Metabolisme Hati Dan Gangguan Fungsinya
Metabolisme Hati Dan Gangguan Fungsinya
Hipoglikemia sering terjadi pada hepatitis fulminant akut dan dapat terjadi
secara bersamaan sirosis stadium akhir.Glikogen dalam hati bertanggung jawab
terhadap 5-7% berat jaringan yang normal karena kapasitas hati untuk menyimpan
glikogen terbatas (± 70 gram) dan kebutuhan glukosa tetap pada kecapatan
konstan ( ± 150 gram/hari).
Pada penyakit hati yang lanjut terjadi penurunan sintesis urea dan
menyebabkan penumpuhan NH,serta penurunan nitrogen urea darah (BUN) serta
tanda gagal hati,keadaan ini dapat mengaburkan diagnosis akibat adanya
gangguan pada fungsi ginjal terutama pada gagal hati yang berat.Sebagian besar
urea diekskresi oleh ginjal,kira kira 25% urea berdifusi kedalam usus kemudian
menjadi NH,oleh enzim urease bakteri.Disamping itu,terjadi pula ammonia usus
dari diaminasi asam amino yang tidak diabsorbsi dan protein yang berasal dari
makanan,sel yang mengelupas,atau darah dalam saluran makanan oleh bakteri.
Tipe yang termasuk golongan tipe reaksi utama adalah reaksi fase I dan
reaksi fase II.Reaksi fase I menyebabkan modifikasi kimia dari kelompok reaktif
oleh oksidasi,reduksi,hidroksilasi,sulfooksidasi,deaminasi,dealkilasi,atau metilasi
(contoh kortison diaktivasi menjadi kortisol dan prednisone; impramin; depresan
diubah menjadi desmetilmipramin,antidepresan).Reaksi fase I mengubah senyawa
non toksik menjadi toksis seperti pada metabolism isoniazid dan
aseraminofen..Enzim yang bertanggung jawab pada reaksi fase I khususnya
melibatkan sitokrom P-450 diakibatkan oleh obat-obatan seperti
etanol,simetidin,disulfiram,dekstroproksifen,dan allopurinol.
Reaksi fase II bisa menyertai reaksi fase I atau berjalan secara bebas.Hal
ini melibatkan perubahan zar menjadi derivate glukuronida,sulfat,asetil,taurin,atau
glisin,dengan demikian mengubah zat lipofilik menjadi derivate larut-air dan
memperbolehkan dalam empedu atau urine.Pada sirosis hepatis,hemodinamika
intrahepatic yang berubah karena gangguan arsitektur hati bisa menyebabkan
penurunan kecepatan bersihan obat dari hati.Penurunan sejumlah fungsi pada
reaksi fase I dan II akan mengakibatkan kecepatan inaktivasi dan pengeluaran
obat lebih lambat.Obat yang dapat menurunkan bersihan pada klien dengan
penyakit hati termasuk obat antikonvulsan (Fenitoin, fenobarbital), anti-inflamasi
(Asetaminofen, fenilbutazon, glukokortikoid), transquilizer minor,obat kardioaktif
(lidokain, kuinidin, propranolol), dan antibiotic (nafsilin, klorampenikol,
tetrasiklin, trimetoprim, rifampisin, pirazinamid).