audit
delay pada perusahaan Food and Beverages yang
Y= α + β1X1 + β2X2 +β3X3 + e terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
Y= 91,997 ̶ 7,046X1 + 3,077X2 + 3,019X3 penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Frildawati (2009), Simbolon
Volume 4, Nomor 1, Februari 2016 69

Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi|

Sumber: Data diolah (2015)


Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Sumber: Data diolah (2015)


Tabel 6
Hasil Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Sumber: Data diolah (2015)

Tabel 7
Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Sumber: Data diolah (2015)

Tabel 8
Hasil Analisis Korelasi (R) dan Determinasi (R2)

Sumber: Data diolah (2015)


70 DY ILHAM SATRIA DAN FITRI LELIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

(2009) dan Rafni (2014) yaitu ukuran menggunakan statistik uji t. Pengujian ini
perusahaan, ROA dan umur perusahaan bertujuan untuk mengetahui variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap audit delay. yang dimasukkan dalam model mampu
Menurut Yulianti (2010 : 50) perusahaan mempengaruhi variabel dependen secara
besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih individual. Pengujian yang digunakan dengan
cepat dibandingkan perusahaan kecil, disebab- ketentuan jika thitung > ttabel df = (n-k-1) pada
kan oleh beberapa faktor yaitu manajemen α = 0,05 maka hipotesis diterima.
perusahaan yang berskala besar cenderung
diberikan insentif untuk mengurangi Audit Dari Tabel 7, diketahui bahwa nilai thitung
Delay dikarenakan perusahaan tersebut di- ukuran perusahaan (X1) sebesar -3,713
monitor secara ketat oleh investor, pengawas sedangkan nilai ttabel sebesar 1,68. Dengan
permodalan, pemerintah, dan pihak lain, demikian thitung < ttabel yaitu -3.713 < 1,68
perusahaan besar juga memiliki sistem pengen- dan tingkat signifikan 0,001, artinya secara
dalian internal yang baik sehingga memungkin parsial ukuran perusahaan berpengaruh negatif
sedikitnya kesalahan yang terjadi dalam terhadap audit delay pada perusahaan Food and
membuat laporan keuangan oleh manajemen Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
sehingga dapat berakibat pada kecepatan Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penyelesaan audit. pendapat Boynton dan Kell (1996:152) dalam
Menurut Yulianti (2010 :35) Return on Asset Wiwik Utami (2006:5) bahwa ”Audit Delay
adalah salah satu rasio untuk mengukur akan semakin lama apabila Ukuran Perusahaan
profitabilitas, rasio profitabilitas adalah yang akan diaudit semakin besar”. Ini berkaitan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dengan semakin besar perusahaan maka semakin
keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan banyak jumlah sampel (anak perusahaan) yang
modal saham tertentu. Jika pengumuman laba harus diambil maka semakin luas juga prosedur
berisi berita baik / hasil gemilang (good news) audit yang dilakukan.
maka pihak manajemen cenderung melaporkan
tepat waktu dengan tujuan menyampaikan berita Dari Tabel 7, diketahui bahwa nilai thitung
baik tersebut kepada para pemegang saham dan ROA (X2) sebesar 1,887 sedangkan nilai ttabel
pihak lain yang berkepentingan dan jika hasil sebesar 1,68. Dengan demikian thitung > ttabel
berisi berita buruk / kerugian (bad news) yaitu 1,887 > 1,68 akan tetapi tingkat signifikan
cenderung akan lama dalam proses penyelesaian adalah sebesar 0,067, maka hipotesis ditolak,
audit delay. artinya secara parsial ROA tidak berpengaruh
Menurut Ansah, dalam Devi (2009 :50) terhadap audit delay pada perusahaan Food and
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
umur yang lebih tua cenderung lebih terampil Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan
dalam pengumpulan, pemrosesan, dan penelitian yang dilakukan oleh Andriana (2014),
menghasilkan informasi ketika diperlukan dan Fitria dkk yaitu ROA tidak berpengaruh
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki terhadap audit delay pada perusahaan Food and
umur lebih muda, karena perusahaan telah Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
memperoleh pengalaman yang cukup. Dengan Indonesia.
demikian, laporan keuangan dapat disajikan Proses audit perusahaan yang memiliki
secara tepat waktu, sehingga berdampak pada tingkat keuntungan kecil/bahkan mengalami
pendeknya audit delay. Hasil penelitian secara kerugian tidak berbeda dengan perusahaan yang
simultan sesuai dengan teori teori yang tingkat keuntungannya besar karena cenderung
dikemukakan di atas bahwa. setiap perusahaan menginginkan proses audit
yang cepat agar perusahaan dapat segera
Pengaruh Secara Parsial menyelesaikan kewajibannya dalam
Pengaruh secara parsial dilakukan dengan mempublikasi laporan keuangan, agar tidak
Volume 4, Nomor 1, Februari 2016 71

