Anda di halaman 1dari 72

Nomor : 43/HLC/SRTPWN/2013 Jakarta, 21 Juni 2013

Lampiran :

Kepada Yth :
Pokja ULP Pengadaan Jasa Konsultansi
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan
Di Tangerang Selatan

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis Perencanaan Simplified Kecamatan Pondok Aren TA
2014

Sehubungan dengan pengumuman hasil evaluasi prakualifikasi pekerjaan Perencanaan Simplified


Kecamatan Pondok Aren TA 2014 tanggal 13 Juni 2013 dan setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen
Pemilihan (dan Addendum Dokumen Pemilihan) dan Berita Acara Pemberian Penjelasan, dengan ini kami
mengajukan penawaran Administrasi dan Teknis untuk pekerjaan Perencanaan Simplified Kecamatan
Pondok Aren TA 2014.

Penawaran Administrasi dan Teknis ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender.

Penawaran ini berlaku selama 35 (Tiga Puluh Lima) Hari Kalender sejak pembukaan dokumen penawaran.

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan :

1. Dokumen Penawaran Teknis, terdiri dari :


a. Data Pengalaman Perusahaan, terdiri dari :
1) Data Organisasi Perusahaan
2) Daftar Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir
3) Uraian Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir
b. Pendekatan dan Metodologi, terdiri dari :
1) Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja
2) Uaraian pendekatan, metodologi dan program kerja
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan
4) Komposisi tim dan penugasan
5) Jadwal penugasan tenaga ahli
c. Kualifikasi Tenaga Ahli, terdiri dari :
1) Daftar Riwayat Hidup personil yang diusulkan
2) Surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan dari personil yang diusulkan

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan

PT. HESA LARAS CEMERLANG

Ir. HERI KHOERI, MT.


Direktur Utama
1. DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

A.1. DATA ORGANISASI PERUSAHAAN


PT. HESA LARAS CEMERLANG adalah suatu perusahaan yang bergerak di
bidang jasa konsultansi perencanaan dan pengawasan dan manajemen
konstruksi.

PT. HESA LARAS CEMERLANG mempunyai staf-staf perusahaan yang


potensial serta tenaga-tenaga ahli yang handal dan berpengalaman
dibidangnya dengan disiplin ilmu yang tinggi. Dengan adanya dukungan para
tenaga ahli tersebut maka PT. HESA LARAS CEMERLANG berani bersaing
secara kompetitif dalam bidang jasa konsultansi.

Sejak berdiri hingga sekarang, PT. HESA LARAS CEMERLANG telah terdaftar
di dalam wadah Organisasi Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO)
dan selalu memberikan suatu inspirasi-inspirasi baru untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pembangunan di segala bidang dengan mengandalkan
teknologi-teknologi yang modern dan memperhatikan ketepatan waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh owne atau pengguna jasa.

Dengan demikian PT. HESA LARAS CEMERLANG selalu memberikan kepuasan


hasil pekerjaan kepada owner atau pengguna jasa baik di Instansi Pemerintah
maupun dikalangan Pihak Swasta.

Pengurus perusahaan yang bertanggung jawab penuh terhadap manajemen


perusahaan adalah sebagai berikut :

Direktur Utama : IR. HERI KHOERI, MT

Dalam menjalankan perusahaan ini pengurus perusahaan selalu berpatokan


pada ISO 9001 sehingga kualitas selalu menjadi patokan yang paling utama.
Manajeman perusahaan selalu mengacu pada struktur organisasi seperti
terlihat pada gambar 1.1. Struktur organisasi tersebut dengan menggunakan
sistem staf dan garis. Hubungan timbal balik antara pengurus dan karyawan
berjalan dengan harmonis karena berlakunya sistem open management.
DIREKTUR

SEKERTARIS

DIVISI DIVISI MANAGER MANAGER


TEKNIK LINGKUNGAN ADMINISTRASI PERSONALIA

TENAGA TENAGA STAF STAF


AHLI AHLI

Gambar 1.1. Struktur Organisasi

Organisasi pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Simplified Desain Jalan


Kecamatan Pondok Aren terdiri atas hubungan dalam lingkup Konsultan
Pengawas yang membawahi para tenaga ahli yang dipimpin oleh Team
Leader merangkap sebagai tenaga ahli yang dapat berhubungan dalam
kerangka koordinasi dengan tim teknis. Dalam lingkup pemberi pekerjaan
Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air kota Tangerang Selatan secara
langsung berhubungan dengan Konsultan dalam melakukan koordinasi teknis
melalui tim teknis.
PT. HESA LARAS CEMERLANG DINAS BINA MARGA DAN SUMBER
DAYA AIR

TEAM LEADER TIM TEKNIS

SUPERVISION ENGINEER INSPECTOR

STAF PENDUKUNG

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan


DAFTAR PENGALAMAN PT. HESA LARAS CEMERLANG
Pengguna Jasa/ Sumber Nama Paket Lingkup Nilai Mitra
No. Periode Orang/ Bulan
Dana Pekerjaan Layanan Kontrak Kerja

1 2 3 4 5 6 7 8

Jasa Nasehat/ Pra-


Pendataan dan investigasi Kondisi
Dinas Bina Marga dan Sumber Disain dan Disain
1 Jembatan Pada Ruas Jalan Kota 22-Aug-11 15-Nov-11 8 195.000.000 -
Daya Air Enjiniring Pekerjaan
Tangerang Selatan
Teknik Sipil
Jasa Nasehat/ Pra-
Direktorat Jenderal Sumber
DED DownStream Bendung D.I. Disain dan Disain
2 Daya Air, Satker Balai Wilayah 12-Sep-11 11-Dec-11 7 182.730.000 -
Jamuan Enjiniring Pekerjaan
Sungai Sumatera I
Teknik Sipil
Perencanaan Jembatan Austral Byna –
3 PT. Trisula Kencana Sakti Jasa Sipil 13-Aug-09 26-Oct-09 7 275.000.000 -
Muara Teweh – Kalimantan Tengah
Jasa Nasehat/ Pra-
Disain dan Disain
Perencanaan Teknis Jembatan Di Pulau
4 P2JJ Provinsi Maluku Enjiniring Pekerjaan 2-Sep-08 2-Dec-08 8 312.000.000 -
Buru
Teknik Sipil
Transportasi
Jasa Nasehat/ Pra-
Disain dan Disain
Dinas PU. Bina Marga, Pemprov Pendataan Ruas Jalan Provinsi (Leger)
5 Enjiniring Pekerjaan 25-May-07 24-Nov-07 9 348.567.000 -
Sumsel Paket 2
Teknik Sipil
Transportasi

SNVT Perencanaan & Jasa Nasehat/ Pra-


Pengawasan Jalan dan Perencanaan Teknis Jalan (DED) Disain dan Disain
6 Jembatan Provinsi Kalsel, Halong-Sengayam (Paket-1) sepanjang Enjiniring Pekerjaan 8-Mar-07 8-Dec-07 7 231.188.100 -
Direktorat Jenderal Bina Marga, 44 km Teknik Sipil
Departemen Pekerjaan Umum Transportasi

Jasa Nasehat/ Pra-


Perencanaan Teknis Jalan Jalur Sorong - Disain dan Disain
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi
7 Seget, Sorong - Seget Papua, Dinas Enjiniring Pekerjaan 11-Jul-06 11-Dec-06 10 716.595.000 -
Papua
Pekerjaan Umum Propinsi Papua Teknik Sipil
Transportasi
Jasa Nasehat/ Pra-
Direktorat Jalan Bebas
Disaindan Disain
Hambatan dan Jalan Kota Study Kelayakan (FS) Simpang Tak
8 Enjiniring Pekerjaan 9-Jun-06 9-Dec-06 8 257.960.000 -
Direktorat Jenderal Bina Marga Sebidang Rawa Buaya Jakarta
Teknik Sipil
Departemen Pekerjaan Umum
Transportasi
Jasa Nasehat/ Pra-
Direktorat Jalan Bebas
Disain dan Disain
Hambatan dan Jalan Kota
9 Perencanaan Simpang Sebidang 2005 Enjiniring Pekerjaan 15-Sep-05 15-Oct-05 9 157.650.000 -
Direktorat Jenderal Bina Marga
Teknik Sipil
Departemen Pekerjaan Umum
Transportasi
Dinas Bina Marga dan Sumber Perencanaan Simplified Design Wilayah
10 Perencanaan Jalan 9-Jul-12 8-Nov-12 8 152.165.000 -
Daya Air Kec. Pondok Aren
URAIAN PENGALAMAN PERUSAHAAN
PT. HESA LARAS CEMERLANG
1 Pengguna Jasa : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Satker Balai Wilayah Sungai
Sumatera I
2 Nama Paket Pekerjaan :
DED DownStream Bendung D.I. Jamuan
3 Lingkup Produk Utama : Jasa Nasehat/ Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil
4 Lokasi Pekerjaan : Aceh
5 Nilai Kontrak (Rp) : 182.730.000
6 No. Kontrak : HK.02.03/26/PPK.2011 12-Sept-11
7 Waktu Pelaksanaan (bulan) : 3
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Indonesia 7 Orang/Bulan
10 Perusahaan Mitra Kerja : Jumlah Tenaga Ahli (Orang/Bulan)
Asing Indonesia
a. (Nama Perusahaan)

Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Orang/Bulan
a Team Leader Teknik Sipil 1
b Ahli Perkerasan Teknik Sipil
c Ahli Struktur Teknik Sipil 1
d Ahli Drainase Teknik Sipil 1
e Cost & Quantity Eng. Teknik Sipil 1
f Surveyor Teknik Sipil 2
g Juru Gambar Teknik Sipil 1
1 Pengguna Jasa : Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
2 Nama Paket Pekerjaan : Pendataan dan investigasi Kondisi Jembatan Pada Ruas Jalan Kota
Tangerang Selatan
3 Lingkup Produk Utama : Jasa Nasehat/ Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil
4 Lokasi Pekerjaan : Tangerang Selatan
5 Nilai Kontrak (Rp) : 195.000.000
6 No. Kontrak : 027.1/PRC/25/DBSA/IV/2011
7 Waktu Pelaksanaan (bulan) : 3
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Indonesia 8 Orang/Bulan
10 Perusahaan Mitra Kerja : Jumlah Tenaga Ahli (Orang/Bulan)
Asing Indonesia
a. (Nama Perusahaan)

Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Orang/Bulan
a Team Leader Teknik Sipil 1
b Ahli Perkerasan Teknik Sipil
c Ahli Jalan Raya Teknik Sipil 1
d Ahli Drainase Teknik Sipil 1
e Cost & Quantity Eng. Teknik Sipil 1
f Surveyor Teknik Sipil 4
g Juru Gambar Teknik Sipil
1 Pengguna Jasa :
Dinas PU. Bina Marga, Pemprov Sumsel
2 Nama Paket Pekerjaan :
Pendataan Ruas Jalan Provinsi (Leger) Paket 2
3 Lingkup Produk Utama : Jasa Nasehat/ Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi
4 Lokasi Pekerjaan :
Palembang - SUMSEL
5 Nilai Kontrak (Rp) : 348.567.000
6 No. Kontrak :
620/LGR/BPPT/02/V/2007 25-Mei-07
7 Waktu Pelaksanaan (bulan) :
6
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Indonesia 9 Orang/Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja : Jumlah Tenaga Ahli (Orang/Bulan)


Asing Indonesia
a. (Nama Perusahaan)

Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Orang/Bulan
a Team Leader Teknik Sipil 1
b Ahli Perkerasan Teknik Sipil
c Ahli Jalan Raya Teknik Sipil 2
d Ahli Drainase Teknik Sipil
e Cost & Quantity Eng. Teknik Sipil 1
f Surveyor Teknik Sipil 4
g Juru Gambar Teknik Sipil 1
1 Pengguna Jasa :
PT. Trisula Kencana Sakti
2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Jembatan Austral Byna – Muara Teweh – Kalimantan
Tengah
3 Lingkup Produk Utama :
Jasa Sipil
4 Lokasi Pekerjaan :
Kalimantan Tengah
5 Nilai Kontrak (Rp) : 275.000.000
6 No. Kontrak :
015/SPK/OPS/TKS 13-Agt-09
7 Waktu Pelaksanaan (bulan) :
2
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Indonesia 7 Orang/Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja : Jumlah Tenaga Ahli (Orang/Bulan)


Asing Indonesia
a. (Nama Perusahaan)

Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Orang/Bulan
a Team Leader Teknik Sipil 1
b Ahli Perkerasan Teknik Sipil
c Ahli Jembatan Teknik Sipil 1
d Ahli Drainase Teknik Sipil 1
e Cost & Quantity Eng. Teknik Sipil 1
f Surveyor Teknik Sipil 2
g Juru Gambar Teknik Sipil 1
1 Pengguna Jasa : Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Kota Direktorat Jenderal
Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum
2 Nama Paket Pekerjaan :
Perencanaan Simpang Sebidang 2005
3 Lingkup Produk Utama : Jasa Nasehat/ Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi
4 Lokasi Pekerjaan :
DKI Jakarta
5 Nilai Kontrak (Rp) : 157.650.000
6 No. Kontrak :
PSS-JKT/MCBP-HLC/IX/2005 15-Sept-05
7 Waktu Pelaksanaan (bulan) :
1
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Indonesia 9 Orang/Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja : Jumlah Tenaga Ahli (Orang/Bulan)


Asing Indonesia
a. (Nama Perusahaan)

Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Orang/Bulan
a Team Leader Teknik Sipil 1
b Ahli Perkerasan Teknik Sipil 1
c Ahli Jalan Raya Teknik Sipil 1
d Ahli Drainase Teknik Sipil 1
e Cost & Quantity Eng. Teknik Sipil 1
f Surveyor Teknik Sipil 3
g Juru Gambar Teknik Sipil 1
1 Pengguna Jasa :
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
2 Nama Paket Pekerjaan :
Perencanaan Simplified Design Wilayah Kec. Pondok Aren
3 Lingkup Produk Utama :
Perencanaan Jalan
4 Lokasi Pekerjaan :
Tangerang Selatan
5 Nilai Kontrak (Rp) : 152.165.000
6 No. Kontrak :
027.1/PRC/3-005/DBMSDA/VII/2012
7 Waktu Pelaksanaan (bulan) :
4
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Indonesia 8 Orang/Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja : Jumlah Tenaga Ahli (Orang/Bulan)


Asing Indonesia
a. (Nama Perusahaan)

Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Orang/Bulan
a Team Leader Teknik Sipil 1
b Ahli Perkerasan Teknik Sipil
c Ahli Jalan Raya Teknik Sipil 1
d Ahli Drainase Teknik Sipil 1
e Cost & Quantity Eng. Teknik Sipil
f Surveyor Teknik Sipil 4
g Juru Gambar Teknik Sipil 1
1 Pengguna Jasa : SNVT Perencanaan & Pengawasan Jalan dan Jembatan Provinsi Kalsel,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum
2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Teknis Jalan (DED) Halong-Sengayam (Paket-1)
sepanjang 44 km
3 Lingkup Produk Utama : Jasa Nasehat/ Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi
4 Lokasi Pekerjaan :
Provinsi Kalimantan Selatan
5 Nilai Kontrak (Rp) : 231.188.100
6 No. Kontrak :
KU.08.08/P2JJ-KS/PR-01/III-07 8-Mar-07
7 Waktu Pelaksanaan (bulan) :
9
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Indonesia 7 Orang/Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja : Jumlah Tenaga Ahli (Orang/Bulan)


Asing Indonesia
a. (Nama Perusahaan)

Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Orang/Bulan
a Team Leader Teknik Sipil 1
b Ahli Perkerasan Teknik Sipil
c Ahli Jalan Raya Teknik Sipil 1
d Ahli Drainase Teknik Sipil 1
e Cost & Quantity Eng. Teknik Sipil
f Surveyor Teknik Sipil 3
g Juru Gambar Teknik Sipil 1
1 Pengguna Jasa :
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Papua
2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Teknis Jalan Jalur Sorong - Seget, Sorong - Seget Papua,
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Papua
3 Lingkup Produk Utama : Jasa Nasehat/ Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi
4 Lokasi Pekerjaan :
Papua
5 Nilai Kontrak (Rp) : 716.595.000
6 No. Kontrak :
06/KONTR-OTR-OTSUS/JSS/2006 11-Jul-06
7 Waktu Pelaksanaan (bulan) :
5
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Indonesia 10 Orang/Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja : Jumlah Tenaga Ahli (Orang/Bulan)


Asing Indonesia
a. (Nama Perusahaan)

Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Orang/Bulan
a Team Leader Teknik Sipil 1
b Ahli Perkerasan Teknik Sipil 1
c Ahli Jalan Raya Teknik Sipil 1
d Ahli Drainase Teknik Sipil 1
e Cost & Quantity Eng. Teknik Sipil 1
f Surveyor Teknik Sipil 4
g Juru Gambar Teknik Sipil 1
1 Pengguna Jasa :
P2JJ Provinsi Maluku
2 Nama Paket Pekerjaan :
Perencanaan Teknis Jembatan Di Pulau Buru
3 Lingkup Produk Utama : Jasa Nasehat/ Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi
4 Lokasi Pekerjaan :
Pulau Buru, Provinsi Maluku
5 Nilai Kontrak (Rp) : 312.000.000
6 No. Kontrak :
165.09/IX/2008 2-Sept-08
7 Waktu Pelaksanaan (bulan) :
3
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Indonesia 8 Orang/Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja : Jumlah Tenaga Ahli (Orang/Bulan)


Asing Indonesia
a. (Nama Perusahaan)

Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Orang/Bulan
a Team Leader Teknik Sipil 1
b Ahli Perkerasan Teknik Sipil
c Ahli Jembatan Teknik Sipil 1
d Ahli Drainase Teknik Sipil 1
e Cost & Quantity Eng. Teknik Sipil 1
f Surveyor Teknik Sipil 3
g Juru Gambar Teknik Sipil 1
1 Pengguna Jasa : Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Kota Direktorat Jenderal
Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum
2 Nama Paket Pekerjaan :
Study Kelayakan (FS) Simpang Tak Sebidang Rawa Buaya Jakarta
3 Lingkup Produk Utama : Jasa Nasehat/ Pra-Disaindan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi
4 Lokasi Pekerjaan :
DKI Jakarta
5 Nilai Kontrak (Rp) : 257.960.000
6 No. Kontrak :
032/SPK-S/PKM
7 Waktu Pelaksanaan (bulan) :
6
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Indonesia 8 Orang/Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja : Jumlah Tenaga Ahli (Orang/Bulan)


Asing Indonesia
a. (Nama Perusahaan)

Tenaga Ahli tetap yang terlibat :


Posisi Keahlian Jumlah Orang/Bulan
a Team Leader Teknik Sipil 1
b Ahli Perkerasan Teknik Sipil
c Ahli Jalan Raya Teknik Sipil 1
d Ahli Drainase Teknik Sipil 1
e Cost & Quantity Eng. Teknik Sipil 1
f Surveyor Teknik Sipil 4
g Juru Gambar Teknik Sipil
B.1. TANGGAPAN DAN SARAN ATAS KERANGKA ACUAN KERJA

Konsultan berpendapat bahwa secara umum, materi Kerangka Acuan Kerja


(KAK) yang berfungsi sebagai pedoman bagi konsultan untuk melaksanakan
seluruh proses pelaksanaan pekerjaan ini, cukup ringkas namun jelas.
Penjelasan cakupan pekerjaan dan substansi pekerjaan cukup memadai.
Spesifikasi teknis pekerjaan cukup jelas dan dapat diikuti. Beberapa hal yang
belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah dijelaskan pada saat
Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) sehingga Konsultan dapat lebih
memahami permasalahan.

Kualifikasi dan bidang keahlian personil (Tenaga Ahli dan Tenaga


Pendukung), serta jumlah personil dan jumlah Orang-Bulan yang diperlukan
semua sudah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja, sehingga dalam hal ini
Konsultan tidak perlu lagi menghitung jumlah Orang-Bulan/Man-Month
personil.

Dengan dasar itu, Konsultan telah mencoba menjabarkan kerangka acuan


kerja ini kedalam bentuk rencana dan program kerja. Pemahaman terhadap
sasaran pekerjaan telah dicoba dituangkan dalam bentuk konsepsi
pendekatan penanganan pekerjaan. Diharapkan hal-hal tersebut akan dapat
memperlancar proses pekerjaan yang akan dilaksanakan nanti.

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja tersebut, konsultan juga diharapkan dapat


lebih mudah memahami serta memberikan tanggapannya. baik yang terkait
dengan penyusunan bab-bab selanjutnya, maupun merupakan masukan
untuk lebih mengoptimalkan penugasan konsultan sesuai dengan yang
diharapkan.

Berikut adalah beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja yang


akan ditindaklanjuti pada bab/bagian lain dari proposal teknis ini serta dalam
penyusunan proposal biaya, yaitu:

1. Materi Kerangka Acuan Kerja beserta lampiran-lampirannya yang diberikan


sudah memberikan uraian yang cukup jelas dan bisa dimengerti serta diikuti.
2. Kualifikasi dan bidang keahlian personil (Tenaga Ahli dan Tenaga
Pendukung) serta jumlah personil dan jumlah Orang-Bulan yang ditetapkan
kerangka acuan kerja sudah memadai untuk menghasilkan keluaran
pekerjaan yang matang, terencana dan efisien.

3. Di dalam Kerangka Acuan Kerja beserta Berita Acara Penjelasan/Aanwijzing,


telah dilampirkan daftar item/komponen pekerjaan lengkap dengan
kuantitasnya, sehingga memudahkan bagi konsultan dalam menyusun
proposal biaya

4. Sesuai dengan poin 2 dan 3, konsultan akan menyusun penawaran biaya


dengan cermat, realistis dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga biaya
yang ditawarkan konsultan untuk melaksanakan kegiatan ini tidak melampaui
Pagu Dana.

5. Waktu pelaksanaan pekerjaan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender
sudah cukup untuk melaksanakan pekerjaan ini.

6. Personil dilapangan yang dibutuhkan sudah lebih dari cukup, yang paling
penting agar terjalin koordinasi yang baik antara tim pengawas, kontraktor
pelaksana dan direksi pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil yang optimal.

7. Faktor lain yang dianggap lebih menentukan adalah proses koordinasi dengan
direksi pekerjaan, Karena tanpa proses ini pekerjaan tidak mungkin dapat
berjalan dengan lancar.
B.2. URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

Gambaran Umum Wilayah Kegiatan

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada
titik koordinat 106'38' - 106'47’ Bujur Timur dan 06'13'30' - 06'22'30' Lintang
Selatan dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat
puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19
Km2 atau 14.719Ha.

Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang
 Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

Wilayah Kota Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh Kali Angke, Kali
Pesanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di
sebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan
dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan
peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga
provinsi DKI Jakarata, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan
Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota Tangerang
Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi
Banten dengan Provinsi Jawa Barat.

Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)


Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah
dan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata
0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl.
Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :
 Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, Kecamatan
Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan
Kecamatan Serpong Utara.
 Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan
Kecamatan Setu.

Geologi dan Jenis Tanah

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa


kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara
Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan
Ciputat Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah
batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil,
kerakal dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai tingkat kemudahan
dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan
terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan
masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang
Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang
secara umum cocok untuk pertanian /perkebunan. Meskipun demikian,
dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya untuk
kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti
Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung
pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

Keadaan Iklim

Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I


Tangerang pada tahun 2010, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara,
kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata
kecepatan angin. Temperatur udara berada disekitar 23,4°C – 34,2°C
dengan temperatur udara minimum berada di bulan Oktober sebesar 23,4°C
dan temperatur udara maksimum di bulan Februari yaitu sebesar 34,2°C.
Rata-rata kelembaban udara adalah 80,0% sedangkan intensitas matahari
adalah 49,0%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari,
yaitu 264,4 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah
154,9 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan
sebanyak 19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,9
Km/jam dan kecepatan maksimum rata-rata 38,3 Km/jam.

Lokasi Kegiatan, Jangka Waktu, Organisasi dan Sumber Dana

Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan yang termasuk dalam pekerjaan Perencanaan Simplified


Desain Jalan Kecamatan Pondok Aren adalah tersebar di kecamatan Pondok
Aren Kota Tangerang Selatan

Jangka Waktu Pelaksanaan.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini adalah 4 (empat)


bulan atau 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak dtandatanganinya
kontrak jasa konsultan ini.

Organisasi Pekerjaan.

Organisasi pekerjaan atau yang disebut direksi pekerjaan adalah :

Pejabat Pemegang Komitmen Kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi


/Pemeliharaan/Peningkatan Jalan Wilayah III.

