Anda di halaman 1dari 44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Kantor

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(Kemendikbud atau Kemdikbud) adalah kementrian dalam Pemerintah

Indonesia yang menyelenggarakan urusan dibidang pendidikan anak usia dini,

serta pengelolaan kebudayaan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan dipimpin oleh seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Mendikbud) Nadiem Anwar Makariem sejak 2019 hingga saat ini. Kementrian

pendidikan dan Kebudayaan beberapa kali mengalami pergantian nama yaitu:

 Departemen Pengajaran (1945 – 1948)

 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1948 – 1955, 1956 – 1999)

 Departemen Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1955 – 1956)

 Departemen Pendidikan Nasional (1999 – 2009)

 Kementrian Pendidikan Nasional (2009 – 2011)

 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2011 – sekarang)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pertama kali berdiri tanggal 19

Agustus 1945; 74 tahun lalu. Organisasi kementrian yang saat itu masih

bernama Kementrian Pengajran pun masih sangat sederhana. Namun,

kesadaran untuk menyiapkan kurikulum sudah dilakukan, menteri Pengajaran

yang pertama dalam sejarah Republik Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara.

49
50

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara seperti

yang kita kenal ini awal pendiriannya tahun 1964, bernama kantor Perwakilan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara. Perubahan

pertama nomenklatur tersebut terjadi menyusul pembentukan daerah Sulawesi

Tenggara menjadi sebuah Provinsi baru berdasarkaan UU No. 13 1964 tentang

perpu No. 2 Tahun 1964 tentang pembentukan daerah tingkat 1 Sulawesi

Tenggara. Kemudian penyebutan kantor perwakilan departemen pendidikan

dan kebudayaan Prov SULTRA berdasarkan keputusan mentri pendidikan dan

kebudayaan Republik Indonesia No. 079 Tahun 1975. Selanjutnya telah terjadi

beberapa kali perubahan yang bersifat persial karena hanya menyangkut

struktur organisasi dan tipe kantor ini. Tetapi sempat pula berubah nama

menjadi Kantro Wilayah Departemen Pendidikan Nasional pada era mentri

pendidikan Yahya Muhaimin.

Sejalan dengan perubahan politik dalam negeri pada tahun 1998, maka

terjadilah perubahan atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang pokok – okok

pemerintahan di daerah yakni melalui UU No. 22 Tahun 1999, era ini lebih

dikenal dengan istilah era otonomi daerah.

Untuk membedakan dengan daerah sebelumnya yang dikenal dengan

daerah vertical (otonomi terbatas). Salah satu bentuk tindak lanjut dari UU No.

22 Tahun 1999, adalah dengan diterbitkannya PP No. 84 Tahun 2000 tentang

pedoman organisasi perangkat daerah. Atas dasar itulah Gubernur Sulawesi

Tenggara bersama DPRD Prov SULTRA menetapkan peraturan daerah tentang

organisasi perangkat daerah Sulawesi Tenggara melalui PERDA No. 5 Tahun


51

2000 tentang pembentukan organisasi perangkat daerah Sulawesi Tenggara

inilah yang kemudian menjadi dasar hokum pembentukan sekaligus sebagai

perubahan nama Kanwil Dep Dikbud Prov SULTRA menjadi Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Prov Sulawesi Tenggara dan kemudian menjadi

Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2008 sampai 2012

kemudian kembali menjadi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi

Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 sampai sekarang.

Perubahan dari era vertical ke era otonomi yang ditandai pula dengan

perubahan dari Kanwil Dep Dikbud menjadi Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan pada bulan 17 Februari 2001 terlah berdampak secara

fundamental pada bahan kerja tupoksi dan skop wilayah kewenangan kantor

ini.

Garis komando secara vertical dalam hubungan antara Provinsi dan

Kab/Kotamadya/Kecamatan dan sekolah pada era orde baru, menjadi garis

hubungan koordinatif pada era revormasi. Keadaan ini membawa akibat pada

berkurangnya beban kerja PNS (Pegawai Negeri Sipil) dilingkungan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara yang saat peralihan

ke era otonomi sebanyak 500 orang.

4.1.1 Profil Kantor

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah

salah satu Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Sulawesi Tenggara yang

berdiri tahun 1964 dan merupakan unsru pelaksana otonomi daerah, dipimpin
52

oleh seorang kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Sejak terbentuknya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi

Tenggara, telah mengalami pergantian Kepala Dinas adalah sebagai berikut:

1. (Alm) Nurdin Dg Magassing Periode 1 Juni 1965- 31 Maret 1979

2. (Alm) Drs. H. safena Mustarim Periode 1 Juni 1979- 15 Maret 1983

3. (Alm) Drs. Sugito Sumodiharjo Periode 16 Februari 1983- 8 Agustus 1989

4. (Alm) Zua Vasihu, B.A Periode 9 Agustus 1989- 21 Juli 1991

5. Drs. H. andi Amin Rauf Periode 22 Juli 1991- 18 Maret 1993

6. Drs. H. J.A Rachman Periode 19 Maret 1993- 14 Februari 2001

7. Drs. H. Abdul Kadir Gani, M.Sc Periode 15 Februari 1998- 25 Februari 2001

8. Drs. Rahimin Katjong, M.Ed Periode 27 Februari 2001- 27 Maret 2004

9. Drs. H. Zalili Sailan, M.Pd Periode 27 Maret 2004- 27 Desember 2006

10. Drs. H. La Ora, M.Pd Periode 28 Desember 2006- Agustus 2007

11. Drs. H. Zalili Sailan, M..Pd Periode Agustus 2007- Februari 2018

12. Drs. H. Samudra Wasirih, M.Si Periode Februari 2008- 2009

13. Drs. H. Damsid, M.Si Periode Mei 2009- 2018

14. Drs. Asrun Lio, M.Hum, Ph.D Oktober 2018 – sekarang

4.1.2 Sumber Daya Manusia

Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinyam keadaan pegawai Kantor Dinas

pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Sebagau berikut :

a. Kepala Kantor (Eselon II/a) : 1 Orang

b. Kepala UPTD (Eselon III) : 3 Orang


53

c. Kepala Cabang Dinas (Eleson III) : 12 Orang

d. Kepala Bidang (Eselon III) : 6 Orang

e. Kepala Seksi (Eselon IV) : 40 Orang

f. Staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 313 Orang


54

4.1.3 Struktur Organisasi

Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Prov. Sultra

PLT KEPALA DINAS

Sekretaris

Subag . Subag . Keuangan & Aset Subag Umum & Humas


Kepegawaia

Bidang Pembinaan Bidang Pembinaan Bidang Perencanaan Bidang Pembinaan Bidang GTK
SMA SML & PK-LK & Penganggaran SMA

Seksi Seksi Seksi Peny. Seksi Cagar


Kurikulum Kurikulum Prog Seksi PTK SMA
Budaya
dan dan dan &

Seksi Seksi Seksi


Seksi Seksi SMK
Kelembagaa Kelembagaa Sejarah dan
Monev Lap
n n Tradisi

Seksi Seksi Seksi Seksi PTK PK-LK


Seksi
Peserta Peserta Penyelengga & Tenaga
Kesenian
Didik dan Didik dan raan TP

Satuan Kelompok UPTD Kantor Cabang


Pendidikan Fungsional Dinas Dinas (KCD)
55

4.1.4 Fungsi dan Tugas

1. Fungsi-Fungsi

Fungsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov Sultra

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggaakan fungsi:

1) Perumusan Kebijakan teknis dan operasional di bidang pendidikan

dan kebudayaan sesuai dengan kewenangan.