dikenakan denda administrasi yang telah dependen yaitu audit delay pada Perusahaan
ditetapkan. Food and Beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sebesar 57 %. Nilai adjudted R2
Dari Tabel 7, diketahui bahwa nilai thitung adalah 0,329 hal ini menunjukkan bahwa variasi
umur perusahaan (X3) sebesar 1,846 sedangkan variabel independen yaitu ukuran perusahaan,
nilai ttabel sebesar 1,68. Dengan demikian ROA dan umur perusahaan mampu menjelaskan
thitung > ttabel yaitu 1,846 > 1,68 akan tetapi variasi variabel dependen berupa audit delay
jika dilihat dari tingkat signifikan 0,073, maka pada Perusahaan Food and Beverages yang
hipotesis ditolak artinya secara parsial umur terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 32%,
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit sedangkan sisanya sebesar 68% dijelaskan oleh
delay pada perusahaan Food and Beverages yang variabel lain diluar model (error term).
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang KESIMPULAN
dilakukan oleh Frildawati (2009) yaitu umur
perusahaan tidak berpengaruh signifikan ter- Berdasarkan hasil penelitian yang telah
hadap audit delay pada perusahaan Food and dianalisis di atas, maka dapat diambil
Beverages yang terdaftar di Bursa Efek kesimpulan sebagai berikut :
Indonesia. 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
Baik perusahaan yang baru ataupun bahwa secara parsial Ukuran perusahaan
perusahaan yang memiliki umur lebih tua, berpengaruh negatif terhadap audit delay
apabila perusahaan-perusahaan tersebut pada perusahaan Food and Beverages yang
memiliki manajemen yang baik dan mempunyai terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
akuntan yang kompeten, maka perusahaan- 2012-2014, hal ini dilihat dari nilai thitung
perusahaan tersebut dapat menyajikan laporan ukuran perusahaan (X1) sebesar -3,713
keuangan dengan baik, dan akuntan publik yang sedangkan nilai ttabel sebesar 1,68, dengan
bertugas mengaudit perusahaan tersebut tidak demikian thitung < ttabel yaitu -3.713 <
akan mengalami masalah keterlambatan dalam 1,68 dengan nilai signifikan sebesar 0,001.
penyelesaian tugas audit. 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa secara parsial ROA tidak
Analisis Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien berpengaruh signifikan terhadap audit delay
Determinasi (R2) pada perusahaan Food and Beverages yang
Analisis korelasi (R) bertujuan untuk terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier 2012-2014, hal ini dilihat dari nilai thitung
antara dua variabel sedangkan Koefisien ROA (X2) sebesar 1,887 sedangkan nilai
determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur ttabel sebesar 1,68. Dengan demikian
seberapa jauh kemampuan model dalam thitung > ttabel yaitu 1,887 > 1,68 akan
menerangkan variasi variabel dependen. Tetapi tetapi nilai signifikannya diatas 0,05 yaitu
Koefisien determinasi (R2) mempunyai sebesar 0,067.
kelemahan yaitu bias terhadap jumlah variabel 3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
independen yaang dimasukkan kedalam model. bahwa secara parsial umur perusahaan tidak
Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan berpengaruh signifikan terhadap audit delay
untuk mengunakan nilai adjudted R2. pada perusahaan Food and Beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui nilai 2012-2014, hal ini dilihat dari nilai thitung
koefisien korelasi (R) sebesar 0,573 menunjuk- umur perusahaan (X3) sebesar 1,846
kan bahwa ada hubungan yang kuat antara sedangkan nilai ttabel sebesar 1,68, dengan
variabel independen yaitu ukuran perusahaan, demikian thitung > ttabel yaitu 1,846 > 1,68
ROA dan umur perusahaan terhadap variabel akan tetapi nilai signifikannya diatas 0,05
72 DY ILHAM SATRIA DAN FITRI LELIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

yaitu sebesar 0,073. SARAN


4. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa secara simultan ukuran perusahaan, Diharapkan peneliti berikutnya dapat
return on Assets, (ROA), dan umur meneliti pada beberapa sektor perusahaan
perusahaan berpengaruh terhadap audit sehingga mendapat hasil yang lebih optimal dan
delay pada perusahaan Food and Beverages juga menambah variabel lain yang tidak diteliti
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun dalam penelitian ini seperti: solvabilitas, ukuran
2012-2014, hal ini dilihat dari nilai Fhitung KAP, opini audit, lamanya KAP jadi klien
sebesar 6,205 dengan nilai signifikan perusahaan dan lain sebagainya agar dapat
sebesar 0,002. Sedangkan Ftabel diperoleh diketahui variabel lain yang berpengaruh
nilai sebesar 2,85 pada α = 0,05. Dengan terhadap audit delay serta menambah periode
demikian Fhitung > Ftabel yaitu 7,999 > penelitian agar hasil penelitian lebih
2,85 dan nilai signifikan sebesar 0,002. berkesinambungan.

