NIM : 12201183287
UTS PEMB. SKI
PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM KEDATANGAN ISLAM
A. Kepercayaan Masyarakat Sebelum Islam
Pada awalnya, masyarakat Makkah adalah penganut agama tauhid yang dibawa oleh
Nabi Ibrahim As. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail As. Setelah nabi Ismail As
wafat, masyarakat Makkah mulai pidah menyembah selain Allah. Proses perpindahan
kepercayaan itu berawal dari Amir bin Lubai seorang pembesar suku Khuza’ah yang
melakukan ibadah dengan menyembah berhala. Dia mengajarkan kepada masyarakat
Makkah cara menyembah berhala. Sehingga masyarakat meyaini bahwa berhala adalah
perantara untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Sejak itulah mereka mulai membuat
berhala-berhala mengelilingi Ka’bah dan kepercayaan baru mulai masuk ke masyarakat
Makkah dan kota Makkah menjadi pusat penyembahan berhala. Masa itu disebut masa
Jahiliyyah. Mereka bodoh dari keimanan kepada Allah seperti yang diajarkan oleh nabi
Ibrahim As. Mereka menyimpangkan ajaran-ajaran nabi Ibrahim As.
Adapun faktor-faktor penyebab penyimpangan tersebut adalah:
1. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka
membutuhkan.
2. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala
kabilah nenek moyang mereka.
3. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana
mendorong mereka mencari kekuatan lain di luar Tuhan.
1. Menyembah Malaikat.
2. Menyembah Jin, Ruh atau Hantu.
B. Kondisi Sosial Masyarakat Islam Sebelum Islam
Bangsa Arab dikenal hidup dalam kabilah-kabilah atau klan-klan. Mereka hidup
berdampingan antar kabilah dengan perjanjian damai yang disebut al-Ahlaf. Kecintaan
mereka terhadap keluarga, garis keturunan (nasab) dan kabilah mengalahkan kecintaan
mereka terhadap hal lainnya. Ibnu Khaldun menyebutnya dengan istilah al-‘Ashabiyah.
Fanatisme kabilah ini seringkali menimbulkan percekcokan dengan kabilah lain yang
berujung pada peperangan bahkan dalam hal sepele sekalipun, seperti kalah dalam pacuan
kuda, persengketaan hewan ternak, mata air atau padang rumput.
Moral dan perilaku mereka sangat rusak sehingga mereka disebut kaum Jahiliyah.
Mereka sering berjudi, minum-minuman keras secara bersama-sama, serta merampok dan
memeras kabilah lain sehingga sering menimbulkan peperangan antar suku. Moral bangsa
Arab yang lebih buruk yaitu mengubur bayi perempuan mereka hidup-hidup. Di kalangan
bangsa Arab terdapat beberapa kelas masyarakat yang kondisinya berbeda antara yang satu
dengan yang lain. Hubungan seorang keluarga di kalangan bangsawan sangat diunggulkan
dan diprioritaskan, dihormati dan dijaga sekalipun harus dengan pedang yang terhunus dan
darah yang tertumpah. Banyak lagi hal-hal yang menyangkut hubungan wanita dengan laki-
laki yang di luar kewajaran. Di antara kebiasaan yang sudah dikenal akrab pada masa
jahiliyah ialah poligami tanpa ada batasan maksimal, berapapun banyaknya istri yang
dikehendaki. Kemudian dalam kehidupan sosial masyarakat Arab terdapat sistem yang
berlaku yaitu sistem perbudakan. Para majikan memiliki kebebasan mempelakukan
budaknya.
C. Kondisi Ekonomi Masyarakat Makkah Sebelum Islam
Masyarakat Arab terbagi menjadi dua kelompok, penduduk kota dan penduduk
gurun atau disebut suku Badui. Penduduk kota bertempat tinggal menetap, dibandingkan
dengan kelompok Badui, mereka lebih berbudi dan berperadaban. Arab Badui menjadikan
peternakan sebagai sumber kehidupan. Kehidupan masyarakat Badui berpindah-pindah
(nomadic) dari satu tempat ke tempat lainnya. Suku Badui sendiri memanfaatkan hewan
ternaknya untuk dikonsumsi, selain itu untuk membuat pakaian dari bulu domba.