2) Penyelenggara urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang pendidikan dan kebudayaan.

3) Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan teknis

operasional program pendidikan dan kebudayaan antar

kabupaten/kota dalam daerah.

4) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai tugas

dan fungsi dinas.

Fungsi Sekretaris

Dalam melaksanakan tugas pokok sekkretariat mempunyai fungsi

sebagai berikut:

1) Pelaksanaan koordinasi perencanaan/penyusunan rencana program

dan kegiatan pada sekretaris;

2) Pelaksanaan urusan perencanaan/penyusunan program sekretariat;

3) Pelaksaan urusan perlengkapan kantor;

4) Pelaksaan administrasi keuangan;

5) Pelaksanaan urusan keprotokoleran, humas, dan rumah tangga;

6) Pelaksanaan urusan barang milik daerah;


56

7) Pelaksanaan administrasi kepegawaian;

8) Pelaksanaan urusan hokum dan perundang-undangan;

9) Pelaksaan urusan ketatausahaan;

10) Pelaksanaan urusan organisasi dan tatalaksana, dokumentasi

pperundang-undangan, serta analisis jabatan;

11) Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan

sekretariat;

12) Pelaksaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsi.

Secretariat membawahi:

1) Sub Bagian Kepegawaian,

2) Sub Bagian Keuangan dan Aset,

3) Sub Bagian Umum dan Hubungan Masyarakat.

Fungsi Bidang Perencanaan & Penganggaran

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas

bidang perencanaan dan penganggaran mempunyai fungsi sebagai

berikut:

1) Menyusun rencana program dan kegiatan bidang;

2) Pengkoordinasian penyusunan rencana program, kegiatan, dan

anggaran dinas sebagai pedoman pelaksaan tugas;

3) Penyusunan rencana strategis pendidikan dan kebudayaan sesuai

dengan perencanaan strategis pendidikan dan kebudayaan nasional

dan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah provinsi;


57

4) Pengkoordinasian, dan penyusunan laporan pelaksanaan

program/kegiatan dinas;

5) Pemberian pelayanan teknis di bidang perencanaan dan

penganggaran;

6) Pelaporan dan evaluasi pelaksaan program dan kegiatan bidang;

7) Pengkoordinasian pelaksanaan pendataan pendidikan dan

kebudayaan;

8) Pengkoordinasian dan singkronisasi kebijakan operasional dan

program pendidikan dan kebudayaan antar kabupaten/kota dalam

provinsi;

9) Pelaksanaan dan/atau fasilitasi penyelenggaraan tugas pembantuan

di bidang pendidikan dasar, PAUDNI, dan kebudayaan;

10) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dari program dan kegiatan dinas;

11) Pelaksaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Perencanaan dan Penganggaran membawahi :

1. Seksi Penyusunan Rencana Program dan Penganggaran;

2. Seksi Pendataan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;

3. Seksi Penyelenggaraan Tugas Pembantuan.

Fungsi Bidang Pembinaan SMA

Dalam melaksanakan tugas Bidang Pembinaan Sekolah Menengah

Atas mempunyai fungsi:


58

1) Penyelnggaraan kegiatan pengembangan kelembagaan dan sarana

prasaran;

2) Pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan

bidang;

3) Pelaksaan koordinasi dan pengendalian seksi-seksi;

4) Pelaksaan koordinasi atas pembangunan dan pengelolaan

penyelenggaraan sosialisasi dan pengembangan kerangka dasar dan

struktur kurikulum Sekolah Menengah Atas;

5) Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan mutu kesiswaan dan

pendidikan karakter;

6) Pelaksaan koordinasi, monitoring, dan evaluasi pelaksaan, Ujian

Nasional, Ujian Sekolah, dan kegiatan akreditasi Sekolah

Menengah Atas;

7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pembinaan Sekolah Menegah Atas terdiri atas :

1) Seksi Kurikulum dan Penilaian;

2) Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana;

3) Seksi Kesiswaaan dan Pendidikan karakter.

Fungsi Bidang Pembinaan SMK & PK-LK

Dalam melaksanakan tugas Bidang Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan dan Pendidikan Khusus-Layanan Khusus menyelenggarkan

fungsi :
59

1) Pelaksanaan penyusunan rencana program dan kegiatan bidang;

2) Pelaksanaan koordniasi dan pengendalian seksi-seksi;

3) Pelaporan dan evaluasi hasil pelaksaan program dan kegiatan

bidang;

4) Pelaksanaan koordinasi atas pembangunan, dan

pengelolaan/penyelenggaraan sosialisasi dan pengembangkan

kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah

Kejuruan;

5) Penyelenggaraan kegiatan pengembangan kelembagaan dan saran

prasara;

6) Pelaksaan pembinaan dan pengembangan lomba-lomba sains,

olahraga, seni, kompetensi siswa, dan pendidikan karakter;

7) Pelaksaan koordinasi, monitoring, dan evaluasi pelaksaan Ujian

Nasional, Ujian Sekolah, Ujian Kompetensi Kejuruan, serta

kegiatan akreditasi Sekolah Menengah Kejuruan.

8) Pelaksaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

tugas dan fungsinya.

Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan da Pendidikan

Khusus-Layanan Khusus, terdiri dari :

1) Seksi Kurikulum dan Penilaian;

2) Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana;

3) Seksi Kesiswaaan dan Pendidikan Karakter.


60

Bidang GTK

Dalam melaksanakan tugas Bidang Pembinaan Guru dan

Ketenagaan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1) Pelaksanaan pengumpulan dan pengelolaan data guru dan tenaga

teknis kebudayaan, penyajian dan pelayanan informasi data guru-

guru dan tenaga fungsional lain pada pendidikan menegah,

pendidikan khusus-layanan khusus, dan tenaga teknis kebudayaan;

2) Penyiapan bahan dan penyusunan formasi, kebutuhan, dan seleksi

guru-guru dan tenaga fungsional lain pada pendidikan menengah,

pendidikan khusus-layanan khusus, dan tenaga teknis kebudayaan;

3) Penyiapan bahan untuk proses mutase kepangkatan, mutase status

alih fungsi, alih jenis mutase oenetappan lintas kabupaten/kota

dalam satu provinsi;

4) Penyiapan bahan dalam rangka pembinaan, pengembangan karir

dan kesejahtraan guru-guru dan tenaga fungsional lain pendidikan

menengah, pendidikan khusus dan layanan khusus, dan tenaga

kebudayaan.