Sumber Dana

Biaya kegiatan Pengawasan Teknis Rehabilitasi /Pemeliharaan /Peningkatan


Jalan Wilayah I untuk Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan Teknis
Rehabilitasi/ Pemeliharaan/ Peningkatan Jalan Wilayah III ini bersumber
kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang
Selatan Tahun Anggaran 2013.
Pendekatan Teknik Metodologi dan Program Kerja

Dalam melaksanakan pekerjaan Perencanaan Simplified Desain Jalan


Kecamatan Pondok Aren ini, konsultan akan selalu berpedoman kepada
peraturan dan syarat-syarat yang baku dalam bidang perencanaan konstruksi
yang dikeluarkan oleh Pemerintah c.q. Kementrian pekerjaan Umum. Tim
Pelaksana pekerjaan yang akan ditugaskan dalam menangani pekerjaan ini
akan diisi oleh Tenaga Ahli dan tenada Pendukung yang memiliki kompetensi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuacn Kerja (KAK).

Selama pelaksanaan pekerjaan, konsultan akan secara aktif menjalin


hubungan kerja dan konsultasi dengan semua pihak yang terkait antara lain
Pemerintah Kota Tangerang Selatan c.q. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya
Air, Pihak pengelola kegiatan, dan pihak-pihak lain yang terkait.

Pada dasarnya pelaksanaan pekerjaan perencanaan yang akan dilaksanakan


di lingkungan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air kota Tangerang
Selatan merupakan satu kesatuan pekerjaan yang dikoordinasikan secara
profesional dan dengan manajemen yang terkendali.

Oleh karenanya hubungan kerja antara pihak konsultan dengan Instansi


terkait terutama di lingkungan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air harus
terjalin dengan baik.

Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk studi ini merupakan


pengejawantahan pemahaman konsultan terhadap KAK. Dalam bagian ini
akan dibahas mengenai tahapan, serta metoda analisis pelaksanaan
pekerjaan. Dengan metodologi ini diharapkan bahwa maksud, tujuan,
lingkup, dan hasil yang diharapkan dapat dicapai sesuai dengan kerangka
waktu dan substansi yang disampaikan dalam KAK.

Kota Tangerang Selatan melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
bermaksud meningkatkan prsarana jalan di daerah-daerah yang penting
dengan tujuan:
 Untuk lebih memudahkan dan meningkatkan pengangkutan pada ruas yang
ada di Kota Tangerang Selatan
 Lebih melancarkan dan memudahkan hubungan lalu lintas antar Kota.

Permasalahan dasar tersebut erat kaitannya dengan pelaksanaan rangkaian


perencanaan jalan baru.

Tujuan tersebut selanjutnya dapat dirangkum bahwa penambahan jaringan


jalan perlu disesuaikan dengan kebutuhan wilayah setempat serta jaringan
jalan eksisting sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara hirarki dan fungsi
jalan wilayah Kota Tangerang Selatan

Tahapan Pelaksanaan Studi

Kegiatan dalam studi ini dibagi ke dalam 4 (empat) tahap: Tahap Persiapan,
Tahap Pengumpulan Data, Tahap Analisis dan Tahap Finalisasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(1) Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan meliputi konsolidasi


tim, diskusi awal dengan tim pendamping, pengumpulan data sekunder dan
survey pendahuluan.

 Konsolidasi tim
Konsolidasi tim merupakan wahana bagi staf ahli untuk menyamakan
persepsi dan diterjemahkan kedalam metodologi yang lebih baik dan
sistematis.

 Diskusi awal dengan tim pendamping


Diskusi dengan tim pendamping dilakukan guna menyamakan persepsi
keinginan pemberi tugas dengan pemahaman konsultan sehingga
pelaksanaan kegiatan studi secara keseluruhan bisa lebih baik dan mencapai
sasaran yang hendak dicapai, yakni tersusunnya rekomendasi teknis
geometri, fungsi dan kelas jalan serta tahapan pelaksanaan perencanaan.
Hasil dari diskusi ini adalah tersusunnya materi survey yang diperlukan untuk
menghasilkan data yang reliabel dalam analisis pada kajian ini.
 Survey Pendahuluan
Survey Pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan kondisi eksisting meliputi
kondisi medan, tata ruang di sepanjang trase rencana.

Persiapan

Laporan Pendahuluan

Pengumpulan Data Studi Terdahulu

Pengolahan dan
Analisis Data

Laporan Interim
Penyusunan Layout

Perencanaan Geometri Jalan (Perencanaan Alinyemen


horisontal, vertikal, bangunan pelengkap jalan dan
perlengkapan jalan, Perkerasan Jalan, Volume Pekerjaan Konsep
Laporan Akhir

Penyusunan
Dokumen Tender
Laporan Akhir

Ringkasan
Gambar BOQ RAB RKS Eksekutif
Rencana

Gambar 2.1 Bagan Alir Rencana Kerja


(2) Tahapan Pengumpulan Data

Tahap kedua ini merupakan lanjutan dari tahap selanjutnya, yang mana
kegiatan-kegiatan yang dilakukan terkait dengan tahap persiapan, yakni:

 Survey Pemetaan pada Koridor Rencana Jalan


Survey pemetaan dilakukan untuk mendapatkan peta situasi terkini serta foto
detail di lapangan melalui pengukuran topografi. Hasil survey ini menjadi
masukan pada tahap perancangan geometri jalan serta pada estimasi
volume pekerjaan yang harus dilakukan (pembebasan lahan, pekerjaan
tanah, dll).

 Survey Pendukung Perencanaan Jalan


Survey yang dilakukan untuk mendukung perencanaan jalan adalah seperti
survey penyelidikan tanah, aspek hidrologi, aspek geologi, survey quarry
setempat ataupun terdekat serta harga satuan setempat.

 Desk Study
Desk study dilakukan dengan melakukan kajian literatur khusus perancangan
jalan dengan kondisi geologis daerah Tangerang Selatan yang cenderung
ber-rawa atau memiliki daya dukung tanah yang rendah.

 Pengolahan Data Hasil Survey


Data hasil survey diolah sehingga mendapatkan peta situasi (kontur
sepanjang koridor trase jalan) yang lengkap dengan kondisi tata guna lahan,
infrastruktur eksisting serta potensi geologi di sepanjang koridor rencana.
(3) Tahapan Analisis

Tahap analisis ini merupakan satu tahap sebelum finalisasi yang difokuskan
pada pembuatan perancangan geometri jalan. Berikut ini adalah penjelasan
singkat kegiatan tersebut.

 Perancangan Detail Design Jalan


Perancangan ini dilakukan berdasar pada peta situasi yang sudah diperoleh
dari tahap sebelumnya serta masukan-masukan hasil pengamatan detail
lapangan. Hasil dari perancangan ini adalah Gambar Detail Design Jalan yang
disampaikan pada kertas A1 dan A3 meliputi gambar lokasi studi, titik awal
dan titik akhir, situasi lapangan, alinemen horizontal dan vertikal dan
potongan melintang jalan pada interval minimal per 25 meter (sesuai standar
Bina Marga) dilengkapi dengan data koordinat (X,Y) dan elevasi lapangan
(Z).

 Estimasi Volume Pekerjaan dan Kebutuhan Biaya


Berdasarkan gambar rencana di atas maka dapat diestimasi volume
pekerjaan meliputi Pekerjaan Drainase, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Bahu
Jalan, Pekerjaan Perkerasan Berbutir dan Pekerjaan Lapisan Aspal/Beton
serta estimasi kebutuhan pembebasan lahan. Dari volume tersebut dapat
diestimasi kebutuhan biaya pembangunannnya.

 Penyusunan Rekomendasi
Dengan tersusunnya buku gambar detail design, estimasi biaya serta hasil
kajian transportasi perlu disusun rekomendasi teknis terkait dengan aspek
geometri dan rekomendasi non-teknis berupa tahapan pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.
(4) Tahapan Finalisasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
 Penyempurnaan hasil studi
Hasil kajian perencanaan jalan yang sudah disampaikan melalui rekomendasi
studi di atas perlu kiranya disempurnakan dengan mengakomodasi masukan
tim teknis dan serta hasil pembahasan Laporan Akhir Sementara.

Kebutuhan Data

Pada dasarnya data akan diperoleh dari 2 sumber utama, yakni:

a. Data sekunder: berupa data instansional dari sejumlah instansi terkait


baik di Pusat maupun di Daerah (Dinas PU, Dinas Geologi), data ini
khususnya mengenai data jaringan jalan untuk penentuan spesifikasi jalan
yang akan direncanakan serta kondisi geologi di sepanjang koridor. Untuk
perhitungan biaya pekerjaan dari volume pekerjaan yang dihitung
maka diperlukan data harga-harga bahan dan sewa peralatan.
b. Data Primer: berupa data yang diperoleh dari pengukuran topografi
lapangan serta pengamatan pada titik-titik penting seperti di awal dan
diakhir project serta beberapa lokasi bakal jembatan.
PERENCANAAN TRANSPORTASI

Hal yang harus diperhatikan pada perencanaan transportasi adalah acuan


peraturan yang berlaku mengenai pengadaan jalan. Adapun pengadaan jalan
yang dimaskud mengikuti Pengaturan Mengenai Jaringan Jalan, yang
termuat dalam Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 dan Undang-
Undang No. 38 tahun 2004.

Untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan


menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat
kegiatan. Dalam penjelasan ayat tersebut disampaikan bahwa sistem
jaringan jalan primer bersifat menerus yang memberikan pelayanan lalu
lintas tidak terputus walaupun masuk ke dalam kawasan perkotaan.

Pembangunan jaringan jalan dengan fungsi arteri (tol maupun non-tol)


berkaitan erat dengan perencanaan-perencanaan lainnya yang berlingkup
nasional maupun regional. Beberapa perencanaan yang berlingkup nasional
dan regional sebagai berikut:

a. Perencanaan Pembangunan dalam UU No. 25 Tahun 2004

Prosedur perencanaan pembangunan secara nasional saat ini diatur dalam


UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN). Dalam UU SPPN disebutkan bahwa untuk suatu daerah otonom
(Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kota) terdapat beberapa dokumen
perencanaan yang harus disusun sebagai guidance penyelenggaraan
pemerintahan. Dokumen tersebut antara lain adalah: RPJP (Rencana
Pembangunan Jangka Panjang, 20 tahun), RPJM (Rencana Pembangunan
Jalan Menengah, 5 tahun), dan RKP (Rencana Kerja Pembangunan,
tahunan).

RPJP, RPJM, dan RKP sifatnya multi-sektoral, sehingga untuk setiap


departemen dan lembaga (di Pusat) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) perlu menjabarkan rencana multi-sektoral tersebut untuk lingkup
kegiatannya masing-masing dalam Renstra (Rencana Strategis, 5 tahun)
dan Renja (Rencana Kerja, tahunan).

b. Perencanaan Tata Ruang Wilayah dalam UU No. 26 Tahun 2007

Selain dokumen perencanaan pembangunan tersebut pada SPPN, untuk


perencanaan penataan ruang dan pengembangan infrastruktur wilayah
terdapat dokumen perencanaan berupa RTRW (Rencana Tata Ruang
Wilayah) yang penyusunannya diatur dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. RTRW merupakan strategi dan arahan kebijaksanaan
pemanfaatan ruang wilayah yang menjadi pedoman dalam:

 perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang


 mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antar wilayah serta keserasian antar sektor
 pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan/atau
masyarakat
 koordinasi penataan ruang antar wilayah administrasi.

Untuk level nasional perencanaan penataan ruang didokumentasikan dalam


RTRWN (Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, 25 tahun), dan selanjutnya
untuk level Provinsi dan Kab/Kota didokumentasikan dalam RTRWP (Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, 15 tahun) dan RTRWK (Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten/Kota, 10 tahun).

c. Perencanaan Sistem Transportasi dalam SISTRANAS

Lebih detail, dalam perencanaan jaringan transportasi (sebagai perwujudan


RTRW untuk sektor transportasi) Departemen Perhubungan mengeluarkan
Peraturan Menteri (Permen) pada tahun 2005 tentang SISTRANAS (Sistem
Transportasi Nasional). Dalam SISTRANAS disebutkan bahwa perencanaan
transportasi untuk setiap level penyelenggaraan pemerintahan
didokumentasikan ke dalam TATRANAS (Tataran Transportasi Nasional)
untuk level Nasional, TATRAWIL (Tataran Transportasi Wilayah) untuk level
Pemerintah Provinsi dan TATRALOK (Tataran Transportasi Lokal) untuk level
Pemerintah Kabupaten/Kota.