Masyarakat yang berada di daerah perkotaan seperti Yaman, Thaif, Madinah, Najd, Khaibar
mereka menggantikan sumber kehidupannya pada pertanian, karena di daerah tersebut
memiliki lahan yang subur. Selain pertaian, mayoritas memilih perniagaan sebagai sumber
mata pencahariannya.
Suku Quraisy merupakan penduduk Makkah yang memegang peranan dalam
perniagaan di Jazirah Arab. Mereka mendapat pengalaman perniagaan dari orang-orang
Yaman yang pindah
ke Makkah. Orang-orang Yaman terkenal keahliannya di bidang perniagaan. Orang-orang
Arab memiliki pusat-pusat perdagangan yang terkenal seperti Ukazh, Mijannah, dan Zul
Majaz. Fungsi pusat perdagangan bukan hanya sebagai tempat transaksi perdagangan,
tetapi juga menjadi pusat pertemuan para sastrawan, penyair, dan orator. Mereka saling
menguji kemampuan. Beberapa ahli menyebutkan bahwa kegiatan pertanian dan
perdagangan tersebut masih jauh bahkan tidak memiliki roh atau semangat kemanusiaan
seperti keadilan dan persamaan. Sistem kapitalis dan monopoli telah jauh-jauh hari
dijalankan di tanah Arab yang melahirkan kesenjangan ekonomi yang mencolok antara si
kaya dan si miskin. Sehingga disamping para pedagang, tidak sedikit masyarakat Arab yang
berprofesi sebagai penyamun dan perampok.
D. KONDISI POLITIK MASYARAKAT MEKAH SEBELUM ISLAM
Secara internal, pada dasarnya kondisi politik di wilayah Arab pra Islam mengalami
perpecahan atau dikenal dengan istilah otonomi daerah. Hal ini dikarenakan mereka tidak
mengenal sistem kepemimpinan sentral yang mengatur segala urusan kepemerintahan
secara general. Bangsa Arab tidak memiliki sistem pemerintahan seperti yang kita kenal
dewasa ini. Mereka tidak memiliki peradilan tempat memperoleh kepastian hukum tentang
suatu kasus atau tempat memvonis suatu tindakan pelanggaran.
Sebelum kelahiran islam, ada tiga kekuatan politik besar yang perlu dicatat dalam
hubungannya dengan Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantin dan kekaisaran Persia yang
memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan.
Dalam catatan Rippin, setidaknya ada dua hal yang bisa dianggap turut mempengaruhi
kondisi politik jazirah Arab, yaitu interaksi dunia Arab dengan dua adi kuasa saat itu, yaitu
kekaisaran Byzantin dan Persia serta persaingan antara yahudi, beragam sekte dalam agama
Nasrani dan para pengikut Zoroaster. Di bagian Timur Jazirah Arab, dari kawasan Hirah
hingga Iraq, yang ada hanya daerah-daerah kecil yang tunduk kepada kekuasaan Persia
hingga datangnya Islam. Raja-raja Munadzirah sama sekali tidak berdiri sendiri dan tidak
merdeka, tetapi tunduk secara politis di bawah kekuasaan raja-raja Persia.
Sementara itu, di Tengah Jazirah Arab, di mana terdapat tanah suci Mekkah dan
sekitarnya, kaum Adnaniyyin menjadi penguasa yang independen, tidak dikuasai oleh
Romawi, Persia, maupun Habasyah. Allah telah menjaga kehormatan tanah dan penduduk
disana. Bahkan sejak masa imperialisme Barat yang menjajah dunia Islam, tak ada yang bisa
menguasai negeri suci ini karena Allah telah menjaga kesuciannya.
Dakwah Rasulullah SAW Pada Periode Makkah
1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan
politik
2. Pendidikan sosial dan kewarganegaraan
3. Pendidikan anak dalam Islam
Secara garis besar, penduduk Madinah terdiri dari berbagai macam suku, Agama, tingkat
strata sosial, ekonimi. Adanya perbedaan ini rawan dengan adanya sebuah konflik.