5) Penyiapan bahan dalam rangka pembinaan, pengembangan

kemampuan profesionalisme guru-guru dan tenaga fungsional lain

pada pendidikan menengah, pendidikan khusus-layanan khusus,

dan tenaga teknis kebudayaan;

6) Pelayanan administrasi kepegawaian/angka kredit jabatan

fungsional guru-guru dan tenaga fungsionall lain pendidikan


61

menengah, pendidikan khusus-layanan khusus, dan tenaga

kebudayaan;

7) Pelaksanaan urusan ketatausahaan guru dan tenaga teknis lainnya;

8) Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan evaluasi

kegiatan kebudayaan skala provinsi;

9) Pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan

bidang;

10) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pembinaan Guru dan Ketenagaan terdiri atas:

1) Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Atas;

2) Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah

Kejuruan;

3) Seksi Pendidik dan tenaga Kependidikan Pendidikan Khusus-

Layanan Khusus dan Tenaga Kebudayaan.

Bidang Kebudayaan

Dalam melaksanakan tugas, bidang kebudayaan menyelenggarakan

fungsi sebagai berikut :

1) Pelaksaan penyusunan rencana program dan kegiatan kebudayaan;

2) Pelaksanaan koordinasi kebudayaan dengan stakeholder

kebudayaan pada dinas kabutan/kota dalam daerah, pada perguruan

tinggi dan masyarakat;


62

3) Pelaksanaan koordinasi atas atas kegiatan tugas pembantuan

bidang kebudayaan skala provinsi;

4) Pelaksanaan koordinasi atas pembinaan, pembangunan, dan

pengelolaan/penyelenggaraan kegiatan museum dan cagar budaya

skala provinsi;

5) Pelaksaan koordinasi atas pembinaan, pembangunan, dan

pengelolaan/penyelenggaraan kegiatan museum dan cagar budaya

sskala provinsi;

6) Pelaksanaan koordinasim fasilitasi, monitoring, dan evaluasi

kegiiatan kebudayaan skala provinsi;

7) Pelaksanaan asilitasi kebutuhan sarana prasarana budaya, sejarah,

dan kesenian skala provinsi;

8) Pelaksaan koordinasi atas pengelolaan kegiatan kesenian;

9) Pelaksaan oembinaan dan pengembangan kompetensi sumber daya

seni skala provinsi;

10) Pelaksanaan pendataan kebudayaan, sejarah dan kesenian skala

provinsi;

11) Pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan

bidang;

12) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Kebudayaan, terdiri atas :

1) Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman;


63

2) Seksi Sejarah dan Tradisi;

3) Seksi Kesenian.

UPTS Dinas

Unit Pelaksanaan Teknis Dinas adalah Unsur Pelaksanaan teknis

Operasional dan/atau teknis penunjang terntetu. Kkepala unit

pelaksana teknis dinas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas.

Unit Pelaksana Teknis Dinas, terdiri dari :

1) Tata Usaha;

2) Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Tugas

Tugas dalam setiap bidang/bagian kantor Dinas Pendidikan dak

Kebudayaan Prov Sulawesi Tenggara yaitu :

1. Tugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov Sultra

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No. 13

Tahun 20016, Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara, di dalamnya menyebutkan bahwa “Dinas

Pendidikan dak Kebudayaan mempunyai tugas membantu Gubernur

melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

dan tugas pembentukan di bidang pendidikan dan kebudayaan.”

2. Tugas Sekretaris

Tugas pokok dari bidang Sekretaris yaitu merencanakan,

menyusun, melaksanakan, membina tugas-tugas kebijakan taktis di


64

bidang pelayanan administratif, perlengkapan, keuangan, kepegawaian,

inventarisasi aset, ketatausahaan, protocol, humas, rumah tangga,

organisasi dan ketatalaksana, analisa jabatan, dokumentasi peraturan

perundang-undangan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas-

tugas bidang secara terpadu.

3. Tugas Bidang Perencanaan dan Penganggaran

Tugas Pokok dari bidang perencanaan dan penganggaran ini yaitu

mengkoordinasikan rencana, program, kegiatan, anggaran, menyusun,

mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan program kerja, menyusun

dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan program kerja dan

anggaran dinas, mengsinkronkan kebijakan operasional serta program

pendidikan dan kebudayaan antar kabupaten/kota dalam Daerah,

menyusun perencanaan strategis dinas, menyusun rencana kerja

tahunan dinas, menyusun rencana kerja dan anggaran dinas,

penyusunan bahan pelaksanaan urusan tugas pembantuan di bidang

pendidikan dan kebudayaan, memberikan layanan teknis dibidang

perencanaan, melakukan kegiatan pendataan pendidikan dan

kebudayaan.

4. Tugas Bidang Pembinaan SMA

Tugas pokok dari bidang pembinaan SMA yaitu merencanakan,

mengkoordinasikan, menyelenggarakan fasilitas kebutuhan kurikulum,

penilaian, kelembagaan, sarana prasaran, kesiswaan, dan pendidikan

karakter.
65

5. Tugas Bidang Pembinaan SMK PK-LK

Tugas pokok dari bidang pembinaan SMK PK-LK ini yaitu

merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan

melaksanakan fasilitasi kebutuuhan kurikulum dan penilaian,

kelembagaan dan sarana prasarana, kesiswaan dan pendidikan

karakter.

6. Tugas Bidang Kebudayaan

Tugas pokok dari bidang kebudayaan yaitu menyusun kebijakan

taktis dalam merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan

manajemen taktial di bidang upaya perlindungan, pelestarian, dan

pemamfaatan warisan budaya benda dan warisan budaya takbenda,

program/kegiatan cagar budaya dan permuseuman, sejarah dan tradisi,

serta kegiatan kesenian, pembentukan tim ahli cagar budaya skala

provinsi, pendataan kebudayaan, pengembangan pendidikan karakter

bangsa, pengembangan kompetensi dan sumberdaya seni, penyediaan

kebutuhan sarana prasarana budaya, sejarah, dan kesenian.

7. Tugas Bidang Guru dan Ketenagakerjaan (GTK)

Tugas pokok dari Bidang Guru dan Ketenagakerjaan ini yaitu

menyusun kebijakan teknis dan operasional di bidang pencapaian

standar menyusun pendidik dan tenaga kependidikan/kebudayaan,

penyusunan formasi kebutuhan tenaga guru dan kebudayaan,

pembinaan disiplin aparatur sipil negara dan tenaga teknis kebudayaan,


66

pemindahan dan pemerataan guru, koordinasi peningkatan

kesejahtraan guru, pengelolaan angka kredit jabatan fungsional guru

dan tenaga kependidikan lainnya, koordinasi pembinaan karir tenaga

guru dan kebudayaan, koordinasi pengembangan kemampuan

kompetensi profesionalisme serta pelayanan administrasi kepegawaian

kepada guru-guru dan tenaga teknis pendidikan dan kebudayaan.

4.1.5 Visi dan Misi

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara

memiliki Visi dan Misi yaitu :

1. Visi :

Terwujudnya Sulawesi Tenggara Yang Aman, Maju, Sejahtera, dan

Bermartabat.

2. Misi :

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dana

man dalam bidang ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan,

lingkungan, politik, serta iman dan taqwa.

4.1.6 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

No Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan


1 2 3 4 5
1 Meningkatkan Meningkatkan Peningkatan Meningkatkan
Akses Akses dan Tampung Ruang
Kualitas dan Pendidikan Pemerataan Belajar
Tata Kelola Akses Meningkatkan
Pendidikan Pendidikan Kualitas Sarana dan
Prasarana
Pendidikan
Meningktakan Peningktan Meningkatkan
Kualitas dan Pembinaan dan
67

Pendidikan Pemerataan Pengembangan


Kualitas Pembelajaran
Sekolah
Meningktakan
Akkreditasi
Pendidikan
Menengah
Meningkatkan
Prestasi Siswa dan
Sekolah
Meningkatkan
Kualitas Tenaga
Pendidik dan
Kependidikan
Meningkatkan Peningkatan Meningkatkan
Tata Kelola Tata Kelola Pengelolaan
Pendidikan dan Administrasi dan
Akuntabilitas Manajemen
Publik Pelayanan
Pendidikan

2 Meningkatkan Menguatnya Penguatan Menguatkan Budaya


Penguatan Budaya dan Budaya dan dan Tradisi Lokal
Kearifan Tradisi Lokal Tradisi Lokal
Lokal

4.2 Karakteristik Responden

Responden penelitian adalah pegawai pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 79 orang. Deskripsi

karakteristik responden bertujuan untuk menjalankan karakteristik pegawai

yang dijadikan sampel menurut: jenis kelamin, umur dan pendidikan terakhir.

4.2.1 Jenis Kelamin

Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin, maka responden pada Dinas

Pendidikan kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada table

4.1 sebagai berikut :


68
69

Table 4.1. karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin

Jumlah Pegawai Persentase


Jenis Kelamin
(Orang) (%)
Laki – laki 32 40,5%
Perempuan 47 59,5%
Jumlah 79 100%
Sumber : Data Primer, Tahun 2020

Data pada tabel 4.1 karakteristik responden dilihat dari jenis kelamin

menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan 47 orang

(59.5%) lebih banyak dibandingkan dengan responden jenis kelamin laki-laki

yakni 32 orang (40.5%).

4.2.2 Umur

Karakteristik berdasarkan umur, maka responden pada Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada table sebagai

berikut :

Table 4.2. karakteristik Responden berdasarkan Umur

Jumlah Pegawai Persentase


Jenis Kelamin
(Orang) (%)
21 – 30 Tahun 43 54,4%
31 – 40 Tahun 27 34,2%
41 – 50 Tahun 7 8,9%
≥ 51 Tahun 2 2,5%
Jumlah 79 100%
Sumber : Data Primer, Tahun 2020

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 79 orang responden terdiri dari 43

orang (54,4%) berusia 21-30 tahun, 27 orang (34,2%) berusia 31-40 tahun, 7

orang (8,9%) berusia 41-50 tahun dan 2 orang (2,5%) berusia ≥ 51 tahun.
70

4.2.3 Pendidikan Terakhir

Karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir, maka responden pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada

table berikut :

Table 4.3. karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir :

Jumlah Pegawai Persentase


Jenis Kelamin
(Orang) (%)
SMA / SLTA 15 19%
S1 ( Strata 1 ) 44 55,7%
S2 ( Strata 2 ) 20 25,3%
S3 ( Strata 3 ) - -
Jumlah 79 100%
Sumber : Data Primer, Tahun 2020

Pada tabel 4.3 dilihat dari tingkat pendidikannya menunjukkan bahwa

sebanyak 15 orang (19%) berpendidikan SMA/SLTA, 44 orang (55,7%)

berpendidikan S1 (Strata 1), 20 orang (25,3%) dan berpendidikan S2 (Strata

2).

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi Variabel penelitian dengan cara menghitung rerata (mean) dari

masing-masing variable. Menurut Suharso (2010: 21), untuk mendeskripsikan

hasil dari setiap nilai responden berdasarkan variable yang digunakan pada

penelitian ini perlu dilakukan konversi, dimana jawaban responden dapat

digolongkan ke dalam beberapa skala pengukuran dihitung {(5 – 1): %} –

0,8, maka kriteria pengukurannya sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = sangat buruk


71

1,81 – 2,60 = buruk

2,61 – 3,40 = cukup

3,41 – 4,20 = baik/tinggi

4,21 – 5,00 = sangat baik/sangat tinggi

Variabel penelitian ini adalah pengembangan karir, loyalitas kerja,

kesejahteraan pegawai dan produktivitas pegawai. Lebih jelasnya diuraikan

sebagai berikut :

4.3.1 Variabel Kepemimpinan Transformasional

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh memalui kuesioner, maka

kondisi objektif untuk variabel kepemimpinan transformasional yang

dimaksudkan dalam penelitian ini di ukur dengan 4 indikator, yaitu : (1)

pengaruh ideal, (2) motivasi yang inspirasi, (3) stimulasi intelektual, dan (4)

perhatian yang bersifat individual. Hasil pengukuran masing-masing indikator

variabel kepemimpinan transformasional dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Indikator No Alternatif jawaban Rata-


Perny rata skor
SS % S % N % TS % STS %
Pengaruh X1.1.1 25 31,6% 46 31,6% 7 8,9% 1 1,3% 0 0 4,20
Ideal X1.1.2 15 19% 52 65,8% 11 13,9% 1 1,3% 0 0 4,03
X1.1.3 17 21,5% 56 70,9% 6 7,6% 0 0 0 0 4,14
Rata-rata skor indikator pengaruh ideal 4,12
Motivasi X1.2.1 18 22,8% 46 58,2% 15 19% 0 0 0 0 4,04
yang X1.2.2 19 24,1% 47 59,5% 13 16,5% 0 0 0 0 4,08
inspirasi X1.2.3 13 16,5% 57 72,2% 9 11,4% 0 0 0 0 4,05
Rata-rata skor indikator motivasi yang inspirasi 4,05
Stimulasi X1.3.1 14 17,7% 51 64,6% 14 17,% 0 0 0 0 4,00
intelektual X1.3.2 20 25,3% 48 60,8% 11 13,9% 0 0 0 0 4,11
X1.3.3 15 19% 52 65,8% 12 15,2% 0 0 0 0 4,04
Rata-rata skor indikator stimulasi intelektual 4,05
Perhatian X1.4.1 16 20,3% 44 55,7% 19 24,1% 0 0 0 0 3,96
yang X1.4.2 21 26,6% 39 49,4% 19 24,1% 0 0 0 0 4,03
bersifat X1.4.3 14 17,7% 53 67,1% 12 15,2% 0 0 0 0 4,03
individual Rata-rata skor indikator perhatian yang bersifat individual 4,00
Rata-rata skor variabel Kepemimpinan Transformasional 4,05
Sumber : Data Primer, Tahun 2020
72

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan

transformasional yang di terapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Sulawesi Tenggara berada pada kategori baik karena berada pada

interval skor 3,41-4,20. Artinya bahwa kepemimpinan transformasional

dinilai dengan baik oleh responden apabila di amati dari indikator pengaruh

ideal, motivasi yang inspirasi, stimulasi intelektual dan perhatian yang

bersifat individual.