Tataran-tataran transportasi tersebut adalah suatu tatanan transportasi yang


terorganisasi secara kesisteman, terdiri dari transportasi jalan, transportasi
kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan,
transportasi laut, transportasi udara dan transportasi pipa, yang masing-
masing terdiri dari sarana dan prasarana, yang saling berinteraksi dengan
dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem
pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, yang berfungsi melayani
perpindahan orang dan atau barang antar simpul, antar kota, atau antar
wilayah.

Konteks pengaturan mengenai penyelenggaraan jaringan transportasi


multimoda sangat kental dalam SISTRANAS ini.
Master Plan Tata Ruang

(RTRW-N/P/K)

(UU No. 24 Tahun 1992)

Master Plan Sistem Transportasi

(TATRA-NAS/WIL/LOK)

Rencana Umum Jangka Panjang


Jaringan Jalan

(Ps 54-55 RPP Jalan, ed 24-7-04)

Rencana Jangka Menengah


Jaringan Jalan

(Ps 56 RPP Jalan, ed 24-7-04)

Program Pembangunan Jaringan

LINGKUP TUGAS PENYELENGGARAAN JALAN


Jalan Kegiatan 5 Tahunan dan Jangka Panjang

(Ps 57-58 RPP Jalan, ed 24-7-04)

Rencana Teknik Jalan

(Ps 59-61 RPP Jalan, ed 24-7-04)


Kegiatan Tahunan
Feed-Back

Pelaksanaan Konstruksi Jalan

(Ps 62-67 RPP Jalan, ed 24-7-04)

Pengoperasian dan Pemeliharaan


Jalan

(Ps 71-77 RPP Jalan, ed 24-7-04)

Pengawasan Jalan

(Ps 78-79 RPP Jalan, ed 24-7-04)


Berdasarkan hasil kajian terhadap konsep peran, fungsi, status, serta
kewenangan penyelengaraan jalan dalam PP No. 38 Tahun 2004 tentang
Jalan dapat disimpulkan mengenai definisi karakteristik jalan sebagai berikut:

a. Peran Jalan : jalan sebagai bagian prasarana transportasi sebagai


pendukung kegiatan sosial-ekonomi, prasarana distribusi, pendorong
perkembangan ekonomi, penyeimbang perkembangan antar wilayah, dan
pemersatu wilayah NKRI (sumber: Pasal 5 PP No. 34 tahun 2006)

b. Status dan Fungsi Jalan N/P : fungsi jalan yang masuk ke dalam status
N/P adalah sebagai berikut:
 Fungsi jalan yang termasuk status jalan Nasional adalah jalan arteri dan
jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan
antar ibukota provinsi dan jalan strategis nasional, serta jalan tol
(sumber: Pasal 9 (2) PP 34/2006),
 Fungsi jalan yang termasuk status jalan Provinsi adalah jalan kolektor
dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi (sumber: Pasal 9(3) PP
34/2006),

c. Kewenangan Penyelenggaraan Jalan N/P:


 Kewenangan penyelenggaraan jalan Nasional adalah tanggung jawab
pemerintah Pusat (sumber: Pasal 14(1) PP 34/2006),
 Kewenangan penyelenggaraan jalan Provinsi adalah tanggung jawab
Pemerintah Provinsi (sumber: pasal 15 (1) PP 34/2006),
Penjelasan selanjutnya diterangkan mengenai fungsi jalan yaitu sebagai
jalan primer dan jalan sekunder. Adapun penjelasan jalan primer menurut
UU No. 38 tahun 2004 dan PP 34 Tahun 2006 adalah:

a. Jalan Arteri Primer


 Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam dengan lebar badan
jalan paling sedikit 11 (sebelas) meter
 Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume
lalu lintas rata-rata
 Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal
 Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi sedemikian
rupa sehingga ketentuan sebagaimana dimaksud tetap terpenuhi
 Persimpangan sebidang pada jalan arteri primer dengan pengaturan
tertentu harus memenuhi ketentuan
 Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau
kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.

b. Jalan Kolektor Primer


 Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 40 (empat puluh) kilometer per jam dengan lebar badan
jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter
 Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari
volume lalu lintas rata-rata
 Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan sehingga ketentuan
sebagaimana ketentuan sebagaimana dimaksud tetap terpenuhi
 Persimpangan sebidang pada jalan kolektor primer dengan pengaturan
tertentu harus tetap memenuhi ketentuan
 Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau
kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.

Sedangkan kriteria jalan sekunder berdasarkan UU No. 38 tahun 2004


dan PP 34 Tahun 2006 adalah:

a. Jalan Arteri Sekunder


 Jalan arteri sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling
rendah 30 (tiga puluh) kilometer per jam dengan lebar badan
jalan paling sedikit 11 (sebelas) meter
 Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar
daripada volume lalu lintas rata-rata
 Pada jalan arteri sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas lambat
 Persimpangan sebidang pada jalan arteri sekunder dengan pengaturan
tertentu harus dapat memenuhi ketentuan.

b. Jalan Kolektor Sekunder


 Jalan kolektor sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 20 (dua puluh) kilometer per jam dengan lebar badan
jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter
 Jalan kolektor sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar
daripada volume lalu lintas rata-rata
 Pada jalan kolektor sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas lambat
 Persimpangan sebidang pada jalan kolektor sekunder dengan
pengaturan tertentu harus memenuhi ketentuan.

Ruang milik jalan paling sedikit memiliki lebar sebagai berikut:

a. jalan bebas hambatan 30 (tiga puluh) meter


Lebar 30 (tiga puluh) meter terdiri dari median 3 (tiga) meter,
lebar lajur 3,5 (tiga koma lima) meter, bahu jalan 2 (dua) meter,
saluran tepi jalan 2 (dua) meter, ambang pengaman 2,5 (dua
koma lima) meter, dan marginal strip 0,5 (nol koma lima) meter.

b. jalan raya 25 (dua puluh lima) meter


Lebar 25 (dua puluh lima) meter terdiri dari median 2 (dua) meter,
lebar lajur 3,5 (tiga koma lima) meter, bahu jalan 2 (dua) meter,
saluran tepi jalan 1,5 (satu koma lima) meter, dan ambang pengaman
1 (satu) meter, marginal strip 0,25 (nol koma dua puluh lima) meter.

c. jalan sedang 15 (lima belas) meter

Lebar 15 (lima belas) meter terdiri dari lebar jalur 7 (tujuh)


meter, bahu jalan 2 (dua) meter, saluran tepi jalan 1,5 satu koma
lima) meter, dan ambang pengaman 0,5 (nol koma lima) meter.

d. jalan kecil 11 (sebelas) meter

Lebar 11 (sebelas) meter terdiri dari lebar jalur 5,5 (lima koma
lima) meter, bahu jalan 2 (dua) meter, saluran tepi jalan 0,75 (nol
koma tujuh puluh lima) meter.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Untuk memenuhi maksud dan tujuan kegiatan dalam termin waktu


yang ditetapkan, maka ruang lingkup kegiatan akan meliputi sejumlah
kegiatan seperti yang disampaikan pada beberapa butir berikut :

1). Survey Pendahuluan.

2). Survey Hidrologi.

3). Survey Lingkungan.

4). Topografi dan Pemetaan.

5). Penyelidikan Tanah.

6). Final Detailed Design.

1. Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, konsultan akan


mengadakan konsultasi terlebih dahulu dengan instansi pemberi
kerja yaitu untuk mendapatkan konfirmasi mengenai ruas jalan yang
harus ditangani.

2. Konsultan akan berusaha untuk mendapatkan informasi umum


mengenai kondisi ruas jalan yang akan disurvey sehingga dapat
mempersiapkan hal- hal yang diperlukan dalam pelaksanaann survey
di setiap ruas jalan.

3. Survey Pendahuluan (Reconaissance Survey)

- Menyiapkan peta dasar yang berupa Peta Tophography skala 1 :


100 dan peta-peta pendukung lainnya yang dipakai untuk
menentukan trase jalan.

- Mempelajari lokasi rencana trase jalan dan daerah-daerah


sekitarnya.

- Inventarisasi jalan secara terinci akan dilakukan untuk


menghimpun catatan-catatan yang lengkap mengenai situasi dan
data jalan serta bangunan pelengkap.

4. Survey Geometrik

Tujuan Pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data teknis


mengenai kondisi geometrik dan perkerasan jalan dan simpang yang
bersangkutan. Data yang akan diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :

Lebar perkerasan jalan yang ada (L), dalam meter.

Jenis bahan perkerasan yang ada

Nilai Kekasaran jalan (Road Condition Index/RCI), yang dapat


ditentukan secara visual dengan ketentuan skala sebagai berikut :
Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada
seperti : saluran samping, gorong-gorong, bahu, kerb, kondisi
drainase samping, jarak pagar/bangunan penduduk/tebing ke
pinggir perkerasan.

Tipe simpang dan lebar rata-rata jalan pendekat.

Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan
lokasi yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.

Data yang diperoleh dari pemeriksaan tersebut dicatat dalam


formulir

Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan dan


simpang.

Dokumentasi dilakukan tiap 25 meter segmen jalan dan pada


lokasi- lokasi khusus di sekitar simpang.

Foto ditempel pada formulir tersedia dengan mencantumkan


hal-hal yang diperoleh seperti nomor dan nama ruas jalan, arah
pengambilan foto, tanggal pengambilan foto dan petugas yang
memegang nomor Sta.
5. Inventarisasi Jembatan

Tujuan Pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi


mengenai kondisi jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang
ditinjau.

Informasi yang diperoleh akan dicatat dalam formulir yang


tersedia sebagai berikut :

a. Nama dan lokasi jembatan

b. Dimensi jembatan yang meliputi : bentang, lebar, jenis lantai,


kondisi jembatan dan kebebasan samping.

c. Perkiraan kondisi bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau


pemeliharaan.

d. Data yang diperoleh dicatat dalam formulir.

e. Foto dokumentasi untuk setiap jembatan yang diambil dari


arah memanjang dan melintang serta foto ditempel pada formulir
terlampir.

6. Survey Topography

a. Pekerjaan Perintisan dan Pengukuran.

 Pekerjaan perintisan berupa merintis atau membuka sebagian


daerah yang akan diukur sehingga pengukuran dapat berjalan
lancar.
 Peralatan yang akan dipakai untuk perintisan adalah parang,
kampak, dan sebagainya yang diperlukan.
 Perintisan diusahakan mengikuti koridor yang telah diplot diatas
peta topography atau atas petunjuk Project Officer/Wakil PPK.
b. Pekerjaan Pengukuran.

 Pekerjaan pengukuran topography sedapat mungkin dilakukan


sepanjang rencana as jalan dengan mengadakan
pengukuran- pengukuran tambahan pada daerah persilangan sungai
dan jalan sehingga memungkinkan diperoleh as jalan sesuai
standard yang ditentukan.
 Sebelum melakukan pengukuran akan diadakan pemeriksaan alat
yang baik yang sesuai dengan ketelitian alat dan dibuatkan daftar
hasil pemeriksaan alat tersebut.
 Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang mudah dikenal dan
aman serta dibuatkan titik tetap (Bench Mark) yang diambil dari titik
trianggulasi yang ada atau lokal.
 Awal dan akhir proyek hendaknya diikatkan pada titik tetap (BM).

Pengukuran Titik Kontrol Horizontal

- Pengukuran titik kontrol dilakukan dalam bentuk polygon.

- Sisi polygon atau jarak antara titik polygon maksimal 100 Meter
diukur dengan pegas ukur (meteran) atau alat ukur jarak
Elektronis.

- Patok-patok untuk titik-titik polygon adalah patok kayu/ paralon,


sedang patok patok untuk titik ikat adalah patok dari beton.

- Sudut - sudut polygon diukur dengan alat ukur Total Station


dengan ketelitian dalam second.

Pengukuran Titik Kontrol Vertikal

- Jenis alat yang dipergunakan untuk pengukuran ketinggian adalah


waterpass.

- Untuk pengukuran ketinggian dilakukan dengan double stand


dilakukan 2 kali berdiri alat.
- Batas ketelitian tidak boleh lebih besar dari 1 0 akar D mm.
Dimana D adalah panjang pengukuran (km) dalam 1 (satu) hari.

- Rambu ukur yang dipakai akan dalam keadaan baik dalam arti
pembagian skala jelas dan sama.

