Anda di halaman 1dari 70

Ade sukaryat

BUKU PANDUAN BACAAN SHOLAT DAN ILMU TAJWID

1
DOA-DOA YANG DIBACA KETIKA BERWUDHU

1. Doa Membasuh Telapak Tangan

( Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari bermaksiat kepadamu )

2. Doa Berkumur-kumur

( Ya Allah, tetapkanlah aku untuk membaca kitabmu, memperbanyak dzikir


kepadamu, dan tetapkanlah ucapanku dengan ucapan yang benar didunia
dan akhirat )

3. Doa Menghirup Air Ke Hidung

( Ya Allah, ciumkanlah oleh-Mu untukku akan wangi-wangian syurga )

4. Doa Niat Wudhu (dibaca ketika membasuh muka yang k-1)

(Saya niat wudhu untuk menghilangkan hadats kecil karena fardu lillahi
ta`ala)
5. Doa Membasuh Muka

(Ya Allah, putihkanlah wajahku dengan cahayamu pada hari diputihkannya


wajah para kekasihmu dan jangan engkau hitamkan wajahku dengan
kegelapanmu pada hari dihitamkannya wajah para musuhmu)

6. Doa Membasuh Tangan Kanan

(Ya Tuhan, berikanlah (kelak) suratan amalku pada tangan kananku, dan
beri hisablah ia dengan penghisaban yang sedikit)

7. Doa Membasuh Tangan Kiri

(Ya Allah, janganlah Engkau berikan suratan amalku pada tangan kiriku dan
jangan dari belakangku)

8. Doa Membasuh Kepala

( Ya Allah, jauhkanlah rambut dan kulit badanku dari api neraka )

9. Doa Membasuh ke-2 Telinga

(Ya Allah, jadikanlah aku seperti mereka yang mendengar kata-kata yang
baik, dan mengikuti akan mereka yang sebaik-baiknya)
10.Doa Membasuh Kaki Kanan

(Ya Allah, tetapkanlah kiranya kedua kakiku diatas jemabatan shirotol


mustaqim beserta kaki para hambamu yang sholeh)

11.Doa Membasuh Kaki Kiri

(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari tergelincirnya


kedua kakiku diatas jemabatan shirotol mustaqim pada hari digelincirkanya
kaki orang-orang munafiq dan musyrik)

DOA SETELAH WUDHU

ُ ‫ه ٌَو ًَ َا يَْش‬
‫ذ‬ َ ‫اَ يَْش ذُ اَ ْ ال اِ ٌَو اا ّل اهُلل ًَ ْدَذه ال َشِّْش‬
‫ا‬
.‫ذه ًََسٌُْعو‬
ُ ‫ذ ًّذا َْػج‬
َ ُِ ّ

‫ذِذَن اَ يَْش ذُ َْا ال اٌَِو‬


َّْ ًَ
‫ُعْجذبَٔهَ ِثـ‬ َِٓ ‫اج َ ٍْؼِن‬ْ
‫اٌٍّي‬ ‫اٌـز‬
ّ ٌّ
‫اّ ِثـَْٓ ًَ اْج َ ٍْؼِن َِٓ اٌْـ َُّز‬
‫َؽـي‬
.‫َِّّْٓش‬
َ ‫ذ َأْعزَْغِفُشَن ًََأرٌُْ ِْـا‬
‫ه‬ َ َٔ‫اّال أ‬
ُ ‫ة‬

( Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada
sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusanNya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan
jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci. Maha Suci Engkau ya
Allah, aku memuji kepadaMu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau,
aku minta ampun dan bertobat kepadaMu )
LAFADZ NIAT SHOLAT FARDU

1. SHALAT SUBUH

ُ‫ا‬
‫َص‬
‫خ َسْو َؼَْزـْــِٓـ ُِغَْزْمًَِج اٌْــِمجٍَِْخ اَ َداءً ( َِأًٌُِْب – َابًِب ) ٌٍِِّو َر َؼٌَب‬
ِ ‫ض اُّ ٌْصج‬
َ ‫َّ َْف ش‬

Artinya: Aku sengaja shalat fardhu subuh dua raka'at menghadap kiblat
(menjadi makmum / imam) karena Allah

2. SHALAT DZUHUR

ُ‫ا‬
‫َص‬
‫غَزْمًَِج ٌْاــِمٍَْجخِ اَ دَاًء ( َِ ًٌُِْأب – َابًِب ) ٌٍِِّو َر َؼٌَب‬
ْ ُِ ‫د‬
ٍ ‫ض اُّ ٌظْيِش اََْسثَغ َسَو َؼب‬
َ ‫َّ َف ْش‬

Artinya: Aku sengaja shalat fardhu dzuhur empat raka'at menghadap


kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

3. SHALAT ASHAR

ُ‫ا‬
‫َص‬
‫غَزْمًَِج ٌْاــِمٍَْجخِ َادًَاء ( َِ ٌُأًِْب – اًَِبب ) ٌٍِِّو َر َؼٌَب‬
ْ ُِ ‫ض ٌْاــ َؼْصِش اََْسثَغ َسَو َؼبٍد‬
َ ‫َّ ف َْ ش‬

Artinya: Aku sengaja shalat fardhu ashar empat raka'at menghadap kiblat
(menjadi makmum / imam) karena Allah
‫‪4.‬‬ ‫‪SHALAT MAGHRIB‬‬

‫اُ‬
‫َص‬
‫غَزْمًَِج ٌْاــِمٍَْجخِ اَ دًَاء ( َِ ًٌُِْأب – اًَِبب ) ٌٍِِّو َر َؼٌَب‬
‫س َسَو َؼبٍد ُِ ْ‬
‫ض اٌَّْْغِشةِ ٍَصب َ‬
‫َّ ف َْ ش َ‬
Artinya: Aku sengaja shalat fardhu maghrib tiga raka'at menghadap
kiblat (menjadi makmum / imam) karena Allah

5. SHALAT 'ISYA

ُ‫ا‬
‫َص‬
‫د ُِغَْزْمًَِج اٌْــِمجٍَِْخ اَ َداًء ( َِ ٌُأًِْب – َابًِب ) ٌٍِِّو َر َؼٌَب‬
ٍ ‫ض اْ ٌِؼشَبِء َاْسثَغَ َسَو َؼب‬
َ ‫َّ ف َْ ش‬

Artinya: Aku sengaja shalat fardhu 'Isya empat raka'at menghadap kiblat
(menjadi makmum / imam) karena Allah
BACAAN/DO`A DALAM SHOLAT

DO`A IFTITAH

Setelah membaca salah satu lafazh

niat diatas kemudian bertakbir ‫اهلل‬

‫َاْوجَُش‬ seperti pada gambar disamping,

kemudian membaca do`a Iftitah


seperti berikut :

َِ‫َجْــي‬
ً ‫َج‬
ً ‫ذَْب اهِلل ُثْىَشًح ًََاصًٍِْب‬
َ ْ‫ذُذ ٌٍِِّو َوِضًْشا ًَُعج‬
َّْ ‫اهلل اَ ْوَجُش َوِجًْشا ًٌَْا‬
‫ٍّــز‬ ‫ذ‬
ُ ‫ا ـّ ـْي‬

َِ ‫ٍََصـبَِر ًَُٔـُغ‬
‫ى‬ . ‫ش ِشِوــَْٓـ‬
ْ ُّ ٌْ‫ُ ْغــًٍِّب ًَِب اَ َٔـب َِٓ ا‬
ِ َ‫َف َؽش‬
‫ا‬ ‫ٌاغ‬
ّ ‫ض َدــِْنـًفب‬
َ ‫اد ًٌَْاــأَْ س‬
ِ ٌَّ

ِ‫ََّـبَِر هلل‬ ًِ َُ‫ذب‬


َْ ً
َِ
‫َسة‬
.‫د ًَأَـَب َِٓ ٌاـْ ٍُّْغـِّْـْــَٓـ‬
ُ ‫ه اُِْش‬
َ ‫ه ٌَـُو ًَثِـَزٌِا‬
َ ‫ـب َش ِّْشـ‬.ٌََِّْٓ ‫ّ ٌْا َؼٌَبـ‬

