Anda di halaman 1dari 4

ANALISA TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Fitria

Nim : R014201018

Judul tindakan : pemasangan NGT

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Kasus 3
Seorang laki-laki berusia 58 tahun dirawat di ruang prenyakit dalam dengan stroke. Hasil
pengkajian ditemukan porsi makan tidak pernah dihabiskan, dan jika diberikan makan
makanan lama dikunyah kadang pada saat makan pasien tersedak. Setelah screening disfagia
+ (gangguan otot menelan). Identifikasi dan analisis tindakan apa yang dilakukan pada kasus
diatas.

PEMBERIAN NUTRISI MELALUI SELANG NASOGATRIK TUBE (NGT)

A. Tindakan
Tindakan yang dikerjakan adalah pemberian nutrisi melalui pipa nasogatrik
(NGT) pada Tn. H berusia 58 tahun.
B. tujuan terhadap tindakan
Tindakan pemberian nutrisi melalui NGT adalah memperbaiki / memperhatikan
status nutrisi klien.
C. Teori tentang tindakan
Pemberian nutrisi melalui selang NGT dilakukan untuk memperbaiki dan
mempertahankan status nutrisi klien. Adapun prinsip dalam memberikan nutrisi melalui
NGT :
1. Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair, makanan yang diblender
halus, formula khusus enteral
2. Residu lambung harus dicek memberikan makanan. Residu >50 cc, tunda
pemberian sampai 1 jam. Jika setelah 1 jumlah residu masih tetap, lapor ke
dokter yang merawatnya untuk program selanjutnya.
3. Hindari mendorong makanan untuk mencegah iritasi lambung. Kecepatan
yang direkomendasikan adalah pemberian dengan ketinggian ± 45 cm dari
abdomen
4. Perhatikan interaksi obat dengan makanan,terutama susu
Langkah – langkah yang dilakukan untuk pemberian nutrisi melalui NGT yaitu :
1) Siapkan alat dan bahan, perkenalkan diri kepada pasien dan beri penjelasan tentang
prosedur, cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
2) Posisikan pasien dengan kepala dielevasi 30o hingga 45o atau sebisa mungkin
mendekati posisi duduk.
3) Cek kembali posisi NGT apakah berada pada tempatnya atau tidak.
4) Hubungkan selang NGT dengan spuit berukuran 50 cc.
5) Lakukan aspirasi cairan lambung dengan mengggunakan spuit untuk menghitung sisa
residu cairan lambung.
6) Lepaskan penghisap dari spuit, bilas selang NGT dengan menggunakan 30 ml air
(pada dewasa).
7) Tuangkan makanan cair ke dalam spuit. Atur kecepatan masuknya ke dalam selang
dengan mengatur ketinggian spuit. Biarkan cairan mengalir dengan sendirinya. Jangan
mendorong dengan menggunakan pendorong spuit.
8) Setelah makanan habis diberikan, bilas menggunakan 30-60 ml air dan biarkan
mengalir dengan sendirinya.
9) Jika pemberian makanan telah usai, tutup kembali selang NGT dan atur posisi pasien
agar nyaman.
10) Bersihkan semua alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan dan lakukan cuci
tangan.
D. Hasil tindakan
Dalam pelaksanaan pemberian nutrisi melalui NGT terdapat beberapa yang harus
diperhatikan mulai dari persiapan alat sampai dokumentasi tindakan. Namun, dalam
pelaksanaan terdapat tindakan yang tidak dilakukan sesuai dengan prosedur yaitu tidak
melakukan aspirasi cairan lambung untuk menghitung sisa residu cairan lambung.
E. Analisa tindakan
Dalam melakukan setiap tindakan hal yang harus diperhatikan mulai dari
memvalidasi identitas pasien, persiapan alat, prosedur tindakan sampai dokumentasi
tindakan. Namun pada tindakan pemberian nutisi melalui NGT ada prosedur yang tidak
dilakukan yaitu tidak mengaspirasi cairan lambung agar dapat menghitung residu
lambung sebelum pemberian nutrisi klien. Penelitian yang dilakukan Purnomo,
Setiyarini, dan Effendy (2006) menyatakan bahwa bila jumlah volume residu lambung
lebih dari 200 ml maka tunda pemberian nutrisi pada klien. Dan cek setelah 1 satu jam
jika volume residu lambung kurang dari 200 ml maka barulah bisa diberikan nutrisi
kepada klien.
F. Hambatan
Pada prosedur pemberian nutrisi melalui NGT, tidak ada hambatan yang berarti.
G. Kesimpulan dan Saran
Tindakan pemberian nutrisi melalui NGT pada klien yang harus diperhatikan juga
aspiran cairan lambung untuk mengetahui jumlah volume residu lambung dan
pengecekan bising usus sebelum dan sesudah pemberian nutrisi diberikan kepada klien.

REFERENSI

Purnomo, R., Setiyarini, S., & Effendy, C. (2006). Gambaran pemberian nutrisi enteral pada
pasien dewasa. Berita kedoteran masyarakat, 22(1).

Anda mungkin juga menyukai