- Setiap kali pengukuran dilakukan pembacaan ke-3 (tiga) benang


dalam satuan milimeter yaitu Benang atas (BA), Benang tengah
(BT) dan Benang Bawah (BB). Kontrol pembacaan 2 BT = BA + BB.

Pengukuran Situasi

- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistim Tachymetri.

- Ketelitian alat yang dipakai adalah 30".

- Pengukuran situasi daerah harus mencakup semua detail


topografi dan keterangan-keterangan yang ada di daerah
sepanjang rencana jalan dan simpang tersebut.

- Untuk tempat-tempat jembatan atau perpotongan lain dengan


jalan lain pengukuran akan diperluas (lihat pengukuran khusus).

- Tempat-tempat sumber material jalan yang terdapat disekitar


jalur jalan perlu dicatat.

Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang

- Pengukuran penampang memanjang dan melintang dimaksudkan


untuk menentukan volume penggalian dan penimbunan pada
jalan dan simpang.
- Pengukuran Penampang Memanjang :
Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang sumbu
rencana jalan dan simpang.
- Alat yang digunakan adalah jenis Total Station.
- Peralatan yang dipakai untuk pengukuran penampang
memanjang sama dengan yang dipakai untuk
pengukuran titik kontrol vertikal.
Pengukuran Penampang Melintang :

- Pengukuran penampang melintang pada daerah yang datar dan


landai dibuat setiap 25 meter serta pada lokasi-lokasi khusus
simpang.
- Lebar Pengukuran Penampang melintang ke kiri-kanan As jalan
disesuaikan dengan rencana ROW.
- Khusus untuk perpotongan dengan sungai dilakukan dengan
ketentuan khusus (lihat pengukuran khusus).
- Peralatan yang dipergunakan untuk pengukuran penampang
melintang sama dengan yang dipakai pengukuran situasi.

Perhitungan dan Penggambaran

- Perhitungan koordinat polygon utama didasarkan pada titik-titik


ikat yang digunakan.
- Penggambaran titik-titik polygon akan didasarkan pada hasil
perhitungan koordinat. Penggambaran titik-titik polygon
tersebut tidak boleh secara grafis.
- Gambar ukur yang berupa gambar situasi dalam kertas
milimeter dengan skala 1 : 1.000
- Ketinggian, titik detail akan tercantum dalam gambar ukur,
begitu juga dengan keterangan yang lain.
- Titik ikat atau titik mati serta titik-titik baru akan dimasukkan
dalam gambar dan diberi tanda khusus. Ketinggian titik tersebut
perlu juga dicantumkan.

Pengukuran Khusus

1). Pengukuran disekitar perpotongan dengan sungai :

150 m dikiri kanan sungai sepanjang jalan.

150 m dikiri kanan dari as jalan/pada daerah sungai.

engukuran yang mendetail diuraikan dalam TOR khusus


jembatan.
2). Pengukuran disekitar perpotongan jalan :

Daerah yang diukur yaitu daerah persilangan jalan yang


diukur 100 m dikiri kanan jalan yang dimaksud.

Pengukuran titik kontrol horizontal berupa polygon


tertutup.

Pengukuran titik kontrol vertikal dengan alat Waterpass.

Pengukuran penampang memanjang dibuat pada sumbu


jalan.

Pengukuran melintang dibuat untuk setiap jarak 25 m


dengan profil ke kiri dan kanan jalan sesuai dengan
ROW rencana.

engukuran situasi sama dengan pengukuran jalan utama


dengan pengambilan data yang lengkap terutama
bangunan-bangunan yang permanen yang ada dilapangan.

7. Survey Tanah.

1). Pengambilan Contoh Tanah

Pengambilan contoh tanah bertujuan untuk penyelidikan


dilaboratorium. Pengambilan contoh tanah ini dikerjakan
dengan cara Disturbed Sample dengan jumlah yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Umumnya pada lapisan tanah
yang berbeda akan dilakukan pengambilan contoh tanah.

Dalam pengambilan contoh tanah ini dilakukan batasan-


batasan sebagai berikut :

pada daerah yang lapisan tanahnya sama, sekurang-


kurangnya jarak 1 Km akan diambil 2 buah contoh tanah
sesuai dengan test yang akan disebutkan pada petunjuk ini.
Pada tempat-tempat dimana terjadi perubahan lapisan
tanah, baik kedudukan maupun macamnya akan diambil
contoh tanah.

2). Pemeriksaan Lokasi Sumber Material

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui informasi


mengenai bahan-bahan perkerasan yang dapat dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada ruas-ruas jalan yang
dikerjakan. Informasi yang diperoleh akan dicatat dalam
formulir terlampir adalah sebagai berikut :

Lokasi sumber bahan dan jalan masuk ke lokasi quarry


dengan memperhatikan lokasi quarry jangan sampai
penambangannya merusak lingkungan dan daerah padat
penduduk.

Jenis bahan untuk perkerasan yang ada, misalnya : pasir,


kerikil, tanah timbunan dan batu.

Lokasi quarry setiap bahan material berikut perkiraan


jumlah yang ada serta perkiraan harga satuan tiap jenis
bahan material.

erkiraan jarak pengangkutan bahan dari quarry ke base


camp proyek

Peta lokasi quarry berikut keterangan lokasinya (Km/Sta.)

Data-data yang diperoleh dicatat dalam formulir.

8. Pemeriksaan Data Lapangan

a. Dynamic Cone Penetrometer (DCP)


Tujuan Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan nilai CBR lapisan
tanah dasar yang dilakukan pada ruas-ruas jalan yang belum

beraspal, seperti jalan tanah, jalan kerikil, atau jalan aspal yang
telah rusak hingga tampak lapisan kondisinya.

Pemeriksaan akan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan


sebagai berikut :

Alat DCP yang dipakai akan sesuai dengan ketentuan-ketentuan

ukuran.

Pemeriksaan dilakukan dalam interval 200 meter

emeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan


tanah lapisan dasar.

Akan dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang


ada, seperti lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan
sebagainya.

Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 Cm dari permukaan


lapisan tanah dasar kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang
sangat keras (lapisan batuan).

elama pemeriksaan akan dicatat kondisi-kondisi khusus yang


perlu diperhatikan, seperti : timbunan, kondisi drainase, cuaca,
waktu dan sebagainya.

Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan akan dicatat dengan jelas.

Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini dicatat dalam formulir.

b. Test Laboratorium

Pelaksanaan test dilaboratorium dimaksudkan untuk mendapatkan


data-data yang digunakan dalam perhitungan perencanaan.
Test yang dimaksud antara lain meliputi :

Analysa Saringan

nalysa saringan digunakan untuk menentukan cara-cara dan


kemungkinan pemadatan lapisan tanah baik sebagai subgrade
maupun sebagai base (dari quarry / material)

Compaction Test

Hubungan Moisture Content dari Dry Density akan digunakan


dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan serta
kemungkinan pemadatan lapisan perkerasan atau tanah.

Atterberg Limits Test

engukuran Atterberg Limits akan memungkinkan kelengkapan


klasifikasi tanah dan peninjauan untuk Pavement Design dan
Embankment. Penyelidikan ini digunakan terutama untuk
perhitungan kestabilan lereng, galian dan urugan jalan.

c. Test Pit

Pelaksanaan test pit berupa CBR test dimaksudkan untuk klarifikasi


daya dukung tanah subgrade berdasarkan pengambilan sampel DCP.
CBR Test hendaknya dikerjakan sesuai dengan CBR Modified AASHTO

9. Inventarisasi Kebutuhan Lahan

Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan lahan guna


pelebaran jalan dan simpang. Inventarisasi dilakukan pada tiap 25
meter segmen jalan dan simpang sesuai dengan rencana ROW dan
disajikan dalam bentuk tabelisasi.
10. Kriteria Design

a. Umur Desain Jalan

Umur desain jalan diambil selama 10 tahun. Ini merupakan


standard biasa yang dapat diterima dan dapat dipakai untuk
pekerjaan rekonstruksi jalan dan didasarkan pada keperluan untuk
peningkatan atau pembangunan.

b. Standard Desain

Kelas rencana lalu lintas yang dipakai sedapat mungkin berpegang


pada buku peraturan standard Spesifikasi Perencanaan Geometrik Jalan
Raya No.13/1970 atau yang terbaru dari Direktorat Jenderal Bina Marga.

Kelas-kelas ini didasarkan pada lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) yang
diperkirakan selama 5 tahun sesudah konstruksi dan diperbandingkan
kepada tabel klasifikasi transport (DLLAJR) sebelumnya.

Akan dicatat bahwa LHR yang di prakirakan selama 5 tahun sesudah


konstruksi termasuk baik pada :

Kenaikan awal segera sesudah jalan yang dibangun atau


ditingkatkan telah dibuka untuk lalu lintas

Kenaikan normal arus lalu lintas tahunan sebesar 3 – 6 %

Juga dipertimbangkan mengenai kelas rencana lalu lintas, campuran lalu


lintas dan beban gambar standard (BGS).
11. Analisa Data Lapangan, Desain Dan Gambar-Gambar

1. Desain Geometrik.

Gambar-gambar akan meliputi alinyement horizontal, alinyement


vertikal dan potongan melintang. Alinyement horizontal dan
alinyement vertikal digambarkan dengan skala 1: 1000.
Alinyement horizontal antara lain menggambarkan topografi, situasi
dan site plan koridor jalan dan simpang, selain itu juga
menggambarkan geometrik tikungan. Alinyement vertikal
menggambarkan super elevasi jalan, site plan timbunan dan galian.
Potongan melintang jalan dapat dibagi kedalam 4 jenis penampang
melintang, yaitu :

a. Penampang pada daerah rata

b. Penampang pada daerah galian

c. Penampang pada daerah timbunan

d. Penampang pada daerah galian dan timbunan.

2. Desain Drainase

Desain drainase akan berdasarkan hasil analisa hydrologi sehingga


dimensi drainase berikut bangunan pelengkapnya benar-benar
effiesien sehingga badan jalan terhindar dari genangan banjir air
hujan.

3. Desain Perkerasan.

Desain struktur perkerasan yang flesibel pada dasarnya ialah


menentukan tebal lapis perkerasan yang mempunyai sifat-sifat
mekanis yang telah ditetapkan sedemikian sehingga menjamin
bahwa tegangan- tegangan dan regangan-regangan pada semua
tingkat yang terjadi karena beban lalu lintas pada batas-batas
tertentu dapat ditahan dengan aman oleh bahan tersebut.
Metode untuk ini didasarkan baik pada prosedur desain empiris
seperti Metode California Bearing Ratio atau teori elastis linier dalam
memperkirakan kedalaman bekas roda.

Ada tiga langkah utama yang akan diikuti dalam perencanaan


perkerasan jalan baru, ialah :

Tetapan / perkirakan jumlah lalu lintas (serta distribusi beban


sumbunya) yang akan melewati jalan tersebut.

Taksiran kekuatan tanah lapisan dasar berdasarkan nilai CBR


yang didapat dari test DCP.

ertimbangan (i) dan (ii) serta pilih kombinasi yang paling


ekonomis untuk bahan-bahan perkerasan serta ketebalan lapisan
yang akan mecukupi untuk tersedianya layanan yang
memuaskan selama umur desain perkerasan dengan
pemeliharaan rutin saja.

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, Konsultan


akan mengadakan analisa data dengan mengikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :

a. Analisa Lendutan Balik

Lendutan balik rencana ( D ) ditentikan berdasarkan formula :

D max = (d.akhir – d.awal) x f

D = x +1.0 S

dimana :

D = Lendutan balik rencana pada seksi tertentu x


= Lendutan balik rata-rata pada seksi tertentu

S = Standar deviasi pada seksi tertentu f


= faktor skala alat-alat
b. Analisa Data CBR

Nilai CBR rencana ditentukan dengan Formula :

CBR ( Desain ) = CBR ( rata-rata) - 1.0 S (Standar Deviasi)

Dalam pemakaian kedua formula tersebut, akan diperhatikan


batasan-batasan yang berlaku dalam teori statistik.

c. Analisa Lalu Lintas

Untuk menghitung besarnya beban gandar kumulatif selama umur


rencana dan menghitung besarnya ADT pada pertengahan umur
rencana.

d. Penentuan “Unique Section“

Suatu seksi jalan yang mempunyai karakteristik dalam beberapa


variabel desain seperti :

Lebar perkerasan yang ada/ rencana.

Lendutan balik rencana atau

Nilai CBR rencana, nilai RCI.