Artinya:
"Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan
Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Ku hadapkan muka hatiku kepada
Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan yang lurus dan
menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin.
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk
Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu
aku diperintahkan untuk tidak menyukutukan-Nya. Dan aku dari golonan
orang muslimin
ْ ُِْ ‫د ٌا َّش‬
ٌَِّْ ‫ه‬
ِ ٌِ‫ِب‬
َ .‫د‬
ُِْ ‫د اٌ َّش‬
ِّْٓ ‫ٌَا َّش‬ ‫َ سة‬ ِ ‫ َاٌٌَ َّْذ ُذ‬.‫د‬
‫هلل‬ ِّْٓ ‫غ اهِلل اٌ َّش‬
ُِ ْ ‫ِث‬
‫ا ٌذ‬ .‫ّ ٌْا َؼٌَِّْبَْٓـ‬
.ِّْٓ

‫ِصَشاغَ َ ٍَْػــُِْي َْغـِْش‬ ِ‫ئ‬ ‫ِئّـ‬


‫ا‬ ‫ىْ ذٌَِٔبص‬ ُ‫ّبنَ َٔـ ُْؼجذ‬
َ ‫ٌّ ِّزـَْٓ َٔاـْ َّْؼ‬
‫ذ‬ .‫غَزِْمَُـ‬
ْ ُّ ٌْ‫غ ا‬
َ ‫َّشا‬ ‫ًَئ‬
.ُْٓ‫غَز ِؼ‬ْ َٔ َ‫بّ ن‬

‫ة َ ٍَْػـِْـُْي ًٌَب‬
ِ ْ‫ٌَّْا ْغٌُع‬
‫ٌْاع‬
‫بّ ٌــ‬
َْٓ‫ـّ ـــ ْــ‬

ِ¸ ِ¸ Artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Yang Pengasih dan Penyayang.Yang
menguasai hari kemudian. Hanya pada-Mu lah aku mengabdi dan kepada-Mu
lah aku meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Bukan jalan mereka yang pernah
Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat.

‫ اهُلل‬.‫ ًُْل ٌُىَ اهُلل اَ َدٌذ‬.‫د‬


ُِْ ‫دِٓ اٌ َّش‬
ّْ ‫غ اهِلل ٌا َّش‬
ُِ ْ ‫ِث‬
‫ا ٌص‬
‫ ًٌَُْ َُّْٓى ٌَو‬.‫ ٌَُْ ٍَِّْذ ًٌَُْ ٌَُّْْذ‬.‫ّ َُّذ‬

‫وــُ ـًٌُفا اَ َدٌذ‬

Artinya:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah
(hai Muhammad): Allah itu Esa. Allah tempat meminta. Tiada Ia beranak dan
tiada pula Ia dilahirkan. Dan tak ada bagi-Nya seorangpun yang menyerupai-
Nya kepada Tuhan yang menguasai subuh.
DO`A RUKU`

Setelah langkah 1 kemudian bertakbir َ‫اْوَجشُ اهلل‬


lalu ruku` seperti gambar disamping, pada saat
ruku` membaca tasbih sebanyak 3 x seperti
dibawah ini :

ِ‫َس َِِّث اٌْ َؼ ُِْظ ًَ ـث ِ َّْذِذه‬ َْ‫ذب‬


َ ‫ُعْج‬

Artinya: ”Maha suci Robb ku yang Maha Agung


dan aku memujiNya”

DO`A I`TIDAL (BANGUN DARI RUKU`)


Setelah selesai membaca tasbih pada saat ruku`
kemudian I`tidal (bangun dari ruku`) dan
membaca :

‫َ ِّعغَ ا هُلل ـٌ َِّْٓ َِّدَذُه‬

Artinya : (semoga Allah


mendengar (memperhatikan) orang
yang memuji-Nya).

‫َسث‬
ُ‫ذ ِ ًْء‬
ُ ‫ذـ‬
َّْ ‫ه ٌْا‬
َ ‫نّ َب ٌَـ‬
‫اٌغ‬
ُ ْ‫ذ ِْٓ َِْشٍء ثَـؼـ‬
‫ط‬ َ ْ‫ض ًَِ ًُْء َِب ِشئ‬
ِ ‫اد ًَُِْء اٌْـأَْ س‬
ِ ٌَّ
Artinya:
“ Ya Allah Tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan
sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu “.
DO`A SUJUD

Setelah bertakbir ‫اَْوَجُش اهلل‬ sambil turun

sujud seperti tampak pada gambar


disamping. Pada saat sujud membaca
tasbih 3 x seperti dibawah ini :

‫ذَْب‬
َ ‫ُعْج‬
‫َسث‬
َِّ
‫األَػ‬
‫ذ ِّذِه‬َْ ‫َ ًَ ثِـ‬

Artinya : “ Maha Suci Robb ku Yang


Maha Luhur dan aku memuji-Nya ”

DO`A DUDUK DIANTARA DUA


SUJUD (IFTIROS)
Setelah membaca tasbih kemudian

bertakbir ‫اهلل َاْوجَش‬ bangun dan

melakukan duduk diantara dua sujud


seperti gambar disamping. Dan
membaca do`a dibawah ini :

‫َ سة‬
ُ ‫اغ ٌَِِْش ًَاْسدَـ ّْـَِن ًَاجْجـُْٔشـَِ ًَاْسفـَ ْؼن َِـ ًَاْسُصل ْـنَِـ ًَا ىْ ذَِٔ ًَ َػبِفـن َِـ ًَا ْػ‬
‫ف‬ ْ‫ّ ف‬
‫َػن‬
َّ

ِ¸ Artinya:
Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, dan cukupkanlah segala
kekuranganku, dan angkatlah derajatku, dan berilah rizki kepada ku, dan
berilah aku petunjuk, dan berilah kesehatan kepadaku, dan berilah ampunan
kepadaku.
‫‪DO`A TASYAHUD AWAL/TAHIYAT AWAL‬‬

‫ذـَبُد ٌُّْاجَـبَسَوبدُ‬
‫اٌَّزـ ِّْ‬
‫ٌاص‬
‫ٌٍَّ ُ‬
‫اد‬
‫ٌاؽ‬
‫ّْ‬
‫ّجَبُد ِ‬
‫هلل‬

‫َ ٍَْػـهَ‬ ‫َاٌٌَ َّ‬


‫اَ ّـ‬ ‫غٍَـَُب‬
‫َّيب‬
‫ا ٌن‬
‫ّجـ‬
‫دُخ اهِلل ًَثَشَوبُرُو‬
‫ّ ًَ َس َّْ‬

‫ٌَّاغٍَـَبُ َ ٍَػ نَْْـ ب ًَ َ ٍَػ ِػجَبِد اهللِ‬


‫ا ٌص‬
‫ذ اَْ ٌَّـب ٌِاَو‬‫ٌِّب ِذـــَْٓ‪َ .‬ا يَْش ُ‬
‫ا‬
‫ّب اهُلل ًَ اَ يَْش ذُ‬
‫ا‬
‫ذ ًّذا‬ ‫ّ ُِ َ‬

‫َسعُْ ٌُي اهِلل‪.‬‬


‫اَ ٌٍُّي‬
ّ
‫ص‬
‫ّ َ ٍَػ َِّْعـــَِٔذب‬
‫ُِذ‬
‫ٍّذ‬

Artinya:
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagian dan kebaikan bagi Allah. Salam,
rahmat dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad).
Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi
Muhammad.