Indikator pengaruh ideal yang baik telah dipersepsi oleh responden

dengan skor rata-rata 4,12. Artinya bahwa pimpinan pada Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara mampu memberikan petunjuk

kepada pegawai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pada indikator

motivasi yang inspirasi dipersepsi baik oleh responden dengan skor rata-rata

4,05. Artinya bahwa pimpinan mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan

memberikan keyakinan kepada pegawai dalam menyelesaikan

pekerjaannya.

Indikator stimulasi intelektual juga dipersepsi baik oleh responden dengan

skor rata-rata 4,05. Artinya pimpinan mampu mendorong pegawai untuk

menyelesaikan pekerjaan secara rasional/logis dan menggunakan kreativitas

yang dimiliki untuk menyelesaikan pekerjaan. Disisi lain, indikator

perhatian yang bersifat individual belum sepenuhnya optimal ditandai

dengan skor rata-rata 4,00. Artinya pimpinan belum sepenuhnya mampu

meningkatkan pengembangan diri pegawai.


73

4.3.2 Variabel Komitmen Kerja

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui kuesioner, maka

kondisi objektif untuk variabel komitmen kerja dalam penelitian ini di ukur

melalui 4 indikator, yaitu (1) kesesuaian orientasi hidup dengan

tugas/pekerjaan, (2) perhatian terhadap tugas/pekerjaan, (3) besarnya waktu

yang diluangkan untuk tugas/pekerjaan dan (4) kesediaan untuk selalu

terlibat dalam tugas/pekerjaan. Hasil pengukuran masing-masing indikator

dari variabel komitmen kerja dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Indikator No Alternatif jawaban Rata-


perny rata skor
SS % S % N % TS % STS %
Kesesuaian X2.1.1 13 16,5% 51 64,6% 15 19% 0 0 0 0 3,97
orientasi X2.1.2 10 12,7% 53 67,1% 12 15,2% 4 5,1% 0 0 3,87
hidup dengan X2.1.3 18 22,8% 50 63,3% 10 12,7% 0 0 1 1,3% 4,06
pekerjaan Rata-rata skor indikator kesesuaian orientasi hidup dengan pekerjaan 3,96
Perhatian X2.2.1 20 25,3% 51 64,6% 8 10,1% 0 0 0 0 4,15
Terhadap X2.2.2 21 26,6% 51 64,6% 7 8,9% 0 0 0 0 4,18
pekerjaan X2.2.3 18 22,8% 55 69,6% 6 7,6% 0 0 0 0 4,15
Rata-rata skor indikator perhatian terhadap pekerjaan 4,16
Besarnya X2.3.1 17 21,5% 49 62% 11 13,9% 2 2,5% 0 0 4,03
waktu yang X2.3.2 16 20,3% 52 65,8% 11 13,9% 0 0 0 0 4,06
diluangkan X2.3.3 12 15,2% 55 69,6% 11 13,9% 1 1,3% 0 0 3,99
untuk Rata-rata skor indikator besarnya waktu yang diluangkan untuk pekerjaan 4,02
pekerjaan
Kesediaan X2.4.1 15 19% 49 62% 15 19% 0 0 0 0 4,00
untuk selalu X2.4.2 11 13,9% 55 69,6% 13 16,5% 0 0 0 0 3,97
terlibat dalam X2.4.3 13 16,5% 52 65,8% 14 17,7% 0 0 0 0 3,99
pekerjaan Rata-rata skor indikator kesediaan untuk selalu terlibat dalam pekerjaan 3,98
Rata-rata skor variabel Komitmen Kerja 4,03
Sumber : Data Primer, Tahun 2020

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel komitmen kerja yang di

terapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi

Tenggara berada pada kategori baik dengan skor rata-rata variabel sebesar

4,03 dan berada pada interval skor 3,41-4,20. Artinya bahwa komitmen
74

kerja dinilai dengan baik oleh responden apabila di amati dari indikator

kesesuaian orientasi hidup dengan pekerjaan, perhatian terhadap pekerjaan,

besarnya waktu yang diluangkan untuk pekerjaan dan kesediaan untuk

selalu terlibat dalam pekerjaan.

Indikator perhatian terhadap pekerjaan dipersepsi baik oleh responden

dengan skor rata-rata 4,16. Artinya setiap kali bekerja pegawai selalu cermat

dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut dapat

diselesaikan secara efektif dan efisien. Pada indikator besarnya waktu yang

diluangkan untuk pekerjaan dipersepsi baik oleh responden dengan skor

rata-rata 4,02. Artinya pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan meraka

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Selanjutnya indikator kesediaan

untuk selalu terlibat dalam pekerjaan skor rata-rata 3,98 dan indikator

kesesuaian orientasi hidup dengan pekerjan skor rata-rata 3,96 juga

diperspesi baik oleh responden. Artinya kedua indikator tersebuh baik tetapi

persepsi responden perlu ditingkatkan lagi pada indikator tersebut, masih

ada pegawai yang merasa pekerjaan yang dilakukan saat ini belum sesuai

dengan orientasi hidup dan masih ada pegawai enggan berpartisipasi

terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh instansi.

4.3.3 Variabel Kinerja ASN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui kuesioner, maka

kondisi objektif untuk variabel kinerja ASN dalam penelitian ini di ukur

dengan 6 indikator, yaitu : (1) orientasi pelayanan, (2) integritas, (3)

komitmen, (4) disiplin, (5) kerja sama dan (6) kepemimpinan. Adapun
75

tanggapan responden terhadap indikator variabel kinerja ASN dapat dilihat

pada tabel 4.6 berikut ini :

Indikator No Alternatif jawaban Rata-


Pernya rata skor
SS % S % N % TS % STS %
Orientasi Y1.1.1 24 30,4% 48 60,8% 7 8,9% 0 0 0 0 4,22
pelayanan Y1.1.2 19 24,1% 50 63,3% 10 12,7% 0 0 0 0 4,11
Y1.1.3 25 31,6% 44 55,7% 10 12,7% 0 0 0 0 4,19
Rata-rata skor indikator orientasi pelayanan 4,17
Integritas Y1.2.1 26 32,9% 42 53,2% 11 13,9% 0 0 0 0 4,19
Y1.2.2 22 27,8% 46 58,2% 10 12,7% 1 1,3% 0 0 4,13
Y1.2.3 12 15,2% 53 67,1% 13 16,5 1 1,3% 0 0 3,96
Rata-rata skor indikator integritas 4,09
Komitmen Y1.3.1 16 20,3% 38 48,1% 25 31,6% 0 0 0 0 3.89
Y1.3.2 10 12,7% 45 57% 22 27,8% 2 2,5% 0 0 3,80
Y1.3.3 13 16,5% 54 68,4% 12 15,2% 0 0 0 0 4,01
Rata-rata skor indikator komitmen 3,93
Disiplin Y1.4.1 29 36,7% 46 58,2% 4 5,1% 0 0 0 0 4,32
Y1.4.2 30 38% 41 51,9% 8 10,1% 0 0 0 0 4,28
Y1.4.3 31 39,2% 41 51,9% 7 8,9% 0 0 0 0 4,30
Rata-rata skor indikator disiplin 4,3
Kerja sama Y1.5.1 16 20,3% 55 69,6% 8 10,1% 0 0 0 0 4,10
Y1.5.2 17 21,5% 52 65,8% 10 12,7% 0 0 0 0 4,09
Y1.5.3 16 20,3% 56 70,9% 7 8,9% 0 0 0 0 4,11
Rata-rata skor indikator kerja sama 4.1
Kepemimpinan Y1.6.1 21 26,6% 54 68,4% 4 5,1% 0 0 0 0 4,22
Y1.6.2 18 22,8% 57 72,2% 4 5,1% 0 0 0 0 4,18
Y1.6.3 17 21,5% 57 72,2% 5 6,3% 0 0 0 0 4,15
Rata-rata skor indikatr kepemimpinan 4.18
Rata-rata skor variabel Kinerja ASN 4,12
Sumber : Data Primer, Tahun 2020

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara sudah baik dengan skor rata-rata 4,12.

Artinya bahwa pegawai memiliki kinerja yang baik tetapi ada beberapa indikator

dari variabel kinerja yang perlu ditingkatkan.

Pada indikator kepemimpinan dipersepsi baik oleh responden dengan skor rata-

rata tertinggi yakni 4,18. Artinya bahwa pemimpin mampu mengambil keputusan

yang tepat serta mampu menggerakkan tim kerja dalam menyelesaikan pekerjaan.

Selanjutnya pada indikator kerja sama dipersepsi baik oleh responden namun

perlu ditingkatkan dengan skor rata-rata 4,1. Artinya bahwa masih ada beberapa
76

pegawai belum mampu dalam bekerja sama dengan rekan kerja dan tidak

menerima keputusan orang lain.

4.4 Hasil Uji Deskriptif

Menurut Ghozali (2011:19) analisis deskriptif adalah analisis yang

memberikan gambaran suatu data yang dlihat dari rata-rata (mean), standar

deviasi, varian maksimum dan minimum.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi kepemimpinan

transformasional, komitmen kerja dan kinerja ASN akan diuji secara statistik

deskriptif berikut :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 Kepemimpinan
79 38 60 48,70 4,467
Transformasional
X2 Komitmen Kerja 79 38 60 48,43 4,059
Y1 Kinerja ASN 79 64 90 74,19 5,962
Valid N (listwise) 79

Tabel diatas menjelaskan bahwa pada variabel kepemimpinan

transformasional memiliki jawaban minimun responden yang di dapat dari

penyebaran kuesioner adalah 38 dan jawaban maksimum responden adalah 60,

dengan rata-rata total jawaban 48,70 dan standar deviasi sebesar 4,467.

Variabel komitmen kerja memiliki jawaban minimun responden yang di dapat

dari penyebaran kuesioner adalah 38 dan jawaban maksimum responden adalah

60, dengan rata-rata total jawaban 48,43 dan standar deviasi sebesar 4,059.
77

Variabel kinerja ASN memiliki jawaban minimun responden yang di dapat

dari penyebaran kuesioner adalah 64 dan jawaban maksimum responden adalah

90, dengan rata-rata total jawaban 74,19 dan standar deviasi sebesar 5,962.

4.5 Pengujian Instrumen Penelitian

4.5.1 Uji Validitas Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini dapat dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan data maupun

variabel yang diteliti secara konsisten. Validitas merupakan ukuran yang

berhubungan dengan tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam

mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas adalah ketepatan skala

atas pengukuran instrumen yang digunakan cock dengan obyek yang di ukur.

Instrumen diuji dengan menghitung koefisien korelasi antara skor item dan

skor totalnya dalam taraf signifikansi 95% atau α = 0,05. Skala pengukuran

data penelitian ini menggunakan skala likert, maka uji validitas menggunakan

korelasi product moment. Instrumen dikatakan valid dengan menggunakan

kriteria apabila nilai signifikansi ≤α= 0,05 atau nilai koefisien korelasi r ≥0,30

(Solimun, 2002.26).

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Indikator Koefisien Cut Of Hasil


Penelitian Korelasi (r) Point
X1.1.1 0,646 0,30 Valid
X1.1.2 0,572 0,30 Valid
X1.1.3 0,680 0,30 Valid
X1.2.1 0,534 0,30 Valid
X1.2.2 0,613 0,30 Valid
X1.2.3 0,560 0,30 Valid
Kepemimpinan
X1.3.1 0,584 0,30 Valid
Transformasiona X1.3.2 0,577 0,30 Valid
78

l X1.3.3 0,674 0,30 Valid


X1.4.1 0,640 0,30 Valid
X1.4.2 0,640 0,30 Valid
X1.4.3 0,545 0,30 Valid
X2.1.1 0,585 0,30 Valid
X2.1.2 0,563 0,30 Valid
X2.1.3 0,557 0,30 Valid
X2.2.1 0,631 0,30 Valid
X2.2.2 0,546 0,30 Valid
X2.2.3 0,556 0,30 Valid
X2.3.1 0,568 0,30 Valid
Komitmen Kerja X2.3.2 0,496 0,30 Valid
X2.3.3 0,647 0,30 Valid
X2.4.1 0,489 0,30 Valid
X2.4.2 0,495 0,30 Valid
X2.4.3 0,566 0,30 Valid
Y1.1.1 0,573 0,30 Valid
Y1.1.2 0,572 0,30 Valid
Y1.1.3 0,680 0,30 Valid
Y1.2.1 0,634 0,30 Valid
Y1.2.2 0,632 0,30 Valid
Y1.2.3 0,631 0,30 Valid
Kinerja ASN
Y1.3.1 0,462 0,30 Valid
Y1.3.2 0,436 0,30 Valid
Y1.3.3 0,474 0,30 Valid
Y1.4.1 0,528 0,30 Valid
Y1.4.2 0,521 0,30 Valid
Y1.4.3 0,533 0,30 Valid
Y1.5.1 0,487 0,30 Valid
Y1.5.2 0,522 0,30 Valid
Y1.5.3 0,617 0,30 Valid
Y1.6.1 0,460 0,30 Valid
Y1.6.2 0,492 0,30 Valid
Y1.6.3 0,625 0,30 Valid
Sumber : Data Primer, Tahun 2020

Berdasarkan tabel di atas, menunjkkan bahwa semua indikator yang

mengukur masing-masing variabel menghasilkan validitas yang lebih dari 0,3 (r ≥

0,30). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah valid.