Namun, bisa diselesaikan dengan adanya peacemaker yang bijaksana dalam setiap
putusan. Piagam Madinah merupakan perjanjian yang bersifat dan skala luasatau
Nasiaonal, (istilah modern) mengikat semua kabilah atau suku yang ada dan menaati
perjanjian bersama. Sebagaimana dalam pasal Isi Piagam Madinah untuk mempersatukan
dalam wadah ummah (Kelompok bersama).
1) Perundingan dalam melerai konflik dilakukan dengan prinsip tabayyun. Yakni prinsip
menguraikan masalah melalui pengumpulan informasi yang melibatkan berbagai
pihak;
2) setelah proses tabayyun, perundingan dalam pengembangan dakwah Islam dilakukan
melalui prinsip musyawarah. Yakni mencari kesepakatan atas berbagai kemelut yang
melibatkan dua pihak yang saling bertentangan.
3) Perundingan diakhiri dengan ishah (perdamaian) dengan menjunjung tinggi
kesepakatan yang telah ditetapkan bersama.
Analisis Nilai-nilai Keteladanan Nabi Muhammad Saw. pada Perang Badar al-Kubra
1. Nilai kepribadian yang ditunjukkan Rasulullah Saw. Selama perang Badar al-Kubra
antara lain: tanggung jawab, adil, musyawarah, tawakal, rendah hati.
2. Nilai sosial yang ditunjukkan Rasulullah Saw. selama perang Badar al-Kubra antara
lain: persamaan derajat, berlaku baik dan tolong menolong.
3. Nilai Motivasi yang dilakukan Rasulullah Saw. dalam perang Badar di antaranya
dengan kabar gembira tentang kedudukan syuhada di surga.
4. Rasulullah Saw. adalah orang yang cerdas dan ahli dalam mencari informasi tentang
musuh. Kecerdasan dan keahlian beliau dalam mencari informasi tentang musuh
merupakan salah satu kunci kemenangan kaum muslim dalam perang Badar al-Kubra.
Rasulullah SAW menyampaikan niatnya untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji
Rasulullah SAW itu disebut ibadah haji yang terakhir. Sehingga ibadah haji ini dinamakan
haji wada’ atau haji perpisahan. Yaitu perpisahan beliau dengan para sahabat dan
umatnya yang sangat dicintai. Ibadah haji Rasulullah SAW itu disebut ibadah haji yang
terakhir. Sehingga ibadah haji ini dinamakan haji wada’ atau haji perpisahan. Yaitu
perpisahan beliau dengan para sahabat dan umatnya yang sangat dicintai.
Pada bagian khutbah Rasulullah SAW juga berpesan kaum muslimin agar:
Rasulullah Sakit
Sepulang dari haji wada” kesehatan Rasulullah berangsur-angsur menurun. Pada akhir
bulan shafar tahun 11 H beliau menghadiri pemakaman seseorang muslim di baqi (nama
sebuah makam orang muslim di madinah).
Sebelum wafat Rasulullah berdoa, “Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan
pertemukan aku dengan kekasih yang maha tinggi.” Beliau mengulang doanya sampai
tiga kali. Akhirnya Rasulullah menghembuskan nafas terakhir pada hari senin 12 Rabiul
Awal tahun 11 H bertepatan dengan tanggal 8 juni 632 M dalam usia 63 ahun. Sedu
sedan. tangis dan rintihan menyertai kepergian Rasulullah menghadap Tuhannya. Kum
muslimin benar-benar kehilangan sosok hamba Allah terbaik.
PERKEMBANGAN ISLAM MASA KHULAFA’UR RASYIDIN
Abu Bakar adalah salah seorang sahabat terdekat Nabi saw, dan termasuk di antara
orangorang yang pertama masuk Islam (al-sabiqûn al-awwalûn). Nama lengkapnya adalah
Abdullah bin Abi Kuhafah al-Tamimi. Pada masa kecilnya Abu Bakar bernama Abdul
Ka`bah. Kemudian nama itu ditukar oleh Nabi saw menjadi Abdullah. Gelar Abu Bakar
diberikan rasulullah saw karena ia seorang yang paling awal masuk Islam, sedang gelar al-
Siddîq yang berarti “amat membenarkan” adalah gelar yang diberikan kepadanya karena
ia amat segera membenarkan rasulullah saw dalam berbagai macam peristiwa, terutama
peristiwa Isra’ Mi`raj. Abu Bakar Ash Shidiq menjabat sebagai khalifah selama 2 tahun 3
bulan, pada masa kepemimpinanya khalifah Abu Bakar, terdapat beberapa kemajuan
perkembangan Islam, antara lain :
Pola Pendidikan pada masa Khalifah Abu Bakar radhīyallāhu ‘anhu secara umum
masih sama seperti pola pendidikan pada masa Nabi Muhammad shallallāhu 'alaihi wa
sallam. Abu Bakar As-Siddiq radhīyallāhu‘anhu dibaiat menjadi Khalifah pada tahun 11 H
atau 632 M .Beliau merupakan laki-laki dewasa yang paling awal membenarkan dan
beriman kepada Ajaran Islam yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad shallallāhu
'alaihi wa sallam. Beliau juga mengiringi Rasulullāh ketika berhijrah dari Mekkah ke
Madinah. Pidato Khalifah Abu Bakar ketika ia diangkat menjadi khalifah, memberikan
gambaran tentang sikap dan konsep pemerintahan yang dikelolanya. Kandungan yang
terdapat di dalam pidato tersebut juga menyentuh aspek Pendidikan Islam dengan
materi utama adalah kejujuran dan amanah, yang peneladanannya langsung oleh
Khalifah Abu Bakar. Metode dengan memberikan keteladanan merupakan salah satu
warisan penting dari Nabi Muhammad shallallāhu 'alaihi wa sallam.
Contoh gaya kepemimpinan demokratis Abu Bakar Ash-Shiddiq) Abu Bakar Ash-Shiddiq
melayani seorang perempuan tua. Umar bin Khattab pernah mengurusi seorang
perempuan tua renta dan buta yang tinggal di pinggir kota Madinah. Dia
memberikannya minum dan membantu keperluan lainnya. Pada hari berikutnya, dia
mendapati seseorang telah mendahuluinya, dan telah mengurusi keperluan perempuan
tua dan buta itu. Karena penasaran, akhirnya Umar mencari tahu siapa orang itu dengan
mendatanginya lebih awal, ternyata orang itu adalah Abu Bakar, yang saat itu menjabat
sebagai Khalifah.
Abu Bakar meninggal dalam usia 63 tahun, masa kepemimpinannya berlangsung singkat
yaitu dua tahun tiga bulan lebih beberapa hari. Ia meninggal pada hari Senin malam, 21
Jumadil Akhirtahun 13 Hijriyah atau tanggal 22 Agustus tahun 634 Masehi. Singkat sekali
masa pemerintahan Abu Bakar, yaitu dua tahun tiga bulan dan beberapa hari saja, tetapi
mampu menorehkan prestasi yang kemilau sepanjang masa. Abu Bakar berjasa
menanamkan pondasi sangat kokoh bagi kekhalifahan Islam dan berhasil memilih
pelanjut dengan cara damai tanpa prahara.
Khalifah Umar Bin Khatab 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW. Ayahnya
bernama Khattab dan ibunya bernama Khatmah. Perawakannya tinggi besar dan tegap
dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan
berwajah tampan, serta warna kulitnya kemerah-merahan. Beliau dibesarkan di
lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari suku Quraisy. Beliau merupakan khalifah
kedua setelah Abu Bakar As-Siddiq. Ada beberapa perkembangan peradaban islam pada
masa khalifah Umar Bin Khattab, yang meliputi sistem pemerintahan (politik), ilmu
pengetahuan, sosial, seni, dan agama.
1. Perkembangan Politik
Pada masa Khalifah Umar Bin Khattab, kondisi politik islam dalam keadaan stabil. Usaha
perluasan wilayah islammemperoleh hasil yang gemilang.