Nilai beban lalu-lintas.

Perubahan Camber .

e. Mempelajari kemungkinan pemakaian type bahan perkerasan yang


sesuai untuk suatu daerah tertentu. Type perkerasan jalan yang
diizinkan dalam pekerjaan ini adalah type-type yang sekarang dipakai di
Direktorat Jenderal Bina Marga. Menganalisa hasil disain sehingga
diperoleh hasil disain yang optimal dan selalu memperhatikan batasan-
batasan dalam biaya proyek.
4. Desain Untuk Perbaikan Bangunan Kecil.

Bila diperlukan desain untuk bangunan-bangunan kecil bisa dibuatkan


sesuai kebutuhan.

5. Pekerjaan Lapisan Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan sebagai prasarana transportasi perlu kokoh selama masa


pelayanan (kinerja struktur) sesuai yang ditetapkan oleh pengelola jalan,
memberikan rasa nyaman (kinerja fungsi) dan aman (kinerja keamanan)
pada pengguna jalan.

Strukur perkerasan jalan selama masa pelayanannya perlu kokoh sehingga


memiliki stabilitas dalam memikul beban lalu lintas, pengaruh lingkungan
dan cuaca. Kelelahan (fatigue resistance), kerusakan perkerasan akibat
berkurangnya kekokohan jalan seperti retak (cracking), kendutan
sepanjang lintasan kendaraan (rutting), bergelombang, dan atau
berlubang, tidak harus terjadi pada perkerasan jalan. Untuk itu perkerasan
jalan perlu:

a. Memiliki ketebalan yang cukup, sehingga mampu menerima, memikul,


dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Kedap air, sehingga air tidak meresap ke perkerasan dibawahnya, yang
berakibat menurunnya kekokohan perkerasan jalan.
c. Memiliki kekuatan untuk memikul beban lalu lintas sehingga tidak
menimbulkan deformasi yang berarti.

Dalam pembangunan jalan di Indonesia dikenal dua jenis perkerasan yaitu


Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) dan Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement). Perkerasan lentur pada umumnya menggunakan bahan
pengikat aspal sedangkan perkerasan kaku bahan pengikatnya semen.
Pada perencanaan jalan sejajar reldilakukan perencanaan perkerasan
tanpa dan dengan ikatan. Komposisi lalu lintas menentukan jumlah beban
yang akan dipikul oleh struktur perkerasan, selain komposisi lalu lintas
juga dipengaruhi volume dan konfigurasi beban as. Kekuatan tanah dasar
merupakan lapisan terakhir dalam penditribusian beban yang dipikul oleh
lapisan perkerasan, dimana kekuatan tanah dasar tergantung dari daya
dukung tanah yang diperoleh dari nilai sondir ringan. Faktor regional
adalah faktor koreksi sehubungan dengan adanya perbedaan kondisi jalan
dan iklim yang ada. Karakteristik penggunaan material sangat menetukan
tebal perkerasan yang akan direncanakan. Dalam penggunaannya jenis
material ditinjau per lapisan, mulai lapis permukaan (surface course),
lapisan pondasi atas (base course), lapisan pondasi bawah (subbase
course).

Standar yang digunakan dalam menentukan tebal perkerasan adalah


Metoda Pt T-01-2002-B. Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan
lentur jalan mendasari perencanaan desain jalan sejajar rel di Rawa
Buaya. Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan
terdiri dari:

a. Beban Lalu Lintas


Beban lalu lintas mengacu dinyatakan dalam Repetisi Lintasan Sumbu
Standar Selama Umur Rencana atau ESAL (Equivalent Single Axle Load
dengan satuan lss/lajur/umur rencana).
ESAL = ∑ LHRi x Ei x DA x DL x 365 x N
Dengan:
LHRi = Lalu Lintas Harian Rata-Rata (kendaraan/hari/2 arah)
E = Angka Ekivalen untuk setiap jenis kendaraan
DA = Faktor Distribusi Arah
DL = Faktor Distribusi Lajur
N = Faktor Umur Rencana
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah probabilitas struktur perkerasan mampu melayani arus
lalu lintas selama umur rencana sesuai dengan proses penurunan kinerja
struktur perkerasan yang dinyatakan dengan serviceability/indeks
permukaan yang direncanakan.
 Faktor-faktor yang dapat berampak pada kinerja struktur perkerasan
selama masa pelayanan dikelompokkan atas:
 Konstruksi perkerasan, seperti dari tebal dan mutu masing-masing
lapisan perkerasan
 Lingkungan seperti iklim, kondisi tanah
 Perkiraan beban lalu lintas dan pertumbuhannya
 Kesalahan dalam perkiraan kinerja.

Tabel 4.17 Nilai Standar Normal Deviate (ZR) untuk Tingkat Realibilitas Tertentu

Reliabilitas, Standard Normal FR untuk FR untuk FR untuk


R, % Deviate (ZR) So = 0,4 So = 0,45 So = 0,5

50 0,000 1 1 1

60 -0,253 1,26 1,3 1,34

70 -0,524 1,62 1,72 1,83

75 -0,674 1,86 2,01 2,17

80 -0,841 2,17 2,39 2,63

85 -1,037 2,6 2,93 3,3

90 -1,282 3,26 3,77 4,38

91 -1,340 3,44 4,01 4,68

92 -1,405 3,65 4,29 5,04


93 -1,476 3,89 4,62 5,47

94 -1,555 4,19 5,01 5,99

95 -1,645 4,55 5,5 6,65

96 -1,751 5,02 6,14 7,51

97 -1,881 5,65 7,02 8,72

98 -2,054 6,63 8,4 10,64

99 -2,327 8,53 11,15 14,57

99,9 -3,090 17,22 24,58 35,08

99,99 -3,750 31,62 48,7 74,99

Pt T-01-2002-B sesuai dengan AASHTO’93 menyarankan tingkat


reliabilitas (R) dan standar normal diviate seperti ditunjukkan pada
Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Rekomendasi Tingkat Reliabilitas Sesuai Fungsi Jalan
Rekomendasi tingkat reliabilitas
Fungsi Jalan
Urban Rural

Bebas 85-99,9 80-99,9

Arteri 80 - 99 75 - 95

Kolektor 80 - 95 75 - 95

Lokal 50 - 80 50 - 80

c. Koefisien Drainase
Ketahanan perkerasan dalam melayani arus lalu lintas sangat
dipengaruhi oleh kondisi drainase dari struktur perkerasan. Pengaruh
kondisi drainase ini ditentukan berdasarkan 2 hal yaitu kualitas
drainase sesuai kemampuan menghilangkan air dari struktur
perkerasan Tabel 4.19 menunjukkan kelompok kualitas drainase
berdasarkan AASHTO'93.

Tabel 4.19 Definisi Kualitas Drainase


Kualitas drainase Air hilang dalam

Balk sekali 2 jam

Baik 1 hari

Sedang 1 minggu

Jelek 1 bulan

Jelek sekali air tidak mengalir

Pengaruh kualitas drainase dalam proses perencanaan tebal lapisan


perkerasan dinyatakan dengan menggunakan koefisien drainase (m)
seperti pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Koefisien Drainase (m)
Persen waktu struktur perkerasan dipengaruhi oleh kadar
Kualitas air yang mendekati jenuh
drainase
< 1% 1 - 5% 5 - 25% > 25%

Bark sekali 1,40 - 1,35 1,35 - 1,30 1,30 - 1,20 1,20

Balk 1,35 - 1,25 1,25 - 1,15 1,15 - 1,00 1,00

Sedang 1,25 - 1,1,5 1,15 - 1,05 1,00 - 0,80 0,80

Jelek 1,15 - 1,05 1,05 - 0,80 0,80 - 0,60 0,60

Jelek sekali 1,05 - 0,95 0,95 - 0,75 0,75 - 0,40 0,40


Rumus dasar Metoda Pt T-01-2002-B adalah :

 PSI 
log  
Log W18  (ZR . S0 )  (9,36 . log (SN  1)) - 0,20   4,2 - 1,5   (2,32 . log (M )) - 8,07
R
1094
0,40 
(SN  1)5,19

SN = a1.D1 + a2.m2.D2 + a3.m3.D3

A. Perkerasan Lentur
Pada umunya perkerasan lentur baik digunakan untuk jalur lalu lintas
dengan lalu lintas utama kendaraan penumpang, jalan perkotaan dengan
sistem utilitas yang kurang baik dan terletak di bawah perkerasan jalan,
untuk perkerasan bahu jalan, atau perkerasan dengan konstruksi
bertahap.

Keuntungan menggunakan perkerasan lentur adalah:


1. Dapat digunakan pada daerah dengan perbedaan penurunan (differential
settlement) terbatas;
2. Mudah diperbaiki;
3. Tambahan lapisan perkerasan dapat dilakukan kapan saja;
4. Memiliki tahanan gesek yang baik;
5. Warna perkerasan memberikan kesan tidak silau bagi pemakai jalan;
6. Dapat dilaksanakan bertahap, terutama pada kondisi biaya pembangunan
terbatas.

Kerugian menggunakan perkerasan lentur adalah:


1. Tebal total struktur perkerasan lebih tebal dari perkerasan kaku;
2. Kelenturan dan sifat kohesi berkurang seiring waktu;
3. Waktu pelayanan sampai memerlukan pemeliharaan lebih cepat daripada
perkerasan kaku;
4. Tidak baik digunakan jika sering digenangi air;
5. Membutuhkan agregat lebih banyak.
Adapun jenis dan fungsi dari lapisan perkerasan lentur yaitu:
1. Lapis Permukaan (Surface Course), lapisan ini merupakan lapisan
paling atas dari struktur perkerasan jalan, yang fungsi utamanya yaitu:
a. Lapis penahan beban vertikal dari kendaraan sehingga lapisan harus
memiliki stabilitas tinggi selama masa pelayanan;
b. Lapis aus (wearing course), merupakan lapis permukaan yang kontak
dengan roda kendaraan dan cuaca, yang menerima gesekan dan
getaran roda dari kendaraan yang mengerem;
c. Lapis kedap air, sehingga air yang jatuh di atas tidak meresap ke
lapisan di bawahnya yang mengakibatkan rusaknya konstruksi
perkerasan jalan;
d. Lapis yang menyebarkan beban ke lapis pondasi melalui lapis
pengikat (binder course) yang berada di bawah lapis aus.
2. Lapis Pondasi (Base Course), merupakan lapisan yang terletak di
antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. Lapisan ini berfungsi
sebagai:
a. Bagian struktur perkerasan yang menahan gaya vertikal dari beban
kendaraan dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya;
b. Lapis peresapan untuk lapisan pondasi bawah;
c. Bantalan atau perletakan lapis permukaan.
3. Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course), yaitu lapisan perkerasan yang
terletak di antara lapisan pondasi dan tanah dasar, yang memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. Bagian dari struktur perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan
beban kendaraan ke tanah dasar;
b. Efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan di
atasnya dapat dikurangi tebalnya;
c. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi;
d. Lapis pertama, agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar,
sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera
menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya
dukung tanah dasar menahan roda alat berat;
e. Lapisan filler untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar
naik ke lapisan pondasi.
4. Lapisan Tanah Dasar (Subgrade/Roadbed), yaitu lapis tanah setebal
50 – 100 cm di atas lapisan pondasi bawah. Lapisan ini dikelompokkan
menjadi:
a. Permukaan tanah asli, adalah lapisan tanah dasar yang merupakan
muka tanah asli di lokasi jalan tersebut. Pada umunya umumnya
lapisan ini disiapkan hanya dengan membersihkan dan memadatkan
lapisan atas setebal 30 – 50 cm dari muka tanah dimana elevasi
struktur perkerasan direncanakan diletakkan;
b. Permukaan tanah timbunan, adalah lapisan tanah dasar yang
lokasinya terletak di atas muka tanah asli;
c. Permukaan tanah galian, adalah lapisan tanah dasar yang lokasinya
terletak di bawah muka tanah asli, sesuai dengan perencanaan
alinyemen vertikalnya. Dalam kelompok ini termasuk pula
penggantian tanah asli setebal 50 – 100 cm akibat daya dukung
tanah asli yang kurang baik.