4.5.2 Uji Reliabilitas Istrumen


79

Uji reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator

sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing

indikator variabel mengidentifikasikan sebuah faktor laten yang umum. Uji

reliabilitas bertujuan untuk mengetahui keandalan alat ukur yang digunakan untuk

mengukur obyek yang sama lebih dari sekali. Uji reliabilitas dapat diartikan

sebagai tingkat kepercayaan terhadap hasil suatu pengukuran. Pengujian

reliabilitas dilakukan terhadap item penyataan yang valid. Uji reliabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Alpha Cronbach. Nilai

batas (cut of point) yang diterima untuk Alpha Cronbach ≥ 0,60. Malhotra

(1992:282)

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel α-hit α-batas Hasil


Kepemimpinan 0,751 0,60 Reliabel
Transformasional
Komitmen Kerja 0,740 0,60 Reliabel
Kinerja ASN 0,743 0,60 Reliabel
Sumber : Data Primer, diolah 2020

Berdasarkan hasil pada tabel diatas, maka dapat dikatakan bahwa data yang

digunakan reliabel, sehingga dari pengujian validitas dan reliabilitas disimpulkan

data pada penelitian ini valid dan reliabel.

4.6 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
80

data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas

menggunakan Normal Probability Plot (P-Plot)

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa dalam grafik normal p-

plot terlihat titik menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebarannya

tidak terlalu jauh atau melebar. Dapat dikatakan bahwa model regresi

sesuai normalitas dan layak digunakan. Selain itu, uji statistik lain yang

dapat digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistic non-

parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai signifikansi dari

pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 maka data

berdistribusi normal. (Ghozali, 2011).

Tabel. 4.9 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 79
Normal Mean 0E-7
a,b
Parameters Std. Deviation 5,14894228
81

Absolute ,105
Most Extreme
Positive ,095
Differences
Negative -,105
Kolmogorov-Smirnov Z ,937
Asymp. Sig. (2-tailed) ,344

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan uji statistik normalitas pada tabel diatas, menunjukkan

bahwa Kolmogorov-Smirnov dengan signifikansi 0,344 lebih besar dari

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdstribusi normal.

2. Uji Linearitas

Tabel 4.10 Uji Linearitas

No Variabel Sig. Deviation Sig. 0,05 Keterangan


from linearity
1 Kepemimpinan 0,290 0,05 Linear
Transformasional
2 Komitmen Kerja 0,350 0,05 Linear

Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa pada variabel kepemimpinan

transformasional nilai Sig.deviation from linearity sebesar 0,290 > 0,05

dan nilai Sig.deviation from linearity variabel komitmen kerja 0,350 >

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapt hubungan yang linear antara

dua variabel bebas yaitu variabel kepemimpinan transformasional dam

komitmen kerja dengan variabel terikat yaitu kinerja ASN.

3. Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi adanya problem multikoniearitas, maka dapat

dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor


82

(VIP) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.11

menunjukkan hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini.

Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistisc

Model Tolerance VIF


X1 0,924 1,082
X2 0,924 1,082
Tabel 4.11 di atas terlihat bahwa nilai tolerance dari tiap variabel lebih

dari 0,10 dan nilai VIF dari tiap variabel kurang dari 10, dapat diartikan

bahwa pada kedua variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas dan dapat

digunakan pada penelitian ini.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang di tunjukkan

pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas


83

Berdasarkan gambar 4.2 grafik scatterplot menunjukkan bahwa data

tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak

terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini

berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi,

sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja ASN

tetap berdasrkan variabel yang mempengaruhi, yaitu kepemimpinan

transformasional dan komitmen kerja.

4.7 Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

4.7.1 Hasil Regresi Linear Berganda

Berdasarkan deskripsi data kepemimpinan transformasional, komitmen

kerja dan kinerja ASN maka analisis pengaruh dilakukan menggunakan

program komputer dengan aplikasi SPSS versi 20.0 dan diperoleh hasil

sebagaimana terlampir, selanjutnya dibuatkan rekapitulasi yang dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.12. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


84

Variabel Koefisien Thitung (df=33) Nilai


Regresi signifikansi
Kepemimpinan 0,340 0,138 0,016
transformasional
Komitmen kerja 0,544 0,151 0,001
Nilai konstanta (a) 31,301
Nilai R (korelasi) 0.504
R squere (determinasi) 0,254
Nilai F 12,941
Sig. F 0,000
Sumber : Data primer, Tahun 2020

1. Persamaan regresi

Berdasarkan analisis regresi pada tabel 4.12, maka persamaan

regresi linear berganda dapat dinyatakan sebagai berikut :

Y = 31,301 + 0,340 X1 + 0,544 X2

Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut :

a. Konstanta (a) sebesar 31,301 dengan tanda positif

b. Koefisien regresi variabel kepemimpinan transformasional

sebesar 0,340 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel

kepemimpinan transformasional sebesar 1 satuan maka terjadi

kenaikan kinerja ASN pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Sulawesi Tenggara.

c. Koefisien regresi variabel komitmen kerja sebesar 0,544

menyatakan bahwa setiap penambahan variabel komitmen kerja

sebesar 1 satuan maka terjadi kenaikan kinerja ASN pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Koefisien korelasi
85

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.12, koefisien korelasi

antara kepemimpinan transformasioanal, komitmen kerja dan

kinerja ASN sebesar 0,504, yang berarti bahwa terdapat hubungan

yang kuat dan positif. Artinya bahwa dengan baiknya

kepemimpinan transformasional, komitmen kerja maka dapat

meningkatkan kinerja ASN pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini di dasarkan pada kriteria

koefisien korelasi sebagai berikut :

0-0,25 : Korelasi sangat lemah

0,25-0,5: Korelasi cukup

0,5-0,75: Korelasi kuat

0,75-1 : Korelasi angat kuat (Sumber : Jonathan,2007:35)

3. Koefisien determinasi

Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien determinasi yang

diperoleh sebesar 0,254. Hal ini berarti bahwa variasi perubahan

kinerja ASN pada Dinas Pendididkan dan Kebudayaan Provinsi

Sulawesi Tenggara ditentukan oleh variabel kepemimpinan

transformasional dan komitmen kerja sebesar 0,254 dan selebihnya

ditentukan oleh variabel lain.