REFERENSI Devi, F. (2009). Analisis Faktor–Faktor Yang


Mempengaruhi Audit Delay. Skripsi.
Almilia, dan Setiady, L dkk. (2006). Faktor- Universitas Islam Negri Syarif
Faktor Yang Mempengaruhi Penyelesaian Hiddayatullah. Jakarta
Dan Penyajian Laporan Keuangan Pada
Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ. Seminar Fakultas Ekonomi. (2014). Buku Panduan
Nasional Good Coorporate Governance. Penulisan Skripsi & LKP. Universitas
Universitas Trisakti Jakarta. Hal 1-28 Malikussaleh.
Andriana, Riska. Determinan ROA, DER, Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate
SIZE, Opini Audit, Dan Kualitas Auditor dengan Program SPSS. Semarang: BP
terhadap Audit Delay yang Terdaftar Di UNDIP.
Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010
Fakultas Ekonomi Universitas Dian Halim, V. (2000). Faktor-faktor yang
Nuswantoro. Semarang Mempengaruhi Lamanya Penyelesaian
Audit (Studi Empiris pada Perusahaan-
Arifa, N (2013) Faktor-Faktor Yang perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Mempengaruhi Audit Delay (Pengembangan Jakarta). Skripsi. Universitas Brawijaya-
Audit Delay Dengan Audit Report Lag). Malang.
Arens, dkk (2001). Auditing dan Pelayanan Haron, H, B., dan Subroto,E. (2006). Analysis of
Verifikasi, Edisi 9, jilid 1,indeks, Jakarta. Factors Influencing Audit Delay (Empirical
Study at Public Companies in Indonesia),
(2008). Auditing dan Jasa Assurance.Edisi Ke Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 6(1):95-
Dua Belas.Jilid I Terjemahan Herman 121.
Wibowo, Erlangga.Jakarta
http://www.ciputra-uceo.net/blog/2015/5/12/
Baridwan, Zaki. (2000). Intermediate umur-perusahaan-definisi-dan-analisa-
Accounting. Edisi Kedelapan. BPFE. selama-4-tahun
Yogyakarta
Volume 4, Nomor 1, Februari 2016 73

IAI. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Sektor Perdagangan. Skripsi. Universitas
Salemba Empat. Jakarta. (2002). Pernyataan Malikussaleh
Standar Akuntansi Keuangan No.1
Riyanto, Bambang. (1999). Dasar-Dasar
Kartika P. Simbolon (2009) Faktor-Faktor Yang Pembelanjaan Perusahaan. Cetakan Ke
mempengaruhi Audit Delay pada Empat. Yogyakarta : BPFE.
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi, Universitas Sumatera Suwardjono. (2002). Teori Akuntansi:
Utara. Medan. Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi
Ketiga. BPFE. Yogyakarta.
Lestari, Dewi (2010). Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Rachmat, S. (2004). Studi Empiris Ketepatan
Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Simposium Nasional Akuntansi VII (SNA
Diponegoro. Semarang. 7).
Luciana dan Lucas (2006). Blog.diakses 3 April Santoso. (2010). SPSS Mengolah Data Statistik
2015. Secara Profesional , Gramedia. Jakarta
Machfoedz, M. (1994). Financial Ratio Analysis Subekti,dan Widiyanti.(2004). Faktor-Faktor
and The Predictions of Earnings Changes in Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay
Indonesia, 114 -137. di Indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi VII:991-1002.
Mulyadi (2002). Auditing, Buku I, Edisi 6,
Salemba Empat. Jakarta Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Owusu, Ansah. S. (2000). “Timelines of
Corporate Financial Reporting in Sumarso S.R. (2004). Akuntansi Suatu
Emerging Capital Market : Empirical Pengantar. Salemba Empat. Jakarta.
Evidence 23 from Zimbabwe Stock
Exchange”. Accounting and Bussiness Supriyati, dan Rolinda, Y.(2007). Analisis
Research : 243 - 254. Terjemahan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit
Delay (Studi Empiris pada Perusahaan
Prabandari, dan Rustiana. (2007). Beberapa Manufaktur dan Finansial di Indonesia).
Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. Vol .
Audit Delay (Studi Empiris pada 10 No. 3, hal 109- 126 Undang-undang
Perusahaan-Perusahaan Keuangan yang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Terdaftar di BEJ). Kinerja11 (1): 27-39. Pasar Modal.
Rachmawati, Sistya. (2008). Pengaruh Faktor Wild, Jhon J,K.R. Subramanyam dan Robert
Internal dan Eksternal Perusahaan F.Halsey. (2005). Analisis Laporan
terhadap Audit Delay dan Timeliness. Keuangan, Edisi kedelapan, Buku I.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, Terjemahan Yanivi S. Bachtiar dan
No. 1, 1-10. S.Nurwahyu Harahap. Salemba Empat.
Jakarta
Rafni. (2014). Faktor–faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan
74 DY ILHAM SATRIA DAN FITRI LELIANA Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Wiwik, U. (2006). Analisis Determinan Audit


Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta.
Bulletin Penelitian No. 09. Ka. Pusat
Penelitian dan Dosen FE, Universitas Mercu
Buana.
www.bapepam.co.id
www.idx.co.id
Yulianti, A. (2010). Faktor-Faktor Yang Ber-
pengaruh Terhadap Audit Delay. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai