Anda di halaman 1dari 6

Metabolisme hati dan gangguan fungsinya

1. Metabolisme karbohidrat serta gangguannya


Fungsi hati untuk memelihara kadar gula yang normal dengan melakukan
kombinasi proses glikogenesis,glikogenolisis,glikolisis,dan gluconeogenesis yang
diatur oleh sejumlah hormon termasuk insulin,glucagon,hormone pertumbuhan
dan katekolamin tertentu.
Pada keadaan berpuasa hati mempertahankan homeostasis glukosa dengan
gluconeogenesis dan hiper glukogenesis.Kadar glukosa darah normal melalui
gluconeogenesis akhirnya berhubungan dengan katabolisme protein otot,yang
memberikan precursor asam amino yang diperlukan terutama alanine.
Kelainan homeostasis glukosa yang terjadi pada hati ada 2 yaitu :
a. Faktor yang menyebabkan hiperglikemia seperti penurunan
ambilan glukosa hati,penurunan sintesis glikogen hati,resistensi
hati terhadap insulin,pintas glukosa portal sistemis,kelainan
hormonal (serum) berupa peningkatan glucagon,penurunan kortisol
dan peningkatan insulin
b. Faktor yang menyebabkan hipoglikemia seperti penurunan
glikoneogenesis,penurunan kandungan glikogen hati,resistensi hati
terhadap glucagon,intake oral yang buruk,dan hiper insulinemia
sekunder karena pintas portal sistemis.

Gangguan metabolism dan homeostastis glukosa darah yang paling sering


adalah hiperglikemia dan intoleransi glukosa.Intoleransi glukosa ditandai dengan
kadar insulin plasma yang normal atau meningkat.Faktor yang berperan dalam
resistensi insulin yang nyata adalah penurunan absolute pada kemampuan hati
untuk metabolisme beban glukosa karena penurunan dalam memfungsikan masa
hepatoseluler.

Hipoglikemia sering terjadi pada hepatitis fulminant akut dan dapat terjadi
secara bersamaan sirosis stadium akhir.Glikogen dalam hati bertanggung jawab
terhadap 5-7% berat jaringan yang normal karena kapasitas hati untuk menyimpan
glikogen terbatas (± 70 gram) dan kebutuhan glukosa tetap pada kecapatan
konstan ( ± 150 gram/hari).

2. Metabolisme Asam Amino dan Amonia serta gangguannya

Hati merupakan tempat konfersi asam amino utama melalui berbagai


proses anabolisme dan katabolisme.Asam Amino yang digunakan untuk sintesis
protein hati berasal dari protein makanan,pergantian protein endogen metabolis
(terutama dari otot),dan sintesis langsung dalam hati.Sebagai besar asam amino
yang memasuki hati melalui vena porta dikatabolisme menjadi urea (kecuali asam
amino rantai cabang leusin,isoleusin dan valin).

Jumlah asam amino yang sedikit di;lepasakan kedalam sirkulasi umum


sebagai asam amino bebas yang berperan dalam siklus glukosa alamin.Disamping
itu,asam amino digunakan untuk sintesis protein,protein plasma,karnosin,dan
keratin hati intraseluler.

Gangguan metabolism asam amino berupa perubahan konsentrasi asam


amino plasm.Katabolisme hepatic atau degradasi asam amino melibatkan 2 reaksi
utama,yaitu transaminase dan deaminasi oksidatif.

Kerusakan hati ditandai dengan terjadinya peningkatan asam glutamate-


oksaloasetat trasnsaminase,aspartate amino transverase (AST) dalam
serum,seperti pada hepatitis,virus akut,dan akibat obat obatan.Sementara
itu,apabila terjadi gangguan hati yang berat akan terjadi gangguan pada
penggunaan pada asam amino seperti nekrosis hepatic hati masif,selain itu asam
amino dalam aliran darah meningkat dan limpahan tipe amino asiduria mungkin
timbul.

Pada penyakit hati yang lanjut terjadi penurunan sintesis urea dan
menyebabkan penumpuhan NH,serta penurunan nitrogen urea darah (BUN) serta
tanda gagal hati,keadaan ini dapat mengaburkan diagnosis akibat adanya
gangguan pada fungsi ginjal terutama pada gagal hati yang berat.Sebagian besar
urea diekskresi oleh ginjal,kira kira 25% urea berdifusi kedalam usus kemudian
menjadi NH,oleh enzim urease bakteri.Disamping itu,terjadi pula ammonia usus
dari diaminasi asam amino yang tidak diabsorbsi dan protein yang berasal dari
makanan,sel yang mengelupas,atau darah dalam saluran makanan oleh bakteri.

Mekanisme penyebab peningkatan NH,dalam darah pada klien dengan


sirosis hepatis adalah sebagai berikut :

1) Bila terdapat bahan nitrogen berlebihan dalam usus (dari


pendarahan atau protein makanan),kelebihan jumlah NH akan
dibentuk melalui diaminasi asam amino oleh bakteri dan apabila
terjadi penurunan motilitas khusus(misalnya pada klien yang
mengalami konstipasi).produksi ammonia oleh bakteri akan lebih
meningkat karena waktu yang memanjang untuk degrasai protein
dan asam amino dalam lumen usus
2) Bila fungsi ginjal menurun (Seperti pada syndrome hepatorenal)
nitrogen urea darah meningkat,menyebabkan peningkatabn difusi
urea kedalam lumen usus,tempat urea sebakteri berubah menjadi
NH.
3) Bila fungsi hati menurun secara berarti penurunan sintesis urea
mungkin terjadi dengan akibat penurunan dalam pengeluaran NH.
4) Bila Alkalosis(sering karena hiperventilasi sentral) dan
hypokalemia yang menyertai dekompensasi hati disertai penurunan
persediaan H+ ginjal.Hal ini mengakibatkan NH3 yang diproduksi
dari glutami oleh kerja glutaminase ginjal dapat memasuki vena
renalis dibandingkan disekresi dengan NH4+,menyebabkan
peningkatan NH3 darah perifer.Selain itu hypokalemia
menyebabkan peningkatan produksi NH3 diginjal
5) Bila terdapat hipertenski portal (peningkatan abnormal pada
tekanan darah dalam sirkulasi paru) dan terdapat anastomosis
dalam darah.Dengan demikian,bersama pintas portal sistemis
darah,peningkatan mungkin berkembang bersama difusi hepato
seluler sedang secara relative.
Faktor penting lain dalam menentukan apakah agar NH3 yang dalam
darah akan merusak system saraf pusat adalah pH darah.Semakin basa pH darah
maka kadar NH3 semakin toksik bagi otak.Pada suhu yang mengalami sedikit
perubahan pH dan dapat memengaruhi rasio NH4 atau NH3 karena NH yang
tidak berorientasi melintasi membrane lebih mudah daripada ion NH4 alkalosis
yang menyosong masuknya ammonia kedalam otak (dengan perubahan
selanjutnya dalam metabolisme sel) melalui pergesaran keseimbangan reaksi.

Alkalosis dapat meningkatkann kadar NH3 darah perifer melalui


mekanisme ginjal,kadar NH3 meningkatkan dijaringan sebagai akibat adanya
difusi NH3 melintasi membrane.Perubahan pada pH lumen usus memengaruhi
keseimbangan NH3 dan NH4.Lumen yang lebih alkali akan menggeser
keseimbangan untuk kepentingan NH3 dan menyebabkan peningkatan absorbs.