DO`A TASYAHUD AKHIR/TAHIYAT AKHIR

ُ‫ذـَبُد ٌُّْاجـَب َسَوبد‬


ِّْ ‫اٌَّزـ‬
‫ٌاص‬
ُ ٌٍَّ
‫اد‬
‫ٌاؽ‬
ّْ
ِ ‫ّجَبُد‬
‫هلل‬

َ‫َ ٍَْػـه‬ ‫َوبَُّرُو‬


‫اَ ّـ‬ ‫غـ‬
ٍَ
‫َّيب‬ ‫َُب‬
‫ا ٌن‬
‫ّجـ‬
‫َاٌٌَ‬

‫ٌَّاغٍَـَبُ َ ٍَػ نَْْـ ب ًَ َ ٍَػ ِػجَبِد اهللِ‬


‫ا ٌص‬
‫ذ اَْ ٌَّـب ٌِاَو‬
‫ٌِّب ِذـــَْٓ‪َ .‬ا يَْش ُ‬
‫ا‬
‫ّب اهُلل ًَ اَْشَيذُ‬
‫ا‬
‫ذ ًّذا‬ ‫ّ ُِ َ‬

‫َ ٍَػ‬ ‫ََّوب َص‬ ‫َ ٍَػ َِّْعـــَِٔذب َُِذ ٍّذ‪.‬‬ ‫َس ُْع ٌُي اهِلل‪.‬‬
‫َْع‬ ‫ذ‬
‫ّْـ َ‬ ‫اٌٍَُّي‬
‫ـّ ــَِٔذب ِاثَْشا َُِْى ًَ ٍَػ‬ ‫ّ‬
‫ص‬
‫ّ‬
‫َ ٍَػ َِّْعـــَِٔذب‬ ‫َعـْ ًثَبِس‬ ‫ا ِي‬
‫ُِذ‬ ‫ْن‬ ‫ـّ ــَِٔذب اِْثَشاىَُِْ‪.‬‬
‫ذ‬
‫ذ ّذ َّوب َثب َسْو َ‬
‫اي َِّْعـــَِٔذب ُِ َ‬
‫ّذ ًَ َ ٍَػ ِ‬

‫ػ‬
‫َ َِّْعـــَِٔذب ِاثـَْش اِ ىـَُْـ ًَ َ ٍَػ ِ‬
‫اي‬
‫َعْـ‬
‫ـّ ــَِٔذب ِاثَْشا َُِْى َِف ٌاـْ َؼٌَِّْبــــَٓ‬
‫ا‬
‫ج ـْْـ ــٌذ‪.‬‬ ‫ه َِّْدـــٌذ َِ ِ‬ ‫ـّ َ‬
Artinya:
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagian dan kebaikan bagi Allah. Salam,
rahmat dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad).
Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi
Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim
dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para
keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Diseluruh alam semesta Engkaulah yang Terpuji, dan Maha
Mulia.

DO`A SALAM

Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku mohon perlindungan kepadamu dari siksa


kubur, siksa api neraka, fitnah hidup dan mati dan fitnah dajjal. Keselamatan
dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian
MATERI TAJWID

1. HUKUM BACAAN MAD

Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada

tiga yaitu : ُ ً ‫ا‬


Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :
1. Mad Ashli/Mad thobi’i
2. Mad far’i (cabang)

Jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :


1. Mad Wajib Muttashil 8. Mad Lazim Harfi Musyba’
2. Mad Jaiz Munfashil 9. Mad Lazim Mukhoffaf harfi
3. Mad Aridh Lisukuun 10. Mad Layyin
4. Mad Badal 11. Mad Shilah
5. Mad Iwad 12. Mad Farqu
6. Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi 13. Mad Tamkin
7. Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi

NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN

Mad Ashli/Mad thobi’i _ Bacaan


terjadi apabila : Mad thobi’i dibaca
- huruf berbaris panjang 1 alif atau
fathah bertemu dua harokat karena
dengan alif ada
1
Mad Ashli /
mad thobi’i
- huruf berbaris
kasroh bertemu ‫ٌُِْْٔدَيب‬
dengan ya mati
- huruf berbaris
dhommah
bertemu dengan
wawu mati
Panjangnya adalah 1
NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN
alif atau dua harokat.

 
Mad Wajib Muttashil _ Bacaan
Yaitu setiap mad Mad Wajib Muttashil
thobi’i bertemu dibaca panjang 5
dengan hamzah dalam harokat atau 2,5 alif
Mad Wajib
‫ِْْج َئ‬
satu kata. Panjangnya karena Mad Thobi`i
2 Muttashil adalah 5 harokat atau bertemu dengan
2,5 alif. (harokat = hamzah dalam satu
ketukan/panjang kata

‫ٌُْعَء‬
setiap suara)

Mad Jaiz Munfashil


Yaitu setiap mad
_ Bacaan
Mad Jaiz Munfashil
   
  
thobi’i bertemu dibaca panjang 6
Mad Jaiz dengan hamzah dalam harokat atau 3 alif
3
Munfashil kata yang berbeda. karena Mad Thobi`i
Panjangnya adalah 2, bertemu dengan

‫ٌلاأفغى‬
4, atau 6 harokat (1, 2, hamzah dalam dalam
atau 3 alif). kata yang berbeda.

Mad Aridh Lisukuun _ Bacaan


Yaitu setiap mad Mad Aridh Lisukuun
thobi’i bertemu dibaca panjang 6
dengan huruf hidup harokat atau 3 alif  
dalam satu kalimat karena Mad Thobi`i
dan dibaca waqof bertemu dengan  
Mad Aridh (berhenti). huruf hidup dalam

4
Lisukuun Panjangnya adalah 2, satu kalimat dan
4, atau 6 harokat (1, 2, dibaca waqof
atau 3 alif). Apabila (berhenti). Jika
tidak dibaca waqof,
maka hukumnya
diwashol
Mad Thobi`i
menjadi
 
kembali seperti mad
thobi’i.

NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN

Mad Badal
Yaitu mad pengganti
_ Bacaan
Mad Badal dibaca ‫ََِٓا‬
huruf hamzah di awal panjang 2 harokat
kata. Lambang mad atau 1 alif karena Asalnya adalah
5 Mad Badal madal ini biasanya
berupa tanda baris
pengganti huruf
hamzah di awal kata. َََِٓٓ‫اَ َِِْْأ‬
atau kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2
harokat (1 alif)

Mad ‘Iwad _ Bacaan


Yaitu mad yang terjadi Mad ‘Iwad dibaca
apabila pada akhir panjang 2 harokat
kalimat terdapat huruf atau 1 alif karena
6 Mad ‘Iwad yang berbaris
fathatain dan dibaca
fathatain bertemu
alif dan dibaca wakof
‫َِـَ اًل‬
‫ض‬
waqof.
Panjangnya 2 harokat
(1 alif).

Mad Lazim Mutsaqqol _ Bacaan

ِ´  
Kalimi Mad Lazim
Yaitu bila mad thobi’i Mutsaqqol Kalimi


Mad Lazim bertemu dengan huruf dibaca panjang 6
7 Mutsaqqol yang bertasydid. harokat atau 3 alif 
Kalimi Panjangnya adalah 6 karena Mad Thobi`i
harokat (3 alif). bertemu dengan
huruf yang  
bertasydid

Mad Lazim Mukhoffaf _ Bacaan


Kalimi Mad Lazim
Yaitu bila mad thobi’i Mukhoffaf Kalimi
Mad Lazim bertemu dengan huruf dibaca panjang 6
Asalnya
8 Mukhoffaf sukun atau mati. harokat atau 3 alif adalah
Kalimi Panjangnya adalah 6 karena Mad Thobi`i
harokat (3 alif). bertemu dengan
huruf sukun.
NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN

Mad Lazim Harfi _ Bacaan


Musyba’ Mad Lazim Harfi
Mad ini terjadi hanya Musyba’ dibaca
pada awal surat dalam panjang 6 harokat
al-qur’an. Panjangnya atau 3 alif karena
Mad Lazim
adalah 6 harokat (3 terjadi pada awal
9 Harfi
alif). surat dalam al-qur`an
Musyba’
Huruf mad ini ada
delapan, yaitu :

Mad Lazim Mukhoffaf


harfi _ Bacaan
Mad ini terjadi hanya Mad Lazim
pada awal surat dalam Mukhoffaf harfi
al-qur’an. Panjangnya dibaca panjang 2
Mad Lazim adalah Panjangnya harokat atau 1 alif
10 Mukhoffaf adalah 2 harokat ( 1 karena terjadi pada
harfi alif) awal surat dalam al-
Huruf mad ini ada qur`an
delapan, yaitu :

Mad Layyin _ Bacaan


Mad ini terjadi bila : Mad Layyin
huruf berbaris fathah dibaca panjang 6
bertemu wawu mati harokat atau 3 alif
atau ya mati, karena ada
11 Mad Layyin kemudian terdapat _ dan
huruf lain yang juga dibaca waqof, jika
mempunyai baris. diwashol disebut
Mad ini terjadi di akhir Layyin.
kalimat kalimat yang
dibaca waqof
(berhenti).
NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN
Panjang mad ini
adalah 2 – 6 harokat (
1 – 3 alif).