86

4.8 Pengujian Hipotesis

1. Hasil Pengujian Model Secara Simultan (Uji F)

Pengujian statistik adalah apakah kepemimpinan transformasional

dan komitmen kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

ASN pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi

Tenggara. Hal ini ditunjukan oleh hasil uji F pda tingkat kepercayaan

95% atau taraf nyata α = 0,05, dimana Fsign = 0,000 < 0,05. Secara

simultan kepemimpinan transformasional dan komitmen kerja

berpengaruh secara signifikansi terhadap kinerja ASN pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Atas dasar

ini maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima karena

terbukti kebenarannya.

2. Hasil Pengujian Model Secara Parsial

Pengujian secara parsial (Uji t) dilakukan dengan

membandingkan nilai signifikansi t (tsign) dengan nilai alpha (α = 0,05)

pada tingkat kepercayaan 95%.

a. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kepemimpinan

transformasional (X1) signifikan terhadap kinerja ASN (Y) yang

ditunjukkan nilai signifikansi 0,016 < 0,05 sehingga hipotesis yang

diajukan dapat diterima.

b. Hasil pengujian hipotesis bahwa komitmen kerja (X 2) berpengaruh

signifikan terhadap kinerja ASN (Y) yang ditunjukkan tsig = 0,001 <

0,05 sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima.


87

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian

4.9.1 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen Kerja

Terhadap Kinerja ASN pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Sulawesi Tenggara

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan

transformasional dan komitmen kerja berpengaruh positiif dan

signifikan terhadap kinerja ASN sehingga dengan ditingkatnya

kepemimpinan transformasional dan komitmen kerja maka kinerja pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara akan

meningkat.

Kepemimpinan transformasional dan komitmen kerja merupakan

salah satu faktor penting dalam meningkatkan kinerja pegawai, karena

kedua hal tersebut mempengaruhi secara langsung terhadap pegawai

dalam menyelesaikan pekerjaannya. Oleh karena itu peningkatan

kinerja pegawai yang tinggi pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Sulawesi Tenggara akan dicapai dengan meningkatkan

kepemimpinan transformasional dan komitmen kerja.

Peningkatan pengaruh ideal, pemberian motivasi yang inspirasi,

stimulasi intelektual yang baik dan pemberian perhatian yang bersifat

individual maka akan berdampak pada peningkatan kinerja pegawai.

Selanjutnya pada komitmen kerja yang baik akan meningkatkan kinerja

pegawai di dukung oleh kesesuaian orientasi hidup dengan pekerjaan,


88

perhatian terhadap pekerjaan, besarnya waktu yang diluangkan untuk

pekerjaan dan kesediaan untuk selalu terlibat dalam pekerjaan.

Hasil penelitian penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Adi Rahmat (2018) mengemukakan bahwa

kepemimpinan transformasional dan komitmen kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja.

4.9.2 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja ASN

pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi

Tenggara

Hasil pengujian dalam penelitian ini membuktikan bahwa

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja ASN. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa kepemimpinan transformasional mempengaruhi peningkatan

kinerja pegawai. Artinya semakin kemimpinan transformasional maka

akan semakin baik pula kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Robbins dan Judge (2007:417) gaya kepemimpinan

transformasional adalah pemimpin yang memberikan ransangan

intelektual yang di individualkan dan memiliki kharisma. Dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional merupakan

pemimpin yanng kharismatik dan mempunyai peran sentral serta

srtategi dalam membawa organisasi untuk mencapai tujuannya.

Pimpinan transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk


89

menyamakan visi dengan bawahan, serta mempertinggi kebutuhan

bawahan pada tingkat yang lebih tinggi.

Kepemimpinan transformasional didukung dengan peningkatan

pengaruh ideal, memberikan motivasi yang inspirasi, stimulasi

intelektual yang baik dan memberikan perhatian yang bersifat

individual maka akan berdampak pada kinerja pegawai.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh Sekar Nindita

Adila Putri dan Dadang Iskandar (2014) yang mengemukakan bahwa

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai.

4.9.3 Pengaruh Komitmen Kerja terhadap kinerja ASN pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara

Hasil pengujian dalam penelitian ini membuktikan bahwa

komitmen kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

ASN. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa komitmen

kerja mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai. Artinya semakin

komitmen kerja maka akan semakin baik pula kinerja pegawai pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui kuesioner,

maka kondisi objektif untuk variabel komitmen kerja yang

dimaksudkan dalam penelitian ini diukur dengan 4 indikator, yaitu

kesesuaian orientasi hidup dengan tugas/pekerjaan dimana pegawai

merasa pengetahuan yangi dimiliki telah sesuai dengan pekerjaan yang


90

dilakukan, perhatian terhadap tugas/pekerjaan dengan tingginya rasa

tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan, besarnya waktu yang

di luangkan untuk pekerjaan dilihat dari kesediaan pegawai untuk

meluangkan waktunya dalam pekerjaan dan kesediaan untuk selalu

terlibat dalam pekerjaan dimana pegawai bersedia memberikan ide saat

menyelesaikan pekerjaan serta partisipasi pegawai dalam kegiatan yang

di selenggarakan instansi.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh Sekar Nindita

Aditya Ari Wibowo (2017) yang mengemukakan komitmen kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

kepemimpinan transformasional dan komitmen kerja terhadap kinerja ASN pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan transformasional dan komitmen kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja ASN pada Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa semakin baik

kepemimpinan transformasional dan komitmen kerja maka kinerja pegawai

akan meningkat.

2. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja ASN pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi

Sulawesi Tenggara. Artinya semakin baik kepemmpinan transformasional

makakinerja pegawai akan semakin meningkat.

3. Komitmen kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja ASN

pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Artinya semakin baik komitmen kerja maka kinerja pegawai akan semakin

meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat diajukan

saran sebagai berikut :


92

1. Diharapkan untuk Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi

Sulawesi sTenggara agar lebih meningkatkan dan memperhatikan variabel

kepemimpinan transformasional, karena masih ada beberapa pegawai yang

merasa kurang adanya perhatian individual yang di berikan pimpinan.

2. Bagi para pegawai agar lebih meningkatkan komitmen dalam bekerja

terutama pada indikator kesesuain orientasi hidup dengan pekerjaan,

karena masih ada beberapa pegawai yang merasa pengetahuan dan

kepribadian yang dimiliki belum sesuai dengan lingkungan pekerjaan.

3. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menambah variabel lain

yang dapat dijadikan indikator dalam penelitian lanjutan. Hal ini karena

masih adanya variabel-variabel yang belum ditemukan penulis yang masih

memiliki hubungan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja.

Anda mungkin juga menyukai