B. Perkerasan Kaku

Pada umumnya perkerasan kaku baik digunakan untuk jalan dengan


volume lalu lintas tinggi dan didominasi oleh kendaraan berat, disekitar
pintu tol karena kendaraan berat melintas dengan kecepatan rendah,
atau di daerah jalan keluar atau jalan masuk ke jalur utama jalan
berkecepatan tinggi yang didominasi oleh kendaraan berat.
Keuntungan menggunakan perkerasan kaku adalah:
1. Umur pelayanan panjang dengan pemeliharaan yang sederhana;
2. Durabilitas baik;
3. Mampu bertahan pada banjir yang berulang, atau genangan air tanpa
terjadi kerusakan yang berarti.
Kerugian menggunakan perkerasan kaku adalah:
1. Kekesatan jalan kurang baik dan mutu kekasaran permukaan dipengaruhi
oleh proses pelaksanaan;
2. Memberikan kesan silau bagi pemakai jalan;
3. Membutuhkan lapisan tanah dasar yang memiliki penurunan (settlement)
yang homogen agar pelat beton tidak retak. Untuk mengatasi hal ini
seringkali di atas permukaan tanah dasar diberi lapis pondasi bawah
sebagai pembentuk lapisan homogen.

12. Perhitungan Volume Dan Biaya

1) Penentuan Volume

Untuk keperluan mempersiapkan taksiran biaya dan daftar penawaran


kontrak, maka pengukuran-pengukuran diambil dari gambar-gambar
rencana dengan menggunakan skala atau planimeter dan volumenya
dihitung sesuai dengan metode pengukuran standard. Ruang lingkup
perhitungan volume pekerjaan mencakup perhitungan volume
kebutuhan rehabilitasi segmen ruas eksisting yang membutuhkan
penanganan dan perhitungan volume kebutuhan pelebaran.

2) Penentuan Biaya

a. Perkiraan Lembar Kerja.

Untuk menentukan harga satuan biaya konstruksi, perlu mulai dari


prinsip-prinsip dasar dan mempersiapkan lembar kerja analisa biaya
untuk setiap kegiatan konstruksi dengan menggunakan biaya
setempat yang telah ditetapkan untuk bahan-bahan dan tenaga kerja
serta biaya kerja rata-rata nasional untuk plant (peralatan produksi)
dan peralatan.

Supaya didapat perkiraan biaya yang tetap dan sesuai maka konsultan
akan menyiapkan analisa harga satuan dari setiap jenis pekerjaan
berdasarkan faktor-faktor seperti material, peralatan, tenaga kerja,
pajak dan keuntungan yang didapat dari keterangan- keterangan
daerah setempat. Perkiraan yang didapat dari analisa ini dibandingkan
dengan Kegiatan-Kegiatan sebelumnya atau pekerjaan- pekerjaan
sejenis di daerah itu, bila terjadi perbedaan maka akan dicari sebabnya
dan diadakan penelitian kembali hingga didapatkan harga yang sesuai
untuk pekerjaan tersebut.

Perkiraan biaya pembebasan tanah (ROW) akan dibuat berdasarkan


harga satuan yang ditentukan oleh pemerintah untuk setiap jenis
penggunaan tanah.

Konsultan akan mengumpulkan data dari kontraktor dalam negeri


sehingga dapat memperkirakan kemampuannya dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut dan selanjutnya memberikan saran bagaimana
cara yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan fisik tersebut. Lembar
Kerja Analisa Biaya mengikuti ketentuan yang telah berlaku Dokumen-
dokumen yang akan disiapkan adalah sebagai berikut:

1. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja dan buruh dapat berubah dari satu lokasi
kabupaten ke lokasi kabupaten lainnya. Untuk keperluan menaksir
semua keperluan biaya tenaga kerja yang digunakan akan mewakili
biaya tenaga kerja rata-rata untuk kabupaten/kota. Untuk pekerjaan
kontrak secara individu diperlukan penyesuaian.
2. Biaya Bahan

Biaya bahan bisa berubah karena perubahan-perubahan dalam


lokasi proyek ditambah biaya transport dan tersedianya bahan-
bahan setempat. Maka dari itu harga dasar untuk pengiriman
bahan-bahan kepusat kabupaten akan ditetapkan termasuk biaya
transportasi yang akan ditambahkan.

3. Harga Plant (Peralatan Produksi) dan Peralatan

Harga Plant (peralatan produksi) dan peralatan ditaksir dan


dibuat standard atas dasar nasional. Biaya tersebut akan
mencakup :

Biaya untuk menjalankan peralatan dan biaya operasi


termasuk bahan-bahan, pemberian minyak dan biaya servis
serta kompo-nen yang mencakup pekerjaan perbaikan dan
suku cadang.

Biaya pemilikan yang mencakup penyusunan (depresi) asuransi


dan bunga sebagai biaya untuk membayar kembali.

Akan dicatat bahwa :

Upah operator/pengemudi tidak dimasukan pada penaksiran ini

Biaya pemilikan yang mewakili kira-kira 20% dari biaya total tidak
akan dimasukan pada pekerjaan yang didasarkan atas tenaga
kerja, tetapi akan dimasukan pada penyewaan unit (harga yang
dibebankan)

b. Penentuan Harga Satuan

Harga satuan dihitung untuk semua kegiatan konstruksi dan


pemeliharaan dengan menggunakan formulir-formulir atau metoda
yang telah umum dipergunakan di Bina Marga.
B.3. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bulan Ke
No Kegiatan
I II III IV

Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I Tahap Awal

1 Persiapan Kantor

2 Mobilisasi Personil

3 Konsolidasi Tenaga Ahli

4 Mobilisasi Perlatan

5 Kick Off Meeting

II Tahap Pelaksanaan

1 Pengumpulan Data Sekunder

2 Koordinasi dan Rapat-rapat

3 Pengumpulan Data Primer

4 Analisa dan Perhitungan

5 Gambar Kerja

7 RAB

6 Laporan-laporan

III Tahap Akhir

1 Pemeriksaan Akhir
DAFTAR PERSONIL
PT. HESA LARAS CEMERLANG
Perencanaan Simplified Kecamatan Pondok Aren TA 2014
PENGALAMAN KERJA
NO NAMA TGL/BLN/THN LAHIR PENDIDIKAN JABATAN PROFESI /KEAHLIAN SERTIFIKAT /IJAZAH
(tahun)
1 Ir. Akhmad Fakhry, ST 9/12/1972 T. Sipil Team Leader 14 Teknik Sipil S-1
2 Ir. Seif Sungkar 1/5/1967 T. Sipil Ahli Jalan Raya 19 Struktur S-1
Ahli Ahli Muda Perencana Sumber
3 R.Andjarmudji Purwanto,ST 29/07/1978 T. Sipil Drainase/Hidrologi 10 Daya Air ATAKI/S-1
4 Ir. Supratman 28/10/1958 T. Sipil Surveyor 25 Teknik Sipil S-1
5 Bonni Novandi 26/11/1978 SMK Juru Gambar 10 Teknik Sipil SMK
6 Sugiharti 13/01/1983 SMK Sekretaris Adm 5 Administrasi SMK
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI PT. HESA LARAS CEMERLANG
BULAN KE -
NO NAMA JABATAN
I II III IV

1 Ir. Akhmad Fakhry, ST Team Leader


2 Ir. Seif Sungkar Ahli Jalan Raya
3 R.Andjarmudji Purwanto,ST Ahli Drainase/Hidrologi
4 Ir. Supratman Surveyor
5 Bonni Novandi Juru Gambar
6 Sugiharti Sekretaris Adm
DAFTAR PENGALAMAN PERSONIL

Nama Perusahaan : PT. HESA LARAS CEMERLANG


Nama Tenaga Ahli : Ir. Akhmad Fakhry, ST
Tanggal Lahir : 12-Sep-72
Pendidikan : S-1 Teknik Sipil
Profesi/Keahlian : Teknik Sipil
Jabatan : Team Leader

JABATAN DALAM PERIODE


NO NAMA PROYEK PENGGUNA JASA BULAN
PROYEK DARI SAMPAI

Badan Penelitian dan


Kajian Pembangunan ICT Techno Pengembangan SDM,
1 Team Leader Jul-10 Nov-10 4
Park di Indonesia Kementerian Komunikasi
dan Informatika

Dinas Perhubungan
Master Plan Lapangan Terbang
2 Team Leader May-10 Nov-10 Komunikasi dan Informatika 6
Weda
Pemkab Halmahera Tengah

Perencanaan Jembatan Austral Byna


3 – Muara Teweh – Kalimantan Team Leader Aug-09 Oct-09 PT. Trisula Kencana Sakti 3
Tengah
Kegiatan Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur
Dinas Tata Ruang dan
4 Perkotaan Team Leader Jul-09 Nov-09 4
Permukiman
Rencana Detail Tata Ruang
(RDTRK) Tambelang
Perencanaan Teknis Jembatan Di
5 Team Leader Feb-08 Dec-08 P2JJ Provinsi Maluku 10
Pulau Buru

SNVT Perencanaan &


Pengawasan Jalan dan
Perencanaan Teknis Jalan (DED)
Jembatan Provinsi Kalsel,
6 Halong-Sengayam ( Paket-1) Team Leader Aug-07 Dec-07 4
Direktorat Jenderal Bina
sedpanjang 44 km
Marga, Departemen
Pekerjaan Umum

Kajian Perumusan Pembentukan


Dewan Keselamatan Transportasi Ditjen Hubdar Dep.
7 Team Leader May-06 Sep-06 4
Jalan Perhubungan

Dinas Pekerjaan Umum


Penyusunan DED Jaringan Air
8 Team Leader Jul-04 Nov-04 Propinsi Papua, Tahun 4
Bersih Ibukota Kabupaten Mappi
Anggaran 2004

Proyek Perencanaan Teknis


Studi Identifikasi Desain Jaringan Air
Pengairan di Kabupaten Fak
9 Baku di Fategomi di Kabupaten Team Leader Jun-03 Nov-03 5
Fak, Jayapura, Sorong,
Sorong
Paniai dan Kota Jayapura

Proyek Perencanaan Teknis


Studi Identifikasi Desain Jaringan Air Pengairan di Kabupaten Fak
10 Team Leader Jun-03 Nov-03 5
Baku Pulau Batanta Fak, Jayapura, Sorong,
Paniai dan Kota Jayapura

Proyek Peningkatan Jalan


Review Design Teknis Jalan
11 Team Leader Jan-02 Mar-02 dan Jembatan Klamono- 2
Klamono-Ayamru, Kab. Sorong
Ayamaru
DAFTAR PENGALAMAN PERSONIL

Nama Perusahaan : PT. HESA LARAS CEMERLANG


Nama Tenaga Ahli : Ir. Seif Sungkar
Tanggal Lahir : 5-Jan-67
Pendidikan : S-1 Teknik Sipil
Profesi/Keahlian : Struktur
Jabatan : Ahli Jalan Raya

JABATAN DALAM PERIODE


NO NAMA PROYEK PENGGUNA JASA BULAN
PROYEK DARI SAMPAI

Badan Penelitian dan


Kajian Pembangunan ICT Techno Pengembangan SDM,
1 Tenaga Ahli Jul-10 Nov-10 4
Park di Indonesia Kementerian Komunikasi
dan Informatika

Dinas Perhubungan
Master Plan Lapangan Terbang
2 Ahli Jalan Raya May-10 Nov-10 Komunikasi dan Informatika 6
Weda
Pemkab Halmahera Tengah

Perencanaan Jembatan Austral Byna


3 – Muara Teweh – Kalimantan Ahli Jalan Raya Aug-09 Oct-09 PT. Trisula Kencana Sakti 3
Tengah
Kegiatan Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur
Dinas Tata Ruang dan
4 Perkotaan Ahli Jalan Raya Jul-09 Nov-09 4
Permukiman
Rencana Detail Tata Ruang
(RDTRK) Tambelang
Perencanaan Teknis Jembatan Di
5 Ahli Jalan Raya Feb-08 Dec-08 P2JJ Provinsi Maluku 10
Pulau Buru

SNVT Perencanaan &


Pengawasan Jalan dan
Perencanaan Teknis Jalan (DED)
Jembatan Provinsi Kalsel,
6 Halong-Sengayam ( Paket-1) Ahli Jalan Raya Aug-07 Dec-07 4
Direktorat Jenderal Bina
sedpanjang 44 km
Marga, Departemen
Pekerjaan Umum

Kajian Perumusan Pembentukan


Dewan Keselamatan Transportasi Ditjen Hubdar Dep.
7 Ahli Jalan Raya May-06 Sep-06 4
Jalan Perhubungan