Mad Shilah
Mad ini terjadi pada
huruh "ha" di akhir
kata yang merupakan
dhomir muzdakkar
mufrod lilghoib (kata
ganti orang ke-3 laki-
laki).
Syarat yang harus ada
dalam mad ini adalah
bahwa huruf sebelum
dan sesudah "ha"
dhomir harus berbaris
hidup dan bukan
mati/sukun.

Mad shilah terbagi 2, _ Bacaan Contoh Mad


yaitu : Mad Shilah Qashiroh Shilah
12 Mad Shilah 1. Mad Shilah dibaca panjang 2 Qashiroh
Qashiroh harokat atau 1 alif
Terjadi bila karena “ha” dhomir
setelah "ha" tidak bertemu
dhomir terdapat dengan hamzah
huruf selain
hamzah. Dan
biasanya mad ini
dilambangkan
dengan baris
fathah tegak,
kasroh tegak, atau
dhommah terbalik
pada huruf "ha"
dhomir.
Panjangnya adalah 2
harokat (1 alif).
NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN
2. Mad Shilah _ Bacaan Contoh Mad
Thowilah Mad Shilah Thowilah Shilah
Terjadi bila dibaca panjang 5 Qashiroh
setelah "ha" harokat atau 2,5 alif
dhomir terdapat karena “ha” dhomir
huruf hamzah. bertemu dengan
Panjangnya adalah 2-5 hamzah
harokat (1 – 2,5 alif).

Mad Farqu _ Bacaan


Terjadi bila mad badal Mad Farqu dibaca
bertemu dengan huruf panjang 6 harokat Asalnya adalah
yang bertasydid dan atau 3 alif karena
untuk membedakan mad badal bertemu
antara kalimat dengan huruf yang
13 Mad Farqu
istifham (pertanyaan) bertasydid dan untuk
dengan membedakan antara
sebutan/berita. kalimat istifham
Asalnya adalah
Panjangnya 6 harokat. (pertanyaan) dengan
sebutan/berita.

Mad Tamkin _ Bacaan


Terjadi bila 2 buah Mad Tamkin dibaca
huruf ya bertemu panjang 6 harokat
dalam satu kalimat, di atau 3 alif karena 2
mana ya pertama buah huruf “ya”
Mad berbaris kasroh dan bertemu dalam satu
14
Tamkin bertasydid dan ya kalimat, di mana ya
kedua berbaris pertama berbaris
sukun/mati. kasroh dan
Panjangnya 2 – 6 bertasydid dan ya
harokat (1 – 3 alif). kedua berbaris
sukun/mati.

2. HUKUM BACAAN NUN MATI/ TANWIN

Nun mati atau tanwin ( ‫ن‬


/ ‫ ) ًـٍـٌـ‬jika bertemu dengan
huruf-huruf hijaiyyah,
hukum bacaannya ada 5 macam, yaitu:
NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN

Izhar artinya jelas atau _ Bacaan


terang. Apabila ada nun Izhar dibaca jelas ‫ِ ٌَُْذ‬
ِْٓ
mati atau tanwin ( / ‫ًـٍـٌـ‬ karena ada
Izhar tanwin/nun sukun
1 ‫) ˚ن‬ bertemu dengan bertemu _ ِْٓ ‫َد ٌُِْى‬
(‫)إظهار‬ huruf Izhar ada 6
salah satu huruf halqi ( yaitu :
‫ا‬ ( ‫ٌٌََْخ ٍف ْْاِ )ا ح خ ع غ ه‬
‫)ه غ ع خ ح‬, maka
dibacanya jelas/terang.

1. Idgham Bighunnah 1. _
(dilebur dengan Bacaan Idgham
disertai dengung) Bighunnah dibaca
Yaitu dengung karena
memasukkan/mele ada tanwin/nun
burkan huruf nun sukun bertemu
mati atau tanwin (
huruf Idgham
‫ ًـٍـٌـ‬/ ˚‫) ن‬ Bighunnah ada 4
kedalam yaitu ‫ن‬ ‫يوم‬
huruf sesudahnya
dengan disertai 2. _
Idgham
(ber)dengung, jika Bacaan Idgham ‫ِ َِبء‬
ِْٓ
bertemu dengan Bighunnah tidak
2
(‫)إدغام‬ salah satu huruf dibaca dengung
yang empat, yaitu: karena ada ‫ِ ًَاٍي‬
ِْٓ
‫نموي‬ tanwin/nun
sukun bertemu
2. Idgham
Bilaghunnah huruf
(dilebur tanpa Bilaghunnah ada
dengung) 2 yaitu (‫ر‬ ‫ل‬،)
Yaitu
memasukkan/mele
burkan huruf nun
mati atau tanwin (
‫ ًـٍـٌـ‬/ ˚‫) ن‬
kedalam
huruf sesudahnya
tanpa disertai
dengung, jika
NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN
bertemu dengan
huruf lam atau ra
(‫ ل‬،‫)ر‬
Iqlab artinya menukar _ Bacaan
atau mengganti. Iqlab dibaca dengung
dengan merubah ‫ن‬
Apabila ada nun mati
atau tanwin (‫ ًـٍـٌـ‬/ ˚‫ن‬ menjadi suara mim
karena ada
) bertemu dengan
tanwin/nun sukun
Iqlab huruf ba (‫)ب‬, maka
3
(‫)إقالب‬ cara
bertemu huruf (‫)ب‬ َ‫َأَْجبن‬
membacanya dengan
menyuarakan
ُ ‫ُّْنِج‬
‫ذ‬
/merubah bunyi ‫ن‬
˚
menjadi suara mim
(‫) ˚م‬, dengan
merapatkan dua bibir
serta mendengung.

Ikhfa artinya _ Bacaan ‫ْْاَ َر َز ِج َغ‬


menyamarkan atau Ikhfa dibaca dengung
tidak jelas. Apabila ada dengan karena ada
nun mati atau tanwin (
tanwin/nun sukun ‫ِ جٌٍُْع‬
ِْٓ
bertemu huruf
ٌ ‫ ًـٍـ‬/ ˚‫)ن‬
‫ــــ‬ bertemu
‫ت‬ _ huruf
dengan salah satu
( yaitu 15 ada ihkfa
‫ِْػنذَُه اً َل‬
Ikhfa huruf ikhfa yang 15
4
(‫)إخفاءـ‬ (‫ثجدذزسش سزذدجثت‬
‫ص ض ط ظ ف ظطض ص ش‬
‫جَب‬
َ ‫ِْن‬
َ
‫)ك ق ف‬, maka ‫)ق ك‬
dibacanya samar- ‫ِوَزبٌة َوٌُِّْش‬
samar, antara jelas dan

‫خٌْش َفِْمٌش‬
َ
tidak (antara izhar dan
idgham) dengan
mendengung.
3. HUKUM BACAAN MIM MATI
Mim mati (‫ ) ˚م‬bila bertemu dengan huruf hijaiyyah, hukumnya ada tiga,
yaitu: ikhfa syafawi, idgham mim, dan izhar syafawi.

NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN

_ Bacaan
Apabila mim mati (‫˚م‬ Ikhfa syafawi dibaca
Ikhfa Syafawi
) bertemu dengan ba dengung ada mim ٍ‫جبَسح‬
َ ‫ذ‬
ِ ‫َرِْشِي ُْ ِث‬
sukun bertemu huruf
1
( ‫إخفاء‬ (‫)ب‬, maka cara
‫)سفوى‬
membacanya
dibunyikan
harus
samar-
(‫)ب‬ ‫َُ ُّسث ْ ُي ِث ْ ُي‬
samar di bibir dan
didengungkan.