3. Sintesis dan Degradasi protein serta gangguannya.


Hati adalah tempat degradasi dan sintesis protein yang penting.Hati selain
menyintesis protein juga memproduksi protein untuk diekspor diantaranya yang
terpenting dan terbanyak adalah Albnumin sekitar 12g/hari atau 25% sintesis
protein hati total dan setengah dari semua protein yang diekspor.Rata-ra albumin
normal diproduksi dalam 17-20 hari,sekitar 60% albumin ditemukan diruang
ekstravaskular.
Sintesis albumin dipengaruhi oleh beberapa factor seperti kecepatan
transkripsi mRNA spesifik dan ketersediaan substrat tRNA.Kecepatan sintesis
protein dipengaruhi oleh ketersediaan substrat tRNA.Kecepatan sintesis albumin
oleh dipengaruhi oleh ketersediaan precursor asam amino terutama triptofan,asam
amino esensial yang paling langka.Pada penyakit hati yang parah dan
kronis,terjadi penurunan sejumlanh reseptor hati untuk asialoglikoprotein.
Gangguan metabolism protein yang sering ditemukan secara klinis adalah
hipoalbumineamia akibat penurunan aktivitas sintesis.Penurunan sintesis bisa
disebabkan oleh penurunan dalam jumlah dan fungsi sel hepatosit serta penurunan
suplai asam amino makanan.
Pada penyakit hati yang berat terjadi penurunan sintesis protrombin.Faktor
pembekuan yang bergantung pada vitamin K.Pada malnutrisi dan penggunaan
antibiotic spectrum luas atau gangguan absorbs lemak bersamaan karena
penurunan konsentrasi asam empedu misalnya pada kolestasis terjadi
hipoprotrombinemia dengan pengurangan jumlah vitamin K yang diabsorbsi dari
usus.
4. Mekanisme Detoksifikasi

Hati berperan dalam metabolism beberapa obat eksogen dan hormone


endogen melalui beberapa system enzim yang terlibat dalam transformasi
biokimiawi seperti efek lintas-pertama aliran darah dari keseluruhan saluran
pencernaan yang melewati hati melalui sirkulasi portal.

Tipe yang termasuk golongan tipe reaksi utama adalah reaksi fase I dan
reaksi fase II.Reaksi fase I menyebabkan modifikasi kimia dari kelompok reaktif
oleh oksidasi,reduksi,hidroksilasi,sulfooksidasi,deaminasi,dealkilasi,atau metilasi
(contoh kortison diaktivasi menjadi kortisol dan prednisone; impramin; depresan
diubah menjadi desmetilmipramin,antidepresan).Reaksi fase I mengubah senyawa
non toksik menjadi toksis seperti pada metabolism isoniazid dan
aseraminofen..Enzim yang bertanggung jawab pada reaksi fase I khususnya
melibatkan sitokrom P-450 diakibatkan oleh obat-obatan seperti
etanol,simetidin,disulfiram,dekstroproksifen,dan allopurinol.

Reaksi fase II bisa menyertai reaksi fase I atau berjalan secara bebas.Hal
ini melibatkan perubahan zar menjadi derivate glukuronida,sulfat,asetil,taurin,atau
glisin,dengan demikian mengubah zat lipofilik menjadi derivate larut-air dan
memperbolehkan dalam empedu atau urine.Pada sirosis hepatis,hemodinamika
intrahepatic yang berubah karena gangguan arsitektur hati bisa menyebabkan
penurunan kecepatan bersihan obat dari hati.Penurunan sejumlah fungsi pada
reaksi fase I dan II akan mengakibatkan kecepatan inaktivasi dan pengeluaran
obat lebih lambat.Obat yang dapat menurunkan bersihan pada klien dengan
penyakit hati termasuk obat antikonvulsan (Fenitoin, fenobarbital), anti-inflamasi
(Asetaminofen, fenilbutazon, glukokortikoid), transquilizer minor,obat kardioaktif
(lidokain, kuinidin, propranolol), dan antibiotic (nafsilin, klorampenikol,
tetrasiklin, trimetoprim, rifampisin, pirazinamid).

Anda mungkin juga menyukai