Proyek Perencanaan Teknis


Studi Identifikasi Desain Jaringan Air
Pengairan di Kabupaten Fak
8 Baku di Fategomi di Kabupaten Tenaga Ahli Jun-03 Nov-03 5
Fak, Jayapura, Sorong,
Sorong
Paniai dan Kota Jayapura

Proyek Perencanaan Teknis


Studi Identifikasi Desain Jaringan Air Pengairan di Kabupaten Fak
9 Tenaga Ahli Jun-03 Nov-03 5
Baku Pulau Batanta Fak, Jayapura, Sorong,
Paniai dan Kota Jayapura

Proyek Peningkatan Jalan


Review Design Teknis Jalan
10 Tenaga Ahli Jan-02 Mar-02 dan Jembatan Klamono- 2
Klamono-Ayamru, Kab. Sorong
Ayamaru
DAFTAR PENGALAMAN PERSONIL

Nama Perusahaan : PT. HESA LARAS CEMERLANG


Nama Tenaga Ahli : R.Andjarmudji Purwanto,ST
Tanggal Lahir : 29-Jul-78
Pendidikan : S-1 T. Sipil
Profesi/Keahlian : Ahli Muda Perencana Sumber Daya Air
Jabatan : Ahli Drainase/Hidrologi

JABATAN DALAM PERIODE


NO NAMA PROYEK PENGGUNA JASA BULAN
PROYEK DARI SAMPAI
Badan Penelitian dan
Kajian Pembangunan ICT Techno Pengembangan SDM,
1 Ahli Drainase/Hidrologi Jul-10 Nov-10 4
Park di Indonesia Kementerian Komunikasi
dan Informatika

Dinas Perhubungan
Master Plan Lapangan Terbang
2 Ahli Drainase/Hidrologi May-10 Nov-10 Komunikasi dan Informatika 6
Weda
Pemkab Halmahera Tengah

Perencanaan Jembatan Austral Byna


3 – Muara Teweh – Kalimantan Ahli Drainase/Hidrologi Aug-09 Oct-09 PT. Trisula Kencana Sakti 3
Tengah
Kegiatan Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur
Dinas Tata Ruang dan
4 Perkotaan Ahli Drainase/Hidrologi Jul-09 Nov-09 4
Permukiman
Rencana Detail Tata Ruang
(RDTRK) Tambelang
Perencanaan Teknis Jembatan Di
5 Ahli Drainase/Hidrologi Feb-08 Dec-08 P2JJ Provinsi Maluku 10
Pulau Buru
SNVT Perencanaan &
Pengawasan Jalan dan
Perencanaan Teknis Jalan (DED)
Jembatan Provinsi Kalsel,
6 Halong-Sengayam ( Paket-1) Ahli Drainase/Hidrologi Aug-07 Dec-07 4
Direktorat Jenderal Bina
sedpanjang 44 km
Marga, Departemen
Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Penyusunan DED Jaringan Air
7 Ahli Drainase/Hidrologi Jul-04 Nov-04 Propinsi Papua, Tahun 4
Bersih Ibukota Kabupaten Mappi
Anggaran 2004
Proyek Perencanaan Teknis
Studi Identifikasi Desain Jaringan Air
Pengairan di Kabupaten Fak
8 Baku di Fategomi di Kabupaten Ahli Drainase/Hidrologi Jun-03 Nov-03 5
Fak, Jayapura, Sorong,
Sorong
Paniai dan Kota Jayapura

Proyek Perencanaan Teknis


Studi Identifikasi Desain Jaringan Air Pengairan di Kabupaten Fak
9 Ahli Drainase/Hidrologi Jun-03 Nov-03 5
Baku Pulau Batanta Fak, Jayapura, Sorong,
Paniai dan Kota Jayapura

Proyek Peningkatan Jalan


Review Design Teknis Jalan
10 Ahli Drainase/Hidrologi Jan-02 Mar-02 dan Jembatan Klamono- 2
Klamono-Ayamru, Kab. Sorong
Ayamaru
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ir. Akhmad Fakhry, ST


Pendidikan : T. Sipil
Profesi/Keahlian : Teknik Sipil

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya adalah Tenaga Ahli untuk paket
pekerjaan Perencanaan Simplified Kecamatan Pondok Aren TA.2014 pada :

Nama Perusahaan : PT. HESA LARAS CEMERLANG


Jabatan : Team Leader
Alamat : Jl. Condet Raya Rukan Mutiara Faza Kav. RB 1 No. 27 Kel. Gedong
Kec. Pasar Rebo Jakarta Timur

Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Jakarta, 20 Juni 2013

Mengetahui Yang membuat pernyataan


PT. HESA LARAS CEMERLANG

IR. HERI KHOERI, MT Ir. Akhmad Fakhry, ST


Direktur Utama Team Leader
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ir. Seif Sungkar


Pendidikan : T. Sipil
Profesi/Keahlian : Struktur

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya adalah Tenaga Ahli untuk paket
pekerjaan Perencanaan Simplified Kecamatan Pondok Aren TA.2014 pada :

Nama Perusahaan : PT. HESA LARAS CEMERLANG


Jabatan : Ahli Jalan Raya
Alamat : Jl. Condet Raya Rukan Mutiara Faza Kav. RB 1 No. 27 Kel. Gedong
Kec. Pasar Rebo Jakarta Timur

Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Jakarta, 20 Juni 2013

Mengetahui Yang membuat pernyataan


PT. HESA LARAS CEMERLANG

IR. HERI KHOERI, MT Ir. Seif Sungkar


Direktur Utama Ahli Jalan Raya
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : R.Andjarmudji Purwanto,ST


Pendidikan : T. Sipil
Profesi/Keahlian : Ahli Muda Perencana Sumber Daya Air

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya adalah Tenaga Ahli untuk paket
pekerjaan Perencanaan Simplified Kecamatan Pondok Aren TA.2014 pada :

Nama Perusahaan : PT. HESA LARAS CEMERLANG


Jabatan : Ahli Drainase/Hidrologi
Alamat : Jl. Condet Raya Rukan Mutiara Faza Kav. RB 1 No. 27 Kel. Gedong
Kec. Pasar Rebo Jakarta Timur

Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Jakarta, 20 Juni 2013

Mengetahui Yang membuat pernyataan


PT. HESA LARAS CEMERLANG

IR. HERI KHOERI, MT R.Andjarmudji Purwanto,ST


Direktur Utama Ahli Drainase/Hidrologi
Nomor : 44HLC/SRTPWN/2013 Jakarta, 21 Juni 2013
Lampiran :

Kepada Yth.:
Pokja ULP Pengadaan Jasa Konsultansi
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan
Di Tangerang Selatan

Perihal : Penawaran Biaya Perencanaan Simplified Kecamatan Pondok Aren TA 2014

Sehubungan dengan pengumuman hasil evaluasi prakualifikasi pekerjaan Perencanaan Simplified


Kecamatan Pondok Aren TA 2014 tanggal 13 Juni 2013 dan setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen
Pemilihan (dan Addendum Dokumen Pemilihan) dan Berita Acara Pemberian Penjelasan serta menunjuk Surat
Penawaran Administrasi dan Teknis kami nomor 43/HLC/SRTPWN/2013 tanggal 21 Juni 2013 perihal Penawaran
Administrasi dan Teknis pekerjaan Perencanaan Simplified Kecamatan Pondok Aren TA 2014 dengan ini
kami mengajukan Penawaran Biaya untuk pekerjaan Perencanaan Simplified Kecamatan Pondok Aren TA
2014 sebesar Rp. 148,250,000,- (Seratus Empat Puluh Delapan Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah)

Penawaran Biaya ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender.

Penawaran ini berlaku selama 35 (Tiga Puluh Lima) Hari Kalender sejak pembukaan dokumen penawaran.

Sesuai dengan persyaratan Dokumen Pemilihan, bersama Surat Penawaran Biaya ini kami lampirkan :
1. Rekapitulasi Penawaran Biaya
2. Rincian Biaya Langsung Personil (remuneration)
3. Rincian Biaya Langsung Non-Personil (direct reimburseable cost)

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan.

PT. HESA LARAS CEMERLANG

Ir. HERI KHOERI, MT.


Direktur Utama
1. REKAPITULASI PENAWARAN BIAYA
REKAPITULASI PERINCIAN BIAYA
Kegiatan : Perencanaan Rehabilitasi/Pemeliharaan/Peningkatan Jalan
Pekerjaan : Perencanaan Simplified Kecamatan Pondok Aren TA 2014
Sumber Dana : APBD Kota Tangerang Selatan
Tahun Anggaran : 2013

NO URAIAN JUMLAH BIAYA (Rp)

I BIAYA LANGSUNG PERSONIL

A Tenaga Ahli 81,400,000.00

B Tenaga Pendukung 23,700,000.00

Sub Jumlah I 105,100,000.00

II BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL

A Administrasi Kantor 5,300,000.00

B Biaya Survey 3,000,000.00

C Peralatan Survey 16,950,000.00

D Pelaporan 2,872,750.00

E Pelaporan 1,550,000.00

Sub Jumlah II 29,672,750.00

Jumlah Total (I+II) 134,772,750.00

PPN 10% 13,477,275.00

Total 148,250,025.00
Dibulatkan 148,250,000.00

Terbilang :

Seratus Empat Puluh Delapan Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah

Jakarta, 21 Juni 2013


PT HESA LARAS CEMERLANG

Ir. HERI KHOERI, MT.


Direktur Utama
2. RINCIAN BIAYA LANGSUNG PERSONIL

Lampiran 1

I. BIAYA LANGSUNG PERSONIL


HARGA JUMLAH
NO URAIAN SAT VOL
SATUAN (Rp) HARGA (Rp)
A Tenaga Ahli

- Ahli Teknik Sipil/ Team Leader ( 1 org x 4 bulan) 4 OB 7,450,000 29,800,000

- Ahli Jalan Raya ( 1 org x 4 bulan) 4 OB 6,450,000 25,800,000

- Ahli Drainase ( 1 org x 4 bulan) 4 OB 6,450,000 25,800,000

Sub Jumlah A 81,400,000

B Tenaga Pendukung

- Surveyor ( 1 org x 2 bulan) 2 OB 3,950,000 7,900,000

- Juru Gambar ( 1 org x 4 bulan) 4 OB 1,975,000 7,900,000

- Sekretaris Adm ( 1 org x 4 bulan) 4 OB 1,975,000 7,900,000

Sub Jumlah B 23,700,000

JUMLAH TOTAL BIAYA LANGSUNG PERSONIL (A+B) 105,100,000


3. RINCIAN BIAYA LANGSUNG NON-PERSONIL

Lampiran 2

II. BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL


HARGA
NO URAIAN VOL SAT JUMLAH HARGA (Rp)
SATUAN (Rp)
A Administrasi Kantor
1 Biaya Alat Tulis Kantor (ATK) 1 ls 2,450,000.00 2,450,000.00
2 Biaya Komunikasi/Telepon 4 bulan 475,000.00 1,900,000.00
3 Biaya Dokumentasi 1 Ls 950,000.00 950,000.00
Sub Jumlah A 5,300,000.00
B Biaya Survey/Transportasi
1 Survey Lapangan/Transportasi ( 1 Org x 30 Hari) 30 OH 100,000.00 3,000,000.00
Sub Jumlah B 3,000,000.00
C Sewa Peralatan Survey
1 Total Station ( 1 Unit x 2 Bln) 2 UB 6,450,000.00 12,900,000.00
2 Water Pass ( 1 Unit x 2 Bln) 2 UB 1,475,000.00 2,950,000.00
3 Alat Bantu 1 Ls 1,100,000.00 1,100,000.00
Sub Jumlah C 16,950,000.00
D Pelaporan
Belanja Fotocopi dan Penggandaan
1 Laporan Pendahuluan 5 eks 90,000.00 450,000.00
2 Laporan Akhir 5 eks 475,000.00 2,375,000.00
3 CD Laporan 5 Keping 9,550.00 47,750.00
Sub Jumlah D 2,872,750.00
E Eksphose
1 Presentasi Laporan Pendahuluan 20 Org 27,500.00 550,000.00
2 Bahan paparan Laporan Pendahuluan 20 Org 10,000.00 200,000.00
3 Presentasi Laporan Draft Akhir 20 Org 27,500.00 550,000.00
4 Bahan paparan Laporan Draft Akhir 20 Org 12,500.00 250,000.00
Sub Jumlah E 1,550,000.00
JUMLAH TOTAL BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL (A+B+C+D+E) 29,672,750.00

Anda mungkin juga menyukai