_ Bacaan
Apabila mim mati (‫˚م‬ Idgham Mimi
) bertemu dengan dibaca dengung
َْ
‫ٌَُ ُْي ََِب َّ َّز ٌٌَُُْْْم‬
karena ada mim
Idgham Mimi mim (‫)م‬, maka cara
sukun bertemu huruf
membacanya adalah
2 (‫)م‬
) ( ‫إدغام‬ seperti menyuarakan

‫ميمى‬
mim rangkap atau
ditasyidkan dan wajib
ْ‫ٌ ُْى َِب َ َع ٌْأُز‬
َ
dibaca dengung.
Idgham mimi disebut
juga idgham mislain
atau mutamasilain

_ Bacaan
Apabila mim mati (‫˚م‬ Izhar Syafawi dibaca
) bertemu dengan jelas karena ada mim
Izhar Syafawi salah satu huruf sukun bertemu huruf
3 ) ( ‫إظهار‬ hijaiyyah selain huruf
selain (‫)م‬ dan (‫)ب‬ ‫زْسُى‬
ِ ‫اَْ ٌَُْ ُْرن‬
‫سفىي‬ mim (‫) ˚م‬ dan ba ( yaitu
‫)ب‬, maka cara
membacanya dengan
jelas di bibir dan mulut
tertutup.
4. HUKUM BACAAN ALIF LAM
Dalam ilmu tajwid dikenal hukum bacaan alif lam ( ‫) ال‬. Hukum bacaan
alim lam ( ‫ ) ال‬menyatakan bahwa apabila huruf alim lam ( ‫ ) ال‬bertemu
dengan huruf-huruf hijaiyah, maka cara membaca huruf alif lam ( ‫) ال‬
tersebut terbagi atas dua macam, yaitu alif lam ( ‫) ال‬syamsiyah dan alif
lam ( ‫ ) ال‬qamariyah

NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN

“Al” Syamsiyah _ Bacaan


adalah “Al” atau alif “Al” Syamsiyah, huruf
lam mati yang “Al” tidak dibaca
bertemu dengan karena ada “Al”
salah satu huruf bertemu huruf yang
syamsiyah dan bertasydid yaitu
dibacanya
lebur/idghom
‫ًٌاش‬
َ
(bunyi “al’ tidak ِ ّْ
‫ظ‬
“Al” dibaca).
1 Huruf-huruf
‫َُّْ ٌا ِّْٓذ‬
ٌ
Syamsiyah.
tersebut adalah
‫ت ث د ذ ر ز‬
‫س ش ص ض‬ ‫ًَ اٌ ُّع َذ‬
‫طظلن‬
Ciri utama “Al”
Syamsiyah tanda
taysdid setelah alif
lam

“Al” Qamariyah _ Bacaan ‫ٌْاَيبد‬


adalah “Al” atau alif “Al” Qamariyah huruf
lam mati yang “Al” dibaca jelas
2
“Al”
Qamariyah
bertemu dengan karena “Al” ‫ًَ ْاٌ ّْ َذ ُذ‬
salah satu huruf berharokat sukun.
qamariyah dan
dibacanya
jelas/izhar.
‫ِثْب َِّْإلِْب‬
NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN
Huruf-huruf
tersebut adalah :
‫ابجحخعغ‬
‫فقكموهي‬
Ciri utama “Al”
Qamariyah tanda
sukun pada lam

5. HUKUM BACAAN LAFADZ ALLAH (‫)هلال‬


Hukum Bacaan lafadz Allah terbagi menjadi dua, yaitu : Tafkhim dan
Tarqiq

NAMA CARA
NO DEFINISI CONTOH
BACAAN MENGAJARAKAN

Lafadz Allah (‫)هلال‬ _ Bacaan


Tafkhim, Lafadz
Dibaca tafkhim
apabila lafadz Allah Allah (‫ )هلال‬dibaca ,‫ًُْل ىٌَُ اهُلل‬
1 Tafkhim didahului harakat tebal karena ada
fathah
dhummah.
atau harokat _
bertemu Lafadz Allah َ‫ِاَراجَبء‬
(‫)هلال‬ ِ‫َْٔصُشاهلل‬
_ Bacaan
Lafadz Allah (‫)هلال‬
(
‫ث‬
Tarqiq, Lafadz Allah
Dibaca tafkhim
apabila lafadz Allah ‫)هلال‬ dibaca tipis
2 Tarqiq
didahului harakat karena ada harokat ‫ِ ْغُِ اهِلل‬
Kasroh. bertemu
Lafadz Allah (‫)هلال‬ ‫اٌ َّشدِّْٰٓ ٌا‬
ُِْ ‫َّش‬
‫د‬
6. HUKUM BACAAN RA` ( ‫) ر‬
Huruf ra (‫ )ر‬adalah salah satu huruf hijaiyah yang pengucapannya
berbeda-beda, suatu waktu dibaca tebal (tafkhim) dan suatu waktu dibaca
tipis (tarqiq). Jadi hukum membaca huruf ra' ada dua macam, yaitu
Tafkhim dan Tarqiq

NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN

Ra' dibaca tafkhim _ Bacaan


1.
apabila : Tafkhim, dibaca tebal ‫ٌَاش‬
1. Berharakat karena ada ‫خشًا‬ ْ َ ‫ّ ِ ُْد‬
fathah,
fathatain, bertemu Ra' sukun. ‫ًَُّْسًذا َِوْجٌش‬
dhummah atau
dhummatain. ٌ‫ َاْسعًَ ُلْش ْآ‬2.
2. Berharakat
sukun dan huruf ‫ج ِْؼ‬
ِ ْ‫ ِاس‬3.
sebelumnya
berharakat ْ ‫ِاسَْو‬
‫ت‬
fathah atau
dhummah.
3. Berharakat
sukun dan huruf
sebelumnya ‫ ِِ ْشصٌَبد‬4.
berupa hamzah
washal (hamzah ‫ط ِفْشلٌَخ‬
ٌ ‫ِلْش َؼب‬
1 Tafkhim tambahan) yang
berharakat ‫جِش‬
ْ ‫ اًَ ٌَْ ف‬5.
kasrah.
4. Berharakat ‫جْش‬
ْ ‫ًَ ٌَْا ف‬
sukun, huruf
sebelumnya
berharakat
kasrah dan huruf
sesudahnya
berupa huruf
isti'la' (huruf
yang dibaca
‫خ‬
tebal, yaitu:
‫ط غ ض ص‬
‫)ظ ق‬
5. Didahului huruf
mati selain ya'
yang
NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN
sebelumnya
berupa huruf
yang berharakat
fathah dan
dibaca waqaf.

Ra' dibaca tarqiq _ Bacaan


apabila : Tarqiq, dibaca tipis ‫خْغٍش‬
ُ -‫ ٍس‬1.
1. Berharakat karena ada
kasrah atau ٌ ‫ج‬
‫ظ‬ ْ ‫ ِس‬-‫ِس‬
kasratain. bertemu Ra' sukun.
2. Berharakat sukun ‫ ف ِْش ََْْ ٌٌَْْـَػ‬2.
dan huruf
sebelumnya ‫َف ىَ ِّجْش‬
berharakat
kasrah.
2 Tarqiq ‫خٍش‬
ْ َ 3.
3. Didahului ya'
sukun dibaca
waqaf. ‫خْش‬
ْ َ
4. Didahului huruf
mati selain ya' ‫َث ِْصٌش‬
yang sebelumnya
berupa huruf ‫ ِ ثْىٌش‬4.
yang berharakat
kasrah dan
dibaca waqaf

7. HUKUM BACAAN QALQALAH


Yang dinamakan bacaan qalqalah adalah membunyikan huruf dengan
suara yang berlebih dari makhraj hurufnya (disertai dengan getaran
suara).
Huruf qalqalah ada lima, yaitu ‫ د ج ب ط ق‬yang terkumpul dalam lafadz
: ‫قطب ج „د‬
Bacaan qalqalah dibagi menjadi dua, yaitu : sughra dan kubro
NAMA
NO DEFINISI CARA MENGAJARAKAN CONTOH
BACAAN

Qalqalah sughra
Yaitu apabila ada Qalqalah
_ Bacaan
sughra,
ْ‫ َّم‬-‫ق‬
huruf qalqalah yang karena ada huruf
1
Qalqalah
sughra
dibaca sukun (mati) qalqalah berharokat ‫ َا ْؼ‬-‫َُشأ غ‬
asli sukun asli.
Huruf Qalqalah ‫ق‬ ‫ٌَ ًا سا‬
‫دجبط‬
ًَُ ‫ َّْج‬- ‫ة‬
‫خ‬
_ Bacaan
Qalqalah kubro Qalqalah kubro,
Yaitu apabila ada karena ada huruf ‫ َاَد ْذ‬, ‫َاَد ٌذ‬
Qalqalah
2
kubro
huruf qalqalah qalqalah berharokat ,
dibaca sukun karena sukun karena waqof.
waqaf
ْ ‫خ‬
‫ك‬ ٍَ , ‫ٍَخ َك‬
GHOROIBUL QUR`AN
(Bacaan – bacaan yang asing didalam Al-Qur`an)
CARA MEMBACA
NO LAFADZ PENJELASAN
WASHOL WAQOF
Mim kecil, waqof lazim
1 - - tanda harus berhenti
Muanaqoh, tanda pilihan
2 - - boleh berhenti disalah
satu titik tiga
Tanda WAQOF sebaiknya
3 - - berhenti

Tanda WAHSOL
4 - - sebaiknya terus

NA panjang yang didaului


ALIF dibaca pendek bila
washol, jika terpaksa
5 waqof dibaca panjang
satu alif (ANA adalah
DHOMIR
MUTAKALIMWAHDAH)
NA panjang yang
didahului HAMZAH
dibaca panjang baik
6
washol atau waqof (NA
panjang adalah Dhomir
kembali kepada NAHNU )
HAMZAH Fathatain jika
waqof maka dibaca
7
panjang satu alif (MAD
IWAD)

HAMZAH tidak
8 berharokat fathatain
di baca sukun
CARA MEMBACA
NO LAFADZ PENJELASAN
WASHOL WAQOF
RO dibaca panjang,
karena tanda mad (Alif
9 menunjukan TATSNIYAH,
taqdiruhu HUMA bukan
HUWA)
Jika WAQOF (TSA dibaca
IDHAR artinya dijaga
sifat & makhrojnya TSA)

10
jika
WASHOL (IDHOM
MUTAQORRIBAIN
artinya TSA lebur
kedalam DZAL
Jika WAQOF (karena
HAMZAH lafadz I`DILUU
adalah hamzah washol.
Jika huruf setelah huruf
mati berharokat kasroh,
11 jadi hamzah dibaca

kasroh)
Jika
WASHOL (Hamzah
washol tidak dibaca)
Jika WAQOF (karena
lafadz ALLAH adalah
HAMZAH WASHOL)
12

Jika WASHOL (Hamzah


washol tidak dibaca)
Jika WASHOL “ DAL “ nya
dibaca pendek,

13 ْ˚ jika
WAQOF “DAL “ nya
disukun (Menjadi MAD
ARIDHISSUKUN
CARA MEMBACA
NO LAFADZ PENJELASAN
WASHOL WAQOF

Hati-hati semua WA
dibaca pendek apabila
WASHOL dan apabila
14
terpaksa WAQOF maka
WAU disukun menjadi
MAD THOBI`I

Jika WAQOF (Karena


HAMZAH lafadz ANNAR
adalah HAMZAH
15
WASHOL, jika
WASHOL (Hamzah
washol tidak dibaca)
Jika WAQOF (karena
HAMZAH lafadz
ITTAKHODAT adalah
HAMZAH WASHOL)
16
jika
WASHOL (Hamzah
washol tidak dibaca)

NA tetap dibaca panjang


bila WAQOF, jika
17
WASHOL NA dibaca
pendek

Jika WAQOF (Hamzah


diawal kalimat dibaca
FATHAH)
jika WASHOL (Nun iwadh
18 ditengah kalimat tetap
dibaca kasroh dan jika
sebelumnya fathatain
maka alif tidak dibaca
mad)
CARA MEMBACA
NO LAFADZ PENJELASAN
WASHOL WAQOF
Jika WASHOL “ LA” yang
kedua dibaca pendek,
boleh
jika terpaksa WAQOF
19
maka LAM boleh dibaca
panjang dan boleh dibaca
sukun
NUN kecil disebut NUN
IWADH (Jika diawal
kalimat tidak dibaca, AL
20 - - dibaca fathah menjadi

ْ َ
NUN IWADH ditengah
kalimat tetap dibaca
21 - - kasroh (jika sebelumnya
fathatain maka ALIF tidak
dibaca mad)
Jika WAQOF hamzah
Kedua diganti dengan YA
22 sukun. Jika WASHOL
hamzah washol (hamzah
pertama) tidak dibaca.
SURAT AD-DAHR : 15
WAQOF dibaca panjang
23
- Jika WASHOL dibaca
pendek (alif tidak dibaca)
SURAT AD-DAHR : 16
WAQOF “RO” nya
24 disukun (menjadi Mad
- Aridiissukun). Jika
WASHOL dibaca panjang

CARA MEMBACA
NO LAFADZ PENJELASAN
HATI-HATI HAROKATNYA
SYA dibaca pendek (Alif bukan
1
tanda mad)
Hati-hati MIM nya dibaca pendek
2
(ALIF bukan tanda mad)
CARA MEMBACA
NO LAFADZ PENJELASAN
HATI-HATI HAROKATNYA

Hati-hati FA dan BA nya dibaca


3
pendek (ALIF bukan tanda mad)
SHOD DHOMMAH harus dibaca SIN
4 DHOMMAH (Asal kata dari
BASATHO artinya menggelar)
SHOD SUKUN harus dibaca SIN
5
SUKUN
Hati-hati LA nya dibaca pendek
6
(ALIF bukan tanda mad)
Hati-hati NA nya dibaca pendek
(asal kata LAKIN ANA) terdapat
7
disurat AL-KAHFI “ LAKINNA tanpa
WAU dibaca pendek)

atau SHOD nya boleh dibaca SIN dan


8
boleh dibaca SHOD

DHOT nya bisa dibaca FATHAH


atau atau DHOMMAH (dalam satu
9 kalimat harus seragam bila fathah
fthah semua bila dhommah
dhomah semua)

10

CARA MEMBACA
NO LAFADZ PENJELASAN
SESUAI TULISAN
SHOD tetap dibaca SHOD (asal kata
1 dari _
artinya
Hati-hati NA nya tetap dibaca
2 panjang (karena NA bukan dhomir,
tapi merupakan bagian dari lafadz
CARA MEMBACA
NO LAFADZ PENJELASAN
SESUAI TULISAN
tersebut)

MIM nya dibaca KASROH (karena


3
MUDHOF ILAIH)

Hati-hati bukan ْ˚
4
karena MIN huruf Jer menjerkan

lafadz “ “
NA dengan WA tetap dibaca
5 panjang (karena NA DHOMIR
MUTTASHIL dari NAHNU)

Dibaca IDHAR (NUN mati bertemu


6
WAU atau YA dalam satu lafadz)

Hati-hati HI dibaca panjang


sekalipundidahului huruf sukun,
7
(satu-satunya ada di surat AL-
Furqon )
Hati-hati DAL nya dibaca FATHAH
8
(karena Mutsanna bukan
Jama`)
Hati-hati MIM nya dibaca FATHAH
9
(karena Mutsanna bukan Jama`)

10 Hati-hati TSA nya dibaca FATHAH


NO LAFADZ CARA MEMBACA PENJELASAN
Bila diawal kalimat/Ibtida` maka
HAMZAH pertama di KASROH dan
1 HAMZAH kedua di ganti dengan YA

sukun menjadi

NAMA
NO LAFADZ CARA MEMBACA PENJELASAN
KHUSUS
Artinya melemahkan
bacaan hamzah yang kedua
1 TASHIL - / dibaca tidak jelas
(mendekati suara ‫ ا‬dan ‫) ح‬
Artinya berhenti sejenak
tanpa nafas sekedar 1 alif
2 SAKTAH terdapat dalam surat : Al-
Qiyamah, At-Tahfif, Yasin ,
Al-Kahfi
Artinya memiringkan
FATHAH nya RO kedalam
2/3 kasroh. Terdapat dalam
3 IMALAH - surat HUD (miring seperti
membaca Meja, tempe
bukan pamer, lengser )
Yaitu membentuk kedua
bibir seakan-akan membaca
4 ISYMAM - NUN berharokat dhommah
tanpa suara, seraya
dengung 1 ½ alif.
Artinya memindahkan
5 NAQL harokat KASROH nya ALIF
kedalam LAM
DALIL-DALIL MAJELIS TAHLIL/TAHLILAN

Dari Abu Dzar ra, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat
berkata kepada Nabi saw, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak
mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat,
mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bershodaqoh
dengan kelebihan harta mereka”. Maka Nabi saw bersabda, “Bukankah Allah
telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershodaqaoh? Sesungguhnya
tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-
tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh,
mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di
antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh “. Mereka bertanya, “ Wahai
Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya,
ia mendapat pahala?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia
berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia
mendapat pahala”. (HR. Muslim no. 2376)

Dari Ibnu Mas’ud r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa


yang membaca sebuah huruf dari kitabullah -yakni al-Quran, maka ia
memperoleh suatu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan
sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahwa alif lam mim
itu satu huruf, tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu
huruf.” *Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih+

‫اىل دعشح اٌنيّب ادلصؽ َف حمّذ‬


‫ص‬
‫َ اهلل ػٍْو ًعٍُّ اً ٌو ًا ًصاجو اً ًالده‬

: ‫ًرسبرو ٌافبحتخ‬
ّ
             
 


            


      

                   


  
 

             


   


‫خأو ِٓ األٔجْبء ًادلشٍعني اً ًٌْألبء اً ٌشّيذاء اً ٌّصبحلني‬


ٌ ‫ُّص اىل دعشاد ا‬

ّ ‫ًٌاّصذبثخ اً ٌز ثّب ؼني اً ٌؼٍّّبء اٌؼ ٍٍِِبني اً دلصنفّ ني ادلخٍِِْصني ًم ْجغ اداللئىخ اد‬
‫لمشثني‬

: ‫خٌصصب ْعذأبٌاشّْخ ػجذ ٌامبدس اج ْلا ََٔٔل ٌافبحتخ‬

            


     


           
  
 
 


              


      


        


  


ِٓ ‫ٌمجس ِٓ ادلٍغّني اً دلغٍّّبد ًادلإِنني ًادلِإنبد‬
ٌ ‫ُص اىل م ْجغ اىً ا‬

‫ِشبسق األسض اىل غِ بسهبب‬


‫ثش‬
‫ىّ ب ًثـذِشىب خٌصصب اىل اثبءٔب اً ِّيبرنب‬

‫خ ِشِّبخِنب اً عبِرَزرنب اً عبرزِح اَعبرَِزرنب‬


ِ ‫ًجذ رنب ًِشبخينب ًِشّب‬ ّ‫ًاجذادٔب ا‬

: ‫جزَّْ ؼنب ىينب ِثَغَجِجو ٌافبحتخ‬


ْ ‫ًا‬
ٌَِّٓ

           



 

         


     

 

                  


  
  


     g    



     

              


   


x 3    
 

‫ال اٌو اا ّل اهلل اهلل اوّ ًهلل احلّذ‬


                 
      

           


         
 

‫ال اٌو اا ّل اهلل اهلل اوّ ًهلل احلّذ‬


           
       

 
        
    

     

‫ال اٌو اا ّل اهلل اهلل اوّ ًهلل احلّذ‬

            


  
 

            


    

  

                  


       

        


  


                
     
  

         g        


       
 

               


      
   

      


   

        


     
                
    
  




               
 
   


                


   


               


       
 

    
            
        

            



   
        

   -          


       
  


      -    


      
    

              


       
 

 


              g  g  


      

                


       

              


     
          

           


   



x 7 ‫ّباسد اٌ ّشامحني‬
ُ ‫اسمحنب‬

            


     
          
g        
 
  



              


       
   
‫‪   ‬‬ ‫‪‬‬
‫‪   ‬‬
‫‪ ‬‬

‫ع ٌاّصالح‬
‫ص اف ً‬ ‫ٌٍاُيّ ً ّ‬
‫ػ‬
‫خملبره ٌِٔس اذلذٍ ّْع ٔذب ًٌِألب حمّذ‬
‫ذ ٌٍْ‬
‫َ اْع َؼ ِ‬

‫ًػ‬
‫َ اي عّْ ٔذب حمّذ ػذد ِ ٍؼٌِبره ًِذاد ٍَِوّبره ٍّوّب روشن ا ٌزّاو ً ْش‬

‫ًغ ًف ػٓ روشن ٌاغبفٌٍْ‪.‬‬

‫صّ افعً ٌاّصالح‬


‫ٌٍاُّي ً‬

‫ػ‬

‫خملبره مشظ‬
‫ذ ٌٍْ‬
‫َ اعْ َؼ ِ‬

‫ٌاع‬

‫ذ عّْ ٔذب ًٌِالٔب حمّذ‬


‫ّ َ‬
‫ًػ‬

‫َ اي ّْع ٔذب حمّذ ػذد ِ ٍؼٌِبره ًِذاد ٍَِوّبره ٍّوّب روشن‬

‫ا ٌزّاو ً ْش ًغ ًف ػٓ روشن ٌاغبٌٍْف‪.‬‬


‫ص افعً ٌاّصالح‬ ‫ٌٍاُّي ً ّ‬
‫ػ‬
‫خملبره ثذس اٌ ّذَج عّْ ٔذب ًٌِألب حمّذ‬
‫ذ ٌٍْ‬
‫َ اعْ َؼ ِ‬

‫ًػ‬
‫َ اي عّْ ٔذب حمّذ ػذد ِ ٍؼٌِبره ًِذاد ٍَِوّبره ٍّوّب روشن اٌزّاو ًشْ‬

‫ظ اهلل رؼبىل ػٓ عبدارنب اصذبة‬


‫ًغ ًف ٓػ روشن ٌاغبٌٍْف‪ً .‬عٍُّ ًس ِ‬

‫سٌعِي اهلل امجؼني‪.‬‬

‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪.‬‬ ‫‪ ‬‬


‫‪‬‬
‫‪‬‬

‫‪  ‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪‬‬


‫‪‬‬ ‫‪ ‬‬

‫الدي ًالٌلح اّال ثبهلل‬


‫ٌ‬
‫اٌؼ‬
‫ِّ ٌاؼظ‬
‫‪x3‬‬ ‫اعزغفش اهلل ٌاؼُْظ‬

‫اف ًع اٌزّوش فب ٍُػ ّٔاو ‪:‬‬


‫االٌو اا ّل اهلل ِِّدّ ٌٌِ ٌجد‬

‫الاٌو االّ اهلل دِّ ِؼٌجد‬

‫الاٌو اّال اهلل ِّد ثبٍَق‬

‫‪x‬‬ ‫االٌو اا ّل اهلل ‪111‬‬

‫الاٌو االّ اهلل حمّذٌ سٌعي اهلل‬

‫صّ‬
‫ٌٍاُيّ ً‬
‫ػ‬
‫‪x‬‬ ‫صّ ػٍْو ًعٍُّ ‪3‬‬
‫َ حمّذ ‪ٌٍ ,‬اُّي ً‬

‫‪x‬‬ ‫عجذْب اهلل ًّحبذه ‪ ,‬عجذْب اهلل ٌاؼُْظ ‪3‬‬

‫صّ‬
‫ٌٍاُّي ً‬
‫ػ‬
x 3 ٍُّ‫َ دْججه عّْ ٔذب حمّذ ًػٍَ اٌو ًصذجو ًع‬

: ‫ ٌافبحتخ‬.‫امجؼني‬
              
 

             


     
 

                  


   



       g


    

Kemudian membaca do`a


ASMA'UL HUSNA
Nabi saw. bersabda: "Allah memiliki 99 nama yang bagus. Barang siapa
menghafalnya, maka dia akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu
ganjil dan Dia menyukai yang ganjil." - (H.R. Abu Hurairah ra)

NO LATIN ARAB ARTI

Allah ‫اهُلل‬ -

1 Ar Rahman َ‫ٌاش‬ Maha Pemurah

ُٓ‫د‬
ّْ ّ
2 Ar Rahiim َ‫ٌاش‬ Maha Penyayang

‫د‬
ُِْ ّ
3 Al Malik ‫اٌـٍّه‬ Maha Merajai/Memerintah

4 Al Quddus ‫اٌم ًذط‬ Maha Suci

5 As Salaam ‫اٌغا َل‬ Maha Memberi Kesejahteraan

6 Al Mu`min ‫اٌّـِٓإ‬ Maha Memberi Keamanan

7 Al Muhaimin ‫اٌـّ ّّْْٓي‬ Maha Pemelihara

8 Al `Aziiz ‫اٌؼّضض‬ Yang Memiliki Mutlak Kegagahan

9 Al Jabbar ‫اجلجبس‬ Maha Maha Perkasa


10 Al Mutakabbir ‫اٌـّز ّى‬ Maha Megah, Yang
Memiliki Kebesaran
NO LATIN ARAB ARTI

11 Al Khaliq ‫اخلٌبك‬ Maha Pencipta

Maha Melepaskan (Membuat,


12 Al Baari` ‫ٌاجبسئ‬ Membentuk,
Menyeimbangkan)

13 Al Mushawwir ‫اٌـ ّ ٌصس‬ Maha Membentuk Rupa (makhluknya)

14 Al Ghaffaar ‫ٌاغفبس‬ Maha Pengampun

15 Al Qahhaar ‫ٌاميبس‬ Maha Memaksa

16 Al Wahhaab ‫اٌٌىبة‬ Maha Pemberi Karunia

17 Ar Razzaaq ‫ٌاشصاق‬ Maha Pemberi Rejeki

18 Al Fattaah ‫اٌفزبح‬ Maha Pembuka Rahmat

19 Al `Aliim ‫ٌا ٍُْؼ‬ Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)

20 Al Qaabidh ‫اٌمبثط‬ Maha Menyempitkan (makhluknya)

21 Al Baasith ‫ا ٌج بع ػ‬ Maha Melapangkan (makhluknya)

22 Al Khaafidh ‫اخلبفط‬ Maha Merendahkan (makhluknya)

23 Ar Raafi` ‫ٌاشافغ‬ Maha Meninggikan (makhluknya)


NO LATIN ARAB ARTI

24 Al Mu`izz ‫اٌـ ّؼض‬ Maha Memuliakan (makhluknya)

25 Al Mudzil ‫اٌـّزي‬ Maha Menghinakan (makhluknya)

26 Al Samii` ‫اٌ ْ ّغغ‬ Maha Mendengar

27 Al Bashiir ‫اٌجصري‬ Maha Melihat

28 Al Hakam ‫احل ُى‬ Maha Menetapkan

29 Al `Adl ‫ٌاؼذي‬ Maha Adil

30 Al Lathiif ‫اٌٍ ْؽف‬ Maha Lembut

31 Al Khabiir ‫اٌـخجري‬ Maha Mengetahui Rahasia

32 Al Haliim ‫ٍُُْْاحل‬ Maha Penyantun

33 Al `Azhiim ُْ‫ٌاؼظ‬ Maha Agung

34 Al Ghafuur ‫اٌغٌفس‬ Maha Pengampun

35 As Syakuur ‫ٌاشىٌس‬ Maha Pembalas Budi (Menghargai)

36 Al `Aliy ٍ‫ٌاؼ‬ Maha Tinggi

َ
NO LATIN ARAB ARTI

37 Al Kabiir ‫اٌىجري‬ Maha Besar

38 Al Hafizh ‫احلفْظ‬ Maha Menjaga

39 Al Muqiit ‫اٌّـْمذ‬ Maha Pemberi Kecukupan

40 Al Hasiib ‫احلغْت‬ Maha Membuat Perhitungan

41 Al Jaliil ‫اج ًًٍٍْْل‬ 41 Maha Agung

42 Al Kariim ‫ٌاىش‬ Maha Mulia

ُ
43 Ar Raqiib ‫ٌاشْلت‬ Maha Mengawasi

44 Al Mujiib ْ ‫اٌّــ‬
‫جت‬ Maha Mengabulkan

45 Al Waasi` ‫اٌٌاعغ‬ Maha Luas

46 Al Hakiim
ُُْ
‫احلْى‬ Maha Bijaksana

47 Al Waduud ‫اٌٌ ًدد‬ Maha Pencinta

48 Al Majiid ْ ‫اٌّــ‬
‫جذ‬ Maha Mulia

49 Al Baa`its ‫اٌجبػش‬ Maha Membangkitkan


NO LATIN ARAB ARTI

50 As Syahiid ‫اٌشْيذ‬ Maha Menyaksikan

51 Al Haqq ‫احلك‬ Maha Benar

52 Al Wakiil ‫اٌٌ ًًْْو‬ Maha Memelihara

53 Al Qawiyyu ‫اٌ ٌٍم‬ Maha Kuat

54 Al Matiin ‫اٌـّزني‬ Maha Kokoh

55 Al Waliyy ‫ٌاىل‬ Maha Melindungi

56 Al Hamiid ‫احلّْذ‬ Maha Terpuji

57 Al Mushii َ ‫اٌّـذ‬
‫ص‬ Maha Mengkalkulasi

58 Al Mubdi` ‫اٌـّجذئ‬ Maha Memulai

59 Al Mu`iid ‫اٌـ ّ ْؼذ‬ Maha Mengembalikan Kehidupan

60 Al Muhyii َْ ‫اٌّـ‬
‫ذ‬ Maha Menghidupkan

61 Al Mumiitu ‫اٌـّْذ‬ Maha Mematikan

62 Al Hayyu ‫احل‬
ِ Maha Hidup
NO LATIN ARAB ARTI

63 Al Qayyuum ‫اٌ ٌٌََْْم‬ Maha Mandiri

64 Al Waajid ‫اٌٌاجذ‬ Maha Penemu

65 Al Maajid ‫ادلبجذ‬ Maha Mulia

66 Al Wahiid ‫اٌٌادذ‬ Maha Tunggal

67 Al `Ahad ‫االدذ‬ Maha Esa

68 As Shamad ‫ٌاصّذ‬ Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta

69 Al Qaadir ‫اٌمبدس‬ Maha Menentukan,


Maha Menyeimbangkan

70 Al Muqtadir ‫اٌـّمزذس‬ Maha Berkuasa

71 Al Muqaddim ‫اٌـّم َذ‬ Maha Mendahulukan

72 Al Mu`akkhir ‫اٌّـإخش‬ Maha Mengakhirkan

73 Al Awwal ‫األًي‬ Maha Awal

74 Al Aakhir ‫األخش‬ Maha Akhir

75 Az Zhaahir ‫ٌاظبىش‬ Maha Nyata


NO LATIN ARAB ARTI

76 Al Baathin ٓ‫اٌجبؼ‬ Maha Ghaib

77 Al Waali ‫اٌايل‬ Maha Memerintah

78 Al Muta`aalii ‫اٌـّزؼبيل‬ Maha Tinggi

79 Al Barri ٌّّّ‫ٌا‬ Maha Penderma

80 At Tawwaab ‫اٌٌزاة‬ Maha Penerima Tobat

81 Al Muntaqim ‫اٌـّنز ُم‬ Maha Penyiksa

82 Al Afuww ‫اٌؼٌف‬ Maha Pemaaf

83 Ar Ra`uuf ‫اٌشًؤف‬ Maha Pengasih

84 Malikul Mulk ‫ِ ب ٌه‬ Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)

‫ٌاـٍّه‬
‫ًر اجاللي‬
Dzul Jalaali Wal Maha Pemilik Kebesaran
85
Ikraam dan Kemuliaan

‫ً اإلوشَا‬
86 Al Muqsith ‫اٌـّمغػ‬ Maha Adil

87 Al Jamii` ‫اجل ِبغ‬ Maha Mengumpulkan


NO LATIN ARAB ARTI

88 Al Ghaniyy ‫ٌاغَن‬ Maha Berkecukupan

89 Al Mughnii ‫اٌـّغ َن‬ Maha Memberi Kekayaan

90 Al Maani ‫اٌـ ّٔبغ‬ Maha Mencegah

91 Ad Dhaar ‫اٌعبس‬ Maha Memberi Derita

92 An Nafii` ‫اٌنبفغ‬ Maha Memberi Manfaat

93 An Nuur ‫اٌنس‬ Maha Bercahaya


(Menerangi, Memberi
Cahaya)

94 Al Haadii ‫اذلبدئ‬ Maha Pemberi Petunjuk

95 Al Baadii ‫اٌج ّذغ‬ Maha Pencipta

96 Al Baaqii ‫اٌجبِل‬ Maha Kekal

97 Al Waarits ‫ٌااسس‬ Maha Pewaris

98 Ar Rasyiid ‫ٌاشْشذ‬ Maha Pandai

99 As Shabuur ‫اٌصٌجس‬ Maha Sabar

Anda mungkin juga menyukai